High School DxD (Indonesia):Jilid 20 Life.1

From Baka-Tsuki
Revision as of 05:41, 30 September 2016 by Setia (talk | contribs) (Created page with "==Life.1 Kegelisahan Konsultasi Karir== ===Bagian 1=== Pagi, beberapa hari kemudian— ...Meskipun cuaca baik-baik saja, suasana hatiku masih belum membaik. Aku sudah bangu...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Life.1 Kegelisahan Konsultasi Karir

Bagian 1

Pagi, beberapa hari kemudian—

...Meskipun cuaca baik-baik saja, suasana hatiku masih belum membaik. Aku sudah bangun pagi, tapi aku tak bisa tidur dengan baik sejak hari itu karena aku khawatir tentang keselamatan Ravel. Tidak hanya aku; itu juga diterapkan untuk teman-temanku. Aku tidak tidur dengan baik tadi malam, dan agak murung selama sarapan. ...Mungkin karena Rias dan Asia tidur bersama denganku, mereka juga merasa sulit untuk tertidur karena tidak ada berita, jadi kita membahas berbagai hal sia-sia. Saat sarapan, seperti biasa dengan orang tuaku di meja, bersama dengan Kuroka dan Ophis. Karena ekspresi kami berbeda dari biasanya, tidak ada dialog di meja... Sementara makan sarapan dengan diam, ibu menghela napas dan kemudian berkata padaku

"Ise! Besok adalah wawancara tiga arah, bukan? Apa kamu mengerti?"

...Begitu ya, begitu. Besok adalah wawancara karir tiga arah.

"…Yah, aku tahu."

—Itu adalah satu-satunya jawaban yang dapat kuberikan. Ibu membalas dengan sedikit heran.

"Ya ampun, kamu bisa lebih antusias dengan jawabanmu. Besok adalah wawancara tiga arah untuk mendiskusikan masa depanmu, bukan? Aku hanya menanyakan apakah kamu benar-benar mengerti."

Ibu tersenyum saat ia mengatakannya pada Asia

"Asia-chan, aku juga akan pergi."

"Iya, terima kasih, okaa-san."

Asia menghadapi kaa-san sambil tersenyum lembut.

"Ya ampun, tidak seperti kamu, Asia-chan begitu menyenangkan... Aku benar-benar tak bisa memahami laki-laki seusiamu."

Ayah melipat korannya dan dengan tenang berkata padaku

"Ise, bagi seorang pria, karir sangat penting. Besok, kamu perlu lebih antusias untuk membicarakan hal ini bersama dengan kaa-san dan sensei-mu."

Orang tua tersebut agak bertele-tele. Aku dengan acuh tak acuh menanggapi 'iya iya' sembari aku makan. Orang tuaku telah mengancurkan keheningan, dan Xenovia juga mulai berbicara

"Konsultasi karir, ya. Kalau dari pihakku, harusnya Suster Griselda... meskipun dia agak sibuk, itulah yang diharapkan."

Irina juga menoleh untuk membahas konsultasi karir

"Untukku... baik papa dan mama berada di luar negeri, jadi seharusnya aku bersama dengan Xenovia, juga bersama Suster Griselda..."

Apa Suster Griselda bertanggung jawab untuk semua orang di bawah asuhan Gereja? Yah, orang tua Irina berada di Inggris, sehingga mereka tidak akan mampu tepat waktu. Rossweisse-san melanjutkan

"Meski aku bukan sensei untuk kelas kalian, aku akan membantu kalian mempersiapkan beberapa informasi. Pokoknya, karir sangat penting. Mendiskusikan hal ini dengan orang tua kalian saat menggunakan kemampuan kalian sendiri untuk memilih arah karir kalian sangat penting."

Hm, ada perhatian dengan apa yang Rossweisse-san katakan. Ketika dia adalah seorang Valkyrie, tidak hanya dia mempunyai bakat, dia juga jenius ketika mengenai sihir. Saat dia bertanggung jawab atas membawa Odin pulang, ia tidak punya kesempatan untuk menampilkan kemampuannya. Tapi sekarang, bakatnya membuahkan hasil. Usianya tidak terlalu jauh dariku juga Rossweisse-san telah mengalami banyak hal... Ibu menghadapi Rias dan Akeno-san saat ia berkata

"Rias-san dan Akeno-san keduanya menunggu kelulusan mereka. Arah karir mereka sudah ditentukan, sehingga mereka bisa bersantai sampai musim semi."

"Akan menjadi hebat kalau itu terjadi, tapi ada yang harus dipersiapkan, sehingga kita tak bisa riang dan santai."

"Ufufu, itu karena kita akan menjadi mahasiswi."

Ibu tersenyum dalam menanggapi Rias dan Akeno-san.

"Iya, itu juga benar. Kalian akan mahasiswi. Ini tidak akan sama dengan SMA, jadi persiapan juga cukup penting."

Kehidupan universitas ya, aku belum bisa membayangkannya. Pada saat ini di tahun depan, bisakah aku memahaminya?

"Bagaimana denganmu Koneko? Siapa yang akan datang ke wawancara tiga arah?"

Xenovia bertanya pada Koneko-chan.

"…Untukku"

Sebelum dia bisa menyelesaikan, Kuroka menyela

"Aku akan pergi~♪? Karena aku Aneki-nya."

"...Meskipun aku bilang bahwa kamu tidak perlu datang, dari kelihatannya, kamu tampak antusias."

Koneko-chan mendesah dengan mata setengah terbuka.

"Itu sangat dingin, beneran deh Shirone. Jangan khawatir dan serahkan padaku. Aku cuma akan menggoda mereka dengan 'Saya sangat menghargai anak keluarga saya yang dalam perawatan Anda~♪?'. Dokumen catatan akan dilakukan begitu saja."

"...Guru wali kelasku adalah seorang wanita."

Koneko-chan menatap saat ia menjawab.

"Ara ara, ini benar-benar menyakitkan ~nyan."

Meskipun ia mengatakan itu, ekspresi Kuroka tampak bermasalah saat ia meletakkan sepotong tamagoyaki ke dalam mulutnya. Rias menghela napas setelah melihat tanggapan dari semua murid saat ini.

"Meski kalian semua memiliki pengalaman yang berbeda, konsultasi karir juga sangat penting. Kenapa kalian tidak membiarkan Akeno dan aku yang bisa bersekolah bebas mengurus hal-hal lain; kalian harus memikirkan tentang kehidupan sekolah dan masa depan, paham?"

["Iya."]

Kami menjawab serempak pada Rias, yang mana senior dan kakak kelas kami. ...Konseling Karir ya. ...Sosok Ravel yang berjanji bahwa kita akan bekerja keras bersama-sama terlintas di benakku.... Kalau aku tetap seperti ini, pikiranku tidak akan sangat stabil. Sekarang adalah waktunya untuk percaya pada Sirzechs-sama, Azazel-sensei dan Rias. Aku menggeleng dan mengatakan "Tambah lagi!" sembari aku memberikan mangkukku pad ibu.

Sementara aku berada di pintu mengenakan sepatuku sembari aku bersiap untuk berangkat ke sekolah, tiba-tiba Kuroka datang untuk menanyakan

"Kamu khawatir pada Birdy-chan, kan?"

Birdy-chan — itu Ravel. Itulah sebutan Kuroka pada Ravel.

"Tentu saja. Aku tidak sabar untuk pergi mencari dia sekarang, tapi..."

"Apa yang mantan gubernur katakan membuatmu percaya bahwa dia selamat, kan? Karena itu si mantan gubernur, bukankah lebih baik untuk terus terang percaya padanya?"

Menyelaku, Kuroka mengatakan itu. Orang ini, aku tidak berpikir bahwa dia benar-benar percaya Azazel-sensei. Jadi itu sebabnya ia bertindak seperti dia biasanya tidak saat sarapan. ...Tidak, mungkin itu melekat baginya untuk terus hidup seperti ini tanpa ada apa-apa yang berubah. Kuroka berkata pada Koneko-chan yang selesai mengenakan sepatu di sebelahku

"Shirone, meskipun kamu khawatir pada Birdy-chan, orang dewasa kadang-kadang bisa dipercaya, bukan?"

"...Terkadang, aku tak bisa percaya onee-sama."

Kuroka menertawakan komentar adiknya.

"Nya haha, beneren deh, 'terkadang' kamu tak bisa percaya padaku."

Ekspresi Kuroka benar-benar lembut. Berbicara dengan adiknya, kehidupan sehari-hari, dia benar-benar menikmatinya. Orang ini akan mungkin orang paling bahagia di antara kita saat ini. Itu karena dia dapat hidup bersama lagi seperti ini dengan adik berharganya yang telah terpisah.

"Kuroka-san, aku siap."

Le Fay berdiri di samping Kuroka saat ia melapor. Kuroka berkata

"Le Fay dan aku akan menggunakan cara kita sendiri untuk mencari Birdy-chan. Aku juga khawatir tentang dirinya saat ini. Jadi—"

Kuroka memeluk Koneko-chan dan aku sambil bicara

"Kalian harusnya khawatir tentang kehidupan sekolah kalian. Kalau kalian tidak menghadapi konsultasi karir dengan serius, Birdy-chan pasti akan marah, bukan?"

—Mn. ...Aku tidak pernah berpikir bahwa Kuroka akan mengatakan kata-kata bijaksana. Bahkan mata Koneko-chan sedikit lembab. Iya, itu sama seperti Kuroka katakan. Kalau kita tidak menghadapi konsultasi karir kita dengan serius, Ravel pasti akan marah ketika ia kembali. Meski manajer yang sangat imut, dia juga sangat ketat.

"Ah, kamu tidak perlu mengatakan itu padaku untuk tahu."

"…Iya, itu benar."

Kuroka tersenyum sambil menatap Koneko-chan dan aku. Bahkan saat kami khawatir tentang keselamatan Ravel, hari-hari berlalu.


Bagian 2

Keesokan hari sehabis sekolah—

Hari ini adalah hari yang diatur untuk konsultasi karir tiga arah. Para murid bergantian sesuai dengan jumlah murid mereka, dan mereka hanya menunggu di sekolah sebelum itu. Orang-orang yang mempunyai kegiatan klub akan melanjutkan kegiatan klub mereka yang sudah waktunya untuk dimulai. Itulah mengapa kita berkumpul di ruang klub gedung sekolah lama menunggu giliran kita. Untuk saat ini, orang tua dari masing-masing anggota akan berkumpul di gedung sekolah lama, dan menunggu bersama dengan anak-anak mereka sampai giliran mereka. Rias dan Akeno-san adalah siswi lulus, sehingga mereka tidak datang, dan masih mencari informasi tentang Ravel. ...Kita juga ingin membantu, tapi karena kita diberitahu untuk berkonsentrasi pada konsultasi karir kita, kita tidak punya pilihan selain menunggu. Selagi kita mengobrol di antara diri kita sendiri, yang pertama muncul di depan kita yakni—

"Halo semua. Yaa, Irina-chan."

Itu ayah Irina beneran!? Benarkah ini!? Dia benar-benar bergegas dari Inggris!? Bahkan sebagai putrinya, Irina lumayan terkejut.

"Papa!? Bagaimana papa bisa di sini!?"

Seru Irina. Dari tampaknya, dia tidak menghubunginya terlebih dulu dan tiba-tiba datang saja. ...Karena Anda datang, Anda harus menjelaskan kepada putri Anda sendiri. Bukankah ini juga mengejutkan Anda? Ayah Irina tertawa terbahak-bahak.

"Bukankah ini yang diharapkan? Ini kan konsultasi karir masa depan anak imutku, bukan? Sebagai seorang ayah, tentu saja aku harus melewatkan kerja dan bergegas kemari."

"Ya ampun papa, Michael-sama akan marah, tahu!?"

Irina menggembungkan pipinya saat dia marah...tapi Michael-sama tidak akan marah atas hal kecil seperti ini. Menuju putrinya yang marah, ayah Irina tertawa terbahak-bahak saat ia pura-pura tidak mendengar.

"Aku menyerah, tentu saja itu adalah lelucon. Sesuatu baru tiba ke Jepang jadi aku bergegas. Tidak, bagaimanapun, putri malaikatku terlihat sangat imut ketika dia marah."

Papa Irina benar-benar tidak pernah berubah. Kita tersenyum saat kita melihat sepasang ayah dan anak itu. Tiba-tiba, ayah Irina datang menujuku dan berbisik

("Ngomong-ngomong, Issei-kun")

("Hmm, ya?")

Ayah Irina tiba-tiba bertanya padaku dengan wajah mesum

("Itu...kamu menggunakannya? Bagaimana hasilnya?")

–Apa-apaan itu! Itu, dia hampir pasti membicarakan tentang kamar itu! Kamar yang Surga kembangkan agar Malaikat bisa melakukan hal-hal ecchi dengan ras lain tanpa khawatir! Semua yang diperlukan adalah dengan menempelkan gagang pintu spesial ke pintu, dan kamu akan bisa memasuki kamar misterius ini. Ini adalah kamar yang Michael-san pribadi perintahkan untuk dilakukan; Aku benar-benar tak bisa mengerti apa yang Surga pikirkan!

("I-Itu, aku...bagaimana aku harus mengatakannya...")

Aku tidak tahu bagaimana untuk menjawab! Tunggu, pada kenyataannya, satu-satunya orang yang menggunakannya adalah Irina dan Xenovia yang hanya membuatku malu ...kalau mereka biasanya mengundangku, itu adalah tempat yang ingin aku menyelam ke dalamnya. Tapi, kedua gadis itu mengganti gagang pintu ketika aku berencana untuk menggunakan kamar mandi, dan ketika aku pulang dengan lelah dari pekerjaan Iblisku dan ingin kembali ke kamarku sendiri, mereka berlari dan menarikku. Mereka hanya belum pernah mempertimbangkan situasi dan terus memberiku kejutan! Pada saat seperti itu aku hanya bisa mengatakan hal-hal seperti 'ayo kita ke kamar yang terpisah...' Tapi aku tidak mau! Tidak semuanya! Aku benar-benar ingin memberitahu mereka bahwa waktu mereka terlalu aneh! Yah, kalaupun aku bilang bahwa aku mau, gadis-gadis lain juga akan melihatnya, jadi aku sangat berharap bahwa mereka tidak datang tanpa memikirkan kesulitan! Pada dasarnya, untuk Irina (+ Xenovia) yang tak bisa membaca suasana hati sama sekali, mereka terlalu terobsesi dengan benda itu. Belakangan ini, Akeno-san dan Kuroka meminjamnya untuk digunakan. ...Pokoknya, kumohon biarkan aku menggunakan kamar mandi.

("Aku menantikan cucuku.")

Apa! Ayah Irina menepuk punggungku saat ia berkata demikian...ia benar-benar mengatakan 'cucu' tiba-tiba! Dia benar-benar mirip dengan orang tuaku. Jadi itu sebabnya ia sering berbicara dengan orang tuaku. Benar saja, sejenis menarik sejenis, dan orang-orang berkumpul bersama seperti itu.

"Tunggu, papa, apa yang papa bicarakan dengan Ise-kun?"

Irina tampak agak khawatir tentang percakapan bisik-bisik antara ayahnya dan aku. Awalnya, yang seharusnya sudah menjadi rahasia dari putrinya, tapi ossan ini penuh kemenangan mengumumkan keras-keras padanya.

"Hahaha, aku hanya bertanya tentang situasi kamar itu!"

Mendengar dia mengatakan itu, wajah Irina tiba-tiba memerah!

"Mmm! Y-Ya ampun. Papa, jangan membicarakan tentang topik itu di depan putrimu dan teman masa kecilnya!"

Irina menjadi semakin marah, tapi ayahnya—

"Irina-chan juga imut ketika dia marah."

Tidak peduli sama sekali, dia terus tertawa riang. ...Ah, aku benar-benar tak bisa mengatasi ayahnya setiap kali. —Selagi aku memikirkan hal ini, sepertinya Xenovia tengah menikmati dirinya sendiri saat dia melihat ini.

"Fufufu, pihak Irina benar-benar tidak pernah berubah."

Karena urusan OSIS, Xenovia datang ke ruang klub jauh lebih sedikit sering. Karena hari ini adalah konsultasi karir, dia sudah selesai dengan urusannya di OSIS lebih awal, dan menunggu giliran di ruang klub.

"Bicara tentangmu Xenovia, apa Griselda-san datang?"

Setelah mendengar pertanyaanku, Xenovia mengangguk.

"Ah, awalnya itu yang terjadi, tapi dia agak sibuk, jadi hari ini seseorang hari ini—"

"Seseorang? Apa yang kamu bicarakan? Halo, Xenovia."

Eh, orang yang membuka pintu dan berjalan masuk adalah Griselda-san! Xenovia, yang berpikir bahwa dia tidak datang sangat terkejut.

"S-S-Su-Suster Griselda! ...A-Anda datang."

Mendengar nada suara terkejut Xenovia, Griselda-san mendesah sambil berkata

"Tentu saja. Walimu kan aku. Jadi, akhirnya kita bisa mengonfirmasi isi wawancara tiga arah ketika kita pergi ke sana."

Dia mengatakan itu saat dia meraih tangan Xenovia dan menariknya ke satu sisi.

"A-aku tidak memerlukan konfirmasi apa pun. Arah karir masa depanku sudah dikonfirmasi."

"Masa depan yang kamu putuskan adalah 'paling mungkin samar' dan kasar. Dengarkan aku, dan bersama denganku untuk pergi lagi."

Dengan kekuatan yang menindas, biarpun itu Xenovia—

"Eh, aku bukan tandingan Suster..."

Dia menyerah. Mereka berdua duduk di sofa selama mereka menegaskan kembali hal-hal yang akan dibahas dengan guru. Di depan pengasuhnya, Irina dan Xenovia menunjukkan ekspresi yang jarang terlihat, itu agak menyegarkan. Untuk anggota lain...Ibu untuk Asia dan aku, Koneko-chan memiliki Kuroka sebagai walinya, jadi siapa yang akan datang untuk Kiba dan Gasper?

"Hei, Kiba, Gasper, siapa yang datang untuk kalian?"

"Keluarga Gremory mengirim seseorang setiap tahunnya untukku, ada pegawai yang akan terlihat agak terkait denganku. Aku pikir Gasper juga sama seperti aku?."

Kiba menanyai Gasper, dan Gya-suke menjawab dengan 'iya'. Ah — jadi begitu ya. Keluarga Gremory mempunyai banyak pegawai, jadi kalau mereka terlihat dekat, pasti ada orang yang terlihat mirip dalam penampilan dengan Kiba atau Gya-suke.

"Ngomong-ngomong, bagaimana Tosca-san?"

Belakangab ini, Kiba telah bersatu kembali dengan mantan rekannya yang selamat – Tosca-san, jadi aku bertanya tentang kondisinya saat ini. Tosca-san sesekali akan datang ke kediaman Hyoudou untuk belajar tentang Jepang dari Rias, Asia, serta Koneko-chan. "Mn, terima kasih sudah merawatnya." Meski ia adalah seseorang yang terkait dengan Gereja, untuk kehidupan sehari-hari, dia sudah diurus oleh Rias, Koneko-chan, Xenovia dan Irina-san. Anehnya, Kiba dan Asia memperkenalkannya kepada Kiryuu, yang juga menjadi teman baiknya. Aku mendengar bahwa ia mengajari Tosca-san banyak hal tapi... supaya Tosca-san tidak menjadi seorang gadis mesum, aku harus mengawasi dia.

"Untuk Valerie dan Tosca-san saling bergaul, yang juga membuatku merasa nyaman."

Tambah Gya-suke. Aku mengerti, dia juga mampu bergaul dengan baik dengan Valerie, bagus juga; itu lebih baik daripada apa pun kalau dia bisa hidup damai di kota ini bersama dengan teman barunya. Tok tok, seseorang mengetuk pintu.

"...Umm, apa ini tempatnya?"

Orang yang muncul di ruang klub itu ibu. Asia dan aku menjadi sedikit gelisah—. Selama waktu mereka sedang menunggu, ibuku dan ayah Irina memulai percakapan di antara orang tua dengan suasana yang menyenangkan; Irina dan aku sama-sama malu tentang mereka!

Akhirnya giliranku untuk wawancara tiga arah.

Asia sudah selesai wawancara sebelum aku. Duduk di dalam kelas hanya tiga orang, wali kelasku, ibu dan aku. Sejak SMA dimulai, aku selalu merasa bahwa wawancara seperti itu sulit. Aku adalah tipe murid yang tidak ingin hadir di wawancara ini. Toh, dua orang dewasa yang biasanya paling rumit (orang tua dan guru wali kelas) saling berhadapan saat aku duduk di antara mereka-. Bahkan ibu telah berdandan untuk datang ke sekolah. Pada saat anak laki-laki seusiaku tidak tahan, aku pasti tidak ingin teman-teman sekelas atau teman-temanku melihat ini! Dalam kelas yang diam, ibu dan aku duduk berdampingan, dan setelah kami disambut sensei yang duduk di hadapan kami, kami mulai membahas sikapku di sekolah dan prestasi akademik. Kemudian, lima menit kemudian, akhirnya memulai ke topik utama dari wawancara, sembari kita mulai membahas karirku. Guru wali kelasku berkata

"Perkembangan Hyoudou-kun mau adalah untuk belajar di Universitas Akademi Kuoh setelah lulus."

"Iya."

Balasku. Itu benar, pertama aku harus pergi ke universitas, dan karena aku bisa masuk Universitas Akademi Kuoh, aku akan secara alami ingin melanjutkan dengan sistem tangga berjalan ke universitas.... Ada juga murid yang ingin masuk universitas lain, tapi tak ada universitas tertentu yang kutuju. Evaluasi Universitas Akademi Kuoh sangat baik, jadi aku berencana untuk melanjutkan pendidikanku di sana. Asia, Xenovia, Irina, Kiba (+ Kiryuu, Matsuda, Motohama) juga memiliki pendapat yang sama denganku. Dengan kata lain, kalaupun kita pergi ke universitas, kita akan bersama-sama. Mereka yang lebih muda dariku juga memikirkan hal yang sama; mereka berharap untuk bersama lagi di universitas sesudah dua tahun dengan Rias dan Akeno-san yang akan lulus sebelum kita. Akan lebih baik untuk mendirikan sebuah [Klub Penelitian Ilmu Gaib] di universitas. Setelah bu guru berpikir bahwa tidak ada masalah dengan rencanaku yang mendatang, dia bertanya padaku lagi

"Hyoudou-kun, kamu memutuskan tentang apa yang terjadi sesudah itu? Apakah kamu mendiskusikannya dengan Okaa-san 'mu?"

Mendengar pertanyaan ini, ibu meletakkan tangannya di pipi saat ia tampak sedikit bingung.

"...Tidak, saya dan suami saya tidak–"

Ah – ya…. Meski kubilang bahwa aku harus pergi ke universitas, aku tidak membicarakn tentang apa yang terjadi sesudah itu. Aku berkata kepada sensei dan ibu sembari aku menggaruk pipiku dengan jari

"Oh, itu... saat ini saya berencana untuk bekerja di bawah asuhan otou-san Rias...buchou, senpai, bukan, otou-san Rias Gremory-senpai..."

Apa yang harus kukatakan pada kesempatan ini? Aku tak bisa bilang bahwa itu adalah pekerjaan Iblis, sehingga harusnya baik-baik saja untuk mengatakan salah satu perusahaan keluarga Gremory, kan? Toh, tidak hanya di Dunia Bawah, melainkan juga di dunia manusia keluarga Gremory mempunyai banyak perusahaan.

"Otou-san senpai mempunyai banyak perusahaan, dan saya berencana untuk mencari pekerjaan di sana sehabis lulus dari universitas."

Seperti yang kukatakan ini, sensei sepertinya menjadi lebih tertarik.

"Milik Gremory-san? Ah, Hyoudou-kun memang anggota dari Klub Penelitian Ilmu Gaib."

Guruku kemudian berkata 'Oh, saya mengerti' karena mereka mengangguk. Awalnya, Rias adalah salah satu selebriti sekolah, sekolah itu sendiri memiliki koneksi dengan keluarga Gremory. Nama Gremory hanya harus disebutkan, dan guru kelas maka akan setuju.

"Kalau dipikir-pikir, Gremory-san dan Argento-san hidup dengan keluarga Hyoudou-kun. Jadi, orang tua Gremory-san sudah berbicara denganmu, Hyoudou-kun, dan sudah membahas masalah ini denganmu?"

Ibu menjawab

"Eh, itu benar. Gremory-san sudah berkunjung beberapa kali, dan bahkan sudah membantu kami merenovasi rumah kami... keluarga kami benar-benar berutang budi kepada Gremory-san."

Itu benar, keluarga kita benar-benar sudah diurus oleh mereka. Semacam transformasi besar-besaran, serta pekerjaan berikut ini; kita benar-benar berterimakasih untuk itu... Sensei bertanya lebih lanjut

"Jadi bisa dibilang, itulah alasan mengapa Hyoudou-kun berencana untuk bekerja di salah satu perusahaan Gremory-san? Apakah kamu sudah berbicara dengan Gremory-san tentang itu sebelumnya?"

"Ah ya. Sepertinya, oyago-san tahu tentang itu."

Jawabku...mungkin dia menyadari hal itu. Sebagai anggota budak-budak Rias, ia pasti kurang-lebih menerimaku. Juga, ketika kita pergi ke Dunia Bawah selama liburan musim panas, dia menyebutkan bahwa anggota budak-budak bisa mendapatkan wilayah mereka sendiri. Ibu yang disampingku berkata

"Tentu saja, saya ingat bahwa mereka mengoprasikan agen perjalanan dan agen hotel di berbagai negara, kan? Di Jepang; Tokyo, Kyoto, Osaka dan kota-kota besar lainnya mempunyai jaringan hotel yang dimiliki oleh mereka. Ah iya, mereka juga terlibat dalam industri film. Itu saja apa yang saya dengar dari Rias-san."

"Ka-Kaa-san, itu terlalu rinci."

Mereka memang punya sebuah hotel di Kyoto... dan bisnis mereka di industri film berhubungan denganku. Sesudah ibu mendengarku, dia meneruskan

"Ingat, di trimester pertama, setelah observasi kelas? Pada saat itu, bukankah otou-san dan onii-san 'nya datang ke rumah kita?"

Ah – hal seperti itu memang terjadi. Itu pada akhir trimester pertama. Topik kelasnya yakni mengukir tanah liat. Sesudah observasi kelas, ayah Rias dan Sirzechs-sama bertemu dengan orang tuaku dan mulai berbicara, datang ke rumahku setelah itu.

"Nah, pada saat itu, bukankah oyago-san Rias...-senpai mengatakan sesuatu?"

"Eh, iya.  'Aku berharap bahwa di masa depan Anda akan dapat mempercayakan anak Anda kepada kami' katanya. Bagi kami, itu adalah permintaan yang mustahil... yah, apa yang benar-benar kamu rencanakan? Kami belum sungguh-sungguh bertanya padamu apa yang kamu pikirkan, tapi kami berharap bahwa kamu akan memikirkan baik-baik tentang itu."

Ibu bertanya padaku, seakan berusaha mengonfirmasi jawabanku. Aku mengerti,  jadi itulah yang pihak Gremory katakan. Ini mengingatkan bahwa aku akan melanjutkan sebagai anggota budak-budak Rias, dan aku juga ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga Gremory untuk perawatan mereka. Kediaman Gremory benar-benar Iblis kelas tinggi terbaik! Meskipun kami berterima kasih atas kebaikan keluarga Gremory, orang tuaku masih ingin mengonfirmasi apa niatku dan menghormatiku, aku benar-benar berterima kasih kepada mereka.... Ayah dan ibu berpikir bahwa aku mungkin memilih jalan lain. ...Aku benar-benar tak ingin membiarkan orang tuaku khawatir. Selain itu, aku masih — masih menyembunyikan identitasku yang sebenarnya dari mereka. Aku mengangguk, dan berkata kepada ibu dan bu guru

"Yah, itu benar. Setelah lulus dari universitas, saya akan bekerja di perusahaan Otou-san senpai. Tapi, saya punya mimpi lain... Saya ingin menjadi mandiri dari perusahaan Gremory di masa mendatang... dan mendirikan perusahaan sendiri."

Ya, mimpiku selanjutnya – untuk menjadi mandiri dari Rias, memiliki budak-budak sendiri, dan memiliki karirku sendiri sebagai Iblis saat aku berpartisipasi dalam Rating Game! Selain itu, aku hampir akan hidup selamanya, jadi kalau mimpi dan ambisiku tidak tercapai, maka tidak akan sebanding dengan usaha; itulah yang Iblis sesepuh katakan padaku sebelumnya! Dengan tujuan yang lebih tinggi, bahkan lebih dari mimpi dan keinginan bisa dicapai! Aku mengungkapkan pikiranku pada mereka di tempat itu. ...Tentu saja, aku menyamarkan segala yang berkaitan dengan Iblis.

"Mungkin anak perusahaan dari keluarga Gremory, tapi meski begitu, saya ingin memulai sebuah perusahaan dengan mengandalkan diri sendiri. Saya ingin mendirikan perusahaan berikut ide-ide saya sendiri. Membangun di kota ini akan menyenangkan, atau membangun di negara asal senpai juga akan bagus."

Menggunakan Kota Kuoh sebagai titik awal akan bagus. Pada saat itu, aku tidak tahu apa yang akan kulakukan kalau wilayahku tumpang tindih dengan wilayah Rias. Pada saat itu, mungkin akan lebih baik kalau kita membahasnya dengan jelas. Saat itu, aku mengungkapkan semua pikiran dan ide-ide...ibu disampingku agak terkejut.

"Kamu benar-benar mempertimbangkan sebanyak itu?"

Meskipun aku mengatakan itu, dia tampaknya tidak percaya padaku, dan ekspresinya menunjukkan bahwa itu benar-benar tak terduga.

"Ah, yah, saya kira. Toh, itu adalah masa depan saya sendiri, jadi saya setidaknya harus memikirkan hal itu pada situasi ini."

Meskipun itu adalah apa yang kukatakan.... Tentang hal itu, aku belum berbicara dengan orang tuaku tentang hal itu, sehingga mereka akan terkejut. Kalaupun mereka tidak melihatku seperti itu, aku masih punya mimpi. Meskipun menjadi seorang harem king adalah mimpi teratasku, aku tidak mungkin mengatakan itu! Ibu pasti akan memukul kepalaku, dan itu akan memberikan sensei-ku cukup kejutan. Guru wali kelasku mengatakan dengan senyum pada ibu

"Okaa-san, putra Anda, Issei-kun mendadak populer di kelas, lho? Terutama dengan siswi pindahan dari luar negeri; Argento-san, Shidou-san, dan Quarta-san sering di bawah penjagaannya. Saya juga melihat bahwa sepanjang waktu. Ini bukan hal yang mudah. Kalau Anda ingin tahu lebih banyak tentang budaya asing yang populer di sekolah, maka Anda hanya bisa meminta Issei-kun; itulah apa yang kita katakan bahkan antara guru."

...Reputasiku di sekolah tidak pernah sangat baik, pada dasarnya tidak pernah ada pujian sama sekali. Belakangan ini, reputasiku dengan gadis-gadis tampaknya telah membaik. Kiba... juga telah berkata pada para gadis hal baik tentangku. Cara mereka melihatku sudah berubah sedikit demi sedikit. Tentu, orang harus mempunyai teman seperti ini! Kalau itu Matsuda dan Motohama, mereka tidak akan mampu melakukan hal-hal seperti itu! Si pria tampan itu sangat menakjubkan. Kiba! Terima kasih banyak! –Sementara aku memikirkan itu, sensei, yang baru memujiku, mendesah tak berdaya.

"Hanya saja, sedikit terlalu banyak kemesuman telah menjadi masalah. Ada keluhan dengan para siswi..."

"Saya sangat menyesal! Saya sangat menyesal! Kemari, Ise! Kamu juga perlu meminta maaf!"

Benar-benar ibu, ia segera menekan kepalaku dan meminta maaf segera sesudah dia mendengar ini. Uh – karena dia mengatakan itu, aku tidak punya pilihan selain meminta maaf!

"Aku minta maaf karena terlalu mesum!"

Aku benar-benar menyesal pada usia ini! Dengan cara ini, dengan malu, gairah berdarah panas, dan akhirnya permintaan maaf, wawancara tiga arah berakhir. Tapi, impian masa depanku – juga termasuk pengerjaan mendatang bersama dengan Asia, Xenovia dan Ravel. Jadi, Ravel.... kamu harus selamat.

Saat makan malam di malam hari—

"Kakakaka! Sudah lama sejak aku bisa minum seperti ini!"

Di meja makan, ayah minum sake dengan gembira. Ayah, yang mendengarkan ibu tentang isi wawancara tiga arah, terkesan dengan masa depan yang kubicarakan. Dia senang, tapi pada saat yang sama, dia juga menangis.

"Oh! Si Ise itu, putraku yang cuma punya nafsu birahi yang kuat! Aku tak berharap bahwa ia benar-benar akan mempertimbangkan masa depan semacam itu..."

Sakana Tou-san sebenarnya aku. Ini sungguh sangat memalukan. Semua gadis tersenyum kecil dari sisi saat mereka menyaksikan ayah... Sesudah ibu mendengar apa yang ayah katakan, dia juga sungguh-sungguh berkata

"Sungguh, aku juga lumayan terkejut dengan itu. Ketika aku mendengar bahwa Gremory-san berencana untuk membiarkan Ise bekerja di salah satu perusahaan sehabis lulus dari universitas, aku berada di bulan. Tapi Ise, kamu betul-betul mempertimbangkan sedemikian banyak... sekarang, aku sangat terharu sampai-sampai aku ingin menangis."

Aahhh, dia benar-benar mulai menyeka air mata dari sudut matanya! Dengan dua orang dalam keluargaku, aku akan mati karena malu. Kumohon berhentilah!

"...Ini benar-benar bukan masalah besar, saat ini, murid SMA bisa mempertimbangkan masa depan mereka sendiri sejak dini."

—Meskipun aku mengatakan itu untuk menutupi rasa maluku, ayah dan ibu bahkan lebih bahagia. Lalu, ayah mengangkat cangkirnya saat ia berkata kepada ibu

"Apapun itu, hari ini adalah hari yang dirayakan dengan sake! Kaa-san, bawa aku botol sake mahal yang Sirzechs-san beri padaku beberapa waktu  lalu!"

"Iya, iya, aku tahu. Ya ampun, kamu tidak seperti orang dewasa sama sekali."

Ibu bangkit untuk mengambil sake dari dapur. Ah — ah, sungguh, mereka itu. Situasiku tak perlu terus terulang. Aku tahu alasannya...itu hanyalah sesuatu yang kukatakan pada saat itu. Duduk di sebelahku, Rias berkata

"Ise, kamu perlu memberitahu orang tuamu tentang masa depan."

"Eh? Yah, biarkan saja itu. Aku ingin mengatakan itu pada waktu yang paling cocok."

Sejak aku telah bereinkarnasi sebagai Iblis, aku akan menemui segala macam situasi, jadi aku tak pernah bisa menemukan waktu yang tepat untuk memberitahu mereka. Tapi, tujuan masa depan ini hanya karena aku telah bereinkarnasi sebagai Iblis, dan sangat berbeda dari apa yang ada dalam pikiranku tahun lalu. Tahun lalu, aku  hanya samar-samar berpikir 'Untuk saat ini, aku hanya akan pergi ke universitas lebih dulu'. Orang tuaku juga menyadari itu. Rossweisse-san juga mengatakan kepadaku dengan tatapan serius

"Ini tak bisa dilakukan. Kamu harus berbicara dengan keluargamu tentang masa depanmu. Kalau kamu tidak menjelaskan kepada mereka, mereka mungkin tak bisa mengerti, dan bahkan mungkin lepas kendali. Kamu tidak berbicara dengan jelas tentang masa depanmu di tahun kedua dengan keluargamu, sehingga keluarga dan guru di sekolah mendapat banyak kesulitan, Ise-kun."

Itu kata-kata yang benar-benar cocok sebagai guru.... Tapi aku tidak bicara. Apa Rossweisse-san itu benar. Meskipun aku terus-menerus mengalami hal sesudah aku bereinkarnasi, aku berbicara dengan keluargaku kurang dari yang kulakukan sebelumnya.... Sesudah mendengar apa yang Rossweisse-san katakan, dipimpin oleh Xenovia, yang lain juga setuju.

"Seperti yang diharapkan dari guru Akademi Kuoh."

Koneko-chan juga mengangguk

"...Meskipun ia kadang-kadang lupa posisinya, dia benar-benar seorang guru."

Yah, kenyataannya, dia adalah seorang guru. Setelah pipinya secara bertahap berwarna merah, Rossweisse-san batuk ringan untuk membersihkan tenggorokan dan kemudian melanjutkan

"Semua orang yang hadir di sini akan bekerja di salah satu perusahaan keluarga Gremory setelah lulus dari universitas mereka, kan? Bahkan di antara kami staf pengajar, kita lihat kalian sebagai [anggota Gremory yang dinantikan]."

Eh — jadi itu ya panggilan kita. [Anggota Gremory yang dinantikan] ya. Mayoritas orang di sini mempunyai itu, dan hanya Irina yang dikaitkan dengan Gereja yang tidak punya.

"Ngomong-ngomong, adakah [anggota Sitri yang dinantikan] juga?"

—Tanya Rias. Ah, para anggota budak-budak Sitri. Sona-zenkaichou juga anak orang kaya, dan guru juga tahu itu. Selagi kami tengah mendiskusikan informasi tentang sekolah, ayah menangis sambil memegang tangan Rias, saat ia menundukkan kepalanya dan berkata

"Bukan cuma Ise, bahkan Asia-chan telah menerima undangan dari perusahaan keluargamu, Gremory-san. Masa depan dua anak keluargaku benar-benar cerah! Aku benar-benar tidak cukup bisa berterima kasih pada keluarga Gremory. Terima kasih banyak, Rias-san!"

Aaaahhh, ia meletakkan tangannya di sekitar Rias setelah ia mabuk. Ah, aku benar-benar tak bisa menghentikannya pada waktunya! Meskipun Rias terkejut, dia langsung tenang dan tersenyum sambil berkata

"Bukan apa-apa, bagi kami, kami hanya ingin memastikan bahwa kami memiliki sumber daya manusia yang berharga sejak awal. Atas dasar ini, apakah itu Ise atau Asia, chichi dan ani-ku mereka berdua berpikir bahwa akan berharga di masa depan."

"Uooh, aku benar-benar sangat bersyukur, untukmu mengatakan ini, aku bahkan lebih lega!"

"Untuk Ise dijemput oleh Rias-san, masa depan keluarga kami benar-benar terlalu beruntung."

Kata-kata Rias menyebabkan orang tuaku meneteskan air mata sukacita. Asia yang merupakan bagian dari itu tampaknya tak bisa berkata-kata, dan aku hanya bisa menutupi wajahku yang malu dengan tanganku. ...Yah, kalau lain kali aku memberitahu mereka tentang masa depan adalah sesuatu seperti ini, reaksi mereka pasti jauh lebih besar. Lain kali, aku pasti perlu berbicara dengan mereka secara berkala, kalau tidak, aku benar-benar tidak akan mampu bertahan dari ledakan emosi seperti ini. Kita anak-anak mempunyai pikiran kita sendiri. Sesudah aku mengatakan itu sebentar, aku terus makan malam dengan semua orang.

Sehabis makan malam yang penuh rasa malu, semua orang kembali melakukan hal-hal mereka sendiri di malam hari. Masih belum ada kabar terbaru Ravel; sesudah aku menghabiskan waktu di ruang tamu sehabis mandi, aku pergi ke lantai dua. ...Di koridor lantai dua ada sebuah kotak kardus yang sangat besar.

"... Apa yang terjadi dengan kotak kardus itu? Siapa itu, dan kenapa di sini?"

Aku bergerak sedikit lebih dekat pada kotak kardus itu... mungkinkah Gasper ada di dalamnya? Cuma dia yang akan masuk ke sana. Kalau begitu kenapa dia bersembunyi di dekat kamarku? Aku merasa bahwa itu agak aneh, jadi aku membuka kotak untuk melihatnya -

"..."

Di dalam aku melihat seorang gadis berambut pirang. Duduk di dalam dalam bentuk segitiga itu — Valerie! Sesudah mata merahnya melihatku, dia tertawa ringan.

"Ah, halo."

High school DxD Volume 20 Page 48.jpeg

"V-Va-Vaalerriee—!"

Koridor bergema dengan bunyi kejutanku. Tentu saja! Sebuah kotak kardus berdiri di koridor cukup alami. Aku berpikir bahwa Gasper berada di dalamnya, dan tidak mengharapkan untuk melihat Valerie segera sesudah aku melihat ke dalam!

"Iya, ini aku."

Sesudah mengatakan itu, dia langsung berdiri dan keluar dari kotak kardus. Beberapa waktu lalu, sebagai hadiah untuk menekan pemberontakan prajurit Gereja, kami memperoleh sebuah fragmen Holy Grail asli dari sosok terkuat dalam Gereja. Sesudah mengubahnya menjadi kalung, Azazel-sensei memberikan itu padanya. Dengan cara itu, dapat dikatakan bahwa kami berhasil membantunya untuk mendapatkan kembali kesadarannya. Mungkin karena dia adalah separuh vampir, sesudah sadar kembali, dia segera bisa keluar dari tempat tidur dan berjalan-jalan... tapi meski begitu, dia masih harus berhati-hati, sehingga tindakannya terbatas.... Tapi, aku benar-benar tidak berharap bahwa dia akan datang ke rumahku, dan juga bahwa ia muncul dalam bentuk kotak kardus.

"K-Kenapa kamu di dalam kotak kardus..."

Dia baru saja sadar, sehingga gerakannya tidak sangat baik, itulah sebabnya aku bertanya. Aku khawatir tentang Valerie, tapi dia membalasnya dengan senyum

"Aku meniru Gasper. Gasper hanya perlu masuk ke kotak kardus untuk tenang, jadi aku juga ingin mencobanya."

...A-Aku mengerti. Apa jenis pengetahuan budaya dia pelajari setelah sadar mengenai budaya Jepang untuk pertama kalinya! Tidak, itu tak bisa dipastikan bahwa Valerie bertanya pada Gasper tentang dirinya ini.

"...Ah, terserah. Jadi, bagaimana tubuhmu?"

Aku mendesah saat aku bertanya. Valerie, menjawab monoton padaku dengan nada malas

"Tak apa-apa, berkat perawatan. Berkat lingkaran sihir transportasi, aku bisa datang ke rumahmu sebentar. Hari ini, aku datang bersama dengan Gasper."

Juga, itu akan cukup berat baginya kalau dia datang langsung dengan berjalan kaki. Bepergian menggunakan lingkaran sihir transportasi itu agak lebih baik. Ngomong-ngomong, Gya-suke juga datang.

"Saat ini Gasper bersama dengan Koneko-san mempersiapkan catatan untuk Ravel-san. Aku tidak ingin mengganggu mereka sehingga aku keluar untuk berkunjung kemari."

Ujar Valerie. Jadi Gasper sebenarnya dengan Koneko-chan menulis catatan untuk Ravel-san yang tidak masuk sekolah... Dia benar-benar kouhai baik yang melakukan sesuatu demi teman-temannya. Tiba-tiba, Valerie menatap ke arah tertentu dari koridor, dengan kepala berpaling ke samping saat dia berkata

"Kalau dipikir-pikir, aku tak bisa mendengar suara-suara 'semuanya'.... Ini benar-benar aneh."

—Hm. ...'Semuanya' dirujuk pada efek samping yang datang dari Holy Grail yang berdiam dalam dirinya. Dia bisa melihat orang-orang berkeliaran di dunia lain. Dia bahkan mampu berkomunikasi dengan mereka. Awalnya, sensei berkata bahwa ini adalah mustahil. Dan kalau dia terus melakukannya, pikirannya akan rusak. Ketika kita melihat Valerie sebelumnya, karena dia mempunyai terlalu banyak kontak dengan orang-orang dari sisi lain, hal itu telah menyebabkan pikirannya menjadi rusak. Tapi, saat ini Valerie tidak lagi menggunakan Holy Grail yang berdiam di dalam tubuhnya, dan dia juga mempunyai kalung yang terbuat dari Holy Grail asli, jadi dia tampak jauh lebih baik daripada ketika kita melihatnya di Rumania. Aku tak ingin mengejar topik ini lebih jauh, jadi aku mengubah topik sembari aku bertanya sambil tersenyum

"Kalau ada sesuatu yang susah untukmu dalam kehidupan sehari-harimu, katakan saja, dan semua orang akan membantumu."

"...Eh, kalau kamu bilang begitu."

Valerie mengangkat jari dan menekannya dagunya saat ia mulai berpikir—.

"Sepertinya tidak apa-apa. —Kalau aku bisa bersama dengan Gasper, maka aku tidak akan kesepian."

...Aku mengerti, selama dia mempunyai Gya-suke dia tidak akan kesepian. Kedua orang itu akhirnya bisa hidup bersama dalam damai. Itu tidak mudah baginya untuk bangun dari tidurnya yang mendalam, sehingga sama sekali takkan bisa jika mereka tidak hidup bersama dengan bahagia. Valerie menempatkan kedua tangannya bersama-sama seakan berdoa dan berkata padaku

"Juga, untuk semua orang yang tinggal di sisiku, aku benar-benar senang, hampir seakan mimpi..."

Mengatakan itu, itu membuatku benar-benar bahagia. Justru karena kita telah pergi ke negara golongan Tepes untuk bertempur sebelumnya. Iya, itu takkan bisa jika kita tidak menghabiskan setiap hari bahagia bersama dengan Valerie! Kita juga berharap untuk hidup tenang dan damai —Tiba-tiba, pikiran keselamatan Ravel tanpa diketahui terlintas di pikiranku lagi. Aku merasa sedikit kesepian. Melihat ini, Valerie berkata padaku

"Ravel Phoenix-san"

Valerie menatap langit-langit dan melanjutkan

"Ravel-san dan onii-sama 'nya Raiser-san, mungkin, masih hidup. Kurasa kamu akan bertemu mereka lagi segera."

Di mana dia melihat itu, dan bagaimana dia menyadarinya? Valerie tampaknya telah merasakan sesuatu saat ia mengatakan itu.

"... Kenapa kamu berpikir begitu?"

Valerie, setelah mendengar pertanyaanku, membuat ekspresi bingung.

"...Meskipun aku tak bisa benar-benar menemukan kata-kata untuk mengatakan itu, aku cuma tahu..."

...Begitu ya, kalau orang lain mengatakan itu, tidak akan ada banyak kredibilitas, tapi karena itu Valerie yang memiliki Holy Grail yang hidupnya tergantung dari dalam tubuhnya, itu jauh lebih kredibel.

"Terima kasih. Bagaimana aku harus mengatakan itu, rasanya kamu sudah sedikit menyelamatkanku."

Aku mengucapkan terima kasih pada Valerie. Jujur saja, aku masih khawatir. Tapi kata-kata Valerie memberiku perasaan telah selamat. Valerie terus tersenyum.

"Bahkan..seharusnya aku menjadi orang yang berterimakasih kepadamu. —Karena Gasper dan aku bersama lagi, aku benar-benar berterimakasih, terima kasih."

Valerie Tepes menunjukkan senyum cerah.

"Ah — Valerie! Di sini kamu ya! Kamu tidak boleh kabur dari kamar Koneko-chan! Tubuhmu belum sepenuhnya pulih!"

Berlari menuruni tangga dengan panik adalah Gasper. Dari tampaknya, ketika ia melihat bahwa Valerie telah menghilang dari kamar, ia cemas dan pergi untuk mencarinya. Untuk Gasper, asalkan ada hubungannya dengan Valerie, ia akan menjadi panik, ia tidak punya temperamen anak laki-laki sama sekali.

"Ini bukan waktu yang tepat untuk berjalan-jalan, kamu perlu untuk tetap dekat denganku."

"Ufufu, Gasper benar-benar tegas."

Lihat itu. Gasper cukup handal. Setelah mendapatkan seorang gadis yang dia butuhkan untuk dilindungi, anak laki-laki akan terus tumbuh lebih kuat. Melihat keduanya, hatiku merasa seperti sembuh. Lalu, seperti ucapan Valerie, prediksi menjadi kenyataan.


Bagian 3

Pada tengah hari keesokan hari—

Para anggota [DxD] didesak dipanggil ke ruang klub dari Klub Penelitian Ilmu Gaib. Azazel-sensei melihat kita semua sambil dia berkata

"Ada kabar yang jelas."

"Yah, kalau begitu, sensei!" Aku melangkah maju untuk bertanya, dan sensei menjawab

"—Raiser Phoenix dan Ravel selamat. Mereka juga tak ada masalah serius."

—Apa ... Aku terdiam. Diam-diam, air mata mengalir dari mataku. Kegelisahan di hatiku akhirnya tenang. Suasana hatiku akhirnya cerah. Melihat sekeliling, teman-temanku yang juga khawatir tentang Ravel mendesah, merasa nyaman.

"Koneko-chan, Ravel, dia selamat! Indah sekali!"

"Mn! Itu bagus! Gya-kun! Syukurlah! —itu benar-benar membuat kami khawatir sampai mati, Ravel bodoh! Bodoh banget...!"

Koneko-chan dan Gasper yang bersama dengan dia di tahun pertama menangis. Setelah menunggu kami untuk sedikit tenang, sensei menambahkan

"Orang yang memastikan keselamatan mereka adalah — Maou Ajuka Beelzebub."

Ini hanyalah satu hal setelah yang lain.