Tokyo Ravens (Indonesia):Volume 1 Chapter 3

From Baka-Tsuki
Revision as of 05:57, 29 January 2017 by Isko (talk | contribs) (→‎Bagian 2)
Jump to navigation Jump to search

Chapter 3 -Tentara Iblis Berlapis Baja

Bagian 1

Kerumunan Omyouji yang berada di festival kembang api sore itu, dengan segera menjadi sebuah berita.

Hal ini menyebabkan bertambahnya tren untuk tahun ini tentang kejahatan magis secara nasional, tetapi kebanyakan hal tersebut diselesaikan secara ‘internal’ dan kebanyakan penduduk tidak mengetahui hal tersebut. Di sisi lain, situasi ini menunjukan keunggulan untuk pihak Agensi Onmyou, tapi di sisi lain juga ini merupakan bukti bahwa potensi dari aktivitas Onmyouji –selain aktivitas yang berhubungan dengan mengusir bencana spiritual- di luar kemampuan masyarakat biasa.

Omyoudou yang sebenarnya berdasarkan teknik yang diciptakan untuk bertarung, dan karena hal tersebut, diberlakukan peraturan ketat dalam penggunaannya. Selain seseorang yang memang mampu dan berbakat, kebanyakan hanya memiliki kontribusi terbatas terhadap masyarakat.

Seperti kebanyakan bencana spiritual, Onmyoudou sekarang merupakan hal yang ditinggalkan oleh Yakou. Terlepas dari bagaimana terbatas dan terkontrolnya hal tersebut, Onmyoudou – dan juga Onmyouji terkadang akan mengamuk, menjadi galak dan tidak bisa diatur. Dan kejadian saat ini dapat digolongkan dalam situasi tersebut.

Dua jam setelah kejadian, Perwakilan Onmyou dan polisi lokal secara bersama mengadakan konferensi pers. Dalam konferesi pers tersebut dilaporkan bahwa korban hanya mengalami luka ringan dan tidak ada yang mengalami luka parah atau meninggal, dan mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa Tim Kedua dari Penyidik Sihir sedang memburu pelakunya. Dan juga bantuan sudah diberangkatkan ke tempat kejadian.

Para media mempertanyakan kekeliruan yang dialami Perwakilan Omyou, tetapi perwakilan yang ada di konferensi pers menyatakan bahwa mereka sedang dalam pembenahan situasi dengan kemampuan sepenuhnya. Setelah itu, para perwakilan tersebut menjawab setiap pertanyaan yang diberikan oleh para wartawan tanpa mengekspresikan sedikit pun keragu-raguan, yang dimulai dengan pernyataan tegas bahwa mereka akan menangkap pelakunya. Hanya, ada satu pertanyaan yang menjadi pengecualian.

Ketika para wartawan bertanya dugaan apa yang menyebabkan perkara ini, para Perwakilan Onmyou berhenti untuk beberapa detik sebelum memberikan sebuah jawaban singkat.

“Seorang peneliti.”

Bagian 2

Festival kembang api telah berlangsung hari sebelumnya, dan langit menjadi abu-abu berkabut, sama sekali tak menunjukan cuaca indah hari kemarin.

Sebuah topan nampak berangsur-angsur mendekati, yang efeknya kemungkinan akan berlangsung dari sore sampai dini hari. Awan tebal yang terisi embun mengelilingi tepat di setiap sudutnya, dan dengan angin yang menjadi kencang, tanpa ampun menghembuskan rambut-rambut pejalan kaki.

Pada jam sebelas di pagi hari, sebelum makan siang, di toko makanan cepat saji yang kosong...

Harutora dan Touji duduk di lantai dua dekat jendela.

Kelas musim panas masih berlangsung seperti biasa, tapi hari ini mereka telah dipulangkan lebih awal. Mereka duduk di bangku, saling menatap satu sama lain dengan atmosfer yang kurang menyenangkan yang tidak ada kalahnya dengan cuaca.

“Jadi—“

Touji memainkan bandananya, menatap Harutora.

“Kau belum mendapat respon dari Hokuto setelah kejadian itu?”

“......Benar, aku telah mengirimkan pesan tapi tak mendapatkan balasan, dan ia juga tidak mengangkat teleponnya.”

“Tapi kau telah mengonfirmasi kalau ia baik-baik saja.”

“......Setidaknya, begitulah terakhirku melihatnya.”

Harutora menjawab, mulai mengalihkan pandangannya dari Touji.

Touji meninggikan kepalanya, melirikan matanya seperti semuanya sudah terselesaikan.

“Kalau begitu itu tak apa.”

Kata Touji yang kemudian merentangkan tangannya untuk mengambil es kopi yang ada di meja.

“Itu benar-benar malam yang ribut, dan padahal badai saja belum terjadi.”

“............”

Harutora menundukan kepalanya dengan tak berkata apapun.

Memang benar, tadi malam merupakan malam yang mengerikan. Walau jika Harutora percaya bahwa keberuntungannya memang lebih buruk dari yang lainnya, namun tadi malam bisa disebut sebagai malam terburuk sepanjang hidupnya.

Pertama ia telah bertengkar dengan Hokuto, dan telah dikira sebagai orang lain, diancam oleh Pemimpin Suci, dan terlibat pertarungan sihir, dan akhirnya mendapatkan ciuman – yang bahkan ciuman pertamanya – yang mengerikan, dan tidak sengaja Hokuto memergokinya, yang kemudian menyatakan perasaannya sambil menangis. Ia benar-benar ingin berteriak ‘apa yang salah denganku?’

...Hokuto......

Tangisan Hokuto masih terngiang-ngiang di telinga Harutora.

Ia tidak tahu banyak tentang cinta. Sebenarnya, bahkan setelah kejadian semalam, ia masih tidak tahu bagaimana untuk menanggapi pernyataan Hokuto.

Harutora sangat jelas menyukai Hokuto, tapi perasaan tersebut berbeda dengan cinta. Tingkah laku dan cara berbicara Hokuto yang seperti lelaki membuat Harutora secara alami menganggap dirinya sebagai teman laki-laki.

...Tidak, sepertinya ini sedikit berbeda.

Ketika dipikir-pikir lagi sekarang, ia tidak benar-benar memikirkan apa rasa ‘suka’ yang dimilikinya terhadap Hokuto itu cinta atau bukan. Disengaja atau tidak, ia tidak benar-benar berusaha untuk mengetahui kebenarannya karena ia telah puas dengan keadaannya.

Setidaknya, keadaan tetap seperti itu sampai akhirnya kejadian kemarin terjadi.

...Bagaimana dengan sekarang?

Ia menanyakan dirinya, tapi ia tak mungkin mendapatkan jawabannnya dengan mudah. Sayangnya, otaknya tidak begitu ia banggakan dalam menanggapi masalah seperti ini, dan semakin ia pikirkan tentang dirinya dan Hokuto, semakin ia merasa otaknya benar-benar kacau, dan jawabannya berangsur-angsur kabur.

Yang ia ketahui adalah bahwa dirinya tidak ingin kehilangan Hokuto.

Karena kejadian kemarin malam, hubungan keduanya akan berubah di kemudian hari. Menghiraukan pada apa yang akan berubah nanti, ia ingin Hokuto untuk selalu bersamanya.

Dan perasaannya benar-benar tulus terhadap keinginannya.

...Yah.

Harutora mengangkat kepalanya, mencoba memikirkan hal lain.

Ia tidak memberitahukan kepada Touji tentang ciuman atau pernyataan Hokuto, hanya memberi sedikit penjelasan, dan memberitahukan Touji bahwa Hokuto ada pada saat kejadian, yang menunjukan identitas dirinya yang terbongkar, dan menyebabkan Suzuka untuk membebaskannya, dan kemudian ia dan Hokuto yang bertengkar, dan keduanya yang berpisah dengan tidak senang.

Semuanya seperti memiliki bagian yang tidak masuk akal, dan Touji tampaknya samar-samar menyadari hal tersebut. Harutora merasa sangat berterima kasih pada kenyataan bahwa temannya tidak bertanya tentang kejadian tersebut secara rinci.

“......untuk sekarang biarkanlah Hokuto. Bukankah kau juga belum menghubungi teman masa kecilmu itu?”

“Aku telah mengirimkannya pesan singkat. Ia sama saja, tidak membalas atau pun mengangkat teleponnya.”

“Sepertinya bocah tengil itu tidak akan membiarkanmu lepas dengan mudahnya, dan dia tidak tampak seperti akan ditangkap.”

“Yah, aku juga berpikir seperti itu.”

Natsume seharusnya telah mengetahui hal ini. Liputan berita tidak mengemukakan keberadaan Suzuka sama sekali, tetapi ia telah memberitahukannya lewat pesan singkat tentang peringatan yang diberikan oleh Suzuka, namun tetap saja ia ingin bertemu dengannya dan memberikan penjelasan sejelas-jelasnya sendiri.

Harutora telah bertemu kembali dengan Natsume sore sebelumnya, tapi keduanya malah berselisih dan bertikai, dan karena hal tesebut, mungkin ia tidak akan membuka teleponnya untuk melihat pesan yang telah dikirimkan olehnya, walaupun ia telah mengirimkannya berkali-kali.

“Ia mungkin belum kembali sekarang, jadi aku akan pergi ke rumah keluarga utama untuk mengeceknya nanti.”

Sayangnya, kedua orang tua Harutora sedang pergi untuk urusan bisnis, dan mereka sekarang sedang berada di Tokyo, jadi ia tak bisa menyampaikan kepada keluarga utama karena hal tersebut – tak ada yang mengangkat telepon keluarga utama – dan tak ada seorang pun yang ia bisa dimintai bantuan. Oleh karena itu, ia sangat merasa harus memperingati Natsume agar waspada secepatnya.

“Sebaiknya kau lekas pergi, sebab bagaimana pun juga bocah tengil itu terasa seperti individu yang tak bermoral.”

“Tak bermoral, huh.....”

Harutora bergumam mendengar perkataan Touji. Touji pun melirik Harutora dengan penasaran, seperti ia telah menemukan seiris keraguan yang tersembunyi di dalam suaranya.

“Ada apa?”

“Uh...... bagaimana ya ....”

Dengan tatapan yang sarat penuh akan tanya dari Touji dan kemungkinan-kemungkinan buruk yang dipikirkan Harutora, mungkin akan lebih baik untuknya jika ia mengungkapkannya saja.

“Orang itu – Dairenji Suzuka – ketika ia sedang berurusan dengan Penyidik, ia memiliki kesempatan yang besar untuk menang, tapi tiba-tiba ia melarikan diri bukan? Sebenarnya waktu itu ia melarikan diri untuk menolong sepasang anak kecil yang tidak bisa menyelamatkan diri tepat waktu ketika kejadian tersebut berlangsung.”

-- ‘......Aku ingin membangkitkan kembali kakakku.’

Kata-kata yang diucapkan Suzuka malam itu seketika muncul kembali dalam pikiran Harutora. Mungkin ia melihat dirinya di masa lalu ketika melihat sepasang kakak-adik yang hampir ikut terlibat.

“Ia bilang padaku kalau ia ingin membangkitkan kakaknya. Aku tidak percaya kalau itu mungkin terjadi, tapi ia ingin menggunakan Natsume untuk mencobanya.”

“......Dilihat berdasarkan kejadian sesungguhnya, itu akurat.”

“Tapi.....”

“Apa? Katakanlah jika ada yang ingin kau sampaikan.”

Harutora pun dengan terus terang memberitahukan keraguan yang ada di dalam hatinya.

Tentu saja, ia percaya bahwa ia harus melakukan apapun untuk tidak membuat Natsume terlibat walaupun entah mungkin ia berhutang budi kepada Natsume atau tidak, dan ia dengan pasti akan melakukan apapun ketika Natsume dalam bahaya – walaupun jika itu tidak berguna sama sekali – untuk menghentikan percobaan Dairenji.

Hanya saja Harutora sudah melihat Suzuka yang dilihat oleh orang lain, dan juga ia telah melihat Suzuka yang melarikan diri dari pertarungan untuk menolong anak-anak tersebut, serta sedikit kegelisahan ketika ia memberitahukan bahwa ia ingin menbangkitkan kembali kakaknya. Ia tidak tahu kejahatan apa yang menyebabkan para penyidik untuk mencari dirinya, tetapi ia percaya akan tujuan yang ia ingin capai – membangkitkan kembali kakaknya – seharusnya tidak dihukum.

Touji mendengarkan, dan tidak langsung menanggapi pertanyaan Harutora.

“......Sejujurnya, aku juga melakukan beberapa penyelidikan setelah kejadian itu terjadi.”

Ia menyandarkan dirinya pada bangku yang ia duduki, menjawab dengan tidak tergesa-gesa:

“Pertama, seperti halnya ‘Onmyoudo Umum’, ‘Omyoudou Kerajaan’ yang dibawa bocah tengil tersebut merupakan hal yang sering disebut sebagai ‘Kerajaan’. ‘Kerajaan’ ini merupakan sistem magis kuno yang tidak lagi diajarkan secara formal. Orang itu juga mengatakan, walaupun itu kuno, namun hal tersebut biasa digunakan untuk keperluan militer, dan kebanyakan hal tersebut merupakan sihir yang sangat kuat yang memang digunakan untuk perang. Beberapa dari sihir tersebut bahkan ada yang ditetapkan sebagai Sihir Terlarang, tetapi masih ada beberapa yang masih digunakan sampai hari ini.”

“Apakah sihir yang bersangkutan dengan jiwa termasuk di dalamnya?”

“Tidak, itu masalah lain.”

Senyuman dingin pun terlintas di wajah Touji, dan Harutora memiringkan kepalanya tanda tak mengerti.

“Sebegitu kuatnya kah Sihir Jiwa itu? Bukankah interaksi antara roh dan Onmyouji sudah hal biasa?”

“Itu situasi berdasarkan cerita rakyat dan legenda. Setidaknya, pada sihir yang dipelajari saat ini tak ada sihir yang berhubungan dengan jiwa. Pilar dasar dari ‘Umum’ itu sendiri masih tidak diketahui apakah ada hubungannya dengan jiwa atau tidak.”

Penjelasan Touji mengejutkan Harutora.

“Benarkah? Tapi apakah hal ini ada seperti aura dan bencana spiritual?”

“Benar, dan porsi tersebutlah yang disebut dengan area abu-abu. ‘Roh’ yang digambarkan dalam ‘Umum’ sendiri bukan berarti ‘Roh’ yang seperti jiwa, tetapi ‘Aliran’ yang terdiri dari segalanya – atau mungkin yang terkandung kesemuanya. ‘Aura’ dan ‘Miasma’ yang selalu kita bicarakan adalah jenis dari ‘Aliran’ tersebut. ‘Bencana Spiritual’ yang sering disebutkan itu sendiri adalah bencana yang diakibatkan oleh ‘Aliran’ yang kacau.”

Dasar dari Onmyoudou sendiri adalah ‘Lima Elemen Onmyoudo’, dan doktrin sebelum dan sesudah perang – Onmyoudou sebelum dan sesudahnya – menafsirkan hal yang berbeda, dengan perbedaan yang cukup besar, namun tetap membentuk dasar dari Onmyoudo itu sendiri.

“Dunia ini tersusun dari Yin dan Yang, dan mereka dibagi lagi menjadi lima aliran yaitu kayu, api, tanah, logam, dan air – kurasa akan lebih jelas jika kau bertanya pada teman masa kecilmu perihal ini.”

Mengatakan hal tersebut, Touji pun mengangkat bahunya.

“Mengenai jiwa, tentu saja manusia termasuk dalam hal yang dibentuk oleh ‘Aliran’ tersebut, dan juga ‘Umum’ mengakui bahwa tubuh manusia memiliki roh – dalam artian ‘Aliran’ – yang menguasai si tubuh. Yang mengelirukan adalah ada juga orang yang memanggil ini jiwa, dan diantar a mereka ada orang-orang yang berbicara tentang ‘roh yang tertinggal’ – yang telah dikonfimasi bahwa terkadang setelah orang meninggal, jiwa manusia masih berlama-lama berada di dunia manusia, dan hal seperti itu kurang lebih sama seperti hantu.”

Touji meminum es kopinya, menjelaskan secara cepat. Ia memang telah secara khusus memahami Onmyoudo dan komunitas sihir karena hal yang telah terjadi pada dirinya, dan tampaknya bahwa ia juga telah menyempatkan sedikit usaha dalam penyelidikannya kali ini.

“Walau, ‘Umum’ sendiri telah mengemukakan definisi untuk roh dan roh yang tertinggal, ini akan menjadi permasalahan yang berbeda ketika menyinggung tentang ‘Jiwa Manusia’. Pada akhirnya, mereka tidak menjelaskan pertanyaan ‘Apa itu jiwa’, sehingga tidak mungkin memperoleh sihir yang memengaruhi jiwa ketika kita tidak mengetahui ‘Apa itu Jiwa’.”

“Tapi, Dairenji Suzuka menyebutka tentang sihir jiwa—“

“Jadi aku mengatakan, itu bukan ‘Umum’, itu adalah sihir milik ‘Kerajaan’. Aku telah menyelidiki – terutama bagian ini secara menyeluruh, tapi sayangnya aku tak mendapatkan hasil yang meyakinkan walau telah menyelidikinya dari dalam.”

“Ke – kenapa?”

“Mungkin kebanyakan pelajar memercayai sihir jiwa ada dalam ‘Kerajaan’, tapi tak ada catatan mengenai hal tersebut untuk membuktikannya. Tidak hanya itu, Onmyoudo sekarang juga melarang adanya kegiatan penelitian sihir yang berhubungan dengan jiwa.”

“Melarang?”

“Benar, dan bukan hanya berdasarkan etika, ada lagi pertimbangan yang lebih praktis.”

Mengatakan ini, seringai tajam muncul di wajah Touji.

Rasa senang tersebut, senyum dingin merupakan senyum yang Touji tunjukan ketika ia merasa bersemangat. Harutora memiliki firasat buruk.

“......Apa yang kau maksud dengan ‘praktis’?”

“Harutora, kau tahu tentang upacara terakhir yang dilakukan oleh Tsuchimikado Yakou, bukan?”

“Hah? Aku, aku tahu, itu ada di buku teks, karena keluarga Tsuchimikado yang saling berjejalan, kegagalan dari upacara tersebut menyebabkan bencana spiritual muncul di Tokyo—“

Harutora berhenti bicara, mulai melihat makna yang tersembunyi dalam kata-kata Touji.

Touji memandang Harutora, mengangguk dengan senyum dingin.

“Orang luar sepertinya memang percaya bahwa upacaranya seperti itu.”

Harutora terdiam.

Sebenarnya tidak ada data yang ditinggalkan mengenai upacara terakhir Yakou. Jika itu adalah sihir yang berhubungan dengan jiwa, ia bisa mengerti mengapa penelitian itu dilarang, dan juga mengerti mengapa Suzuka sedang diburu oleh Para Penyidik, karena sudah wajar jika itu terjadi. Bencana spiritual yang berulang kali terjadi di Tokyo adalah bencana yang ditimbulkan akibat upacara yang diadakan oleh Yakou.

“Dan kebanyakan Onmyouji percaya bahwa Yakou tidaklah gagal.”

“Ke-Kenapa? Bukankah Yakou kehilangan nyawanya karena upacara tersebut?”

“Onmyouji-Onmyouji yang percaya dan telah berhasil melaksanakan upacaranya menyatakan bahwa ‘Onmyouji berbakat Tsuchimikado Yakou melakukan sihir-sihir skala besar terakhirnya, membiarkan jiwanya tereinkarnasi’.”

“Apa?”

Harutora tersentak.

--Yakou telah tereinkarnasi

Ini pertama kalinya ia mendengar hal tersebut. Sebagai Onmyouji aktif – walaupun dari anggota keluarga cabang, mereka tetaplah Tsuchimikado – orang tuanya tak pernah membicarakan hal ini dengannya, yang mana sulit untuk dipercaya.

Kejutan sebenarnya masih menanti dirinya.

Touji memandang Harutora yang masih tertegun, menenangkan dirinya tiba-tiba.

Sebuah cahaya tajam bersinar dari matanya yang sipit.

“Kemampuan observasimu masih payah – Harutora, coba pikirkan baik-baik perkataan bocah itu.”

Nadanya rendah dan serius. Detak jantung Harutora pun bertambah cepat.

Kata-kata yang diucapkan oleh Suzuka.

Ia telah mengatakan......

...’Hanya ada satu alasan aku memilihmu, dan itu karena kehidupan ‘masa lalumu’.’

...’Sepertinya orang-orang itu memang benar, kau memang sepertinya tidak memiliki memori masa lalumu. Atau mungkin, rumor tersebut hanyalah bualan belaka...... Tapi aku akan tetap mencobanya, karena, bagaimana pun juga kau adalah pewaris utama dari sihir ini – ‘Ritual Taizan Fukun’.’

“Ah......”

Harutora gemetar, matanya melebar.

Touji memandang Harutora, perlahan berkata:

“......Ayahmu mungkin tidak memberitahumu dengan sengaja. Ini merupakan rumor yang cukup terkenal dalam bidang ini. Rumor ini mengatakan bahwa ‘reinkarnasi Tsuchimikado Yakou tidak akan datang ketika orang-orang merasakan keputusasaan akan kegagalan setelah perang, melainkan ketika Onmyoudou yang ia ciptakan telah menarik perhatian banyak orang – ia akan bereinkarnasi menjadi anak Tsuchimikado yang akan berhasil mewarisi garis keturunannya’. Tentu saja, hal tersebut tak memiliki bukti sedikit pun, hanya kabar angin belaka.”

“Ah.....”

Harutora merasa buta, kemudian ia menggertakan gigi-giginya.

Natsume adalah...... reinkarnasi Yakou?

Ia merasa ini tak mungkin namun tak merasa percaya diri untuk menyangkalnya.

Natsume memang sangat berbakat, dan jika dipikir baik-baik, ia memang telah ditentukan terlalu dini bahwa ia akan menjadi pewaris berikutnya. Saat ini, sudah jelas bahwa kekuatannya belum menyamai kekuatan Onmyoudou yang dimiliki Yakou...... Lalu apakah Natsume yang sekarang sedikit lebih lemah dibandingkan Yakou yang berumur enam belas tahun?

Harutora telah mendengar cukup banyak berita terkait Natsume, namun pada akhirnya Harutora tak benar-benar mengetahui secara spesifik tentang bakatnya.

Yang terpenting, Suzuka memercayai rumor tersebut. Suzuka, yang merupakan salah satu Dua Belas Pemimpin Suci, seorang peneliti tentang Yakou, dan sihir reinkarnasi jiwa yang telah menduga bahwa Natsume adalah reinkarnasi Yakou.

Mungkinkah dugaannya salah?

Harutora tak bisa berkata apa-apa. Touji pun diam membisu, menyesap es kopinya melalui sedotan. Keheningan pun mengisi ruang di antara mereka.

Hingga kemudian, telepon genggam Harutora pun berbunyi.

Sebuah pesan singkat. Ia pun refleks mengecek sang pengirim.

“Apakah Itu Hokuto?” tanya Touji penasaran.

“Bukan....”

Pesan tersebut dari Natsume. Ia tak bisa menghubungi Natsume semenjak kemarin malam, dan ketika pesan tersebut tiba, ini seperti seolah Natsume sedang melihat mereka berdua.

Jari-jari Harutora pun menekan tombol, membuka pesan tersebut. Dan isi pesan tersebut sangatlah singkat.

‘Ada yang harus kubicarakan padamu, apa kau ada waktu luang malam ini?’

Tetes pertama hujan sebelum badai pun dengan ringannya menerpa jendela lantai dua.

Bagian 3

Hujan pun mulai pada saat siang hari, dan berangsur-angsur semakin besar seiring berjalannya waktu.

Natsume bertemu dengannya didalam sebuah kafe lama. Ia membuka payungnya, dengan segera berlari menuju toko tersebut, dan bel pintu penanda masuk pun berbunyi.

Saat ini adalah jam lima sore. Cahaya remang-remang pun menerpa tempat tersebut, menerangi dekorasi interior toko yang bergaya pedesaan. Dikarenakan efek dari cuaca saat ini, toko ini terlihat sedikit muram. Harutora pun melihat-lihat ke dalam toko mencari Natsume yang ternyata ada di dalam toko.

“Apa kau menunggu lama?”

“......Tidak, tidak sama sekali. Sebelumnya.... aku minta maaf memanggilmu secara tiba-tiba dihari yang sedang hujan badai ini.”

“Tak apa, aku juga ingin berbicara denganmu langsung.”

Setelah keduanya menyapa satu sama lain, pegawai toko pun menghampiri mereka. Menanyai pesanan mereka. Harutora pun secara acak memesan secangkir es kopi, tetapi Natsume dengan diam hanya memandangi teh hitamnya di atas meja.

Natsume mengenakan gaun sifon hitam, dan kesan dewasa serta pakaian modisnya sangatlah pas untuk kecantikannya yang elegan. Rambut hitam panjangnya pun sepertinya tidak terlalu tampak berantakan oleh angin sama sekali, mungkin ia menggunakan taksi kesini. Teh hitamnya pun tampak sudah mendingin, namun sepertinya ia sama sekali tak meminumnya.

“............”

Ia merasa tegang, dikarenakan ia telah mendengarkan apa yang telah Touji katakan, dan juga pertengkarannya di jembatan dua hari lalu masih membuatnya merasa gelisah. Ia sangat khawatir ketika ia tak bisa mengontaknya, namun ketika ia bertemu dengannya ia tak bisa berkata apa-apa.

...Apa ia benar-benar reinkarnasi.....?

Penampilan Natsume tidak berubah banyak sejak dua hari terakhir ketika ia melihatnya.

...Tidak, itu tidak benar.

Ia tidak benar-benar tidak berubah juga, dan Harutora melihat bahwa ada ketidakcocokan dalam penampilan Natsume.

Natsume biasanya bersikap tenang dan dewasa, tapi hari ini ia sangatlah tidak sabaran, duduk dengan gelisahnya. Untuk beberapa alasan wajahnya memerah dan ia menolak untuk melihat Harutora secara langsung. Ngomong-ngomong, ia sudah sangat jelas terlihat tegang juga ketika ia menyapanya tadi.

Ada apa ini? Harutora tak bisa memungkiri ia penasaran.

“Aku telah melihat pesannya, maafkan aku.”

Natsume tiba-tiba meminta maaf, membungkukkan dirinya dalam. Mata Harutora pun melebar.

“Hah? A-apa?”

“ini semua salahku, aku membuatmu dalam bahaya saat festival kemarin.”

“Tu-tunggu, kenapa itu menjadi salahmu?”

“Kau ditemukan karena orang lain mengira dirimu adalah aku, bukan?”

Harutora akhirnya mengerti mengapa Natsume meminta maaf ketika ia mengatakan ini. Dikarenakan Harutora telah terlibat dalam bahaya karena dirinya.

“Tak apa, kau tak perlu meminta maaf padaku. Dan yang lebih penting aku tidak benar-benar menjelaskannya padamu di pesan. Sebenarnya itu juga salahku membiarkan orang tersebut tetap salah, semenjak ia membuat awal kesalahannya, aku hanya mengikuti dan berpura-pura menjadi dirimu. Bagaimana pun, intinya gadis itulah yang harus disalahkan, itu bukanlah salahmu.”

Harutora cepat-cepat menjelaskan, dan Natsume mencoba menyembunyikan keterkejutannya saat mendengar hal tersebut.

“Berpura-pura menjadi aku? Kenapa kau melakukan itu?”

“Uh, karena orang itu bilang ia ingin dirimu bekerja sama dengannya dalam eksperimennya, dan aku ingin tahu apa yang ia rencanakan.....”

Jawab Harutora ragu-ragu.

“Itu benar-benar....” Natsume menunjukan tatapan penuh cela sejenak. “Kau juga tahu bukan kalau orang itu termasuk dalam Dua belas Pemimpin Suci – Onmyouji Nasional Kelas Satu? Kau benar-benar ceroboh untuk mencoba mengakalinya.”

“Itulah mengapa aku sangat khawatir, aku merasa itu sangat berbahaya......”

“Dikarenakan kau merasakan bahaya, itu menjadi sebuah alasan lebih untukmu untuk tidak melakukan hal itu! Kau itu orang luar, dan jika kau terlibat perselisihan antara Onmyouji, dan sesuatu terjadi – Sebenarnya , kau memang berakhir dalam bahaya, dan beruntung tidak terjadi apa-apa. Tindakanmu benar-benar ceroboh!”

Natsume memarahinya, seperti ketua kelas marah tak karuan pada teman sekelasnya. “Maaf....” Harutora meminta maaf, merasa bersalah.

Harutora sebenarnya berencana untuk menghentikan bahayanya sebelum it terjadi pada teman masa kecilnya. Namun, ia tak bisa menjawab jika seseorang menegurnya untuk tidak mencampuri urusun yang tidak dapat ia tangani. Jika Natsume yang mengalaminya, ia akan pasti lebih bisa menanganinya lebih cermat.

Melihat Harutora yang memuram, Natsume dengan cepat menutup mulutnya.

Ia menurunkan pandangannya, malu.

“......Ma-maaf, hanya saja kau jadi terlibat dalam masalah ini karena aku.”

“Bukankah aku sudah bilang, ini bukan salahmu.”

Harutora mencoba meyakinkannya lagi, namun sepertinya Natsume tidak berpendapat demikian. Ia mengepalkan tangannya, membawanya lebih dekat pada lututnya, wajah memerah dan ia menipiskan mulutnya.

Ia sangatlah keras kepala sejak ia kecil. Harutora sangatlah sadar kalau ia percaya bahwa ialah yang harus menanggung semua beban yang telah terjadi.

...Seseorang yang impulsif.

Harutora bergumam diam-diam. Lalu, es kopi pesanannya pun datang, namun ia tak memiliki nafsu untuk meminumnya.

“......Kau seharusnya lebih memedulikan keselamatanmu. Mungkin ini tak terlalu meyakinkan jika aku yang mengatakannya, namun Dairenji Suzuka ini sangatlah kuat.”

Ketika ia menyebutkan nama Suzuka, kepala dan pundaknya Natsume pun bergetar.

“......Ya, aku tahu.”

Nada dari jawabannya pun berubah dari biasanya.

Harutora sedikit terkejut. Suaranya seperti ia jauh lebih marah daripada Harutora, yang terlibat dalam masalah tersebut.

“Apa kau mengenal satu sama lain?”

“Tentu saja aku tidak mengenalnya!”

“La-lalu, mengapa kau......”

“I-itu karena....... A-aku mendengar penilaiannya dari yang lain. Aku mengakui bahwa memang ia memiliki kekuatan seorang Onmyouji Nasional Kelas Satu, tapi untuk kepribaiannya – ia adalah gadis yang tidak disukai.”

Ucap Natsume, menumpahkan amarahnya.

Oke, sekarang Harutora sangatlah terkejut. Ini adalah pertama kalinya ia mendengar Natsume mencemooh seseorang seperti ini, jadi ini menunjukan betapa buruknya opini orang lain terhadap Suzuka.

Tapi.

“.......Tapi, ia adalah yang termuda yang mendapatkan rank ‘Onmyouji Nasional Kelas Satu’, dikenal sebagai ‘Child Prodigy’ Onmyouji. Jika ia menemukanku, aku akan tak berdaya. Aku ingin mengambil tindakan sesegera mungkin.”

“Tak berdaya...... apakah sama bahkan jika kau menghadapinya?”

“Tentu saja, lawanku adalah Onmyouji yang memiliki kekuatan diatas rata-rata.”

“Ah, yah, itu benar......”

Tapi kau adalah reinkarnasi – Harutora menelan kata-katanya yang hampir ia ucapkan. Tatapan penuh tanda tanya Natsume melayang ke arahnya, dan ia dengan segera berbatuk ringan beberapa kali, meringankan suasana.

“Apa yang akan kau spesifiknya lakukan? Apakah kau sudah berbicara dengan anggota keluargamu?”

“Tidak, aku belum...... Ayahku ada di Tokyo sekarang.”

“Ayahmu juga? Sayang sekali, keluargaku juga.”

“......Ayahku pergi ke Tokyo bersama dengan Paman dan Bibi.”

“Hah, be-begitukah?”

Paman dan bibi yang dimaksudkan oleh Natsume adalah orang tua Harutora. Harutora tidak mengetahuinya sama sekali, dan mukanya pun sedikit memerah.

“Itulah mengapa aku kembali.”

Ia menjawab jujur. Harutora merasa lidahnya kaku untuk sementara, tak dapat menanggapi.

Ibu Natsume sudah meninggal, dan ayahnya merupakan orang tuanya yang tersisa. Sebelum ia pergi ke Tokyo untuk sekolah, mereka selalu bersama.

Natsume sepertinya tidak terlalu akur dengan ayahnya. Sebenarnya, Harutora juga tidak mengetahui secara jelas, namun terkadang ia mendengar satu, dua hal dari orang tuanya. Ia dengar bahwa mereka hampir tidak berbicara sama sekali semenjak merka tinggal bersama.

Walaupun begitu, situasi sekarang jauh lebih kritis dari biasanya.

“Dikarenakan semua keluarga kita ada di Tokyo, akan lebih aman jika kau juga segera mungkin kembali ke sana.”

“Aku tak bisa......”

“Hei hei, pikirkanlah situasimu sekarang. Seburuk apapun hubunganmu dengan ayahmu, melakukan hal itu terlalu berbahaya.”

“Tidak, ini bukan karena hal itu......”

Ketika Harutora mengatakan hal tersebut, Natsume tampak kebingungan sesaat, terlihat seperti ia tak tahu harus berkata apa.

“Dia...... si ‘Child Prodigy’ itu bilang kalau ia akan melakukan ‘Ritual Taizan Fukun’, bukan?”

“Hah? Oh, aku tidak mendengarnya terlalu jelas...... Mungkinkah kau tahu apa itu?”

“Aku tahu.”

“Benarkah!? Ia bilang itu adalah sihir jiwa, Apakah itu terlarang? Apakah itu sangat terkenal?”

Harutora bertanya dengan takjub, dan Natsume pun memandangnya, tak menduga.

“Pada dasarnya ‘Ritual Taizan Fukun’ merupakan ritual yang dilaksanakan oleh keluarga Tsuchimikado.”

"......Apa?”

Kalimat tak terduga tersebut mengejutkan Harutora.

Natsume berkata:

“Asal mula ‘Ritual Taizan Fukun’, merupakan ritual yang dilaksanakan oleh Abe no Seimei yang merupakan leluhur dari keluarga Tsuchimikado, dan setelahnya menjadi rahasia nasional yang diadakan oleh keluarga Tsuchimikado selama bertahun-tahun. Ia pasti berencena untuk melaksanakan ‘Ritual Imperial Taizan Fukun’, yang memiliki perbedaan yang cukup drastis, namun keduanya memiliki dasar yang sama." “S-sama?”

“Benar, di belakang halaman rumahku – sebenarnya, jaraknya cukup jauh – ada sebuah bukit yang dikenal sebagai ‘Imperial Hill’, dan altar untuk melakukan Ritual Taizan Fukun, yang dijaga dari generasi ke generasi oleh keluarga Tsuchimikado, ada disana. Ia mungkin akan melaksanakan ritualnya disana. Oleh karena itu, sebagai anggota dari keluarga Tsuchimikado, aku harus menjaga altarnya, jadi aku tak bisa meninggalkan tempat ini.”

“Apa……”

“Melaksanakan Ritual Taizan Fukun berarti memiliki risiko yang besar, dan aku sudah pasti tak bias memberikannya kesempatan tersebut.”

Risiko besar. Harutora pun bergidik ngeri ketika mendengarnya. ‘Ritual Imperial Taizan Fukun’ tentu memang telah membawa bencana spiritual yang besar di masa lalu, dan tentu saja Natsume mengetahuinya.

Meskipun begitu…

“Walau begitu, kau tak bisa menjaga altar tersebut seorang diri, bukan? Bukankah kau juga bilang tadi bahwa kau tak bisa melawan Pemimpin Suci sekarang?”

“Ini tak ada hubungannya dengan bisa atau tidaknya aku, ini masalah atas tanggung jawab. Ayahku tidak ada disini sekarang, jadi hanya aku yang bisa menanggung tanggung jawab tersebut untuk menjaga altar.”

“Tunggu, ini tidak menyelesaikan masalah sama sekali. Karena kau tak bisa menjaganya, bukankah ini sama saja jika kau ada disana atau tidak?”

“Itu berarti aku tidak bisa melaksanakan tanggung jawabku sebagai keturunan keluarga Tsuchimikado.”

Natsume menjawab sedikit angkuh, menyatakannya sedikit marah. Harutora pun merasa kesal namun tak bisa berbuat banyak.

Mungkin inilah sebuah keberanian dari seorang anggota keluarga utama, tetapi jika pada akhirnya ia tak bisa menjaga altar tersebut, bukankah itu tidak bisa dihitung untuk memenuhi tanggung jawabnya, pikir Harutora.

Disisi lain, karena ini, mengurangi alasan untuk bertindak bertanggung jawab. Ini bukannya ia tak bisa mengerti pendirian Natsume.

Walaupun ia kecil, rasa keadilan dan juga tanggung jawab yang dimiliki oleh Natsume sangatlah kuat dibandingkan dengan yang lainnya, dan ia adalah tipe orang yang akan dengan seriusnya menyatakan ‘terkadang seseorang haruslah bertarung walaupun tak ada kesempatan untuk menang’. Jika ia mendengarnya menyatakan hal tersebut, Touji mungkin akan tertawa dengan hina, namun Harutora akan menganggukan kepalanya untuk menunjukan rasa setujunya.

Secara khusus, jika Nasume benar-benar reinkarnasi Yakou, maka Ritual Taizan Fukun adalah ritual yang saling berhubungan dengan takdirnya. Jika Natsume benar-benar mengetahui rumor tersebut, maka tidak heran jika ia mencoba untuk menghentikan penyelenggaraan Ritual Taizan Fukun semampunya.

‘’Nn……”

Harutora menyilangkan tangannya, mengernyitkan alisnya, dan menatap ke arah langit-langit ruangan tersebut.

Lalu.

“……Aku tahu. Tapi, aku tetap harus meyakinkanmu untuk pergi ke Tokyo.”

“Harutora-kun, berapa kali harus kukatakan untuk membuatmu sadar, bahwa—“

“Target Dairenji Suzuka adalah dirimu. Juga, ritualnya membutuhkan dirimu, bukan? Hanya menjaga altar saja itu tak berguna, keamananmu juga perlu dijaga sama seperti altarnya."

Harutora berbicara dengan hati-hati, dan Natsume pun perlahan diam. Kurangnya bantahan langsungnya membuktikan bahwa ia memercayai perkataan yang dilontarkan Harutora.

“Tapi ……. Jika kita mengabaikan altarnya seperti itu……”

“Aku akan menjaga altarnya.”

Mata Natsume pun melebar ketika ia mendengar perkataan Harutora.

Sudah berapa lama sejak ekspresi tersebut muncul di wajah Natsume? Biasanya, ia akan selalu memakai wajah dinginnya yang terlihat seperti ia sedang marah, tetapi ketika ia lengah, ia akan menujukan sisi kekanakannya.

Harutora melanjutkan ucapannya, sedikit malu:

“Lagi pula, itu berbahaya, dan karena keturunan Tsuchimikado harus menjaga altar tersebut, aku akan menjaganya untukmu.”

“……Kau, apa yang kau bicarakan? Kau tak mengetahui sihir……”

“Musuh kita adalah Pemimpin Suci, dan kau pun juga tak memiliki kesempatan untuk menang, bukan? Jika seperti itu, tidak peduli siapa yang akan mejaga altar, maka itu sama saja. Kecuali jika kau memiliki beberapa cara untuk menjaga altarnya dari Pemimpin Suci?”

Ucap harutora dengan tenang. Mendengarnya, bibir Natsume pun bergetar, tak bisa berkata-kata . Natsume lebih menguasai ketika ia berurusan dengan pedoman yang ketat, tetapi ia sangatlah payah dalam mengatasi hal yang tak terduga, dan ia akan terlihat kebingungan ketika ia mengerti alasan dari hal tersebut. Dan kebiasaan masa kecilnya tak berubah sama sekali ketika ia tumbuh dewasa, Harutora pun tersenyum mengetahui hal tersebut.

“Kau pergilah selamatkan dirimu, aku akan tinggal disini mengurusinya. Dengan itu, bukan hanya kita dapat menghentikan Dairenji Suzuka untuk melaksanakan ritual tersebut, tetapi kita juga tetap menjalankan tanggung jawab untuk menjaga altarnya. Kita lihat saja bagaimana nanti berjalan. Memang mungkin nanti dalam penjagaan altarnya tak akan berjalan lancar, namun setidaknya itu lebih baik daripada dirimu yang tertangkap jika kau yang menjaga altarnya.”

“Tapi…...”

“Ayolah, jangan khawatir. Lagi pula, kau tidak punya waktu untuk mengkhawatirkan orang lain sekarang, Dairenji Suzuka sedang pergi menuju altar, dan ia mungkin akan mencoba mencarimu terlebih dahulu, jadi kau juga dalam bahaya.”

Setelah mengatakan hal tersebut, mengeluarkan kotak kulit yang terikat di pinggangnya.

Yang merupakan kotak komersil untuk jimat yang ukurannya beberapa kali lebih besar dari ukuran tempat telepon genggam, sebuah kotak yang telah Harutora bawa dari rumahnya sebelum ia datang.

Ia membuka pengikat yang ada di kotak tersebut, mengambil jimatnya, dan meletakannya di atas meja.

“Ini adalah mantera penyembuh yang aku ambil dari klinik ayahku, dan juga beberapa jimat lainnya. Ini adalah jimat yang dibuat secara khusus oleh Onmyou Agency, aku tak tahu bagaimana menggunakannya, tapi jika kau memilikinya mungkin akan memudahkanmu."

Jika mereka bertemu dengan Suzuka secara langsung, kesempatan mereka untuk menang sangatlah kecil. Namun jika dilihat dari situasinya yang seperti ini, Agensi Onmyou pasti akan melakukan sesuatu untuk mengatasi hal ini, dan Harutora juga Natsume hanya harus melarikan diri dari genggaman Suzuka.

Ketika Harutora berpikir bahwa rencananya akan lancar……

“……Harutora-kun, kau terlalu curang.”

Natsume dengan diam menundukan kepalanya sambil berguman, tak mampu membantah.

“……Kau bertingkah seperti seorang Tsuchimikado ketika dalam keadaan seperti ini.”

Setelah berkata seperti itu ia mengangkat kepalanya, menatap Harutora dengan tatapan yang penuh dengan amarah. Suara pelannya sedikit terdengar aneh, berbeda dengan biasanya, dan itu terdengar seperti anak kecil yang sedak merajuk. Harutora pun terkejut mendengarnya.

…Pertama ia memanggilku seorang pembohong, dan sekarang ia bilang aku curang.

Ia mungkin memang terasa seperti orang curang setelah mendengarnya berbicara seperti itu. Tapi, ini berbeda ketika ia mengecapnya sebagai seorang pembohong, karena Natsume tidak bermaksud untuk menyalahkan Harutora sekarang, dan Harutora merasa benar-benar merasa senang mengetahui perbedaan dari keduanya.

“……Mungkin memang seperti itu, tapi kukira daripada itu mungkin ini disebabkan oleh situasi krisis yang kita alami.”

Mengatakan hal itu, ia pun tersenyum ringan.

Itu adalah seyuman yang sama sekali tidak bisa disamakan dengan senyuman milik Touji dan tentu saja tidak terlihat cocok diwajahnya, namun Natsume tersenyum dan tertawa setelah melihatnya.

Karena suatu hal, ia merasa wajahnya sedikit memanas setelah melihat Natsume tersenyum setelah sekian lama, dan dengan segera ia mengalihkan pandangannya.

“Ba-bagaimanapun juga! Jangan khawatirkan aku, keberuntunganku memang jelek, tapi setidaknya aku selalu bisa menghindari hasil terburuk. Lihatlah, bukankah aku terlibat dalam pertarungan sihir kemarin, tapi disini aku kembali dengan aman dan sehat?”

Ucapnya ringan.

“…Oh, juga, sepertinya Dairenji Suzuka tidak seburuk seperti yang dirumorkan. Ia memang keras kepala dan arogan, namun sebenarnya ia memiliki beberapa hal manis. Jika ia memang pergi ke altar, kupikir aku akan bisa meyakinkannya dan tetap selamat—“

Brakk!! suara hentakan pelan pun terdengar, dengan segera Harutora menutup mulutnya, takut.

Menatap perlahan, tangan Natsume yang tadinya berada di pangkuannya kini tergeletak di atas meja tepat di samping teh hitamnya, erat terkepal.

“......Oh begitu, jadi ia manis, Huh?”

Suara dingin yang abnormal pun perlahan keluar dari mulutnya. harutora sangat heran, tapi dengan kepala tertunduk, ia tak bisa melihat ekspresi Natsume yang tersembunyi di balik poninya.

Natsume tiba-tiba mengeluarkan telepon genggamnya.

“......Halo, Aku telah memesan taksi. aku akan meninggalkan toko sekarang, bisakah aku memintamu untuk menjemputku di depan pintu toko? .....Baiklah, terima kasih.”

Setelah ia selesai berbicara, ia pun mematikan teleponnya.

“Hah? Kau akan pergi?

“Benar, karena sepertinya melanjutkan pembicaraan ini sudah tak ada gunanya.”

Harutora merasa nada yang Natsume gunakan sangatlah berat, khususnya ketika ia menyebutkan ‘tak ada gunanya’. Wajahnya pun tak dapat menyembunyikan kebingungan atas perubahan yang tiba-tiba.

“Uh...... Tapi aku masih belum mengetahui dimana tepatnya lokasi altar tersebut......”

“Aku tidak ingin kau terlibat masalah, tolong jangan ikut campur.”

“Apa, tunggu, bukankah aku yang akan menjaga altarnya?”

“Siapa bilang aku akan membiarkan orang luar menjaga tempat suci Tsuchimikado? Tolong jangan menganggap bahwa proposal yang kau ajukan itu sebagai sebuah jawaban.”

Bukan hanya situasinya yang berubah, ia juga tampak seperti orang yang tidak mungkin bisa didekati.

Natsume pun menaruh telepon genggamnya dan mengambil dompetnya, menaruh uang untuk membayar pesanannya diatas meja, dan dengan diam ia beranjak berdiri.

“Hey.”

Harutora tanpa disadari pun ikut berdiri, namun sikapnya tersebut mendapat pandangan dingin dari Natsume yang terlihat dapat membekukan apa pun dengan tatapanya.

Ia pun gemetaran ketika mendapatkan pandangan Natsume yang seperti itu. Jika dibandingkan dengan tatapan Suzuka yang ia dapat kemarin malam, setidaknya itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Natsume. Ia merasa tangan dan kakinya terasa kaku, dan pipinya pun ikut terasa tegang. Apa kesalahan yang telah kuperbuat? Tatapan intimidasi yang diberikan Natsume pun hampir membuat dirinya menrenungi kehidupannya.

Natsume pun hanya memandang Harutora yang membeku.

“......Mungkin ia memang pengertian karena ia manis? Itu hanya akan membuat lebih banyak kesulitan jika aku membiarkanmu menjaga altarnya dengan sikap setengah hati seperti itu. Kau hanya cukup duduk diam dirumah.”

Ia mencoba menahan emosinya, namun suaranya seperti menggema di udara. Rambut hitam kelamnya terayun ketika ia meninggalkan tempat duduknya, berjalan menuju pintu kafe. Ia tahu bahwa Natsume saat ini sedang memancarkan aura yang kuat sekarang, walaupun ia bukanlah seorang penglihat roh.

Tapi ia tak bisa membiarkannya pergi seperti ini.

“Tunggu sebentar! Tunggu, ayo kita bicarakan ini dengan tenang, Natsume!”

Harutora pun berlari meninggalkan mejanya seakan-akan melompati meja tersebut, dengan putus asa berteriak memanggil Natsume, yang sedang menggenggam gagang pintu dengan salah satu tanganya--

Lalu tiba-tiba, sesuatu yang aneh pun terjadi pada tubuhnya.

...Huh?

Harutora tidak menyadarinya, ini pertama kalinya terjadi pada dirinya. Semenjak ia memasuki kafe tersebut- lebih tepatnya, semenjak ia berpisah dengan Suzuka kemarin malam- ini kali pertamanya ia memanggil Natsume dengan namanya.

Walaupun ia tidak merasakannya dengan jelas, ia sedikit menyadari sihir yang tertidur di dalam dirinya.

Menggeliat.

Ia terhuyung-huyung, jatuh ke lantai. Pegawai toko pun berteriak, dan Natsume dengan panik memalingkan wajahnya.

…A-apa, ada apa……?

Tiba-tiba rasa aneh pun menyerang dirinya yang tak siap. Ia dengan susah payah mencoba untuk bersuara, memaksakan dirinya sekuat mungkin untuk terbatuk. Ia terkapar di lantai, memegang dadanya, mencoba mengeluarkan sesuatu dari dalam dirinya.

“……Harutora-kun?”

Natsume memanggil Harutora, dan nadanya tidak lagi terisi dengan amarah, mungkin dikarenakan ia melihat keadaan Harutora saat ini. Ahh, ini bagus- bahkan dikondisinya yang seperti ini, ia pun masih sempat berpikiran seperti itu.

Di saat yang bersamaan.

Uhuk--!

Harutora pun meludahkan sesuatu. Tidak, sesuatu ingin keluar dari dalam dirinya.

Itu sebuah potongan kertas.

Sebuah sobekan kertas lusuh yang diambil dari kitab. Ketika kertas tersebut keluar dari dalam tubuhnya, kertas basah tersebut pun bergeliat layaknya sebuah makhluk hidup, yang terlipat menjadi sebuah ‘bentuk’.

Potongan halaman tersebut pun menjadi sebuah lebah.

Mata Harutora pun melebar.

--Orang itu!

“Shikigami!?”

Natsume pun dengan segera mengambil kuda-kuda untuk melindungi dirinya.

Sayangnya, shikigami tersebut satu langkah lebih cepat dari dirinya.

Shikigami berbentuk lebah tersebut pun menari-nari di udara bagaikan sebuah panah, dengan diam mendekat dan menyelip menuju titik buta Natsume dengan cepat, dan menusuk penyengatnya ke dalam leher Natsume sehalus mungkin.

“—Uuu!”

Natsume, dengan refleks mencoba memukul lebah tersebut dengan tangannya, namun dengan cepat lebah tersebut menghindar, terbang menuju celah pintu yang sedikit terbuka oleh Natsume, menuju lebatnya hujan di luar toko sana, dimana benda kecil tersebut itu menghilang. Semuanya terjadi hanya dalam sekejap mata.

--Sial! Harutora berdiri sambil terbatuk, dan ia melihat Natsume yang terhuyung-huyung jatuh tak sadarkan diri.

“Natsume!”

Wajah Natsume pun memucat, gaunnya pun terbentang meluas ketika dengan perlahan ia merosot pada pintu. Penglihaatannya pun mengabur dan tidak bisa fokus, Harutora pun dengan panik segera berlari menuju Natsume.

“Natsume! Bertahanlah!”

“H……Harutora-kun……”

Tubuh Natsume pun sedikit gemetar saat Harutora memegang pundaknya, merutuki dirinya yang sedang ketakutan.

Sialan, lebah itu!

Lebah itu tak mungkin beracun, bukan? Natsume terlihat seperti mengetahui apa yang dipikirkan Harutora, dengan perlahan menggerakan tangannya, menyentuh lengan Harutora.

“……Kekuatan spiritualku…… telah dicuri……”

“Natsume, kau baik-baik saja? Kekuatan spiritualmu telah dicuri – lalu apa yang harus kita lakukan?”

“Tak usah pedulikan itu…… Shikigami itu saat ini……”

Natsume pun bertanya dengan penuh rasa sakit. Harutora pun tak bisa menjawab, dan Natsume pun telah mengetahui jawabannya bahkan sebelum ia bertanya.

…Mereka telah dipermainkan.

Itu adalah shikigami milik Suzuka, dan Harutora benar-benar telah dipermainkan olehnya.

Harutora pun membayar tagihan mereka dan dengan segera menggendong Natsume yang setengah sadar ke dalam taksi yang telah dipesan olehnya.

Ketika kekuatan spiritual seseorang menghilang secara tiba-tiba, maka resistensi mereka terhadap sihir akan melemah secara signifikan, dan walaupun dirinya tidak benar-benar dalam bahaya, ini akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengembalikan kekuatannya menjadi normal.

Sepertinya rumah keluarga utama memiliki sesuatu yang dapat memulihkan kekuatan spiritualnya, dan setelah Harutora memelajari ini, ia memutuskan untuk pergi ke keiaman keluarga utama bersama Natsume.

Badai pun langkah demi langkah mendekat , dan suasana ribut pun muncul di luar. Tetesan-tetesan besar dari hujan pun dengan acak memercikkan kaca depan mobil, dan terkadang tergoyang oleh kencangnya angin, yang seolah-olah mengekspresikan keadaan pikiran Harutora.

…Ini semua salahku. Aku melukai Natsume…….

Awal mulanya ia percaya bahwa Suzuka menciumnya hanya untuk mengejek Hokuto, untuk membuatnya tidak senang. Tapi, teryata ini tidak sesederhana yang dikiranya, Suzuka sebenarnya sedang menggunakan sihir waktu itu, membuat perangkap.

Jika dipikir-pikir saat ini, suzuka telah memeringati dirinya dengan cara aneh. Ia dengan sengaja mengulanginya tiga kali untuk ‘pastikan beritahu Natsume secara langsung’. Yang pada akhirnya, Harutora tak menghiraukannya lebih lanjut, dan ia malah membawa shikigami musuh tepat dihadapan Natsume.

Natsume masih susah untuk berbicara. Tetes-tetes keringat pun muncul pada wajahnya yang pucat, dan matanya yang selalu terlihat tajam setengah tertutup oleh kelopak matanya, bahkan keadaannya saat ini sangatlah lemah. Wajahnya kehilangan warnanya, da tubuhnya terbenam ke dalam bangku mobil, dengan lemah mencoba untuk bernapas.

…Sial.

Keadaan teman masa kecilnya yang tersiksa membuat Harutora menggertakan giginya. Ia telah dibutakan oleh kebodohannya . “……Aku tidak mengetauinya…… Ini salahku……” kata Natsume, seolah-olah mencoba menghibur Harutora.

Natsume tidak sepenuhnya membuka mulutnya, dan perkataan tersebut dengan cepat menyadarkan Harutora.

“Maaf. Ini semua karena diriku--!”

“Tidak, ia adalah seorang Pemimpin Suci…… Bahkan jika kau berada di dalam sihirnya, tetap saja akan susah untuk mengetahuinya……”

“Tapi!”

“Lupakan hal ini sekarang…… Dengan ini, ia telah mendapatkan ‘aku’. Kita harus menghentikan dirinya…… dari altar.”

Suzuka bilang bahwa ia ingin Natsume bekerja sama dengan eksperimennya. Dengan dirampasnya kekuatan spiritual Natsume, sepertinya Suzuka tak membutuhkan diri Natsume, hanya kekuatan spiritualnya. Dikarenakan ia telah memiliki kekuatan spiritualnya, mungkin Suzuka akan langsung menuju altarnya dan melaksanakan upacara tersebut.

“Kita harus segera kembali…… dan bersiap untuk bertarung……”

“Bo-bodoh, bagaimana kau bisa bertarung dengan kondisi seperti ini?”

“………….”

Natsume tidak menjawab. Sepertinya percakapan singkat ini telah menguras tenaganya, dan ia menutup matanya, kelelahan.

Entah bagaimana wajah pucatnya tampak menunjukan pandangan pantang mundur. Walaupun ia tahu ini adalah pertarungan yang tak bisa ia menangkan, ia tetap ingin bertarung sampai akhir. Keinginan kuat tersebut pun tak perlu diungkapkan dengan kata-kata, karena pandangan tegasnya telah menunjukannya.

…Apa yang harus ia lakukan?

Ketika Harutora sedang kesusahan, teleponnya berbunyi.

‘Harutora, apa disana kau baik-baik saja? Apa pertemuanmu dengan teman masa kecilmu berjalan lancar?’

Panggilan telepon tersebut dari Touji. Ia dapat mendengar suara lengkingan angin yang bersiul dibelakangnya, jadi kemungkinan Touji sedang berada di luar.

Harutora memandang sekilas terhadap Natsume. Matanya tertutup, kepalanya bersandar pada bangku.

Ia terlihat seperti sedang tertidur nyenyak, dan walaupun ia masih bernapas dengan susuah payah, setidaknya sudah mulai stabil. Harutora pun menjelaskan situasinya sepelan dan secepat mungkin tanpa harus membangunkan Natsume.

Dengan cermat Touji pun memahami situasinya dengan cepat.

‘Begitu.’

Ia mengucapkan kata tersebut dengan pelan, sedikit rasa senang pun terdengar pada suaranya. Mungkin kebiasaan buruknya sedang muncul, karena ia dengan jelas menunjukan sedikit kebahagiaan pada sikapnya.

‘Tak heran bocah tengil itu melepaskanmu dengan gampangnya. Atau mungkin ia hanya sangat berhati-hati, atau kau yang memang kelewat bodoh…’

“Dua-duanya. Lupakan itu, aku ingin minta tolong padamu. Bisakah kau menghubungi pihak Agensi Onmyou atau unit lainnya dan beritahukan pada mereka tentang Investigator Mistis kemarin? Aku tak tahu apa mereka akan memercayai kita atau tidak, tapi kupikir mereka tak akan mengabaikanmu jika kau menyebut nama Tsuchimikado.”

Ketika berita tersebut diungkapkan, Agensi Onmyou menyebarkan bantuan tambahan dari Tokyo, tapi untuk sesaat, hanyha tim dari kemarin yang ada disini. Mereka mungkin tak akan cukup untuk melawan Dairenji, tapi setidaknya mereka jauh lebih mampu daripada Natsume yang dalam kondisi seperti ini dan dirinya.

Tapi…

‘Sebenarnya, aku menelponmu untuk memberitahukan perkembangan para Investigator. Mereka sepertinya telah menemukan si bocah tengil itu, dan mereka tengah berupaya melakukan sesuatu sekarang.’

“Apa? Benarkah? Kenapa kau mengetahuinya?”

‘Mmm, bagaimana aku harus menjelaskannya, aku memiliki teman yang cukup bodoh dimana ia sekarang sedang dalam masalah, jadi aku mencoba menggunaka beberapa channelku untuk melihat apakah aku bisa membantunya atau tidak.’

Jawab Touji dengan tenang dari ujung telepon sana.

Harutora pun tak bisa menahan dirinya untuk tersenyum pahit. Ia bilang itu untuk Harutora, tapi ia pasti sedang mengeluh didalam hatinya menapa I atida terlibat. Akan tetapi, aksinya cukup mengejutkan, diakrenakan Harutora tidak akan terpikir untuk mengetaui aksi para Investigator Mistis tersebut. Bagaimana ia melakukannya?

“Huh, tapi pertama, apa bantuan dari Agensi Onmyou telah sampai?”

‘Belum. Kemungkinan akan telat dikarenakan badai.’

“Jika seperti itu, mereka pasti akan kalah lagi, bukan?”

‘Apa mereka sebegitu bodoh? Mereka itu profesonal, dan mereka tidak bertarung pertarung yang tidak dapat mereka menangkan. Kutebak mereka pasti telah menyiapkan penyergapan setelah mengetahui bocah tersebut.’

Bagaimanapun hebatnya dirinya, Touji tidak mengetahui aksi apa yang akan diambil oleh para Investigator Mistis. Namun, secara logika Suzuka akan pergi menuju altar, dan Investigator yang sedang mengejarnya juga akan bergerak ke arah yang sama.

Setelah Harutora memberikan pendapatnya, Touji pun mengungkapkan persetujuannya dari sisi lain telepon.

‘Selanjutnya, tergantung bagaimana para Investigator Mistis membuktikannya. Bagaimana denganmu, apa yang akan kau lakukan?

“Aku sedang ada dalam taksi menuju rumah Natsume – kediaman keluarga utama, sepetinya ada alat yang dapat memulihkan kekuatan spiritualnya disana.”

‘Aku tahu, tapi bukankah orang itu aka nada di belakang rumah utama mencari altarnya? Mungkin kau akan terlibat pertarungan sihir lagi.’

“Jangan bercanda, aku tak mungkin akan lebih tidak beruntung lagi—“

Belum ia menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba taksi berdecit berhenti.

Sang pengemudi pun berteriak, dan suara decitan rem sangatlah memekakkan telinga selagi mobil tersebut tergelincir dijalan yang basah.

Harutora refleks melindungi tubuh Natsume.

Bulu romanya pun berdiri ketika rasa teror menggenggam hatinya, tapi untungnya tak ada mobil lain dan tak ada bencana lain yang menyusul. Taksi pun membuat putaran sembilan puluh derajat sebelummnya akhirnya berhenti dengan selamat.

“Ada apa?”

“Mo-monster!”

Sang pengemudi berteriak ketika menjawab pertanyaa Harutora, lalu, Harutora juga melihat benda itu.

Disisi lain jendela yang berkabut dikarenakan temperature, terdapat sekelompok binatang buas di jalan yang terlihat seperti buatan kertas.

Itu adalah shikigami milik Suzuka. Harutora pun tidak bisa tidak meragukan matanya.

--Tidak mungkin!

Ia melihat sekilas ke arah Natsume, yang berada dibawahnya. Natsume tidak terbangun dengan kekacauan tersebut, namun wajahnya menunjukan bahwa ia terganggu dan ia terengah-engah seperti ia sedang mengalami mimpi buruk.

“Sial……!”

‘Harutora, ada apa!’

Touji berteriak dari sisi lain telepon, mendengar ada yang salah. Sekelompok shikigami tersebut pun berlari, terlihat mengamuk…

Tetapi, tiba-tiba mereka kembali lagi menjadi kertas tanpa diperingatkan.

“……Huh?”

Harutora bahkan tidak memiliki cukup waktu untuk merasa shock sebelum potongan kertas tersebut tersapu oleh hujan, seolah-olah adegan kemarin terulang kembali. Tidak lama kemudian, seluruh shikigami tersebut menghilang, menjadi potongang-potonga yang lebih kecil dan bertebaran di atas jalan aspal.

“……Ada apa?”

Untuk sesaat Harutora merasa khawatir, kemudian memutuskan untuk meninggalkan Natsume yang tak sadarkan diri, dan berjalan keluar sendiri dari kursi penumpang taksi tersebut.

Hujan pun membasahi tubuhnya tepat setelah ia keluar dari mobil. Tempat ini merupakan daerah pinggiran dari sawah padi, dan ini sangat jauh dari kota. Awan hitam pun berkumpul diatas kepalanya, dan hujan lebat mengguyur dimana-mana.

Saat ini, matahari sudah tenggelam, dan keadaan sekitar sudah menggelap. Terdapat cahaya remang-remang lampu jalan yang berada ditiap-tiap sisi jalan berdiri diantara kegelapan dan hujan. Di sebelah kanannya padi dan hujan menghasilkan bunyi gemercik, dan di sebelah kirinya terdapat pagar besi yang berkarat, dengan sebuah pabrik konstruksi yang terdapat dibelakangnya. Shikigami tersebut telah muncul dari arah pabrik tersebut.

Ia dapat mendengar suara objek yang terpecah-belah dan deru angin yang berasal dari tempat konstruksi tersebut, walaupun ditengah-tengah derasnya hujan.

Harutora pun teringat pertarungan sihir kemarin. Disana terdapat orang-orang yang sedang bertarung di belakang tempat konstruksi tersebut, dan orang-orang yang sedang bertarung itu pastilah Suzuka dan para Investigator Mistis.

Kekhawatiran Touji menjadi kenyataan.

“……Seberapa buruk sebenarnya keberuntunganku, Sungguh?”

Ia bergumam hampa ditengah-tengah derasnya hujan.

Bagaimana pun juga, ia harus segera pergi…… Pikir Harutora—

--Tidak, tunggu!

Melarikan diri pun tidak akan ada gunanya. Situasi hari ini berbeda dengan kemarin, dan di posisi Harutora saat ini, ia harus melakukan apapun yang bisa ia lakukan untuk menghentikan aksi Suzuka, apalagi setelah Natsume yang sangat bersikeras untuk menhentikannya dan pasti tak akan mau mendengarkan Harutora yang bersusah-payah untuk meyakinkannya.

Oleh karena itu.

“………….”

Harutora tersenyum miris.

“……Touji.”

‘Harutora? Ada apa?’

“Aku tak sengaja berpapasan dengannya.”

Touji terengah di ujung telepon sana. Tentu saja, karena ia tak pernah memimpikan Harutora untuk terlibat lagi dalam pertarungan sihir.

‘……Sial, apa kau yakin kau tak dikutuk?’

“Mugnkin. Tapi untungnya, Natsume baik-baik saja, dan aku berencana untuk memulangkan Natsume terlebih dahulu, lalu aku akan mengobservasi hasilnya.”

‘Apa? Hei hei, jangan berbicara yang tak masuk akal, siapa yang mau mencari masalah dengan ini.’

“Kau tak perlu memberitahukanku itu.”

Disaat yang sama ketika ia membalas perkataan Touji, ia juga dengan segera mempersiapkan mentalnya.

Apa yang dikatakan Touji benar, para Investigator Mistis tak mungkin bertarung dengan Suzuka tanpa memikirkan beberapa perlawanan. Maka akan ada lebih banyak alasan untuknya untuk mengonfirmasikan hasilnya sebelum ia melarikan diri. Tentu saja, ia ingin supaya Investigator Mistis untuk menang, namun jika mereka kalah, ia akan lebih tahu dengan segera untuk mempersiapkan rencana selanjutnya.

Walaupun sebenarnya ia tak bias berbuat apa-apa.

‘Jangan pergi, Harutora. Musuhnya adalah seorang Onmyouji, apa yang bisa kau lakukan?’

“Aku tak bisa melakukan apa-apa, yang kubisa hanyalah melihat siapa yang akan menang. Juga, walaupun jika Dairenji Suzuka menang, mungkin aka nada kesempatan jika ia telah menghabiskan tenaganya atau mengurangi penjagaannya.”

‘Kesempatan apa?’

“Kesempatan untuk mengelabuinya dan menghentikannya.”

‘Baiklah, Harutora, aku tahu kau bodoh, jadi sekarang dengarkan aku dan pergilah dari sana.’

“Diamlah, aku hanya bercanda.”

Touji sangatlah ingin untuk menghentikan Harutora, namun Harutora hanya memberitahukan tempatnya secara singkat dan dengan segera menutup teleponnya.

Ia kembali ke taksi, meminta sang supir untuk mengantarkan Natsume pulang. Pengemudi ini sepertinya memang pengemudi yang bekerja khusus untuk keluarga utama, dan telah sering berhadapan dengan keluarga utama. Walaupun wajahnya pucat pasi, ia tetap menjawab permintaan Harutora.

“……Natsume.”

Kesadaran Natsume masih belum kembali, Harutora pun dengan pelan memanggil namanya.

Melihat kondisi Natsume yang seperti ini, sebenarnya ia tak mau meninggalkannya, tetapi jika mempertimbangkan dirinya yangjuga tidak akan berguna untuk Natsume jika ia berada disisinya, maka mungkin akan lebih berguna untuknya jika ia mengonfirmasi siapa yang akan menang. Ia pun mengeluarkan jimat penyembuh dari kotak jimat.

Jimat penyembuh tersebut adalah jimat yang digunakan untuk mengobati luka menggunakan kekuatan spiritual, dan itu tak bisa menyimpan kekuatan spiritual, dan kekuatan spiritual Natsume saat ini sangatlah lemah, jadi jimat ini tak akan terlalu berpengaruh banyak.

“……Kuharap kubisa mengunakan ini……”

Sudah terlalu telat untuknya untuk mengatakan hal seperti itu. Tetapi, jika kekuatan spiritual Natsume lemah, kekuatan spiritualnya mungkin akan sedikit membantu. Harutora pun mencoba untuk merapalkan sesuatu, menggenggam erat jimat tersebut.

Natsume masih tertidur lelap. Harutora pun kemudian mengatakan ‘aku mengandalkanmu’ terhadap sang supir setelah ia menempelkan jimat tersebut ke dada Natsume, dan menatap kepergian taksi tersebut.