Mahouka Koukou no Rettousei (Indonesia):Volume 2 Chapter 6

From Baka-Tsuki
Revision as of 09:04, 14 February 2017 by Isko (talk | contribs) (editing 2/7)
Jump to navigation Jump to search

Tepat sebelum gerbang sekolah ditutup, di dalam ruang klub.

"Situasi mengenai menyerobotnya Klub Kenjutsu pada demonstrasi untuk anggota baru Klub Kendo."

Tatsuya, yang sedang menyaksikan dan mengalami kejadian itu, memberikan rincian mengenai percobaan perkelahian — termasuk bagaimana Mibu Sayaka dan Kirihara Takeaki mulai berdebat, dia mencoba menengahi mereka dan secara pribadi menantang Klub Kenjutsu — khususnya tiga orang yang berdiri di depannya.

"Meski begitu, setelah melawan lebih dari sepuluh orang, mengherankan kau masih begitu hebat."

Di hadapannya agak ke kanan adalah Ketua OSIS, Saegusa Mayumi.

"Tepatnya ada empat belas orang. Seperti yang diharapkan dari murid Kokonoe-sensei kurasa."

Di bagian tengah, orang yang dalam artian adalah bosnya, Ketua Komite Disiplin, Watanabe Mari.

Tertawa penuh ketertarikan — bukan dalam artian 'aneh', tapi dalam artian 'menghibur' — sementara komentarnya membuat kata-katanya agak ironis. Meskipun ekspresinya agak tidak tulus, dia mungkin memuji Tatsuya.

Apa yang paling berkesan bagi Mayumi dan Mari adalah, setelah menaklukan Kirihara, Tatsuya hanya bertahan melawan segerombolan anggota Klub Kenjutsu tanpa menyerang. Namun, Tatsuya tidak menunjukkan teknik yang layak dipuji.

Dia tampaknya memiliki kemampuan rata-rata siswa SMA, tapi mereka tidak tahu ditingkat apa.

Itulah kenapa mereka yang menyerang bernasib jauh lebih buruk daripada murid kuil Yakumo — mereka tidak mengetahui Tatsuya bisa mengatasi empat belas lawan sekaligus dan tidak mengalami cedera serta betapa berharganya itu.

Sebaliknya, kesadaran Tatsuya terfokus pada siswa laki-laki kelas 3, di sebelah kiri.

Kemungkinan dia adalah Pemimpin Grup Direksi Klub, Juumonji Katsuto. Yang mengemban nomor '10 'dalam namanya[1], anak sulung dari keluarga Juumonji.

(Dia terlihat cukup tinggi...)

Jika berdiri, dia sekitar 185 cm. Itu tidak lantas membuatnya menjadi orang besar sehingga harus mendongak ke atas.

Sebaliknya, dada tebal, bahu lebar dan otot berdesirnya, dengan mudah dikenali bahkan di balik seragamnya.

Tidak hanya ciri-ciri fisiknya, setiap susunan yang membentuk seorang manusia nampak kental di dalamnya, memberikan karakternya sebuah hawa kehadiran yang sangat berat.

Seperti yang diharapkan dari seseorang yang berdiri di sebelah Mayumi dan Mari sebagai bagian dari Tiga Besar SMA 1, pikir Tatsuya, mengerti hanya dari penampilan dan kesannya.

"Kau tidak melihat keadaan awal kejadian itu?"

Sedang ditanyai oleh Mari, yang telah mengubah ekspresinya, Tatsuya tersentak kembali menuju kenyataan. Sekali lagi, dia mengingat laporan kejadian yang baru saja dia selesaikan dan menjawab dengan jelas pertanyaannya.

"Itu benar. Apakah Kirihara-senpai telah memprovokasi Klub Kendo atau Klub Kendo yang sebelumnya menyebabkan beberapa keluhan melawan Klub Kenjutsu, kita tidak bisa mengatakannya dengan pasti."

Apa yang ia lihat adalah dari titik ketika Mibu dan Kirihara sedang bertengkar. Bersama dengan Erika, mereka berada di belakang tribun dan hendak keluar dari gym ketika mereka mendengar desas desus percekcokan, tetapi mereka tidak mendengar pembicaraannya. Pada saat ia mengarungi kerumunan dan tiba di tempat kejadian, baik Mibu dan Kirihara sudah berada dititik mengadu pedang.

"Apakah itu penyebab kenapa kamu tidak bertindak langsung?"

Pertanyaan tersebut berasal dari Mayumi.

Katsuto nampak menerima posisi sebagai pendengar.

"Aku berniat untuk campur tangan hanya saja jika aku menganggap hal itu menjadi terlalu berbahaya. Kalaupun mereka hanya berakhir dengan menyakiti satu sama lain, itu permasalahan di antara mereka sendiri."

Tatsuya menjawab pertanyaan Mayumi secara kondisional.

Seperti yang Mayumi katakan, Tatsuya awalnya mengambil sikap sebagai pengamat karena ia tidak tahu siapa yang harus dia hentikan.

Kalian mungkin bisa mengatakan kalau ia memiliki pilihan untuk menghentikan keduanya, tapi karena hal itu akan mengakibatkan ia memperoleh reputasi dan terkenal setelah mengalahkan mereka berdua, maka kasus itu tidak dianggap.

Namun, itu bukanlah satu-satunya alasan. Kewajiban-kewajiban yang diminta darinya oleh Komite Keamanan adalah pencegahan kekerasan sihir. Baik Kirihara ataupun Mibu, ketika mereka mulai bertikai menggunakan sihir. Seandainya Kirihara tidak menggunakan sihir "Sonic Blade", kemungkinan Tatsuya hanya akan menonton sampai akhir.

"...Yah tak masalah. Ini pastinya kalau kita tidak memiliki tenaga pembantu untuk ikut campur dalam setiap perkelahian."

Masalahnya selama perekrutan adalah bagaimana tempat klub yang umumnya menangani hal-hal ini. Pernyataan Mari didasarkan pada hal itu, jadi baik Mayumi maupun Katsuto tidak keberatan.

"Lalu, apa yang kamu lakukan dengan Kirihara?"

"Tulang selangka Kirihara retak, jadi aku menyerahkannya pada Komite Kesehatan. Tingkat cedera itu dapat disembuhkan secara langsung dengan sihir. Dia mengakui kesalahannya di klinik sekolah, jadi aku tidak akan mempertimbangkan tindakan lebih lanjut yang diperlukan."

Kebenarannya adalah sesaat serangan bertubi-tubi Kirihara dengan shinai yang membuat tulangnya retak, bantingan Tatsuya lah yang meremukkannya. Tatsuya tidak merasa perlu menjelaskan detailnya.

Dan sebab Mari belum benar-benar melihat kondisi Kirihara, jadi tidak mungkin untuk memberitahunya.

"Hm... boleh juga. Penuntutan akan diserahkan pada pengawas."

Mengangguk pada kata-kata Tatsuya, Mari mengalihkan matanya menuju Katsuto.

"Ini seperti yang kamu dengar, Juumonji. Sebagai Ketua Komite Keamanan, aku tidak ingin membawa masalah ini ke Komite Disiplin."

"Aku berterima kasih untuk kebaikanmu. Dengan menggunakan sihir yang sangat berbahaya seperti Sonic Blade di tempat seperti itu, meski tidak ada yang terluka, kami memikirkan kalau hukuman skorsing setidaknya dilakukan. Aku yakin orang yang mempertanyakan dirinya menyadari hal itu. Kami akan memberi nasehat sepenuhnya, dan memastikan dia mengambil pelajaran ini."

"Kami akan menyerahkan kepadamu."

Katsuto membungkuk sedikit, sembari Mari kembali.

"Tapi, apa Klub Kendo puas dengan itu?"

"Mereka saling memprovokasi. Mereka tidak dalam posisi untuk membuat keributan."

Mari dengan tegas menghentikan kegelisahan Mayumi. Mayumi tidak menyangkalnya. Persoalan ini di bawah aturan Ketua Komite Keamanan. Pemimpin Grup Direksi Klub menerimanya, dan ketua anggota OSIS tidak keberatan. Dengan ini, insiden itu ditutup.

Tatsuya tidak saling memperhatikan. Ini bukan tugasnya untuk memanas-manasi akan ketidakpuasan.

"Ketua, aku minta maaf karena mengganggu."

Dengan itu, Tatsuya memberi isyarat kepada Mari kalau ia ingin pergi.

"Ah, sebelum itu, ada satu hal yang ingin aku pastikan."

Mari juga tidak mau menahan Tatsuya dari kewajibannya (walau itu mungkin hanya untuk hari ini), jadi pertanyaannya singkat.

"Apa Kirihara satu-satunya yang menggunakan sihir?"

"Itu benar."

Tatsuya menjawab pertanyaan Mari dengan biasa.

Lebih tepatnya, hanya Kirihara yang benar-benar berhasil mengaktifkan sihir, itulah apa yang harus ia katakan, tapi Tatsuya tidak berniat memberikan penjelasan lebih rinci.

"Begitu. Terima kasih atas kerja kerasmu."

Menerima ijin, Tatsuya berbalik dan meninggalkan markas klub.


◊ ◊ ◊


Setelah keluar dari markas klub, Tatsuya kembali menuju ruangan OSIS.

Matahari terbenam hanya sedikit menghabiskan waktu..

Biarpun dia berbakat pada sihir, tidak pantas bagi seorang gadis untuk pergi sendiri pada saat ini, dan Miyuki sebelumnya meminta pada Tatsuya untuk menemaninya pulang.

Rencananya adalah menemuinya di tengah perjalanan.

Klub HQ berada di gedung yang terpisah dari bangunan-bangunan utama ruang OSIS yang ada di dalam.

Dalam rangka untuk sampai dari HQ ke ruang OSIS, penting untuk meninggalkan sekolah sementara (meski tidak perlu mengganti sepatu, kebiasaan yang dikenal sebagai sepatu indoor[2] jarang terlihat lagi) dan berjalan di sekitar jalan masuk utama , tapi sudah ada beberapa wajah yang dikenal menunggu di sana.

"Ah, kerja bagus ~"

"Onii-sama."

Erika yang memanggil pertama, tapi Miyuki lah yang buru-buru menghampirinya.

Yang lain menatap kagum pada kehebatan yang tak terduga tersebut.

"Terima kasih untuk semua kerja kerasmu. Hari ini cukup melelahkan bukan?"

"Ini bukan apa-apa. Kerja bagus hari ini juga, Miyuki."

Sambil Miyuki berdiri di depan Tatsuya dengan kedua tangan yang mendekap tasnya di depan, Tatsuya, dengan perasaan sayang, secara lembut membelai rambutnya dua sampai tiga kali.

Miyuki setengah menutup matanya dalam kesenangan selagi dia menatap pada kakaknya, dan kedua mata mereka bertemu.

"Aku tahu mereka saudara sih, tapi yah..."

Sembari mereka berjalan kearah keduanya, dengan ekspresi enggan, Leo bergumam pada dirinya.

"Ini hampir seperti adegan dari sebuah lukisan..."

Di sebelahnya, Mizuki, dengan warna merah di wajahnya, menatap keduanya seolah hendak melahap mereka.

Pada saat itu, Erika menyipitkan matanya menuju Leo dan Mizuki.

"Hei, kalian... tebak apa yang kalian pikirkan tentang mereka berdua?"

Mengangkat bahu dengan berlebihan bersama kedua tangan yang diulurkan dari tubuhnya, menggelengkan kepalanya perlahan akan terkesan sedikit dibuat-buat, tapi entah bagaimana sesuai bagi Erika.

"Seperti yang kau katakan, mereka saudara benar?"

Ekspresinya, bersama dengan bagian tersebut, seperti membawa keduanya kembali pada kesadaran mereka. Dengan panik, Leo dan Mizuki bereaksi terhadap pemandangan itu dengan sepenuh perasaan.

"Ja-Ja-Ja-Ja-Jangan mengatakan hal yang jelas seperti itu!, Aku tidak membayangkan apa-apa!"

"Ya-Ya-Yah itu benar, Erika-chan! Ja-Jangan mengatakan sesuatu yang aneh!"

"...Ya ya, aku akan berhenti di situ."

Kemungkinan besar, jika bukan untuk sindiran Erika, baik Leo dan Mizuki tidak akan tahu di mana mesti berhenti dengan kesalahpahaman mereka.

Tidak menyadari perjuangan Erika, Tatsuya akhirnya melepaskan tangannya dari kepala adiknya dan berbalik pada ketiganya.

Miyuki, dengan ekspresi segan, mengikuti kakaknya.

Melihat ekspresi itu, dia pastinya akan mendapat delusi aneh.

Namun, Tatsuya tidak menyamarkan kecurigaan yang penuh warna itu dan, dengan wajah sungguh-sungguh, memanggil pada teman-temannya dengan permintaan maaf.

"Maaf, aku membuat kalian menunggu."

Suasana mereda, Leo menggelengkan kepalanya dengan senyum segar.

"Jangan begitu, Tatsuya. Kau tak perlu minta maaf."

"Aku baru saja selesai dari latihan klub. Aku tidak menunggu sama sekali."

Mizuki setuju dengan senyum lembut, dan juga menuntut kalau dia tidak memerlukan permintaan maaf.

"Dia juga baru datang dari klubnya. Tak perlu kuatir."

Erika tertawa dengan nakal seperti biasa, dan memberikan suatu balasan.

Leo, Mizuki dan Erika; ketiganya masing-masing menyambut dengan wajah senyum mereka sendiri.

Tatsuya dengan langsung merasa kalau kata-kata mereka bertentangan pada kebenaran, tapi ia tidak ingin menghabiskan perhatiannya.

"Karena sudah jam segini, kenapa kita tidak pergi makan? Jika ini di bawah 1000 yen tiap orang, aku yang traktir."

Nilai mata uang saat ini berharga sekitar dua kali dari bagaimana mata uang 100 tahun lalu.

Untuk murid SMA, 1000 yen sedikit lebih dari biasa, tapi masih bisa diterima.

Sebagai ganti permintaan maaf lebih lanjutnya, ia menawarkan ajakan.

Tidak ada siapapun di sini yang tak mengerti hal itu, atau merasa perlu untuk mendapatkan sesuatu yang tak penting.


◊ ◊ ◊


Referensi

  1. 'Juu' dalam bahasa jepang berarti sepuluh
  2. biasanya orang jepang akan mengganti sepatunya dengan sepatu khusus ketika memasuki ruang/tempat tertentu seperti sekolah, kantor, gedung dll


Balik ke Casting Assistant Device Kembali ke Halaman Utama Lanjut ke Chapter 7