Mahouka Koukou no Rettousei (Indonesia):Volume2

From Baka-Tsuki
Revision as of 09:03, 10 October 2017 by Isko (talk | contribs) (Created page with "{{:Mahouka Koukou no Rettousei (Indonesia):Volume 2 Ilustrasi}} {{:Mahouka Koukou no Rettousei (Indonesia):Volume 2 Preamble}} {{:Mahouka Koukou no Rettousei (Indonesia):Volu...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Ilustrasi[edit]


Casting Assistant Device[edit]

MKnR v02 06.jpg

Singkatan: CAD — spell support processor (Casting Assistant Device). Juga dikenal sebagai Perangkat Bantuan Houki. Benda itu sangat bervariasi dan terdiri dari dua jenis umum dan spesialisasi. Digunakan untuk mengaktifkan mantra dan jimat, perapalan, mantra sihir, sebagai alternatif untuk teknik tradisional dan artinya dapat ditemukan dalam buku teks sihir, sebagai sarana penting yang diperlukan untuk menguasai sihir modern. Aktivasi kecepatan ritual, dan jumlah penyebaran informasi, ditentukan oleh kemampuan hard disk CAD itu sendiri, begitu banyak perbaikan dan efektivitas aktivasi dapat diperluas dengan hanya bergantung pada kinerja perangkat lunak yang ada di dalam CAD. Bahkan untuk kinerja CAD rendah, dengan menyederhanakan ritual aktivasi, dapat meningkatkan kekuatan dari bagian pengolahan sihir, tapi itu adalah keterampilan tingkat tinggi dan secara umum, kekuatan pemprosesan dari CAD adalah kendala utama pada bagaimana kecepatan sihir yang dapat diaktifkan.

Tujuan utama CAD terletak pada keragamanannya, terlepas dari kombinasi sistem, CAD dapat menginstal hingga 99 jenis ritual aktivasi. Bentuk gelang adalah yang paling banyak digunakan, tetapi jenis komputer mobile juga beredar, dan lebih disukai oleh teknisi sihir senior yang tidak terlalu menyukai menggunakan kedua tangan saat pengoperasiannya.

CAD khusus menekankan pada kecepatan dibandingkan keberagamannya, dan bertujuan mendukung subsistem terintegrasi yang utama. Sistem kombinasi memungkinkan instalasi ritual aktivasi yang sama hingga 9 kali. Yang sering berbentuk pistol dan senapan. Dengan laras di mana amunisi akan biasanya meninjau penggabungan sistem, dan CAD dengan "laras" yang diperpanjang dapat meningkatkan fungsi peninjauan. Salah satu yang dimiliki Shiba Tatsuya, dan disetel oleh Silver Horn model "Trident", adalah salah satunya.


Chapter 6[edit]

Tepat sebelum gerbang sekolah ditutup, di dalam ruang klub.

"Situasi mengenai menyerobotnya Klub Kenjutsu pada demonstrasi untuk anggota baru Klub Kendo."

Tatsuya, yang sedang menyaksikan dan mengalami kejadian itu, memberikan rincian mengenai percobaan perkelahian — termasuk bagaimana Mibu Sayaka dan Kirihara Takeaki mulai berdebat, dia mencoba menengahi mereka dan secara pribadi menantang Klub Kenjutsu — khususnya tiga orang yang berdiri di depannya.

"Meski begitu, setelah melawan lebih dari sepuluh orang, mengherankan kau masih begitu hebat."

Di hadapannya agak ke kanan adalah Ketua OSIS, Saegusa Mayumi.

"Tepatnya ada empat belas orang. Seperti yang diharapkan dari murid Kokonoe-sensei kurasa."

Di bagian tengah, orang yang dalam artian adalah bosnya, Ketua Komite Disiplin, Watanabe Mari.

Tertawa penuh ketertarikan — bukan dalam artian 'aneh', tapi dalam artian 'menghibur' — sementara komentarnya membuat kata-katanya agak ironis. Meskipun ekspresinya agak tidak tulus, dia mungkin memuji Tatsuya.

Apa yang paling berkesan bagi Mayumi dan Mari adalah, setelah menaklukan Kirihara, Tatsuya hanya bertahan melawan segerombolan anggota Klub Kenjutsu tanpa menyerang. Namun, Tatsuya tidak menunjukkan teknik yang layak dipuji.

Dia tampaknya memiliki kemampuan rata-rata siswa SMA, tapi mereka tidak tahu di tingkat apa.

Itulah kenapa mereka yang menyerang bernasib jauh lebih buruk daripada murid kuil Yakumo — mereka tidak mengetahui Tatsuya bisa mengatasi empat belas lawan sekaligus dan tidak mengalami cedera serta betapa berharganya itu.

Sebaliknya, kesadaran Tatsuya terfokus pada siswa laki-laki kelas 3, di sebelah kiri.

Kemungkinan dia adalah Pemimpin Grup Direksi Klub, Juumonji Katsuto. Yang mengemban nomor '10' dalam namanya[1], anak sulung dari keluarga Juumonji.

(Dia terlihat cukup tinggi...)

Jika berdiri, dia sekitar 185 cm. Itu tidak lantas membuatnya menjadi orang besar sehingga harus mendongak ke atas.

Sebaliknya, dada tebal, bahu lebar dan otot berdesirnya, dengan mudah dikenali bahkan di balik seragamnya.

Tidak hanya ciri-ciri fisiknya, setiap susunan yang membentuk seorang manusia nampak kental di dalamnya, memberikan karakternya sebuah hawa kehadiran yang sangat berat.

Seperti yang diharapkan dari seseorang yang berdiri di sebelah Mayumi dan Mari sebagai bagian dari Tiga Besar SMA 1, pikir Tatsuya, mengerti hanya dari penampilan dan kesannya.

"Kau tidak melihat keadaan awal kejadian itu?"

Sedang ditanyai oleh Mari, yang telah mengubah ekspresinya, Tatsuya tersentak kembali menuju kenyataan. Sekali lagi, dia mengingat laporan kejadian yang baru saja dia selesaikan dan menjawab dengan jelas pertanyaannya.

"Itu benar. Apakah Kirihara-senpai telah memprovokasi Klub Kendo atau Klub Kendo yang sebelumnya menyebabkan beberapa keluhan melawan Klub Kenjutsu, kami tidak bisa mengatakannya dengan pasti."

Apa yang ia lihat adalah dari ketika Mibu dan Kirihara sedang bertengkar. Bersama dengan Erika, mereka berada di belakang tribun dan hendak keluar dari gym ketika mendengar desas desus percekcokan, tetapi mereka tidak mendengar pembicaraannya. Pada saat ia menghampiri kerumunan dan tiba di tempat kejadian, baik Mibu dan Kirihara sudah berada pada mengadu pedang.

"Apakah itu penyebab kenapa kamu tidak bertindak langsung?"

Pertanyaan tersebut berasal dari Mayumi.

Katsuto nampak menerima posisi sebagai pendengar.

"Aku berniat untuk campur tangan hanya saja jika aku menganggap hal itu menjadi terlalu berbahaya. Kalaupun mereka hanya berakhir dengan menyakiti satu sama lain, itu permasalahan di antara mereka sendiri."

Tatsuya menjawab pertanyaan Mayumi secara kondisional.

Seperti yang Mayumi katakan, Tatsuya awalnya mengambil sikap sebagai pengamat karena ia tidak tahu siapa yang harus dia hentikan.

Kalian mungkin bisa mengatakan kalau ia memiliki pilihan untuk menghentikan keduanya, tapi karena hal itu akan mengakibatkan ia memperoleh reputasi dan terkenal setelah mengalahkan mereka berdua, maka kasus itu tidak dianggap.

Namun, itu bukanlah satu-satunya alasan. Kewajiban-kewajiban yang diminta darinya oleh Komite Keamanan adalah pencegahan kekerasan sihir. Baik Kirihara ataupun Mibu, ketika mereka mulai bertikai menggunakan sihir. Seandainya Kirihara tidak menggunakan sihir "Sonic Blade", kemungkinan Tatsuya hanya akan menonton sampai akhir.

"...Yah tak masalah. Ini pastinya kalau kita tidak memiliki tenaga pembantu untuk ikut campur dalam setiap perkelahian."

Masalahnya selama perekrutan adalah bagaimana tempat klub yang umumnya menangani hal-hal ini. Pernyataan Mari didasarkan pada hal itu, jadi baik Mayumi maupun Katsuto tidak keberatan.

"Lalu, apa yang kamu lakukan dengan Kirihara?"

"Tulang selangka Kirihara retak, jadi aku menyerahkannya pada Komite Kesehatan. Tingkat cedera itu dapat disembuhkan secara langsung dengan sihir. Dia mengakui kesalahannya di klinik sekolah, jadi aku tidak perlu mempertimbangkan tindakan lebih lanjut."

Kebenarannya adalah sesaat serangan bertubi-tubi Kirihara dengan shinai yang membuat tulangnya retak, bantingan Tatsuya lah yang meremukkannya. Tatsuya tidak merasa perlu menjelaskan detailnya.

Dan sebab Mari belum benar-benar melihat kondisi Kirihara, jadi tidak mungkin untuk memberitahunya.

"Hm... boleh juga. Penuntutan akan diserahkan pada pengawas."

Mengangguk pada kata-kata Tatsuya, Mari mengalihkan matanya menuju Katsuto.

"Ini seperti yang kamu dengar, Juumonji. Sebagai Ketua Komite Keamanan, aku tidak ingin membawa masalah ini ke Komite Disiplin."

"Aku berterima kasih untuk kebaikanmu. Dengan menggunakan sihir yang sangat berbahaya seperti Sonic Blade di tempat seperti itu, meski tidak ada yang terluka, kami memikirkan kalau hukuman skorsing harus dilakukan. Aku yakin orang tersebut menyadari hal itu. Kami akan memberi nasehat sepenuhnya, dan memastikan dia mengambil pelajaran ini."

"Kami akan menyerahkan kepadamu."

Katsuto membungkuk sedikit, sembari Mari kembali.

"Tapi, apa Klub Kendo puas dengan itu?"

"Mereka saling memprovokasi. Mereka tidak dalam posisi untuk membuat keributan."

Mari dengan tegas menghentikan kegelisahan Mayumi. Mayumi tidak menyangkalnya. Persoalan ini di bawah aturan Ketua Komite Keamanan. Pemimpin Grup Direksi Klub menerimanya, dan ketua anggota OSIS tidak keberatan. Dengan ini, insiden itu ditutup.

Tatsuya tidak saling memperhatikan. Ini bukan tugasnya untuk memanas-manasi akan ketidakpuasan.

"Ketua, aku minta maaf karena mengganggu."

Dengan itu, Tatsuya memberi isyarat kepada Mari kalau ia ingin pergi.

"Ah, sebelum itu, ada satu hal yang ingin aku pastikan."

Mari juga tidak mau menahan Tatsuya dari kewajibannya (walau itu mungkin hanya untuk hari ini), jadi pertanyaannya singkat.

"Apa Kirihara satu-satunya yang menggunakan sihir?"

"Itu benar."

Tatsuya menjawab pertanyaan Mari dengan biasa.

Lebih tepatnya, hanya Kirihara yang benar-benar berhasil mengaktifkan sihir, itulah apa yang harus ia katakan, tapi Tatsuya tidak berniat memberikan penjelasan lebih rinci.

"Begitu. Terima kasih atas kerja kerasmu."

Menerima ijin, Tatsuya berbalik dan meninggalkan markas klub.


◊ ◊ ◊


Setelah keluar dari markas klub, Tatsuya kembali menuju ruangan OSIS.

Matahari terbenam hanya sebentar..

Biarpun dia berbakat pada sihir, tidak pantas bagi seorang gadis untuk pergi sendiri pada waktu ini, dan Miyuki sebelumnya meminta pada Tatsuya untuk menemaninya pulang.

Rencananya adalah menemui adiknya di tengah perjalanan.

Klub HQ berada di gedung yang terpisah dari bangunan-bangunan utama ruang OSIS yang ada di dalam.

Demi untuk sampai dari HQ ke ruang OSIS, penting untuk meninggalkan sekolah sementara (meski tidak perlu mengganti sepatu, kebiasaan yang dikenal sebagai sepatu indoor[2] jarang terlihat lagi) dan berjalan di sekitar jalan masuk utama, tapi sudah ada beberapa wajah yang dikenal menunggu di sana.

"Ah, kerja bagus ~"

"Onii-sama."

Erika yang memanggil pertama, tapi Miyuki yang buru-buru menghampirinya.

Yang lain menatap kagum pada kehebatan yang tak terduga tersebut.

"Terima kasih untuk semua kerja kerasmu. Hari ini cukup melelahkan 'kan?"

"Ini bukan apa-apa. Kerja bagus hari ini juga, Miyuki."

Sambil Miyuki berdiri di depan Tatsuya dengan kedua tangan yang mendekap tasnya di depan, Tatsuya, dengan perasaan sayang, secara lembut membelai rambutnya dua sampai tiga kali.

Miyuki setengah menutup matanya dalam kesenangan selagi dia menatap pada kakaknya, dan kedua mata mereka bertemu.

"Aku tahu mereka saudara sih, tapi yah..."

Sambil mereka berjalan kearah keduanya, dengan ekspresi enggan, Leo bergumam pada dirinya.

"Ini hampir seperti adegan dari sebuah lukisan..."

Di sebelahnya, Mizuki, dengan warna merah di wajahnya, menatap keduanya seolah hendak melahap mereka.

Pada saat itu, Erika menyipitkan matanya pada Leo dan Mizuki.

"Hei, kalian... tebak apa yang kalian pikirkan tentang mereka berdua?"

Mengangkat bahu dengan berlebihan bersama kedua tangan yang diulurkan dari tubuhnya, menggelengkan kepalanya perlahan akan terkesan sedikit dibuat-buat, tapi entah bagaimana sesuai untuk Erika.

"Seperti yang kau katakan, mereka saudara benar?"

Ekspresinya, bersama dengan bagian tersebut, seperti membawa keduanya kembali pada kesadaran mereka. Dengan panik, Leo dan Mizuki bereaksi terhadap pemandangan itu dengan sepenuh perasaan.

"Ja-Ja-Ja-Ja-Jangan mengatakan hal yang jelas seperti itu!, Aku tidak membayangkan apa-apa!"

"Ya-Ya-Yah itu benar, Erika-chan! Ja-Jangan mengatakan sesuatu yang aneh!"

"...Ya ya, aku akan berhenti di situ."

Kemungkinan besar, jika bukan untuk sindiran Erika, baik Leo dan Mizuki tidak akan tahu di mana mesti berhenti dengan kesalahpahaman mereka.

Tidak menyadari perjuangan Erika, Tatsuya akhirnya melepaskan tangannya dari kepala adiknya dan berbalik pada ketiganya.

Miyuki, dengan ekspresi segan, mengikuti kakaknya.

Melihat ekspresi itu, dia pastinya akan mendapat delusi aneh.

Namun, Tatsuya tidak menyamarkan kecurigaan yang penuh warna itu dan, dengan wajah sungguh-sungguh, memanggil pada teman-temannya dengan permintaan maaf.

"Maaf, aku membuat kalian menunggu."

Suasana mereda, Leo menggelengkan kepalanya dengan senyum segar.

"Jangan begitu, Tatsuya. Kau tidak perlu minta maaf."

"Aku baru saja selesai dari latihan klub. Aku tidak menunggu sama sekali."

Mizuki setuju dengan senyum lembut, dan juga menuntut kalau dia tidak memerlukan permintaan maaf.

"Dia juga baru selesai dari klubnya. Tidak usah kuatir."

Erika tertawa dengan nakal seperti biasa, dan memberikan suatu balasan.

Leo, Mizuki dan Erika; masing-masing menyambut dengan wajah senyum mereka sendiri.

Tatsuya dengan langsung merasa kalau kata-kata mereka bertentangan pada kebenaran, tapi ia tidak ingin menyia-nyiakan perhatiannya.

"Karena sudah jam segini, kenapa kita tidak pergi makan? Jika ini di bawah 1000 yen tiap orang, aku yang traktir."

Nilai mata uang saat ini berharga sekitar dua kali dari bagaimana mata uang 100 tahun lalu.

Untuk murid SMA, 1000 yen sedikit lebih dari biasa, tapi masih bisa diterima.

Sebagai ganti permintaan maaf lebih lanjutnya, ia menawarkan ajakan.

Tidak ada siapapun di sini yang tak mengerti hal itu, atau merasa perlu untuk mendapatkan sesuatu yang tak penting.


◊ ◊ ◊


Pada upacara penerimaan hari berikutnya, mereka berlima membicarakan tentang hal-hal yang terjadi——yakni klub-klub yang mereka masuki, tugas piket yang membosankan, orang-orang yang menanyakan nama mereka dengan maksud untuk merayu mereka, segala macam pengalaman, tapi pada akhirnya topik pembicaraan yang paling menarik adalah drama yang melibatkan Tatsuya.

"Kelas dua, Kirihara itu, dia menggunakan sihir berbahaya rank B 'kan? Herannya kau tidak sakit."

"Meski kau menyebutnya berbahaya, sebenarnya, Sonic Blade adalah sihir dengan penggunaan terbatas. Selain mempunyai pedang tak tersentuh, ini sungguh tidak berbeda dari pedang tajam. Itu bukan sihir sulit sebetulnya."

Membalas pada Leo yang nampak terkesan, Tatsuya menjawab dengan sikap lelah.

"Tapi, bukannya kau menghentikan orang yang menggunakannya dengan serius hanya dengan dua tangan kosongmu? Apa itu tidak berbahaya?"

"Ini baik-baik Mizuki. Jika ini Onii-sama, tidak perlu kuatir."

"Kau tenang sekali tentang ini ya, Miyuki?"

Miyuki yang tenang sebaliknya kini membuat Mizuki gelisah, Erika menarik perhatian pada kepercayaan yang tidak biasa.

"Pastinya, aku cuma bisa memuji kemampuan Tatsuya-kun yang bisa mengatasi lebih dari 10 lawan dalam perkelahian, tapi senjata Kirihara bukan berarti pedang tumpul. Ini lebih seperti dia mau tak mau keluar dari tengah-tengah kepungan orang-orang itu. Miyuki, apa kau tidak kuatir sama sekali?"

Sedang ditanyai oleh Erika, balasan Miyuki singkat.

"Tentu saja tidak. Tidak ada orang yang bisa mengalahkan Onii-sama."

Jawaban tanpa keragu-raguan sedikitpun.

"—Uhhm..."

Erika pun hanya bisa kehilangan kata-kata.

Dia melihat kemampuan Tatsuya dari dekat waktu itu.

Bahkan melalui matanya, Erika bisa memberitahu kalau teknik berpedang Kirihara sempurna. Dan Tatsuya harusnya juga menyadari bahwa ujung pedang itu tidak setajam pedang yang asli. Tidak hanya itu, tapi Tatsuya juga tidak menegangkan bagian tubuhnya — yang menunjukkan kalau ia tidak merasakan suatu kegelisahan atau rasa takut di atas tingkat bawah sadar — dan mencapai lebih cepat daripada Kirihara yang bisa mengayunkan shinai, menangkap pangkal pedang dan membantingnya dengan pergelangan tangan dan Aikijutsu yang sangat dasar. Tidak, lebih dari Aikijutsu, mungkin bisa disebut teknik Tanpa Pedang.

Ini tidak berlebihan untuk mengatakan kalau teknik seperti itu berada di tingkat seorang ahli. Dulu di waktu kecil, Tatsuya sudah cukup menguasai teknik tersebut, jika bukan master, lalu sesuatu yang hampir mendekati. Belum lagi dengan itu, Erika tidak bisa hanya dengan penuh percaya diri tidak menghiraukan sesuatu tanpa khawatir.

"...Aku tidak bermaksud untuk meragukan kemampuan Tatsuya, tapi Sonic Blade tidak hanya pedang biasa. Maksudku itu memancarkan gelombang ultrasonic, 'kan?"

"Kayaknya, aku pernah mendengar sesuatu seperti itu. Ada pelaksana yang mengenakan penyumbat telinga untuk menghadang suara ultra. Walau, kau harus bersiap untuk itu dari awal."

"Bukan begitu. Ini memang kalau Taijutsu Onii-sama unggul."

Miyuki tertawa pelan sementara membalas pada perhatian Leo dan Mizuki.

"Membalas pengaktifan sihir adalah bidang Onii-sama."

Erika langsung tersangkut dengan kata-kata Miyuki.

"Membalas pengaktifan sihir? Bukan hanya Penguatan Data atau Gangguan Wilayah?"

"Ya."

Melihat antara Miyuki yang mengangguk dengan bangga dan Tatsuya yang tertawa kecil dengan penglihatan "ya begitulah", Erika cuma bisa menggerutu dengan terkejut bersama ekspresi kekaguman.

"Itu sungguh kemampuan yang sangat langka."

"Itu benar. Atau setidaknya, ini bukan sesuatu yang diajari di SMA. Dan meski kau diajari, itu bukan berarti siapapun dapat melakukannya. Erika, tepat setelah Onii-sama keluar, apa kau ingat sebuah ilusi seolah tanah bergoncang?"

"Ye~ah, itu hal biasa bagiku, tapi sepertinya ada banyak murid yang menderita gejala serupa sampai pingsan berat. Sebetulnya, tidak hanya saat awal, tapi juga berubah-ubah selama berlangsungnya pertarungan...?"

"Itu yang Onii-sama lakukan. Onii-sama, apa kamu menggunakan Cast Jamming?"

Dihadapkan dengan senyum lebar Miyuki, Tatsuya hanya dapat menyerah.

"Aku tidak bisa menandingimu seperti biasa, ya."

"Oh ayolah. Jika ini tentang Onii-sama, Miyuki tahu semuanya."

"Tidak Tidak Tidak Tidak."

Leo menyela keduanya sambil mereka saling bertukar senyum dan tawa.

"Itu bukan pembicaraan antara saudara benar? Kenyataannya itu di luar level sepasang kekasih."

"Apa benar?" "Iya kah?"

Setelah sejenak, dihadapkan dengan Tatsuya dan Miyuki yang berada dalam keselarasan sempurna, Leo jatuh persis di atas meja.

"...Mencoba melempar tsukkomi melawan saudara yang bermesraan itu akan jadi tugas yang sulit. Kau tidak punya kesempatan dari awal."

Dengan penyesalan Erika:

"Ahh, aku salah..."

Leo membalas dengan sangat menyesal, sembari terbangun.

"Aku sangat berlawanan dengan kata-kata itu."

Tatsuya keberatan dengan suara yang bisa disebut sangat enggan, dan,

"Ini tidak masalah. Sederhananya bahwa Onii-sama dan aku membagi ikatan kuat dari cinta saudara."

Miyuki dengan lembut menenangkan kakaknya.

Kali ini, adalah Erika dan Leo yang wajahnya membentur meja di saat yang sama.

"Gahhh!"

Leo meluapkan perasaannya dengan efek suara yang mirip seperti percikan darah.

"Itu karena aku mencintai dan mengakui Onii-sama lebih dari siapapun di dunia ini."

Miyuki tidak berhenti di sana. Dalam pemandangan utuh kawan-kawan mereka, dia mendorong kursinya lebih dekat dan merapat pada Tatsuya, melihat pada wajah dekat kakaknya dengan ekspresi semangat.

"Ahh ー Aku pulang aja deh ー pulang ー sekarang."

Dengan pipinya yang masih kuat melekat pada meja, Erika mulai cemberut.

"Miyuki, tidak perlu sampai terbawa suasana ya? Kita dengan orang-orang yang tidak begitu paham, hanya bercanda."

"..." "..." "..."

Selagi Tatsuya tersenyum dengan masam sambil menggoda Miyuki. Tatapan Miyuki, Erika dan Leo berbalik menuju orang yang tersisa.

"...Eh? Eh? Bercanda?"

Mizuki, wajahnya terwarnai merah, mulai menggeserkan matanya dengan resah saat keheningan mendadak yang menyebabkan semuanya menahan napas.

"...Yah, ini benar-benar karakteristik Mizuki."

"Auu..."

Pada bisikan perhatian Erika, wajah Mizuki menjadi merah untuk alasan berbeda.

"...Jika begitu, kau membicarakan tentang sesuatu seperti Cast Jamming?"

Tidak bisa berjuang dengan suasana menusuk yang tak terhankan lagi, Leo dengan paksa kembali ke topik sebelumnya.

"Karena ini sudah diketahui, itu benar."

Bagi Tatsuya, ini kurang dari persoalan yang diinginkan, tapi lebih dari itu, ia juga ingin melakukan sesuatu tentang suasana ini. Dengan tanpa apapun, ia mengikuti pembicaraan Leo.

"Cast Jamming, apa itu sejenis gelombang elektromagnetik yang menghalangi sihir?"

"Ini bukan pastinya elektromagnetik."

"Itu kata kiasan!"

Pada jawaban Leo, Erika menamparnya dengan wajah lurus, lalu menatap kearah Tatsuya seolah tidak ada apa-apa.

Cast Jamming juga sebuah pengaktifan sihir, tapi sejenis sihir yang mengganggu dengan mengubah fenomena mekanik Eidos. Kasarnya, ini dasar yang mirip pada sistem membatalkan sihir.

Terdapat sihir serupa yang melumpuhkan sihir lawan yang disebut "Gangguan Wilayah". Pemakaian prosedur ini menentukan cakupan dengan penggerak di tengahnya tanpa membawa tentang perubahan dalam informasi, dan teknik seperti itu jika kekuatan gangguan kurang dari pengaktifan sihir yang ditetapkan, lalu gangguan akan menutup. Sebaliknya, Cast Jamming menyebarkan sejumlah besar gelombang Psion tak berguna, dan layaknya suatu teknik yang mencegah pengaktifan dari mempengaruhi Eidos.

Gangguan Wilayah dalam beberapa hal tidak mencadangkan sihir, tapi agak langsung menghalangi sihir lawan, dan ini adalah dasar bahwa kekuatan gangguan lebih besar dari yang sihir lawan miliki.

Di sisi lain, Cast Jamming berjalan dengan banyaknya data Penyihir dengan jumlah besar data tambahan, dengan mengurangi sebagian kecepatan muatan data Penyihir menuju tempat dasarnya. Oleh karena itu kekuatan gangguan tidaklah sangat penting. Malahan, bunyi Psion memperbanyak secara acak dan dengan cepat melintasi kedelapan jenis bersama empat frekuensi sistematis, dan terutama menjadi antena yang memblokir semua pengiriman.

"Tapi untuk sesuatu seperti itu, bukankah kau perlu sejenis batu khusus? Anti... anti seperti..."

Sambil Erika mencoba mengingat kata yang tersisa, ini sedikit dibantu Mizuki yang datang untuk menyelamatkannya.

"Antinite, Erika-chan. Tatsuya-san, apa kau punya Antinite? Aku pikir ini sesuatu yang benar-benar mahal."

Antinite dikenal untuk memenuhi kondisi yang sama dengan memancarkan bunyi Psion. Dalam teori, ini mungkin untuk penyihir menimbulkan bunyi untuk Cast Jamming dengan sendirinya, tapi dalam latihan ini sangat sulit.

Tidak seperti Gangguan Wilayah, di bawah pengaruh Cast Jamming, sihir penggunanya juga akan terpengaruh, karena meski penyihir yang perlu dipertanyakan dengan sengaja mencoba membunyikan Cast Jamming, alam bawah sadarnya akan menolak. (Jalannya Sihir mengambil tempat dalam bawah sadar, dan sehingga gerakan bawah sadar mendahulukan kesadaran.)

Sebab itu, memikirkan agar bisa menggunakan Cast Jamming, perlu menggunakan Antinite, yang memenuhi kondisi dengan memancarkan bunyi Psion saja... tapi balasan Tatsuya membalikkan fakta tersebut.

"Tidak, bukan. Sejak awal, Antinite adalah sumber militer. Harganya sekalipun, ini bukan sesuatu yang orang biasa akan dapatkan."

"Eh? Tapi, kau mengatakan menggunakan Cast Jamming..."

Ini bukan hanya Erika yang membuat wajah putus asa sembari berbicara, tapi Leo dan Mizuki juga.

MKnR v02 09.jpg

"Ah ー Sebenarnya aku mau menjaga percakapan ini agar tidak dipublikasikan?"

Memberikan Tatsuya penglihatan bingung sambil ia memelankan suaranya dan condong kearah meja, ketiganya pun mengikuti dengan bersamaan.

"Justru, ini bukan Cast Jamming. Apa yang aku gunakan adalah penggunaan praktis Cast Jamming, 'Specific Magic Jamming'."

Pada kata-kata Tatsuya, wajah Mizuki terhenyak sambil berkedip beberapa kali.

"Uhmm... ada sihir seperti itu?"

"Aku tidak yakin."

Ini adalah Erika yang menjawab pertanyaan Mizuki dengan langsung.

"Lalu, bukankah itu berarti ini sihir baru yang teoritis?"

Suara Erika kali ini yang muncul tidak seperti nuansa kagum atau terkejut, tapi agak kaget.

Jumlah Penyihir yang menggunakan sihir original tidak kecil. Ada juga banyak penyihir ahli yang telah menciptakan sihir original sejak kecil. Namun, itu hanya secara naluriah, dan dengan cara yang tak langsung menjalankan sihir alaminya sendiri, serta Penyihir yang bisa menggunakan secara teori sihir baru seluruhnya adalah beberapa.

Sihir sebagian besar bergantung pada alam bawah sadar.

Meskipun ini mudah untuk mengerjakan kembali menuju teori pada sihir bawah sadar seseorang yang bisa dipakai, untuk membuat teori sihir baru, walau ini hanya perbedaan adanya sihir, membutuhkan pemahaman penuh susunan dan menjalankan prinsip sihir itu.

Ini tidak berlebihan untuk menyebut kalau menciptakan secara teori sihir baru di umur SMA adalah luar biasa.

"Ini mungkin lebih akurat untuk tidak mengatakan menciptakan, tapi cukup kalau aku menciptakannya dengan kebetulan."

Pada reaksi jujur Erika, Tatsuya tertawa sambil menjawab.

"Tahu nggak jika ketika kalian menggunakan CAD dengan bersamaan, gelombang Psion terputus dan mustahil menggunakan sihir dalam berbagai situasi benar?"

"Ah, aku pernah mengalami itu!"

Leo mengangguk pada perkataan Tatsuya.

"Uwah, sombong banget!"

Erika membalas dengan terkejut pada giliran Leo.

"Mana mungkin!"

"Menggunakan dua CAD di waktu bersamaan.... apa kau mencoba melepaskan parallel cast? Memikirkan kau bisa melakukan suatu kemampuan yang sangat tinggi, aku tidak tahu mau berkata apa."

"Berisik. Aku bisa! Suatu hari, jika kondisinya benar aku pastinya dapat melakukannya!"

"Tidak mungkin ー kau bercanda ー berhenti ー"

"...Aku tahu kalau kau bercanda, jadi bisa kau tolong hentikan dengan suara itu? Ini super menggelikan!"

"Ka-Kalian berdua, ayo dengarkan saja penjelasan Tatsuya-san ya? Ne?[3]"

"..."

"...Hmph."

Erika dan Leo berpaling dari satu sama lain.

Sambil Miyuki dengan bingung menatap secara bimbang di antara keduanya, Tatsuya mengangkat bahu.

"Aku pikir itu sangat cukup banyak tentangku tapi... kau ingin aku melanjutkan? Yah, itu juga tidak masalah... Intinya, ketika menggunakan dua CAD secara bersamaan, gelombang masuk Psion menirukan Cast Jamming yang menutupi seorang Penyihir dan memancarkan gambaran yang mengandung gejala Eidos. Jika kalian menginisiasi gangguan pengaktifan sihir dengan salah satu CAD tersebut, dan mulai mencadangkan pengaktifan dengan yang lain, dua pengaktifan itu akan memperkuat satu sama lain tanpa perlu menguraikan pengaktifan sihir. Lalu jika melepaskan gelombang Psion itu sebagai Sihir non-sistematis, masing-masing CAD mengembangkan ritual aktifasi yang normalnya akan bertambah dan dua jenis ritual sihir yang hasilnya bisa menyebabkan gangguan sampai beberapa tingkat. Bahkan sihir terus menerus, seperti Sonic Blade, tidak bisa menopang dengan tanpa batas dengan hanya satu ritual sihir. Setelah beberapa saat, formula harusnya menuang kembai. Jadi aku secara singkat membawanya sampai di situ."

Dengan suara kecil, Leo bergumam "Kau bercanda..." Sangat berkurangnya nada suara bersama dengan penglihatan kebingungannya yang menunjukkan kalau dia sangat serius.

Tiba-tiba, Mizuki mulai berdeham. Karena dia masih menghisap sedotannya setelah gelasnya menjadi kosong, sepertinya dia tersedak. Setelah batuk tiba-tibanya mereda dan kembali tenang, ekspresi tenangnya menjadi terkejut.

Erika mengerutkan alisnya dan menatap dalam diam. Dari ekspresi cemberutnya, dia tidak sangat menikmati, tetapi tidak seperti dia mengingat akan sesuatu yang buruk.

"...Aku tidak tahu bagaimana untuk melakukannya, meskipun aku kira sedikit mengerti teori di belakangnya. Tapi kenapa ini semua tidak dipublikasikan? Jika kau mematenkannya. Aku yakin itu akan sangat menguntungkan."

Bagi Leo, yang mendapatkan kembali kemampuannya sedikit, Tatsuya memberikan ekspresi tak dapat dimengerti.

Tatsuya tersenyum dengan pahit sambil menjawab pertanyaan Leo, yang memiringkan kepalanya, dan ini jelas kalau kebencian semakin terlihat.

"Untuk awalnya, kemampuan ini masih belum sempurna. Itu hanya bisa digunakan pada sihir lawan di saat perapalan, dan lagipula ini bukan seperti mereka tidak bisa menggunakannya, ini hanya lebih sulit. Juga, tentu saja aku tidak bisa menggunakan sihirku sendiri. Itu sendiri cukup berbahaya, tapi selain itu, bisa mengganggu dengan sihir tanpa menggunakan Antinite adalah masalah tersendiri."

"...Aku tidak tahu bagaimana itu masalah?"

Sambil Leo menanyakan dengan tidak begitu banyak kebingungan sebagai ketidakpuasan, Erika mengomelinya dengan sungguh-sungguh.

"Jangan jadi idiot. Alasannya besar. Dalam hubungan pertahanan dan keamanan nasional, sihir saat ini sangat diperlukan. Jika kemampuan untuk membatalkan sihir tanpa kekuatan sihir hebat atau Antinite yang sangat mahal menjadi berkembang, pondasi sosial bisa hancur."

"Aku juga percaya apa yang pastinya Erika katakan. Di dalam dunia ini, terdapat pihak yang mendiskriminasi terhadap sihir, juga ekstrimis yang menyalahgunakanny. Belum lagi karena pembuatan Antinite sangat kecil, mereka menetap di bawah permukaan dan tidak benar-benar mengancam. Sampai jalan yang ditemukan untuk membalas itu, aku tidak punya perhatian untuk mempublikasi Cast Jamming tiruan ini."

Benar atau tidaknya kalau ia akhirnya yakin, Leo membungkukkan kepalanya beberapa kali. Untuk suatu alasan, Mizuki juga menganggukkan kepala dengan cara yang sama.

"Itu hebat... bisa memikirkan sampai seperti itu."

Napas kagum melewati bibirnya.

"Jika itu aku, aku mungkin langsung mengambil kesempatan untuk terkenal."

Sambil Leo melanjutkan desahan, Miyuki tersenyum dengan lembut dan memberikan tawa rendah hati.

"Pemikiran Onii-sama memang agak berlebihan, bukan? Sejak awal, bisa membaca ritual aktifasi lawanmu dan merancang gelombang gangguan CAD, ini bukan seperti siapa saja bisa melakukannya. Tapi, itulah Onii-sama-ku yang aku bayangkan."

"Apa kamu diam-diam mengatakan kalau aku lemah tidak stabil?"

Pada maksud adiknya, Tatusya memasang wajah terbaik yang seolah tanpa belas kasihan.

"Siapa tahu? Erika, apa yang kau pikir?"

Dengan sikap begitu saja, Miyuki menyerahkan pada Erika.

"Tidak mengerti ya? Aku pikir mau mendengar pendapat Mizuki tentang ini."

Erika, dengan nada tidak tergesa-gesa, menyerahkan pada Mizuki.

"Eehh? Aku, uhm, itu..."

"Jadi tidak ada orang yang menyangkalnya..."

Miyuki mengalihkan terhadap pandangan Tatsuya dengan seringai, sambil Erika menyembunyikan wajahnya di belakang menu dan tatapan gugup Mizuki pergi kemana-mana. Tapi tidak membantu muncul dari segala arah.


◊ ◊ ◊


Seminggu berlalu.

Bagi Tasuya, menghabiskan pekan bagaikan waktu yang kacau.

Di dalam Komite Keamanan, orang yang paling sibuk kemungkinan dia.

Selain itu, kewajibannya berubah sedikit dari sebelumnya.

Di hari pertama, ia mengalahkan Kirihara Takeaki, sihir pertarungannya berada di antara yang paling menjanjikan di sekolah.

Ketika Tatsuya masuk, dia sudah menderita cedera dari Mibu Sayaka, jadi ada yang menganggap itu sebagai alasan dia dikalahkan dengan mudah, tapi mereka yang tidak tahu keadaan pertandingan hanya tertarik dengan menggembor-gemborkan kalau murid kelas 1, dan Weed itu, mengalahkan dengan pertarungan biasa.

Sebagai hasilnya—

"Tatsuya, apa kau punya pekerjaan komite hari ini juga?"

Sambil Tatsuya bersiap, Leo menyerahkan tasnya.

"Aku libur hari ini. Nampaknya aku bisa istirahat."

"Kau melakukan kerja bagus ya?"

"Itu tidak membuatku sedikit senang."

Sambil Leo berdiri di depan Tatsuya, yang mendesah dengan kecewa, dia memasang wajah seolah baru saja menahan tawa.

"Kau laki-laki yang terkenal sekarang, Tatsuya. Murid kelas 1 misterius yang memukul Penyihir tanpa sihir."

"Ada apa dengan 'misterius' itu..."

"Mengenai salah satu teori yang aku dengar, Tatsuya-kun adalah pembunuh yang dikirim oleh penentang sihir."

Mengangkat kepalanya, Erika menyelesaikan persiapan untuk pergi juga.

"Siapa memang yang menyebarkan semua rumor tak bertanggung jawab itu..."

"Aku~"

"Hei!"

"Bercanda kok."

"Yah... itu berlebihan."

"Tapi, itu benar 'kan."

Mendengar rumor dari Erika, Tatsuya sekali lagi melepaskan desahan.

Bagus jika tidak ada seorangpun yang akan percaya cerita bohong seperti itu, tapi cukup untuk memperdayai banyak orang.

"Itu keluhan yang panjang ya?"

"Bekerja keras dengan urusan orang lain... aku merasa seperti sudah akan mati tiga kali minggu ini."

"Itu parah sekali."

Pada Leo, yang tidak mencoba menyembunyikan ekspresi gelinya, Tatsuya punya keinginan untuk mengepalkan tangannya, tetapi mereda untuk desahan ketiga.

Unggulan berikutnya Klub Kenjutsu, kelas 2 Kirihara Takeaki, yang kekuatannya dipandang sebagai kelas atas, dikalahkan oleh Weed kelas 1.

Seperti yang dinyatakan sebelumnya, kabar baru ini sangat mengejutkan orang-orang yang percaya dengan pengolahan evaluasi sihir "sempurna", dan menyebabkan tidak sedikitnya kegemparan.

Mereka mengarahkan kemarahan tak beralasan dan permusuhan bersama melawan Tatsuya, bahkan sampai menindak pembalasan yang di luar kewajaran.

Yang artinya perselisihan menjadikan target penyingkiran mereka.

Bagi mereka pun yang tidak tahu khususnya, ini mudah diduga bahwa ketua Komite Keamanan berada di pihak Tatsuya, dan kalau kedua ketua Pengawas Murid dan Pemimpin Grup Direksi Klub akan ikut menjaga.

Jika begitu, lalu apa yang harus dilakukan?

Di waktu seperti ini, siasat yang dikumpulkan untuk membuatnya nampak seperti kecelakaan.

Yang apakah mereka lakukan.

Mereka akan menunggu Tatsuya untuk mendekat selagi ia pergi berjaga, lalu membuat keributan.

Ketika ia akan menghalangi, mereka menembak serangan sihir dengan alasan salah sasaran.

Itulah seberapa banyak contohnya.

Dari sudut pandang Tatsuya, singkatnya seperti gangguan yang berubah satu demi satu, dan mereka membunyikannya.

Karena posisinya sebagai anggota Komite Keamanan, ia tidak bisa hanya melewatkannya, dan mencoba menyelesaikan situasi.

Yang paling penting, sihir secara acak melintasi kesehariannya. Sebagian bisa dihindari atau diniadakan sebelum mengambil pengaruh, tapi selalu ada beberapa yang tidak dapat dihadang tepat waktu.

Ia menyadari sedang ditargetkan dalam sehari, tapi sampai ia bisa menemukan bukti sekongkolan ini di luar kemampuannya, dan dengan waktu yang ia lakukan dalam seminggu lalu.

Dengan kata lain, ia hanya bisa terus-menerus lepas dari jebakan mereka.

Ia cuma menangkap basah satu orang di hari keempat, tapi pada akhirnya, orang itu kabur.

Inilah murid-murid dari SMA pertama bergengsi negeri, tipuan mereka berhasil. Agak terasa seperti mereka menggunakan segenap kekuatan untuk mempertontonkan kemampuan hebat mereka pada waktu, tempat dan tujuan yang benar-benar salah, namun.

"...Omong-omong, aku melepaskan itu cukup baik, 'kan..."

"Mulai hari ini, pembatasan pada perangkat akan berpengaruh, jadi kau tidak perlu khawatir lagi, benar?"

"Aku harap begitu."

Pada kata-kata menghibur Mizuki, Tatsuya dengan lelah mengangguk.


◊ ◊ ◊


Ketika libur dari OSIS, dia tidak istirahat. Ini bukan perubahan yang mengikuti sistem sejak awal.

Miyuki bekerja di ruang OSIS hari ini juga.

Dan untuk bersaudara, konsep meninggalkan satu sama lain dan pergi kembali dulu tidaklah ada.

—Melihat secara objektif, tidak akan ada artinya menggoda mereka dengan menamai seperti "brocon" atau "siscon" lagi.

Meski begitu,

"Aku sunggu minta maaf, Onii-sama. Aku membuatmu menunggu lama..."

Hanya dengan hal sepele, seperti merasa berdosa untuk membuat orang lain menunggu, menunjukkan kalau mereka mungkin masih bisa berhati-hati.

"Walau aku mengatakan sesuatu seperti jangan khawatir, kayaknya percuma..."

Tertawa dengan kasih sayang, Tatsuya *puk *puk menepuk dengan pelan kepala adiknya.

Daripada disebut ditepuk, mungkin lebih tepat dipukul, dan, dengan hukuman lembut, Miyuki setengah menutup kedua matanya dengan penglihatan bahagia. Murid-murid lain juga kebetulan berjalan di belakang dan sepanjang gang di jalan pulang mereka.

Dihadapkan dengan stuasi ini, yang pastinya menyebabkan masalah dalam segala hal, terdapat banyak tatapan pemusuhan yang diarahkan pada keduanya yang pergi menuju ruang OSIS. Namun, ada suatu perbedaan dalam perasaan yang ditujukan untuk pasangan dengan hubungan yang sangat akrab, dengan seorang diri Tatsuya yang merendam seluruh rasa permusuhan.

Ketika berjalan bersama Miyuki, sampai minggu lalu, arti sesungguhnya di belakang tatapan dengki itu adalah sebuah caci-maki.

Sekarang, di balik rasa kebencian adalah kewaspadaan ketakutan.

Bukan takut akan kekuatan, tapi dengan hal yang tidak diketahui.

Juga, mereka yang merasa kurang suka dengan aktifitasnya, yaitu Weed, merasakan cara yang sama.

Karena itu, ini menjadi pertama kali mereka dipanggil oleh orang yang tak dikenal.

"Shiba-kun."

Tatsuya dan Miyuki melihat ke belakang secara bersamaan.

Dalam hal fisik, Tatsuya jauh melewatinya.

Dan alasan mereka bereaksi bersamaan dengan perasaan itu karena sesaat Miyuki berbalik dengan refleks. Tatsuya menghabiskan waktu mendebatkan apakah suara itu ditujukan untuknya.

Ini agak berat, tapi pastinya suara perempuan.

"Siang. Haruskah aku mulai dengan mengatakan, senang bertemu denganmu?"

Rambut panjang sedangnya diikat secara ponytail, dia gadis yang agak cantik.

Model rambutnya berubah, tapi wajahnya juga dikenal oleh Tatsuya.

"Ah, senang bertemu denganmu juga. Mibu-senpai, ya?"

Bagi Tatsuya, dia adalah murid kelas 2 dari Klub Kendo yang membuat sakit kepala selama seminggu.

Klub Kendo dengan kelompok lain dalam insiden yang tak terkendali.

Dia dengan segera mendekati Tatsuya yang tak bergerak tanpa tanda keraguan.

Mungkin karena dia bukan orang yang pemalu, atau tidak kuatir karena dia adalah adik kelas — atau karena dia hanya menyapanya dengan santai.

Bagaimanapun, ini anehnya kurang dapat dipercaya daripada dia keberatan.

Miyuki yang seorang Bloom, sebelumnya berhenti di depan kakaknya tapi sekarang mundur ke belakang.

Berdiri seperti itu selagi tidak menghalangi pandangan Tatsuya yang fokus, dan alaminya hanya dalam penglihatan, seperti posisinya.

"Aku Mibu Sayaka. Di kelas E, sama seperti Shiba-kun."

Mata Tatsuya tanpa sengaja tertarik menuju dada kirinya.

Jahitan jaket seragam hijau dan saku sederhana.

Yang artinya 'sama' dengan langsung disimpulkan oleh Tatsuya.

"Terima kasih untuk sebelumnya. Meski aku diselamatkan olehmu, aku tidak pernah dengan baik menyampaikan rasa terima kasihku."

Berkat senyum ramah tersebut, sebagian laki-laki sebayanya akan langsung terpikat.

— Kata-kata itu yang muncul dengan mudahnya pada orang yang benar-benar berpengalaman dalam menggunakan sihir, tapi mungkin akan lebih tepat untuk menggunakan ucapan bahasa yang mereka 'isi dengan kekuatan untuk memperdaya pikiran seseorang', meski ketika mengatakan bahasa, ini menunjuk lebih pada budaya populer.

"Aku ingin dengan baik berterima kasih, juga mau berbicara sebentar denganmu... bisakah kau menemaniku?

Dia mungkin menyadari dengan baik kekuatan senyumnya untuk memikat murid-murid lelaki, apakah dengan sadar ataupun tidak.

Namun, karena Tatsuya yang tetap mempunyai adik cantik yang menemaninya, ia dibedakan dengan sedikit keuntungan.

"Aku tidak bisa sekarang."

Ditolak mentah-mentah, dia tidak kelihatan begitu terluka.

"Jika cuma 15 menit tak masalah..."

Saat mendengarkan perkataan Tatsuya, ekspresi Sayaka roboh, atau mungkin, dia memasang ekspresi kosong, dan setelah berkedip beberapa kali, dia akhirnya mengikuti dengan apa yang baru saja dikatakan.

"Um, lalu, aku akan menunggu di kafe."

Dengan balasan yang benar-benar berbeda pada apa yang dia perkirakan, Sayaka setidaknya berhasil untuk memaksakan satu janji dari Tatsuya.


◊ ◊ ◊


Tatsuya menemaninya hanya sampai pintu masuk ruang OSIS.

Jika dia masuk, kemungkinan bertemu dengan Hattori sangat tinggi. Karena tidak akan menyenangkan sekali dengan kejadian yang berubah seperti itu, biasanya, Tatsuya hanya menghindari ruang OSIS dengan tanpa melakukan tugasnya.

"Lalu, aku akan menunggumu di perpustakaan."

Di hari kemarin, Miyuki menunggu Tatsuya.

Hari ini adalah pertama kali untuk Tatsuya menunggu Miyuki, tapi ia sudah menebak situasinya sebelum diperbolehkan masuk.

Ia tahu itu tanpa ragu, Miyuki menangani beberapa bagian pekerjaan.

Karena itu, ia tidak rugi untuk apa yang dilakukan dengan waktunya.

Salah satu alasan ia datang ke sekolah ini awalnya karena kehadiran sejumlah besar pustaka pribadi yang dia tidak dapat akses kecuali itu entah bagaimana terhubung pada organisasi Universitas Sihir Negeri.

"Perpustakaan?"

Namun Miyuki, yang harusnya mengetahu itu, menanyakan sambil memiringkan kepalanya ke samping. Yang membuatnya jadi nampak sedikit ingin tahu.

"...Itu rencanannya, tapi kenapa ragu?"

"Tidak, ini hanya aku memikirkan kau sekarang harus bertemu dengan Mibu-senpai di kafe..."

Tatapan Miyuki tertuju di sekitar batang leher Tatsuya.

"Miyuki?"

Pada panggilan Tatsuya pun, dia tidak mengangkat kepalanya.

Nampaknya dia tidak akan menatapnya.

Mungkin, dia memalingkan matanya.

Mengapa adiknya bersikap seperti itu, Tatsuya benar-benar terdiam.

Memikirkan dengan masuk akal, ini akan dianggap cemberut, tapi mengenai sifat adiknya ini, tidak mungkin hanya seperti itu.

Meski ia bertanya, mereka berdiri tepat di depan ruang OSIS, dan mereka mulai menahan orang-orang.

"Aku tidak akan berbicara lama dengannya. Dia mungkin cuma akan mencoba mengajakku masuk ke klubnya."

Terasa seperti ia menerka dengan maksud yang sepenuhnya salah.

MKnR v02 10.jpg

Namun, kesempatan untuk meredakan situasi muncul.

"...Apa itu, benarkah?"

"Apa?"

"Aku ingin tahu jika dia benar-benar hanya mencoba mengajakmu. Aku punya perasaan berbeda. Aku tidak yakin kenapa. Tapi... Miyuki khawatir. Kalau Onii-sama akan memiliki reputasi yang membuatku sangat senang... tapi jika kekuatanmu yang sesungguhnya diketahui, akan ada banyak orang yang berkumpul padamu yang tertarik atau bertambah sendiri. Pastinya, mereka tidak akan jadi pengecualian. Jadi, berhati-hatilah."

Akan jadi masalah biasa untuk bahan tawa yang tidak perlu dipikirkan.

Jika ia bukan Shiba Tatsuya.

Jika dia bukan Shiba Miyuki.

"...Tenang saja. Apapun yang terjadi, aku akan baik-baik-saja."

"Itulah kenapa! Itulah yang aku takutkan!"

Setidaknya, Tatsuya mulai sedikit mengerti apa yang dicemaskan adiknya.

"...Tidak masalah. Apapun yang terjadi, aku tidak akan menyebabkan masalah."

"...Ini janji, Onii-sama."

"Tentu. ...Omong-omong, Miyuki, mengatakan kalau aku mendapat reputasi hanya dari aktifitas komite SMA sedikit berlebihan."

"...Ini baik! Tidak ada yang salah dengan itu, benar? Bagiku, nama Onii-sama memiliki reputasi terbaik di luar sana!"

Sambil Miyuki memutar dan menggesek card reader, kedua pipinya, tersembunyi oleh rambut hitam mengalirnya, yang terlihat sedikit terwarnai merah.


◊ ◊ ◊


Ia segera menemukan orang yang hendak ditemui.

Alasannya karena Sayaka berdiri di sebelah kerumunan.

"Mungkin akan lebih baik jika kau duduk untuk menunggu."

"Jika begitu, lalu Shiba-kun mungkin tidak menemukanku, 'kan? Aku yang mengundangmu. Itu juga kesalahanku."

Entah sesuatu yang feminim atau karena dia sebagai kakak kelas, orang ini benar-benar tidak nampak memahami dirinya, pikir Tatsuya. Dia berdiri semampunya.

Sekarang kabar menyusahkan hanya bisa menyebar.

Disambut dengan gembira oleh kakak kelas. Menimbulkan pemikiran seperti itu, Tatsuya mendesah dalam hati.

Dan lagi, meski hanya dari luar, ia bukan orang yang berlagak dengan sembarangan.

Bertemu pertama kali dengan seorang gadis, akan tidak sopan untuk membuatnya menunggu.

"Setidaknya, ayo duduk. Kita bisa bicara dari sana."

"Ini tidak seramai itu, jadi lebih baik duduk setelah kita membeli minuman."

Itu bukan sebuah pertanyaan ataupun saran, tapi pernyataan.

Ia sedikit mengingat sesuatu yang mengejutkan.

Namun, ia tidak mengingkarinya.

Tatsuya mendapatkan kopi, sementara Sayaka jus; kemudian mereka duduk berhadapan di meja kosong.

Meneguk kopinya, Tatsuya duduk dengan cangkirnya di tangan dan memandang tempat duduk yang berlawanan.

Sayaka meminum dengan bingung lewat sedotan pada cairan merah terang.

Setelah menyelesaikan hampir dua sampai tiga tegukan, dia akhirnya menengadah.

Mata mereka bertemu.

Ekspresinya kosong, tapi kedua pipinya merah.

Itu hampir seperti jus muncrat ke wajahnya.

"...Apa kau menyukainya?"

Tatsuya mengeluarkan pertanyaan sederhana, tapi,

"Uu... Apa yang salah dengan menyukai sesuatu yang manis?! Silahkan katakan aku kekanakan semaumu!"

Tiba-tiba marah... atau agaknya, cemberut.

Jika kau akan semalu itu, lalu harusnya jangan memesannya tadi, pikir Tatsuya.

Untuk dengan baik menutup rasa malunya, ia merasa kalau itu mungkin entah bagaimana perlu untuk membenarkan kepasrahannya.

Tapi apa yang ia katakan tersiar dalam arah yang berbeda.

"Aku suka sesuatu yang manis juga. Aku belum pernah mencoba yang seperti itu sebelumnya, tapi aku sering minum jus di rumah."

"Iyakah?"

"Yah."

"Ohh..."

Itu bukan benar-benar masalahnya, tapi Sayaka yang melihat ke bawah pada dadanya saat ini tidak nampak seperti lebih tua. Ini sungguh kesan yang berbeda dari minggu lalu.

"Um, aku telah memikirkannya lagi... Terima kasih kembali untuk minggu lalu. Ini berkat Shiba-kun, aku tidak mengalami luka parah."

Dia melipat kedua tangannya dan membetulkan sikapnya, memberikan bungkukan.

Apakah untuk menyebutnya sesuatu yang disangka dari "pendekar pedang kendo", dia berubah khususnya dari "gadis sekolah imut" baru saja sebelumnya.

"Kau tidak perlu berterima kasih padaku. Aku hanya melakukan pekerjaanku."

Tatsuya, yang setengah otomatis menjalankan pikirannya dengan tanpa menaruh perhatian sesungguhnya, memberikan balasan lembut.

"Tidak, ini tidak hanya untuk menghentikan Kirihara-kun."

Namun, jawaban kaku tersebut tidak nampak menghentikan Sayaka.

"Terlepas dari duel tak terkendali itu, orang yang diselamatkan tidak hanya aku dan Kirihara-kun dari hukuman, tapi baik Klub Kendo dan Kenjutsu, itu berkat Shiba-kun, benar?"

"Sebenarnya, itu bukan masalah besar. Selain Mibu-senpai dan Kirihara-senpai, tidak ada orang lain yang terluka. Keributan sesudah itu seluruhnya adalah salah Klub Kenjutsu, jadi Klub Kendo tidak bisa disalahkan."

"Alasan bukan masalah besar adalah karena kau. Orang lain tidak akan bisa menghindari luka lebih lanjut untuk penonton. Mereka mungkin bisa menaklukkan pelanggar tanpa menyakiti, tapi bahkan sekarang aku masih hampir tidak dapat mempercayai kalau kau melakukannya tanpa mengakibatkan cedera tambahan. Meski aku pikir kau berhati-hati pada mereka (agar tidak melukai), Klub Kenjutsu cukup berterima kasih padamu. Sepanjang itu, aku menyakiti Kirihara-kun tapi... aku sering mendengar alasannya, dan mungkin berpikir 'kau hanya seorang gadis'... jika aku mengetahui bela diri setingkat itu, ini sesuatu yang aku rasakan juga. Seruan untuk tidak menahan kekuatanmu dan mempertunjukannya secara terbuka, akan pastinya berada di sana. Shiba-kun, apa kau ingat itu?"

"Itu benar. Aku tahu apa maksudmu."

—Itu bohong.

Atau paling tidak, setengahnya.

Ia tidak punya konsep bela diri terlatih.

Apa yang ia pelajari adalah hanya konsep pertarungan. Tatsuya bisa melihat perbandingan untuk memperoleh keberhasilan menyelesaikan tujuan, tapi tidak berkeinginan menunjukkan kekuatan itu semata-mata.

"Benar?"

Namun, wajar bagi Sayaka, yang baru mulai berbicara dengan Tatsuya hari ini, tidak mungkin mengetahui itu.

"Tidak perlu membuat persoalan besar begitu. Lain halnya, jika terlalu banyak yang terluka dari perkelakihan itu, ada kemungkinan banyak masalah, tapi satu-satunya yang menderita banyak luka hanya Kirihara-kun. Kirihara-kun dan aku bersiap untuk kemungkinan tersakiti, jadi itu bukan benar-benar urusan orang lain."

Itu tidak benar, Tatsuya pikir. Satu-satunya yang bermasalah adalah kalau Kirihara melanggar aturan dengan menggunakan sihir beresiko tinggi. Prinsip selama pengerahan adalah membiarkan klub-klub mengatasi masalah internal mereka sendiri, Tatsuya tidak akan ikut campur, dan ada kemungkinan Mari tidak akan merasa perlu untuk turun tangan juga.

Inilah apa yang ia pikirkan, tapi tidak mengeluarkannya dengan keras.

"Dan juga, kayaknya banyak orang bermasalah dengan hal itu. Ada banyak murid yang masih membicarakan kejadian itu terus menerus. Apa Komite Keamanan mencoba mencari keberhasilan atau sesuatu?"

"...Sebenarnya, aku juga anggota komite itu... aku minta maaf."

"Ah, ma-maaf! Aku tidak bermaksud seperti itu, sungguh!"

Melihat pada Tatsuya yang membungkuk dengan wajah panik, Sayaka, yang menjadi bingung tiba-tiba, memberikan sebuah balasan terburu-buru.

"Apa yang aku ingin katakan adalah, Shiba-kun berbeda dari orang-orang itu. Ini karena kalau kau menyelamatkanku, dan uhm, ini bukan seperti aku ingin mengatakan hal buruk tentang Komite Keamanan, satu-satunya yang aku tidak sukai adalah mereka, dan, uh, huh?"

Tatsuya sudah tanpa ekspresi menonton Sayaka yang menggerakkan tangannya dengan bimbang.

...Tapi kedua matanya,

dipenuhi dengan gelak tawa.

Perkataan yang bertele-tele secara bertahap mereda hingga berhenti sampai Sayaka hanya membuka dan menutup mulutnya, yang akhirnya menyadari senyum Tatsuya, dan perasaan malu benar-benar mulai menjalar.

"...Hei, Shiba-kun, sebenarnya suka bercanda ya...?"

Kata-kata itu yang sungguh familiar.

"Aku tidak memiliki sifat semacam itu."

Kebohongan kecil dengan maksud baik. Yang kemudian kembali langsung menuju persoalan.

"Jadi, apa yang kau ingin bicarakan denganku?"

"...Aku akan mengatakannya dengan terus terang."

Bibirnya membentuk suara berbeda, tapi apakah itu karena dia menghentikan dirinya, atau dengan sengaja menjernihkan kembali pikirannya,

"Shiba-kun, apa kau tidak akan bergabung ke Klub Kendo?"

Sayaka, dengan langsung meloncat pada tujuan awalnya.

Sementara ini tidak melebihi dugaanya, dan tidak dapat menyangkal ini adalah sedikit antiklimaks dalam nalar, jawabannya sudah siap. Jika dia hanya melontarkan dan mengatakannya dari awal, mereka bisa menyelesaikannya dengan baik dan cepat, tapi sekarang dengan tanda jengkel, Tatsuya secara langsung membalas dengan jawabannya.

"Aku akan menolak."

"...Boleh aku tahu alasannya?"

Pada jawaban sekejap itu tanpa tanda pertimbangan, Sayaka tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

"Biarkan aku menanyakanmu mengapa kau merekrutku. Kemampuan yang aku miliki benar-benar berbeda pada orang-orang itu yang diperlukan dalam kendo. Orang sehebat Mibu-senpai pastinya tahu itu, benar?"

Suaranya tidak menahan kekesalan maupun pancingan, tapi terdapat maksud tertentu yang tidak akan memaafkan suatu persembunyian.

Tatapan Sayaka bergerak-gerak tak karuan.

Dengan sikap seperti itu, ini seperti dia dengan putus asa mencari untuk rute kabur.

Faktanya, itu mungkin benar.

Dia menghela napas panjang dan, dengan penglihatan berhenti, membuka mulutnya.

"Di akademi sihir, penggunaan sihir adalah yang paling penting... aku tahu itu dari awal, dan pastinya mendaftar dengan pikiran seperti itu, tapi untuk itu pada akhirnya, bukankah kau berpikir itu salah?"

"Ya silahkan."

"Ini kenyataan kalau kita dibedakan dalam kelas. Hanya karena kita tidak punya kemampuan. Tapi, kehidupan sekolah tidak hanya itu. Untuk sihir dikedepankan lebih dari klub pastinya salah."

Dari apa yang Tatsuya lihat minggu ini, ia bisa mengerti kalau klub yang tidak terlibat menggunakan sihir mendapat perlakuan tidak adil. Dan, klub-klub itu menerima berbagai bantuan dari sekolah.

Namun, itu sejenis propaganda demi mengangkat tampang akademi, dan dilakukan oleh pimpinan sekolah.

Memikirkannya, gadis pemalu ini tidak membuat perbedaan antara "perlakuan khusus" dan "sedang dihina".

Namun, kesimpulan seperti itu terkesan terburu-buru.

"Hanya karena aku tidak bisa menggunakan sihir dengan baik, mereka tega menertawai kemampuan berpedangku. Aku tidak bisa hanya acuh tak acuh lagi. Semuanya tentangku tidak harus disangkal hanya karena sihir."

Tanpa berpikir, dia mengambil nada kuat.

Dalam kata-kata itu, adalah sesuatu di luar keyakinan yang mendekati pada obsesi. Tatsuya dengan pasti merasakannya.

Sementara itu nampak seperti dia merasa tidak enak untuk melihat menuju mata Tasuya, dia membersihkan tenggorokannya dan melanjutkan.

"Orang seperti kami yang mencari hiburan di klub yang tidak memerlukan sihir. Ada juga banyak orang yang berpikir seperti ini di Klub Kendo. Tahun ini, kami ingin membuat organisasi klub berbeda dan memberitahu pimpinan ide kami. Sihir bukanlah segalanya. Untuk itu, Shiba-kun maukah kau meminjamkan kami kekuatanmu?"

"Aku mengerti..."

Ia hanya menganggapnya seorang idola, tapi dia lebih dekat pada perusak.

Tatsuya tertawa pada kebutaannya sendiri.

"...Apa kau mengejekku?"

Nampaknya dia salah paham.

Jika ia membiarkannya, itu akan menyelamatkannya dari banyak masalah nanti, tapi Tatsuya mengatakan sesuatu yang tak ada gunanya.

"Tidak sama sekali. Aku hanya menertawakan ketidaktahuanku. Aku pikir senpai cuma gadis Kendo cantik, jadi aku tidak melihat luarnya..."

Ia memberitahu bagian akhir pada dirinya.

Semenjak ia masuk, Tatsuya bertemu salah satu gadis cantik satu demi satu yang sulit untuk ditangani, jadi kenapa ia memperkirakan yang satu ini bakal normal? Ia merasa seperti tertawa pada dirinya.

"Cantik..."

Karena pemikirannya menghadapi batin, Tatsuya sedikit gagal menyadari Sayaka yang curiga dengan sangat memerah dan bergumam.

"Mibu-senpai."

"A, apa?"

Menahan dorongan untuk tertawa tanpa sadar pun, Tatsuya mengubah ekspresinya.

Suara Sayaka yang membalas sedikit memanas, tapi Tatsuya tidak memberitahunya.

MKnR v02 11.jpg

Lalu akhirnya, Tatsuya menyatakan satu hal terakhir yang tidak semestinya.

"Setelah memberitahu pemikiranmu pada sekolah, apa yang kau akan lakukan kemudian?"

"...Eh?"


Chapter 7[edit]

Suasana makan siang di Ruang OSIS telah banyak berubah dibandingkan pada awalnya — sekitar 2 minggu yang lalu.

Pertama-tama, tidak ada lagi kebutuhan untuk Dinner Server Module.

Setelah Miyuki mengikuti ketua Mari, sekarang bahkan Mayumi membawa bekalnya sendiri.

Sementara ada beberapa keraguan awal terhadap keterampilan kuliner Mayumi yang sebelumnya belum pernah terdengar (kecurigaan itu hanya datang dari Mari), karena tingkat keterampilannya meningkat, dia sekarang sepenuhnya tenggelam dalam praktek pertukaran makanan penutup.

Selain itu, jumlah peserta telah meningkat.

Kecuali yang secara khusus diundang, Azusa biasanya makan dengan teman-temannya di ruang kelas. Itu yang terjadi, dia telah dipanggil ke Ruang OSIS setiap hari baru-baru ini.

Alasannya disengaja di balik ini, seolah bisa disebut begitu pun, itu tampaknya hanya murid kelas 1 dan 3 yang akan mengganggu keseimbangan. Dalam menghadapi hal ini, Azusa hanya bisa bimbang tak berdaya atas perkembangan tersebut — yang sangat mirip dengannya.

Sebagai catatan, rasio laki-laki terhadap perempuan adalah 1:4.

Jika keseimbangan sebenarnya sebuah masalah maka subjek tersebut ditakdirkan dari awal, tapi ini tampaknya tidak menjadi masalah.

"Tatsuya-kun."

"Ya, Ketua?"

Saat semua orang telah selesai makan siang, Mari memanggil nama Tatsuya dari seberang meja. (Pengaturan tempat duduk adalah sebagai berikut: Miyuki duduk di samping Tatsuya, Mari di seberang dia, Mayumi di seberang Miyuki, dan Azusa di sisi lain Mayumi.)

Mari mencoba untuk menjaga wajahnya bebas dari ekspresi, tapi tidak bisa menyembunyikan senyum nakalnya.

Namun, walaupun memiliki ekspresi seperti itu, dia masih tetap seorang wanita muda yang tampan.

"Kemarin, apakah benar kalau kau mendorong dengan kasar Mibu dari kelas 2?" (!)

Beruntungnya kita sudah selesai makan, pikir Tatsuya.

Jika masih ada sesuatu di mulutku, itu akan menjadi sebuah kesalahan yang mengerikan.

"Tentunya menggunakan suatu bahasa kasar seperti 'mendorong dengan kasar' tidak sesuai bagi seorang wanita seperti Senpai."

"Ha ha ha, terima kasih untuk pengingatnya. Tatsuya-kun mungkin satu-satunya yang melihat aku sebagai seorang wanita."

"Begitukah? Untuk tidak melihat pacarnya sendiri sebagai seorang wanita, tampaknya kalau pacar Senpai bukanlah pria yang baik."

"Itu tidak benar! Nao adalah..."

Pada titik ini, Mari menutup mulutnya, ekspresinya jelas mengatakan "Itu keceplosan."

"..."

Terhadap atasan langsungnya — meskipun itu hanya Ketua Komite Keamanan — Wajah Tatsuya tetap kosong saat dia menatap kembali.

"..."

"..."

"...Kenapa kau tidak mengatakan apa-apa?"

"... Kau ingin untuk dikomentari?"

Dalam penglihatan sekeliling Mari, kepala tebal, rambut hitam seperti gelombang yang naik-turun.

Meski dia tidak ingin, Mari masih mengarahkan tatapannya ke arah itu.

Seperti yang dia duga.

Punggung Mayumi yang berada padanya saat kedua bahunya berguncang tak terkendali.

Dia menatap ini untuk setengah detik.

Dan segera melihat ke tempat lain.

Matanya menangkap tatapan Tatsuya.

"...Jadi, apa itu benar kalau kamu 'mendorong dengan keras' Mibu dari Klub Kendo?"

Itu tampak seperti dia sedang mencoba untuk menghapus adegan sebelumnya.

Tatsuya melirik ke belakang Mari.

Mayumi membawa tawanya di bawah kendali dan mengangkat bahunya seperti seorang aktris.

—Tidak bisa menghindarinya.

Di sini, itu mungkin lebih baik untuk mengikuti arus, pikir Tatsuya.

"Jadi, bisakah kita berhenti menggunakan istilah 'mendorong dengan keras'... Ini merupakan contoh yang buruk bagi Miyuki..."

"...Um, Onii-sama? Kebetulan, kamu keliru tentang usia Miyuki...?"

Miyuki dengan enggan menyuarakan keberatannya, tapi dengan cepat mundur pada tatapan Tatsuya.

Sekali lagi, keheningan kembali ke tempat kejadian.

Sayangnya, dadu sudah dilemparkan.

Jika ini shogi, mungkin ada beberapa cara untuk menghindarinya.

Tetapi mengingat suasana di tempat kejadian... Sayang, bahkan Tatsuya tak bisa berbuat apa-apa untuk mengubahnya.

Menurut definisi, perspektif adalah sesuatu yang dioperasikan di belakang layar untuk membawa hasil tertentu.

"...Tidak ada hal seperti itu."

"Oh, begitu? Aku mendengar kalau seseorang menyaksikan Mibu memerah padam pada teman bicara orang tertentu."

Tatsuya tiba-tiba merasa skema dingin yang berasal dari sampingnya.

"Onii-sama...? Apa yang dia bicarakan?"

Ini bukan sebuah kesalahpahaman. Berpusat di sekitar Miyuki, suhu ruangan jatuh secara dramatis.

"Si-Sihir...?"

Azusa mendengking kaget.

Teori sihir modern telah menyebar ke wilayah penelitian Superpower.

Dengan kata lain, salah satu cabang dari sihir modern memfokuskan secara eksklusif pada pengembangan Superpower.

Perbedaan terbesar antara Sihir Kuno dan Superpower adalah kebutuhan untuk langkah-langkah aktivasi tambahan di luar pikiran semata.

Sebuah contoh dari ini adalah kalau sihir modern tidak memerlukan CAD untuk mengaktifkan.

Pada saat yang sama, ini tidak berarti bahwa sihir modern sama dengan Superpower.

Secara umum, "Pengguna Superpower" hanya dapat menggunakan satu jenis; selebihnya lagi hanya akan menjadi variasi dari yang asli.

"Superpower" sistematis sihir modern. Dengan menggunakan Urutan Aktivasi sebagai bahan baku dan Urutan Sihir sebagai metode, ini memungkinkan jumlah sihir berbeda untuk tumbuh secara eksponensial.

Namun, sihir modern juga sangat dibedakan, jadi jika diukur dengan standar yang sama seperti Superpower, hanya akan ada sekitar dua puluh atau tiga puluh jenis. Bahkan kemudian, ini akan menjadi jumlah yang sangat besar.

Penyihir modern menggunakan Urutan Sihir untuk membuat sihir rumit. Pada saat yang sama, bagi para Penyihir untuk menggunakan beberapa jenis sihir, selain menggunakan Urutan Sihir sebagai media, mereka juga perlu menggunakan semangat mereka sendiri untuk beradaptasi dengan hal itu.

Sihir khusus, jika disempurnakan ke titik di mana itu adalah setara dengan Superpower yang dikerahkan oleh Penyihir, dapat diaktifkan oleh pikiran murni tanpa perlu niat atau kehendak.

Namun, bagi Penyihir yang menggunakan puluhan jenis sihir, untuk dapat mengaktifkan sihir tanpa niat adalah hampir mustahil.

Sementara Urutan Sihir diproses dalam alam bawah sadar, itu masih beroperasi dengan niat, karena tak sengaja menciptakan Urutan Sihir dan kemudian mengaktifkannya adalah mustahil.

Jika seorang Penyihir mampu dari beberapa jenis sihir dengan tidak sengaja mengaktifkan sihir...

"Fenomena yang menulis ulang kemampuan adalah cukup kuat..."

Menanggapi gumaman Mayumi, Tatsuya hanya bisa membalas dengan senyum yang dipaksakan.

Bahkan setelah mengeluarkan sebagian besar "Superpower", sisanya masih memiliki fenomena penulisan ulang kemampuan untuk mengubah "realitas".

Sihir kebetulan, sementara sebuah tanda ketidakdewasaan magis, juga bukti yang jelas tentang kemampuan magis yang luar biasa.

"Tenang, Miyuki. Aku baru mulai menjelaskan. Pertama, kendalikan sihirmu."

"Aku sangat menyesal..."

Mendengar suara kakaknya, Miyuki menjatuhkan kepalanya karena malu saat dia mulai mengatur napasnya.

Suhu ruangan berhenti turun.

"Tidak memerlukan AC di musim panas."

"Hanya membutuhkan waktu sekejap untuk panas dari musim panas berubah menjadi dingin."

Daripada mencoba untuk melancarkan masalah, komentar Mayumi diutarakan sebagai lelucon untuk menempatkan kembali dirinya, pada Tatsuya yang mengabaikan.

Setelah itu, Tatsuya menyampaikan percakapan Sayaka pada setiap orang yang hadir.

"Tampaknya bahwa gerakan dari Komite Keamanan telah menyebabkan beberapa tingkat reaksi di antara murid."

Kata-kata terakhir melemparkan selubung kegelapan pada Mari dan wajah Mayumi.

"Tapi, untuk mengatakan kalau kita melakukan ini untuk mencetak poin, apakah ini benar? Setidaknya, aku belum pernah mendengar hal seperti itu dalam seminggu terakhir."

"Aku juga belum mendengar. Karena posisiku, aku belum memeriksa tempat yang sebenarnya, tetapi mengingat keadaan yang kacau, akan lebih tepat untuk mengatakan bahwa Komite Keamanan telah terlalu teledor."

MKnR v02 12.jpg

Menanggapi Tatsuya dan komentar Miyuki, Mayumi mengungkapkan ekspresi sedih sementara Mari menggelengkan kepalanya dan menjawab.

"Itu pasti kesalahpahaman Mibu. Mungkin dia hanya terlalu memikirkan suatu hal. Komite Keamanan adalah sebuah posisi kehormatan murni, artinya tidak ada prestasi atau penghargaan yang dibicarakan. Sama seperti dalam situasi pertarungan yang sebenarnya, evaluasi dari praktek manuver tidak berpegang pada nilai aditif."

"...bisa dikatakan, memang benar kalau mereka memegang kekuasaan yang cukup besar di lingkungan sekolah.

Terutama bagi siswa yang tidak puas dengan sistem sekolah, anggota Komite Keamanan yang bertanggung jawab untuk menjaga peraturan sekolah tidaklah lebih baik dari menjadi anjing-anjing mereka yang berkuasa.

Dengan kata lain, seseorang memanipulasi kesan ini dari bayang-bayang."

Tatsuya tidak merasa heran mendengar kata-kata Mayumi.

Secara tak terduga, kata-kata yang mendalam.

"Apakah kita tahu identitas mereka?"

Baginya, ini adalah langkah berikutnya yang logis.

"Eh? Tidak, karena dari sumber rumor-rumor tersebut, itu tidak sangat mudah untuk diketahui..."

"...Jika kita bertindak pada individu yang bersangkutan, memang benar kalau kita bisa menghentikannya."

Tapi, bagi Mayumi dan Mari, ini adalah garis pertanyaan yang tak terduga.

Komentar Mayumi sebelumnya juga sesuatu yang dia kelepasan dengan tak sengaja.

Tatsuya menatap langsung ke mata Mayumi.

Dengan segera, Mayumi berpaling kesamping untuk menghindari tatapannya.

Ini adalah pertama kalinya Tatsuya melihat Mayumi goyah seperti ini.

"Apa yang aku tanyakan adalah bukan identitas pembuat rumor, tetapi identitas manipulator di belakang mereka."

Tatsuya merasakan sesuatu menarik-narik lengan bajunya.

Saat ia menggeser pandangannya, ia menemukan Miyuki menarik-narik lengan bajunya di bawah meja.

Dia mungkin mengisyaratkan bahwa percakapan itu terlalu konfrontatif.

Namun, Tatsuya tidak berniat mundur pada saat ini.

Dalam pikirannya, pandangan individu yang melarikan diri setelah mencoba untuk menyergapnya muncul. Juga, ia tidak bisa melupakan gelang merah dan hijau yang beberapa murid kenakan.

"Misalnya, sebuah organisasi seperti 'Blanche'?"

Goyah berubah menjadi ungkapan keterkejutan.

Mayumi, dengan Mari di sampingnya, membeku.

Mata Azusa melebar saat dia menatap mereka berdua.

Dari reaksinya, Azusa tidak tahu apa yang sedang terjadi — Pikir Tatsuya.

"Bagaimana, kamu tahu nama itu..."

"Ini sungguh bukan apa-apa, karena itu informasi yang sulit diungkapkan. Bahkan jika ada sensor yang terlibat, terus terang itu mustahil untuk benar-benar melumpuhkan setiap dan semua kebocoran dari sumbernya."

Dari sudut pandang Tatsuya, untuk Mayumi akan terkejut sampai seperti ini pun lebih menakjubkan.

Organisasi Politik Internasional Anti-Sihir "Blanche".

Perwujudan mereka menyerukan sebuah akhir dari sistem politik yang memperlakukan Penyihir sebagai superior, dan menghilangkan perbedaan perlakuan yang disebabkan oleh adanya kemampuan sihir.

Namun, gagasan bahwasanya Penyihir negeri ini menerima perlakuan istimewa dari sistem politik adalah palsu.

Tepatnya, sejak Penyihir diperlakukan seperti alat yang akan digunakan oleh militer dan cabang-cabang pemerintah lainnya, mengatakan itu perlakuan "tidak manusiawi" akan menjadi lebih dekat dengan kebenaran.

Ini karena bila dibandingkan dengan negara tetangga dengan populasi tertinggi di dunia, tidak ada cara lain untuk mempertimbangkan dengan perbedaan tipis dalam jumlah pasukan yang bisa dimobilisasi selain mengadopsi kualitas daripada pendekatan kuantitas.

Memang benar bahwa Penyihir yang melayani dalam militer atau pemerintah menerima gaji yang lebih tinggi, tapi itu sebagai kompensasi atas tenaga kerja yang meningkat serta energi kehidupan yang dikeluarkan.

Kritik yang dilontarkan oleh Organisasi Anti-Sihir berfokus pada kurangnya keuntungan mereka sendiri, dan dengan demikian menciptakan organisasi anti kemapanan, "Blanche" adalah yang paling aktif.

Berkat kebebasan politik dijamin dalam negara ini, kritik yang ditujukan terhadap pemerintah tidak dilarang atau ditekan.

Secara historis, Gerakan Anti-Sihir selalu dengan mudah dikaitkan dengan aktivitas kriminal. Pada kenyataannya, ada beberapa contoh Organisasi Anti-Sihir mempelajari terorisme.

Perwujudan sekarang dari Blanche, sebuah organisasi yang menempatkan Departemen Keamanan Publik dalam siaga tinggi, adalah sebuah contoh.

Selain itu, gelang yang dikenakan oleh siswa yang berusaha untuk menggunakan sihir untuk menyergap Tatsuya membawa emblem milik "Egalite", salah satu organisasi bawahan "Blanche".

Saat ini, tidak ada hubungan langsung antara Blanche dan Egalite, tetapi menggunakan nama Blanche adalah sebuah metode iklan yang efektif untuk menarik pemuda anti penetapan.

Siapapun sedikit familiar dengan proses ini.

Jumlah total orang yang telah menyusup ke kampus saat ini tidak diketahui, belum lagi kalau siswa yang menyergap mungkin orang bertanggung jawab untuk semua ini.

Namun, mengingat bahwa penyusup adalah personil dengan kemampuan tempur yang sebenarnya dan bukan hanya ideologi simpati, itu sangat mungkin kalau mereka telah membuat persiapan ekstensif untuk First High.

"Tidak ada yang positif bisa dihasilkan dari mencoba untuk menutupi hal-hal ini dengan setengah hati. Hm, aku tidak mengkritik Presiden, hanya saja pendekatan pemerintah terlalu tidak efektif."

Meskipun itu kata-kata menghibur Tatsuya, ekspresi Mayumi tidak mencerah.

"...Tidak, itu seperti kata Tatsuya-kun. Karena organisasi yang melihat para Penyihir sebagai musuh sudah ada, tidak peduli seberapa tidak masuk akal mereka, daripada menggunakan metode yang tidak tepat untuk menutupi keberadaan mereka, kita harus membawa kebenaran pada cahaya dan mempromosikan pertukaran informasi pada kedua belah pihak... Kami menghindari konfrontasi langsung — tidak, kami melarikan diri dari itu."

Sekarang, nada suaranya berubah mencela diri.

"Mau bagaimana lagi."

Tanggapan membebaskan tersebut diwarnai dengan nada dingin.

"Sekolah ini adalah sebuah fasilitas yang dikelola negara. Dengan status kita sebagai murid, meskipun tidak menjadi pegawai negeri yang sebenarnya, kita tidak bisa lepas dari fakta kalau setiap kegiatan yang berkaitan dengan sekolah atau anggota OSIS dibatasi oleh kebijakan pemerintah."

"Eh?"

Dengan suara tanpa kehangatan, seolah-olah komentar yang masuk tidak dapat diproses dengan benar di otak, Mayumi menatap kosong pada Tatsuya.

"...Dengan kata lain, mengingat posisi Ketua, satu-satunya hal yang dapat kamu lakukan adalah menangani urusan ini secara rahasia."

Saat dia menatap Tatsuya, yang memalingkan muka, Mari membengkokkan bibirnya.

"Ho ho, jadi Tatsuya-kun pun memiliki sisi lembut."

"Tapi, orang yang terus mempertanyakan Ketua adalah Shiba-kun..." gumam Azusa dengan lembut.

Mari segera menindaklanjuti serangan.

"Jatuhkan mereka lalu renggut mereka dengan daya tarikmu, itu adalah trik gigolo. Bahkan Mayumi tidak kebal terhadap pertunjukan seperti itu. Sepertinya kita tidak bisa meremehkan Tatsuya-kun."

"Tu-Tunggu, Mari, jangan mengatakan hal-hal aneh seperti itu!"

"Wajahmu merah, Mayumi."

"Mari!"

Ketua OSIS dan ketua Komite Keamanan mulai bolak-balik.

Selama waktu ini, Tatsuya melihat ke angkasa dengan ekspresi yang tak terbaca.

Bahkan mengetahui kalau adiknya dengan dingin menatapnya sepanjang waktu ini, satu-satunya hal yang bisa ia lakukan adalah berpura-pura tidak melihatnya.

"Oke... Sudah waktunya untuk kembali ke kelas. Ayo kita pergi, Miyuki."

Tatsuya menyatakan niatnya untuk kembali pada Mayumi dan Mari yang masih bertengkar, dan kemudian beranjak dari duduknya.

Suasana hati Miyuki yang kasar untungnya terhalau oleh Tatsuya yang menghibur sungguh-sungguh.

Meskipun ia melihat Azusa yang sepenuhnya memerah lari menuju konsol di sudut ruangan, ini bukan sesuatu yang Tatsuya perhatikan lebih lanjut.

"Ah, Tatsuya-kun, tunggu sebentar. Aku bilang, Mayumi, berhenti, berhenti, aku punya sesuatu yang penting untuk dikatakan."

"...Ini mungkin lebih baik untuk menunggu sampai sepulang sekolah, lalu kita dapat berbicara dengan tepat."

"Paham, paham... Sungguh, tidak terpikir dia akan begitu peduli... Jadi Tatsuya-kun, bagaimana kamu menjawab pada akhirnya?"

"Aku orang yang menunggu jawaban, dan aku akan memutuskan setelah mendengar itu."

Kemarin di kantin, Sayaka tidak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan Tatsuya.

—Setelah mengatakan pikiranmu ke sekolah, apa yang akan kamu lakukan kemudian?

Sayaka hanya bisa membuat jenis suara "Ah" atau "Oh", dan tidak dapat membingkai jawaban yang berarti.

Dengan demikian, Tatsuya meninggalkan dia dengan beberapa pekerjaan rumah.

Tatsuya akan mendengarkan Sayaka lagi setelah ia memilah pikirannya.

"Karena dari percakapan kami sebelumnya, aku merasa kalai ini bukanlah sesuatu yang bisa kita abaikan."

"—Kami mengandalkanmu."

"Tidak perlu untuk itu. Aku tidak yakin tentang apa ini."

"Selama itu sesuai dengan kemampuanmu."

"Ini agak sulit untuk mengatakan apakah ada harapan di atas ini atau tidak... Lupakan saja, aku bisa menerimanya jika itu hanya tingkat ini."

Ini benar-benar sesuatu yang tidak bisa diabaikan, dan Tatsuya tidak hanya bersikap sopan. Dalam hal kegiatan dari Organisasi Anti-Sihir, jika tetap hanya pada tingkat sistemik, maka tidak perlu baginya untuk mengganggu, tapi kekerasan yang ditujukan terhadap orang-orang di posisi penting adalah cerita lain. Sebagai perwakilan untuk semua murid kelas 1, tidak ada jaminan kalau Miyuki tidak akan menjadi sasaran. Memang, dia tidak percaya kalau setiap trik murahan dari para kriminal dapat membahayakan Miyuki, tapi itu lebih baik untuk berbuat salah di sisi hati-hati.

"Sesuai kemampuanku, aku akan melakukan yang terbaik."

Saat dia melihat Tatsuya merespon dan Miyuki membungkuk dalam keberangkatan sebelum pergi, Mari dengan pelan bergumam pada dirinya sendiri.

"Itu, mungkin akan membawa hasil yang terbaik."


◊ ◊ ◊


Karena sifat dari pekerjaan, anggota Komite Keamanan tidak perlu melapor ke markas setiap hari.

Bahkan Ketua menghabiskan sebagian besar waktunya di ruang OSIS.

Karena sebagian besar anggota dipilih untuk keterampilan bela diri mereka, keterampilan kerja dan organisasi bukan keahlian khusus mereka. Ditambah pada kurangnya masukan dari manajemen, dan ini adalah bagaimana ruangan tersebut berubah menjadi zona bencana.

Sebelumnya pada campur tangan Tatsuya selama minggu perekrutan, dia adalah satu-satunya dengan latar belakang keterampilan kerja, dan dengan demikian — terlepas dari keinginannya — ini telah mendirikan posisinya dalam Komite Keamanan.

Hari ini, meskipun hari liburnya, Tatsuya telah dipanggil oleh Mari untuk membantu mengatur dan menulis laporan untuk insiden minggu perekrutan. —Meskipun dia dipanggil untuk membantu, pada kenyataannya dia adalah satu-satunya yang bekerja disitu.

Situasi ini benar-benar di luar kendalinya.

Dia awalnya merencanakan untuk menggunakan waktu sepulang sekolah untuk mencari file tersimpan yang belum pernah diterbitkan di universitas-universitas sihir dan berafiliasi SMA sihir menggunakan terminal di perpustakaan sekolah, namun berkat ini dan itu, risetnya telah menghilang entah kemana.

(Bagaimanapun juga, ayo selesaikan semua laporan hari ini...)

Meskipun tahu kalau itu tidak berarti, Tatsuya tidak bisa menahan diri dari mendesah. Dia merencanakan untuk log out dari terminal, kemudian bertemu dengan Miyuki.

Sama seperti membaca stopwatch, layar tersebut membunyikan pemberitahuan pesan masuk.

Ini bahkan termasuk lambang sekolah.

Dengan kata lain, ini bukan sesuatu yang bisa diabaikan pelajar — pemberitahuan pemanggilan yang biasanya mengisyaratkan pelajaran dari guru.

Tatsuya menyesuaikan postur tubuhnya di kursi dan, tentu saja, tidak mengabaikan pesan tersebut dan membukanya.

Nama pengirim adalah "Ono Haruka".


◊ ◊ ◊


"Maaf untuk memanggilmu kesini tiba-tiba."

"Tidak, saya tidak punya sesuatu yang mendesak."

Di Ruang Konseling, pada Haruka yang benar-benar tersenyum bersalah dan meminta maaf, Tatsuya hanya menjawab dengan lunak.

Sejujurnya, memanggil dia benar-benar merenggut rencananya.

Meskipun itu tidak mendesak, tapi menolak permintaan Mari dan meminta maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi hanya menyebabkan menumpuknya lebih banyak pekerjaan untuknya.

Dan ketika ia memberitahu kepada Miyuki kalau ia harus membatalkan pulang bersama-sama, sementara dia tetap kelihatan tenang di luar, hanya berpikir tentang bagaimana untuk menenangkan suasana hati Miyuki ketika dia kembali memberinya sakit kepala.

Untuk melengkapi semua ini, tidak ada alasan kenapa ia harus menemui konselor sekolah.

Tatsuya benar-benar berharap dia akan mengatakan kepadanya kenapa ia dipanggil kesini.

"Yah? Sudahkah kau terbiasa pada kehidupan sekolah?"

Dia tidak harus bisa mendengar pikiran Tatsuya — secara alami, itu adalah mustahil, pikir Tatsuya — jadi Haruka mengajukan pertanyaan normal.

"Tidak."

Di sisi lain, Tatsuya memberikan jawaban tidak normal.

"... Apakah kau mengalami kesulitan?"

"Ada banyak situasi tak terduga yang mengganggu saya dari belajar."

Dengan kata lain, sampai ke titik sialan dan berhenti membuang-buang waktuku.

Bahkan jika Haruka tidak bisa mendengar suara ini, dia kurang atau lebih bisa mendeteksi sikapnya yang tidak ramah. Senyum Haruka tumbuh agak dipaksakan sambil menyilangkan kakinya.

Di bawah rok mini tersebut, pantat yang dibungkus stoking ketat hampir bisa dilihat.

Untuk dua orang yang duduk berhadapan satu sama lain, tidak ada hambatan untuk menghalangi penglihatan.

Menurut kesopanan modern, itu dianjurkan untuk menjaga tubuh yang terungkap hingga minimum.

Karena perempuan biasanya mengenakan stoking tebal yang menutupi segala sesuatu di bawah baju mereka, ketika memancarkan kedewasaan pun, pemandangan ini cukup merangsang bagi mata. (Juga, berkat kemajuan dalam bahan serat, bahkan memakai ini selama musim panas, akan menghasilkan rasa nyaman.)

Omong-omong, dia juga mengenakan kemeja yang agak terbuka, di mana garis-garis pakaian dalam bisa terlihat.

Untuk seorang anggota fakultas memakai ini di depan pelajar, itu terlalu genit.

"...Apa itu?"

Haruka dengan nakal bertanya pada Tatsuya, yang tidak sadar telah menatapnya.

Tatsuya buru-buru menggeser garis pandangannya dan membalas dengan suara terganggu — seolah dia adalah pria biasa.

"Dari sudut pandang undang-undang pakaian modern, Saya merasa bahwa penampilan Ono-sensei sedikit berlebihan."

"Ma-Maafkan aku."

Pada tatapan dingin Tatsuya dan peringatan vokal yang benar-benar tidak senang, Haruka dengan cepat kembali ke postur biasanya.

Menggunakan godaan untuk menyebabkan lawan goyah adalah salah satu taktik yang paling umum untuk merebut inisiatif dalam percakapan. Itu mungkin kalau Haruka memilih pakaian khusus ini dengan pikiran seperti ini. Tapi siswa ini (Tatsuya) menyingkapkan tanpa ekspresi saat dia menjawab.

Tidak mungkin untuk mengendalikan dia.

Haruka bingung pada ketidakmampuannya untuk mengambil inisiatif.

"Jadi, kenapa saya dipanggil ke sini?"

Meskipun itu ditekan, masih ada sedikit teguran dalam nada tersebut.

Tidak mungkin kalau sikap ini adalah dalam semua perhitungannya, bisakah itu? Haruka berpikir untuk dirinya sendiri.

Ia hanya enam belas tahun, tapi justru karena Haruka ingin menghindari kesombongan ini, dia memaksa dirinya sendiri untuk menggunakan metode godaan yang dia tidak terbiasa. Namun, pada titik ini dia dipaksa untuk meninggalkan taktik ini.

Haruka membulatkan tekadnya dan berpaling ke Tatsuya sekali lagi.

"Hari ini, aku ingin meminta Shiba-kun untuk membantu pekerjaan kami."

"Pekerjaan Anda, eh?"

Kecerdasannya hebat, berdasarkan nilai ujian masuk saja.

Meskipun begitu, jika Haruka memperpendek ke inti masalah dengan segera, mungkin menempatkan dia lebih waspada.

"Ya, kami, seperti dalam pekerjaan Life Counseling Department."

Haruka mengatakan kepadanya secara langsung, meskipun ia mungkin sudah mengetahuinya.

Namun, mengingat kalau dia sudah mengatakan "pekerjaan Life Counseling Department", satu-satunya hal yang bisa dia lakukan adalah menyelesaikan kalimatnya.

"Orientasi mental pelajar berubah setiap tahun. Misalnya, Shiba-kun menggunakan istilah 'aku sendiri' untuk menunjuk dirimu sendiri. Untuk siswa sihir yang bercita-cita bergabung dengan militer, ini bukanlah sesuatu yang aneh. Mengingat bahwa, siswa hanya menyebut diri mereka sebagai 'aku sendiri' setelah kemenangan pada Pertempuran Pertahanan Okinawa tiga tahun lalu. Perubahan dalam masyarakat membawa perubahan halus dalam kepribadian siswa. Hal ini terutama terjadi setelah sebuah insiden besar, menyebabkan individu untuk melihat usia atau hubungan mereka dengan orang lain yang berbeda."

Setelah mengatakan ini, Haruka mempelajari ekspresi pemuda itu.

Wajah Tatsuya tidak memperlihatkan kebingungan, meskipun itu mungkin lebih tepat untuk mengatakan kalau kata-katanya masuk di satu telinga dan keluar di telinga yang lain.

"Jadi setiap tahun kami memeriksa sekitar 10% dari para murid. Tujuannya adalah untuk memeriksa dengan benar dan menganjurkan kesan pokok dan ideologi para murid."

"Dengan kata lain, kami adalah spesimen untuk pengamatan?"

Tanpa basa-basi dan langsung ke inti, tapi tidak ada rasa marah atau kegeraman yang menyertainya.

"Kalau itu semua ada, saya tidak punya masalah dengan itu. Namun, apa tujuan sensei yang sebenarnya?"

Dengan sedikit senyum, ia menjawab dengan pertanyaannya sendiri.

Haruka menggunakan setiap daya kehendak untuk melawan kegoyahan.

"...Kamu pikir aku memiliki motif tersembunyi? Aku cukup terluka. Aku bukan tipe wanita licik, tahu?"

Nada centil, hampir nada bercanda, bukannya mendamaikan, sebenarnya digunakan untuk membantu memfokuskan kepanikannya sendiri.

"Untuk seorang spesimen, saya tidak berpikir saya cukup cekatan."

"Itu benar. Aku juga berpikir kalau Shiba-kun bukan seorang siswa yang istimewa. Tetapi karena ini, aku berharap kalau kamu bersedia untuk membantu. Kamu mungkin menjadi contoh pertama untuk menerobos penghalang antara murid Jalur 1 dan 2, tapi tidak ada jaminan kamu akan menjadi yang terakhir."

"...Dalam hal ini, kami akan memperlakukannya seperti begitu."

Haruka santai setelah akhirnya membujuknya. Meskipun Tatsuya tampak tidak benar-benar yakin, membantu kepribadian kompleks adalah bagian dari deskripsi pekerjaan konselor, Haruka berkata pada dirinya sendiri— dengan sedikit pelarian.

"Sepertinya ketidakdewasaanku telah menyebabkan Shiba-kun tidak percaya padaku. Malunya. ...Jadi, apakah kamu keberatan jika aku mengajukan beberapa pertanyaan?"

"Ah, silahkan saja."

Bahkan mengetahui kalau ia masih waspada terhadapnya, mereka tidak bisa menghabiskan waktu lagi.

Haruka mengeluarkan pertanyaan yang disiapkan dan menurunkan daftar dengan Tatsuya.

Konseling adalah bidang pekerjaan yang sangat menekankan privasi. Kerahasiaan adalah bagian penting dari pekerjaan. Bisa dikatakan, itu masih tergantung pada topik yang terlibat. Pihak ketiga mungkin terlibat untuk membantu dalam hal ini, namun permintaan Haruka untuk bantuan tidak mungkin menyentuh pada privasi individu di luar sekolah. Pertanyaan cukup sederhana melibatkan peristiwa antara hari pendaftaran dan sekarang.

Mengikuti deskripsi Tatsuya tentang gangguan di sekolah, balasan Haruka adalah:

"...Terima kasih banyak. Omong-omong, kamu mengatasi cukup baik. Setelah melalui tekanan mental intens seperti itu, bahkan menderita gangguan mental tidak akan menjadi kejutan."

Pendapat itu diucapkan dengan ekspresi seperti dokter.

Pada kenyataannya, Tatsuya menggunakan gelar "Sensei" karena Haruka adalah seorang psikolog berlisensi, tetapi kapasitasnya saat ini harusnya menjadi seorang konselor pelajar.

"Dari sudut pandang kedokteran, itu mungkin terjadi. Tetapi bahkan untuk data statistik, akan ada pengecualian."

Pada pernyataan tersebut kalau data klinis tidak lebih dari produk sampingan dari data statistik, Haruka malu-malu mengalihkan tatapannya.

Saat tatapannya melayang, Haruka melihat Tatsuya sedang menatap jam antik (atau mungkin era yang salah) di dinding — tentu saja, ini karena Tatsuya sengaja ingin Haruka untuk melihat — dan buru-buru mengalihkan tatapannya kembali.

"Uh, hanya itu yang aku miliki untuk hari ini. ...Oh ya, sementara ini bukan pertanyaan yang berkaitan dengan konseling..."

"Apa itu?"

"Apa benar bahwa Shiba-kun dilamar oleh Mibu-chan dari kelas 2?"

"...Benar-benar sebuah pertanyaan yang tidak berhubungan."

Tatsuya tidak bisa menyembunyikan ekspresi tercengangnya.

Haruka segera menindaklanjuti.

"Jika itu Mibu-chan, maka ada beberapa kekhawatiran... Sayangnya, aku tidak diijinkan untuk mengungkapkannya."

"Mempelajari privasi orang lain akan menyebabkan saya kesulitan juga. Jadi, darimana Sensei mendengar rumor ini?"

"Jadi itu adalah... rumor?"

"Hanya rumor, atau apa ada sesuatu yang salah?"

"Tidak, tidak sama sekali... Hm, aku hanya ingin meminta bantuan padamu jika Shiba-kun memutuskan untuk pacaran dengan Mibu-chan. Namun, jika Shiba-kun tidak berencana untuk itu, maka jangan khawatirkan tentang hal itu."

"Saya sudah mengatakan kalau yang disebut pacaran adalah rumor belaka. Jadi, darimana hal ini berasal?"

Pada pertanyaan Tatsuya yang diulangi, Haruka menjatuhkan tatapannya ke lantai.

"Maaf, itu rahasia."

Tatsuya tidak mengejar.

"Dalam hal ini, saya akan pergi."

Daripada mengejar, ia memilih untuk berdiri dari kursi, dan menuju ke pintu tanpa menunggu jawaban.

"Jika ada sesuatu yang merepotkan yang terjadi dengan Mibu-chan, jangan ragu untuk membicarakan hal ini denganku."

Suara Haruka terdengar seolah-olah dia sangat yakin di dalamnya.

Kenapa itu terasa seperti dia yakin kalau "sesuatu yang merepotkan" akan terjadi.

Tatsuya tidak tertarik pada alasan di balik keyakinannya, jadi dia terus berjalan tanpa menoleh sekalipun. Kepribadiannya tidak cukup lucu untuk menggigit pada jenis umpan seperti ini.


◊ ◊ ◊


Setelah makan malam, Tatsuya menghadap konsol di kamarnya ketika terdengar sebuah suara dari sisi lain pintu.

"Onii-sama, ini Miyuki."

Pada kenyataannya, hanya ada Tatsuya dan Miyuki di rumah.

Identitasnya sudah jelas bahkan jika dia tidak mengatakan apa-apa setelah mengetuk. Hanya memanggil sudah cukup.

Meski begitu, Miyuki akan tetap sungguh-sungguh mengucapkan namanya.

Seolah-olah dia ingin mengukir namanya ke hati Tatsuya.

Seolah-olah dia takut kalau Tatsuya akan lupa namanya.

"Silakan masuk."

Tatsuya mengatakan sementara masih menghadap layar.

Dari luar pintu, konsol tampaknya tertanam ke sisi dinding.

Sementara mencari-cari dengan cepat melalui garis-garis panjang dari teks, Tatsuya juga menangkap siluet adiknya melalui tepi penglihatannya.

"Kue yang Onii-sama mau ada di sini... Apakah kamu ingin minum teh?"

Undangan tersebut diwarnai dengan sedikit ragu-ragu yang dimaksudkan untuk membangkitkan pemberitahuan kakak laki-lakinya.

Bagi Tatsuya, itu hanya sebuah kue, tapi sikap sopan ini adalah salah satu sifat terpuji adiknya — apakah orang lain bisa menampilkan sifat terpuji pada tingkat ini adalah cerita lain.

Juga, seratus tahun yang lalu tidak ada yang akan menggunakan frase "kuenya ada di sini", tapi sekarang ini telah menjadi frase biasa.

Dengan kemajuan dalam sistem logistik, "membawa bagasi" telah menjadi sesuatu dari masa lalu.

Bahkan benda-benda kecil seperti kue dapat disampaikan secara gratis.

Tentu saja, untuk toko-toko tersebut, menerima perintah dan kemudian pengiriman barang ditimbang terhadap dua keuntungan dari "mengurangi penyimpanan berlebihan" dan "meningkatkan arus pelanggan", sehingga mengarah ke layanan ini.

"Aku datang."

Setelah menjawab, Tatsuya menyimpan informasi pada layar sebagai salah satu penanda homepage.

Setelah menikmati kue coklat favorit Miyuki dan mencuci rasa manis yang tersisa dengan kopi pahit, Tatsuya menggeser konsol ruang tamu pada modus tampilan data.

"...Boleh aku lihat juga?"

Tatsuya belum selesai makan kuenya, belum lagi Miyuki yang bahkan lebih lambat.

Namun, Tatsuya masih membuka file data, menandakan persetujuannya.

"Tentu saja."

Bahkan setelah melakukannya, dia masih memberikan verifikasi yang jelas pada Miyuki, yang meminta ijin, yang memungkinkan dirinya untuk duduk.

"Mata pelajaran tidak akan dibicarakan secara normal selama waktu keluarga, tapi lanjutkan. Ini bukan seperti tidak ada hubungannya denganmu, jadi lebih baik bagimu untuk mengetahui sesegera mungkin. ...Tidak, maksudku, kamu tidak harus begitu gugup."

Melihat adiknya meletakkan garpunya dan memasang postur tubuh yang tepat, Tatsuya menunjukkan kalau tidak ada kebutuhan seperti itu.

Pada senyum pahit Tatsuya, Miyuki menjawab dengan sebuah senyum malu-malu dan sekali lagi meraih garpunya.

"Data File, Blanche, Open."

Tentu saja, tidak ada keyboard di meja makan yang digunakan untuk makanan.

Sambil ia tidak menyukainya, Tatsuya masih menggunakan perintah suara untuk mengarahkan sistem dan membuat daftar file dari hasil pemeriksaan pada layar.

"Apakah ini organisasi politik yang terlibat dalam aktivitas anti-sihir yang kita bicarakan saat makan siang?"

"Anggota-anggota menyebut diri mereka gerakan warga negara. Dalam rahasia mereka adalah kelompok teroris keji.

Juga, sepertinya memang benar kalau anggota kelompok ini aktif di sekolah. Bawahan Blanche adalah organisasi lain yang disebut Egalite. Selama waktuku sebagai seorang anggota Komite Keamanan, aku melihat sosok siswa yang mungkin bergabung dengan Egalite."

Miyuki awalnya terkejut pada kata-kata Tatsuya, lalu mengangguk.

"Pelajar Anti-Sihir Pro di sebuah SMA sihir?"

"Keragu-raguanmu adalah alami."

Pada kebingungan Miyuki, Tatsuya mengangguk untuk menunjukkan persetujuannya.

"Bukan hanya dalam First High. Orang percaya kalau sekolah-sekolah sihir dapat membantu mereka meningkatkan sihir mereka, sehingga menyebabkan mereka untuk hadir. Apakah mereka berusaha untuk memajukan diri sendiri atau demi orang lain adalah cerita lain. Dengan demikian, bagi siswa di sebuah SMA sihir untuk menolak sihir layaknya pertentangan diri."

Sepenuhnya pertentangan diri. Dari sudut pandang Tatsuya, meskipun masyarakat telah memberi label lebih rendah padanya, tetapi dari sudut pandang seorang peneliti magis, ia tidak memiliki niat menolak sihir.

"Saat mengambil jalur logis yang jelas akan membuat ini tampak aneh... Justru karena organisasi ini tidak mengikuti 'logika yang jelas', mereka mampu menyebar begitu cepat."

"...Mengapa itu terjadi?"

"Jika kamu memperhitungkan ini melalui lensa tradisional, kamu hanya akan berjalan pada jalan buntu.

Daripada tinggal di dalam kotak, pertimbangkan hal ini dari sudut yang lain.

Item pertama untuk dipertimbangkan adalah, mengapa mereka dengan bangga mengibarkan spanduk ideologi anti-sihir mereka, tetapi tidak pernah secara langsung menolak sihir itu sendiri."

"Sekarang kamu menyebutkan itu... Itu benar."

"Usulan mereka adalah untuk menghapuskan perbedaan dalam masyarakat yang disebabkan oleh sihir. Hanya ini, dengan sendirinya, adalah sebuah pemikiran yang tak tercela dan benar."

"...Ya."

"Dalam hal ini, apa yang disebut perbedaan ini?"

"Bakat seorang individu atau kerja keras yang tidak mencerminkan kompensasi yang memadai dari masyarakat...?"

"Aku hanya berkata, Miyuki, berpikirlah di luar kotak."

Saat dia mengatakan hal ini, Tatsuya mengambil remote kontrol dari meja, dan berbalik ke layar.

Ada enam belas gambar yang berbeda, salah satu dari mereka dibawa ke depan dan diperbesar.

"Blanche adalah sebuah organisasi politik di permukaan. Kesaksian mereka untuk para Penyihir menerima perlakuan istimewa yang berasal dari perbedaan gaji antara Penyihir dan non-Penyihir. Perbedaan yang mereka bicarakan adalah perbedaan dalam arti upah. Tapi itu tidak lebih dari rata-rata, sebuah hasil tunggal. Mereka tidak mempertimbangkan sampai sejauh tingkat kesulitan yang para Penyihir lalui untuk mendapatkan gaji tinggi mereka.

Mereka juga mengabaikan fakta bahwa Penyihir hanya diperbolehkan untuk bekerja di bidang yang berkaitan dengan sihir, bahkan jika cadangan Penyihir ini akan menerima gaji lebih rendah dari pekerja kantor biasa."

Suara Tatsuya adalah hambar dan hampir sepenuhnya tanpa emosi. Namun, jejak kecil melankolis dapat dideteksi.

"Tidak peduli seberapa mampu atau kuat, selama masyarakat tidak membutuhkan sihir itu, kompensasi moneter dan pengakuan tetaplah mustahil."

Miyuki yang penuh rasa sakit menurunkan tatapannya.

Tatsuya berdiri, berjalan beberapa langkah, kemudian dengan lembut menaruh tangannya di bahu adiknya.

"Ada alasan mengapa Penyihir memiliki gaji rata-rata yang tinggi. Itu karena masyarakat membutuhkan Penyihir terspesialis tertentu. Karena ada sejumlah kecil orang asing yang membuang rata-rata tersebut, gaji rata-rata menjadi begitu tinggi. Selanjutnya, untuk Penyihir yang aktif di garis depan dan mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat — tidak, itu terlalu menghiasi. Hal ini karena Penyihir dapat memberikan masyarakat semacam keuntungan, uang atau yang lainnya, itu memberi mereka kompensasi yang lebih besar, dan bukan hanya karena fakta bahwa mereka dilahirkan Penyihir. Dunia Penyihir tidak cukup naif untuk percaya kalau hanya yang lahir dengan bakat sihir, kesejahteraan akan terjamin. Ini, aku pikir kita sangat menyadarinya. Benar, Miyuki?"

"Ya... sangat sadar."

Miyuki mengangguk sambil meletakkan tangannya di atas tangan kakaknya.

"Dengan demikian, Blanche mengusulkan untuk menghapuskan perbedaan gaji yang disebabkan oleh sihir, tapi pada akhirnya benar-benar menganjurkan penghapusan menggunakan sihir untuk mendapatkan kompensasi moneter.

Dengan kata lain, mereka meminta untuk para Penyihir tanpa pamrih memberikan kontribusi kepada masyarakat."

"... Itu usulan yang cukup egois. Setiap orang membutuhkan uang untuk hidup, terlepas dari apakah mereka bisa atau tidak menggunakan sihir. Tapi, mereka tidak mengijinkan Penyihir untuk menggunakan sihir untuk hidup, bahkan orang-orang yang mampu menggunakan sihir harus menggunakan keterampilan lain untuk mencari nafkah... Pada akhirnya, hanya karena mereka tidak tahu bagaimana menggunakan sihir, mereka tidak ingin sihir untuk menjadi tongkat pengukur nilai seseorang?Apakah mereka mengatakan kalau tidak apa-apa jika kerja keras Penyihir tidak dapat menerima kompensasi? Itu harusnya sudah jelas bahwa kerja keras mereka tidak dihargai...

Atau apakah orang-orang ini tidak tahu kalau hanya dilahirkan dengan bakat sihir saja tidak cukup? Dan menggunakan sihir membutuhkan bertahun-tahun pembelajaran dan pelatihan keras?"

Tatsuya pindah dari belakang Miyuki dan kembali ke tempat duduknya dengan senyum tipis di bibirnya.

"Tidak, mereka tahu. Mereka tahu, tapi tidak mengatakannya. Karena jika mereka tidak mengatakan itu atau berpikir tentang informasi yang bertentangan dengan mereka, mereka dapat menggunakan persamaan untuk berbohong kepada diri mereka sendiri dan orang lain. Kamu menanyakan hal ini pada awalnya. Mengapa murid sihir akan bergabung dengan kegiatan Organisasi Anti-Sihir seperti Blanche atau Egalite?"

"Hm... Apakah karena mereka tidak tahu filosofi di balik pihak-pihak anti-sihir?"

"Orang-orang yang tidak dapat menggunakan sihir tidak bisa mempelajarinya tidak peduli seberapa keras mereka mencoba, dan dengan demikian merasa kalau itu tidak adil bagi masyarakat untuk menghargai Penyihir yang menggunakan sihir. Lalu, bagaimana dengan pelajar yang bisa menggunakan sihir, tetapi tidak memiliki bakat untuk mengejar ketinggalan dengan siswa yang benar-benar luar biasa terlepas dari ketekunan mereka, dan pada perubahan dipandang rendah — Jenis pemikiran ini akan menjadi sangat masuk akal, 'kan? Perbedaan dalam bakat tidak unik untuk sihir. Hal ini terlihat dalam bidang lain, seperti seni atau atletik. Bahkan jika mereka tidak memiliki bakat dalam sihir, mungkin mereka memiliki bakat di bidang lain. Jika mereka tidak tahan untuk tidak memiliki bakat dalam sihir, maka mereka seharusnya mencari jalan lain."

Jika orang yang dangkal mengenali Tatsuya dan mendengar kata-kata ini, mereka mungkin berpikir dia mengatakan ini pada dirinya sendiri. Tapi Miyuki, satu-satunya orang saat ini, tidak akan pernah membuat kesalahan semacam itu.

"Aku percaya kalau orang-orang yang belajar sihir menolak 'perbedaan' yang disebabkan oleh sihir, karena mereka tidak mau meninggalkan sihir. Tidak mau menyerah, tapi tidak dapat menerima menjadi tingkat kedua. Tidak dapat menerima kenyataan bahwa ada orang-orang dengan suatu bakat yang benar-benar di luar jangkauan mereka. Tidak dapat menerima kemungkinan bahwa memasukkan berkali-kali lebih banyak usaha masih menempatkan mereka di luar jangkauan. Dengan demikian, mereka menolak menggunakan sihir sebagai sebuah pembebanan. Faktanya adalah, mereka tahu kalau orang-orang dengan bakat juga memasukkan jumlah usaha yang sama. Hal ini terbukti di depan mata mereka. Tapi, mereka memilih untuk mengabaikan ini dan menumpuk semua tanggung jawab pada bakat bawaan, dan menolaknya. Yah... Ini tidak seperti aku tidak bisa mengerti perasaan lemah itu. Aku memiliki pemikiran yang sama sendiri."

"Tidak ada hal yang seperti itu!"

Miyuki tahu kalau Tatsuya tidak benar-benar depresiasi dirinya sendiri. Meski begitu, Miyuki tidak bisa mengendalikan suaranya.

"Onii-sama memiliki keterampilan yang tidak ada orang lain bisa tiru, dan sementara kamu tidak memiliki bakat yang sama seperti orang lain, bukankah kamu masih menempatkan eksponensial lebih banyak kerja keras untuk sampai ke sini?"

Tatsuya tidak memiliki keterampilan biasa, tetapi memiliki bakat yang jauh melebihi orang lain. Ini, Miyuki tahu lebih baik dari siapapun. Dan, jika itu Tatsuya sendiri pun, Miyuki tidak akan mengijinkan orang untuk menyangkalnya.

"Itu hanya karena aku memiliki bakat lain juga."

"Ah..."

Tapi Tatsuya adalah seseorang yang, sementara memahami pernyataan Miyuki, masih bisa "memahami perasaan lemah itu". Miyuki tersipu ketika dia menyadari betapa dangkal bantahannya.

"Jika seseorang tidak cukup berbakat dalam sihir modern, kemudian menggunakan beberapa metode lain untuk membuat perbedaan. Karena itu mungkin, maka mereka bisa secara obyektif melakukan penilaian sebagai pihak ketiga. Jika itu tidak mungkin... Maka itu tidak mengherankan bagi mereka untuk tenggelam dalam fantasi nyaman yang disebut 'kesetaraan'. Bahkan mengetahui kalau itu semua ilusi pada akhirnya."

"..."

Miyuki tidak bisa membantah apapun kata-kata dingin kakaknya. Dia sudah mengerti apa yang Tatsuya coba untuk ekspresikan. Dia tidak menjadi sentimental atau mengasihani terhadap orang lain, hanya berbicara tentang "kelemahan yang ada di dalam orang-orang", termasuk dirinya sendiri.

"Bagi orang-orang tanpa bakat, untuk melarikan diri dari kenyataan kalau mereka tidak bisa dibandingkan dengan orang lain, mereka dengan keras menyanyikan pujian kesetaraan. Bagi mereka yang tanpa sihir, untuk menghindari fakta kalau sihir hanyalah satu jenis bakat, mereka menutupi kepercayaan itu dengan kecemburuan. Setelah memahami dasar-dasar ini, apa tujuan dari orang menghasut mereka yang bertindak di belakang layar? Kesetaraan yang mereka maksudkan adalah perlakuan yang sama tanpa adanya kemampuan sihir. Menghapus perbedaan sosial yang disebabkan oleh sihir, adalah sama dengan tidak menetapkan nilai sihir apapun. Hasil akhirnya adalah kalau sihir akan kehilangan setiap dan semua makna dalam masyarakat. Dalam masyarakat di mana sihir tidak memiliki nilai, sihir tidak bisa maju atau meningkat. Berdiri di belakang Penyihir dan orang-orang biasa yang menyerukan untuk mengakhiri perbedaan yang disebabkan oleh sihir, adalah kekuatan yang berencana untuk menghapuskan sihir dari negara ini."

"Lalu apa...?"

"Terlepas dari baik atau buruk, sihir adalah kekuatan. Ekonomi adalah kekuatan, teknologi adalah kekuatan, kekuatan militer adalah kekuatan. Sihir bisa menjadi kekuatan yang sama seperti kapal perang atau pesawat tempur. Saat ini, setiap negara meneliti utilitas militer sihir. Ada banyak mata-mata militer aktif di sekitar skill sihir dan informasi."

"Kemudian, sementara tujuan awal dari pihak anti-sihir adalah untuk menghapuskan sihir di negara ini, tujuan akhir adalah mengurangi kekuatan bangsa?"

"Kemungkinan besar. Dengan demikian, mereka pun akan menggunakan metode-metode seperti terorisme. Sekarang, setelah kekuatan bangsa telah berkurang, siapa yang paling diuntungkan?"

"Maksudmu... Menempatkannya di jalan itu, di belakang mereka adalah..."

"Itulah bagaimana mestinya. Ketika itu datang pada orang-orang ini, Sepuluh Master Klan tidak akan meninggalkan mereka sendirian. Terutama Klan Yotsuba. Jadi, mulai sekarang, kita harus ekstra hati-hati."

Setelah itu, tidak ada lagi yang dikatakan.

Untuk dua orang ini, tidak ada lagi yang perlu dikatakan.

Ekspresinya benar-benar pucat, Miyuki mengangguk ke arah kakaknya.


Chapter 8[edit]

Dengan berakhirnya minggu perekrutan, berbagai kegiatan pendaftaran hampir berakhir.

Untuk kelas Tatsuya, kurikulum skill teknik mereka mulai serius.

Meskipun pendidikan sihir yang sebenarnya dilakukan melalui berbagai kelas, sebagian besar siswa sudah memiliki suatu macam latar belakang dalam sihir, seperti yang (bisa) terlihat melalui bagian teknis ujian masuk.

Ini adalah dasar bagaimana pelajaran berlangsung, tapi bagi pelajar pun dengan dasar yang tepat dalam sistem pendidikan, mereka yang tidak mahir dalam skill tempur sering merasa kalau mereka tidak bisa mengikuti dalam pelajaran. Dari sudut pandang tertentu, pemisahan siswa Jalur 1 dan 2 dimaksudkan untuk mencegah perasaan ini dari mempengaruhi secara negatif kedua kelompok tersebut — dengan kata lain, meninggalkan satu sisi.


◊ ◊ ◊


"940 ms. Kamu lulus, Tatsuya-kun!"

"Akhirnya... ini sudah ketiga kalinya. Untunglah sudah berakhir."

Tatsuya tersenyum letih pada Mizuki, yang gembira untuknya seolah-olah dia telah melakukannya sendiri.

Saat ini, kelas Tatsuya adalah berlatih skill teknis dalam sihir.

Pelajaran hari ini adalah menyusun sihir sistematis tunggal, kemudian mengaktifkan sihir dengan batas waktu dalam dua tim.

Ini termasuk membaca Urutan Aktivasi, maka mendasarkan apa yang dibaca dan menggunakan Sihir Perhitungan Wilayah di alam bawah sadar Penyihir untuk kemudian membangun Urutan Sihir dan mengaktifkannya.

Ini adalah sistem untuk sihir modern.

Apa yang terjadi dalam Skema ini — mengubah Urutan Aktivasi, yang bisa dicatat sebagai angka oleh mesin, menjadi bentuk sihir yang mesin tidak dapat ciptakan dalam kenyataannya, menggunakan proses yang dikenal di Teknik Informatika sebagai "kompilasi". Dengan mengukur proses yang diperlukan untuk seruan sihir, mentransformasikannya menjadi Urutan Aktivasi, kemudian menggunakan Skema untuk mengembalikannya kembali menuju Urutan Sihir, sihir modern yang membaik dalam presisi, stabilitas, dan variabilitas.

Bayarannya adalah bahwa mereka mengorbankan kecepatan yang berasal dari hanya menggunakan beberapa kata dalam "Superpower".

Karena metode yang rumit untuk membangun Urutan Sihir sudah ada, ini semua yang bisa dilakukan.

Namun, sementara waktu jeda untuk membangun Urutan Sihir tidak dapat dikurangi menjadi nol, itu bisa jauh berkurang mendekati nol.

Ada alasan mengapa sihir modern yang menekankan kecepatan untuk membangun Urutan Sihir.

Awalnya, CAD hanya digunakan sebagai penyimpanan untuk merekam angka urutan Aktivasi, tetapi hal itu dengan cepat menjadi metode untuk mempercepat kecepatan aktivasi Sihir.

Untuk CAD yang digunakan di kelas saat ini, karena belum disesuaikan dengan perbedaan individual, tidak ada tambahan kecepatan yang meningkatkan mekanisme yang ditambahkan. Tujuan dari kelas ini adalah untuk menggunakan CAD kondisi pabrik ini untuk menjalani pelatihan kompilasi kecepatan tinggi.

Jika salah satu anggota dari pasangan tidak bisa lulus, maka kedua murid harus menetap. Mizuki lulus pada percobaan pertama, tapi dia mengeluarkan desahan tinggi dan menepuk dadanya dengan nyaman pada Tatsuya.

"Itu cukup mengejutkan. Tatsuya-kun benar-benar tidak baik pada skill teknis..."

Untuk topik hari ini, sihir "Single Systematic Single Process", dari membaca Urutan Aktivasi sepenuhnya untuk benar-benar mengeluarkan sihir, seorang Penyihir yang luar biasa hanya akan membutuhkan 500 ms.

Bagi Tatsuya, yang membutuhkan tiga kali percobaan untuk mendapatkan di bawah batas waktu 1000 ms, deskripsi yang paling baik tidak bisa mendekati luar biasa.

"Itu mengejutkan... kupikir sudah mengatakannya beberapa kali sebelumnya?"

"Memang benar kalau aku pernah mendengarnya beberapa kali... tapi aku selalu berpikir itu hanya merendahkan diri. Karena Tatsuya-kun tampak seperti orang yang bisa melakukan apa saja, sulit untuk percaya kalau kamu tidak fasih dengan skill teknis."

Mizuki memiringkan kepalanya dan menyatakan kekaguman yang tulus, pada Tatsuya yang hanya bisa tersenyum kecut — tidak ada pilihan lain.

"...Ini mungkin sedikit konyol untuk mengatakan itu sendiri, tetapi jika aku punya tingkat itu dari skill teknis, aku tidak akan berada di kelas ini."

Tatsuya memastikan untuk menjaga kebencian apapun keluar dari nada dan bahasanya. Sementara dia tidak tahu seberapa efektifnya itu, Mizuki terus terang menganggukan kepalanya.

"Itu benar. Jika Tatsuya-kun juga mampu dalam skill teknis... Itu akan memberikan sebuah kesempurnaan berlebihan, yang tak bisa mendekati."

Ketika dia mengatakan hal ini, Mizuki mengungkapkan senyum riang.

Aku bertanya-tanya apakah aku harus tersenyum dengan dia, pikir Tatsuya.

"Namun, Tatsuya-kun... kamu tidak merasa, sedikit tidak puas?"

"...Terhadap apa?"

Mizuki menunduk, ekspresinya tidak terbaca. Itu karena ini kalau Tatsuya bingung bagaimana untuk menanggapinya.

"Jika kamu memiliki bakat, tetapi telah dievaluasi sebagai tidak memiliki bakat, biasanya ini akan sangat menyakitkan. Jika itu aku, aku tidak akan terkejut jika aku merasa tidak puas. Jika aku memiliki tingkat skill seperti Tatsuya-kun, aku akan marah jika disebut seorang Weed... tapi Tatsuya-kun sepertinya tidak peduli..."

Itu pertanyaan yang cukup sulit untuk dijawab.

Mengambil kepribadian Mizuki pada perhitungan, itu tidak seperti dia akan menyebarkan rumor negatif atau berbicara dengan orang lain mengenai hal ini, tetapi jika dia tidak memberinya sebuah jawaban yang dia bisa terima, ada kemungkinan kalau dia mungkin menggali lebih dalam pada urusannya.

"Kecepatan eksekusi juga sebuah bakat. Dan itu merupakan faktor yang cukup penting juga. Ada situasi dimana satu detik dapat berarti perbedaan antara hidup dan mati. Jadi evaluasiku dari menjadi tidak terampil adalah tidak salah."

Jika Mizuki adalah siswa biasa Jalur 2 lainnya, ini akan menjadi sebuah jawaban yang bisa diterima.

Tapi,

"Jika ini adalah sebuah situasi pertarungan yang sebenarnya, Tatsuya-kun akan memiliki beberapa cara untuk meningkatkan kecepatan seruan."

Dia adalah seseorang yang memiliki "mata" khusus.

"...Apa yang membuatmu berpikir begitu?"

Bahkan mengetahui kalau mengatakan begitu menunjukkan sebuah pengakuan ini adalah benar adanya dan dia tunduk, otaknya yang bimbang tidak bisa memikirkan respon yang lebih baik.

"Di bagian teknis sebelumnya, masing-masing dari ketiga percobaan Tatsuya-kun tampak seperti kamu sedang memaksa diri. Karena ibuku adalah seorang penerjemah, aku akan menggunakan contoh ini: itu seperti seseorang mampu menggunakan bahasa Inggris untuk berpikir dan menjawab pertanyaan bahasa Inggris dengan terpaksa menggunakan bahasa Jepang untuk menjawab, dan kemudian menerjemahkannya kembali ke dalam bahasa Inggris. Sejak awal, Tatsuya-kun meninggalkan Urutan Sihir lengkap dan mulai mengumpulkan lagi, 'kan? Ketika melihat pada waktu tersebut, membaca Urutan Aktivasi yang berlangsung pada waktu yang sama saat membuat Urutan Sihir. Setelah melihat itu, aku berpikir begitu. Hal ini tidak mungkin kalau, Tatsuya-kun, untuk sihir tingkat ini, kamu bisa membuat Urutan Sihir tanpa melihat Urutan Aktivasi?"

Untuk tidak menggunakan Urutan Aktivasi, juga dikenal sebagai melewatkan CAD secara keseluruhan, dan masih menggunakan sihir dengan kecepatan yang sama. Dalam hal teknik ini, dia mendapat perintah ketat untuk menjaga rahasia ini.

Namun, itu tampak seperti seseorang melihat ini setelah latihan pertama.

Seolah-olah otaknya telah terjun ke air dingin, dia tenang.

Meskipun kekhawatirannya itu meningkat hingga batas dan kegoyahannya mencapai puncaknya, itu hanya dipergunakan untuk mengembalikannya menjadi normal.

Untuk orang yang jarang bimbang sampai sejauh ini, ini adalah pengalaman yang baik untuk Tatsuya.

"Aku tidak berpikir kalau ada seseorang yang bisa melihat sejauh ini. Itu adalah sepasang mata yang cukup mengesankan."

Kali ini, itu adalah Mizuki yang berubah pucat. Seperti yang diduga, Mizuki mencoba untuk menyembunyikan kebenaran tentang "mata"nya sendiri.

Itu adalah cara yang sedikit jahat untuk mengatakannya saat sudut-sudut mulut Tatsuya memutar ke atas. Tapi dari reaksi Mizuki, kemungkinan kalau skill tersembunyi miliknya sendiri yang ditemukan telah berkurang secara drastis.

Pada kenyataannya, Tatsuya berpikiran lain. Karena Mizuki sudah tahu kalau Tatsuya memiliki sebuah teknik yang melewati Urutan Aktivasi untuk menggunakan sihir, selama Mizuki berpikir bahwa itu bukanlah sebuah skill personal tetapi lebih dari sebuah sistematis, maka semuanya akan baik-baik saja. Selama dia bisa memuaskan perasaan ingin tahu Mizuki, ia tidak akan memiliki masalah lebih lanjut.

"Memang benar. Untuk sistem tunggal, itu lebih cepat untuk secara langsung membangun Urutan Sihir. Hal ini hanya dapat digunakan untuk sihir-sihir dengan beberapa proses. Bagiku, lima proses adalah batasku."

Proses dalam sihir modern memiliki dua makna: langkah-langkah yang mengarah pada seruan sihir, dan komponen untuk sihir yang digunakan dalam fenomena menulis ulang.

"Lima proses dalam sihir" yang Tatsuya sebutkan di sini mengacu pada saat lima pelaksanaan sihir bergabung untuk mengubah sesuatu.

Sebagai contoh, untuk menggunakan sihir untuk mentransfer sebuah telur dari dapur ke meja makan, ini membutuhkan empat langkah: Peningkatan Kecepatan (Akselerasi), Pergerakan, Pengurangan Kecepatan (Akselerasi Terbalik) dan Berhenti (akhir dari gerakan).

Gerakan sihir adalah jenis sihir yang mengubah kecepatan dan jalan sebuah objek, jadi jika proses Meningkatkan Kecepatan telah dihilangkan, hal ini akan menyebabkan objek tersebut untuk mempercepat tanpa memperhatikan gaya semu, kemungkinan besar menyebabkan telur-telur tersebut untuk pecah.

Jika proses Pergerakan telah dihilangkan dan hanya mengandalkan Peningkatan dan Pengurangan Kecepatan untuk memindahkan telur, telur tersebut akan ditembak secara lurus, sehingga mengharuskan perlambatan kompleks untuk memanipulasi. Dengan demikian, meskipun proses lain ditambahkan, itu sebenarnya lebih mudah untuk menggunakan kombinasi sihir Kecepatan dan Pergerakan untuk memanipulasi gerakan.

Sebagai perbandingan, ketika menggunakan sihir yang memukul mundur seorang lawan dalam anti-personil tempur, hanya satu proses yang sederhana akan cukup. Tujuannya adalah untuk menyebabkan kerusakan pada musuh, sehingga tidak perlu untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.

"Aku berpikir bahwa lima proses akan cukup untuk sihir tempur terkait..."

Secara umum, sihir yang digunakan oleh warga sipil membutuhkan lebih banyak proses dari sihir tempur.

Sama seperti kata Mizuki, sihir yang melibatkan 1 sampai 5 proses mencakup lebih dari setengah dari sihir tempur yang dikenal.

"Itu karena aku tidak belajar sihir untuk alasan tempur. Demi untuk dengan cepat memanggil sihir dengan proses yang lebih, Urutan Aktivasi masih suatu keharusan, jadi aku bukannya tidak puas dengan fakta kalau skill teknisku yang rendah telah menerima evaluasi yang tepat."

Tatsuya tersenyum sambil mengatakan hal ini, kemudian menyadari kalau untuk beberapa alasan Mizuki menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

Tatsuya tiba-tiba merasa bahwa di suatu tempat, entah bagaimana, sebuah kesalahpahaman telah terjadi.

Segera, hasil yang disebabkan oleh kesalahpahaman ini ditampilkan dihadapan Tatsuya.

"Itu menakjubkan! Tatsuya-kun... Kamu benar-benar layak aku hormati!"

Dengan tangannya di depan dadanya, suara mengigau Mizuki mengatakan sesuatu yang (untuk Tatsuya) tidak bisa diabaikan setelah didengar.

"Ha?"

"Bagi kebanyakan orang, mereka menjadi Penyihir hanya karena mereka bisa menggunakan sihir... tapi, Tatsuya-kun memiliki tujuan sendiri, jadi dia belajar sihir karena alasan itu..."

"Um, yah, sementara itu benar..."

"Aku, sekarang mengerti!"

"Itu..."

"Awalnya, aku belajar sihir hanya karena aku ingin mengendalikan sepasang "mata" ini, dan aku tidak pernah berpikir bagaimana untuk menggunakan sihir, tetapi mulai sekarang, aku akan serius mempertimbangkan itu!"

Uh? Bukankah gadis ini ingin menyembunyikan matanya? Sementara Tatsuya memikirkan ini, kekaguman semangat inspirasi Mizuki melampaui dorongannya untuk membalas.

"Err, Mizuki-chan?"

"Memang benar. Selama kamu memiliki tujuan yang jelas, kamu tidak akan mundur setelah menghadapi serangan lemah tersebut. Selama kamu bisa mencapai impianmu, nilai sekolah hanyalah hiasan. Ini harusnya menjadi apa yang orang kejar dalam hidup. Orang perlu untuk tanpa henti mengejar mimpi mereka..."

"Aku bilang, Mizuki, apa yang membuat kamu begitu bersemangat?"

Omongan Mizuki — bahkan ketika kelas sedang berlangsung — berlanjut sampai bantahan Erika.

Akhirnya menyadari tatapan aneh teman-teman sekelasnya (lebih seperti tatapan kosong), Mizuki tersipu sambil menjatuhkan kepalanya.

Melihat Mizuki seperti ini, Tatsuya memakai ekspresi serius untuk menutupi apa yang ia rasakan di dalam.

MKnR v02 13.jpg

Harapan dan impian seseorang?

Ini bukanlah sesuatu yang seindah itu.

Sejak awal, dia tidak pernah memiliki kesempatan pada sebuah hidup yang tidak berhubungan dengan sihir.

Ia tidak menjadi seorang Penyihir karena ia bisa menggunakan sihir, ia menjadi Penyihir justru karena dia tidak bisa menggunakan sihir.

Baginya, sihir adalah kutukan yang dilemparkan kepadanya saat ia dilahirkan.

Bahkan jika itu berubah menjadi sesuatu yang bisa ia terima, untuknya, ini masih sebuah perjuangan.

Bisa dikatakan, jika itu sesederhana orang menjadi Penyihir hanya karena mereka bisa menggunakan sihir, maka tidaklah mengherankan kalau pengumpan antara para Penyihir akan memilih untuk menolak sihir.

Mungkin dia punya pemikiran yang salah.

— Tatsuya tiba-tiba berpikir dengan seperti ini.


◊ ◊ ◊


Sudah waktunya untuk istirahat makan siang.

Pada akhirnya, Tatsuya pun dibujuk untuk tinggal.

— Dibujuk oleh Erika dan Leo yang memohon.

"1060 ms... Bagus, pertahankan. Hanya sedikit lagi."

"Ma-Masih begitu jauh... Aku tidak pernah tahu kalau 0,1 detik adalah suatu jarak yang jauh..."

"Idiot, jangan menggunakan kata 'jauh' untuk mengukur waktu. Kau seharusnya mengatakan 'panjang'."

"Erika-chan... 1052 ms."

"Ahhhhh! Jangan katakan itu! Aku baru saja berhasil mulai berpikir positif!"

"Ma-Maaf..."

"Tidak, tidak apa-apa, Mizuki.

Tidak peduli seberapa menyedihkannya realitas, kita tidak bisa memilih untuk melarikan diri dari itu. Ini, adalah takdir kita..."

"...Tindakan solomu yang membosankan bukanlah urusanku, tapi sudah hampir waktunya untuk mengakhiri permainan kasar ini."

Kombinasi dari Erika dan Leo tidak bisa mempertahankan hubungan persahabatan selama lebih dari satu detik, bahkan di kelas.

Jadi mereka meminta Tatsuya untuk bimbingan.

"Aku bilang, Leo, kau menghabiskan terlalu banyak waktu membidik. Dalam situasi ini, tidak perlu untuk menargetkan presisi."

"Sementara aku mengerti itu..."

Pada respon Leo yang tak bernyawa, Tatsuya mengangguk penuh simpati.

"Yah, itu benar...

Tidak ada apa-apa untuk itu, sehingga kau mungkin juga menggunakan sedikit trik. Kenapa kau tidak menetapkan sasaranmu sebelum membaca Urutan Aktivasi?"

"Uh? Apakah itu legal?"

"Itulah sebabnya itu sebuah trik. Tidak ada manfaat pada keahlian teknis, tetapi dalam situasi ini, itu mungkin ide terakhir yang bisa aku pikirkan, bukan berarti aku ingin memberitahumu..."

"Apa! Tolong, Tatsuya! Aku tidak peduli apakah itu trik jitu atau curang, jika itu bisa membuat aku melalui ini, ajarkan itu padaku!"

Saat ia melihat Leo yang memohon dengan kedua tangan mengatup di atas kepalanya, Tatsuya menghela napas dalam-dalam.

"Jangan bilang seperti itu. Ini bukan seperti kita curang atau apapun. ...Sungguh, aku sudah mengatakan kalau aku tidak mahir dengan skill teknis. Jika kamu membutuhkan petunjuk, kenapa tidak bertanya pada seorang ahli?"

"Bahkan jika kamu tidak mahir, kamu masih lebih baik dari aku, 'kan? Juga, kamu adalah satu-satunya yang tahu kombinasi kompilasi dan mampu menunjukkan kesalahan apapun."

"Aku akan mengajarimu bahkan tanpa sanjungan... Selanjutnya, giliran Erika."

"Apa, apa? Aku tidak peduli apakah itu trik jitu atau kecurangan atau apapun itu, berikan itu padaku! Aku kelaparan di sini."

"Aku mengerti, sehingga itu terdengar lebih buruk ketika kalian berdua memohon bersama-sama. Ah~ Untuk Erika... Aku tidak bisa mengerti di mana tepatnya masalahmu."

"Eh?"

"Tepatnya, aku tidak mengerti kenapa kamu membuat kesalahan-kesalahan ini. Kamu harusnya jauh lebih baik pada kompilasi daripada aku."

"Bagaimana ini bisa terjadi?! Tatsuya-kun, jangan tinggalkan aku!"

Saat dia melihat mata yang berlinang air — dengan beberapa bagian tindakan tercampur di dalamnya — Erika dengan tangannya mengatup erat seperti sedang berdoa, Tatsuya mendesah lagi.

Mereka berdua ini secara praktis bayangan cermin satu sama lain, pikir Tatsuya, tapi tidak mengatakan itu dengan lantang.

"Aku mengerti, Erika. Ketika kamu membaca Urutan Aktivasi, letakkan tangan kananmu di atas tangan kirimu di papan."

"Eh?"

Setelah mendengar hal ini, bukan hanya Erika, tapi Mizuki juga bingung.

"...Apa hanya itu?"

"Aku tidak sepenuhnya yakin. Adapun untuk alasannya, aku akan menjelaskannya jika itu bekerja."

"Oh, hm... biarkan aku mencoba."

Erika sementara mengesampingkan keraguannya dan berbalik ke arah CAD yang terpasang secara internal.

Melihat ini, Tatsuya mulai mengajari Leo.

Setelah kilatan cahaya Psion hilang, satu set nomor seukuran bola besar muncul di atas. Ini adalah tekanan tertinggi yang dihitung melalui pelepasan dari sihir berat sistem tunggal. Penghitung waktu mulai (berhenti?) hanya setelah jumlah yang dihitung melebihi batas dasar untuk tekanan.

"1010 ms. Erika-chan, kamu meningkat 40 ms dalam sekali coba! Kamu hanya punya sedikit lagi yang tersisa."

"Ya! Rasanya seperti aku mendapati motivasiku kembali!"

"1016. Jangan ragu-ragu, Leo. Kamu sudah tahu lokasi target. Tidak perlu untuk secara visual memeriksa target setiap kali."

"A-Aku mengerti. Ok, aku akan mendapatkannya kali ini!"

Tatsuya dan Mizuki pergi untuk mereset perangkat perekam sementara Erika dan Leo menutup mata mereka atau melambaikan tangan mereka, menggunakan berbagai metode untuk menjaga semangat mereka.

Pada saat ini, suara gugup melayang dari belakang Tatsuya.

"Onii-sama, apa kamu sibuk...?"

Pemilik suara itu adalah adiknya sendiri, dan tidak perlu berbalik untuk membuktikan ini.

Erika mendengar langkah kaki milik lebih dari satu orang dan berbalik.

"Miyuki... Bersama dengan Mitsui-chan dan Kitayama-chan?"

"Erika, jangan terganggu. Maaf, Miyuki. Kami hampir selesai. Beri kami waktu sebentar lagi."

"Eh?"

"Aku mengerti. Aku minta maaf, Onii-sama."

Miyuki tersenyum ramah dan membungkuk pada suara Tatsuya yang meminta maaf.

Merasa seolah-olah tekanan telah ditambahkan berkali lipat untuk beberapa alasan yang tidak diketahui, Leo mengerutkan alisnya.

Dua lainnya menyusul Miyuki keluar pintu.

Melihat ini, Tatsuya mengangguk.

"OK, kalian berdua, ini dia."

Meskipun suara itu tidaklah keras, tampaknya menahan suatu keberatan.

"Yeah!"

"OK, mari kita selesaikan ini!"

Semangat mereka berada di puncak, keduanya melirik layar CAD.

"Kita berhasil~"

Sorakan Erika berubah menjadi bel yang akhirnya mengumumkan akhir dari kelas.

"Fiuh... Danke[4], Tatsuya."

Tatsuya mengangkat tangan untuk mengakui ucapan terimakasih Leo, kemudian melambaikan tangan pada Miyuki.

Wajahnya memerah dengan kebahagiaan, Miyuki berjalan ke arahnya.

Sebagai perbandingan, teman sekelas Miyuki yang lebih pendiam — Mitsui Honoka dan Kitayama Shizuku melangkah maju dengan sedikit senyum di wajah mereka.

"Kerja bagus, kalian berdua. Onii-sama, aku sudah membawa barang-barang yang kamu perintahkan... Apakah ini cukup?"

Karena dia baru saja berbicara dengan Erika dan Leo, Tatsuya menggelengkan kepalanya pada pertanyaan Miyuki.

"Tidak, tapi tidak ada banyak waktu yang tersisa, jadi ini sempurna. Bagus, Miyuki. Mitsui-san dan Kitayama-san juga, terima kasih untuk bantuannya. Aku menghargai itu."

Meskipun mereka telah berbicara sebelumnya, mereka berdua hanya kenalan Miyuki, sehingga di mata Tatsuya, mereka belum sepenuhnya berteman. Dengan demikian, nadanya terlalu formal.

"Tidak! Sama sekali bukan apa-apa!"

"Jangan khawatir tentang hal itu. Meskipun tampak seperti ini, aku sebenarnya cukup kuat."

Terhadap jawaban bersemangat yang tak terduga dari Honoka dan respon Shizuku yang tampaknya bercanda, Tatsuya sekali lagi mengucapkan terima kasihnya dan mengeluarkan sesuatu dari kantong plastik itu.

"Tangkap."

Dan melemparkan item tersebut pada Erika dan Leo untuk ditangkap, seperti itulah.

"Apa ini?"

"Sandwich...?"

Kantong tersebut berisi sandwich dan minuman yang dijual di kantin sekolah.

"Jika kita menuju kantin sekarang, kita tidak akan tepat waktu untuk kelas sore."

Saat dia mengatakan ini, Tatsuya mengambil bentonya yang disiapkan dari Miyuki.

"Terima kasih~ aku kelaparan."

"Tatsuya, kau yang terbaik!"

Tersenyum kecut pada teman-temannya yang pada terobsesi makanan, Tatsuya juga mengambil tempat duduk di kursi terdekat. Pada saat ini, suara Mizuki yang tidak waspada melayang ke telinganya.

"...Tapi, apakah ini baik-baik saja? Bukankah kita dilarang makan di kelas?"

"Makanan hanya dilarang di area dengan terminal data. Peraturan sekolah tidak melarang makan di kelas."

"Eh, begitukah?"

"Hm, kamu akan tahu ini jika serius membaca peraturan sekolah. Dulu aku berpikir itu dilarang juga, jadi aku sedikit terkejut," jawab Tatsuya, sambil mengeluarkan sepasang sumpit.

Mizuki mengatakan "jika itu yang terjadi", dan mengulurkan tangan.

Leo membuka bungkusan sandwich dan menggigit dalam-dalam.

"Kamu tidak peduli dari awal."

Erika membalas sambil menikmati sandwich yang dibuat secara sempurna.

Sebuah meja yang damai... benar-benar digantikan oleh beberapa kursi karena tidak ada meja saat Tatsuya dan rombongan memulai istirahat makan siang mereka yang terlambat.

Miyuki dan Tim Apresiasi juga bergabung dengan minuman mereka.

"Miyuki-chan, kamu sudah selesai makan?"

"Ya. Onii-sama mengatakan untuk datang kesini setelah makan."

Pada pertanyaan khawatir Mizuki, Miyuki menjawab dengan ini.

"Eh, aku sedikit terkejut. Aku pikir Miyuki akan mengatakan "Aku tidak akan mulai kecuali Onii-sama mengambil sumpitnya!" atau sesuatu seperti itu."

Komentar Erika didampingi oleh tawa penuh sesak nafas daripada hanya cekikikan.

Dari ekspresinya, itu jelas kalau dia murni bercanda. Tak seorangpun yang hadir memberikan pemikiran yang serius.

— Kecuali untuk satu orang.

"Ah, itulah yang benar, Erika. Biasanya itu yang akan terjadi, tapi hari ini adalah karena perintah Onii-sama. Tentu saja, aku tidak akan pernah melakukan sesuatu sendirian yang akan melawan Onii-sama."

"...'Biasanya' dia akan..."

"Yep."

"...'Tentu saja'... Eh?"

"Hm, ya?"

Sebuah kekangan dikembangkan dalam senyum Erika saat dia melihat Miyuki dengan sungguh-sungguh menggeleng. Mood tiba-tiba berubah sangat berat.

Seolah-olah berusaha untuk menghilangkan suasana aneh ini, Mizuki berbicara pada volume tinggi yang tidak wajar.

"Kelas Miyuki-chan juga dimulai dalam praktek teknis, bukan? Bagaimana rasanya?"

Honoka dan Shizuku melirik satu sama lain.

Itu adalah sepasang ekspresi khawatir.

Tanpa mengindahkan sikap teman-temannya, Miyuki melepas sedotan dari mulutnya saat dia menjawab.

"Ini harusnya sama dengan kelasmu, Mizuki. Menggunakan mesin lambat dan ditugaskan dengan praktek membosankan seperti perhitungan."

Kelima orang selain Tatsuya mengungkapkan ekspresi terkejut.

Lidah sengitnya, yang seperti ular benar-benar bertentangan dengan sikapnya yang seperti nona.

"Kamu tampak sangat tidak senang."

"Tentu saja aku tidak senang. Latihan semacam itu hanya baik untuk berlatih sendirian."

Pada kata-kata menggoda kakaknya, Miyuki menjawab dengan marah, tapi suaranya diwarnai dengan nada genit.

"Hm... Mengajarkan dengan tumpang tindih tangan pun, terikat untuk mengalami beberapa hal baik dan buruk."

"Aku akui sedang diperlakukan secara berbeda. Aku benar-benar minta maaf jika aku sudah membuat kesal Erika karena hal ini."

"Tidak, aku tidak keberatan sama sekali."

Pada Miyuki yang jujur meminta maaf, Erika dengan ringan melambaikan tangannya.

"Sudah sewajarnya untuk mencoba dan menemukan murid yang memiliki potensi. Ini sama dengan dojo yang keluargaku jalankan — Mereka yang tidak memiliki potensi disisihkan dan dilupakan."

"Rumah Erika-chan adalah sebuah dojo?"

"Sedikit gaya kenjutsu kuno, meskipun itu hanya pekerjaan sampingan."

"Ah, itu sebabnya..." Mizuki mengangguk seolah-olah dia memahami sesuatu.

Dia mungkin berpikir dari waktu ketika Erika menggunakan tongkat yang dapat ditarik untuk melucuti CAD milik Morisaki.

"Chiba-san... Berpikir itu wajar?" Kali ini, itu adalah Honoka yang menyela dengan keraguan.

"Erika tak apa-apa. Sebenarnya, silahkan memanggil aku seperti itu."

"Kenapa kamu berlagak seperti orang yang penting..." bantahan kagum Leo menciptakan suasana penyangga yang sempurna untuk Honoka.

"Kalau begitu, Erika, silahkan panggil aku Honoka."

"OK, OK. Itu bisa dikatakan, ketika kamu mengatakan alami, yang kamu maksud ketika murid Jalur 1 diawasi oleh guru, dan murid Jalur 2 tidak bisa mengejar?"

"...Ya, itu."

Honoka ragu-ragu, lalu mengangguk.

"Jika begitu, maka tentu saja."

Erika mengangguk tanpa keragu-raguan apapun.

"Karena itu hal yang biasa, Miyuki dan Honoka tidak perlu gelisah tentang hal itu?"

"...Kamu cukup tenang tentang hal itu." Leo menjawab dalam menanggapi deklarasi Erika.

"Ah? Apakah Leo-kun orang yang tidak puas dengan situasi ini?"

"Tidak, aku hanya merasa kalau tidak ada yang bisa aku lakukan tentang hal itu..."

Suara Leo relatif loyo.

"Aku mengerti~. Aku tidak berpikir itu 'tidak ada yang bisa aku lakukan', aku pikir itu 'itu sebuah masalah fakta' malahan."

Nada Erika santai saat dia mengatakan ini.

"Bolehkah aku bertanya alasanmu di balik ini?"

Pada pertanyaan Honoka, Erika memiringkan kepalanya.

Setelah keheningan singkat untuk mengumpulkan pikirannya, dengan jari telunjuknya menekan pelipisnya, dia memulai jawabannya.

"Hm... Karena aku selalu berpikir kalau itu begitu alami sampai saat ini, sehingga sulit untuk menjelaskan... Misalnya, dalam dojo kami, paling lama kami akan mengajarkan teknik apapun kepada siswa setidaknya 6 bulan setelah pendaftaran."

"Oh."

Tatsuya menganggukkan kepalanya dengan tertarik.

Tanda tanya melayang di atas kepala Honoka, Shizuku, dan Mizuki.

"Pada awalnya, satu-satunya hal yang kami ajarkan adalah gerak kaki dan praktek ayunan. Setelah kami menunjukkan sekali, sisanya terserah praktek individu. Setelah itu, kami mulai mengajari orang-orang yang terlihat seperti mereka telah memahami cara yang tepat dari mengayunkan."

"...Kemudian, tidakkah ada murid yang tidak pernah meningkat tidak peduli seberapa banyak waktu telah berlalu...?"

"Ya, itu telah terjadi."

Erika mengangguk untuk menanggapi pertanyaan Honoka.

"Selanjutnya, orang-orang itu harus terus-menerus berlatih. Kedua, jika tubuh fisikmu tidak cocok untuk mengayunkan sebuah pedang, maka itu akan membuang-buang waktu untuk memberikan setiap teknik yang kuat."

"Ah..." Mizuki diam-diam tersentak.

Saat dia melihat Mizuki, Erika terus berbicara.

"Karena itu, satu-satunya hal yang dapat kamu lakukan adalah terus melatih ayunanmu. Memperhatikan apa yang orang lain lakukan, dan mengukir itu ke dalam ingatanmu. Itu karena kamu dikelilingi oleh spesialis pedang. Kamu hanya membuang-buang waktumu bermalasan jika menunggu seseorang untuk mengajarimu. Hanya yang benar-benar naif akan percaya kalau mereka bisa menerima pelajaran dari awal. Apakah itu Sensei atau asisten, ingatlah bahwa setiap orang disana adalah seseorang yang sedang dalam pelatihan. Setiap orang memiliki aturan hidup pelatihan pribadi mereka sendiri. Mereka yang tidak bisa belajar dari orang-orang di sekitar mereka dan hanya mengandalkan diajari, adalah benar-benar penghayal."

Setelah dia selesai berbicara, matanya mengeluarkan kilatan menggoda.

Saat dia melihat Erika menjadi lebih menjiwai saat berbicara ke titik perkuliahan, Tatsuya merasa semangatnya melambung sedikit.

"...Meskipun kata-katamu yang cukup lugas, tapi bukankah kamu dan aku perlu Tatsuya untuk mengajari kita barusan...?"

"Ouch! Sungguh menyakitkan ketika kamu mengatakan itu."

Erika mengerutkan alisnya pada pendapat Leo, tapi suaranya yang santai tidak berubah.

"Mereka adalah dua hal yang berbeda, apel dan jeruk... Meskipun telah ada situasi di mana pengajar dan yang dibimbing ada di tingkat yang berbeda, yang biasanya berakhir dengan bencana. Bencana sebenarnya akan berada di tempat yang dibimbing berada di tingkat yang lebih tinggi dari pengajar."

Tatsuya mengungkapkan seringai jahat.

"Sayangnya, aku kira hari ini memenuhi syarat sebagai malapetaka sejati. Catatan akhir Erika lebih cepat daripada aku dengan 100 ms."

Erika tiba-tiba tertutupi keringat dingin.

"Eh, tidak, apa yang ingin aku katakan bukanlah itu... O-Omong-omong, aku masih tidak mengerti! Kenapa tumpang tindih tangan meningkatkan waktuku dengan begitu banyak?"

Dengan paksa mengubah topik pembicaraan.

Semua orang tahu dia sedang berusaha untuk mengeruhkan air, tetapi jika ada yang bertanya terlalu dekat maka akan merepotkan, jadi Tatsuya cerdik dengan membiarkannya.

"Tidak banyak. Ini sebenarnya cukup sederhana. Erika terbiasa untuk memegang CAD dengan satu tangan."

"Uh?" Meskipun "penjelasan" Tatsuya baru saja dimulai, Erika sudah menyela proses tersebut dengan lebih banyak pertanyaan.

"Bagaimana kamu tahu?" Tertulis dengan jelas di seluruh wajah Erika, tapi untuk Tatsuya, ini adalah sesuatu yang segera terlihat. Setelah konflik mereka dengan Morisaki Shun dan mempertimbangkan bentuk CAD, ini adalah hasil sederhana yang tercapai. Mengabaikan reaksi berlebihan Erika, Tatsuya melanjutkan "penjelasan".

"Jadi aku pikir, jika dia meletakkan kedua tangan di papan CAD di kelas, mungkin akan sulit baginya untuk menggunakan."

"Jadi itulah mengapa kamu menyuruhnya untuk menutupi satu tangan dengan tangan yang lain, menciptakan pegangan tangan tunggal..."

Mizuki menganggukkan kepalanya dengan takjub. Dia bukan satu-satunya orang dengan ekspresi itu di wajahnya.

"Meskipun ada beberapa masalah sikap yang memegang dengan satu tangan, itu tidak masalah setelah dia menjadi termotivasi untuk memegang dengan kedua tangan, yang berarti kesulitan yang ditemuinya hanyalah penghalang mental."

"...Jadi itu sebabnya. Sepertinya Tatsuya-kun bisa melihat menembus diriku."

Erika tidak bisa menahan senyum kecut, menyebabkan semua orang meledak dalam tawa.

"Rasanya seperti aku telah kehilangan semua energiku... Omong-omong, apakah Kelas A menggunakan CAD yang sama?"

"Ya."

Miyuki tidak menyembunyikan kengeriannya saat dia mengangguk, mendorong rasa ingin tahu Erika.

"Hanya untuk referensi, bisa kamu katakan padaku berapa lama yang kamu butuhkan?"

"Eh? Aku?"

Mata Miyuki melebar saat dia menunjuk dirinya sendiri dan Erika sengaja mengangguk dalam gerakan yang berlebihan.

Miyuki melirik Tatsuya.

"Silakan." Tatsuya mengangguk sambil tersenyum kecut.

"Jika Onii-sama mengatakan demikian..."

Miyuki ragu-ragu, kemudian setuju.

Mizuki, yang paling dekat dengan mesin, mulai mengatur peralatan pengukur.

Seolah-olah dia sedang bersiap-siap untuk bermain piano, Miyuki dengan ringan menempatkan jari-jarinya di papan.

Pengukuran, mulai.

Cahaya psion yang tersisa melintas.

Wajah Mizuki membeku.

Kehilangan kesabaran pada temannya yang tidak mengumumkan hasilnya, Erika mendesak dia.

"...235 ms..."

"Uh...?"

"Itu gila..."

Ekspresi kaku mereka mulai menyebar.

"Tidak peduli berapa kali aku mendengarnya, itu masih skor yang mengejutkan..."

"Kemampuan teknis Miyuki mendekati batas untuk kecepatan reaksi manusia."

Bahkan murid Kelas A tidak bisa tidak mendesah.

Hanya kakaknya yang tidak tampak terkejut.

Ia bahkan tampak agak kecewa karena ia mengerutkan alisnya.

"Model yang lama yang digunakan untuk pendidikan hanya dapat melakukan sejauh itu. Tidak ada yang bisa kamu lakukan, Miyuki."

"Tidak ada pilihan lain, aku harus menggunakan Urutan Aktivasi yang tidak bisa menyesuaikan diri ini yang dipenuhi dengan latar belakang bising... Ini benar-benar menjengkelkan. Seperti yang diharapkan, kekuatanku yang sejati hanya dapat diperlihatkan oleh CAD yang dikelola oleh Onii-sama sendiri."

Pertengahan antara membuat ulah dan menjadi centil, Miyuki meletakkan kepalanya di sisi Tatsuya. Tatsuya dengan lembut menepuk kepalanya seperti sedang menghibur seorang anak kecil.

Setiap orang yang menyaksikan adegan ini tidak menggoda mereka seperti yang dilakukan biasanya.

Kekuatan dan kata-kata saudara kandung ditampilkan di depan mata mereka.

Dihadapan perbedaan yang ditampilkan oleh pasangan tersebut, kecemburuan adalah sesuatu yang hanya para idiot akan rasakan.


◊ ◊ ◊


Sepulang sekolah, Tatsuya duduk di kafe dan menatap kosong pada siswa yang lewat.

Campuran suasana di ruangan itu kemungkinan besar alasan kenapa sebagian besar siswa sering di tempat ini.

Menurut Mari, kafe tersebut melihat jumlah tertinggi dari lalu lintas tak lama setelah waktu sekolah dimulai.

Setelah para siswa membiasakan diri dengan sekolah, mereka mulai mencari tempat-tempat seperti ruangan klub, alun-alun pusat, atau ruang kelas kosong untuk menghabiskan waktu luang.

Yah, karena kafe itu bukan untuk keuntungan lagipula, hilangnya lalu lintas tidak menjadi perhatian utama.

Kopi di atas meja sudah menjadi dingin.

Situasi ini kebalikan dari pertemuan mereka sebelumnya.

Satu-satunya detil yang sama adalah kalau ada seseorang yang mengundang orang lain.

Tatsuya sedang menunggu Sayaka untuk mendengar hasil "pekerjaan rumahnya".

Meskipun ia merasa kesal dengan tatapan memata-matainya, Tatsuya tidak melakukan gerakan khusus apapun. Meskipun ia yakin bisa mendeteksi target tidak peduli seberapa keras mereka bersembunyi, menundukkan target secara umum di tengah-tengah kafe itu tidak disarankan, sehingga ia memilih untuk menghindari tindakan kekerasan dan hanya berpura-pura tenang menunggu tanpa mendeteksi apapun.

Lima belas menit setelah waktu yang disepakati.

Dia akhirnya muncul.

"Maaf! Apakah kamu menunggu sangat lama?"

"Jangan khawatir, aku mendapat pesanmu lagipula."

Ia bukan hanya bersikap sopan.

Terminal Tatsuya memang menerima pesan Sayaka yang mengatakan kalau dia akan terlambat sekitar sepuluh menit.

Juga, pada saat ia menerima pesan tersebut, itu hanya lima menit sebelum waktu yang ditentukan. Karena itu tidak seolah-olah ada perubahan besar dalam pengaturan, tidak peduli apakah itu sepuluh atau dua puluh menit, itu hanyalah menunggu. Kenyataan kalau ia berpikir seperti ini mungkin karena Tatsuya memiliki kesabaran yang cukup.

"Begitukah? Untunglah. Aku hanya berpikir apa yang akan kulakukan jika Shiba-kun pergi."

Sayaka menepuk dadanya dengan cara yang berlebihan.

Tampaknya seperti hari ini juga tipe "gadis manis".

Tatsuya memiringkan kepalanya dan berpikir, dalam benaknya, apa yang tepatnya menarik minatnya?

"Apa itu?"

Sayaka itu bingung.

Sepertinya dia tidak sengaja mengungkapkan pikiran mentalnya.

"Bukan apa-apa. Hanya saja ketika senpai berubah menjadi seorang 'gadis manis', citra ini sangat berbeda dari saat kamu memegang pedang."

"Sungguh, kamu jahat... Berhenti mengumpat padaku."

Dia dengan panik melihat ke tempat lain.

Tatsuya tidak dapat menentukan apakah ini adalah reaksi jujurnya atau kepura-puraan di pihaknya.

Sayangnya, hasilnya diumumkan sebelum ia bisa sampai pada kesimpulan apapun.

"Maafkan aku."

Dia tersenyum meminta maaf.

Ini adalah aktingnya.

Meskipun dia tidak memiliki terlalu banyak keyakinan di dalamnya.

"Sungguh... Apakah kepribadian asli Tatsuya yang genit?"

"Dan bukan dari seorang Penyihir, setidaknya, belum."

Menyesap kopi dingin, Tatsuya berbalik. Ia tidak menghindari tatapan Sayaka, tetapi sebaliknya, sedang melihat ke arah siluet tersembunyi di antara tanaman.

"Watanabe-senpai..."

Sayaka menarik napas dan melihat sosok itu. Tapi suaranya sangat ringan dan tidak cukup untuk bisa sampai ke orang itu.

"Oh, Tatsuya-kun."

Yang pertama merespon adalah Mari. Namun, itu jelas kalau tatapannya itu menegur Tatsuya. Jika dia tidak secara khusus mengarahkan tatapannya kesana, maka dia bisa mendekati tanpa menarik perhatian — karena ini adalah satu-satunya cara untuk bisa menghapus kehadirannya sendiri.

"Aku tidak sedang bermalasan di sini."

Mari memaksa senyum pada balasan Tatsuya. Sulit untuk mengatakan apakah maksud Tatsuya "dia bebas tugas hari ini" atau murni lelucon.

"Jangan khawatir, itu tidak seperti aku mengingatkan kamu sebagai anggota komite karena aku hanya lewat."

Sekarang Tatsuya menyebutkan itu dengan cara ini, penampilan Mari akan tampak tidak wajar. Mari, yang tidak melewatkan kesempatan ini untuk menutupi ini, cukup ramah tamah tentang hal ini juga.

"Aku minta maaf jika aku mengganggu kalian berdua. Mibu, maaf."

"Tidak, itu tidak seperti itu..."

Jawaban Sayaka pada Mari sedikit kaku. Apakah karena dia merasa gugup menanggapi seorang senior, atau karena perasaan negatif terhadap Komite Keamanan.

Tatsuya merasa kalau salah satu tidak benar.

Kesan ini hanya diperkuat oleh pandangan kuat Sayaka yang diarahkan pada sosok mundur Mari.

"Jadi mengenai apa yang kita bicarakan terakhir kali..."

Setelah siluet Mari meninggalkan kafe, Sayaka akhirnya mulai berbicara tentang subjek utama.

Tatsuya sedang berpikir tentang "Bukankah dia mengatakan kalau itu ada di tanganku sekarang..." atau "Dia secara khusus datang untuk mengamati sebab..." dan "Memantau hal lain seluruhnya", tapi dia tidak menyebutkannya dengan suara keras.

"Pada awalnya, hanya mengungkapkan ide-ide kami pada sekolah sudah cukup."

Lengannya bergetar saat dia mengepalkan tangannya di bawah meja.

"Tapi, seperti yang diduga, hanya ini tidaklah cukup. Kami ingin sekolah untuk memperbaiki cara kami diperlakukan."

Dia terlalu memikirkan, pikir Tatsuya.

Apakah dia bersungguh-sungguh? Atau hanya mengatakan demikian karena Tatsuya menegakkan minat Sayaka?

Jika hal ini menciptakan keributan, itu mungkin menyebabkan efek sebaliknya.

"Dalam hal peningkatan, apakah kamu memiliki perubahan nyata dalam pikiran?"

"Itu... Segala sesuatu dalam hal perlakuan."

"Semuanya, seperti pelajaran yang sebenarnya?"

"...Itu juga salah satu dari mereka."

"Perbedaan utama antara Jalur 1 dan 2 ada pada kehadiran instruktur, jadi apa senpai menyarankan sekolah untuk meningkatkan jumlah anggota fakultas?"

Hal seperti itu adalah mustahil.

Awalnya, kebijakan tersebut dibuat justru karena tidak ada cukup orang yang mampu secara efektif menggunakan sihir.

Sistem Course 2 adalah kejahatan yang diperlukan untuk membantu memastikan jumlah Penyihir dan Sihir Pencipta.

"Aku tidak berencana untuk mengambil sejauh itu..."

Seperti yang diduga, komentar pengembalian tersebut adalah penolakan yang tak bersemangat.

"Kalau begitu, apa kamu mengacu pada kegiatan klub? Aku ingat kalau klub Kendo dan Kenjutsu memiliki akses yang sama dan hak istimewa untuk gimnasium?"

Menurut penyelidikan Tatsuya kemarin, hasil yang mengejutkan adalah kalau klub Kendo dan Kenjutsu memiliki jumlah yang sama dari hari di gym.

"Atau, apa itu masalah dengan anggaran? Meskipun itu benar bahwa klub-klub yang berafiliasi dengan kontes sihir menerima jumlah pendanaan yang lebih tinggi, berdasarkan hasil dari pembagian anggaran, ini adalah sesuatu yang sering terlihat di sekolah-sekolah tinggi yang normal juga."

"Itu... Mungkin... Kalau begitu, apa Shiba-kun merasa puas? Selain dari skill teknis sihir, tidak peduli apakah itu teori sihir, mata pelajaran biasa, kemampuan fisik atau kemampuan tempur yang sebenarnya, bahkan jika kamu melampaui siswa Jalur 1 di semua bidang ini, tetapi dilabeli seorang Weed semata-mata pada skor teknismu yang rendah, apakah kamu benar-benar mampu untuk menerima nasibnu sendiri pada itu?"

Saat dia melihat Sayaka yang berusaha keras untuk menemukan kata-kata untuk menopang argumennya, Tatsuya merasa kalau ia terlalu keras.

Pengunduran diri dan penyesalan Tatsuya sama sekali tidak berhubungan dengan pikiran Sayaka.

Jika kamu ingin mengubah, kenapa kamu tidak menggunakan pikiranmu sendiri untuk membujuk orang lain?

"Tentu saja aku tidak mengundurkan diri."

Lalu dia harus,

"Dalam hal itu!"

"Namun, aku tidak punya alasan untuk mengubah sekolah."

Mengatakan tentang pikirannya sendiri.

"Apa?"

"Aku tidak punya banyak harapan pada sekolah yang disponsori negara ini."

Ini adalah pikirannya yang sejati, tanpa sedikitpun kemunafikan.

"Satu-satunya hal yang aku inginkan adalah akses ke file data yang tidak diungkapkan yang tersimpan dalam universitas sihir dan organisasi-organisasi yang terkait dan untuk lulus dari SMA sihir. Selain itu, aku tidak punya keinginan lebih lanjut."

Sayaka tercengang pada respon balasan Tatsuya.

"Belum lagi kalau aku tidak punya niat untuk menyalahkan karena 'menggunakan kata-kata dilarang di sekolah untuk menyakiti orang lain' atau ketidakmatangan rekan-rekan kita di sekolah itu sendiri."

Dari permukaan, komentar ini muncul untuk mengkritik ideologi yang salah mengarahkan murid Jalur 1 untuk menunjuk murid Jalur 2 sebagai "Weed", tetapi dalam kenyataannya, ini adalah teguran yang ditujukan pada mereka yang tidak bisa memenuhi harapannya sendiri dan mencari cara mudah dengan menyalahkan orang lain atas kelemahan mereka. Tatsuya membiarkan Sayaka secara jelas memahami itu.

"Sayangnya, sepertinya senpai dan aku memiliki ideologi yang berbeda secara mendasar."

Setelah mengatakan ini, Tatsuya bangkit dari duduknya.

"Tunggu... Tunggu dulu!"

Ia berbalik dan melirik pada Sayaka yang masih duduk — atau mungkin, tidak mampu berdiri —, yang wajahnya telah kehilangan semua warna, yang matanya mencari dukungan, dan mengangkat kepalanya menatap Tatsuya.

Ini sudah pasti bukan sebuah pandangan tajam, tapi sungguh-sungguh, sebuah tatapan putus asa.

"Bagaimana... kamu bisa begitu tenang? Apa itu yang mendukung Shiba-kun?"

"Mimpiku adalah untuk mengembangkan Gravity Control-Type Thermonuclear Fusion Reactor.

Mempelajari sihir tidak lebih dari batu loncatan tunggal di sepanjang jalan."

Wajah Sayaka menjadi kosong.

Kemungkinan besar, dia benar-benar tidak dapat memahami kata-kata Tatsuya.

Realisasi dari Gravity Control-Type Thermonuclear Reaktor, bersama dengan "aktualisasi dari Generalized Flying-Type Magic", dan "pengembangan perangkat gerak terus-menerus didasarkan pada model ekspansi inersia tak terbatas" yang dikenal secara kolektif sebagai "Tiga Besar Teka-teki Sihir Sistematik Berat."

Untuk tujuan yang akan datang dari murid Jalur 2, ini hanya terlalu mengagumkan dari sebuah konsep.

Tatsuya tidak mengantisipasi saling pengertian, sehingga dia tidak mengatakan apa-apa.

Dia tidak lagi menaruh perhatian pada Sayaka dan, sekali lagi, berbalik dan pergi.


◊ ◊ ◊


Seminggu yang tenang dan damai berlalu.

Saat dia melanjutkan patroli sebagai seorang anggota Komite Keamanan, dia tidak lagi bertemu dengan penyergapan yang terjadi tiba-tiba selama minggu perekrutan. Itu adalah waktu yang damai, seperti yang Mizuki prediksi (?).

Akhirnya, Tatsuya memperoleh sebuah kehidupan SMA yang stabil — setidaknya, itulah bagaimana yang tampak dari permukaan.

Ini tidak lebih dari ketenangan sebelum badai.

Suatu hari setelah pelajaran.

Pada saat ini, siswa yang berpartisipasi dalam klub-klub sedang menuju ke kotak penyimpanan untuk mengambil seragam mereka dan menyimpan peralatan sekolah mereka yang lain, sementara mereka yang sedang menuju rumah siap untuk berangkat dengan santai.

"Perhatian, para murid!"

Sebuah gemuruh datang di pengeras suara.

"Apa yang terjadi!"

"Dude, santai. Kamu cukup menjengkelkan seperti itu, jangan mulai berteriak juga."

"....aku pikir Erika-chan perlu menenangkan diri juga."

Hanya ketika banyak siswa yang berseliweran dalam kebingungan,

"— Maaf, murid-murid!"

Pidato yang sama dimulai lagi dari pengeras suara.

"Mereka mungkin kacau pada volume yang pertama kalinya."

"Tidak, aku cukup yakin sekarang bukan waktu untuk mengomentari itu."

Telinga tajam Erika menangkap gumaman pelan Tatsuya, dan segera membalas.

Erika-chan sama juga, pikir Mizuki, tapi tidak mengungkapkannya.

"Kami, para Aspirants Alliance yang ingin menghapuskan perbedaan di dalam sekolah."

"Aspirants..."

Tatsuya dengan pelan mengulangi kata-kata yang dia dengar yang disampaikan oleh suara jantan melalui pengeras suara. Berdasarkan pembicaraan di kafe minggu lalu, siaran ini kemungkinan besar apa yang Sayaka sebut sebagai "upaya untuk meningkatkan perlakuan". Namun, di sana ada acuan yang sah di mana anggota dari sebuah klub politik atau organisasi yang melabeli diri mereka sebagai "aspirants", pikiran Tatsuya yang secara tak sengaja melanjutkan pada garis singgung.

"Terhadap OSIS dan Grup Direksi Klub, kami menuntut untuk bernegosiasi dengan sebuah tumpuan."

"Aku bilang, tidakkah kamu perlu berada di suatu tempat?"

Meskipun dia tidak mendengar gumaman Tatsuya yang tak menyenangkan, suara riang Erika mengomel pada Tatsuya yang masih duduk menatap pengeras suara.

"Itu benar."

Sementara sikap Erika adalah, dalam cara, bijaksana, Tatsuya tidak mengatakan apa-apa karena apa yang dia katakan itu benar.

"Tidak usah ditanyakan, sebuah penggunaan yang tidak tepat dari Ruangan Pengumuman Publik. Harusnya ada anggota komite dalam perjalanan mereka kesana sekarang."

Tepat saat Tatsuya mengatakan ini, sebuah pesan sampai di terminal pribadi yang ia bawa di dalam sakunya, dan bukan terminal data dalam kelas.

"Heh, berbicara tentang iblis. Kalau begitu, aku pergi."

"Ah, ya, harap berhati-hati."

Mizuki bangkit dari kursinya dan berbicara kepada Tatsuya dengan suara yang penuh dengan kegelisahan. Tiba-tiba menyadari sekelilingnya, Tatsuya melihat sepintas pada kelas. Sementara ada murid baik dalam dan luar dari kursi mereka, sangat sedikit dari mereka memilih untuk meninggalkan kelas. Ada sangat sedikit murid yang menemukan situasi tersebut menarik seperti Erika, atau, terinfeksi oleh rasa ingin tahu Leo. Sebagian besar murid mengenakan ekspresi kegelisahan dan merenungkan apakah itu tepat untuk pergi.


◊ ◊ ◊


"Ah, Onii-sama."

"Miyuki, kamu dipanggil juga?"

"Ya, Ketua mengatakan untuk bertemu di depan Ruang Pengumuman Publik."

Tatsuya bertemu dengan Miyuki dalam perjalanan, dan menuju ke Ruang Pengumuman Publik.

Namun, langkah mereka tidak terlalu cepat.

"Apakah ini pekerjaan Blanche?"

"Tidak yakin apakah organisasi itu sendiri, tetapi itu sesuai modus operasi mereka."

Keduanya melanjutkan percakapan mereka sampai mencapai pintu ke Ruang Pengumuman Publik bersama-sama.

Di depan pintu tersebut, Mari, Katsuto, Suzune, dan anggota-anggota dari Komite Keamanan and Grup Direksi Klub bisa terlihat.

"Kalian terlambat."

"Maafkan saya."

Kedua belah pihak melalui gerakan untuk menegur dan meminta maaf, lalu mulai memeriksa situasi saat ini.

Siaran itu mungkin dibatasi dengan penurunkan kekuatan.

Mengingat kalau mereka tidak menyerbu masuk, pintu itu mungkin terkunci. Sepertinya lawan mereka entah bagaimana berhasil mendapatkan Master Key.

"Bukankah ini kegiatan kriminal terang-terangan?"

Menggunakan penutup untuk menghalalkan cara, tipe ini berpikir dengan jelas menunjukkan bahwa orang-orang ini adalah model "aktivis".

"Begitulah. Dengan demikian, kita harus berhati-hati di sini, jadi kita jangan memaksa mereka melakukan sesuatu yang ganas."

Meskipun Tatsuya berbicara kepada dirinya, Suzune masih menjawab.

"Bahkan jika kita mendekati ini dengan hati-hati, tidak ada jaminan kalau mereka akan mundur. Aku percaya kalau kita harus mengambil pendekatan kasar, dengan maksud mengakhiri ini secepat mungkin."

Dengan segera, Mari menyela.

Sepertinya kita menemui jalan buntu dengan dua pendekatan bersaing.

Untuk manajemen krisis, ini adalah situasi yang paling buruk.

"Apa yang Pemimpin Klub Juumonji pikirkan?"

Pertanyaan Tatsuya menarik beberapa tampilan terkejut.

Tatsuya sendiri merasa kalau pertanyaan ini membawa sebuah perasaan "siapa kau untuk mengajukan pertanyaan", tetapi kemudian pun, ini lebih baik untuk tetap di kebuntuan.

Ini bukan seperti dia sudah dewasa.

Dan dia tidak berencana untuk meminta bantuan orang dewasa dalam hal ini.

"Aku percaya kalau tidak ada salahnya dalam menyetujui tuntutan mereka untuk bernegosiasi. Ini hanya sebuah upaya yang lebih radikal pada apa yang telah kita lihat di masa lalu. Selama kita dengan tenang membantah gugatan mereka, kita harusnya mampu untuk memadamkan ini tanpa kekhawatiran lebih lanjut."

"Jadi, kita hanya duduk di sini dan menunggu?"

"Tidak ada informasi yang cukup untuk membuat panggilan pada saat ini. Meskipun kita tidak bisa begitu saja mengabaikan aktivitas ilegal, di sisi lain, kecuali ini adalah kondisi yang mengerikan, merusak fasilitas sekolah juga merupakan kegiatan kriminal. Kita telah mengajukan petisi fakultas untuk menggunakan sistem keamanan pembatalan dan membuka pintu, tapi mereka menolak."

Dengan kata lain, mereka tidak ingin dengan paksa mengakhiri masalah ini.

Ide Katsuto akhirnya sejajar dengan usulan Suzune.

Dalam hal ini, tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan kecuali tinggal di sana dan menunggu.

Pada Tatsuya, yang memberi hormat singkat sebelum mundur, Mari mengarahkan tatapan tidak senang.

Sementara ia tidak memaksakan tindakan dengan tatapan ini, ia masih mengeluarkan terminal portabel dari sakunya dan mengubahnya ke mode panggilan.

Keadaan tersebut memaksa mereka untuk menunggu, tapi hanya menunggu selamanya bukanlah solusi.

Setelah lima upaya...

"Apakah ini Mibu-senpai? Ini Shiba."

Suara mendesing, beberapa terlihat berubah dengan cara ini.

"...Jadi, di mana kamu senpai?"

Jumlah tatapan yang diarahkan pada Tatsuya meningkat.

"Ah, jadi kamu berada di Ruang Pengumuman Publik, itu cukup... Terima kasih atas kerja kerasmu."

Selanjutnya, Tatsuya mengerutkan alisnya, karena suara besar yang menentang setiap upaya terhadap kontrol volume datang di speaker.

Karena suara dari sisi lain hampir seluruhnya tertutup dari pendengar lain, mereka hanya bisa menebak percakapan.

"Tidak, aku tidak memperlakukan senpai seperti orang bodoh. Senpai juga, bisakah kamu tolong tetap tenang tentang situasi tersebut... Ah, aku minta maaf. Kalau begitu, haruskah kita memperpendek pengejaran?"

Mari dan Suzune, serta beberapa orang lainnya, menajamkan telinga mereka untuk menangkap setiap kata-kata Tatsuya.

"Pemimpin Klub Juumonji telah setuju untuk bernegosiasi.

Adapun untuk pendapat Ketua OSIS, kami belum mengkonfirmasi... tidak, Ketua juga telah setuju."

Melihat sinyal tangan Suzune, Tatsuya segera membuat pembenaran.

"Omong-omong, aku ingin membahas tempat negosiasi. Rincian seperti tanggal dan waktu... Hm, sekarang. Sebelum sekolah ikut camppur... Tidak, aku akan menjamin kebebasan senpai. Kami bukan polisi, jadi kami tidak punya kewenangan untuk memenjarakan murid... Kalau begitu, itu saja."

Tatsuya mengeluarkan penyumbat telinga dan menempatkan kembali terminal portabel tersebut ke dalam sakunya sebelum berbalik ke Mari.

"Sepertinya mereka akan keluar segera."

"Apakah itu Mibu Sayaka barusan?"

"Ya. Sebelumnya, dia memberiku nomor pribadinya untuk mengatur pertemuan, tidak menduga kalau itu akan berguna dalam situasi ini."

Di belakang Tatsuya, Miyuki memunculkan kepalanya perlahan-lahan. Meskipun itu tidaklah cukup jelas untuk membuat siapapun berpikir itu sebagai tidak wajar, tapi Tatsuya segera mengerti bahwa adiknya menggunakan rambutnya yang panjang untuk menutupi ekspresi wajahnya.

"Kamu bergerak cepat, apa kamu..."

"Kamu salah paham."

Tatsuya tidak tahu apakah kata-kata Mari akan berakhir dengan keberuntungan atau kemalangan. Bagaimanapun juga, Miyuki bukanlah seseorang yang tidak bisa membaca suasana hati dan akan segera menyerang punggung Tatsuya dalam cemburu.

"Di bandingkan dengan itu, aku pikir kita harus sedikit bersiap."

Tatsuya tidak berbalik (ke Miyuki), tetapi memusatkan perhatiannya pada Mari, Suzune, dan Katsuto yang mendesak untuk bertindak.

"Bersiap?"

Apa yang kamu bicarakan? Mari menggunakan ekspresi ini untuk melihat Tatsuya.

Apa yang kamu tanyakan? Tatsuya dengan kosong balas menatap Mari.

"Aku, tentu saja, menunjuk pada persiapan untuk menangkap semua penghuni di dalam. Mengingat kalau mereka berhasil mencuri kunci, itu adalah baik dalam alasan kalau mereka juga dilengkapi dengan CAD atau senjata lainnya."

"...Aku bilang, bukankah kamu mengatakan kamu akan menjamin kebebasan mereka?"

"Aku bilang aku akan menjamin satu kebebasan, Mibu-senpai. Juga, aku tidak pernah menyebutkan bahwa aku sedang bernegosiasi atas nama Komite Keamanan."

Tidak hanya Mari, tapi bahkan Suzune dan Katsuto terkejut mendengar kata-kata Tatsuya.

Tentu, ada satu pengecualian yang dengan ringan mengomeli Tatsuya.

"Onii-sama, kamu jahat."

"Ini sedikit terlambat untuk mengatakan itu, Miyuki."

"Ho ho, itu benar."

Namun, omelan Miyuki disampaikan dengan nada senang.

"Bisa dikatakan, Onii-sama? Mengenai fakta kalau kamu secara khusus menyimpan nomor pribadi Mibu-senpai ke terminalmu, itu masih belum terlambat sekarang bagimu untuk mengatakan padaku setiap detilnya, ya?"

Wajahnya diterangi dengan sebuah senyum, suara senang Miyuki menambahkan ini ke akhir.


◊ ◊ ◊


"Apa artinya ini?"

Apakah itu hanya seperti yang diharapkan atau hanya masalah saja, Tatsuya sedang diinterogasi oleh Sayaka.

Termasuk dia, ada lima orang yang telah menguasai Ruang Pengumuman Publik.

Seperti dugaan Tatsuya, mereka semua memiliki CAD, tetapi tidak mempersiapkan senjata api atau pedang apapun.

Dari sudut pandang Tatsuya, meskipun tekad mereka, kenyataan kalau tidak satupun dari mereka menganggap ia bisa berbohong, sehingga akhirnya menyebabkan mereka harus diperlakukan seperti amatir, adalah hasil tak terelakkan.

Selain Sayaka, empat orang lainnya semua ditangkap oleh anggota Komite Keamanan saat dia dibebaskan dari CADnya.

Ini karena Mari mengambil reputasi Tatsuya ke dalam perhitungan.

Meskipun Tatsuya sendiri merasa bahwa kesepakatan verbal hampir tidak mengikat sejak awal.

Sayaka mengulurkan tangan untuk meraih kerah Tatsuya, tetapi pergelangan tangannya ditangkap oleh tangan Tatsuya.

Setelah dengan mudah melawan tangan yang diarahkan pada kerahnya, Tatsuya dengan kosong menyaksikan Sayaka melampiaskan perasaannya.

"Beraninya kamu berbohong kepada kami!"

Menyaksikan Sayaka dengan marah berjuang, Tatsuya hanya merenggangkan tangannya.

Di belakang Sayaka, yang mengancam mendekati Tatsuya, sebuah suara diteriakkan.

"Shiba tidak berbohong padamu."

Sayaka tersentak pada suara kuat tersebut.

"Pemimpin Klub Juumonji..."

"Aku telah mendengar tuntutanmu. Aku telah sepakat untuk bernegosiasi. Namun, mendengarkan permohonanmu dan setuju dengan metodemu, adalah dua hal yang berbeda."

MKnR v02 14.jpg

Semangat bertarung Sayaka menghilang.

Di depan orang yang bertanggung jawab untuk mengelola seluruh kegiatan ekstrakurikuler, Katsuto, dan tekadnya, Sayaka hanya bisa menelan kebenciannya.

"Sementara itu yang terjadi, tidak bisakah kita hanya membebaskan mereka?"

Tetapi pada saat yang sama, menyertai komentar di atas, sebuah sosok mungil yang memaksakan dirinya di antara Tatsuya dan Sayaka.

Punggungnya pada Tatsuya seolah ingin melindunginya.

"Saegusa?"

Katsuto bertanya keheranan.

"Namun, Mayumi."

Mari tidak setuju.

Meskipun demikian, Mayumi memotong tepat melalui mereka.

"Aku mengerti apa yang coba kamu katakan, Mari. Tapi, jika kita hanya berbicara kepada Mibu-san saja, tidak mungkin kita bisa bernegosiasi. Selama mereka masih pelajar sekolah, tidak boleh ada kemungkinan mereka akan melarikan diri."

"Kami pasti tidak akan lari!"

Pada kata-kata Mayumi, Sayaka dengan reflek balas menjawab.

"Aku sudah bicara dengan guru pembimbing. OSIS akan bertanggung jawab atas pencurian kunci serta penggunaan yang tidak sah dari pengeras suara."

Mayumi dengan ringan menguraikan alasan untuk keterlambatannya serta situasi mereka saat ini.

Meskipun demikian, Sayaka dan teman-temannya tidak memperlihatkan jejak ketakutan, meskipun jika ada orang yang menimbang pro dan kontra, mereka akan keluar jauh ke depan, pikir Tatsuya.

"Mibu-san, mengenai topik-topik yang akan kita negosiasikan, aku ingin berbicara denganmu secara pribadi. Bisakah kamu mengikutiku?"

"...Ya, tidak masalah."

"Juumonji-kun, aku akan pergi."

"Aku mengerti."

"Maaf, Mari, entah kenapa aku merasa kalau aku mencuri bentakkanmu."

"Secara mental, tidak, aku tidak pernah merasa seperti itu. Namun dalam kenyataannya, ini adalah bagaimana seharusnya,

Jadi jangan khawatir tentang hal itu."

"Itu bagus.

Kemudian, Tatsuya-kun, Miyuki, kalian berdua bisa pulang sekarang."

"...Kalau begitu, Ketua, kami akan undur diri."

Setelah waktu yang singkat.

Yang pertama untuk kembali adalah Miyuki.

Setelah bungkukan serius adiknya, Tatsuya tanpa kata membungkuk, kemudian meninggalkan tempat kejadian.


Chapter 9[edit]

Keesokan harinya, Tatsuya dan Miyuki meninggalkan rumah sedikit lebih awal dari biasanya.

Alih-alih untuk sampai ke sekolah lebih awal, mereka ingin datang lebih dulu di stasiun kereta.

Untungnya, mereka tidak perlu menunggu terlalu lama di stasiun kereta.

"Selamat pagi, Ketua."

Di antara perempuan, sosok Mayumi sudah pasti dinilai sebagai mungil, tapi itu tidak berarti dia akan terkubur dalam keramaian. Bahkan di tengah keramaian, aura unik miliknya memungkinkan Tatsuya untuk segera menemukan dia.

"Tatsuya-kun? Dan Miyuki juga. Apa ini?"

Meskipun situasinya sudah jelas, Mayumi benar-benar dikejutkan oleh kemungkinan bertemu mereka berdua di sini, jadi sikapnya tidak mencerminkan sifat bercandanya yang biasa dan merupakan reaksi yang lebih normal.

Namun, tujuan hari ini tidak mengejutkan Mayumi. Tatsuya melewatkan pembukaan dan masuk langsung ke inti permasalahan.

"Aku sangat khawatir tentang apa yang terjadi kemarin setelah kami pergi. Dapatkah kamu memberitahuku hasil pembicaraan antara Ketua dan Mibu-senpai?"

Pada permintaan Tatsuya, mata Mayumi melebar kaget.

"Sungguh mengejutkan."

Bukan hanya ekspresinya, tapi nadanya dipenuhi keheranan juga.

"Tatsuya-kun sudah pasti tidak tampak seperti tipe orang yang peduli urusan orang lain."

"Kalau itu hanya urusan orang lain, aku tidak peduli. Sayangnya, nasib telah memutuskan sebaliknya."

"Tidak heran."

Pada respon Tatsuya, Mayumi mengangguk dalam penerimaan. Tatsuya sudah terlibat dalam urusan dengan "Aktivist Alliance". Jika pun ia ingin melepaskan dirinya dari kekacauan, itu sudah jauh melampaui batas tidak bisa kembali.

Dia sudah jelas memiliki hak untuk mengetahui apa yang akan terjadi, pikir Mayumi — bahkan jika hal ini tidak terjadi, hasilnya akan diumumkan besok pagi.

"Mereka meminta agar murid Jalur 1 dan 2 menerima perlakuan yang sama, tapi tampaknya mereka tidak pernah berpikir bagaimana untuk menempatkan ini dalam praktek. Lebih tepatnya, rasanya seperti mereka ingin OSIS untuk datang dengan rincian konkret. Yah, berkat itu, itu lebih seperti sesi Q&A (Question & Answer) sekarang. Awalnya, kami hanya merencanakan untuk membahas rincian negosiasi kemarin, tapi kami berakhir dengan sebuah forum publik yang akan diselenggarakan di auditorium besok sepulang sekolah."

"Perkembangan yang terjadi berada pada kecepatan yang berbahaya..."

Tatsuya mengungkapkan keterkejutan membosankan, karena baginya ini adalah tidak terelakkan "Apakah itu akhirnya di sini?" Dengan demikian, ia tidak terlalu terkejut. Tatsuya awalnya berpikir kalau strategi yang paling efektif adalah untuk secara langsung berhadapan dengan para anggota dan menyeret mereka keluar untuk ditangani, bahkan dengan mengorbankan dan membiarkan beberapa sisa yang menyelinap melalui celah-celah. Bisa dikatakan, reaksinya mungkin dalam minoritas yang menentukan. Sebagai contoh, Miyuki berada dalam kelinglungan pada seberapa cepat bergeraknya masalah.

"Meskipun aku memahami strategi itu memberikan lawan sedikit waktu untuk bersiap, cara ini, kita juga dalam keadaan yang sama. Siapa yang akan mewakili OSIS di forum?"

Pada pertanyaan Tatsuya, Mayumi mengungkapkan senyum yang dengan jelas mengatakan "Pertanyaan yang bagus", dan menunjuk dirinya sendiri.

"...Jadi, itu hanya akan menjadi Ketua sendiri?"

Suara Tatsuya masih ragu-ragu, belum lagi Miyuki yang diam tertegun.

"Meskipun Hanzo-kun juga akan di atas panggung, aku akan menjadi satu-satunya yang berbicara. Sama seperti kata Tatsuya-kun, tidak ada waktu untuk mempersiapkan, sehingga jika hanya satu orang yang berbicara, seharusnya tidak ada kekuatiran apapun tentang menginjak kaki orang lain. aku juga khawatir tentang meninggalkan kesan yang terlalu agresif."

"Dengan kata lain, kamu pasti tidak akan kalah dalam debat tradisional?"

Saat Tatsuya mengatakan ini, Mayumi dengan percaya diri menganggukkan kepalanya.

"Ada hal yang lain," suara ringan Mayumi yang diwarnai dengan udara harapan.

"Jika mereka benar-benar memiliki kemampuan untuk mengatasi argumenku, bukankah itu sangat bagus bagi mereka untuk menyebarkannya ke sekolah juga?"

Di telinga Tatsuya, Mayumi tampaknya berharap kalau mereka akan menghancurkan pihaknya.


◊ ◊ ◊


Pada pengumuman kalau sebuah forum yang benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya akan diadakan besok, Alliance (singkatan dari "Aktivists Alliance for Abolishment of School-wide Differential Treatment") tiba-tiba dipenuhi dengan aktifitas.

Sementara itu tidak adil mengatakan kalau banyak faksi yang terlibat, memang benar bahwa pandangan anggota Alliance secara aktif berpidato untuk pendukung yang bisa dilihat di sekitar sekolah sebelum, selama, dan setelah pelajaran.

Setiap orang dari mereka memakai gelang putih dengan garis-garis hijau dan merah. Apakah mereka menyerah dalam bersembunyi? Atau apakah mereka tak menyadari makna di balik lambang tersebut...? Tatsuya percaya itu adalah yang terakhir. Tentu saja, Tatsuya tidak mendukung gagasan bahwasanya "orang bodoh tidak bertanggung jawab atas kejahatan mereka". Dia percaya kalau tanggung jawab tidak diukur dengan kesadaran, tetapi dengan tindakan.

Meskipun demikian, ia tidak berencana untuk ikut campur dengan Alliance. Mencoba untuk mengumpulkan jumlah pendukung tertinggi sebelum "negosiasi" adalah proses tindakan alami. Sementara ia tidak terafiliasi dengan situasi, ia tidak ingin melakukan apa-apa yang berhubungan dengan pelajar SMA yang tak dewasa secara emosional yang dapat dengan mudah terprovokasi oleh kata-kata penuh gairah ke dalam tindakan yang akan meluncurkan mereka ke dalam jurang tak berdasar (keputusan yang salah pada beberapa tingkat).

Di sisi lain, jika situasi tersebut melibatkan orang yang dikenalnya — Tatsuya juga seorang siswa di SMA Satu, itu tidak mungkin baginya untuk mengetahui tidak seorang pun sepenuhnya — dan berusaha untuk menipu atau menarik mereka, ia tidak akan tinggal diam.

"Mizuki."

Sehabis sekolah, sehari sebelum perundingan. Tatsuya menyapa teman sekelasnya, yang mengenakan wajah kebingungan, sambil dia sedang berbicara dengan seorang lelaki yang mengenakan gelang itu di lengan kanannya, dan mungkin siswa kelas 3. Mizuki memeluk beberapa buku ke dadanya, yang mungkin bahan-bahan klub yang diperlukan. Kenyataan kalau mereka menggunakan bahan-bahan yang tidak didigitalkan merupakan indikasi, banyak siswa di klub Seni mungkin berbagi minat yang sama. Namun, itu adalah percakapan untuk hari lain.

"Ah, Tatsuya-kun."

Setelah mengenali Tatsuya, Mizuki menghela napas lega. Dari reaksinya, dia telah terjebak dalam percekcokan ini untuk beberapa waktu.

Pertama, Tatsuya dengan hati-hati memeriksa senior tersebut. Dia memiliki badan tinggi dan ramping, dengan tanda-tanda pelatihan dalam seni bela diri.

Sehubungan dengan tipe tubuh tertentunya, Tatsuya memiliki ingatan tertentu.

Tanpa diragukan lagi, dia adalah orang yang melarikan diri setelah berusaha menyergap Tatsuya dengan sihir selama keributan dalam minggu perekrutan.

"Aku Shiba dari Komite Keamanan. Melanjutkan mengganggu murid lain dapat dianggap sebagai pelecehan. Pastikan untuk tidak berlebihan."

Tatsuya tidak perlu untuk memastikan rinciannya dari Mizuki, dan berjalan langsung menuju senior tersebut untuk membuat ini dikenal. Namun, dia tidak menginterogasi siswa tersebut mengenai kegiatannya selama minggu perekrutan. Tidak ada alasan untuk percaya kalau senior itu akan menjawab setelah ditanyai, dan mendesak dia hanya akan mencapai efek sebaliknya. Tatsuya diam-diam menempatkan dirinya di antara Mizuki dan senior itu dan langsung menghadap padanya.

Pihak lawan tidak mengenakan lambang Bloom di atas dada kirinya.

Dia mengenakan sepasang kacamata kecil di wajahnya, tetapi itu tidak terlihat seperti kacamata biasa.

"Aku mengerti, maka aku akan mundur. Shibata-san, jika kamu berubah pikiran, bisa tolong beritahu aku? Kapan saja tidak masalah."

Senior tersebut menarik tangannya dengan cara yang sangat sopan, kemudian pergi ke arah tangga di ujung lorong. Tatsuya mengambil waktu ini untuk menanyai Mizuki apa yang terjadi sebelum dia tiba.

"Dia adalah ace dari Klub Kendo. Aku pikir namanya Tsukasa Kinoe-kun. ...Dia sama seperti aku, seseorang yang menderita 'sensitivitas berlebihan pada pencaran partikel roh', jadi dia bertanya apakah aku ingin bergabung dengan klub yang dipimpin oleh orang yang memiliki kesulitan yang sama."

Tatsuya tidak mengduga Mizuki untuk secara sukarela menyebutkan "matanya" sendiri. Namun, dia membuktikan sensitivitas berlebihan pada pancaran partikel roh miliknya sudah lama, jadi ini tidak mengejutkan.

"Jadi ini adalah untuk berbagi pengalaman masing-masing. Apa aku benar?"

"Tidak, Kinoe-senpai mengatakan kalau setelah bergabung dengan klub tersebut, gejalanya telah meningkat banyak, jadi mungkin itu bisa membantu aku juga..."

"Itu..."

Konyol. Tatsuya tidak menyelesaikan kalimatnya dengan suara keras.

Bahkan tanpa berkata begitu, ia bisa mengatakan Mizuki memegang pendapat yang sama.

Satu-satunya cara untuk mengurangi bahaya dari menjadi terlalu sensitif terhadap sensasi berbasis sihir adalah untuk berhati-hati mengontrol Kemampuan Inquisitive Sensory. Untuk menjaga kemampuan itu dengan benar di tangan, jalur terpendek menuju sukses pasti pelatihan yang tepat.

Misalnya, untuk kelas tanpa guru pembimbing pun, pelajaran yang dipelajari di kelas adalah hal yang paling dekat pada "pelatihan yang tepat". Itu tidak masuk akal untuk berpikir kalau sebuah klub yang didirikan oleh murid bisa memberikan rezim pelatihan yang lebih efektif daripada mengambil kelas. Tentu saja, itu adalah masalah lain jika klub yang diatur oleh seorang anggota fakultas, tetapi sistem sekolah jelas tidak memiliki cukup guru, sebagaimana dibuktikan oleh sistem Jalur 1 dan 2.

"Meskipun aku sudah menolaknya beberapa kali di dulu dengan alasan 'aku puas dengan mencoba berusaha di kelas'."

"Itu tepat sekali. Tidak perlu buru-buru. Mengambil satu langkah pasti pada satu waktu adalah pilihan yang benar-benar dapat diterima."

Mizuki mengangguk ke arah Tatsuya dengan cara yang mengatakan "Kau benar", kemudian berjalan menuju ruang klub.

Saat Tatsuya berjalan di arah yang berbeda dari arah Mizuki, pikirannya berpacu. Itu hanya suatu kebetulan kalau ia dilihat oleh Mizuki. Tapi, tidak termasuk rincian itu, ia tidak berpikir ini adalah suatu kebetulan. Sementara aktif merekrut lebih banyak anggota klub dalam nama saja, atau lebih seperti "memancing", tujuan sejati mereka adalah untuk menjerat Mizuki sebagai salah satu rekan-rekan mereka. Dengan mempertimbangkan tingkat skill individu yang menyergap Tatsuya sebelum kegiatan Alliance dimulai, murid kelas 3 ini adalah "menyusahkan". Setidaknya, dia bukan seseorang yang sedang "diumpankan", tetapi sebaliknya, secara aktif "memancing".

(Ace dari Klub Kendo, Tsukasa Kinoe.)

Sudah jelas perlu untuk menanyakan tentang senior itu, pikir Tatsuya.


◊ ◊ ◊


Setelah makan malam, selama waktu yang biasanya disediakan untuk melepas stres yang terjadi sepanjang hari, Tatsuya saat ini sedang mengendarai sepeda motor listrik yang baru dibeli.

Tujuannya adalah kuil Yakumo.

Ia tidak berjalan karena ini bukanlah pagi hari atau larut malam, dan ada banyak pengendara atau pejalan kaki di jalan. Menggunakan sihir tanpa alasan yang sah adalah persoalan pada hukuman dan denda. Bahkan anak-anak tidak bisa menghindari hukuman.

Juga, mengendarai sebuah sepeda motor listrik tidak ilegal lagi. Tahun 2095, undang-undang lalu lintas mengijinkan siapa saja yang merupakan "lulusan sekolah menengah" untuk mendapatkan lisensi sepeda motor listrik. Persyaratan tidak lagi berdasarkan usia, tetapi pada iya atau tidaknya individu itu telah menyelesaikan wajib belajar sebagai gantinya.

Di pinggangnya, sepasang tangan lembut melilitkan diri di sekelilingnya. Di punggungnya, bola kembar milik adiknya ditekan menghadapnya. Meskipun dia masih berkembang, setidaknya, dari sudut pandang obyektif sempurna, itu tidak diragukan lagi di atas rata-rata untuk orang seusia lima belas tahun (Miyuki lahir pada bulan Maret).

Bisa dikatakan, denyut jantung Tatsuya tidak meningkat secara tajam. Mengingat kalau ini adalah adik kandungnya, itu wajar saja.

Selain itu, perjalanan hanya berlangsung sepuluh menit. Tidak ada kegiatan tidak bermoral, baik mental atau fisik, terjadi di sepanjang rute kearah kuil Yakumo.

Kali ini, tidak ada penerimaan kekerasan dari murid-murid. Tujuan dari perjalanan ini adalah bukan untuk praktek lebih lanjut, sehingga tidak ada kebutuhan untuk semacam sambutan besar-besaran setelah dipanggil dari waktu untuk jadwal pertemuan. Keduanya langsung menuju biara.

Ruang Yakumo yang telah dibentuk setelah rumah sipil terlihat pada paruh awal abad ke-20. Sebenarnya, itu mungkin sebuah bangunan otentik dari waktu tersebut, tapi Tatsuya dan Miyuki tidak punya cara untuk mengetahui dengan pasti.

Fakta kalau kuil tersebut tidak memancarkan sinar tunggal dari cahaya di sekitarnya kemungkinan besar tidak disebabkan oleh usia bangunan itu.

Bukan hanya bagian luar, tapi bahkan interior bangunan tidak memperkenankan adanya cahaya untuk lewat. Gelap gulita di dalam kuil, dengan awan mendung menutupi sumber cahaya bintang di langit yang tak berbulan sementara dinding tinggi terluar menghadang lampu-lampu jalan.

Seharusnya tidak ada waktu untuk tidur lagi, kecuali para biksu masuk lebih awal dari biasanya? Itu sulit untuk membayangkan, mengingat ninja yang tidur dan bangun lebih awal belum pernah diketahui, dan tidak ada alasan baginya untuk bangun dari tempat tidur setelah mereka dipanggil langsung untuk jadwal pertemuan.

Miyuki dengan lembut mengulurkan tangan ke arah Tatsuya. Tangannya tidak gemetar, dan cengkeraman pada lengan bajunya tidak sangat kuat. Namun, bagi Miyuki, yang penglihatan malam harinya tidak setajam Tatsuya, itu harusnya tidak mengejutkan kalau dia merasa tidak nyaman dalam kegelapan — Yah, karena itu hanya sebuah tangan, dia bisa melakukan semaunya. Jika ada bahaya yang sebenarnya, Tatsuya akan menggunakan sihirnya sendiri untuk menanganinya.

Bagian dalam kuil tidak terlalu sempit atau luas, sehingga mereka berdua dengan cepat mencapai ruang depan menuju ke bagian dalam. Tidak ada tanda-tanda pengeras suara ataupun bel pintu — ini pasti disengaja. Tepat saat Tatsuya hendak membuka pintu dan mengumumkan kedatangan mereka,

— "Tatsuya-kun, lewat sini."

Dari tempat yang benar-benar hening yang tidak jauh, sebuah suara memanggil Tatsuya.

Tangan yang mencengkeram lengan baju Tatsuya bergetar saat pemiliknya melompat dengan terkejut sambil Tatsuya tersenyum tak berdaya. Serius, bahkan di usianya, pria itu masih tidak lelah dengan tindakan kekanak-kanakan seperti menyelinap dalam kegelapan dan menakut-nakuti orang.

Bisa dikatakan, satu-satunya orang yang ketakutan adalah Miyuki, karena Tatsuya hampir tidak merasakan apa-apa. Pada tingkat ini, "rencana" Yakumo hanya sebagian berhasil — jika saja memang ada "rencana".

Untuk sesaat, Tatsuya bermain-main dengan ide berbalik dengan Miyuki dan pergi, tapi malam ini ia punya urusan untuk dilakukan. Tatsuya menelan rasa tidak senangnya, dan berjalan menuju sumber suara tersebut.

Yakumo berdiri dengan pinggangnya bersandar di dinding dan kedua kaki menggantung secara sembarangan.

Jika dia bermeditasi dalam posisi duduk normal, ia bisa dengan langsung salah mengenali untuk setiap biksu lain, tapi justru itulah ciri khas Yakumo. Bahkan setelah berkenalan selama dua setengah tahun, Tatsuya masih merasa kalau biksu itu adalah seorang pria yang sulit untuk ditebak.

"Selamat malam, Sensei, apa Anda akan ke tempat tidur?"

"Ah, selamat malam, Tatsuya-kun, Miyuki-kun. Bagaimana mungkin, karena tidak peduli seberapa santainya aku, tidak mungkin aku akan meninggalkan janji dan hendak ke tempat tidur."

Keluhan Tatsuya segera dihapuskan oleh Yakumo. Awalnya menduga Yakumo untuk membuat kesepakatan besar dari ini, Tatsuya agak diherankan oleh jawabannya.

"Sensei, saya minta maaf karena memanggil di jam begini.

Jadi... karena Anda belum mau tidur, lalu mengapa menyalakan lampu?"

"Hm? Ah, itu hanya sebuah kebiasaan. Jika tidak diperlukan, aku membiarkan lampu mati. Aku seorang ninja bagaimanapun juga."

Sepertinya Tatsuya keliru dalam asumsinya kalau itu untuk lelucon. Tidak peduli seberapa banyak acuan yang ada, ia harus berhati-hati untuk melompat pada kesimpulan ketika memeriksa situasi, Tatsuya menyatakan dengan singkat.

Tentu saja, ia tidak akan melakukan sesuatu seperti itu di depan Yakumo.

Yakumo mendeteksi kalau Tatsuya mempertanyakan integritasnya. Dia memicingkan mata pada saudara tersebut, kemudian meluncurkan lanturannya yang tanpa tujuan.

"Semua sama, aura spiritual yang kalian pancarkan benar-benar indah. Mampu untuk melihatnya di tempat tanpa cahaya bahkan lebih baik dengan kedua mata."

"Aura Spiritual, kata Anda?"

"Dalam bahasamu, aku pikir kau akan menyebutnya cahaya Pushion."

Terhadap Miyuki, yang memiringkan kepalanya, Yakumo berbicara dengan ekspresi luar biasa serius.

Baginya untuk menyipitkan sepasang matanya yang sangat sempit itu bukan hanya sekedar untuk pertunjukan, tetapi untuk benar menangkap sesuatu yang biasanya sulit untuk dilihat.

"Aura spiritual Miyuki bersinar dengan kecemerlangan beragam tanpa membuang setetespun, sementara aura Tatsuya secara akurat menyusur siluetnya. Dan kemudian, menghubungkan kedua..."

"Sensei."

Tatsuya segera memotong lanturan Yakumo. Mata Yakumo yang menyipit kembali normal, wajahnya memakai ekspresi malu-malu.

"Maaf, maaf, aku lupa ini adalah hal yang tabu."

"Tidak, sayalah yang kurang sopan."

Tatsuya sedikit menunduk, menandakan kalau percakapan berakhir di sana. Tentu, tidak mungkin Yakumo melewatkan itu.

"Jadi, apa yang kau perlukan untuk menemuiku?"

"Sebenarnya, ada sesuatu yang saya ingin sensei untuk lihat."

Menggunakan ini sebagai pengantar, Tatsuya menjelaskan kepada Yakumo mengenai keadaan sekitar Tsukasa Kinoe.

"Murid kelas 3 itu pasti anggota dari Egalite, meskipun saya memiliki alasan untuk percaya kalau dia juga terhubung ke Blanche. Sayangnya, saya tidak yakin apa yang Blanche ingin dapatkan dari menggunakan Tsukasa Kinoe."

"Egalite dan Blanche, eh... Hanya sebanyak ini tidak akan terlalu sulit untuk ditemukan."

Pada permintaan Tatsuya dengan pertanyaan yang diutarakan di akhir itu, Yakumo secara terus terang mengangguk. Kata-katanya biasanya akan dipandang sebagai terlalu bangga atau percaya diri, tapi dari mulutnya hal itu muncul hampir alami.

Tentu saja, Tatsuya tahu kalau untuk Yakumo, meminta sesuatu seperti menyelidiki kegiatan organisasi teroris yang beroperasi di dalam negeri itu "sangat mudah".

"Namun, aku seorang biksu, jadi aku tidak bisa melangkah terlalu jauh ke dalam dunia sekuler. Juga, mengingat kedalaman analisis tersebut, bukankah akan lebih bijaksana untuk meminta Kazama-kun? Aku pikir putri dari keluarga Fujibayashi bersama dia juga."

"Meminta Kolonel akan sedikit..."

"Itu tidak akan cocok dengan bibimu, ya."

Setelah keheningan singkat, Yakumo membatasi kesulitan yang disuarakan Tatsuya — sampai akhir, Tatsuya tidak bisa mengatakan dengan lantang.

"Jika itu yang terjadi, aku kira aku satu-satunya pelurumu."

Tatsuya tanpa kata menundukkan kepalanya, bukan dalam apresiasi terhadap penerimaan dari permintaannya, tetapi berterimaksih pada pemahaman pihak lain.

Yakumo dengan santai melambaikan tangannya untuk menandakan tidak perlu untuk itu, kemudian duduk, memberi tanda pada Tatsuya dan Miyuki untuk melakukan hal yang sama.

Tatsuya duduk di samping Yakumo, sedangkan yang lebih memprihatinkan Miyuki duduk di samping Tatsuya. Melihat ini, Yakumo memulai,

"Tsukasa Kinoe, sebelumnya dikenal sebagai Kamono Kinoe."

Dan melompat langsung ke penjelasannya.

"Orang tua dan kakek-neneknya tidak menunjukkan kecenderungan genetik terhadap sihir. Di permukaan, keluarga 'biasa' yang murni, tapi mereka sebenarnya cabang sisi keluarga Kamo. Meskipun cabang sisi, itu adalah hubungan yang sangat jauh, membuat mereka tidak berbeda dari keluarga biasa. 'Mata' Kinoe-kun kemungkinan besar mencerminkan nenek moyang sebelumnya."

Kata-kata Yakumo tampak seolah-olah dia telah meramalkan permintaan Tatsuya, menyebabkan mata Miyuki untuk melebar heran, sedangkan Tatsuya tetap tanpa ekspresi.

Jika ia akan kagum setiap kali pada hal semacam ini, tidak mungkin ia bisa berteman dengan Yakumo.

Tapi, hanya komentar ini harus dikatakan.

"Sensei, apakah Anda pernah mendengar tentang 'privasi pribadi'?"

"Aku memahami definisi literal."

Jelas tidak peduli kalau itu adalah permintaannya sendiri yang menyerang privasi orang lain, Tatsuya langsung mengecam Yakumo. Sebagai perbandingan, Yakumo benar-benar tenang saat dia menjawab.

Baik Tatsuya dan Yakumo terang-terangan mengabaikan Miyuki, yang telah mengangkat tangan.

"Meskipun demikian, apakah Anda tahu dahulu bahwa saya akan meminta pemeriksaan latar belakang pada Tsukasa Kinoe?"

Namun, cara Tatsuya tentang mengubah topik pembicaraan adalah bukti jelas kalau ia tidak benar-benar mengabaikan adiknya.

Dan Yakumo, juga memperlakukan situasi sebelumnya seolah-olah itu tidak terjadi, dan tidak keberatan.

"Tidak, mengapa aku tahu tentang dia adalah sepenuhnya tidak terkait dengan permintaanmu."

"...Apakah ada alasan?"

"Sambil aku menjaga kuil ini, pada saat yang sama, tidak, sekali waktu, aku seorang ninja. Sama seperti bagaimana ikan tidak dapat bertahan hidup jauh dari air, ninja tidak dapat bertahan hidup tanpa terus-menerus tinggal di putaran informasi. Bagaimanapun, jika ada tempat yang perlu diselidiki, atau orang-orang yang patut dicek, aku sudah melihat."

Tatsuya memicingkan matanya.

"Situasi kami juga?"

Yakumo tertawa terbahak-bahak.

"Aku sudah bertanya ke dalamnya, tetapi tidak mampu menggali rahasia penting. Manipulasi intelijen sekitar kalian berdua benar-benar tak terkalahkan. Atau haruskah aku katakan, layak reputasi tinggi."

Udara di sekitar Tatsuya dan Yakumo menjadi tegang.

Menyadari suasana berubah antara keduanya, Miyuki dengan cepat menyela.

"Sensei, mengenai hubungan antara Kinoe-senpai dan Blanche...?"

Pada upaya maksimal Miyuki, baik Tatsuya dan Yakumo santai secara bersamaan. Benar-benar dimaksudkan untuk serangan, isinya hanya tatapan pada satu sama lain. Kegelisahan di udara yang disebabkan oleh perbuatan mereka dengan cepat menghilang.

"Ibu Kinoe-kun menikah lagi, dan pasangan yang dibawa bersamanya seorang anak dari mantan pernikahan. Adik angkat ini adalah pemimpin Blanche cabang Jepang saat ini. Selain itu, dia bukan hanya pemimpin dalam penampilan saja. Dia mengarahkan pekerjaan sisi 'batin' juga."

Meskipun Yakumo terlihat tenang, jawabannya adalah bukan hal yang santai.

"Kinoe-kun mungkin masuk SMA Satu atas perintah kakak angkatnya. Kemungkinan besar itu untuk menghasut kegiatan baru-baru ini... Tapi, apa yang sebenarnya mereka rencanakan untuk dicapai tetap tidak diketahui. Bagaimanapun, tidak ada keraguan kalau mereka tidak baik."

"Saya mengerti..."

Setelah mendengarkan kata-kata Yakumo, Tatsuya mengangguk serius.

"Maafkan aku tidak bisa membantu pada saat yang kritis seperti ini."

"Tidak, ini dapat digunakan untuk referensi."

Ini bukan hanya bersikap sopan, karena ia tidak mengantisipasi mendapatkan semua jawaban di sini juga. Selain itu, mampu mengangkat "seseorang yang mungkin berbahaya" menjadi "seseorang yang sudah pasti berbahaya" cukup menguntungkan dalam dirinya sendiri. Besok, ia harus dengan santai memberitahu Mari kalau Tsukasa Kinoe diperlukan untuk diperhatikan jauh sebelum forum akan dimulai — Tatsuya secara mental merencanakan jadwalnya.

Setelah mempertimbangkan hal ini, Tatsuya tiba-tiba menyadari ada satu lagi item yang perlu dia diskusikan.

"Omong-omong, sensei. Pada tingkat apa 'mata' Tsukasa Kinoe?"

Pada pertanyaan Tatsuya, Yakumo mengusap dagunya dan jatuh ke dalam pemikiran.

"Ya... Dia mungkin pada tingkat yang dapat mengidentifikasi pelepasan gerakan spiritual. Dia tidak seharusnya bisa membaca aura spiritual yang tersembunyi di dalam tubuh. Setidaknya, dia tidak memiliki pandangan spiritual yang kuat yang sama dengan yang dimiliki teman sekelas Tatsuya-kun."

Kalimat terakhir Yakumo menyebabkan Tatsuya untuk mengerutkan alisnya.

"Anda menyelidiki Mizuki juga?"

Mendengar pertanyaan Tatsuya, Yakumo mengungkapkan seringai yang paling nakal.

"Bukankah kau tertarik padanya juga?"

Tatsuya merengut. Fakta kalau Yakumo memanggilnya berarti dia sudah membiarkannya tergelincir, dan kenyataan dia mengungkapkan ini hanya menunjukkan kenaifannya.

Ketertarikan tersebut tidaklah manis seperti kisah cinta. Dalam sebuah kata, itu berarti kalau Tatsuya juga waspada terhadap Mizuki. Tepat saat Yakumo menunjukkan, Mizuki mungkin memiliki kemampuan untuk membaca "aura spiritual yang tersembunyi di dalam tubuh".

"Hasil pembicaraan untuk mereka sendiri. Aku tidak berpikir ada kebutuhan untuk berjaga-jaga."

Yakumo lebih dari puas dengan ekspresi masam Tatsuya.

Dia tidak lagi tertawa. Meskipun nada hambar dan sikap kegila-gilaannya tidak berubah, ekspresinya tidak lagi bercanda.

"Jikapun dia bisa melihat aura spiritualmu, gadis itu tidak akan mampu memahaminya. Jika dia cukup mahir dengan sihir untuk membaca rahasiamu, maka dia tidak akan begitu bermasalah atas 'mata'nya sendiri."

Itu mungkin dimaksudkan untuk mengatur dirinya pada kenyamanan. Suasana hati Tatsuya berubah halus.

Meskipun Yakumo tidak pernah memaksudkan hal itu, Tatsuya masih merasa kalau dia memiliki pemahaman yang segar pada fakta kalau dia adalah seorang Penyihir yang tidak normal.


Chapter 10[edit]

Hari musyawarah dengan segera tiba.

Setengah penghuni sekolah berkerumun di aula.

"Mengejutkannya begitu banyak murid berkumpul hari ini."

"Aku tidak tahu bagaimana untuk menjelaskannya."

"Ada banyak murid yang bermalas-malasan di sekitar sekolah... Kayaknya kita harus membuat petisi pada sekolah untuk kurikulum pelajaran tambahan."

"Ichihara, hentikan candaan tidak bermutu itu..."

Urutan pembicaraan adalah Miyuki, Tatsuya, Suzune kemudian Mari.

Mereka menatap pada bagian aula dari kedua belah sisi panggung.

Hattori dan dua orang lainnya berdiri di dekat Mayumi.

Di sisi berlawanan, terdapat empat murid kelas tiga yang sedang dijaga oleh Komite Keamanan.

Tidak ada tanda dari Sayaka.

"Jadi anggota inti sekongkolan mereka berada di tempat lain...?"

Mari bergumam seolah bergumam pada dirinya.

Namun, itu hanya "seolah", dan dia pastinya tidak berbicara sendiri.

"Saya setuju."

Kebetulan, Tatsuya memikirkan hal yang sama, jadi balasannya berasal dari pemahaman tersebut.

Ia membuat penempuhan alasan-alasan sepintas.

Perbandingan Jalur 1 dan 2 adalah sekitar lima puluh sama. Mengabaikan sindiran tajam Suzune sejenak, ada mengejutkannya sejumlah besar murid, entah Jalur 1 atau 2, yang sangat risau tentang masalah ini.

Di antara mereka, sekitar sepuluh murid anggota Alliance dapat dikenali.

Tidak ada satupun yang muncul dari orang-orang yang menyerbu Ruang Pengumuman Publik.

"Meski kita tidak tahu apa yang mereka rencanakan... ini bukan seperti kita bisa melakukan sesuatu pada mereka juga."

Itu jelas bahkan tanpa mengatakannya dengan keras.

Biasanya, merekalah yang bertindak dulu, sementara kami hanya bisa bereaksi setelah mengetahui tujuan mereka.

"Hanya fokus pada pertahanan mungkin terdengar seperti mundur..."

"Ketua Watanabe, tolong jangan menganggap ini akan berakhir dengan kekerasan... Ini dimulai."

Dengan marah, Mari nampak seperti hendak membalas, tapi langsung mengarahkan tatapannya menuju panggung pada kata-kata Suzune.

Karena ini sebuah diskusi bermusyawarah, normal saja kalau mereka mulai dengan sebab musyawarah.

"Ketua, saya punya pertanyaan mengenai jatah anggaran musim ini untuk aktifitas klub. Mengenai pada data kita, klub-klub yang ikut serta dalam kompetisi sihir dan mempunyai persentasi lebih tinggi dari murid Jalur 1 menerima anggaran lebih besar dari klub-klub yang ditujukan kepada kompetisi non-sihir yang mendapat persentasi lebih tinggi dari murid Jalur 2. Ini bukti dari murid Jalur 1 yang menerima tindakan pilih kasih dalam aktifitas ekstrakurikuler juga pelajaran secara terang-terangan! Jika Ketua benar-benar mau untuk persamaan di antara murid Jalur 1 dan 2, saya harap dia bisa menyebut ini ketidakseimbangan."

"Jatah anggaran untuk aktifitas klub didasari pada jumlah anggota klub yang terdaftar juga prestasi grup, yang diputuskan dalam pertemuan seluruh ketua klub. Jatah banyak untuk klub yang terlibat dalam kompetisi sihir mencerminkan hasil positif pada kompetisi di dalam sekolah. Saya yakin semua yang ada di sini juga menyadari kalau klub yang terlibat dalam kompetisi non-sihir bertanding dengan perbedaan pada tingkat nasional, seperti sepak bola dan klub lain, menerima jatah yang serupa. Gagasan klub-klub dengan lebih murid Jalur 1 yang disukai adalah hanya sebuah kesalahpahaman."

Dihadapkan dengan pertanyaan yang bertambah oleh Alliance, Mayumi mewakili bantahan OSIS, dan hal berjalan dengan cara seperti ini.

Dengan mengatakan itu, Alliance tidak membuat suatu dasar tuntutan. Satu-satunya hal yang mereka desak adalah jatah anggaran sederajat, tapi mereka tidak bertindak menawarkan klub-klub tertentu dengan kebutuhan jatah tambahan.

Awalnya, tujuan mereka adalah untuk membujuk dan menghasut Tatsuya bergabung dengan mereka.

"Pada setiap tingkat, murid Jalur 2 diperlakukan lebih buruk dari murid Jalur 1. OSIS mencoba menyembunyikan ini!"

"Sedangkan kecaman ini sering kali dilontarkan di tempat ini, berbicara secara realistik, apa kamu punya contoh untuk mendukung ini? Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, menggunakan fasilitas dan jatah materil telah dengan merata dibagikan melalui Kelas A sampai H."

Meskipun slogan satu pihak berarti untuk mengubah khalayak menjadi hiruk pikuk, di atas panggung kata-kata mereka tidak lebih dari teori yang belum bisa dibuktikan kebenarannya. Ketika dihadapkan dengan serangan balik Mayumi, pendapat mereka tidak lebih dari perkataan kosong dan data yang belum diverifikasi, slogan tidak mendasar ini dengan cepat menggelepar.

Musyawarah dengan cepat berlarut menuju panggung di mana Mayumi mengantarkan pembicaraannya.

"...Saya tidak bisa menyangkal kalau gagasan perlakuan pembeda yang Alliance lakukan ada di antara murid-murid kita. Namun, itu hanya perasaan membeku dari keunggulan dan kerendahan. Ini pada dasarnya berbeda dari situasi di mana hak istimewa, ketakutan kehilangan hak khusus, tindakan dalam mempertahankan hak mereka dengan mendirikan pemisahan sistem. Julukan Bloom dan Weed dilarang oleh sekolah, OSIS dan Komite Keamanan, tapi sayangnya, masih banyak murid yang menggunakannya sehari-hari. Namun, permasalahan tidak hanya berada pada murid-murid Jalur 1 yang memanggil diri mereka Bloom dan menghina murid-murid Jalur 2 sebagai Weed. Masalahnya juga dipersulit ketika murid Jalur 2 merujuk pada diri mereka sendiri sebagai Weed, melanjutkan lingkaran kejam penurunan diri dan meletakkan diri mereka pada gagasan kalau ini tidak dapat dihindari. Ini sungguh kebiasaan yang disayangkan ada di sini."

Dengan ini, beberapa suara berdesis muncul, tapi tidak ada seorangpun yang bisa benar-benar mengakui kata-kata itu.

Dengan senyum mempesona nan jahat, Mayumi melenyapkan desisan sebelum mengangkat ekspresi lebih serius sambil dia dengan betul-betul mempertahankan posisinya.

Di depannya, perlawanan Alliance dengan cepat dihancurkan.

"Dinding kesadaran ini adalah masalah sebenarnya. Sedangkan perbedaan antar murid Jalur 1 dan 2 tertulis dalam sistem sekolah, ini hanya mencerminkan kurangnya pengajar di tingkat nasional, dan dengan begitu ada sebuah solusi sementara dengan latar belakang ini. Perlukah semuanya menerima pembelajaran di bawah standar, atau haruskah setengah murid menerima pendidikan penuh? Sekolah ini mengadaptasi metode akhir. Itu benar kalau ada perbedaan dalam perlakuan di sini. Ini adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari apapun yang kita lakukan. Ini juga sebuah perintah yang dipaksakan pada murid-murid jika mereka memilih belajar di sini. Tapi lain dari ini, tidak ada perbedaan dalam sistem. Mungkin ini muncul sebagai kejutan bagi beberapa orang, tapi murid Jalur 1 dan 2 menjalani kurikulum yang sama. Sementara ada perbedaan dalam langkah, pengajaran dan latihan praktek adalah seluruhnya sama."

Bukan hanya Tatsuya, tapi Miyuki pun benar-benar terkagum oleh pidato ini.

Tatsuya dengan tanpa sengaja melepaskan suara "Eh...", sedang Miyuki diam-diam memberikan persetujuannya.

Melihat ini, mulut Suzune berubah menjadi senyum.

"Untuk kegiatan ekstrakurikuler, baik Grup Direksi Klub dan OSIS berusaha menempatkan hak dan akses pada fasilitas secara merata. Tidak bisa disangkal kalau ada perhatian lebih tinggi yang ditempatkan pada klub dengan keanggotaan lebih besar. Dan juga, ketika mempertimbangkan kalau semuanya harus memiliki kesempatan yang sama, kami tidak bisa mengabaikan fakta bahwa tidak semua klub berada pada pijakan sama. Inilah apa yang kami pikirkan. Ini pastinya bukan masalah di mana kegiatan ekstra kurikuler berhubungan pada kompetisi sihir yang menerima prioritas lebih tinggi. Baru saja, anggota Alliance menuduh kalau klub kompetisi sihir menerima sebagian anggaran. Hasilnya pasti begitu, kecuali kalau jatah ini dimasukkan kedalam rekening yang sudah disimpan dengan kegiatan tersebut, seperti yang semua lihat di layar. Lain dari masalah dengan guru, alasan di belakang terpisahnya murid Jalur 1 dan 2 bisa dijelaskan. Saya pikir semuanya bisa memahami situasi dengan pondasi yang dengan kuat berakar dalam logika. Walaupun ada alasan lain, seperti yang kita semua tahu, itu semua disebabkan oleh dinding kesadaran yang meningkat di antara murid Jalur 1 dan 2 setelah terpisah."

Desisan dimulai kembali.

Kali ini, muncul dalam dua jenis. Pada desisan pendukung Alliance, bisa dirasakan aura "Anggota Alliance, diam!" yang mengalir di dekat tempat di mana murid Jalur 2 berdiri, tanda jelas pasang surut berubah.

"Sebagai Ketua OSIS sekolah ini, saya benar-benar tidak puas dengan situasi ini. Pada dinding ini yang terkadang mendorong murid kita menuju konflik, saya harap menemukan cara untuk menghilangkannya. Namun, ini tidak termasuk satu-satunya solusi yang berada dengan mengubah sistem saat ini. Meski murid Jalur 2 menerima perlakuan berbeda, menerapkan kondisi yang sama pada murid Jalur 1 tidak akan menyelesaikan apapun. Tidak peduli mau kalian murid Jalur 1 atau 2, kalian masih murid sekolah ini. Untuk murid-murid sekolah ini, tiga tahun yang dihabiskan di sini pastinya tak tergantikan bagi mereka."

Kata-kata tersebut disambut tepuk tangan. Tidak ada cukup orang menggunakan istilah "gemuruh tepukan" untuk mendeskripsikan sambutan hangat, tapi bukan berarti seolah tepukan tangan bersebaran. Di antara murid-murid yang bertepuk tangan, tidak ada perbedaan antar murid Jalur 1 dan 2.

Sembari tepukan mereda, ketenangan kembali menuju aula. Walau mereka murid Jalur 1 atau 2, ataupun mereka bertepuk tangan ataupun tidak, semuanya dengan terengah-engah menantikan kata-kata Mayumi berikutnya seolah-olah dia berada di atas menara pada panggung itu.

Perwakilan Alliance yang menginjak panggung bersama Mayumi hanya bisa melihat dengan gelisah dan cemburu.

"Demi menyingkirkan perbedaan dalam sistem, tanpa menyebabkan perbedaan itu untuk bertindak dengan benar, mungkin kita semua bisa menerima dua poin di atas. Ini adalah kesempatan yang baik dan saya mau kalian semua untuk mendengar apa yang hendak saya sampaikan. Sebetulnya, perlakuan berbeda antara murid Jalur 1 dan 2 juga melekat dalam OSIS. Saya menunjuk nominasi anggota OSIS lain selain Ketua OSIS. Di bawah sistem saat ini, terlepas dari Ketua, hanya murid Jalur 1 yang boleh bergabung ke dalam OSIS. Aturan ini hanya dapat berubah selama pemilihan Ketua OSIS tahunan, ketika Pengawas Murid diadakan. Saya akan menghapus aturan ini ketika saya secara resmi mengundurkan diri sebagai Ketua selama pertemuan. Ini merupakan jasa terakhir yang bisa saya sumbangkan sebagai Ketua."

Ini seolah seluruh hadirin menghela napas. Murid-murid benar-benar melupakan desisan dan sibuk berbisik pada satu sama lain. Mayumi dengan diam menunggu untuk pembicaraan berakhir dengan sendirinya.

"... Hanya setengah pidato saya berakhir. Meski saya mau membuat ini sebuah janji resmi, hati dan pikiran kita tidak bisa berkumpul bersama dengan kekuatan, atau mungkin lebih tepat menyebutnya tenaga luar yang tidak punya hak mengubahnya sejak awal... Jadi, satu-satunya hal yang saya harap lakukan adalah mencoba dan memperbaiki situasi, meski hanya sedikit."

Aula meledak menjadi tepukan tangan.

Pada beberapa tingkat, suasana mendekati sambutan hangat yang hanya berlaku pada orang-orang berpengaruh. Entah mereka adalah murid Jalur 1 atau 2, mereka dengan jelas mendukung Mayumi, dan bukan Alliance.

Apa yang Mayumi kemukakan adalah berada pada pra-anggapan.

Kegiatan Alliance sebenarnya bergerak dalam arah menghapus ketidaksamaan di sekolah. Namun, reformasi ini berjalan dalam cara yang sangat berbeda dari perkiraan mereka.

Revolusioner, secara garis besar, tidak puas dengan hanya mencapai tujuan mereka.

Mereka menuntut untuk memperoleh hasrat batin mereka dengan kedua tangan mereka sendiri.

Kesimpulan ini, dibandingkan hanya menjadi tidak memuaskan bagi anggota Alliance, akan lebih menyusahkan untuk orang-orang yang mendalangi situasi dari bayangan.

—Selain itu, orang yang menghasut grup Sayaka dari balik layar tidak pernah berencana untuk berhenti di sini.


◊ ◊ ◊


Tiba-tiba, sebuah ledakan keras menggetarkan jendela aula, yang mengguncangkan murid-murid yang bertepuk tangan dari lamunan mereka.

Anggota Komite Keamanan yang dikerahkan maju bertindak.

Normalnya, mereka tidak pernah menduga latihan mereka akan membuahkan hasil. Atas perintah dari Ketua, mereka dengan cepat menahan anggota Alliance yang bergerak lebih dulu.

Jendela yang pecah sebagai benda berbentuk kumparan tajam meluncur masuk.

Segera granat menyentuh tanah, benda itu mulai memuntahkan asap putih. Sebelum asap putih dapat menyebar dengan menyeluruh, granat tersebut dengan cepat berputar-putar seperti seseorang sedang menekan tombol mundur pada pemutar kaset video, dan lalu menghilang kembali keluar jendela.

Tatsuya menatap tajam, sementara Hattori menyentakan kepalanya dengan tidak senang.

Melihat ini, Mayumi mulai tertawa kecil pada satu pihak.

Mari menunjuk satu orang pada arah pintu masuk.

Beberapa penyusup yang mengenakan topeng gas berkumpul, tapi karena perbedaan dalam level, mereka dengan cepat ditundukkan.

Serangan kejutan yang diantisipasi berjalan sesuai rencana, meski tidak ada yang memperkirakan mereka menggunakan sesuatu seperti senjata peledak dan bahan kimia tingkat atas.

Sehingga, situasi benar-benar berada di bawah kendali tanpa membuat aula menjadi panik.

"Aku akan melihat ke Gedung Praktek."

"Onii-sama, aku ikut juga!"

"Berhati-hatilah!"

Setelah Mari selesai berbicara, kedua bersaudara pergi menuju tempat di mana suara ledakan berasal.


◊ ◊ ◊


Karena keperluan untuk pengawasan sihir terus menerus, sekolah sihir biasanya memiliki guru sihir di setiap waktu.

SMA Satu, yang berwenang dalam sekolah sihir, membanggakan pengajar yang terdiri dari Penyihir tingkat pertama.

Sekolah sendiri mempunyai kekuatan untuk menolak tenaga militer dari negara kecil.

Tentu saja, meski ada sebuah kemungkinan jika terdapat penyerang, ini masih di luar harapan mereka.

Kurangnya bahaya secara menyeluruh adalah perkara nyata dibalik kendurnya penjagaan.

Tempat yang terserang oleh penyerbu adalah Gedung Praktek, seperti yang bisa dilihat dari dinding yang hangus dan jendela pecah. Tatsuya juga bisa mendengar ledakan lebih lanjut, seperti suara ledakan kecil yang sedang ditanam. Menghadapi cairan yang rentan akan api yang masih terbakar selagi melekat dengan kuat pada dinding-dinding, dua orang guru sedang memadamkan kebakaran.

"Apa yang terjadi?"

Laki-laki yang bertanggung jawab untuk melindungi guru-guru itu berteriak sambil dilihat oleh Tatsuya.

Jari Miyuki mulai menari dengan cara menawan.

Dia mengendalikan dengan satu tangan CAD yang berbentuk seperti sambungan portable.

Seketika itu juga, Psion Information Aide menyebar, menyelesaikan pola, dan diaktifkan.

Kilatan itu adalah cahaya sihir yang hanya bisa dilihat oleh "magister" seperti Penyihir dan Teknisi Sihir.

Tiga pria mengepung Leo yang dengan langsung terpukul mundur. Mereka mengenakan seragam teknisi listrik dan pastinya bukan murid ataupun guru.

Ini seolah mereka melangkah di atas ranjau darat, tapi Leo yang tengah berada di pusat menyisakan tanpa cedera.

Kemampuan memilah dengan tepat ini adalah salah satu keuntungan terbesar dari sihir.

"Teroris menyerbu sekolah."

Sementara Miyuki yang berbicara dengan para guru tentang situasi. Tatsuya dengan langsung memotong dan menyatakan rincian yang menyangkut pada Leo.

"Itu sangat serius, huh."

Leo menyetujui pada situasi hanya seperti itu — persetujuannya adalah karena dia mengerti kalau ini adalah kesempatan untuk bergabung dengan penaklukan.

Saat ini, masalah paling penting adalah keberadaan musuh yang telah disingkirkan.

"Leo, Houki-mu! ... Mungkin, bala bantuan bakal tiba."

Pada waktu itu, Erika muncul di sisi lain, dari arah kantor. Mengenali sosok Tatsuya dan kawannya, dia berhenti tergesa-gesa.

"Santai saja. Kau kesini dengan masih ada waktu."

"Ada cukup yang dikhawatirkan. Seperti tidak terbunuh dan mati."

"Apa! ... Tidak, sekarang bukan waktunya untuk itu. Berikan CAD-ku. Sial, jangan melemparnya dong!"

CAD adalah tipe peralatan presisi, tapi akan menyimpan kegunaan bahkan di tengah situasi rumit seperti itu.

Tidak akan ada masalah meski jatuh di atas permukaan lembut seperti lapangan tenis. Erika melempar CAD dengan hal ini dalam pikirannya, jadi dia normalnya mengabaikan keberatan Leo. —Meskipun terdapat semacam kerusakan, kemungkinan bahwa Erika akan mengabaikan itu juga.

"Apa Tatsuya yang melakukan ini? Atau Miyuki?"

Erika berbicara dengan ringkas sambil tatapan tak kenal ampunnya meringkus penyusup yang mengerang dan merangkak mundur perlahan.

"Itu Miyuki. Aku tidak bisa melakukan itu dengan baik."

"Aku. Tidak perlu untuk Onii-sama merepotkan dirinya dengan ikan teri seperti itu."

Tatsuya dan Miyuki di sampingnya berbicara pada waktu yang sama.

"OK, OK, sungguh hubungan saudara yang dengki... Apa tak masalah untuk mengirim mereka terbang tanpa peringatan dulu?"

"Tidak perlu menahan jika mereka bukan murid."

Tatsuya dengan tenang membalas dengan sebuah tanggapan yang tajam mengubah arah pembicaraan. Mendengar ini, Erika tertawa.

"Aha, dan aku pikir SMA akan jadi tempat yang membosankan."

"Menakutkan. Jadi ini ya wanita ganas."

"Diam."

Erika mengangkat tangan kanannya setengah, tapi dengan sadar sendiri mundur dari memukul ke arah depan dengan tongkat polisi khusus.

"Omong-omong, apa yang kalian berdua lakukan di Gedung Praktek di jam segini?"

Kecuali kalau mereka menetap sepulang sekolah untuk latihan tambahan, murid-murid biasanya tidak akan kembali ke Gedung Praktek seusai pelajaran.

Ini bukan sebuah godaan pembalasan, tetapi pertanyaan tidak bersalah.

"Eh? Tidak, itu, bagaimana ya?"

"Eh, uh, yah, itu, apa lagi?"

Dengan mengatakan itu, bagi mereka berdua sampai sebimbang ini adalah benar-benar mengejutkan.

"... Apa yang kalian berdua lakukan bersama?"

Pertanyaan serius.

Namun, tidak ada yang mengetahui Tatsuya yang bersungguh-sungguh juga Miyuki. Segera Miyuki melihat ekspresi kakaknya yang secara hati-hati memasang topeng senyum jahat, dia dengan cepat menyadarinya.

"Kami berdua sendiri?"

Suara Erika tidak bisa menyembunyikan keheranannya.

"Itu salah paham!"

Itu tidak akan jadi sebuah pernyataan berlebih untuk menjelaskan balasan Leo yang selagi menderu.

"Aku barusan datang untuk latihan tambahan dalam praktek skill! Wanita ini datang setelah itu!"

"Ketika aku datang untuk latihan, si kurang ajar ini sudah di sana."

"Apa maksudmu dengan kurang ajar!"

"Ah, aku mengerti. Aku mengerti. Aku tidak akan menganggapnya salah."

Sampai sejauh ini, tidak ada lagi keuntungan dalam masalah ini, tapi Tatsuya sepenuhnya lega dengan reaksi yang datang dari mereka berdua.

Tatsuya dengan cepat mengurangi pemikiran itu.

"Apa kau menemukan pelaku lainnya?"

"Guru-guru menjaga sisi lain. Tidak heran karena mereka adalah guru, karena semua penyusup sudah ditangkap."

Tatsuya dengan sungguh-sungguh menyaksikan Erika sambil ia mengatakan ini. Erika berpura-pura seolah gangguan sebelumnya tidak terjadi sambil membalas balik dengan berat yang tidak serius maupun bercanda.

Leo bisa berganti tingkah secara wajar dengan cepat juga.

"Aku tahu berasal dariku ini sedikit sederhana, tapi mereka hanya Penyihir tingkat tiga yang terbaik. Aku hanya tidak pernah berlatih dalam sihir 3 lawan 1."

Leo mencoba untuk meremehkan apa yang terjadi, tetapi mengatasi tiga lawan pada waktu yang sama bukan berarti prestasi.

Kemampuan teman sebaya Tatsuya melampaui harapan awalnya.

"Erika, ada masalah dekat Gedung Kantor?"

Pada pertanyaan Miyuki, Erika mengangguk.

"Mereka terlihat seperti bersiap untuk waktu yang lama. Ketika aku kesana, guru-guru sudah menahan penyerang. Mungkin karena semua peralatan mahal berada di sana juga."

Sebagian barang-barang berharga menetap di kantor untuk penyimpanan yang aman, jadi itu hampir jelas diketahui mengapa akan jadi target utama.

Sehingga, Gedung Praktek hanya memuat CAD yang kadaluarsa.

Jika ada sesuatu penting yang harus ditunjukan demi argumentasi, itu akan jadi sangat bertentangan, ketahanan gempa bumi dan gedung penahan petir hanya hangus sedikit setelah menerima ledakan langsung dari granat. Meski gedung rusak, itu hanya akan menghasilkan penundaan kelas sampai sekitar sebulan.

Dengan kata lain, untuk benar-benar menyabotage sekolah dan menghalangi fasilitas dari beroperasi, tindakan logis akan melumpuhkan peralatan penting yang sulit digantikan dalam waktu singkat, juga contoh dan data penelitian...

"...Lab dan perpus!"

"Jadi, serangan di sini adalah pengalihan? Tapi skala itu jauh lebih besar dari yang kita bayangkan. Kecuali jika pertemuan rahasia untuk mengatur protes selama musyawarah sendiri merupakan sebuah pengalihan."

Mengenai pertanyaan Miyuki, Tatsuya menganggukan kepalanya.

"Tidak, aku pikir mereka sungguh-sungguh. Seseorang mungkin menggunakan Alliance demi kepentingan mereka sendiri."

Menyedihkannya, Tatsuya memikirkan itu dalam hati. Jika mereka menyebabkan ini tanpa diberikan kesempatan untuk mempertahankan diri, mungkin akan jadi penghinaan penting pada orang-orang yang ingin mengubah sistem agar lebih baik.

"Ayo selesaikan ini untuk sekarang. Jadi, apa yang harus kita lakukan selanjutnya?"

Ada tiga pilihan.

Pilihan pertama akan jadi membagi pasukan mereka.

Secara berurutan, mereka semua akan pergi menuju Gedung IPA.

Atau, ke perpustakan.

"Target mereka adalah perpus."

Informasi yang baru saja didapatkan ini memutuskan strategi mereka.

"Ono-sensei?"

Dia memakai sepatu bot setinggi tumit dengan sepasang celana jin panjang, dan kemeja terang terselip di dalam jaketnya.

Pakaian hari ini, yang menekankan kelincahan, benar-benar berbeda dari yang dia kenakan beberapa hari lalu.

Pancaran yang tersusun adalah kemungkinan sebuah serat yang diperkuat dengan kualitas tahan peluru dan anti benda tajam.

Ekspresinya kaku dan gugup, melepaskan suasana seolah dia tidak sepenuhnya sendiri.

"Pasukan utama musuh sudah membobol perpus. Mibu-san juga berada di sana."

Tatapan ketiganya terfokus pada Tatsuya.

Namun, mata Tatsuya tertuju pada Haruka.

Kurang dari sedetik lewat sebelum ia berbicara.

"Saya akan menjelaskan semuanya setelah semua ini berakhir, apa itu bisa diterima?"

"Ditolak. Meskipun aku mengatakan itu, karena aku tahu kau pergi di sana juga, boleh aku meminta suatu hal?"

"Apa itu?"

Meski Haruka memiliki ekspresi keraguan, dia tidak berbicara gagap, maupun melakukan sesuatu lain yang menghabiskan waktu berharganya.

"Aku mau membuat permintaan sebagai penasihat Ono Haruka. Tolong berikan Mibu-san kesempatan. dia telah dibebani oleh ketidaksesuaian yang datang dari statusnya sebagai seorang atlit kendo berharga melawan nilai-nilai yang diangkat pada murid-murid Jalur 2. Meskipun dia mengunjungiku beberapa kali... Aku tidak mampu mendukungnya. Pada akhirnya, itu membuat kesempatan untuk mereka mendapatkannya."

"Jangan memanjakannya."

Permintaan Haruka mungkin berasal dari perasaan kewajiban profesionalnya.

Namun, Tatsuya dengan tanpa belas kasih menolak permintaan ini.

"Ayo, Miyuki."

"Ya."

"Tunggu, Tatsuya."

Mengikuti itu, kepada teman-temannya yang tidak memiliki hati untuk menolaknya, Tatsuya menawarkan peringatan jujur ini.

"Menjadi terlalu sentimentil hanya akan menyakiti dirimu sendiri."

Waktu merupakan hal utama, jadi ia tidak bisa menjelaskannya.

Tatsuya membawa peringatan tak menyenangkan ini sambil berjalan maju, dari punggungnya pada kawan-kawannya.


◊ ◊ ◊


Di depan perpustakaan, kumpulan kecil orang-orang masih bertarung.

Selain CAD, penyerang juga membawa pisau dan persenjataan proyektil lain. Sementara terdapat sekelompok kecil murid-murid yang tercampur di dalam, sebagian adalah berasal dari luar — dengan kata lain, penyerbu.

Murid-murid kelas 3 yang menjangkarkan garis pertahanan tidak memiliki CAD, tapi membawa keuntungan melimpah dengan Kekuatan Sihir.

Tanpa CAD pun, mereka masih bisa menggunakan sihir dan memakai senjata untuk menyangkal musuh. Dengan kemampuan setingkat ini, tidak heran mereka adalah burung muda yang mengarahkan menjadi Penyihir. (Itu mungkin lebih tepat memanggil mereka harimau muda daripada burung.)

Melihat ini, Leo pertama yang menyerang.

"Panzer!"

Dengan raungan, dia meloncat menuju perkelahian.

Ada alasan di belakang raungan itu.

"Aku kira itu mengambil contoh yang jarang untuk membedakan antar suara..."

"Onii-sama, tadi itu, pola sihir dan penyebarannya terjadi secara bersamaan?"

"Hm, itu menyebar sedikit demi sedikit dengan berurutan. Itu adalah teknik yang populer 10 tahun lalu."

"Laki-laki itu, sihirnya pun sekolah lama..."

Erika menggeram dengan diam, mengabaikan fakta kalau Engravement Magic-nya juga merupakan tipe sihir umum lama. Beruntungnya, Leo tidak mendengar perkataan itu sementara terkunci dalam pertarungan.

Menggunakan sebuah benda besar dan kuat, CAD berbentuk pergelangan tangan yang dikenakan di luar lengan bawahnya, dia menghadang tongkat yang datang dan membalas dengan serangannya sendiri.

Awalnya, CAD tipe pertahanan tidak perlu untuk membuka suatu bagian atau sensor yang dapat digerakkan di luar, oleh karena itu sistem pengenalan suara.

Dengan mengatakan itu...

"Mempertimbangkan bagaimana dia menggunakannya, ini ajaib kalau itu masih sinkron!"

"CAD sendiri harus telah ditingkatkan oleh Sihir Pertahanan. Sihir Pertahanan menstabilkan koordinasi molekul secara relatip dalam lingkup terbatas. Tidak peduli seberapa kuat tenaga, selama koordinasi relatifnya tepat dan kulit luarnya tidak rusak, tidak mungkin CAD akan rusak."

"Sesuatu yang bisa dipegang bersama tidak peduli seberapa bengisnya kau. Tipe sihir itu sesuai dengannya secara sempurna."

Benar-benar mengabaikan Erika dan temannya yang berdiri ke samping juga tanggapan atau hinaan mereka, Leo dengan tak karuan menyerbu dalam pertarungan seolah melepaskan semua rasa frustasinya.

Kedua tangannya, yang terbungkus dengan sepasang sarung hitam, batu yang dihancurkan, puing-puing serta mirip es, sedang logam tempa yang remuk dan damar yang berasal dari karbon menggumpal di depannya.

Adakalanya, hubungan dengan tongkat stun tersembunyi akan memancarkan hujan percikan kecil.

Pisau yang tidak dapat dihindari dan anak panah yang ditembakkan dari mekanisme pegas dengan terampil dikenakan dengan kedua lengan baju yang mementalkan seragam sekolah putih dan hijau Leo.

"Jadi dia mengeraskan setiap inci seragamnya. Ini seolah dia maju dengan setelan armor utuh."

Ini bukan pernyataan untuk sihir yang seseorang kuasai.

Sihir Pertahanan Leo secara bersamaan menjalankan Rangkaian Aktifasi juga pola dan tingkat perapalan Rangkaian Sihir dan menyebar dengan bergantian sementara menjaga tingkat perulangan sihir dengan terus menerus.

Bahkan dengan persenjataan, ini sangat tidak mungkin kalau teroris-teroris itu, yang baru melangkah di atas jalan pemula dalam bidang skill, akan memiliki suatu cara untuk menembus armor tersebut.

Di atas semua itu, pukulan yang akan dengan normal dibatasi oleh batas tubuh manusia sebaliknya diperkuat oleh Kecepatan dan Pergerakan Sihir, membuat kekuatan kehancuran tipis yang sangat mengerikan.

Dia akan dengan mudah diterima sebagai kekuatan bertarung yang efektif, di garis depan militer pun, jika ini untuk jenis pertempuran jarak dekat di mana pemakaian senjata api dibatasi.

"Leo, kami pergi!"

"Oke!"

Tatsuya mempercayakan tempat ini pada Leo dan pergi.


◊ ◊ ◊


Keheningan menyambut mereka di dalam kesunyian.

Jika Haruka benar, ini bukan karena para penyerang mundur, tetapi karena penjaga berkurang.

Terlepas dari pegawai biasa, ada juga penjaga yang ditempatkan di perpustakaan, tapi mereka semua mungkin telah disisihkan sekarang.

Berdasar pada ini sendiri, tingkat kemampuan pasukan utama harusnya telah pada hakekatnya lebih tinggi.

Tatsuya dengan sementara menyembunyikan diri di ruang depan, mencapai dengan jarak pencarian dan mengamati tanda-tanda hidup.

Sihir modern mampu bertentangan dengan fenomena alami dan mendampingi sinyal, yang termasuk keberadaan fenomena dan eidos.

Semua pengguna sihir modern bisa mengakses ukuran informasi — seluruh informasi sedang, jembatan yang menghubungkan semua eidos, seperti yang didefinisikan dalam konsep "informasi" filosofis Yunani — demi mengenali eidos lain.

Dengan mengatakan itu, setiap beberapa orang bisa dengan jelas mengidentifikasi dan membedakan mereka.

Apa yang secara radikal memisahkan Tatsuya dari pengguna sihir biasa adalah kecerdasan luar biasa dalam kemampuan sensor, pada poin kalau ia bisa mengidentifikasi masing-masing dan setiap eidos yang dilingkupi dalam ukuran informasi.

"Ada empat di Ruang Membaca Khusus di lantai kedua, dia di dasar tangga, dan dua di atas..."

"Bagus. Dengan Tatsuya-kun di sini, semua penyerang menjadi tak berarti. Dalam pertarungan langsung, ini pastinya sebuah keuntungan yang luar biasa."

"Apa yang mereka lakukan di Ruang Membaca Khusus?"

"Ini cukup banyak untuk tujuan mereka dihancurkan. Mereka mungkin mencoba mencuri bahan penelitian rahasia yang dipegang oleh Universitas Sihir. Jika mereka berada di Ruang Membaca Khusus, mereka bisa dengan mudah mengakses bahan yang belum dipublikasi dan tidak dapat dimasuki dalam lingkup membaca biasa."

Mendengar penjelasan Tatsuya pada pertanyaan Miyuki, ekspresi Erika menjadi suram.

"Erika, ekspresimu mengatakan kalau ini bukan apa yang diperkirakan."

Mendengar pertanyaan Miyuki, Erika mengangkat kedua bahunya dengan cara berlebihan.

"Itu karena~, ini adalah revolusi SMA, revolusi masa muda yang terjamin. Tapi sekarang kau memberitahuku kalau kebenaran dari masalah itu adalah sesuatu yang membosankan seperti mencuri data penelitian... Jangan menghancurkan mimpi cantikku dengan kebenaran tak menyenangkan seperti itu! Itulah bagaimana yang aku rasakan. Bagaimana?"

"Jangan tanya. Omong-omong, mimpimu menyimpang sejak awal."

"Kenapa gak dijawab aja sih?"

Ugh, Tatsuya tidak bisa menyangkal itu. Miyuki dengan buru-buru menyela.

"Ayo, cepat ke Ruang Membaca Khusus. Aku yang akan mengatasi penyerang."

"Tidak, serahkan misi itu pada~ku."

Erika berkata kalau dia akan mengatasinya, kemudian maju sebelum siapapun bisa membalas.

Dengan tenang, dia meluncuri dasar tangga.

Tongkat polisi yang dapat ditarik masuk dengan sebuah CAD yang terpasang sudah dengan utuh memanjang.

Penyerang menjadi berbalik diserang.

Kedua tongkat polisi yang memukul musuh, Erika sudah melewati mereka.

Dia menaklukan dua lawan dengan sekejap.

Dalam perbandingan secara menyeluruh pada pendekatan kasar Leo untuk pertarungan, dia petarung yang cerdik.

Suara kawan mereka yang menghantam lantai akhirnya memperingati penjaga di atas tangga kalau mereka sedang diserang.

Salah satu dari mereka menyerbu turun, sedang yang lain memulai Rangkaian Aktifasi.

Namun, hanya seperti Psion mulai bersinar, Rangkaian Aktifasi dihancurkan.

Penyihir itu menganga sembari sihirnya diniadakan.

Kekakuan dalam tubuhnya sangat tidak normal, dan setelah sedetik menonton, dia kehilangan keseimbangannya dan terguling dari tangga.

"Ah..."

"Jangan khawatir."

Mendengar suara manis adiknya, Tatsuya membalas sambil mengembalikan CAD berbentuk pistol pada pemiliknya.

Manusia sering membuat penyesuaian pada pusat keseimbangan mereka untuk berdiri lurus.

Semuanya berada dalam alasan sampai sejauh ini. Miyuki mungkin melengahkan penjagaan oleh orang yang terguling ke bawah tangga.

Yah, nampak seperti tulang belakangnya tidak patah, jadi semua yang dia dapatkan dari itu mungkin gegar otak dan beberapa tulang rusuk yang patah. Itulah apa yang dimaksud dengan "jangan khawatir".

Di sisi lain, penyerang yang dilengkapi dengan pedang pendek asli ketimbang dari sebuah pisau sambil dia menyerang kearah Erika.

Ini tampak tidak asing.

Ini hanya seperti lawan Sayaka selama demontrasi klub kendo. Pita hijau dan putih yang terikat pada pergelangan tangan kanan yang merenggang ke depan untuk menyangkal Erika. Itu muncul kalau klub kendo-lah yang pertama dihasut.

"Tch. Tatsuya-kun, kita harus menahan melawan murid, 'kan?"

Suaranya bergoncang sedikit karena dia bertanya sambil bertarung dengan sengit.

Diberikan perbedaan dalam hal ketinggian dan kekuatan tangan, ini bisa dengan berat mempengaruhi situasi yang mendesak.

"Tidak perlu memaksakan dirimu berbaik hati."

Di saat yang sama dia mengatakan ini, Tatsuya melangkah ke depan,

"Ha! Aku tidak perlu bantuanmu!"

Erika menghentikannya.

"Aku bisa kok mengatasi lawan semacam ini ketika serius."

Dia dengan sementara meningkatkan tekanan, lalu dengan cepat meluncur ke satu sisi.

Berganti tempat dengan lawannya yang kehilangan keseimbangan, Erika dengan bergegas menyuruh Tatsuya maju.

"Serahkan tempat ini padaku!"

"Baiklah!"

Laki-laki itu yang berhati-hati diserang dari dua arah, hingga dia roboh setengah meringkuk.

Namun, dalam kedua mata Tatsuya dan Miyuki, siswa ini sudah berhenti hidup.

Tatsuya dengan sekuat tenaga melompat dari dasar.

Miyuki perlahan melangkah keluar lantai.

Tatsuya melompat menuju dinding,

Sementara Miyuki melambung ke udara.

Mereka berdua dengan cepat mendarat di lantai kedua.

"Whew~"

Erika berbunyi dengan kekaguman dan murid Alliance menganga dengan terkejut sambil Tatsuya dan Miyuki maju ke arah Ruang Membaca Khusus.


◊ ◊ ◊


Pikiran Sayaka buram selagi dia menyaksikan apa yang terjadi di depannya.

Di depan satu-satunya terminal yang bisa mengakses penelitian tingkat tertinggi — penelitian terlarang — dalam negara ini, rekannya — anggota "Blance" — saat ini membajak ke dalam sistem.

Setengah tahun lalu, mereka diperkenalkan oleh Tsukasa, ace dari tim kendo laki-laki. Untuk suatu alasan, Tsukasa tidak membawa Sayaka ke Egalite, yang mana dia bergabung, namun sebaliknya ke Blanche.

Awalnya, Sayaka tidak punya perhatian membawa-bawa aktifitas mereka keluar sekolah, ataupun dia memiliki harapan untuk ikut dalam suatu kegiatan melanggar hukum. Satu-satunya alasan dia melihat mereka adalah dari pertimbangan untuk Tsukasa, yang sering menjaganya. Kakak laki-laki Tsukasa, yang adalah kepala cabang Jepang Blanche, memberitahunya banyak hal, seperti bagaimana perbedaan di sekolah yang disebabkan oleh bakat sihir yang tidak bisa dirubah. Meskipun mengetahui ini, yang masih paling mengkhawatirkan Sayaka adalah bagaimana murid-murid Jalur 2 diperlakukan secara berbeda di sekolah.

Sebenarnya, Sayaka benar-benar ingin hadir di diskusi. Tidak hanya dia ingin hadir, tapi juga bermimpi mengekspresikan pendapatnya. Ini hanya karena dia akrab dengan rincian misi ini, kalau dia sebaliknya memperbolehkan Tsukasa untuk membujuknya.

Apa yang dia lakukan? -- pikir Sayaka. Mengambil kunci tanpa ijin, menjadi kaki tangan untuk merusak dari dalam... Apakah ini benar-benar harus dia lakukan?

Pemikirannya melaju dalam arah yang tidak tenang. Menyadari ini, Sayaka dengan segera mengumpulkan dirinya kembali pada misi di depannya.

Namun, tujuan kita adalah untuk menghapus perbedaan perlakuan yang dihasilkan oleh sihir, jadi mengapa kita perlu penelitian sihir yang paling mutakhir?

Kakak Tsukasa mengatakan kalau menerbitkan hasil penelitian adalah langkah pertama untuk penghapusan.

(Sehingga, tidak akan berguna untuk menerbitkan teori sihir pada orang yang tidak bisa menggunakan sihir...?)

Pertanyaan yang memburu tiap hal lain dalam pikirannya sekali lagi muncul di hadapannya.

Bagi orang-orang yang tidak bisa menggunakan sihir, teori sihir tidaklah penting juga.

Pada beberapa level, teori sihir mengandaskan dalam teori ilmiah, sehingga memisahkannya dari disiplin berdasar pikiran lain seperti ilmu agama.

Jika orang-orang yang menginginkan sebagian data penelitian sungguh ada, bukankah merekalah yang satu-satunya dapat menggunakan sihir...?

(Tidak, data penelitian yang bisa menguntungkan orang-orang yang tidak bisa menggunakan sihir harusnya ada, dan itu tersembunyi di sini...)

Ini adalah alasan yang dia harus ikuti. Alasan ini mengijinkannya untuk melanjutkan di jalan dia berada.

Namun, tidak peduli berapa banyak dia mengulangi di dalam hatinya, dia masih tidak bisa dengan penuh menerima kata-kata tersebut.

"... Oke, terbuka."

Seseorang berbicara dengan pelan.

Dia buru-buru mengeluarkan Solid Cube yang digunakan untuk penyimpanan.

Rekan-rekannya — Sayaka yang mendeteksi "keinginan" kuat yang tertanam pada wajah mereka, menyebabkannya mengalihkan tatapannya.

Menuju pintu.

Jadi, dialah orang pertama yang menyadari.

"Pintunya!"

Mendengar bunyi itu, anggota lain berbalik untuk melihat.

Di depan tiap pasang mata, pintu persegi itu terlepas dan jatuh menuju ruangan.

"Tidak mungkin!"

Kecemasan yang mereka lepaskan, didasari pada situasi yang mendekat, sebenarnya begitu konservatif.

Benda-benda yang telah diperkuat memiliki eidos yang jauh lebih keras untuk dimanipulasi. Bahkan pintu yang diperkuat dua rangkap yang bisa menahan sebuah proyektil dapat dihancurkan oleh sihir.

Namun, untuk melakukan itu biasanya memerlukan Rangkaian Sihir rumit yang menggunakan Sihir Massa dan Getaran untuk mendobrak pintu. Tidak ada siapapun yang bisa menerima kalau pintu baja yang diperkuat dua rangkap bisa dihancurkan dengan tenang seperti ini.

Laki-laki itu membeku pada pemandangan ini yang sampai dengan sepenuhnya meragukan pemahaman dunia umum mereka. Pada saat ini, mengenai Solid Cube yang dihancurkan dalam genggaman mereka.

Dengan langsung setelah itu, terminal pembajak dihancurkan seolah tertangkap dalam lengkungan waktu yang dengan cepat mengembalikan ke dalam bagian-bagian komponennya.

Mengikuti itu, sinyal dari Perangkat juga terhenti, membuat Ruang Membaca menjadi tidak aktif.

"Mungkin lebih tepat untuk menunjuk kalian sebagai mata-mata? Rencana kalian berakhir di sini."

Sosok yang akrab dengan tenang menyatakan ini sambil ia melangkah ke depan dengan CAD Khusus berbentuk pistol di tangan kanannya yang berlapiskan perak dengan setiap langkah.

Di belakangnya, siluet ramping yang anggun mengikutinya dengan CAD berbentuk terminal yang dipengang dalam satu tangan.

Baik saudara kandung yang memperbolehkan jejak kehebohan untuk menyemarakkan kemunculan mereka, menyebabkan mereka untuk lupa jika sedang berada di tempat kejadian.

"Shiba-kun..."

Sayaka dengan lembut berbisik sambil seseorang mengangkat tangan kanannya.

Itu bukan sikap menyerah. Seorang laki-laki mengarahkan senapan pada kouhai-nya[5].

Lelaki ini bukan murid dari SMA Satu.

Dia bukan murid sama sekali.

Dia orang yang datang bersama atas kepentingan pemimpin mereka yakni kakak Tsukasa.

Rekan ini yang telah secara rinci direkomendasikan oleh pemimpin mereka yang dengan jelas bermaksud untuk membunuh.

Sayaka melepaskan teriakan ngeri yang tidak berbunyi.

Dia ingin menghentikan ini, tapi tidak bisa berteriak. Kedua tangannya membeku.

Dia akan menjadi kaki tangan pada pembunuh; Sayaka sangat ketakutan sampai-sampai dia mengabaikannya.

Namun, peluru-peluru yang bisa dengan mudah mengambil hidup tidak keluar dari laras.

Tangan kanannya dengan erat menggenggam pistol, tidak, pistol menyangkut ke tangannya.

Tangan kanan laki-laki itu tertutup dalam warna keunguan.

"Tolong berhenti bertindak tidak berguna lagi. Untukku berbaik hati kepada mereka yang hendak melukai Onii-sama, aku tidak berpikir bisa melakukannya."

Suaranya dengan mengerikan tenang, dan sama serius.

Ini seperti dia benar-benar orang yang berbeda.

Dia memberikan aura keberanian, seakan suatu tindakan untuk menentangnya akan tidak berhasil.

Hanya mendengar suaranya menyebabkan daya tahannya ambruk.

Kali ini, perkataan kejam yang merasuk kedalam telinga Sayaka yang takut.

"Ini adalah kenyataan. Mibu-senpai."

"Eh...?"

"Dunia di mana semua orang diperlakukan secara sama adalah sudah sifatnya tidak mungkin. Jika benar-benar ada dunia sederajat yang mengabaikan bakat dan penyesuaian, lalu semuanya harus menerima resepsi dingin yang sama dari dunia. Kebenarannya, Mibu-senpai sudah tahu ini, benar? Tidak ada yang sanggup memperlakukan setiap orang secara sama. Yang ada yaitu berhati-hati mengarang kebohongan demi menjerumuskan orang lain."

Sayaka yang mula-mula kehilangan harapan.

Dalam mata kosong kouhai-nya yang berdiri di depannya, dia bisa merasakan sebuah jejak kecil dari--

"Mibu-senpai, kaulah yang satu-satunya digunakan jadi mereka dapat mencuri data penelitian yang belum diterbitkan oleh universitas sihir. Inilah kebenaran dibalik idealis tinggimu."

--rasa kasihan?

"Kenapa? Kenapa harus menjadi seperti ini?"

Sesaat dia menyadari ini, emosi rumit di dalam Sayaka meledak.

"Salahkah untuk menyisihkan perbedaan? Apa salah memimpikan persamaan? Perbedaan benar-benar ada di sini! Mana mungkin cuma kesalahpahamanku. Aku benar-benar dihina. Aku diketahui di depan tatapan penuh hina mereka. Dan aku mendengar semua nama bodoh mereka. Untuk melenyapkan semua itu, apa ada yang salah dengan hal itu? Bukankah kau sama? Mereka membandingkanmu dengan bakat tinggi adikmu juga. Kau juga mengalami keburukan itu. Kau juga telah dinamai seorang idiot!"

Jeritan Sayaka nampak membuka terus dari dalam.

Dari dalam dinding jiwanya.

Belum lagi, tidak ada teriakan memilukan tersebut yang mencapai Tatsuya. Hatinya tidak tergerak akan kata-kata itu. Itu karena bagi Tatsuya, "hal itu" hanya berupa aspek kenyataan yang bisa diterima.

Jadi Tatsuya cuma mengerti "arti" harfiah di belakang kata-katanya juga "perwujudan" yang dia teriakan. Di sini seorang nona muda dalam keputusasaan. Itulah satu-satunya hal yang ia buang.

Rasa kasihan yang Sayaka pikirkan dan lihat dalam matanya, hanyalah delusi yang dibawa padanya oleh keadaan sangat menyedihkannya.

Teriakan Sayaka tidak mencapai hati pemuda itu — tapi lewat kedalam hati gadis yang berdiri di sebelahnya.

"Aku tidak akan pernah memandang rendah Onii-sama."

Dia dengan tenang berkata.

Namun, suara ini mengandung cukup emosi untuk memadamkan teriakan Sayaka — emosi amarah murni, yang tersembunyi di bawah lapisan ketenangan.

"Meski setiap orang menghina, mengumpat dan memandang rendah kakakku, cinta dan rasa hormat yang aku pikul untuk Onii-sama tidak akan pernah berubah."

"...Kau..."

Sayaka tidak bisa berbicara.

Di depan pernyataan bangga Miyuki, Sayaka tidak hanya menemukannya terdiam, tapi menjadi tidak bisa berbicara juga.

"Cinta dan hormat yang aku pikul tidak berasal dari kekuatan satu sihir. Di mata dunia, sihirku jauh lebih besar dari Onii-sama. Meski begitu, hal itu tidak mempengaruhi cinta dan hormat yang aku pikul pada Onii-sama sedikitpun. Di depan perasaanku pada Onii-sama, semua hal itu menjadi sepele dan tidak berarti. Itu karena aku tahu kalau ini hanya merupakan bagian kecil dari Onii-sama."

"..."

"Siapapun bisa menghina Onii-sama? Bagiku, ini adalah kelancangan yang memuakkan. Ini benar kalau ada orang dungu yang menjelekkan Onii-sama. Tapi di waktu yang sama, ketika membandingkan dengan jumlah sampah seperti itu, ada sebanyak, tidak, banyak lebih orang yang mengakui bakat hebat Onii-sama. Mibu-senpai, kau benar-benar orang yang memprihatinkan."

"Apa katamu?"


Volume suaranya meningkat dengan sedikit.

Tapi ini adalah suara tak bernyawa. Suara yang kehilangan baik perasaan dan pemikiran.

MKnR v02 15.jpg

"Bukankah ada orang yang mengakuimu? Apa sihir hanya satu-satunya cara orang melihatmu? Tidak, tidak mungkin. Aku tahu setidaknya satu orang yang tidak melakukan ini. Apa kau tahu siapa itu?"

"..."

"Onii-sama mengakuimu. Keahlian berpedangmu, kecantikanmu."

"...Itu hanya penampilan."

"Memang, itu hanya penampilan. Tapi, bukankah ini bagian senpai juga, karisma dan rasa kepribadian senpai?"

"..."

"Tentu saja, penampilan adalah wajar. Termasuk dua pertemuan di kafe dan saat di depan Ruang Pengumuman Publik, ini adalah kali keempat kau berbicara dengan Onii-sama. Kau hanya menemuinya empat kali, berapa banyak kau kira memahaminya?"

"Itu..."

"Pada akhirnya, lebih dari siapapun yang lain, kaulah yang melihat dirimu diperlakukan secara berbeda. Lebih dari siapapun yang lain, kau jugalah yang memandang dirimu sebagai murid rendahan dan dengan hina menggunakan istilah 'Weed' pada dirimu sendiri."

Kata-katanya tak dapat dipungkiri.

Tidak ada keinginan untuk tidak mengakui perbedaan pendapat yang muncul ini.

Teguran ini menghantam Sayaka layaknya pukulan mengerikan, menyebabkan pikirannya menjadi kosong,

Kulit tanpa jiwa ini memberikan seruan lembut iblis untuk masuk.

Tidak, dalam hal ini, lebih seperti bisikan jelas pengendali boneka.

"Mibu, gunakan gelang!"

Itu berasal dari laki-laki pengecut yang gemetar dengan tak tahu malu di belakang gadis berusia 16 tahun.

Laki-laki ini tiba-tiba berteriak.

Menemani teriakan ini, pergelangan tangannya juga mengayun ke bawah.

Cetusan kecil menyala, bersama dengan asap tebal putih.

Pada saat yang sama, ada beberapa suara menusuk yang tidak dapat didengar.

Itu bunyi latar dari Psion.

Mereka mencoba untuk menghentikan sihir dari dipanggil dengan menggunakan Cast Jamming - Sorcery Disruptor.

Di dalam asap, kumpulan tiga langkah kaki terpisah bisa terdengar.

Tatsuya mencapai dua kali.

Dan memukul dua kali dengan telapak tangannya menuju asap.

Dengan kedua matanya benar-benar tertutup.

Terdapat dua suara berisi, bersama dengan suara dua tubuh menubruk lantai.

"Miyuki, berhenti!"

Ketika Tatsuya memberikan perintah ini.

Rangkaian Sihir Miyuki yang dirancang dengan cepat berubah menjadi benda lain.

Mengumpulkan asap putih bersama seperti tornado.

Awan debu memadat menjadi ukuran bola-bola ping pong, kemudian jatuh ke tanah terkunci di dalam balok es yang muncul entah dari mana.

Sekarang jika penglihatan tidak lagi terhalang, ruangan menampakkan tiga laki-laki terbaring di atas lantai.

Salah satu dari mereka berguling di atas lantai, mencoba untuk melawan balik rasa beku mematikan.

Dua orang lainnya menerima luka memar pada wajah mereka dan berbaring di sana tak sadar.

"Onii-sama, apa baik-baik saja melepaskan Mibu-senpai?"

Miyuki bersuara heran.

Dia tidak punya keraguan mengenai apakah Tatsuya mempunyai suatu motif tersembunyi.

Dalam pikiran Miyuki, ada sedikit kesempatan untuk Tatsuya mengembangkan suatu hubungan dengan wanita itu yang melampaui sendaugurau saudara kandung.

Miyuki juga dengan jelas mengerti kalau Tatsuya bukan jenis orang yang mencampurkan perasaan pribadi.

"Aku tidak meragukan kemampuanmu, tapi selalu ada kemungkinan kecelakaan ketika pandangan terhalang. Aku tidak ingin kau mengambil resiko itu, jadi biarkan Erika yang menangani Mibu-senpai."

Jalan keluar tercepat dari sini akan pasti memimpin secara langsung pada Erika di lantai pertama. Dengan keadaan Sayaka saat ini, dia tidak berada dalam kondisi untuk mencari rute lain.

"Aku tidak berpikir Erika punya ketertarikan dengan ini..."

"Mungkin, jika lawannya adalah siapapun yang lain dari Mibu-senpai."

Miyuki tidak benar-benar memahami apa itu berarti untuk memandang pada lawanmu.

Baginya, pertarungan merupakan sesuatu yang patut dihindari pada awalnya, tapi jika ditekan, kemenangan mengesampingkan segala urusan lain.

Itu tidak masalah siapa lawannya.

Untuk identitas lawannya, sebutan "musuh" adalah cukup, apapun yang lain menjadi tak berarti.

Dengan mengatakan itu, dari pandangan intelektual semata, dia mengakui kalau ada orang di luar sana yang menempatkan arti spesial pada siapa lawan mereka.

"Begitukah? Jika ini Erika, lalu harusnya tidak ada masalah."

Jadi mari tinggalkan Sayaka pada Erika, Miyuki berpikir sambil dia bergerak ke depan untuk membantu kakaknya mengikat perampok dengan cara sikap hati-hatinya pada teroris.


◊ ◊ ◊


Sayaka sekarang dengan utuh bergantung pada hati kecilnya untuk bergerak.

Gelang Antinite adalah kartu andalannya ketika datang waktunya untuk melarikan diri.

Mengalami pembelajaran untuk "Magister" (?), dia mengetahui sifat dan batas Cast Jamming.

Tidak, dalam hubungan untuk mengetahui gelang ini, Sayaka lebih tahu dari Penyihir rata-rata.

Gelang ini tidak memiliki kekuatan untuk mengalahkan Penyihir lain.

Itu hanya mempunyai kekuatan untuk mengganggu dengan sihir melalui Cast Jamming. Di samping dari memberikan metode menghindari serangan-serangan sihir, tidak ada tujuan lain.

Kau tidak bisa mengalahkan murid kelas 1 itu.

Di waktu itu, aku menyaksikan kemampuan mengagumkan yang belum pernah aku lihat sebelumnya.

Ketika pemimpin mereka memberikannya gelang ini, laki-laki itu dengan berulang memperingatinya akan hal tersebut.

Gelang ini digunakan dengan semata-mata untuk kabur.

Pemandangan yang sangat dalam tertanam di dalam otaknya dan gema perkataan kuat itu berkumandang di kedua telinganya, mendorong bagian tubuhnya untuk tetap bergerak.

Tidak ada langkah kaki di belakangnya.

Tidak ada yang mengikutinya.

Dalam hatinya, ia mengerti kalau rekan-rekannya telah dikalahkan.

Namun, pikiran melumpuhkannya tidak akan mengijinkannya membuat keputusan secara sadar untuk kembali dan menolong mereka.

Pikirannya penuh dengan kegagalan rencana mereka dan keinginan berikutnya untuk melarikan diri dari sekolah menuju markas sementara mereka, Sayaka lari melewati koridor dan pergi menyusuri tangga.

Di saat itu, kakinya terhenti di jalan buntu.

"Senpai, senang bertemu denganmu!"

Seorang gadis — kemungkinan murid kelas 1, memangginya "senpai" — tersenyum di depannya dengan kedua tangan menggenggam di belakangnya.

"... Siapa kau?"

Kewaspadaannya memaksa untuk bersuara.

Namun, ekspresi riang kelas satu tersebut tidak suram sedikitpun.

"Kelas 1E, Chiba Erika. Aku hanya ingin memastikan sesuatu. Mibu-senpai, yang mendapat perak di Kejuaraan Kendo Wanita Se-SMP, benar?"

Kata-kata itu menyerang Sayaka layaknya pukulan tak terlihat.

Ujung-ujung paling gelap kesadarannya dan rasa sakit hatinya yang terdalam seakan dilukai dengan shinai.

"... Memangnya kenapa?"

Menekan rasa sakit tiba-tiba, Sayaka membalas balik.

"Tidak, bukan apa-apa. Aku hanya ingin memastikan."

Erika memegang tangannya satu sama lain di belakangnya.

Namun, tidak ada titik lemah pada tubuhnya.

Siluet rampingnya tidak mampu menghadang koridor seluruhnya, tapi tak dapat ditemukan "celah" di manapun untuk orang lewat.

Dan selain itu... Apa tangan yang disembunyikan di belakangnya kosong?

Apa dia benar-benar tidak memegang apapun?

"... Tiba-tiba muncul di sini. Kau tidak mau membiarkanku lewat."

Tidak ada tanda pengejaran di belakangnya.

Bagaimanapun juga, yang disebutkan laki-laki itu, merahasiakan keberadaannya adalah mungkin mudah.

Sayaka mengekang emosi gelisahnya dan berusaha untuk berbicara dengan baik.

Ia tahu kalau kesempatannya lolos dengan tidak terluka adalah nol dari awal.

"Ke mana kamu pergi?"

"Itu bukan urusanmu."

"Kamu tidak ingin menjawab... ya?"

"Ya."

"Negosiasi gagal."

Erika dengan senang menyatakan.

Meski kata-katanya nampak sedikit sulit untuk percaya, tapi Sayaka tahu sangat baik kalau dia sejak awal tidak pernah akan melepaskannya.

Sayaka dengan cepat melirik kiri dan kanannya.

Sayangnya, dia tidak memegang senjata.

Sedang dilengkapi dengan sebuah CAD, dia akan harus menyetel Cast Jamming-nya demi menggunakan sihir.

Tongkat keabu-abuan muncul di sudut penglihatannya.

Tongkat stun milik salah satu rekan Sayaka.

Tongkat itu sedikit lebih pendek dari apa yang ia biasa gunakan, tapi itu akan cocok sebagai pengganti untuk senjata biasanya.

Sayaka perlahan menurunkan pusat gravitasinya.

Ia memusatkan segenap kekuatannya menuju kakinya.

Dan dengan langsung meloncat.

Setelah memegang tongkat stun di atas tanah, Sayaka melompat turun untuk menyambut gadis itu.

Di sisi lain, Erika hanya berdiri di sana memandang heran pada kejenakaan Sayaka.

"Tidak perlu buru-buru seperti itu, aku akan memberikanmu waktu untuk menemukan senjata..."

Sayaka bergejolak.

Ini bukan pertunjukan tunggal! Demi untuk menyembunyikan kecanggungan dan rasa malu yang dibawa oleh tindakannya, Sayaka menatap pada Erika dan berteriak,

"Menjauhlah dari sana! Atau kau akan terluka!"

"Pertahanan diri siap! Yah, aku tidak pernah bermaksud menggunakan alasan itu juga,"

Erika mengatakan dengan nada yang sangat gembira sambil dia mengeluarkan kedua tangannya dari belakang ke depan.

Tangan kanannya memegang tongkat polisi, sedang kirinya membawa pedang pendek asli.

Mengikuti itu, dia dengan biasa melempar senjata di tangan kirinya ke samping.

"Bisa kita mulai, senpai?"

Erika mengangkat tangan kanannya.

Sayaka juga mengambil jarak bertarung. Senjatanya diarahkan langsung pada lawannya, tangan kanannya ditempatkan di atas kirinya.

Di satu sisi, Sayaka dengan gaya dua tangan pusat. Di sisi lain, Erika dengan sikap berbelok setengah dengan satu tangan.

Pertandingan dimulai dalam sekejap.

Silangan di antara dua senjata, tapi ayunan mereka tidak memancarkan suara.

Dengan langsung ia melihat pergerakan, Erika mengayunkan tongkatnya pada leher Sayaka.

Sayaka dengan geram mengangkat tangannya.

Dia dengan cepat mundur, secara refleks mengambil sikap bertahan sambil dia hampir bisa menerima serangan ini. Pada waktu yang sama, lawannya sudah berada di belakangnya.

Untuk mengelak serangan berikutnya, Sayaka dengan insting mengangkat tongkatnya.

Getaran dari gema serangan di bawah tongkat stun itu merambati tangannya. Sayaka lebih dari cukup untuk menutup menuju jarak perkelahian tapi lawannya sudah lepas dari jangkauan.

"Personal Speed Magic...?"

Sayaka dengan lembut bergumam.

Erika tidak membalas.

"...Seperti Watanabe-senpai?"

Namun, kata-kata berikutnya membekukan Erika.

Meskipun itu cuma keraguan sementara, itu cukup untuk merubah momentum.

Erika, yang sekali lagi maju, dipaksa untuk berhenti oleh bunyi menusuk yang memenuhi koridor.

Ini adalah bunyi Psion, bunyi yang telinga biasa tidak bisa dengar.

Melihat wajah Erika yang berubah dengan gelisah, Sayaka dengan langsung menyerbu.

Ia tidak akan membiarkan lawannya bernapas.

Depan, depan, lengan bawah, perut, tebasan diagonal, pukulan atas, depan, tebasan diagonal arah sebaliknya...

Rentetan serangan pedang ini dengan jelasnya tidak dikembangkan hanya untuk latihan kendo, termasuk beberapa teknik dari gaya kendo lama.

Serangannya melaju seperti api.

Seperti pepatah yang didikte oleh Fūrinkazan, serangannya sesengit bara api.

Pada titik tertentu, bunyi Psion menghilang.

Alasan di belakang ini jelas.

Demi mengaktifkan Cast Jamming, gelombang Psion yang terus-menerus menjadi Antinite dibutuhkan.

Jika gelombang Psion berhenti, maka bunyi juga akan berhenti.

Bunyi yang awalnya memenuhi ruangan secara bertahap lenyap.

Karena Sayaka mengalihkan segenap kekuatannya menuju serangannya, memepertahankan Cast Jamming sejujurnya mustahil.

Selama seseorang mampu menggunakan sihir, tidak peduli seberapa hebat atau kuat serangannya, tidak ada yang bisa menandingi kecepatan sihir.

Karena dia dengan jelas mengetahui ini, Erika tidak berencana menggunakan sihir.

Dia mungkin tidak punya waktu untuk membentuk Rangkaian Sihir.

Erika adalah murid Jalur 2 yang tidak mampu mengatasi kemampuan teknis.

Meski begitu, CAD Erika merupakan model khusus yang diperkuat untuk pertarungan berkecepatan tinggi dan memiliki bentuk yang Erika kenal baik.

Selain itu, Engravement Magic-nya adalah tipe yang masih bisa menyalurkan Psion bahkan di bawah pengaruh Cast Jamming.

Jika dia bisa membuat pemisahan cukup, lalu dia akan dapat menggunakan serangan sihir.

Namun, Erika tidak mencoba untuk berhenti, maupun melangkah maju.

Dalam arah berlawanan pada pujian terang-terangannya, serangan Sayaka hanya bisa dijelaskan sebagai cukup ceroboh.

Di sisi lain, Erika menggunakan pergerakan tetap dan berubah-ubah untuk meredakan tiap serangan lawannya.

Kedua matanya memperlihatkan tanpa jejak pergolakan.

Napasnya pun masih tidak terengah-engah.

Yang pertama mulai bernapas dengan tidak teratur sebenarnya Sayaka, yang mengeluarkan seluruh tenaganya pada serangan itu.

Momentum berbalik dalam sekejap.

Peran penyerang dan penahan bertukar.

Erika mengelakkan serangan pamungkas lawannya, lalu dengan langsung membalas pada tongkat di mana Sayaka tidak bergerak.

Tongkat itu, yang berbentuk lebih rapuh dari pedang kayu atau tongkat, mendadak menghantam pada pangkalnya.

"..."

Sayaka menatap dengan lemah pada tongkat polisi yang diarahkan padanya.

Matanya masih terbakar dengan semangat bertarung.

"Ambillah."

Erika mengatakan tanpa menggerakkan senjatanya.

"..."

Tidak bisa untuk memahami perkataannya, Sayaka tidak membalas.

"Ambil pedang di lantai itu tunjukkan padaku kekuatanmu yang sebenarnya. Aku akan menghancurkan ilusi kecantikan yang membutakanmu."

Sayaka mengabaikan tongkat polisi di depan matanya dan menekuk kedua lututnya.

Ia mengambil pedang yang Erika buang itu, kemudian sekali lagi kehilangan pendirian.

Setelah itu, Sayaka mengingat sesuatu, menghentikan pendiriannya dan meletakkan tangan kirinya di atas tangan kanannya.

Ia melepaskan gelang perunggu pada tangan kanannya.

Dan melemparkannya ke lantai.

"Aku tidak perlu bergantung pada itu. Aku akan menggunakan kekuatanku sendiri untuk mematahkan teknikmu."

Sayaka melepaskan jaket seragamnya.

Di SMA Satu, dua orang siswi yang mengenakan pakaian tak berlengan di bawah jaket seragam mereka.

Kedua lengan Sayaka yang nampak dari bagian bawah pundaknya, yang menjamin kebebasan bergerak menyeluruhnya.

Sayaka membalik bilah mata pedang menuju atas.

Menikam dengan belakang pisau adalah metode yang benar-benar mengabaikan sifat senjata, dan hanya meningkatkan resiko pedang patah.

Bahkan dengan keadaan merugikan ini, Sayaka enggan untuk mengijinkan keraguannya kearah membunuh yang menumpulkan kecepatan mata pedang, oleh karena itu dia memposisikan ini.

"Aku mengerti."

Mereka berdiri dengan posisi siap menghadapi satu sama lain.

"Kemampuanmu sepertinya berasal dari teknik yang sama seperti Watanabe-senpai."

"Jangan menyebut kemampuan berpedangku sama dengan wanita itu. Kami benar-benar berada di tingkat yang berbeda."

Masing-masing pihak menukarkan satu kalimat, yang menggemborkan awal tiang lisan.

Sesudah itu, keheningan menguasai suasana.

Keheningan berubah menjadi kegelisahan, dan kegelisahan berubah menjadi keadaan mendesak.

Layaknya kedesakan yang semakin keras, sosok Erika menghilang.

Pertukaran berakhir dalam sekejap.

Suara singkat logam berselisih.

Ini nyatanya mustahil untuk mata telanjang membedakan, tapi Sayaka benar-benar berhasil bertahan melawan salah satu serangan-serangan magis akselerasi Erika.

Ia berhasil menangkis serangan pertama "pedang panjang".

Pedang pendek yang meluncur dari kedua tangan teguh Sayaka.

Setelah itu, Sayaka menekan lengan kanannya dan jatuh pada satu lutut.

"Maaf, senpai. Itu mungkin patah."

"...Retak tulang. Bukan masalah. Aku tidak berpikir kau menahan."

"Ya, senpai, kau bisa mengangkat kepalamu tinggi. Itu karena kau memaksa wanita keluarga Chiba untuk serius."

"Begitu... Jadi, kau anggota keluarga Chiba."

"Itulah kebenarannya. Ngomong-ngomong, Watanabe Mari adalah murid keluarga kami juga. Akulah orang yang mengatur sertifikasinya. Dalam ilmu berpedang sungguhan, aku lebih unggul."

Mendengar ini, Sayaka akhirnya tersenyum.

Singkat, senyum yang riang.

MKnR v02 16.jpg

"Begitu ya...? Aku mengatakan, meski yang kalah tidak punya hak untuk meminta keuntungan, bisa kau memanggil bantuan untukku? Aku merasa, kesadaranku, memudar, ah..."

Sayaka merebah ke lantai.

Erika dengan hati-hati mengangkutnya.

Dia dengan lembut berbisik ke dalam kedua telinga Sayaka yang tidak sadar.

"Jangan khawatir, senpai. Karena kouhai baikmu ini akan mengeluarkanmu dari sini."


◊ ◊ ◊


"Jadi, kau ingin aku membawa Mibu-senpai keluar dari sini?"

Mengenai pertanyaan wajar Tatsuya, Erika menganggukkan kepalanya seolah dia tidak bisa sembrono.

"Tentu, dia tidak seberat itu."

"Tidak, itu bukan masalahnya."

"Sekarang kau bisa dengan sah memeluk gadis cantik sendiri, jadi mengapa kau tidak senang saja toh?"

"Aku tidak tertarik dengan masalah sepele seperti itu... Tidak, itu masih bukan masalahnya."

"...Nah, aku hanya punya prasangka tentang ini. Apa Tatsuya-kun tidak tertarik dengan wanita? Seperti, apa kau berbelok ke arah itu?"

"Apa maksudmu dengan arah itu?"

"Gay!"

"Yang benar saja! Itulah kenapa aku mengatakan ini bukan masalahnya. Kita bisa langsung memanggil bantuan, jadi kenapa aku yang harus membawanya?"

Miyuki tertawa dengan riang pada pemandangan ini.

Tatsuya dengan bersamaan dihadapkan dengan kelelahan yang meningkat sambil mencoba untuk menguraikan logika Erika di waktu yang sama. Sampai sejauh ini, ia sudah setengah menyerah di dalam.

"Pastinya itu akan membuat Mibu-senpai sangat senang!"

Pada titik tertentu, Tatsuya berhenti membalas.

Sementara ia masih merasa kalau proposal itu tidak logis, ia juga menghentikan fakta kalau menggunakan logika untuk meyakinkan Erika akan menjadi pekerjaan yang sangat menantang.

Boleh dikatakan, pembicaraan mencapai kesimpulan.

"Bukankah ini bagus, Onii-sama? Meskipun lukanya tidak parah, itu benar kalau sebelumnya dia bisa dirawat lebih baik. Aku pikir, cara yang paling tepat mungkin untuk Onii-sama membawanya. Kalau begitu, tidak berguna menjelaskannya lebih lanjut. Soalnya lawanmu adalah Erika."

"Tunggu, Miyuki, apa maksudnya itu?"

"Yah, itu benar. Oh, benar."

"Tunggu, Tatsuya-kun, apa ini, menyerang orang ketika mereka sedang lelah? Bukankah kalau dua lawan satu itu sedikit curang?"

"Ara, aku jelasnya kawan Erika di sini!"

"Bohong! Ketahuan bohongnya!"

Ketika dihadapkan dengan teriakan Erika, Miyuki hanya tersenyum dengan senang. Dengan pembicaraan ini sebagai BGM, Tatsuya dengan hati-hati mengangkat Sayaka.

Tindakan ini tidaklah tiba-tiba, ataupun ia ragu ketika melakukannya.

Lebih seperti ia tidak tahu di mana menempatkan tenaganya untuk melakukan ini.

"Hm, seperti yang diharapkan, Tatsuya-kun benar-benar bisa diandalkan."

Untuk beberapa alasan, Erika mengungkapkan pendapat ini sambil mengangguk beberapa kali. Karena membalas pada kata-katanya hanya akan membuang banyak waktu, Tatsuya memutuskan untuk mulai berjalan.

Wajah tak sadar Sayaka tampak seperti dia tertidur dengan lelap.


◊ ◊ ◊


Setelah mendengar penangkapan mata-mata perpustakaan lewat layar terminal portable-nya, Tsukasa dari Divisi Kendo Laki-laki mengetahui kalau ia bersekonggol dengan kakak laki-lakinya, pimpinan cabang Jepang Blanche saat ini, dan mencari perintah lebih lanjut. Ini telah diselesaikan dalam kurun waktu yang sesingkat mungkin.

Sedang secara teknis kakaknya, dia satu-satunya kakak angkat dari pernikahan kedua ayahnya di tempo hari. Namun, Tsukasa selalu mempercayai kakaknya seakan mereka terhubung dengan darah. Pada awalnya tidak ada perasaan canggung di antara keduanya setelah pernikahan itu, jadi bagaimana mereka bisa sampai sejauh ini? Ia hanya tidak bisa mengingat bagaimana.

Kapanpun ia memikirkan misteri ini, hal itu dengan langsung terkubur dibalik pemikiran lain. Sesaat Tsukasa memikirkan ini, ia menggelengkan kepalanya, karena sekarang bukan waktunya untuk memikirkan. Ini terlalu berbahaya menggunakan jaringan internet untuk menghubungi. Ia tidak khawatir sampai didengar; ia hanya tidak ingin menggunakan cara komunikasi normal seperti itu, tapi ini adalah situasi kritis. Suatu pesan masuk, apakah dengan jaringan kabel atau tidak, akan beresiko ditangkap, sehingga memikirkan seperti ini hanyalah wajar.

Tsukasa tidak memperkirakan adanya masalah dengan meninggalkan sekolah. Meski ini adalah situasi kritis, ini bukan waktunya perang di sekolah. Meski orang-orang yang tidak berafiliasi dengan klub yang menjalani pemeriksaan ketat, ini pada umumnya tidak mempengaruhi murid-murid.

Tsukasa memutuskan berdasar pada anggapan ini, tetapi sayangnya takdir berkata lain.

"Bukannya ini Tsukasa dari klub kendo. Apa mau pulang?"

Tsukasa yang hendak keluar gerbang utama, seseorang memanggilnya dari belakang.

Ini bukan seorang teman. Ia tidak kenal suara itu.

Ketika ia berbalik, apa yang berdiri di depannya adalah sosok berkulit hitam yang bertinggi sedang dan cukup dideskripsikan sebagai kasar. Seperti Tsukasa, dia besar, murid kelas tiga yang sehat dan kuat. Dia mengenakan lambang Komite Keamanan di pergelangan tangannya.

"Tatsumi... Uh, bukankah aktifitas klub dibatalkan karena kerusuhan? Itulah kenapa aku memutuskan untuk pulang!"

Bimbang karena tindakan canggung akan menyusahkan. Dengan sadar menyuruh tubuhnya untuk bekerja sama, Tsukasa membalas balik dalam sebuah suara.

"Begitu ya? Yah, tidak masalah sih. Semua aktifitas klub mungkin dibatalkan."

"Ah, itu. Jadi—"

Selamat tinggal. Kata tersebut berada di ujung lidahnya, tapi Tsukasa tidak pernah mendapat kesempatan untuk mengatakannya.

"Tunggu sebentar. Ada sesuatu yang aku ingin tanyakan."

Hatinya berdegup.

"Tanyakan?"

Hampir berhasil menahan keragu-raguannya, Tsukasa sudah memalsukan ekspresi heran.

"Yah, aku perlu menanyakanmu secara pribadi, Tsukasa."

Suara Tatsumi nampak untuk mengipasi bara api emosi Tsukasa. Tsukasa meraka seolah suara itu mengetahui semua yang dia lakukan.

"Atasanku memiliki kemampuan khusus yang hebat."

Tiba-tiba, pembicaraan berubah seluruhnya — setidaknya itulah apa yang terdengar — tetapi perasaan kewaspadaan yang sama dari awal tidak berkurang sedikitpun.

"Dengan memanipulasi situasi saat ini dan menambahkan beberapa peningkatan, kita bisa membuat serum asli tanpa menggunakan obat-obatan terlarang."

Teriakan akan paksaan keluar dari tenggorokannya, tapi Tsukasa menahannya.

Namun, ialah yang menghabiskan waktunya.

"Kau tidak harus memalsukan ambivalensi[6], Tsukasa. Mengerti apa yang aku bicarakan, 'kan? Kami sudah punya bukti, kalau kau memesannya untuk melakukan hal itu."

Tsukasa tidak membalas.

Sementara ia adalah murid Jalur 2 yang lemah dalam kemampuan teknik, berkat latihan ekstensifnya di kendo ia memiliki cukup kepercayaan tinggi dengan Kecepatan Sihirnya sendiri. Keduanya yang terlihat wajar berkulit hitam dan Tatsumi adalah salah satu dari beberapa murid kelas 3 yang sanggup menggunakan kecepatan, tapi Tsukasa yakin ia tersudut dalam jejak kaki yang bersih.

Semua ini berada dalam perhitungan Tsukasa, tapi rencanannya hancur sebelum terlaksana.

"Tsukasa-senpai! Ikutlah dengan kami sebentar!"

Muram tetapi suara kuat menderang. Lebih tepat, suara pemiliknya berdiri dengan langsung di jalannya.

"Sawaki... Kenapa kalian berdua di sini?"

Tsukasa dengan kasar berteriak. Ketika kerusuhan terjadi, keduanya harusnya ada di perpustakaan. Kenapa dua anggota divisi tempur aktif ditempatkan jauh-jauh di sini? Itu hanya normal untuk Tsukasa ingin tahu.

"Kau masih belum menyadari? Pekerjaan kami semata-mata untuk memantauimu hari ini, dengan beberapa bantuan dari personil Sensory System jarak jauh. Kami akan membuang waktu jika kau tidak terperangkap pada akhirnya, tapi kami akhirnya menyadari rute kaburmu."

Sambil Tatsumi dengan senang menjelaskan di belakangnya, Tsukasa menyadari keputusan untuk menerobos lewat sini.

Menerobos akan terjadi dalam arah Sawaki. Dalam situasi ini, kembali ke sekolah adalah bunuh diri.

Dengan begitu, meski Sawaki yang merupakan murid kelas 2, dia menguasai dalam bentuk pertarungan sihir langsung yang disebut Magic Martial Art. Tanpa persenjataan, Tsukasa tidak punya pilihan — dengan langsung bertarung, itu saja.

Tsukasa melepaskan kain yang terikat di sekitar lengan kanannya.

Di dalamnya, terdapat sebuah gelang berwarna perunggu. Gelang Antinite.

Ia mengaktifkan Cast Jamming.

Tsukasa tahu kalau dengan menyebarkan gelombang Cast Jamming, ia memperingati kawan mereka untuk lokasinya. Namun, ini bukan waktunya khawatir tentang itu. Hal yang paling penting adalah lepas dari jebakan saat ini dan menghubungi kakaknya — pemikiran kuat ini mendominasi tindakan Tsukasa.

Tsukasa menyerbu menuju Sawaki, yang mengerutkan kedua alisnya. Di masanya, Seni Bela diri Sihir adalah kemampuan yang menggunakan sihir untuk menguatkan tubuh fisik, yang memungkinkan pemakaian kemampuan tempur kuat. Dalam skenario di mana tidak ada sihir yang digunakan, meski dia tidak bersenjata, tanpa bantuan sihir. Dengan ini dalam pikirannya, Tsukasa menyongsong kearah Sawaki.

Sawaki dengan mudah menghindari pukulannya.

Panggulnya menerima serangan kuat. Siku Sawaki mendorong menuju perut Tsukasa.

"Tsukasa, bodoh, kayaknya kau tidak mengerti."

Sambil Tsukasa jatuh ke tanah, Tatsumi mengatakan ini dalam cara bicara yang simpatik.

"Sawaki adalah lawan yang sulit bahkan tanpa sihir. Ada banyak orang yang salah paham tentangnya, meski mereka tidak mampu melakukan apapun tanpa sihir, dan tidak bisa bergerak dengan bebas tanpa hal yang tidak ada gunanya seperti sihir."

Mengerang dengan rasa sakit, Tsukasa tidak bisa membalas. Sawaki dengan tenang mengikat Tsukasa dengan aman.


◊ ◊ ◊


Di dalam Ruang Kesehatan, mereka mendengar pada cerita pihak Sayaka.

Tangan kanannya membutuhkan perawatan, jadi ini terbaik tidak untuk mengganggunya terlalu banyak. Sementara dokter sekolah melarang ini, saat ini Sayaka yang ingin memberitahu ceritanya.

Mayumi, Mari dan Katsuto semuanya berkumpul untuk mendengarkan ini. Sang dalang Tsukasa Kinoe telah ditangkap, dan kerusuhan ditekan sampai rata, tapi rincian pasti di belakang serangan masih belum diketahui. Penyerang luar sekolah yang tertangkap sudah diserahkan pada polisi oleh fakultas, dan berkat usaha OSIS, Grup Ekstra Kurikuler dan Komite Keamanan, tidak ada murid yang terpengaruh.

Saat ini, Tsukasa tidak berada dalam kondisi diintrogasi. Mempertimbangkan baik-baik, pengakuan Sayaka menjadi satu-satunya sumber informasi, jadi itu tidak aneh untuk Mayumi dan lainnya hadir.

Cerita dimulai ketika Sayaka pertama diperkenalkan pada rekan lainnya.

Tahun lalu, singkatnya setelah Sayaka memasuki sekolah, dia mulai berbicara dengan Tsukasa. Di waktu itu, ada banyak simpatisan di klub kendo. Itu tidak hanya klub kendo, tapi murid-murid juga membentuk klub-klub latihan sihir dengan filsafat serupa. Hal itu datang sebagai sebuah kejutan besar untuk menemukan kalau waktu dan skala operasi jauh melewati harapan Mayumi dan teman-temannya. Seseorang yang menerimanya paling sulit kemungkinan Mari. Mayumi, Mari dan Katsuto semuanya berbeda pendapat dengan pernyataan ini dari awal.

"Maaf, aku tidak pernah membayangkan ini bisa terjadi, tapi..."

Erika menatap dengan maksud pada kedipan Mari.

Namun, Mari tidak punya waktu untuk peduli tentang tatapan ini.

"Mibu, apa yang kau katakan itu benar?"

Mendengar pertanyaan terputus-putus Mari, Sayaka menurunkan kepalanya untuk kurang dari sedetik.

Mengangkat kepalanya, Sayaka mengangguk dengan tenang, dan membalas dengan cara tenang yang sama.

"Sekarang kalau diingat-ingat, aku mungkin telah sangat bangga dipanggil 'gadis kendo' sewaktu SMP. Oleh karena itu, setelah aku datang ke sekolah, aku melihat kemampuan berpedang luar biasa Watanabe-senpai selama pekan penerimaan klub. Aku mengajukan surat permohonan untuk pelajaran pribadi darimu, tetapi dengan dingin ditolak, dan itu salah satu yang membuat... aku tidak bisa jadi lawanmu mungkin karena aku murid Jalur 2. Sekali aku memikirkan ini, aku kehilangan semua motivasiku."

"Tunggu... Tunggu sebentar. Pekan penerimaan tahun lalu, ketika aku sedang berpergian selama pelajaran kenjutsu? Aku ingat insiden itu. Aku tidak melupakan permohonanmu menjadi lawanku. Tapi, aku tidak ingat dengan kasar menolakmu?"

"Ini biasa untuk orang-orang sulit mengerti perasaan ditolak."

Erika mengomeli Mari dengan nada ironis, yang berdiri di sana dengan ekspresi serius dan kepala turun.

"Erika, diamlah sedikit."

Tapi dia dihentikan oleh Tatsuya.

"Apa? Apa Tatsuya-kun ada di pihak Watanabe-senpai juga?"

"Aku hanya ingin kau selesai mendengar padanya. Kau bisa memarahi orang atau berdebat tentang ini setelah mendengar semuanya."

Mendengar ceramah ini, Erika mengungkapkan ekspresi tak senang, tapi dengan tenang tanpa menghiraukan.

Setelah keheningan singkat, Sayaka dengan penuh rasa sakit melanjutkan.

"Senpai, kamu mengatakan kalau aku tidak bisa jadi lawanmu, jadi aku tidak perlu menghabiskan waktuku dan pergi mencari orang yang bisa bertanding melawanku... Mendengar ini dari senpai terhormatku baru setelah datang ke sekolah..."

"Tunggu... Tidak, tunggu sebentar. Itu salah paham, Mibu."

"Eh?"

"Benar kalau aku mengatakan itu. — Aku minta maaf, tapi kemampuan berpedangku tidak bisa bersaing melawanmu, jadi ini menghabiskan waktumu. Jadi itulah kenapa kau harus pergi mencari lawan yang berharga untuk dirimu — Begitulah. Bukankah itu bagaimana?"

"Eh, itu... Lalu, jika begitu..."

"Dengan kata lain, inilah mengapa aku mengatakan 'tidak bisa jadi lawanmu'. Ini karena kau jauh lebih kuat dariku dalam teknik berpedang."

Sayaka mengenakan ekspresi lemah sambil Mayumi berbalik untuk bertanya.

"Tunggu, Mari. Maksudmu kalau kau menolak permintaan Mibu karena dia jauh lebih kuat darimu, apa aku benar?"

"Ya pastinya. Sedangkan itu benar kalau aku punya keunggulan setelah menambahkan sihir ke dalamnya... Kemampuan yang aku pelajari semua adalah berarti digunakan bersama dengan sihir. Aku menjalani latihan fisik dan senjata untuk bisa lebih baik bagaimana menggunakan sihirku lebih efektif. Tidak mungkin aku bisa berhadapan pada Mibu dalam teknik berpedang murni."

"Jadi... Ini kesalahpahamanku... selama ini...?"

Kehenyakan canggung membanjiri Ruang Kesehatan.

"Aku merasa seperti idiot... aku dengan egois menyalahpahami perhatian senpai... menempatkan diriku murung..."

Hanya rengekan Sayaka yang mendorong kesunyian.

"Aku tidak berpikir ini percuma."

Sampai Tatsuya memecahkan dengan kata-katanya.

"... Shiba-kun?"

Sayaka mengangkat kepalanya dan menatap langsung pada Tatsuya, yang berlanjut berbicara dengan suara samar-samar.

"Itulah apa yang Erika katakan setelah melihat kemampuan senpai. Menjadi paling dipahami oleh Erika, kamu sangat lebih kuat dari 'gadis kendo' yang mendapat perak di kompetisi SMP. Itu mungkin sedih kalau kekuatan barumu berasal dari dendam dan kebencian. Tapi, tanpa ditanyakan bahwa kemampuan berpedang Mibu-senpai meningkat melalui dedikasi dan ketekunanmu sendiri. Kamu tidak dikonsumsi oleh kebencian, maupun dilampaui oleh keputus-asaan sambil menghabiskan melatih dirimu tahun lalu untuk tahap berikutnya. Jadi aku tidak berpikir ini percuma."

"..."

"Ada banyak titik waktu dalam pertumbuhan lebih kuat. Terdapat banyak alasan dibalik kerja keras. Kamu hanya benar-benar menghabiskan waktumu jika menyangkal berjam-jam, kerja keras dan hasil yang berasal dari apa yang kamu lakukan, bukankah begitu?"

"Shiba-kun..."

Air mata mengalir dari kedua matanya sambil Sayaka menengadah pada Tatsuya.

Namun, kali ini, dia tersenyum.

"Shiba-kun, aku punya permintaan."

"Apa itu?"

"Bisa kau sedikit mendekat?"

"Apa ini cukup?"

"Sedikit lagi."

"Ha."

Atmosfir berubah; suasana tegang segera menjadi tidak tetap.

Namun,

"Lalu, kumohon."

Dengan cepat,

"Berdiri di sana saja dan jangan bergerak."

Berbalik menjadi suasana gugup.

Sayaka dengan erat menggenggam seragam Tatsuya, dan membenamkan wajahnya menuju dada Tatsuya.

"Wa, wah..."

Keseduhan dengan langsung berubah menjadi ledakan yang penuh tangisan.

Menekan pada dada Tatsuya, Sayaka berlinangan air mata.

Semuanya melihat satu sama lain dengan kekagetan sambil Tatsuya dengan tanpa kata-kata menahan bahu rampingnya. Melihat ini, Miyuki menurunkan kepalanya.


Setelah akhirnya tenang, Sayaka mulai menjelaskan apa yang dia ketahui tentang Blanche, organisasi yang membelakangi aliansi.

"Seperti yang kamu perkirakan, Onii-sama."

"Ini begitu akurat sampai jadi membosankan."

"Itulah bagaimana kenyataannya, Ketua. Namun, masalah sesungguhnya datang selanjutnya."

Tatsuya berbicara seolah ia sudah merencanakan arah tindakan berikutnya.

"... Tatsuya-kun, apa kau akan melawan mereka?"

"Itu cara yang kurang tepat untuk menjelaskannya. Aku tidak akan melawan mereka, aku akan membasmi mereka."

Mendengar keragu-raguan bercampur takut Mayumi, Tatsuya dengan terus terang membalas balik dengan metode pendorong sebisa mungkin.

"Itu berbahaya! Kau sudah berada di luar kewajiban murid."

Orang pertama yang keberatan adalah Mari.

Bahkan di dalam batas sekolah, Mari adalah orang yang secara terus menerus melakukan pertarungan, jadi perasaan bahayanya terutama tajam, yang wajarnya hanya diberikan keadaan.

"Aku menentangnya juga. Kamu harus menyerahkan kasus luar sekolah pada polisi."

Mayumi dengan serius menggelengkan kepalanya.

Namun,

"Apa ini sebelum atau sesudah kita melepaskan rincian yang melingkupi usaha pencurian Mibu-senpai dan menyerahkannya pada pengadilan?"

Pada perkataan Tatsuya, Mayumi membeku dan tidak bisa mengucapkan kata-kata lain.

"Begitu. Jadi kau tidak ingin polisi ikut campur. Dan itulah kenapa ini sesuatu yang kau tidak bisa abaikan. Demi mencegah pengulangan di masa depan terjadi. Apa itu benar, Shiba?"

Mata terbakar Katsuto melihat pada kedua mata Tatsuya.

"Lawanmu adalah teroris. Jika kau melengahkan penjagaanmu, kau akan mati. Itu tidak masalah jika ini aku, Mayumi atau Watanabe, kami tidak akan membiarkan murid-murid dari sekolah ini ikut terlibat."

"Tentu."

Meskipun begitu, Tatsuya tidak gemetar di depan tatapan itu, dan dengan langsung membalas.

"Dari awal, aku tidak pernah berencana meminta bantuan dari Komite Keamanan atau Grup Ekstra Kurikuler."

"... Kau mau pergi sendiri?"

"Itulah rencananya."

"Aku pergi denganmu."

Mendengar jawaban segera adiknya, Tatsuya menyatakan senyum pahit.

"Aku juga."

"Dan aku."

Erika dan Leo keduanya melangkah ke depan, mengungkapkan maksud mereka untuk ikut bergabung.

"Shiba-kun, jika kau melakukan ini karena aku, aku mohon pertimbangkanlah. Seperti yang Ketua katakan, serahkan saja ini pada polisi. Aku akan baik-baik saja. Aku hanya akan dihukum untuk apa yang aku lakukan. Dibandingkan pada itu, jika Shiba-kun tersakiti karena aku, aku tidak akan bisa menerimanya."

Sayaka dengan cepat mencoba menghentikannya, tapi ekspresi Tatsuya tidak sangat menyambut.

"Ini bukan untuk Mibu-senpai."

Kata-kata dingin tersebut menghentikan Sayaka sejenak, menyebabkannya merendahkan kepalanya.

"Sebagai orang yang kehidupan pribadinya telah dibahayakan oleh teroris, aku juga harus membantu dalam hal ini. Aku akan memusnakan segala sumber kejahatan yang diarahkan pada Miyuki dan diriku. Ini adalah prioritas tertinggi bagiku."

Apa ia dengan sengaja mengemban semua tanggung jawab demi meringankan rasa berdosa Sayaka? — Itu tidak terlihat begitu, diberikan ekspresi saat ininya. Kurangnya pengertian Miyuki pada pemikiran kakaknya, Leo, Erika, Mayumi dan Mari menyimpulkan kalau Tatsuya berbicara dengan sungguh-sungguh dari lubuk hatinya.

Tatapan menusuk dan dinginnya sendiri cukup untuk meyakinkan mereka hal itu.

Tidak ada kemarahan, maupun getaran semangat bertarung, hanya dengan tenang menyatakan keinginannya untuk menghancurkan teroris. Di depan kepercayaan Tatsuya — atau mungkin ketetapan hati — Katsuto pun tidak bisa mengatakan lebih.

"Namun, Onii-sama, bagaimana kita benar-benar mengalahkan akar dan cabang Blanche? Mereka harusnya sudah dievakuasi dari markas sementara yang Mibu-senpai bicarakan, jadi aku tidak akan berpikir akan ada banyak petunjuk tersisa."

Hanya Miyuki yang dapat bertentangan dengan kakaknya secara normal.

"Itu benar, Tsukasa-senpai akan sepertinya mengatakan hal yang sama. Lebih dari menyebut tidak ada petunjuk tersisa, itu akan lebih tepat mengatakan kalau kita tidak pernah punya petunjuk sejak awal."

"Lalu, apa yang harus kita lakukan?"

Meski tidak ada suatu petunjuk, Miyuki melanjutkan untuk menanyakan kakaknya tanpa jejak kecemasan pada penampilannya.

"Untuk memahami yang tidak diketahui, satu-satunya hal yang perlu dilakukan adalah menanyakan orang yang akrab dengan subjek."

"... Orang yang akrab dengan subjek?"

"Apa kau punya ide, Tatsuya?"

Tatsuya tidak membalas pada pertanyaan Erika dan Leo. Ia hanya membuka pintu yang menuju jalan keluar.

"Ono-sensei?"

Mayumi tersenyum dengan cara kagum pada pandangan Haruka dalam pantsuit[7].

"... Aku ternyata cukup naif untuk mencoba dan menyembunyikan keberadaanku melawan murid kesayangan Yakumo-sensei..."

Dia memaksakan senyum sembari mengatakan ini dengan suara mengabaikan. Targetnya dengan jelas Tatsuya.

Tatsuya yang tidak peduli membalas dengan suara agak terkejut.

"Kau tidak pernah bermaksud untuk menyembunyikan keberadaanmu sejak awal. Berkat semua ketidakbenaran yang kau bicarakan, aku tidak bisa memberitahu apakah kau memberitahu kebenaran lagi."

"Aku akan mengingat itu."

Tatsuya membuat gerakan menyambut untuk mengantarnya masuk, sementara Haruka perlahan melangkah menuju sisi tempat tidur.

Dia membungkuk dan bertemu tatapan dengan Sayaka, yang duduk di atas tempat tidur.

"Sepertinya kamu baik-baik saja..."

"Ono-sensei..."

"Aku minta maaf tidak bisa menawarkan suatu bantuan."

Sayaka menggelengkan kepalanya sambil Ono-sensei menempatkan tangan pada bahunya dan melihat ke dalam matanya. Setelah sejenak, dia mengarahkan tatapannya pada sisi tempat tidur.

"Haruka-chan, apa kamu tahu di mana lokasi Blanche saat ini?"

Siapa yang kau bicarakan? -- Ono-sensei memutuskan untuk tidak melakukan akting biasanya.

"Haruka-chan?"

"Ah? Tatsuya, apa kau tidak tahu?"

Pertanyaannya sendiri jelas, tapi sekarang kalau ia berada di ujung penerimaan, Tatsuya ragu pada bagaimana untuk menjawabnya.

"Teman sekelas kita memanggil pada sensei seperti itu. Haruka-chan juga mengatakan tidak peduli."

"Itu bukan semuanya sih, hanya laki-laki saja. Tatsuya-kun, kau tertipu."

"Ah..."

Drama tak diperkirakan ini dengan cepat meredakan suasana tegang di ruangan.

Dengan begitu, lebih dari menyalahgunakan situasi dan menyebabkan ketegangan meningkat, ini mungkin pilihan yang lebih baik, Tatsuya memikirkan pada dirinya. Kalau begini, ini adalah penjelasan yang ia bisa sedikit terima.

"—Lalu, Ono-sensei."

"Kamu bisa memanggilku Haruka-chan kalau mau."

Ia tidak bisa percaya berada dalam keadaan sulit seperti itu karena akting wanita ini. Satu-satunya hal yang Tatsuya bisa lakukan adalah mengendalikan gangguannya.

"—Ono-sensei, mengingat situasinya, anda bisa berhenti berpura-pura."

"Gak ramah banget deh."

"..."

"... Ehem."

Tatapan buram yang diarahkan pada Tatsuya benar-benar janggal tidak peduli bagaimana kau membaginya, tapi setelah dehaman itu — suara dehaman melebih-lebihkan itu — Haruka merubah keperawakannya.

"Seseorang dapatkan peta. Lebih cepat seperti ini."

Tatsuya dengan tenang mengeluarkan terminal informasi.

Ia membuka layar dan menyiapkannya pada mode peta.

Haruka juga mengeluarkan sebuah terminal — lebih anggun dan halus dari gerakan Tatsuya — dan menyiapkannya untuk transmisi terarah.

Setelah menerima sinyal, sinar kilat muncul di atas peta.

"...Itu tepat di bawah kita!"

"...Apa meraka bercanda?"

Alasan di belakang penghinaan Leo dan Erika dalam kenyataannya kalau sarang musuh bisa dicapai dengan kaki dalam sejam.

Gambaran yang diperbesar sebelum berganti menjadi susunan yang lebih rinci.

Lokasinya adalah bukit-bukit di luar kota sebagaimana mestinya, dekat pabrik-pabrik untuk industri bahan kimia yang mati.

"... telah dikonfirmasi kalau pabrik itu adalah persembunyian Eco-teroris, yang ditinggalkan ketika lenyap."

Tatsuya membaca catatan tambahan.

"Mereka kembali ke lokasi ini tanpa dideteksi oleh pelaksana hukum resmi."

"Jadi mereka adalah grup yang sama?"

Walau diutarakan sebagai sebuah pertanyaan, diberikan penglihatan pada wajah Mari dan Mayumi, pemikiran dalam mereka adalah yang susah dirahasiakan.

"Apa ada bahan beracun yang diangkut ke lokasi ini selama waktu ini?"

"Hm, mengenai pada penyelidikan kami, tidak ada persenjataan BC (Biochemical)[8] di tempat."

Mendengar tanggapan Katsuto, Haruka mengangguk.

"Kita harusnya tidak punya masalah dengan transportasi."

"Apa mereka mendeteksi sihir kita?"

"Meski mereka mendeteksi kita, mereka tidak akan mengubah rencana mereka juga. Mereka mungkin bersembunyi dan menunggu untuk kita muncul."

Tatsuya menunjuk pada dirinya sebagai "orang yang terlibat" bukan karena semua korban itu adalah pelajar yang bergabung dengan SMA Satu. Teroris mengarahkan untuk merampas penelitian dan teknik sihir yang belum dipublikasikan. Dengan pemikiran itu, kemampuan pribadinya mungkin juga ditargetkan oleh teroris. Tatsuya menduga kalau Tsukasa Kinoe menyergapnya sejak awal untuk menegaskan sebagaimana berhasil tekniknya.

"Serangan penuh dari depan?"

"Itu mungkin akan jadi taktik harapan terkecil musuh."

Tatsuya tidak perlu mengatakan apapun. Sesaat Miyuki mengumumkan deklarasi perang seperti itu, mereka berdua sudah merencanakan strategi mereka.

Katsuto setuju pada poin ini.

"Ya, itu taktik yang bisa diterima. Biarkan aku menyiapkan mobil."

"Eh? Juumonji-kun pergi juga?"

Pertanyaan Mayumi mungkin tercermin dalam pikiran Tatsuya.

Katsuto pastinya tidak terlihat seperti tipe yang akan menghalangi bawahannya dari bertarung, hanya menyerbu ke garis depan dengan sendirinya.

"Ini adalah kewajiban keluarga Juumonji yang mengemban nama Ten Master Clans. Tapi sebelum itu, aku masih murid SMA Satu, jadi tidak mungkin aku bisa melewatkan ini dengan tanpa mengangkat satu jari pun. Aku tidak bisa menyerahkan ini di tangan adik kelas sendiri."

"... Lalu aku juga."

"Saegusa, kau tidak bisa pergi."

"Mayumi, situasi akan jadi merepotkan jika Ketua OSIS tidak ada."

"... Aku mengerti."

Itu membuat keduanya hampir saja membujuk Mayumi agar enggan menerima usulan mereka.

"Kemudian, jika begitu, Mari kau tidak bisa pergi juga. Ada mungkin beberapa yang masih mengintai di sekolah. Sebagai Ketua Komite Keamanan, meninggalkan post-mu pada situasi genting ini juga akan menyebabkan kesulitan."

Sekarang ini giliran Mari untuk dengan enggan menerima kondisi itu.

Benar-benar mengabaikan dua wanita yang menatap (?) pada satu sama lain, Katsuto mengalihkan tatapannya pada Tatsuya.

"Shiba, apa kau pergi dengan langsung? Jika kita menunggu lebih lama, kita mungkin dipaksa untuk bertarung dalam gelap."

"Ini tidak akan mengambil banyak waktu. Pertempuran akan berakhir menjelang malam."

"Begitukah?"

Katsuto mungkin melihat sesuatu di dalam sikap tidak mau menyerah Tatsuya.

Sehingga, dia tidak mengatakan apapun yang lebih. Dia meninggalkan Ruang Kesehatan setelah menyebut kalau dia mendapatkan mobil.

"Ketua dan Pemimpin Grup Ekstra Kurikuler keduanya adalah anggota dari Ten Master Clan, ini aku tahu... Jadi apa latar belakang Haruka-chan?"

"Kita bisa berbicara tentang itu nanti. Ayo pergi."

Pertanyaan yang sangat tidak sabar Leo dengan begitu saja membisiki Tatsuya.

Dengan segera mengikuti Tatsuya dan Miyuki, Leo dan Erika meninggalkan Ruang Kesehatan.


Kendaraan medan besar di parkir di luar asrama sekolah.

Seorang anggota tambahan menempati kursi penumpang di baris depan.

"Yo, Shiba."

"Kirihara-senpai."

"Kau tidak nampak begitu terkejut."

"... Tidak, aku sebenarnya benar-benar terkejut."

Sumber keterkejutan utamanya berasal dari sambutannya, meski itu harusnya memperlihatkan kalau kata-kata yang terucap dari bibirnya membantu.

"Hei kawan, aku datang juga."

"Terserah kau saja."

Tatsuya benar-benar tidak bisa memahami keadaan pikiran yang diperlukan bagi Kirihara untuk menggumamkan kata-kata tersebut.

Tanpa menghiraukan, siang hari yang membakar.

Dan jadi, Tatsuya masuk ke dalam kendaraan medan, dengan adiknya dan teman dekatnya di belakang.



Chapter 11[edit]

Ketika langit semakin memerah di sore hari,

Kendaraan besar penjelajah segala medan memantulkan sinar matahari yang mulai terbenam ketika melaju di dalam kota,

Sebelum mendobrak melalui pintu utama menuju pabrik.

"Kerja bagus, Leo."

"...... Nah, itu bukan apa-apa."

"Fiuh, itu melelahkan."

Tiba-tiba, Leo diminta untuk melapisi keseluruhan badan kendaraan penjelajah segala medan besar yang melaju dengan kecepatan di atas 100 km/jam dengan sihir penguatan tingkat tinggi saat menabrak pintu, tugas yang sangat berat yang mengkonsumsi semua energinya.

"Shiba, Jelaskan rencanamu!"

Tatsuya menerima wewenang dan tanggung jawab yang Katsuto tawarkan padanya tanpa ragu-ragu.

"Leo, kamu tinggal di sini untuk berjaga! Erika, kamu dukung Leo dan urus siapa pun yang mencoba melarikan diri! "

"...... Apakah tidak masalah kalau tidak menangkap mereka?"

"Tidak perlu melakukan tindakan berisiko. Untuk meminimalkan risiko, giring saja mereka keluar! Kirihara-senpai dan Ketua Grup harus berputar dari kiri ke pintu belakang. Miyuki dan aku akan masuk dari sini."

"Mengerti."

"OK, mari kita lakukan. Aku akan mengurus setiap orang yang kabur."

"Tatsuya, berhati-hatilah."

"Miyuki, jangan memaksakan diri."

Leo dan Erika keduanya menerima pengaturan ini, sehingga mereka tidak berekspresi tidak senang.

Dengan pedang di tangan - tetapi tidak dikeluarkan dari sarungnya - Kirihara menyerbu, dengan Katsuto yang santai mengikuti di belakangnya.

Tatsuya dan Miyuki keduanya berjalan ke bagian gelap dari pabrik dengan kesan santai yang sama, seolah-olah mereka memasuki sebuah toko.


◊ ◊ ◊


Mereka menemui musuh lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Tanpa perlindungan, Tatsuya maju tanpa rasa takut, di mana lawan mereka berdiri dalam barisan yang rapi di tengah area tempat pertemuan.

"Selamat Datang! Senang bertemu denganmu, Shiba Tatsuya-kun! Dan tuan putri ini pasti adikmu, Miyuki-kun, 'kan?"

"Kau pasti adalah pemimpin cabang dari Blanche."

Tatsuya dengan dingin menginterogasi orang yang dengan tangan terbuka melakukan gerakan sambutan yang berlebihan.

Umurnya sekitar 30 tahun. Terlalu muda untuk jenis pekerjaan seperti ini.

Dia memakai kacamata, dengan sosoknya yang tinggi kurus. Dari penampilan luarnya, dia tampak seperti seorang sarjana atau pengacara.

"Oh, maafkan kekasaran saya. Seperti yang kamu katakan, saya pemimpin Blanche cabang Jepang, Tsukasa Hajime. "

Tidak ada perasaan tertekan, tapi itu mungkin pendapat bias. Dalam pikiran Tatsuya, pria ini mengeluarkan kesan bahwa dia adalah seorang intelektual dari revolusi yang gagal.

Namun, berdasarkan tindakan-tindakan konyol dan nada suara yang memesona, secercah emosi gelap seperti jurang terdalam dapat dideteksi dari suara dan tindakannya.

"Benarkah begitu?"

Meskipun dia telah melihat kelakar liar lawannya, Tatsuya tidak gentar. Tidak peduli ia sedang berada di antara tujuh neraka yang mana, Tatsuya sudah terbiasa dengan hal ini. Dia tidak perlu memastikan hubungan antara orang ini dan Tsukasa Kinoe dari Klub Kendo Laki-laki, sehingga semua yang ia lakukan adalah mengajukan pertanyaan ini, kemudian dengan tegas menganggukkan kepala.

Meskipun ia tidak mengucapkannya, tapi sikapnya sudah cukup untuk mengungkapkan niatnya. Tatsuya mengeluarkan CAD perak dari sarungnya.

"Hm, sebuah CAD. Kupikir setidaknya kau akan membawa senjata api. Bisa dikatakan, kau adalah seorang yang berani. Datang tanpa memakai pelindung sama sekali. Tidak peduli kau adalah penyihir jenis apa, kau masih bisa terbunuh karena luka tembak!"

"Saya bukan penyihir."

Reaksi Tatsuya benar-benar tidak seperti orang yang sedang di bawah ancaman penembak jitu, menyebabkan pemimpin Blanche menatapnya dengan mata yang melebar.

"Oh, jadi seperti itu. Kau masih seorang siswa. Aku lupa detail itu setelah melihatmu menerobos seperti itu."

"Anda terlalu banyak bicara. Nah, anda sengaja menghasut orang-orang ini, pasti ada beberapa alasan di balik itu."

"Melihat usiamu, kau cukup lumayan. Menggunakan sikap yang tajam untuk melihat hal-hal seperti itu di usiamu saat ini membuatmu terlalu kaku. Kalau itu terus berlanjut, kau akan menua dengan sangat cepat."

Gerakan dan suara yang konyol. Seiring dengan kata-kata khayalan itu.

Dapat dikatakan, Tatsuya tidak berniat bermain bersama dengan omong kosong Tsukasa Hajime.

"Bagaimanapun, saya menyarankan anda untuk menyerah. Kalian semua, letakkan senjata kalian dan tempatkan tangan kalian di atas kepala."

"Ha ha ha ha, bukankah kau WEED yang tidak unggul dalam sihir? Oh, aku minta maaf, aku tidak boleh menggunakan istilah tabu itu. Tapi, dari mana tepatnya rasa percaya dirimu itu berasal? Jika kau berpikir kalau sihir adalah akhir dari semuanya, maka kau membuat kesalahan besar."

Saat ia tertawa, Ketegangan meningkat di sekitar Tsukasa Hajime tampaknya berlipat ganda saat ia mengangkat tangan kanannya.

Di sebelah kiri dan kanan, sekitar dua puluh anggota Blanche mengangkat senjata mereka secara bersamaan.

Selain pistol, mereka juga memiliki senapan serbu dan bercampur dengan pistol semi-otomatis.

"Kau seharusnya memilik kedudukan yang sama jika ingin berunding, jadi aku akan memberikanmu penawaran lain. Shiba Tatsuya-kun, bergabunglah dengan kami! Aku dengar dari adikku kalau kau bisa menggunakan Cast Jamming tanpa menggunakan Antinite. Aku sangat tertarik dengan kemampuan itu. Selama latihan ini, aku telah menghabiskan waktu yang cukup untuk mempersiapkan itu. Banyak waktu dan sumber daya yang habis untuk mendoktrin para pelajar terkutuk ini sehingga mereka akan melakukan permintaanku. Aku sudah berkorban untuk semua waktu dan usaha yang terbuang, tetapi jika kau bersedia untuk bergabung dengan kami, aku bersedia untuk mengabaikan semua itu."

Wajahnya menyeringai sembrono, sesuatu yang liar terselip di balik topeng kebenarannya. Itu adalah wajah yang akan mungkin meneror Miyuki jika Tatsuya tidak ada di sana. Jika dia tidak bersama Tatsuya, emosi Miyuki yang ditujukan pada pria ini pasti membucah.

"Seperti yang diperkirakan, ini adalah tujuanmu. Membuat Mibu-senpai mendekatiku dan meminta adikmu untuk menyergapku adalah untuk menguji kedalaman dari kemampuan Cast Jamming milikku?"

"Hm, aku suka anak yang cerdas. Tapi walaupun kau memahami begitu banyak dan masih melenggang ke sini tanpa peduli pada kenyataan, itu menunjukkan kalau kau masih anak-anak. Bagaimanapun juga, anak-anak memang masih keras kepala. Bahkan ketika mereka tahu bahwa mereka tidak memiliki kesempatan untuk menang, mereka masih menolak untuk menyerah."

"Dan apa itu?"

"Ya ...... baiklah, mari kita lakukan ini."

Gerakannya lebih seperti seorang penipu daripada sarjana.

Dia melemparkan kacamata palsu tanpa bingkai ke samping, mengangkat dahi, dan menangkap tatapan Tatsuya.

"Shiba Tatsuya, jadilah salah satu rekan kami!"

Mata Tsukasa Hajime memancarkan cahaya aneh.

Ekspresi Tatsuya menghilang, tangan kanannya yang memegang CAD, turun seolah-olah setiap ons kekuatannya telah tersedot.

"Ha ha ha ha ha, dan sekarang kau adalah salah satu dari kami!"

Tsukasa Hajime meninggalkan segala dalih yang menyembunyikan keliaran dirinya. Meskipun aura dirinya tidak memancarkan kharisma kekaguman, dia masih memiliki sesuatu yang layak sebagai mantel seorang pemimpin.

"Hal pertama yang harus kau lakukan, adalah secara pribadi mengeksekusi adik kecil yang datang bersama denganmu! Untuk mati di tangan Onii-sama tercintamu mungkin harapan terbesarmu!"

Ini bukan akting lagi, dia sudah terbiasa memberikan perintah.

Sesungguhnya, dia sudah memaksa banyak orang untuk mematuhinya.

Lekuakan senyumnya mencerminkan keyakinan atas kemampuannya sendiri.

"...... Sudah cukup dengan kelakar monyetnya. Siapapun yang melihatmu seperti itu akan merasa malu dengan kelakuanmu."

Namun, ekspresi itu terpaku pada kata-kata Tatsuya yang mengejek.

"Sihir Non-Sistematik tipe Gangguan Kesadaran, 'Evil Eye'. Bahkan sihir itu memiliki nama yang mengesankan, kenyataannya adalah kalau cahaya yang dipancarkan dari mata mengirimkan gelombang hipnotis, sihir itu menggunakan kecepatan cahaya untuk melewati batas kemampuan sensorik manusia, dan secara langsung mempengaruhi lawan melalui penglihatan menggunakan Sihir Osilasi jenis gelombang cahaya. Ini hanyalah salah satu jenis dari teknik cuci otak, keterampilan yang dapat direplikasi dengan proyektor: hipnotisme. Sementara kemampuan ini tidak membutuhkan perangkat mesin dan mampu mengendalikan kesadaran lawan, pada akhir harinya, hanya itu saja yang dilakukan. Sebelum pembentukan New Soviet Federation, ini adalah teknik yang dikembangkan 'White Russia' setelah melakukan penelitian yang luas."

Ini bukan sihir. Tatsuya membekukan lawan-lawannya hanya dengan kata-katanya saja.

"Memori Mibu-senpai itu mungkin ditulis ulang dengan cara yang sama."

"Onii-sama, kalau itu yang terjadi ......"

Mendengar pertanyaan dari adiknya, Tatsuya mengangguk tanpa ekspresi di wajahnya.

"Kesalahan dalam memori Mibu-senpai itu terlalu ekstrim untuk dianggap alami. Jika ini terjadi karena sesuatu yang salah didengar, memang benar kalau mungkin ini hasil yang akan terjadi. Namun, kesalahpahaman semacam ini harusnya menghilang dan lenyap bersama waktu."

"...... kau, bajingan hina."

Dari mulut Miyuki terdengar kalimat dengan kemarahan.

Mungkin api kemarahan telah mencairkan es di dalamnya.

"...... Kau, mengapa ini bisa terjadi......."

Tsukasa Hajime mengerang, berbicara seolah-olah terkena asma. Senyum liar telah hilang dari wajahnya. Tanpa itu, satu-satunya hal yang tersisa adalah seorang sarjana lemah yang terbiasa memberi perintah, namun tidak mau mengotori tangannya sendiri.

"Sungguh orang yang tidak berguna."

Tatsuya secara langsung mengucapkan kata-katanya yang menusuk.

"Menggunakan tangan kanan untuk memindahkan kacamata dengan tujuan menarik perhatian, selanjutnya dari tangan kiri yang memanipulasi CAD milikmu, apakah kau pikir trik murahan seperti itu akan bekerja melawanku? Selama Rangkaian Aktivasi terlihat, maka aku tahu sihir apa yang kau gunakan dan dapat dengan mudah mengalahkannya. Untuk sesuatu yang sepele seperti sihirmu, menghapus sebagian kecil dari Rangkaian Aktivasi saja sudah cukup. Tanpa komponen hipnotisme, Evil Eye tidak lebih hanya sebuah pertunjukan cahaya yang sederhana."

Tatsuya sudah tidak tertarik pada 'pesulap' yang triknya telah terbongkar.

"Bagaimana ini bisa terjadi ...... Untuk melakukan hal ini ...... Siapa kau sebenarnya......"

"Ngomong-ngomong, 'kau' mengacu pada dua orang, bukan? Karena terlalu banyak bicara akan menghapus topeng monster dari dirimu juga."

Pada saat ini, Tsukasa Hajime akhirnya menyadari.

Sosok pemuda dan otot mengendur hanya setelah Tatsuya menilai sihir Tsukasa Hajime sudah benar-benar dinetralkan.

Sejak awal, pemuda ini tidak pernah menganggap Tsukasa Hajime berada pada tingkat yang sama sebagai sesama manusia.

Dia tidak melihat Tsukasa Hajime sebagai manusia. Sosok Tsukasa Hajime, nama, kepribadian, bahkan kesadaran, dianggap tidak nyata di hadapan pemuda ini. Tsukasa Hajime akhirnya menyadari hal itu.

Bagi pemuda ini, Tsukasa Hajime tidak lebih dari "musuh". Sebuah "hambatan".

Dan sekarang, setelah menentukan solusi yang tepat, semua yang tersisa adalah melenyapkan hambatan ini.

"Tembak, sialan kalian semua, Tembak!!"

Ini bukan waktunya untuk bertindak agung atau elegan.

Dia pun tidak punya waktu untuk menyadari tatapan bingung di mata rekan-rekannya, tidak, bukan rekannya melainkan hanya bawahan.

Benar-benar sudah dikuasai oleh rasa takut yang bahkan ditakuti binatang primitif, Tsukasa Hajime memberi perintah untuk menembak.

Tapi-

"A-apa ......"

"Apa-apaan ini?"

-Tidak ada satu pelurupun yang ditembakkan.

Kepanikan mulai meletus di area itu.

Suara gemerincing, berbagai pistol, senapan dan pistol semi-otomatis runtuh dan jatuh berkeping-keping.

Ketika mereka menekan pemicu, senjata mereka dipecah menjadi beberapa komponen.

Di tengah kekacauan,

Hanya Tsukasa Hajime yang memiliki ketenangan untuk melarikan diri.

Tidak satu pun dari rekan-rekannya yang mengikutinya.

"Onii-sama, cepat kejar dia. Aku akan menangani mereka."

"Mengerti."

Tatsuya berjalan menuju bagian terdalam dari pabrik.


Kerumunan berpencar secara otomatis di sekelilingnya.

Tatsuya tidak memperhatikan mereka, tetapi tetap fokus pada Tsukasa Hajime yang melarikan diri saja.

Jika mereka membiarkannya lewat, para anggota Blanche yang tersisa hanya bisa duduk dan menunggu untuk ditangkap.

Hanya satu dari anggota tersebut yang menyerang dengan pisau di tangannya ke arah Tatsuya.

Begitu pikiran itu terlintas di pikirannya.

"Orang bodoh."

Biasanya, suara ini akan menjadi menarik dan lucu, tapi sekarang hanya akan membawa keputusasaan.

"Hukum mereka sedikit saja. Orang-orang ini tidak layak untuk menghabiskan waktumu."

"Ya, Onii-sama."

Sebuah patung yang benar-benar tertutup es miring dan jatuh ketika kedua saudara kandung itu berbicara.


◊ ◊ ◊


Hanya satu dari mereka yang berani mengangkat tangan pada Onii-sama Miyuki.

Orang bodoh itu sudah dibekukan.

Namun, baginya, tingkat retribusi seperti ini bisa dikatakan cukup, tetapi pada saat yang sama juga tidak memuaskan.

Sebuah alasan yang cukup.

Hasil yang tidak memuaskan.

Di depan sosok ramping gadis itu, dua baris laki-laki berdiri di sana, tidak bisa bergerak sama sekali.

Baik secara mental - dan fisik.

Lantai ditutupi oleh lapisan padat embun putih beku.

Satu-satunya tempat yang berbagi musim yang sama seperti dunia luar adalah lingkaran kecil yang tersebar di sekitar di mana gadis muda itu berdiri.

Kabut putih memadat menjadi tornado.

Embun beku mengubah udara menjadi sangat dingin.

Dia mengangkat tangan kanannya.

Kenyataannya, dia berdiri seperti Ratu Es yang akan membuat penghakiman terhadap para terkutuk.

"Kalian semua sangat tidak beruntung."

Nadanya sama sekali berbeda dari biasanya.

Namun, kata-kata yang penuh dengan keagungan, penghakiman, dan otoritas sama sekali tidak sesuai dengan penampilannya.

"Jika kalian tidak berniat menyerang Onii-sama, aku tidak berencana untuk menyulitkan kalian."

Udara dingin perlahan-lahan bangkit.

Secara bertahap, dingin membekukan tubuh mereka.

Wajah orang-orang itu berkerut dengan kecemasan dan putus asa.

"Aku tidak berbelas kasih seperti Onii-sama."

Kabut putih naik ke tenggorokan.

"Berdoalah. Berdoalah bahwa kalian akan mempertahankan kehidupan menyedihkan kalian."

Udara yang dingin dan menutupi orang-orang itu dari kepala sampai kaki tiba-tiba berbalik menjadi suasana Khusyuk.

Sihir kecepatan Osilasi Area luas "Niflheim".

Jeritan mereka terdiam dan meresap dalam kabut dingin.


◊ ◊ ◊


Tidak ada yang datang menyergap.

Jadi lawannya sudah menyadari untuk membagi pasukannya, pikir Tatsuya.

Bagi Tatsuya, yang bisa dengan mudah mendeteksi keberadaan sekelilingnya, penyergapan sama sekali tidak berarti.

Di ruangan sebelah, sepuluh anggota yang tersisa dari sel teroris menunggunya.

Dengan sepuluh senapan serbu.

Tatsuya menarik pelatuk CAD-nya dari sisi lain dinding.

Hambatan fisik bukan menjadi halangan untuk sihir.

Tatsuya hanya dapat dengan bebas memanipulasi dua Sihir. Yang pertama adalah "Penguraian (Decomposition)", yang mampu menghancurkan senapan serbu menjadi Psion.

Suara panik terdengar lagi.

Mengandalkan kemampuan sensornya, sihirnya mampu membongkar bukan hanya Rangkaian Sihir, tapi juga Rangkaian Aktivasi. Itu adalah efek samping dari sihir yang sama sekali berbeda.

Mengidentifikasi desain, mengurai desain..

Selama itu obyek, Tatsuya bisa menerjemahkan obyek fisik menjadi sinyal, dan kemudian menulis ulang atau menghapus desain dasar sesuai keinginannya.

Jika itu adalah Information Body, maka dia bisa langsung membongkar desain.

Ini adalah salah satu sihir yang paling sulit dibayangkan, bisa langsung mengganggu informasi desain.

Dan itu dikarenakan ia dilahirkan dengan kemampuan tersebut, sehingga Tatsuya tidak bisa menggunakan sihir lain.

Dia hanya bisa menggunakan imitasi dan sihir teoritis.

Area Kalkulasi Sihirnya benar-benar didominasi oleh dua sihir yang sangat sulit.

Namun, ia tidak membutuhkan sihir yang lainnya kali ini.

Sihir pertama yang tidak ada bandingannya itu saja sudah cukup baginya untuk menguasai medan perang.

Tidak ada lagi senjata di tangan lawan-lawannya'.

Ketika Tatsuya maju menuju ruangan terdalam, apa yang menyambutnya bukan peluru, tapi tawa kosong disertai dengan suara yang terdengar.

"Bagaimana, Penyihir? Ini adalah Cast Jamming yang sebenarnya."

Suara tertawa liar itu tidak lagi memiliki kegelapan yang sama yang mengancam untuk melahap kesadaran seseorang.

Tawa konyol Tsukasa Hajime itu hanyalah di penampilannya saja.

Terpojok, satu-satunya hal yang mendukung kehendak Tsukasa Hajime adalah gelang Antinite perunggu yang dikenakan di pergelangan tangan kanannya.

Sepuluh orang yang lain juga mengenakan cincin yang sama pada jari-jari mereka.

Antinite adalah sumber daya militer yang terbatas lokasi produksinya.

Lokasi produksinya ada di bagian-bagian tertentu dari Kekaisaran Aztec kuno, di suatu tempat di reruntuhan Maya, Tibet tengah, puncak tertinggi dari Skotlandia, dan sebagian dari dataran tinggi Iran.

Dengan kata lain, hanya wilayah dengan peradaban kuno yang berada di pegunungan bisa menghasilkan Antinite.

Ini seperti barang-barang manufaktur yang hanya bisa diproduksi pada wilayah dengan elevasi tinggi.

Tampaknya mereka telah menyiapkan sejumlah besar Antinite, Tatsuya berkata dengan lembut.

"Majikan mereka adalah faksi pecahan dari sisa-sisa 'White Rusia'. Pendukung mereka adalah East Asian Union."

Emosi yang goyah diteruskan.

Kebosanan menggenang dari lubuk hatinya.

Menyebut mereka penjahat kelas tiga juga mungkin masih melebihkan nilai mereka.

Selain hal itu, tidak ada yang cocok dengan kriteria yang lebih baik.

"Bunuh dia! Seorang penyihir tanpa sihir tidak lebih dari seorang anak-anak!"

Menggunakan tinjunya akan terlalu merepotkan, jadi Tatsuya mengangkat tangan kanannya dan menekan pelatuk pada CAD-nya.

Ini bukan pistol. CAD ini hanya bisa menembakkan proyektil berbentuk seperti peluru yang terdiri dari laser kecil dan partikel bermuatan listrik.

Meski begitu, setiap orang yang terkena tembakan itu runtuh dengan mengeluarkan darah dari paha mereka.

Ada dua titik kecil, satu di depan dan satu di belakang paha mereka.

Ada lubang kecil seukuran jarum yang memutus saraf dan benar-benar menembus paha.

Tatsuya terus menekan pelatuk.

Luka muncul di bahu dan kaki ketika semua laki-laki itu jatuh di kiri dan kanan.

Dalam garis yang ditembakkan itu dibentuk dari Rangkaian Sihir Tatsuya, bagian-bagian yang membentuk tubuh manusia, termasuk kulit, daging, saraf, cairan tubuh, tulang, dan struktur selular terurai sampai tingkat molekul, dan menciptakan lubang tindik.

Dia hanya mampu menulis ulang sebagian kecil dari seluruh information body.

Ini adalah salah satu teknik yang paling sulit dalam sihir modern. Sebagai balasan untuk menggunakan kemampuan yang tepat seperti itu, Area Kalkulasi Sihir Tatsuya itu benar-benar terfokus pada teknik ini sehingga mengesampingkan semua yang lain.

"Kenapa?"

Mau berapa kali pria ini mengucapkan kata-kata ini?

Rasanya terlalu bodoh untuk mencari dalam memori seseorang sebagai jawabannya.

"Kenapa kau bisa menggunakan sihir dalam keadaan Cast Jamming?"

Cast Jamming adalah jenis Sihir Non-sistemik yang mampu menciptakan gangguan Psion yang mengganggu orang lain ketika merapal sihir. Kebisingan psion disebabkan oleh Antinite yang dirancang untuk mengganggu pembentukan Rangkaian Sihir.

Tatsuya hanya mengurai desain itu dan mengubah osilasi dari kebisingan psion.

Cast Jamming merupakan kendala yang menghambat berjalannya Rangkaian Sihir. Justru kendala inilah yang sihir Tatsuya gunakan untuk diuraikan.

Tapi, tidak hanya itu.

Pria yang menggunakan Evil Eye ini bahkan tidak bisa memahami hal itu.

Karena ia akan segera mengurusnya, tidak ada waktu untuk memberi penjelasan.

Hanya itu.

Dinding di belakang Tsukasa Hajime terbelah.

Baja yang berosilasi memantulkan cahaya di mana-mana, melepaskan bunga api kecil keperakan.

Ini adalah tepi dari Sihir tipe Osilasi Sonic Blade.

"Eeeek ~ ~!"

Pinggulnya hampir kena, Tsukasa Hajime melompat ke satu sisi dalam kecemasan.

MKnR v02 17.jpg

Orang yang mencapai tempat itu adalah Kirihara Takeaki.

Tampaknya dia telah menerobos masuk dari pintu belakang dan benar-benar memotong jalan ke sini.

"Yo, apakah kamu orang yang sudah menumbangkan mereka semua?"

Tidak ada jawaban lainnya.

Sebelum Tatsuya bisa mengiyakan, Kirihara mengangguk beberapa kali.

"Bagus sekali, bro. Jadi, siapa orang ini?"

Tatapan Kirihara terlihat mencemooh saat ia mengacungkan jempol pada pria yang meringkuk ke dinding.

"Itu Tsukasa Hajime, Pemimpin Blanche."

"Orang ini ......?"

Perubahan seketika terlihat di wajah Kirihara.

Kemarahan yang mengalir dari setiap pori-pori pada tubuh Kirihara sudah cukup untuk memberikan Tatsuya jeda.

"Kau pelakunya! Orang yang menipu Mibu!"

"Ahhhhhhhhhhhhhhhhh!"

Melihat Kirihara yang penuh kemarahan, mungkin sebagian pertarungan atau insting pertarungan akhirnya keluar ketika kebisingan Psion yang beberapa kali lebih kuat dari sebelumnya membanjiri daerah itu.

Awalnya, Sonic Blade Kirihara seharusnya menjadi tidak berguna.

Terhadap Cast Jamming dengan dosis yang sangat kuat.

Namun,

"Gara-gara kau, Mibu sampai......!"

"Ahhhhhhh!"

Tepi tumpul dari pedang Kirihara memotong lengan kanan Tsukasa Hajime dengan gelang Antinite dari siku ke bawah.

Katsuto muncul di lubang menganga di dinding dari tempat Kirihara muncul.

Dia sedikit mengerutkan kening sebelum memulai untuk memanipulasi CAD di tangan kirinya.

Itu CAD umum berbentuk seperti terminal portabel, seperti yang dipakai Miyuki.

Setelah jeda singkat yang mematikan seluruh panca indera.

Ada bau tajam dari daging yang terbakar, disertai dengan penghentian dari kehilangan darah dan suara jeritan.

Tsukasa Hajime, dengan mulut berbusa dan membasahi celananya sendiri, kemudian pingsan.


Chapter 12[edit]

Penyelesaian kasus ini ditangani oleh Katsuto.

Kemungkinan terbaik yang bisa terjadi, tindakan Tatsuya dan kawan-kawan dapat dianggap sebagai membela diri, dan kemungkinan terburuk yang terjadi adalah tindakan mereka akan dianggap penggunaan sihir tanpa izin dan menyebabkan cedera serta percobaan pembunuhan, tetapi hukum tidak akan dijatuhkan kepada mereka.

Kekuasaan dari Ten Master Clan berada di atas kekuasaan kehakiman.

Sejak diketahui bahwa bakat dalam sihir modern dipengaruhi oleh kecenderungan genetik seseorang, karena alasan itu, banyak hal dilakukan untuk memperkuat 'darah' seseorang.

Itu berarti, bagi negara-negara yang secara sistematis mengklasifikasikan sihir sebagai bentuk kekuatan nasional, di seluruh negara di dunia, sudah ada perbedaan perlakuan dibanding ketika sihir itu masih belum diketahui.

Tentu saja, itu juga belaku di negara ini.

Hasilnya, pembentukan kelompok baru untuk mengawasi wilayah sihir di negara ini.

Mereka adalah Ten Master Clan.

Sejarah Ten Master Clan masih kurang dari satu abad, sehingga hirarki belum kokoh.

Namun kenyataannya, di antara para keluarga yang disebut Ten Master Clan, ada penghalang yang muncul di antara mereka dan sulit untuk diatasi.

Dengan berulang kali memperkuat darah mereka dengan hubungan antara keluarga, Ten Master Clan, bersama dengan '100 Keluarga' yang terkait, memiliki perbedaan yang nyata dengan para penyihir yang tidak termasuk di dalamnya.

Sepuluh Keluarga itu tidak terlibat dalam urusan politik dengan alasan apapun.

Mereka tidak memiliki kekuatan di atas kertas.

Sebaliknya dengan menggunakan sihir mereka sebagai tentara, perwira, administrator, mereka adalah kelompok pendukung negara yang berdiri di garis depan.

Sebagai gantinya, bukannya memiliki kekuasaan secara langsung, mereka mendapatkan kekuasaan selain politik yang tidak dapat diganggu gugat.

Ini adalah jalan yang dipilih oleh penyihir modern di negeri ini.

Saat ini ada dua keluarga yang paling berpengaruh dalam 10 keluarga itu, mereka adalah Yotsuba dan Saegusa.

Di tempat ketiga adalah Juumonji.

Dalam kasus yang melibatkan anak sulung dari Juumonji, polisi biasa bahkan tidak akan berani terlibat. Pada insiden tertutup itu, Haruka sedang pergi dalam perjalanan bisnis jangka panjang.

Alasan di balik perjalanan yang dilakukannya, sepertinya, berbeda dari kebenarannya.

Orang itu masih belum memberikan jawaban atas pertanyaan Leo.

Mengingat seorang konselor pengganti belum ditunjuk, tampaknya ia berencana untuk kembali suatu saat.

Sebagai bagian dari penyelesaian masalah itu, pintu ke perpustakaan yang Tatsuya hancurkan dengan 'decomposition' malah dikatakan telah dihancurkan oleh operasi Blanche.

Bahkan sekolah tidak meneruskan masalah lebih lanjut karena kecerobohan manajemen. -Selain itu, lebih dari setengah dari mereka tidak benar-benar percaya bahwa Tatsuya sendiri bisa menghancurkan lapisan komposit dari pintu. Mereka juga menyembunyikan fakta kalau siswa lain yang telah mencuri kuncinya.

Bagaimanapun, kehadiran siswa SMA Satu di tempat itu sudah dihapuskan.

Sejauh yang orang dewasa ketahui, Percobaan Sayaka dalam spionase bukanlah perkara hukum.

Sayaka telah dirawat di rumah sakit untuk sementara waktu.

Meskipun patah tulang pada lengan kanannya itu bukan cedera yang mengharuskan untuk dirawat di rumah sakit, karena ditemukan bukti bahwa pemimpin Blanche adalah pengguna sihir sistematis gelombang getaran 'Evil Eye', Sayaka kemudian dibawa ke rumah sakit untuk memastikan kalau tidak ada pengaruh pengendalian pikiran yang tersisa.

Sementara di rumah sakit itu di mana Tatsuya hanya pernah membesuknya sekali, sedangkan Erika sudah membesuknya beberapa kali, sehingga Erika dan Sayaka menjadi cukup dekat.

Pemimpin klub kendo, Tsukasa Kinoe, juga dianggap tidak bersalah. Dikarenakan Sayaka berada di bawah pengaruh pengendalian pikiran yang berbahaya.

Dia tidak dikeluarkan tetapi mengambil cuti panjang absen, alasannya karena mengundurkan diri sukarela.

Sejak awal ia tidak ingin menjadi penyihir, tetapi hanya mengalami gangguan pada kehidupan sehari-hari akibat hipersensitivitas pada emisi partikel.

Tsukasa menghadiri SMA sihir hanya untuk belajar sihir yang berguna untuk menjaga mata perseptif sihirnya tetap terkontrol. Setelah terbebas dari kontrol pikiran, dia kembali pada apa yang benar-benar ingin dia lakukan, kendo.

Kemampuan sihir Tatsuya yang luar biasa, dengan pengecualian rekan-rekannya yang telah menemaninya ke pabrik yang ditinggalkan itu, sebagian besar tetap tidak ada yang tahu.

Baik Mayumi maupun Mari secara sadar.

Teman-temannya Mizuki, Honoka, dan Shizuku juga tetap tidak tahu.

Sebenarnya, baik Leo dan Erika juga tidak menyadari kekuatannya sepenuhnya.

Tatsuya tidak tahu apa yang dipikirkan Katsuto atau mengapa Kirihara tidak mengucapkan sepatah kata pun, tapi dia bersyukur karena hal itu.

Bahwa sihir istimewa miliknya, untuk saat ini, masih belum diketahui oleh publik.

Bagaimanapun, baik Mayumi dan Mari samar-samar tampak curiga akan sesuatu.

Miyuki depresi selama seminggu sesudah kejadian itu.

Penampilannya tetap tampak cantik sempurna sama seperti sebelumnya, tapi kadang-kadang dia terlihat membenamkan wajahnya di kedua tangannya.

Dia juga melakukan ini di rumah.

Seperti yang diperkirakan, tampaknya dia menyesal karena penggunaan 'Niflheim' yang terlalu berlebihan.

Untungnya, karena anggota Blanche yang tertangkap secara kebetulan dalam kedinginan (karena sifat dari sihirnya, Organ dalam dari para anggota itu hanya membeku dalam sekejap mata, menghindari pecahnya membran), tampaknya mereka tidak menderita kerugian tak tergantikan pada tubuh mereka.

Selama waktu itu, Tatsuya tanpa henti menghibur Miyuki, sampai dia keluar dari perasaan depresinya sehingga dia bisa tersenyum lagi meskipun kondisinya suram.

Kegiatan Tatsuya di sekolah berjalan seperti biasa, di mana pekerjaan dalam Komite Keamanan dan OSIS menyita banyak waktunya, tetapi setelah periode masuk hampir berakhir, dia akhirnya bisa belajar dengan tenang.


◊ ◊ ◊


Sekarang sudah memasuki bulan Mei.

Hari ini adalah hari Sayaka keluar dari rumah sakit.

Tatsuya bersama dengan Miyuki mengunjungi rumah sakit untuk merayakannya. (Mereka telah meminta izin dari kelas pagi. Salah satu manfaat utama dari belajar dari terminal adalah kurangnya guru, memberikan tingkat kebebasan yang lebih besar kepada murid.)

Di tempat itu ......

"Bukankah itu Kirihara-senpai?"

Ketika Miyuki berbicara basa-basi, Tatsuya sudah mengetahuinya.

Mengenakan pakaian biasa sehari-hari, Sayaka berdiri di lorong pintu masuk dikelilingi oleh keluarga dan perawat.

Dalam kelompok itu, yang berdiri di samping Sayaka adalah Kirihara itu, dengan perasaan agak malu, dan wajahnya terlihat agak gugup.

"Mereka tampaknya cukup dekat?"

Miyuki secara langsung juga tahu dari rangkaian kejadian yang disebut 'Insiden sengketa Kendo'.

Mengetahui hal itu, dan melihat interaksi persahabatan antara Sayaka dan Kirihara, tentu itu perasaan yang aneh.

"Tampaknya Kirihara-senpai datang setiap hari."

"Heh, itu benar."

Setelah berbalik untuk melihat datangnya suara yang tiba-tiba datang, Tatsuya melihat wajah Erika yang terlihat bosan.

"Che, seperti yang kupikirkan, itu tidak cukup untuk mengejutkanmu."

"Tidak, aku benar-benar terkejut. Aku tidak menyangka Kirihara-senpai ternyata orang yang rajin."

"Bukan itu masalahnya!"

Tentu Tatsuya juga tahu ia mengubah topik pembicaraan, jadi dia hanya tersenyum menipu pada Erika yang cemberut.

"Hmph. Ini karena kau selalu melakukan hal-hal licik seperti ini sepanjang waktu, akhirnya kau dicampakkan oleh 'Saya' begitu saja."

Tatsuya tidak terlalu peduli tentang dicampakkan atau hal semacam itu.

Bukannya menyombong, tetapi jumlah siswi yang telah menangkap minatnya adalah nol.

Lebih penting lagi-

"Erika ...... ketika kamu mengatakan 'Saya', kamu mengacu pada Mibu-senpai, benar?"

Miyuki menyuarakan pertanyaan itu sedikit lebih cepat.

"Nn? Itu benar"

"...... Kalian tampaknya sudah menjadi sangat dekat."

"Serahkan saja padaku!"

Serahkan apa? Terjebak di tenggorokannya, tapi karena itu tampaknya cenderung untuk menyerahkan situasi lebih lanjut, Tatsuya memutuskan untuk meninggalkan hal itu dan menarik pertanyaannya kembali.

Lebih penting lagi, mereka berada di sini untuk kunjungan rumah sakit.

"Mibu-senpai."

Bersama dengan Miyuki dan Erika di belakang - baik karena Erika tiba-tiba lebih dewasa, atau gelisah, dia tampak terlalu cemas - Tatsuya membawa bersama kelompok mereka di belakangnya.

"Shiba-kun! Kamu datang?"

Ketika kerumunan bubar, Sayaka yang terkejut melihat perkembangan yang tak terduga dan bergosip dengan lirikan padanya, Sayaka muncul dan menyambut Tatsuya dengan senyum lebar.

Di sampingnya, Kirihara, sejenak, berekspresi tersinggung, tapi bahkan itu adalah bumbu yang menyenangkan untuk hari yang damai.

"Selamat atas Kesembuhanmu."

Miyuki memberikan buket bunga di kedua tangannya.

Awalnya Tatsuya berniat untuk mengikuti kebiasaan zaman modern, dengan hanya mengirim buket bunga melalui jasa pengiriman, tapi Miyuki bersikeras "ini adalah sesuatu yang harus diberikan dengan tanganmu sendiri!" dengan nada yang tidak biasanya tegas dan kuat, karena didorong oleh sikap memaksa itu, akhirnya Tatsuya memutuskan untuk membawanya.

Figur Miyuki yang memegang buket bunga itu membuat hati berdebar karena pemandangan yang indah, tampaknya jauh dari abu-abu kotor sehari-hari, dan melihat wajah ceria Sayaka saat ia menerima bunga, Tatsuya memutuskan itu adalah hal yang baik karena ia mendengarkan adiknya.

"Kamu Shiba-kun, 'kan?"

Mengambil langkah mundur dan melihat gadis-gadis itu berbicara satu sama lain, Tatsuya mundur ke belakang, ketika seorang pria paruh baya memanggilnya.

Meskipun dia dipanggil dengan nama keluarganya, target tatapannya sudah tidak salah lagi diarahkan pada Tatsuya.

Dilihat dari postur tubuh yang terasah dan kokoh, Lelaki itu tampaknya berpengalaman dalam seni bela diri.

Sosoknya juga tersirat sebuah kekerabatan dengan Sayaka.

"Saya Mibu Yuuzou, ayah Sayaka."

"Senang bertemu dengan anda, saya Shiba Tatsuya."

"Saya adiknya, Shiba Miyuki. Senang bertemu dengan anda."

Memerhatikan Tatsuya bertukar salam, Miyuki datang dan membungkuk sopan di belakang Tatsuya.

Dia tampak menganga sedikit pada sikap anggun yang elegan, namun ekspresinya segera diperketat dengan sikap yang sesuai seniman bela diri.

Kemungkinan besar, Sayaka juga memperoleh keahlian berpedang dari ayahnya.

"Miyuki, bisa tolong pergi menemani Erika?"

Ketika Tatsuya menoleh ke belakang dan berbicara, Kirihara memojokkan Erika dalam pembicaraan.

"Ya. Oji-sama, saya akan pergi dulu."

Orang yang Miyuki panggil sebagai "Oji-sama", ayah Sayaka, tidak bisa apa-apa selain tampak sedikit kaget, tapi.

Entah bagaimana dia berhasil memberi balasan.

Tentu saja, keduanya Tatsuya dan Miyuki pura-pura tidak memperhatikan.

Sekali lagi, Tatsuya berbalik menghadap ayah Sayaka.

Ayah Sayaka sudah paham sepenuhnya bahwa Tatsuya sengaja mengirim Miyuki pergi sehingga ia bisa mendapatkan perhatian penuh Tatsuya, ia tidak membuang-buang waktu dengan basa-basi yang tidak perlu.

"Shiba-kun, saya berutang budi padamu. Alasan putri saya bisa pulih adalah berkat bantuanmu."

"Saya tidak melakukan apa-apa. Orang-orang yang meyakinkan Mibu-senpai adalah Chiba dan adikku. Kemudian orang-orang yang memberinya kekuatan ketika ia berada di rumah sakit adalah Chiba dan Kirihara-senpai. Sebagai salah satu orang yang hanya dengan dingin membawanya karena tugas, saya merasa saya harusnya dibenci, bahkan tidak layak mendapat terima kasih."

"Jika kamu mengatakan demikian, maka saya orang yang tidak mampu untuk mendidiknya. Saya tahu anak saya sedih karena kurangnya kemajuan dalam sihir, tapi saya mengabaikannya sebagai suatu hal yang tidak penting. Saya dibutakan oleh keyakinan saya sendiri bahwa evaluasi keterampilan sihir dan kemampuan tempur yang benar adalah hal yang terpisah, dan saya tidak benar-benar menyadari besarnya penderitaan putri saya. Sebaliknya saya berlindung di balik alasan sibuk, dan tidak menghadapi putri saya sendiri bahkan saat dia mulai bergaul dengan kelompok yang buruk, saya gagal sebagai seorang ayah. Saya mendengar segala sesuatu yang terjadi selama insiden ini darinya. Dia mengatakan bahwa setelah mendengarkan kata-katamu, dia ingat apa yang telah lama hilang sejak dulu. Itu menjadi kesempatan baginya untuk bangun dari mimpi buruknya. Putri saya sangat berterima kasih kepadamu. Dia meminta saya untuk memberitahu kamu bahwa kata-katamu tidak sia-sia. Saya tidak sepenuhnya menyadari apa artinya, tapi apa yang saya tahu adalah bahwa itu adalah perasaannya yang sesungguhnya. Itulah sebabnya saya ingin memberitahumu tentang hal ini. Terima kasih."

"...... Sungguh, anda tidak perlu berterimakasih kepada saya."

Tatsuya menggelengkan kepalanya sedikit malu, dan ayah Sayaka tergelak sedikit.

"...... Kamu sama seperti yang Kazama katakan."

Kata-kata itu cukup untuk menusuk ketenangan Tatsuya.

"...... Anda mengenal Mayor Kazama?"

"Saya sudah pensiun sekarang, tapi kami telah berbagi banyak hari di barak sebagai kawan bersama-sama. Kami juga di usia yang sama. Bahkan sekarang, kami teman dekat."

Tatsuya tahu bahwa kata 'dekat' tidak mewakili kebenaran penuh. Tetapi ayah Sayaka tahu terlalu banyak.

Seorang teman biasa - bahkan teman dekat - Kazama tidak akan berbicara tentang Tatsuya dengannya.

"Setelah mengetahui bahwa Sayaka berutang banyak padamu, saya pikir itu adalah berkah. Jika memungkinkan, saya berharap bahwa orang sepertimu bisa terus mendukung Sayaka di masa depan ......"

"...... Saya bukan orang yang dalam posisi untuk mendukung siapa pun saat ini."

"...... Kalau begitu mari kita berhenti di situ. Itu hanya harapan yang melantur dari orang tua, jadi mohon lupakan saja. Dan tentu saja saya tidak memberitahu siapa pun tentang hal yang saya dengar dari Kazama, termasuk juga putri saya, jadi tenang saja. Saya hanya ingin mengucapkan hal ini denganmu sebagai orang yang biasa, dan memang menolong putri saya. Sungguh, terima kasih banyak."

Mengatakan hal seperti itu, tanpa menunggu jawaban dari Tatsuya sehingga Tatsuya tidak perlu menyiapkan jawaban balasan yang rendah hati lebih lanjut. Ayah Sayaka pergi bergabung kembali dengan istrinya.

Sambil menggelengkan kepalanya sedikit, ada keresahan yang cukup besar keluar dari pikirannya, Tatsuya juga bergabung dengan adiknya.

"Ah, Shiba-kun. Apa yang kamu bicarakan dengan ayahku?"

Segera, merasa dirinya seperti seorang pria mengalami kesulitan menggenggam sedotan, Sayaka berbicara kepadanya.

Tampaknya kalau hanya Miyuki seorang tidak akan mampu untuk menahan Erika.

"Beliau memberitahuku bahwa beliau adalah seorang teman dekat dari seseorang yang telah membimbing saya."

"Eh, begitu?"

"Ya, ternyata dunia ini memang sempit."

"Tampaknya memang ada hubungan yang mendalam antara Tatsuya-kun dan 'Saya', ya?"

Erika segera melangkah ke pokok masalah.

Tampaknya mood Erika sangat bagus hari ini.

"Oi, ‘Saya’. Mengapa kamu beralih dari Tatsuya-kun ke Kirihara-senpai? Kamu menyukai Tatsuya-kun, kan?"

"hee, hei Eri-chan?"

Melihat Sayaka semakin bingung, Tatsuya memikirkan sesuatu yang agak berbeda.

(Eri-chan itu ......)

Kedua orang ini sangat cocok, pikir Tatsuya. seakan itu adalah urusan orang lain.

"Erika, kupikir kamu terlalu berlebihan hari ini."

Meskipun Miyuki menegur, dia tidak mempedulikan apapun.

Teguran Miyuki tidak cukup untuk menebus kondisi puncak Erika.

"Dalam hal penampilan, Saya yakin Tatsuya-kun masih di atas."

"...... Dasar kamu wanita kurang ajar."

"Peduli amat. Kirihara-senpai, kamu bahkan tidak cukup dekat dengannya,"

"...... Kau mencoba untuk membuatku menangis, bukan?"

"Mungkin. Kalau begitu 'Saya', apakah faktor penentunya adalah kesetiaannya? Apakah kebaikan kikuk orang ini akhirnya memenangkan dirimu?"

Wajah Sayaka menjadi merah cerah dari telinga ke telinga.

Dia mencoba berpaling berkali-kali, tapi setiap kali Sayaka melakukannya, Erika akan lebih cepat melangkah di depannya bahkan mungkin saja Erika menggunakan sihir kali ini sampai akhirnya Sayaka tampak seakan-akan dia berada di ujung hampir menangis.

"Erika, kamu keterlaluan."

"Sudah cukup", sebenarnya Kirihara bermaksud mengatakan itu.

Memikirkan itu, saat Kirihara siap untuk ikut campur tangan dengan paksa,

"Ya ...... kukira, itu seperti yang Eri-chan katakan."

Tapi dengan suara lemah, Sayaka mulai mengaku, dan sudah terlambat.

Tampaknya dia telah mencapai batas stress, dan semua pelindung mentalnya telah runtuh.

"Kupikir, aku memang benar-benar jatuh cinta dengan Tatsuya-kun ......"

"Whaaa?"

Mendengar pengakuan Sayaka, karena beberapa alasan sebenarnya orang yang paling terkejut adalah Erika.

"Karena dia memiliki kekuatan tak tertandingi, yang selalu kuinginkan. Tapi meskipun aku menginginkan itu, aku takut."

Melihat tatapan Miyuki yang penuh perhatian, Tatsuya tersenyum ringan.

Karena beberapa alasan, adiknya diyakinkan bahwa dia adalah lelaki dengan perasaan halus.

"Namun sejauh apapun aku berlari, aku pasti tidak akan bisa mengejar Shiba-kun. Untuk mencoba dan menjadi kuat seperti Shiba-kun, aku bisa berlari dan berlari selamanya, dan tidak peduli berapa banyak aku berlari, aku tidak akan pernah bisa sekuat itu...... Ini mungkin tidak sopan pada Tatsuya-kun, yang memiliki begitu banyak kekuatan, tapi itulah yang benar-benar aku pikirkan."

"...... Aku tahu apa yang kamu maksudkan. Tentu saja ada saat-saat ketika aku berpikir tentang Tatsuya-kun seperti itu."

"Kirihara-kun ...... pertama kalinya aku bercakap-cakap dengannya adalah ketika ia pertama kali datang untuk mengunjungiku, tapi kupikir, jika itu dia, meski kami bertarung kami akan selalu maju pada kecepatan yang sama. Dan ...... "

"..... Terima kasih."

Sementara tidak setuju dengan frase penggantian konyolnya, dalam hati, Tatsuya berpikir sama seperti Erika.

Sayaka yang berada di hadapannya saat itu bukan lagi "gadis yang tampaknya lucu", tapi benar benar seorang "gadis cantik".

"Hei, bagaimana denganmu Kirihara-senpai? Sejak kapan kamu mulai menyukai 'Saya'?"

"...... Kau wanita usil. Itu bukan sesuatu yang penting. Lagipula Ini tidak ada hubungannya denganmu."

"Itu benar, Erika. Tidak masalah sejak kapan."

Tidak berhenti di sana, karena Erika berhenti dengan tanda tanya di atas kepalanya, ia melanjutkan untuk menunjukkan kepada mereka semuanya mengapa begitu banyak orang yang mengeluh dia adalah orang yang mengerikan.

"Yang penting adalah bahwa Kirihara-senpai sekarang benar-benar jatuh cinta dengan Mibu-senpai."

"Apaa ! Kamu..-?"

"Ehh ......"

"Aku tidak akan masuk ke rincian karena privasi, tapi ...... Keberanian Kirihara saat ia menghadapi pemimpin Blanche, adalah sesuatu yang kupikir pasti tidak akan kalah dari siapa pun."

"Jadi begitu ...... Hei, Tatsuya-kun. "

"Ya?"

"Ceritakan tentang semua itu nanti."

"Chiba, Sialan kamu! Shiba juga, jika kamu bercerita tentang hal itu aku pasti akan tahu!"

"Aku tidak akan memberitahukan padanya."

"Eeh, tidak apa-apa, 'kan?"

"Dasar kamu wanita sialan!"

Kirihara mengamuk dan Erika berpura-pura berlari di sekitar sambil berteriak "kyaa kyaa", orang tua Sayaka, perawat, dan Sayaka sendiri melihat mereka dengan tertawa hangat.

Ketika mereka berdua mulai mengejar dengan sungguh-sungguh, dan Tatsuya memandang dengan hangat - lebih tepatnya mata yang samar-samar hangat, Miyuki dengan lembut datang untuk berdiri di sampingnya.

"Onii-sama."

"Ya?"

Dia menjawab dengan tatapannya tertuju pada Erika dan lain-lain.

"Miyuki akan selalu mengikuti Onii-sama, ke mana pun kamu pergi. Meski kamu lari dengan kecepatan suara. Meski kamu menusuk langit, dan naik ke bintang-bintang."

"...... Bagaimanapun kamu melihatnya, aku tidak akan melakukan sesuatu seperti itu."

Pada saat itu, senyum Tatsuya benar-benar hangat.

"Tapi, untuk saat ini, aku pikir aku akan menjaga kakiku supaya tetap kokoh di tanah daripada bertujuan untuk terbang ke langit."

Miyuki membalas dengan senyum nakal.

"Apakah sebaiknya kita kembali ke sekolah?"

"Ya. Jika aku tidak ikut latihan sore, aku akan terjebak di sana sepanjang akhir pekan."

Miyuki mengerti bahwa hal itu dimaksudkan sebagai lelucon. Itulah mengapa dia bisa tertawa bersama.

MKnR v02 18.jpg

Namun demikian, saat ini, ada sesuatu yang ingin dikonfirmasikan Miyuki di mana Miyuki harus menanyakannya pada Tatsuya.

"Onii-sama ...... apakah kamu tidak kesulitan di sekolah? Alasan utamanya, bahkan dengan kemampuan yang Oni-sama miliki, Oni-sama tidak butuh untuk pergi ke sekolah ...... Oni-sama masih tetap datang ke sekolah, bertahan dari semua penghinaan dan cemoohan, hanya demi diriku ...... "

"Miyuki."

Pertanyaannya terganggu oleh suara Tatsuya itu.

"Aku tidak datang ke sekolah dengan enggan. Aku mengerti sepenuhnya bahwa setiap hari adalah sesuatu yang hanya bisa dialami saat ini. Mampu menjadi siswa normal, bersama denganmu, sangat menyenangkan bagiku."

"Onii-sama ......"

"Dan karena itu, mari kita kembali ke kehidupan normal sehari-hari dari sini."

Dengan sedikit malu, Tatsuya mengulurkan tangannya pada Miyuki.

Kegembiraan terpancar dari wajah Miyuki, Miyuki meraih tangan itu.

Tetapi saat hari berakhir, Erika datang menangis kepadanya karena tidak menghadiri praktek di sore hari, dan Tatsuya akhirnya benar-benar tertahan selama akhir pekan.


Catatan Penulis[edit]

Fakta bahwa anda membaca kata penutup ini berarti kalau buku ini telah berhasil diterbitkan. Saya masih dalam keadaan linglung, apakah ini kenyataan atau tidak saat melihat karya saya sendiri akhirnya berubah menjadi sebuah buku fisik.

Adapun alasan kenapa saya mengatakan ini, karena novel ini adalah debut pekerjaan saya, dan saya sebenarnya menggunakan metode yang cukup berani untuk memulai yaitu dengan memisahkan arc pertama yang dibagi menjadi 2 volume langsung, dan apa lagi 2 volume itu yang akan diterbitkan dalam dua bulan berturut-turut, dan selagi saya menulis Kata Penutup ini, saya masih belum memikirkan akhir cerita dari Light Novel ini.

Saat saya mengusulkan untuk "merilis 2 jilid satu demi satu", saya tahu itu permintaan yang sangat sulit, sehingga ketika penjadwalan begitu ketat di mana saya mengeluh pada Tuhan, saya hanya bisa mengatakan bahwa itu sudah cukup layak.

Namun kepada Stone-sama serta yang lainnya yang telah membantu, untuk terlibat dalam permintaan egois saya, saya hanya bisa meminta maaf sebesar-besarnya karena membuat permintaan yang tidak masuk akal seperti itu.

Jujur saya katakan, sebagai seorang yang masih pemula dalam industri ini, tiba-tiba ingin melakukan sesuatu seperti "akan dilanjutkan di volume berikutnya", apakah langkah memalukan semacam ini benar-benar oke untuk dilakukan? Saya benar-benar merasa ketakutan pada hal ini.

Novel ini awalnya diterbitkan di internet dan karenanya jumlah halaman tidak menjadi masalah, saya tahu bahwa saat mengadaptasinya menjadi novel ringan, saya harus membuang atau memangkas keluar beberapa konten, dan saya sangat bersyukur bahwa saya bisa mendapatkan izin untuk "tidak memangkas" dari Editor-sama, walaupun saya masih memiliki banyak kekhawatiran.

Karena ini adalah produk yang tidak teratur, akan ada banyak kegelisahan yang mungkin timbul, dan saya harus mengakui bahwa ini terjadi. Namun justru karena terdapat unsur-unsur seperti itu, ketika Editor-sama memberikan target merilis 2 volume dua bulan berturut-turut, saya tidak banyak bicara dan hanya setuju untuk melakukannya ...

Berbicara tentang hal-hal yang tidak teratur, tentang karakter utama dalam kisah "Mahouka Koukou no Rettousei", meskipun mereka berada pada tingkat perbedaan tertentu dari orang lain, namun mereka juga merupakan sekelompok remaja yang tidak teratur.

Omong-omong, konsep protagonis utama, Tatsuya, adalah "karena tidak mampu membangun kerangka kerja untuk evaluasi, karena telah dicap dengan label sebagai seorang siswa yang berperforma buruk", sekelompok orang di sekelilingnya juga memiliki penyimpangan mereka sendiri.

Protagonis lain, adiknya Miyuki, yang dinilai berbeda, juga sama, meskipun dia seorang siswi kehormatan tapi dia pasti tidak biasa. Namun ... jika anda, para pembaca telah membaca buku ini, maka dalam kenyataannya saya tidak benar-benar perlu menekankan pada titik ini lagi.

Namun, baik kedua kelompok protagonis pria dan wanita itu, berkaitan dengan masalah yang mereka miliki dalam kelompok tidak teratur itu, mereka tidak merasa gelisah atau kesal tentang hal itu. Bagi protagonis serta karakter utama lainnya, mereka sudah tercerahkan oleh pola pikir "jadi apa?". Tidak, mungkin aku harus mengatakan bahwa mereka bahkan tidak memiliki gagasan yang tercerahkan.

Pemberontak-pemberontak akan menggunakan tindakan keras dan ekstrim, demi untuk melancarkan aksi mereka supaya dapat maju dengan berani ..... dan ini mungkin memiliki implikasi yang saya harap untuk dilihat.

Ada pesona tertentu ketika pemberontak menolak untuk tunduk kepada sistem tradisional dan berjuang mati-matian sampai tetes darah penghabisan sebelum akhirnya lenyap dalam kekalahan. Di sisi lain, saya juga merasa sangat sulit untuk memisahkan topik pemberontak yang berteriak "Jadi apa?" dan menembus tembok-tembok tinggi ortodoksi untuk maju ke depan.

Tatsuya dan Miyuki, Leo dan Erika, Mayumi dan Mari, serta banyak siswa kehormatan lain dan murid yang berkinerja buruk, menggunakan karakter yang tidak teratur tersebut untuk menciptakan sebuah cerita yang benar-benar menarik dan indah ...

Saya pikir akan lebih baik jika saya bisa menulis cerita seperti itu.

Kurasa saya akan berhenti berbicara tentang mimpi saya di sini.

Untuk Ishida-sama yang membuat ilustrasi yang menarik dan indah tersebut, dan juga Stone-sama yang sabar menangani semua permintaan saya, serta semua orang lain yang terlibat dalam penciptaan Light Novel ini, benar-benar terima kasih banyak, untuk kalian semua.

Terutama M-sama, karena saya telah membuat banyak bagian yang tidak memuaskan di sana-sini, perkenankan saya untuk dengan tulus meminta maaf di sini.

Dan yang paling penting, saya ingin mengucapkan terima kasih pada semua pembaca yang membeli buku ini.

Saya berharap bahwa saya bisa mendapat kehormatan untuk bertemu anda semua lagi dalam volume berikutnya "Mahouka Koukou no Rettousei 3 – Nine Schools Competition (Bagian I)".


(Satou Tsutomu)



Referensi[edit]

  1. 'Juu' dalam bahasa jepang berarti sepuluh
  2. biasanya orang jepang akan mengganti sepatunya dengan sepatu khusus ketika memasuki ruang/tempat tertentu seperti sekolah, kantor, gedung dll
  3. Ne dalam bahasa Jepang bisa juga diartikan sebuah pertanyaan, seperti "ya? 'kan? benar? dll."
  4. Danke : sebuah kata Jerman untuk terimakasih.
  5. kouhai (adik kelas)
  6. perasaan tidak sadar yang saling bertentangan terhadap situasi yang sama atau terhadap seseorang pada waktu yang sama
  7. https://en.wikipedia.org/wiki/Pantsuit
  8. yang berhubungan dengan biokimia


Kembali ke Halaman Utama