Dragon Egg Indo:Bab 239

From Baka-Tsuki
Revision as of 13:30, 26 February 2021 by Narako (talk | contribs) (→‎Bab 239)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Chapter 239 – Anakan Laba-Laba[edit]

“Gaaaaaaaaaah!”


Pagi hari aku terbangun karena suara raungan keras. Aku mengusap mataku dan menjulurkan leherku.


Cahaya dari pintu masuk masih redup. Ini pasti masih subuh. Aku masih mau tidur dua jam lagi.


Baiklah kalau gitu. Setelah memeriksa pintu masuk aku mencari Alo di belakang kuil.


Meskipun seperti biasa ekspresi wajahnya gak bisa dibaca, dia melambaikan tangannya. Dia menatapmu melalui rongga mata kosongnya, lalu seolah untuk menyuruhku memeriksanya, dia menatap sobat.


“Gaah! GaaaaAH! GaaaaAAH!”


Dia meraung kayak dia udah edan, kepalanya berputar ke samping.


Dikeningnya menempel sisa-sisa kantong telur yang sudah pecah. Merayap pada wajahnya, ada delapan laba-laba, masing-masing laba-laba seukuran kepalan tangan manusia.


“Gaaaaaah!”


Ah, akhirnya mereka menetas. Mereka tertutupi bulu hijau, warna yang sama dengan bulu pada kaki induk mereka.


Spider-san, anakmu sudah menetas. Aku manatap kearah sudut dimana mayat laba-laba itu tergeletak.


....Aku harus segera menguburnya. Biar kuilnya bersih.


“Gaaaah! Gaaaah!”


Ah iya, pertama-tama aku harus memeriksa spesies mereka. Aku konsentrasi pada salah satu laba-laba yang merayap pada sobat yang menangis.


Baby Arachnae

Monster peringkat E

Meski potensialnya beragam, karena memiliki banyak musuh, hanya sedikit individu yang bisa selamat dan menjadi dewasa.
Memiliki rasa yang pahit, tapi sangat lezat.


Kalau gak salah ingat, induknya juga seekor Arachnae. Banyak musuh. Huh. Kalian gak perlu kuatir, orang yang sekarang ini kalian rayapi adalah seseorang yang penyayang yang akan membesarkan kalian.


“GaaaaaAH, AaaaAAAaah!”


.....Kurasa sudah waktunya menyelamatkan dia. Aku menepuk wajahnya dengan kaki depanku. laba-laba anakan yang merayap pada dia jatuh ke tanah. Ada yang terbalik, dan segera bangun, lalu mulai merayap ke kuil.


Sobat dengan lesu menaruh dagunya pada tanah.


“Guua…”


Mengerang pelan, dia menatapku. Air mata muncul di matanya.


....Dilihat dari cara dia menempelkan kantong telur itu pada wajahnya, aku sudah menduga sesuatu kayak gitu bakalan terjadi. Mungkin aku harusnya menghentikan dia.


Shasha, shasha. Shasha, shasha.


kupikir itu adalah teriakan laba-laba anakan itu, tapi itu suara dari bulu mereka saling bergesekan. Suara gemerisik itu menggema didalam kuil, menghasilkan efek yang cukup menakutkan. Kalau seorang manusia memasuki sarang laba-laba ini untuk melawan mereka. Meskipun yang dewasa cuma monster peringkat D, mereka akan sangat ketakutan sampai-sampai gak bisa berbuat apa-apa. Arachnae aslinya jinak sih.


Aku mendengar suara tulang. Berhati-hati supaya gak menabrakkan kepalaku pada langit-langit, aku menoleh dan melihat Alo dikelilingi oleh anak laba-laba itu. Kepalanya berputar saat dia memperhatikan anak laba-laba yang perlahan-lahan berkumpul.


Saat kupikir mereka berhenti bergerak, sesaat kemudian mereka bergerak kearah Alo. Langkah kaki dalam jumlah banyak menggema. Aku mengulurkan kepalaku, dan Alo mati-matian memanjat. Sebelum anak laba-laba itu bisa mengikuti, aku mengangkat kepalaku.


Anakan laba-laba itu dengan cepat hilang minat pada Alo, mereka berhamburan menjelajahi kuil. Mereka ini, mereka betul-betul berjiwa bebas.


Dari keningku, aku merasakan getaran. Alo gemetaran. Dia pasti cukup ketakutan.... Akan aku turunkan dia kalau dia sudah tenang.


Didik mereka baik-baik, sobat. Memang disayangkan, tapi bergantung pada situasinya, kita mungkin harus memaksa mereka keluar.


“Gaa…”


Masih trauma gara-gara pengalaman mereka merayap pada wajahnya, dia lebih penurut daripada biasanya.


Woi, yang bilang mau memelihara mereka adalah kau, lho. Tabahkan dirimu dan rawat mereka.


Menyadari tatapanku, dia memalingkan matanya. C-Cewek ini....!


Tapi beneran deh, aku gak tau apa kita bisa mengurus ini. Mereka peringkat E sekarang, tapi saat mereka berkembang mereka akan menjadi semakin besar, kan?
Para monster berkembang sangat cepat, kalau aku cari masalah saat mereka semua peringkat B, aku bisa terbunuh. Kalau mereka memberontak melawan aku, aku kalah.


Daripada merawat mereka dengan buruk, melepaskan mereka ke alam bebas gak akan meninggalkan kesan yang buruk. Kalau dipikir secara normal, monster bukanlah sesuatu yang bisa kau rawat sebagai peliharaan.


Saat aku sedang merenung apa yang harus dilakukan soal mereka, aku menyadari anakan laba-laba itu berkumpul disekitar mayat induk mereka. Pertama cuma satu ekor, tapi kemudian yang kedua dan ketiga bergabung. Gak lama setelah itu mereka ber-delapan berkumpul.


.....Hmm? Apa yang mereka lakukan? Itu gak kelihatan mereka menangisi induk mereka yang mati.


Mereka ber-delapan segera menyebar lagi. Bangkainya lenyap. Cuma tersisa beberapa helai bulu hijau saja.


....M-Mereka memakannya. Itu mungkin normal bagi laba-laba, tapi tetap saja!! Mereka baru menetas, jadi mereka butuh nutrisi, aku paham itu, tapi tetap aja!!


Dengan perut mereka membuncit, para laba-laba anakan yang kenyang itu berkumpul di pojokan kuil dan tidur.
Mereka ini betul-betul berjiwa bebas. Woi.


Apa yang harus kulakukan. Haruskah aku betul-betul memelihara mereka?


Aku berpaling menatap sobat. Dia dengan takut-takut menjulurkan kepalanya mendekati anakan laba-laba itu.


“Gaa…”


Lalu, seolah puas, dia menghembuskan nafas lega. Dia berbalik dan manatap aku.


『Pelihara! Aku, pelihara!』


S-Serius. Barusan, bukannya kau ketakutan?


『Nggak apa-apa! Nggak masalah!』


....I-Iya, yah, aku akan memperhatikan sedikit lebih lama sebelum memutuskannya. Gimanapun juga Alo juga takut pada mereka.


Meninggalkan para laba-laba anakan itu, aku keluar kuil.


Menyadari aku, sebatang pohon yang tumbuh didepan kuil membuka matanya, mencabut akarnya sendiri dan mulai bergerak. Itu si Lesser Treant. Kayaknya para Treant bisa beristirahat dan menyembuhkan diri dengan menanam akar mereka.


....Tapi seekor naga jahat, skeleton, sekelompok laba-laba, dan Treant. Itu terasa semakin meriah, atau lebih tepatnya, aku sudah betul-betul memulai rute raja iblis.


Untuk sekarang ini, tujuanku adalah menaikkan level Alo dan mengamankan persediaan makanan. Yah, untuk masalah persediaan makanan, kurasa gak lama lagi aku akan menerima persembahan lagi.


Ada satu hal lagi yang mengganggu pikiranku. Apa yang terjadi pada si Manticore setelah dia melarikan diri? Aku bisa membayangkan dia menyerang desa gak lama lagi, jadi bagusnya aku ingin menyelesaikan pertarungan kami.


Dan juga aku penasaran soal apa yang dimaksudkan oleh miko dewa naga dengan (Karena dia melarikan diri kearah sana, seharusnya tak masalah). Pasti ada sesuatu di arah itu. Seraya aku menaikkan level dan mengamankan makanan, aku harus menyelidikinya juga.


Sebelumnya Halaman Utama Selanjutnya