-SLASHDØG- (Indonesia) Bab 2

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Anjing Hitam/Lahir[edit]

Bagian 1[edit]

Begitu sampai di rumah apartemennya, Tobio duduk di sofa ruang tamu. Dia menghela napas dalam-dalam.

Tiba-tiba ia menatap langit-langit.

——Sasaki memanipulasi monster kadal itu beneran bukan mimpi?

Dia bertanya pada dirinya sendiri, tapi memori hidup itu jelas menolak kemungkinan tersebut.

Ada sesuatu yang lain dengan munculnya Sasaki......

Apa si monster kadal dengan sesuatu seperti tentakel yang memanjang dari mulutnya itu beneran ada di dunia ini? Monster seperti itu cums muncul di dunia manga dan game, apa ada di kenyataan!? Mustahil! Apa alasannya monster itu ada——.

.......

Dalam keheningan Tobio membenamkan wajahnya di tangannya.

......Apa itu mimpi? Atau visi?

Mungkinkah karena rasa besar kehilangan dari kematian teman-teman sekelasnya membebani pikiran dan tubuhnya yang menyebabkan visi seperti itu?

Salah. Monster yang Sasaki perintahkan. Monster itu. Dia telah melukainya.

Dia melihat ke arah tas yang diletakkan di samping.

Dari tas yang sedikit terbuka, ia menatap sekilas benda bulat itu.

Sepanjang jalan pulang ke rumah, ada banyak saat ia ingin membuangnya, tapi, karena ia akan berada dalam bahaya kematian kalau Minagawa Natsume tidak berada di sana, ia tak bisa membiarkan dirinya berpisah dari ini.

Ini adalah cerita konyol. Setelah mayat mereka tidak pernah ditemukan, teman-temannya yang hilang lalu membawa monster dan menyerangnya. Kenapa ia ditargetkan? Tidak peduli bagaimana dia memikirkan itu, tidak ada alasan baginya untuk dibunuh. Apa yang Minagawa Natsume katakan, ketika memikirkannya dengan tenang, itu terdengar seperti lelucon aneh.

Tapi, Tobio melihat monster berbentuk kadal. Kepala monster itu langsung melayang oleh elang milik Minagawa Natsume. Peristiwa ini adalah fakta. Kalau dia mencoba untuk berpura-pura bahwa itu mimpi, bayang-bayang yang berbeda akan muncul dari benaknya.

......Kalau itu terjadi yang berarti bahwa, bukan cuma Sasaki, tapi teman-teman sekelas lainnya yang kondisinya tidak diketahui akan hidup juga......? Demikian juga, saat itu dia melihat Sae juga asli? Dan Sae, seperti Sasaki, membawa monster dengannya......?

Tidak, itu terlalu dini menyimpulkan hal-hal seperti itu yang harus ditarik dari pemikiran Tobio. Meski hal-hal yang terjadi seperti itu tak bisa dipahami, ia tidak ingin membayangkan bahwa Sae akan hidup mencoba untuk membunuhnya dengan monster itu.

Duduk di sofa ruang tamu, Tobio mendesah dalam-dalam.

——Dia kelelahan.

Seluruh tubuh Tobio sudah menderita kelelahan. Kalaupun ia masih punya energi untuk membuat makan malam, ia tidak nafsu makan.

Tobio berdiri dan kembali menatap tas. ......Sementara menatap 'telur' yang diduga, sekaligus mulai ia mengingat berbagai hal yang telah terjadi hari itu. Tobio mengambil tas yang masih memegang 'telur' itu, dan meletakkannya di bak mandi.

Ini seharusnya lebih baik. Setidaknya ia ingin melupakan ini sampai besok pagi.

Tobio menutup pintu kamar mandi, kembali ke kamarnya dan berbaring di kasur. Diserang oleh kantuk segera setelah ia berbaring, Tobio segera jatuh tertidur.

Bagian 2[edit]

"Bauh!"

"Uwah!"

Seekor anjing besar menyalak dan Tobio berteriak menyedihkan. Punggungnya bahkan membungkuk.

"Hei, kamu tidak begitu terkejut dengan anjing menggonggong sedari kita menjadi murid SMP."

Selagi menggosok kepala si anjing, Sae tersenyum masam.

Rumah Sae. Di taman, mempunyai Golden Retriever yang dipercayakan kepada mereka dari kerabat Sae. Dia akan bermain dengan keluarganya selagi kerabat mereka pergi jauh.

Pada saat mereka masih SMP, ia berada di rumah sendirian pada hari libur, saat itulah Sae menelepon dan memintanya untuk datang ke rumahnya.

Dia meminta agar Tobio pribadi membawa anjing itu dan menyuruh anjing itu mengejar Tobio, karena Sae lemah dengan binatang.

Biasanya berteman baik dengan orang-orang, si Golden Retriever, yang akan bertingkah dengan semangat anak manja dan nakal, setelah mengakui bahwa ia bukanlah Sae, malah menggunakan semua energi di dalam tubuh yang besar bertingkah manja pada Tobio. Bagi orang-orang yang suka anjing, mereka akan melihat perilaku tersebut menyenangkan, tapi untuk seseorang yang lemah dengan binatang itu akan dilihat sebagai bukan apa-apa selain ancaman.

Selagi dengan cepat mengibaskan ekornya, anjing itu mengejar Tobio yang melarikan diri dari kebun. Untuk mengejar lawan melarikan diri, yaitu naluri anjing. Dengan tepat memotivasi si anjing, Tobio telah menjadi teman bermain yang terbaik untuk menangani si anjing. Meski, ini tidak berbeda daripada binatang liar mengejar Tobio.

"Hei! Yang benar saja!"

Kalaupun dia marah, saat si Golden Retriever ini main-main dengan bersemangat, tak ada yang bisa dilakukan untuk mengakhirinya dengan tenang.

"Ahahaha! Lakukan yang terbaik, Tobio."

Bicara tentang Sae, dia tengah duduk di teras menyaksikan Tobio yang panik.

"Bodoh! Tolong!"

Seruan itu sia-sia, karena Tobio dikalahkan oleh si anjing yang melompat pada dirinya dari belakang, jatuh tertelungkup di kebun.

Anjing itu kemudian tanpa ampun naik ke punggungnya dan mulai menjilati kepalanya dengan sembarangan.

"Uwah! Ha-, berhenti, hei! Uowaaaaah!"

Tobio berada di halaman taman, setengah berlinang air mata sembari berputar-putaar dan berjuang, tapi serangan anjing itu tidak mau berhenti.

"Kinjirou! Berhenti!"

Dengan perintah dari Sae, si anjing bernama Kinjiro berhenti menggoda Tobio. Dengan cepat menjauhkan diri dari Tobio dan menunjukkan duduk yang benar.

Serangan si anjing telah berhenti, Tobio mengambil kesempatan untuk berdiri perlahan-lahan. Penampilannya benar-benar lesu.

Jadi sangat khawatir, Sae menatap wajah Tobio dengan takut.

"K-kamu baik-baik saja?"

"......Aku, aku baik."

Entah bagaimana, dia nyaris tak bisa menjawab. Tapi, tentang kehadiran si anjing besar, Tobio belum terbiasa dengannya.

Sae dengan lembut membelai kepala Tobio.

"Maaf ya, Tobio."

Dengan Sae berperilaku secara terbuka sebagai orang yang akan menghibur anak-anak, Tobio tidak mampu marah padanya.

Itu karena bagaimana menyenangkannya itu. Karena kelembutan itu ditularkan dari tangannya, itu sangat nyaman.

Bila teman-temannya telah mengawasinya, itu akan menjadi sebuah adegan memalukan. Membebaskan anjing itu, saat ini ia tengah dipeluk adalah sesuatu yang tak akan pernah ditunjukkan pada siapa pun.

Tapi, kehangatan Sae terkadang akan menyebabkan suasana hatinya menjadi tenang.

"Sebenarnya, Tobio sama sekali tak berguna melawan Sae-chan."

Sama seperti saat dia mengenakan senyum geli kecil. Menatap ke belakang, nenek tercinta sudah berada disana.

Tobio buru-buru menjauh dari Sae dan mengucapkan alasannya.

"Ini, ini 'kan……jadi, cuma sedikit…!"

Melihat reaksi Tobio, mau tak mau nenek dan juga Sae tersenyum senang. Ini tidak akan begitu memalukan bagi Tobio kalau situasinya terbalik.

Tobio menghela napas dalam-dalam meski si nenek, membelai kepala Retriever itu. Tiba-tiba si nenek bergumam.

"……Kamu membuangnya karena membenci anjing itu, Tobio. Suatu hari, anak itu telah memilihmu tanpa kecuali……tidak, tampaknya ia mungkin telah memilihmu kalaupun itu tidak jelas."

Kata-kata yang telah dibicarakan si nenek, tidak dapat Tobio pahami ……tapi saat dia melihat anjing itu dengan tatapan lembut, meski begitu, kata-kata itu tidak mungkin untuk dilupakan.

Bagian 3[edit]

"Sae......Baa-chan......"

Ketika ia terbangun, itu kamarnya sendiri yang ia lihat. Kamar itu gelap.

——Ia bermimpi.

Waktu yang dihabiskan dengan dua orang tercinta tidak lagi ada——.

Tobio menyeka air mata yang tanpa sadar ia tumpahkan. Hanya menggeser tatapannya, ia melihat tampilan jam di dalam kamar. Sudah sekitar tengah malam. ......ia masih lelah. Biarkan dia terus tidur seperti ini sampai pagi. Besok ada sekolah, jadi akan lebih baik untuk mandi di pagi hari.

Mandi——.

Benar juga, ada sebuah 'telur' di kamar mandi. Pada saat itu Tobio ingat 'telur', serta insiden dengan monster, dan juga mengingat masalah Natsume.

——Pergi tidur.

Dengan cara itu, Tobio menetapkan pilihannya. Sendirian, dia hanya ingin tidur sampai pagi tanpa pertimbangan hal lain.

Dia menutup matanya, mematikan kesadarannya.

............

......Tapi, sungguh ia bertanya-tanya. Pikirannya beramai-ramai. Kesadarannya tak akan benar-benar menutup. Ada beberapa jenis sensasi yang membungkus tubuhnya. Tobio perlahan-lahan membuka matanya. Kamar itu gelap. Satu-satunya suara yaitu dari jarum jam alarm yang berdetak dalam keheningan.

Pikirannya gelisah. Sekarang kenapa begitu?

Tiba-tiba ia melihat ke arah tirai tertutup. Ia mencapai ke arah itu dengan tangannya. Dengan sedikit ditarik, ia melihat keluar.

"——!"

Pada saat itu, tubuh Tobio menegang.

——Dari celah di tirai, ada seseorang mengintip kedalam.

Ia menutup tirai dengan panik. ......Tidak, mustahil! Ini lantai lima kompleks apartemen. Selain itu, jendela di samping tempat tidur tidak ada balkon. Di sisi lain dari jendela itu tidak ada apa-apa. Tobio keluar dari tempat tidur, dan dengan hati-hati mengulurkan tangan ke tirai lagi. Dengan kuat, ia menarik tirai untuk melihat keluar jendela. ——Tapi tidak ada seorang pun di sana.

Seperti sebelumnya, ia membayangkan itu? Setelah melihat orang-orang semacam itu di malam hari, apa sekarang ia mendapatkan halusinasi aneh?

Tobio membuka jendela, hanya mengeluarkan kepalanya, dan dengan gelisah melihat sekeliling. Tapi, tidak ada perubahan. Tak ada seorang pun di sana. Tobio menghela napas panjang dengan lega. Pada saat itu——.

POTA.......

Sesuatu jatuh ke kepala Tobio. Ia menyentuhnya dengan tangannya. ......Itu semacam cairan lengket. ......Cairan itu telah jatuh dari atas?

"......temu......"

Melihat kearah suara, pada saat itu tiba-tiba Tobio mendongak.

"Ketemu kau."

Dia mendongak dengan wajah yang tersenyum tipis. Seorang anak laki-laki murung yang usianya sama——sesuatu seperti laba-laba besar dengan beberapa kaki menempel ke dinding kondominium dengan postur terbalik. Dari mulut laba-laba itu, ada air liur lengket yang menetes.

"——!"

Tobio yang terkejut, segera menarik kepalanya masuk ke kamar, bermaksud untuk menutup jendela. ——Tapi monster laba-laba itu mencegah jendela tertutup dengan kakinya. Merasa takut kekuatan yang kuat yang tengah dipancarkan melalui jendela, Tobio buru-buru mengambil langkah mundur dari tempat itu.

Si anak laki-laki, sementara itu, masuk perlahan-lahan melalui jendela disertai dengan si monster laba-laba. Ketika dia berdiri di tengah kamar, dia menatap Tobio sembari menunjukkan senyum tipis.

"Ketemu kau. Pengkhianat."

Dengan bahasa yang patah-patah, anak laki-laki itu bilang begitu. Diikuti si monster laba-laba yang berbalik ke arahnya dengan kilatan aneh di matanya.

——Utsusemi.

Benar, makhluk di depannya sama seperti Sasaki saat malam itu. Seseorang dengan kedok para murid yang telah membawa seekor monster. ......Bisa saja orang ini juga telah menjadi murid SMA Ryoukuu? Dia bukan seorang kenalan. Tapi, itu mungkin teman sekolah. Itu juga kalau kata-kata Natsume bisa dipercaya.

Setelah kadal adalah laba-laba, huh...... Tobio tampak merasa ironis bahwa tak satu pun dari mereka adalah makhluk yang layak dihadapi.

......Pokoknya, ia akan dibunuh dalam situasi ini. Di depan mata anak laki-laki itu, monster laba-laba itu melepaskan kekuatan yang tak terlukiskan dengan uraian nyata. Dengan semua niat membunuh diarahkan padanya, Tobio langsung dapat menghargai itu.

Dengan tubuhnya didominasi oleh rasa takut, Tobio mulai berlari menuju pintu kamar. Sesuatu seperti jaring laba-laba menuju kakinya, tapi entah bagaimana ia bisa membuka pintu sambil menghindari itu. Setelah melakukannya, ia mulai melewati ruang tamu dan lari menuju pintu masuk. Segera, ia mencoba untuk melarikan diri. Ini adalah pilihan terbaik dengan tingkat kelangsungan hidup tertinggi.

Tobio tiba di pintu masuk, melepaskan rantai, dan membuka pintu——. Di sisi lain pintu, seorang anak perempuan berdiri di sana. Di sampingnya, apa yang tampak seperti monster katak raksasa muncul dari sudut.

"Ketemu kau."

Bicara kata-kata seperti itu, tangan perempuan itu mengulur. Menanggapi itu, katak yang muncul dari sudut membuka mulut sangat besar. Sama seperti si monster kadal yang ia lihat di malam hari, lidahnya sampai mempunyai sesuatu seperti cakar menyerupai taring nan tajam. Sesuai dengan instruksi perempuan itu, lidah katak itu menuju Tobio!

"Keparat!"

Sambil memaki, Tobio segera membungkukkan tubuhnya. Dia merasa ada pergeseran udara sambil lidah aneh itu memotong udara yang melewatinya. Dia nyaris saja berhasil menghindarinya. Setelah nyaris saja lolos dari serangan itu, ia tidak berniat melakukan itu lagi.

Utsusemi, perempuan ini juga!

Tobio entah bagaimana membenarkan postur tubuhnya, tapi ada langkah kaki mendekat dari belakang——. Melihat ke belakang, anak laki-laki dan makhluk dengan kedok laba-laba raksasa itu telah mencapai pintu ruang tamu. Perempuan dan monster katak juga menyerang dari pintu masuk.

——Ia terjebak di antara mereka.

Utsusemi perempuan dari depan, Utsusemi laki-laki dari belakang. Keduanya secara bertahap mendekat. Di tengah lorong dari pintu masuk ke ruang tamu, Tobio berada di jurang keputusasaan.

——Ia akan dibunuh dalam situasi ini.

Tanpa ampun dua orang Utsusemi telah beringsut lebih dekat. Mereka mempunyai tampilan teman sekelas yang tidak ia kenal. Mungkinkah ia telah berkenalan dengan mereka sebelum kejadian itu? Selain terbunuh oleh seorang teman sekelas, terbunuh oleh teman sekelas yang tidak ia kenal itu sangat tidak menyenangkan. Dalam keadaan ini, Tobio memiliki pengalaman yang beredar seperti itu.

——Tapi, pintu kamar mandi mendadak melompat ke mata Tobio. Pada saat itu tiba-tiba ia teringat.

Di bak kamar mandi——adalah 'telur' itu! Benar juga, ia menempatkan 'telur' itu di sana.

——Kamu tidak ingin ia mati.

Kata-kata Natsume terulang dalam pikirannya. Sisa waspada, Tobio terus mengecilkan jarak ke kamar mandi sedikit demi sedikit.

Saat ia mengulurkan tangannya ke arah pintu kamar mandi, kedua Utsusemi mengulurkan tangan mereka untuk mengarahkan monster mereka. Pada saat kedua monster itu mengarahkan niat membunuh mereka padanya, Tobio yang di antara mereka buru-buru bergerak untuk membuka pintu kamar mandi. Mengambil kunci, ia membuka pintu ke kamar mandi.

Sesaat kemudian, ia mendengar suara keras dari belakang. Melihat dari atas bahunya, ia melihat apa yang tampak tentakel Utsusemi telah menembus pintu kamar mandi. Sudah diduga, bila darah dagingnya tersambar olehnya tidak akan hanya meninggalkan lubang udara untuk dilewati.

Buru-buru, Tobio membuka tas yang ia simpan di kamar mandi.

"……Ini kan"

Tobio melihat isi tasnya, tak bisa berkata-kata. 'telur' itu, yang seukuran softball——sudah retak.

Retak? Sejak kapan? Tidak seharusnya retak di sini!

Sembari Tobio bertanya-tanya, tapi yakin bahwa 'telur' itu retak...... hanya cangkang keras yang tersisa, meski ia tak bisa mengonfirmasi apakah ini adalah bukti bahwa sesuatu telah menetas.

(......Ti, tidak mungkin! Minagawa Natsume pasti mengatakan ini sangat penting! Tanpa ini, aku akan dibunuh!)

Tobio cepat-cepat mencari dibagian dalam kamar mandi, tapi isi dari 'telur' itu tak terlihat. Sementara itu terdengar konyol, dari intuisi Tobio bahwa elang Minagawa Natsume datang dari 'telur' tersebut——atau ia membayangkan bahwa akan ada beberapa makhluk lain di dalam. Dan dengan demikian, ia berpikir begitu ketika ia mampu melawan Utsusemi yang menyerang. Tapi bukannya telur itu......kosong?

Mustahil, apa Minagawa Natsume bilang itu bohong? Atau mungkin, mungkinkah ia telah diberi 'telur' kosong karena kesalahan?

Untuk Tobio yang telah memikirkan 'telur' itu sebagai harapan terakhir, sedikit demi sedikit ia mengatasi keputusasaan. Tanpa ampun dari belakang, suara kerusakan progresif dari pintu terdengar.

......Tidak mungkin melarikan diri. Semua yang tersisa untuk dilakukan adalah menunggu untuk dibunuh.

Ambruk di sana, Tobio gemetar sewaktu menghitung mundur pada kematiannya. ——Kini, waktunya.

——DOKUN.

Dengan jantungnya berdebar keras karena takut dan tegang——denyut yang sangat berbeda dan debaran jantung terjadi di tubuhnya. Di tubuhnya——ia mencapai perasaan yang mirip dengan sesuatu yang dihasilkan dari kedalaman, yang sampai sekarang tidak pernah ada.

DOKUN-DOKUN.

Sedikit demi sedikit, meskipun, dari jantung Tobio yang tentu saja——seluruh tubuhnya mulai tampak berdenyut, dan sensasi hangat terasa.

Memang, ada 'sesuatu' yang tak terlihat di jantungnya——. Apa identitas ini 'sesuatu' itu, ia tidak tahu, hanya perasaan "Segera dia akan ada di sini", itu yang bisa ia mengerti. Denyut jantung ini tidak berhenti. Bahkan meningkat pesat. Bersamaan dengan perasaan "Sesuatu akan ada di sini sebentar lagi" yang mendekat, ada juga perasaan bahwa itu mungkin sebuah ilusi——tidak, pasti ada sesuatu yang muncul dari tubuh Tobio.

Sementara itu dari belakang, suara keras terdengar. Mungkin itu pintu yang hancur. Dari sana, melalui lubang di pintu, wajah kedua Utsusemi muncul. Dia telah terkepung.

"Ketemu kau."

Setelah mengatakan itu, wajah itu menarik diri. Lidah monster itu membentang menembus lubang di pintu dan mencoba untuk membuka kuncinya. Kedua Utsusemi tampaknya telah bekerja sama.

Tapi, seakan dalam menanggapi jantungnya yang telah menembus sementara itu, menjadi semakin cepat.

Tobio meletakkan tangannya di shower kamar mandi. Dia menyalakan pemanas air dan meletakkan tangannya di keran.

Utsusemi laki-laki itu disertai dengan laba-laba masuk melalui pintu kamar mandi yang kini terbuka. Begitu menyadari kehadirannya, matanya menyipit dengan senang hati. Si laba-laba besar menggeliat sembari mengarah padanya.

Tobio menghadapi si laba-laba, dan disemprot dengan air panas shower yang telah dipanaskan sampai suhu maksimum.

Di depannya terkena air panas shower, si laba-laba itu sepenuhnya menderita sakit segera.

Serangan balik telah mencapai balas dendam——.Pikiran sekilas seperti itu, seperti dari sisi Utsusemi laki-laki itu, Utsusemi perempuan muncul dengan si monster katak.

Begitu perempuan itu melihat kamar mandi yang Tobio pegang dan keadaan laba-laba, dia menyembunyikan setengah tubuhnya di balik pintu kamar mandi. Lidah si katak dengan taring di ujungnya berubah menjadi cambuk, berayun lurus ke arahnya.

Tobio secara naluriah menghindar ke sisi, akan tetapi hasilnya lidah si katak itu memutuskan shower yang ia pegang. Dengan kamar mandi kehilangan ujungnya, dengan begitu selang ini menyemprot air panas penuh semangat.

Tak bisa menangani bermandikan air panas, Tobio terpaksa menghentikan air itu segera.

Sembari Tobio mencoba untuk menghindari air panas di lantai kamar mandi, lidah si katak menyerang. Tobio yang terkejut meletakkan kakinya di air mendidih di lantai, dan terasa panas segera sambil kakinya terpeleset. Untungnya karena terpeleset ia menghindari serangan langsung lidah itu...... tapi ia kehilangan keseimbangan dan jatuh ke dalam bak mandi.

Dalam rasa sakit yang memukul pinggangnya di bak mandi, Tobio menutup matanya. Ketika ia membuka matanya, katak itu sedang menatapnya dari depan. Dari belakang, si monster laba-laba merangkak di sepanjang dinding kamar mandi saat sedang waspada.

Niat membunuh——. Tidak salah lagi itu sedang dipancarkan dari kedua tubuh yang bernafsu darah murni. Ini adalah apa yang dirasakan Tobio dengan seluruh tubuhnya.

Untuk dibunuh——.

......aku tidak ingin itu.

......Ini, berakhir yang bahkan aku tidak tahu alasannya...... aku tidak ingin itu sama sekali ......!

Aku tidak ingin mati——.

Aku tidak ingin mati, aku tidak ingin mati.

Aku tidak ingin mati, aku tidak ingin mati, aku tidak ingin mati, aku tidak ingin mati, aku tidak ingin mati, aku tidak ingin mati, aku tidak ingin mati, aku tidak ingin mati.

......Seseorang, tolong aku.

Itu ketika ia terisi dengan pikiran itu. Tobio diserang oleh serangan detak jantung yang keras.

......Dokun. DOKUN!

Jantungnya berdetak sangat keras sampai dia berpikir orang lain pasti akan mendengarnya juga.

——bio. ——pa.

——Tobio. ——Tak apa-apa.

Pada saat ini, dalam situasi ini, dapat dikatakan bahwa apa yang tiba-tiba muncul kedalam pikiran Tobio——adalah suara nenek. Dengan wajah kusut nan basah, neneknya mengatakan.

——Tobio. Kamu adalah anak yang diberkati. Seorang anak yang dicintai lebih dari yang lain.

——Karena itu, Obaa-chan ingin kamu menjadi lebih sedikit bahagia, Tobio.

——Jadi karena itu, Obaa-chan, hanya sesaat, menempatkan segel pada Tobio yang diberkati.

——Tapi kamu tahu, Obaa-chan yakin bahwa suatu hari nanti kamu akan melihat lebih banyak hal menyakitkan daripada sekarang.

——Ingat saja ini, Tobio. Dirimu yang lain yang ada di dalam dirimu akan menyelamatkanmu ketika tidak ada orang lain yang bisa.

Ketika ia masih muda, neneknya memeluknya erat-erat, dan bergumam dengan begini. Kata-kata itu, meski menjadi kata-kata yang masih tidak ia mengerti, yang diukir pada kedalaman jiwa Tobio.

——Kamu ini unik dengan dunia ini, karena "_____" telah memilihmu.

——Kalaupun itu hanya imitasi dari cangkang "___".

Tak terdengar——kata yang tidak ia ingat, namun meski begitu, meski kenyataan, suara neneknya memberi Tobio rasa fana nostalgia.

DOKUN——.

Dia dipukul dengan getaran besar mencolok. Untuk sesaat, ia kehilangan sensasi di tubuh dan kesadarannya menjadi kabur...... tapi segera ia pulih kembali pada keadaan aslinya. Tetapi, saat berikutnya, sesuatu yang terbang pada kecepatan tinggi dan melewati pipi Tobio juga telah mendarat di dalam bak mandi.

Didepan matanya, wajah monster katak dengan lidah menggantung——tertikam oleh apa yang tampaknya menjadi pedang. Pedang telah diperluas ke langit-langit sambil menusuk si katak. Monster katak itu dengan cepat terbanting ke langit-langit kamar mandi. Melihat itu, memahami bahwa ada bahaya, monster laba-laba lenyap dari pandangan Tobio.

Dia sendiri jatuh ke dalam bak mandi. Di belakangnya——adalah bagian bawah bak mandi. Apa yang baru saja melompat keluar dari sana?

Setelah mendapatkan kembali postur tubuhnya, Tobio menatap di mana pedang itu berasal.

——Dari bayangannya sendiri, sebilah pedang tajam telah muncul.

Sembari Tobio menyaksikan dengan napas tertahan, bayangan yang ia proyeksikan menggeliat seolah-olah memiliki suatu tujuan. Bayangan itu secara bertahap mengambil bentuk——penampilannya mengagetkan Tobio.

Apa yang muncul dari bayangan itu yaitu anak anjing dengan bulu hitam.

Dahi anak anjing itu menonjol tajamnya——pedang telah tumbuh dari sana. Anak anjing itu melompat dari bak mandi, mengeluarkan pedang dari si katak itu menembus ke langit-langit. Si monster katak jatuh ke lantai, masih hidup meskipun sejumlah besar darah mengalir dari wajahnya. Si monster katak, wajahnya masih berlubang, kembali menyerang dengan taring tajam lidahnya yang telah digunakan pada Tobio——hanya saja dilemparkan pada si anak anjing itu.

  • Zashu~*, sebuah suara memotong terdengar di kamar mandi.

——Daging yang berceceran. Lidah monster itu, dan bahkan seluruh tubuhnya, diiris menjadi potongan, dagingnya tersebar di seluruh kamar mandi. Si anak anjing itu melompat segera dan mencincang si katak dengan bilah pedang di dahinya......!!

Sistematis, si anjing hitam pekat melompat dari dinding ke dinding kamar mandi, langsung mengiris si monster katak, dan sekarang pergi menuju si monster laba-laba itu.

Dengan hilangnya monster katak itu, Utsusemi perempuan kehilangan kesadaran dan jatuh segera.

Pada arah laki-laki itu, si monster laba-laba yang menemaninya, saat menilai situasi menjadi berbahaya, mulai menarik diri. Si anak anjing tidak membiarkan ini, tumbuh sepasang pedang seperti sayap dari punggungnya untuk menutup jarak.

Tobio terheran dengan serangkaian kejadian ini.

......Dari bayangannya sendiri, si anak anjing......lahir? Bukannya 'telur', yang muncul dari bayangan? Anjing ini bisa menumbuhkan pedang. Pedang itu, langsung mengubah si monster katak menjadi potongan daging.

Meskipun fenomena itu melebihi imajinasi terus terjadi satu per satu, si anak anjing hitam di depan matanya memberinya perasaan kuat akan 'sesuatu'. Sama seperti sebelumnya, perasaan itu berdenyut——yang tidak berbeda daripada si anjing ini. Si anjing hitam kecil ini yang ia panggil sendiri. Tidak, ia memanggil si anjing ini......?

Sambil Utsusemi laki-laki itu mundur, si anjing hitam, tidak gagal untuk menyadari, menutup jarak dalam sekejap mata. Si anjing hitam, seperti peluru hitam, ditembak tepat melewati sisi si monster laba-laba. Ketika semua telah mereda, si monster laba-laba yang telah mengikuti si laki-laki itu kehilangan kekuatannya. Menyerang, dan tubuh si laba-laba terbelah dua. Setelah kehilangan si laba-laba, si laki-laki itu secara dramatis jatuh segera seperti si perempuan sebelumnya.

Dengan waktu kurang dari satu menit, si anak anjing telah menghabisi dua monster itu.

Dan tiba-tiba terdiam. Utsusemi tidak bergerak. Setelah beberapa saat, apa yang tampak seperti persegi sihir muncul lagi di bawah Utsusemi dan monster itu, yang kemudian menghilang dalam kilatan cahaya.

......Tersisa Tobio dan si anak anjing saja di kamar mandi. Si anak anjing menggoyang-goyangkan telinganya, dan mulai menggunakan hidungnya. Mungkin menyadari sesuatu, si anak anjing dengan penuh semangat melompat dari kamar mandi. Sembari si anak anjing meninggalkan kamar mandi, Tobio mengikutinya.

Dia terjebak dengan si anak anjing di ruang tamu. Melihat ke bawah di tempat kejadian, Tobio sudah kehilangan kata-kata.

Saat makhluk hidup berbulu besar telah menunggu di tengah ruangan. Jendela ruang tamu telah rusak. Makhluk itu memiliki bulu, seperti serangga yang kepala, dada, dan perut dibagi menjadi tiga, ia juga memiliki enam kaki, tapi kepala, daripada seperti serangga, itu tampak lebih seperti reptil. Makhluk aneh yang seperti tubuh ngengat dengan kepala kadal. Tentu saja, titik utamanya adalah si laki-laki di sampingnya yang menyerbu ruangan itu.

Tetapi, bahkan monster semacam itu, si anak anjing hitam yang telah menumbuhkan pedang itu siap tanpa takut sama sekali. Si anak anjing bergegas masuk tanpa ragu-ragu. Untuk menghindari tujuannya, si monster sedikit naik——tapi si anak anjing langsung bereaksi dengan menendang dinding untuk terus mengejarnya. Sibuk mengejar terus-menerus, dalam sekejap dua kaki si monster telah dipotong.

Karena sebagian besar tubuhnya, manuver monster bersayap ini terbatas di dalam ruangan. Sejalan dengan itu, tubuh kecil si anjing hitam itu sangat bagus untuk manuver. Cara itu, metode si anak anjing itu akan berakhir melalui taktik.

Dengan begini sementara Tobio menggenggam situasi, si laki-laki pemilik monster itu tampak telah menginstruksikan monster itu dengan luas, memotong gerakan tangan. Monster berbulu itu melepas kilatan sinar di matanya, dan sambil anak anjing itu meluncurkan serangan kedua——dia dengan sengaja membiarkan kepalanya terserang! Yang berarti bahwa pedang si anak anjing itu akan dengan mudah menembus ke dalam dada monster itu, tetapi juga memungkinkan monster itu untuk dengan erat menangkap si anak anjing itu dengan sisa empat kakinya. Dengan tindakan mereka, dia mengepakkan sayap dan bergegas keluar dari dalam ruangan.

——Si anak anjing dibawa keluar!

Gawat. Tempat ini sebuah apartemen lantai atas. Mengandaikan bahwa harapannya itu benar, tujuan monster itu——tampaknya untuk menjatuhnya dari ketinggian. Monster itu bermaksud untuk menjatuhkan si anak anjing dari ketinggian di langit. Kalaupun itu adalah anjing yang bertunas pedang tajam, bila dijatuhkan dari ketinggian begitu......!!

Tobio, khawatir tentang si anjing itu, memutuskan untuk menargetkan laki-laki yang mempekerjakan si monster berbulu. Setelah entah bagaimana mendapatkan beberapa jarak, ia dengan cepat melemparkan pot terdekat dengan sekuat tenaga ke punggung laki-laki itu, memukul tubuhnya. Setelah mengeluarkan suara tersedak, laki-laki itu jatuh secara dramatis di mana dia berada.

Setelah mengonfirmasi ini, Tobio segera berlari ke balkon. Pikiran akan keberadaan si anak anjing yang dibawa ke langit itu mengganggu dirinya.

Setelah berada di balkon Tobio melihat sesuatu dibawah sinar rembulan——itu adalah monster yang terbang di udara di depan apartemen sambil memegang si anak anjing itu. Kalau bukan empat kaki itu memegang si anak anjing yang menusuk dadanya, dia akan jatuh tepat pada saat itu——. *Bashu~*, bergema di langit malam, suara hancur terdengar.

Bayangan di mata Tobio, adalah pedang raksasa yang muncul dibawah sinar rembulan. Tobio dengan jelas menyaksikan saat kemunculannya. Dengan begitu, sebelum monster itu hendak menjatuhkannya, tubuh anak anjing itu memancarkan cahaya lemah. Saat berikutnya, si anak anjing itu telah mengalami transformasi menjadi sebilah pedang raksasa, yang menembus tubuh monster bersayap dan tersebar.

Pedang besar jatuh di atap depan apartemen.

......Tobio mengambil napas. Di bawah sinar rembulan di depannya, ada sebilah pedang yang tidak teratur terjebak di atap sebuah gedung apartemen.

Pikiran Tobio teringat karena itu.

——Kamu membuangnya karena membenci anjing itu, Tobio. Suatu hari, anak itu telah memilihmu tanpa kecuali......tidak, tampaknya ia mungkin memilihmu kalaupun itu tidak jelas.

Ahh, Baa-chan. Ini adalah apa yang disebut, kan? Tapi, itu——.

——Seekor "anjing"?

Tobio menekankan tangan di dadanya yang berdenyut sangat kuat. Alasannya seperti itu, ketakutan. Atau, mungkin, bahwa ia tidak pernah berharap dirinya mencapai kekuatan tersebut——.

"......Milikmu sangat keren."

Dari belakang ia mendengar pihak ketiga mengeluarkan suara tercekik.

Dia terkejut melihat penampilan Minagawa Natsume masuk penglihatannya di atap apartemen. Dia telah menyatakan di jalan luar restoran keluarga dia akan datang untuk berkunjung.

"Kamu baik-baik saja? Aku sedikit terlambat."

Dia menatapnya sambil khawatir. Tobio duduk di tempat, pikirannya lelah, dan menjawab, "Entahlah."

Ketika cahaya memudar, saat ia memeriksa untuk memastikan tuan monster bersayap itu, ia menelan kata-kata "Aku berharap kamu akan datang sedikit lebih cepat."

Elang itu kini bertengger di sofa yang menghadap ruangan, serangkaian serangan tadi kini berakhir tenang.

"Aku juga terkejut. Setelah berkomunikasi denganmu di restoran keluarga sore ini, aku akan datang dan membicarakan sesuatu lebih lanjut denganmu, tapi kamu sedang diserang ketika aku sampai kemari. Dengan mereka bertiga. Yang pasti sangat sulit untuk pertempuran kedua."

Natsume sembari mengatakan itu. Datang diserang oleh tiga orang, dan dari sudut pandang gadis ini satu-satunya kata untuk menggambarkan itu adalah "sulit".

Natsume mengeluarkan suara yang mengatakan, "Imutnya!" Dia saat ini memegang anak anjing itu. Ketika berubah menjadi bilah pedang, anak anjing hitam itu akhirnya tertahan di atap apartemen, sehingga elang Natsume membawanya kembali kemari. Sembari elang itu ke atap, si anak anjing itu kembali pada tampilan aslinya.

——Bilah-bilah pedang muncul dari tubuhnya!

Tapi, meskipun Tobio yang mengkhawatirkan Natsume memegang anak anjing itu di tubuhnya kini bebas dari bilah-bilah pedang itu. Mengibaskan ekornya seperti anak anjing normal, sedang menjilati Natsume.

Tubuh kecil anak anjing berbulu hitam legam terkandung kekuatan memotong monster-monster. Mengeluarkan bilah-bilah pedang dari seluruh tubuhnya, ia telah menunjukkan kekuatan yang sangat luar biasa.

"Yah, ayo kita pergi dari sini."

Natsume membuat usulan tersebut.

"Memikirkan aku berharap untuk tetap tinggal di sini sebentar saja, tapi mau bagaimana lagi. Silakan berkemas dulu, tapi cuma kebutuhan dasar saja. Lawan kita tahu tentang rumahmu. Selain itu, kalaupun kamu pernah mengalahkan mereka, setelah satu jam, ada kemungkinan setelah tiga puluh menit mereka akan menyerang lagi?"

Tobio sepakat bahwa bahaya hanya berlalu sementara.

"......Dengan keributan seperti ini, aku ingin tahu apakah seseorang melaporkannya."

Tobio berbicara dengan keras akan pemikiran semacam itu.

Benar, jendela rusak, dan kamar mandi hancur sampai ke pintu. Dengan suara mengganggu seperti itu tidak akan mengejutkan bila warga terdekat mulai gempar. Namun, Minagawa Natsume menggeleng.

"......Mereka menyelesaikan persiapan sebelum serangan, sehingga keributan seperti itu tidak terjadi. Semua orang akan tetap tertidur lelap."

......Dia tidak bisa memahami pentingnya apa yang telah dia sebutkan dangan begitu tenang. Itu diluar kemampuan pemahaman Tobio. Namun, ini tidak bisa dikatakan lelucon, karena rasanya seperti ketidaknormalan ini hanyalah keadaan saat ini.

Natsume kembali tersenyum dan mengatakan.

"Karena aku tahu tempat yang bagus untuk bersembunyi dari mereka, ayo kita pergi ke sana."

"Tempat untuk bersembunyi?"

"Yup, itu tempat aku tinggal sekarang. Disanalah tempat yang bisa menghabiskan waktu dengan aman setelah melarikan diri dari Utsusemi. Makanya, karena aku akan memberitahumu banyak hal yang perlu kamu ketahui, kamu harus siap-siap untuk pergi!"

Mendorong punggung Tobio, Natsume buru-buru mendesaknya.

"Benarkah ada yang tempat yang bagus? Maksudku, kalau kita berbenah——"

"Dah! Karena itu, pergi siapkan barang-barangmu!! Tidak aman di sini! Kalau kamu mencoba mengeluh, Onee-san akan menyeretmu ke sana dengan celana dalammu."

Sudah diduga, kata peledak Natsume pikirkan memang meresahkan, Tobio menghentikan pertanyaan dan memutuskan untuk kembali ke kamarnya untuk mengambil barang-barangnya.

Tobio dan Natsume berjalan di larut malam.

Tobio membawa dua tas besar, satu di bahunya dan yang lain di tangannya. Tas-tas besar ini, kembali ke rumah telah diisi dengan barang-barang yang diperlukan saja, sedang dibawa saat ia mengikuti Natsume, yang berjalan di jalanan malam hari.

"Bagaimanapun, akan lebih aman untuk meninggalkan daerah penduduk."

Sembari Tobio membawa barang-barang berat, dia melakukan yang terbaik untuk bersaing dengan kecepatan Natsume. ——Di belakang Tobio, si anak anjing mengikuti saat Tobio berlari.

Tiba-tiba Natsume melihat ke belakang. Ekspresinya berubah secara dramatis. Dia mengarahkan pandangan tajamnya ke arah Tobio. Matanya, meskipun, itu adalah fokus pada apa yang ada di belakang Tobio.

Sembari Tobio melihat melihat ke belakang, ia melihat si anjing hitam itu telah mengikuti dirinya mengarahkan perhatiannya pada kegelapan hanya malu dari cahaya lampu, dan memamerkan taringnya dengan mengancam.

Seperti menatap jalan gelap dengan mata menyipit, menunjukkan sosok yang mendekat muncul.

"Tidak mungkin……"

Ujar Tobio cemas sembari menelan ludah.

"Eeh, pengunjung."

Utsusemi——.

Anak laki-laki dekat di bawah lampu, melihat dengan tanpa emosi menakutkan, sehingga menimbulkan perasaan bahwa dia tidak punya semangat. Dengan suara merayap di sampingnya, seekor monster ular muncul mendadak dari sudut.

Tobio dan Natsume menghindari tatapan satu sama lain. Perlu untuk menentukan tindakan selanjutnya. Melarikan diri, atau melawan.

Tapi sebelum mereka bisa melakukannya, tiba-tiba ada sebuah fenomena seperti api di sekitar tubuh si ular! Dengan ular berkobar dengan ganas di jalanan yang gelap, tubuhnya menggeliat, pengendalinya mundur untuk menghindari dia berubah menjadi arang——.

Saat Tobio kehilangan kata-kata atas kejadian ini, Natsume, setelah melihat fenomena tersebut, mendesah lega.

Dengan kematian si ular, teman sekelas yang menyertainya——Utsusemi itu juga ditransfer pergi oleh persegi sihir. Dengan fenomena yang telah diverifikasi, suara langkah kaki yang mantap terdengar.

Muncul dari kegelapan, seorang gadis pirang aneh melangkah ke cahaya. Juga, alasan dia tampak aneh, dia mengenakan jubah dan topi runcing. Meskipun dia tampak asing, dia berpakaian seolah-olah itu adalah cosplay penyihir. Dia menemukan dirinya terpesona oleh penampilan mengejutkan paling menakjubkannya. Meski sulit untuk menilai dengan asing, mungkin usianya......sama seperti diri Tobio.

Gadis berpakaian seperti penyihir itu, menetapkan mata birunya pada Tobio dan Natsume, berbicara.

"Kamu lambat, Natsume. Kebetulan kamu ingin bertemu denganku?"

Natsume bersikap menyesal sekali dan mengatakan, "Maaf, maaf," gadis itu. Dia fasih berbahasa Jepang. Rupanya ia kenalan Minagawa Natsume... Dimulai dengan fenomena pembakaran, dengan semua rangkaian kejadian itu terus terjadi satu per satu, pemahaman Tobio tak bisa bersaing dengan itu semua.

Natsume mendekati bingungnya Tobio, mengambil salah satu tas dari tangannya.

"Ayo. Mereka akan menyerang daerah sepi ini. Karena kita tidak bisa pergi ke daerah-daerah berpenduduk, kita harus meninggalkan daerah ini secepatnya."

Menanggapi nada serius Natsume, Tobio mengangguk, dan mereka bergegas pergi.

Bagian 4[edit]

"Ayo, masuk masuk."

Larut malam, Tobio akhirnya tiba di tempat yang aman yang telah Natsumi bicarakan——sebuah gedung apartemen tertentu. Diduga tempat persembunyian di hutan, apa yang ia bayangkan adalah tempat yang terpisah dari daerah perkotaan, ternyata benar-benar tempat yang sekitar sepuluh menit dari stasiun tetangga. Tampilan tempat ini juga bangunan apartemen yang sangat umum, tapi......

Saat Tobio masih merasakan sentuhan ketidakpastian tentang apakah mereka benar-benar akan aman dari serangan di tempat seperti ini, ia diundang ke sebuah apartemen tertentu. Kursi, TV, DVD player, hanya rak-rak ruangan sederhana.

Jari menunjuk pada si gadis pirang, Natsume bicara lagi.

"Gadis ini Lavinia. Sebagai salah satu warga yang tinggal di tempat persembunyian ini, dia adalah sekutu kami untuk saat ini."

Si gadis pirang——Lavinia menunduk sederhana dan berkata, "Senang berkenalan denganmu."

Setelah dia selesai menyapa ringan, dengan suara berisik, Natsume mulai mencari di rak-rak yang dilengkapi di ruangan.

"Kalau begitu, jadi——pertama-tama, kamu mencari konfirmasi."

Natsume, setelah bicara demikian, lalu mengeluarkan DVD tertentu dan memasukkannya ke dalam DVD player.

"Apa yang sudah kamu cari sejak kita tiba?"

Tanya Tobio pada Natsume.

"......Ini dimaksudkan untuk menegaskan kembali keadaan dirimu dan Natsume."

Jawaban yang mengejutkan diberikan oleh si gadis pirang Lavinia.

Tobio mulai sungguh-sungguh menyaksikan gambar video yang muncul di layar TV. Itu program berita yang mencakup kecelakaan laut besar kapal tertentu. Itu bukan sesuatu yang tidak dia tahu. Selama dua bulan terakhir, insiden itu bergejolak besar dalam hidupnya.

Kejadian Heavenly of Aloha——.

Kapal mewah yang ia dan Natsume harusnya naiki. Telah tenggelam bersamaan dengan teman sekelas mereka, kapal ini dengan nama 'ilahi'. Meskipun video itu tidak memiliki suara, Natsume juga menunjukkan tampilan masam. Bukan hanya Tobio, ia juga pastinya telah menderita selama dua bulan ini, membawa luka mental dari kehilangan teman-teman sekelasnya.

Video itu berubah. Apa yang layar tunjukkan sekarang, itu di suatu tempat di lingkungan kota. Di video itu, mirip diambil dengan kamera video rumah, menampilkan sekelompok pria dan wanita muda.

Tobio terus menonton dengan alis berkerut.

"Apa itu......Yada......? Kojima......?"

Tobio tengah kehilangan kata-kata. Menampilkan sekelompok anak muda berturut-turut. Ada banyak wajah yang ia kenal. Gambar sekelompok anak muda ditampilkan berturut-turut tanpa jeda. Itu bukan lima puluh atau seratus.

Video itu menunjukkan orang-orang yang Tobio, sampai beberapa saat yang lalu, percaya bahwa keberadaan mereka tidak diketahui. Tetapi, waktu yang tertera pada video itu, adalah nomor digital yang menunjukkan waktu pada bulan Juni, baru setengah bulan yang lalu——.

Dua ratus tigapuluh tiga murid kelas dua SMA Ryoukuu masih dikatakan hilang. Pada kenyataannya, kemungkinan bertahan hidup itu hampir tak ada. Tapi, pada video di depannya, setiap orang yang keberadaannya tidak diketahui masih hidup dan aktif.

......Sementara ia tidak mengerti mengapa mereka monster terkemuka, atau alasan apa mereka menargetkan mereka, mereka......mereka semua masih hidup.

Lalu, bukan hanya teman sekelas, tapi Sae juga——.

Tobio menyadari bahwa dari dalam dirinya sendiri, ia bisa merasakan secercah harapan. Patah hatinya terasa seperti sembuh sedikit demi sedikit. Tapi, perasaan rapuh itu lenyap pada video berikutnya.

Salah satu teman sekelas laki-laki yang ditunjukkan pada layar. Ada monster seperti seekor buaya di sisinya. Dari mulut monster itu, lidah panjang lemah. ......Bukan, itu tentakel.

Teman sekelas lainnya yang ditampilkan di layar berbagai monster terkemuka yang berbeda. Seperti katak, laba-laba, ular, dan kadal yang baru saja ia temui...... Beberapa tampak seperti serangga besar seperti ngengat dan belalang sembah. Ada monster yang amat buruk dengan ukuran yang tidak mungkin ditentukan, dan juga orang-orang dengan penampilan yang tergangu. Mereka monster yang hampir seperti keluar dari film dan game.

Mereka tengah meregangkan lidah seperti tentakel, menangkap seekor babi hidup. Saat video itu tidak memiliki suara, penampilan itu saja sudah tragis, sambil monster itu tak pernah puas melahap seekor babi hidup. Darah menetes dari tepi mulut monster itu.

Tobio mencengkeram mulutnya, saat dengan putus asa merasakan perasaan muntah yang masuk tenggorokannya, sembari ia menyipitkan mata di video itu.

Natsume, yang telah melihat video itu sekali sebelumnya, juga tak bisa melihat langsung.

Setelah itu, penjelasan Natsume mulai tercampur dengan video. Konten itu ekologi para monster dan bagaimana menangani mereka.

Meski kepalanya terasa aneh, entah bagaimana Tobio menjaga kewarasannya, dan dengan ekspresi yang lemah lembut mulai mengisi kepalanya dengan informasi.

Inilah yang Tobio pahami——.

Makhluk-makhluk ini, mereka monster dengan kemampuan khusus menakutkan dan kemampuan fisik yang tinggi. Untuk serangan kecil, tidak akan mungkin untuk memotong daging di bawah kulit.

Untuk dikalahkan, inti atau kepalanya harus dihancurkan. Tampaknya inti itu berada pada posisi yang manusia sebut jantung. Kelemahan mereka pada dasarnya tidak berbeda dari makhluk hidup lainnya. Tapi, mereka jauh lebih kuat daripada makhluk biasa.

Dia terus menggambarkan mereka sebagai "monster" saat bicara.

"Video ini, fotografi mendokumentasikan kebenaran akar aneh ini, telah disembunyikan oleh orang-orang seperti kita. Bukan berarti penjaganya ini, juga tidak bertindak. Mereka adalah murid SMA Ryoukuu yang hilang di kecelakaan laut. Teman sekelas kita. Dan kini, mereka mengendalikan monster asli. Dipasangkan dengan monster mereka, mereka tampaknya diberi nama——Utsusemi."

Ujar Natsume dengan biasa saja.

Lavinia melanjutkan.

"Dengan Utsusemi, maksud kita hal-hal seperti imitasi diciptakan oleh sebuah organisasi tertentu yang ada di negeri ini, orang-orang dengan kemampuan supranatural buatan——mereka akan dikategorikan sebagai sesuatu seperti Inou Tsukai (pengguna kemampuan khusus). Mereka tengah dimanipulasi oleh organisasi."

.......Dalam situasi sekarang, tidak ada sesuatu untuk dikatakan.

......Tobio memikirkan itu cerita konyol.

Kekuatan supranatural untuk mengontrol monster? Dibuat oleh suatu organisasi di Jepang? Selain itu, memanipulasi teman sekelas menyerang mereka? Ini seperti cerita dari manga atau film fiksi. Bila ia tidak begitu mengalaminya, ia benar-benar tidak akan mempercayainya. Ia akan menilai itu menjadi khayalan gila manusia.

Tapi——tak ada pilihan selain percaya. Dalam kebenaran, mereka dikejar dan diserang oleh monster. Dan yang menentangnya——si anak anjing hitam yang tumbuh pedang dari dahinya.

Melihat si anak anjing meringkuk di sampingnya, keadaan memastikan bahwa Tobio tidak dapat setuju bahwa ini adalah pernyataan gegabah nan gila.

Natsume melanjutkan.

"Utsusemi, operator yang mengendalikan monster——tubuh mereka cuma bisa berfungsi sebagai satu set. Dan badan-badan itu, teman sekelas kita yang berpartisipasi dalam perjalanan, mereka ada 233."

Untuk Tobio yang kehilangan kata-kata, Natsume menegaskan demikian.

"Dan, mereka kembali ke Jepang demi membunuh murid yang masih hidup——aku dan kamu."

"Ini bukan main-main!"

Tobio mencela dengan beberapa kata.

Itu wajar saja. Itu karena ia sedang ditargetkan oleh teman sekelas yang telah menjadi monster.

Ini benar-benar bukan main-main. Tapi, apa yang terlintas di pikirannya adalah monster yang menyerang sebelumnya——Utsusemi. Permusuhan yang mereka pendam, haus darah yang asli. Bukti bahwa mereka pasti akan datang untuk membunuhnya secara pribadi.

Natsume bicara.

"Tidak salah lagi kita akan terus menjadi target di kemudian hari. Mereka sudah diarahkan untuk menargetkan kita yang selamat yang tidak berpartisipasi dalam perjalanan. Organisasi yang memanipulasi mereka dari belakang, itu karena kita, dengan cara apapun yang diperlukan, kita diinginkannya."

"Sebentar……. Kenapa mereka menargetkan kita?"

Pertanyaan yang Tobio inginkan dijawab sebagian. Apa alasan utama mereka menargetkan dia dan Minagawa Natsume——memikirkannya, itu semua Tobio bisa pikirkan. Hati-hati Tobio menatap si anak anjing yang duduk di sampingnya.

Juga menatap ke elangnya, Natsume bicara.

"Tampaknya hal semacam itu. Griffon-ku, menganggap anak anjing milik Ikuse-kun, itu mirip namun sangat berbeda dengan monster yang menyertai mereka."

"——Sacred treasure. Itu disebut Sacred Gear. Jadi, Itu adalah kekuatan luar biasa yang disebutnya. Tapi, ini wajar saja——kamu dilahirkan dengan kekuatan ini. Sacred Gear juga bukan hal yang langka. Banyak Sacred Gear yang namanya sudah tercatat dalam sejarah serta atlet yang sukses modern tanpa sadar memiliki kekuatan seperti itu. Tapi, agar mewujudkan bentuk yang berbeda, itu adalah kondisi yang diperlukan seseorang memiliki sejumlah kemampuan."

Lavinia bicara dengan biasa saja. Dia tampaknya menderita hukuman dari tempat lain.

"Untuk rincian lengkapnya, makhluk milikmu dan Natsume lahir diklasifikasikan sebagai Sacred Gear "Tipe Avatar Independen". Dan, Utsusemi adalah Sacred Gear "Tipe Avatar Independen" tiruan buatan."

.........Kata-kata tidak dimengerti yang didengar satu per satu, otak Tobio berada di ambang meledak.

......Sacred treasure? Sacred......Gear......? Itukah anak anjing miliknya dan elang milik Minagawa Natsume, dan monster yang menyertai para murid yang menyerang mereka...... Monster para murid itu adalah salinan palsu dari mereka?

Natsume melanjutkan cerita tanpa memperhatikan.

"Organisasi yang menggunakan Utsusemi ingin mendapatkan sesuatu seperti kita dengan cara apapun. Kemampuan kita yang tidak bisa diambil sangat diperlukan untuk mereka. Untuk itu, mereka memberi pengaruh besar pada perjalanan itu memanfaatkan murid SMA Ryoukuu. Keberadaan mereka menjadi tidak diketahui, mereka tampaknya percaya bahwa perubahan tersebut dalam keadaan baik bagi mereka. Dengan menggunakan teman sekelas kita, aku bertanya-tanya apakah mereka berpikir mereka bisa membujuk kita dengan begitu ceroboh. Dan kini, mereka yang sedang dimanipulasi, terakhir mencoba untuk menyerang kita sendirian——yang tampaknya menjadi masalah."

"Apa maksudmu dengan "sesuatu seperti" dan "tampaknya" yang sudah kamu bilang barusan? Siapa orang yang mengajari Minagawa-san hal-hal ini?"

Tobio bertanya ini pada Natsume, saat ia mengeluarkan DVD yang selesai mereka tonton dari DVD player. Dengan DVD di satu tangan dia berkata.

"Aku diajari dari orang yang memberiku ini. Kurasa 'Gubernur Jenderal' mereka. Ketika aku menerima rekaman video ini, yang baru aku tunjukkan pada Ikuse-kun, aku juga menerima penjelasannya."

Untuk Natsume dan kini Tobio juga, tidak bisa menyembunyikan kegelisahan mereka. Bahkan Natsume mengalami hal yang tidak dapat diterima, seperti belum mempersiapkan serangan berturut-turut oleh Utsusemi.

"Selain itu, aku menerima tiga 'telur' dari sang 'Gubernur Jenderal'. Salah satunya untukku, dan yang lain adalah Ikuse-kun. Akulah yang "resmi" bertanggung jawab atas penyebaran telur-telurnya. Untuk diberikan pekerjaan sambilan seperti itu, aku ingin tahu. Ugh."

"Jenis orang bagaimana dia? 'Gubernur Jenderal' ini."

Natsume juga menggeleng mendengar pertanyaan Tobio.

"Hmm, bahkan aku tak tahu. Tampaknya Lavinia dan penghuni lain yang tinggal di sini mengetahui dirinya, tapi sejauh membahas identitas sejati sang 'Gubernur Jenderal', itu sedang dirahasiakan. Tapi, aku diberitahu bahwa Ikuse-kun dan aku akan mampu bertemu dirinya setelah aku menyerahkan 'telur' terakhir."

"......Itu benar, aku sangat ingin tahu. Sebenarnya apa 'telur' itu?"

Natsume melanjutkan temponya,

"Itu adalah Sacred Gear berwujud 'telur'. Griffon-chan 'ku lahir dari 'telur' ini. Seharusnya menjadi sesuatu demi kepentingan mengeluarkan kemampuan yang melekat padaku. Dia mengatakan sesuatu tentang itu menjadi mirip perangkat yang memicu kemampuan. Sang 'Gubernur Jenderal' melakukan semacam penelitian. Maksudku, bukankah anak anjingmu juga lahir dari sana? Itu adalah kejutan, 'kan! Bahwa anjing dan burung akan lahir dari dalam!"

——Dia menjawab dengan riang.

Pada jawaban Natsume, Tobio menatap si anak anjing hitam yang mengibaskan ekornya di dekatnya.

......Bukan, anak anjing ini tidak menetas dari 'telur'. Anak anjing ini muncul dari bayangannya sendiri. ......Akankah itu memiliki semacam arti.......

Namun, 'telur' itu kosong. Mungkin saja menetas kalau begitu, jadi mungkin menjadi sesuatu yang berwujud.

Natsume dengan lembut membelai kepala Griffon yang bertengger di belakang kursi.

"Griffon-ku——elang ini telah membantuku berkali-kali. Selain itu, sang 'Gubernur Jenderal' bilang, 'Ini satu-satunya hal yang bisa membantu kita. Mereka akan membuang bahaya yang menimpa kita. Ini nasib orang-orang yang memiliki Sacred Gear'."

......Astaga, ini cerita yang tak masuk akal.

Hati bingung Tobio yang penuh dengan amarah tidak punya tempat untuk pergi.

Apa ini berarti untuk Tobio dan Minagawa Natsume, adalah bahwa mereka memiliki kekuatan supranatural. Sebuah organisasi tertentu di negara ini, menginginkan kekuatan mereka, menyerang sebuah kapal mewah di tengah-tengah perjalanan sekolah. Tapi, karena mereka tidak berada di atas kapal itu, teman sekelas mereka yang menerima bahaya yang dimaksudkan untuk mereka, sementara para pelaut yang tidak berhubungan dengan mereka kehilangan nyawa mereka. ......Karena mereka, tidak, apakah itu memang karena mereka mendapat begitu banyak pengorbanan dibawa ke dunia ini?

Apakah itu salahnya bahwa Sasaki......teman sekelasnya, dan juga Sae adalah tawanan mereka, dan sedang dimanipulasi......?

......Dan lagi, di sisi lain, bisakah mereka masih dianggap hidup......?

Sae——Kamu hidup?

"......Hanya ada satu hal, aku ingin bertanya, semuanya......teman sekelas kita masih hidup?"

Dia tidak bisa setuju. Untuk yang tak bisa diantisipasi, pencurian sepihak teman-teman sekelasnya. Mereka telah diubah menjadi Utsusemi atau sesuatu untuk memerintahkan para monster. Itu——kesalahan mereka.

Sae dirampas oleh orang-orang tak dikenal, keberadaannya telah berubah untuk menemani seekor monster......

Natsumi tersenyum lebar.

"Ya, mereka masih hidup. Tentu, bahkan sahabatku, meskipun kini merupakan Utsusemi, pastinya masih hidup."

"——!!!"

Mendengar kata-kata itu, Tobio menjadi sangat gembira di dalam hatinya.

......Mereka masih hidup. ......Sae juga hidup......!! Tidak peduli kondisi dia saat ini...... Sae belum mati!! Dia masih hidup.

Mengalir dari dalam Tobio kini ada perasaan semangat dan energi yang luar biasa.

Sampai beberapa waktu lalu, melakukan serangkaian insiden yang tidak masuk akal, ketakutan monster mendominasi jiwanya, tapi kini ia mampu memahami bahwa mau tak mau ia percaya bila ia akan mengumpulkan kekuatannya.

——Untuk Sae dan teman-teman sekelasnya yang sedang dikendalikan, benarkah tak ada cara untuk membalikkan proses tersebut?

Natsume terus berbicara sambil mengintip wajah Tobio, yang berseri-seri dengan gairah.

"Jadi, kita hanya bicara tentang perubahan. ......Mau tidak kamu bekerja sama denganku?"

Natsume yang tersenyum menyarankan begitu.

"Kamu bekerja sama denganku. Dan bekerja sama, bersama-sama kita akan mengalahkan organisasi di balik Utsusemi. Juga, bukankah buruk hidup sendirian? Terhadap sekitar 200 orang atau lebih? Bahkan kita tidak bersepuluh murid yang selamat dalam perjalanan dan dengan tidak berpartisipasi. Ini adalah perhitungan sederhana, dengan kuota lebih dari 20 untuk setiap individu. Kalau kita bertindak buruk, tidak diketahui kalau mungkin ada lagi."

"'Kalau kita bertindak buruk', apanya?"

"Bukankah tidak diketahui berapa banyak orang sudah ditangkap di antara kita orang selamat yang tersisa?"

Tiba-tiba, Natsume mengatakan sesuatu yang menakutkan sambil hampir tanpa ekspresi.

"Biasanya, aku tidak akan melawan teman sekelas. Karena aku dekat dengan orang itu, karena kupikir aku menyukai orang itu. Apapun yang terjadi, aku akan ragu-ragu ketika mereka muncul di hadapanku."

Dia bisa merasakan kesedihan dari nada Natsume.

"Ada orang dengan kacamata yang menyerang kita berdua, teman dekatku adalah dengannya. Sejak awal SMA, aku sudah bersama dengan teman itu selamanya. Dia, ketika aku mengalahkan teman itu, ada derita karena aku tidak menunjukkan keraguan...... Lagi-lagi aku berteriak untuk berhenti tapi, orang itu baru saja diisi sampai penuh dengan niat membunuh. Setelah itu aku diberitahu oleh sang 'Gubernur Jenderal' tentang serangkaian keadaan itu, sudah jelas bahwa ada sesuatu yang lahir dalam diriku——orang itu masih hidup. Kalau mereka masih hidup, maka aku bisa menyelamatkan mereka! Sekarang pikiran Ikuse-kun telah mencapai kesimpulan yang sama."

Natsume menyatakan keputusannya untuk menyelesaikan dirinya untuk sesekali melawan teman sekelasnya itu.

Tobio mengamati mata Natsume. Berbeda ketika dia menggunakan sikap bercanda, dia mengungkapkan raut wajah ketahanan dan keseriusan. Kekuatan itu dipancarkan dari pupil matanya.

Dengan hormat. Usulan terbesar darinya. Mengingat situasi saat ini, dua orang terasa lebih meyakinkan daripada satu. Ketika melawan monster, seperti ketika mereka menyerang rumahnya, itu adalah pendekatan yang baik yang telah mencapai komponen kecil kemenangan.

Tiba-tiba, ia mengarahkan pandangannya ke arah si anak anjing hitam duduk di depan matanya. Mampu tumbuh bilah pedang di atas kepalanya, dan bahkan mengubah tubuhnya menjadi benda seperti sebilah pedang besar. Itu jelas-jelas semacam monster. Tapi——. Berbeda dengan monster yang menyerangnya, ia tak bisa merasakan permusuhan atau kebencian. Cukup bagi pupil matanya itu untuk mengekspresikan semacam sinar lembut.

......Untuk menganggap dia menjadi sekutu. Untuk percaya bahwa sesinar harapan dapat diperoleh bahkan dalam keadaan yang aneh.

Kalaupun itu hanyalah pengganti yang telah mengatasi kenyataan, bila memiliki "kekuatan" untuk mengubah keadaan saat ini——ia akan berpegang teguh padanya.

"——Aku akan menyelamatkan mereka, semuanya juga"

Dan juga, Sae juga——.

Pernyataan Tobio yang kuat. Keputusan dan tekad lahir dalam pikirannya, tujuannya sudah diputuskan.

Misalnya, bahkan jika teman sekelas akan menyerang, ia tidak akan ragu-ragu untuk mengalahkan mereka. Dia percaya bahwa itu menjadi satu-satunya cara untuk menyelamatkan mereka——. Yang mungkin nanti akan terjadi, keberadaan yang menyesatkan nasib mereka. Orang-orang itu, ia akan menyelamatkan mereka semua. Pada saat itu, segala sesuatu yang telah dicuri akan dikembalikan.

"Ya!"

Natsume tampak benar-benar terkejut. Mungkin, itu karena balasan yang tak terduga.

Mendekat dengan mudah, dia mendekat hingga mengonfirmasi wajah Tobio.

"Terima kasih! Sungguh!"

Dia berulang kali menjabat tangannya ke atas dan ke bawah dengan jabat tangan yang kuat.

"A, aah.......kalau kamu tidak datang membantu, aku tidak percaya aku bisa menempatkan hal-hal yang tidak bisa kuatasi."

Cukup dengan mendengar kata-kata Tobio, seluruh wajahnya tersenyum saat ia bersikap berani.

"Baiklah, ayo kita kumpulkan teman keempat kita!"

"Keempat?"

Dengan pemikiran bingung, Tobio meminta tanggapan. Natsume menunjuk jarinya pada si gadis pirang.

"Benar, Lavinia juga sekutu. Dan semua personel pendukung dari sang 'Gubernur Jenderal'. Artinya, meskipun semua penghuni bangunan apartemen ini mempunyai keadaan spesial, tidak semuanya orang jahat. Setelah itu aku juga akan memperkenalkan kamu pada sekutu lain anak ini. Dia ini anak nakal. Dan juga, ada satu orang yang tersisa, pria muda yang kubutuhkan untuk memberikan 'telur' yang terakhir. Dia juga dari kelompok orang selamat SMA Ryoukuu."

Dengan tanpa ekspresi, Lavinia mengangkat tangannya.

"Hormatku. Untuk sementara, aku akan membantu kalian sebagai seorang gadis penyihir."

......Ga, gadis penyihir......? Dari pernyataan Lavinia, gambar fenomena pembakaran yang terjadi di jalan memasuki pikirannya.

Meskipun Tobio tidak punya pilihan selain memiringkan kepalanya, Natsume yang sangat gembira menyatakan:

"Kalau begitu, langkah selanjutnya kita miliki sudah selesai!"

"Langkah selanjutnya?"

"Eeh, sekarang kita harus bergabung dengan pria muda yang sudah kuberikan salah satu 'telur' itu. Pria muda itu juga bergerak ke tempat persembunyian ini sebentar, ia baru bepergian keluar karena beberapa alasan. Meskipun, karena teman sekelas orang itu juga Utsusemi, rasanya aneh bagi kita untuk mempertimbangkan selamat."

Untuk Natsume menggerutu yang menggumamkan sesuatu, Tobio bertanya lagi.

"Pria muda ini, siapa itu?"

"Samejima Kouki. Pokoknya, ayo kita pindah ke gedung apartemen ini sebagai markas."

Samejima Kouki——Tobio terkejut mendengar nama itu.

Itu bukan nama dia tidak dengar sebelumnya. Pada awal Ryoukuu SMA, ia dikenal sebagai salah satu dari anak-anak nakal itu——.