Baka to Tesuto to Syokanju:Volume1 Soal Kesembilan

From Baka-Tsuki
Revision as of 17:12, 3 April 2015 by Suparman (talk | contribs)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Pertanyaan ke Sembilan

Jawablah pertanyaan berikut ini:

Sebutkan lima nutrisi dasar yang dibutuhkan manusia.


Jawaban Himeji Mizuki:

"1. Lemak, 2. Karbohidrat, 3. Protein, 4. Vitamin, 5. Mineral"

Komentar Guru:

Tepat sekali, Himeji!


Jawaban Yoshii Akihisa:

"① Gula ② Garam ③ Air keran ④ Air hujan ⑤ Mata air"

Komentar Guru:

Bukannya cuma kau yang bisa bertahan dengan semua ini?


Jawaban Tsuchiya Kouta:

"Itu disebut menarche, periode pertama sejak wanita dilahirkan. Dalam bahasa medis, periode ini disebut periode menstruasi. Menarche sering dihubungkan dengan faktor usia dan berat badan. Biasanya ini muncul saat berat badan si wanita mencapai 43 kg, tapi faktor usia bisa berbeda-beda tergantung individu masing-masing. Di Jepang, rata-rata usianya 12 tahun. Ada juga faktor lain selain berat badan, seperti ras, cuaca, dan lingkungan sosial yang akan mempengaruhi waktu terjadinya menarche..."

"Menarche bisa terjadi sebelum si wanita berusia 10 tahun, yang biasanya disebut menarche prematur. selain itu, menarche yang terjadi setelah 15 tahun disebut menstruasi yang terlambat. Juga, jika menarche tidak pernah terjadi sampai umur 18 tahun disebut promaru amenorrhea..."


Komentar Guru:

Mohon maaf, aku hendak menginformasikan padamu bahwa ujian kesehatan sudah lewat sejam yang lalu.



Sesudah itu, aku pergi ke ruang guru untuk mengikuti pelajaran privat dengan mereka. Lalu aku pulang ke rumah dalam keadaan lelah dan langsung tertidur begitu aku menyentuh ranjang. Aku benar-benar kecapaian dan jatuh ke alam mimpi seperti selembaran kain kumal.

Esok paginya kami menghadiri rapat setelah mengikuti ujian mengisi kembali skor kami.

Rapat itu adalah rapat diskusi taktik yang terakhir sebelum kami menghadapi lawan terakhir, Kelas A, dan mengucapkan selamat tinggal pada ruang Kelas F.

"Pertama-tama, aku ingin mengucapkan terima kasih pada semua orang yang telah membantu Kelas F sampai sejauh ini. Aku benar-benar bersyukur untuk semua bantuan yang kalian berikan."

"Yuu...Yuuji, apa yang salah denganmu? Tidak biasanya kau mengucapkan sesuatu seperti itu!"

"Yeah, kupikir juga begitu, tapi kata-kata itu berasal dari lubuk hatiku yang paling dalam."

Aku tersentuh dengan perkataannya. Siapa yang pernah mengira kami, murid-murid Kelas F, bisa mencapai sebegini banyak dalam perang ini...

"Karena kita sudah sampai sejauh ini, kita harus menghalalkan segala cara supaya bisa memenangkan perang melawan Kelas A. Kita akan membuktikan pada para guru bahwa hasil ujian bukanlah segalanya, oke?"

"YEAH---!"

"ITU BENAR---!"

"Hidup bukan berarti belajar!"

Sebelum pertarungan terakhir, aku merasa hati kami semua bersatu.

"Terima kasih banyak. Mengenai perang dengan Kelas A, aku berencana menantang mereka berduel."

Aku tidak terkejut karena aku sudah mendengar hal itu tepat sebelum rapat. Namun, mereka yang baru pertama kali mendengarnya terlihat sedikit terkejut; ruangan ini dipenuhi ketegangan.

"Apa artinya itu?"

"Siapa yang bakal mewakili kita dalam duel?"

"Kau yakin kita bisa menang?"

"Tenang semua! Biar kujelaskan rencanaku sekarang."

Yuuji memukul meja untuk menenangkan semuanya.

"Yang akan berduel, tentu saja, Kirishima Shouko dan aku."

Ketua Kelas A adalah Kirishima Shouko dan ketua Kelas F adalah Sakamoto Yuuji. Jika perlu seseorang untuk ditunjuk mewakili kelas dalam duel, tentu saja ketua kelas wajib dipilih.


Aku mengerti semuanya sampai titik ini.

Tapi, aku tidak mengerti bagaimana Yuuji akan bisa menang.

Musuhnya adalah Kirishima. Dia bukan hanya pemimpin seluruh murid, nilainya juga lebih tinggi dari Himeji, yang sudah terlalu bagus bahkan jika dibandingkan dengan murid Kelas B. Meskipun ini terdengar jahat, tapi----

"Si bodoh Yuuji tidak akan pernah menang melawan--- WAH!"

Sebuah pisau Stanley mendadak melesat melewati pipiku. Sialan kau Yuuji, kau mau membunuhku?

Kurasa dia tidak sekejam itu. Sejelek apapun Yuuji, dia tidak akan pernah sengaja berpikir untuk membunuh temannya sendiri...

"Lain kali targetnya adalah telingamu."

Sepertinya aku bukan temannya Yuuji.

"Tapi seperti yang Akihisa bilang, Shouko sangat kuat. Kalau aku menantangnya secara langsung, aku tidak mungkin punya kesempatan untuk menang."

Karena kau mengakui kau tidak bisa menang, tidak perlu melempar pisau Stanley itu padaku kan?

"Tapi bukannya itu sama saja seperti pertarungan kita melawan Kelas D dan Kelas B? Kita pasti akan kalah kalau kita berhadapan langsung dengan mereka."

Tapi kami terus menang sampai sekarang.

"Kali ini tidak akan sama seperti waktu itu. Aku harus mengalahkan Shouko dan Kelas F akan mendapatkan ruang Kelas A. Kemenangan akan menjadi milik kita."

Yuuji telah memimpin kami meraih kemenangan dalam Perang Tes Pemanggilan yang semula kami pikir tidak bisa kami menangkan, jadi meskipun rencana Yuuji kedengaran tidak terlalu meyakinkan, tidak ada seorangpun di kelas yang tidak setuju dengan rencananya.

"Serahkan semua padaku! Aku akan memperlihatkan pada kalian semua kekuatan dari mantan 'Anak Jenius'."


"OHHHH----"


Kelihatannya tidak perlu menanyakan pendapat tiap orang. Kami semua percaya pada Yuuji.

"Sekarang, biarkan aku menjelaskan detail taktiknya... Aku berencana menantang Shouko dalam beberapa bidang yang terbatas."

"Bidang yang terbatas? Pelajaran apa saja yang mau kau pilih?"

"Sejarah Jepang."

Sejarah Jepang? Kalaupun Kirishima kurang mahir dalam Sejarah Jepang, aku tidak pernah mendengar nilai Sejarah Jepang Yuuji bagus. Kenapa dia mau memilih pelajaran itu?

"Tapi aku mau membatasi cakupan ujiannya. Level kesulitannya setingkat dengan level sekolah dasar dan skor maksimal adalah seratus. Syokanju tidak akan dipakai dan hasilnya hanya bergantung pada skor ujian."

Ujian setingkat sekolah dasar dengan nilai maksimal seratus?

Dengan kondisi ini, umumnya bisa dipastikan keduanya akan mendapat nilai seratus dan orang pertama yang membuat kesalahan akan kalah. Kalau begitu, tantangannya menjadi seberapa fokus mereka. Sepertinya kesempatan kami untuk menang bakalan lebih tinggi dibanding bertarung langsung melawan mereka.

"Tapi kalau kalian berdua dapat nilai yang sama, kalian akan diberikan pertanyaan lain kan? Kalau begitu pertanyaannya mungkin akan makin sulit. Bukannya itu akan jadi kerugian bagi Yuuji, yang sudah berhenti belajar beberapa lama?"

"Yeah, Akihisa benar."

Mekipun kelihatannya kami bisa menang dengan rencana ini, ini juga merupakan pertaruhan yang berbaya. Dan kunci dalam rencana ini adalah Yuuji?

"Hei, jangan meremehkan aku. Soalnya taktik yang hanya mengandalkan hoki bukanlah taktik sama sekali."

"Apa? Yuuji, kau tahu bagaimana membuat Kirishima kehilangan fokus dalam ujian?"

"Tidak. Aku tidak berpikir cewek itu akan kalah dalam pertanyaan level SD hanya karena kehilangan fokus."

Itu benar. Selain itu, teknik-teknik yang bisa digunakan dalam ujian yang diawasi tidak pernah bisa mempengaruhi Kirishima. Kalau begitu apa yang bisa dia lakukan untuk menang?

"Yuuji, berhenti merahasiakan rencanamu! Sudah waktunya kau mengatakan kartu as-mu!"

Semua orang dalam kelas mengangguk setelah Hideyoshi berkata demikian.

"Ah, maaf. Pidato pembukanya ternyata lebih panjang dari yang kuduga."

Yuuji menggelengkan kepalanya, dan mulai berkata lagi.

"Hanya ada satu alasan yang membuatku memilih duel macam ini. Itu karena aku tahu cewek itu pasti akan salah menjawab satu pertanyaan."

Satu pertanyaan? Pertanyaan macam apa itu?

"Pertanyaannya adalah ---- 'Pembaruan Taika'."

"Pembaruan Taika? Pertanyaan seperti kapan siapa melakukan apa? Memangnya pertanyaan itu akan keluar?"

Meskipun kurasa sekolah tidak akan menyiapkan pertanyaan macam begitu, tapi sekolah yang mendukung murid-muridnya untuk belajar sebanyak-banyaknya mungkin akan mengeluarkan soal seperti itu.

"Tidak, bukan pertanyaan selengkap itu. Pertanyaannya jauh lebih simpel dari itu."

"Kau bilang simpel, mungkin pertanyaan soal tahunnya?"

"Oh Hideyoshi, BINGO! Seperti yang kau bilang barusan, kalau pertanyaan tentang tahun berapa itu keluar, kemenangan akan menjadi milik kita."

Tahun berapa Pembaruan Taikan terjadi? Pertanyaan mudah seperti itu, apa si pintar Shouko akan salah menjawab? Bahkan aku tahu bahwa 'Nightingale menangis. Pembaruan Taika'[1], bahkan aku ingat tahunnya dengan kalimat ini!

"Pembaruan Taika terjadi di tahun 645. Pertanyaan ini begitu mudah yang bahkan Akihisa pun bisa menjawabnya dengan benar."

Tolong... Jangan... Lihat aku...

"Tapi Shouko pasti akan salah menjawab dan kita akan menang. Pada waktu itu kita bisa mengucapkan selamat tinggal pada kelas butut ini sesuai rencana."

Ngomong-ngomong, ada sesuatu yang membuatku penasaran untuk waktu yang lama---

"Errr----Sakamoto."

"Eh? Ada apa, Himeji?"

"Kau...akrab dengan Kirishima?"

Tepat sekali. Yuuji menyebut Kirishima dengan sebutan "cewek itu" atau "Shouko". Kalau mereka tidak akrab satu sama lain, dia tidak akan menggunakan sebutan-sebutan itu.

Tidak mungkin, cowok di hadapanku ini... Bukan cuma Himeji yang menyukainya, bahkan Kirishima yang pintar dan cantik tidak berdaya menghadapi pesonanya?

"Yeah, Shouko adalah teman masa kecilku."

"Semua, LAKUKAN!"

"Apa? Kenapa semua mematuhi perintah Akihisa dan siap melempar sandal?"

"Diam, kau musuh semua pria! Kami akan mengorbankanmu sebelum kami mengalahkan Kelas A!"

"Apa salahku?"

Tidak perlu bertukar kata lagi. Semua laki-laki di kelas mempunyai pendapat yang sama. Aku merasa diberkati bisa belajar di kelas yang kompak seperti ini.

"Apa itu kata-kata terakhirmu? Tunggu, Sugawa, masih terlalu dini melepas kaos kakimu. Kita harus menjejalkan senjata terlarang itu ke dalam mulutnya setelah kita menangkapnya."

"Mengerti!"

Musuh para lelaki, nikmatilah empat-puluh-tujuh pasang kaos kaki bau milik kami!

"Err, Yoshii."

"Eh? Ada apa, Himeji?"

"Apa Yoshii menyukai Kirishima?"

"Ah, lumayan! Soalnya dia sangat cantik!"

"..."

"Eh? Himeji, kenapa kau siap menyerangku? Dan Minami, kenapa kau mengangkat meja guru dan menargetkannya padaku?"

"Semuanya tenang!"

Hideyoshi menepuk tangan dengan keras untuk mencegah situasi bertambah buruk; dia benar-benar kalem.

"Humph, Hideyoshi, kau tidak benci Yuuji?"

"Tenanglah dan pikirkan lagi, kalian semua. Kita semua sedang membicarakan Kirishima Shouko kan? Kurasa dia tidak akan pernah tertarik dengan pria seperti Yuuji."

Oh, benar juga.

"Sebenarnya, dia mungkin tertarik pada orang lain..."

"Kau benar."

Kami semua mendadak fokus pada seseorang.

"A-Apa? Apa aku melakukan kesalahan?"

Himeji mulai panik. Jangan khawatir, kau tidak melakukan kesalahan apapun. Walaupun kau tidak berbuat apa-apa, kemungkinan besar orang itu akan melakukan sesuatu padamu.

"Apapun itu, Shouko dan aku adalah teman masa kecil, dan aku sengaja memberitahu jawaban yang salah tentang pertanyaan itu waktu kami masih kecil."

Meski aku masih meragukan hubungannya dengan Kirishima, aku akan membiarkannya untuk saat ini karena Kirishima hanya menyukai wanita.

"Cewek itu tidak akan melupakan semua yang sudah dia pelajari karena dia adalah murid terbaik."

Otak pintar yang dengan mudah mengingat segala sesuatu akan menjadi kunci kegagalannya kali ini.

"Aku akan menggunakan fakta ini untuk mengalahkannya, dan mengganti meja-meja kita dengan----"

"Meja-meja kelas atas!"


"Duel?"

"Benar. Ketua Kelas F dan Kelas A akan mewakili kelas masing-masing dalam duel menentukan pemenang Perang Tes Pemanggilan."

Ini deklarasi perang yang biasa.

Penyampai pesan yang dikirim untuk mendeklarasikan perang dengan Kelas A adalah sang pemimpin Yuuji, dan beberapa anggota penting dalam kelas kami seperti Himeji, Hideyoshi, Mutsuriini, dan aku.

Kalau saja ini dilakukan tiap kali, seragamku tidak akan ada yang tercabik-cabik.

"Err, sebenarnya apa tujuan kalian?"

Orang yang sedang bernegosiasi dengan Yuuji sekarang adalah Hideyoshi------- kakak perempuannya, Kinoshita Yuuko. Dia terlihat persis seperti versi perempuannya Hideyoshi. Tapi, jika aku mengakui aku tertarik pada gadis itu, berarti aku juga mengakui aku tertarik pada Hideyoshi...

"Tujuan kami tentu saja memenangkan perang ini."

Kinoshita Yuuko jelas sekali mencurigai kami. Hal ini dapat dimengerti, karena kami adalah kelas beranking paling rendah, yang menantang murid paling pintar di angkatan ini --- Kirishima, untuk berduel, yang sangat tidak masuk akal. Wajar jika dia takut kami merencanakan sesuatu yang lain.

"Meskipun kupikir ini ide yang bagus untuk menyingkirkan Perang Tes Pemanggilan yang merepotkan, tidak ada gunanya mengambil resiko."

"Kau benar-benar pintar!"

Jawaban yang sudah diduga, kini negosiasi resmi dimulai.

"Ngomong-ngomong, bagaimana kabarnya perang antara kelasmu dan Kelas C?"

Yuuji menyilangkan tangannya dan menggunakan tangan yang lain untuk menopang dagunya. Dia bersikap sangat tenang dan berkata.

"Cukup makan waktu, tapi kami terlalu hebat untuk mereka, jadi tidak ada masalah sama sekali."

Kelas C telah diejek oleh Hideyoshi dan berperang melawan Kelas A. Perang itu hanya memakan waktu kira-kira setengah hari. Sekarang Kelas C memakai peralatan yang selevel dengan Kelas D.

"Kelas B kelihatannya tertarik untuk berperang melawanmu!"

"Kelas B... Maksudmu ITU yang kemarin?"

"Yeah, kualitas kelas bisa dilihat dari ketuanya. Meskipun mereka belum mendeklarasikan perang secara resmi, siapa yang tahu apa yang akan terjadi nanti!"

"Tapi Kelas B baru saja berperang dengan Kelas F. Jadi dalam periode persiapan selama tiga bulan, mereka seharusnya tidak berhal mendeklarasikan perang kan?"

Salah satu peraturan dari Perang Tes Pemanggilan adalah adanya periode persiapan selama tiga bulan antar perang.

Kelas yang kalah dalam perang tidak berhak mendeklarasikan perang yang lain dalam waktu tiga bulan. Peraturan ini dibuat untuk mencegah kelas yang kalah menantang kelas yang menang, dan membuat jenjang per kelas makin jauh.

"Kau harus tahu, tak peduli bagaimana kelihatannya, perang itu berakhir dengan 'Kesepakatan Damai', jadi mereka tidak terikat oleh peraturan ini... Bukan hanya Kelas B, Kelas D juga."

Itulah alasannya mengapa kami tidak mengambil peralatan kelas mereka.

"Apa itu ancaman?"

"Kedengarannya tidak terlalu menyenangkan; bagaimana kalau menyebut ini permintaan?"

Aku merasa Yuuji persis seperti Nemoto. Menggunakan teknik negosiasi seperti ini membuat Yuuji tak ada bedanya dengan penjahat.

"Oke, aku mengerti. Walaupun aku tidak tahu apa yang kalian rencanakan, tidak mungkin ketua kelas kami kalah. Aku terima permintaan kalian."

"Eh? Benarkah?"

Dia menerimanya tanpa pikir panjang. Meskipun aku tidak ambil bagian dalam percakapan barusan, aku berseru karena aku terlalu kaget.

"Karena, aku tidak mau bertarung melawan kelas yang memiliki ketua seperti ITU..."

Ah, itu mengingatkanku. Nemoto memakai seragam cewek saat dia mendatangi Kelas A. Aku tidak menyangka sesuatu seperti itu secara tidak langsung membantu permintaan kami diterima dengan mudahnya, benar-benar kejutan yang cukup menyenangkan.

"Tapi kami memiliki beberapa syarat. Perang ini bukan hanya berupa duel antara ketua kelas. Benar, mari lakukan seperti ini. Masing-masing kelas pilih lima orang, dan bertarung dalam lima duel yang berbeda. Kelas yang memenangkan tiga pertarungan berarti memenangkan perang. Bagaimana? Kalau kalian terima, kami juga terima permintaan kalian."

"Hmmmm..."

Pada awalnya gadis itu tidak kelihatan terlalu berhati-hati, tapi ternyata dia sangat waspada. Kami tidak boleh meremehkan dia.

"Begitu, kau mencoba mencegah kami mengirim Himeji?"

"Ya, walaupun kurasa itu bukan masalah besar. Tapi jika Ketua Kirishima berada dalam kondisi yang kurang baik sementara Himeji sedang sangat baik, mungkin akan ada beberapa kecelakaan yang tidak terprediksi sebelumnya."

Ucapannya benar-benar merendahkan Himeji.

Tapi dia tidak bicara besar, karena Kirishima memang benar-benar menyeramkan.

"Jangan khawatir! Aku yang mewakili Kelas F dalam pertarungan."

"Tidak mungkin, aku benar-benar tidak percaya padamu."

Gadis itu kemudian berkata bahwa ini perang, bukan kompetisi. Dan dia benar.

"Oya? Kalau begitu aku setuju dengan persyaratanmu!"

Aku tidak percaya Yuuji berkata demikian.

Kau serius? Lima duel berbeda, memangnya kita punya kesempatan untuk menang?

"Benarkah? Senangnya~"

"Tapi kami yang akan memilih pelajarannya. Tidak apa-apa kan kalau kau memberi kami sedikit keuntungan?"

Begitu, Yuuji hendak bernegosiasi dengan cara seperti itu. Penting bagi kami untuk memilih pelajaran. Lawan tidak akan begitu baiknya menerima duel satu-lawan-satu dan mempersilakan kami memilih pelajaran. Jadi Yuuji sengaja menerima syarat mereka tentang lima duel berbeda supaya kami bisa mendapat kesempatan memilih pelajarannya.

"Eh? Hmmm..."

Kinoshita Yuuko memikirkan hal itu dengan berhati-hati. Negosiasi ini mewakili keputusan kelas. Hasilnya bisa sangat mempengaruhi perang nanti, jadi dia harus benar-benar hati-hati.

"Aku terima!"

"WAH!"

Aku terkejut.

"Aku terima saran Yuuji."

Tiba-tiba terdengar suara kalem dan lantang.

Tidak ada yang menyadari kapan Kirishima tiba. Aku tahu gadis itu pendiam, tapi aku tidak pernah mengira dia bisa menyembunyikan aura keberadaannya seperti ahli silat profesional.

"Apa? Kau yakin, Ketua Kelas?"

"Sebagai gantinya, aku ingin menambahkan syarat lagi."

"Syarat?"

"Ya."

Kirishima mengangguk. Dia memandang Himeji dari atas ke bawah sementara Himeji bersembunyi di belakang Yuuji, dan berkata.

"Pihak yang kalah harus menerima permintaan apapun dari pihak yang menang."

I-Ini adalah krisis terbesar bagi keperawanan Himeji! Apa, apa, apa, apa yang harus kulakukan? Kalau sesuatu seperti ini terjadi... Aku bakal jadi sangat panik sampai tidak bisa tidur! Aku bahkan tidak punya uang untuk membeli kamera digital!

"...(suara foto diambil.)"

"Mutsuriini, masih terlalu dini untuk mengambil foto sekarang! Apa kau berencana untuk kalah?"

Kenapa ini harus terjadi? Hal ini pasti bakal mempengaruhi moral kelas. Apa Kirishima telah merencanakan hal ini dari awal? Kirishima Shouko, dia benar-benar hidup sesuai nama ketua OSIS, dia benar-benar menyeramkan.

"Bagaimana kalau begini: kau menentukan tiga pelajaran, sementara sisanya ditentukan oleh kami, bagaimana?"

Meskipun ini tetap tidak memberikan keuntungan secara penuh kepada kami, usul Kinoshita Yuuko tetap memberikan sedikit keuntungan. Sekarang, apa yang harus kami lakukan?

(Himeji, apa kau setuju?)

(Eh? Apa maksudmu?)

(Maksudku kalau kita kalah, Himeji, maka kau akan...)

(Walaupun aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi kupikir hal itu tidak menjadi masalah.)

(Menerima hal itu dengan mudahnya... kau yakin? Kalau kita kalah, Himeji dan Kirishima akan---)

"Negosiasi selesai."

"Y-Yuuji! Bagaimana bisa kau memutuskan ini secara sepihak! Himeji belum setuju dengan syarat itu!"

Meskipun kau ketua kelasnya, tetap saja kau egois! Soalnya ini berhubungan dengan kebahagiaan Himeji!

"Jangan cemas. Aku tidak akan membiarkan Himeji dapat masalah."

Dia berkata begitu dengan percaya diri. Dia benar-benar yakin kami akan memenangkan pertarungan?

"Kapan duelnya dimulai?"

"Hmm, bagaimana kalau kita mulai jam sepuluh?"

"Oke."

Kirishima itu unik. Cara bicaranya mirip dengan Mutsuriini.

"Oke. Karena negosiasi sudah selesai, mari kita kembali ke kelas!"

"Benar. Kita perlu melaporkan ini pada seisi kelas."

Setelah pertemuan itu selesai, kami meninggalkan ruang Kelas A.

Pertempuran terakhir tinggal sebentar lagi.



"Apa kalian semua siap?

Guru pengawas hari ini adalah Takahashi-sensei, wali Kelas A, dan dia sudah banyak membantu kami di pertempuran-pertempuran sebelumnya. Hari ini dia memakai kacamata dengan desain yang indah yang membuatnya terlihat berintelijensi tinggi, dan kakinya yang panjang dengan rok ketat terlihat mempesona.

"Ya."

"Tak masalah."

Medan perang kali ini adalah Kelas A. Bukan hanya karena kelas ini lebih luas, lantainya juga jauh lebih bagus dari tatami butut, yang bisa terbelah kapan saja.

"Secara resmi duel pertama dimulai sekarang. Mohon maju ke depan."

"Aku yang pergi!"

Lawan kami mengirim kakaknya Hideyoshi, Kinoshita Yuuko.

Dan orang yang mewakili kelas kami dalam pertarungan ini adalah ------

"Ijinkan aku!"

Adiknya, Kinoshita Hideyoshi.

Pastinya Hideyoshi tahu pelajaran yang merupakan kelemahan kakaknya dan bagaimana cara mengganggu konsentrasinya. Kunci pertarungan ini adalah bagaimana Hideyoshi mengacaukan perasaan kakaknya-----

"Ngomong-ngomong, Hideyoshi?"

"Ya?"

"Apa kau tahu Koyama dari Kelas C?"

"Apa? Siapa?"

Eh? Kenapa rasanya aku punya firasat buruk?

"Tidak apa-apa kalau kau tidak tahu. Kau bisa kesini sebentar?"

"Eh? Kakak, kenapa kau menyeretku ke koridor?"

Ekspresi Hideyoshi terlihat seperti murid-murid Kelas C saat mereka dimarahi Hideyoshi waktu dia menyamar jadi kakaknya...


"Kakak, ini waktunya pertarungan------ Kenapa kau mencengkeram tanganku?"

"Kau berbuat sesuatu pada anak-anak Kelas C ya? Kenapa aku jadi orang yang mengumpati anak-anak kelas C babi?"

"Hahaha. Soal itu, aku hanya melakukan apa yang kupikir kepribadianmu yang sebenarnya, kak-----Ah, kakak! Tidak... Jangan memelintir sendiku kesitu..."

(*suara pintu dibuka*)


Kinoshita Yuuko membuka pintu dan masuk ke dalam kelas.

"Hideyoshi berkata dia ada hal darurat yang harus diurus lalu pulang. Kau mau mengirim orang lain untuk menggantikannya?"

"T-Tidak... Kami menyerah di pertarungan ini."

Bahkan Yuuji pun tidak berani berkata apapun pada Kinoshita Yuuko, yang sedang tersenyum dan mengelap darah di tangannya dengan sapu tangan.

Takahashi-sensei mengetik di komputer notebook dan layar lebar di dinding menunjukkan hasil dari pertarungan ini.


Kelas A Kinoshita Yuuko VS Kelas F Kinoshita Hideyoshi

Tanda-tanda kehidupan MENANG VS MATI


Tidak ada seorangpun yang yakin Hideyoshi masih hidup.

"Selanjutnya."

"Aku akan pergi. Pelajaran yang kami pilih adalah Fisika."

Wakil dari Kelas A adalah Sato, dan wakil Kelas F kali ini adalah---

"Oke Akihisa, kuserahkan padamu."

"Eh!? Aku!?"

Apa! Aku mewakili kelasku dalam duel! Tidak akan ada jalan balik kalau aku kalah!

"Jangan khawatir, aku percaya padamu."

Benarkah? Yuuji, kau...

"Huh... Kali ini, waktunya aku serius."

"Yeah, tidak perlu menyembunyikannya lagi. Biarkan semua orang tahu kekuatanmu yang sebenarnya."

"Hei, memangnya Akihisa sebegitu kuatnya?"

"Tidak, aku tidak pernah mendengar hal itu."

"Yuuji cuma bercanda lagi, kan?"

Anak-anak Kelas F, yang seharusnya adalah kawanku, telah mengatakan komentar yang sangat kejam.

Yah sudahlah. Wajar kalau mereka berpikir seperti itu setelah melihat penampilanku yang sebelum-sebelumnya. Namun, kali ini berbeda.

"Kau Akihisa? Mungkinkah... kau..."

Lawanku Sato kelihatannya telah menyadari sesuatu dan mulai gemetaran.

Pengamatannya cukup baik.

"Ah, kau sudah menyadarinya? Kau benar. Aku tidak pernah menunjukkan kekuatanku sampai saat ini."

Bersiap untuk bertarung, aku menggulung lengan bajuku dan menggerakkan pergelangan tanganku sedikit sebagai pemanasan.

"Jadi kau adalah..."

"Benar, seperti yang kau pikirkan. Meskipun aku menyembunyikannya selama ini, sebenarnya aku ini----"

Aku menghela napas dalam dan mengumumkan pada semua:

"----kidal!"


Kelas A Sato VS Kelas F Yoshii Akihisa

Fisika 389 VS 62


Aneh sekali. Bagaimana mungkin aku bisa kalah setelah aku menunjukkan kekuatanku yang sebenarnya?

"Bego kau! Memangnya hasil ujian berhubungan sama tangan mana yang kau gunakan?"

"Mi-Minami! Daya reaksi kalian sudah cukup menyakitkan, kumohon padamu tolong berhenti menghajarku, oke?"

Kelihatannya aku tidak bisa menang melawan musuh yang punya nilai 6 kali lebih besar dibanding aku yang hanya punya kecepatan.

"Oke, pertarungan yang sebenarnya dimulai sekarang."

"Tunggu, Yuuji! Sejak awal kau tidak pernah percaya padaku!"

"Percaya? Apa itu? Makanan?"

Aku ingin sekali menonjoknya dengan tangan kiri emasku.

"Sekarang, grup ketiga mohon bersiap-siap."

"...(berdiri)"

Mutsuriini berdiri.

Kekuatan dari memilih mata pelajaran mulai menguntungkan kami sekarang.

Ini karena 80% dari total semua nilai Mutsuriini didapat dari pelajaran kesehatan. Dalam mata pelajaran ini, bahkan Kelas A tidak bisa menantangnya.

"Kalau begitu giliranku sekarang!"

Kelas A mengirim seorang gadis dengan rambut berwarna terang dan pendek yang terlihat sangat mirip laki-laki. Siapa dia, kenapa aku tidak mengenalnya?

"Senang bertemu denganmu, aku Kudo Aiko yang baru pindah kesini kelas satu akhir semester lalu."

Dia berbadan rata yang membuat dia terlihat seperti laki-laki.

"Pelajaran apa yang mau kau pilih?"

Takahashi-sensei bertanya pada Mutsuriini.

"Kesehatan."

Mutsuriini memilihi mata pelajaran terkuatnya.

"Kau Tsuchiya kan? Kelihatannya kau sangat percaya diri dalam pelajaran kesehatan."

Kudo mulai berbicara pada Mutsuriini. Apa situasinya sekarang? Dia murid pindahan, jadi dia tidak tahu kekuatan Mutsuriini yang sesungguhnya? Tapi dia terlihat sangat santai.

"Tapi aku juga ahli dalam pelajaran ini... tidak sepertimu, aku lebih unggul dalam praktek!"

P-Pernyataan macam apa itu? Untuk beberapa alasan, jantungku berdetak sangat kencang sekarang!

"Hei, kau yang disana, kau Akihisa kan? Kelihatannya kau tidak tahu cara belajar. Ijinkan aku mengajarimu pelajaran kesehatan kalau ada waktu, oke? Jangan cemas, aku akan mengajarimu dengan latihan praktek."

Bagaimana dia bisa tahu jantungku berdebar keras sekarang? Dan dia berkata pada semua orang dia ingin mengajariku pelajaran kesehatan!

"Ha, memangnya apa yang ku ..."

"Aki tidak akan pernah punya kesempatan itu, jadi tidak ada gunanya belajar kesehatan!"

"Benar! Dia tidak pernah perlu mempelajari itu!"

"Shimada dan Himeji, tolong lihat Akihisa. Dia kelihatan sangat sedih!"

Aku tidak sebegitunya tidak beruntung kan? Bahkan orang seperti aku akan punya kesempatan untuk menggunakan pengetahuanku tentang kesehatan!

"Kedua pihak silakan bersiap untuk memanggil."

"O---ke. Memanggil syokanju!"

"Memanggil syokanju!"

Syokanju yang sangat mirip dengan pemilik masing-masing muncul sambil memegang senjata. Syokanju Mutsuriini terlihat sama seperti ketika dia bertarung melawan Kelas B. Senjatanya adalah dua kodachi[2]. Sementara itu, syokanju Kudo...

"Apa? Kenapa kapaknya super besar?"

Syokanju Kudo memegang sebuah kapak raksasa yang terlihat sangat kuat. Syokanjunya juga memakai gelang, yang berarti dia bisa menggunakan kemampuan spesial. Astaga rohku! Kudo benar-benar kuat!

"Mari kita tentukan siapa yang lebih kuat, yang jago di teori atau yang jago di praktek sesungguhnya."

Kudo tersenyum dengan manis. Setelah itu, gelang syokanjunya bersinar dan dia mulai menyerang.

Ada halilintar mengitari kapak syokanju Kudo dan dia melesat ke arah Mutsuriini dengan kecepatan yang tidak bisa dipercaya.

"Da-dah, Mutsuriini!"

Kemudian, tangan syokanjunya yang kuat mengayunkan kapak. Serangan ini tidak mungkin dihindari!

"Mutsuriini!"

Tepat ketika kapak itu hendak membelah syokanju Mutsuriini menjadi dua---

"Akselerasi."

Gelang di tangan syokanju Mutsuriini bersinar, dan cahayanya menyelimuti pemiliknya.

"Hah?"

Kelihatannya Kudo tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Tidak hanya dia, bahkan aku pun sama sekali tidak mengerti. Bagaimana caranya syokanju Mutsuriini meloloskan diri dari jarak serang lawan?

"Akselerasi akhir."

Mutsuriini dengan tenang berkata. BTS vol 01 259.jpg

Mendadak, darah bermuncratan dari setiap bagian tubuh syokanju Kudo ketika syokanju itu jatuh.


Kelas A Kudo Aiko VS Kelas F Tsuchiya Kouta

Pelajaran Kesehatan 446 poin VS 572 poin


Lu-luar biasa! Skor Mutsuriini mungkin lebih besar dari jumlah seluruh nilaiku!

"Waktu melawan Kelas B, dia tidak sedang berada dalam kondisi terbaiknya."

Yuuji mulai menjelaskan padaku, yang kini sangat syok. Aku tidak pernah tahu bahwa Mutsuriini sangat menyeramkan kalau dia berkonsentrasi!

"Mu-Mustahil... Bagaimana bisa aku..."

Kudo berlutut di lantai, dia terlihat sangat syok juga.

"Sekarang 2 VS 1, siapa berikutnya?"

Takahashi-sensei masih melanjutkan kompetisi dengan tanpa ekspresi di wajahnya. Sepertinya dia tidak terlalu peduli bahkan jika anak-anak kelasnya kalah.

"Ah, y-ya, sekarang giliranku."

Kami sudah pasti mengirim Himeji, satu-satunya orang di Kelas F yang bisa bertarung melawan Kelas A secara langsung.

"Kalau begitu aku yang jadi lawanmu!"

Orang yang berjalan dari kubu Kelas A adalah---- Kubo Toshimitsu!

"Akhirnya muncul juga kau, wakil ketua OSIS."

Ya, namanya adalah Kubo Toshimitsu!

Kemampuannya hanya sedikit di bawah Himeji, ranking tiga umum di kelas dua. Dia adalah wakil ketua OSIS kelas dua karena Himeji tidak melalui tes pembagian kelas dengan baik kemarin.

"Pertarungan ini yang paling kukhawatirkan."

Sudah seharusnya Yuuji cemas.

Kemampuan Kubo hampir sama baiknya seperti Himeji. Perbedaan total skor mereka bahkan kurang dari dua puluh. Dan karena Himeji telah bertarung selama beberapa hari terakhir ini, kami tidak bisa terlalu yakin berkata bahwa Himeji bisa menang...

"Apa mata pelajarannya?"

Takahashi-sensei bertanya pada mereka.

Ngomong-ngomong, pihak yang mana yang boleh memilih pelajaran sekarang? Pertarungan Hideyoshi sangat kacau dan kini aku tidak tahu lagi.

"Aku pilih jumlah semua pelajaran."

Tepat ketika aku sedang berpikir, Kubo menjawab pertanyaan Takahashi-sensei dengan ringan.

"Hey tunggu dulu! Jangan dengan mudahnya memutuskan---"

"Aku sih setuju saja."

"Himeji?"

Himeji menghentikan aku yang sedang protes. Kau yakin kau akan baik-baik saja?

"Kalau begitu......"

Sama seperti pertarungan yang sudah-sudah, Takahashi-sensei terus bermanuver dengan komputernya.

Kedua belah pihak memanggil syokanju mereka, duel ini akan ditentukan beberapa detik lagi.


Kelas A Kubo Toshimitsu VS Kelas F Himeji Mizuki

Jumlah skor seluruh pelajaran 3997 poin VS 4409 poin


"Benarkah?"

"Sejak kapan Himeji mulai berkembang begitu pesat?

"Dengan skor seperti ini, dia bahkan bisa menantang Kirishima Shouko!"

Seruan kaget terdengar dari mana-mana.

Perbedaan skor mereka lebih dari empat ratus? Meskipun aku tahu bahwa Himeji sangat kuat, tapi ini bukan skor yang bisa diperoleh manusia normal!

"Sial! Himeji, bagaimana bisa kau jadi begitu kuat......"

Kubo menyesal sekarang, dan bertanya pada Himeji. Kemampuan mereka masih kurang-lebih sama sampai beberapa waktu lalu. Tidak ada seorangpun yang menduga perbedaannya akan jadi sangat besar, itulah mengapa Kubo sangat gelisah.

"A-Aku suka semua orang di kelas, dan semua anak di Kelas F adalah orang-orang yang rela berkorban untuk temannya tanpa mengharapkan imbalan."

"Kau suka Kelas F?"

"Ya. Itulah sebabnya aku bisa terus berusaha keras."

Kata-kata Himeji sungguh menyenangkan hati.

Benarkah? Himeji, kau benar-benar menyukai Kelas F, kelas yang terdiri dari cowok-cowok bodoh. Tapi aku ada dalam Kelas F ini, membuatku merasakan hangat dalam hatiku.

"Skor sekarang 2 VS 2."

Ekspresi Takahashi-sensei sedikit berubah, yang merupakan fakta agak aneh. Apa karena perkembangan Himeji yang luar biasa atau karena Kelas F ternyata bisa bertarung melawan Kelas A?


"Duel terakhir, kedua pihak harap bersiap."

"Oke."

Orang yang berjalan keluar dari kubu Kelas A adalah musuh terkuat---- Kirishima Shouko.

Orang yang pastinya kami kirim tentu saja---

"Giliranku."

Satu-satunya, Sakamoto Yuuji.

"Apa pelajarannya?"

Mungkin karena mereka berpikir tidak mungkin Kirishima Shouko bakal kalah, tidak terdengar sedikitpun suara yang keluar dari Kelas A. Mereka cuma melihat ke Kirishima dan Yuuji dengan kalem.


"Aku memilih Sejarah Jepang, kajiannya terbatas sampai level sekolah dasar dan skor maksimal seratus."


Mendadak terjadi keributan di segala penjuru.

"Skornya ada batas maksimum?"

"Level sekolah dasar? Bukannya itu berarti mereka akan dapat nilai penuh?"

"Pertarungan ini akan ditentukan oleh seberapa fokus mereka..."

Ini juga akan memberikan kami kesempatan untuk menang.

Kelas A juga menyadarinya, jadi mereka mulai ribut sekarang.

"Mengerti. Aku harus menyiapkan beberapa pertanyaan. Silakan tunggu disini sebentar."

Takahashi-sensei menutup laptop-nya dan berjalan keluar kelas.

Takahashi-sensei sangat antusias dalam edukasi, mungkin dia mengumpulkan beberapa set pertanyaan SD?

Aku menatap sang guru meninggalkan lokasi dan berbalik ke Yuuji segera.

"Yuuji, aku berharap padamu."

Aku menggenggam erat tangan Yuuji. Kami telah melakukan semua yang kami bisa. Sekarang semuanya bergantung pada hasil duel Yuuji.

"Yeah, serahkan saja padaku!"

Dia juga menggenggam erat tanganku.

"...(mengulurkan tangan)"

Mutsuriini menghampiri kami dan menunjukkan pose tangan kemenangan pada Yuuji.

"Tenagamu banyak membantuku, terima kasih banyak."

"...(ha)"

Bibir Mutsuriini terangkat sedikit, kemudian dia kembali ke tempatnya semula.

"Sakamoto, terima kasih telah memberitahuku semua cerita itu."

"Ah, maksudmu cerita tentang Akihisa? Jangan cemas, dan lakukan yang terbaik."

Hah? Cerita tentangku? Apa yang Yuuji katakan barusan?"

"Ya pasti."

Himeji melontarkan jawaban yang enerjik. Yuuji juga tersenyum senang. Itu adalah wajah yang perhatian dan lembut.


"Duel terakhir adalah Sejarah Jepang. Kirishima dan Sakamoto, silakan datang ke ruang kelas bervideo."

Takahashi-sensei kembali ke kelas dan memberi perintah pada kedua ketua kelas.

"OK."

Kirishime memberikan jawaban singkat lalu meninggalkan ruangan.

"Yah, aku harus pergi sekarang."

"Sakamoto, hati-hati."

"Yeah."

Himeji mengucapkan selamat tinggal pada Yuuji kemudian Yuuji pergi menuju tempat pertarungan terakhir.

Pertarungan terakhir akhirnya dimulai. Bukan masalah apa kami akan menangis atau tertawa, perang tes pemanggilan akan berakhir sebentar lagi.


Previous Page Soal Kedelapan Back to Halaman Utama Next Page Soal Terakhir