Date A Live (Indonesia):Encore Bab 6

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Kurumi StarFestival[edit]

“Disini…...sungguh ramai huh.”

Shidou berjalan dengan santai sambil melihat jalan di kiri dan kanannya.

Tercermin di dalam matanya adalah distrik perbelanjaan yang ramai dari biasanya.

Seperti yang diduga, itu karena hari ini adalah hari ketujuh dari bulan ketujuh. Sebuah festival tahunan yang dikenal sebagai Tanabata, para pemilik toko yang mencintai liburan seperti ini hampir semuanya tentu tidak akan membiarkan kesempatan besar ini hilang,mereka sudah benar-benar meramaikan suasana di distrik beberapa saat yang lalu.

Kios jalanan telah lama diatur di kedua sisi jalan, tidak hanya takoyaki dan yakisoba yang dibilang sangat diperlukan dalam festival, bermacam barang yang dijual juga luar biasa menarik. Tidak ada hentinya pengunjung terus berdatangan, mengakibatkan seluruh distrik dipadati pengunjung.

Shidou bukanlah seseorang yang merasa bersemangat dengan festival, akan tetapi berbeda ketika dia berada di sebuah lokasi yang ada kios di mana-mana.Walaupun Semangat Hari Raya tidak akan menyebabkan harga barang-barang jatuh, entah mengapa ini menyebabkan para pengusaha toko mulai menjual beberapa iklan tak resmi yang bermanfaat bagi mereka yang berkunjung

Sejak kedatangan si rakus Tohka,pengeluaran makanan di tempat tinggal Itsuka dibawah tunjangan <Ratatoskr>, tapi disamping jumlah dan kualitas makanan, untuk mengurus pengeluaran harian mereka dengan kemungkinan harga rendah—— sebagai satu-satunya orang bertanggung jawab di dapur tempat tinggal Itsuka, adalah misi penting Shidou.

Pada saat ini,Shidou merasa menyedihkan saat dia menyadari bahwa dia menunjukkan sebuah pancaran kedewasaan dari suami rumah tangga…...namun tidak berarti baginya untuk komplain tentang itu sekarang. Shidou melepaskan perasaan depresinya dengan helaan panjang, yang mana setelah dia memasang ekspresi seperti ibu rumah tangga yang mau pergi dan mencari barang murah di distrik.

Sudah menjadi kejadian biasa setiap hari untuk Shidou.

Setelah ini Shidou hanya harus pergi ke toko umum yang sering kali dia datangi seperti biasanya, mengobrol dengan pemilik toko yang antusias beberapa saat sebelum membawa sayuran kembali ke rumah dan membuat makan malam untuk para perempuan yang kembali pulang.

——Begitulah seharusnya.

Namun,saat itu.

“Eh———?”

Di samping penglihatannya,di sisi jalan yang berlawanan, Shidou melihat sesuatu yang ganjil.

“Ap……”

Pada saat yang sama, sebelum otaknya mengerti keberadaan apa itu,badan Shidou kaku, seolah dia membeku di titik itu.

Di sisi lain dari hamparan orang yang memenuhi distrik perbelanjaan.

Seorang gadis muda yang mengenakan pakaian one-piece,berdiri disana.

Rambut panjang yang bersandar di bahunya, sebuah sosok ramping, dan bagian poni kiri wajahnya sama mirip seperti air terjun, menampakkan mata kanannya yang kelihatannya tidak dapat diduga seperti sebuah lubang hitam serta bibirnya yang sehalus bunga sakura. Dengan semua kecantikan itu, dia memiliki pesona layaknya iblis yang sanggup memperbudak pria saat bertatapan dengannya.

Bagaimanapun——bukan itu masalahnya.

Alasan mengapa Shidou menjadi begitu terkejut sampai ke titik dimana dia tidak bisa bergerak selama beberapa detik,bukan hanya karena penampilan gadis itu.

“Tokisaki——Kurumi…...?”

Shidou menyebut nama gadis itu dengan nada terkejut, pada saat yang sama, menelan ludahnya untuk melegakan tenggorokannya yang kering.

——Tokisaki Kurumi.

Gadis yang dipindah ke dalam kelas Shidou kira-kira sebulan lalu, yang juga bermaksud melahap Shidou, adalah Spirit yang berencana untuk mengambil kekuatan Spirit lain yang tersegel dalam dirinya untuknya adalah gadis yang jelas-jelas berdiri di depan matanya, Tokisaki Kurumi.

Memiliki kepribadian brutal dan kompetetif, dia berbeda dari Tohka dan Yoshino yang tanpa sengaja menyebabkan <SpaceQuake> yang mana membahayakan kehidupan manusia, Tokisaki Kurumi telah membunuh manusia tak terhingga jumlahnya diluar kuasanya…...dia juga dikenal sebagai——[Spirit yang paling berbahaya].

Tidak lama,dulu dia telah kehilangan tangan kirinya dan sebagian Angel-nya,setelah menderita serangan Kotori, keberadaannya tidak diketahui sejak itu. Namun seseorang yang berdiri di depannya sekarang, tangan kirinya tak terluka dan utuh.

“......Eh.”

Shidou hanya bisa menggosok matanya.

Mungkin hanya untuk meyakinkan dirinya, tapi dia punya sebuah harapan kecil bahwa ia salah lihat.

Setelah Shidou mengedipkan matanya beberapa kali, ketika dia berbalik ke belakang melihat jalan sekali lagi……

Sosok hitam dari gadis itu sudah pergi.

“Ap,apa itu…… jadi semua itu hanya imajinasiku——”

“——Selamat malam, Shidou-san.”

“Uwah!?”

Bahkan sebelum Shidou bisa menghembuskan nafas lega, ada suara muncul secara tiba-tiba memanggilnya dari belakang, menyebabkannya melompat.

Setelah itu, dengan cepat dia berbalik, tepatnya disana, adalah gadis yang berada di seberang jalan beberapa menit sebelumnya.

“Kurumi……!?”

“Ya,......sudah lama,Shidou-san.”

Lalu, Kurumi menunjukkan senyuman memabukkan, menaikkan roknya sedikit dan menekukkan lututnya, dia membungkuk ke Shidou.

Di sisi lain Shidou sedang berusaha untuk menenangkan detak jantungnya yang tak beraturan, dia tetap memandang ke mata kanan Kurumi yang terlihat sebelum bertanya.

“Me, mengapa kau…… ada ditempat seperti ini?”

Jika dia sedang terhubung dengan Kotori seperti biasanya, dia kemungkinan besar akan diceramahi karena menyatakan suatu pertanyaan yang sia-sia.

Ujung-ujung mulut Kurumi dengan lambat meninggi, dia menatap wajah Shidou, menjawab pertanyaannya dengan berbisik.

“Bukankah jelas—— aku disini tentu saja untuk bertemu dengan Shidou-san.”

“......!”

Shidou langsung menahan nafasnya, dengan cepat melangkah mundur di saat yang sama.

Kurumi datang untuk bertemu Shidou.

Itu artinya—— tujuannya adalah untuk……

Namun, sebagai manusia yang berdarah daging normal, tidak mungkin untuk kabur dari cengkeraman Kurumi, Shidou mengetahui fakta ini dengan jelas.

Meskipun ada manusia sejauh mereka memandang keduanya di sekeliling, tapi bagi Kurumi yang merupakan Spirit, mungkin tidak peduli dilihat oleh saksi mata. Tidak…… dalam skenario terburuk,jika dia ingin, dia bisa menculik setiap orang termasuk Shidou ke dalam bayangan, mengeluarkannya akan menjadi tugas yang sangat sederhana.

Dengan pikirannya sampai saat ini,Shidou menggertakan giginya sambil melihat kembali pada Kurumi. Karena situasi yang berantakan di depan matanya, sebuah kebiasaan sehari-hari sekarang, telah berubah menjadi masa depan yang suram dalam sekejap mata.

Apa yang sebenarnya harus ia lakukan——.

“......?”

Tapi, pada saat itu, Kurumi tiba-tiba mengulurkan tangannya, memegang tangan Shidou dengan miliknya.

“Fufu,.......hei, Shidou-san?”

Wajah Kurumi tersenyum mempesona, jari-jarinya perlahan melilit sekitar tangan Shidou, ekspresinya, seolah-olah dia telah melihat pikiran shidou melalui itu, punggungnya merinding.

Sayang, dia telah mencoba semua yang ia bisa, Shidou berkata pada dirinya, menghadapi sebuah situasi yang mengerikan seolah-olah tidak ada pilihan lain.

Namun——Kurumi mengatakan sesuatu yang sepenuhnya diluar perkiraannya, seolah-olah mengabaikan keputus asaan yang menyelimuti hati Shidou.

“——bisakah kita pergi berkencan?sekarang?”

Kurumi menarik tangan Shidou sambil menggerakkan mulutnya dekat telinganya, dia berbisik padanya.

“Ha……?”

Menghadapi ajakan tak terduga ini, Shidou hanya bisa melebarkan matanya.

“Kurumi, ap, apa yang baru saja kamu katakan……?”

“Fufu, ayolah Shidou-san, meminta seorang gadis untuk mengatakan beberapa patah kata kedua kalinya, kau sungguh tidak sensitif.”

Lalu, Kurumi memiringkan kepalanya dengan iseng ke satu sisi.

“Sebuah…...kencan?”

“Itu benar, aku hanya ingin pergi keluar dan bermain dengan Shidou-san, bisakah?”

“Tidak, hanya saja……”

Shidou terdiam.

Kurumi dengan bersemangat mengajaknya berkencan.

—— dari sudut pandang normal, ini adalah situasi yang sangat berbahaya.

Namun, Shidou ragu-ragu seperti biasa.

Ia akan dianggap bohong jika mengatakan kalau ia tidak takut pada Kurumi. Bagaimanapun dia adalah Spirit jahat yang telah membunuh banyak manusia pada saat sebelumnya, jika dia ingin memenggal Shidou, akan menjadi tugas ringan baginya.

Meskipun demikian, jauh di dalam hati Shidou, ada sebuah dorongan kuat untuk berbicara dengan Kurumi sekali lagi, sebuah dorongan bagi Kurumi untuk mempercayakan dirinya padanya.

Perasaan ini mengesampingkan perasaan takutnya akan kematian.

“........”

Akan tetapi, dalam menanggapi kebisuan Shidou, Kurumi tampaknya salah menafsirkan sesuatu.

“Ara ara, kelihatannya Shidou masih meragukanku…...sangat disesalkan, tapi apa boleh buat. Tidak peduli siapa itu, mereka mungkin tidak akan ingin pergi berkencan dengan seseorang yang berusaha membunuh mereka sebelumnya. Namun——”

Di tengah kalimatnya,Kurumi agak membungkuk ke depan, menatap Shidou dengan ekpresi rendah hati sambil melanjutkan kata-katanya.

“Tenanglah, aku datang kesini tanpa punya niatan jahat pada Shidou untuk hari ini. Jika kamu sungguh tidak percaya apa yang kukatakan, tidak apa-apa gunakan rantai untuk menahan tanganku atau bahkan melilitkan bom di sekitar leherku juga tidak apa-apa,kau tahu?”

“Tidak, tidak, tidak, bagaimana bisa aku melakukannya padamu……”

Saat menyadari kebingungan Shidou, Kurumi melebarkan matanya seolah-olah memainkan perannya, dia menyembunyikan wajahnya dengan tangannya yang menunjukkan sikap cemas.

“Lalu itu artinya, Shidou-san hanya membenciku dan tidak mau pergi keluar denganku? hiks hiks, Aku begitu sedih, rasanya aku ingin menangis.”

“Eh……! Aku, aku tidak bilang begitu!”

“Waa——”

“Hei hei hei……”

Shidou menggaruk belakang kepalanya dengan kebingungan.

Jelas bahwa Kurumi bertindak mencurigakan. Tentu saja, pada kasus Kurumi, dia bisa sangat baik dalam bermain lelucon pada dirinya…...tapi untuk beberapa alasan, hawa Kurumi yang sekarang entah mengapa berbeda dari Spirit yang paling berbahaya yang dia temui berminggu-minggu sebelumnya.

Ditambah, Kurumi pernah berkata sebelumnya, kalau dia tidak ada niatan jahat pada Shidou hari ini.

Itu hanyalah janji lisan, dia bisa menarik kata-katanya kapanpun, tidak ada kepastian kalau dia akan menjaga janjinya.

Namun, selama Shidou ingat, meskipun, perkataan Kurumi sering menyembunyikan arti dibaliknya, terkadang dia akan berbicara dengan cara rumit tapi dia tidak pernah mengingkar janji sebelumnya.

Yang terpenting, situasi sekarang masih sangat berbahaya untuknya, jika dia menolak ajakannya sekarang, membuatnya tidak senang, sama saja menggali kuburannya sendiri. Sebelum dia sempat mengucapkan “Maafkan aku”, dia mungkin akan ditarik ke dalam bayangan oleh beberapa tangan.

“......Baiklah kalau begitu,aku akan pergi berkencan denganmu.”

Ketika Shidou mengatakan itu, ekspresi Kurumi langsung senang.

“Sungguh?”

Perasaan gembira Kurumi tidak hanya dirasakan dari ekspresinya,tapi juga kata-katanya, seperti bunga mekar yang tidak memiliki rahasia,Shidou hanya bisa terkejut. Meskipun dia sudah berpikir beberapa penanggulangan untuk berbagai situasi yang mungkin terjadi …...tapi ia bingung ketika menyaksikan dia berperilaku seperti ini.

“Fufu, aku begitu senang, Shidou-san benar-benar seseorang yang baik.”

Kurumi dengan senang berteriak sambil meraih dan memeluk tangan Shidou.

“Wah! Ku, Kurumi!? Ap……”

Kejadian tiba-tiba itu, menyebabkan Shidou berteriak kaget, merah padam seperti gadis yang jatuh cinta. Meskipun faktanya dia adalah Spirit yang berbahaya, Kurumi masih terlihat seperti seorang gadis yang lemah. Jika dia melakukan suatu tindakan yang berani secara tiba-tiba, sebagai anak SMA biasa, bagaimana bisa Shidou menanganinya?

“Um, uhh, bukankah ini sedikit terlalu intim?”

“Begitukah?”

Namun, Kurumi hanya tersenyum pada Shidou yang sedang kebingungan,dan mendekatkan diri pada Shidou.

“Sepertinya tak ada masalah——, bagaimanapun kita sedang kencan sekarang. Fufu, saat itu…...untuk saat ini, Shidou-san adalah milikku. Atau kau bilang…...kau merasa jijik, denganku memeluk tanganmu sepeti ini?”

Kurumi bertanya dengan suara depresi, ini menyebabkan rasa bersalah terbentuk dalam hati Shidou, dia hanya bisa mengerang sambil mengerutkan kening.

“Bukan itu, aku tidak akan mengusirmu……”

“Begitukah, Fufu, lalu ayo cepat dan pergi.”

Lalu, Kurumi mulai berjalan ke depan. Dibawah pimpinan sosok mungilnya, Shidou tengah ditarik ke jalanan yang ramai.

——Tanabata.

Seperti Hikoboshi dan Orihime yang terpencar oleh Ama-no-Gawa yang luas.

Mengarungi jalanan yang lebar, menelusur melewati kerumunan manusia yang padat——.

Si pemuda dan gadis itu, akhirnya bertemu sekali lagi.

“......Umm, Kurumi. Kamu bilang ini adalah kencan, tapi kemana sebenarnya kita pergi?”

Setelah berjalan dengan jangka waktu yang tidak diketahui, Shidou akhirnya hanya bisa membuka mulut dan bertanya.

“Hm, sebenarnya ada tempat yang ingin aku kunjungi.”

“Sebuah tempat yang ingin kamu tuju? dimana?”

“Fufu, untuk saat ini aku merahasiakannya.”

Pada saat yang sama, Kurumi tidak lupa menaruh jarinya ke mulutnya. Menyaksikan Kurumi seperti melakukan tindakan selucu ini, hati Shidou berdebar.

Namun pada saat ini, dia langsung mengingatkan dirinya sendiri. Meskipun kesempatan berinteraksi dengan Kurumi bisa jadi peluang langka, tingkat bahayanya tidak menurun karena ini. Bersama dengannya berarti saat-saat kecerobohan terjadi,dapat secara jelas berarti kematian langsung.

Saat Shidou merenungkan hal ini, Kurumi yang sedang menyeret Shidou tiba-tiba menghentikan langkahnya.

Setelah itu, dia menunjukkan senyuman licik, ujung lidahnya melingkari bibirnya, matanya sedang diarahkan langsung pada Shidou.

“——Aaah, aaah. Terlihat…...lezat.”

“......!!”

Kata-kata itu, menyebabkan kewaspadaan Shidou meningkat.

“Apa…...jangan bilang, kamu sungguh bermaksud untuk——”

Suaranya gemetar ketakutan, Shidou mencoba untuk menjauhi Kurumi. Namun tangan Kurumi itu bagaikan rantai, menolak untuk melepaskan Shidou bahkan satu milimeter.

“Ah, ah—&mdash.”

Kurumi tertawa, bibirnya menyabit, dia kemudian menunjukkan jarinya——pada kios di belakang Shidou.

Kios itu menjual makanan ringan bernama [Kue Daun Bambu] . Dalam ukuran satu gigitan, berisi pasta kacang merah atau krim ditambahkan. Tampak sangat menarik.

“Hey, Shidou-san. Apakah kau pikir itu terlihat lezat juga?.”

“Eh? jadi yang kamu maksud adalah…...ku, kue……?”

“——Astaga, apa yang sebenarnya kau pikirkan tentang maksudku?”

Ekspresi Shidou langsung tenang. Saat menyaksikan reaksi anehnya, dia hanya bisa terkikik…...haa, entah mengapa rasanya ia seperti badut bagi Kurumi.

“Aku,aku katakan padamu……”

“Fufufu, tapi, ini benar-benar membuatmu lapar, kan? coba lihat, disana ada banyak hal aneh dimana-mana. Yang seberang sana kelihatannya disebut [Es Serut Ama-no-Gawa].”

Shidou melihat ke arah yang Kurumi tunjukkan, memang ada kios yang menjual es serut dengan sirup Blue Hawaii dengan susu kental diatasnya.

“Ahh…...jadi begitulah, penyajian mereka dari Ama-no-Gawa, agak kreatif.”

“Lihat, [Gulali Orihime].”

“Menghubungkan permen kapas dengan kain tenun? yang satu ini kelihatannya sedikit dipaksakan……”

“Yang satu disana kelihatannya [Dendeng Hikoboshi].

“Ini…… seorang gembala sapi seharusnya tidak boleh makan daging sapi.”

Para pedagang benar-benar menarik perhatian,Shidou mengerutkan kening, keringatpun terbentuk di pipinya.

Kurumi menaruh tangannya di mulutnya, menunjukkan senyuman kecil.

“Fufu, saat bersama Shidou-san seperti ini, sungguh membuatku senang.”

“Tidak, padahal aku sungguh tidak melakukan……”

Namun, bahkan tanpa menunggunya selesai bicara, Kurumi sekali lagi menggandeng siku Shidou.

“Ayo lewat sini, Shidou-san.”

“Wah, Kurumi, jangan menarikku!.”

“Fufufu, waktu tidak akan menunggu seseorang kau tahu? Ayolah, Shidou-san. Mari kita hargai waktu singkat yang kita punya bersama.”

Kurumi berjalan dengan wajah tersenyum, dengan Shidou disampingnya, mereka berjalan melewati distrik perbelanjaan.

Setelah lima belas menit berjalan kaki, Kurumi menunjuk bangunan di depan dan berbicara pada Shidou.

“Ini tempatnya.”

“Tempat ini adalah…...oh, planetarium?”

Itu benar, di depan mereka berdua adalah planetarium yang agak jauh dari distrik perbelanjaan.

“Ya, aku sudah rindu untuk melihatnya dalam waktu yang lama sekarang.”

“Begitukah…...ini sedikit tak terduga.”

“Ara, apa maksudmu?”

“Ah, tidak……”

Shidou tengah memikirkan alasan apa yang dibuat sebelum mendadak menyadari—— dia terkejut pada dirinya sendiri karena bisa berbicara cukup santai dengan Kurumi.

Tidak, dia mungkin tak akan melengahkan penjagaannya. Tetapi, dari distrik perbelanjaan sampai disini, dia tidak merasakan adanya perasaan permusuhan atau kekerasan sama sekali dari Kurumi, ini entah mengapa menyebabkannya melupakan rasa kewaspadaannya.

Itu benar, Kurumi hari ini benar-benar hanya seorang gadis yang normal.

Dengan senang hati berpegangan tangan sambil bercakap-cakap, tersenyum dalam kebahagiaan, semua aktivitas normal.

Kenormalan tersebut—— berada bersama-sama dalam waktu singkat, telah menyebabkan Shidou melupakan perjuangan berdarah sebulan yang lalu.

“............”

Shidou tanpa kata terfokus pada Kurumi.

…...Ia tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya. Apakah dia akan berencana [memakan] Shidou saat penjagaannya lengah? Tapi jika itu masalahnya, motif rumit macam apa yang Kurumi lakukan sedemikian rupa? dia hanya perlu menariknya ke dalam bayangan tepat pada waktu mereka bertatap mata demi mencapai tujuan tersebut. Jika itu masalahnya, lalu kenapa? dia tidak hanya benar-benar mengharapkan sebuah kencan……? Tidak, cara berpikirku bahkan lebih bodoh. Sejak dia membuat kontak dengan Shidou pastinya ia tahu bahwa ia mungkin dipantau oleh <Ratatoskr> , lalu dia pasti mempunyai beberapa tujuan dalam pikirannya——.

“......? Shidou-san? ada apa?”

“Ah…...tidak apa-apa. Ayo masuk, Kurumi.”

Shidou menyembunyikan keraguannya pada Kurumi, berjalan ke dalam planetarium bersama.

Membeli dua tiket, mencari bangku mereka dan duduk. Tidak lama setelah lampu di planetarium padam, suara pemandu bergema di kegelapan.

“—— Kami sangat berterima kasih atas kehadiranmu di planetarium hari ini. Acara kami hari ini adalah——.”

Setelah salam itu, di atas langit-langit kubah setengah lingkaran, banyak bintang mulai bersinar.

“Wow……”

Suara takjub terdengar di sampingnya, Shidou tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari langit-langit ke asalnya(Kurumi).

Disampingnya, Mata Kurumi bersinar dengan berkilau-kilau, dia tidak memalingkan pandangannya, menatap sekian banyak bintang-bintang diatasnya sambil terpana.

“..........”

Saat menyaksikan sikapnya, Shidou menggaruk pipinya…...mengeluarkan helaan kecil, sebelum menatap kembali ke langit-langit.

…… Dia bisa melihat bintang namun belum bisa mengerti perasaan Kurumi yang sebenarnya.

Kesampingkan perasaan tidak berdaya Shidou itu, sekian banyak bintang-bintang di langit bersatu, membentuk permadani cahaya yang luar biasa—— ini adalah Ama-no-Gawa. Di kedua sisi, disana ada dua bintang lainnya yang mengeluarkan cemerlangan yang mengalahkan bintang lainnya.

[——Putri Kaisar Surgawi yang tinggal di tepi Amanogawa, Orihime, adalah seorang gadis langit yang mampu menjahit pakaian indah.

Akan tetapi, setelah dia menikahi Hikoboshi si pengembala sapi, Orihime tidak lama lagi menjahit baju, dia menghabiskan waktu sepanjang hari bermain dengan Hikoboshi. Kaisar Surgawi sangat marah ketika melihat hal ini dan memisahkan keduanya agar mereka fokus pada pekerjaannya masing-masing.

Sejak saat itu, dua kekasih itu hanya diperbolehkan bertemu sekali setahun, pada malam ke-tujuh bulan ke-tujuh. Akan tetapi apabila hari itu turun hujan, Amanogawa akan banjir dan tidak bisa diseberangi—— ]

Jadi itulah, Asal-usul Tanabata, tampak cocok dengan suasana festival ini.

Shidou dengan diam-diam mengintip ke kanan sekali lagi, namun ia tertangkap basah oleh mata Kurumi yang juga sedang bertatapan dengannya.

“—— !”

“......Fufu.”

Shidou hanya bisa merasakan kaget, namun Kurumi tidak terlihat memperhatikan saat dia menunjukkan senyuman ceria, dia diam-diam memegang tangan Shidou dengan miliknya. Punggung telapak tangannya diselimuti sensasi lembut tapi dingin, jantung Shidou berdegup kencang.

“Ku, Kurumi……?”

Dia ingin mengatakan sebuah pertanyaan padanya, tapi pandangannya sudah kembali ke langit-langit berbintang.

Kurumi tidak memerdulikan Shidou yang sedang kebingungan, perlahan ia membuka mulutnya.

“Hey——Shidou-san?”

“Ad, ada apa……?”

“Hikoboshi dan Orihime, mereka dipisahkan oleh Ama-no-Gawa, dan hanya diperbolehkan bertemu setahun sekali, benarkah itu?”

“......Ya, itu benar.”

“Namun, jika di Tanabata hujan, lalu peluang sekali dalam satu tahun ini akan hilang.”

“Ya…...ada banyak penafsiran mengenai hal ini…...tapi ini berlaku bagi sebagian besar mitos.”

Mendengar perkataan Shidou, Kurumi mengambil nafas sejenak seakan memikirkan sesuatu sebelum lanjut berbicara.

“Jika…...dan jika saja, satu tahun, tahun selanjutnya dan tahun setelah itu…...jika hujan terus membasahi Tanabata, Amanogawa yang memisahkan keduanya akan terus banjir…...lalu dua kekasih itu, apakah mereka masih bisa bertemu satu sama lain?”

“Eh……?”

Menghadapi situasi mendadak ini, Shidou hanya bisa memiringkan kepalanya dengan heran.

“Mengapa tiba-tiba bertanya?”

“Waktu lebih baik dari apapun. Meskipun mereka kehilangan kesempatan sekali ini dalam setahun untuk bertemu, kesedihan itu pasti akan sembuh seiring berjalannya waktu. Bagaimanapun, waktu juga lebih jahat dari pada yang lain, meskipun keduanya telah berjanji untuk saling mencintai selamanya, perasaan murni itu akan lenyap menjadi debu dalam aliran waktu. Selanjutnya dimana keberadaan mereka diakui oleh satu sama lain sedang terus-menerus terbawa oleh nasib,hanya sampai berapa lamakah kekasih yang bersemayam dalam hati mereka tetap ada?”

“Itu sungguh…… pertanyaan yang sulit dijawab.”

Ekspresi wajah Shidou kebingungan sambil menjawab, tidak ada jawaban yang tepat ketika muncul suatu pertanyaan semacam ini.

Namun, Kurumi tidak mundur sambil terus melihat Shidou, seolah-olah dia sedang menunggu Shidou untuk memberinya jawaban. Tatapan seriusnya, membuat Shidou sedikit ketakutan.

“Gah——......Kurumi?”

“Ya.”

“Aku bukanlah Hikoboshi maupun Orihime. Apa yang kukatakan selanjutnya, aku harap kamu menganggapnya sebagai pendapatku.”

“Baiklah.”

“Aku pikir, mereka tidak akan pernah melupakan satu sama lain.”

Mendengar pernyataan ini, Kurumi dengan penasaran memiringkan kepalanya padanya.

“Kenapa kau berpikir seperti itu?”

“Pikirkanlah, mereka berdua lupa akan pekerjaan mereka karena hubungan mereka sangat baik, mengakibatkan mereka berpisah benar? Jika bukan karena beberapa bencana, bagaimana mungkin mereka menjadi angkuh?”

“............Begitu.”

Balasan melankolis Kurumi bercampur dengan helaan nafas. Tampaknya jawaban ini membuatnya tidak puas.

Namun, Shidou belum selesai berbicara , dia menggelengkan kepalanya dan melanjutkan.

“Jangan buru-buru, Aku punya bukti tentang yang kukatakan.”

“Bukti…….kau bilang?”

“Itu benar. Aku pikir…… mereka berdua, sebenarnya terus bertemu secara rahasia.”

“Huh?”

Kurumi heran sambil melebarkan matanya.

“Apa yang kau maksud oleh itu? Bukankah mereka berdua terpisah oleh Amanogawa?”

“Tidak, jika kamu memikirkannya, Hikoboshi—juga dikenal sebagai Bintang Pengembala Sapi,nama lainnya adalah Aquilla—dia adalah bintang alfa dari rasi Elang. Karena dia Elang, dia bisa terbang menyebrangi Amanogawa hanya dengan mengepakkan sayapnya saja. Keduanya mungkin bertemu secara diam-diam dibelakang Kaisar Surgawi. Oleh karena itu,bagaimana bisa mereka melupakan satu sama lain.”

“............”

Mendengar perkataan Shidou, Kurumi terdiam sambil melebarkan matanya untuk sejenak——

“He, hehe…...haha, ahahahaha.”

Tidak lama kemudian, dia tertawa tak terkendali.

Itu bukanlah tertawa cekikikan yang lemah lembut dan sopan, melainkan tawaan keras.

Ketidaknyamanan penonton mulai terasa dari sekelililingnya dalam bentuk batuk, menatap mereka berdua dengan keluhan yang terasa seperti jarum. Meskipun begini, Kurumi tetap tertawa.

“Um…...Kurumi, sebaiknya kita pergi dulu, bisakah?”

Lalu, Shidou membantu Kurumi berdiri. Meskipun Kurumi masih tertawa terbahak-bahak, dia masih patuh dalam mendengarkan saran Shidou.

Shidou berulang-ulang menundukkan kepalanya sambil meminta maaf pada seluruh pengunjung disekitarnya, dan membawa Kurumi keluar dari aula gelap itu.

“Haa—......Fufu, tadi sungguh lucu. Aku mengerti sekarang…...tentu saja. Mungkin Shidou-san benar.”

“......Sebenarnya aku tidak bermaksud membuatmu tertawa. Kalau sudah selesai, haruskah kita kembali masuk?”

Saat ditanya Shidou, Kurumi mengelengkan kepalanya.

“Sudah cukup.Selain ini—— Aku ingin menulis di tanzaku. Dengan menuliskan keinginanku dan menggantungnya pada batang bambu, akan menjadi kenyataan, benar begitu?”

“Meskipun aku tidak tahu tentang kebenarannya…...Hm, tanzaku huh, jika itu masalahnya, maka ayo pergi ke distrik perbelanjaan, disana ada bambu besar yang tertanam disana. Tanzaku tentunya dibagi secara gratis, haruskah kita pergi bersama?”

“Ya, aku tidak bisa menunggu.”

Kurumi menunjukan senyuman manis, memeluk tangan Shidou dengan erat sekali lagi.

“Hey, hey……”

Shidou secara langsung ingin menolaknya…...namun dia akhirnya menyadari kalau menolaknya hanya sia-sia, demikian dia membiarkan Kurumi memeluk tangannya sambil meninggalkan planetarium bersama-sama.

Dengan begitu, mereka berjalan kembali ke rute asal mereka.

Melihat jamnya setelah meninggalkan gedung itu, waktunya sudah jam 6 lewat pada malam hari. Langit mulai berubah menjadi rona merah, bayangan mereka berdua mulai memudar di permukaan.

…...Ini sudah waktunya makan malam, Tohka yang lapar pasti sudah berteriak-teriak untuk makan malam di kediaman itsuka.Tapi tidak mungkin baginya untuk kabur dari Kurumi saat ini. Yang penting—— mengenai keberadaan Kurumi <yang sekarang> dan yang dia temui terakhir kali, Shidou tak bisa meninggalkannya sendirian.

Pada saat mereka mau berbalik ke distrik perbelanjaan, Kurumi berteriak dengan kaget, menghentikan langkahnya.

“Gah…...ada apa?”

“Shidou-san, lihat itu”

Shidou melihat ke arah yang ditunjukkan Kurumi.

Diseberang sana, adalah toko pernikahan kecil, tertulis pada papan petunjuknya [cobalah memakai gaun pengantin gratis!].

“Aku selalu ingin mencobanya sekali. Sebelum kita kembali ke distrik perbelanjaan, bisakah kita pergi kesana dan sedikit mengintip?”

“Ini…...tapi aku masih seorang murid SMA. dan lagi,kenapa kamu tertarik akan hal semacam itu…...”

“...........”

Mendengar kata-kata Shidou, Kurumi tiba-tiba kecewa, dan menunjukkan ekspresi kesepian.

“......Itu karena aku ingin punya kenangan dengan Shidou-san. Pada saat yang sama—— aku harap bahwa Shidou-san akan bisa membawa kenangan bersamaku juga.”

“Eh?”

Mendengar kata-kata Kurumi yang tidak seperti suara dirinya sama sekali, Shidou hanya bisa mengangkat alisnya.

“......bisakah,aku mohon?”

“Guh……”

Melihat mata Kurumi yang sayu, dalam lubuk hatinya,Shidou tak bisa berkata tidak padanya.

“Aku mengerti. Lalu ayo kita tanya mereka. jika mereka menolak, maka kamu harus menyerah, baik?”

“! Ya, ya! aku sungguh senang!”

Ekpresi Kurumi langsung ceria.

Sikap polosnya itu, menyebabkan Shidou kehilangan semua niatannya untuk menolak, dia tidak punya pilihan tapi berjalan ke toko pernikahan dengan Kurumi.


“Shidou-san……dimana kau?”

Ini sudah malam. Dibawah sinar rembulan, Yoshino sekarang sedang berjalan ke distrik perbelanjaan.

Sosok gadis kecil tersembunyi di bawah topi jerami yang sangat besar. Dua matanya yang kebiruan terlihat lucu seperti boneka kelinci di tangan kirinya [Yoshinon] yang merupakan ciri khasnya.

“Ya, itu benar, apakah terjadi sesuatu dengannya……”

“Hmph, dia mungkin sedang memikirkan apa yang harus dibuat di makan malam nanti di depan toko. Ayo cepat cari dia dan pulang.”

Seolah-olah mereka membahas pembicaraan Yoshino yang tidak masuk akal, dua gadis yang berjalan di depannya berbicara.

Salah satu gadis itu memiliki rambut gelap seperti malam,seorang gadis yang matanya mirip kristal——Tohka. Dan satunya adalah gadis yang dikuncir rambutnya menjadi dua ponytails dengan dua pita hitam, memiliki ekspresi angkuh——Kotori.

Tepat sekali, seharusnya makan malam diadakan di kediaman Itsuka, tapi Shidou yang lebih dulu pergi membeli bahan-bahan makan malam belum kembali dan tidak bisa dihubungi. Seperti Yoshino, Tohka dan Kotori yang sedang khawatir berangkat bersama ke distrik perbelanjaan untuk menemukannya.

“Hm?”

Tiba-tiba, alis Tohka meninggi, dia menepuk bahu Kotori dan berkata.

“Kotori, Kotori.”

“Hm? ada apa? apa kau sudah menemukan Shidou?”

“Tidak,belum…...aku hanya ingin tahu,apa itu?”

Lalu, Tohka menunjuk ke arah jalan.

Disana, banyak sekali bambu ditempatkan sepanjang jalan. Untuk beberapa alasan,di dahan bambu itu terdapat banyak potongan-potongan kertas yang terpasang.

“Oh…...itu adalah tanzaku harapan. Itu artinya, kalau hari ini adalah Tanabata.”

“Tanzaku? Tanabata?”

“Ya. Tradisi Tanabata adalah menulis harapan di sepotong kertas yang disebut Tanzaku dan menggantungkannya ke bambu, lalu keinginanmu akan terkabul.”

“! Ap, apa yang kamu katakan……!”

Mendengar penjelasan Kotori, mata Tohka mulai berkelap-kelip.

“Ko…...Kotori!”

“......Baiklah baiklah, tidak apa, kau bisa kesana dan mencobanya.”

“Ya, Yah!”

Kotori menunjukkan persetujuannya seperti dia tahu segalanya, Tohka di sisi lain, menganggukan kepalanya dengan bersemangat sebelum berlari ke bambu itu.

Melihat keadaan Tohka, Kotori berbalik menatap Yoshino.

“Jika itu masalahnya, lalu seharusnya Yoshino juga pergi.”

“Eh…...aku, aku boleh, pergi juga……?”

“Ya, tentu saja. Jadi kenyataan atau tidak, itu urusan lain, tapi karena ini hanya sekali dalam setahun, kamu sebaiknya pergi dan mengalaminya.”

“Ba, baiklah……”

Akhirnya, Yoshino mengikuti Kotori menuju jalan raya, mengambil dua tanzaku gratis, mengambil pena panitia, dia menulis keinginannya disamping [Yoshinon].

“Oooh, apa yang kalian harapkan?”

Saat ini, Tohka yang telah selesai menuliskan harapannya melangkah maju ke yang lain dan mengintip tanzaku Kotori.

“......Uh!”

Saat itu, Kotori jadi kalang kabut, dengan cepat mencoret harapannya yang baru setengah jadi.

“Uh? ada apa, Kotori.”

“Ti,tidak ada. Aku salah menulisnya, hanya kesalahan.”

Kotori berkata dengan samar sambil mulai menulis ulang harapannya pada tempat yang tersisa.

“Hm? Harapan ini kelihatannya sedikit berbeda dari yang barusan?”

“! Itu hanya imajinasimu! Be, benar, Yoshino selesai juga kan!? Ayo cepat gantungkan ini dan cari Shidou!”

“Hm? Oh, ooh……”

“O, oke……”

Tohka dan Yoshino dengan cepat menganggukan kepala mereka setelah mengalah pada perkataan Kotori.

Setelah semuanya telah menulis harapannya di tanzaku masing-masing, mereka berjalan menuju keramaian.

“Phew…...Tapi, ini membutuhkan perjuangan tinggi, untuk mencari Shidou di keramaian ini.Tidak ada jalan lain, ayo berpencar dan mencari. Aku akan pergi ke bagian utara jalan, Tohka ke selatan, Yoshino berputar di sekitar area sambil mencari. Jika kau masih belum menemukannya dalam 30 menit, kembali berkumpul disini, mengerti?”

“Ya, aku paham!”

“O, oke…...kami mengerti”

[OK——Serahkan pada kami——!]

Tohka, Yoshino juga [Yoshinon] menganggukkan kepala mereka.

“Bagus…...lalu, ayo mulai mencari!”

Dengan isyarat Kotori, ketiga gadis ditambah satu kelinci pergi ke zona pencarian masing-masing.

Area Yoshino adalah distrik komersial di perbatasan distrik perbelanjaan. Dibandingkan jalan raya, terdapat sedikit lalu lintas manusia disini, hanya kemungkinan kecil dia akan menabrak ke orang-orang yang membagikan kertas tisu atau yang lewat saja. Kotori pasti memikirkan ini sebelumnya demi Yoshino.

Setelah berterimakasih pada kotori dengan tenang, Yoshino mulai mencari Shidou.

“......Shidou-san, aku harap kamu tidak mendapat suatu masalah.”

Yoshino berkata pada dirinya. Namun saat ini, [Yoshinon] di tangan kirinya tiba-tiba tertawa “Oo——hohoho”.

[Baik——disamping berbahaya——dia bisa terjerumus itu kau tahu——?]

“Apa……?”

[Aku membicarakan tentang perempuan——Perempuan. Ah——Shidou-kun adalah seorang penggila sex!]

Lalu, [Yoshinon] menutup wajahnya dengan kedua tangannya, memutarkan badannya dengan bersikap malu.

Yoshino menunjukkan senyuman pahit, tapi sebelum dia menjawab [Yoshinon]——

“Eh……?”

Sesaat kemudian, dia membuka matanya, berdiri terpaku di tempatnya.

Alasannya sederhana. Dia melihat Shidou dengan seorang gadis yang tidak ia kenal bersama-sama di jalan.

“It,itu adalah……”

[Itu Shidou-kun——Uhwoo——Gadis yang luar biasa! Shidou-kun benar-benar “sesuatu”!]

“Ba, bagaimana mungkin……”

Suara Yoshino mulai gemetar. Shidou dan gadis itu berjalan lurus menuju sebuah bangunan.

—Tempat itu adalah, Sebuah toko pernikahan.

“Eh……!?”

[Hyuuuu—]

Yoshino tidak sepenuhnya mengerti, tapi seperti yang ia dengar sebelumnya, pernikahan itu, adalah tindakan dari dua orang yang berjanji akan cinta mereka satu sama lain selamanya dan tinggal dibawah satu atap bersama.

“—jangan bilang, Shidou-san sungguh……?”

“......Uu.”

Yoshino menahan nafasnya, menyelinap dibelakang sudut sambil mendekat ke toko yang dimasuki mereka berdua.

Mengintip ke dalam pintu masuk bangunan itu dan melihat Shidou bernegosiasi dengan resepsionis tentang sesuatu, si gadis di sisi lain sudah menunggu dibelakangnya.

Rambutnya hitam halus, sosok yang sempurna, gadis itu cantik sampai ke titik yang membuat perasaannya takut.

“Shi, Shidou-san…...Mengapa, kamu disini.”

“......Ara?”

Saat Yoshino sedang fokus pada gadis ini sambil kebingungan, gadis itu mengetahui tatapan Yoshino, dan berjalan menujunya.

“Selamat malam, kau menginginkan sesuatu dariku?”

“Hyi……”

Mendadak terlibat dalam percakapan dengan orang asing menyebabkan si pemalu “Yoshino” melompat.

Namun, sekarang bukan waktunya untuk takut, Yoshino mengumpulkan semua keberanian yang ia punya dan membuka mulutnya yang gemetaran.

“U, um…...bolehkah aku bertanya apa hubunganmu, dengan Shidou-san……”

Mendengar Yoshino menyebut nama Shidou membuat gadis itu membuka matanya dengan terkejut.

“Kau kenal Shidou-san? Ara…..? dan lagi, pernahkah aku bertemu denganmu di suatu tempat?”

Gadis itu bergumam sambil berpikir, dan segera menganggukan kepalanya beberapa kali setelah sesaat.

“......?”

“Aaah, jangan dipikirkan. Lagi pula, bukankah kau ingin mengetahui hubungan macam apa…...Shidou-san dan aku?”

“Ya…..Yah…….”

Yoshino sedikit mengangguk, pada mulut gadis itu ada sebuah petunjuk dari senyuman jahat.

“Menurutku, bagaimana aku harus mengatakannya. Aku rasa ini seperti tujuan tanpa henti, sebuah nafsu yang tidak dapat dipisahkan…...kesimpulannya, ini adalah sebuah hubungan spesial yang tidak bisa diganggu siapapun hm?”

“Eh? Eh……?”

Kata-kata gadis itu membuat Yoshino kaget. Namun gadis itu melanjutkan pembicaraannya sambil menikmati reaksi Yoshino.

“Aku tahu segala sesuatu yang perlu kuketahui termasuk setiap inci dari badannya, itu karena aku berhati-hati memeriksanya secara menyeluruh seperti menjilatnya seluruhnya. Aaah…...waktu itu ketika sebulan lalu kami bertemu, betapa menggairahkannya malam itu. Sama seperti aku menyatakan diri pada Shido, sebuah objek panas memasuki tubuhku…...Fufufu, aku akan membuatnya bertanggung jawab untuk itu.”

“Ap, apa……”

“Aaah, itu benar. Pakaian dalam yang aku kenakan sekarang juga dipilihkan untukku oleh Shidou-san sendiri. Jika kau tidak keberatan, maukah kau melihat?”

Lalu, gadis itu menjepit tepi roknya, dengan lambat menaikkannya ke atas.

“......!?”

Pikiran Yoshino langsung kosong, dunia mulai berputar, dia tidak membiarkan dirinya berpikir, dia pun melangkah keluar.

“Fufufu, semoga harimu menyenangkan.”

Gadis itu dengan melamun berseru, tapi Yoshino sudah tidak punya kekuatan untuk membalikkan kepalanya. Dia tidak punya waktu untuk memeriksa pikirannya kembali, dia hanya berpikir meninggalkan tempat ini secepat mungkin.


“Entah mengapa…...ini membuatku terasa aneh……”

Shidou berkata pada dirinya, sambil menyesuaikan dasinya di ruang ganti toko pernikahan.

Mau bagaimana lagi, untuk pria yang sedang memakai tuxedo pertama kalinya dalam hidup, kebanyakan dari mereka pasti berpikiran sama.

Itu benar, kesimpulannya, meskipun Shidou dan Kurumi adalah kekasih di SMA, mereka telah mendapat izin untuk mencoba gaun pernikahan.

Tidak, agar lebih tepatnya, dari awal, Seorang resepsionis wanita berekspresi kebingungan di wajahnya, namun setelah Kurumi membisikkan sesuatu padanya, sikapnya langsung berubah, menjadi benar-benar bekerja sama. Singkatnya…...dia bahkan mengizinkannya untuk mencoba tuxedo putih.

“Kurumi itu, apa yang sebenarnya dia katakan……?”

Shidou menghela nafas besar—— tiba-tiba di teringat sesuatu.

“Ah…...itu artinya, aku bisa menggunakan handphoneku!”

Dituntun oleh Kurumi selama ini membuat Shidou lambat berpikir. Shidou mengambil handphone dari bajunya di gantungan, dan membukanya, dia melihat banyak panggilan tidak terjawab ditunjukkan pada layar. Kelihatannya dia membuat keluarganya khawatir.

“Setidaknya, pertama panggil Kotori……”

Akan tetapi, saat Shidou sedang mengirim sebuah pesan, pintu ruang ganti terbuka dengan dobrakkan, resepsionis yang sedang duduk di ruang tunggu berlari ke dalam.

“Ayo cepat, pengantin telah selesai dengan persiapannya! dapatkah mempelai pria dipersilahkan melanjutkan disini!”

Lalu, dengan antusias dia menarik tangan Shidou.

“Wah, sebentar?”

Shidou yang tertangkap belum siap bahkan tidak bisa bertahan, dia diseret keluar dari ruangan tanpa bisa membuat panggilan.

Seperti itulah dia dituntun melewati korridor, sepanjang jalan sampai ke pintu ruang ganti yang lain. Akhirnya resepsionis melepaskan tangannya.

“Ayo,tolong masuk.”

“Ah, um……”

Shidou dengan lesu menjawab,sambil mengulurkan tangannya untuk membuka pintu.

“——”

Kurumi yang sedang berdiri tepat di tengah ruang ganti memasuki penglihatannya, Shidou langsung tidak bisa berkata apa-apa.

Kebalikan dari sosoknya yang biasa, sebuah gaun putih bersih menyelimuti tubuhnya yang ramping, lapisan make-up yang tipis pada wajahnya—berhadapan dengan kecantikan yang menakjubkan, Shidou tidak bisa berkata-kata apapun.

“Fufu…...diperhatikan seperti ini, tentu membuatku malu.”

“! Ah, ini…….m, maaf. Itu karena kamu…...kamu, terlalu sangat cantik.”

“Begitukah, Aku hargai pujianmu.”

Setelah Shidou menjawab, Wajah Kurumi berwarna merah muda pucat, menunjukkan senyuman anggun. Untuk beberapa alasan, pegawai dibelakangnya terisak dengan emosi yang meluap, pada saat yang sama, dia mengambil sapu tangan dan mengusap matanya.

KurumiStarFestival.jpg

“......Hey, Kurumi, apa yang kamu katakan padanya?”

“Aaah, nona yang disana? Tidak banyak, Aku hanya mengatakan kalau aku tidak akan lama hidup karena sebuah penyakit mematikan. Aku takut kalau aku tidak akan hidup sampai pada usia itu dan bisa berjanji menghabiskan hidup kita bersama. Dia sangat menyesal akan fakta itu, lalu dia membiarkanku berkesempatan memakai sebuah gaun pernikahan setidaknya.’ , dengan begitu dia menjadi sangat peduli……”

“......Tunggu, bukankah itu semua bohong?”

“Fufufu, oh ya?”

Shidou mengatakan dengan mata yang serius, namun Kurumi hanya tertawa.

Saat ini, resepsionis wanita yang masih menangis dengan keras terisak beberapa kali, dan dia mulai meminta Shidou dan Kurumi.

“Baiklah baiklah, tolong berjalan menuju aula pernikahan, kami juga menyediakan pengambilan foto.”

“Eh…...Tidak, tidak perlu, sudah cukup.”

“Apa yang kau katakan! Ini mungkin…...mungkin bisa menjadi kesempatan terakhirnya……!”

Setelah berteriak, pegawai menggunakan sapu tangannya untuk menutupi wajahnya sambil menangis tidak terkendali. Tampaknya dia adalah tipe orang yang mudah terharu.

“Tidak apa-apa kan, Shidou-san. Lagipula aku juga…...ingin mengambil sebuah foto pernikahan bersama Shidou-san.”

“......Uu, um——”

Apakah ini tidak apa-apa…...Meskipun Shidou ragu-ragu, tapi jelas dia tidak bisa mengatakan “Ini semua bohong” pada saat ini, yang lebih penting,tidak ada alasan untuk menolak keinginan Kurumi hanya karena alasan ini sendiri.

Begitulah, dengan permintaan resepsionis, Shidou dan Kurumi pergi melewati korridor.


Setelah melangkah keluar dari pintu belakang bangunan, mereka sampai di sebuah area luas yang terlihat seperti halaman.

Ini adalah area yang sepi yang jauh dari keramaian dan hiruk-pikuk kota.Dan di tengahnya, dibangun sebuah gereja. Dibawah sinar matahari yang terbenam pada sore hari, seluruh angkasa tampak seperti di cat dengan cahaya merah terang.

Meskipun kecil, ini adalah gereja yang telah dijaga secara terawat. Saat membuka pintu berwarna coklat, karpet merah memanjang sepanjang jalan ke interior gereja dengan deretan bangku di kedua sisi, apa yang segera memasuki mata mereka adalah altar yang ditempatkan di dalam gereja, dengan salib besar serta kerlap-kerlip dari jendela berwarna.

“Ayo!Tolong berdiri di depan altar! serahkan pengambilan foto padaku!”

“O, oh, terima kasih.”

“Fufufu, kami serahkan padamu kalau begitu.”

Sebuah kamera gambar digital berlensa satu berada di tangan staff, dengan instruksinya, Shidou dan Kurumi berdiri berdampingan di depan altar.

“Baiklah, bisakah kalian berdua menghadap kesini. Sedikit dekat, mempelai pria, tolong senyum!”

“Ha, haha……”

Setelah ditunjuk, Shidou membuat senyuman setengah hati. Di saat yang sama, telinganya mendengar suara jepretan kamera.


Tidak diketahui berapa lama dia telah berlari setelah meninggalkan toko, Yoshino tanpa sengaja menabrak sesuatu yang halus.

“Kya……!”

“Yoshino? Ada apa, mengapa kamu kalang kabut?”

Kelihatannya dia menabrak Tohka. Tohka melihat ke Yoshino, memiringkan kepalanya dengan heran.

“To, Tohka…...san. Shidou, san…...sedang……”

“Uh? apakah terjadi sesuatu dengan Shidou?”

Melihat Yoshino yang terengah-engah, si gadis muda——Tohka mengerutkan keningnya seketika.

“Ya, Yah…...sebenarnya……”

Ketika Yoshino akhirnya tenang, dia mulai mengulangi apa yang baru saja ia lihat kepada Tohka.

“Ap, apa……? Shidou akan menikahi seorang gadis yang mengangkat roknya……?”

Tohka mengangkat alisnya sambil kebingungan.

Akan tetapi hal ini tak terhindarkan, karena Yoshino yang menyaksikan kejadian itu,sangat sulit dimengerti apa yang baru saja ia lihat.

Pada saat ini.

“Ah…...Tohka, Yoshino. Bagaimana akhirnya? Apa kau menemukan Shidou?”

Saat kedua gadis itu melihat satu sama lain dengan tak berdaya, Kotori juga bertemu mereka.

“Ohhh, Kotori. Sebenarnya, Yoshino kelihatannya telah menemukan Shidou…….”

“! Sungguh? Dimana kau melihatnya?”

“Hm, mengenai ini, kelihatannya Shidou membalikkan rok seorang gadis manis, mereka menghabiskan malam bersama, jadi sekarang dia diminta pertanggungjawabannya dengan menikahinya atau apalah.”

“Ah……?”

Mendengar perkataan Tohka, Kotori langsung tidak bisa berbicara. Namun selanjutnya, pipinya merona merah, kemarahan tampak pada wajahnya.

“Ap…….Apa kau bercanda! S-Shidou akan menikah!? Ap, a-a-apa yang sebenarnya terjadi!?”

“Aku, aku juga tidak yakin……”

“Lelucon macam apa ini! Dari mana rubah ini datang! Beraninya dia merayu onii-chan!”

Kotori berteriak keras, berulang-ulang menginjak tanah. Setelah itu dia memandang pada Yoshino dengan tajam. Ekspresi iblis itu membuat Yoshino berteriak ketakutan.

“Dimana mereka, Yoshino! Tunjukkan jalannya!”

“O-oke……!”

Meskipun penjelasan Tohka sedikit berbeda dari yang ia katakan sebelumnya…...tapi tidak masalah, situasi sekarang ini masih membutuhkan keduanya.

Yoshino serta Tohka dan Kotori, berlari kembali ke arah datangnya dia.


Setelah pengambilan foto, mereka berdua berganti, dan meninggalkan toko pernikahan di belakang mereka. Saat ini di lingkungan sekitar,sudah mulai senja.

Walaupun dikatakan begitu, dia tidak bisa meninggalkan Kurumi hanya dengan itu saja. Kencan spesial yang Kurumi minta masih belum berakhir.

Itu benar, Shidou sekarang sedang berjalan di jalanan yang gelap di distrik perbelanjaan disamping Kurumi dengan maksud memenuhi keinginannya menulis tanzaku.

“............”

Shidou diam-diam melihat sekilas ke Kurumi yang berjalan disampingnya.

Kurumi memegang erat foto yang diberikan kepada mereka dari toko pernikahan (Tambah lagi, ini terlihat seperti foto pernikahan sungguhan, menggunakan sampul plastik yang mahal——dan ini semua gratis), di saat yang sama,dia dengan senang bersenandung.

Setelah itu, dia terkadang membuka halamannya, mengintip ke foto pernikahan mereka berdua dan menunjukkan sebuah senyuman bahagia.

…...Kurumi yang sekarang, membuat Shidou kebingungan.

Dia dikenal sebagai Spirit paling berbahaya, seorang gadis yang harusnya diwaspadai semua orang.

Akan tetapi, setidaknya Kurumi sekarang, tidak peduli berapa kali kau melihatnya,tampaknya dia memang hanya ingin kencan dengan Shidou hari ini.

“Ah, Shidou-san, coba lihat kesana.”

Seolah-olah menghentikan Shidou dari banyak berpikir, Kurumi berbicara padanya.

“Hm……?”

Mendengar itu, Shidou mengangkat kepalanya. Dia melihat banyak bambu tebal ditempatkan sepanjang toko di distrik perbelanjaan, daun-daunnya menjulang tinggi ke langit malam. Disana sudah ada banyak tanzaku yang menggantung pada dahan-dahannya, membuat pemandangan warna-warni.

“Wah, itu sungguh terlihat indah.”

“Ya…...lihat, mereka kelihatannya membagikan tanzaku disana. Bukankah kamu datang kesini untuk alasan itu?”

“Ya, baiklah aku tidak bisa menahan diri—— Bukankah Shidou-san akan menulis satu juga?”

“Eh, tidak, aku hanya……”

“Bagaimanapun, ini sebuah kesempatan langka, maukah kau menulisnya bersama denganku?”

Kurumi tersenyum manis, memegang tangan Shidou dengan miliknya. Seperti itulah dia ditarik oleh Kurumi, berjalan menuju bambu selanjutnya.

Kelebatan daun dari bambu-bambu itu seperti tirai. Meja-meja panjang ditempatkan dibawah bambu untuk mempermudah orang-orang dalam menulis tanzaku mereka.

Shidou dan Kurumi mengambil tanzaku dari para staff member, setelah mengambil pena dari sebuah tempat pena sederhana terbuat dari botol plastik dengan atasnya yang dipotong, mereka mulai berpikir apa yang ditulis.

“Sebuah keinginan…...huh.”

Meskipun dia punya keinginan, ……tapi ketika dia hendak menulisnya, dia kesulitan memutuskan.

Begitulah, Shidou berpikir alami, apa yang ditulis orang lain, di saat yang sama dia mendongak.

“Hm……?”

Diantara beberapa tanzaku yang ia lihat, ada sebuah nama yang kelihatannya tidak asing.

[Aku mau Katsu-karē pada makan malam ini. Yatogami Tohka.]

“D-dia…...kapan dia datang kesini?”

Jelas berdasarkan tulisan itu, itu sudah pasti ditulis oleh Tohka sendiri. Shidou menggaruk pipinya dengan curiga, memutuskan dalam hatinya—— dia akan mengingat membeli bahan-bahan untuk Katsu-karē dalam perjalanan pulang.

Setelah itu, dia melihat tanzaku sebelah, dia melihat lainnya.

[ Aku ingin bisa berbicara pada orang-orang sambil bertatapan mata. Yoshino]

[Aku ingin kalau Yoshino selalu senang. Yoshinon]

“Haha……”

Melihat keinginan yang menghangatkan hati itu, Shidou hanya bisa tersenyum. Tampaknya Yoshino dan [Yoshinon] datang kesini dengan Tohka.

“Lalu, mungkin……”

Shidou meneruskan melihat tanzaku lain.

[ Aku ingin kalau Shidou akan lebih berguna. Itsuka Kotori]

“D-Dia……”

Itu pastinya adik Shidou, tanzaku Kotori. Raut wajah Shidou mengejang, alisnya mulai mengerut ——Tiba-tiba, dia memperhatikan kalau kelihatannya ada bekas coretan di samping kanan keinginannya.

“.....”

Tidak seperti imouto-sama yang akan salah menulis. Dia mungkin menulis suatu ejekan yang tidak baik, jadi dia tidak punya pilihan lain selain menulis ulang.

Shidou menghela nafas, disaat yang sama menggunakan jarinya untuk menggaruk wajahnya sebelum berbalik melihat tanzaku-nya sekali lagi.

Kelihatannya tidak perlu terlalu serius. Shidou bermaksud pada tulisannya [ Aku ingin kalau semua Spirit memperoleh kebahagiaan]——sebelum mengingat kalau keberadaan [Spirit] adalah sebuah rahasia.

Jadi, dia mengubah kata-katanya untuk dibaca [Aku ingin kalau spacequake tidak terjadi lagi, dan biarkanlah kedamaian menyertai bumi.]. Meskipun terdengar halus, arti dibaliknya umumnya sama.

“Ayo biarkan seperti itu……”

Lalu, Shidou berbalik melihat ke arah Kurumi.

Sejujurnya, berhubung keinginan apa yang dia tulis, tidak mungkin dia akan merasakan kecurigaan.

“Kurumi, apa yang kamu tulis?”

Saat dia bicara, Shidou melihat sekilas pada tanzaku di tangannya. Namun Kurumi tiba-tiba membalikkan tanzaku itu, mencegahnya untuk melihatnya.

“Fufu, tidak tidak ,kau berani mengintip rahasia seorang gadis, Shidou-san adalah seseorang yang jahat.”

Kurumi menunjukkan senyuman menarik, mengulurkan jari telunjuknya, dengan lembut menyentuh bibir Shidou.

“Kamu…….”

“Fufu, reaksi Shidou-san sungguh lucu.”

“J-Jangan menggodaku lagi.”

Shidou mengusap bibirnya dengan tangannya, Kurumi di sisi lain mulai terkikih dengan senang.

“Jangan dipikir, singkatnya, kamu juga selesai kan? Lalu ayo gantungkan tanzaku kita di dahan.”

Mendengar perkataannya, Kurumi dengan patuh menganggukan kepalanya.

“Ya, dimana kita harusnya menggantungnya?”

“Baik…...ada yang bilang, semakin dekat kau menggantungnya ke surga, kesempatannya akan semakin tinggi terkabul menjadi kenyataan……”

“Dekat surga…...itu artinya, disana?”

Kurumi menunjuk ke langit, disana, sebuah bambu besar dengan ketinggian lebih dari atap bangunan bergoyang diterpa angin. Betapa tingginya, tidak ada yang bisa mencapainya, jadi disana tidak ada tanzaku digantung.

“Um, itu tinggi sekali…...tapi terlalu berbahaya. Lihat, disana ada ruang kosong pada bambu disana, ayo gantungkan disana.”

“Mm, baiklah.”

Shidou dan Kurumi keduanya memegang tanzaku pada tangan mereka, berjalan ke depan tertutup oleh dedaunan.

Mendekati ujung jalan, siapapun dari mereka bisa melihat kalau disana masih ada tempat ruang menggantung tanzaku.

“Ya, ayo gantungkan ini disini.”

Lalu,Shidou mengulurkan tangannya, menggantungkan tanzakunya pada dahan.

Namun, Kurumi masih memegang tanzakunya, tidak bergerak dari tempatnya. Shidou melihatnya, memiringkan kepalanya sambil bingung.

“Kurumi? ada apa denganmu?”

Mendengar perkataanya, Kurumi dengan lemah tersenyum sebelum berbicara.

“Shidou-san…...Kau mengatakan sebelumnya, Hikoboshi dan Orihime, tidak peduli berapa tahun hujan turun , mereka tidak akan pernah melupakan satu sama lain.”

“Eh?Ya……..aku mengatakannya.”

Mendengar itu, Kurumi, sambil seolah berharap dalam-dalam mengingat kalimat ini, menundukkan kepalanya kebawah, melanjutkan berbicara.

“Hey…...Shidou-san. Tidak peduli berapa tahun turun hujan, akankah Shidou-san tidak akan melupakanku juga?”

“Eh?”

Pertanyaan mendadak itu, menyebabkan Shidou ragu-ragu.

Namun, sepertinya Kurumi tidak sedang bercanda padanya.

Jadi, setelah Shidou berpikir beberapa menit, dia mengangguk pada Kurumi.

“Ya, aku tidak akan melupakanmu. Selain itu…...seorang gadis dengan kehadiran yang kuat sepertimu, aku tidak bisa melupakannya bahkan jika aku ingin.”

Shidou sedikit tersenyum sambil menjawab.

“Begitukah.”

Mendengar itu, Kurumi menunjukkan senyuman lega.

“Ada apa denganmu…...orang yang aneh. Baiklah, ayo cepat dan gantungkan tanzakunya bisakah? Kalau kamu tidak ingin aku melihat apa yang kamu tulis, aku bisa mundur sebentar——”

“Tidak.”

Namun, Kurumi menggelengkan kepalanya.

“Sepertinya…...waktu sudah habis.”

“Waktu…...habis?”

Mendengar perkataan Kurumi yang menyimpan arti dalam, Shidou hanya bisa mengerutkan wajahnya.

Dan sesaat kemudian——

“mdash;—Akhirnya aku menemukanmu, [Diriku] .”

Dibelakang Kurumi——di dalam lorong yang gelap jauh dari keramaian dan hiruk pikuk jalan, dia mendengar suatu suara.

“Apa……”

Setelah itu, saat dia melihat sosok yang muncul itu, Shidou tidak bisa bicara.

Dia cantik, mengenakan rok panjang berwarna vermilion dan hitam terjalin seperti darah dan bayangan, rambut hitam yang terkuncir jadi dua ikatan rata di kedua sisi, juga mata heterokromatik. Selain itu, wajahnya juga——

Tidak perlu ditanyakan lagi, itu adalah Kurumi sendiri.

Kurumi yang berdiri di bayangan, menggerakkan lidahnya sedikit.

“Kau benar-benar pergi dan bertindak egois…...Tapi, semuanya berakhir sekarang. Sebuah klon yang tidak mematuhi perintahku, hanya akan menghalangiku jika tetap ada.”

“Sebuah, klon……!?”

Shidou melebarkan matanya, melihat ke Kurumi yang memegang tanzaku-nya.

Kurumi dapat mengeluarkan dan juga menyembunyikan tiruan dirinya di masa lalu dalam bayangannya sama sekali, itu adalah sesuatu yang ia mengerti bulan lalu.

——Tapi, jangan katakan, Kurumi yang bersama dengannya sepanjang hari saat ini, sebenarnya adalah sebuah klon.

Kepala Shidou sedang tengah berada dalam kekacauan. Di sisi lain, berdiri di bayangan—— [Tubuh Asli] Kurumi menekuk sedikit lututnya sambil menjepit ujung roknya, membungkuk ke Shidou.

“Ini sungguh sudah lama, Shidou-san. Aku sungguh minta maaf, klon konyolku kelihatannya memberikanmu suatu masalah.”

“Ini, apa yang sebenarnya terjadi?”

Kebingungan Shidou bisa terlihat dari ekspresinya. Mendengar pertanyaan itu, Kurumi yang asli melihat klonnya di pojok matanya, mulai menjelaskan dengan malas.

“Sudah kukatakan sebelumnya kan, klonku adalah masa laluku, pengalamanku. [Tokisaki Kurumi] yang berdiri disana juga sama, dia secara langsung diambil dengan acak di masa lalu, kepribadian lain. Hanya saja, masa-masa dimana aku mengeluarkannya sungguh sebuah saat-saat yang buruk.”

“Buruk…….?”

Kurumi asli menganggukkan kepalanya.

“[Dia] itu adalah diriku yang muncul ketika mengisi kembali klonku…...Aku tidak sengaja menciptakannya kembali dari waktu ketika Shidou-san sedang berbicara pada diriku yang lain di atas atap sebulan lalu…...Aku sungguh tidak tahu kalau itu bisa dianggap sebagai sebuah balasan dari tuhan.”

“Ap——”

Shidou tak bisa bicara.

Dia masih ingat jelas.

Bulan lalu, di atap sekolah SMA Raizen, Shidou dan Kurumi memang berbicara satu sama lain.

Kurumi pada waktu itu tidak hanya memperluas “pembatas” dalam sekolah, dia juga bermaksud memicu <SpaceQuake>. Di sisi lain Shidou berhasil membujuknya untuk berhenti, tapi saat Kurumi mau membalas perasaannya——

Saat itu juga, Kurumi yang asli muncul, dan membunuh Kurumi itu.

“Lalu itu artinya, kamu Kurumi, yang waktu itu……?”

“..........”

Kurumi tidak menjawab, dia hanya menunjukkan senyuman sedih.

Melihatnya, Kurumi yang asli dengan tidak sabar mengeluh.

“Aku sungguh minta maaf, sebuah klon yang enggan mendengarkan perintahku tidak bisa ditinggalkan sendiri—— khususnya [Diriku] yang sudah mempunyai perasaan untuk Shidou-san.”

Lalu, Kurumi yang asli pelan-pelan mengangkat tangan kanannya, dan—— dengan cepat membentuk tinju.

Selanjutnya, kaki Kurumi dipegang oleh beberapa tangan putih, perlahan menariknya ke kegelapan.

“Ku——Kurumi……!”

Shidou dengan cepat mengulurkan tangannya, berharap memegang tangan Kurumi—— Akan tetapi sudah terlambat.

“Shidou-san. Hari ini——Aku senang, sungguh……”

Kurumi tidak melakukan perlawanan, dia membiarkan tangan putih itu mengikat dirinya, sampai sosoknya akhirnya tenggelam dalam kegelapan sama sekali.

Seolah-olah…...dia sudah mengetahui dia akan bertemu ajalnya dari awal.

“Kuru, mi……”

“......Membunuh [Diriku] yang sama dua kali, sungguh tidak enak.”

Kurumi yang asli mengatakan demikian, di saat yang sama dia menjepit roknya seperti sebelumnya, menundukkan kepalanya dan membungkuk.

“Aku selesai dengan urusanku hari ini. Sebenarnya aku ingin berbicara lagi dengan Shidou-san……”

Kurumi yang asli berkata sambil melihat belakang Shidou.

Hampir serentak——

“Shidou——!”

“Mundur!”

Suara yang tidak asing terdengar, saat selanjutnya, Tohka dan Kotori tiba-tiba muncul, berdiri di depan Shidou.

“T-Tohka——Kotori?”

Shidou menyebut nama mereka sambil terkejut. Dia baru saja selesai bicara, Yoshino juga sampai disampingnya. Meskipun Yoshino melebarkan matanya karena ketidak-mengertiannya situasi ini, tapi saat melihat reaksi kuat Tohka dan Kotori, dia memegang tangan Shidou dengan upaya menjaganya.

“Kurumi……! Beraninya kau membahayakan Shidou!”

“Kau punya keberanian untuk muncul tanpa diketahui. Ada masalah apa hari ini? Jika kau bermaksud menyerah dengan patuh, aku akan bermurah hati dan mendengarkan permintaan maafmu.”

Mendengar perkataan Tohka dan Kotori, Kurumi menggelengkan kepalanya dengan jengkel, dan berbalik melihat Shidou sekali lagi.

“——sayang sekali sang Spirit api datang kesini juga untuk mengganggu, aku akan pergi dari sini—— berhati-hatilah,Shidou-san.”

Lalu, sosok Kurumi menghilang dalam kegelapan.

Hampir secara langsung, semua suasana ketegangan sirna sudah.

Di saat yang sama, Tohka yang berdiri di depan Shidou berbalik.

“S-Shidou! kamu tidak apa-apa!”

“......Ya, aku baik-baik saja.”

Shidou menjawabnya dengan suara pelan, sebelum menggertakkan giginya, terpaksa meninjukan tangannya ke tanah.

“Kurumi……!”

Bulan lalu, dia adalah klon yang telah dibunuh oleh Kurumi yang asli.

Sampai sekarang masih dianggap misteri mengapa dia muncul kembali di depan Shidou.

Tujuan aslinya, masih tidak diketahui sampai sekarang.

Tapi——satu-satunya sesuatu yang dia bisa mengerti adalah.

Meskipun Kurumi tahu kalau dirinya akan sekali lagi dibunuh oleh Kurumi yang asli,dia masih memilih untuk bertemu Shidou.

Hanya untuk kenangan beberapa jam, dia lebih memilih untuk menentang kehendak mutlak [Dirinya].

“.............!!”

Sebuah perasaan yang tak terlukiskan menguatkan dirinya, Shidou mengayunkan tinjunya sekali lagi.

“s-shidou……”

Tohka menyebut namanya dengan khawatir.

Namun, pikiran Shidou masih berantakan. Banyak jenis emosi melonjak dan bercampur menjadi pusaran air kekacauan, menyebabkan ketidak mungkinan untuk berpikir rasional.

Saat itu.

“......Shidou. Apa itu?”

Kotori memanggilnya dari belakang.

Mendengarnya, Shidou mengangkat kepalanya sedikit—&mdashdan membuka matanya.

Di tempat dimana klon Kurumi diambil oleh bayangan, halaman kertas berisi foto tertinggal, juga—— sebuah potongan kertas kecil.

“Tan, zaku……”

Melihat itu, Shidou dengan sempoyongan berdiri, mengambil tanzaku yang terjatuh di bawah.

Setelah itu, dia melihat tulisan yang tertera di atasnya.

“............”

Shidou mengigit keras, seperti berupaya menumpahkan darah dari gusinya. Dia memegang tanzaku di tangannya, dan berjalan tanpa berkata-kata.

“Ah…...Shidou! Kemana kamu pergi!”

Tohka berteriak di belakangnya, tapi Shidou mengabaikannya, mengambil tempat melewati keramaian, dia meneruskan untuk berjalan maju.

Akhirnya, dia sampai di bambu tertinggi yang telah Kurumi katakan tadi, dia menahan tanzaku di mulutnya, dan memanjat tiang telepon terdekat menuju atap bangunan.

Tindakannya dengan cepat mendapat perhatian pengunjung di sekitar, keributan mulai terdengar di bawah.

Namun, Shidou tidak ambil hati, dia melangkah menuju atap, mengulurkan tangannya ke dahan terbesar dari bambu.

Lalu, sambil menjaga posisinya yang tidak wajar, dia menggantungkan tanzaku yang ada di mulutnya ke bagian pucuk bambu.

Namun,

“Wah……!”

Ketika dia menggantungkan tanzaku di dahan, kaki Shidou kehilangan keseimbangannya, dia jatuh dari atap. Penglihatannya mulai berputar-putar, keributan disekitar berubah menjadi jeritan.

“Shidou——!”

Akan tetapi, disaat dia mendengar suara, beberapa detik sebelum membentur tanah, dia ditangkap dengan erat. Tampaknya Tohka yang menangkapnya menyelamatkan hidupnya.

“Kau tidak apa-apa, Shidou!”

“Oh, ya…...Aku selamat, Tohka.”

“Ada apa denganmu, berlari seperti itu.”

“Aaah…...aku disini untuk menggantung tanzaku itu.”

“Hm?”

Tohka mengerutkan wajahnya, mengangkat kepalanya dan melihat ke atas.

Di bagian pucuk bambu tinggi itu, satu tanzaku ada disana bergoyang diterpa angin.

“Menggantungnya disana? Uh, itu sungguh berbahaya.”

“Ya…… maafkan aku. Tapi…...hanya harapan itu, aku berharap semoga menjadi kenyataan tidak peduli apa pun.”

Lalu, Shidou mengikuti Tohka dan melihat ke atas——dalam dedaunan bambu yang bergoyang, tampak satu tanzaku kecil bisa terlihat sekilas.

[Aku ingin suatu hari nanti, Aku akan dapat bertemu dengan Shidou-san sekali lagi. Tokisaki Kurumi]

“Aku tidak akan melupakanmu…...Bagaimana mungkin aku bisa, melupakan dirimu.”

Shidou mengepalkan tangannya, menatap langit malam seperti membuat janji.

Di tengah-tengah hamparan bintang yang bersinar, sebuah bintang kecil jatuh, terbang melintasi langit, seolah-olah terbang melewati Ama-no-Gawa.


Referensi:

-Milky Way secara harfiah juga berarti “Ama-no-Gawa”(Sungai Kahyangan),jadi beberapa kalimat “Milky Way” diatas diganti menjadi “Ama-no-Gawa” untuk lebih jelasnya.

-Milky Way secara pengertian umumnya memang adalah “Galaksi Bima Sakti”.Namun berhubung ini adalah “cerita rakyat” di dalam DAL,dijadikan “Ama-no-Gawa”.