Dragon Egg Indo:Bab 216

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 216 - Perpisahan Dengan Adofu[edit]

Adofu memanduku ke tempat eksekusi.
Kayaknya semua orang sudah dievakuasi, gak ada orang disini.


Aku melihat tiga ksatria didalam sebuah bangunan.
Saat mereka melihatku, badan mereka gemetaran dan mereka kelihatan gak bisa menghunus pedang mereka.
Dibelakang ketiga ksatria itu, ada Ball Rabbit, dan.... Nina juga.
Dia kelihatan baik-baik saja. Dia juga gak kelihatan terluka.


Ketiga ksatria itu mungkin diberi perintah oleh Adofu untuk melindungi Nina.
Aku menghela lega.
Aku ingat bahwa kerabat Adofu bersama mereka sebelumnya, tapi kurasa mereka sudah dievakuasi juga.


"...... Kamu Dragon-san... kan?"


Dragon Egg LN V4 Pg329-330 Cleaned.png


Nina menatap wajahku.
Karena Sobat menjulurkan lehernya lebih panjang, aku terpaksa menempatkan daguku pada kepala Sobat untuk menatap Nina lebih dekat.
Kau kebingungan Nina, tenanglah.
Yah.... Kurasa kau gembira sama denganku, huh.


"Dragon-san... Terimakasih banyak untuk segalanya nyaa. Meskipun Nina hanyalah seorang budak yang gak berharga yang dibuang oleh orangtuanya.... Kamu melalui semua ini.... hanya untuk menyelamatkan Nina....."


Nina menangis dan berlutut sebelum dia mengatakan sesuatu lagi.
Aku menyembunyikan kukuku agar aku nggak melukai dia dan menepuk ringan kepala Nina.


Saat aku berevolusi menjadi seekor Calamity Dragon, aku ngggak menyangka aku akan sedekat ini dengan manusia..... Kehidupan manusia-ku, bukan, kehidupan naga-ku penuh dengan kejutan.


.....Yah, lebih baik aku nggak menyebabkan kekacauan lagi di sini di Haranae.
Haruskah aku segera pergi dari sini?


"Gru~o?"


Aku meraung pada Adofu.


(Apa yang akan kau lakukan sekarang, Adofu?)


Ball Rabbit memberitahu dia menggunakan telepati.


".....Aku.... mempertimbangkan untuk meminta penebusan dosa dari gereja dan meminta mereka menghapus Segel Tahanan yang ada padaku. Karena juga ada hal lain yang terjadi pada keluargaku, aku berencana meninggalkan negeri ini juga."


Yah, kurasa itu merupakan hal yang tepat untuk dilakukan.
Aku kuatir pada Nina, tapi aku juga merasakan hal yang sama pada Adofu, dan juga.... apa betul-betul nggak apa-apa bagi Adofu untuk pergi bersama para ksatria dan gereja?
Pada tingkat ini, semua orang yang terlibat pasti akan pergi, jika tidak suatu kegemparan akan dimulai.


.....Tapi, masih ada jalan keluar dari situasi ini, kan?
Skenario terburuknya... Adofu mungkin akan dipenjara lagi.


"Tenang saja. Bahkan gereja tak akan berani melakukan sesuatu yang akan menghancurkan citra mereka lebih jauh lagi didepan banyak orang. Aku berencana memindahkan tubuh Irushia ke suatu tempat untuk menghilangkannya. Sudah terungkap bahwa tindakan gereja terlibat dalam kasus ini. Mereka tak mungkin melakukan sesuatu yang sembrono dalam situasi ini."


......J-Jadi begitu.
Itu bagus, tapi mendengar dia menyebutkan nama itu membuatku merasa aneh.


(Adofu.)


"Hm?"


(Irushia, namaku.)


Saat ball Rabbit selesai menggunakan [Telepathy], dia menatapku.
Kayaknya Ball Rabbit sudah mengetahui namaku.
.....Atau, mungkin dia membaca pikiranku setiap kali nama Irushia disebut.... kayaknya sih begitu.


Butuh beberapa detik buat Adofu untuk memahaminya, dan saat dia akhirnya memahaminya, dia menampilkan ekspresi yang seperti dia melihat hantu atau semacamnya.


"Aku selalu berpikiran kau bereaksi tak biasa pada nama itu, tapi aku tak menyangka kalau ternyata begitu ceritanya.... A-Aku paham sekarang. Jadi begitu. Tapi, siapa yang memberimu nama itu...... t-tidak, abaikan saja."


Woi! Dulu aku tampak lebih ramah dimasa lalu.


"......Tetap saja, dengan tidak adanya pahlawan, dukungan dari negara-negara lain pasti akan terganggu."


Adofu berkata begitu sambil menatap sebuah bangunan tinggi.
Sepertinya itu adalah sebuah bangunan yang berkaitan dengan gereja.


.....a-apa betul begitu?
Kurasa buntutnya akan buruk......


"Oh..... Aku minta maaf. Aku gak bermaksud mengatakan itu didepanmu. Jangan khawatir, mereka hanya menemui para eselon atas dari gereja. Situasi ini kemungkinan besar tak akan semakin memburuk."


Yang pasti, itu gak akan mudah.
Apa tempat ini akan baik-baik saja?
Meski aku menunjukkan kekhawatiran pada negeri ini, gak ada yang bisa kulakukan.


Aku merendahkan punggungku dan membiarkan Nina dan Ball Rabbit menunggangiku.


"Gru~o~o!"


Aku meraung pada Adofu.


".......Meskipun kau tak lagi disini bersama kami, gerbang itu akan selalu terbuka untukmu. Rasa haus balas dendamku sekarang telah tiada. Terimakasih, Naga... bukan..... Irushia!"


Kata-kata perpisahan Adofu langsung kupahami tanpa perlu penerjemahan.
Aku menghentak tanah dan terbang ke langit.


Bangunan-bangunan perlahan semakin terlihat mengecil. Aku memalingkan mataku dari Adofu yang menatapmu dan menatap kearah lain.
Aku meninggalkan Haranae demi kebaikan.


"......Naga-san.... nama aslimu Irushia, kan? Kurasa itu nama yang bagus dan cocok denganmu. Bolehkah Nina memanggilmu dengan nama itu mulai sekarang?"


Sambil terbang, Nina memanggilku.
Mendengar dia bilang "mulai dari sekarang", aku bereaksi lambat.


"Gra~a!"


Sobat mendahului aku dan meraung tanpa alasan.
Kenapa begitu.... tidak, tunggu.... sebelum aku menangani dia....... Aku memeriksa apa yang dia lakukan dengan meliriknya.
Dia.... menatapku.


Kayaknya dia tau kepala mana yang diriku.
Atau, apakah itu karena dia tau itu aku berdasarkan pada reaksiku?


"Jadi, um, Irushia-san.... mau kah kamu menemani Nina mulai dari sekarang?"


Aku yakin Nina merasa gak nyaman pergi ke pemukiman manusia yang lainnya.
Dia diperbudak, dilemparkan dari sebuah kereta yang berjalan sebagai umpan untuk kelabang, dan bahkan dijatuhi hukuman eksekusi didepan publik....
Aku gak akan heran kalau dia trauma karena semua itu.


Aku masih punya [Dragon Scale Powder] yang mengkhawatirkan.
Kalau aku membawa dia bersamaku, gejala terkena kutukan pasti akan muncul lagi dalam beberapa hari.


Selain itu, aku cukup yakin bahwa aku akan menemui bahaya yang lebih banyak mulai sekarang.
Ini selalu terjadi kemanapun aku pergi, dan juga ada God's Voice yang perlu dikuatirkan.
Aku tau ini buruk, tapi aku betul-betul gak bisa membawa Nina bersamaku.


".......Aku minta maaf nyaa."


Nina membuka mulutnya sedikit.


"Sebenarnya, Nina sudah tau. Irushia-san selalu berpikiran meninggalkan Nina sejak awal. Irushia-san juga sedih melakukan ini... Nina bisa tau dari wajahmu..... Jika apa yang Nina katakan membuatmu jengkel, aku minta maaf nyaa."


.....Jadi begitu.
Bahkan ekspresi seekor monster bisa dipahami oleh manusia.


Dengan status Nina, kami gak bisa hidup dengan aman.
Manusia harus hidup berdampingan dengan manusia lain.
Itu adalah sesuatu yang gak akan bisa kulakukan, jadi aku agak iri pada dia.
Sungguh ironis kan.


Ball Rabbit, terjemahkan pada dia.


"Pefu?"


Ada negeri lain disini yang menerima manusia hewan gak terlalu jauh dari Haranae.
Aku berencana meninggalkan dia disana.


(Tapi.... bersama.... dengan Nina.....)


Itu gak bisa dilakukan.
Kau harusnya sudah tau sekarang.


(Tapi.... Tapi....)


Aku juga mau bersama Nina.
Kau bisa merasakan perasaan orang lain sampai tingkat tertentu, jadi kau tau bahwa Nina juga takut pergi ke negeri lain.
Aku juga gak mau ini, tapi..... itu lebih baik daripada dia mati.
Adofu yang merekomendasikan negeri itu. Jadi aku yakin Nina bisa hidup dengan tentram disana.


Bahkan kau juga gak mau Nina mati, kan?


"Pefu~u......"


Aku juga kuatir pada dia. Gimanapun juga kita akan menurunkan Nina di suatu tempat yang gak diketahui.
Aku cuma tau sedikit saja tentang Ardezia dari Adofu.
Aku gak tau masa depan seperti apa yang akan dimiliki Nina disana.
Itu mungkin gak bertanggung jawab. Tapi, cuma itu satu-satunya jalan.

Sebelumnya Halaman Utama Selanjutnya