Editing
High School DxD (Bahasa Indonesia):Jilid 9 Life 2
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 3=== Stasiun Inari terletak satu perhentian jauhnya dari stasiun Kyoto, dan setelah turun kami bisa melihat Sandou<ref>'''sandou''':dalam arsitektur Jepang, jalan yang menuntun ke gerbang masuk sebuah kuil Shinto atau kuil Buddha [http://en.wikipedia.org/wiki/Sand%C5%8D]</ref> yang menuju ke Fushimi Inari. “Hei, lihat, Asia, Irina. Toko toko ini memiliki banyak hal menarik yang dijual.” “Wa – semua rubah rubah imut ini.” “Apa aku punya cukup uang sisa untuk membeli suvenir disini?” Baru saja tiba, trio Gereja sudah menikmati atmosfir Kyoto. Ketika Asia dan yang lain mengobrol, mereka tampak tak ada bedanya dengan gadis gadis sekolahan normal. “Trio Cantik yang berdiri di depan pemandangan Kyoto. Mari kita jepret foto!” Dari sisi, Matsuda mengambil kesempatan ini untuk memotret mereka. “Hei, hei, bagaimana dengan aku?” Kiryuu menyipitkan matanya tanda memprotes. Melewati torii terakhir, terdapat pintu besar. Di tiap tiap sisi terdapat patung rubah yang mirip singa batu. “....Patung Excorcisme. Normalnya mereka memiliki hawa kehadiran yang mengusir eksistensi seperti Iblis, namun berkat tanda masuk kita, tak ada masalah.” Xenovia memandang rubah seperti singa batu sambil mengatakan itu. “Apa kita benar benar dibawah pengintaian?” Aku berbicara tentang rasa ketidaknyamanan yang kurasakan sejak meninggalkan stasiun barusan. Itu benar, rasanya seolah kita sedang diawasi. “Ya tentu saja. Kita Iblis dan Malaikat adalah eksistensi asing bagi penguasa disini. Meski kita sudah meminta izin dari mereka sebelumnya, pengintaian masih diperlukan.” Yah, itu cukup masuk akal. Aku pernah dengar kalau Kyoto menjadi pusat keganjilan supernatural Jepang. Dari sudut pandang mereka, kita adalah orang luar. Dengan sedikit kewaspadaan, kami melewati gerbang utama tanpa masalah. Berjalan semakin jauh, kami mencapai aula utama. Melanjutkan, kami mendapati jalan yang menuju ke gunung Inari. Kami mengambil foto seiring berjalan maju, dan memulai tantangan kami berikutnya yakni memanjat jalan pegunungan melewati ribuan torii. Kami telah berjalan selama belasan menit. “.....Hoooo – haa.......T, tunggu, tunggu aku.......ke-kenapa kalian semua begitu enerjik......?” Motohama sudah kehabisan nafas. Matsuda mendesah sambil berbicara di langkah di depan. “Hei, hei, Motohama. Ini memalukan. Bahkan Asia-chan dan yang lain masih tak apa apa.” Karena Matsuda cukup atletik, level kerja keras ini bukan apa apa. Selain itu, kami adalah Iblis, jadi basis kemampuan kami pastinya lebih tinggi dari manusia normal. Belum lagi kami sudah berlatih keras, jadi hal seperti ini sangat enteng. Kalau untuk aku, karena latihan musim panas di alam liar pegunungan, level kerja keras ini bahkan tak mengganggu nafasku sama sekali. .....Tannin-ossan, aku bisa memanjat gunung seperti ini tanpa merasa lelah sama sekali. Aku berterima kasih pada mantan Dragon King yang sekarang berada di Dunia Bawah. Kami tengah mengecek beberapa toko kecil di sepanjang perhentian tengah jalan, sembari melanjutkan menantang gunung Inari. Motohama sama sekali kehabisan nafas pada poin ini. “Oh oh, pemandangannya bagus sekali.” “Ya, terlalu mengagumkan.” “Kalau begitu ambil foto. Ngomong ngomong, apa semua sekolah lokal di area ini memakai jalur gunung ini untuk berlari? Tapi sepertinya tak ada pelari hari ini.” Xenovia dan Asia tengah tersentuh oleh pemandangan Fushimi Inari di jalur gunung, dimana Kiryuu menampakkan pengetahuannya sambil menjepret foto foto pemandangan. Namun, memang ada banyak sekali torii merah tak peduli sejauh mana kami berjalan. Tertulis pada mereka adalah nama nama perusahaan atau toko. Mereka pasti telah membuat persembahan pada Dewa Dewa di Fushimi Inari untuk meminta permohonan. Aku selalu merasa kalau kalian mengunjungi pegunungan, kalian harus mendaki sampai ke puncaknya. Itulah yang kupelajari dari latihan di pegunungan. Kalau kalian memanjat gunung, panjatlah sampai ke puncak! Kira kira seperti itu. “Maaf, aku mau menuju ke puncak dulu.” Aku memberitahu yang lain, dan kemudian berlari sepanjang jalan dengan kecepatan penuh. Ah, kalau aku masih manusia, mendaki gunung ini pasti sudah membunuhku. Setelah menjadi Iblis dan melalui latihan nonstop, ini menjadi sangat enteng. Aku mencoba sebisa mungkin untuk tak mengganggu turis yang lain, dan melanjutkan terus naik. Dan kemudian, aku mencapai puncaknya. .....Di puncak gunung terdapat sebuah kuil kuno. Ya, ini adalah puncaknya? Jujur saja, jalurnya bercabang ke arah lain di tengah jalan. Pasti ada tempat lain untuk dikunjungi. Karena pepohonan yang padat, hanya ada sedikit cahaya matahari, dan aku dikelilingi oleh sedikit awang awang. Suara bergesekan...... Angin bertiup sepanjang pepohonan. Disini rasanya seperti terasing. Selain aku tak ada siapapun disini. Apa yang harus kulakukan berikutnya? Biar aku memberi hormat pada kuil ini dan sedikit membungkukkan kepala, semuanya mungkin akan sampai sebentar lagi. Aku menghadap kuil dan menelungkupkan tanganku bersama. “Izinkan aku melihat dan menyentuh payudara sepanjang waktu! Bantu aku menemukan pacar! Bantu aku melakukan hal hal erotis dengan Buchou dan Akeno-san!” Usai aku menyelesaikan doa jujur namun memalukan ini, dan bersiap untuk pergi— “.....Bukan dari Kyoto?” -- Sebuah suara tiba tiba terdengar. Aku menyadari sejumlah kehadiran di sekelilingku. Ah, sepertinya, aku sedang dikepung? Terlihat jelas sejumlah hawa kehadiran bukan manusia disini. ......Secara individual tidak terlalu kuat, namun jumlah mereka banyak. Heh, aku tak tahu kalau aku memiliki deteksi setajam ini! Yang pasti, sayangnya aku tak merasakan apa apa sampai aku terkepung........ Saat aku mengambil posisi, yang muncul di depanku adalah – seorang gadis imut pendek dalam busana pendeta wanita. “.....Seorang gadis?” Rambut pirangnya bersinar, dan kedua iris matanya berwarna emas. Kelihatannya dia seumuran anak sekolah dasar. Namun jelas jelas bukan manusia dari benda di kepalanya. -- Telinga hewan. Mirip dengan Koneko-chan, tapi sepertinya bukan kucing. Benda berbulu di belakangnya pasti ekornya! Youkai anjing? Bukan, karena ini Fushimi Inari, dia pasti rubah? Ngomong ngomong, kenapa si rubah-sama mendatangiku? Karena aku Iblis? Tapi di bus...... Mungkinkah perasaan seolah diawasi datang dari orang orang ini? Ha! Apa permohonan yang berkaitan dengan payudara itu dilarang? Tepat saat pikiranku tengah penuh oleh banyak hal, si gadis bertelinga hewan memelototiku, memperlihatkan taringnya dalam amarah, dan berteriak: “Orang luar! Beraninya kamu.......! Serang!” Oleh perintah si gadis, dari balik pepohonan muncul beberapa makhluk dengan sayap hitam dan kepala gagak, berdandan seperti perampok gunung. Ada juga beberapa dengan topeng rubah yang berdandan seperti rahib. “Oh oh oh! Apa ini! Mereka kan Karasu-Tengu!<ref>'''tengu''':tipe makhluk supernatural dari legenda Jepang. Meski namanya berarti “Anjing Langit” secara harfiah, mereka sering digambarkan sebagai makhluk seperti burung. Karasu artinya gagak [http://en.wikipedia.org/wiki/Tengu]</ref>...? dan Rubah?” Ini kali pertama ada lawan yang membuatku terkejut. Tanpa memberiku jeda, si gadis muda menunjukku dan berteriak; “Kembalikan Ibuku!” Para tengu dan rahib rubah mulai menyerang! Aku dalam sekejap mewujudkan gauntlet, dan menghindari serangan mereka! Level seperti ini tak susah untuk ditangani! “I-Ibu? Bicara apa kamu? Aku tak tahu siapa Ibumu!” Aku berteriak pada si gadis. Aku sama sekali tak tahu! Tentang Ibunya, mana mungkin aku tahu kalau aku baru saja sampai di Kyoto! Namun gadis itu nampaknya tak mendengar. “Jangan bohong! Mataku tak bisa ditipu!” Aku tak bohong! Apa apaan ini, aku baru sampai di Kyoto dan ini sudah terjadi! Meski aku ingin kabur, namun tongkat seorang tengu datang menyerbuku. Apa aku akan kena!? Tepat saat aku mempersiapkan diriku— Clang! Seorang yang memblokir tongkat lawan adalah— “Ada apa disini, Ise?” “Siapa mereka? Youkai?” Xenovia dan Irina telah tiba! Mereka berdua tengah membawa pedang kayu yang pasti baru mereka beli dari toko suvenir lokal. Asia juga bergegas kemari beberapa saat kemudian. Melihat kami berempat berkumpul, si gadis muda dan kelompoknya menampakkan kekagetan namun dalam sekejap menjadi semakin marah. “....Jadi begitu, kalianlah yang sudah......Ibuku! Tak termaafkan! Iblis tak murni! Kalian sudah mengotori tempat suci ini! Takkan kumaafkan kalian!” .....Tak ada kesempatan bicara sama sekali! Keputusan seenaknya yang dia buat sungguh menyebalkan! Kalau memang begitu, serahkan padaku untuk menahan situasi seperti ini! “Asia! Apa kamu punya benda yang kamu terima dari Buchou!” “Ya!” Mendengar pertanyaanku, Asia mengeluarkan dari jaketnya kartu dengan simbol Gremory. Kalau sesuatu terjadi di Kyoto, kartu identifikasi ini bisa menggantikan ketiadaan Buchou dan mengizinkan aku untuk berpromosi. Asia telah secara spesifik menerima kartu itu dari Buchou sebelum piknik. Alasan kenapa Asia yang membawanya, karena lebih baik dibawa oleh seseorang yang paling dekat denganku sepanjang piknik. Memang benar, Asia dan aku akan bersama sepanjang waktu selama piknik sekolah ini! “Transformasi! I-Itu......” [Ratu]! Meski aku menginginkan itu, namun aku harus mengakrabkan diri dengan bidak bidak yang lain melalui pengalaman bertarung! juga Fushimi Inari adalah tempat terkenal, lebih baik tak memakai bidak yang terlalu destruktif. Buchou juga mengingatkanku “Dengarkan baik baik, Ise. Jangan rusak Kyoto. Disamping membuat marah golongan yang lain, Dunia Iblis juga akan dimintai pertanggung jawaban. Kamu harus menghargai Kyotoku tercinta.” Mana bisa aku merusak tempat favorit Buchou! “Oke, promosi [Kuda]!” Dengan kekuatan mengalir ke tubuhku, aku merasa lebih ringan! Kalau aku hanya bermain petak umpet, itu takkan merusak Fushimi Inari, kan? Untuk sekarang, mari gunakan tiga puluh detik pemakaian Boost! [Explosion!] Kekuatan Sacred Gear diaktifkan! Berarti sudah OK! Xenovia dan Irina tengah membawa pedang kayu. Namun mereka berdua masih bisa menimbulkan kerusakan meski hanya dengan pedang kayu, lebih baik kuingatkan mereka. “Xenovia, Irina, meski aku belum menyadari situasi disini, ingatlah kalau ini Kyoto. Meski mereka menyerang tanpa alasan, akan buruk kalau kita melukai mereka atau merusak sekeliling. Sebisa mungkin, mengenyahkan mereka saja tak apa apa.” “ “ Paham! “ “ Mereka berdua segera menyetujui. Whack! Para bawahan si gadis menyerang sekaligus! Xenovia dan Irina memakai pedang kayu mereka untuk menangkis mereka, merusak senjata musuh sambil mengalahkan mereka. Aku juga berdiri melindungi Asia sambil dengan cepat menghindari serangan mereka dan menendang mereka pergi. Ya! Aku, Xenovia, dan Irina akan mengalahkan mereka! Hehehe! Aku bisa merasakan hasil latihanku! Pergerakanku, sangat jauh melampaui mereka! Untuk memperkuat [Kuda] melalui pertarungan! Aku harus meningkat setiap hari! Merasa kalau mereka sudah terpukul mundur, para penyerang mulai mundur. Si gadis melotot penuh kebencian pada kami dan mengangkat tangannya. “.....Mundur. Kita tak punya cukup jumlah untuk mengalahkan mereka. Sial, eksistensi jahat. Aku akan membuat kalian mengembalikan Ibuku!” Dengan meninggalkan kata kata itu, si gadis dan para pengikutnya menghilang seperti embusan angin. ......Astaga, apa yang sebenarnya baru terjadi!? Lepas dari kondisi pertarungan, kami kebingungan tentang kenapa kami tiba tiba diserang untuk alasan yang tak diketahui. -- Kyoto. Aku merasakan firasat kalau hal tak menyenangkan akan berlangsung.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube × Cursed × Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information