High School DxD (Indonesia):Penataan Ulang Kelas

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Penataan Ulang Kelas[edit]

Bagian 1[edit]

April...

Setelah melalui tahun pergolakan penuh gejolak, kami pun naik ke kelas tiga, menjadikan kami senior di sekolah. Hari ini adalah upacara pembukaan, tapi kami memiliki acara lain yang tidak kalah pentingnya dengan perhatian kami selain ini.

Penataan Ulang Kelas!

Di Akademi Kuoh, penataan ulang kelas tetap dianggap sebagai salah satu kebiasaan tahunan yang ditetapkan, masih dipandang sebagai hal penting bagi kami murid SMA karena akan memisahkan aku dan teman-teman sekelasku yang telah berada di kelas yang sama dan saling peduli, jadi wajar saja untuk khawatir.

Aku, Asia-chan, Xenovia, dan Irina bersama-sama di kelas yang sama sejauh yang aku tahu. Matsuda dan Motohoma praktis tidak dapat dipisahkan, aku percaya bahwa memisahkan mereka di kelas yang berbeda akan melemahkan hubungan itu, jadi aku hanya berharap itu tidak akan terjadi.

Jadi, kami berkumpul di sekitar aula masuk sekolah untuk melihat pengumuman penataan ulang kelasnya.

“Uuu, aku tidak ingin berpisah dari Ise-san dan semuanya!”

Betul. Dia tidak ingin berpisah denganku, Xenovia, Irina, dan Kiryuu. Kami telah tinggal bersama selama setahun. Tiba-tiba, aku merasa ide semua orang di kelas semakin menjauh dan menyebar menjadi menakutkan. Xenovia dan Irina merasakan itu juga, dengan wajah mereka menjadi tegang.

“Aku juga tidak ingin dipisahkan dari semua orang.”

“Tentu, tentu, aku ingin tetap di kelas yang sama sampai lulus!”

Untuk melakukannya, kami perlu mengawasi lembaran yang ditulis dengan pengumuman.

Aku... DI SANA! SANA! Itu kelas B! Ada juga nama Asia, Xenovia, dan Irina! Asia dan Xenovia juga ditulis dengan katakana yang mencolok dibanding menonjol.

“Ise-san! Aku senang kita bersama lagi!”

Asia menunjukkan senyumnya dengan air mata jatuh di matanya.

“Aa, tolong jagalah aku sampai lulus!”

Aku senang aku bisa bersama dengan Asia lagi! Apalagi, pandanganku tertuju ke tempat tertentu dan merasa lega.

Dengan Trio Gereja berkumpul, ketiga gadis itu saling menarik dalam kegembiraan besar.

“Xenovia-san, Irina-san! Tolong jagalah aku sampai lulus!”

“Aa, ini akan menyenangkan!”

“Yeah, semua orang senang bersama-sama!”

Sambil saling berpelukan, ketiga gadis itu berputar-putar. Mereka mendekati Kiryuu sambil tetap merasa bahagia.

“Fufufu, aku juga di kelas yang sama.”

Oh, apa Kiryuu juga di kelas yang sama?

“YEEEESSS!”

Keempat gadis itu datang bersama dan saling berpelukang dengan senang.

Dua orang meletakkan tangan mereka di pundakku. Mereka adalah Matsuda dan Motohama

“Ise, sepertinya kita bersama lagi, lho.”

“Seperti dulu sejak SMP, kawan. Sampai kupikir itu adalah takdir.”

Sungguh, aku melihat penataan tempat duduknya untuk berjaga-jaga...ya, itu beneran ada.

Hahahah, kami tidak punya pilihan lain. Sungguh, ikatan tak terpisahkan ini tidak terjadi sejak SMP. Meskipun, mengetahui keduanya dekat memberiku ketenangan pikiran.

Aku tersenyum masam, kepada dua orang ini.

“Yah, jaga sampai lulus. Sepertinya rombongan kita tidak akan berubah bahkan setelah dua tahun eh.”

Dua tahun berikutnya yang tidak berubah, dan hubungan trio yang tak terpisahkan kami bersama dengan Trio Gereja serta Kiryuu membuatnya menjadi semacam kerumunan, ada banyak yang dapat dikatakan sampai menurutku aku bisa menikmati kehidupan kelas 3 SMA-ku...atau, bagaimanapun, ketika budak-budak Rias ini menarikku pergi sambil terus melontarkan beberapa pertanyaan memalukan satu demi satu!

Tapi mereka berdua memiliki ekspresi wajah yang rumit.

“Ise, jadi kenapa kamu bisa di kelas yang sama bersama-sama setelah tahun yang menyakitkan sebelumnya?”

Kata Motohama saat aku menoleh ke arah kursi di pandanganku karena terkejut. Para gadis mengangkat suara mereka dengan nada yang lebih tinggi setelah sebelumnya melihat pengumuman kursi kelas kami.

Satu orang muncul, dan dia menerobos masuk sambil gadis-gadis itu berada di tempat yang jarang. Itu Kiba.

“Yah, Ise-kun.”

“Ada apa, Kiba?”

Kiba mengatakannya padaku dengan senang hati.

“Untuk tahun ini, aku akan ada di kelas yang sama. Untuk satu tahun. Tolong jaga aku.”

Welp!

Aku tak bisa mengatakan apa-apa. Kiba akan menjadi teman sekelas di kelas 3 juga?

Itu, yaitu, gadis-gadis itu meninggikan suara mereka lebih tinggi! Bishonen ini menjadi teman sekelas mereka pasti berbeda dan sangat penting!

Atau lebih tepatnya, berada di kelas yang sama bersama dengan Kiba. .....Entah kenapa, antisipasi itu tidak ada sambil aku tidak punya pilihan.

Kiba lalu berkomentar.

“Omong-omong, guru wali kelas kita adalah...”

Suara Kiba terpotong oleh kemunculan Rossweisse-san.

“Aku menjadi guru wali kelas untuk Kelas 3-B”

Jadi, Ahem, Rossweisse-san menandai masuknya dia dengan membusungkan dadanya secara bangga.

Guru wali kelas untuk kelas 3-B, Rossweisse-san, menulis untuk memastikan kursi-kursinya! Dia berbalik ke arah meja guru dengan hati-hati...atau, oi oi, para anggota Gremory berkumpul di kelas B!

Sekarang sudah sampai di sini, aku tidak tahan untuk merasakan kekhawatiran dan antisipasi dari pengumuman sementara perubahan kelas di sekitar sekolah (halaman belakang, masih berlaku) di tubuh dan jiwaku!

Dengan demikian, hidup kami sebagai murid kelas 3 SMA serta Rossweisse-san sebagai guru wali kelas kami sudah mulai! Ini akan menyenangkan!

Sementara itu, Saji dan anggota Sitri berkumpul bersama di Kelas C.

Sekolah terasa dengan berbagai harapan dari pengumuman ini.

Bagian 2[edit]

Trio biasa sekarang membuat Kiba bergabung. Satu bulan telah berlalu. Kebiasaan-kebiasaan saat ini telah ditetapkan.

Guru wali kelas Rossweisse-san berkata kepada kami sambil berdiri.

“Sejak upacara pembukaan satu bulan yang lalu, aku berencana mengubah tempat duduknya. Silakan membuat grup antara empat hingga enam murid, dan aku harap kalian dapat memberikan penilaian tentang bagaimana kalian akan duduk di kelas.”

Ah, mengubah tempat duduk. Sedangkan untuk bulan pertama awal tahun akademis, dia hanya menetapkan tempat duduk berdasarkan “Urutan nomor kehadiran”. Para murid dari kelas baru sudah terbiasa satu sama lain, sehingga sebagai hasilnya, baik guru dari beberapa mata pelajaran serta anggota kelas itu sendiri menyesali pengaturannya.

Untuk alasan itu, kami mengumpulkan anggota dekat kami. Aku, Matsuda, Motohama, disebut kombinasi aneh, ditambah Kiba. Meski begitu, jumlah laki-laki di sekolah ini sedikit, makanya mudah bagi grup murid laki-laki untuk berkumpul di sudut-sudut kelas.

Asia dan yang lainnya tampaknya membentuk kelompok mereka dari kuartet mereka yang biasa.

Matsuda bertanya

“Sekarang, memberikan suara untuk tempat duduk, bagaimana kalau di sebelah jendela? Ada pendapat lain?”

“U, aku, aku tidak masalah di dekat jendela”

Aku memberi suaraku.

Tiba-tiba, Kiba tersipu dan berkata pada Matsuda.

“Nah, nah, Matsuda-kun. Aku tak masalah dengan kursi di belakang Ise-kun...aku ingin berada di baris yang sama dengan Ise-kun.”

Dan seperti, bruh, bishonen itu mengatakan itu! A, apa-apaan keinginan otome ini~!?

“Kya kya...!!!”

“Wow, Kiba-kyun!”

Kiba dan aku melihat ke belakang dan ke depan untuk menemukan dan mendengar beberapa gadis berteriak dengan campuran antara kesedihan dan kegembiraan.

Kacamata Kiryuu bersinar dan berkata.

“Menyaksikan hal-hal seperti ini setiap hari, kurasa gadis-gadis yang peduli akan menganggap ini tak tertahankan nantinya!”

Situasi macam apa itu!? Tapi, dengan perasaan kehadiran Kiba sendiri, tangisan sedih mereka barangkali muncul setiap hari!?

Meskipun demikian, aku tidak bisa menunggu ini terjadi! Dan muncul di depan kami, Ketua OSIS Xenovia!

“Hak istimewa untuk duduk di dekat kursi Ise juga milik kami!”

“Betul, betul”

“Berada di dekat Ise-san juga bagus!”

Irina dan Asia mengikutinya. Aah Asia-chan! Kenapa tersipu nan panik begitu memberi daya tarik, sampai aku sekarat karena bahagia!

“Dengan otoritas Ketua OSIS, aku akan duduk di samping Ise! Atau, aku akan duduk di dekat Asia!”

Kata-katamu tidak masuk akal, Xenovia! Menggunakan otoritas itu!

Irina ingat bahwa temannya tidak menyebutkan namanya.

“Xenovia! Apa aku tidak sebaik itu bagimu?”

“Kendalikan dirimu, Irina!”

Asia manis dan naif, sementara Xenovia terkadang bersikap tegas terhadap Irina.

“Keparat kau, Ise!!!”

Matsuda dan Motohama membiarkan cemburu mereka terbakar saat melihat semua ini.

Prestise tempat ini turun sia-sia saat Kiryuu ikut didalamnya.

“Ya ya, untuk saat ini, kelompok Hyoudou yang mencoba untuk mengambil posisi di belakang kelompok gadis-gadis, kita tidak punya pilihan untuk menetapkan tempat duduk di samping Hyoudou dengan Janken.”

Menginginkan tempat duduk yang dekat denganku, Asia, Xenovia, dan Irina dikelompokkan bersama, dan Kiba adalah orang keempat! ...Kursi di sebelahku menjadi sumber kekhawatiran menciptakan perang kecil antara laki-laki dan perempuan, aku tidak bisa merasakan apa pun selain rasa malu!

Saat keempat orang itu memanas, pertandingan Janken dimulai.

Yang pertama menang adalah...

“Aku berhasil! Aku senang!”

Asia-chan menangis! Kali ini Janken Asia kuat! Aku bisa merasakan nasibnya!

Asia keluar, dan ketiga pendekar (Xenovia, Irina, Kiba) mengarahkan pandangan mereka pada mode serius.

“Karena Asia-san sudah menang, kita tidak perlu main-main lagi!”

“Jangan katakan itu padaku, Kiba!”

“Aku tidak akan kalah.”

Situasi memanas, mata mereka tidak berhenti melihat pertunjukan Janken kecepatan tinggi! Lalu, mereka mulai menunjukkan gerakan tangan tercepat yang pernah kulihat di Janken, bagaimana sih, ketiga orang ini? Kenapa, mereka melakukan upaya serius untuk memenangkan tempat duduk yang dekat denganku? Terutama Kiba!

Tak lama setelah itu, suara untuk urutan kursi sudah diputuskan, itu dari Rossweisse-san...

Jika suara murid kelas 3-B dianggap sebanyak mungkin, pindah ke kursi baru akan diberi lampu hijau, dengan pengaturan baru.

Rossweisse-san mengucapkan kursi baru di mana para murid akan duduk.

Pada akhirnya, kelompok anak laki-laki kami dan kelompok anak perempuan Asia berdamai dan berkumpul bersama sebagai bentuk delapan orang.

Suaraku diterima dan aku duduk di dekat jendela. Lalu, didepanku adalah... Asia! Di kursi kanan diagonal adalah Irina.

Di baris yang sama, dua kursi di depanku adalah Xenovia. Karena dia kalah Janken, dia agak jauh dariku.

“Aku tidak akan dikalahkan lain kali.”

Sedikit keberanian, tapi sepertinya dia belum menyerah. Yah, di tahun kedua dia terkadang akan duduk erat denganku tapi, sekarang Xenovia duduk di dekatku, itu akan menyenangkan. Aku tidak akan lelah melihat setiap reaksi yang menarik dari pelajaran, untuk sedikitnya.

Lalu, di belakangku adalah tak terelakkan...

Aku melihat ke belakangku dan ada Kiba! Dia begitu terpaku pada kursi di belakangku, dia mendapat hak untuk memenangkan Janken setelah Asia yang mengagumkan.

Kiba terlihat puas.

Karena keingintahuanku, saat istirahat makan siang, aku membalikkan tubuhku ke belakang dan bertanya pada Kiba

“Apa kamu tidak masalah dengan duduk di belakang punggungku?”

Kiba menjawab sambil tersenyum.

“Ya. Mampu berbalik ke teman dan mengobrol dengan mereka saat istirahat. Ini adalah mimpi bagiku.”

...

Sungguh, orang ini...anehnya, keinginannya menjadi mimpi, mungkin aku harus mengatakannya terlalu payah...Asia dan gadis-gadis berkata sambil membawa kotak makan siang mereka.

“Ise-san, mari kita makan siang sama-sama.”

Matsuda dan Motohama berkata sambil meregangkan kotak makan siang mereka.

“Ya, ya, makanan untuk tempat duduk baru!”

Itu benar. Setiap orang memiliki obrolan ringan sambil menikmati makan bersama ini istimewa. Saat seperti ini, kedamaian sehari-hari adalah sesuatu yang terasa dari lubuk hati.

Bagaimanapun juga, Asia, Xenovia, Irina, Kiryu, Kiba, Matsuda, Motohama! Tolong jaga aku selama satu tahun sampai lulus!