Konjiki no Master(Indo):Arc 1 Chapter 54

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 54: Perjalanan Selanjutnya[edit]

“Oh, apa yang kau lakukan, mengemasi barang-barangmu?” (Rarashik)

Orang yang bertanya kepada Hiiro adalah Rarashik, dengan tangannya sengaja ia masukkan ke dalam jas laboratorium dan disertai gerakan telinga kelincinya *pyoko pyoko*.

“Aku akan melanjutkan perjalananku selanjutnya, sekarang.” (Hiiro)

“Haa? Wow, tiba-tiba sekali… Bukannya dirimu akan pergi setelah seminggu di sini?” (Rarashik)

(Credit Musuyaba from Baka-tsuki (talk))

Wanita itu berpikir sedikit aneh saat Hiiro segera datang dengan tergesa-gesa dan malah mengemasi barang-barangnya. Bagaimanapun, Hiiro berkata akan pergi. Yah, walaupun dia mengatakan akan tinggal di sini selama seminggu untuk mengumpulkan informasi.

“Tetap saja, ini begitu mendadak. Apa terjadi sesuatu?” (Rarashik)

“Tidak, sejujurnya, aku sedikit memulai hal yang menyusahkan” (Hiiro)

“Menyusahkan?” (Rarashik)

“Jangan cemas. Itu sama sekali tak menyebabkan masalah mendatang di masa mendatang, Chibi-usagi… Mungkin...” (Hiiro)

“Oi,oi, apa maksudmu dengan ‘mungkin’! Yah, aku juga sedikit kurang peduli, tetapi apakah Arnold dan gadis kecil itu tahu?” (Rarashik)

“… Sebaiknya tidak” (Hiiro)

Mendengar hal itu, Rarashik mengeluarkan helaan nafas kecil.

“Kau baik-baik saja dengan itu? Tanpa mengatakan apapun. Bagaimana jika menunggu mereka pulang terlebih dahulu? Jujur saja, akan lebih menyenangkan jika kau tetap di sini dan membantu melanjutkan penelitianku.” (Rarashik)

Di dalam mata gadis itu, sebuah cahaya mengkilap dari sana *pikaaan*, tetapi Hiiro menggelengkan kepalanya.

“Ini tak seperti aku akan meninggalkan mereka. Selama mereka tetap hidup aku yakin entah bagaimana kita pasti akan berjumpa kembali.” (Hiiro)

“Nahaha, lihat dirimu sendiri, boya.” (Rarashik)

“Aku tak akan dan berpikiran mati.” (Hiiro)

Hiiro mengerutkan kening dan berpikir.

(Jika aku menggunakan karakter “Immortality”, lalu… Tidak, Aku tak ingin berhenti menjadi manusia. aku baik-baik saja dengan ini) (Hiiro)

Dia berpikir jika dia menggunakan karakter "Immortality" maka dia akan bisa tetap hidup, tetapi tidak ada jaminan itu akan bertahan tanpa batas waktu setelah dia menggunakannya, dan memikirkan risiko jika dia gagal saat mengaktifkannya, dia tidak akan senekat menggunakan karakter itu.

Sementara dia memikirkan itu, Rarashik berbicara sambil tersenyum seolah dia mendapat sesuatu yang menyenangkan.

“Yah, mengesampingkan levelmu, firasatku mengatakan dirimu akan panjang umur, boya” (Rarashik)

“Aku sendiri tak peduli dengan itu. Hanya saja, Aku tak akan berencana mati dalam setahun ini.” (Hiiro)

Setelah memeriksa kembali isi tasnya, dia mengangkat tas tersebut.

“… Dirimu benar-benar pergi?” (Rarashik)

“Yeah, Aku harus segera pergi sebelum King dan pasukannya kembali ke sini.” (Hiiro)

“Boya, sebenarnya apa yang membuatmu segera pergi…?” (Rarashik)

“Tanya Ossan kelanjutannya ketika dia sudah pulang. Mungkin saja dia sudah tahu tentang ini.” (Hiiro)

Nyatanya, ketika Hiiro meninggalkan <<King’s Tree>> menggunakan karakter “Transparency”, ia telah melihat Arnold dan Muir. Dia sudah memikirkan jika mereka pasti sedang mengarah ke taman itu. Dia menyadari jika itu mereka, mereka pastinya dengan mudah mengetahui situasi yang terjadi.

Setelah itu, Hiiro dia pergi pusat perbelanjaan kota dan membeli banyak bekal untuk perjalanannya dan memasukkannya seluruhnya ke dalam tas yang ia tenteng sekarang.

“Well, jika dirimu tetap akan pergi maka aku tak bisa memaksamu, tetapi apakah kau punya semacam pesan kepada mereka?” (Rarashik)

Rarashik bertanya dengan menggerakkan telinganya *pyoko pyoko*.

“Coba aku pikirkan… Tidak ada yang penting.” (Hiiro)

Rarashik hampir saja terjatuh ke depan *gaku*

“‘Tidak ada yang penting, kau bercanda!?” (Rarashik)

Rarashik menatap ke muka Hiiro, berpikir jika dia mungkin tidak serius.

“Bahkan jika kau seperti itu… Ah, itu saja.” (Hiiro)

“Dan itu adalah?” (Rarashik)

“Pertemuan kita selanjutnya, hidangkan aku makananmu dan pastikan sesuai seleraku.” (Hiiro)

“… Dan untuk jou-chan?” (Rarashik)

“Katakan padanya… “Kuat” jadilah lebih kuat lagi.” (Hiiro)

“... Aku rasa aku mengerti” (Rarashik)

Setelah membuat Rarashik mengerti, Hiiro mulai naik tangga menuju permukaan. Rarashik hanya menatap punggung itu pergi.

“Yare yare, muridku benar-benar memiliki teman seperjuangan yang aneh.” (Rarashik)

Rarashik mengangkat bahu sambil menghela nafas putus asa.

 .

Hiiro, setelah meninggal laboratorium Rarashik, segera meninggalkan kota itu secepatnya.

(Aku meninggalkan mereka tanpa mengatakannya kepada mereka, well, jika itu Ossan dan Muir. Setelah mereka berteriak dan menjerit mereka akan kembali tenang) (Hiiro)

Pertama kali ia berkelana ia memutuskan untuk sendirian, setelah bertemu dengan Arnold dan Muir lebih mudah dari yang ia pikirkan. Dia mungkin akan berpikiran tak masalah baginya untuk berkelana kembali jika orang-orang itu seperti mereka.

(Yah, pertemuan kita selanjutnya aku rasa setengah tahun yang akan datang, huh) (Hiiro)

Selama ia terus berjalan, ia memandang kembali <<Tree of Origin, Aragon>>.

(Ossan dan Chibi, aku penasaran bagaimana kalian nanti.) (Hiiro)

Setelah itu ia memandang lurus kembali.

Sampai ke luar kota, Hiiro menatap ke belakang ke arah <<King’s Tree>> dimana Arnold dan Muir sekarang berada.

“Kelak,” (Hiiro)

Meskipun dia terdengar agak enggan, Hiiro terus berjalan dan meninggalkan negara itu.

 .

“Apa yang Shishou katakaaaaaan? Hiiro pergiiiiiiiii!?” (Arnold)

Lama setelah kepergian Hiiro meninggalkan negara itu, Arnold dan Muir, yang baru saja kembali ke laboratorium Rarashik, datang dengan sangat terkejut.

“Yup, dia sangat buru-buru tadi.” (Rarashik)

“Ti-tidak mungkin… Itu begitu tiba-tiba…” (Muir)

Muir mengatakan itu dengan wajah bergetar, ekspresinya saat ini berubah pahit.

“Si-sialan ituu!!” (Arnold)

*bogon!*

Arnold memukul dinding di pinggirnya dengan sekuat tenaganya. Pukulan itu meninggalkan retakan dengan pecahan-pecahan yang tersisa jatuh ke tanah. Rarashik menghela nafas setelah melihat perilaku Arnold, yang sedang menggeramkan giginya.

“Ayolah, Arnold, jangan merusak ruanganku. Juga, ada beberapa pesan dari boya.” (Rarashik)

“Pe-pesan?” (Muir)

Muir memastikan.

“Untuk Jou-chan, tidak, Muir, dia berkata bahwa kau harus lebih kuat.” (Rarashik)

“…Hiiro-san meng-... mengatakan itu…” (Muir)

Muir memahami keadaan setelah mendengar pesan itu, kenyataan bahwa bahwa Hiiro pergi bukanlah karena lelucon atau kebohongan.

“Sialan! Hiiro itu! mengapa dia pergi tanpa mengatakan apa pun!” (Arnold)

Tidak, pada kenyataannya dia tahu alasannya. Dia dapat mengerti setelah mendengar cerita Mimiru dari Muir bahwa Hiiro kemungkinan besar akan meninggalkan negara itu sesegera mungkin. Raja dan orang-orangnya akan segera kembali. Jika mengetahui bahwa Hiiro adalah orang yang menyembuhkan sang putri, itu pasti akan menyebabkan banyak masalah bagi dirinya.

(Credit Musuyaba from Baka-tsuki (talk))

Karena dia enggan berurusan dengan itu, Hiiro pergi sesegera mungkin. Arnold mengerti itu. Namun, dia tidak tahan kalau dia pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun kepada mereka.

“Tapi tetap saja mengapa ia tak mengatakan apapun!?” (Arnold)

Arnold menjadi sangat kesal, ia berpikir bahwa Hiiro sedang memikirkan mereka tidak berharga dan bahkan tidak pantas untuk mengucapkan selamat tinggal. Meskipun mereka bersama hanya dalam waktu yang singkat, perjalanan mereka sangat menyenangkan.

Karena Hiiro tidak mengatakan apapun kepada mereka sebelum pergi, Arnold mulai berpikir bahwa Hiiro sedang tidak berpikir hal yang sama dan menjadi lebih kesal. Namun, Rarashik memberi tahu Arnold.

“Arnold, boya itu mengatakan. ‘Pertemuan kita selanjutnya, hidangkan aku makananmu dan pastikan sesuai seleraku’.” (Rarashik)

“H-Hiiro mengatakan itu…?” (Arnold)

“Yeah. Sepertinya ikatan di antara kalian bertiga belum terputus.” (Rarashik)

“Oji-san!” (Muir)

“Y-Yeah…” (Arnold)

Melihat ekspresi Muir yang sangat gembira, mata Arnold mulai menjadi panas. Jika ini terus berlanjut, lelaki tua itu selama bertahun-tahun ke depan akan selalu menangis karena bocah sombong yang menyebalkan. Harga diri seorang orang tua tidak akan pernah membiarkan itu terjadi.

“H-Hmph! Jangan menipuku! aku bukan chef pribadinya! Sumpah, Hiiro sialan itu!” (Arnold)

Muir menatap ke arah Arnold, orang yang memasang wajah yang lebih jujur. Dia tersenyum lebar di setiap ujung bibirnya.

“Fufu, Oji-san berbohong.” (Muir)

“A-apa maksudmu, Muir-chan! Aku sudah mengatakannya dengan tegas!” (Arnold)

“Okaaay okay, aku tahu kalian sedang berbahagia, tetapi mari kita persiapkan program tersebut.” (Rarashik)

Rarashik menepuk tangannya *pan pan* untuk mendapat perhatian kedua orang tersebut.

“Program?” (Arnold)

“Yeah, tentu saja. Aku berbicara tentang latihan. kalian ingin segera lebih kuat, kan?” (Rarashik)

“Ou!” (Arnold)

“Ha’i!” (Muir)

Demi bisa sebanding dengan Hiiro. Tak perlu dikatakan lagi bahwa hal itu adalah salah satu tujuan mereka.

“Kemudian selama kalian berlatih, tetap kerjakan, dan jangan pernah sekalipun protes maupun lembek! Jika salah satu di antara kalian protes maupun lembek, maka akan aku pastikan orang itu akan aku tendang dari sini, kalian mengerti!?” (Rarashik)

Mendengar ucapan Rarashik, Arnold dan Muir saling menatap dan mengangguk dengan yakin.

“”Ha’i!”” (Arnold & Muir)

Mereka berdua memberikan respons yang sangat antusias.

“Tunggu saja, Hiiro. Aku akan langsung meninjumu ketika kita bertemu!” (Arnold)

 .

Muir, dengan membulatkan tekadnya, mengepalkan tangannya dengan erat.

(Aku ingin layak bersama mereka berdua! Jadi, akan aku pastikan bahwa aku akan semakin kuat! Aku akan menjadi kuat demi Hiiro-san butuhkan! Demi Hiiro-san… Demi Hiiro-san… Uuu, ini karena Mimiru-chan membicarakan hal yang tak pentiiiing~) (Muir)

Wajah Muir seperti telah direbus ketika dia menjadi bingung. Melihatnya seperti itu, Arnold menjadi jengkel tanpa sebab dan mengepalkan tinjunya.

Dengan tekad yang kuat, keduanya mulai mengambil langkah menuju masa depan mereka. Tentu saja, tanpa mengetahui apa yang sedang terjadi pada mereka, Hiiro bepergian sendirian ke suatu tempat.

Dan kemudian reuni antara keduanya dan Hiiro, yang terjadi karena keadaan yang tidak bisa dipercaya, tapi ... itu adalah cerita yang akan terungkap di masa depan.

<< Sebelumnya | List Chapter | Selanjutnya >>