Konjiki no Master(Indo):Arc 3 Chapter 163

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 163 : Urusan Hiiro ke Passion

Hiiro membuat ekspresi seolah ia tahu alasan Rarashik untuk datang ke sini. Melihat mereka berdua memiliki tujuan yang sama, keduanya menuju [King Tree] bersamaan.

Rarashik mengatakan jika dia juga punya urusan dengan raja, tapi—

“Selain itu, tak mungkin aku melewatkan sesuatu yang tampak menarik, kan?” (Rarashik)

Senyumnya itu tampak seperti menghina. Tetapi Hiiro mengakui jika dia ikut bersamanya, obrolan akan terus berjalan tanpa hal yang tak penting dan karena itulah dia menyetujui Rarashik untuk bergabung dengannya tanpa mengucapkan perlawanan.

Beberapa tentara mungkin mengingat wajah para rekannya, dan karena itulah Rarashik memintanya memakai tudung. Tentu saja, dengan cara ini, dia mungkin bisa menghindar dari masalah yang tidak perlu.

Bagaimanapun juga, setelah memasuki [King Tree], itu hal yang wajar bagi orang lain untuk menatap curiga seseorang yang mengenakan jubah merah dan pastinya mereka juga mencegatnya untuk mengonfirmasi identitasnya.

Akan tetapi, karena Rarashik berada di dekatnya, mereka menganggapnya sebagai salah satu rekan atau semacam itulah, tak terdengar bisik-bisik tentangnya. Sebelum memasuki [Throne Room] Rarashik memberitahu salah satu prajurit jika dia sedang ingin bertemu sang raja.

Prajurit itu membungkuk ke arah Rarashik dengan ekspresi gugup dan segera memasuki [Throne Room]. Setelah beberapa saat, dia kembali dan mengizinkan kedua tamu itu untuk masuk.

Rarashik memimpin dengan Hiiro mengikutinya di belakang.

‘Hou, jadi ini adalah [Throne Room], ya …… ​​dan itu adalah....’ (Hiiro)

Dia berpikir kalau tatapannya tepat ke atas singgasana. Dan yang duduk di atasnya adalah Beast King Leowald, yang menatap keduanya, dengan mata ragu.

Mata Hiiro mengamati setiap ujung ruangan, dan menilai sekelilingnya. Di dekat singgasana berdiri seorang manusia burung, yang pernah Hiiro temui sebelumnya. Dia tampaknya waspada terhadapnya dan menatap Hiiro dengan tatapan tajam.

“Ada apa dengan kunjungan mendadakmu, Rara?” (Leowald)

Leowald bertanya pada Rarashik, sementara matanya tertuju pada Hiiro.

“Tidak, bukan apa-apa. Aku hanya berpikir untuk melaporkan keadaan saat ini ke muridku yang idiot... Aku ingin memperkenalkan seseorang yang menarik bagimu.” (Rarashik)

“Hou.” (Leowald)

Semua orang memfokuskan penglihatan mereka pada Hiiro. Setelah melakukan itu, burung itu, Barid, berusaha mendekati Leowald dalam upaya untuk melindunginya, tetapi langsung dihentikan oleh Beast King itu sendiri.

“.... Apakah orang itu?” (Leowald)

“Ya, aku yakin kau akan terkejut.” (Rarashik)

Leowald melirik Rarashik, dengan menunjukkan senyum lebar, dan mengembalikan tatapan matanya ke Hiiro.

“......Kau yang di sana, buka tudungmu dan perlihatkan wajahmu.” (Leoward)

Kemudian, seperti yang diminta, Hiiro melepaskan tudungnya. Seperkian detik berikutnya, suasananya terasa dingin. Terutama Barid yang sebelumnya telah bertemu Hiiro dalam bentuk beastmennya, menjaga Leowald dengan memposisikan diri di hadapannya.

“Rarashik-sama, apa yang anda coba lakukan?” (Barid)

Dia menanyai wanita itu; perasaan haus darah mengalir keluar darinya bersama setiap kata yang diucapkannya. Reaksi seperti itu tampak biasa saja. Lagi pula, itu adalah Rarashik yang  membimbing Hiiro sampai ke ruang tahta.

Tapi dia mengangkat bahunya ketika dia berbicara dengan senyuman yang tetap tak terpatahkan.

“Yeah Hiiro bilang dia ingin bertemu Leo-sama, jadi aku membawanya ke sini. Aku sudah menyebutkan ini sebelumnya, kan? Kalau anak ini adalah seorang kenalanku.” (Rarashik)

“T-Tapi tetap saja!” (Barid)

Keluhan Barid itu wajar. Namun, tidak peduli sedekat apa dengan Hiiro, mereka akan bertarung dengan negara di pihak Hiiro yang akan berlangsung dalam waktu beberapa hari. Selain itu, dia adalah orang yang harus mereka waspadai. Siapa pun pastinya merasa tak akan terlalu jauh untuk berpikir bahwa Hiiro datang untuk membunuh sang raja.

“Tenanglah. Anak ini benar-benar datang ke sini hanya untuk berbicara.” (Rarashik)

“Tidak mungkin, di-dimana buktinya!” (Barid)

“Lagipula, dia bukanlah orang yang akan melakukan sesuatu yang merepotkan.” (Rarashik)

“……Ha? Me-Merepotkan?” (Barid)

Barid tercengang ketika mendengar kata-kata Rarashik. Lalu, sebuah tangan meraih bahunya.

“T-Tuanku?” (Barid)

“Minggir sebentar.” (Leowald)

“T-Tapi!!” (Barid)

 “Minggir.” (Leowald)

Merasa takut dengan tatapan raja, Barid dengan enggan melangkah ke samping. Leowald menatap Hiiro dan,

“Sudah cukup lama...... aku kira?” (Leowald)

Tanya Leowald.

“Aaa, tak diragukan lagi, itu sudah cukup lama.” (Hiiro)

“Seorang Evila yang aku hadapi di [Holy Oldine]. Apa itu kau?” (Leowald)

“Benar. Pada saat itu, kau tiba-tiba menyerangku. Apa semua penguasa di sini begitu cepat melakukan kekerasan?” (Hiiro)

“Kau kurang ajar!” (Barid [Third Wheel])

Barid melebarkan sayapnya untuk terbang, tapi sekali lagi dihentikan oleh tatapan Leowald.

“Uu………… di-dimengerti.” (Barid [Third Wheel])

Setelah Leowald menegaskan barid untuk menarik kembali sayapnya, Leowald sekali lagi memandang Hiiro dengan tatapan bertanya.

“Mereka yang sanggup berbicara di depan raja dari sebuah negara hanya lah seorang yang pantas atau secuil orang yang idiot... dan yang mana dirimu?” (Leowald)

“Bukankah sudah jelas jika aku orang yang pantas?” (Hiiro)

Melihat balasan Hiiro yang tanpa ragu untuk kedua kalinya, Leowald menyeringai.

“Gahahahaha! Aku mengerti! Dia jelas bocah yang sama seperti waktu itu! Gahahahaha!” (Leowald)

Melihat Raja mereka tertawa dengan cara yang menyenangkan seperti itu, wajah para prajurit itu menjadi kosong. Suasana tegang dari sebelumnya menghilang seolah-olah itu hanya lah sebuah kebohongan.

“Baiklah, kau tentu saja terlihat seperti Hiiro Okamura. Bagaimanapun juga, kau seharusnya menjadi kekuatan perang terkuat di pihak musuh. Katakan padaku kenapa orang sepertimu datang jauh-jauh ke sini.” (Leowald)

“Aku punya banyak alasan, tetapi hanya ada dua alasan yang berhubungan denganmu. Salah satunya untuk mengetahui dimana lokasi pasti pertarungan akan diadakan.” (Hiiro)

“Nh? Kau tak tahu tempat pertarungannya? Aku mendengar dari Maou tempat itu tak masalah, kan?” (Leowald)

Sambil mengerutkan kening, dia bertanya.

“Tidak, tak ada masalah dengan tempat itu sendiri. Aku hanya perlu tahu lokasi pastinya, jadi aku datang ke sini.” (Hiiro)

“Hou, untuk alasan apa?” (Leowald)

“Karena aku akan memindahkan orang-orang dari Evila ke sana.” (Hiiro)

Itu telah ditulis dalam surat dari Maou juga. Bahwa seseorang dari pihak mereka akan memindahkan mereka ke lokasi pertarungan pada hari yang ditentukan. Tentu saja, biasanya orang tak akan berpikir kalau seseorang yang mampu melakukan itu ada.

Bagaimanapun juga, selama konferensi, Hiiro memindahkan Maou dan yang lainnya ke [Demon Continent] yang jaraknya begitu jauh hanya dalam sekejap mata. Itulah kenapa mereka menduga hal itu mungkin untuk dilakukan.

Tapi saat Leowald berpikir kenapa Hiiro perlu mengetahui posisi pasti dari lokasi pertarungannya, tiba-tiba dia mulai menyadarinya.

“Aku mengerti sekarang, sihirmu tak bisa membawamu ke tempat yang tak kau ketahui, kan?” (Leowald)

“…… Hou, sepertinya kau bisa menggunakan kepalamu. Aku pikir kau adalah orang kepala otot yang sempurna.” (Hiiro)

Pada kata-kata Hiiro, Rarashik tertawa terbahak-bahak dengan ‘pffffft’, urat-uratnya muncul di kepala Barid, dan para prajurit tersentak ketakutan. Dan sosok Leowald yang paling penting, tengah tertawa riang saat dia berkata,

“Gahahahaha! Itu ungkapan yang sesuai! Benarkan Rara?” (Leowald)

“Nahaha! Mengapa tidak?” (Rarashik)

Leoward tertawa senang, seolah-olah dia sedang bersenang-senang. Para prajurit merasa khawatir apabila pertarungan akan pecah karena kata-kata menghina yang di arahkan pada raja mereka, tapi mereka semua merasa lega setelah menyadari ketakutan mereka yang tak berdasar.

“Kepala otot, kah? Aku rasa, itu adalah sesuatu yang Rara juga gunakan untuk memanggilku! Gahaha!” (Leowald)

“Tapi kenyataannya memang begitu, kan?” (Rarashik)

Melihat Leowald tak sedikit pun terganggu, Barid menjadi kebingungan.

“Aku mengerti, aku mengerti! Jadi kau ingin tahu di mana tempat itu sehingga kau bisa berpindah ke sana, kan?” (Leowald)

“Yah, kalau aku harus memberikan sebuah alasan, maka itu akan menjadi alasannya.” (Hiiro)

“Mu? Jika aku tak mau memberitahumu?” (Leowald)

“Ya, bahkan jika kau tak memberitahuku di mana itu, aku bisa menemukannya sendiri.” (Hiiro)

“Hohou, artinya kau punya alasan lain untuk datang ke sini?” (Leowald)

“Yah, aku hanya ingin berbicara denganmu untuk melihat orang macam apa kau. Untuk mengetahui sosok raja riang yang menerima pertarungan absurd ini.” (Hiiro)

“Gahahahaha! Dari sudut pandangmu, itu mungkin tampak seperti keputusan yang tak masuk akal!” (Leowald)

“………” (Hiiro)

“Bagaimanapun juga Hiiro, bagi kami, Gabranth, yang menghargai kekuatan dan hubungan ikatan di atas segalanya, pertarungan ini, bisa dikatakan adalah metode terbaik yang bisa kami setujui.” (Leowald)

“.... Bukankah kau hanya lah seorang pertarung idiot?” (Hiiro)

“Kau bisa mengatakan hal semacam itu. Tapi mudah untuk dimengerti. Bukannya begitu?” (Leowald)

“.... Aku tidak meragukannya. Itu memang hal yang mudah untuk dimengerti.” (Hiiro)

“Gahaha! Aku mengerti, Aku mengerti! Lalu yang berikutnya? Sebelumnya kau mengatakan ingin berbicara denganku seperti ini, tapi bagaimana? Apa kau belajar sesuatu?” (Leowald)

“Yah, aku rasa aku bisa mengerti alasan kenapa kau begitu dikagumi oleh para beastmen lainnya.” (Hiiro)

Dia adalah seseorang yang mempunyai aura yang sudah mengatakan kalau dia berbeda dari orang biasa. Dia memiliki cara berbicara yang menyenangkan dan kemampuan bertarung yang kuat. Selain itu, dia memiliki 'sesuatu' yang menarik perhatian orang kepadanya.

Hiiro entah bagaimana merasa kalau dia bisa mengerti mengapa para beastmen begitu mengandalkan Leowald. Dia telah memikirkan banyak kemungkinan pertarungan terjadi. Hiiro tak terlalu berpikir kalau itu bukanlah suatu kemungkinan tapi sesuatu yang pasti terjadi.

Bagaimanapun juga, disisi lain, itu tampak bukan hanya kekuatannya, tetapi juga sifatnya baik. Hiiro tersenyum pahit, berpikir kharisma Leowald jauh lebih tinggi dibandingkan milik Maou Eveam.

Leowald pasti senang karena kata-kata Hiiro, karena dia sekali lagi mulai tertawa dengan keras.

Taptaptaptaptaptaptaptaptaptap!

Setelah itu terdengar suara langkah kaki seseorang mendekati mereka. Setelah itu, seorang gadis muncul di belakang Hiiro. Dia menghela nafas berat sambil menggenggam dadanya dengan putus asa sambil menatap ke arah singgasana.

“Aku, aku mendengar Hiiro-sama datang ke sini.... apakah..... itu...... benar?” (Mimir)

Saat dia mengatakan itu, matanya perlahan-lahan melebar. Pandangannya terfokus pada satu orang.

“……Hi……Hiiro……sama?” (Mimir)

Mendengar namanya dipanggil, Hiiro dengan lembut memutar wajahnya melihat ke belakangnya. Setelah melihat gadis muda itu, dia berhenti sejenak untuk berpikir. Namun, ketika dia melihat pita biru besar di kepalanya, dia berkata, “Oh?” Dan sepertinya mengingatnya saat matanya sedikit melebar.

“Kau...... Aoi-ribbon, huh?” (Hiiro)

<< Sebelumnya | List Chapter | Selanjutnya >>