Konjiki no Word Master Indonesia Chapter 37
Chapter 37 : Ibukota Beast Kingdom, Passion
“Ada apa?” Tanya Aquinas, pengawal pertama dari pasukan Ratu Iblis yang kejam.
Tepat di dekatnya adalah Ratu Iblis Ivemu, yang sedang menghembuskan nafas.
Dia mendengar keputusannya, tapi dia tidak paham apa tujuannya. Sang Ratu, Ivemu menatap padanya dengan penuh perhatian dan berkata, “Saya meminta dukungan darimu, Aquinas.”
Killia juga berada di samping Sang Ratu menatap dengan penuh perhatian padanya.
“Saya mempunyai firasat buruk tentang ini, tapi kelihatannya anda sudah membuat keputusan.” (Aquinas)
Terlihat kilatan dari kebulatan tekad di matanya, sudah jelas bahwa apapun yang dia rencanakan untuk dilakukan harus dilakukan pada saat perang yang akan datang.
“Apa yang memotivasi Anda?”(Aquinas)
“Yah, ini...”
............................
..................
.............
........
....
Aquinas mendengarkan dengan tenang dan beberapa saat kemudian matanya terbelalak. Memikirkan bahwa Sang Ratu akan mengatakan sesuatu seperti itu.
“Saya tau, itu adalah sesuatu yang pasti bisa Anda lakukan, Yang Mulia.” (Aquinas)
Aquinas menerimanya seperti meminum obat yang pahit. Jika itu solusi yang mempertaruhkan kehormatannya, maka itu akan baik-baik saja.
“Sebenarnya, ini adalah sesuatu yang sesuai dengan sifatmu.” (Aquinas)
Ini juga merupakan salah satu cara yang sudah dipertimbangkan oleh Aquinas.
“Apakah kau tidak masalah untuk merahasiakan ini?”
Sifatnya dalam percaya kepada yang lainnya itu merupakan kelemahan juga kelebihannya. Itu adalah sifat yang selalu dimilikinya sejak dia masih muda, dan dia tidak pernah kehilangan sifatya itu.
Meskipun demikian, Aquinas percaya bahwa itu adalah tanggung jawab besar untuk semua orang yang ada di sekitarnya.
“Bagaimana, Aquinas?” (Ratu)
Sang Ratu tidak percaya diri, tapi dia merasa bahwa dia mampu untuk membuat hubungan dan menyampaikan apa yang dia maksud kepada Aquinas. “Keputusan Anda tidak akan menyelesaikan apapun” (Aquinas)
“Meskipun demikian, itu adalah keputusanku.”(Ratu)
“..................” (Aquinas)
Aquinas mengembalikan pandangan Ratu. Dia tau, dengan sedih, bahwa apapun yang dia katakan mulai saat ini hingga nanti tidak akan mengubah keputusannya.
Menarik, apa yang akan terjadi pada Ratu saat dia pergi menjalankan misi ini, untuk kedepannya akan menjadi sesuatu, pikir Aquinas.
“Baiklah, tolng beri saya perintah.” (Aquinas)
Dalam menanggapi perkataannya, Ivemu mengambil nafas lega.Karena jika dia berbicara seperti itu, itu berarti bahwa dia setuju dengannya dan akan menjalankan keputusannya.
“Anda adalah Ratu iblis, kan?” (Aquinas)
Iveu merasa bahagia dari perkataanya itu. Kilia juga sedikit menyunggingkan senyum di belakangnya, dia juga senang mendengar jawabannya,
“........Aku mengerti, tolong bekerjalah denganku, Aquinas.” (Ratu)
Aquinas membungkuk dengan satu lutut dan berkata.
“Dengan senang hati.” (Aquinas)
Bila seperti ini, para Beast, Gabranth, dan Raja Iblis Evila mulai bisa bersama-sama. Walaupun masih belum pasti, tapi mari kita merayakannya untuk sekarang.
———————————————————————————————————
Ibukota Beast Kingdom, Passion. Di pusat kota ini ada sebuah pohon raksasa yang bernama, “Tree of Origin, Aragon.” Sepertinya kota tersebut diperluas dari sana.
Kota itu benar-benar berbeda dari kota buatan manusia. Seluruh rumah di kota tersebut terbuat dari pohon. Penduduk melubangi pohon tersebut dan tinggal di sana.
Disana juga ada sungai yang berkilauan yang melewati kota tersebut. di sungai itu ada ikan yang berenang dengan santai. Keharmonisan kota tersebut kelihatannya dibangun lengkap sesuai dengan alam.
Di kota itu, terdapat distrik yang bernama, “The King Treeitu adalah.” Itu adalah tempat dimana para bangsawan tinggal, dengan istana mereka yang menjadi tempat tinggal mereka yang terbuat dari beberapa pohon yang besar.
Di sekitarnya, ada banyak warga dan wisatawan yang membuat sesembahan dan berdo’a kepada. “Tree of Origin, Aragon.” Raja terakhir Gabranth, memilih pohon tersebut sebagai simbol bagi gabranth dan membangun kota di sekitarnya. Bagi Gabranth, “Tree of Origin, Aragon.” Adalah sesuatu yang suci untuk mereka.
Setahu sekali, “Festival Origin” diadakan di pusat kota. Ada banyak orang yang datang dari seluruh belahan dunia, terutama anak-anak. Pada saat itu, jika kau memanjat Tree of Origin, kau akan menerima berkat dari pohon tersebut.
Dipercaya bahwa berkat dari Tree of Origin, Aragon, akan membuat orang yang memanjatnya akan menjadi orang yang kuat, luhur, dan terhormat. Ritual sudah menjadi tradisi. Biasanya, itu untuk anak-anak Gabranth, tapi di masa lalu ada manusia yang pernah memanjat pohon tersebut.
Tree of Origin, sangat dihormati oleh Gabranth. Ras lain yang menyentuh pohon tersebut akan terus-menerus mendatangkan kemarahan Gabranth.
“Yah, itu sih yang mereka katakan, sebaiknya kau jangan pernah menyentuh pohon tersebut dalam bentuk manusiamu.” (Arnold)
Dengan keseriusan Arnold dalam memberikan peringatan itu, Hiiro yang saat ini menyamar sebagai Gabranth dengan menggunakan kemampuan kata sihirnya [Copy], memastikan bahwa dia harus berhati-hati terhadap sesuatu. Itu adalah untuk tidak pernah menyentuh pohon tersebut dalam bentuk manusianya.
“Aku tau itu. Pasti itu pohon yang benar-benar besar, tapi itu bukan sau-satunya alasan, kan?” (Hiiro)
Sambil berjalan, Hiiro melihat pohon tersebut, yang pasti tingginya lebih dari 200 meter, ukuran yang tidak masuk akal untuk sebuah pohon. Tapi Hiiro tidak yakin bahwa kau harus menghargai pohon dari ukurannya.
“Itu belum semua. Yang kudengar bhawa jika kau sakit dengan sebuah penyakit atau luka, jika kau menyentuh pohon tersebut, itu akan menyembuhkanmu. kalau kau memiliki seorang bayi yang tidak berhenti menangis, jika kau membawanya ke sekitar pohon tersebut, bayinya akan berhenti menangis. Ada juga rumor aneh lainnya tentang apa yang telah atau mampu dilakukan pohon itu."
“Huh, itu adalah?” (Hiiro)
“Itu adalah, jika ada yang datang ke kota ini mereka akan terpukau oleh keindahan Tree of Origin. Dia pasti gila kalau tidak menghargainya.” (Arnold) “Pasti itu penting untuk Gabranth ya, tapi aku manusia.” (Hiiro)
“...Yah, itu benar.” (Arnold)
Itu sudah semua, tapi Hiiro berpikir bahwa masih ada lagi. Terlebih lagi, Tree of Origin, adalah sesuatu yang pastinya dibanggakan oleh Gabranth.
Daripada mendengarkan rumor tentang sebuah pohon, dia ingin tau informasi tentang apa yang ingin dia lakukan disini.
“Disamping itu, kau datang kesini dengan sebuah tujuan, untuk bertemu seseorang, kan?” (Arnold)
“Ya, benar, aku mendapat madu yang berharga dari mereka, jadi setidaknya aku harus memenuhi permintaan mereka.” (Hiiro)
“Apa, bukankah itu merupakan pertemuan dari seluruh were-beast di desa?” (Arnold)
“Ya, begitulah, tapi jika mereka tidak mendapatkan madu tersebut mereka akan dalam suasana yang buruk.” (Hiiro)
Arnold berpikir bahwa membawa madu yang manis akan membuat suasana hati yang bagus untuk negosiasi.
“Namun, Gabranth telah mulai bebaris untuk perang. Kau yakin were-beast belum berburu keluar dengan kelompok itu?” (Arnold)
Kelihatannya penduduk di kota menjadi jauh lebih sedikit daripada biasanya. Itu sangat mungkin bahwa semua orang yang bisa bertarung telah berangkat ke barisan depan dalam persiapan untuk perang. Saat ini, ada kesempatan yang tinggi bahwa hanya ada sedikit pertahanan di daerah ini.
“Hmm, aku ragu...” (Hiiro)
“Hey, apa maksudmu? Maksudmu warga sipil?” (Arnold)
Tidak seperti para petualang, warga sipil tidak punya kekuatan yang cukup untuk ikut seta dalam perang. Mereka cenderung untuk melanjutkan kehidupan biasa mereka.
Namun, Arnold menyangkal dengan menggelengkan kepalanya.
“Yah, tentu saja warga sipil tidak ikut serta dalam sebuah peperangan, tapi banyak dari kita yang berburu dan bertarung setiap hari untuk memenuhi kebutuhan mereka.” (Arnold)
“Apakah itu benar? Bukankah tugas itu untuk prajurit?” (Hiiro)
“Semuanya sukarela, tapi Gabranth adalah ras yang suka berperang dan biasanya mereka mengumpulkan siapa saja tanpa meminta.” (Arnold)
“Itu masalah, tapi apakah mereka menjawab?” (Hiiro)
“Agaknya...Prajurit meminta permintaan yang nekat...” (Arnold)
“Lalu kenapa? Jika seseorang menolak permintaan tersebut bukankah itu akan berakhir?” (Hiiro)
“Ya, itu memang akan berakhir. Tapi ada masalah lain mengenai hal itu.” (Arnold)
“Apa?” (Hiiro)
“Daripada itu, mari kita selesaikan tugas kita terlebih dahulu.” (Arnold)
“Kau sungguh percaya diri. Jadi apa selanjutnya? Orang seperti apa yang akan kita temui?” (Hiiro)
Muir melihat Arnold untuk mendengar jawabannya. Tapi untuk beberapa alasan Arnold gemetar karena memikirkan jawabannya.
“Ada apa?” (Muir)
Melihat Muir bertanya pertanyaan itu, Arnold menengok ke samping dan berbicara dengan keras.
“Orang itu....adalah masterku.” (Arnold)