Madan no Ou to Vanadis (Bahasa Indonesia) :Volume 8 Chapter 1

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 1 - Olsina[edit]

Terang bulan musim gugur yang tenang diterangi kelompok kapal-kapal yang mengapung di laut malam.

Itu adalah kapal perang dari Legnica. terdiri dari tigapuluh satu kapal galley[1] kecil yang disebut “BeakerTombak” dan tiga kapal galley besar yang disebut “RookCrossbow”. Setiap kapal tergantung lentera besar yang menyalakan api di haluan dan buritan. Mereka mengukur jarak ke kapal lain oleh cahaya ini.

Penaklukan perompak pada Heels dari Kerajaan Zchted adalah tujuan mereka.

Pada haluan Flagship[2]Zhelezo LevSinga Besi” dari armada ini, salah seorang gadis sedang melawan rakasa.

Tahun ini dia berusia 22 tahun. Rambut hitam glossy-nya dipangkas sekitar bahunya, dia membungkus tubuh rampingnya dengan pakaian bertempur hitam.

Meskipun penampilannya yang indah dan tubuh membangun, kehadiran dua pedang kecil yang digenggam di kedua tangannya dan semangat juang yang berwarna di pupil hitamnya tidak memberikan kesan yang indah dan lembut.

Alexandra Alshavin adalah nama gadis itu. Mereka yang dekat dengannya memanggilnya dengan nama panggilan nya "Sasha". Dia adalah panglima tertinggi armada ini dan salah satu dari tujuh Vanadis dari Zchted.

Pedang di tangan Sasha memiliki warna masing-masing emas dan vermillion dan mereka dibalut api merah. Itu bukan sesuatu yang terbakar. Pisau itu sendiri yang memancarkan api.

Kedua pisau dengan kekuatan misterius ViraltPusaka Naga, yang yang bercahaya Api Bargren. Juga disebut “Toki no SojinTwin Blades of Demonic Force”.

Sebelum monster itu melihat ke Vanadis berpakaian hitam dengan senyum tipis. Tubuh besarnya lebih besar dari dua kali daripada Sasha, bahu dan dadanya sangat membengkak dan dia cukup kekar untuk membuat orang berpikir bahwa dia bisa menghancurkan manusia dengan satu tangan. Ada bekas luka mengerikan dari bahu kanannya ke dada kanannya.

Tidak ada bulu tubuh, dan ada tekstur aneh pada kulit kulit putihnya. Tiga tanduk melengkung tumbuh dari dahinya dan setengah dari wajah mengerikan sebelah kanan itu mengingatkan kita pada seorang ogre yang keluar dari dongeng yang terbakar.

Lengan kanan rakasa itu dipotong di sekitar siku. Bagian yang dipotong dari sikunya menjadi benjolan daging putih dan jatuh di dek.

Rakasa yang bernama Torbalan itu pergi. Sasha telah mendengar rumor iblis seperti itu, tapi itu benar-benar pertama kalinya dia melihatnya.

Namun Sasha tidak bimbang. Dia menyiapkan pedang kembarnya dan dengan hati-hati dia memperpendek jaraknya. Bekas luka di wajah dan bahunya memang sudah ada, tapi luka di lengan kanannya dipotong oleh Sasha.

--- Bagaimana dia akan menyerang ...?

Sasha mengerti dari pola serangan Torbalan yang sejauh ini kalau bangga dengan kekuatan supernya yang luar biasa. Selain itu, ia mengeluarkan sebuah gelombang kejut yang tak terlihat dari seluruh tubuhnya. Seperti yang diharapkan, bahkan Sasha tidak bisa memprediksi apa jenis serangan lain darinya.

--- Aku ingat kalau Olga mengatakan sesuatu.

Sasha mencoba mengingat apa yang Olga katakan saat melawan rakasa ini, tapi ia tidak ingat informasi selain itu "ia bisa melepaskan gelombang kejut". Ini adalah situasi yang sulit.

"Ini adalah penampilan skill yang indah."

Torbalan mangambil lengannya yang jatuh di dek. Meskipun bagian lengannya yang terpotong hangus terbakar dengan api dari pisau milik Sasha, monster itu menekan lengannya yang terpotong dengan lukanya menggunakan tengan lainnya.

Asap putih keluar dari bagian lengan Torbalan. Sembari wajah Sasha yang terlihat bingung, Torbalan melepas tangannya.

Lengan kanannya tidak terjatuh, yang seharusnya sudah terpotong, teruhubung kembali seolah-olah lengannya tidak pernah terpotong. Sasha tercengang dengan apa yang dia lihat.

--- Ini ... Jadi, bahkan jika kupotong kepalanya, tidak ada jaminan dia akan mati.

Keringat dingin keluar dari Vanadis berambut hitam itu. Torbalan mengayunkan lengan kanannya untuk memeriksa kondisinya.

Sementara suasana tegang meningkat itensitasnya, tiba-tiba, suara yang terbawa udara malam sampai ke telinganya. Banyak lampu muncul di tempat yang jauh dan semakin dekat dengan tempat ini yang sedang berguncang tidak teratur.

Sasha segera mengerti bahwa itu adalah para prajurit dan pelaut. Mereka mungkin mendengar suara ketika Torbalan menghancurkan pagar dan haluan dengan gelombang kejut yang datang untuk memeriksa situasi.

Ketidaksabaran kabur di wajah Sasha. Para prajurit menaiki kapal dimana semuanya adalah kapal elit, dan lawannya adalah rakasa yang tidak manusiawi. Itu tidak berbeda dengan menghadapi naga.

Saat itulah mereka akan melangkah maju, saat mengetahui bahaya.

"-Aku Akan mundur disini."

Kata-kata tak terduga bocor dari mulut rakasa itu. Torbalan mundur selangkah sementara dengan gembira menyaksikan sekelompok obor yang mendekat. Sasha mengerutkan keningnya dan mengalihkan pedang kembarnya ke sikap bertahan. Mungkin perangkap. Dia tidak bisa membiarkan penjagaannya menurun.

Dek kapal terguncang dengan luar biasa saat Torbalan menendangnya dan melompat keluar kapal.

Tapi, itu bukan tindakan untuk menyerang. Tubuh besar monster itu melintasi pinggiran lambung kapal dan jatuh ke laut malam. Serangkaian suara keras dari air yang sesekali terdengar.

--- Tidak, dia benar-benar kabur ...?

Atau dia mengundang mereka dengan membuat mereka berpikir begitu?

Saat ia mulai berlari ke pagar, Sasha menghentikan gerakannya. Dia menatap lurus pada gerakan dalam kegelapan. Dia hanya tetap seperti itu dalam waktu sekitar sepuluh hitungan.

--- Suara itu berkurang, huh.

Sasha menarik napas kecil. Dia tidak berhenti karena kewaspadaannya melawan rakasa, namun karena rasa sakit yang terjadi dalam tubuhnya. Rasa sakit itu tidak banyak akut dan hanya dengan tingkat membuat sedikit menumpulkan gerakannya, tapi hal itu tidak dapat diabaikan dalam situasi ini.

Para prajurit dan pelaut, yang berkumpul dengan obor yang menyala di tangan, berdiri tak bergerak saat melihat pemandangan disekitar lingkungan itu. Mereka datang saat mereka melihat sosok Sasha; ekspresi mereka berubah dan mereka bergegas

"Vanadis-sama, apa anda tidak apa-apa?"

"... Aku baik-baik saja. Kau tidak perlu mengkhawatirkanku. "

Balasan Sasha ditunda sejenak, tapi tidak ada yang memperhatikan itu dalam suasana sibuk. Sementara menempatkan pedang kembar di mana apinya menghilang di pinggangnya, Sang Vanadis berambut hitam itu melanjutkan.

"aku diserang oleh sesuatu. Saat aku memotongnya, dia melarikan diri. Karena gelap, aku tidak benar-benar tahu apa itu, tapi itu mungkin badvaNaga Laut. "

Karena berpikir bahwa itu hanya akan menakut-nakuti mereka lebih dari yang dibutuhkan jika dia berbicara tentang Torbalan, Sasha bercampur dengan kebohongan dan fakta menjelaskan kepada bawahannya.

Semua orang, yang menaiki kapal ini, tahu ceritanya bahwa armada yang kembali dari Asvarre diserang oleh badvaNaga Laut. Seharusnya sangat mudah dimengerti daripada rakasa.

"Mungkin ada beberapa orang yang jatuh ke laut. Meskipun hanya di sekitar kapal, tolong, cari mereka. "

"Aku mengerti. Vanadis-sama, silahkan tunggu laporannya di kabin. "

Dia adalah kapten dari “Zhelezo LevSinga Besi” yang dengan hormat membungkuk. Dia adalah seorang pria yang sangat baik, baik itu sebagai pelaut atau sebagai prajurit, dan untuk alasan itu Sasha memilih kapal ini di mana ia menjabat sebagai kapten Flagship.

Namun, Sasha menggelengkan kepalanya pada tawaran kapten.

"aku akan tetap disini sampai pencarian selesai. Setelah ini, jika badvaNaga Laut itu muncul lagi, aku akan membunuhnya. "

Para pelaut saling memandang; tentu, tidak ada seorang pun kecuali Vanadis berambut hitam itu yang bisa menghadapi badvaNaga Laut.

"Vanadis-sama, tolong gunakan ini."

Diantara para pelaut, Matvei melangkah maju dan menyodorkan selimut untuk Sasha. Dia adalah pria yang karismatik yang memiliki tubuh luar biasa besar, bahkan jika dibandingkan dengan para pelaut lainnya, dia terlihat garang dengan mantel merah dimana Lumba-Lumba putih dijahit di bagian belakang. Dia adalah seorang mantan pelaut.

Dia juga seorang pria yang memiliki kepercayaan yang mendalam kepada Sasha. Dia menawarkan diri untuk ikut pertempuran ini dan naik ke kapal.

"Terima kasih."

Sasha tidak merasa dingin berkat ViraltPusaka Naga yang menggantung di pinggangnya, tapi ia menghargai pertimbangan Matvei ini, ia mengucapkan terima kasih dan menerima selimut itu. Vanadis berambut hitam itu hanyut kedalam pikirannya sendiri saat menyaksikan pekerjaan pelaut. Dia bertanya-tanya apa tujuan monster itu.

"Matvei. Ada sesuatu yang ingin kutanyakan padamu."

Sasha berseru kepada monster yang terlihat menakutkan dengan suara yang rendah, ia mengirim sinyal dengan melihat ke kapten dan meninggalkan tempat itu dengan langkah yang santai. Para pelaut yang sibuk bergerak hampir tidak ada seorangpun yang menyadari jika dua telah menghilang.

Juga karena sebagian besar pelaut yang terjerat pekerjaan mereka di haluan, ada beberapa orang di sisi buritan ini. Sasha berhenti dan menoleh kebelakang, ia langsung menghentikan pengejaran.

"Bisakah anda ceritakan lebih lanjut tentang monster yang anda serang?"

Ekspresi Matvei benar-benar berubah pada kata-kata ini. Tiba-tiba menelan suara kerasnya yang hendak keluar, mantan pelaut itu mengkonfirmasi dengan suara yang ditekan perasaan yang kuat.

"Apakah orang itu muncul?"

"Mungkin. Ini adalah pertama kalinya aku melihatnya."

Saat ia mengangguk jawaban itu, Matvei berbicara sekali lagi tentang penampilan monster yang dia lihat. Sasha, yang mendengarnya, menegaskan bahwa tidak ada keraguan kalau itu adalah monster yang sama.

"Dia ada disini ..."

Matvei mengguncang tubuh besarnya dan terlihat marah di laut malam. Emosinya yang bercampur dengan kemarahan dan ketakutan terlihat di matanya.

"Tolong, simpan rahasia ini dari semua orang. Karena akan ada pertempuran dengan perompak, saya tidak ingin melibatkan para prajurit dan pelaut."

"Tapi, Vanadis-sama. Ada kemungkinan Torbalan yang memimpin perompak itu ..."

"Monster itu?"

Meskipun Sasha terlihat ragu, dia langsung ingat apa yang Olga dan yang lainnya katakan. Torbalan menyamar sebagai manusia yang disebut Lester dan menyembunyikan diri di Kerajaan Asvarre; ia didampingi oleh tentara dan bertanggung jawab atas pertahanan dari sebuah benteng.

Setelah sedikit berfikir, Sasha menggeleng dan mengatakan.

"Mari kita tetap diam tentang hal itu. Bahkan jika saya menjelaskannya kepada kapten masing-masing kapal, kita tidak punya cukup bukti untuk membuat mereka percaya. Tapi, kau benar ... Ayo mecari petunjuk di sepanjang garis itu, jika Flagship mengeluarkan bendera kuning, kita harus segera mundur, semisal dalam situasi khusus seperti ini."

"Aku mengerti."

Matvei mengangguk dengan lega. Seperti dalam kasus badvaNaga Laut yang muncul, ia bisa menjelaskan dengan contoh yang mudah dipahami.

Ketika dua orang kembali ke haluan, jumlah pelaut menurun karena pekerjaan itu akan segera berakhir dan keributan juga telah diselesaikan. Kapten kapal melihat Sasha dan Matvei dan berjalan ke arah mereka.

"Vanadis-sama. Maaf, Anda harus berganti kapal Flagship."

"Apakah kerusakannya begitu parah?"

Sasha mengerutkan alisnya. Kapten mengangguk dengan tatapan sedih yang tidak bisa menyembunyikan penyesalannya. Melayani kapal pemimpin dari armada skala ini, untuk seorang pelaut, adalah sebuah kehormatan besar. Selain itu, komandan tertinggi adalah Vanadis Sasha. Ini harus menjadi keputusan yang sulit setelah berpikir sangat teliti.

"ini dapat bertahan berlayar dan peperangan, tetapi seperti yang diharapkan, tidak mungkin untuk mengembalikannya dalam satu malam. Tetap menggunakan kapal pemimpin dalam keadaan seperti ini akan membuat malu kita dan Vanadis-sama."

Vanadis bermabut hitam itu menebak apa yang dipikirkan kapten yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Sasha dan armadanya dijadwalkan untuk bergabung dengan armada Lebus besok. Dia mungkin tidak ingin menunjukkan orang-orang Lebus sosok tuannya yang menaiki kapal rusak. Dengan senyum kecut, Sasha menjawab bahwa ia mengerti.

"Kalau begitu, tolong beri saya pendapatmu tentang kapal yang harus digunakan sebagai kapal baru."

Zhelezo LevSinga Besi adalah sebuah kapal galley jenis RookCrossbow, dan ada dua kapal dari jenis yang sama.

Kapten merekomendasikan sebuah kapal bernama “Dospe RybaArmor Fish”. Kapten “Dospe RybaArmor Fish” adalah seorang pria bernama Pavel yang pernah menjadi bawahan dari kapten Zhelezo LevSinga Besi.

Pavel yang mendengar perintah untuk membuat kapalnya menjadi Flagship pada awalnya terkejut, sebelum menjadi senang; dan kemudian saat ia mempelajari keadaannya, diberpikir tentang penyesalan atasannya yang dulu dan sangat mendesah. Tapi ia segera menggunakan ekspresi serius, lalu dia mengarahkan kru dan pergi untuk menjemput Sasha.

Setelah mendengar sekali lagi cerita dari kapten Zhelezo LevSinga Besi dan mengetuk bahunya untuk memenangkan dirinya sendiri, Pavel maju ke Sasha.

"Saya berterima kasih dari lubuk hati saya karena kapal saya telah dipilih sebagai Flagship. Meskipun tubuh ini tidak memiliki kemampuan, saya akan mengerahkan kemampuan buruk ini untuk Vanadis-sama."

Pavel adalah 45 tahun sekarang. Punggungnya sedikit lebih gemuk dari rata-rata, dan ia mengenakan baju kulit yang sejumlah besar dijahit dengan sisa besi dalam bentuk sisik. Ketika ia membungkuk ke Sasha, sisa besi menjahit baju besi itu membuat suara saat mereka bergesekan satu sama lain. Meskipun sikapnya yang ceroboh, ketulusan dalam ekspresi dan nadanya bisa dirasakan.

"Aku minta maaf untuk pemberitahuan yang singkat, tapi tolong jaga saya."

Dan sementara Sasha bergerak ke kapal baru, pencarian itu berakhir.

Meskipun ditemukan bahwa sekitar tiga pelaut yang hilang, mereka bahkan tidak menemukan tubuh mereka meskipun dalam pencarian yang melelahkan.

Keesokan harinya, Sasha bertemu dengan armada Lebus sesuai jadwal.



Langit yang biru jernih, dan di bawah matahari yang berkilauan, laut yang tersebar tak terhingga dengan jelas. Armada Lebus muncul dari sisi lain dari laut.

Demikian pula, kapal perang dari Lebus yang terdiri dari dua jenis kapal seperti Legnica, yaitu kapal Galley kecil dan kapal Galley besar. Meskipun dengan rincian yang berbeda, mereka tidak jauh berbeda dalam hal kinerja (efisiensi).

Flagship dari pasukan Lebus adalah kapal Galley kecil yang disebut "Margarita". Tidak seperti di Legnica, yang sering menggunakan nama hewan, di Lebus terutama nama perempuan diberikan kepada kapal.

Tiang bendera berkibar tinggi-tinggi ZirnitraNaga Hitam, yang merupakan bendera Zchted Raya dan bendera besar Lebus. Di tanah ungu yang hidup bahkan dari kejauhan terlihat, cambuk emas, yang membuat desain ViraltPusaka Naganya, “Saika no SenteiLightning Flash of Broken Calamity” Valitsaif, yang tergambar busur indah.

Komandan tertinggi nay Elizavetta Fomina yang juga dikenal sebagai “IsgrifaPuteri Badai Petir”. Vanadis “LazirisMata Pelangi” yang lahir dengan mata kiri dan kanan dengan warna yang berbeda muncul hari itu mengenakan gaun ungu yang cantik dengan banyak tali dan hiasan.

Cambuk hitam yang diikat melingkar di pinggang - Valitsaif, dan membiarkan rambut merahnya dan ujung gaunnya  berkibar , dia berdiri di haluan Margarita.

Sikap yang bermartabat dan kecantikan itu sudah cukup untuk membuat bahkan tentara Legnica, yang tidak memegang kesan yang baik dari Lebus, membocorkan napas kekaguman. Pasukan Lebus mundur agar tidak bertentangan melawan pasukan Legnica, dan hanya kapal Margarita yang bergerak maju.

Dospe RybaArmor Fish mengibarkan bendera besar Legnica, yang menunjukkan bahwa itu adalah Flagshipnya dan memberitahu posisi dari Margarita.

Para prajurit dan pelaut Lebus telah berbaris di dek Margarita, dan mereka mengirimkan tatapan menantang pada pasukan Legnica.

Pasukan Legnica juga tidak kalah, mereka juga mengirimkan tatapan menantang. Setelah semua itu, tentara dan pelaut, yang berbaris di dek kapal, kembali menatap tajam dalam menaggapi itu. Kedua belah pihak berpikir "kita hanya kawan hanya untuk saat ini". Sasha hanya bisa tersenyum kecut.

Margarita datang bersama Dospe RybaArmor Fish. Elizvetta didampingi dua kapten sampai di Dospe RybaArmor Fish. Padahal, Sasha bertujuan untuk pergi ke Flagship Elizavetta di dewan perang hari ini. Namun, Vanadis LazirisMata Pelangi itu menolak dan bukannya datang ke sini.

Tidak tahu apakah dia melakukannya dari pertimbangan kondisi fisik Sasha, atau dia hanya membenci mengundang tentara Legnica ke kapal nya. Atau mungkin keduanya.

Sasha melangkah maju dan mengulurkan tangannya sehingga mampu untuk menyambutnya.

"Selamat datang. Terima kasih sudah datang jauh-jauh ke sini."

Namun, Elizavetta tidak mengambil tangannya. Saat ia menjulurkan dadanya, melipat tangannya dan menatap para prajurit Legnica berdiri di belakang Sasha, ia membuka mulutnya dengan ekspresi tertarik.

"Kami tidak punya banyak waktu. Ayo cepat mulai."

Dewan perang dilakukan di sebuah kabin dari Dospe RybaArmor Fish. Selain Sasha dan Elizavetta, ada empat orang. Ada dua kapten dari sisi Lebus dan satu kapten dari sisi Legnica. Dan Matvei.

Madan no Ou to Vanadis V8 p0486.png

Di atas meja kerja besar yang terpasang pada lantai, beberapa grafik laut dan potongan diletakkan. Keenam orang mengelilingi meja kerja dan menatap mereka. Elizavetta berkata.

"Kami memiliki tiga puluh satu kapal. yaitu Lima kapal besar dan dua puluh enam kapal kecil."

"Sisi kami memiliki tiga puluh empat kapal. Yaitu tiga kapal besar dan tiga puluh satu kapal kecil."

Musuh sekitar delapan puluh kapal. Meskipun itu sesuatu yang mereka tahu, bahkan jika menjumlahkan kedua pasukan, mereka lebih sedikit dari para perompak.

Dikatakan bahwa faktor numerik / keuntungan lebih efektif dalam pertempuran laut daripada di pertempuran di atas tanah. Selain menjadi medan perang yang luas, ini bukan karena ada perbedaan besar dalam kinerja antara teman dan kapal musuh, tapi karena metode serangan juga terbatas.

"Tentang gerakan musuh ... kapal pengintai kami mendeteksi sekitar sepuluh kapal bajak laut kemarin."

Menanggapi kata-kata Sasha, kapten pasukan Legnica menempatkan pion pada peta.

"Bahkan kapal pengintai yang kami kirimkan telah menemukan musuh sore kemarin. Demikian pula, tampaknya sekitar sepuluh kapal yang mereka lihat telah melarikan diri ke barat. "

Pion baru dimasukkan pada peta. Kapten langsung mengeluh. Mereka belum bisa mempersempit posisi musuh hanya dengan kedua orang ini. Elizavetta melipat tangannya dan berbalik melihat provokatif terhadap Sasha.

"Alexandra. Bagaimana pendapatmu?"

"Mereka telah menyelidiki posisi dan jumlah kita sementara."

"Sasha menerima tatapan Vanadis berambut merah itu dan menjawab dengan sikap lembut.

"Mari kita berasumsi bahwa jumlah kapal perompak adalah delapan puluh. Aku berpikir bahwa mereka membaginya menjadi delapan bagian sepuluh kapal perbagian, dan setelah memutuskan tempat pertemuan sebelumnya, masing-masing pihak berjalan pada sudut yang berbeda. Musuh yang ditemukan oleh kapal pengintai kami mungkin berbeda dari musuh yang Anda temukan. "

Matvey mengangguk, terkesan.

"Aku mengerti. Yang kau sebutkan itu, dengan tentara yang besar dari delapan puluh kapal, mereka harus memiliki waktu yang sulit baik dalam mobilisasi dan pelabuhan; tetapi dengan sekitar sepuluh kapal, lebih mudah untuk berlabuh di pulau-pulau kecil di sekitar."

Ada pulau-pulau kecil yang tak terhitung jumlahnya yang terletak di laut yang menyebar dari Zchted ke Asvarre, dan beberapa telah digunakan sebagai tempat persembunyian perompak. Tidak hanya Zchted, tetapi juga negara-negara seperti Brune dan Asvarre pernah mengirimkan kapal perang ke pulau-pulau kecil tersebut lebih dari sekali dan lebih dari sekali dibersihkan oleh para perompak.

Namun, perompak baru yang menetap di pulau-pulau ini satu atau dua tahun lalu.

Tidak peduli berapa banyak uang dan tenaga kerja mereka, itu tidak cukup untuk mengelola setiap satu pulau, dan tidak memiliki pilihan selain berurusan dengan mereka setiap saat seperti itu.

"Apakah tidak ada kemungkinan bahwa orang-orang menutup diri di pulau-pulau kecil?"

Elizavetta menatap peta dan mengangkat pertanyaan. Sasha menggeleng.

"Aku pikit tidak, mereka tidak memiliki cukup makanan untuk melewati musim dingin."

"Vanadis-dono. Seperti yang Anda katakan, mari kita asumsikan bahwa perompak terbagi menjadi beberapa bagian dari sepuluh kapal masing-masing dan mereka maju. Apakah tidak mungkin untuk berpikir bahwa mereka akan membiarkan kita lewat yang bertujuan langsung ke benua? "

Salah satu kapten dari Lebus meminta Sasha dengan nada hati-hati.

"Jika mereka diberkati dengan angin, mereka mungkin melakukannya."

Jawaban Sasha dipertimbangkan sudut pandang pihak lain. Jika dia merasa tidak perlu, dia pasti baru saja memotong dengan mengatakan

"tidak mungkin".

"Tapi, dalam kasus itu, mereka kemudian akan membuang keuntungan mereka dari tentara yang besar. Selain itu, mereka akan mengekspos mereka kembali dan sayap kepada kami, yang mengejar mereka kembali. Juga, jika jumlah musuh sekitar sepuluh kapal, mereka mungkin akan ditahan di kota pelabuhan. Kami hanya harus maju sementara menghancurkan masing-masing dari mereka. "

Kapten Lebus mengguncang tubuhnya yang besar dan mengerang, dan Elizavetta dari samping menyela.

"Para perompak yang akan pertama kali menghancurkan kita dan menyerang kota pelabuhan. Kau tampaknya berpikir begitu. Sebagai pihak kami yang jatuh di belakang dalam jumlah, bagaimana maksudmu untuk melawan?"

"Anda benar. Haruskah kita mendengar apa yang Anda usulkan?"

Sasha berpaling dan sedikit senyum jahat pada Elizavetta. Meskipun Elizavetta menyipitkan mata dalam ketidaksenangan, ia menjulurkan dadanya dan menanggapi.

"Membagi musuh dan menghancurkan mereka satu per satu. Hindari musuh dengan jumlah besar, atau menerobos dan mengincar Flagship mereka. Kita hanya memiliki dua pilihan ini dalam situasi ini. Aku ingin bergerak dengan opsi yang mengincar Flagship. "

"Kemudian, mari kita lakukan dengan cara ini. Formasi perang akan menjadi pusat, sayap kanan dan sayap kiri; setelah itu, seperti untuk pasukan cadangan di belakang ... "

Sasha mengambil beberapa pion dan ditampilkan mereka pada peta.

"Legnica akan mengambil alih pusat dan sayap kiri. Aku akan memiliki Lebus yang bertugas di sayap kanan dan belakang. Dari sini, itu akan tergantung pada sikap musuh, tetapi dalam kasus di mana sayap kanan musuh lemah, Legnica akan menyerang sayap kanan musuh bersama-sama, dan menghancurkan mereka. Dalam kasus di mana sayap kiri musuh lemah, maka Lebus yang akan melakukannya."

"... Kau bilang bersama-sama, tetapi apakah berarti, dalam kasus Legnica bergerak, baik pusat dan sayap kiri akan menjadi satu kelompok?"

Dengan dugaan dan kedua matanya yang berbeda warna menahan dan dengan kewaspadaan, meminta Elizavetta. Sasha menjawab dengan ekspresi tenangnya yang tidak berubah.

"Memang. Dalam kasus itu Lebus harus menyerang, tentu saja Legnica akan mendukung serangan."

Satu langkah yang salah dan mereka mungkin akan memberikan kesempatan kepada musuh untuk menghancurkan mereka satu per satu. Ini adalah langkah tegas yang sulit dibayangkan dari sikap tenang Sasha, dan kapten lain tidak bisa mengatakan apa-apa karena terlalu banyak kegugupan dan kekaguman. Hanya Elizavetta yang tidak terguncang.

"Dan dalam hal ini sayap kanan dan kiri musuh tebal pada jumlah yang sama?"

"Saya ingin Lebus menyerang. Kami akan mendukungmu untuk waktu yang lama Bagaimanapun juga."

"Dalam kasus kita untuk bergerak, tidak akan ada cadangan pasukan yang tersisa, kau tahu?"

Awalnya, pasukan cadangan adalah unit untuk memasok pasukan dalam situasi di mana kekuatan militer benar-benar diperlukan.

"Jumlah kita lebih sedikit dari musuh. Kesabaran diperlukan. "

Sasha menjawab tanpa ragu-ragu, dan Elizavetta mengungkapkan senyum puas.

"Aku dengar kalau kau berada dimasa penyembuhan, tapi sepertinya itu tak perlu dikhawatirkan."

Setelah itu, mereka pindah ke pengaturan sepele seperti sinyal serangan. Mereka menyelesaikan semua ini dalam sekitar koku seperempat; dan Sasha menyambut Elizavetta yang akan meninggalkan kabin dengan kapten nya.

"Elizavetta. Aku punya sesuatu yang ingin kuberitahukan padamu. "

Meskipun Vanadis berambut merah itu tampak kembali dengan wajah yang meragukan, ia mengatakan pada dua kaptennya untuk menunggu di luar karena ia menyadari kalau ekspresi Sasha sedang serius. Sasha juga memberikan sinyal dengan melihat ke kapten dari tentaranya dan memintanya untuk menunggu di luar.

Hanya ada tiga orang Sasha, Elizavetta dan Matvei yang tetap di dalam ruangan. Di dalam ruangan dimana suasana ketegangan yang tinggi bahkan melebihi saat dewan perang berlangsung, Elizavetta merasa sedikit bingung.

"Ini adalah pembicaraan yang serius." Kata Sasha sebagai pembuka.

"Apakah kau pernah melihat Iblis?"

Keheningan satu menit dari pernapasan yang mengendalikan kabin sepenuhnya.

"Huh?"

Reaksi Elizavetta saat itu pecah, dan tidak bisa ia sembunyikan kekaguman nya. Sasha dan Matvei saling memandang dengan maksud mengatakan bahwa ekspresinya dapat dimengerti. Tapi, mereka tidak mampu untuk mengakhiri pembicaraan seperti ini.

"Aku tidak mengatakan hal ini mengejutkan (menakut-nakuti) atau menipumu. Tidak ada gunanya jika kau pikir begitu, tapi itu benar."

Sasha mengedipkan mata pada Matvei di sebelahnya. Itu bertujuan bahwa dia telah berada di sana sejak dewan perang.

Matvei berbicara tentang dimana kapal yang kembali dari Asvarre diserang oleh Torbalan dan badvaNaga Laut, sementara dengan hati-hati menjelaskan agar suasana tidak menjadi emosional. Saat ini Elizavetta mengetahui untuk pertama kalinya berita tentang olga, yang tidak diketahui keberadaannya, dan Tigre yang jatuh ke laut.

"Dia~e.[3] Jadi Olga kembali."

Elizavetta menunjukkan senyum mengejek. Dia tidak tahu alasan Olga apa, tapi Olga hanya bisa dilihat sebagai seseorang yang lari dari apa yang harus dia lakukan adalah sebuah objek penghinaan untuk Elizavetta.

Meskipun Matvey mengerutkan keningnya, ia menahan diri untuk membantah. Dia mengerti kalau bahkan jika dia berbicara tentang kepribadian Olga di sini, itu tidak akan ada artinya.

"Tapi, Alexandra. Dalam surat yang aku terima darimu tempo hari, ku pikir itu hanya ditulis tentang badvaNaga Laut. "

"Aku minta maaf soal itu. Pada saat itu, aku sendiri setengah ragu tentang keberadaan Iblis. Meskipun aku tahu bahwa tidak ada cara lain Sophie ... Sophia akan berbohong seperti itu. Dan aku tidak menyangka kalau aku juga akan terlibat di dalamnya."

Sasha terus terang mengakui kesalahannya dan menundukkan kepalanya. Meskipun Elizavetta dengan curiga menyipitkan matanya, itu bukan tentang sikap Vanadis berambut hitam itu, namun tentang isi pengakuannya tersebut.

"Apa maksudmu dengan terlibat?"

"Tadi malam, kapal ku diserang."

Saat Elizavetta, yang membuka lebar matanya, Sasha berbicara tentang saat dia menghadapi Torbalan di haluan Zhelezo LevIron Lion tadi malam dengan nada tidak peduli. Bahkan tentang penampilan monster itu dan kemampuan paranormal nya.

"Torbalan menyamar sebagai manusia dan bersembunyi di Kerajaan Asvarre. Dia meninggalkan pertahanan sebuah Benteng, dan dia tampaknya memiliki kemampuan untuk memimpin tiga ribu tentara. Kemungkinan dia memimpin bajak laut tidak dapat diabaikan."

"... Apakah ada bukti selain fakta kalau dia menyerang Kapalmu?"

"Dari jumlah kapal, delapan puluh kapal, kita bisa dengan mudah menebak jumlah perompak melebihi sepuluh ribu. Menyatukan banyak jumlah orang dan membuat mereka pergi bukan ke arah Asvarre atau Brune, tapi menuju Zchted. Apakah kau tidak berpikir itu memerlukan cukup banyak kemampuan?"

Elizavetta menurunkan matanya ke meja kerja, dan tenggelam dalam diam seolah-olah untuk memverifikasi kata Sasha. Tak lama, ia bertanya sambil mendesah.

"Apa tujuan monster itu?"

"Aku tidak tahu. Menurut Sophia dan Olga, tampaknya dia tahu sesuatu tentang Vanadis. Bagaimanapun, dalam pertempuran ini, aku ingin kau untuk ingat bahwa Torbalan mungkin muncul dan menyerang dari mana saja."

"Aku terima saranmu. --Are apa kita sudah selesai berbicaranya?"

Sasha mengangguk, Elizavetta membalikkan tubuhnya membiarkan ujung gaunnya berkibar. Meskipun Matvey baru saja akan mengantarnya keluar, ia membuka pintunya sendiri lebih awal.

"kalau begitu, sampai jumpa lagi besok."

Dia berkata demikian dan pergi. Matvey memasang wajah kagum, dan Sasha melihat kepergian Elizavetta dengan senyum kecut.

"Apakah hal itu akan baik-baik saja?"

"Aku mengatakan apa yang harus saya katakan. Aku hanya bisa berharap hal itu akan baik-baik saja."

Nada suara Sasha sampai kering. meskipun ia tidak membenci Elizavetta, ia tidak memegang begitu banyak kepercayaan padanya atau mengandalkan dirinya ataupun keduanya.



Di Sebuah tempat di lautan sekitar satu setengah hari dari wilayah laut ke barat di mana armada Legnica dan Lebus berkumpul, ada sebuah pulau yang disebut Olsina.

Asal usul nama itu tidak dikenal. Sejak pulau itu dipanggil begitu sejak zaman kuno, Seseorang bertanya-tanya apakah itu tidak mungkin nama orang yang menemukannya. Di pulau tak berpenghuni dengan tidak ada apapun kecuali batu, kapal dagang, yang sering kebetulan lewat di sekitar lingkungan pulau itu, beristirahat dan berlabuh untuk menghindari angin dan hujan.

Dan sekarang di pulau tak berpenghuni itu, memang delapan puluh kapal tersebut berlabuh. Layar yang dilipat dan dicat hitam pekat dan menakutkan, mata besar yang digambar di haluan.

Semua kapal perompak itu. Para perompak itu adalah kelompok perompak yang dipimpin oleh Torbalan di seberang laut dari Asvarre. Seperti yang Sasha perkirakan, mereka maju dengan membagi menjadi masing-masing sepuluh kapal dan menyelidiki gerakan musuh, tetapi mereka berkumpul ke pulau ini atas perintah Torbalan sang pemimpin mereka.

Torbalan disebut sebagai kapten dari masing-masing pasukan di tengah pulau, dan mengadakan dewan perang. Identitasnya disembunyikan, ia berperan sebagai manusia yang disebut Lester, sama seperti saat ia bersembunyi di Asvarre.

Walaupun Torbalan duduk di kursi kayu yang dibawa oleh bawahannya, kapten lainnya lebih memilih duduk di tanah. Itu adalah adegan seperti seorang Raja dan pengikutnya.

"Berapa jumlah kita?"

Torbalan mengajukan pertanyaan dan Kapten lainnya menjawab saat gilirannya. Jumlah perompak mengalami penurunan sebesar hampir tiga ratus orang dibandingkan dengan saat mereka meninggalkan Asvarre. Adapun mereka, adalah orang-orang yang meninggal akibat bertambah buruknya cidera dan kecelakaan selama perjalanan, mereka juga orang-orang yang melarikan diri.

"Bagaimana dengan senjata, makanan dan air?"

Sementara tubuh mereka yang gemetaran karena angin dingin yang melayang tanda musim dingin, Para perompak menjawab. Bahwa ada cukup senjata, makanan dan air yang hanya bisa bertahan dalam dua hari.

Torbalan dengan mengangguk puas, dia berkata dengan senyum dan suara bahagia.

"Kita akan meninggalkan pulau ini di pagi hari lusa, dan berurusan dengan tentara Zchted."

Sebuah gelombang ketegangan dan gemetar yang mengelilingi di antara para Kapten. Mereka sebenarnya perompak veteran, tetapi mereka tidak pernah berperang melawan tentara dari sebuah negara di garis depan dan terlebih lagi pada skala tertentu. Menerapkan serangan mendadak pada kapal dagang dan kapal pengawal, merampas dan membakar adalah cara mereka melakukannya.

"Musuh memiliki sekitar enam puluh kapal. Sudah kuduga, jumlah mereka lebih sedikit daripada kita. Jika kita mengalahkanenam puluhan kapal ini, tidak akan ada yang menghalangi perjalanan kita ke kota pelabuhan yang ada di garis pantai. Kita harus menyerang, merampas, dan membakarnya ke dalam isi hati kalian."

Keringat dingin menghilang di wajah beberapa perompak. Bagi mereka, suara gembira Torbalan yang terdengar seperti raksasa yang keluar dari dalam dongeng yang diundang ke dalam kegelapan yang sangat dalam.

Dalam dongeng, mereka yang diundang tidak diberi indra penglihatan, kemudian, indra penciuman dan pendengaran dalam kegelapan, dan indra di seluruh tubuh mereka secara bertahap menjadi tumpul dan mereka tak lagi mengetahui apakah mereka bergerak maju ataupun berbalik; dan mereka akan dengan rakus dilahap oleh Monster yang mengintai didalam kegelapan.

Imajinasi Perompak memang benar dalam pengertian tertentu. Setelah itu semua, orang yang duduk di hadapan mereka itu bukan manusia. Tapi, tidak ada orang yang menyadari hal itu.

"--Gerhard. Moritz. Albert."

Di antara kaptenyang duduk di depan Torbalan, tiga orang yang namanya disebut tadi berdiri.

Gerhard adalah orang yang besar yang setengah wajahnya hampir ditutupi oleh rambut merahnya dan berjenggot. Memiliki tubuh kekar, dia memeliki kapak bertempur bermata dua dan belati yang dikenakan di pinggangnya sebagai senjata.

Berbeda dengan Gerhard, Moritz adalah seorang pria pendek bertubuh kecil. Dia memiliki rambut emas pendek dan tidak berjenggot. Senjata manusia ini adalah dua belati yang tergantung di pinggangnya.

Albert memiliki wajah suram dan biasanya kurang banyak bicara. Tapi, dia orang yang cukup berani. Tombak, yang di letakkan di kakinya, adalah senjata orang ini.

"Aku tinggalkan yang belakang untuk Gerhard, sayap kiri untuk Moritz dan sayap kanan untuk Albert."

Itu tidak hanya untuk pengintaian dalam jarak yang luas, Torbalan membagi delapan kapal menjadi delapan regu, tetapi juga bertujuan untuk memastikan kemampuan kapten masing-masing tim. Tiga orang lulus seleksinya. Mereka memiliki kemampuan yang cukup, baik itu sebagai prajurit atau sebagai kapten.

"Beristirahatlah sampai besok malam dan isi ulang tenagamu. Minum sake[4] yang banyak dan air seperlunya dan makanlah untuk memuaskan hatimu."

Pada petunjuk Torbalan itu, Para Kapten secara bersamaan menundukkan kepala mereka untuk menunjukkan rasa terima kasih mereka. Tapi, di wajah mereka yang menghadap tanah, itu tidak terlihat gembira, tetapi pengunduran diri yang bercampur dengan kekaguman yang menghilang.

Mereka secara akurat telah merasakan bahwa niat panglima tertinggi itu tidak hanya untuk meningkatkan moral sekutunya, tetapi dia juga bermaksud untuk memutus pengunduran diri mereka dengan tidak memberikan ruang dalam makanan dan air.

Dan para Kapten itu juga mengerti kalau mereka tidak lagi punya pilihan selain mengikutinya.



Sore hari berikutnya kapal pengintai dari Pasukan sekutu Legnica dan Lebus menemukan delapan puluh kapal perompak yang telah berlabuh di Pulau Olsina.

Sasha dan Elizavetta, menerima laporan, menuju Pulau Olsina dengan kecepatan kurang dari setengah kecepatan normal agar para tentara dan pelaut dapat beristirahat secara bergiliran. Sekarang mereka tahu posisi musuh, jadi memang tidak perlu terburu-buru. Selain itu, ada alasan lain kenapa Pasukan Legnica menurunkan kecepatannya.

Hari ini, Sasha sedang demam sejak pagi dan sedang berbaring di tempat tidur. Faktanya dia terus sadar dan ia makan meski hanya sedikit yang sudah dibuat oleh dokter, Kapten Pavel dan Petugas Pribadinya Matvei, yang menaiki Flagship bersama, lega.

"Saya tidak bisa berbuat banyak saat kita sedang menuju medan perang, tapi tolong tetap tenang dan mengistirahatkan tubuh anda."

Meskipun dokter tua yang tumbuh jenggot putihnya yang panjang menunjukkan senyuman, dari matanya yang gemetar, orang bisa dengan mudah menebak kalau dia kesal pada dirinya sendiri, yang hanya bisa mengatakan hal seperti itu. Matvey dan Pavel berdiri bersebelahan di belakang dokter dan melihat ke bawah tempat Sasha berbaring dengan wajah muram.

"Vanadis-sama. Tolong, jangan memaksakan diri Anda. Vanadis-sama menaiki Kapal dan di medan perang yang sama dengan kami. Hanya itu saja sudah membuat para tentara bersemangat."

Saat Pavel berbicara untuk menghibur, Matvei juga berkata sambil tersenyum.

"Ketika sesuatu itu datang, kami mungkin akan menyerahkannya pada Vandasis-sama dari Lebus. Saya memahami perasaan Anda, tapi jangan terlalu berlebihan."

'Sesuatu' yang dikatakan Matvey, maksudnya adalah Si Torbalan. Agar tidak diketahui oleh banyak orang bahkan untuk Pavel.

"Iya. Terima kasih."

Di dahi Sasha, yang menjawab begitu, keringat keluar dan beberapa rambut hitamnya menempel. Dokter tua itu dengan lembut menyeka keringat Sasha dengan handuk bersih.

Meniggalkan Sasha pada dokter, Pavel dan Matvey meninggalkan ruangan. Mereka saling memandang.

"Apakah para tentara tahu tentang ini?"

Ditanyakan oleh Matvey, dan Pavel menggeleng.

"Tapi, sejak kita meniggalkan kota pelabuhan Lippner, Vanadis-sama bertindak semaksimal mungkin agar sosoknya dapat menarik perhatian para prajurit. Mereka yang memiliki intuisi yang baik sekalipun mungkin telah menyadarinya."

"Aku ingin tahu apakah kita tidak bisa terus menutupinya sepanjang hari dari Dewan Perang. Mengingat jarak antara gerakan musuh dengan kita, besok akan terjadi pertempuran. Jika kita jelaskan begitu, tidak akan ada keraguan."

"Pada beberapa tingkat, mengingat situasinya, pasukan sekutu yang meropatkan. Hal ini tidak bisa berhenti tiba-tiba."

Pavel dengan jengkel mengguncang tubuhnya, sisik dari armor yang dia kenakan membuat suara yang aneh saat mereka saling bergesekan. Matvei dan Pavel, keduanya ingin beristirahat sampai kondisi fisik membaik, tetapi mereka yang tidak bisa membantu menjadi marah dalam situasi dimana mereka tidak bisa mengatakan hal semacam itu.

Pagi hari berikutnya, para perompak akhirnya meninggalkan Pulau Olsina.

Kembali ke langit barat dengan cahaya putih pagi yang belum bisa dijangkau, garis tengah hitam kapal muncul. Hal yang tampak pada awalnya adalah jumlah kapal meningkat menjadi dua, kemudian menjadi empat kapal dalam sekejap mata, dan menyebar ke seluruh laut biru.

Kapal-kapal pengintai yang berada didekat Pulau Olsina segera kembali ke sisi Pasukan sekutu Legnica dan Lebus. Pada saat ini, Pasukan Sekutu berada di wilayah laut sekitar sepuluh Belsta[5] di sebelah tenggara dari Pulau Olsina. Kedua para Tentara dan Pelaut itu dalam keadaan dimana mereka dapat bergerak setiap saat.

"--Ayo berangkat."

Berdiri di haluan Dospe RybaArmor Fish, Sasha dengan tenang berbicara. Untunglah, demamnya mereda dalam satu malam, dan dia berada di dek dengan sikap tenang. Moral para tentara dan pelaut meningkat karenanya, dan mereka berusaha untuk bekerja dengan semangat yang meniup udara dingin saat fajar. Matvei dan Pavel juga mengelus dada mereka dengan lega.

Mengenai pasukan Lebus, Elizavetta juga menunjukkan sosok bermartabat nya di haluan Margarita. Karena mereka tidak harus tertinggal di belakang pasukan Legnica, armada dengan tiga puluh satu kapal pergi ke depan yang seperti mengiris dan melewati ombak.

Dan kemudian, ketika sekitar satu koku [6] telah berlalu kedua tentara mengenal tokoh masing-masing. Matahari masih belum setinggi rusa kecil, dan itu akan menjadi periode waktu di mana seseorang bertanya-tanya apakah mereka yang tinggal di kota-kota telah selesai sarapan atau tidak.

Orang tidak bisa berkata awan yang cerah tersebar tipis di langit, dan angin tidak menunjukkan tanda-tanda mampu menghitung kedua arah angin bertiup dan kekuatannya. Kedua Pasukan Sekutu dan para perompak sudah melipat layar dan beralih ke berlayar hanya dengan dayung.

Meskipun jarak antara kedua pasukan itu sekitar dua Belsta[7], kapal kedua belah pihak tidak segera maju dan melancarkan serangan. Di sebuah area laut, sedikitnya terdapat kurang dari seratus lima puluh total kapal yang mengapung. Antara langit dan laut, suara drum dan terompet bergema, dan bahkan hanya mereformasi barisan bukanlah tugas yang mudah.

Kapal Galley kecil Margarita, yang bisa bergerak lebih cepat dari kapal Galley besar Dospe RybaArmor Fish, maju sebelum armada Sekutu sementara meninggalkan jejak gelombang putih. Meskipun itu untuk mengkonfirmasi barisan, hal itu juga dimaksudkan untuk mendorong moral para prajurit.

Elizavetta yang berdiri di haluan dari Margarita tiba-tiba merubah pandangan matanya saat mereka melintas didepan Dospe RybaArmor Fish. Matanya dan mata Sasha yang berdiri di haluan Dospe RybaArmor Fish bertemu.

Sementara Sasha tersenyum, ia menghunuskan pedang kembar di pinggangnya dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Mendapatkankan pancingan seperti itu, Elizavetta dengan erat menggengam cambuk hitam dan mengangkatnya sehingga mampu mendorong genggamannya. Diantara para tentara dan pelaut yang melihat hal itu, sorak-sorai mucul dari para tentara dan pelaut.

Ditempat yang jauh dari Dospe RybaArmor Fish, Elizavetta menurunkan tangan kanannya itu tidak hanya karena angin laut yang dingin sampai wajahnya memerah.

Pasukan sekutu Legnica dan Lebus membentuk barisan hampir seperti yang direncanakan.

Pasukan Legnica dipimpin oleh Sasha mengambil alih pasukan utama di pusat dan sayap kiri. Yang terdiri dari dua puluh kapal di bagian pusat dan empat belas kapal di sayap kiri. Komandan sayap kiri adalah seorang Ksatria yang bernama Zaul, yang memiliki banyak pengalaman dalam menaklukan perompak. Dia adalah orang yang memiliki kemampuan yang cukup untuk bertanggung jawab atas satu sisi medan perang[8].

Pasukan Lebus dipimpin oleh Elizavetta yang mengambil alih sayap kanan dengan dua puluh kapal dan bagian belakang dengan sebelas kapal.

Para perompak juga selesai mengerahkan delapan kapal mereka. Flagship mereka bernam "Boogeyman" dimana Torbalan menaikinya yang terdapat bendera besar ditiang kapal mereka. Mata merah dan berlatar belakang putih adalah gambar yang ada di bendera itu.

Pasukan utama di pusat yang dipimpin oleh Torbalan mempunyai tiga puluh lima kapal. Sayap kanan dipimpin oleh Albert dan sayap kiri oleh Moritz yang masing-masing memiliki sepuluh kapal, dan belakang dengan lima belas kapal yang dipimpin oleh Gerhard.

"Jida kita yang akan menangkap (mendapatkan) musuh, huh."

Matvey, yang berada disisi Sasha membiarkan ketegangan menghilang dan bergumam.

Awan yang tipis menyebar di langit meningkat dalam ukuran dan ketebalan, dan awan yang menghalangi matahari. Torbalan yang memandang langit di dek Boogeyman menyeringai.

Meskipun matahari di belakang Pasukan Sekutu[9] dan Perompak bermandikan sinar matahari dari depan mereka, langit berawan menghapus sinar matahari yang membakar mata mereka. Mereka berpikir tentang bagaimana cara mengulur waktu sampai matahari mencapai tepat di atas kepala, tapi itu tidak lagi diperlukan.

"aku kira akan kita mulai."

Suara drum dan terompet bergema dari kapal Perompak dan penjaga depan sepuluh kapal mulai maju.

Wilayah laut ini memiliki nama. Oleh karena itu, nama dekat Pulau Olsina digunakan. Pertempuran yang disebut "Pertempuran Laut Olsina" atau hanya "Olsina" dimulai.

Angin meskipun tidak kuat, terasa dingin, dan gelombang berwarna putih mulai mencolok di laut biru. Dengan deru ombak dan suara dimana pendayung yang menangani puluhan dayung besar, keramaian dan hiruk pikuk di dek yang dicampur dengan kebisingan para pelaut dan tentara menjadi luar biasa.

--- Karena mungkin dingin, jika angin bertiup kencang ...

Melihat ke langit, Sasha tidak bisa membantu berpikir begitu. Meskipun matahari akan menerangi laut jika awan tertiup angin.

Dospe RybaArmor Fish yang merupakan Flagship Sasha mengapung sedikit di depan pasukan utama.

Walaupun Vanadis berambut hitam itu ingin berdiri di barisan depan, dia menyerah disebabkan oleh Matvei, kapten serta oposisi yang kuat dari para pelaut. Karena mereka dengan tegas meminta ia untuk berada di belakang pasukan utama, ini adalah posisi yang sesuai dengan permintaan masing-masing hingga setengahnya.

Meskipun Sasha tetap berdiri di haluan sampai pertempuran dimulai, dia sekarang ada disekitar pusat dek. Ini bukan karena permintaan khusus, tapi karena Para tentara, yang mendirikan perisai besar untuk bertahan dari perlawanan busur musuh, pengguna Crossbows[10] dan Busur berbaris di haluan.

Matvey yang berada diagonal di belakang Sasha. Dia tidak melupakan tujuan mencari Tigre setelah pertarungan ini, tapi Matvey juga siap menjadi perisai Sasha.

"Musuh telah membentuk garis horizontal dan sedang menujuke arah kita. Jumlah mereka sekitar sepuluh kapal."

Kapten Pavel membuat laporan. Bahkan dalam hiruk-pikuk, anehnya, suaranya terdengar dengan baik.

"Dilihat dari jumlah, aku bertanya-tanya apakah mereka adalah penyapu embun .... pion tumbal. Apakah mereka memasang naval ram[11]?"

Naval ram adalah senjata yang pada dasarnya dipasang tepat di bawah haluan. Dan dengan mudah dibuat, menggunakan balok kayu yang kokoh dimana bagian ujungnya diasah. Orang bisa membuat lubang di lambung kapal musuh dan menenggelamkamnya dengan melakukan serudukan (serangan bunuh diri). Pavel menjawab dengan ekspresi yang tegas.

"Saya tidak bisa menegaskan, tapi tidak diragukan lagi."

"Aku serahkan padamu sesuai rencana."

Untuk Legnica yang memiliki banyak pengalaman dalam pertempuran laut, kecuali jika dalam keadaan ekstrim, tingkat percakapan sudah cukup. Jika tidak, tidak peduli berapa banyak waktu yang ada, itu tidak akan cukup.

Meskipun tidak ada pembukaan karena puluhan dayung yang membentang dari kiri dan kanan, sepuluh kapal Perompak, tanpa merusak formasi garis horizontal mereka, secara bertahap meningkatkan kecepatan dan terdorong ke depan. Mata besar yang tergambar di bawah haluan tampak seperti sesuatu yang jahat bagi para prajurit Legnica.

Begitu pula, para perompak, berdiri di atas dek kapal mereka dan menyiapkan busur, Crossbows dan perisai besar, tapi yang lain, ada lebih banyak orang, yang memegang perisai besar. Kapten pasukan Legnica, yang tahu hal itu dari laporan pelaut, yakin bahwa musuh bermaksud untuk menyerang dengan cara Naval ram.

Di pasukan Legnica, yang menghadapi sepuluh kapal, hanya sepuluh kapal yang seperti musuh yang mulai maju perlahan-lahan. Pada setiap kapal Galley kecil yang disebut "BeakerSTombak", tidak seperti musuh, tidak ada Naval ram yang terpasang. Kapal-kapal lainnya bergerak mundur.

Kapal-kapal Perompak dan Pasukan Legnica saling memperkecil jarak.

Dari masing-masing kapal, panah dan anak panah Crossbow yang secara bersamaan diluncurkan.

Panah, yang pergi melayang dan membentuk lengkungan di langit, tak henti-hentinya menghujani kepala mereka, anak panah yang merobek langit dan langsung mengarah pada musuh, menghancurkan Perisai besar dan menusuk kedalam tubuh mereka. anak panah dari Crossbow tidak bisa ditahan dengan sesuatu seperti baju kulit. Itu juga akan menjadi cidera serius jika panah sampai mengenai wajah. Erangan dan jeritan kesakitan yang terdengar dari seluruh dek.

Sementara panah terus beterbangan, suara drum dan terompet bergema dengan kuat. Itu dari pasukan Legnica. Kapten memberi perintah dengan suara keras seperti sedang menggonggong, dan sepuluh kapal pasukan Legnica dengan cepat memuat dayung disebelah kanan dan kiri mereka sementara dengan perlahan mengubah haluan mereka untuk menghindari ram musuh.

Menyadari tujuan pasukan Legnica, Kapten kapal perompak menjadi tidak sabar. Mereka bergegas mengeluarkan instruksi untuk menarik kembali dayung kapal yang mmereka arahkan sendiri, tapi itu terlambat.

Saat itu juga, sejumlah besar, suara keras (hancur) yang tumpangtindih terdengar cukup bergema untuk meladakkan telinga.

Kapal-kapal tentara Legnica, dengan menghindari ram dari kapal perompak, beberapa puluhan dayung pecah dengan gemerincing yang terbentang di sisi kapal musuh. Terdengar teriakan beruntun para pendayung dari dalam kapal perompak tersebut.

Jika tidak gagal, kapal yang terkena ram akan tenggelam, itu adalah sebuah gerakan yang mustahil untuk diwujudkan jika ada, tidak memiliki resolusi yang benar-benar tidak biasa sebagai tambahan dari sebuah kemampuan yang luar biasa.

Pada kenyataannya, hal itu bukan berarti kalau sepuluh kapal itu semuanya berhasil. Tiga kapal yang gagal dalam intersepsi itu yang menggunakan ram menusuk dekat dengan haluan dan cenderung lebih mengenai lambung kapal mereka seawal mungkin.

Terdapat lubang-lubang bor didalam kapal, itu membuat keadaan sangat kacau.

Mereka menggunakan cara apapun yang dapat digunakan untuk perbaikan seperti pakaian, layar-layar dan kayu untuk menahan lubangnya dan mengeluarkan air laut yang masuk kedalam kapal dengan ember saat sedang terendam air laut higga ke lutut.

Namun, ketika mereka mengerti kalau sudah tidak mungkin lagi untuk membangun kapal kembali, mereka bergegas melarikan diri ke dek. Pada saat ini, kemiringan kapal mendapat lebih banyak dan lebih buruk lagi, mereka berada di dek dan tidak bisa lagi berpikir tentang pertempurannya.

Sejak para perompak juga melarikan diri supaya tidak ikut terbalik atau tengelam, para tentara dan pelaut membuang senjata mereka dan melompat kelaut. Teriakan dan ejekan beterbangan disekitar dan kebingungan itu terus mempercepat petunjuk yang tidak terkirim.

Yang tidak beruntung jatuh di dek tersangkut tali dan roda gerigi terlempar keluar karena kemiringan barel dan kapal, dan mereka membagi nasib yang sama dengan kapalnya. Mereka bahkan tidak punya waktu untuk berdoa atau bergumam nama orang yang mereka cintai di saat-saat terakhir mereka.

Pada tahap ini, seseorang tidak bisa lagi mengatakan kalau mereka yang lolos dilaut sudah aman. Hal ini karena mereka bisa terseret dilaut dengan tenggelamnya kapal yang terjadi disekitar mereka. Dan jika terjebak didalamnya, bahkan pelaut terampil sekalipun bisa tidak pernah lagi muncul lagi ke permukaan laut.

Mereka, yang putus asa melarikan diri dari kapal yang tenggelam dengan berenang, menempel pada reruntuhan serpihan kayu yang tersebar dari kapal dan hanyut ke permekuaan laut sementara berhati-hati dari panah dan orang yang jatuh ke bawah.

Air laut itu hampir dingin, dan sekutu berada di tengah-tengah pertempuran sengit yang tidak memiliki ruang untuk menyelamatkan diri. Setelah itu semua, kita harus mengatakan bahwa sebagaian besar orang-orang yang menaiki tiga kapal tidak terselamatkan.

Sekitar delapan puluh tentara, dua puluh pelaut dan ratusan pendayung yang menaiki "BeakerTombak" jenis-jenis galley Legnica. Tiga kapal telah tenggelam berarti hampir enam ratus orang meninggal dalam sedikit hitungan waktu dari beberapa ratus hitungan.


Bahkan jika mereka telah kehilangan tiga kapal, itu bukan berarti akan mengganggu pertempuran. Tersisa tujuh kapal dari pasukan Legnica yang masih berada di sisi kapal Perompak, mereka menyebar ke kanan dan kiri dengan meninggalkan sebuah lengkungan di atas permukaan laut yang telah mereka lewati.

Kapal Perompak tidak bisa lagi mengejar mereka. Dengan hanya tiga kapal Legnica yang tenggelam dengan kapal-kapal lain, yang melipat dayung mereka dan jatuh kedalam tingkah laku yang menderita cacat, tapi orang bisa mengatakan bahwa pasukan Legnica tidak mendapatkan cidera.

Di sana, ada sepuluh kapal yang mundur menganggap serangan yang mendekat lebih awal. Ada juga tiga “RookCrossbows”, yang merupakan Kapal galley besar disini. Salah satunya adalah “Dospe RybaArmor Fish”.

Di dek Dospe RybaArmor Fish, Sasha meminta Pavel. Kapten gemuk yang memeriksa keadaan Para Pelaut, yang dengan luas menghadap ke medan perang dari atas tiang, dan menjawab.

"Saat ini,tampaknya tidak ada tanda-tanda kemajuan."

"Jadi, sepuluh kapal pertama tadi adalah bidak tumbal."

Meskipun emosi menghilang dari wajah Sasha, itu hanya sementara. Sementara Torbalan yang menyelidiki kemampuan mereka, maksud dia mengirim sepuluh kapal tumbal, adalah untuk menguras pasukan Legnica meski hanya sedikit. Dan tiga kapal yang sudah tenggelam.

"Pavel. Mengenai kemampuan musuh, aku ingin mendengar pendapatmu."

"Dengan hanya sepuluh kapal, saya tidak bisa membuat keputusan."

Menyatakan dengan nada hati-hati, Kapten menjawab sambil menggoncang armor bersisiknya.

"Tapi, saya pikir kalau mereka tangguh. Barangkali pasukan utama mereka mungkin lebih cepat dari kita."

"Aku mengerti. Masih ada lebih banyak musuh. Aku meminta berdasarkan itu."

Kata Sasha, itu berarti untuk menghancurkan mereka secara menyeluruh tanpa membuat penjagaan mereka lemah.

Tujuh kapal Perompak yang hampir tidak bisa bergerak tanpa ampun meluncurkan panah dan anak panah Crossbow ketika pasukan Legnica mendekat sampai jarak tertentu.

Para bajak laut yang putus asa itu berjuang kembali, tetapi bertentangan dengan pasukan Legnica, yang menerjang hujan anak panah sementara dengan bebas bergerak di sekitar kapal perompak, kapal Perompak itu tidak bisa bergerak seperti yang mereka inginkan. Mereka berbalik ke kanan atau kiri hanya dengan dayung di satu sisi dan mereka tidak bisa bergerak maju.

Selain itu, pasukan Legnica mulai menmbakkan batu proyektil dengan Catapult[12].

Catapult ini memiliki ukuran yang lebih kecil dari yang digunakan di darat, jarak tembaknya hanya sekitar 100 Alsins (sekitar 100 meter) dan itu hanya bisa dimuat di “RookCrossbows” karena berat.

Tapi, kekuatan penghancurnya tidak dapat dibandingkan dengan panah atau anak panah.

Proyektil batu adalah sesuatu yang dikemas dari sejumlah batu seukuran kepalan tangan yang diperlukan untuk mengisi per barel, para perompak yang terkena ini akan langsung berkurang menjadi gumpalan daging yang berdarah. Selain itu, barel yang rusak karena goncangan, dan batu-batu yang dikemas didalamnya akan meletup dan menyerang perompak yang dekat.

Tubuh mereka tergencet, tulang-tulang mereka hancur dan jeritan yang dicampur dengan percikan darah dan kekacauan yang meluas.

Kapal-kapal perompak yang bisa bergerak bebas tidak mencoba menyelamatkan rekan-rekan yang dalam kesulitan. Menentukan tujuan ram pada mangsa baru, mereka dengan kejam mendorongnya maju.

Tiga kapal pasukan Legnica yang paling dekat dengan kapal perompak, yang datang ke arah mereka, mengubah haluan dan mulai maju. Mereka semua kapal jenis galley kecil "BeakerTombak".

Mereka mempersingkat jarak dan saling menembakkan panah dan anak panah. Meskipun tak satupun dari kedua pasukan melambat, sisi Legnica sedikit bergeser haluan untuk menghindari ram. Tapi, para perompak, sudah menyadari metode itu, mereka juga merubah arah ram mereka.

Sebuah suara gemuruh yang menggema. Kapal perang Legnica dan kapal perompak bertabrakan dari depan. Para prajurit dan perompak jatuh berlutut dan mengalami goncangan hebat. Sisi Legnica hampir menghindari ram.

Setelah waktu sekitar dua menit bernafas, pertempuran beserta teriakan perang beralih ke tahap berikutnya --- pertempuran tangan-ke-tangan. Para prajurit Legnica dan perompak, yang berkumpul di haluan masing-masing, membuang busur dan crossbow mereka dan mengganti senjata dengan kapak tangan dan pedang kecil. Mereka bergegas untuk memimpin dan mencoba untuk menyerang kapal musuh.

Mereka memegang pedang kecil dan kapak pendek, berganti tombak dan melemparkan kapak tangan. Orang-orang yang berada di tempat yang jauh dari haluan, memegang crossbow, mengganti pelurunya dan mengarahkannya pada musuh yang jauh.

Bukannya kapal dengan kapal, tapi manusia dengan manusia bentrok, dan mereka menumpahkan darah dan tergambar gemerlapnya pedang. Mereka menghancurkan kepala dengan kapak tangan dan mendorong perisai besar ke bawah laut. Mereka mencungkil perut dengan tombak dan menghancurkan rahang dengan kapak pendek. Siapapun didorong dari belakang, didorong jauh dari sisi, diseret oleh kaki dan dijatuhkan.

Jeritan yang keluar bersama raungan, dan teriakan tersebut juga ditutup oleh jeritan lainnya. Pertumpahan darah dari puluhan orang yang mewarnai dek menjadi merah, diinjak-injak dan banyak jejak merah dari sepatu. Mayat, potongan daging dan isi perut jatuh ke laut dan menghilang kedalam gelombang putih.

Kedua tentara punya semangat juang yang tinggi, jumlah tentara (dari kedua belah pihak) yang berkumpul di haluan itu hampir sama dan meskipun seseorang berpikir kalau pertempuran akan berlarut-larut, hal itu tidak terjadi.

Kapal-kapal lain dari pasukan Legnica mengambil jalan berputar-putar di kiri, kanan dan belakang kapal perompak dan tanpa ampun menghujani busur, anak panah dan batu proyektil. Tidak ada salah satu di antara tentara dan pelaut dari pasukan Legnica yang ragu-ragu untuk mengelilingi dan mengeroyok kapal perompak.

Panah menembus seluruh kapal perompak, tiang-tiang yang diwarnai dengan darah dan mayat yang menumpuk di dek. Para prajurit Legnica sampai di sana satu demi satu dari haluan.

Para perompak hingga pendayung meninggalkan pos mereka, mengambil senjata dan bertempur, tapi mereka tidak bisa lagi membalikkan keadaan mereka. Mereka meninggalkan perlawanan dan melompat kelaut.

Meskipun ada orang-orang yang membuang senjata mereka dan menyerah, ujung tombak dan ujung pedang kecil tetap mendorong dan menjatuhkan mereka ke laut. Para pendayung tak terkecuali, juga. Hal ini karena tidak seperti Legnica dimana masing-masing ada yang tentara dan pelaut, di kapal perompak mereka yang berjuang serta mereka yang terlibat dalam kinerja kapal semuanya adalah perompak.

Jika mereka mampu, mereka akan merebut kapal, yang menjadi kosong, sebagai rampasan perang, tetapi Sasha, tanpa menunjukkan keraguan, memerintahkan untuk membakarnya.

Laporan bahwa pasukan utama musuh mulai bergerak telah dibawa, dan Sasha tiba-tiba memandang ke atas langit. Awan kelabu masih melayang dan menutupi matahari.

"Kita memiliki tujuh belas kapal. Dan musuh memiliki tiga puluh kapal, huh ..."

Jika itu seperti yang direncanakan, pasukan Lebus yang dipimpin oleh Elizavetta bertugas di sayap kanan harus bergabung dengan pasukan belakang dan membuat jalan memutar besar untuk menyerang sisi musuh. Juga, empat belas kapal pasukan Legnica yang menangani sayap kiri yang mungkin bentrok dengan sayap kanan dari kapal perompak sekarang.

"Ini sulit. Kita tidak punya pilihan selain melakukannya."

Sebenarnya, Sasha hanya memiliki satu kartu lagi untuk bermain.

Namun, itu bukan sesuatu yang bisa ia ungkapkan sekarang, dan juga mungkin, itu adalah strategi yang tidak ingin ia gunakan.



Pasukan Lebus dari sayap kanan yang dipimpin oleh Elizavetta Fomina melibatkan sepuluh kapal perompak yang dipimpin oleh Moritz sejak sekarang.

Waktu itu pertempuran dimulai di tengah, Elizavetta telah bergabung dengan sebelas kapal yang telah dikerahkan dari belakang. Dengan ini, kekuatan militer pasukan Lebus menjadi tiga puluh satu kapal. Itu tiga kali lipat jumlah musuh.

Tanpa membuang jumlah ini pada musuh dari depan, Elizavetta membuatnya maju ke baratlaut sambil menciptakan formasi kapal. Yang berarti dia mengambil jalan bundaran kesisi kiri musuh.

Angin bertiup dari utara, tapi itu tidak sampai merusak jalur navigasi kapal. Barisan depan pasukan Lebus memotong jalan melalui gelombang dan melanjutkan dengan kecepatan tinggi, tapi barisan belakang sedikit lambat dan barisan belakang tampaknya hanya bisa melaju setengah dari kecepatan barisan depan.

Sosok Margarita yang merupakan Flagship itu di barisan paling belakang. Meskipun itu aneh untuk tidak berdiri di barisan depan tentara, Elizavetta tidak memarahi akan lambatnya pergerakan Margarita dan berbalik menatap ke arah laut biru yang terus memainkan raungan laut.

Mengenai gerakan pasukan Lebus ini, Moritz juga memberi perintah untuk kapal bawahannya. Kapal perompak berbaris dalam satu baris, tapi kapal di ujung kanan maju pertama kemudian kapal disebelahnya mengikuti di belakang. Mengulangi gerakan itu secara berurutan, sepuluh kapal Perompak merubah barisan mereka menjadi sebuah garis vertikal dengan kecepatan yang luar biasa.

Jika pasukan Lebus pindah ke baratlaut, ruang kosong yang besar akan tercipta di antara pasukan utama pusat di bawah komando Sasha dengan mereka. Moritz sampai disana dan bermaksud untuk menyerang pasukan utama pusat dari depan.

"--Seperti yang direncanakan."

Elizavetta, yang melihat pergerakan kapal-kapal Perompak, tersenyum dengan mata pemburu yang melihat mangsanya masuk ke dalam perangkap. Margarita mulai berbalik.

Jika kau membuat sebuah pembukaan dengan membuat jalan memutar, lawan akan datang ke sana.

ELizavetta yang berpikir bergitu memerintahkan beberapa kapal termasuk Flagship untuk menurunkan kecepatan sementara masih melaju, dan apalagi Margarita berada di barisan paling belakang.

Pasukan Lebus dibagi menjadi enam belas kapal yang terus membuat jalan memutar dan lima belas kapal untuk menyerang musuh yang datang. Yang berdiri di barisan depan lima belas kapal adalah Margarita. Puluhan dayung menggeledah laut karena mereka membuat suara keras dari gema air. Pasukan Lebus dengan tajam menerjang gelombang.

Kapal-kapal Perompak, yang melihat pergerakan itu, berbalik menghadapi pasukan Lebus yang membuat lengkungan menyimpang di permukaan laut. Masih ada jarak mereka dari pasukan utama pusat yang mereka tuju, dan tampaknya mereka memutuskan untuk menghadapi pasukan Lebus lebih dulu.

Jarak antara kedua pasukan semakin menipis tiap detiknya. Sosok Elizavetta berdiri di haluan dari Margarita, juga rambut merah hidup dan gaun ungunya langsung menarik perhatian para Perompak. Ejekan kasar datang dari kapal Perompak. Ada juga mereka yang bersiul.

Elizavetta yang jauh dari ketakutan saat diprovokasi seoerti itu, mencubit ujung gaunnya dan dengan anggun membungkuk dengan tertawa yang menghina. Meskipun teriakan liar para Perompak menjadi lebih dan lebih mengerikan, yang kemudian teriakan mereka berubah menjadi jeritan.

Dengan merobek langit mendung, tak terhitung panah dtembakkan dari belakang Elizavetta. Jarak kedua tentara sudah cukup dekat untuk jangkauan panah. Tentara Margarita, yang merasa Tuannya dihina, membuat suara tali busur mereka bergema dengan wajah merah karena marah.

Meskipun Perompak melawan dengan menembakkan panah-pun, Pasukan Lebus mendahuluinya, sikap mereka hancur dan momentum mereka lemah. Dan karena mereka menyadari kalau Elizavetta masih berdiri dihaluan, bahkan mereka juga memendam kecurigaan.

Elizavetta masih seorang gadis muda yang belum mencapai 20 tahun, tapi ia bermaksud untuk melawan tanpa mengenakan baju besi. Selain itu, kapten dan para prajurit tidak menunjukkan tanda-tanda berusaha untuk mengehentikannya.

Sebenarnya, sebagian kapten dan tentara telah menyerah padanya, tapi tidak ada cara kalau Perompak mengetahui fakta itu. Pertempuran tangisan yang tumpang tindih didalam ruang, panas yang dipancarkan oleh setiap orang dan semangat juang menjadi terlibat dan membentuk suasana medan perang.

Angin meningkatkan keganasannya, membawa rintihan dan haluan yang saling bertabrakan satu sama lain. Atau dayung yang terlilit satu sama lain dan akhirnya berhenti. Setelah dampak dari kekerasan dan goncangan, jalan menuju ke kapal musuh dibuka.

Yang pertama, yang mulai bergerak dari haluan Margarita, itu tak lain adalah Elizavetta. Thunder Swirl, yang telah menggantung di pinggangnya, sudah dipegangnya.

Sebuah bayangan hitam yang bercambur dengan cahaya, melintas dari kanan ke kiri dalam sekejap. Suara ledakan yang kuat, memberikan satu kesan seperti tamparan dari raksasa, menggema dan banyak semprotan darah dimana-mana. Gema itu tertutup dengan jeritan.

Cambuk yang dipegang Elizavetta meniup hampir setengah wajah perompak sampai memperlihatkan tulang mereka, atau benar-benar mencukur daging lengan mereka dan merobek bahu baju kulit mereka. Tidak ada yang akan membayangkan kalau cambuk tipis yang dipegang tangan putih kecilnya itu, diberkahi dengan kekuatan penghancur yang lebih.

Beberapa tehuyung dan jatuh ke laut tanpa ragu, beberapa sudah meringkuk di kolam darah dan mencoba menaikkan suara tanpa bersuara dengan wajah bingung.

Elizavetta, mengabaikan mereka, membalikkan pergelangan tangannya dan menghempaskan serangan kedua. Petir dengan inti hitam dan suara gemuruh yang mirip dengan petir merobek Pohon yang menekan atmosfer (udara).

Jeritan pendek dengan erangan yang tumpang tindih, enam Perompak lainnya mencungkil tubuh mereka dari suatu tempat dan jatuh di dek. Mereka memegang kepala mereka yang berdarah, dan mengguncang tubuh mereka dalam kesakitan.

Para Perompak, yang menyiapkan senjata mereka untuk mencoba menaiki kapal musuh, berdiri dengan tatapan kosong dalam keadaan masih takjub dan menatap Elizavetta dengan mata seolah-olah mereka melihat seorang monster. Vanadis berambut merah itu melihat sekeliling para Perompak dengan senyum yang tampak manis.

"--Kenapa kamu tidak datang ke sini?"

Sementara menendangi haluan Flagship dan membuat ujung gaunnya berkibar dengan lembut, Elizavetta dengan ringan melompat ke kapal Perompak.

Para Perompak, yang akhirnya muncul di hadapan mereka, mengangkat kapak tangan di kanan dan kapak pendek kiri dan menyerang Elizavetta. Dan mereka terguling-guling dengan tubuh yang berhamburan darah dan potongan daging terkena kilatan Thunder Swirl.

Setiap kali Elizavetta mengerahkan cambuk hitamnya, kilatan cahaya dan sambaran guntur yang berkecamuk disemua arah dan perompak terjatuh dalam semprotan darah. Ini adalah pertarungan satu sisi yang terlalu banyak, dan sosoknya yang dengan bangga maju di dek yang penuh dengan mayat-mayat itu pantas dijuluki "IsgrifaPuteri Badai Petir".

"Panah! Tembakkan panah!"

Seseorang yang didorong rasa takut berteriak, dan perompak yang berada di belakangnya menembakkan panah tanpa memperdulikan rekan-rekan mereka. Mereka menyiapkan crossbow dan menembakkan anak panahnya. Ada juga orang-orang yang melemparkan belati dan kapak tangan.

Elizavetta, yang bahkan tidak mencoba untuk menghindarinya, membalikkan pergelangan tangannya. Si Valisaif menarik sebuah spiral, dengan gerakan serentak, dan mengepung Vanadis bermabut merah itu. Cambuk hitam yang menjadi tembok pertahanan diwarnai dengan sambaran petir dan tidak hanya bisa menangkis panah tetapi bahkan anak panah crossbow dan kapak tangan.

Para perompak tergagap. Wajah mereka pucat dan mereka tidak bisa mengalihkan pandangan mereka dari Elizavetta, namun mereka melangkah kebelakang mencoba untuk menjauh bahkan meskipun sedikit.

Disana, tentara Lebus bersorak dan menyerang kapal perompak. Para perompak telah kehilangan semangat juang mereka. Bahkan mereka, yang nyaris tidak mempertahankan daerah mereka, sudah pada batasnya. Entah mereka dengan panik berbalik dan lari atau mereka melompat kelaut. Mereka yang menyerah didorong terjun kelaut.

Elizavetta yang meninggalkan kendali kapal untuk para tentara, menoleh dan mengkonfirmasi situasi.

Tidak hanya disini, tetapi juga kapal-kapal lainnya yang saling bertabrakan dan diikuti terjadinya pertempuran. Pasukan Lebus menyerang dari samping kelompok kapal Perompak yang akan pergi lurus kedepan. Orang mungkin mengatakan kalau itu hasil yang wajar jika akan menjadi pertempuran jarak dekat. Tapi, Elizavetta merasa ada keganjilan dan dengan tajam menyipitkan matanya.

Saat ia sedang melamun, salah satu tentara dengan terburu-buru berlari didek. Semburan darah di wajah dan armornya membuat pola noda bintik karena keringat dan percikan darah.

"Para pendayung menyerah. Yang lain jatuh kelaut; kita hampir mengontrol penuh kapal."

"Sangat baik. Baiklah kalau begitu--"

Elizavetta merubah arah pandangannya. Dengan cambuknya, ia menunjuk kapal perompak yang mengambang tepat disebelah kapal ini. Disini juga, terjadi pertempuran sengit antara perompak dengan tentara dari pasukan Lebus terbentang didek.

"Kita sekarang akan menyerang kapal itu. Tabrakkan kapal ini kapal itu."

Meskipun sudah dekat, mereka tetap mengambil jarak yang cukup agar tidak terjerat dayung masing-masing. bahkan jika itu Elizavetta, dia tidak bisa melompat.

Para pendayung juga perompak, sehingga dalam kasus ini, hal itu menjadi berbahaya setelah mereka memegang senjata dan muncul didek. Sesuai yang diperintahkan kalau mereka akan menurutnya, yang takut dengan kekuatan Elizavetta, memindahkan kapal seperti diperintahkan, mereka segera menggerakkan kapal.

Haluan, yang ternyata, dipangkas dibawah puluhan dayung yang membentang dari sisi kapal sekutu. Kebisingan liar menyerang gendang telinga, fragmen dari dayung yang rusak melompat-lompat didek dan memukul tiang, dan para tentara secara refleks menekan kepala mereka untuk menghindarinya.

Kapal perompak bergerak maju dan berlari menuju kapal sekutu[13] suara menderu yang tertindas hiruk-pikuk dan suara senjata yang mengejek telinga manusia. Elizavetta berlari memimpin, melompat dari haluan ke perompak.

Apa yang ada dikerahkan, seperti sebelumnya, serangan tanpa ampun dari Valitsaif. Selain itu, karena perompak disini sudah melewati pertarungan dengan tentara Lebus, menjadi bentuk dimana mereka terus-menerus diserang dari dua arah.

Elizavetta memegang cambuk hitamnya dan terus-menerus menciptakan angin berdarah didek. Moral para prajurit Lebus, yang melihat sosonya, meningkat lebih dan lebih dan jumlah para perompak terlihat menurun sangat cepat.

Namun, Elizavetta, tidak fokus, perhatiannya terfokus pada hal lain. Meskipun ia menaiki kapal dari pelabuhan[14], ia menyeberangi dek lurus kedepan sambil menendangi perompak yang ada disekitarnya dan menuju ke Kapal Bintang itu.

Laut biru yang menyebar disebelah sana, sementara mengatur serpihan kayu dan manusia yang terapung diatas gelombang. Di kejauhan, ada tokoh-tokoh dari kapal Perompak yang membentuk sebuah garis. Ada lima kapal.

---Bala bantuan musuh? Bukan, itu bukan.

Elizavetta langsung membantah pertanyaan yang ada dibenaknya itu. Ini karena kelompok kapal perompak sedikit demi sedikit akan pergi.

Ia tiba-tiba mendengar teriakan kemarahan yang mengatakan "mereka melarikan diri". Itu dari kapal Perompak yang jauh.

Membuka lebar-lebar matanya, Elizavetta berdiri terdiam dengan tatapan kosong selama sekitar dua menit bernapas. Vanadis berambut merah itu menggigit bibir bawahnya untuk menahan emosi tegangnya, tapi tetap saja itu masih tidak cukup dan ia mencengkeram keras bibir kapal dengan tangan kanan kosongnya.

"Begitu, seperti itu. Mereka sudah menyelesaikannya ..."

Memelototi kelompok kapal perompak yang kabur, Elizavetta meludah dengan penuh kebencian.

Itu adalah salah satu bagian dari strategi musuh. Bahkan tanpa bergabung dengan pertempuran, mereka meninggalkan rekan-rekan mereka dan mundur.

Elizavetta akhirnya menemukan apa sebenarnya keganjilan yang membayangi dirinya. Dia merasakan dengan kulitnya suasana dan kebisingan dari medan perang yang dengan cepat menurun karena fakta jika jumlah musuh menurun.

Elizavetta kembali ke Margarita, baik lantai dilautan darah perompak yang datang dengan penuh senjata ditangan, atau menjatuhkan mereka dilaut biru. Kapten bergegas karena dia tak sabar menunggu kembalinya panglima tertinggi.

"Saya menyadari betapa kuatnya Vanadis-sama, tapi tolong berhenti menempatkan diri anda dalam situasi yang berbahaya."

"Tinggalkan omelanmu untuk nanti dan beritahu aku tentang situasi saat ini."

Dengan jawaban singkat untuk permohonan dari si kapten tua, Elizavetta bertanya tanpa memperdulikannya.

Menurut laporan kapten, diantara sepuluh kapal musuh yang menyerang, lima kapal yang berada dibarisan depan tetap ditempat dan berperang melawan pasukan Lebus, dan lima kapal sisanya mulai mundur sebelum bentrok dengan mereka.

"Saya sangat berhati-hati pada kenyataan kalau mereka akan membuat jalan memutar dan berniat untuk menyerang sayap atau belakang kita, tapi itu tampaknya tidak menjadi masalah. Kami juga mampu mengerahkan beberapa kapal, tapi sampai saya memahami maksud musuh ..."

"Bagus sekali."

Elizavetta memuji keputusan kapten. Pasukan Lebus sudah membagi kekuatan mereka menjadi dua. Membagi lebih lanjut kekuatan mereka disini berbahaya.

Sementara IsgrifaPuteri Badai Petir sedang memeriksa situasi, lima kapal perompak yang dibawah kendali satu demi satu. Pasukan Lebus yang ada disini berjumlah lima belas kapal. Jadi, masing-masing tiga kapal melawan satu kapal perompak. Selain itu, ada juga Elizavetta yang secara harfiah memiliki kemampuan yang sebanding dengan seribu.

Setelah seperempat koku, pasukan Lebus berhasil menenggelamkan dua kapal perompak dan merebut tiga kapal lainnya. Sebenarnya, itu bukan tanpa kerusakan. Salah satu kapal dari pasukan Lebus juga tenggelam. Selain itu, satu kapal lagi rusak parah dan dalam keadaan yang sulit untuk terus bertarung.

"Mereka yang masih bisa bergerak, ikuti aku. Mereka, yang tidak bisa bergerak, tetap disini dan lakukan apa yang harus dilakukan."

Elizavetta memerintahkan seperti itu, kapten memanggil para pelaut dan memberikan intruksi. Suara drum dan terompet segera terdengar melalui angin laut dan bergema, dan perintah IsgrifaPuteri Badai Petir ini disebarkan kesetiap kapal.

Satu kapal yang rusak melambaikan bendera biru besar. Itu berarti tetap disini. Tapi, itu tidak berarti kalau mereka hanya akan diam menunggu pertarungan akan berakhir. Menyelamatkan banyak orang, mungkin yang jatuh ke laut, dan setelah itu menarik kapal perompak yang ditangkap dan meninggalkan medan pertempuran. Itulah pekerjaan mereka.

memimpin tiga belas kapal yang tersisa, Elizavetta melanjutkan ke arah barat. Mereka harus bergabung dengan enam belas kapal yang telah pergi kegaris depan satu jam sebelumnya dan menyerang pasukan utama musuh.

Tak lama kemudian berbagai tanda-tanda kapal bisa dilihat, Para prajurit dan pelaut dari pasukan Lebus mengangkat suara yang mengejutkan. Elizavetta melembutkan nafasnya, juga.

Enam belas kapal pasukan Lebus mengambil jalan memutar yang sebagian dikelilingi oleh sekelompok kapal perompak. Seseorang bisa memahami bahkan dari jarak yang jauh kalau mereka berada dalam situasi yang tidak menguntungkan. Jumlah musuh tidak diragukan lagi lebih dari sepuluh. Mungkin dua puluh.

Cepatlah. Elizavetta segera menelan teriakan yang hendak keluar dari tenggorokannya. Dia menggenggam erat Valitsaif ke titik tangannya yang sakit. Sementara mencoba menenangkan dirinya, dia menarik medan perang di kepalanya.

--- Sulit untuk berpikir bahwa kekuatan militer dari pasukan utama terpecah. Mereka mungkin dimasukkan ketempat ini tanpa meninggalkan pasukan cadangan di bagian belakang. Itu untuk menjaga kita dari pasukan utama sayap kiri musuh keluar ke depan ...

Elizavetta terus melihat taktik Torbalan. Juga dari fakta kalau dia telah mengumpulkan hampir setengah jumlah dari seluruh tentara, yaitu tiga puluh lima kapal, dipasukan utama pusat, pemikirannya pasti menghancurkan pasukan Legnica dipusat dalam waktu singkat. Dan kemudian, dia bermaksud untuk menghancurkan sisi Lebus satu persatu.

Dalam hal ini, peran sayap kanan dan kiri adalah untuk mencegah unit musuh yang memutar mendekati tentara utama mereka.

Dalam hal kapal-kapal perompak dari sayap kiri, telah diperkirakan dihentikan oleh seluruh tentara Lebus, kapal perompak dalam cadangan akan meningkatkan ketebalan garis pertempuran untuk bagian belakang sayap kiri dan pertempuran akan berlarut-larut.

Dalam hal lain, bahwa pasukan Lebus membiarkan satu bagian dari kekuatan militer mereka membuat jalan memutar, pasukan cadangan dibelakang akan menyerang unit yang memutar itu. Pada kesempatan itu, sementara sayap kiri yang disiapkan untuk menarik pasukan utama musuh dengan mengorbankan beberapa kapal mereka, sisanya akan mundur sebanyak mungkin dan bergabung dengan pasukan cadangan. Hal itu akan dilakukan sampai titik darah penghabisan untuk mengurangi jumlah musuh yang berada dekat dengan pasukan utama.

Meskipun itu adalah strategi yang menggunakan sekutu-sekutunya sebagai umpan, Moritz tidak ragu sama sekali. Dia bahkan tidak berkata apa-apa pada rekan-rekannya kalau dia bermaksud seperti itu. Itu karena dia adalah jenis orang yang dipercayai Torbalan untuk memimpin sayap kiri.

Selain itu, pimpinan Gerhard yang memimpin pasukan cadangan itu sangat cerdik. Dia tidak langsung berdiri dijalan memutar pasukan Lebus. Dia pertama kali menyerang dari sisi kanan, memindahkan kapal perompak bawahannya sedikit demi sedikit dan menyelinap ke depan.

Disana, lima kapal yang dipimpin oleh Moritz menyerang dari sisi kiri unit Lebus yang memutar dan menyelesaikan status pengepungan setengahnya. Jika bukan karena dua, kapal perompak tidak akan mampu untuk mengepung enam belas kapal dari unit yang memutar pasukan Lebus dalam waktu yang singkat.

Sementara berdiri dihaluan dari Margarita dan memelototi musuh yang bertahap meningkat dan kapal sekutunya, Elizavetta berbicara dengan pahit.

"Kita dengan baik sekali mengecoh; berpikir kalau mereka dengan mudah meninggalkan sekutu mereka. Aku harus mengatakan itu seperti yang diharapkan dari para perompak."

Jarak kapal musuh menyempit. Jika mereka maju lurus seperti itu, mereka mungkin akan menyerang skuad yang dipimpin oleh Moritz dari sisi atau belakang. Namun, Elizavetta memberi perintah selain maju.

"--Ke Baratdaya."

Yang berarti kekiri dan diagonal kedepan. Margarita yang maju dibarisan depan mengubah arah untuk kesana dan dua belas kapal mengikutinya. Suara pedang, raungan, suara air dan tabrakan kapal-kapal. Angin laut membawa suara dari berbagai pertempuran ke telinga Elizavetta.

Menekan kemarahan yang mengalir didalam dirinya, Elizavetta menutup Cambuknya dan memperbaiki napasnya.

Kelalahan dapat dirasakannya, tapi ia masih bisa bertarung.

Meskipun Sasha menyuruhnya menghemat staminanya, staminanya mungkin masih baik-baik saja.

Jarak kapal perompak tinggal beberapa ratus alsins. Para perompak yang melihat kehadiran mereka menembakkan panah, tapi mungkin karena kebanyakan dari mereka terkonsentrasi pada serangan dari unit yang memutar, hanya ada beberapa panah.

Pasukan Lebus melewati sisi skuad Moritz dan mendekati skuad yang dipimpin oleh Gerhard.

Elizavetta menunjuk satu kapal dengan jari.

Pasukan Lebus meningkatkan kecepatan mereka. Kekuatan dan dinginnya angin laut meningkat. Terlepas dari serangan panah yang gemerincing, Margarita mendorong jalan mereka dan menendang gelombang laut.

Karena kapal perompak yang dihadapi menuju unit yang memutar, Margarita menggunakan strategi yang bertujuan ke buritan kapal. Puluhan perompak menyiapkan senjata mereka dan berkumupul diburitan kapal mereka dengan senyum jahat. Mereka bermaksud untuk menyerang Margarita saat berada dalam jangkauan serangan.

Namun, saat itu mereka dengan semangat menunggu selama tidak pernah datang.

Ditempat sekitar sepuluh alsins sampai Margarita berada dalam kontak dengan kapal perompak, Elizavetta mengangkat Valitsaif (cambuknya).

Cambuk hitam, yang memotong udara, dibagi dalam sembilan bagian dari ujung pegangan, dan masing-masing terbungkus petir putih[15]. Sebuah suara, yang meledak diudara akibat pelepasan listrik, menyerang telinga para perompak yang berdiri terpaku selagi masih terkejut.

Menerangi mata emas dan birunya dengan kemauan penghancur yang kuat, Vanadis LazirisBermata Pelangi berteriak.

“––Gron LazrigaBakar dan Belah Langit dan Bumi!”

Sembilan kilat menggeram dan meledakkan kapal perompak. Sekolom air yang besar meledak bersamaan dengan suara gemuruh, mengucur keatas kapal perompak dan Margarita di dalam hujan air laut yang tercampur dengan banyak serpihan kayu. Jeritan bangkit dari kapal perompak dan banyak suara air yang mengikutinya.

Waktu itu petir melebur diudara dan menghalangi penglihatan mata manusia, buritan kapal perompak sangat hancur dan tenggelam karena kekuatan yang luar biasa.

Daripada mengatakan kalau berlubang, lebih tepat jika dikatakan kalau buritan itu meraup keluar. Semua perompak yang berkumpul diburitan itu jatuh kelaut tanpa terkecuali; air laut menyembur dengan tidak biasa dan disedot kedalam kapal. Yang Elizavetta incar bukan para perompak, namun tepat dibawah kapal.

Pada Elizavetta, yang menghela napas kecil, para tentara yang memegang perisai bergegas. Dari situasi ini, tidak bisa dikatakan kalau mereka akan memanah atau tidak. Tapi mereka harus melindungi tuannya.

IsgrifaPuteri Badai Petir berjalan ke kapten, ia diperintahkan untuk terus menyerang skuad Gerhard. Kapten tidak menjawab "paham" dan dengan wajah murung, berkata.

"Tolong anda bertindak dari sini?"

"Saya telah bertindak selama beberapa waktu, kau tahu?"

Elizavetta menyibakkan rambutnya yang hendak jatuh di dahinya dan menjawab. Dia cukup lelah. Mengingat melawan Torbalan, akan lebih baik kalau ia tidak lagi menggunakan VedaSihir Naganya.

Menggunakan kesempatan dimana kapal-kapal perompak yang bingung dengan petir yang muncul ditanah, pasukan Lebus mengambil jalan memutar kesisi skuad Gerhard. Mereka menabrak kapal perompak dengan ganas seperti ikan hiu yang menyerang mangsanya, mengangkat teriakan pertempuran dan masuk kedalamnya.

Meskipun perompak berjuang keras, juga, mereka, yang tidak tahu VedaSihir Naga, tidak dapat melupakan kalau melihat serangan sebelumnya dan semangat mereka tidak meningkat sangat banyak. Satu persatu kapal yang diserang pasukan Lebus berada dibawah kendalinya ataupun tenggelam, dan jumlahnya terus berkurang. Ada juga kapal yang dibakar dan tenggelam sementara meledak dan mengeluarkan asap hitam.

Jika Moritz dan Gerhard bisa menjaga koordinasi, mereka mungkin telah mengambil respon yang sedikit lebih efektif terhadap Elizavetta. Tapi, sekarang mereka benar-benar terpisah, hal itu tidak mungkin dilakukan.

Setelah itu semua, kapal perompak, yang teggelam akibat VedaSihir Naganya, berperan untuk menyampaikan masing-masing maksud dari Moritz dan Gerhard. Ini bukanlah suatu kebetulan; Si Vanadis berambut merah bertujuan untuk itu dan melewati sisi tanpa menyerang skuad Moritz.

Bahkan Torbalan yang memberi rencana untuk Moritz dan kompinya tidak menyangka kalau Elizavetta dengan akurat akan menyusun divisi sampai disini.

Dengan asumsi Torbalan itu, pasukan Lebus harus datang langsung dan menyerang skuad Moritz untuk menyelamatkan sekutu mereka yang dikelilingi musuh, dan Moritz akan mengundang mereka dalam formasi mengepung dengan berpura-pura menerobos dan memusnahkan mereka bersama-sama dengan unit yang memutar. Seharusnya begitu.

Elizavetta, atau hanya saat ini saja, mengecoh Torbalan.

Unit pasukan Lebus yang memutar yang diluncuran dari setengah pengepungan meninggalkan pasukannya yang dengan ramah menangani skuad Gerhard yang berada disisi kanan, dan memulai serangang balasan ke skuad Moritz yang berada disisi kiri.

VedaSihir Naga Elizavetta yang membunyikan bel para perompak.

Sebuah petir putih dan menderu guntur adalah bukti kalau ia berjuang digaris depan dimana panah beterbangan disekitarnya dan pedang yang bercampur aduk. Tidak ada prajurit Lebus yang tidak bergembira setelah mengetahui hal itu. Bahkan mereka yang terluka parah dan berlutut berdiri dengan senjata yang berdarah ditangan dan menyerang para perompak.

Jika mereka tidak memiliki senjata, mereka bertempur dengan perisai atau beberapa orang mengangkat perahu dan melemparkannya. Ada orang-orang yang mengambil senjata dari mayat yang berbaring dan tersayat, ada juga orang-orang yang menerima pukulan ditubuh mereka dan bersama-sama jatuh kelaut.

Itu adalah serangan yang luar biasa dimana para perompak yang berperang berubah menjadi pucat.

Pada saat ini, skuad Moritz memiliki empat kapal yang tersisa, tapi dua kapal tenggelam kelaut dalam waktu singkat. Unit pasukan Lebus yang memutar, yang diserang dari tiga arah, depan, kanan dan kiri hanya sampai beberapa saat yang lalu, melemparkan semua amarah yang mereka simpan tanpa tersisa.

Moritz meninggalkan perlawanan. Dia mundur menggunakan satu kapal sekutu yang tersisa untuk menjadi perisai dan kapal yang dia naiki kembali.

Dia melarikan diri. Dia meninggalkan rekan-rekannya.

Meskipun unit yang memutar juga terkejut, tapi yang lebih mengejutan kalau perompak itu menerimanya. Dari kapal yang digunakan sebagai perisai, mereka menyerahkan diri karena putus asa melompat kelaut dan mereka membuang senjata mereka dan menyerah muncul satu demi satu. Itu tidak berarti kalau tidak ada orang yang masih terus berjuang, namun semangat juang mereka tampak menurun.

Penarikan diri Moritz, meskipun tidak disampaikan kepada skuad Gerhard, juga memberi mereka kerusuhan. Demikian pula disini, ada juga orang-orang yang membuang senjata mereka dan menyerah, mereka yang mencoba melarikan diri dengan perahu dengan bekerjasama; mereka membagi disana-sini.

Gerhard dengan bersemangat mengambil perintah dikapal, tapi melihat tentara Lebus yang menyerang dari haluan dan buritan satu demi satu, dia akhirnya meninggalkan posisinya sebagai komando. Dia menggenggam erat kapak tempur bermata duanya yang berada ditangannya, dia meraung dan berubah seperti binatang buas.

Meskipun tentara Lebus menyiapkan pedang mereka, mengatur tombak mereka dan menembakannya pada Gerhard, kekuatan perompak bermabut merah ini yang memiliki perawakan besar ini dilatih didalam perang dan laut yang ganas.

Sebuah pukulan kapak tempur yang berayun dari lengan yang kuat menghancurkan tempurung kepala seorang prajurit bersamaan dengan helmnya mengeluarkan darah dan materi abu-abu didek. Dia menarik keluar kapak yang berlumuran darah dari korbannya dan mengayunkannya lagi ke kepala korban kedua.

Semangat juang para perompak kembali pulih setelah melihat keberanian yang gagah dari komandan mereka, tentara Lebus kewalahan oleh itensitas mereka, tentara Lebus berpindah beberapa langkah kebelakang. Sementara menyebarkan warna baru didek dengan darah dari sekutunya dan musuh, Gerhard mendorong tentara Lebus kedepan.

Menjelang tatapannya, ada sosok Elizavetta yang mengayunkan Cambuknya dan mengalahkan para perompak.

Cambuk hitamnya membuat gerakan yang tidak biasa, dan sebagian kerena memiliki seranga jarak jauh, tentara Lebus telah membuka jarak tiga atau empat langkah. Rambut merah hidup dan gaun ungunya, dapat dengan jelas dikonfirmasi oleh tentara yang berada jauh, menyemangati mereka.

Mampu mengubah gelombang pertempuran dengan mengalahkan komandan musuh itu juga mungkin bahkan dalam pertempuran laut. Gerhard mendorong tentara Lebus atau melibas mereka dengan kapak tempurnya dan menyerang Elizavetta. Dia melepas genggaman tangan kanannya dari kapak tempur yang digenggam dengan kedua tangannya dan mengangkat kapak tempurnya hanya dengan tangan kiri.

Elizavetta melirik kearah perompak berambut merah itu, dan diam-diam membalik tangan kananya.

Gagang kapak tempur itu tertiup angin bersamaan terdengar suara plosif, dan ujung kapak berwarna abu-abu gelap bermata dua terbang diudara sementara berputar dan menusuk pagar. Gerhard yang tampaknya telah kehilangan senjata, tiba-tiba, dengan gerakan alami mengeluarkan pisau belati dipinggangnya.

Dia mengalahkan sebagian besar lawan dengan kapak tempurnya, tapi dia melawan seorang musuh yang tangguh, sementara menarik perhatian dengan perawakan besar dan kapak tempurnya, dia mengincar bagian vital dengan pisau belatinya. Itulah cara perompak bermabut merah ini bertempur.

Dia tidak bisa bertahan melawan cambuk. Para prajurit juga tidak tepat waktu. Gerhard sambil meyakinkan kemenangannya mencoba menyodorkan belatinya ke wajah Elizavetta.

Saat berikutnya, pandangan si perompak berambut merah melakukan sebuah belokan. Belati memotong langit dan perawakan besar Gerhard dibanting diatas dek.

Elizavetta yang bahkan tidak mencoba menghindarinya mengulurkan tangan kosong kirinya dan dengan dengan santai meraih wajah Gerhard, ia menyeretnya kebawah dengan sekuat tenaga. Tidak dengan menghancurkan keimbangannya untuk menumbangkannya, tetapi dengan kekuatan fisik dan genggaman.

Itu adalah kekuatan yang cukup luar biasa untuk membuat orang berpikir kalau bahkan istilah "manusia super" itu agak mirip untuk menggambarkan hal itu. Perawakan besar Gerhard yang ditutupi dengan otot yang besar sejauh ini akan sulit bahkan untuk orang dewasa mengangkatnya. Tapi seorang gadis muda yang belum mencapai 20 tahun berhasil dengan menggunakan satu tangan.

Namun, Gerhard bahkan tidak diberi cukup waktu untuk memahami fakta itu. Elizavetta melepaskan tangannya dari wajah perompak itu, tentara Lebus, yang bergegas, satu persatu mendorong tubuhnya dengan tubuhnya. Dengan wajah tertegun sebisanya, Gerhard gugur.

Dengan melarikan dirinya Moritz dan kematian Gerhard ini, pertempuran diarea ini akhirnya berakhir. Kapal perompak yang masih tersisa berserakan dan melarikan diri.

Elizavetta memberi perintah tegas untuk tidak mengejar mereka. Itu bukan karena belas kasihan. Ini bukan karena tidak ada yang dibutuhkan untuk melenyapkan perompak, tapi karena masih ada musuh yang harus dikalahkan.

"Tunda pengecekan kerusakan. Kapal ini masih baik untuk tidak memperbarui rangkanya. Kita akan menyerang sisi pasukan utama musuh."

Elizavetta memerintahkan kapten dan kapten memutar haluan Margarita kebarat. Pasukan utama perompak yang dipimpin oleh Torbalan harusnya disana.

Suara drum dan terompet menyampaikan perintah Elizavetta ke kapal-kapal lain, Margarita berdiri digarda depan dan mendorongnya mengarungi laut. Dua puluh kapal yang masih bisa mengikuti pertempuran; tiga kapal yang rusak sejauh ini mereka tidak lagi bisa bertarung tersisa ditempat ini, dan mereka akan bertugas menyelamatkan orang-orang yang jatuh kelaut.

"Butuh lebih banyak waktu dari yang saya kira. Bahkan kapal-kapal dan orang-orang..."

Sementara mendengar laporan dihaluan Margarita, Elizavetta menggigit bibir bawahnya dengan ekspresi kesal. Dia bertanya-tanya bagaimana pertempuran pusat dan pertempuran sayap kiri berubah.

"Bertahanlah sampai aku tiba."

Pada saat itu tentara Legnica disayap kiri dilenyapkan oleh skuad sayap kanan perompak.



Pertempuran antara tentara sayap kiri Legnica yang dipimpin oleh ksatria Zaul dan sayap kanan perompak yang dipimpin oleh Albert.

Mengenai masing-masing kekuatan militer diwilayah ini, pasukan Legnica empat belas kapal dan sisi perompak sepuluh kapal. Ketika Zaul tahu kalau jumlah musuh itu lebih sedikit dari pasukannya, dia mengubah formasinya menjadi satu garis horizontal. Dia membuat formasi seperti sebuah busur dengan membuat sisi kiri dan kanan lebih kedepan dan tengah agak mundur. Dia bermaksud untuk memusnahkan musuh dengan setengah pengepungan.

Disisi lain, sepuluh kapal perompak dengan Albert sebagai komandan mereka mengatur armada mereka mmenjadi sebuah garis vertikal. Itu jelas kalau mereka bermaksud untuk menerobos ketengah dan menyerang sisi belakang Legnica.

Dalam tubrukan ini, Albert pemenangnya. Kapal perompak yang digunakan langsung bermandikan hujan panah, armada Zaul yang meskipun mereka mengambil tiga kapal rusak dengan menerima serangan serudukan tentara Legnica, merobek kapal mereka, terbagi dan keluar kebelakang.

Kapal perompak membuat jalan memutar kekiri, setengah dikelilingi satu sisi kapal perang Legnica yang dibagi. Kehilangan keuntungan dari jumlah tersebut, kapal perang Legnica yang menyerang dari sayap dan belakang membakar satu demi satu tanpa ada pertarungan yang baik dan tenggelam.

"Flagshpnya. Cari Flagship musuh!"

Zaul yang memimpin pasukan Legnica berteriak dengan suara serak dan keras, kapal Flagship yang dia naiki maju kekamp musuh. Meskipun ini sangat mengangkat moral rekan-rekannya, itu adalah kegagalan sebagai hasilnya.

Meskipun kapal Zaul ini dengan putus asa meggerakkan dayungnya, itu hanya bisa baik menggeledah permukaan laut dengan gelombang atau memukul karang. Pasukan sayap kiri Legnica, gerakan Flagshipnya disegel, bingung dan gerakan mereka mulai tidak teratur.

Kapal perompak yang melancarkan pukulan juga kandas dikarang yang sama, tapi itu bermaksud untuk menabrakkannya dari awal.

Para perompak mulai menembakkan panah kearah kapal Zaul ini satu demi satu dengan busur dan Crossbow telah mereka sediakan. Selain itu, bahkan kapal perompak lainnya memukul panah api dari segala arah.

"Inilah sejauh yang saya bisa, ya ... saya bahkan tidak bisa meminta maaf karena membiarkan para prajurit dan pelaut yang dipercayakan kepada saya oleh vanadis-sama mati"

Diatas kapal yang tidak bisa lagi terus bertarung dengan api, Zaul menyesal. Sementara hujan panah terus-menerus menghujani, dia memerintahkan kepada bawahannya yang tersisa untuk mencatat semua kapal untuk operasi dikarang. Dan kemudian, mereka mengangkut para tentara dan pelaut pada mereka dan melarikan diri kelaut sejauh mungkin.

Namun, dia sendiri akan tetap berjuang sampai akhir dan berbagi nasib yang sama dengan kapal yang terbakar. Waktu tubuhnya menghilang dalam api, dikatakan kalau lebih dari tiga puluh anak panah yang menempel ditubuhnya.

Api yang membungkus kapal juga menyebar kekapal perompak yang kandas dikarang. Kedua kapal berubah menjadi obor besar dikarang dan terus meledakkan asap hitam sampai mereka terbakar.

Meskipun ada anggapan kalau moral tentara Legnica jatuh karena kehilangan komandan mereka, hal itu bertentangan.

Mereka, yang mengetahui kematian Heroik Zaul, mengubah kesedihan dan kemarahan mereka menjadi semangat juang dan berani untuk terus berjuang. Mereka yang melarikan diri dari kapal itu diselamatkan oleh kapal-kapal lain, tetapi mereka kembali menantang para perompak tanpa beristirahat.

Sisi prajurit Legnica, yang mengalahkan perompak didepannya, itu menyekop keluar dengan kapak tempur perompak yang menyerang dari sayap. Perompak yang juga mengalahkan dengan sekelompok dan jatuh kelaut dan dengan wajah yang mengambang dipermukaan laut, dan tidak pernah bergerak lagi.

Berbicara dari hasil, tentara Legnica meninggalkan skuad sayap yang telah disapu. Namun, mereka mengurangi jumlah kapal perompak menjadi dua saat itu.

Albert, yang merupakan komandan perompak berdiri berkali-kali dibarisan depan, menaiki kapal dan sering kali mewarnai tombak favoritnya dengan darah tentara Legnica, tapi dia terbunuh dengan panah yang menyasar dikepalanya.

Itu kematian yang terlalu mengecewakan yang tidak bisa dibayangkan dari cara bertarungnya.

Hanya tersisa dua kapal disisi perompak, namun keduanya, penuh dengan kerusakan, tidak lagi dalam keadaan bisa melawan.

Diatas segalanya, karena kehilangan komandan mereka Albert, mereka tidak dapat memutuskan bagaimana mereka harus bergerak.

Saat mereka menarik rekan-rekan mereka yang mengambang dipermukaan, berdasarkan pembicaraan antara mereka yang memainkan peran sebagai pendukung, mereka tiba pada kesimpulan untuk mengamati waktu yang baik dan bergabung dengan sekutu mereka. Kemudian, mereka mulai bergerak perlahan-lahan.

Namun, mereka ditemukan oleh pasukan Lebus yang dipimpin oleh Elizavetta sekitar setengah koku setelahnya dan ditangkap.

Referensi dan Catatan Penerjemah[edit]

  • Dia, saya gunakan untuk laki-laki
  • Ia, saya gunakan untuk perempuan
  1. Kapal/Perahu Zaman Dahulu
  2. Kapal/Pemimpin/Kapal Komando
  3. "Dia" ditujukan pada Tigre
  4. Minuman seperti Bir di Jepang
  5. Sekitar sepuluh Kilometer
  6. Satu jam
  7. sekitar dua kilometer
  8. Maksudnya sayap kiri
  9. Pasukan Legnica dan Lebus
  10. Senapan Busur
  11. bagian dari kapal yang di gunakan untuk serangan langsung (dipasang di ujung kapal)|https://en.wikipedia.org/wiki/Naval_ram
  12. alat zaman dulu yang digunakan untuk melontarkan batu besar
  13. Kapal dimana Elizavetta berada
  14. disini berarti sisi kiri kapal
  15. untuk lebih jelasnya silakan liat anime Madan no ou to Vanadis Episode 9