Mahouka Koukou no Rettousei (Indonesia):Volume1

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Ilustrasi Novel[edit]


SMA Sihir adalah——[edit]

Mahouka Koukou no Rettousei 01 011.jpg

Sekolah-sekolah menengah atas yang dibentuk pemerintah dengan tujuan untuk mendidik kaum "Penyihir", para praktisi sihir modern.

Secara menyeluruh, terdapat sembilan SMA Sihir yang berdiri di negara ini.

Lokasi dari masing-masing sekolah tersebut adalah sebagai berikut.


SMA Satu : Hachioji (Kanto, Tokyo)

SMA Dua : Nishinomiya (Kinki, Hyogo)

SMA Tiga : Kanazawa (Hokuriku, Ishikawa)

SMA Empat : Hamamatsu (Tokai, Shizuoka)

SMA Lima : Sendai (Tohoku, Miyagi)

SMA Enam : Izumo (Sanin, Shimane)

SMA Tujuh : Kochi (Shikoku, Kochi)

SMA Delapan : Otaru (Hokkaido)

SMA Sembilan : Kumamoto (Kyushu, Kumamoto)


Di antara semua sekolah tersebut, dari SMA Satu sampai SMA Tiga mampu menampung 200 orang siswa yang dibagi dalam dua jenis kelas, jalur 1 dan jalur 2 ( SMA Tiga menggunakan istilah “ kelas spesialis “ dan “ kelas biasa “ ). Perbedaan antara jalur 1 dan jalur 2 ada pada ketersediaan instruktur; jika kita kesampingkan masalah ketersediaan instruktur, maka kurikulum antara kedua kelas itu adalah sama. Sedangkan SMA Empat sampai SMA Sembilan, mampu menampung 100 orang siswa, dan mencukupi ketersediaan instruktur untuk setiap siswa. Meskipun kemampuan instuktur mereka sedikit lebih rendah dibandingkan dengan instruktur dari SMA Satu sampai SMA Tiga. Walaupun setiap sekolah mengikuti pedoman kurikulum yang ditetapkan oleh University of Magic, ada beberapa sekolah yang mempunyai karakteristik khusus. Misalnya, SMA Tiga menitikberatkan pada praktek pertempuran sihir dan SMA Empat berfokus pada Manufaktur sihir yang sangat kompleks yang sangat berharga dalam bidang teknik sihir. Terlepas dari perbedaan fokus pada jenis-jenis sihir, ada juga sekolah yang memiliki spesialisasi sihir yang dapat digunakan pada lingkungan tertentu. Misalnya SMA Tujuh, di samping dari kurikulum normal juga mengajarkan sihir tingkat tinggi yang dapat digunakan di atas air atau laut, sementara SMA Delapan memadukan pelajaran praktik di luar ruangan pada sihir yang berguna pada kawasan yang sangat dingin atau kawasan pegunungan di mana lingkungan hidup sangat ekstrim.


Chapter 0[edit]

Sihir.

Sihir bukanlah produk yang lahir dari legenda ataupun dongeng, melainkan telah menjadi teknologi nyata yang sampai saat ini belum diketahui secara pasti kapan sihir itu pertama kali ditemukan.

Catatan pertama yang dapat dipastikan kebenarannya itu terjadi pada tahun 1999 Masehi.

Kasus yang pertama terjadi, ketika seorang petugas polisi memiliki kekuatan spesial untuk menghentikan teror nuklir yang dilakukan sekelompok orang yang fanatik demi menunaikan ramalan pemusnahan umat manusia, kejadian ini menjadi kasus sihir pertama yang bisa diverifikasi di jaman modern.

Pada awalnya, kemampuan yang tidak biasa itu disebut “ kekuatan Supranatural “. Sebuah kemampuan yang hadir dalam diri seseorang yang murni terlahir dalam diri manusia, mutasi mendadak, di mana awalnya teknologi untuk dapat menyebarkannya kepada orang lain dianggap suatu hal yang mustahil.

Namun, itu adalah anggapan yang keliru.

Melalui penelitian tentang “ kekuatan supranatural “ yang kebanyakan dipengaruhi oleh negara-negara timur dan barat, keberadaan orang-orang yang memiliki sihir secara bertahap dipublikasikan. Sehingga hal ini memungkinkan untuk mereproduksi “ kekuatan supranatural “ melalui sihir.

Tentu saja, dibutuhkan talenta untuk dapat melakukannya. Akan tetapi, hanya mereka yang diberkahi dengan bakat tinggi yang mampu menguasainya dan mencapai tingkat profesional, sama halnya seperti orang-orang yang memiliki kemampuan dalam seni atau sains.

Kekuatan supranatural menjadi teknologi sistematis melalui sihir, sementara sihir menjadi keterampilan teknis. Sebutan untuk seorang “ pengguna kekuatan supranatural “ berubah menjadi seorang “ Teknisi Sihir “.

Teknisi Sihir yang terampil, bahkan mampu menekan senjata nuklir, sehingga menjadikan mereka senjata yang ampuh bagi suatu negara.

Pada akhir abad ke 21. Tepatnya pada tahun 2095, berbagai bangsa di dunia, yang masih terpecah-pecah, berlomba-lomba untuk mendidik dan menghasilkan teknisi sihir.


SMA Satu yang berafiliasi dengan Universitas Sihir Nasional.

Merupakan institusi sihir yang terkenal paling banyak mengirimkan lulusannya ke Universitas Sihir Nasional setiap tahunnya.

Pada saat yang sama, sekolah ini juga merupakan sekolah elit yang menghasilkan teknisi sihir bermutu (dengan kata lain para penyihir) dalam jumlah terbanyak.

Sehubungan dengan pendidikan sihir, tidak ada sikap resmi dalam penyediaan kesempatan yang sama dalam pendidikan.

Negara ini tidak memiliki kemewahan untuk melakukannya.

Selanjutnya, perdebatan idealis dan kekanak-kanakan seputar adanya pembeda-bedaan antara yang mampu dan tidak mampu tidak dipedulikan.

Sepenuhnya tergantung pada bakat individu itu.

Berorientasi pada kompetensi yang keras.

Itulah dunia sihir.

Di sekolah ini di mana hanya elit yang diterima, sejak awal pendaftaran, para murid sudah dibagi menjadi berprestasi tinggi dan berprestasi rendah.

Bahkan jika kedua individu itu sesama murid baru, mereka belum tentu setara.

Bahkan jika mereka adalah saudara kandung berhubungan dengan darah.


Chapter 1[edit]

“Aku tidak bisa terima..”

“Kamu masih mempermasalahkan itu....?“

Hari ini adalah upacara penerimaan siswa baru, tetapi sekarang masih terlalu pagi, masih 2 jam lagi sebelum upacara dimulai.

Para siswa baru dengan hati yang berdebar-debar untuk memulai kehidupan baru mereka di sekolah, ditemani orang tua yang bahkan lebih antusias dari mereka.

Berdiri di depan auditorium tempat upacara penerimaan itu akan diadakan, sepasang lelaki dan perempuan, dibalut seragam baru, yang karena beberapa alasan sedang berdebat.

Mereka sesama siswa baru, akan tetapi seragam mereka berbeda satu sama lain.

Kita tidak sedang membicarakan tentang perbedaan antara celana panjang dan rok, maupun perbedaan antara pakaian seorang laki-laki dan perempuan.

Melainkan, pada bagian dada siswa perempuan terdapat desain bunga berkelopak 8 yang merupakan emblem lambang dari SMA Satu.

Emblem itu tidak terdapat pada blazer siswa laki-laki itu.

“Onii-sama, kenapa kamu jadi cadangan? bukankah kamu yang terbaik dalam ujian penerimaan? seharusnya kamu yang menjadi perwakilan siswa baru, bukan aku!”

“Kesampingkan dulu pertanyaan darimana kamu bisa tahu hasil ujian penerimaan.... namun ini adalah Sekolah Sihir, bukankah sudah jelas kalau mereka akan lebih menitikberatkan pada hasil praktek keterampilan sihir daripada dari hasil ujian tertulis, iya kan?

“Miyuki, kamu sadar dengan kemampuan praktekku, kan? aku sendiri juga kaget karena masih bisa diterima disini sebagai siswa jalur 2.”

Dalam kejadian itu, siswa itu sedang mencoba untuk menenangkan siswi yang sedang marah itu. Faktanya siswi itu memanggil siswa itu dengan sebutan “Onii-sama”, kita mungkin bisa beranggapan kalau mereka berdua adalah saudara kandung. Juga tidak menutup kemungkinan kalau mereka adalah saudara dekat.

Jika mereka adalah saudara kandung.

Maka mereka adalah saudara kandung yang tidak mirip satu sama lain.

Di satu sisi, siapapun akan melirik adik perempuannya dan tidak diragukan lagi akan terpesona padanya, bahkan seratus dari seratus orang, akan setuju kalau dia menawan, gadis yang cantik.

Di sisi lain, kakak laki-lakinya, selain dari badannya yang tegap dan sorot matanya tajam, tidak ada sesuatupun dari penampilannya yang dapat menarik perhatian.

“Bagaimana kamu bisa ragu dengan dirimu sendiri! Bahkan ketika tidak ada seorangpun yang dapat menandingimu dalam pelajaran maupun taijutsu ! sesungguhnya, bahkan dalam sihir....“

Adik perempuannya mengomeli kakak laki-lakinya karena kerendahan diri kakaknya, tetapi,

“Miyuki!“

Dia memanggilnya dengan nada yang cukup keras, Miyuki tersadar dan terdiam.

“Kamu mengerti kan? walaupun kamu bicara seperti itu, tidak akan ada yang berubah.”

“.......Maafkan aku.“

“Miyuki....“

Tatsuya meletakkan tangannya di atas kepala Miyuki dan membelai rambut hitamnya, yang sedikit mengeriting rambutnya. Sekarang, apa yang harus aku lakukan untuk memperbaiki suasana hatinya..... pemuda yang adalah kakaknya itu merenung dengan wajah yang sedikit kesulitan.

“....Aku sangat senang dengan perasaanmu. Aku selalu merasa kalau kamu ingin menolongku setiap kali kamu marah demi aku.“

“Pembohong.“

“Aku tidak berbohong.“

“Bohong. Onii-sama, kamu selalu menegurku...“

“Aku tidak berbohong. Tetapi, aku juga memikirkan kamu seperti kamu memikirkan diriku.“

“Onii-sama.... katamu, ‘kamu selalu memikirkan aku’.....”

(....Huh?)

Karena alasan tertentu, wajah wanita muda itu memerah.

Meskipun pemuda itu dapat merasakan adanya kejanggalan yang tidak dapat dia hiraukan, namun demi menyelesaikan masalah yang sudah mendesak, ia menangguhkan keraguan itu untuk saat ini.

“Bahkan jika kamu mengundurkan diri untuk memberi kata sambutan pada upacara penerimaan siswa baru, tidak mungkin aku akan dipilih untuk menggantikanmu. Jika kamu mengundurkan diri pada jam sebelas, pasti hal ini nantinya akan sedikit menodai penghargaan untuk dirimu."

MKnR v01 09.jpg

“Kamu mengerti kan ?Miyuki, kamu gadis yang cerdas.“

“Tapi...“

“ Selain itu, Miyuki, aku sangat antusias dengan ini. Tunjukkan pada kakakmu yang tidak berguna ini saat adik perempuannya yang manis ini menerima penghargaan sebagai perwakilan siswa baru.“

“Onii-sama bukan kakak yang tidak berguna! ...Tapi, aku mengerti. Maafkan atas sikap keras kepalaku.“

“Tidak ada yang perlu dimaafkan, aku tidak pernah merasa sikapmu itu keras kepala.“

“Baiklah, aku akan pergi sekarang. .......Tolong lihat aku nanti, Onii-sama.“

“Yah, semoga sukses. Aku sangat menantikannya.“

Tentu saja, sampai jumpa, gadis itu menundukkan kepalanya dan masuk ke dalam auditorium. Setelah memastikan dia pergi, pemuda itu bernafas lega.

(Baiklah...... apa yang harus aku lakukan sekarang?)

Pemuda yang menemani adik perempuannya yang enggan menjadi perwakilan siswa baru itu, berangkat ke sekolah sebelum gladi bersih upacara dimulai, sekarang ia bingung bagaimana ia akan menghabiskan sisa dua jam sebelum dimulainya upacara sekolah.


◊ ◊ ◊


Sekolah itu terdiri dari bangunan utama, gedung latihan, dan gedung eksperimen.

Gedung auditorium / gimnasium yang dapat diketahui ada ruangan apa saja yang ada di dalamnya melalui mesin informasi. Sebuah perpustakaan dengan tiga tingkat di atas tanah dan dua tingkat di bawah. Dua gimnasium kecil. Sebuah gedung persiapan yang dilengkapi dengan ruang ganti, kamar mandi, ruang penyimpanan peralatan, dan ruang klub. Kantin, kafetaria, dan departemen pengadaan berada di gedung lain, dan di atas semua itu, berbagai pavilyun besar dan kecil dibangun membuat desain SMA Satu tampak lebih mirip dengan kampus universitas pinggiran kota daripada SMA biasa.

Pemuda itu melihat ke kiri dan kanan saat ia berjalan di sepanjang jalan yang diaspal dengan lapisan batu bata, mencari tempat untuk beristirahat sampai tiba waktunya bagi dia untuk masuk ke auditorium.

Kartu ID yang mengijinkan dia untuk menggunakan fasilitas sekolah hanya akan diberikan setelah upacara penerimaan siswa baru berakhir.

Untuk menghindari kekacauan, kafe umum yang dimaksudkan untuk melayani pengunjung juga ditutup hari ini.

Untunglah hari ini tidak hujan, sebuah ide terlintas di kepalanya ketika dia duduk di sebuah bangku panjang, membuka mobile terminalnya, dan mulai mengakses portal buku yang dia suka.

Halaman sekolah itu tampaknya menjadi jalan pintas dari gedung persiapan ke auditorium.

Beberapa orang berlalu-lalang di halaman itu, mereka sepertinya sedang membantu persiapan untuk upacara penerimaan siswa baru. Ada beberapa siswa (kakak kelas) yang melintasi pemuda itu dalam jarak yang cukup dekat. Siswa-siswa itu semuanya memiliki emblem bunga berkelopak delapan pada bagian dada kiri seragam mereka.

Ketika mereka melintas, perkataan yang tidak menyenangkan terdengar.

— Bukankah anak itu Weed ?

— Dia datang terlalu awal..... dia sangat antusias padahal hanya cadangan.

— Pada akhirnya, dia tidak lebih dari seorang cadangan.

Sebuah obrolan, yang tidak ingin ia dengar, terlintas melewati telinganya.

Kata kata itu, Weed, mengacu pada siswa jalur 2.

Siswa yang memiliki desain emblem bunga berkelopak delapan pada sisi kiri bagian dada blazer mereka disebut “ Blooms “, akan tetapi siswa jalur 2 yang tidak memiliki emblem itu seperti rumput yang tidak memiliki bunga yang berkembang, dan dicemooh dengan sebutan “ Weeds “.

Kuota dari siswa baru di sekolah ini sebanyak 200 orang.

Di antara mereka semua, seratus orang masuk sekolah ini sebagai siswa jalur 2.

SMA Satu, yang berafiliasi dengan Universitas Sihir Nasional, adalah sebuah institusi yang didirikan di bawah kebijakan nasional dengan tujuan untuk mendidik teknisi sihir.

Sebagai balasan dari anggaran yang dikucurkan oleh negara, sekolah ini memiliki kewajiban untuk mendapatkan hasil yang pasti.

Setiap tahun, sekolah ini menghasilkan lebih dari seratus lulusan yang masuk ke Universitas Sihir atau mendaftar ke Pelatihan Spesialis yang lebih lanjut dari Institut Teknik Sihir.

Memang disayangkan, faktanya pendidikan sihir adalah masalah trial dan error. Kecelakaan, yang melampaui tingkat kecelakaan kecil, dengan mudah dapat terjadi secara langsung jika Sihir meleset saat pelatihan praktek dan eksperimen. Bahkan saat para murid menyadari bahaya yang dapat terjadi, setiap orang akan mempertaruhkan masa depannya pada bakatnya sendiri dalam sihir dan kemungkinan yang ada dalam dirinya demi menempuh jalan menjadi penyihir.

Ketika hanya ada segelintir yang memiliki bakat tertentu, dan bakat itu sangat dihargai oleh masyarakat, hanyak sedikit yang akan melepaskannya. Bahkan untuk pria dan wanita muda yang belum mencapai kedewasaannya masing-masing, menyebabkan mereka tidak bisa mengejar cita-cita di luar 'masa depan yang cemerlang’ itu. Fakta lain, sebagai konsekuensi dari suatu sistem yang diyakini dan sudah ditetapkan dalam diri mereka, bahwa banyak anak telah dibebani dengan 'trauma' dari sistem yang diyakini itu.

Berkat akumulasi dari kecelakaan yang pernah terjadi saat pelatihan atau eksperimen, sebagian besar kecelakaan yang mengakibatkan kematian atau cacat tubuh telah diminimalisir dan tidak terjadi lagi.

Akan tetapi, bakat seseorang dalam sihir dapat dengan mudah terganggu dari aspek psikologis.

Setiap tahun, jumlah siswa yang putus sekolah sebagai akibat dari ketidakmampuan menggunakan sihir akibat shock yang diterima dari kecelakaan tidaklah kecil.

Yang menggantikan siswa yang keluar tersebut adalah “siswa jalur 2“.

Ketika mendaftar di sekolah, mereka diijinkan untuk mengikuti pelajaran di kelas, menggunakan fasilitas dan mengakses data, tetapi mereka kekurangan aspek yang paling penting dalam belajar, yaitu mereka tidak mendapat pelatihan khusus dalam praktek keterampilan sihir.

Mereka hanya dapat belajar secara mandiri, dan menunjukkan hasilnya melalui usaha mereka sendiri.

Jika mereka tidak dapat melakukannya, mereka harus lulus dari sekolah biasa.

Jika seseorang tidak lulus dari sekolah sihir, maka orang itu tidak dapat melanjutkan pelajaran ke universitas sihir.

Karena jumlah orang yang dapat mengajarkan sihir tidak mencukupi, tidak dapat dihindarkan kalau yang lebih berbakat akan diberikan prioritas. Sejak awal, siswa jalur 2 diterima dengan kondisi tidak ada yang bisa mengajar mereka.

Di depan umum, memanggil siswa jalur 2 dengan sebutan “ Weeds “ adalah hal yang terlarang.

Akan tetapi, sudah menjadi rahasia umum bahwa ini telah menjadi istilah yang terkenal untuk mencemooh mereka, sebuah istilah yang berakar bahkan dalam siswa jalur 2 itu sendiri. Bahkan siswa jalur 2 harus mengakui bahwa mereka tidak lebih dari cadangan.

Sama halnya dengan pemuda itu.

Itulah sebabnya tidak perlu lagi bagi mereka untuk berbicara keras-keras dengan tujuan supaya pemuda itu menyadarinya. Dia masuk sekolah ini dengan sepenuhnya menyadari hal itu.

Sungguh bantuan yang tidak diperlukan dari mereka, pikiran itu terlintas dalam benak pemuda itu sembari ia mengalihkan perhatiannya ke portal buku yang telah dimuat ke dalam terminal data-nya.


◊ ◊ ◊


Sebuah jam terpampang di depan terminal komputernya.

Kesadarannya, yang terbenam karena keasikan membaca, kembali ke kehidupan nyata.

Masih tersisa 30 menit sebelum upacara penerimaan siswa baru dimulai.

“Apakah kamu siswa baru? sudah hampir waktunya dimulai upacara penerimaan siswa baru loh.“

Ketika dia bersiap untuk berdiri, setelah log out dari salah satu portal buku favoritnya dan menutup terminal komputernya, sebuah suara terdengar dari atas.

Hal pertama yang terlihat adalah rok seragam. Setelah itu, melingkar di sekitar lengan kirinya sebuah gelang.

Lebih luas dan lebih tipis dari gelang biasa, itu adalah model terbaru dari CAD yang dibuat untuk fashion.

CAD (Casting Assistant Device)—processor pendukung rapalan sihir.

Di negara ini, ini dikenal juga sebagai ( Operator Sihir ).

Sesuatu yang menggantikan alat-alat seperti mantra, jimat, segel tangan, lingkaran sihir, buku-buku sihir, dan metode tradisional lainnya untuk merapal sihir, itu adalah alat yang dibutuhkan oleh setiap Teknisi Sihir modern.

Jaman sekarang, tidak ada lagi penelitian menggunakan kata-kata, atau frase tunggal untuk merapal sihir. Jika menggunakan jimat dan lingkaran sihir dan lain-lain, waktu terpendek untuk merapal sihir sekitar 10 detik, sedangkan yang paling lama dapat mencapai lebih dari satu menit tergantung pada sihir yang dilakukan, sedangkan CAD dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan sampai kurang dari satu detik.

Walaupun merapal sihir bisa dilakukan tanpa CAD, tetapi tidak ada teknisi sihir yang walaupun tidak menggunakan CAD, dapat mempercepat perapalan sihirnya. Di antara orang-orang yang telah mendedikasikan diri untuk spesialisasi dalam satu keterampilan khusus tentang fenomena supranatural atas kehendak mereka sendiri, yang disebut "Pengguna Kekuatan Supranatural", orang-orang yang menginginkan kecepatan dan stabilitas yang dapat disediakan oleh suatu sistem aktivasi dan suka menggunakan CAD, sudah umum dilakukan setiap orang.

Akan tetapi, bukan berarti setiap orang yang memiliki CAD dapat menggunakan sihir.

CAD hanya memudahkan dalam rangkaian aktivasi, dan semuanya tergantung pada kemampuan dari teknisi sihir itu sendiri dalam merapal sihir.

Dengan kata lain, CAD hanya hiasan bagi mereka yang tidak bisa menggunakan sihir, dan hanya dibawa oleh mereka yang terlibat dengan sihir.

Kemudian, menurut ingatan pemuda itu, murid yang diizinkan untuk membawa CAD dalam sekolah hanya anggota eksekutif Dewan Siswa atau anggota komite tertentu.

"Terima kasih, sudah saatnya aku pergi."

Tentu saja di bagian dada kiri dari orang yang berbicara dengan tatsuya terdapat emblem bunga berkelopak delapan.

Tonjolan pada bagian dadanya yang mendorong blazernya tidak mengalihkan kesadaran Tatsuya.

Tatsuya tidak menyembunyikan dada kirinya.

Dia tidak akan melakukan hal pengecut seperti itu.

Tetapi, bukan berarti tidak ada perasaan tidak menyenangkan dalam dirinya.

Tatsuya tidak pernah membayangkan dirinya akan terlibat dengan kakak kelas yang merupakan anggota eksekutif dari dewan siswa.

“Aku terkesan, apa itu tipe layar sentuh?“

Akan tetapi, orang itu ternyata berpendapat berbeda. Sementara melihat layar film dari data mobile terminal yang pemuda itu lipat dalam tiga lipatan dengan tangannya, orang itu menyeringai, seakan tertarik pada sesuatu.

Pada saat ini, pemuda itu akhirnya melihat wajah orang itu.

Wajah orang itu 20cm lebih rendah dari tinggi pemuda yang telah berdiri dari bangku.

Tinggi pemuda itu 175cm, dengan demikian, bahkan untuk ukuran seorang wanita, dia termasuk pendek.

Tinggi wanita itu berada pada posisi yang tepat untuk memastikan bahwa Tatsuya adalah seorang siswa jalur 2 dari sudut pandangnya.

Tetapi tatapannya sama sekali tidak melecehkan, dan dipenuhi dengan perasaan yang murni karena penasaran.

“Sekolah kita melarang penggunaan terminal tampilan virtual. Tetapi, sangat disayangkan masih banyak siswa yang menggunakan tipe tampilan virtual. Namun, kamu menggunakan tipe layar sentuh bahkan sebelum masuk sekolah.“

“Tipe virtual tidak enak dipakai untuk membaca.“

Siapapun bisa mengatakan kalau terminal Tatsuya sudah ketinggalan jaman, tetapi dia tidak ingin bertanya lebih lanjut tentang terminalnya.

Jawaban pemuda itu terdengar seperti sebuah alasan dengan dasar pemikiran yang sangat hati-hati, karena jika dia menjawab dengan terus terang, ini akan merugikan adik perempuannya lebih dari dirinya sendiri. Karena dia cukup yakin kalau adik perempuannya yang menjadi perwakilan siswa baru mungkin terpilih karena campur tangan dewan siswa.

Setelah mendengar jawabannya, kakak kelas itu semakin terkesan.

“Jadi dibandingkan menonton animasi, kamu lebih memilih untuk membaca? jarang sekali ada yang melakukannya. Aku juga lebih memilih informasi dari buku dibanding dari animasi, jadi aku senang ada orang yang berpikiran sepertiku.“

Memang, walaupun sekarang ini merupakan era di mana konten virtual lebih disukai daripada konten teks tertulis, pembaca buku tidak benar-benar langka.

Entah bagaimana, sepertinya kakak kelas ini memiliki kepribadian unik yang ramah. Dilihat dari nada bicaranya dan cara bicaranya, dia tampak semakin ramah.

“Ahh, maafkan aku karena lupa memperkenalkan diri. Aku presiden dewan siswa dari SMA Satu, Saegusa Mayumi. Ditulis dengan kanji 'seven grass', dan dibaca Saegusa. Senang berkenalan denganmu.“

Meskipun ia menambahkan kedipan mata pada akhirnya, tidak ada tanda-tanda yang mengherankan dalam nada suaranya. Penampilannya sebagai seorang gadis yang cantik dengan tubuh yang proporsional meskipun tubuhnya yang mungil, ia memancarkan suasana yang memikat dan tidak akan mengejutkan jika siswa baru itu akan salahpaham atas niatnya.

Tetapi, saat mendengar pengenalan diri gadis itu, Tatsuya tampak mengerutkan kening tanpa sadar.

“Number..... dan diatas semuanya, seorang 'Saegusa (Seven Grass)'."

Kemampuan seorang penyihir sangat dipengaruhi oleh keturunan.

Kualitas seorang penyihir juga sangat berhubungan erat dengan garis keturunannya.

Dan di negara ini, keluarga yang memiliki garis ketururunan yang lebih unggul dalam sihir akan memiliki nomor atau angka yang terkandung dalam nama keluarga mereka sesuai tradisi.

Di antara garis keturunan penyihir yang disebut “the numbered“ dan memiliki garis ketururunan yang lebih unggul itu, Saegusa adalah salah satu dari dua keluarga yang dianggap terkuat di negara ini saat ini. Gadis ini adalah presiden dewan siswa dari sekolah ini dan mungkin saja keturunan langsung Saegusa. Dengan kata lain, dia adalah elit di antara para elit. Bahkan mungkin saja bisa dikatakan kalau gadis itu adalah kebalikan dari dirinya.

Sambil bergumam pahit, dan entah bagaimana caranya untuk mencoba tersenyum sopan, pemuda itu memperkenalkan dirinya.

“Aku,.... ah tidak...., namaku adalah Shiba Tatsuya.“

“Shiba Tatsuya-kun... jadi, kamu adalah Shiba-kun yang itu yaa...."

Mata dari presiden dewan siswa menunjukkan kekagetannya, dan kemudian menganggukkan kepalanya dengan penuh arti.

Bagaimanapun juga, Tatsuya adalah kakak laki-laki dari perwakilan siswa baru, siswa baru terbaik yaitu Shiba Miyuki, sedangkan Tatsuya hanya siswa bodoh yang bahkan tidak bisa menggunakan sihir apapun; mungkin wanita itu mengacu pada hal itu.

Memikirkan hal itu, Tatsuya tetap sopan dan diam.

“Bahkan di antara para guru, kamu sudah jadi bahan pembicaraan.“

Mayumi berkata dengan senyum yang riang, tanpa peduli dengan Tatsuya yang terdiam.

Mungkin saja karena sangat jarang ada sepasang saudara kandung yang sangat berbeda satu sama lain, pikir Tatsuya.

Akan tetapi, tidak ada keragu-raguan atau perasaan negatif yang terasa dari wanita itu. Dia merasa tidak ada tanda-tanda mencemooh dalam senyumnya itu.

Tatsuya cuma merasakan rasa bersahabat yang positif dalam senyum Mayumi.

“Dari nilai maksimum 100, nilai rata-ratamu dari 7 mata pelajaran dalam ujian penerimaan adalah 96. Khususnya, yang terbaik pada teori sihir dan teknik sihir. Meskipun nilai rata-rata dari mereka yang lulus dalam mata pelajaran itu tidak lebih dari tujuh puluh, tapi kamu mendapat nilai sempurna tanpa kesulitan untuk kedua mata pelajaran yang memiliki pertanyaan berbasis esai. Itu rekor yang luar biasa tinggi.“

Ini bukan imajinasinya mendengar pujian itu, pikir Tatsuya. Mungkin alasannya karena,

MKnR v01 10.jpg

“Itu hanya hasil test tertulis. Tidak lebih dari data di dalam sistem informasi.“

Penilaian kemampuan siswa dari sekolah sihir, lebih menitikberatkan pada hasil tes praktek, bukan dari hasil tes tertulis.

Sementara Tatsuya tersenyum pahit, ia seakan mangacu ke dada kirinya sendiri.

Tidak mungkin kalau presiden dari dewan siswa itu tidak mengerti.

Namun, Mayumi menggelengkan kepalanya dan tersenyum mendengar kata-kata Tatsuya itu.

“Itu adalah hasil yang luar biasa, tahukah kamu bahkan aku sendiri tidak akan mampu untuk melakukannya. Mungkin aku tidak kelihatan seperti itu, tetapi aku sendiri cukup percaya diri dalam mata pelajaran yang berbasis teori. Jika pada ujian penerimaan aku harus menjawab soal yang sama denganmu, aku pasti tidak akan bisa memperoleh nilai setinggi itu seperti kamu Shiba-kun.“

“Sudah saatnya......... permisi.“

Tatsuya pergi meninggalkan Mayumi, yang kelihatannya masih ada yang ingin dia bicarakan, dan berbalik arah dan pergi tanpa menunggu balasan darinya.

Di dalam lubuk hatinya, dia khawatir dengan senyum di wajah Mayumi, dan apa yang akan terjadi jika dia berbicara lebih lama dengannya.

Walaupun Tatsuya tidak sadar apa yang sedang dia khawatirkan.


◊ ◊ ◊


Akibat dari percakapannya dengan presiden dewan siswa, saat Tatsuya memasuki auditorium, lebih dari setengah tempat duduk yang tersedia sudah terisi.

Karena tidak ada aturan dalam memilih tempat duduk, dia bebas untuk duduk dimana saja.

Bahkan sekarang ini, tergantung dari sekolah, ada sekolah yang masih mengikuti tradisi lama yang mengatur tempat duduk di kelas yang diumumkan sebelum upacara penerimaan siswa baru, tetapi untuk sekolah ini, seorang siswa dapat memastikan kelasnya setelah menerima Kartu ID.

Oleh karena itu, tempat duduk tidak diatur tergantung kelasnya.

Akan tetapi, ada pembagian yang jelas untuk tempat duduk dari siswa baru itu.

Setengah dari baris pertama akan ditempati oleh Blooms. Siswa yang memiliki emblem bunga berkelopak delapan di dada kiri mereka. Siswa baru yang bisa mendapat manfaat penuh dari kurikulum di sekolah ini.

Setengah dari baris belakang akan ditempati oleh Weeds. Sisa yang dada kirinya kosong. Sisa baru yang hanya diterima sebagai cadangan.

Walaupun mereka sama-sama siswa baru, yang menjadi murid dari sekolah ini di setiap hari yang sama, mereka terbagi dengan rapi menjadi kelompok dengan emblem dan kelompok tanpa emblem.

Dan ini bukanlah sesuatu yang dipaksakan.

(Orang-orang yang sadar dengan diskriminasi malah menerima diskriminasi itu, ya.......)

Itu memang sudah jadi rahasia umum.

Tanpa bermaksud untuk menantang arus secara terang terangan, Tatsuya memilih tempat duduknya sendiri di tengah dari sepertiga baris terakhir.

Tatsuya melihat ke arah jam dinding.

Masih ada sisa 20 menit.

Tatsuya tidak bisa mengakses situs di dalam auditorium di mana peralatan komunikasi dilarang untuk dipergunakan. Data yang tersimpan dalam terminalnya juga bukan informasi baru baginya, dan yang lebih penting, itu dilarang untuk membuka terminal di tempat ini.

Tatsuya mencoba memikirkan adiknya yang sedang melakukan gladi bersih terakhirnya saat ini... dan menggelengkan kepalanya.

Adik perempuannya tidak akan gugup tepat sebelum acara utama.

Pada akhirnya, Tatsuya, yang tidak melakukan apapun, membuat dirinya duduk nyaman di kursi dan menutup matanya. Sesaat sebelum dia tertidur,

“Er, apakah kursi di sebelahmu kosong?“

Sebuah suara terdengar.

Dia membuka matanya, dan seperti yang dia pikirkan, suara itu ditujukan pada dirinya.

Seperti yang sudah diperkirakan, itu adalah suara dari seorang siswi.

“Silahkan.“

Meskipun Tatsuya bingung mengapa ia sengaja memilih untuk duduk di samping seorang siswa asing, meskipun faktanya masih banyak kursi kosong, selain itu kursi di sini juga dibuat cukup luas supaya nyaman, di sampingnya seorang wanita muda yang ramping (ini mengacu pada aspek horizontal), walaupun demikian, Tatsuya tidak merasa gelisah karena dia duduk di sampingnya. Sebaliknya, itu jauh lebih nyaman daripada jika lelaki berotot yang duduk di sampingnya.

Memikirkan hal itu, Tatsuya mengangguk dengan sopan.

Terima kasih, 3 wanita muda lainnya kemudian duduk satu persatu.

Begitu rupanya, Tatsuya membenarkan pemikirannya sendiri.

Sepertinya mereka sedang mencari tempat yang cukup untuk mengakomodir keempatnya untuk duduk bersama.

Mungkin mereka berteman satu sama lain, walaupun cukup jarang melihat empat orang teman lulus penerimaan siswa baru ke sekolah ini dan bahkan menjadi siswa jalur 2 bersama, pikir Tatsuya. Itu tidak akan terasa aneh jika salah satu dari mereka memiliki kemampuan tinggi, dia pikir —— tetapi itu bukan urusannya.

“Er.....“

Suara itu memanggil Tatsuya lagi, setelah dia kembali menatap ke depan karena sudah tidak tertarik lebih jauh lagi pada siswa seangkatan yang duduk di sampingnya yang dia temui secara kebetulan.

Apa sebenarnya yang dia inginkan?

Jelas sekali, dia bukan kenalan, dan dia tidak menyenggolnya atau menginjak kakinya.

Bahkan Tatsuya merasa postur duduknya sudah benar.

Tatsuya seharusnya tidak melakukan apapun yang mengakibatkan dirinya menerima keluhan tetapi —

“Namaku Shibata Mizuki. Senang berkenalan denganmu.“

Tidak disangka, dia mengenalkan dirinya pada Tatsuya, yang memiringkan kepalanya. Dengan nada yang tampaknya pemalu. Meskipun tidak baik untuk menilai seseorang karena penampilannya, wanita muda itu tampaknya bukan tipe yang terbiasa berkenalan dengan orang asing.

Dia mungkin berusaha untuk melakukannya, pikir Tatsuya. Wanita muda itu mungkin melakukannya dengan harapan kalau mereka akan saling membutuhkan dan saling membantu karena mereka sama-sama siswa jalur 2.

“ Namaku Shiba Tatsuya. Senang berkenalan denganmu juga. “

Setelah membalas perkenalannya, mata wanita muda yang memakai lensa itu terlihat lega.

Jaman sekarang, cukup jarang melihat gadis yang memakai kacamata.

Sejak pertengahan abad ke 21, sebagai konsekuensi dari prosedur penyembuhan penglihatan semakin diketahui secara luas, penyakit yang dikenal sebagai miopia telah menjadi sesuatu dari masa lalu di negeri ini.

Kecuali orang yang dilahirkan karena kelainan penglihatan yang diakibatkan keturunan pada tingkat serius atau semacamnya, orang tidak akan memakai alat bantu penglihatan, dan bahkan dalam hal seseorang benar-benar membutuhkannya, lebih umum bagi orang untuk memakai lensa kontak yang walaupun dipakai selama 10 tahun tidak akan berbahaya bagi tubuh.

Jika wanita itu tetap memakai kacamata, bisa jadi karena hobi, aksesoris, fashion, atau —

(Sensitivitas berlebihan pada emisi partikel spirit, huh.....)

Sekilas, Tatsuya bisa memperkirakan kalau itu lensa biasa tanpa minus. Setidaknya, Tatsuya tahu kalau lensa itu tidak digunakan untuk membantu penglihatannya. Menurut pendapatnya tentang wanita muda itu, daripada memakai kacamata itu untuk fashion, mungkin lebih tepat kalau wanita itu memakainya untuk keperluan tertentu, pikir Tatsuya.

“Sensitivitas berlebihan pada emisi partikel spirit “ merupakan suatu kondisi dimana seseorang bisa melihat emisi partikel spirit tanpa sadar, dan tidak mampu menghentikannya, dengan kata lain, sejenis kelainan yang tidak bisa dikendalikan. Walaupun, ini bukan penyakit, ataupun cacat.

Ini adalah suatu kelainan dimana kemampuan panca indera menjadi sangat tajam.

Pushion (Partikel Spirit) dan Psion (Partikel Pikiran). Kedua partikel itu diteliti dalam “ Fenomena Para-Psikologikal “— yang juga terdapat dalam sihir — terdiri dari entitas non-fisik yang tidak berhubungan dengan Fermions, partikel yang membentuk komposisi materi, yang juga tidak sama dengan Bosons, yang menyebabkan hubungan interaksi antar materi. Psion adalah manifestasi partikel dari niat dan pikiran , sementara Pushion bisa dianggap sebagai manifestasi partikel dari emosi yang ditimbulkan oleh niat dan pikiran. (Sayang sekali bahwa ini adalah masih pada tahap hipotetis.)

Biasanya, Psion yang dipakai dalam sihir, dan dalam sistem teknologi dari sihir modern, menitikberatkan pada cara mengontrol Psion. Yang harus dipelajari pertama kali oleh Penyihir adalah cara untuk memanipulasi Psion.

Orang yang menderita karena " Sensitivitas berlebihan pada emisi partikel spirit ", kelainan yang disebabkan keturunan, yang menunjukkan gejala kepekaan berlebihan pada emisi spirit partikel — sehingga bisa melihat cahaya yang tidak dapat dilihat secara fisik oleh orang biasa tergantung dari aktifitas Pushion.

Mereka yang terpengaruh secara visual oleh emisi partikel spirit akan mengganggu keadaan emosional diri mereka. Akibatnya, Pushion yang diduga menjadi partikel yang dibentuk oleh emosi, dan sehingga, seseorang yang menderita " Sensitivitas berlebihan pada emisi partikel spirit " cenderung rentan terhadap gangguan stabilitas mentalnya.

Pada dasarnya, untuk mencegah hal itu, diperlukan kontrol sensitivitas Pushion, dan bagi mereka yang tidak mampu untuk melakukan itu, mereka akan memerlukan bantuan teknologi. Salah satu alat bantu ini adalah kacamata yang terbuat dari lensa berbahan khusus yang dikenal sebagai "Aura Cut Coating Lenses ".

Pada kenyataannya, untuk Penyihir, " Sensitivitas berlebihan pada emisi partikel spirit " bukanlah kondisi yang langka terjadi. Karena kepekaan Penyihir untuk Pushion dan kepekaan terhadap Psion kurang lebih hampir sama, jumlah penyihir yang secara sadar memanipulasi Psion dan terganggu karena terlalu sensitif terhadap radiasi partikel spirit lebih banyak. Bahkan bisa dikatakan bahwa itu adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari.

Namun, memang cukup jarang melihat seseorang yang memiliki gangguan yang menyebabkan orang itu harus terus menerus memblokir emisi partikel spirit dengan kacamata. Tidak akan menjadi masalah jika itu karena kemampuan manipulatif yang lebih rendah, tetapi jika itu karena sensitivitas yang sangat tinggi, maka itu akan menjadi berita buruk bagi Tatsuya. (Meskipun itu hal yang sebaliknya untuk orang tersebut.)

Tatsuya mempunyai rahasia.

Rahasia yang tidak akan terbongkar dari penampilan luarnya, tetapi jika wanita itu memiliki mata spesial yang memungkinkan dirinya untuk merasakan Pushion dan Psion yang dapat terlihat secara langsung olehnya, rahasia Tatsuya mungkin akan terbongkar secara tidak sadar.

— Tatsuya harus sangat hati-hati jika berada di sekitar wanita itu.

“ Namaku Chiba Erika. Senang berkenalan denganmu, Shiba-kun. “

“ Senang berkenalan denganmu juga. “

Suara dari perempuan yang duduk di sebelah Mizuki mengalihkan pikiran Tatsuya.

Tapi itu gangguan yang masih bisa dimengerti.

Tatapan Tatsuya tanpa sengaja berubah menjadi cukup tajam, dan sifat pemalu Mizuki sudah mencapai puncaknya, tetapi masih tidak disadari oleh Tatsuya.

“ Tapi, bisakah aku katakan kalau ini adalah kebetulan yang menarik? “

Berbeda dengan temannya, Erika kelihatan seperti orang yang lebih terbuka.

Rambut pendeknya, berwarna cerah dan perawakannya menunjukkan dirinya gadis yang ceria.

“ Apa itu ? “

“ Jadi, nama kita Shiba, Shibata, dan Chiba kan ? terdengar berirama kan ? walaupun sedikit berbeda. “

“ .... Betul juga. “

Tatsuya bisa mengerti apa maksudnya.

( Tapi, Chiba[1] ya...... Numbered yang lainnya ? aku tidak tahu ada anak perempuan bernama “ Erika “ di dalam keluarga Chiba. Tetapi bisa jadi dia bukan keturunan langsung.... )

Ketika Tatsuya memikirkan hal itu, sangat menarik, dia sedikit tertawa namun tidak sampai membuat orang di sekitarnya menatapnya.

Setelah dua siswa lain yang berada di samping erika selesai memperkenalkan diri, Tatsuya merasa ingin memuaskan rasa ingin tahunya.

“ Apakah kalian berempat berasal dari SMP yang sama ? “

Jawaban Erika sama sekali tidak diduga oleh Tatsuya.

“ Tidak, kami baru saja bertemu untuk pertama kalinya. “

Wajah kaget Tatsuya mungkin kelihatan aneh, dan Erika sambil tertawa terus menjelaskan.

“ Aku tidak tahu tadi ada di mana tapi aku sedang menatap papan informasi; dan kemudian Mizuki memanggilku. “

“..... Papan informasi ? “

Aneh, pikir Tatsuya. Data untuk upacara penerimaan siswa baru termasuk dengan lokasi diadakannya, telah dikirimkan kepada semua siswa. Dengan menggunakan LPS ( Local Positioning System ), merupakan aplikasi standar dari mobile terminal , bahkan jika murid baru itu tidak melihat papan informasi, atau mengingat informasi itu, seseorang tidak akan tersesat.

“ Kami bertiga tidak membawa data terminal kami. “

“ Soalnya, model layar virtual dilarang penggunaannya dan kami menyimpan data kami disana. “

“ Kami cukup beruntung masuk sekolah ini rupanya, tidak masuk akal rasanya kalau sampai bolos upacara penerimaan siswa baru. “

“ Sebenaranya aku lupa membawa milikku “

“ Jadi itu alasanmu, ya...... “

Tatsuya sebenarnya tidak bisa menerima alasan itu. Ini adalah penerimaan murid baru di sekolahmu, setidaknya, pastikan dulu lokasi tempat dilangsungkannya upacara sebelum berangkat, dia berkata dalam hati, tapi tidak sepatah kata pun keluar dari mulutnya.

Tidak perlu rasanya berdebat untuk hal yang tidak penting— memikirkan hal itu, Tatsuya menahan dirinya.


◊ ◊ ◊


Kata sambutan dalam pidato Miyuki memang luar biasa seperti yang sudah diperkirakan.

Tatsuya tidak pernah berpikir kalau adik perempuannya akan gugup untuk hal seperti ini.

Walaupun Miyuki sangat bersemangat dan memakai beberapa kata yang cukup riskan seperti “ setiap orang setara “, “ sebagai satu kesatuan “, “ tanpa mempermasalahkan kemampuan sihir “ atau “ secara bersama-sama “, dia menyusunnya dengan sangat baik dan tidak terdengar menyakitkan sama sekali.

Sikap terbuka Miyuki, kemurniannya, dan kerendahan hatinya, ditambah lagi dengan penampilannya yang cantik dan mempesona, telah mencuri hati setiap orang, tidak hanya laki-laki, tidak hanya siswa baru, tetapi bahkan kakak kelas juga.

Miyuki mungkin akan dikerumuni keramaian mulai besok dan seterusnya.

Memang bukan hal yang aneh.

Kalau memakai standar masyarakat, kita bisa menyebut Tatsuya seorang siscon dari caranya memperlakukan adiknya. Tatsuya ingin memujinya secara langsung , tetapi sayangnya, ada yang harus diurus setelah upacara selesai yaitu masalah Kartu ID.

Karena kartu individu tersebut tidak dibuat sebelumnya, maka pengaturannya dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap orang harus pergi ke lokasi yang ditentukan sendiri dan mengisi data pribadi mereka sendiri ke dalam kartu yang nantinya bisa digunakan di dalam lingkungan sekolah, counter manapun yang mereka tuju, prosedur bisa selesai, tapi tiba-tiba, sedikit hambatan muncul dalam hati Tatsuya.

Miyuki tentu saja tanpa diragukan lagi tidak perlu melakukan pengisian data itu, sebagai perwakilan siswa baru, dia sudah diberikan kartu itu.

Dan sekarang, di tengah keramaian pengunjung dan para siswa.

“ Shiba-kun, kamu masuk di kelas mana ? “

Erika, tidak bisa menyembunyikan kegirangan di wajahnya, ketika bertanya pada Tatsuya, yang berada pada baris terakhir dari kelompok itu (dengan kata lain, dia termasuk lelaki yang bersikap ‘Ladies first ‘)

“ Kelas E. “

Mendengar jawaban Tatsuya,

“Yay ! kita berada di kelas yang sama. “

Erika melompat kegirangan. Dia kelihatan sedikit berlebihan tetapi,

“ Aku juga berada di kelas yang sama. “

Mizuki sama halnya dengan Erika juga tampaknya kegirangan, sepertinya ini reaksi yang alami dari siswa baru.

“ Aku di kelas F. “

“ Aku di kelas G. “

Walaupun berbeda kelas, reaksi keduanya tidak terlihat sedih. Bagaimanapun juga mereka sudah semangat sekali ketika diterima di sekolah ini.

Sekolah ini ada 8 kelas untuk siswa kelas 1, dan setiap kelas ada 25 siswa.

Karena itu, mereka setara.

Pertama- tama, Weeds ditempatkan di kelas E sampai H, dan Blooms ditempatkan di kelas A sampai D.

Dua gadis yang berbeda kelas tadi akhirnya berjalan masing masing. Sepertinya mereka pergi ke kelas mereka. Walaupun kelas A-D dan kelas E-H berada di lantai yang berbeda, bukan berarti kalau antusiasme mereka akan menurun.

Selain itu, siswa jalur 2 juga tidak selalu berkumpul bersama-sama dalam satu kelompok.

Ada juga beberapa dari mereka yang tetap berdiri tegak, dan bangga karena sudah diterima di sekolah yang memiliki reputasi bagus.

Karena sekolah ini juga termasuk dalam peringkat atas di antara sekolah-sekolah yang tidak berhubungan dengan sihir di negara ini.

Mereka berdua mungkin sedang mencari teman baru yang mungkin akan menghabiskan waktu bersama-sama di sekolah.

“ Apa yang harus kita lakukan sekarang ? Apakah kita juga ikut melihat ruang kelas kita ? “

Erika bertanya sambil melihat muka Tatsuya. Walaupun Mizuki tidak bertanya tetapi dia juga mungkin melihat ke arah Tatsuya.

Hanya beberapa sekolah yang masih melanjutkan tradisi lama, sekarang ini, SMA umumnya tidak lagi menggunakan sistem yang memakai guru wali kelas.

Edaran Administrasi tidak perlu diserahkan satu per satu, dan selain itu, tidak banyak anggaran ekstra yang dihabiskan pada sumber daya manusia tersebut, sehingga edaran didistribusikan melalui terminal yang terhubung di seluruh sekolah.

Sistem satu terminal untuk setiap individu sudah diterpakan di sekolah sejak puluhan tahun yang lalu.

Hampir semuanya dilakukan dengan menggunakan terminal data kecuali mengenai instruksi individu atau pelajaran praktek.

Jika lebih banyak pengurus yang diperlukan, konselor yang punya keahlian dalam berbagai disiplin ilmu akan dipekerjakan oleh sekolah.

Jadi, alasan wali kelas tetap diperlukan adalah untuk kenyamanan dalam pelajaran praktek dan percobaan. Ketika pelajaran praktek dan percobaan berakhir, dan karena kadang ada sedikit waktu kosong, mereka diperlukan untuk mengawasi sejumlah siswa. (Meskipun, pengawasan adalah pekerjaan sehari-hari.)

Selain itu, dengan sistem terminal pribadi, juga membuat beberapa hal menjadi sangat praktis.

Tidak peduli apa latar belakang dari orang-orang itu, sekali waktu mereka akan menghabiskan waktu di ruangan yang sama cukup lama, mereka akan berbaur dengan satu sama lain secara alami.

Dengan membuang sistem wali kelas, ikatan antara teman sekelas cenderung menguat.

Dengan kata lain, jika seseorang ingin cepat mendapat teman baru, maka pergi ke kelas merupakan cara tercepat. Tetapi, Tatsuya menggelengkan kepalanya atas ajakan Erika.

“ Maaf. Aku akan bertemu dengan adik perempuanku dulu. “

Tidak ada lagi yang harus dibicarakan lebih jauh dengan mereka hari ini .

Tatsuya sudah membuat janji dengan Miyuki untuk pulang sekolah bersama setelah semua prosedur selesai dilakukan.

“ Heeeh..... adik perempuan Shiba-kun pasti manis sekali kan ? “

Mendengar pemikiran dan pertanyaan Erika, Tatsuya merasa terganggu tentang bagaimana ia harus menjawabnya.

Jika adiknya, maka dia pasti manis, apa artinya itu? , pikir Tatsuya. Dia merasa bahwa dia tidak bisa mengerti hubungan sebab dan akibat antara kedua hal itu.

Untungnya, ia tidak benar-benar perlu memaksa dirinya untuk menjawabnya.

"Jangan-jangan adikmu yang menjadi ... perwakilan dari siswa baru, Shiba Miyuki-san?"

Karena Mizuki memberi pertanyaan yang lebih sederhana.

Kali ini, tidak perlu baginya untuk ragu. Anggukan dari Tatsuya sudah cukup untuk memastikan jawaban untuk pertanyaan itu.

"Eh? Benarkah? Lalu, apakah kalian kembar?"

Pertanyaan yang alami dari Erika. Untuk Tatsuya, itu adalah pertanyaan yang sudah dia dengar sejak kecil.

“ Aku sudah sering ditanya seperti itu tetapi kami bukan kembar. Aku lahir pada bulan April sedangkan dia lahir pada bulan Maret. Jika aku lahir satu bulan sebelumnya atau dia lahir satu bulan kemudian, maka kami tidak akan berada pada tahun ajaran"[2] yang sama di sekolah. "

"Hmm ... aku rasa itu benar-benar membuat hal-hal menjadi rumit ya?"

Memiliki adik yang berprestasi tinggi pada tahun ajaran yang sama, itu pasti akan rumit, tapi Erika tidak berniat buruk. Tatsuya tersenyum dan membiarkan pertanyaan melebar.

"Selain itu, mengejutkan kalau kamu bisa tahu. Karena Shiba bukan nama keluarga yang langka."

Mendengar pertanyaan balasan Tatsuya itu, dua wanita muda itu tersenyum kecil.

"Tidak, tidak, itu cukup jarang."

Namun, cara Erika mengatakan itu memberi kesan yang berbeda. Kontras dengan senyum Erika, yang tercampur perasaan masam,

"roman kalian mirip ..."

Senyum pendiam Mizuki tampak kurang percaya diri.

"Apakah kami mirip?, aku juga bertanya-tanya."

Kepala Tatsuya itu tidak berpaling dari kata-kata Mizuki. Dalam cara yang sama seperti kata-kata Erika tadi, seolah-olah nadanya menyoroti akar masalah, kata-kata Mizuki terasa tidak nyata baginya.

Mungkin sebenarnya, Tatsuya tidak percaya pada mereka.

Bahkan jika seseorang tidak benar-benar sedang mencari kelebihan pada diri Miyuki, dia memiliki kecantikan yang langka, bahkan jika kamu mengambil semua bakatnya yang berlebihan, hanya dengan berada di sana, dia tidak akan bisa menghindar tetapi akan mengumpulkan perhatian, terlahir sebagai idola , tidak, seorang bintang.

Melihat adik perempuannya, ia bisa memahami idiom, "Tuhan tidak memberikan dua bakat", hanyalah sebuah kebohongan yang menyenangkan.

Sebaliknya, ia sendiri hanya di atas norma, atau di atas rata-rata, mungkin? Tatsuya mengevaluasi diri sendiri.

Selama SMP, sebagai orang yang hanya melihat, banyak surat cinta ( yang menurut Tatsuya, itu adalah surat dari Fans ) sering ditujukan pada adiknya, Tatsuya tidak pernah sekalipun menerima hal seperti itu.

Bahkan jika itu hanya sebagian, mereka seharusnya masih mewarisi gen yang sama, tapi bahkan Tatsuya pernah meragukan tidak hanya sekali atau dua kali apakah mereka benar-benar berhubungan darah atau tidak.

"Jika kamu bicara seperti itu ... uhn, kalian terlihat sama. Shiba-kun bisa dikatakan ‘ Hunk[3] ‘. tapi penampakanmu hanya terasa seperti itu dan tidak lebih dari itu."

Sama seperti jawaban Erika dari pertanyaan Tatsuya itu, Mizuki juga mengangguk setuju.

" ‘ Hunk ‘ katamu? , kata yang sudah ketinggalan jaman dari era mana itu ... dan bukankah itu berarti jika kamu mengesampingkan wajahku, tidak ada kemiripan dalam diri kami kan?"

Jika dipikirkan dengan bijaksana, kata-kata Erika mungkin sedikit sulit untuk dimengerti, tapi sepertinya bukan hanya wajah mereka yang tampak sama. Setelah Tatsuya menafsirkan seperti itu, ia membalas Erika.

"Bukan itu, hmm, bagaimana yah aku harus menjelaskannya..."

Sepertinya Erika tidak bisa mengekspresikan itu dengan baik.

Kalau bukan karena Mizuki menyelamatkannya, dia mungkin saja masih akan meraba-raba untuk sementara waktu.

"Itu auramu, kharisma kalian terasa sama. Bisa ditebak kalian saudara kandung.."

"Benar juga! Aura, aura kalian."

Memukul pahanya sendiri, Erika juga mengangguk setuju.

Kali ini, giliran Tatsuya untuk tersenyum kecut.

"Chiba-san ... kamu bukan orang yang mudah terbawa suasana kan?"

Terbawa suasana ? Kamu jahat sekali, Erika mulai protes tapi Tatsuya membiarkannya. Dari nada suaranya, bukan berarti Erika benar-benar marah atas komentarnya.

"Selain itu, Shibata-san, kamu juga luar biasa karena dapat mengetahui aura kami ... Matamu pasti benar-benar bagus."

Kali ini Erika yang memotong kata-kata Tatsuya dengan nada yang mendalam.

"Eh? Mizuki kan memakai kacamata ?"

"Aku tidak bermaksud seperti itu. Selain itu, kacamata Shibata-san itu tanpa minus kan?"

Hah? Erika mengintip ke dalam kacamata Mizuki dengan wajah bingung.

Di sisi lain dari lensa itu, mata Mizuki melebar dan mengeras.

Apakah ia terkejut karena ada orang lain yang tahu, atau apakah dia menyesal karena rahasia miliknya diketahui? Apapun itu, menurut Tatsuya, seharusnya itu adalah sesuatu yang tidak ada konsekuensinya dengan diri Mizuki.

Mengapa dia membuat wajah seperti itu, Tatsuya tidak punya kesempatan untuk menyelidiki tentang hal itu.

Waktu berlalu. Dan itu mungkin yang terbaik untuk saat ini.


◊ ◊ ◊


“ Onii-sama, maaf sudah membuatmu menunggu. “

Di belakang Tatsuya dan yang lainnya, yang sedang berbicara di sebuah sudut dekat pintu keluar auditorium, suara orang yang sedang ditunggu Tatsuya terdengar.

Miyuki, yang dikelilingi oleh kerumunan, menyelinap keluar dari sana.

Awalnya, Tatsuya merasa bahwa Miyuki keluar sedikit lebih awal, tapi kalau melihat karakter adik perempuannnya, itu mungkin sudah tepat waktu.

Meskipun Miyuki bukan orang yang akan menghindar dari sosialisasi, tapi tidak terbantahkan bahwa ia memiliki kecenderungan untuk tidak senang dengan sanjungan dan pujian berlebihan. Meskipun bisa dikatakan kalau Miyuki berperilaku kekanak-kanakan, sejak kecil, sering sekali baginya untuk menerima pujian, dan di antara pujian-pujian itu, ada kalanya pujian itu terkandung dengan rasa cemburu dan iri yang jumlahnya juga bukan hanya segelintir.

Jika kamu membayangkan hal itu, maka cukup dimengerti bahwa Miyuki akan menjadi agak curiga terhadap pujian yang ia terima. Kamu bahkan dapat mengatakan bahwa ia berusaha bertahan untuk hari ini.

" kamu selesai lebih awal " adalah apa yang Tatsuya ingin katakan ketika ia berbalik, tapi meskipun kata-kata itu tetap sama seperti yang direncanakan, intonasinya berubah menjadi satu pertanyaan.

Di belakang orang-orang yang mengikuti Miyuki, ada satu orang yang tidak disangka Tatsuya akan menemani Miyuki.

“ Hello Shiba-kun. Kita bertemu lagi. “

Dalam menanggapi senyum dan sapaan yang ramah itu, Tatsuya menunduk tanpa mengatakan apapun.

Meskipun perkenalan Tatsuya yang tidak memadai jika dibandingkan dengan sikap sopan santun Mayumi, senyum Presiden Dewan Siswa, Saegusa Mayumi, tidak memberi kesan tidak menyenangkan sedikit pun. Mungkin, itu adalah poker face miliknya, atau mungkin, ini adalah bawaan lahir dari wanita muda yang lebih senior darinya itu, yang manapun itu, Tatsuya, yang baru saja bertemu dengannya, tidak mengetahuinya.

Tapi, daripada respon aneh dari kakak laki-lakinya kepada presiden dewan siswa, adik perempuannya tampak terganggu oleh dua wanita muda yang berdiri disamping kakaknya.

"Onii-sama, mereka ..."

Sebelum menjelaskan situasinya sendiri tentang mengapa ia tidak sendirian, Miyuki sedang mencari penjelasan mengapa Tatsuya tidak sendirian. Meskipun ia agak terkejut dengan kekurang sopanannya, Tatsuya tidak menyembunyikan apa pun. Tatsuya menjawab tanpa menunda sedetik pun.

"Ini adalah Shibata Mizuki-san. Dan itu Chiba Erika-san. Kami berada di kelas yang sama."

"Jadi begitu ... bukankah sedikit terlalu cepat bagimu untuk kencan dengan teman sekelasmu ?"

Dengan menggemaskan Miyuki memiringkan kepalanya ke samping, bukan berarti aku ingin melarangmu melakukan hal itu, wajah Miyuki seperti ingin mengatakannya. Bibirnya membentuk senyuman seorang Lady. Tapi, matanya tidak tersenyum.

Astaga, pikir Tatsuya.

Sepertinya segera setelah upacara, Miyuki telah dibombardir dengan sanjungan dari kiri dan kanan, memojokkan dirinya, sehingga banyak mengakumulasi stres.

"Tidak mungkin itu terjadi kan, Miyuki? Kami hanya mengobrol sambil menunggumu.

Kamu sudah bersikap tidak sopan kepada mereka berdua, bukan? "

Wajah cemberut adik perempuannya tampak lucu menurutnya, tetapi tidak memperkenalkan dirinya sendiri setelah pihak lain memperkenalkan diri mungkin akan membuat reputasinya kurang baik di depan kakak kelas dan siswa tahun yang sama. Melihat mata Tatsuya sedikit mencela, wajah Miyuki tampak memberi isyarat untuk berhenti, dan setelah itu, Miyuki memberikan senyum yang lebih ramah di wajahnya.

"Selamat siang, Shibata-san, Chiba-san. Aku Shiba Miyuki. Aku juga seorang siswa baru seperti Onii-sama, jadi aku berharap bisa berteman dengan kalian. "

MKnR v01 11.jpg

“ Namaku Shibata Mizuki. Aku juga berharap untuk bisa berteman denganmu."

"Senang bertemu denganmu. Kamu bisa memanggilku Erika. Bolehkah aku memanggilmu dengan Miyuki?"

"Ya, silakan. Akan sulit untuk membedakan antara aku dan kakakku dari nama keluarga kami."

Ketiga perempuan muda itu saling memperkenalkan diri satu sama lain lagi.

Salam yang dipakai antara Miyuki dan Mizuki sepertinya cocok untuk orang yang baru pertama kali bertemu. Tapi untuk Erika, sejak awal, dia secara mengejutkan (jika ini adalah cara yang tepat untuk mengungkapkannya) sangat bersahabat.

Namun, hanya Tatsuya yang merasa canggung pada cara berbicara Erika yang terlalu bersahabat.

Tidak ada tanda-tanda Miyuki yang merasa risih dengan perilaku Erika yang terasa terlalu bersahabat dari anggukannya.

"Ah-ha, Miyuki, aku tidak menyangka kamu begitu ramah kalau dilihat dari penampilanmu."

"Kamu juga seterbuka seperti sebagaimana penampilanmu. Senang bertemu denganmu, Erika."

Setelah merasa bosan dengan semua sanjungan dan pujian, kelihatannya Miyuki cukup menyukai sikap terus terang Erika, lebih dari itu sepertinya mereka berdua entah bagaimana telah mengerti satu sama lain. Miyuki dan Erika keduanya bertukar senyum tanpa ragu-ragu satu sama lain. Sementara Tatsuya merasa ditinggalkan di belakang, menurutnya sebaiknya mereka tidak terlalu lama berdiri di sini. Kelompok yang bersama dengan presiden dewan siswa yang mengikuti adik perempuannya cukup ramai, walaupun mereka tidak benar-benar menghalangi siapa pun, tetapi, jika mereka terus berdiri di sekitar sini, mereka akan menjadi halangan untuk orang-orang yang ingin melewati tempat itu.

"Miyuki. Apakah urusanmu dengan dewan siswa sudah selesai ? Jika belum, aku bisa pergi menghabiskan waktu sendiri ?"

"Tidak apa-apa."

Orang yang menjawab pertanyaan dan saran Tatsuya adalah pihak lain.

"Aku di sini hanya untuk menyapa kalian saja hari ini.

Miyuki-san ... boleh aku memanggilmu begitu juga? "

"Ah, iya boleh."

Selagi Mayumi memanggilnya, Miyuki mengangguk, senyumnya yang tanpa ragu-ragu itu berganti dengan ekspresi serius.

"Kalau begitu Miyuki-san, kita akan melanjutkannya pada hari lain."

Mayumi mengucapkan selamat tinggal dengan wajah tersenyum dan mulai keluar dari auditorium. Tapi, salah satu siswa laki-laki yang menyertainya di belakang meminta Mayumi berhenti. Dengan bangga menyombongkan dadanya seolah-olah itu hal yang wajar, yaitu lambang bunga berkelopak delapan itu.

"Tapi Presiden, bagaimana dengan jadwal di pihak kita ..."

"Kita kan tidak benar-benar membuat janji sebelumnya. Jika dia sudah memiliki janji lain, dia harus memberikan prioritas padanya dulu kan ?"

Setelah siswa laki-laki itu, yang tampaknya masih ingin melanjutkan perdebatan, akhirnya tertahan oleh sorot matanya, Mayumi tersenyum penuh arti pada Miyuki dan Tatsuya.

"Kalau begitu Miyuki-san, aku akan pergi sekarang. Shiba-kun juga, aku ingin melanjutkan obrolanku denganmu di hari-hari berikutnya."

Setelah menyampaikan salam, Mayumi pergi. Diikuti dengan siswa laki-laki yang mengikuti di belakangnya sambil berbalik, dan ia menatap Tatsuya dengan sorot mata yang tajam dan seolah-olah terdengar lidahnya berdecak... ck.....


◊ ◊ ◊


“...... Apakah sebaiknya kita pulang sekarang ?"

Kelihatannya Tatsuya entah bagaimana memancing ketidaksenangan bukan hanya dari kakak kelas tapi anggota eksekutif dewan siswa ketika ia baru saja mendaftarkan diri ke sekolah, itu adalah sesuatu yang di luar kendalinya. Tentu saja, sepertinya dia tidak akan menjalani kehidupan yang mulus dan lancar di mana ia kadang harus menghadapi hal-hal seperti itu. Meskipun pengalaman hidupnya masih kurang dari 16 tahun, Tatsuya sudah pernah mengalami hal negatif yang lebih dari itu.

"Maafkan aku, Onii-sama. Karena aku, kamu jadi mendapat kesan buruk ..."

"Tidak ada yang perlu dimaafkan."

Tanpa membiarkan Miyuki yang tampak tertekan menyelesaikan kata-katanya, Tatsuya mengangkat tangan dan meletakkannya di kepala Miyuki dari sisi dengan ketukan kecil. Sambil terus membelai rambutnya dengan cara menyisir, wajah tertunduknya menjadi merah merona. Bagi orang yang melihat mereka, sepasang saudara ini tampaknya mendekati batas yang berbahaya, tapi mungkin, mereka masih menahan diri untuk berkomentar sebagai konsekuensi yang baru saja berkenalan dengan dua bersaudara itu, Mizuki, dan Erika juga, tidak berkata apapun tentang itu.

"Yah, karena kita semua di sini, kenapa kita tidak pergi minum teh?"

"Kedengarannya bagus! Tampaknya ada toko kue yang bagus di sekitar sini."

Dengan kata lain, itu adalah undangan untuk teatime.

Tidak perlu rasanya untuk bertanya pada mereka apakah keluarga mereka sedang menunggu mereka. Menanyakan hal seperti itu mungkin akan menjadi perhatian yang tidak perlu. Sama halnya untuk Tatsuya dan Miyuki.

Selain itu, Tatsuya memiliki sesuatu yang ingin ditanyakan. Sebenarnya, itu benar-benar suatu hal yang tidak penting, tapi hal itu akan membuatnya penasaran jika dia tidak menanyakannya.

"Kamu tidak memeriksa di mana upacara penerimaan siswa baru akan diadakan, tetapi kamu bisa tahu ada di mana toko kue?"

Ini mungkin pertanyaan yang sedikit menggoda.

"Tentu saja! Ini sesuatu yang penting, kan?"

Tapi Erika mengangguk mantap tanpa sedikitpun ragu-ragu.

"" Tentu saja ', ya ...... "

Pengakuannya berubah menjadi keluhan. Tapi, Seolah-olah itu adalah urusan orang lain, Tatsuya berpikir orang lain yang akan menerima beban itu.

"Onii-sama, bagaimana menurutmu?"

Tapi sepertinya Tatsuya adalah satu-satunya yang terkejut pada pernyataan Erika.

Bahkan Miyuki tampaknya tidak mempermasalahkan kurangnya logika dalam memprioritaskan kafe makanan manis dibanding lokasi upacara. — Meskipun tentu saja, Miyuki tidak mengetahui rincian dari keseluruhan cerita.

"Yah, kedengarannya bagus. Bagaimanapun, kita baru saja berkenalan dengan satu sama lain. Baik itu jenis kelamin yang sama, atau tahun yang sama, kita mungkin tidak akan menemukan teman yang lain terlalu banyak."

Meskipun Tatsuya mengatakan itu, tapi sesungguhnya ia tidak pernah benar-benar terlalu memikirkan jawabannya tadi. Tidak ada masalah yang benar-benar mendesak menunggunya di rumah. Awalnya, Tatsuya tidak merencanakan kalau mereka akan pergi ke suatu tempat untuk menghabiskan sore hari dalam rangka merayakan diterimanya adiknya di sekolah sebelum pulang ke rumah.

Bagaimanapun juga kata-kata Tatsuya kelihatan tidak dipikirkan dalam-dalam, dan itu tercermin begitu saja dari suaranya.

Menyadari kata-kata Tatsuya itu adalah isi hatinya yang sebenarnya, Erika dan Mizuki kembali berkomentar.

"Shiba-kun, rupanya kalau tentang Miyuki, kamu tidak berpikir terlalu dalam tentang hal itu ..."

"Kamu benar-benar peduli dengan adikmu, ya.. ..."

Apakah itu pujian atau komentar karena takjub, ditambah gabungan dari tatapan yang berbeda kepadanya, Tatsuya hanya bisa terdiam dengan wajah masam.


◊ ◊ ◊


Toko kue yang direkomendasikan Erika adalah "cafetaria Perancis dengan dessert yang lezat", mereka makan siang di sana dan menghabiskan waktu dengan mengobrol riang ( cuma tiga wanita yang berbicara, dan Tatsuya hanya mendengarkan), dan saat mereka tiba di rumah, sudah hampir malam.

Tidak ada orang untuk menyambut mereka.

Rumah yang jauh melebihi ukuran rata-rata, tampaknya hanya dihuni oleh Tatsuya dan Miyuki.

Tatsuya kembali ke kamarnya dan melepas seragamnya.

Dia benar-benar tidak ingin berpikir bahwa pakaian yang seperti mantel darurat' itu dapat mempengaruhi dirinya, tapi, setelah melepas blazer yang sengaja didesain untuk terlihat "berbeda", ia merasa sedikit lebih ringan. Dia mendecahkan lidahnya sekali pada perasaan ini dan berganti pakaian secepatnya.

Saat ia sedang bersantai di ruang tamu, tak lama kemudian, Miyuki, yang telah selesai berganti pakaian, turun dari kamarnya.

Meskipun bahan pakaian telah mencapai kemajuan besar, desain pakaian sebagian besar tetap sama seperti seratus tahun yang lalu.

Kakinya yang indah tersingkap dari bawah rok pendek gaya dari awal abad ini, Miyuki mendekatinya.

Untuk beberapa alasan, selera mode adik perempuannya cenderung lebih terbuka kalau di rumah. Meskipun Tatsuya tampaknya sudah terbiasa untuk itu, sifat feminim Miyuki yang meningkat kalau di dalam rumah sering menyebabkan Tatsuya sedikit terganggu kemana ia harus menatap.

"Onii-sama, kamu ingin minum?"

"Boleh juga, aku ingin kopi."

"Tentu saja."

Saat ia menuju dapur, rambut panjangnya berayun dibelakang tubuh langsingnya. Itu untuk mencegah rambutnya mengganggu pekerjaannya di dapur, tapi, melihat sekilas ke pangkal lehernya, yang biasanya tertutup oleh rambutnya yang panjang, sebuah keindahan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata terpancar dari bagian leher pakaiannya .

Di negara maju dimana penggunaan Home Automation Robots (HAR) tersebar luas, perempuan — dan laki-laki — yang bekerja di dapur semakin sedikit. Semakin sedikit orang yang tetap melakukan pekerjaan di dapur, seperti memanggang roti atau menyeduh kopi, dengan tangan mereka sendiri kecuali karena hobi.

Dan Miyuki termasuk kelompok minoritas ini.

Bukan karena dia tidak mengerti menggunakan mesin.

Ketika teman-temannya datang berkunjung, dia biasanya akan meninggalkan pekerjaan itu ke HAR.

Tapi, ketika bersama-sama dengan Tatsuya saja, dia pasti akan memilih mengerjakannya sendiri.

Suara gilingan kacang dan suara menggelegak air mendidih sampai ke telinga Tatsuya dengan samar-samar.

Dia bisa dikatakan cukup menutup untuk bahkan pergi sampai sebatas menggunakan tetes kertas sederhana, daripada menggunakan alat pembuat kopi model lama.


Tatsuya pernah mencoba menanyakannya sekali, dan jawabannya adalah ia ingin melakukannya dengan cara itu, jadi itu mungkin memang hobi baginya. Tatsuya juga ingat waktu ia bertanya dengan curiga apakah itu memang hobinya, dan kemudian Miyuki memelototinya dengan wajah cemberut.

Apapun itu, kopi yang diseduh Miyuki paling cocok dengan selera Tatsuya.

"Onii-sama, silahkan diminum."

Dia menempatkan cangkir di samping meja, kemudian Miyuki datang dari sisi lain dan duduk di sampingnya.

Minuman di atas meja itu adalah kopi hitam, sedangkan yang Miyuki pegang ditambahkan susu ke dalamnya.

"Aromanya benar-benar nikmat."

Tidak ada pujian yang perlu ditambahkan lagi.

Hanya dari itu saja, Miyuki tersenyum lebar.

Kemudian, mengintip ke wajah puas dari kakak laki-lakinya dengan mata tersenyum, wajahnya terlihat lega saat ia mulai meminum minumannya – itu adalah Miyuki yang biasanya.

Dengan itu, mereka berdua menikmati kopi mereka.

Tak satu pun dari mereka memaksakan bahan obrolan.

Keduanya tidak terganggu dengan kehadiran satu sama lainnya.

Saat-saat ketika merasa canggung untuk tidak berbicara satu sama lain dalam jangka waktu yang panjang sudah lama berlalu.

Topik yang bisa mereka bicarakan cukup banyak. Hari ini adalah upacara penerimaan siswa baru. Mereka telah membuat teman-teman baru, dan untuk beberapa alasan, mereka juga bertemu kakak kelas yang merepotkan. Miyuki diundang oleh dewan siswa seperti yang diperkirakan. Hal-hal yang bisa diingat kembali, dan hal-hal yang bisa dibicarakan, terlalu banyak untuk satu malam.

Tapi, mengobrol dengan saudaranya sendiri, di rumah mereka, sampai kopi di dalam cangkir mereka habis.

"- sudah hampir waktunya untuk membuat makan malam."

Miyuki berdiri sambil memengang cangkir kosongnya, diikuti Tatsuya yang berdiri dan menyerahkan cangkir kopinya ke tangan adik perempuannya.

Malam semakin larut dan berlalu seperti biasa untuk kedua saudara kandung itu.


Chapter 2[edit]

Tatsuya terbangun di hari kedua dalam kehidupan SMA-nya yang biasa-biasa saja.

Meskipun ia telah mulai masuk SMA, itu bukan berarti bahwa rutinitas sehari-hari akan terpengaruh.

Tatsuya hanya sedikit membasuh wajahnya - karena dia akan mencucinya dengan benar lagi nanti - dan mengenakan pakaian biasa.

Kemudian dia turun ke ruang makan dan melihat Miyuki mulai membuat sarapan.

"Pagi, Miyuki. kamu bangun cukup pagi hari ini."

Hari masih fajar, dan belum ada tanda-tanda matahari mulai naik.

Masih terlalu pagi untuk berangkat ke sekolah. Pelajaran pertama dimulai pukul 8:00 pagi tepat dan perjalananan ke sekolah akan memakan waktu sekitar 30 menit, sehingga akan ideal untuk meninggalkan rumah pukul 7:30 pagi. Menyiapkan sarapan, makan, beres-beres ... jika kita memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk semua ini, masih tersisa waktu satu jam.

"Selamat pagi, Onii-sama ... silahkan."

"Terima kasih."

Miyuki menyerahkan segelas jus segar.

Setelah kata terima kasih yang tulus, Tatsuya mengosongkan gelas dengan cepat, kemudian mengembalikannya ke tangan Miyuki yang terulur. -Miyuki sudah memiliki pemahaman yang sempurna dari pola Tatsuya itu.

Kemudian pada saat yang tepat ketika Tatsuya akan mengatakan "Aku berangkat" pada adiknya, yang sedang menghadap ke meja dapur, tangan Miyuki berhenti dan dia berbalik.

"Onii-sama, sebenarnya aku berencana untuk berangkat bersama denganmu hari ini ..."

Setelah mengatakan itu, Miyuki mengangkat keranjang yang penuh sandwich. Tampaknya lebih tepat untuk mengatakan bahwa ia telah "selesai membuat sarapan" daripada "mulai membuat sarapan".

"Aku tidak keberatan, tapi ... kamu akan pergi memakai seragammu ?"

Tatsuya bertanya sambil melirik seragam sekolah di bawah celemek, sangat kontras dengan kaos yang ia kenakan.

"Aku belum melaporkan ke sensei tentang pendaftaran sekolah ... dan juga, sepertinya aku tidak bisa lagi ikut latihan bersamamu, Onii-sama."

Dan itu jawaban Miyuki.

Alasan mengapa Miyuki sudah memakai seragam sekolah sejak awal pagi hari adalah untuk menunjukkan tampilannya dalam seragam sekolah kepada Tatsuya.

"Aku mengerti. Miyuki, kamu tidak perlu untuk ikut melakukan latihan pagi yang sama sepertiku, tetapi Master mungkin akan senang melihatmu. Meskipun ... Aku berharap bahwa dia tidak mulai iseng karena terlalu senang. "

"Jika itu terjadi, Onii-sama pasti akan melindungiku."

Kedipan mata yang manis dari adiknya membawa senyum ke wajah Tatsuya itu.


◊ ◊ ◊


Udara pagi yang cukup dingin dan menyegarkan , seorang wanita muda sedang meluncur di jalan menanjak dengan rollerblade nya, rambutnya yang panjang dan roknya berkibar tertiup angin.

Tanpa perlu menggerakan kakinya untuk bergerak ke atas, Miyuki mendaki jalan menanjak itu melawan gravitasi.

Kecepatannya mungkin mencapai 60 kilometer per jam.

Tatsuya menjaga jarak di sampingnya.

Meskipun Tasuya hanya joging, setiap langkahnya mencapai jarak 10 meter.

Tapi, dia tidak terlihat santai seperti yang Miyuki lakukan.

"Mungkin, aku harus memperlambat sedikit?"

"Tidak, kalau kamu melakukannya , ini tidak akan dianggap sebagai latihan."

Ketika ditanya Miyuki yang sedang berputar dan meluncur mundur dengan satu kaki, Tatsuya menjawab tanpa kehilangan napas meskipun dia terlihat kelelahan.

Keduanya tidak memiliki jenis perangkat pendorong dipasang di sepatu mereka.

Tak perlu dikatakan, kecepatan mereka ini ada pengaruhnya dengan Sihir.

Apa yang Miyuki lakukan adalah sihir yang menurunkan percepatan gravitasi dan sihir yang akan memungkinkan tubuhnya untuk mengikuti kemiringan jalan untuk bergerak ke arah tujuannya.

Apa yang Tatsuya lakukan adalah sihir yang meningkatkan baik kekuatan akselerasi dan deselerasi yang dihasilkan ketika ia menendang tanah, dan sihir yang akan menekan gerakan ke atas dalam rangka untuk mencegah dia dari melompat terlalu tinggi.

Keduanya menggunakan kombinasi sederhana dari mantra gerak dan percepatan. Karena betapa sederhananya sihir itu, bukan hanya Miyuki, bahkan Tatsuya yang hanya bisa mendaftarkan diri sebagai siswa jalur 2, mampu mempertahankan rapalan sihir itu.

Dalam situasi seperti itu, tidak bisa dikatakan sihir yang mana, yang digunakan oleh Miyuki yang mengenakan rollerblade, atau yang digunakan oleh Tatsuya yang berjalan dengan kakinya sendiri, memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi.

Sekilas, dengan roller untuk mengurangi beban gerak, yang Miyuki lakukan lebih kelihatan tanpa usaha, namun, tanpa menggunakan kakinya sendiri, itu berarti bahwa dia harus mengendalikan vektor geraknya dengan sihir.

Di sisi lain, untuk Tatsuya, dia bisa menentukan arah gerakan dengan menggerakkan kakinya.

Tatsuya yang harus terus menerus mengaktifkan mantra di setiap langkahnya, dan Miyuki yang tidak bisa melepaskan kendalinya pada mantranya, walaupun hanya sesaat.

Latihan yang mereka berdua lakukan adalah jenis sihir yang sama sekali berbeda.


◊ ◊ ◊


Tujuan mereka berjarak sekitar 10 menit dari rumah mereka - dengan kecepatan mereka bergerak saat ini - tempat itu berada di atas sebuah bukit yang sedikit lebih tinggi.

Jika kita menggunakan satu kata untuk menggambarkan tempat itu, bisa dikatakan tempat itu adalah " Kuil ".

Namun, orang-orang yang berkumpul di sana tidak mencerminkan seorang "pendeta", "biksu", atau bahkan "biksu pemula" sedikit pun.

Jika kita cukup berani untuk memberikan sebutan yang cocok kepada mereka, "Praktisi pertapaan" atau " Pasukan Pendeta " mungkin lebih tepat.

Diselimuti oleh suasana yang kaku terhadap perempuan, khususnya terhadap orang-orang muda yang akan membuat mereka begitu takut sehingga mereka tidak akan mencoba untuk datang ke sana, Miyuki meluncur di atas rollerblade tanpa ragu-ragu sedikitpun. Sementara tindakannya kelihatan tidak sekaku atau seformal biasanya, kepalanya telah berulang kali mengatakan "Tidak apa-apa", jadi dia tidak lagi memikirkan formalitas.

Sedangkan apa yang Tatsuya lakukan pada saat itu, ia tidak meneruskan langkahnya, bukan berarti ia tidak bisa, tetapi, ia sebenarnya bertemu dengan sambutan yang keras saat ia melewati gerbang kuil.

Ketika seseorang mulai memasuki kuil ini, latih tanding akan dimulai dengan satu lawan satu, tapi sekarang ada sekitar 20 dari para murid peringkat menengah atau lebih rendah datang pada Tatsuya sekaligus – bukan round-robin – suatu hal yang tidak biasa.

"Miyuki-kun! Lama tak bertemu."

Sebuah suara riang tiba-tiba terdengar dari sudut mati Miyuki, yang sedang berdiri di halaman depan bangunan kuil, segera berbalik dan berpaling dari melihat dengan cemas pada kakak laki-lakinya yang dikeroyok banyak orang.

"Sensei ... tolong berhenti menghapus kehadiran anda dan menyelinap di belakang kami, kami telah mencari-cari anda dari tadi ..."

Meskipun sudah meningkatkan kewaspadaan, tetapi hal yang sama terus terjadi berulang-ulang, sampai ke titik bahwa itu sudah tidak begitu mengejutkan lagi dan dianggap kejutan yang tidak ada pengaruhnya lagi bagi Miyuki.

"Memintaku untuk tidak menyelinap, Miyuki-kun, seperti memberikan perintah yang sangat sulit dilakukan. Aku 'shinobi'. Menyelinap adalah pekerjaan yang aku lakukan sehari-hari. "

Mengenakan jubah hitam biarawan, dengan kepala yang dicukur bersih, dia tampak tidak cocok sama sekali dengan tempat ini dan penampilannya sama sekali tidak memberikan kesan usianya.

Satu-satunya penjelasan yang benar-benar bisa digunakan adalah 'terasing', dan meskipun ia berpakaian sebagai seorang biksu, itu mustahil untuk dipercaya.

"Jaman sekarang, tidak ada pekerjaan seperti Ninja. Kuharap anda bisa mengkoreksi pernyataan anda sesegera mungkin."

Bahkan saat Miyuki sungguh-sungguh memprotes,

"Tut tut tut, jangan salah paham dengan menyebut kami ninja, kami sepenuhnya 'shinobi'. Ini adalah tradisi, bukan pekerjaan.."

Dia menjawab sambil mengibaskan jarinya ke depan dan ke belakang. -Itu kelihatannya tidak sopan.

"Kami menghormati legitimasi Anda. Jadi tolong hentikan semua permainan misteri ini. Mengapa sensei begitu ..."

Sembrono, itu yang Miyuki hampir saja katakan, tetapi menyerah. Itu akan sia-sia saja, dia telah menyadarinya sejak tadi.

Biksu ‘wannabe’ ini - sebenarnya, ia tidak memiliki kualifikasi dari seorang biksu asli - Kokonoe Yakumo, menyebut dirinya sendiri "shinobi".

Atau seharusnya, "pengguna ninjutsu".

Walaupun dia bersikeras, ia adalah seorang yang sangat dikenal hanya kelebihannya dalam kemampuan fisiknya, dan mengajarkan cara-cara memakai sihir kuno.

Pada saat sihir menjadi target dari ilmu pengetahuan, namun masih dirahasiakan dari publik dunia, dan dianggap sebagai fiksi, terungkap bahwa menguasai kemampuan seperti ninjutsu entah bagaimana menjadi diklasifikasikan tidak hanya sebagai sekedar seni bela diri abad pertengahan, namun masuk kategori sihir.

Meskipun bukan fiksi, itu mungkin lebih cocok dengan menganggapnya sebagai "seni" misterius.

Tentu, sama halnya dengan sistem sihir lainnya, legenda tidak selalu memberitahu seluruh kebenaran.

"Transformasi" dalam ninjutsu hanya pada gerakan kecepatan tinggi dan ilusi.

Bukan hanya ninjutsu, tapi semua bentuk sihir tradisional mengandalkan trik seperti itu, dan hal-hal seperti transformasi, pergeseran bentuk, dan alkimia dianggap mustahil di berbagai bidang sihir modern.

Kokonoe Yakumo yang Miyuki panggil sebagai sensei, dan Tatsuya panggil master, adalah salah satu orang yang menurunkan dan mengajarkan sihir tradisional shinobi.

Namun, menyisihkan pakaiannya pendetanya (yang kelihatannya tidak pantas dia pakai), penampilannya dan tempat tinggalnya tidak pantas, tidak peduli bagaimana kamu melihatnya ia tidak memiliki rasa kesopanan-

"Apa itu seragam dari SMA Satu ?"

"Ya, kami mengikuti upacara penerimaan siswa baru kemarin."

"Begitu rupanya. Mmm, itu bagus."

"... Hari ini, aku tahu kamu akan mulai masuk sekolah ..."

"Seragam hijau yang baru, rapi dan bersih, memiliki semacam pesona tersembunyi."

"..."

"Hampir seperti kuncup bunga yang akan membuka, tunas yang akan tumbuh. Ah ya ... moe, ini benar-benar moe! Mrmph? "

Ketegangan yang semakin meningkat pada diri Miyuki membuat Yakumo mundur perlahan-lahan, lalu tiba-tiba Yakumo memutar tubuhnya sambil mengangkat tangan kirinya di atas kepalanya.

Thwak, suara lengan yang menahan pukulan potong dari lawannya.

"Master, anda menakuti Miyuki, bisa tolong tenang sedikit?"

"... Tidak buruk, Tatsuya-kun. Menyerangku dari belakang, hah."

Sementara memblokir lengan kanan Tatsuya dengan tangan kirinya, Yakumo menyerang dari kanan.

Mengaitkan lengannya seperti angka 8, tinjunya hampir mencapai sisi lawannya.

Yakumo dengan mudah berguling ke depan, membidik tendangannya ke bagian belakang kepala Tatsuya, Tatsuya dengan cekatan berputar dan menghindar.

Jarak antara keduanya semakin sedikit.

Nafas panjang terdengar dari penonton.

Sekarang, keduanya telah dikelilingi oleh lingkaran besar orang.

Yakumo dan Tatsuya bertukar pukulan lagi.

Bukan hanya Miyuki yang tangannya terkepal dalam kecemasan.


◊ ◊ ◊


Sejak Tatsuya masih menjadi siswa SMP kelas satu, atau tepatnya sejak Oktober, kekacauan semacam ini akan terjadi dan selesai sebelum latihan selesai dengan damai setiap pagi. Para murid akan kembali ke latihan mereka sendiri, dan satu-satunya yang tersisa di bangunan utama adalah kedua saudara kandung itu, Tatsuya dan Miyuki, bersama dengan Yakumo.

"Sensei, ini untuk anda. Apakah Onii-sama juga menginginkannya?"

"Ooh, Miyuki-kun, terima kasih."

"... Tolong tunggu sebentar."

Dengan satu tangan Yakumo, masih berkeringat, mengambil cangkir dan handuk dari Miyuki dengan senyum sementara Tatsuya, kehabisan nafas dan tergeletak di tanah, merentangkan tangan dalam pengakuannya kalah dari Yakumo kemudian susah payah mengangkat dirinya sendiri.

"Onii-sama, kau baik-baik saja ...?"

Ketika Tatsuya berusaha bangkit, Miyuki, dengan ekspresi cemas, berlutut di sampingnya tanpa memperdulikan pakaiannya dan mulai menyeka keringatnya dengan handuk di tangan.

"Ya, aku baik-baik saja."

Tak satu pun dari mereka melihat ekspresi hangat yang Yakumo tunjukkan ketika Tatsuya mengambil handuk dari Miyuki dan, setelah jeda, mengumpulkan tenaganya dan bangkit.

"Maafkan aku, aku membuat rokmu kotor."

Jaket Tatsuya tentu saja juga ternoda dengan kotoran, tetapi Miyuki tidak perlu menunjukkan hal itu.

"Kalau hanya seperti ini tidak apa apa."

Miyuki tersenyum dalam menanggapi dan bukannya membersihkan roknya, mengeluarkan mobile terminalnya yang tipis. Bagian depan perangkat hampir seluruhnya terdiri dari sebuah panel umpan balik, di mana ia mulai memasukan digit angka.

Miyuki memegang CAD berbentuk seperti ponsel pada umumnya. Bentuk yang paling populer adalah gelang, tetapi risiko menjatuhkan mobile ini cukup besar. Keuntungan dari CAD yang digunakan Mikyuki itu adalah bahwa CAD itu dapat digunakan dengan satu tangan, karena penyihir tidak suka kalau harus memakai kedua tangan, sehingga pada akhirnya CAD ini lebih disukai.

Sebuah pola kompleks cahaya tergambar pada tangan kiri yang memegang CAD, ketika sihir dimulai.

Alat dari penyihir modern, sebagai pengganti tongkat dan buku-buku tebal, mesin yang dihasilkan oleh sihiral engineering yaitu CAD.

Perangkat ini, yang menggabungkan bahan sintetis yang mengubah sinyal Psion menjadi sinyal elektrik, menggunakan Psion dari ritual sihir untuk menghasilkan koleksi dari sihir elektronik itulah aktivasi ritual.

MKnR v01 12.jpg

Aktivasi ritual adalah cetak biru sihir. Di dalamnya terdapat informasi yang sama atau lebih besar dari data gabungan mantra panjang, simbol kompleks, dan Mudra perubahan cepat.

Penyihir menanamkan partikel Psion yang melekat dalam tubuh mereka ke output rangkaian aktivasi oleh CAD, dan mengisinya dari sistem bawah sadar pengolahan sihir yang terdapat dalam diri semua penyihir ke sihir operations area. Berikut rangkaian aktivasi berkembang, dan semua parameter yang diperlukan dimasukkan, untuk dapat mulai merakit ritual sihir.

Dengan cara ini, CAD memungkinkan pengolahan semua komponen yang diperlukan dalam sihir dalam waktu singkat.

Kabut muncul entah dari mana dan mengelilingi Miyuki dari roknya ke legging hitamnya, dari atas turun ke bawah sampai alas kakinya.

Partikel juga terbang keluar dari udara, dan masuk dari punggung Tatsuya dan mengelilinginya ke sekitar seluruh tubuhnya.

Setelah kabut tipis itu hilang, seragam dan jaket dari keduanya menjadi rapi seperti biasa.

"Onii-sama, kamu ingin sarapan? Jika sensei ingin, anda juga boleh ikut bergabung."

Miyuki, seolah-olah itu sudah wajar, bertanya dengan nada ringan sambil mengangkat keranjang.

Bahkan, Tatsuya tahu dengan yakin kalau jumlah sihir seperti itu memang "tidak ada apa-apanya" bagi adiknya.


◊ ◊ ◊


Tatsuya dan Yakumo sedang duduk di beranda, mengisi perut mereka dengan sandwich.

Miyuki memegang sandwich di satu tangan, dan tangan lainnya melayani Tatsuya dengan menyerahkan teh dan piring.

Saat ia menyaksikan adegan ini dengan senyum, Yakumo merasakan niat tidak baik akan datang dari suatu tempat, setelah menyeka tangan dan mulut dengan handuk yang diberikan oleh seorang murid yang dicukur rambutnya, ia meletakkan tangannya dan membungkuk ke arah Miyuki, membisikkan sesuatu dengan suara yang kecil :

"Ada kemungkinan kalau aku tidak dapat mengalahkan Tatsuya-kun dalam seni bela diri murni lagi ..."

Itu adalah kekaguman yang jelas.

Jika ada siswa lain di sekitar sana, iri hati tidak akan terelakkan lagi. Memang, murid yang sedang menunggu Yakumo menunjukkan campuran rasa cemburu dan iri pada Tatsuya setelah mendengar kata-kata itu.

Miyuki sangat berseri-seri seolah-olah kata-kata itu ditujukan padanya.

Namun, hati Tatsuya itu tidak goyah oleh pujian sederhana seperti itu.

"Aku tidak bisa mengatakan kalau aku sangat bersyukur dengan kata-kata itu, mengingat anda baru saja menghancurkan aku sebelumnya ..."

Melihat Tatsuya yang menyanggah dan menggerutu itu, Yakumo tertawa.

"Itu wajar saja, Tatsuya-kun. Bagaimanapun juga aku gurumu, dan aku telah menghadapimu di arena dimana kemampuanku paling dominan. Kamu masih 15 tahun. Jika aku kalah dari seseorang yang hanya setengah usiaku, semua muridku pasti akan kabur. "

"Aku rasa Onii-sama harus lebih jujur. Sangat jarang untuk dipuji oleh sensei, jadi aku pikir kamu harus mengambil kesempatan ini untuk tertawa bangga."

Miyuki masih meneruskan ceramahnya, tapi mulutnya tersenyum.

"... Aku pikir itu akan membuatku terlihat sedikit menyebalkan ..."

Yakumo dan Miyuki tertawa gembira, dan bahkan Tatsuya tidak begitu keras kepala untuk tidak menegur dirinya dan bergabung dalam tawa mereka.

Senyum pahit Tatsuya berubah menjadi masam, semua perasaan kelam itu memudar.


◊ ◊ ◊


Secara umum komuter yang digunakan untuk menuju ke tempat kerja dan sekolah kini dilakukan dengan mini railcars di depot yang berangkat pada jadwal yang sistematis. Konsep 'kereta penuh' sudah menjadi kenangan dari masa lalu.

Bukan hanya kereta, tapi semua bentuk transportasi umum telah mengalami perubahan drastis dalam abad terakhir.

Kendaraan besar yang menampung puluhan penumpang dengan kursi yang ditentukan tidak lagi digunakan, kecuali dalam beberapa kasus perjalanan jarak jauh kecepatan tinggi.

Sebuah kendaraan kecil yang disebut Kabinet, yang terdiri dari mobil kecil dengan dua atau empat kursi yang terhubung ke sistem kontrol pusat, sekarang sangat umum digunakan.

Kekuatan dan energi berasal dari trek, sehingga ukurannya sekitar setengah dari mobil pendorong mandiri dengan kapasitas yang sama.

Orang-orang berbaris secara berurutan pada platform untuk naik Kabinet, terbagi-bagi sesuai tujuan dari tiket, kemudian bergerak turun di sepanjang trek.

Trek dibagi menjadi tiga kecepatan dan ada sistem kontrol lalu lintas yang mengelola arus lalu lintas, serta mengawasi transisi mobil dari trek lambat menuju ke trek kecepatan tinggi, pergeseran dari kecepatan tinggi kembali ke jalur lambat ketika mobil mendekati tujuan, dan docking mobil di platform tujuan.

Hal ini mirip dengan perpindahan jalur saat berada di jalan tol, dan operasi dengan kepadatan tinggi seperti ini hanya dimungkinkan berkat kemajuan dalam teknologi kontrol, karena itu perlu untuk aman mengkonsolidasikan dan menjalankan puluhan mobil yang mengangkut jumlah yang sama seperti kendaraan yang lebih besar yang dipakai di masa lalu.

Dalam kasus angkutan jarak menengah sampai jarak jauh antar kota, Kabinet tidak digunakan dan trailer berjalan di jalur kecepatan tinggi keempat sebagai gantinya. Trailer yang lebih besar memungkinkan penumpang untuk bepergian dalam kondisi yang lebih nyaman dengan lebih banyak fasilitas, tetapi ini jarang digunakan dalam Komuter biasa.

Romantis klise di masa lalu, seperti kesempatan bertemu orang lain di kereta, tidak bisa terjadi lagi pada perjalanan sehari-hari ke sekolah.

Sebagai gantinya karena tidak akan bertemu dengan teman-teman, ancaman dari 'chikan' secara menyeluruh diberantas.

Dalam Kabinet tidak ada kamera keamanan atau mike.

Seseorang tidak bisa meninggalkan tempat duduk saat mobil bergerak, dan ada pintu darurat yang memisahkan kursi. Selain itu, dari konsensus umum diketahui bahwa privasi lebih disukai.

Kereta saat ini memiliki privasi yang sama dengan mobil pribadi. Ada Cabinet dengan tingkat keamanan tertentu yang tempat duduknya hanya untuk satu penumpang, atau bisa juga naik sendirian di kendaraan yang memiliki 2 tempat duduk penumpang (mengambil empat kursi dengan dua orang atau kurang menimbulkan biaya tambahan), tapi tentu saja, Tatsuya dan Miyuki tidak melakukan perjalanan secara terpisah dan hari ini mereka berangkat ke sekolah bersama-sama juga.

"Onii-sama, ada sesuatu yang ingin kubicarakan ..."

Tatsuya, yang sedang melihat berita melalui layar terminal, mendengar keraguannya, dia segera mendongak ke arah adiknya.

Sangat jarang bagi adiknya untuk berbicara sedemikian sungkan. Sepertinya ada sesuatu yang buruk.

"Kemarin malam, aku menerima telepon dari orang-orang itu ..."

"Orang-orang itu ? Ahh ... itu rupanya, apakah Ayah melakukan sesuatu yang membuatmu marah lagi?"

"Tidak, ini ... Orang-orang itu, dengan penuh semangat mengucapkan selamat karena putri mereka masuk SMA Satu. Dan ... Onii-sama, apakah mereka juga sudah mengucapkanya padamu ...? "

"Ahh, seperti yang kamu bayangkan ... sama seperti biasanya."

Mendengar kata-kata kakaknya dia menjatuhkan wajahnya sesaat wajahnya murung, dan di saat berikutnya suara giginya beradu bersama dalam kemarahan hingga bisa terdengar keluar dari bawah rambut panjangnya yang menyembunyikan ekspresinya.

"Aku tahu ... tidak peduli bagaimana kamu melihatnya, itu adalah harapan yang agak sia-sia, tetapi pada akhirnya, mereka bahkan tidak mau repot-repot mengirim email ke Onii-sama ... orang-orang seperti mereka ... "

"Tenang saja."

Miyuki berjuang menahan kemarahannya yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, Tatsuya yang duduk di sampingnya, mengambil tangannya dan menggengam tangannya dengan erat dan sedikit meremasnya.

Suhu di dalam mobil, yang tiba-tiba anjlok, mengaktifkan pemanas di luar musim, dan angin bertiup hangat di seluruh kabin yang menjadi sepi.

"... Aku sangat menyesal. Aku terlalu cepat emosi."

Setelah memastikan bahwa aliran sihir yang tidak terkendali itu telah berhenti, Tatsuya melepaskan Miyuki.

Dia kemudian menepuknya ringan sambil melihat ke mata Miyuki dan tersenyum lembut, menunjukkan tidak ada yang salah.

"Aku mengabaikan keinginan ayah untuk terus membantu pekerjaan perusahaan dan masuk SMA. Aku tidak mengharapkan ucapan selamat sama sekali. Itu sifat ayah yang setidaknya harus kamu mengerti kan?"

"Memang menyebalkan rasanya kalau orang tua kita sendiri bertindak sangat kekanak-kanakan. Jika ia ingin memisahkan aku dari Onii-sama, ia seharusnya memberitahuku dan bibi dulu, tapi ia bahkan tidak memiliki keberanian untuk itu. Selain itu, kapan mereka akan berhenti berpikir bahwa mereka dapat menggunakan Onii-sama kapanpun mereka mau? Bukankah sudah sewajarnya anak berumur 15 tahun akan memasuki SMA? "

Keinginan bibinya terucap dengan gamblang dan menyebabkan dia mengingat ketidaknyamanan yang luar biasa tapi - hanya karena seseorang memerintahkan, Tatsuya tidak akan pernah punya niat untuk meninggalkan Miyuki sendirian - tanpa membawa permasalahan itu, wajah Tatsuya yang tidak sengaja terlihat seperti memakai Topeng hampa dan dia tertawa sinis.

"Tidak ada pendidikan wajib, sehingga tidak persis seperti yang diharapkan. Ayah dan Sayuri-san juga sudah tahu berapa usiaku sekarang, jadi aku yakin mereka hanya mencoba untuk menemukan cara untuk membuat aku berguna. Jika mereka pikir mereka dapat membuatku merasa berhutang pada mereka dengan cara seperti itu, maka aku juga akan menunjukkan tujuanku yang sebenarnya. "

"... Jika kamu bilang begitu, Onii-sama ..."

Ada keengganan yang cukup besar, namun Miyuki mengangguk, dan Tatsuya menghela napas lega.

Miyuki tidak tahu seluruh kebenaran tentang keterlibatan Tatsuya dengan pembuat peralatan untuk Teknisi Sihir , ‘Four Leaves Technology', di mana ayah mereka berfungsi sebagai kepala bagian perkembangan.

Dia telah berbuat banyak hal di waktu luangnya, sehingga memberikan informasi yang kurang akurat tentang dirinya untuk membuat Miyuki percaya kalau dia sedang melakukan pekerjaan yang masuk akal adalah hal sederhana.

Jika dia tahu bahwa sebenarnya ia sedang menggunakan sebuah peralatan pemulihan untuk sampel penelitian, itu sangat mungkin bahwa dia bisa melumpuhkan seluruh sistem transportasi.

Terlepas dari ketakutannya, kereta bergerak terus dan mulai transisi ke jalur lambat.


◊ ◊ ◊


Di kelas E tahun pertama, terasa cukup kacau dan ramai. Dan kemungkinan, adegan serupa juga sedang terjadi di seluruh ruang kelas lainnya.

Banyak siswa baru bertemu satu sama lain kemarin, dan sudah terbentuk kelompok-kelompok kecil di sana-sini yang mengobrol.

Karena tidak ada kenalan baru yang perlu disapa, Tatsuya sedang berusaha mencari terminal sendiri dengan mengamati angka yang dicap di setiap meja, ketika tiba-tiba namanya dipanggil tanpa diduga, dia mendongak.

"Pagi ~!"

Suara Erika yang riang seperti biasa.

"Selamat pagi."

Di sampingnya, senyum Mizuki relatif sederhana.

Seolah-olah mereka sudah kenal baik satu sama lain, Erika duduk di sebelah Mizuki melambaikan tangannya.

Sepertinya mereka sedang mengobrol sampai mereka menemukannya.

Tatsuya mengangkat tangan seakan sudah mengerti, lalu berjalan ke pasangan itu.

Daripada kebetulan, sepertinya mereka telah diurutkan sesuai abjad, maka sebagai Shiba dan Shibata, Tatsuya di sebelah Mizuki.

"Tampaknya kita akan bersebelahan, senang bisa duduk dekat dengan teman yang sudah dikenal."

"Ya, aku mungkin akan merepotkanmu."

Mizuki menjawab kata-kata Tatsuya dengan senyum. Selain mereka (atau lebih tepatnya, di atas mereka), Erika menunjukkan ekspresi yang agak tidak puas, mungkin dia sengaja.

"Untuk beberapa alasan, aku merasa dilupakan?"

Suaranya menggema dalam nada yang agak imut.

Namun, tingkat keimutan itu tidak cukup untuk menggugah Tatsuya.

"Meninggalkan Chiba-san sendirian akan menjadi suatu hal yang sangat sulit."

Nada dan ekspresinya datar, ia memandang Erika dengan mata yang datar. Setidaknya dia tidak tampak seperti sedang berpura-pura.

"... apa sih maksudnya itu?"

"Sederhananya begini, bahwa sosialisasimu tidak mengenal batas."

Meskipun tatapan Erika yang tak tergoyahkan, wajah poker Tatsuya itu tidak berkedip satu inci pun. Sebaliknya, Erikalah yang kalah duluan.

"... Jadi Shiba-kun, sebenarnya karakter yang jahat?"

Ketika Mizuki tertawa lepas, Tatsuya memasukkan kartu identitasnya ke terminal dan mulai pemeriksaan informasi.

Dari peraturan mata pelajaran, peraturan disiplin dan aturan tentang penggunaan fasilitas untuk izin masuk peristiwa terkait, panduan aktivitas otomatis dan kurikulum untuk semester, tak terhitung kilatan informasi bergulir melalui kepalanya saat ia mengoperasikan terminal hanya dengan keyboard, dan ketika ia melihat ke atas, wajah seorang siswa laki-laki melihat kepadanya dari kursi di depannya dengan mata terbelalak.

"... Bukan berarti aku punya masalah kalau kamu melihatku seperti itu, tapi ..."

"Eh ? Ahh, maafkan aku. Ini sesuatu yang sangat langka, jadi akhirnya aku menatapmu. "

"Langka?"

"Aku cukup yakin sekarang ini sudah sekarang, kan? Ini adalah pertama kalinya aku telah melihat seseorang hanya menggunakan input keyboard."

"Jika kamu berpengalaman, metode ini lebih cepat. Meskipun antara ini, pointer visual, dan bantuan neural, cara ini juga yang paling akurat."

"Ya. Kecepatan yang menakjubkan. Itu seharusnya cukup untuk membuatmu nyaman untuk beberapa saat kan?"

"Tidak .. mungkin pekerjaan paruh waktu yang terbaik."

"Benarkah begitu ...? Whoa, aku belum memperkenalkan diri. Aku Saijou Leonhart. Ayahku setengah jepang dan ibuku seperempat jepang, jadi walaupun aku terlihat seperti orang Jepang, namaku Barat, dan spesialisasiku adalah sihir Penguatan Konvergen sistematis. Tujuan yang aku inginkan adalah untuk mengasah tubuhku dan menjadi polisi antihuru-hara atau tentara gunung. Kamu bisa memanggilku Leo. "

Untuk pemuda jaman sekarang, memiliki cita-cita yang sudah mereka putuskan sebelumnya untuk dicapai ketika masuk SMA cukup jarang terjadi, tapi SMA sihir adalah pengecualian. Penjurusan yang penyihir (pada tahap ini masih telur, atau ayam) lakukan terkait erat dengan bakat mereka, atau lebih kepada kemampuan alami. Itu sebabnya Tatsuya tidak merasa aneh dengan harapan Leo untuk masa depannya dalam pengenalan dirinya.

"Aku Shiba Tatsuya. Tapi Tatsuya saja juga boleh."

"Ok, Tatsuya. Jadi, kamu spesialisasi dalam sihir apa ? "

"Keterampilan praktekku sangat kurang, jadi aku berencana untuk menjadi Teknisi Sihir."

"Jadi begitu ... Tidak heran kamu kelihatan begitu cerdas."

Teknisi Sihir, atau Pembuat formula Rangkaian Sihir, adalah singkatan untuk spesialis rekayasa sihir dan mengacu pada orang-orang yang mengkoordinasikan, mengembangkan dan memproduksi mesin yang memperkuat, menguatkan dan membantu dengan sihir.

Dalam hal status sosial mereka di bawah penyihir pada umumnya, tetapi permintaan akan kemampuan mereka dalam industri ini jauh lebih besar daripada penyihir. Pendapatan dari pencipta sihir kelas atas dapat dengan mudah melampaui penyihir kelas atas.

Karena itu, bukan hal yang aneh bagi mereka yang kurang memiliki kemampuan dalam sihir murni bertujuan untuk menjadi pencipta sihir ......

"Eh, apa ini? Shiba-kun, kamu ingin menjadi Pembuat formula Rangkaian Sihir?"

MKnR v01 13.jpg

"Tatsuya, siapa sih orang asing ( random guy ) yang tiba-tiba muncul ini ?"

Saat melihat Erika berlari dengan semangat sekali untuk menyelinap di sekitar dan mencampuri urusan orang lain, Leo menunjuk dan bertanya dengan rasa tidak suka.

"Wha, tiba-tiba menyebut seseorang sebagai orang asing? Belum lagi menunjuk orang? Kasar sekali, sungguh tidak sopan! Sangat tidak pantas untuk dilakukan! Pasti ini alasan mengapa kamu tidak populer!"

"Apa katamu? Yang kasar di sini adalah kamu! Hanya karena kamu sedikit menarik, tidak berarti semua orang akan terjebak karena penampilanmu!"

"Kau tau? penampilan itu sangat penting. Meskipun aku kira seseorang yang ceroboh dan liar sepertimu tidak akan mengerti."

"Dan bahasa gaul apa itu, hal semacam itu berasal dari abad yang salah. Mengapa kamu ketinggalan jaman sekali ~? "

"Wha, wha, wha ..."

Wajah Erika tampak mengejek, sementara Leo terdiam dan menggerutu.

"... Erika-chan, tolong hentikan. Kamu sedikit berlebihan."

"Leo, hentikan saja. Kalian berdua salah dan berdebat lebih jauh tidak akan ada gunanya."

Mizuki dan Tatsuya menengahi mereka, dalam upaya untuk menghilangkan udara permusuhan.

"... Jika Mizuki berkata demikian."

"... Aku mengerti."

Keduanya mengalihkan pandangan mereka saat mereka berbalik.

Tatsuya berpikir bahwa kesamaan mereka berdua ada pada kekuatan pikiran dan sikap pantang menyerah, mereka sebenarnya cocok satu sama lain.


◊ ◊ ◊


Ketika Bel tanda pelajaran pertama akan dimulai berbunyi, para siswa mulai membubarkan diri dan mereka kembali ke tempat duduk mereka sendiri.

Sistem ini tidak berubah sejak era sebelumnya, meskipun ada beberapa perbedaan.

Semua Terminal dinyalakan secara otomatis, dan layar mereka sudah di-refresh. Pada saat yang sama, sebuah pesan muncul pada layar di depan kelas.

"Orientasi dimulai dalam lima menit, jadi harap tunggu di meja kalian. Siswa yang belum dimasukkan kartu ID, silahkan melakukannya sesegera mungkin-"

Pesan itu tidak terlalu penting bagi Tatsuya. Itu hanya masalah kecil seperti mendaftar untuk kelas yang sudah dia pilih, bersama dengan bimbingan secara online dan efek visual yang berlebihan. Ketika ia sedang mempertimbangkan melewatkan seluruh proses dan akan menelusuri melalui ruang referensi sekolah, dua hal yang tak terduga terjadi.

Pertama, disertai dengan lonceng kelas, pintu kelas dibuka.

Itu bukan siswa yang terlambat. Alih-alih berseragam, wanita itu mengenakan jas.

Semua orang memperhatikan, tidak berlebihan karena, wanita cantik dan terlebih lagi sangat menarik menuju ke meja guru, mendirikan terminal mobile besar, yang ia bawa di bawah lengannya, dan kemudian melihat sekeliling kelas.

Bukan hanya Tatsuya yang terkejut, tapi seluruh kelas juga diliputi rasa kebingungan.

Di sekolah yang telah mengadopsi kursus online, tidak ada guru yang berdiri di depan kelas. Pelajaran di kelas dilakukan sendiri melalui terminal, bahkan semakin sedikit alasan untuk mengirim anggota staf untuk ruang kelas hanya untuk menyampaikan informasi. Satu-satunya waktu dimana staf console mengajar di kelas adalah untuk kondisi khusus, seperti dalam kasus pengajaran teori.

Namun, tidak ada yang menunjukkan bahwa wanita ini adalah seorang anggota fakultas.

"Baiklah, tampaknya tidak ada orang yang absen. Maka pertama-tama, saya ucapkan selamat kepada semua orang yang sudah masuk sekolah. "

Ada beberapa siswa yang membalas sambutan itu - pada kenyataannya, pria yang duduk di kursi di depanTatsuya yang baru saja berkenalan dengannya menjawab "Ah, terima kasih", tapi Tatsuya hanya memiringkan kepalanya karena tingkah laku yang aneh dari wanita itu.

Pertama, untuk memverifikasi kehadiran, tidak perlu untuk melihat-lihat sekeliling. Kartu ID di terminal sudah memperbarui status tempat duduk secara real time.

Kemudian, tidak perlu bagi ofisial sekolah untuk membawa terminal dengan ukuran sebesar itu. Kampus ini penuh dengan konsol. Bahkan, harus ada monitor konsol dipasang ke meja guru tempat ia berdiri sekarang.

Pada akhirnya, Tatsuya bertanya-tanya siapa dia sebenarnya? Dari informasi yang dihimpun, sekolah ini tidak menggunakan suatu sistem yang ketinggalan jaman seperti halnya guru wali kelas, atau setidaknya itu pasti tidak dalam prospektus-

"Senang bertemu kalian semua. Aku konselor integrasi untuk sekolah ini, Ono Haruka. Aku di sini untuk membangun hubungan mentoring dengan kalian masing-masing dalam hal apapun jika kalian merasa kalian ingin konseling dalam hal aspek khusus mengenai pelajaran kalian."

(... Kalau dipikir-pikir, ada sesuatu di sepanjang kata-katanya ...)

Memiliki seseorang untuk diajak bicara tentang keprihatinan pribadi, adalah konsep yang telah Tatsuya langkahi karena dianggap tidak perlu, tetapi kenyataannya adalah bahwa sistem konseling adalah salah satu nilai jual sekolah.

"Ada 16 konselor di sekolah seperti ini. Kami dikelompokkan dalam pasangan pria dan wanita, dan akan bertanggung jawab untuk satu kelas di setiap tingkat. Yanagisawa-sensei dan saya telah ditugaskan untuk kelas ini. "

Saat itu dia berhenti bicara dan mengoperasikan konsol di meja guru, tubuh bagian atas seorang pria di pertengahan umur 30an ditampilkan di depan kelas.

"Senang bertemu denganmu, aku konselor kalian Yanagisawa. Bersama dengan Ono-sensei, saya akan bertanggung jawab memperhatikan kalian. Saya harap kita akan akur."

Selagi layar proyeksi menampilkan konselor Yanagisawa, "Ono-sensei" melanjutkan penjelasannya pada platform.

"Konseling tersedia melalui terminal, sehingga kalian tidak perlu datang ke kami secara langsung. Komunikasi dilakukan melalui enkripsi kuantum, dan laporan disimpan melalui data bank mandiri, sehingga privasi setiap orang terjamin."

Saat ia mengatakan hal itu, Haruka mengangkat buku bank data yang besar, yang Tatsuya keliru mengira kalau itu adalah terminal mobile yang ukurannya sangat besar.

"Sekolah akan sepenuhnya mendukung kalian semua, sehingga kalian dapat menjalani kehidupan di sekolah secara maksimal.

... Dengan demikian, semua orang, mari kita bekerja keras bersama-sama. "

Dia telah berbicara dengan suara agak serius sampai sekarang, tetapi saat ini dia beralih nada, dan berbicara lembut.

Semua energi tampaknya bocor keluar dari ruangan.

Baik ketegangan dan relaksasi, bahkan mampu menghitung bahasa tubuhnya, kontrol emosinya luar biasa.

Meskipun dari luar dia tampak cukup muda dan baru saja lulus dari universitas, pengalamannya sangat baik.

Jika kamu berbicara 4 mata dengannya, kamu bisa dengan mudah mengatakan lebih banyak dari yang kamu inginkan.

Kualitas seperti itu yang penting bagi seorang konselor, tapi ia tampaknya memiliki kemampuan yang cukup untuk menjadi mata-mata perempuan.

Ia adalah seseorang yang harus diwaspadai, pikir Tatsuya.

-Perasaan itu hanya diintensifkan saat ia berbalik ke layar di latar belakang, membungkuk untuk memberi hormat pada rekan senior dan memotong sambungan.

Dengan batuk kecil senyum profesionalnya kembali, dan dia meneruskan ceramahnya seolah-olah tidak ada yang terjadi.

"Sekarang, kurikulum sekolah dan panduan pada fasilitas seharusnya telah dikirim ke terminal kalian. Setelah itu, kalian akan mendaftar untuk pilihan kalian, dan itu akan menjadi akhir dari orientasi. Jika ada sesuatu yang tidak kalian mengerti, silakan menggunakan tombol panggilan. Mereka yang telah membiasakan diri dengan kurikulum dan fasilitas bebas untuk melewati bimbingan dan lanjutkan langsung ke pendaftaran. "

Pada titik ini, Haruka dengan cepat melirik monitor di meja guru, dan membuat sebuah ekspresi 'oh?' .

"Bagi mereka yang telah menyelesaikan pendaftaran juga, tidak apa-apa untuk meninggalkan kelas. Namun kalian tidak boleh melakukannya setelah bimbingan dimulai, jadi jika kalian ingin melakukannya, silakan pergi sekarang. Jika itu terjadi, jangan lupa kartu ID kalian. "

Seolah-olah menunggu kata-kata itu, suara gesekan kursi di lantai menggema di seluruh kelas.

Itu bukan Tatsuya.

Orang yang berdiri itu duduk di barisan depan kursi jendela, jaraknya hanya sedikit lebih jauh, seorang yang ramping, dan tampaknya agak gugup.

Dia membungkuk ke arah meja guru, kemudian keluar ke koridor dekat bagian belakang ruang kelas.

Dia melihat ke depan sepanjang jalan, tidak melihat ke kiri atau kanan, dan itu agak menarik menonton orang yang memasang wajah berani dan meninggalkan kelas dengan bangga, tapi itu hanya sesaat. Itu bukan hanya Tatsuya, tapi hampir setengah kelas yang menyaksikan punggung pemuda itu menghilang ke koridor, tapi dengan segera semua mata tertuju kembali di meja mereka.

Tampaknya tidak ada orang lain yang hendak pergi selanjutnya. Tatsuya tidak ingin meninggalkan kelas karena ia tidak ingin mengambil resiko menghadapi semua tatapan seperti itu juga.

Kembali ke tugas di tangan, Tatsuya menaruh tangannya di atas keyboard dan memikirkan hal yang harus dilakukan untuk menghabiskan waktu, ketika ia merasakan sekilas dan mendongak.

Dari sisi lain dari meja guru, Haruka mengawasinya.

Bahkan saat mereka bertatapan dia tidak berpaling, tapi memberikan senyuman padanya.

(Apa maksudnya itu ...)

Seolah-olah menyadari hal itu, senyum Haruka melebar. Itu bukan untuk waktu yang lama, tidak juga begitu singkat dan bijaksana bahwa tidak ada siswa lain yang melihat, tapi tetap membawa atmosfir yang terkesan sangat rahasia.

Tatsuya yakin bahwa ini adalah pertemuan pertama mereka.

Namun itu terkesan lebih dari senyum palsu, sehingga Tatsuya mencoba mengingat-ingat kejadian di masa lalu.

Berkat itu, dia menghabiskan banyak waktu tapi ...

(Kamu harus rileks ... apa makna di balik itu? Atau dia mencoba untuk mengacaukan ketenanganku ... Aku bahkan tidak akan pernah berpikir kalau ada kemungkinan dia datang ke ruang kelas di sekolah tanpa guru untuk mencoba menggoda para siswa ...)

Saat ia memikirkan hal itu, ia tidak mengikuti siswa lain yang telah menyelesaikan pendaftaran dan pergi keluar kelas, melainkan tinggal di kursinya merenungkan hal itu. Sampai seseorang berbicara dengan nada ramah.

"Tatsuya, apa yang akan kau lakukan sampai waktu makan siang?"

Ketika ia mengangkat kepalanya, suara terdengar dari kursi di depan.

Seolah-olah itu pose kesukaannya, Leo sedang meletakkan dagu di atas lengan yang disilangkan di atas kursinya dalam posisi yang sama persis seperti sebelumnya.

Bukan hal yang umum dilakukan lagi, baik di SMP dan SMA, untuk makan di dalam kelas. Meskipun kemajuan teknologi anti-air dan teknologi anti-debu, terminal informasi merupakan instrumen presisi. Jika kamu akhirnya melakukan sesuatu seperti tidak sengaja menumpahkan sup seluruhnya, akibat yang tidak menyenangkan akan terjadi.

Ini akan lebih baik untuk menemukan lokasi yang lebih cocok di suatu tempat, seperti ruang kantin, halaman, atap atau ruang klub.

Meskipun masih satu jam lagi sampai kantin terbuka.

"Aku telah merencanakan untuk pergi mencari melalui katalog referensi ruang dari sini tapi ... OK, aku akan menemanimu."

Mendengar jawaban Tatsuya, Leo bergumam kecewa, tapi matanya bersinar cerah dengan antusias. Tatsuya tersenyum melihat ekspresi Leo yang mudah dibaca.

"Lalu, apa yang ingin kamu lihat?"

Sihir tidak diajarkan di sekolah umum sampai SMP. Untuk anak-anak dengan bakat dari seorang penyihir, Sekolah Persiapan adalah dasar-dasar pengetahuan sihir mereka. Langkah ini bukan untuk mencari keterampilan teknis, tapi untuk menentukan bagi diri mereka sendiri dan orang tua mereka apakah mereka memiliki bakat dasar yang cukup untuk membuatnya sebagai seorang penyihir.

Sementara beberapa sekolah swasta menggabungkan bentuk pendidikan sihir sebagai kegiatan ekstra kurikuler, ini menekankan bahwa mereka tidak berarti merupakan cerminan dari kinerja sihir.

Sihir dimulai sebagai pendidikan penuh sejak kurikulum pendidikan SMA dan seterusnya. Meskipun di antara semua SMA sihir, SMA Satu dianggap paling sulit untuk dimasuki, ada banyak siswa yang berasal dari SMP biasa. Ada kelas pada mata pelajaran sihir khusus yang belum pernah diketahui beberapa siswa sebelumnya.

Dalam rangka untuk mengurangi kebingungan yang dikarenakan dari ketidakbiasaan dengan beberapa program khusus, mereka memiliki kesempatan untuk pergi dan mengamati kelas baik hari ini dan besok.

"Mau pergi ke bengkel ?"

Ini adalah jawaban Leo untuk pertanyaan Tatsuya itu.

"Bukan ke arena?"

Terkejut dengan pertanyaan Tatsuya berikutnya, Leo menyeringai.

"Sepertinya aku memang kelihatan tipe seperti itu yah. Nah, kamu memang tidak salah. "

Meski tidak meremehkan kemampuan intelektual Leo, sejak dia lulus ujian masuk, kenyataannya orang ini memiliki penampilan yang cocok dengan kegiatan di luar, atau lebih tepatnya atmosfir liar. Kemungkinan besar itu bukan hanya Tatsuya yang merasa dia lebih cocok untuk aksi arena daripada mengutak-atik mesin presisi di bengkel.

Mendengarkan kata-kata Leo berikutnya, bagaimanapun Tatsuya mengakui kesalahannya.

"Sihir Penguatan menghasilkan efek terbesar bila dikombinasikan dengan keterampilan senjata. Aku ingin dapat mempertahankan senjataku sendiri sebanyak dan selama mungkin."

Ambisi Leo adalah menjadi korps gunung atau polisi anti huru hara. Jika ambisi itu terealisasi, dia akan memiliki banyak kesempatan untuk menggunakan senjata sederhana seperti pentungan, tameng, parang, dll Mereka semua kompatibel dengan sihir penguatan, dan tergantung pada komposisi bahan yang digunakan akan menghasilkan efek yang berbeda.

Teman sekelas ini tampaknya memiliki pemahaman yang jauh lebih kuat dari apa yang kelihatan dari penampilannya.

"Jika kamu akan ke bengkel, mengapa kamu tidak ikut dengan kami?"

Sementara mereka berdua berbicara, mereka menerima ajakan tiba-tiba dari kursi di samping mereka.

"Shibata-san juga akan ke bengkel?"

"Ya ... aku juga ingin menjadi pencipta Sihir."

"Ah, jadi begitu!"

Erika yang menyerobot ke arah Mizuki. Itu pola yang agak mirip dengan apa yang telah terjadi sebelumnya, tapi wajah Leo biasa saja.

"Bagaimanapun juga kelihatannya, kamu jauh lebih cocok untuk urusan fisik. Pergi sana ke arena."

"Aku tidak ingin diberitahu seperti itu oleh binatang liar sepertimu."

Gayung bersambut.

"Apa katamu ? Kamu bahkan tidak ragu berkata kasar seperti itu !"

Pertengkaran antara mereka sudah hampir sama kualitasnya dengan mengetik keyboard.

"Hentikan kalian berdua ... kalian baru saja bertemu hari ini kan?"

Kompatibilitasnya mereka benar-benar “sesuatu “, bukan? Tatsuya berpikir, ketika mencoba untuk menengahi sambil menghela napas, tapi keduanya tidak akan begitu mudah dihentikan.

"Heh, kamu pasti menjadi musuh bebuyutannya dari beberapa kehidupan sebelumnya."

"Kamu adalah beruang yang menjarah ladang, dan aku adalah pemburu disewa untuk menyingkirkan kamu."

"Sudah sudah, mari kita pergi! Kita membuang-buang waktu saja sekarang."

Mizuki yang sampai sekarang telah dengan sabar menahan diri untuk menengahi, tapi sekarang dia akhirnya menimbang dan mencoba untuk memaksa merubah haluan.

"Yeah! Jika kita tidak terburu-buru, kita akan menjadi satu-satunya yang tersisa di kelas."

Segera, Tatsuya juga menengahi. Dengan argumen mereka yang cepat bak peluru , baik Leo dan Erika melotot tajam satu sama lain, kemudian segera berbalik dan berpaling.


◊ ◊ ◊


Pada awal hari kedua masuk sekolah, ada beberapa siswa yang mulai mengambil tindakan.

Tatsuya tidak tahu apakah harus menganggapnya terlalu cepat atau hanya normal-normal saja.

Yang dia tahu adalah bahwa jika datang ke konfrontasi atau mundur, kemungkinan besar akan menjadi pilihan yang pertama.

Erika dan Leo keduanya semangat dan optimis, dan Mizuki tampak pemalu namun riang.

Sementara walaupun menyadari kecenderungan dirinya terhadap sinisme dan kemurungan, Tatsuya menganggap dirinya beruntung kalau teman pertamanya di SMA adalah mereka.

Namun, kemungkinan besar tidak 100%.

Kurang dari 10-20%.

Itu bagus mereka tidak tertindas seperti budak belian, tapi bagaimana ini akan berubah. Tatsuya yang merenungkan masalah ini dengan tajam.

"Onii-sama ..."

Miyuki dengan ringan menggenggam ujung seragam Tatsuya dengan ujung-ujung jarinya, dan wajahnya tercampur perasaan cemas dan malu saat dia menatap kakaknya.

"Jangan minta maaf, Miyuki. Kamu tidak bersalah sedikit pun."

Dalam rangka memberikan kekuatan untuk adiknya, Tatsuya menjawab dengan nada tegas.

"Ya, tapi ... Kamu akan menghentikan mereka?"

"... Itu akan menjadi kontraproduktif."

"... Kau benar. Mengesampingkan sifat Erika, untuk Mizuki memiliki jenis kepribadian seperti itu adalah ... tak terduga."

"... Aku setuju."

Menonton dari belakang - atau dengan kata lain, langsung di depan kedua saudara kandung itu, sekelompok siswa baru saling melotot dengan suasana bergejolak mendidih di antara mereka. Satu kelompok terdiri dari beberapa teman sekelas Miyuki, dan lainnya adalah, tentu saja, Mizuki, Erika, dan Leo.

Kejadian pertama adalah di ruang makan saat makan siang.

Ruang makan dari SMA Satu jauh lebih besar dari kantin yang ditemukan di sebagian besar SMA lainnya, tetapi sebagai siswa baru masih tidak sadar dan yakin, sebab saat-saat penerimaan siswa baru seperti ini pada umumnya ramai.

Namun, karena mereka berempat telah meninggalkan kunjungan kelas spesialis lebih awal dan datang ke ruang makan, mereka telah mengamankan meja untuk empat orang tanpa kesulitan apapun.

Memang itu meja untuk empat orang namun karena itu bangku panjang, bangku panjang itu mungkin bisa terisi oleh tiga gadis yang lebih langsing di satu sisi.

Ketika mereka sudah setengah jalan menghabiskan makanan mereka (Leo bahkan sudah selesai makan), Miyuki tiba dengan dikelilingi oleh sekelompok siswa pria dan wanita, melihat Tatsuya, dan dengan cepat langsung menuju ke arahnya. Pertengkaran ini dimulai dari sana.

Miyuki telah mencoba untuk makan bersama-sama dengan Tatsuya. Ini tidak berarti bahwa dia adalah tipe orang yang akan menolak untuk berinteraksi dengan teman-teman sekelasnya, tetapi hanya bahwa, untuk Miyuki, partner prioritas utama akan selalu Tatsuya.

Hanya satu orang lagi yang bisa muat di meja makan. Apakah akan memilih teman-teman sekelasnya atau Tatsuya adalah masalah yang bahkan tidak akan dipertimbangkan Miyuki .

Namun teman sekelas Miyuki, dan terutama anak-anak laki-laki, yang tentu saja berusaha untuk duduk dengannya.

Mereka awalnya berpura-pura bersikap sopan mengatakan hal-hal seperti tempat ini cukup sempit dan akan merepotkan, tapi melihat tekad Miyuki tak tergoyahkan, mereka sampai mengatakan bahwa itu tidak cocok untuk seorang siswa Jalur 1 untuk berbagi meja dengan siswa Jalur 2 kalau mempertimbangkan kesenjangan di antara mereka, dan akhirnya menyuruh Leo yang telah selesai makan untuk segera berdiri dan mengosongkan tempat duduknya.

Pada sikap egois yang menunjukkan arogansi luar biasa, baik emosi Erika dan Leo berada di ambang meledak. Tatsuya terburu-buru menyelesaikan makanannya, berbicara dengan Leo dan Mizuki yang masih makan dan Erika kemudian berdiri.

Miyuki meminta maaf kepada Tatsuya dan lain-lain, sebelum berjalan melewati kursi kosong di dekat kakaknya.

Kejadian kedua terjadi saat kunjungan sore untuk kelas khusus.

Di laboratorium presisi sihir jarak jauh atau dikenal sebagai 'lapangan tembak', kelas praktek sedang dilakukan oleh siswa tahun ke 3 kelas A.

Itu adalah kelas dari Presiden Dewan siswa, Saegusa Mayumi.

Dewan siswa tidak harus dipilih dari tingkatan kelas, tapi presiden saat ini adalah presiden yang hanya muncul sekali dalam satu dekade dalam hal sihir presisi, dan sudah tak terhitung jumlahnya trofi yang ia sumbangkan pada sekolah.

Itu adalah sesuatu yang bahkan diketahui oleh siswa baru.

Mereka juga telah mengkonfirmasi rumor tentang sikap centilnya pada upacara penerimaan siswa baru.

Ada banyak siswa yang berkumpul sekitar sana dan berusaha untuk bisa melihat keahliannya, namun jumlah yang bisa melihatnya sangat terbatas. Karena itu, di antara tempat tersisa untuk siswa jalur 1 dan siswa jalur 2, Tatsuya dan kawan kawan dengan megahnya menonton dari barisan depan.

Tentu, Tatsuya sebenarnya tidak berniat untuk kelihatan menonjol.

Kemudian kejadian ketiga, berlangsung saat ini, Mizuki dengan ketus menentang mereka.

"Apakah kalian semua tidak bisa berhenti menjadi pecundang seperti itu? Miyuki-san mengatakan dia ingin pergi dengan kakaknya. Kalian tidak sepantasnya mencampuri urusan mereka kan ?"

Lawannya adalah seorang siswa dari kelas A. Dia adalah orang yang mereka lihat di ruang makan selama istirahat.

Awal kejadian ini, sepulang sekolah, Tatsuya telah menunggu Miyuki, yang teman sekelasnya masih terus menyertainya sudah mulai mencari masalah. Sekedar informasi, mereka adalah gadis-gadis teman sekelas. Jelas ada juga kawanan siswa laki-laki di sekitarnya (dari Miyuki) yang pada awalnya diam, tetapi pengendalian diri mereka dengan cepat hilang dan semua tata krama mereka mulai berubah menjadi olok-olok.

"Bukankah Miyuki memperlakukan kalian sudah cukup baik? Jika dia ingin pergi dengan kalian, dia akan berkata begitu. Apa hak kalian untuk harus mencoba memisahkan mereka berdua ?"

Orang yang mengecam mereka pertama kali atas perilaku yang tidak masuk akal dari siswa Jalur 1 itu, secara mengejutkan, Mizuki.

Sementara mempertahankan sikap sopan, dia menentang mereka tanpa ampun.

Bahkan sekarang ketika Mizuki menentang siswa jalur 1, kelancaran bicaranya tidak bergeser satu inci pun.

Ya, semua kata-katanya keluar dengan sempurna dan logis, tapi ...

"Meskipun aku harus mengakui , mengatakan bahwa mereka berusaha untuk memisahkan kami ..."

Tatsuya bergumam pelan. Ia jelas merasa ada sesuatu yang bergeser agak tegas.

"Mi-Mizuki, kau tidak salah paham akan sesuatu kan?"

Mendengar kakaknya bergumam, Miyuki untuk beberapa alasan terkesan terburu-buru.

"Miyuki ... kamu tampaknya agak terburu-buru?"

"Eh? Tidak, aku tidak seperti itu?"

"Dan kelihatannya agak memaksa ?"

Awalnya melirik kepada kedua bersaudara itu dengan hubungan yang sangat dekat dalam kebingungan, teman-teman mereka penuh perhatian, mulai memanas lebih dan lebih.

"Kami sudah memintanya !"

Itu adalah salah satu teman laki laki yang sekelas dengan Miyuki.

"Itu benar! Kami mohon maaf atas Shiba-san, tapi kami hanya ingin sedikit lebih banyak waktu bersamanya!"

Kali ini salah satu teman sekelas perempuan Miyuki.

Pada keegoisan mereka, Leo tertawa hangat.

"Ha! Kalian hanya mencari pembenaran. Lebih baik cari waktu yang lebih baik untuk itu."

Erika juga membalas dengan senyum dan sarkasme tajam.

"Jika kalian benar-benar memintanya, mungkin kalian akan punya persetujuannya dari awal? Kalian telah mengabaikan keinginan Miyuki dan tidak berkonsultasi padanya atau apa pun. Sudah ada aturan untuk itu. Kalian kan sudah jadi siswa SMA, apakah kalian tidak tahu apa-apa?"

Kata-kata dan sikap Erika, sengaja dirancang untuk menyinggung pihak lain, seperti yang diharapkan, mempengaruhi satu siswa laki-laki khususnya.

"Diam! Kelas lain, apalagi cuma Weeds, tidak memiliki hak untuk ikut campur dalam hal-hal mengenai kami para Blooms!"

Karena sifat diskriminatif itu, penggunaan kata 'Weed' dilarang oleh peraturan sekolah. Ini adalah aturan masih dipelajari, tapi tetap saja itu kata yang tidak pantas digunakan dalam konteks ini dengan begitu banyak orang mendengarkan.

Orang yang bereaksi terhadap kata-kata kasar ini adalah, apakah bisa dikatakan tak terduga atau yang diharapkan (mungkin benar benar 'diharapkan'), lagi lagi adalah Mizuki.

"Kita semua sama sama siswa baru. Kalian Blooms, tapi sekarang apakah kalian lebih baik dari kami?"

Itu tidak terlalu keras, tapi suara Mizuki terdengar ke seluruh halaman sekolah.

"... Yah."

Masalah ini mulai memburuk, pikir Tatsuya, sambil mendesah pelan.

Gumamannya tenggelam oleh teriakan marah para siswa jalur 1, dan hanya Miyuki yang di sampingnya mendengar Tatsuya.

"... Jika kalian ingin tahu kami seberapa jauh lebih baik, aku bisa menunjukkan padamu."

Meski kata kata Mizuki sudah sah sesuai dengan peraturan sekolah, pada saat yang sama, itu juga disangkal oleh sistem sekolah.

"Hah, menarik! Dengan segala cara, silahkan tunjukkan pada kami !"

Pada ancaman siswa jalur 1 itu, Leo menjawab agresif. Sudah sampai di sini, tidak ada hasil lain yang bisa diharapkan selain 'gayung bersambut'.

Kenyataan itu disadari Mizuki.

Karena mereka mengerti dengan sepenuhnya, mereka puas dengan sistem saat ini, baik guru dan siswa sama-sama, menepi.

Meskipun telah terjadi pelanggaran aturan yang jelas di sini, sebagian besar akan mengabaikan situasi mereka dan berpura-pura tidak melihat sesuatu.

Bahkan jika pelanggaran itu tidak hanya pada peraturan sekolah, tetapi hukum itu sendiri.

"Baik, akan kulakukan!"

Satu-satunya yang diizinkan untuk membawa CAD di sekolah adalah anggota senior dewan Dewan siswa dan anggota komite tertentu.

Penggunaan sihir di luar kampus diatur secara ketat oleh hukum.

Namun, hak milik CAD di luar kampus tidak dibatasi.

Tidak akan ada gunanya.

CAD saat ini alat yang sangat diperlukan untuk penyihir, tetapi mereka bukanlah yang paling penting untuk penggunaan sihir. Sihir dapat digunakan bahkan tanpa CAD. Oleh karena itu, hukum tidak membatasi hak milik dari CAD.

Prosedur bagi siswa yang memiliki CAD adalah mereka harus meninggalkan CAD di kantor guru sebelum pelajaran dimulai, dan dapat mengambilnya kembali sebelum pulang ke rumah.

Jadi tidak mengherankan bagi siswa untuk memiliki CAD dalam perjalanan pulang dari sekolah.

"Sebuah CAD khusus ?"

Namun, jika CAD diarahkan pada sesama siswa, maka itu menjadi masalah, tidak, keadaan darurat.

Apalagi jika CAD yang ditujukan dengan kekuatan serangan yang menekankan pada serangan khusus.

Ada 2 jenis CAD yaitu bersifat umum dan khusus. Jenis umum menempatkan beban yang lebih besar pada pengguna namun mampu melakukan berbagai hal hingga 99 rangkaian aktivasi, sedangkan tipe khusus hanya mampu memuat hingga 9 rangkaian aktivasi tapi memiliki subsistem yang dapat mengurangi beban pada pengguna, sehingga mungkin untuk merapal sihir lebih cepat.

Karena alasan itu, rangkaian sihir jenis tempur agresif umumnya disimpan dalam CAD khusus.

Pada suara teriakan penonton, 'moncong' dari CAD khusus itu, berbentuk seperti pistol kecil, dan disodorkan ke arah Leo.

Siswa itu ternyata tidak hanya bicara.

Kemahirannya menarik CAD, bersama dengan kecepatan yang ia membidik, adalah gerakan seseorang terbiasa dengan pertarungan antara penyihir.

Sebagian besar sihir tergantung pada bakat.

Pada saat yang sama, itu berarti garis keturunan memainkan peran penting.

Ada banyak siswa jalur 1 yang masuk sekolah dengan hasil yang sangat baik bukan dari hasil belajar sihir di sekolah tetapi karena orang tua, bisnis keluarga, bahkan mungkin mendapatkan pengalaman tempur dari sana.

"Onii-sama!"

Bahkan sebelum Miyuki selesai menjerit, tangan kanan Tatsuya sudah teracung.

Tidak mungkin tangganya mencapai CAD lawan., tapi dia tetap mencobanya. Apakah itu tindakan yang berarti, atau apakah itu hanya tindakan refleks yang sia-sia.

Apa pun itu, dalam kasus ini, tidak ada hasilnya.

Itu karena-

"Eek!"

Jeritan yang berasal dari siswa jalur 1 yang sedang membidik dengan CAD nya.

Pistol CAD itu telah terjatuh dari tangannya.

Sebelum mata mereka, sambil mengayunkan tongkat yang tiba-tiba muncul entah dari mana, dengan santai, Erika tersenyum. Tidak ada gemetar atau tergesa-gesa dalam senyum itu. Kalau melihat siakpnya yang penuh kewaspadaan dan percaya diri, kau bisa mengatakan tidak ada hal seperti itu pada awalnya. Jika situasi yang sama telah terjadi 100 kali, CAD siswa jalur 1 itu akan terlempar 100 kali. Itu sudah pasti.

"Pada jarak ini, tubuh bergerak lebih cepat."

"Aku setuju, tapi kamu berencana memukul tanganku juga, yah?"

Yang menjawab Erika yang memasang kuda-kuda santai dan penuh kemenangan adalah Leo, yang tangannya membeku di tengah-tengah saat mencoba mengambil CAD lawan.

"A ~ ra, aku tidak akan melakukan hal seperti itu."

"Jangan tertawa lepas tak wajar seperti itu!"

MKnR v01 14.jpg

Erika menempelkan punggung tangan yang memegang tongkat ke mulutnya dan memberikan tawa 'ohohohoho', tawa menipunya yang menyembunyikan maksud sebenarnya, Leo sudah mendekati akhir kesabarannya.

"Aku serius. Apakah kamu memang berniat melakukannya atau tidak, aku tahu dari kuda-kudamu. Kamu tampak seperti idiot, tapi tampaknya lenganmu berbicara sebaliknya, "

"... Apakah kamu sedang mengolok-olok aku ? Kamu mengolok-olok aku tepat di wajahku ?"

"Itu sebabnya aku bilang kamu terlihat seperti idiot kan?"

Melupakan 'musuh' mereka di depannya, kedua orang itu malah terlibat dalam konfrontasi lucu lain, tidak hanya Miyuki dan Tatsuya yang terkejut tapi orang lain juga, tapi yang bersiap duluan adalah teman sekelas Miyuki yang menghadapi mereka.

Itu bukan siswa pria yang memakai CAD khusus yang terlempar tadi, itu adalah siswi di belakang yang menggerakkan jari-jarinya di gelangnya yang berbentuk CAD umum.

Sistem yang dirancang di dalamnya dimulai, dan mulai rangkaian aktivasi.

Rangkaian aktivasi adalah cetak biru sihir, sebuah program yang mengarahkan pembangunan ritual sihir.

Setelah ekspansi, rangkaian aktivasi diperluas dan dibaca oleh daerah pengolahan sihir di bawah sadar dan variabel seperti koordinat, output, dan durasi yang diinput, hasilnya dimasukkan bersama rangkaian aktivasi dan ritual sihir selesai.

Ritual Sihir yang sudah lengkap ini diambil dari daerah operasi alam bawah sadar dan dipindahkan ke tingkat terendah dari alam sadar, 'akar', dari daerah antara sadar dan bawah sadar, yang disebut 'gerbang', dimana itu dapat diproyeksikan ke dunia luar, sebagai proyek ritual sihir dengan target 'informasi peristiwa' - dalam studi sihir modern, ini diberi nama 'Eidos' dari filsafat Yunani, dan mengacu pada peristiwa di mana informasi dari target sementara ditimpa.

Informasi terkait dengan peristiwa.

Jika informasi yang ditulis ulang, peristiwa tersebut akan ditulis ulang.

Karena sifat fenomena ditulis dalam Psions, modifikasi ini akan mengakibatkan kejadian dunia nyata yang sementara dimodifikasi juga.

Ini adalah sistem sihir di bawah penggunaan CAD.

Kecepatan yang ditulis Psions adalah kekuatan pemrosesan sihir, skala yang dapat dibangun mereka adalah kapasitas sihir, dan kekuatan dimana ritual sihir dapat menulis ulang Eidos adalah kekuatan gangguan. Saat ini, tiga hal ini secara komprehensif disebut kekuatan sihir.

Bahkan cetak biru untuk ritual sihir, rangkaian aktivasi, adalah jenis Psion. Namun, rangkaian aktivasi saja tidak dapat mempengaruhi realitas.

Psions diproses oleh pengguna hanya akan teracak dan kemudian kembali lagi.

Secara umum, ini adalah fungsi dari CADs, untuk mengambil Psions yang awalnya disediakan oleh rangkaian aktivasi, dan membentuk mereka menjadi Psions yang dapat digunakan penyihir untuk menulis ulang fenomena: ritual sihir.

CAD khusus sering berbentuk dalam bentuk senjata karena menggunakan sistem bantu pembidik yang tergabung dalam daerah sesuai dengan laras, koordinat data dimasukan pada saat rangkaian aktivasi dimulai, dan untuk mengurangi beban perhitungan pada pengguna, Psions tidak dipancarkan dari moncongnya.

Dari penyihir ke CAD, kemudian CAD kembali ke penyihir.

Jika aliran Psions ini terganggu, maka sihir yang tergantung pada CADs tidak akan lagi bekerja.

Misalnya, jika selama perhitungan atau perluasan sejumlah Psions ditembak dari luar, pola Psion dari ritual aktivasi akan diacak, menggagalkan pembangunan sebuah ritual sihir yang efektif dan menghapus sihir itu.

Seperti saat ini.

"Berhenti sekarang juga! Menggunakan sihir serangan pada orang lain untuk alasan apapun selain pertahanan diri tidak hanya merupakan pelanggaran aturan sekolah, itu tindak pidana!"

Rangkaian aktivasi yang sudah berkembang dari siswi itu hancur oleh peluru Psions.

Melepaskan peluru Psion, sementara itu sendiri adalah bentuk paling sederhana dari sihir, membutuhkan kontrol yang sangat tepat untuk menghancurkan hanya Rangkaian aktivasi dan menghindari kerusakan lain, dan menunjukkan keterampilan yang luar biasa dari penggunanya.

Setelah mengenali pemilik suara itu, siswi yang bermaksud menyerang Erika dan kawan kawan menjadi pucat, dan bukan sebagai akibat dari sihir. Dia jatuh ke pelukan siswi lain, dan mereka terduduk di lantai.

Orang yang memberi peringatan, dan telah menembakkan peluru Psion, adalah presiden dewan siswa, Saegusa Mayumi.

Dia - sejauh yang Tatsuya perhatikan - senyum di wajahnya, bahkan sekarang, tidak memiliki perasaan tidak menyenangkan di dalamnya.

Namun di mata seseorang yang mampu dalam sihir, sosok mungil itu terbungkus aura dari cahaya Psion yang jauh melampaui penyihir biasa, memberikan atmosfir berkharisma yang tidak dapat diganggu gugat.

"Kalian adalah siswa dari 1A dan 1E kan. Aku akan mendengar penjelasan kalian. Tolong datang kemari."

Sebuah suara yang keras bahkan dingin, datang dari gadis di sebelah Mayumi. Menurut pengenalan dewan siswa saat upacara masuk, dia adalah siswi tahun ke 3 yang menjadi Ketua Komite Disiplin, Watanabe Mari.

CAD milik Mari memiliki Rangkaian aktivasi yang sudah dikerahkan dan dikembangkan.

Itu tidak sulit untuk dibayangkan apa bentuk resistensi di sini yang akan terjadi.

Leo, Mizuki, dan teman sekelas Miyuki, tanpa berkata-kata, berdiri kaku.

Bergerak tidak keluar dari pemberontakan, melangkah di samping teman-teman sekelasnya yang dibekukan oleh atmosfer, tanpa jejak yang sombong atau bangga, tidak sedih atau takut-takut, Tatsuya berjalan dengan kiprah bahkan diukur, diikuti oleh Miyuki, untuk berdiri di depan Mari.

Mari melirik bingung pada siswa tahun pertama yang tiba-tiba datang melangkah ke depan.

Menurut Mari, keduanya tidak tampak terlibat dalam masalah itu.

Tatsuya menerima tatapannya tanpa berkedip, dan berhenti pada jarak yang pantas dari dia.

"Maaf, lelucon kami terlalu berlebihan."

"Lelucon?"

Pada kata-kata yang tak terduga itu, alis Mari terangkat naik.

"Ya. Morisaki terkenal karena kemampuannya yang cepat menarik CAD, jadi aku memintanya untuk memberikan demonstrasi untuk referensi di masa mendatang, tetapi menjadi terlalu nyata dan keluar dari kendalinya."

Siswa yang telah bertengkar dengan Leo menggunakan CAD nya membuka mata lebar-lebar karena terkejut.

Sementara siswa tahun pertama lainnya kehilangan kata-kata, Mari melirik tongkat di tangan Erika, perangkat berbentuk pistol tergeletak di tanah, kemudian setelah memberikan dua siswa yang telah mencoba menggunakan CAD secara ilegal sebuah tatapan yang terlihat mengerikan, berbalik ke Tatsuya dengan senyum dingin.

"Lalu kenapa gadis dari 1A mencoba menggunakan sihir?"

"Gadis 1A itu terkejut. Mampu untuk memulai proses aktivasi dengan kondisi refleks benar-benar layak untuk seorang siswa jalur 1."

Ekspresi wajahnya datar saja ketika ia menjawab, meskipun suaranya agak tak tahu malu.

"Teman-temanmu hampir celaka diserang dengan sihir, tetapi kamu masih bersikeras itu adalah sebuah lelucon?"

"Bahkan jika kau menyebutnya serangan, sebenarnya ia hanya berniat untuk menembakkan kilatan sihir menyilaukan. Itu tidak pada tingkatan di mana itu bisa menyebabkan kebutaan atau gangguan kesehatan."

Sekali lagi, ada tarikan napas serentak.

Cibiran itu berubah menjadi kekaguman.

"Hoou ... tampaknya kamu entah bagaimana caranya bisa membaca rangkaian aktivasi sebelum itu dikerahkan."

Aktivasi ritual adalah sebuah blok besar data untuk membangun ritual sihir.

Penyihir bisa menebak dengan intuisi apa efek ritual yang akan terjadi.

Dengan melihat bagaimana ritual sihir akan mengganggu Eidos, dan bagian apa yang tidak akan terpengaruh, sangat memungkinkan untuk membaca dan mencoba menebak apa yang dimiliki dalam efek ritual sihir.

Namun rangkaian aktivasi sendiri hanya sepotong data, mewakili sejumlah besar informasi, dan bahkan penyihir melepasnya hanya secara dinamis dapat berinteraksi dengan itu di alam bawah sadar.

Oleh karena itu, tindakan membaca rangkaian aktivasi memerlukan penghitungan deretan data gambar tak berujung, kemudian mereproduksi gambar itu di kepala kalian.

Biasanya, hal tersebut tidak dapat dilakukan dalam kesadaran.

"Aku memang tidak ahli dalam praktek, tapi aku meyakini analisisku."

Seolah-olah itu bukan apa-apa, Tatsuya menepis bahwa keterampilan gila itu dengan satu kata, 'analisis'.

"... Keterampilanmu membaca informasi itu sungguh ‘sesuatu ‘."

Tatapan Mari seperti sesuatu di antara penilaian dan sorotan tajam.

Orang yang melangkah untuk melindungi kakaknya menanggung beban penyelidikan, Miyuki, maju ke depan.

"Seperti yang kakak saya katakan, ini semua benar-benar hanya kesalahpahaman. Kami sangat menyesal untuk mengganggu kalian semua, senpai."

Tanpa penipuan sedikitpun, dia membungkuk dalam-dalam, dan seolah-olah racun itu terhalau, Mari melengos ke arah lain.

"Mari, sudahlah, tidak apa-apa. Tatsuya-kun, tadi itu benar-benar hanya demonstrasi kan?"

Sejak kapan dia mulai memanggilnya dengan nama depannya, pikir Tatsuya, tapi ia tidak bisa menolak bantuan yang tepat pada waktunya dari Mayumi.

Saat Tatsuya mengangguk dengan ekspresi datar yang sama ia digunakan sampai sekarang, Mayumi merasa meraih kemenangan - itu seperti dia mengatakan 'pinjaman ~' – yang terlihat pada senyumnya.

"Hal ini tidak dilarang bagi siswa untuk mengajar satu sama lain, tetapi dalam hal latihan sihir, kalian dilarang menjalankannya. Hal ini diajarkan pada semester pertama di kelas. Dalam hal mempelajari latihan sihir secara mandiri, mungkin lebih baik untuk menahan diri."

Kembali ke tatapan seramnya setelah Mayumi selesai memberi ceramah inspirasionalnya, Mari juga memberikan sepatah kata tentang masalah tersebut.

"... Karena Presiden mengatakan demikian, aku akan menahan diri kali ini. Aku tidak ingin ada yang menjadi kedua kalinya."

Tanpa terlihat seperti musuh bebuyutan, bersama-sama mereka membungkuk dan memberikan hormat, Mari berbalik.

Tapi setelah satu langkah, ia berhenti dan mengajukan pertanyaan dengan kembali kepada mereka.

"Namamu?"

Ketika kepalanya berpaling, penampilan Tatsuya yang tercermin dalam sorot matanya yang panjang dan sempit.

"Tahun pertama kelas E, Shiba Tatsuya."

"Aku akan mengingatnya."

Sambil menahan lidahnya sebelum ia hampir secara naluriah kelepasan berkata 'tidak masalah', Tatsuya menghela nafas.


◊ ◊ ◊


"... Jangan berpikir aku berutang apa-apa padamu."

Setelah petugas pergi dari pandangan, orang yang memulai keributan pertama kali, dengan kata lain siswa jalur 1 yang telah dilindungi Tatsuya, memelototi Tatsuya dan berkata dalam suara yang tajam.

Ekspresi Tatsuya terlihat agak ‘ ah orang itu lagi ‘.

Semua teman-teman Tatsuya juga melihat dengan tatapan dan perilaku yang sama.

Lega bahwa setidaknya karakter yang berperilaku berlebihan ini tidak akan mencari masalah lagi di sini, Tatsuya mengembalikan tatapan pada siswa kelas A itu yang merasa sombong.

"Aku tidak memikirkan itu sama sekali, jadi jangan khawatir. Apa yang membuatmu selamat kali ini bukan karena permainan kata-katamu melainkan ketulusan Miyuki."

"Aku datang karena meskipun Onii-sama pandai berbicara dengan orang lain, dia memiliki masalah dalam meyakinkan mereka."

"Memang."

Penampilannya yang penuh celaan memudar, digantikan oleh tersenyum kecut.

"... Namaku Morisaki Shun. Seperti yang kamu bayangkan, aku dari keluarga Morisaki."

Melihat olok-olok hangat antara kedua bersaudara itu, permusuhan memudar sedikit, dan ia memberikan namanya.

"Aku hanya mengatakan itu bukan karena merasa ini akan jadi masalah besar. Aku telah melihat banyak contoh praktis dalam materi visual."

"Ah, sekarang setelah kamu mengatakannya, aku pikir aku telah melihat itu sebelumnya juga."

"Kamu hanya baru ingat sekarang kan. Seperti yang aku pikir, Tatsuya pada tingkat yang berbeda denganmu."

"Kamu mencoba menggurui. Seorang idiot yang mencoba untuk mengambil Houki di tengah aktivasi tidak pantas berbicara soal tingkat kemampuan."

"Ah? Siapa yang kamu sebut idiot, tolol?"

"Uhm ... itu benar-benar berbahaya. Psions dihasilkan oleh ritual aktivasi penyihir lain akan menyebabkan penolakan oleh alam bawah sadar kamu sendiri ..."

"Sudah dengar apa yang dikatakannya. Mengerti?"

"Erika-chan kamu juga baik-baik saja? Jangan gunakan tanganmu secara langsung, kamu akan menerima interferensi 1.000 kali lipat."

"Tidak apa-apa. Ini terlindung."

Seperti pembicaraan antara teman-temannya, berarti dalam cara mereka sendiri, akhirnya bergeser kembali ke arah mereka, Tatsuya dan Morisaki berbagi tatapan tanpa bergerak.

"Aku masih tidak mengakui kau, Shiba Tatsuya. Shiba-san seharusnya bersama kami."

Dengan catatan tanpa menunggu jawaban Tatsuya itu, Morisaki pergi. Dia mungkin mengatakan itu justru karena itu adalah pengakuan yang tidak perlu jawaban, sesuatu yang disadari sepenuhnya oleh lawannya.

"Tiba-tiba memanggil dengan nama lengkapku ya."

Mendengar Tatsuya bergumam sendiri dengan volume cukup keras, Morisaki dengan spontan bergidik. Karena dirinya tidak mungkin untuk berhenti di situ. Namun, tampaknya kemungkinan harga dirinya yang seperti itu adalah bagian dari sifat alaminya.

Di sampingnya, mendengar gumamannya, Miyuki tampak gelisah. Dia selalu khawatir bahwa bakat kakaknya untuk membuat permusuhan adalah kerugian bagi Tatsuya.

Tapi lebih dari itu, ia punya cukup tahu tentang prasangka Morisaki itu.

"Onii-sama, kita pulang sekarang?"

"Ya, kau benar. Leo, Chiba-san, Shibata-san, mari kita pergi."

Berbagi perasaan kelelahan mental, mereka berdua mengangguk pada yang lainnya, dan mulai meninggalkan tempat itu.

Seolah-olah untuk memotong mereka, untuk membuat hal-hal semakin buruk, sepasang siswi kelas A berdiri di jalan mereka, tetapi bahasa tubuh mereka jelas menunjukkan mereka tidak berniat untuk melakukannya lagi hari ini.

Bertukar tatapan dengan Miyuki, saat berlarut-larut.

Memahami maksud kakaknya, Miyuki hendak menyampaikan perpisahan dengan mereka, tapi kemudian yang lain membuka mulutnya.

"Aku Mitsui Honoka. Aku minta maaf karena mengatakan semua hal tadi."

Dia tiba-tiba membungkuk, jujur sepenuh hati, sampai Tatsuya merasa agak malu.

Gadis ini, yang sebelumnya bisa dikatakan tidak menyembunyikan elitismenya, tampaknya telah berubah haluan.

"Terima kasih karena melindungiku. Morisaki-kun memang mengabaikannya, tapi itu berkat Onii-san hal itu tidak menjadi masalah besar."

"... Bukan apa-apa. Tapi, tolong hentikan memanggilku Onii-san. Kita siswa di tahun yang sama."

"Aku mengerti. Lalu, bagaimana aku harus memanggilmu ..."

Sebuah keyakinan sengit berkobar di matanya.

Ini akan sangat baik jika hal ini tidak menjadi merepotkan, pikirnya, karena ia membalas dengan cara yang tidak menyebabkan perasaan tidak senang.

"Tatsuya saja."

"... Baiklah. Dan, um ... "

"... Apa itu?"

Pada kontak mata yang cepat, Miyuki berdiri di depan Honoka.

"... Apakah kami boleh ikut pergi bersama-sama dengan kalian ke stasiun?"

Dengan gugup, tetapi dengan keyakinan tersembunyi di wajahnya, Honoka meminta untuk menemani mereka.

Dengan rasa terkejut yang tidak begitu banyak pada kata-kata Honoka itu tapi tidak disangka-sangka dari semuanya, Erika dan Mizuki saling menatap.

Meskipun bahkan mereka berdua, ditambah Leo dan tentu saja kedua bersaudara Miyuki dan Tatsuya, tidak punya alasan untuk menolak, dan memang tidak menolak.


◊ ◊ ◊


Terasa udara halus dalam perjalanan kembali ke stasiun.

Para anggota terdiri dari Tatsuya, Mizuki, Erika, dan Leo dari kelas E, bersama dengan Miyuki, Honoka, dan Kitayama Shizuku dari kelas A, gadis yang telah menangkap Honoka selama kemunculan Mayumi tadi.

Sebelah Tatsuya adalah Miyuki, dan untuk beberapa alasan aneh, di sisi lain adalah Honoka.

"... Kemudian, orang yang membantu dengan penyetelan CAD milik Miyuki-san adalah Tatsuya-san?"

"Ya. Aku merasa paling nyaman ketika mempercayakan hal pada Onii-sama."

Menanggapi pertanyaan Honoka itu, Miyuki menjawab bangga.

"Aku hanya melakukan sedikit pengaturan. Miyuki memiliki kemampuan pemrosesan yang menakjubkan, sehingga tidak ada banyak pemeliharaan yang diperlukan pada bagian dari CAD."

"Meski begitu, jika kamu hanya memiliki pengetahuan untuk hanya memahami perangkat OS kamu masih tidak bisa berbuat banyak."

Mengintip keluar dari samping Miyuki adalah Mizuki, yang bergabung dalam percakapan. Dilihat dari senyum ringan Tatsuya saat ia menjawab, itu tidak benar-benar efektif.

"Aku tidak memiliki keterampilan untuk mengakses sistem inti CAD. Itu terlalu berlebihan."

"Tatsuya-kun, bisakah kamu juga menyetel CAD milikku?"

Melihat ke belakang, Leo dan Erika.

Alasan Erika mengubah caranya memanggil Tatsuya dari 'Shiba-kun' untuk 'Tatsuya-kun' karena Mitsui-san memanggilnya begitu tidak apa-apa, ia secara sepihak mendeklarasikannya. Sebagai gantinya, kamu juga bisa memanggilku Erika juga, ia memaksakan secara kondisional.

Tentu, Mizuki juga bersikeras ikut melakukannya, dan semuanya menjadi resmi dengan cukup cepat.

"Mustahil. Aku tidak yakin pada kemampuanku untuk menangani CAD khusus seperti itu."

"Ah ha, kau benar-benar ‘sesuatu’ , Tatsuya-kun."

Sulit untuk mengatakan jika Tatsuya sedang serius atau hanya rendah hati, namun reaksi Erika adalah pujian sederhana.

"Kenapa?"

"Kamu menyadari bahwa ini adalah CAD milikku."

Mendengar pertanyaan Tatsuya, Erika tertawa riang sambil memutar-mutar tongkat yang ditarik oleh tali yang melekat pada pegangan.

Namun, ada kilatan di matanya yang melampaui senyum sederhana.

"Eh? Tongkat itu adalah perangkat?"

Benar saja, seolah-olah memberi aba-aba, mata Mizuki melihat sekeliling dengan terkejut, dan Erika hanya memberi dua kali anggukkan dalam kepuasan.

"Terima kasih atas reaksi normalmu, Mizuki. Jika setiap orang sudah menyadarinya, wajahku pasti sudah tertanam."

Mendengarkan obrolan mereka, Leo bertanya lebih lanjut.

"... Dimana sistem dibangun? Dari perasaan sebelumnya, itu tidak benar-benar kosong kan?"

"Kamu benar. Selain pegangan itu benar-benar kosong. Hal ini meningkatkan kekuatan dengan menggunakan teknik ukiran segel ke dalamnya. Sihir Penguatan adalah bidangmu kan?"

"... Teknik ini mengambil pola geometris dan mengukirnya dengan logam campuran sensitif, yang diaktifkan dengan menyuntikkan Psions, kan? Jika kamu melakukannya, bukankah akan cukup banyak Psions yang bocor? kamu akan kehabisan bahan bakar cukup sering kan? Segel yang diukir sangat tidak efisien utamanya, jadi aku pikir itu bukan teknik yang digunakan sangat sering saat ini. "

Pada poin Leo, mata Erika melebar sedikit dalam kejutan dan kekaguman.

"Ooh, memang ini bidangmu. Tapi ada satu hal lagi. Penguatan hanya diperlukan selama ekspansi dan saat dampak. Jika aku membatasi emisi Psion untuk momen tersebut, aku tidak menyia-nyiakan terlalu banyak. Ini prinsip yang sama dengan helm splitter. ... Eh, apa yang terjadi kawan kawan?"

Campuran kekaguman dan shock terasa memenuhi atmosfir, ketika Erika menanyakan pertanyaan itu,

"Erika ... Aku cukup yakin sesuatu seperti helm splitter diklasifikasikan sebagai rahasia atau teknik misteri. Itu jauh lebih menakjubkan dari sekedar memancarkan sejumlah besar Psion. "

Miyuki menjawab atas nama semua orang.

Hal itu ditunjukkan agak santai.

Dilihat dari ekspresi Erika, ia terkejut.

"Baik Tatsuya-kun dan Miyuki-san luar biasa, tapi Erika-chan juga menakjubkan ... Apakah orang normal langka di SMA kita ? "

"Aku tidak berpikir ada orang normal di SMA sihir."

Pada pernyataan alami Mizuki, Kitayama Shizuku yang tetap diam sampai sekarang kemudian menjatuhkan bantahan yang sangat tepat, dan inti dari masalah ini menghilang dalam berbagai cara.


Chapter 3[edit]

Seruan "SMA Satu" terdengar dengan jelas disebutkan, stasiun ini adalah pemberhentian wajib bagi semua siswa yang sekolah di SMA Satu.

Praktisnya hanya ada satu jalur antara stasiun kereta dan sekolah.

Karena perubahan pada trem dan penurunan jumlahnya, peristiwa yang dikenal sebagai "naik trem bersama" mungkin lebih akurat berubah menjadi "berjalan ke sekolah dengan teman-teman". Untuk sekolah ini, kejadian ini masih sangat umum. Memang, kejadian ini bisa dilihat berkali-kali kemarin, sehari setelah dimulainya, hari ini, dan terus berlangsung sejak awal.

"Meskipun mungkin tidak begitu mendadak," pikir Tatsuya.

"Tatsuya-kun ... Apakah kamu kenal dengan Presiden?"

"Kami bertemu untuk pertama kalinya sebelum upacara penerimaan siswa baru ... Jadi, ya."

Untuk menjawab pertanyaan Mizuki, Tatsuya juga sama bingungnya seperti dia.

"Itu pasti tidak terlihat seperti pertemuan pertama."

"Seolah-olah dia sengaja mencarikanmu jalan keluar."

Tatsuya memiliki keyakinan yang cukup dalam ingatannya untuk mengatakan bahwa hari pendaftaran adalah pertama kalinya ia bertemu Saegusa Mayumi. Namun, seperti yang Leo dan Erika katakan, pendekatan itu tidak tampak seperti seorang yang baru berkenalan untuk pertama kalinya.

"... Mungkin karena Miyuki?"

"... Tapi dia menyebut nama Onii-sama secara khusus?"

Tatsuya dikelilingi oleh Mizuki, Erika, dan Leo, orang yang bisa disebut "wajah-wajah" yang tanpa kesulitan. Sama seperti kemarin dan kemungkinan besar di masa depan, kelompok ini akan berkumpul di sekitar Tatsuya dan Miyuki dekat stasiun, bertukar salam, dan pergi ke sekolah bersama-sama.

Itu bukan firasat buruk sama sekali.

Bahkan, itu adalah cara yang cukup bagus untuk memulai hari.

Namun, ketika mereka berlima berjalan dengan santai di jalan yang jaraknya cukup pendek untuk sampai ke sekolah, mereka mendengar panggilan "Tatsuya-kun ~ ~" dari belakang mereka dimana setiap orang yang melihat pada umumnya akan merasa ini memalukan. Hal ini disertai dengan seorang individu mungil yang mendekat dengan cepat dan, menurut keyakinan Tatsuya, itu adalah akhir dari kedamaian dan ketenangan.

"Tatsuya-kun, selamat pagi ~. Dan Miyuki juga, selamat pagi."

Dibandingkan dengan salam Miyuki, salam diarahkan langsung pada dirinya terasa lebih santai, pikir Tatsuya. Namun, dia adalah siswa kelas 3 yang merupakan Presiden Dewan Siswa.

"Selamat pagi, Presiden."

Perlu untuk memberi salam yang tepat, hanya untuk jaga-jaga.

Segera mengikuti Tatsuya, Miyuki juga membungkuk hormat. Tiga lainnya juga memberi salam dengan sopan, meskipun sedikit terpesona dengan salam tersebut . Itu wajar untuk memiliki reaksi seperti itu.

"Apakah anda sendirian, Presiden?"

Meskipun sekilas cukup jelas, pertanyaan itu masih ditanyakan, sebagai undangan halus untuk berjalan bersama-sama ke sekolah.

"Hm. Sebenarnya tidak ada siapapun yang berjalan bersamaku ke sekolah di pagi hari."

Sebuah konfirmasi atas permintaan yang jelas dan undangan halus itu.

Meskipun, kalau diperhatikan ... kepribadian presiden terlihat cukup individual.

"Aku ingin berbicara dengan Miyuki tentang beberapa hal ... Bolehkah aku berjalan bersama kalian ke sekolah?"

Komentar yang diarahkan pada Miyuki terucap dengan nada yang akrab, tapi berbicara ke tingkat yang berbeda dibandingkan dengan percakapan mereka sebelumnya.

Tampaknya Tatsuya tidak salah membaca situasi.

"Hm, kalau itu baik-baik saja menurutmu..."

"Oh, bukan berarti topik ini rahasia. Atau kamu lebih suka berbicara di lain waktu?"

Ketika dia mengatakan hal ini, Presiden tersenyum pada tiga orang yang perlahan-lahan mundur, dan berdiri kaku.

"Presiden .. Aku merasa seolah-olah sikap Anda terhadap salah satu dari kami sedikit berbeda, atau ini hanya salah tafsirku?"

Tentu saja tidak, mereka bertiga menjawab secara lisan atau dengan isyarat tangan. Mayumi tersenyum dan menganggukkan kepalanya pada saat yang sama ketika Tatsuya menunjukkan ekspresi kecewa.

"Eh? Apakah itu masalahnya?"

Sekarang, mengubah pilihan kata dan berpura-pura tidak menyadari itu sudah terlambat. Nada dan ekspresi sudah mengkhianatinya.

"Apakah subjek yang ingin anda bicarakan berhubungan dengan Dewan Siswa?"

Pada titik ini, Tatsuya tidak berencana mundur, tapi ia merasakan tekanan juga.

Miyuki panik dan mengubah subjek kembali ke dirinya sendiri.

"Hm, aku berencana mencari kesempatan untuk berbicara denganmu secara rinci. Apakah kamu memiliki rencana apapun selama istirahat makan siang?"

"Aku berencana untuk makan di kantin."

"Dengan Tatsuya-kun?"

"Tidak, Onii-sama dan aku berada di kelas yang berbeda ..."

Sepertinya dia ingat apa yang terjadi kemarin.

Saat melihat Miyuki sedikit menurunkan kepalanya dan menurunkan suaranya, Mayumi mengangguk seolah sudah mengerti.

"Ada cukup banyak siswa yang peduli tentang kejadian kecil ini."

Tatsuya sedikit melirik ke sisinya.

Tidak mengherankan, Mizuki mengangguk sebagai penegasan. Sepertinya insiden kemarin tidak akan selesai begitu saja.

Namun, jika Presiden berbicara seperti ini, apakah ini tidak akan menjadi masalah? Pikir Tatsuya.

"Kalau demikian, mengapa tidak bergabung saja denganku di ruang Dewan Siswa untuk makan siang? Jika kamu tidak keberatan dengan ‘bento’, ruangan kami memiliki dispenser makanan otomatis."

"... Ruangan Dewan Siswa dilengkapi dengan Modul Penyedia Makanan?"

Miyuki yang biasanya cukup tenang tidak bisa menyembunyikan kekaguman saat ia menjawab.

Yang juga disertai oleh rasa kebingungan.

Sesuatu yang biasanya terlihat di terminal penerbangan atau kereta jarak jauh bisa berada di Ruang Dewan Siswa ?

"Sebelum memasuki Ruang Dewan Siswa, aku tidak ingin berbicara terlalu banyak tentang hal itu. Tapi itu untuk siswa yang bekerja sampai larut."

Mayumi tersenyum malu ketika mencoba membujuk Miyuki.

"Jika itu adalah Ruang Dewan Siswa, itu tidak masalah jika Tatsuya-kun ikut makan bersama juga."

Pada saat itu, wajah tersenyum Mayumi menjadi menggoda dan, terus terang saja, nakal. Mudah-mudahan, itu adalah kesalahpahaman dari Tatsuya saja.

Bahkan jika itu adalah salah tafsir, dari caranya untuk menggambarkannya masih membuatnya sakit kepala.

"... Kalau begitu, masih ada satu masalah. Tampaknya ada beberapa konflik antara aku dan Wakil Presiden. Aku minta maaf."

Tatsuya tidak berencana untuk ikut campur antara Miyuki dan Dewan siswa, dan sehingga ia meninggalkan interupsi pada saat itu.

Pada hari pendaftaran, siswa laki-laki di belakang Mayumi yang terus memelototi Tatsuya mungkin adalah Wakil Presiden.

Saat berhadapan dengannya, tampaknya itu bukan salah tafsir.

Jika Tatsuya sembarangan pergi ke Ruang Dewan Siswa untuk makan siang, niscaya hal ini akan menimbulkan konflik antara mereka berdua.

Namun, tampaknya Mayumi tidak memahami makna di balik kata-kata Tatsuya itu.

"Wakil Presiden ...?"

Mayumi sedikit memiringkan kepalanya tapi dengan cepat menepuk kedua tangannya, dalam suatu tindakan langsung seperti dalam drama film.

"Jika itu Hanzou-kun, kamu tidak perlu khawatir tentang hal itu, tidak akan ada masalah."

"Bahkan jika itu masalahnya, tapi…?"

Pada saat itu, Tatsuya memutuskan untuk menghindari insiden yang mengakibatkan adiknya menerima julukan itu, tanpa peduli apapun akibatnya.

"Hanzou-kun akan berada di ruang klub untuk istirahat makan siang."

Itu sama sekali tidak berhubungan dengan apa yang Tatsuya pikirkan - itu wajar saja – tetapi senyum Mayumi tidak berkurang sedikit pun saat ia terus berbicara.

"Dalam hal ini, setiap orang boleh datang juga. Membiarkan semua orang tahu tentang kegiatan Dewan Siswa adalah salah satu tugas kami juga."

Meskipun begitu, ada orang-orang yang secara langsung menolak undangan sosial Mayumi.

"Meskipun itu adalah kesempatan langka, aku pikir kami akan melewatkannya."

Bahkan menggunakan kata "melewatkan" dengan cara ini, masih bisa dianggap "penolakan".

Respon yang tak terduga dari Erika dan kawan kawan menyebabkan situasi menjadi sedikit canggung.

Meskipun demikian, mencoba untuk mendapatkan perasaan mereka yang mendasari hal itu, atau bahkan untuk kelancaran hal-hal itu, terus terang sudah tidak mungkin.

"Jadi begitu."

Tapi ada satu orang yang tidak berubah, dan itu wajah Mayumi yang tersenyum.

Apakah ia hanya terus terang atau mampu memahami sesuatu yang orang lain tidak bisa ikuti?

Tatsuya merasa bahwa dia hanya tidak memerlukan alasan tertentu.

"Kalau begitu, hanya kalian berdua saja nanti."

Apa yang harus kita lakukan, mata Miyuki diam-diam bertanya pada Tatsuya.

Menolak masih pilihan yang berlaku sampai saat itu, tapi setelah tanggapan dari kelompok Erika, tidak ada cara untuk menolak dengan halus.

"... Aku mengerti. Kalau begitu Miyuki dan aku akan menerima undangan anda."

"Bagus sekali. Rinciannya bisa menunggu sampai nanti. Aku akan menunggu kalian berdua."

Karena beberapa alasan, Mayumi sangat senang dengan jawaban ini. Berpaling dengan cepat, dia meninggalkan mereka dengan langkahnya yang riang.

Meskipun mereka semua menuju ke sekolah yang sama, jejak dari mereka berlima yang melihat Mayumi pergi memang menjadi cukup berat.

Tatsuya menghela napas.


◊ ◊ ◊


Istirahat makan siang akhirnya tiba.

Langkah-langkah kaki mereka tetap berat.

Hanya mendaki dua tangga menjadi tugas yang melelahkan, dan itu bukan karena kurang olahraga.

Sesungguhnya langkah berat itu datang dari perasaan yang suram, langkah-langkah berat hanya metafora, meskipun keengganan terhadap hal itu akan tetap sama.

Dibandingkan dengan Tatsuya, Miyuki malah sebaliknya. Langkahnya ringan dan energik.

Tatsuya tidak cukup sensitif sampai benar-benar tidak mengerti penyebab perasaan senang Miyuki, jadi dia diam saja.

Tujuan mereka berada di ujung lorong di lantai empat.

Dari luar, semua ruangan itu sama. Semuanya memiliki pintu kayu yang sama.

Yang berbeda adalah ukiran kayu tertanam di pintu, speaker di dinding, dan perangkat keamanan yang disamarkan dengan sangat baik.

Tanda di pintu dengan jelas menampilkan tulisan "Ruangan Dewan Siswa".

Undangan itu untuk Miyuki, Tatsuya hanya sebagai pelengkap. Dengan demikian, tugas mengetuk pintu jatuh kepada Miyuki. (Tentu saja, ini adalah metafora lain, karena komunikasi melalui speaker bukan mengetuk.)

Setelah Miyuki sungguh-sungguh meminta ijin masuk melalui speaker, dari sisi sebaliknya terdengar sambutan ceria.

Dengan sedikit ribut, sangat sedikit yang bahkan menempelkan telinga pada pintu juga tidak akan terdengar, kunci dibuka.

Tatsuya meletakkan tangannya di kenop pintu dan membuka pintu, bersikap seakan melindungi Miyuki dalam perjalanan ke dalam.

Pada kenyataannya, tidak diperlukan respon tersebut. Tatsuya sangat menyadari hal ini.

Perilaku ini adalah sesuatu yang tertanam ke dalam kegiatan sehari-hari kedua saudara kandung itu'.

-Dan tentu saja, tidak ada yang terjadi.

"Selamat datang, jangan pedulikan kami, silahkan masuk"

Langsung di depan, terdengarlah suara dari ujung meja.

Tatsuya benar-benar ingin bertanya apa yang menyebabkan Mayumi begitu bahagia untuk menyambut mereka dengan senyum seperti itu sambil memberi isyarat mereka masuk.

Miyuki memimpin jalan ke ruangan, diikuti oleh Tatsuya yang terburu-buru. Dia berhenti satu langkah dari pintu, dengan Miyuki dua langkah dari pintu.

Dengan kedua tangan di depannya, Miyuki membungkuk memberi salam, mirip dengan contoh dalam buku teks formalitas.

Bila dibandingkan dengan gerakan terpelajar tersebut, Tatsuya tidak memiliki kesempatan untuk meniru itu.

Pidato Miyuki dan pola pergerakan yang sama sekali berbeda dari Tatsuya itu. Ini kemungkinan besar karena pengaruh almarhum ibu mereka.

"Eh ... Tidak perlu terlalu formal."

Setelah melihat Miyuki mengeksekusi salam yang sempurna yang biasanya tidak akan keluar selain di tempat gala formal, Mayumi tampak mengerut sedikit.

Meskipun ada dua anggota lain yang hadir, mereka tampaknya kewalahan oleh atmosfer itu juga.

Ada satu orang lain yang hadir yang bukan anggota dari Dewan Siswa. Perwakilan dari Komite Disiplin tetap bersikap tenang, tapi siapa pun bisa mengatakan bahwa itu adalah gaya yang berani, belum lagi seorang pengamat veteran seperti Tatsuya. Sesungguhnya, adikku cukup termotivasi hari ini, pikir Tatsuya.

Satu-satunya hal yang membingungkan Tatsuya mengapa Miyuki memilih taktik intimidasi seperti ini.

"Silakan duduk. Kita bisa bicara saat kita makan."

Mungkin itu karena pembukaan salam Miyuki membuatnya bingung, tapi suara Mayumi telah berubah. jika menjelaskannya secara positif, suara itu masih harmonis. Jika menjelaskannya secara negatif, keramahan intim tadi sudah hilang.

Dia mungkin mengacu pada meja panjang di ruang rapat.

Pada saat ini, isyarat untuk merapikan interior meja, menata ulang meja sehingga pantas digunakan saat makan.

Apapun itu, kedua bersaudara itu mendekati meja mahal dan memilih kursi mereka. Miyuki menarik sebuah kursi dan duduk, sementara Tatsuya memilih tempat duduk tepat di sebelahnya.

Untuk seseorang yang selalu tegas bersikeras bahwa kakaknya harus mengambil kursi yang lebih ‘ tinggi ‘ dari dirinya sendiri, satu-satunya alasan Miyuki mengendalikan emosinya adalah karena dia paham harus fokus pada pertemuan hari ini.

"Daging, ikan, atau vegetarian. Mana yang kamu pilih?"

Yang menakjubkan bukan hanya modul server makan malam, tetapi pilihan yang kompleks juga tersedia.

Tatsuya memilih vegetarian, sedangkan Miyuki masih bingung dengan pilihannya. Setelah menerima pesanan mereka, siswa kelas 2 - mungkin Sekretaris Nakajou Azusa - mengaktifkan mesin kabinet besar yang terselip dekat dinding.

Sekarang satu-satunya hal yang tersisa sudah menunggu.

Mayumi duduk di kursi utama. Di sebelahnya dan di seberang Miyuki duduk siswa perempuan kelas 3 lainnya. Satu kursi lain yang di seberang Tatsuya adalah anggota Komite Disiplin. Azusa duduk di sisi lain dari anggota komite. Setelah mendapatkan kembali wibawanya, Mayumi memulai pembicaraan.

"Perkenalan sudah dilakukan saat upacara penerimaan siswa baru, tetapi, mari kita membahas ini lagi. Di sebelahku adalah Akuntan kami, Ichihara Suzune, juga dikenal sebagai Rin-chan."

"... Satu-satunya yang memanggilku seperti itu adalah Presiden."

Setiap bagian dari wajah seriusnya memberi kesan keras, meskipun dengan tubuh tinggi dan anggota badan ramping, Suzune sudah menampilkan secara penuh deskripsi "keindahan".

Harus diakui bahwa "Rin-chan" lebih sesuai dengan profilnya daripada "Suzune".

"Kalian berdua seharusnya mengenal orang di sebelah Rin-chan, kan? Dia adalah Ketua Komite Disiplin Watanabe Mari."

Mari tidak mengatakan apa-apa, tapi dia tidak menerima pengecualian dari siapa pun terasa cukup alami.

"Dan di sebelahnya lagi Sekretaris kami, Nakajou Azusa, yang juga dikenal sebagai A-chan."

"Presiden ... Tolong jangan panggil aku 'A-chan' di depan adik kelas. Aku punya posisi yang harus aku pikirkan juga."

MKnR v01 15.jpg

Karena dia bahkan lebih mungil daripada Mayumi dan memiliki wajah yang lebih kekanak-kanakan, setiap kali Azusa mengarahkan wajah yang berlinang air mata, dia sengaja menebarkan kesan seorang anak yang akan menangis.

Dan itu mungkin yang menjadi alasan dia disebut "A-Chan", pikir Tatsuya. Itu mungkin kenyataan yang terlalu kejam bagi orang tersebut.

"Yang terakhir akan Wakil Presiden Hanzou. Dan itu sudah mencakup semua anggota Komite Dewan Siswa."

"Yang mana aku bukan bagian dari mereka."

"Oh ya, Mari bukanlah anggota dari Dewan Siswa. Ah, persiapannya sudah selesai."

Penutup dari penyedia makan malam dibuka, menyajikan makanan dengan rapi dan tepat tanpa sedikitpun noda pada serangkaian nampan.

Hanya ada lima makanan yang siap disajikan.

Sepertinya kita kekurangan satu ... Meskipun Tatsuya memikirkan hal ini, dia tidak menyebutkan keras-keras karena ia sedang memikirkan solusi. Sementara Tatsuya sedang memikirkan ini, Mari diam-diam mengeluarkan kotak bento.

Melihat Azusa berdiri, Miyuki juga segera meninggalkan meja. Seperti yang tersirat dalam namanya, penyedia makan malam mampu menghasilkan makanan, tapi tanpa seperangkat alat makan yang cocok, akan lebih efisien kalau membawa nampan sendiri secara manual.

Azusa pertama kali meletakkan nampannya di atas meja, kemudian membawa bagian Mayumi dan Suzune juga.

Setelah itu, Miyuki membawa dua nampan untuk Tatsuya dan dirinya sendiri, dan setelah itu makan siang paling menarik dimulai.

Pada awalnya, pembicaraan itu benar-benar terbuka satu sama lain.

Bahkan kemudian, Tatsuya dan Miyuki juga sedikit melakukan percakapan biasa dengan anggota komite.

Percakapan alami mengalir sampai ke topik makanan.

Tidak dapat terhindarkan bahwa penyedia makan malam hanya menghasilkan makanan cepat saji, tapi makanan modern olahan memiliki kualitas yang hampir sama seperti masakan normal. Bisa dikatakan, kualitasnya hanya bisa hampir sama dengan "kualitas normal" dari suatu masakan, karena itu kekurangan dalam makanan olahan tidak bisa dipungkiri.

"Apakah kau membuat bento sendiri, Watanabe-senpai?"

Niat Miyuki hanya untuk memulai percakapan dengan orang lain, dan tidak menyembunyikan alasan lain.

"Ya, kamu terkejut?"

Namun, ketika ditanya oleh Miyuki, Mari mengangguk dan membalas dengan pertanyaan menggoda yang sulit untuk dijawab.

Pada kenyataannya, Mari tidak berniat untuk menyiksa Miyuki, tetapi ingin memainkan lelucon kecil kepada adik kelas yang lugas dan sopan ini.

"Tidak, hanya sedikit penasaran saja."

Ketika Miyuki mulai panik,terdengar suara dari sebelahnya yang membalas untuknya.

".... jadi begitu."

Mata Tatsuya yang sedang melihat gerakan tangan Mari, atau lebih tepatnya jari-jarinya. Jika itu dibuat oleh sebuah mesin, atau dengan tangan sendiri, jenis masakan apa saja yang mungkin atau tidak mungkin dihasilkan ... Ini memberi kesan bahwa ia bisa mengetahui semuanya, sehingga menyebabkan Mari merasa cukup malu.

"Bagaimana kalau kita juga membawa bento kita sendiri besok."

Ketika Miyuki berbicara seolah-olah tidak ada yang terjadi, Tatsuya juga menggeser pandangan.

"Bento Miyuki pasti luar biasa, tapi kita harus mencari tempat untuk makan bersama ..."

"Oh, ya ... Pertama kita perlu mencari tempat untuk memakannya..."

Dialog dua bersaudara ini '- tidak hanya isi, tetapi suasana itu sendiri, tampak agak terlalu intim untuk sepasang remaja yang berhubungan darah.

"... Sama seperti sepasang kekasih."

Suzune memakai senyum yang agak sinis, dan menjatuhkan sebuah komentar yang meledak.

"Benerkah begitu? Jika tidak ada hubungan darah, maka mereka pasti sepasang kekasih, itukah yang kamu pikirkan?"

Tatsuya dengan tenang membalas dan dengan cepat menjinakkan ledakan.

Atau malah sengaja meledakkannya.

"... Tentu saja, itu adalah lelucon."

Ketika menghadapi Azusa yang wajahnya memerah, Tatsuya meniru "senyum" Suzune dan melanjutkan makan dengan tenang. Wajahnya tidak terganggu sedikit pun.

"Kamu membosankan."

Mari berkata dengan nada jengkel.

"Aku juga berpikir begitu."

Tatsuya menjawab dengan cara yang sama.

"Ok, Ok, mari kita mengakhiri masalah ini di sini. Mari, aku tahu itu sulit untuk mengakuinya, tapi Tatsuya-kun memang orang yang sulit untuk ditangani."

Mungkin itu karena dia merasa kalau percakapan ini akan berlangsung terus-menerus tanpa henti, akhirnya Mayumi ikut campur tangan dengan senyum yang sedikit pahit.

"... Itu benar. Aku menarik kembali komentarku sebelumnya. Kamu mungkin orang yang menarik, Tatsuya-kun."

Dengan sedikit senyum - dan untuk seorang wanita muda yang cantik, ia sering menunjukkan senyum kepada anak laki-laki - Mari mengubah evaluasinya sebelumnya.

Pertama Presiden Dewan Siswa, sekarang Ketua Komite Disiplin. Kurasa aku sebaiknya segera terbiasa dengan orang memanggilku dengan nama.

"Sudah saatnya kita sampai ke pokok pembicaraan."

Mungkin sedikit tak terduga, tetapi waktu yang dialokasikan untuk istirahat makan siang itu terbatas.

Setelah semua orang selesai makan, baik Tatsuya dan Miyuki mengangguk setelah mendengar kata-kata Mayumi itu.

"Karena sekolah kita menempatkan penekanan pada penentuan nasib kita sendiri, Dewan Siswa telah diberikan kekuasaan besar dalam batas-batas sekolah. Tidak hanya sekolah kita, tapi SMA yang paling umum juga mengadopsi metode yang sama."

Tatsuya setuju dengan prinsip itu. Manajemen-sentris dan deterministik-sentris itu seperti pasang surut dan pasang naik gelombang, pada dasarnya berbeda tetapi pada saat yang sama berdampak satu sama lain. Setelah kemenangan dalam Pertempuran 3 tahun yang lalu di Okinawa dan peningkatan dalam suara internasional, gaya manajemen-sentris yang lama yang menyebabkan kerugian diplomatik dan kerusuhan internal tersapu dan terganti dengan mendukung penentuan nasib sendiri dan sudah menjadi tema masyarakat pada umumnya. Saat ini, ada kejadian sebaliknya , sebagian dari SMA swasta mengadopsi filosofi manajemen-sentris yang keras. Walaupun demikian, sulit untuk secara sepihak menghitung perkembangan dari pinsip ini.

"Dewan Siswa kita menggunakan metode tradisional yang mengkonsentrasikan kekuatan dan otoritas pada presiden. Gaya presidensial juga dapat digambarkan sebagai sentralisasi ekstrim."

Mendengar kata-kata ini memang memicu sedikit ketidaknyamanan, meskipun mungkin akan tidak sopan pada Mayumi.

Tatsuya mengepalkan tangannya.

"Presiden dipilih oleh badan siswa, anggota lain diangkat oleh presiden. Dengan beberapa pengecualian, presiden memiliki hak pengangkatan dan pemberhentian untuk semua anggota."

"Posisiku sebagai Ketua Komite Disiplin adalah salah satu pengecualian. Dewan Siswa, Komite Manajemen Klub, dan guru-guru bisa memilih perwakilan untuk menentukan posisi ini."

"Dan karena ini, pada tingkat tertentu Mari memegang otoritas yang sama dengan apa yang aku lakukan. Berdasarkan aturan, presiden memiliki jangka waktu masa bekerja, tapi yang lain tidak. Masa kerjanya berlangsung dari 1 Oktober sampai dengan 30 September tahun depan. Antara waktu sekarang ini, presiden memiliki hak pengangkatan dan pemberhentian bagi semua anggota."

(Sudah waktunya masuk ke pokok masalah.) Tatsuya tidak menginterupsi pembicaraan, tapi hanya mengangguk untuk menunjukkan bahwa ia mengerti.

"Ada tradisi tahunan untuk mengundang perwakilan siswa tahun pertama menjadi anggota Dewan siswa, dengan maksud melatih mereka untuk menjadi penggantinya. Semoga, perwakilan kelas satu akan terpilih menjadi Presiden Dewan Siswa berikutnya. Meskipun itu bukan jaminan, tetapi hal ini telah terjadi selama 5 tahun terakhir. "

"Jadi Presiden dulunya juga perwakilan siswa tahun pertama? Cukup mengesankan."

"Ah ~, err, ya."

Mayumi tersipu dan tergagap karena jawaban Tatsuya.

Tanggapan Tatsuya itu hanyalah pujian, karena ia sudah tahu jawabannya. Yang aneh adalah bahwa Mayumi yang seharusnya sudah terbiasa dengan pujian tersebut mengingat posisinya, namun wajahnya masih memerah karena malu. Ini bukan akting, tapi malu yang sesungguhnya. Hal ini kelihatan cukup licik ... Dia tampak seperti siswa SMA pada umumnya. –jangan-jangan dia sengaja membiarkan orang melihat kalau dia mudah malu - dan itu adalah bagian dari akting yang sebenarnya ?

"Jadi ... Miyuki, aku harap kamu bisa masuk Dewan Siswa."

Pada tahap ini, mengatakan "masuk Dewan Siswa" pada dasarnya berarti menjadi anggota Dewan siswa.

"Apakah kamu bersedia untuk menerimanya ?"

Mengambil napas, kepala Miyuki tertunduk ke bawah dan menatap tangannya, kemudian menatap ke arah Tatsuya.

Tatsuya mengangkat bahu, menahan perasaannya sendiri, dan sedikit menganggukkan kepalanya.

Miyuki menunduk lagi sebelum menegakkan kepalanya kembali. Namun kali ini, matanya menyala semangat seperti orang yang siap terjun dari ketinggian.

"Presiden, apakah anda menyadari nilai ujian masuk Onii-sama?"

"-?"

Pada perkembangan yang benar-benar tak terduga ini, yang bisa Tatsuya lakukan hanya tetap diam.

Apa yang kamu katakan......, adikku?

"Hm, aku tahu itu. Sesungguhnya itu luar biasa ... Sejujurnya, ketika aku mengintip hasil ujian yang diperiksa guru, bahkan aku sampai kehilangan kepercayaan diriku."

"... Jika Dewan Siswa menerima siswa dengan nilai ujian yang tinggi dan kemampuan yang luar biasa, aku percaya Onii-sama akan memenuhi kriteria juga."

"Tunggu, Mi-"

"Dan dalam hal pekerjaan di atas meja (Manipulasi Teoritis), aku percaya bahwa tidak ada hubungannya dengan keterampilan praktek dan tingkatan. Dengan kata lain, pengetahuan dan penilaian yang lebih penting."

Bagi Miyuki, tidak mengijinkan orang lain untuk menyelesaikan kalimat mereka dan menyerobot kesempatan mereka untuk berbicara termasuk kejadian yang langka.

Dan jika pembicara lain adalah Tatsuya, maka frekuensi kejadian akan turun jauh lebih rendah.

"Aku merasa terhormat untuk menerima undangan dari Dewan Siswa. Akan tetapi aku bahkan akan cukup senang untuk menerima posisi terendah, tetapi apakah ada cara supaya Onii-sama bisa bergabung?"

Tatsuya benar-benar ingin untuk menutupi wajahnya dan melihat ke angkasa.

Apakah mungkin bahwa pengaruh negatifnya pada adiknya telah mencapai sejauh ini?

Miyuki harus tahu bahwa nepotisme terang-terangan hanya akan menyebabkan ketidaknyamanan pada orang lain.

"Sayangnya, hal ini tidak mungkin."

Orang yang menjawab bukan Presiden, tapi anggota dewan siswa yang duduk di sebelahnya.

"Anggota Dewan Siswa harus dipilih dari siswa jalur 1. Ini bukan aturan tak tertulis, tapi aturan yang disebutkan. Ini adalah satu-satunya klausul yang melekat pada hak pengangkatan dan pemberhentian oleh presiden. Untuk mengubah peraturan ini, diperlukan rapat amandemen khusus dengan kehadiran siswa seluruhnya dan diterima oleh mayoritas dua pertiga. Dan karena jumlah siswa jalur 1 dan jalur 2 praktis sama, secara realistis ini tidak mungkin. "

Suzune dengan lembut menjelaskan hal ini dengan nada yang sedikit menyesal.

Dari suaranya, terdengar jelas bahwa dia juga adalah seseorang yang menentang perlakuan yang berbeda antara Blooms dan Weeds.

"... Aku minta maaf. Aku mengatakan semua itu tanpa memahami situasi. Maafkan aku."

Miyuki hanya bisa terus terang mengakui kesalahannya.

Miyuki berdiri dan membungkuk dalam-dalam untuk meminta maaf, tetapi tidak ada yang menegurnya.

"Kalau begitu, Miyuki akan bergabung dengan Dewan Siswa saat ini dengan jabatan sekretaris, apakah kamu mau menerimanya ?"

"Ya, aku akan bekerja keras untuk memenuhi tugas-tugas saya. Tolong bimbing saya."

Miyuki menunduk lagi, tapi kali ini demi kesopanan daripada menyesal. Mayumi mengangguk pada Miyuki dengan senyum di wajahnya.

"Kamu akan mendapat rinciannya dari A-chan."

"Seperti yang aku katakan, Presiden ... Tolong berhenti memanggilku A-chan ..."

"Jika tidak ada komplikasi, bisakah kamu datang hari ini sepulang sekolah?"

Sepenuhnya mengabaikan protes di sampingnya, Mayumi melanjutkan percakapannya.

"Miyuki."

Sebelum Miyuki bisa berbalik dan bertanya, Tatsuya menghentikannya dengan nada lisan pendek tapi kuat. Dia mengangguk setuju dengan saran Mayumi itu.

Miyuki mengangguk juga, sebelum berbalik menghadap Mayumi.

"Aku mengerti. Namun, itu akan lebih baik bagiku untuk datang ke sini sepulang sekolah?"

"Tentu saja. Aku akan menunggumu, Miyuki."

"Hei ~ Mengapa aku dipanggil 'A-chan', sementara Shiba dipanggil 'Miyuki' ...?."

Sebenarnya ini adalah pertanyaan yang valid, tapi sekali lagi diabaikan.

Tatsuya mulai mengasihani Azusa sedikit.

"... Masih ada sedikit waktu yang tersisa sampai waktu istirahat makan siang berakhir. Bolehkah aku mengatakan sesuatu?"

Alasan kenapa kali ini semua orang mengabaikan Azusa, dan bukan karena alasan dendam atau sedang menggodanya, mungkin karena perhatian semua orang terarah pada tangan Mari yang terangkat ke atas.

"Daftar nama untuk Komite Disiplin masih memiliki satu tempat kosong yang belum diisi."

"Aku hanya mengatakan bahwa kita masih mengkaji kandidat. Selain itu, kegiatan sekolah juga baru dimulai seminggu yang lalu, kan? Tidak perlu terburu-buru, Mari."

Tidak senang dengan sikap Mari yang terlalu tergesa-gesa, Mayumi menegurnya. Namun, tampaknya Mari tidak peduli.

"Aku kira, sesuai dengan aturan Dewan Siswa, semua anggota selain dari presiden harus siswa jalur 1, kan?"

"Ya."

Mayumi mengangguk sebagai konfirmasi sementara ekspresi wajahnya mengatakan bahwa hal itu tidak bisa dihindari.

"Hanya siswa jalur 1 yang diperbolehkan untuk mengisi posisi Wakil Presiden, Akuntan, Sekretaris, dan peran terkait, kan?"

"Ya. Aturan menetapkan bahwa Dewan terdiri dari Presiden, Wakil Presiden, Akuntan, dan Sekretaris."

"Dengan kata lain, tidak ada pembatasan untuk membawa siswa jalur 2 menjadi anggota Komite Disiplin."

"Mari, kamu ..."

Mata Mayumi melebar, sementara Suzune dan Azusa keduanya dengan ekspresi terkejut yang sama.

Proposal ini sama mengejutkannya dengan saran Miyuki sebelumnya.

Rupanya, siswa kelas 3 yang dikenal sebagai Watanabe Mari ini berperan sebagai joker, pikir Tatsuya.

-Namun.

"BAGUS!"

"Ah?"

Bertepatan dengan seruan senang Mayumi ini, Tatsuya terkejut bingung.

"Ya, tidak ada masalah dengan Komite Disiplin. Mari, sekarang Dewan Siswa akan mencalonkan Shiba Tatsuya sebagai anggota Komite Disiplin.”

Sebuah perkembangan yang tak terduga terjadi dalam sekejap.

"Tunggu dulu! Bukankah anda seharusnya mempertimbangkan pendapat saya tentang masalah ini? Selain itu, Anda juga belum menceritakan apa tugas anggota Komite Disiplin itu sendiri."

Daripada keberatan dari perspektif logis, itu lebih penting untuk mendengarkan naluri yang memperingatkan pada perkembangan yang berbahaya.

"Kami juga tidak benar-benar menjelaskan secara detail tentang tugas adikmu di Dewan Siswa, kan?"

"... Tidak, itu benar, tapi ..."

-Sayangnya, keberatan Tatsuya itu langsung dimentahkan oleh komentar Suzune itu.

"Eh, Rin-chan, tidak apa-apa. Tatsuya-kun, tugas Komite Disiplin adalah untuk menegakkan disiplin di kampus."

"..."

"..."

"... Apakah hanya itu saja ?"

"Sementara pekerjaan ini tidak memiliki pencapaian tujuan yang pasti, dan juga cukup merepotkan ... Err, sepertinya ini masih tugas yang cukup penting?"

Pertama-tama, dengan mengabaikan fakta bahwa dia mencoba untuk menyembunyikan kata-katanya di balik senyum itu. Yang lebih penting adalah bahwa Tatsuya tidak berpikir mereka akan mendengarkan pendapatnya dengan serius . "Bukan begitu maksudku."

"Hm?"

Sepertinya mereka tidak berpura-pura bodoh atau tidak mengerti.

Tatsuya mengalihkan pandangannya ke kanan.

Di mata Suzune, Tatsuya melihat pandangan yang mengasihani dirinya.

Meskipun pandangannya seperti itu, tampaknya dia tidak akan membantu.

Dan di sebelah Suzune.

Mari tampak seakan dia menemukan seluruh rangkaian kejadian ini akan sangat menarik.

Dan di sisi lainnya dari Mari.

Ketika mengunci mata ke arah Azusa, matanya merasakan tatapan yang mengganggu.

Tatsuya terus menatapnya.

Meskipun Azusa sangat berusaha melirik kiri dan kanan, Tatsuya tidak melepaskan pandangannya dan terus menatap.

"Um, Komite Disiplin sekolah kita adalah sebuah organisasi yang bertanggung jawab untuk memperingatkan mereka yang melanggar peraturan sekolah."

-Sama seperti penampilan luarnya, Azusa lemah terhadap tekanan.

"Dalam hal disiplin siswa, biasanya terdiri dari hal-hal seperti peraturan seragam atau keterlambatan, tetapi ini ditangani oleh anggota yang ditunjuk oleh Komite Disiplin itu sendiri."

Secara konservatif, Dewan Siswa ini benar-benar sangat unik dan beragam, dia mungkin satu-satunya rentan terhadap taktik ini.

Tatsuya mulai khawatir dengan tugas pekerjaannya di masa mendatang.

"Um ..., apakah kamu memiliki pertanyaan?"

"Tidak, lanjutkan."

"Ah, OK. Tugas utama Komite Disiplin adalah mengidentifikasi orang-orang yang menggunakan sihir yang melanggar peraturan sekolah dan untuk menundukkan orang-orang yang menggunakan sihir di kampus sehingga menyebabkan gangguan. Setelah anggota Komite disiplin memutuskan hukuman yang diperlukan, dia akan dipanggil di depan Komite Disiplin bersama Presiden dan perwakilan siswa. Singkatnya, mereka adalah polisi dan jaksa. "

"Bukankah itu menarik, Onii-sama."

"Tidak, Miyuki ... Tunggu sebentar sebelum berpikir " Kalau sudah diputuskan ' terlihat di matamu... Hanya jaga-jaga, biarkan aku memastikan beberapa hal."

"Memastikan apa?"

Tatsuya tidak terfokus pada Azusa yang baru selesai menjelaskan, tetapi berganti kepada Mari.

"Menurut penjelasan sebelumnya, misi anggota Komite Disiplin adalah untuk menghentikan konflik yang ditemukan, kan?"

"Yah, itu benar. Kami juga berurusan dengan konflik non-sihir."

"Selain itu, jika sihir digunakan, kita wajib mengintervensi."

"Jika memungkinkan, akan lebih baik jika konflik itu diselesaikan sebelum menggunakan sihir."

"Itu maksudku! Teknik saya tidak bagus, dan di atas semua itu, aku ini siswa jalur 2!"

Akhirnya, bahkan Tatsuya mulai menaikkan volume suaranya.

Tugas ini jelas membutuhkan kekuatan sihir yang luar biasa untuk menundukkan lawan.

Tidak peduli dari sudut pertimbangan yang mana, tugas ini tidak cocok untuk siswa jalur 2 dengan keterampilan teknis yang buruk.

Namun, meskipun mendengar pertanyaan Tatsuya itu, Mari benar-benar tidak gentar dan menjawab dengan komentar sederhana.

"Ini bukan masalah."

"Apa yang kamu katakan?"

"Dalam kompetisi kekuatan, aku akan menanganinya ... istirahat makan siang hampir berakhir. Ayo kita simpan sisa penjelasan sampai sepulang sekolah, keberatan?"

Memang benar waktu istirahat makan siang hampir berakhir, dan benar bahwa hal ini tidak hanya sekedar berlalu begitu saja.

"... Aku mengerti."

Tatsuya sepenuhnya memahami bahwa jika ia memasuki ruangan ini sepulang sekolah, ia harus masuk lumpur ini lagi, tapi dia tidak punya pilihan lain.

"Kalau begitu kita akan bertemu lagi di sini."

Tatsuya menekan setiap perasaan yang tidak masuk akal dan menganggukkan kepalanya. Di sisinya, sementara walaupun sepenuhnya memahami pikiran kakak laki-lakinya, Miyuki tidak bisa menyembunyikan perasaan gembiranya.


◊ ◊ ◊


Karena pendidikan sudah semakin meluas dan mudah diakses, anggapan kalau datang ke sekolah itu tidak penting menjadi sikap yang populer.

Sejak kelas online menjadi kenyataan, banyak perdebatan yang menghabiskan waktu di ruang kelas yang sebenarnya hanya buang-buang waktu dan sumber daya.

Pada akhirnya, anggapan kalau sekolah itu tidak penting hanya mencapai tahap ramai dibicarakan dan tidak diperdebatkan lebih jauh.

Tidak peduli seberapa canggih tampilannya, pengalaman virtual dianggap tidak nyata. Latihan dan eksperimen harus dipasangkan dengan tanya jawab langsung antara instruktur dan siswa. Selain itu, sesuatu yang tidak dilakukan dalam keadaan nyata tidak akan menghasilkan pengalaman belajar yang sebenarnya. Siswa belajar bersama di kelas yang sama dapat mendapatkan pelajaran tambahan. Kedua poin yang telah terbukti tanpa bisa diragukan lagi dari pengalaman selama ini.

Tahun pertama Kelas E sedang menjalani kelas praktek.

Sudah dijelaskan sebelumnya, tidak ada guru real-time yang hadir. Ini adalah contoh sederhana ketika hasil penelitian tidak dilakukan dalam praktek.

Para siswa Kelas E mengikuti petunjuk yang ditampilkan pada monitor dinding untuk mengoperasikan pelajaran tentang menggunakan CAD. Materi pelajaran hari ini adalah dasar dari segala dasar, yang merupakan operasi sederhana dengan menggunakan perangkat ini.

Meskipun secara resmi sesi pembelajaran ini dipandu, masih ada tugas yang harus diselesaikan. Karena tidak ada guru pembimbing, penyelesaian laporan tugas menjadi satu-satunya kriteria penilaian untuk kelas ini. Tugas hari ini adalah menggunakan CAD untuk mengarahkan mobil papan luncur dari satu ujung track ke ujung yang lain, harus diulang tiga kali. Meskipun tanpa ada pembimbing yang mengawasi, sudah diperingatkan bahwa operasi manual dilarang keras.

"Tatsuya, bagaimana rasanya Ruang Dewan Siswa?"

Sementara menunggu dalam antrean untuk menggunakan CAD, Leo bertanya setelah menyodok Tatsuya dari belakang.

Wajahnya tidak menunjukkan adanya motif tersembunyi. Dia hanya ingin tahu.

"Berubah menjadi percakapan yang menarik ..."

"Menarik?"

Erika, yang berada di depan Tatsuya di baris ini, juga berbalik bertanya.

"Mereka memintaku untuk bergabung dengan Komite Disiplin. Bagaimana mungkin tiba-tiba bisa jadi begini?"

Tatsuya dan Erika kedua memiringkan kepala mereka. Sejujurnya, satu-satunya cara untuk menggambarkan itu adalah "bagaimana mungkin hal-hal ini akan berkembang seperti ini".

"Kamu benar. Hal ini cukup mendadak."

Leo juga sepakat bahwa itu adalah kejadian tak terduga.

"Tapi bukankah hebat kalau kamu sampai diminta oleh Dewan Siswa?"

Pendapat Mizuki berbeda dari yang lain. Dia berhenti saat ia sedang dalam perjalanan kembali ke akhir baris untuk mencoba tugas itu lagi.

"Hebat? Bukankah ini hanya paket komplementer untuk adikku?"

Tatsuya membalas pertanyaan mereka semua karena Tatsuya juga tidak dapat menerima pujian Mizuki.

Erika sedikit tersenyum ketika ia melihat sikap curiga dan keras kepala Tatsuya.

"Yah, yah, mari kita berhenti berbicara tentang hal-hal yang akan merendahkan diri sendiri ini. Jadi, apa yang biasanya dikerjakan Komite disiplin?"

Setelah mendengar pertanyaan Erika, Tatsuya mengulangi apa yang ia dengar dari Azusa. Mendengar semua itu, ketiga pasang mata di dekatnya melebar.

"Tugas yang cukup merepotkan ..."

Leo menghela nafas sementara ekspresi Mizuki menjadi khawatir.

"Jika ini tidak aman, maka ... Erika-chan, apa ada yang salah?"

Erika terlihat sangat marah, meskipun berbicara tentang hal itu, sejak kapan dia menjadi sangat marah.

"... Sungguh, begitu impulsif ..."

Penglihatannya melayang. Berbisik sendiri sambil menghadap ke atas, tampaknya dia memarahi seseorang yang tidak ada di sana.

"Erika-chan?"

"Ah, eh, maaf Tatsuya-kun. ini benar-benar sudah terlalu berlebihan., Kamu lebih baik menolak tugas berbahaya seperti ini."

Ekspresi serius itu berubah menjadi senyum nakal, suara Erika menjadi terasa lebih cerah saat ia menggoda Tatsuya.

"Eh, itu mungkin cukup menarik! Mengapa kamu tidak menerimanya, Tatsuya. Aku akan mendukungmu."

Meskipun itu bisa dimengerti bahwa Erika sedang bercanda untuk menyamarkan apa yang dia katakan sebelumnya, terkesan Erika masih menyembunyikan sesuatu.

"Tapi jika kamu harus campur tangan dalam konflik, bukankah kamu akan menjadi target serangan sihir juga?"

Ada tebakan yang masuk akal pada siapa sebutan"impulsif " itu ditujukan.

"Ya, dan pasti akan ada orang yang salah mengira niat baik sebagai suatu tindakan berdarah dingin."

Namun, rincian yang tepat di balik perasaan itu masih tetap menjadi misteri.

"Di sisi lain, daripada membiarkan siswa jalur 1 yang kurang ajar itu jadi pusat perhatian, bukankah kalian juga berpikir akan lebih baik jika Tatsuya yang melakukannya?"

Tatsuya tidak cukup gegabah untuk bergabung dalam percakapan mereka.

"Hm ... Yah, itu mungkin benar."

"Erika-chan, jangan berpikir seperti itu! Jika kita tidak ingin itu terjadi, bukankah lebih baik untuk tidak terlibat dalam perkelahian?"

"Tapi Mizuki, bahkan jika kita tidak merencanakan itu, akan ada saat-saat di mana kita harus ‘ memadamkan api ‘ ? Seperti kemarin, misalnya."

"Yah, itu ..."

"Ada banyak kecurigaan dan ketidakadilan di dunia. Kita tidak bisa selalu mengharapkan hasil yang positif jika kita mengalah sepanjang waktu."

Sampai titik ini, tanpa sadar Tatsuya merasa bahwa sudah saatnya bagi dia untuk mengakhiri percakapan ini sebelum menjerumuskan dirinya ke wilayah berbahaya.

"Erika, giliranmu."

"Ah, maaf, maaf."

Pada seruan Tatsuya, Erika yang sedikit bingung dengan cepat mengasumsikan posisinya. Dilihat dari punggungnya, dia dalam keadaan sangat serius dan benar-benar tidak terpengaruh oleh pembicaraan sebelumnya. Sepertinya dia adalah tipe yang mudah berubah dari satu kondisi mental ke kondisi berikutnya. Meskipun penampilannya yang unik, salah satu sikap alaminya mungkin keseriusan.

Punggung Erika terguncang sedikit, mungkin karena dia mengambil napas dalam-dalam.

Itu terjadi dalam satu detik, meskipun tak terlihat dengan mata telanjang, fluktuasi dari psions melewati punggung Erika dan bisa "dilihat" dalam bentuk cahaya yang hanya bisa dilihat penyihir. Ini adalah tanda bahwa aktivasi dan rapalan berikutnya tidak mengkonsumsi semua psions, sebagai psions sisa menciptakan cahaya psion. Penyihir yang sangat terampil hanya meninggalkan sejumlah kecil cahaya psion, tetapi untuk siswa SMA kelas satu, ini masih tingkat yang dapat diterima. Ketika ada cukup psions sisa, gangguan foton antara psions mengakibatkan manifestasi fisik dari cahaya. Tidak adanya cahaya psion akan menunjukkan kontrol yang sangat baik atas kemampuan seseorang.

Mobil papan luncur di depan CAD bergeser ke depan, lalu kembali ke posisi semula. Hal ini terjadi tiga kali. "Ya!" jelas terlihat kalau Erika sangat senang dengan hasilnya, seperti dapat dilihat dari kepalan tangan dan cara dia berpaling untuk melihat Tatsuya. Memang, dia lebih cekatan saat ini dibandingkan ketika pertama kalinya mereka melakukan latihan ini, dan ada peningkatan yang ditandai dengan percepatan dan perlambatan.

Tujuan dari latihan ini adalah untuk mempercepat mobil papan luncur ke tengah lintasan, kemudian melambat ke ujung yang lain, mempercepat dari akhir dan kembali ke tengah, dan mengurangi kecepatan ke titik awal ... Harus diulang tiga kali. Rangkaian aktivasi dimasukkan ke dalam CAD adalah untuk 6 rapalan percepatan dan perlambatan ini. Karena tidak ada set percepatan atau perlambatan kecepatan, ini dapat digunakan untuk menguji tingkat keterampilan antar siswa. Apakah mobil papan luncur bergerak dalam gerakan yang stabil cukup untuk mengukur kemampuan pengguna itu terampil atau tidak.

Erika diam-diam menunjukkan sinyal tangan atas kemenangan yang tidak sombong sama sekali saat ia bergerak menuju akhir baris di belakang Mizuki. Selanjutnya, Tatsuya mengambil tempat di depan CAD yang terpasang.

Ia menginjak pedal saklar untuk menyesuaikan tinggi CAD, menempatkan telapak tangannya di atas touchpad transparan yang terletak di atas sebuah kotak besar, dan mulai memanipulasi aliran psion.

Apa yang kembali adalah suara konfirmasi aktivasi, bercampur dengan berbagai suara yang bertentangan. Sambil menahan dorongan untuk mengerutkan alis, Tatsuya mulai membangun rangkaian rapalan.

Mobil papan luncur tersandung dua atau tiga kali sebelum bergerak maju dalam gerakan yang stabil.

Karena tugas hari ini adalah untuk membiasakan diri mengoperasikan CAD, tidak ada waktu yang dibatasi.

Selain Tatsuya sendiri, tidak akan ada yang tahu.

Sampai saat mobil papan luncur mulai bergerak , waktu yang dihabiskan lebih banyak dari Erika dengan margin yang cukup besar. Sebenarnya, bukan hanya dibandingkan dengan Erika. Dari 25 orang di Kelas E, dia pasti akan menjadi salah satu di urutan bawah.

Satu-satunya alasan ini tidak begitu jelas diketahui orang lain adalah karena gerakan dari mobil papan luncur kira-kira sama seperti yang lain lakukan.

Namun, Tatsuya sangat menyadari kinerjanya yang mengecewakan.


◊ ◊ ◊


Terima kasih Tuhan karena tidak ada yang cemburu.

Meskipun serangkaian ucapan "Good luck ~" datang dari teman-temannya, suasana hatinya tidak membaik, dan sebaliknya bahkan lebih tertekan.

Alasannya mungkin karena Tatsuya awalnya tidak tertarik pada pelajaran ini, sehingga mengarah ke depresi yang lebih lanjut.

Seusai sekolah, Tatsuya menuju ruang Dewan Siswa, menyeret langkah kaki yang bahkan lebih berat daripada saat istirahat makan siang.

Meskipun keadaan suasana sekitarnya agak menyedihkan, tetapi karena Miyuki bisa memahami perasaan Tatsuya, dia tetap diam.

Faktanya ID Card yang sudah terdaftar dalam sistem sertifikasi (Bergabung dengan Dewan siswa rupanya dianggap jaminan. Meskipun resistensi mungkin terjadi, Mayumi dan Mari mungkin akan bersikeras), kedua saudara kandung itu memasuki ruangan.

Segera setelah memasuki ruangan, ada tatapan tajam diwarnai dengan permusuhan. Sumber itu datang dari sisi berlawanan dari mesin di dinding, di kursi yang kosong selama istirahat makan siang.

"Permisi!"

Sulit untuk mengatakan apakah itu keluar dari kesedihan atau kebanggaan, tapi Tatsuya sudah terbiasa dengan jenis tatapan dan suasana semacam itu. Dia mempertahankan wajah pokernya, membungkuk dalam keheningan, dan dengan itu tatapan bermusuhan dihamburkan seperti awan mendung yang menutupi matahari. Bahkan kemudian, itu bukan berarti permusuhan telah menghilang sepenuhnya, akan tetapi tatapan bermusuhan sebelumnya kini diarahkan dalam cahaya yang lebih hangat terhadap Miyuki, yang sekarang berdiri di depan. Alasan di balik ini seharusnya tidak perlu penjelasan lebih lanjut.

Pemilik tatapan ini berdiri dan berjalan menuju kedua bersaudara itu. Tidak, lebih tepatnya berjalan menuju Miyuki. Tatsuya ingat wajahnya. Pada hari pendaftaran, ia adalah siswa kelas 2 yang berdiri dekat di belakang Mayumi seakan menunggu perintah, sehingga seharusnya dia adalah Wakil Presiden Dewan siswa.

Wakil Presiden berdiri kira-kira setinggi Tatsuya. Perbedaannya adalah bahwa bahunya sedikit lebih sempit.

Dia memiliki wajah yang tampan yang tidak memerlukan kata-kata tambahan lagi untuk menggambarkan dirinya dan bentuk tubuh yang biasa-biasa saja. Dia tidak mengeluarkan kesan kuat, tapi dari cahaya psion secara padat menempel ke udara di sekitar tubuhnya, ia seharusnya seorang pemuda dengan kekuatan sihir yang patut diperhitungkan.

"Saya Wakil Presiden, Hattori Gyoubu. Shiba Miyuki., Selamat datang ke Dewan Siswa."

Suaranya agak tidak normal, tapi mengingat usianya ia mungkin menekan reaksi pribadinya.

Tangan kanannya bergetar sedikit, mungkin karena keinginan berjabat tangan tidak sepenuhnya terhapus.

Alasan mengapa jabat tangan itu berhenti hanya sampai pada adiknya saja, Tatsuya tidak peduli untuk mempertimbangkan apa yang terjadi.

Hattori kembali ke kursinya sementara sepenuhnya mengabaikan Tatsuya. Dibelakang Miyuki, tampak aura tidak senang sedang terkumpul, tapi itu juga menghilang dalam sekejap. Satu-satunya yang mungkin menyadarinya adalah Tatsuya, berkat kedekatannya. Untungnya dia berhasil mengendalikan diri, Tatsuya menepuk dadanya diam-diam.

Wakil Presiden benar-benar menyadari kekhawatiran Tatsuya - meskipun itu seharusnya tidak mengejutkan, mengingat mereka baru saja bertemu - atau itu hanya dari kekhawatiran Tatsuya saja. Saat itu, dua salam yang sangat kasual terdengar.

"Ah, kamu di sini."

"Selamat datang, Miyuki .Kamu juga, Tatsuya-kun.. Kerja bagus."

Dari cara Mari dengan santai mengangkat tangan untuk menyapa, dia sudah memperlakukan Tatsuya sebagai salah satu dari mereka. Mayumi melakukan kebalikannya, sikapnya jauh berbeda dari sebelumnya. Kemudian, kebanyakan kelompok akan marah jika orang luar datang mengganggu, meskipun tidak ada keributan yang sebenarnya terjadi. Tatsuya, sama seperti orang lain, sudah sejak lama sampai pada kesimpulan bahwa mencoba untuk memahami keduanya adalah sia-sia.

"Kalau begitu, tidak perlu lagi untuk menunda. A-chan, silahkan."

"... Ya."

Ternyata dia sudah menyerah. Untuk sesaat, kepala Azusa terkulai dengan ekspresi sedih sebelum dia tersenyum kaku dan memimpin Miyuki menuju terminal di samping.

"Nah, mari kita mulai."

Ini bahkan belum satu hari berlalu dan dia sudah berbicara begitu santai. Mungkin kesembronoan juga adalah bagian dari karakter diri Azusa, pikir Tatsuya.

"Di mana?"

Kemudian, latar belakang Tatsuya itu tidak cukup istimewa baginya untuk peduli pada pilihan kata-kata orang lain. Dia menjawab dengan singkat, mungkin ini metode yang paling efisien.

"Markas Komite Disiplin. Ada banyak hal yang perlu untuk dilihat secara langsung untuk dipahami. Ruangan itu terletak tepat di bawah ruangan ini. Dapat dikatakan, kedua ruangan ini terhubung."

Setelah Mari selesai berbicara, Tatsuya menghela napas sebelum menjawab.

"... Itu desain yang cukup aneh."

"Aku juga berpikir begitu."

Ketika dia mengatakan hal ini, Mari mulai berdiri. Tapi saat ia hendak meninggalkan kursi, Terdengar komentar yang mencoba menghentikannya.

"Watanabe-senpai, mohon tunggu sebentar."

Suara itu datang dari Wakil Presiden Hattori. Setelah mendengar hal ini, Mari menjawab dengan cara yang sampai hari ini Tatsuya masih belum bisa terbiasa dengannya.

"Apakah ada masalah, Hattori Gyoubushoujou Hanzou?"

"Tolong jangan memanggilku dengan nama lengkapku!"

Tatsuya melirik Mayumi.

Melihat tatapan Tatsuya itu, Mayumi memiringkan kepalanya dengan "Hm?".

Kamu mengatakan bahwa "Hanzou" adalah nama sebenarnya ... Selengkapnya. Tak terduga.

"Kalau begitu, mari kita dengar pendapat Wakil Presiden Hattori Hanzou."

"Panggil saja aku Hattori Gyoubu!"

"Itulah julukan resmi keluargamu, bukan."

"Ini tidak ada hubungannya dengan julukan sekarang. Sekolah telah menerima nama 'Hattori Gyoubu'! ... Tidak, bukan itu yang ingin kukatakan."

"Itu karena kamu terlalu formal, bukan?"

"Ok, ok, Mari, Hanzou juga memiliki hal-hal yang tidak dia sukai."

Tatapan semua orang jatuh ke arah pembicara, Mayumi.

Kamu juga bukan orang yang pantas untuk mengatakan itu.

Tapi Mayumi tidak bereaksi sama sekali.

Mungkin karena dia tidak menyadari hal itu.

Lebih penting lagi, mengapa Hattori tidak mengatakan apa-apa.

Hal ini sedikit berbeda daripada hanya sekedar tidak terbiasa berbicara dengan Presiden.

Bahkan ketika menghadapi Mari, ekspresi Hattori tidak berubah. Tapi dibandingkan dengan ekspresinya sekarang, Tatsuya merasa bahwa itu menjadi sangat menarik.

-Tentu saja, itu hanya di bawah kondisi bahwa ia adalah seorang pengamat.

Sayangnya, waktu yang diberikan untuk mengamati sangat pendek.

"Watanabe-senpai, topik yang ingin aku bicarakan denganmu justru mengenai pengganti Komite Disiplin."

Darah yang awalnya menyebabkan wajah Hattori untuk memerah sekarang telah surut. Sama seperti pemutaran film gerak lambat untuk animasi, Hattori telah menenangkan dirinya.

"Apa?"

"Saya keberatan dengan anda karena menunjuk siswa kelas satu ini menjadi anggota Komite Disiplin."

Ketika Hattori menyatakan pendapatnya, dia terlihat sangat tenang, atau secara terpaksa menahan emosinya.

Alis Mari berkerut sedikit, dan itu tidak berlanjut menjadi suatu tindakan. Tatsuya tidak tahu apakah dia hanya terkejut atau terganggu oleh ini.

"Omong kosong apa ini? Orang yang menominasikan Shiba Tatsuya-kun adalah Presiden Saegusa. Meskipun itu verbal, hak pengangkatan itu adalah miliknya."

"Aku telah mendengar bahwa pihak penerima belum disetujui. Meskipun nominasi, hal ini tidak resmi sampai ia secara pribadi setuju."

"Itu terserah Shiba Tatsuya-kun sendiri. Presiden telah menguraikan hal itu pada keputusan Dewan Siswa. Keputusan akhir adalah miliknya, bukan milikmu."

Mata Mari tertuju pada Hattori saat dia mengatakan ini.

Hattori tidak pernah menatap Tatsuya. Atau mungkin akan lebih tepatnya bisa dikatakan bahwa ia mengabaikan kehadiran Tatsuya itu.

Menonton dua orang ini, Ekspresi Suzune sangat tenang, Azusa sangat gugup, dan Ekspresi Mayumi benar-benar tidak terbaca, duduk di sana dengan senyumnya yang biasa di wajahnya.

Miyuki menatap terminal di sisi dengan ekspresi halus di wajahnya. Namun, dia mungkin sudah setengah pemicu dari meledak setiap saat. Untuk alasan yang sama sekali berbeda, baik Tatsuya dan Azusa merasa sangat khawatir.

"Tidak ada presiden untuk menunjuk Weed menjadi anggota Komite Disiplin.

Sanggahan Hattori tercampur dengan istilah menghina. Setelah mendengar hal ini, Mari sedikit mengangkat alis.

"Itu istilah tabu, Wakil Presiden Hattori. Sebuah istilah yang tabu karena dilarang oleh Komite Disiplin. Kau cukup berani berkata seperti itu di depanku, Ketua Komite Disiplin."

Menghadapi teguran Mari , peringatan, atau mungkin sedikit dari keduanya, Hattori tidak menunjukkan tanda–tanda untuk mundur.

"Anda dapat melarang semua istilah yang Anda inginkan. Kecuali anda berencana untuk menghukum 1/3 dari seluruh siswa? Perbedaan antara Blooms dan Weeds adalah sesuatu yang ditulis ke dalam sistem sekolah dan diakui oleh sekolah itu sendiri. Sumber dari perbedaan antara Blooms dan Weeds adalah perbedaan dalam kemampuan. Anggota Komite Disiplin bertanggung jawab untuk tugas menundukkan siswa yang melanggar peraturan sekolah. Seorang Weed dengan kemampuan rendah tidak mampu menyelesaikan tugas itu."

Terhadap pernyataan bangga Hattori, Mari hanya tersenyum dingin.

"Memang benar bahwa Komite disiplin berbasis kemampuan, tetapi kemampuan datang dalam berbagai bentuk. Jika kita perlu menggunakan kekuatan untuk menekan perkelahian, untuk itulah aku di sini. Bahkan jika aku melawan 10 atau bahkan 20 lawan, aku bisa menangani mereka sendirian. Di sekolah ini, satu-satunya orang yang bisa melawanku 1 lawan 1 adalah Presiden Saegusa and Ketua Komite Manajemen Klub Juumonji. Menurutmu, orang-orang dengan kemampuan tempur rendah tidak diperlukan. Kecuali, kamu berencana untuk menantangku, Wakil Presiden Hattori?"

Satu-satunya cara bahwa Mari bisa mengatakan ini adalah karena kepercayaan dirinya dan catatan tempur miliknya. Namun, meskipun sedikit mundur dari tekanan yang sangat besar ini, Hattori tidak punya rencana untuk menyerah.

"Ini bukan masalah aku. Ini tentang kemampuannya untuk beradaptasi."

Intinya adalah Hattori percaya bahwa sikapnya benar. Siswa jalur 2 dengan kemampuan rendah tidak bisa menangani tanggung jawab Komite Disiplin yang begitu sangat bergantung pada kemampuan. Fakta bahwa tidak pernah ada siswa jalur 2 yang ditunjuk untuk Komite Disiplin juga mendukung fakta ini.

Terlepas dari itu, kepercayaan diri Mari melampaui Hattori.

"Apakah aku tidak mengatakan bahwa kemampuan bisa datang dalam berbagai bentuk? Tatsuya-kun bisa membaca Rangkaian Aktivasi dan dengan demikian akurat memprediksi rapalan sihir dengan mata dan otaknya."

"... Apa katamu?"

Setelah mendengar hal detil yang tak terduga ini, Hattori secara refleks bertanya. Daripada mengatakan ini tak terduga, akan lebih tepat untuk mengatakan ini adalah hal yang mustahil untuk dipercaya.

Membaca Rangkaian Aktivasi. Seharusnya itu tidak mungkin.

Bagi Hattori, itu adalah "akal sehat".

"Dengan kata lain, bahkan sebelum sihir telah dirapal, dia sudah tahu sihir apa yang lawannya gunakan."

Namun, jawaban Mari tidak berubah. Ini adalah kebenaran, itu pasti mungkin, dan Mari tidak punya keraguan apapun saat mengatakan itu.

"Menurut peraturan sekolah kita, tergantung pada jenis sihir yang digunakan, tingkat hukuman juga berubah. Sayangnya, jika kita mengganggu rangkaian aktivasi sebelum rapalan seperti Mayumi, tidak ada cara untuk mengetahui jenis sihir apa yang pada awalnya digunakan. Jika kita menunggu sampai rangkaian aktivasi selesai, maka itu akan bertentangan dengan tujuan awal. Oleh karena itu lebih aman untuk mengganggu sihir selama rangkaian aktivasi. Tanpa tuduhan yang pasti akan kesalahan apa yang dilakukan, satu-satunya hal yang dapat kita berikan pada mereka adalah percobaan melakukan keributan dan selanjutnya hukuman ringan. Tetapi dengan Tatsuya, kita dapat dengan benar menangkap orang-orang yang telah mencoba untuk menggunakan sihir yang lebih kuat. "

"... Tapi, bagaimana jika ia berlari melintasi TKP yang sebenarnya, dan tidak dapat menghentikan rapalan sihir ..."

Hattori tidak bisa mengatasi syok, tapi masih berhasil untuk membantah pernyataan Mari.

"Kalau begitu, bahkan siswa jalur 1 juga tidak akan bisa. Dan mungkin di luar siswa kelas 2 juga. Berapa banyak orang yang kamu kenal yang mampu merapal sihir dalam sedetik dan masih berhasil membatalkan sihir yang dirapal lawan mereka? Selain itu, masih ada satu lagi alasan aku ingin dia bergabung dengan Komite Disiplin."

Mari mengajukan alasan pertama dan mulai lagi dengan alasan selanjutnya.

Bagaimanapun juga, Hattori tidak bisa memberikan argumen kontra secara langsung.

"Sampai hari ini tidak ada anggota Komite Disiplin yang berasal dari siswa jalur 2. Dengan kata lain, siswa jalur 2 yang menggunakan sihir dengan melanggar peraturan sekolah yang ditangkap oleh siswa jalur 1. Seperti yang kamu katakan, ada kesenjangan yang lebar antara siswa jalur 1 dan siswa jalur 2. Siswa jalur 1 dapat menangkap siswa jalur 2 ,tetapi sebaliknya tidak bisa. Konfigurasi ini hanya akan memperlebar kesenjangan itu. Aku tidak suka bahwa anggota komite di bawah komandoku hanya menguatkan kesan pembeda-bedaan ini."

"Ah ... Cukup mengesankan, Mari. Kau bahkan telah memasukkan ini dalam perhitunganmu?. Aku pikir kau hanya peduli tentang Tatsuya-kun."

"Tolong diam, Presiden."

Mayumi ingin mengubah suasana sekitarnya, tetapi dihentikan oleh Suzune.

Sebuah tatapan mencela.

Kepala yang menggeleng.

Yang pertama adalah dari Mayumi, yang terakhir dari Suzune.

Maka, dua konflik emosi yang dicampur bersama menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan, dan siap meledak keluar dengan kebencian.

"Presiden ... sebagai Wakil Presiden, saya keberatan menunjuk Shiba Tatsuya sebagai anggota Komite Disiplin. Sementara saya menerima bahwa Ketua Watanabe telah menunjukkan fakta dalam pernyataannya, misi asli dari anggota Komite Disiplin adalah untuk mengungkap dan menundukkan aturan pada pelanggar peraturan sekolah. Seorang siswa jalur 2 yang kurang dalam kemampuan sihir tidak dapat melakukan tugas-tugas anggota Komite Disiplin. Penempatan yang salah pasti akan merusak reputasi Anda sebagai Presiden. Tolong pertimbangkan kembali. "

"Tunggu sebentar!"

Tatsuya berbalik panik.

Seperti yang dia takutkan, Miyuki tak tahan lagi dengan itu.

Terserap dalam pidato Mari, Tatsuya melupakan waktu yang tepat untuk menahannya.

Sementara ia panik dan berusaha untuk menghentikannya, Miyuki, yang telah mulai berbicara, lebih cepat.

"Kata-kata saya ini mungkin terdengar berani, Wakil Presiden, kemampuan praktikal sihir kakakku mungkin memang tidak menguntungkan, tapi itu hanya karena ujian praktek tidak efektif dalam mengukur kekuatan kakakku. Dalam pertempuran nyata, kakakku tidak akan kalah dari siapa pun."

Mendengar kata-kata yang penuh dengan kepastian, mata Mari melebar sedikit. Senyum tipis Mayumi menghilang juga, dan matanya yang serius berpaling ke arah Miyuki dan Tatsuya.

Namun, keseriusan dalam tatapan Hattori pada Miyuki menjadi lebih tipis.

"Shiba-san."

Yang Hattori maksud adalah, tentu saja, Miyuki.

"Terlepas dari apa yang terjadi, Penyihir harus membuat penilaian dengan tenang dan logis. Pendapat yang bias mungkin tidak dapat dihindari bagi orang normal, tapi bagi orang yang bertujuan untuk menjadi penyihir, harap diingat bahwa anda tidak boleh membiarkan pendapat anda menjadi Bias dan mengaburkan keputusan anda."

Tidak ada tujuan baik yang terasa dalam teguran tersebut. Dia mungkin hanya bertindak sebagai "Kakak kelas" yang baik, yang meskipun dalam pembenaran dirinya, membimbing junior yang sesama siswa jalur 1. -Tapi, dalam situasi seperti ini, Tatsuya tampaknya tahu bahwa cara berbicara seperti itu akan menyebabkan efek yang berlawanan, dan Tatsuya sudah tahu saat-saat ketika Miyuki akan menegur Hattori.

Benar saja, Miyuki sudah semakin memanas.

"Maafkan saya karena mengatakan begitu, tapi penilaian saya tidak bias! Jika Onii-sama bisa menggunakan lebih dari kekuatannya -"

"Miyuki."

Tatsuya mengulurkan tangan di depan Miyuki, yang telah benar-benar kehilangan ketenangannya.

Dengan wajah kaget, Miyuki menutup mulutnya dengan campuran rasa malu dan penyesalan, dan menundukkan kepala karena malu.

Setelah menghentikan kata-kata Miyuki dengan gerakan tangannya, Tatsuya berjalan ke Hattori.

Miyuki memang bicara terlalu banyak. Dia hampir mengatakan hal-hal yang tidak seharusnya dikatakan. Namun, itu terjadi karena Hattori yang telah membuat Miyuki mengatakan terlalu banyak. Tatsuya tidak berniat menempatkan semua kesalahan pada Miyuki saja.

"Wakil Presiden Hattori, kenapa kita tidak melakukan pertempuran latih tanding saja?"

"Apa ...?"

Orang-orang yang kehilangan kata-kata dari permintaan yang mengejutkan itu, tidak terbatas pada orang yang ditantang, Hattori saja.

Mayumi, dan juga Mari, menatap mereka berdua dengan takjub karena tercengang dengan pembalasan berani yang tak terduga.

Di bawah tatapan semua orang, tubuh Hattori mulai bergetar dan berkata.

"Jangan terlalu sombong, kamu hanya seorang cadangan!"

Orang yang menjerit kecil adalah Azusa.

Tiga lainnya, seperti yang diharapkan sebagai kakak kelas, tetap tenang.

Dan kemudian, senyum kecut kecil muncul di wajah orang yang bermasalah yang mendapatkan caci maki.

"Apa yang lucu!"

"Seorang Penyihir harus tetap tenang, kan?"

"Kuh!"

Setelah kata-katanya sendiri dilemparkan kembali padanya dalam bentuk ejekan, Hattori menahan napas.

Tatsuya tidak berhenti di situ. Ia tidak merasa ingin berhenti.

"Seperti itu, saya berpikir bahwa kita tidak akan tahu keterampilan pertempuran anti-personil masing-masing tanpa melakukan perkelahian yang sebenarnya. Bukan berarti aku ingin menjadi anggota Komite Disiplin tapi ... jika itu untuk membuktikan bahwa keyakinan adik saya tidak bias, maka itu tidak bisa dihindarkan."

Dia tampak bergumam pada dirinya sendiri.

Bagi Hattori, itu terdengar seperti tantangan.

"... Baik. Aku akan memberikan pelajaran yang baik supaya kau mengetahui tempatmu yang seharusnya."

Bukan hanya mulutnya yang telah mengkhianati kegelisahannya. Nada yang dikendalikannya, sebaliknya, menunjukkan kedalaman kemarahannya.

Tanpa menunda waktu sejenakpun, Mayumi menyela.

"Sebagai Presiden Dewan Siswa, aku memberi wewenang pertandingan pertempuran latih tanding formal antara siswa tahun ke 2 Kelas B, Hattori Gyoubu dan siswa tahun pertama Kelas E, Shiba Tatsuya."

"Atas dasar deklarasi Presiden Dewan Siswa, sebagai Ketua Komite Disiplin, aku mengakui bahwa pertandingan antara kalian berdua sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang sah yang sesuai aturan sekolah."

"Waktu pertandingan dimulai adalah tiga puluh menit dari sekarang, di ruang latihan ketiga, pertandingan tertutup untuk umum, dan aku mengizinkan penggunaan CAD oleh kedua belah pihak."

Itu adalah tindakan untuk mencegah pertandingan menjadi insiden perkelahian - tindakan kekerasan dilarang oleh peraturan sekolah.

Mendengar deklarasi dari Mayumi dan Mari dengan ekspresi serius dan suara acuh tak acuh, Azusa mulai mengetik dengan cepat ke terminal.


◊ ◊ ◊


"Ini hari ketiga sekolah, dan CAD milikku sudah akan keluar dari tas ya ..."

Setelah mengambil sarung CAD nya untuk mendapat surat persetujuan dicap dengan stempel presiden Dewan Siswa (bahkan sekarang, hal semacam ini masih dilakukan di atas kertas), Tatsuya menggerutu di depan pintu ke ruang latihan ketiga, dan dari belakangnya, terdengar suara yang menahan tangis.

"Aku benar-benar minta maaf ..."

"Tidak apa-apa yang perlu dimaafkan."

"Tapi Onii-sama, itu karena kesalahanku yang menyebabkan masalah untukmu lagi ..."

Berbalik, dan mengambil setengah langkah, Tatsuya mengangkat tangannya di atas kepala adiknya.

Tubuh Miyuki gemetar saat dia menutup matanya. Tapi, setelah merasakan tepukan lembut di kepalanya, ia takut-takut mendongak.

Bahkan sekarang, air matanya terancam tumpah dari matanya.

"Aku mengatakan hal ini juga saat upacara penerimaan siswa baru bukan? Aku selalu merasa bahwa aku diselamatkan olehmu setiap kali kamu marah demi aku, ketika aku tidak dapat marah atas diriku sendiri. ... Jangan minta maaf. Sekarang adalah waktu untuk mengatakan sesuatu yang lebih tepat."

"Ya ... semoga Oni-sama bisa melakukan yang terbaik."

Menyeka air mata dengan jari, Miyuki tersenyum, dan dengan cara yang sama, Tatsuya tersenyum, mengangguk, dan membuka pintu ke ruang praktek.

"Ini mengejutkan."

Setelah membuka pintu, terdengar sesuatu yang dikatakan kepadanya.

"Apa itu?"

Orang yang menyambut Tatsuya di pintu, adalah hakim yang ditunjuk untuk pertandingan ini, Mari.

"Aku mengacu pada antusiasmemu yang tak terduga pada pertempuran. Kupikir kamu orang yang tidak terganggu oleh pernyataan orang lain."

Bahkan saat Mari berbicara tentang keterkejutannya, matanya berkilau penuh antisipasi. Ketika napas panjang menggenang ke tenggorokannya, tetapi Tatsuya, dengan ketahanan diri -seperti baja - menjelaskan dalam cara ini mungkin sedikit melebih-lebihkan tapi – apapun itu, diterima saja.

"Aku pikir itu adalah tugas anggota Komite Disiplin untuk menghentikan perkelahian pribadi."

Alih-alih menghela nafas, Tatsuya tidak bisa menghindar tetapi melepaskan pernyataan agak sinis.

Sementara tidak ada satu tanda pun dari Mari yang membantah itu.

"Ini bukan pertarungan pribadi. Ini pertandingan resmi. Mayumi mengatakan itu juga, kan? Aturan kalau kekuatan bukanlah sesuatu yang diterapkan antara siswa jalur 1 dan siswa jalur 2. Sebaliknya, itu adalah sesuatu yang diterapkan di antara siswa jalur 1 sendiri. Ini adalah pertama kalinya kami menggunakan metode tersebut untuk menyelesaikan hal-hal antara siswa jalur 1 dan siwa jalur 2, kamu bisa lihat sendiri."

Jadi begitu, sebaliknya, dianjurkan untuk menyelesaikan perselisihan dengan kekerasan jika mereka tidak dapat menyelesaikan dengan kata-kata saja.

"Bukankah ' pertandingan formal ' meningkat sejak kamu menjadi Ketua Komite Disiplin, senpai?"

"Memang, hal itu memang meningkat."

Sikap tenangnya disebabkan bukan hanya Tatsuya, tapi bahkan Miyuki yang menunggu di belakangnya tersenyum kecut.

Kemudian, Mari tiba-tiba berubah serius dan mendekatkan wajahnya.

"Nah, apakah kamu yakin?"

Pada jarak di mana ia bisa mendengar napasnya, dia bertanya dengan berbisik.

Alis indah Miyuki naik pada jarak terlalu dekat, tapi dari jarak pandang Tatsuya sebagian besar ditutupi oleh wajah Mari yang memberi senyum yang berarti, Untung saja Tatsuya tidak bisa melihat reaksi berlebihan adiknya.

Dengan kepalanya sebagian diturunkan dengan sepasang mata berbentuk almond yang terbalik, dan di samping itu, samar, aroma manis melayang ke arahnya, Tatsuya menjadi sadar dengan gairah seksualnya sendiri.

Pada detik ia sadar akan hal itu, ke objek yang disebut 'dirinya sendiri', itu menjadi fenomena lahir dari dalam dirinya, yang kemudian dipisahkan dari dirinya. Ketertarikannya dikonversi menjadi sekedar informasi dalam dirinya.

"Hattori cukup terampil untuk menjadi di antara 5 yang terbaik di sekolah kita. Jika aku harus mengatakan, dia lebih cenderung ke arah pertempuran kelompok, dan perkelahian individu bukan spesialisasinya, tapi tetap saja, hampir tak ada orang yang bisa menang melawan dia dalam satu lawan satu."

Dalam suara nada tinggi yang memikat, Mari berbisik dengan kata-kata yang tidak memiliki pesona seksual apapun.

"Aku tidak berpikir menghadapinya dari depan."

Tapi, tanpa sedikitpun keraguan, Tatsuya membalas dengan suara yang bisa dikatakan terdengar lebih mekanis daripada sekedar tanggapan yang dingin.

"Kamu cukup tenang ... aku sampai kehilangan sedikit kepercayaan diri."

Sementara mengatakan itu, tampaknya Mari terkesan.

"Haah."

Tanpa berkata apa-apa lagi, Tatsuya mengangguk samar.

"Pada saat seperti ini, jika wajahmu berubah merah yang akan membuatmu lebih manis, jumlah orang yang akan meminjamkan kekuatan mereka padamu akan meningkat, aku pikir."

Sambil tersenyum ketika melangkah mundur, Mari kemudian berjalan ke garis start di tengah.

"Sungguh orang yang merepotkan ..."

Dia mungkin tipe orang yang akan mencari kekacauan dengan sengaja untuk memberi perintah dalam kekacauan, pikir Tatsuya.

Bagi seseorang yang hidup dalam ketenangan, dia pasti dianggap seorang pembuat onar.

Sementara kemunculan pertamanya dalam hubungan manusianya yang penuh dengan pasang dan surut yang luar biasa sejak masuk sekolah ini, Tatsuya membuka kotak CAD nya.

Kotak atase hitam berisi sepasang CAD berbentuk pistol.

Dia mengambil salah satu dari mereka, mengeluarkan bentuk cartridge dari tempat peluru yang akan dimasukkan ke pistol asli, dan ditukar untuk sesuatu yang lain.

Kecuali bagi Miyuki, semua orang yang menyaksikan dengan cermat dengan minat yang mendalam.

"Maaf sudah menunggu."

"Apakah kamu selalu membawa cartridge penyimpanan tambahan bersamamu?"

Jumlah Rangkaian Aktivasi yang dapat digunakan dengan CAD Khusus terbatas. Berbeda dengan CAD Umum yang dapat menyimpan hingga 99 jenis Rangkaian Aktivasi tanpa memperhatikan sistem sihir, CAD Khusus hanya bisa menyimpan 9 jenis Rangkaian Aktivasi satu sistem sihir. Untuk memperbaiki kelemahan ini, perangkat CAD ini dapat menyimpan alternatif, Rangkaian Aktivasi yang dapat ditukar dikembangkan, tapi karena CAD Khusus awalnya ditujukan untuk penyihir yang kuat dalam Rangkaian Sihir tertentu, peningkatan kebutuhan untuk gudang sihir tidak terlalu tinggi. Bahkan cukup sering terjadi ketika banyak penyimpanan sihir dilakukan, sebagian besar orang masih mengandalkan dan menggunakan hanya satu jenis sihir .

Namun, dari jawaban Tatsuya untuk rasa ingin tahu Mari, akan lebih aman untuk mengasumsikan kalau dirinya termasuk minoritas.

"Ya, aku tidak dapat lancar mengoperasikan CAD umum karena aku tidak bisa memakainya dengan baik."

Hattori, yang berdiri di hadapannya, mengejek sedikit setelah mendengar ini, tapi ini tidak mempengaruhi pola pikir Tatsuya itu sedikit pun.

"Baiklah, ijinkan aku untuk menjelaskan aturan. Dalam hal serangan langsung maupun tidak langsung, serangan mematikan dilarang. Teknik yang menyebabkan cacat permanen pada lawan juga dilarang. Kemampuan yang menyebabkan kerugian langsung bagi tubuh fisik juga dilarang. Namun, serangan langsung yang tidak menghasilkan sakit yang lebih berbahaya dari patah tulang yang diizinkan. Tidak boleh menggunakan senjata apapun. Pertempuran tangan kosong diperbolehkan. Jika kalian berencana untuk menggunakan teknik menendang, silakan lepaskan sepatu dan ganti dengan sepatu sekolah yang lembut. Kondisi dinyatakan kalah adalah ketika hakim telah menetapkan satu sisi tidak dapat melanjutkan pertempuran. Kedua belah pihak silahkan pindah ke belakang garis start masing-masing, dan tidak mengaktifkan CAD sampai aku memberi sinyal. Melanggar aturan akan menyebabkan kekalahan otomatis. Aku akan menggunakan kekuatan penuhku untuk menghentikannya, jadi ingatlah semuanya. Itu saja."

Baik Tatsuya dan Hattori mengangguk ini, berjalan menuju garis start yang terpisah lima meter, dan berdiri saling berhadapan.

Ekspresi Hattori tampak lebih serius daripada sekedar mengejek atau menantang, tapi wajahnya masih mengkhianati sikapnya yang santai.

Posisi awal jauh dari jarak yang bisa bisa dicapai secara fisik. Bahkan jika lawan memiliki kekuatan tolakan seorang pemain sepak bola profesional, sihir masih lebih cepat pada jarak ini. Karena ini adalah kontes berbasis sihir, pihak dengan serangan sihir yang lebih unggul akan secara alami memiliki keuntungan.

Dalam situasi ini, orang yang merapal sihir mereka pertama kali biasanya akan menang. Bahkan jika serangan awal tidak sepenuhnya mengalahkan lawan, tetapi beberapa tingkat kerusakan tak terhindarkan. Ada sangat sedikit orang yang memiliki disiplin mental untuk menerima kerusakan dari serangan sihir dan masih bisa tenang melanjutkan rapalan sihir mereka. Karena mengalami kerusakan dari serangan sihir juga mengganggu proses penciptaan sihir, asalkan ia terus menyerang, kemenangan dapat dipastikan.

Selain itu, dengan ketentuan bahwa kedua belah pihak mengaktifkan CAD mereka pada saat yang sama, Hattori sangat yakin bahwa ia, siswa jalur 1, tidak ada kemungkinan kalah melawan siswa jalur 2 pemula. CAD adalah alat untuk meminimalkan waktu casting. Bahkan jika seseorang mencoba untuk diam-diam menggunakan kemampuan sihir- berbasis non-CAD sebelum sinyal awal, itu masih tidak akan mampu melawan kecepatan CAD. Di atas semua itu, seberapa cepat seseorang bisa merapal sihir mereka menggunakan CAD terdiri dari sebagian besar skor teknis sihir individu. Ini adalah perbedaan definisi antara siswa jalur 1 dan siswa jalur 2.

Tatsuya memegang pistol berbentuk CAD khusus.

Hattori memakai CAD umum tradisional berbentuk gelang.

CAD khusus memiliki keunggulan dalam kecepatan, sementara CAD umum memiliki keuntungan dalam fleksibilitas.

Meskipun demikian, bahkan jika CAD khusus memiliki keunggulan kecepatan lebih dibanding CAD umum, itu saja tidak bisa mengatasi perbedaan antara siswa jalur 1 dan siswa jalur 2. Dan lawannya adalah seorang siswa baru. Kesimpulan Hattori adalah bahwa sama sekali tidak ada kemungkinan dimana dirinya akan kalah, pertimbangan yang tidak sombong atau terlalu percaya diri.

Tatsuya mengarahkan CAD yang dipegangnya di tangan kanannya ke arah lantai,

Dan menunggu sinyal Mari.

Ruang Simulasi kembali menjadi hening.

Ketika keheningan hendak mengisi setiap sudut ruangan.

"Mulai!"

"Pertandingan resmi" antara Tatsuya dan Hattori resmi dimulai.

Hattori mengangkat tangan kanannya yang memegang CAD.

Sementara tindakan itu hanya terdiri dari menekan tiga poin kunci, tidak ada satupun gerakan yang sia-sia.

Aslinya, spesialisasinya adalah dalam serangan sihir jarak menengah.

Untuk bertarung satu lawan satu pada jarak cukup dekat, bukanlah keahliannya.

Tetapi bahkan ketika kita mengatakan bahwa "itu bukan keahliannya", sejak memasuki SMA satu tahun yang lalu, Hattori masih berdiri tak terkalahkan dalam pertempuran.

Sementara ia mungkin masih di bawah Big Three yang terdiri dari Mari, seorang spesialis dalam anti-personil tempur dalam individu dan kelompok, Mayumi, yang dapat dengan bebas menggunakan sihir yang mencengangkan, kecepatan tinggi, tembakan sihir dengan presisi tinggi, dan Juumonji, seorang kapten klub yang memperoleh gelar aneh yang dikenal sebagai "Iron Wall", Hattori memiliki keyakinan bahwa dia bisa melawan sendiri terhadap siswa lain atau bahkan kelompok guru.

Kebanggaan yang tidak datang dari terlalu percaya diri.

Rangkaian Aktivasi sederhana yang sangat mengandalkan kecepatan sudah selesai, dan dalam sekejap, Hattori sudah memasuki tahap merapal sihir.

Pada saat ini, dia nyaris menjerit kaget.

Lawannya, siswa kelas satu yang arogan, entah bagaimana cukup dekat untuk menutupi seluruh padangannya.

Dia buru-buru mengubah sasarannya, dan siap untuk melepaskan sihirnya.

Sihir tipe - Sistem Pergerakan Dasar Tunggal.

Setiap lawan yang tertangkap oleh sihir ini akan terlempar kembali lebih dari selusin meter dan tak sadarkan diri oleh dampaknya, mengakhiri pertempuran.

Tapi, sihir berakhir tanpa rapalan.

Seharusnya tidak ada masalah dengan Rangkaian Aktivasi.

Lawannya telah lenyap dari pandangnya.

Sementara target Rangkaian Sihir tidak harus sangat spesifik, jika target yang awalnya di garis pandang tiba-tiba menghilang, mantra menjadi gagal pasti tak terelakkan.

Psion Information Aide yang seharusnya membantu melacak status lawannya dan lokasi lenyap tanpa efek apapun, ketika "gerakan gelombang" yang kuat mendekati Hattori dari sayap, yang terlalu sibuk melihat kiri dan kanan untuk mencari lawannya.

Tiga gerakan gelombang berturut-turut dilancarkan.

Setiap gerakan gelombang tumpang tindih dengan satu sama lain dalam tubuh Hattori, menyebabkan gelombang besar untuk keluar yang pada akhirnya mengakibatkan Hattori kehilangan kesadaran.

Kemenangan diputuskan dalam sekejap.

Seluruh pertandingan berlangsung kurang dari 5 detik, dan bisa dengan tepat digambarkan sebagai kemenangan instan.

Di depan CAD Tatsuya itu, Hattori jatuh pingsan.

"... Pemenang, Shiba Tatsuya."

Mari hati-hati mengumumkan nama pemenang.

Tidak ada jejak sukacita di wajah pemenang.

Ekspresi yang tepat untuk seseorang yang hanya tiba pada hasil yang diharapkan.

Dia membungkuk sedikit, lalu berjalan menuju meja dimana ia meletakkan kotak penyimpan CAD.

Bukan hanya postur tubuhnya, Tatsuya sepenuhnya tidak tertarik dalam kemenangannya.

"Tunggu."

Mari berteriak dari belakangnya.

"Gerakan tadi di sana ... Apakah kamu masukan Kemampuan Kecepatan terlebih dahulu?"

Mendengar ini, Mayumi, Suzune, dan Azusa semua mulai merenungkan pertandingan.

Pada saat sinyal start diberikan, Tatsuya telah pindah di depan Hattori.

Pada detik berikutnya, ia beberapa meter di belakang sayap kanan Hattori.

Siapapun akan salah sangka kalau kecepatan itu adalah Flash Step.

Tubuh manusia normal tidak mampu melakukan gerak semacam itu.

MKnR v01 16.jpg

"Fakta bahwa itu tidak mungkin dilakukan, aku pikir senpai lebih tahu itu dari siapa pun."

Seperti yang Tatsuya katakan. Sebagai hakim, Mari dengan jelas mengamati apakah CAD sedang diaktifkan. Bukan hanya CAD yang terlihat, tetapi bahkan walaupun memakai CAD tersembunyi, aliran psions akan terlihat jelas olehnya.

"Tapi, itu."

"Itu bukan sihir, itu adalah teknik fisik bonafit."

"Aku bisa bersaksi untuk itu juga. Itu teknik fisik Onii-sama. Onii-sama dibimbing oleh Kokonoe Yakumo-sensei."

Mari menahan napas. Untuk seseorang yang berpengalaman dalam pertempuran sepertinya, nama Kokonoe Yakumo cukup familiar. Mayumi dan Suzune tidak tahu Kokonoe seperti Mari, tetapi mereka juga tidak bisa menyembunyikan keterkejutan mereka bahwa seseorang bisa mencapai hasil akhir yang biasanya ditulis sebagai sesuatu yang hanya bisa dicapai melalui bantuan sihir.

Mayumi pulih dari keterkejutannya. Dari perspektif seseorang yang telah mempelajari sihir, dia juga punya pertanyaan sendiri.

"Apakah serangan tadi juga Ninjutsu? Aku pikir melihat gerakan gelombang Psion."

Dapat dikatakan, suaranya dan pemilihan katanya menegang, mungkin karena dia masih belum sepenuhnya mengatasi keterkejutannya.

Umumnya, bertanya tentang kemampuan yang belum pernah dirilis penyihir lain, atau bahkan untuk menanyakan cara kerja kemampuan sihir seseorang, itu bertentangan dengan aturan. Tapi, bagi seseorang seperti Mayumi yang menggunakan Peluru Psion, bagi Tatsuya untuk menggunakan Psions yang tidak memiliki manifestasi fisik sebagai senjata, dan bagaimana ia berhasil menyerang Hattori, pertanyaan-pertanyaan ini tidak dapat ditekan.

"Anda benar, serangan itu bukan Ninjutsu, tetapi berdasarkan gerakan gelombang Psion. Landasan gerakan gelombang Psion berasal dari sistem tunggal sihir dasar jenis Osilasi."

"Walaupun kamu berkata demikian, aku masih tidak mengerti bagaimana kamu menjatuhkan Hanzou."

"Menyebabkan dia pingsan sudah cukup."

"Pingsan? Bagaimana itu terjadi?"

Saat ia melihat Mayumi memiringkan kepalanya, ekspresi Tatsuya itu tidak terlihat keberatan karena ia terus menjelaskan.

"Bagi penyihir, Psions bisa dilihat seperti cahaya tampak dan gelombang suara. Ini adalah keterampilan wajib untuk sihir, tapi efek sampingnya adalah bahwa ketika penyihir terkena gerakan gelombang Psion tak terduga, mereka sering salah menafsirkan bahwa tubuh mereka bergoyang. Ini kesalahpahaman yang secara langsung mempengaruhi tubuh fisik. Alasan di balik ini sangat mirip dengan sugesti hipnotis, di mana orang di bawah hipnosis yang diinduksi untuk berpikir bahwa mereka mengalami 'luka bakar', kemudian menemukan bahwa gejala-gejala fisik mencerminkan pemikiran mereka. Selama pertandingan, saya menggunakan ilusi ' gerakan bergoyang' ini, menyebabkan dia merasa kasus ekstrim mabuk laut."

"Aku tidak percaya ... Penyihir biasanya terkena gerakan gelombang Psion, dan dengan demikian menjadi terbiasa dengan lonjakan. Untuk Sihir sistemik Eksternal, baik Rangkaian Aktivasi dan Rangkaian Sihir adalah jenis gerakan gelombang Psion. Namun meskipun ini, bisa menonaktifkan penyihir hanya melalui gelombang Psion sendiri, dan menyebabkan seperti efek yang kuat, bagaimana ... "

Yang menjawab pertanyaan Mayumi adalah Suzune.

" Compound Wave."

"Rin-chan?"

Hanya kalimat pendek ini tidak akan cukup untuk dipahami Mayumi yang cerdas. Tentu, penjelasan Suzune itu belum selesai.

"Dengan berturut-turut menciptakan tiga getaran yang bervariasi, kemudian mengarahkan titik persimpangan mereka di lokasi Hattori-kun, sehingga menciptakan gelombang sama sisi melalui gerakan gelombang kuat. Aku tidak menyangka kamu mampu membuat perhitungan yang tepat seperti itu."

"Penjelasan yang cukup baik, Ichihara-senpai."

Meskipun Suzune juga cukup terkejut pada kemampuan perhitungan Tatsuya, ia juga layak diberi kredit yang cukup karena memahami mekanika setelah melihat itu hanya sekali, pikir Tatsuya.

Namun, pertanyaan sesungguhnya Suzune ada di daerah lain.

"Berbicara tentang ini, bagaimana kamu bisa berturut-turut merapal getaran sihir 3 kali? Jika kecepatan teknismu begitu tinggi, kenapa skor teknismu rendah?"

Pada saat dia memakai referensi langsung tentang skor rendahnya, Tatsuya hanya bisa memaksa senyum kecil.

Sejak meletakan mata pada CAD Tatsuya itu, Azusa tidak bisa tenang sedikit pun dan sekarang mencoba menawarkan pertanyaan.

"Tatsuya-kun, apakah CAD itu ‘ Silver Horn ‘?"

"Silver Horn? Silver, apakah Silver dari si jenius misterius desainer sihir Taurus Silver?"

Mendengar pertanyaan Mayumi itu, Azusa tampak cerah.

Pada saat digambarkan sebagai "Device Geek", Azusa dengan bahagia menjelaskan.

"Itu dia! Insinyur CAD ajaib yang berhubungan dengan Four Leaves Technology, yang namanya, penampilan, dan semua data tetap menjadi misteri! Programmer jenius yang pertama di dunia yang membuat Loop Cast System menjadi kenyataan. Ah, Loop Cast System adalah Rangkaian Aktivasi yang melompati langkah mengulang setiap Rangkaian Aktivasi. Jika Rangkaian Sihir adalah sama, maka CAD tidak lagi harus mengulang Rangkaian Aktivasi setiap kali. Hal ini dilakukan dengan menambahkan kekuatan menyalin ke mode eksekusi perhitungan area sihir, menambahkan salinan bagian terakhir Rangkaian Aktivasi pada Rangkaian Aktivasi itu sendiri, sehingga penyihir dapat tanpa henti merapal Sihir dalam kemampuan mereka. Meskipun teori itu sudah ada di masa lalu, tapi untuk menghitung rangkaian rapalan dan menyalin Rangkaian Aktivasi secara terpisah pada saat yang sama, tidak ada yang bisa melakukannya sampai sekarang ... "

"Berhenti! Aku tahu apa loop cast."

"Kalau begitu ... Kalau begtu, Silver Horn adalah nama CAD khusus yang dapat disesuaikan sendiri yang dikembangkan oleh Taurus Silver!Biasanya, CAD ini memiliki penyesuaian terbaik untuk Sistem Loop Cast dan mampu merapal sihir secara stabil menggunakan jumlah kekuatan sihir paling sedikit, sudah sangat diakui, dan sangat populer di kalangan penegak hukum.Meskipun itu dijual di pasaran, tapi itu memerlukan prosedur khusus dan biaya! Dan punyamu pasti model edisi terbatas, dari bentuk laras yang lebih panjang dari model tradisional? Di mana kau dapatkan itu? "

"A-chan, tenang sedikit."

Mungkin itu karena asma, tapi dada Azusa naik-turun saat matanya terpaku ke barang yang dipegang di tangan Tatsuya itu. Jika Mayumi, yang sangat menyadari ketertarikan Azusa, tidak membantu untuk menghentikannya, dia mungkin akan mengaguminya dari jarak yang sangat dekat.

Di sisi lain, Mayumi masih memiliki pertanyaan lain.

"Tapi, Rin-chan. Bukankah itu aneh? Tidak peduli seberapa mampu Loop Cast CAD, loop Cast masih tidak bisa ..."

Setelah berbicara berhenti, Suzune mengangguk sambil memiringkan kepalanya seperti Mayumi.

"Itu aneh. Loop Cast dirancang untuk rapalan berturut-turut satu jenis sihir. Bahkan jika itu adalah sihir dengan gelombang yang sama, jika panjang gelombang dan jumlah getaran yang ditetapkan oleh perubahan dari penyihir, Hal ini akan menyebabkan perbedaan terjadi dalam Rangkaian Aktivasi. Jika Loop Cast otomatis menyalin Rangkaian Aktivasi asli, maka akan mustahil untuk menjelaskan perbedaan dalam rangka mencapai ‘ Compunding Waves ‘.Jika kamu menetapkan jumlah getaran sebagai variabel lain, maka dimungkinkan untuk menggunakan Rangkaian Aktivasi yang sama untuk mencapai ‘Compounding Waves’ sementara masih menghitung untuk semua perbedaan. Tapi jika target, kekuatan, waktu durasi adalah semua variabel, dan kamu memasukkan jumlah getaran sebagai variabel lain ... Jangan katakan kamu berhasil menghitung semua itu?"

Kali ini bahkan Suzune tertegun ke titik tak bisa berkata-kata, dan di bawah tatapannya Tatsuya hanya mengangkat bahu.

"Tidak peduli apakah itu kecepatan pengolahan kuantitatif multi-variable, skala perhitungan, atau bahkan kekuatan gangguan. Tak satu pun dari ini adalah mata pelajaran yang diajarkan kelas."

Sebelum tatapan Mayumi dan Mari , Tatsuya tetap tenang ketika ia mengatakan bahwa dengan keras.

"... Evaluasi keterampilan teknis sihir hanya mencakup Kecepatan rapalan, skala rangkaian Sihir, dan kemampuan menulis ulang fenomena. Aku mengerti sekarang, jadi tes ini tidak sepenuhnya mampu mengukur kemampuan seseorang ... "

Sambil mengerang, Hattori duduk dan menjawab pernyataan ironis Tatsuya itu.

"Hanzou-kun, kamu tidak apa?"

"Aku baik-baik saja !"

Mayumi membungkuk sampai ke pinggang dan melihat Hattori. Sebagai tanggapan, Hattori dengan cepat menghindar wajah yang datang dan buru-buru bangkit.

"Jadi begitu, jadi kalian semua khawatir tentang hal ini dari awal."

Hattori tidak bisa mengatakan hal ini jika ia tidak mendengar percakapan mereka sebelumnya.

Mayumi menegakkan dirinya, lalu mengangguk dengan ekspresi pemahaman di wajahnya. Hattori langsung menghadap ke arahnya.

"Tidak, pada awalnya aku benar-benar tidak menyadarinya !"

Wajahnya masih merah, dia buru-buru mencari argumen.

"Setelah aku kehilangan kesadaran, aku masih dalam keadaan bingung ... Aku baru saja hanya mampu bergerak !"

Walaupun Begini ... Sepertinya itu sangat mudah untuk memahami emosi yang mendasarinya.

"Apakah benar begitu ... Lalu apa yang kita katakan barusan, kamu juga memahami sepenuhnya?"

"... Eh, ya! Bahkan walaupun masih pusing, telingaku masih bisa mendengar kata-kata ..."

Sepertinya Mayumi memahami dengan sempurna perasaan Hattori kepadanya.

Wanita jahat? Bahkan jika ada kesan ini, tetapi konotasi di balik kata-kata tidak cukup cocok untuk penampilannya, Tatsuya memutuskan untuk berhenti mengejar garis pemikiran ini.

Apapun kenyataannya adalah, ada juga kemungkinan bahwa ia hanya salah membaca situasi.

Tatsuya melanjutkan pekerjaan yang terganggu oleh teriakan Mari.

.....mengatakan hal seperti itu akan terlalu berlebihan, karena semua yang dilakukannya adalah mengembalikan CAD ke dalam kotaknya.

Tatsuya pura-pura tidak melihat Azusa, yang menatap benda di tangannya dengan ekspresi yang jelas mengatakan "Aku Mau".

Tatsuya juga mengabaikan tatapan adiknya yang menyarankan dia ingin membantu. Itu karena Miyuki tidak sangat mahir dengan mesin. Gagap teknologi, atau alergi teknologi tinggi bukan menjadi deskripsi yang tidak pantas, terutama karena CAD Tatsuya itu yang disesuaikan ke titik dimana seorang siswa SMA normal tidak akan mampu menanganinya (di sisi lain, karena CAD sekolah hanya menerima penyesuaian terbatas , Tatsuya tidak bisa menggunakannya untuk menunjukkan kemampuannya sepenuhnya ). Sebenarnya, jika Miyuki datang untuk membantu, itu hanya akan meningkatkan beban kerjanya.

Ia memindahkan perangkat penyimpanan, memasukkan kode keamanan, suara langkah kaki mendekati Tatsuya dari belakang.

Sepertinya penjelasan sudah berakhir.

Apa yang terjadi berikutnya tidak jadi persoalan baginya, sehingga Tatsuya tidak berbalik.

"Shiba-san."

"Ya."

Miyuki menjawab dengan nada tidak senang.

Termasuk Tatsuya, hanya ada dua laki-laki di dalam ruangan, sehingga bahkan jika nada itu benar-benar berbeda dari sebelumnya, tidak salah siapa lagi pembicaranya adalah.

"Sebelumnya, aku membuat komentar kasar tentang pendapatmu."

Juga tidak ada kesalahan siapa yang menjadi lawan bicara dari suara itu.

"Aku adalah orang yang penilaiannya bias. Maafkan aku."

"Aku juga berbicara terlalu arogan. Maafkan aku."

Siapa yang membungkuk dalam-dalam ke yang lain, Tatsuya juga sangat menyadari meskipun dia membelakangi mereka.

Kadang-kadang sulit untuk mengatakan siapa yang lebih tua dan yang lebih dewasa, Tatsuya mengerucutkan bibir dan mengunci kotak CAD.

Dia perlahan-lahan berbalik.

Untuk sesaat, Hattori mengungkapkan ekspresi mencekam, tapi dengan cepat kembali ke sikap lebih keras.

Selama sepersekian detik perdamaian, apakah itu persiapan untuk rekonsiliasi, atau pertanda untuk pertandingan ulang.

Sebelum salah satu kemungkinan bisa terjadi,momen itu menghilang.

Pada akhirnya, Hattori hanya membalas tatapan Tatsuya secara singkat, sebelum berbalik.

Merasa kemarahan yang panas berasal dari sampingnya, Tatsuya hanya sedikit menepuk Miyuki di bahu.

Mereka akan bekerja sama dalam Dewan Siswa yang sama dari sekarang dan seterusnya, sehingga meninggalkan jejak yang buruk hanya akan menyakiti Miyuki.

Seolah-olah pikiran Tatsuya sedang ditransfer melalui telepati, Miyuki dengan cepat menguasai dirinya.

"Ayo kita kembali ke Ruang Dewan Siswa!"

Mendengar kata-kata Mayumi itu, setiap anggota mulai bergerak.

Dibelakang Suzune, Azusa, dan Hattori, wajah Mayumi mengungkapkan pandangan yang mengatakan "tidak bisa terhindarkan".

Setelah itu, Mari menyadari tatapan Tatsuya, dan mengangkat bahu seolah-olah dia tidak ingin empat orang lainnya untuk menyadarinya.


◊ ◊ ◊


Setelah menempatkan kembali CAD ke ruang kerja, Tatsuya kembali ke Ruang Dewan Siswa, di mana Mari segera meraih pergelangan tangannya.

Miyuki, yang sedang dibimbing langsung oleh Azusa di dekat terminal di dinding, mengangkat alis melihat hal itu, sementara Tatsuya hanya bisa memberi sinyal melalui matanya bahwa ini tidak bisa dihindari ... Meskipun, Tatsuya memendam keraguan apakah dia bisa memahami hal ini.

Dia dipaksa menekan dorongan bawah sadarnya untuk melepaskan orang lain di sampingnya, meskipun berbicara tentang hal itu, untuk dapat menangkap sasarannya dalam ruang yang sedemikian sempit, kemampuan fisik Mari pasti cukup mengesankan juga.

"Sementara banyak kejadian tak terduga terjadi, ayo kita lakukan rencana semula dan pergi ke markas Komite Disiplin!"

Seolah-olah tidak peduli tentang masalah mental Tatsuya itu (sebagian besar bingung), Mari menyeretnya pergi dengan lengannya.

Miyuki akhirnya melihat ekspresi bingung Tatsuya, dan mengarahkan tatapannya kembali ke terminal. Meskipun, dengan kesulitan besar.

Hattori tidak pernah mengangkat kepalanya sejak Tatsuya memasuki Ruang Dewan Siswa.

Sepertinya dia berusaha untuk mengabaikan segala sesuatu dari arah itu, yang mungkin konsesi yang terbesar dari sudut pandang emosional. Untuk ini, Tatsuya sangat bersyukur.

Mayumi buru-buru memukul tangannya. Persis untuk apa itu, atau apa artinya yang dicoba untuk disampaikan ... Di antara orang-orang yang sudah Tatsuya temui, dia mungkin yang paling sulit untuk dimengerti.

Itu mungkin harus ditunda untuk kemudian hari.

Setelah banyak kesulitan (sebagian persuasi), Tatsuya mampu membebaskan pergelangan tangannya, dan patuh mengikuti Mari.

Di sudut terjauh dalam ruangan, di tempat di mana ada biasanya terdapat pintu darurat, sebaliknya ada tangga yang menuju ke Komite Disiplin.

Apakah kita mengabaikan standar keamanan kebakaran?

Tatsuya merenung tentang hal ini, tetapi bahkan jika siswa itu memperlajari hal itu, atau bahkan masih baru, asalkan ada penyihir yang cukup baik dalam menangani kebakaran kurangnya peralatan pemadam kebakaran seharusnya tidak menjadi masalah. Cukup menggunakan getaran atau kecepatan Sihir yang cukup untuk memadamkan api, kemudian menggunakan kombinasi Sihir untuk mengumpulkan dan memindahkan asap untuk mengusir itu. Sebenarnya, kebakaran skala besar di pencakar langit yang tinggi adalah daerah lain dimana Penyihir bisa menampilkan keterampilan mereka.

Mengingat bahwa kurangnya elevator masih dalam batas-batas keselamatan kebakaran, sisanya masih bisa dimaklumi, pikir Tatsuya.

Diikuti Tatsuya, yang tepat di belakangnya melalui pintu ke markas, Mari menunjuk ke arah kursi sebelah meja, dan berkata:

"Walaupun ini sedikit berantakan, kamu bisa beristirahat di sana untuk sementara."

Jadi ini hanya memenuhi syarat sedikit. Bisa kamu lihat sendiri, bukan berarti tidak ada tempat untuk menaruh kakimu ke bawah, atau semua kursi ditutupi dengan barang-barang. Ini mungkin karena mereka baru saja datang dari Ruang Dewan Siswa yang rapi dan bersih, sehingga tempat ini terkesan sangat menggelegar, tapi memang hanya sebanyak itu yang bisa diharapkan.

Buku, terminal portabel, dan bahkan CAD, segala macam barang menutupi meja. Tatsuya sedikit membersihkan salah satu kursi yang setengah keluar di samping meja.

"Ruang Komite disiplin adalah seperti rumah seorang siswa. Meskipun aku sudah mengatakan kepada mereka untuk merapikan tempat mereka sendiri lagi dan lagi, masih saja ada orang yang tidak mendengarkan ..."

"Hal ini tidak dapat dihindari ketika tak ada seorang pun di sekitar sini yang mengawasi."

Tidak tahu apakah komentar Tatsuya adalah ejekan atau menghibur, Mari mengerutkan alisnya setelah mendengar ini.

"... Tujuan utama kita adalah berpatroli di sekitar sekolah. Keadaan urusan dalam markas tidak sempat diurus."

Saat ini, hanya ada dua orang di dalam ruangan. Komite disiplin terdiri dari sembilan orang, tapi ruang kosong di dalam ruangan ini bisa menampung sekelompok orang dengan jumlah yang berkali lipat lebih besar dari daftar saat ini. Dalam ruang ini, suasana siaga dan barang yang tersebar hanya akan meningkatkan kesan tidak bersih.

Apa yang menarik perhatian Tatsuya itu, selain dari kekacauan yang jelas di dalam ruangan, adalah benda berantakan di atas meja.

"Meski begitu, Ketua, apakah boleh jika aku merapikan sedikit ruangan ini?"

"Apa ..."

Mendengar usulan Tatsuya yang mendadak itu, Mari mengangkat alis karena terkejut. Terkejut –karena kesediaan adik kelas itu untuk melakukannya.

"Sebagai seseorang yang bertujuan untuk menjadi magic artificer, aku tidak tahan melihat CAD tersebar di sekitar seperti ini. Saya juga memiliki sikap yang sama terhadap terminal yang ditinggalkan atau dinonaktifkan."

Karena itu, prioritas Tatsuya dalam manajemen tugas telah berubah.

"Bertujuan untuk menjadi magic artificer? Bahkan dengan tingkat kemampuan tempur anti-personil seperti itu?"

Mendengar kata-kata Tatsuya itu, Mari sungguh-sungguh memiringkan kepalanya sedikit. Dari kontes tadi, meskipun dalam waktu singkat berlalu, tingkat kemampuan tempur anti-personilnya termasuk luar biasa.

"Tidak peduli seberapa keras aku mencoba, kemampuanku yang terbaik hanya bisa mencapai peringkat Lisensi C."

Tapi, sama seperti jika ia membahas urusan orang lain, Tatsuya sedikit menggunakan komentar merendahkan diri untuk melawan Mari, Mari terlalu kaget untuk menemukan kata-kata untuk membantah itu.

Di kebanyakan negara, penyihir dioperasikan di bawah sistem perizinan. Sistem ini didasarkan pada standar internasional, dimana negara ini tidak terkecuali. Tidak peduli jika kau bekerja untuk perusahaan, pemerintah, atau bahkan membuka praktek pribadi, kesulitan dan membutuhkan keduanya merefleksikan tingkat lisensi. Penyihir dengan tingkat yang lebih tinggi menerima lisensi tingkat yang lebih tinggi sebagai kompensasi, ini adalah aturan masyarakat.

Lisensi internasional memiliki 5 tingkat antara A sampai E.

Seleksi dan peringkat didasarkan pada desain rangkaian sihir dan kecepatan penggunaan, skala, dan kekuatan interferensi, yang merupakan skala yang sama persis digunakan pada pengujian keterampilan teknis di SMA. Dengan kata lain, skala penilaian pendidikan keterampilan teknis dirancang untuk secara alami menuju ke standar lisensi internasional.

Ada standar terpisah, paket khusus dalam penegakan hukum dan militer, tapi pada akhinya, standar mereka adalah untuk "penegakan hukum" atau "jenis militer", dan tidak dirancang untuk mengukur kemampuan penyihir.

"... Jadi, tidak apa-apa jika aku membersihkan daerah ini?"

"Ah? Hm, aku akan membantu juga. Kita bisa bicara sementara kita bekerja."

Mari buru-buru berdiri, mungkin karena dia tipe yang secara alami membimbing orang lain.

Atau mungkin itu karena hanya duduk sambil menonton Tatsuya bekerja keras dalam tumpukan buku dianggap tidak sopan.

Sementara keduanya bekerja pada kecepatan yang sama, jika dibandingkan dengan ruang kosong di depan Tatsuya, tumpukan di depan Mari tidak berkurang dalam jumlah, dan permukaan meja masih tidak terlihat.

Tatsuya melihatnya sekilas.

Dan menghela nafas kecil.

Mari menghentikan tangannya, tanda yang jelas dari menyerah.

"Maaf, aku benar-benar buruk dalam jenis pekerjaan seperti ini."

Dia mungkin memikul tanggung jawab terbesar untuk ruangan ini, pikir Tatsuya.

Hal yang hanya bertahan dalam pikirannya dan tidak diungkapkan dengan kata, mengingat bahwa ia adalah orang dewasa yang matang, mungkin.

"Omong-omong, kamu cukup terbiasa dengan hal ini."

"Apa yang kamu maksud?"

"Kategori buku. Kupikir kamu hanya akan menempatkan mereka di tempat lain, tapi aku tidak menyangka kamu akan mengurutkan mereka berdasarkan subjek."

"... Permisi, duduk di meja itu sedikit ..."

Dalam perubahan sikap yang tiba-tiba, Mari duduk di meja di daerah terbuka yang Tatsuya bersihkan, melihat tumpukan buku yang terorganisir. Gaunnya langsung menyentuh pergelangan tangan Tatsuya itu. Kain halus menutupi daerah paha, yang mengarah ke sepasang kaki ramping menawan. Bahkan jika daging itu benar-benar tertutup, garis tubuhnya akan meninggalkan imajinasi, sehingga melihat posisi itu akan menjadi gangguan yang mengerikan untuk kesehatan mental.

"Ah, maaf."

Tak perlu dikatakan, suara Mari tidak menunjukkan tanda menyesal. Setiap respon yang disengaja hanya akan mengakibatkan efek sebaliknya, sehingga membuktikan idiom itu, diam adalah emas.

Dia menggali rak buku dari tumpukan buku, dan menempatkan mereka dengan benar di rak. Di jaman sekarang, baik buku berbasis kertas dan rak buku dianggap langka.

Belum lagi bahwa mereka hanyalah teks sihir.

"Mengenai mengapa kami merekrutmu - dalam hal ini, kami sudah menjelaskan ini sebelumnya. Ini adalah untuk benar mengadili kasus penggunaan sihir yang tidak tepat, dan untuk meningkatkan persepsi dari siswa jalur 2."

"Aku ingat, tapi aku berpikir bahwa taktik ini dapat menyebabkan reaksi sebaliknya... Bolehkah aku melihat buku ini?"

Setelah memilah buku-buku, terminal masih harus dirapikan. Setelah meminta izin dari Mari untuk memeriksa data, di mana juga Mari mengangguk setuju, Tatsuya kembali terminal untuk merapikan pekerjaan, memutus aliran listrik, menggeser terminal ke mode penyimpanan, dan mengumpulkan bagian alat-alat dalam satu area.

"Mengapa kamu berpikir seperti itu?"

"Meskipun kita tidak pernah menyebutkan ini dengan jelas, tapi jika seorang adik kelas ditangkap oleh seseorang yang derajatnya sama, ini secara alami menyebabkan reaksi negatif."

Dia meninggalkan kursi, dan mulai mencari lemari di dinding.

Setelah menempatkan terminal dalam suatu kabinet kosong, ia mendengar komentar sepenuhnya tidak bertanggung jawab "Itu benar" datang dari belakangnya.

"Tapi pada saat yang sama, siswa kelas akan menyambut perubahan ini. Bukankah sesama siswa kelas satu juga membicarakan hal ini?"

"Ya ..."

Setelah memilah terminal, ia melihat ke arah lemari lainnya.

"Aku berpikir bahwa jika siswa jalur 1 mengambil alih, reaksi negatif akan melebihi reaksi yang menyambut baik hal ini."

Setelah menemukan target, Tatsuya menegakkan dirinya, memutar bahunya sebelum melepas jaketnya dan menggulung lengan bajunya.

"Penolakan akan hal itu kemungkinan tak terelakkan. Tapi untuk yang baru masuk menjadi siswa jalur 1, mereka mungkin belum tercemar pemikiran pembeda-bedaan yang cukup lama dan menjadi berprasangka, kan?"

"Siapa tahu?"

Objek yang Tatsuya bersihkan dengan hati-hati dari kabinet, tampak seperti kotak CAD.

"Baru kemarin aku terlibat dalam deklarasi 'Aku tidak mengakui kamu'."

Setelah membungkus pelindung didasarkan sekitar pergelangan lengannya, ia mengulurkan tangan ke arah tumpukan CAD.

"Syukurlah kamu bahkan membawa jenis peralatan seperti ini ... Apakah orang itu Morisaki?"

"Cukup nyaman ... Kamu mengenalnya juga?"

"Para guru merekomendasikan dia untuk bergabung dengan komite."

"Eh?"

Tangan yang memeriksa status CAD menjadi goyah sedikit.

Dia buru-buru mengambil CAD yang jatuh ke lantai.

"Jadi, bahkan kamu bisa terkejut."

"Tentu saja."

Dalam menanggapi tawa Mari, respon Tatsuya yang diwarnai nada mendesah.

Kalau saja ada cara untuk melemahkan semua antagonisme ini.

"Karena keributan kemarin, ada dasar untuk menarik rekomendasi, yang adalah apa yang aku rencanakan untuk lakukan, tapi acara kemarin tidak ada hubungannya denganmu."

"Aku terlibat juga."

"Kalau begitu, jika kami boleh merekrutmu, itu akan menjadi jauh lebih sulit untuk menolak dia."

"Mengapa tidak hanya mengambil salah satu dari kami, bagaimana menurutmu?"

"Apakah kamu tidak menyukai hal itu?"

Setelah menerima pertanyaan langsung seperti itu, Tatsuya menghentikan pekerjaan di tangannya.

Untuk sementara, ia meletakkan CAD kembali ke kotak, dan mengangkat kepalanya.

Mari duduk di meja melihat ke bawah wajah Tatsuya tanpa senyum di wajahnya.

Tatapanya yang lurus dan halus tampaknya melihat apa yang dipikirkan Tatsuya.

"... Terus terang, aku merasa ini sangat merepotkan."

"Hm ... Dan?"

"Meskipun berpikir bahwa itu merepotkan, aku tidak berencana untuk mundur pada saat ini."

Wajah Mari sekali lagi menyeringai senang.

Ekspresi jahatnya tampaknya telah meningkatkan kecantikannya dua kali lipat.

"Senpai adalah tipe orang yang membenci kesulitan juga ..."

"Kamu juga tipe orang yang suka mengambil jalan pintas."

Sayangnya, Tatsuya hanya bisa mengakui bahwa Mari memenangkan perdebatan itu.


◊ ◊ ◊


"... Ini adalah Markas Komite Disiplin, kan?"

Itulah pertanyaan pertama Mayumi setelah menuruni tangga.

"Itu sambutan yang cukup tak terduga."

"Apa, ini semua karena kamu, Mari. Tidak peduli berapa kali Rin-chan mengingatkanmu atau berapa banyak A-chan memohon padamu, kamu masih belum membersihkan tempat ini."

"Aku keberatan dengan deskripsi yang menyakitkan dan tidak akurat dalam situasi ini, Mayumi! Ini bukan berarti aku tidak ingin membersihkan, tapi aku belum mulai melakukannya !"

"Sebagai seorang wanita, kamu harus lebih memperhatikan hal ini."

Mayumi menyipitkan matanya saat dia menyudutkan Mari, yang buru-buru berbalik.

"Ini bukan berarti aku tidak ingin ... Ah, itu."

Setelah melihat Tatsuya sibuk memeriksa kondisi internal terminal setelah melepas penutup pelindung, Mayumi menunjukkan ekspresi kalau dia paham sambil mengangguk.

"Jadi itu karena dia telah dimanfaatkan dengan baik."

"Meh, begitu."

Mari kembali menghadapi Mayumi saat ia menjawab, seperti saat Tatsuya menutup tutup pelindung dan berbalik.

"Ketua, pemeriksaan sudah selesai. Bagian yang rusak telah diganti,. Seharusnya tidak ada masalah lagi."

"Kerja bagus."

Mari mengangguk cepat, tapi mungkin dia terlalu banyak memikirkanya, karena Tatsuya pikir dia bisa melihat butiran keringat pada pipi Mari.

Keringat dingin.

"Eh ... Jadi kamu memanggail Mari sebagai Ketua, yang berarti kita telah berhasil merekrutmu."

"Aku pikir tidak pernah punya hak untuk menolak sejak awal ..."

Tatsuya bahkan tidak melihat ekspresi menggoda Mayumi, dan tanpa ekspresi memberi tanggapannya.

Mayumi tampak tidak menyetujui sikap Tatsuya itu. Dia menempatkan satu tangan di pinggul, mengangkat telunjuk di tangan lainnya, mengarahkan tatapan paling tidak senang ke arah Tatsuya saat ia hendak melepaskan sikap yang paling berlebihannya untuk menyuarakan keberatannya.

"Tatsuya-kun, bukankan responmu terhadap kakakmu ini terlalu kasar?"

... Singkatnya, cara Tatsuya membingkai jawabannya adalah karena ia tidak memiliki seorang kakak. Jika dia mengakui hal ini dengan suara keras, Tatsuya merasa bahwa situasi hanya akan bertambah buruk, sehingga ia tidak mengucapkannya.

Tidak peduli di mana ia mulai atau di mana itu berakhir, pola itu begitu dasar sampai tidak ada respon nyata yang mungkin.

Jika ada, sikap Mayumi terhadap dirinya adalah terlalu santai, Tatsuya berpikir untuk dirinya sendiri.

Dia telah memasuki situasi semacam ini dengan kesan yang serupa di masa lalu, dan berhasil menghindari masalah setiap kali. Namun kali ini, Tatsuya entah bagaimana merasa bahwa ia tidak mampu melakukannya.

"Presiden, hanya untuk persiapan, aku ingin mengklarifikasi satu hal dengan Anda."

"Hm, apa itu?"

"Kita bertemu untuk pertama kalinya sebelum upacara penerimaan siswa baru, kan?"

Tak usah dikatakan kalau pertemuan untuk pertama kalinya itu mungkin merupakan sikap yang terlalu akrab, belum lagi semua makna tambahan di belakang kata-katanya, ketika mata Mayumi melebar setelah mendengarnya. Namun, matanya cepat kembali ke ukuran normal dan menyempit bahkan lebih, sampai-sampai ekspresinya hanya bisa digambarkan sebagai "jahat".

Tatsuya akhirnya menyadari apa langkah mengerikan yang telah dibuatnya.

Tepat sebelumnya, Mari memiliki ekspresi wajah yang sangat mirip, sekarang Tatsuya memikirkannya. Jadi, ini adalah apa yang orang maksud dengan ‘birds of a feather flock together ’ , Tatsuya pikir ia berharap bisa melarikan diri dari kenyataan.

"Jadi begitu rupanya ... Ho ho ho ho ho."

Iblis kecil, akan menjadi deskripsi yang sangat tepat untuk wajah tersenyum itu.

"Tatsuya-kun berpikir bahwa kita pernah bertemu sebelumnya, kan? Dan hari upacara penerimaan siswa baru pasti reuni yang sudah ditakdirkan!"

"Tidak, tunggu, Presiden?"

Persis ketika ketegangan meningkat begitu cepat.

"Beberapa waktu yang lalu kita mungkin telah bertemu sekali. Lalu, terpisah oleh nasib kejam, hanya untuk dipersatukan oleh takdir sekali lagi!"

Jika hal ini benar-benar terbukti dalam kata-kata itu, dia akan menjadi orang yang berbahaya. Tapi jika dia berakting sesuai seluruh urutan ini dengan sengaja membiarkan orang lain tahu dia sedang berakting, ada sesuatu yang sangat salah dengan jenis kepribadian seperti ini.

"... Sayangnya, itu tidak diragukan lagi adalah pertemuan pertama kita."

"... Aku juga berpikir begitu."

"Aku katakan, aku katakan sekali lagi, kecuali jika kamu benar-benar merasakan getaran bahwa itu adalah pertemuan yang ditakdirkan?"

Mayumi mengatupkan kedua tangannya di depan dada dan menekan wajahnya lebih dekat menuju Tatsuya. -Dia tampak sangat gembira. Namun dalam kenyataannya dia sedang main-main. Sikap ini memang cukup cocok dengannya... Sesungguhnya, kepribadian yang mengerikan.

"... Maaf, kenapa kamu begitu senang tentang hal ini?"

Bahkan jika Tatsuya menggunakan pertanyaan ini untuk menjawab pertanyaan, ia tidak akan menerima jawaban.

Satu-satunya hal yang ia terima adalah sebuah tatapan penuh dengan harapan.

Dia adalah "S", Tatsuya menuliskan dalam buku catatan mentalnya.

Merebut kesempatan, Tatsuya menjawab.

"... Jika ini adalah takdir, maka itu pasti bukan nasib baik, dan lebih mirip kutukan karma buruk."

Balasan Tatsuya itu menyebabkan wajah Mayumi semakin gelap saat ia berbalik. "Begitukah ..." gumaman kesepian berkelok-kelok ke telinga Tatsuya itu.

Awan gelap depresi berkumpul di belakang punggung Mayumi.

Tatsuya juga merasa bahwa ia mungkin telah berlebihan. Meskipun jawabannya didasarkan pada estimasi bahwa Mayumi benar-benar sedang menggodanya, tetapi jika ada naungan ketulusan di dalamnya, maka ia harus meminta maaf.

Namun.

Tidak ada cara untuk mengetahui apakah itu nasib baik atau buruk, tapi rasa bersalah tidak berlama-lama terlalu lama.

Itu mungkin karena kebingungan, mengingat keadaan saat ini.

"... Cih."

Ketika bahunya merosot sedikit, bibir Mayumi mengeluarkan suara yang hanya bisa berarti rasa kekalahan.

Sekarang giliran Tatsuya untuk melebarkan matanya.

Itu hanya suara kecil untuk memastikan, dan tidak anggun dengan cara apapun, tapi masih bisa diidentifikasi.

"Um, Presiden?"

"Hm, apa itu?"

Mayumi berbalik untuk menghadapi Tatsuya, senyum elegan akan mempesona setiap siswa laki-laki yang baru terdaftar.

"... Mengapa aku merasa sepertinya mengerti Anda sedikit lebih baik sekarang, Presiden?"

Merasa sangat letih, Tatsuya berpikir bahwa ia melihat wajah Mayumi yang sebenarnya di balik topeng.

Dan itu adalah, wajah tersenyum yang suka menggoda orang lain.

"Sudah waktunya untuk menghentikan lelucon. Tatsuya-kun, terlalu banyak waktu santai bisa menjadi hal yang buruk."

Kepada Mayumi, yang benar-benar tanpa rasa bersalah dan memperlakukan seluruh hal sebagai lelucon, kata Mari.

"Kamu tidak dapat menggunakan trik yang sama yang digunakan pada Hattori, Mayumi. Penampilanmu tidak bekerja pada dirinya."

Mari mengambil kesempatan untuk melempar tanggapannya.

"Jangan menggambarkan orang lain sedemikian rupa dengan cara yang jahat. Seolah-olah aku suka bermain-main dengan adik kelas."

Tidak dapat mengabaikan komentar sebelumnya, jawaban Mayumi menjadi sedikit panas.

"Mengenai apa yang aku dengar ..."

Tatsuya sangat menyesalkan membuka mulutnya dengan pertimbangan awal, dan mulai membersihkan lagi. Jika dia tinggal terlalu lama dalam penyebaran racun oleh orang lain, dia pasti akan menderita kerusakan tambahan.

"Perbedaan dalam sikap Mayumi adalah karena dia sudah mengakuimu, Tatsuya-kun. Dia mungkin menganggap kalian berdua cukup mirip dalam beberapa hal. Dengan kata lain, dia pura-pura malu. Dia hanya melepas topeng di depan orang-orang yang ia akui."

Melihat ekspresi aneh yang serius dari Mari, Tatsuya merasakan sesuatu yang janggal.

"Jangan percaya apa yang Mari katakan, Tatsuya-kun. Tapi, Kukira aku memang mengakuimu? Sepertinya aku tidak bisa berurusan denganmu dengan cara yang sama yang aku lakukan kepada orang lain. Mungkin yang tersentuh oleh nasib adalah aku."

Mendengar ini, dan melihat wajah Mayumi yang tersenyum mungkin tidak ada orang waras yang bisa membencinya, kecepatan internal Tatsuya telah benar-benar terganggu.

Sepertinya menantang mereka kedua secara langsung dari depan, akan berujung sia-sia, pikir Tatsuya.


◊ ◊ ◊


Alasan Mayumi datang berkunjung, sebenarnya untuk memberitahu mereka bahwa ruang Dewan Siswa ditutup lebih awal. Dia hanya ingin memeriksa Tatsuya secara sepintas, tapi itu dengan cepat menjadi tujuan utama dia belum lama ini. Ini mungkin bukan ide yang baik untuk tinggal terlalu lama dalam subjek itu.

Sejak akhir upacara pendaftaran, banyak tindakan yang berbeda juga datang ke kepalanya. "Lalu, aku pergi dulu." Mayumi melambai dan berjalan menuju ruang Dewan Siswa.

Besok menandai hari pertama untuk kompetisi untuk anggota klub baru, sehingga tingkat aktivitas Komite disiplin akan meningkat juga. Percakapan Mayumi dengan Mari dan Tatsuya berakhir pada saat ini.

Sistem informasi saat ini, seperti pendahulu mereka, dibutuhkan waktu yang sangat sedikit untuk beroperasi.

Beberapa dari klub itu perlu ditutup, tetapi bahkan jika langkah ini diabaikan, mereka masih akan otomatis masuk ke mode sleep.

Satu-satunya hal yang harus dilakukan pada saat ini adalah menetapkan protokol keamanan, tapi ini saat yang tepat - atau mungkin momen yang disayangkan, dua siswa laki-laki memasuki markas Komite Disiplin.

"Hai."

"Selamat pagi!"

Sebuah ucapan yang semangat menyebar ke seluruh ruangan.

"Oi, Nee-san, kami boleh masuk?"

Di mana sih ini, dan pada tahun berapa kita sekarang, pikir Tatsuya.

Subyek yang dimaksud memang tidak terlalu tinggi, tapi memiliki tubuh yang kokoh, dengan rambut yang dipotong yang sangat cocok untuk ikat kepala. Dan menggunakan "Nee-san" dengan kasual, dia pasti mengacu pada----

(seharusnya Watanabe-senpai ...)

Tatsuya melirik sebentar pada Mari, yang sedikit malu.

Bahwa dia masih mempertahankan (setidaknya) beberapa rasa formal, memberi kelegaan dalam jumlah yang besar pada Tatsuya. "Ketua, Patroli hari ini sudah selesai! Tidak ada penangkapan!"

Bila dibandingkan dengan lelaki lainnya, yang satu ini memiliki penampilan yang hambar dan pola sambutannya cukup normal, tapi penuh dengan cara yang mengesankan. Sikap tak bergerak yang dilakukan saat ia memberikan laporannya mengingatkan pada seorang prajurit, atau mungkin seorang polisi, atau seseorang yang bagian dari sistem yang sebagian besar tetap tidak berubah selama bertahun-tahun.

"... Jangan bilang bahwa Nee-san membersihkan ruangan ini?"

Pada perubahan mendadak di ruang aktivitas, lelaki yang kokoh tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya saat ia berjalan menuju Tatsuya.

Tidak boleh ada perbedaan besar dalam berat badan, tapi luar biasa, langkah kakinya terasa sangat lambat dibandingkan dengan yang lain.

Saat lelaki itu lewat di depan Mari, Mari dengan santai berdiri, memandang ke arahnya-

"A-ya!"

SPA! Ada suara yang enak didengar, saat anak itu berjongkok dan menutupi kepalanya.

Mari memegang notebook yang digulung menjadi tongkat.

Kapan dia menarik itu keluar.

"Jangan panggil aku Nee-san! Berapa kali harus kukatakan padamu supaya kamu bisa mengingatnya! Koutarou, apakah otakmu hanya hiasan!"

Tatsuya belum nyambung dalam kebingungan, tapi Mari sudah meraung ketidaksenangannya pada anak yang menutupi kepalanya.

"Tolong jangan memukul kepalaku, Nee ... Tidak, Ketua. Omong-omong, siapa ini? Rookie?"

Mungkin itu tidak terlalu sakit, meskipun lelaki bernama Koutarou ini heboh. Namun, memperhatikan Notebook yang digulung bergerak, ia dengan cepat merubah Nee-san menjadi jabatan Mari yang resmi.

Di depan Koutarou, yang sudah kaku dalam kegugupan, Mari menurunkan bahu dan mendesah.

"... Seperti yang kamu katakan, dia rookie. Tahun pertama kelas E Shiba Tatsuya. Direkomendasikan oleh Dewan siswa."

"Eh ... Tidak ada lencana."

Koutarou sangat tertarik saat ia memeriksa mantel Tatsuya, sementara pada saat yang sama memeriksa postur tubuh Tatsuya.

"Tatsumi-senpai, itu melanggar peraturan kalau memakai kata-kata tertentu! Pada saat ini, aku pikir siswa jalur 2 akan menjadi deskripsi yang tepat."

Anak laki-laki lain, meskipun mengatakan hal ini di luar, tidak bisa menyembunyikan bahasa tubuh dingin analitis. "Kalian berdua harus berhati-hati, pemikiran seperti itu dapat menyebabkan kalian terluka dalam pertempuran? Aku hanya akan mengatakannya ini sekali. Dia baru saja mengalahkan Hattori."

Namun, ketika Mari mengatakan hal ini dengan senyum menggoda di wajahnya, ekspresi kedua anak laki-laki ini menjadi seram.

"... Orang ini, mengalahkan Hattori?"

"Ya, dalam duel formal."

"Apa! Hattori yang tak terkalahkan , kalah dari pendatang baru."

"Tidak perlu berteriak, Sawaki. Bukankah aku baru mengatakannya."

Tatsuya tidak senang karena telah ditatap begitu lama, tetapi mereka bukan hanya kakak kelas, tapi senior di Komite disiplin. Dia hanya harus bertahan untuk itu sedikit lebih lama.

"Orang ini cukup mengesankan."

"Dia punya potensi, Ketua."

Seperti musisi yang pulih dari ritme yang mengganggu, tatapan mereka berubah. Hampir seolah-olah mereka bisa mengubah penampilan dalam aba-aba.

"Terkejut?"

"Hm?"

Pertanyaan itu terlalu samar, sehingga sulit untuk mengatakan apa yang diminta, tapi itu tidak tampak seperti Mari mengharapkan Tatsuya untuk menjawab.

"Sekolah ini dipenuhi dengan orang-orang tenggelam dalam gagasan bahwa Blooms dan Weeds menentukan keunggulan mereka. Sejujurnya, aku benci itu. Jadi aku sangat senang dengan hasil pertandingan hari ini.Untungnya, Mayumi dan Juumonji mereka berdua mengerti kepribadianku. Dengan demikian, para anggota yang direkomendasikan oleh Dewan Siswa dan Komite Managemen klub bukan orang yang bisa dicuci otak dengan pikiran semacam itu. Sementara aku tidak bisa mengatakan bahwa tidak ada rasa superioritas di sini, tapi kami semua orang yang secara obyektif dapat mengevaluasi kemampuan orang lain. Sayangnya, tiga siswa yang direkomendasikan oleh guru lebih tertuju dari kategori pertama, jadi tidak ada yang bisa kita lakukan tentang hal itu, tapi aku pikir tempat ini tidak akan menjadi terlalu buruk untukmu."

"Tahun ke -3 kelas C Tatsumi Koutarou. Selamat datang Shiba. Jika kamu punya kemampuan, kamu pasti akan baik-baik saja dalam panduanku."

"Tahun ke-2 Kelas D Sawaki Midori. Selamat datang di kelompok kami, Tatsuya-kun."

Koutarou dan Sawaki keduanya mengulurkan tangan. Sama seperti kata Mari, tidak ada tanda-tanda penghinaan dalam ekspresi mereka. Evaluasi mereka sebelumnya, hanya untuk melihat apakah Tatsuya punya kemampuan atau tidak, dan apakah dia seorang siswa jalur 1 atau jalur 2 tidak membuat perbedaan bagi mereka, Tatsuya akhirnya mengerti ini.

Dia harus mengakui bahwa ia agak terkejut. Memang, ini bukan suasana yang buruk.

Ia mengembalikan salam mereka dan menjabat tangan Sawaki itu. Untuk beberapa alasan, tangan itu tidak dilepaskan begitu saja.

"Juumonji adalah dari Kelompok Manajemen Klub; kamu dapat merujuknya sebagai Pemimpin Grup Juumonji."

Apakah itu hanya untuk memberitahuku hal itu? Kamu bisa saja mengatakan kepadaku tentang hal itu setelah kamu melepaskan tanganku.

"Aku selanjutnya. Silakan memanggilku dengan nama keluargaku Sawaki."

Setelah merasakan tekanan pada tangannya, kesadaran Tatsuya itu ditarik kembali pada kenyataan.

Kekuatan cengkeraman-nya meningkat ke titik di mana kamu bisa mendengar gerakan, Tatsuya terkejut menyadarinya.

Sekolah ini memiliki siswa yang sangat baik, dan tidak hanya semata-mata di departemen sihir.

"Jangan memanggilku dengan namaku."

Yang muncul selanjutnya menjadi peringatan.

Tidak perlu rasanya untuk memberikan peringatan semacam ini, karena Tatsuya tidak dalam kebiasaan mengacu kakak kelas dengan nama, tapi karena Sawaki sengaja meluangkan waktu untuk secara khusus menyebutkan hal ini, ia harus merespon juga.

"Aku akan mengingatnya."

Pada saat yang sama kata-kata itu terucap, tangan kanannya dilepaskan.

Setelah melihat kemampuan fisik Tatsuya itu, keterkejutan Koutarou melampaui Sawaki sendiri.

"Ho, itu cukup mengesankan. Kekuatan cengkeraman Sawaki setidaknya tiga digit."

"... Aku berpikir bahwa cukup sulit menentukan kualitas sebagai kemampuan fisik normal, bahkan untuk Penyihir."

Tatsuya pura-pura tidak tahu, hanya memberikan respon ringan.

Dia mungkin bisa bergaul cukup baik dengan mereka berdua, pikir Tatsuya.


Chapter 4[edit]

Bila dibandingkan dengan peralatan pendukung sihir yang tradisional seperti tongkat sihir, buku-buku, atau jimat, CAD memiliki kecepatan rapalan yang lebih unggul, perbaikan, kompleksitas, dan mampu menjalankan sihir skala besar. CAD adalah peralatan pendukung definitif di era modern.

Walaupun begitu, CAD tidak secara universal lebih unggul di semua kategori bila dibandingkan dengan peralatan pendukung sihir yang tradisional.

Karena tingkat presisi dari CAD, bila dibandingkan dengan peralatan pendukung sihir tradisional, penyetelan memerlukan upaya yang lebih banyak.

Hal ini menjadi masalah ketika berurusan dengan kecocokan antara gerakan gelombang Psion pengguna dan Sistem Receive-Release.

CAD menggunakan Psion yang dilepaskan oleh penyihir sebagai bahan baku (mungkin lebih tepat untuk menggambarkan hal itu sebagai tinta yang digunakan untuk melukis ), kemudian dijalankan sesuai Rangkaian Aktivasi dalam Psion Information Aide, di mana penyihir kemudian menggunakan tubuh fisik mereka sendiri sebagai konduktor untuk membaca Rangkaian Aktivasi sebelum memasukkan hasilnya ke dalam desain sihir. Tergantung pada kualitas penyetelan CAD, hal ini dapat mempengaruhi kecepatan rapalan sihir sampai 50 atau bahkan 100%.

Dengan kata lain, Psion adalah partikel pemikiran atau kesadaran yang menjadi konkrit. Manifestasi Psion bisa sangat beragam. Setiap dari seratus orang akan ada seratus jenis yang berbeda, dan seribu pengguna akan menciptakan seribu jenis yang berbeda. Setiap individu memiliki gerakan gelombang Psion yang unik, jadi jika CAD tidak disetel sesuai dengan penggunaan khusus mereka, pengguna akan mengalami kesulitan mengelola pertukaran Psion.

Selain itu, ada banyak hal penting dalam penyesuaian CAD yang cocok.

Ini mungkin adalah bidang keahlian dari seorang magic artificers yang bertanggung jawab dengan penyetelan CAD, dan ini adalah alasan mengapa seorang magic artificers yang terampil dipandang sebagai harta yang didambakan setiap penyihir.

Selain itu, fluktuasi gerakan gelombang Psion juga tergantung pada pertumbuhan tubuh fisik penyihir, seperti perubahan akibat usia, dan selanjutnya akan mempengaruhi gerakan gelombang Psion. Bahkan, fluktuasi ini bisa berubah setiap hari.

Dengan demikian, situasi yang ideal akan memerlukan penyetelan harian berdasarkan status fisik pengguna, namun di sisi lain penyetelan CAD memerlukan peralatan yang sangat mahal.

Umumnya, hanya militer, polisi, pemerintah pusat, lembaga penelitian kelas satu, sekolah terkenal, dan perusahaan-perusahaan besar dengan kemampuan finansial baik yang memiliki kemampuan dan dana untuk membeli peralatan penyetelan CAD dan personil terlatih yang terkait dengan penyetelan CAD, skenario yang mustahil bisa dilakukan oleh perusahaan kecil dan menengah atau penggunaan pribadi. Penyihir pada kategori terakhir biasanya menggunakan mesin penyetelan di Toko sihir sebulan sekali, atau Toko mekanikal service sekali atau dua kali sebulan sesuai jadwal check-up.

SMA Satu juga dianggap sebagai salah satu sekolah utama di negara ini, dan dengan demikian secara alami memiliki fasilitas khusus untuk digunakan oleh siswa. Sudah menjadi pemandangan umum kalau melihat siswa atau guru pengajar menjalani penyetelan CAD di sekolah.

Namun, karena keadaan khusus, rumah Tatsuya juga berisi peralatan penyetelan CAD.


◊ ◊ ◊


Setelah makan malam, di ruang basement yang telah diubah menjadi ruang penyetelan CAD, Tatsuya berbalik setelah mendengar suara dari satu-satunya penghuni lain di rumah ini.

"Tidak apa-apa, silahkan dan masuk saja. Sudah saatnya aku istirahat sebentar."

Tatsuya tidak berbohong, Mungkin karena Miyuki telah menunggu dalam jangka waktu tertentu berlalu sebelum mencoba untuk berbicara dengan Tatsuya.

"Permisi. Onii-sama, aku berharap kamu bisa mennyetelkan CAD milikku..."

Dia memegang CAD berbentuk ponsel.

Pada pendekatannya, bau sabun yang lembut dan harum menerjang indra.

Dia mengenakan jubah beludru besar yang sederhana, sesuatu yang sering terlihat ketika pemeriksaan medis.

"Apakah pengaturannya tidak sesuai?"

Pakaian itu dipakai oleh seseorang yang berniat melakukan penyetelan.

"Itu tidak mungkin! Penyetelan yang dilakukan Onii-sama selalu sempurna."

Karena tanggapannya selalu berupa pujian yang terbaik, hanya sedikit alasan untuk menyuruhnya berganti pakaian. Dari pengalaman sebelumnya, Tatsuya tahu bahwa mencoba untuk melakukannya adalah sia-sia.

Namun, terakhir kali mereka melakukan penyetelan menyeluruh adalah 3 hari yang lalu. Biasanya, mereka hanya melakukan penyetelan menyeluruh seminggu sekali kecuali ada alasan mendesak, pikir Tatsuya.

"Hanya saja, itu ..."

"Jangan khawatir tentang hal itu. Silakan dan katakan saja seperti yang biasa kamu lakukan."

"Maaf, aku benar-benar ingin Onii-sama untuk membantuku mengubah beberapa Rangkaian Aktivasi . ..."

"Apa, hanya itu saja. Kamu tidak perlu khawatir. Tadinya aku sempat khawatir sedikit."

Dia dengan lembut menyisir rambut adiknya dan mengambil CAD dari tangannya.

Miyuki menunduk malu.

"Jadi, sistem apa yang ingin kamu tambahkan?"

CAD Umum terbatas pada 99 Rangkaian Aktivasi terdaftar. Bahkan untuk CAD yang secara menyeluruh disesuaikan milik Miyuki, ini adalah batas yang tidak dapat diatasi.

Variasi dari Rangkaian Aktivasi tergantung pada di mana kombinasi Rangkaian Aktivasi berakhir dan di mana area kalkulasi sihir individu mulai dalam hal eksekusi. Pada kenyataannya, ada kombinasi yang tidak terbatas.

Secara umum, target, kekuatan, dan persyaratan akhir ditetapkan sebagai variabel yang akan dieksekusi oleh area kalkulasi sihir, semua kebutuhan lainnya akan dimasukkan ke dalam Rangkaian Aktivasi. Namun, tidak jarang juga kalau melihat kekuatan memiliki kuantitas rangkaian aktivasi yang lebih banyak untuk mengurangi eksekusi asam klorida dalam meningkatkan kecepatan rapalan. Banyak tipe sihir pertahanan yang mengandalkan diri sendiri sebagai penanda fisik dalam hubungannya sebagai target, sedangkan sihir tipe kontak fisik mengkuantifikasi semua hal. Semua ini diperkenalkan di kelas keterampilan praktek.

Miyuki termasuk golongan minoritas yang memasukkan banyak macam Rangkaian Aktivasi dengan kuantitas yang rendah, Rangkaian Aktivasi yang sangat fleksibel.

Bagi Miyuki yang masih berumur 15 tahun, yang bisa menguasai keterampilan sihir jauh melampaui apa yang bisa dilakukan oleh orang seusianya dan memiliki pengulangan sihir yang sangat bervariasi, 99 jenis itu jauh di bawah kemampuan Miyuki yang sebenarnya.

"Rangkaian Aktivasi tipe pengikat ... aku ingin menambah jenis Sihir Tempur Anti-Personil."

"Hm? kamu sudah memiliki sihir tipe kecepatan, jadi kamu perlu menambahkan jenis pengikat?"

Dari semua jenis sihir, spesialisasi Miyuki adalah sihir tipe kecepatan. Salah satu divisi dalam sihir tipe kecepatan adalah Sihir Pembekuan, yang mampu mengurangi suhu target sampai mendekati absolut nol.

"Onii-sama harusnya tahu bahwa sihir kecepatan jarang diarahkan pada individu dan sangat sulit digunakan. Pengurangan kecepatan parsial atau pembekuan parsial praktis tidak mungkin dilakukan, dan waktu rapalan sangat panjang. aku memikirkan hal ini setelah menonton pertandingan hari ini. aku cukup lemah dalam sihir yang menggunakan kecepatan sebagai fokus utama, dengan niat menggunakan kekuatan minimal dalam menaklukkan lawan.

"Hm ... Tapi aku tidak berpikir Miyuki sesuai dengan jenis sihir seperti itu. Menyerang sebelum lawan sudah siap dan menggunakan kecepatan untuk mengganggu lawan adalah strategi yang sah. Namun, menyerang dengan kekuatan dengan keunggulan mutlak, menggunakan Zona Interferensi untuk meniadakan sihir yang datang, kemudian menggunakan sihir yang bersifat lebih kuat dan dalam skala lebih besar dari kemampuan pertahanan lawan, apakah kamu tidak berpikir kalau gaya ortodoks lebih cocok untukmu ? "

Zona Interferensi melibatkan penggunaan kekuatan sihir sendiri untuk membatalkan sihir lawan dalam lingkungan sekitarnya pengguna. Hal ini terjadi ketika zona telah jenuh dengan sihir pengguna, menyebabkan zona "Tidak dapat Berubah", sehingga mengesampingkan upaya sihir lawan untuk menulis ulang lingkungan.

Seperti yang Tatsuya katakan, Zona Interferensi Miyuki itu sangat kuat. Bahkan dalam pertempuran sihir, sepertinya tidak mungkin dirinya akan terluka dengan cara apapun. Biasanya, siapa pun yang mengambil inisiatif akan memiliki keuntungan, ini adalah strategi fundamental dalam pertempuran sihir, tetapi ketika menghadapi lawan seperti Miyuki, keuntungan dalam merebut inisiatif akan sangat kecil.

"... Onii-sama tidak bisa melakukannya?"

Kemudian, dalam menghadapi pertanyaan adiknya, Tatsuya tidak bisa mengatakan "tidak".

"Tidak, bukan itu masalahnya. Itu benar ... Di Dewan Siswa, jika itu digunakan untuk melawan sesama siswa, maka strategi ini akan diperlukan. Aku mengerti. Dengan kondisi tidak mengurangi jumlah sihir saat ini, aku akan menyesuaikan kembali sistem dari Rangkaian Aktivasi."

Sekarang setelah adiknya menyatakan permintaannya, Tatsuya tidak menolak. Namun, dia tidak lupa dengan saran sebelumnya.

"Kau tidak mempertimbangkan untuk memakai CAD lain?"

"Hanya Onii-sama yang bisa memakai dua CAD bersamaan."

"Jika kamu berusaha melakukannya , maka kamu juga pasti bisa melakukannya."

Tatsuya memaksakan senyum saat ia meletakkan tangannya di atas kepala Miyuki saat ia menatapnya. Lembut membelai rambutnya atau kepalanya adalah salah satu metode dasar Tatsuya untuk meningkatkan mood adiknya.

Efeknya langsung terasa.

Miyuki menutup matanya karena kesenangan ketika kepala kecilnya benar-benar tenggelam dalam perawatan lembut dari kakaknya.

"Ayo kita mulai dengan pemeriksaan cepat."

Melihat bahwa suasana hati Miyuki yang menyenangkan telah kembali, Tatsuya berekspresi seperti seorang spesialis.

Enggan meninggalkan sentuhan kakaknya, Miyuki melangkah mundur dan melepas jubahnya.

Apa yang terlihat di depan mata Tatsuya adalah tubuh yang tidak berpakaian lengkap.

Saat ia berbaring di tempat tidur pemeriksaan, Miyuki hanya ditutupi oleh pakaian dalam putihnya.

Rapi dan putih bersih, tampaknya akan mengubah situasi yang bahkan lebih sensual.

Meskipun mereka saudara kandung, terhadap kecantikan Miyuki yang membuat napas terhenti, tidak ada orang yang bisa menjaga ketenangan mereka. Sikap Miyuki yang memancarkan pesona cukup untuk mendorong lelaki menjadi gila.

Mata adiknya tidak bisa menyembunyikan rasa malunya, tapi bahkan di bawah tatapan seperti itu, Tatsuya tetap diam, tidak mengungkapkan ekspresi emosional pribadi.

Saat ini, Tatsuya seperti mesin. Mengamati, menganalisis, seperti mesin perekam yang terbungkus dalam daging.

Sama sekali tidak terpengaruh oleh emosi, secara obyektif menganalisis situasi, sebuah kondisi ideal seorang penyihir yang berusaha untuk dicapai, namun demikian bisa diwujudkan oleh tubuh Tatsuya itu.


◊ ◊ ◊


"Kerja bagus, sudah selesai."

MKnR v01 17.jpg

Mendengar kata-kata Tatsuya itu, Miyuki meninggalkan tempat tidur dan berdiri.

Jenis pemeriksaan seperti ini tidak bisa didapatkan di mana saja.

Bahkan, Sangat jarang untuk dapat melihat pemeliharaan intens yang rinci semacam ini.

Fasilitas penyetelan di kampus hanya dilakukan dengan mengenakan sepasang headphone dan menempatkan tangan mereka pada touch pad untuk pemeriksaan.

Tatsuya menjaga matanya tidak melirik ke samping sementara menyerahkan jubah beludru kembali dipakai Miyuki, yang berekspresi murung sambil menatap punggung Tatsuya itu.

Kakak laki-lakinya duduk di kursi dengan sandaran yang hanya mencapai pinggang atas dan, seolah-olah tidak ada yang terjadi, menatap terminal.

Tidak, itu bukan "seolah-olah".

Sebenarnya, dapat diperkirakan bahwa tidak akan ada yang terjadi, karena ini adalah proses yang terjadi secara mingguan.

Hal ini akan terus dilakukan tanpa akhir dan mereka secara sadar menyadari keberadaan setiap individu.

Meskipun rasa malunya belum hilang, dan sadar bahwa rasa malu ini adalah sesuatu yang tidak boleh hilang, dia tidak punya pikiran untuk mengambil langkah berikutnya.

Dia memaksa dirinya untuk tidak memikirkan langkah berikutnya.

Jika kakak laki-lakinya bisa menjaga ketenangannya, ini juga sesuatu yang bisa membuat Miyuki senang.

-Kalau saja itu seperti biasa.

"Onii-sama cukup licik ..."

"Miyuki?"

Mendengar suara Miyuki yang lembut dan indah, Tatsuya dengan cepat merespon.

Sangat jarang mendengar Onii-sama mengggunakan kata-kata yang ragu-ragu seperti itu, suara yang terburu-buru.

Setelah mendengar itu, seseorang yang detak jantungnya menjadi tidak menentu, yang suhu tubuhnya naik, dan yang hatinya cukup bernyanyi dalam kenikmatan tak lain adalah diri Miyuki.

Dengan jubah beludru yang hanya menutupi bahu dan tidak menutup bagian depan, Miyuki menekan dadanya ke punggung Tatsuya, dengan lembut menggosok wajahnya ke pipi Tatsuya, dan terus berbisik pelan ke telinga kakaknya.

"Miyuki sangat malu, tapi Onii-sama hanya seperti biasa, benar-benar tanpa ekspresi ..."

"Eh, Miyuki, ada apa denganmu ....?"

"Atau, apakah kamu tidak melihatku sebagai seseorang dari lawan jenis ?"

"Jika aku melihatmu seperti itu, maka kita akan berada dalam masalah serius!"

Itu benar. Pada saat itu, ketika kata-kata ini akan menjadi topik pembicaraan, alam bawah sadarnya membentuk rantai yang secara paksa menyeretnya kembali ke garis pemikiran ini.

"Apakah Onii-sama tidak tertarik pada Miyuki? Apakah Onii-sama lebih tertarik pada seseorang seperti Saegusa-senpai? Atau, mungkin seseorang seperti Watanabe-senpai? Hari ini, percakapan kalian itu tampak penuh rasa cinta..."

"Kamu mendengar pembicaraanku?"

Tampaknya itu sangat tidak mungkin.

Miyuki seharusnya berada di Ruang Dewan Siswa dan sedang dibimbing langsung oleh Azusa dalam hal menggunakan sistem komputer.

Di atas semua itu, bahkan jika seseorang menguping, tidak mungkin Tatsuya tidak bisa mendeteksi hal itu.

Namun,sekarang Tatsuya tidak punya waktu untuk mengumpulkan analisa-analisa ini menjadi argumen.

"Aha, seperti yang kubayangkan! Mereka berdua memang wanita cantik!"

"Ada apa, Miyuki? Apakah kamu tidak salah paham akan sesuatu?"

"Onii-sama sedang ditarik oleh dua senpai yang cantik di kedua sisi."

Tiba-tiba, Miyuki memegang CAD di tangan kirinya.

"Ini adalah hukuman untukmu !"

"Ah!"

Tanpa diduga, itu bukan sihir, tapi gelombang Psion yang dilepaskan oleh Miyuki yang menyebabkan tubuh Tatsuya untuk kejang dan jatuh dari kursi.


“[Self Restoration, Auto Start.]”

“[Core Eidos Data, Read from Backup.]”

“[Load Magic Sequences – Complete.Self Restoration - Complete ]”


Kehilangan kesadaran instan tidak berlangsung lebih dari sedetik.

Dia tidak pernah kehilangan kesadaran lebih lama dari kejadian itu.

Tubuh fisiknya tidak memungkinkan dia untuk pingsan dalam durasi yang lebih lama dari waktu itu.

Ini adalah sihir pribadinya, kutukan pada dirinya.

Saat ia membuka matanya secara alami, apa yang dilihatnya adalah wajah yang indah menatap padanya.

"Onii-sama, selamat pagi."

"... Apakah aku melakukan sesuatu menyebabkan kamu tidak senang?"

"Aku minta maaf, aku sedikit berlebihan dengan leluconku."

Meskipun suaranya penuh minta maaf, wajah Miyuki tersenyum sekali lagi.

Senyum yang mampu melumpuhkan bahkan sikap galak orang dewasa, senyum manis yang cocok dengan usianya yang jarang Miyuki lakukan.

Melihat wajah tersenyum itu, bahkan ia tidak bisa melakukan apa-apa, pikir Tatsuya.

Pada kenyataannya, bukankah ini tidak persis seperti sepasang bersaudara yang sedang bermain-main.

Pada akhir hari itu, adiknya tidak akan benar-benar mampu melakukan sesuatu yang dapat menyakitinya.

"Tolong, jangan terlalu keras padaku ..."

Menggenggam tangan adiknya, Tatsuya bergumam ketika dia juga tersenyum.


◊ ◊ ◊


Miyuki terbangun tepat waktu seperti biasanya.

Tapi dibandingkan waktu bangun tidur biasanya, suasana hatinya lebih buruk.

Mungkin otaknya masih kacau karena tidur.

Rumah ini saat ini tidak terasa kehadiran kakaknya.

Dia mungkin telah berangkat untuk latihan pagi.

Hal ini terjadi setiap hari.

Kakak laki-lakinya, yang selalu tidur lebih telat dari yang dia lakukan, tapi juga selalu bangun sebelum yang dia lakukan.

Seperti kemarin, sangat langka baginya untuk bangun terlebih dahulu.

Sebelumnya, dia khawatir bahwa kakaknya akan merusak tubuhnya sendiri.

Sekarang dia mengerti bahwa kekhawatiran tersebut tidak ada artinya.

Kakaknya, orang yang spesial.

Orang-orang di sekelilingnya memanggilnya jenius.

Itu adalah pujian yang mereka berikan kepada orang yang spesial, orang-orang yang berbeda dari diri mereka sendiri.

-Pada kenyataannya, mereka tidak mengerti apa-apa.

Siapa yang benar-benar mengesankan, spesial, bonafide jenius, seharusnya adalah kakak laki-lakinya.

Orang yang ada dalam dimensi yang berbeda.

Mereka bahkan tidak bisa memahami itu.

Bagi mereka yang menyembunyikan kecemburuan pribadi mereka untuk menyanjung orang lain, mereka mungkin tidak bisa mengerti.

Bakat sejati yang bertengger di atas manusia yang lebih rendah, yang menyebabkan ‘ Teror ‘ yang melampaui kecemburuan.

Bukan kagum, tapi teror.

Pria yang seharusnya adalah ayah dari dua bersaudara itu bertekuk lutut di depan teror itu. Dan dalam menghadapi teror itu, ia meremehkan dan melecehkan anaknya sendiri. Semua ini yang ia sadari.

Kakak laki-lakinya percaya bahwa ia tetap tidak tahu.

Padahal sebenarnya, dia pura-pura tidak tahu.

Ayah - orang yang sampai hari ini masih berusaha untuk meremehkan bakat kakaknya, untuk memberinya rasa aman dari kekalahan palsu, berusaha untuk membentangkan sayap semangat dan ambisinya. Semua ini yang Miyuki tahu.

Memang lucu.

Dia awalnya berusaha untuk mengurung kakak laki-lakinya, hanya untuk menyadari dirinya hancur oleh fakta bahwa bakat anaknya jauh melampaui dirinya sendiri.

Anak yang memperoleh "sumber" yang ia butuhkan untuk ditukar dengan kebebasannya.

Ayah mereka hanya bisa melihat pengikat terakhir lepas, dan terpaksa untuk melepaskannya.

Satu-satunya hal yang ayahnya bisa lakukan adalah mendapat gelar palsu itu, dan mengumpulkan pujian kosong dari orang lain.

Orang itu tidak tertarik dalam hal ini, dia mungkin menyadari hal ini dengan baik juga.

... Miyuki tidak mampu mengendalikan pikirannya sendiri.

Seolah-olah dia bukan dirinya sendiri melainkan orang lain ketika berpikir tentang hal ini.

Mungkin belum sepenuhnya sadar, pikir Miyuki.

Pasti karena kurang tidur.

Penyebabnya sangat jelas.

Itulah alasan di balik tindakan yang dilakukannya kemarin.

Momen itu menjadi damai dengan sempurna.

Langka kalau melihat kakak laki-lakinya begitu terburu-buru, pemandangan itu terasa lucu dan imut.

Suasana hatinya sangat menyenangkan.

Namun, setelah terpisah dari kakaknya dan berbaring sendirian di tempat tidur, seakan rasa damai itu menghilang.

Dadanya berdenyut-denyut dan dia tidak bisa tidur.

Kegelisahan merasuki; tidur tetap sulit dijalani.

Ini pasti cinta.

Tapi,

Itu bukan gairah cinta romantis.

Dan itu bukan kasih sayang dari cinta romantis.

Karena orang itu adalah kakak laki-lakinya. Kakaknya yang berhubungan darah. Sejak saat itu 3 tahun yang lalu, ketika ia pertama kali menyadari tentang hubungan mereka.

3 tahun yang lalu, karena diselamatkan oleh orang tersebut dan mengetahui kebenaran itu, aku telah bekerja keras untuk menjadi adik yang layak bagi orang itu.

Aku selalu bermimpi, bahwa suatu hari aku akan mampu membantu orang itu, sama seperti dia selalu membantuku. Aku ingin menjadi salah satu orang yang bisa jadi sandarannya, beginilah bagaimana aku merasionalisasi hal itu.

Dari orang itu, aku tidak menuntut apa-apa.

Karena hidup ini yang seharusnya sudah memudar dalam kenangan, telah diselamatkan oleh orang itu.

Meskipun sekarang aku hanya belenggu yang mengikat orang itu di tempat ini.

Tapi suatu hari, aku ingin menjadi kunci yang membebaskan dirinya.

Aku ingin menjadi orang yang bisa membantu dia.

Hal pertama adalah dengan mempersiapkan sarapan.

Sementara dia mungkin bisa makan di sana,

Onii-sama mungkin akan dengan patuh kembali ke rumah dengan perut kosong.

Menyediakan sarapan yang lezat untuk dinikmati Onii-sama.

Itulah yang bisa kulakukan sekarang.

Miyuki langsung berdiri, dan meregangkan dirinya kemudian keluar dari kamar.


Chapter 5[edit]

Ada banyak hal-hal khusus di SMA divisi sihir, tetapi sistem dasar yang ada di sekolah sihir tidak berbeda dari sekolah biasa.

Di SMA Satu, ada banyak kegiatan klub.

Seperti halnya sekolah normal pada umumnya, untuk menjadi klub resmi, kalian harus memiliki jumlah minimum anggota dan memiliki track record yang baik.

Tapi, karena sekolah ini memiliki hubungan erat dengan sihir, ada beberapa klub yang hanya bisa eksis dalam SMA sihir.

Dalam permainan sihir utama, SMA Satu sampai SMA Sembilan dalam Akademi Sihir sering bersama dan memiliki kompetisi. Hasil dari kompetisi ini sering menjadi peringkat dari berbagai sekolah ini. Tergantung pada sekolahnya, mereka mungkin lebih menekankan terhadap permainan ini daripada sekolah olahraga paling bergengsi. Jika klub mampu menampilkan performa dengan baik dalam "Kompetisi Sembilan Sekolah ", maka anggaran klub dan anggotanya menerima perlakuan khusus.

Mencari dan mendapatkan siswa baru yang berbakat telah menjadi tugas yang paling penting setiap tahun karena itu akan memperkuat pengaruh yang klub miliki di kampus, dan tugas ini mendapat dukungan penuh dari sekolah. Itu sebabnya selama musim-musim seperti ini, klub-klub bertempur sengit untuk mendapatkan siswa baru sebanyak mungkin.

"... Dan karena itulah semua jenis masalah muncul setiap tahun."

Di Ruang Dewan Siswa.

Sambil mencicipi bento buatan tangan Miyuki, Tatsuya mendengarkan penjelasan Mari.

"Permohonan dari klub sangat sengit, dan sering mempengaruhi kelas. Tak bisa terhindarkan karena hanya ada batas waktu 1 minggu bagi mereka untuk mendapatkan siswa baru sebanyak yang mereka bisa."

Mayumi, yang duduk di samping Mari, menjelaskan.

Yang duduk dekat dengan Tatsuya adalah Miyuki sendiri, seolah-olah tempatnya memang di sana.

Suzune dan Azusa tidak ada di sana. Mereka hanya datang ke ruang itu kemarin karena Mayumi mengundang mereka, biasanya mereka makan siang dengan teman sekelas mereka.

Mari, seperti yang dilakukannya kemarin, menikmati makan siang buatannya sendiri. Mayumi sedikit marah karena hanya dia satu-satunya yang memakan makan siang buatan mesin penyedia makanan, tapi suasana hatinya sepertinya akhirnya pulih. Dia bahkan berseru bahwa dia akan mulai membuat makan siang sendiri mulai besok.

"Selama masa-masa seperti ini, berbagai klub membawa keluar tenda sekaligus. Ini seperti sebuah festival kecil sedang terjadi di sini. Bahkan ada daftar rahasia yang berisi nama semua siswa yang mencetak nilai tinggi pada ujian masuk, dan aku yakin orang-orang orang itu akan sangat ditargetkan oleh klub. Jelas, ada aturan di tempat yang menghukum klub dan anggotanya jika mereka melanggarnya, tidak jarang juga melihat adu jotos atau sampai menembakkan sihir."

Ekspresi wajah Tatsuya tampak terkejut setelah mendengarkan penjelasan Mari.

"Aku pikir membawa CAD itu dilarang?"

Masih mungkin untuk bisa menggunakan sihir tanpa CAD, tetapi sesuatu seperti "penembakan " sihir pasti membutuhkan CAD bagi kebanyakan orang.

Mari menjawab pertanyaan Tatsuya.

"Sekolah memberi mereka izin sehingga mereka dapat melakukan 'demonstrasi'. Ada pertunjukan sederhana di tempat, tapi kegiatan itu masih dapat dimaklumi. Karena itu, selama masa seperti ini, tempat ini menjadi zona tanpa hukum yang penuh kekacauan."

Yah pantas saja, pikir Tatsuya. Mengapa sekolah mengizinkan hal seperti itu ... biasanya mereka akan membuat pertunjukan seperti ini dengan lebih ketat.

Sebelum Tatsuya bisa merumuskan pertanyaan, Mayumi memberikan jawabannya.

"Aku percaya itu terutama karena sekolah ingin setiap klub mendapat nilai tinggi pada Kompetisi Sembilan Sekolah. Aku yakin sekolah tidak akan keberatan kalau beberapa aturan dilanggar selama mereka bisa meningkatkan kemungkinan itu dengan merekrut lebih banyak siswa menjadi anggota klub mereka."

Pemerintah melarang partisipasi wajib dalam kegiatan ekstra kurikuler seperti yang terjadi lebih dari 10 tahun yang lalu karena hal itu mengabaikan hak-hak siswa. Karena itu, sekolah tidak bisa berbuat apa-apa selain membiarkan berbagai klub merekrut anggota seperti yang mereka inginkan.

"Nah, seperti itulah situasi kita saat ini. Dimulai dari hari ini, Komite Disiplin akan keluar semua. Wah, aku senang kita mampu untuk menutup semua kursi kosong kita di komite."

Saat Mari mengatakan itu, Mayumi menunjukkan tatapan sarkastik ke sisinya.

"Aku senang kamu bisa menemukan seseorang yang begitu berbakat, Mari."

Melihat bagaimana dia mengabaikan tatapan itu dengan senyum, itu tampak seakan-akan mereka sering melakukan hal semacam ini.

Setelah menghabiskan gigitan terakhir dan meletakkan sumpit ke bawah, cangkirnya sedang diisi dengan teh panas oleh orang sampingnya.

Setelah meminum beberapa teguk, Tatsuya mencoba untuk memberi perlawanan kecil.

"Nah, setiap klub pasti akan menargetkan siswa dengan nilai tertinggi, yang berarti siswa jalur 1, kan? Aku tidak bisa membayangkan apakah aku akan ada gunanya dalam kasus itu."

Hanya siswa jalur 2 yang seharusnya menangkap siswa jalur 2 . Dia menggunakan argumen Mari kemarin terhadap dirinya.

"Siapa yang peduli tentang hal itu. Aku mengharapkanmu."

Mari benar-benar mengabaikannya.

Tatsuya tidak bisa membalasnya.

"... * phew *, aku mengerti. Aku berasumsi kita mulai bekerja sepulang sekolah?"

"Tepat setelah kamu selesai dari kelas, datang saja ke markas."

"Mengerti."

Tatsuya menerima kata-kata Mari dengan tenang. Sulit untuk mengatakan jika tindakannya itu jantan atau dia hanya menyerah.

Duduk di sampingnya, Miyuki bertanya. "Presiden, apakah kita akan bergabung dalam patroli juga?"

Miyuki menyebut "kita" seperti dalam anggota Dewan Siswa. Tatsuya tersenyum, melihat bagaimana adik tercintanya bisa beradaptasi dengan begitu cepat meskipun dia bisa kesulitan di sekitar orang lain.

"Aku akan menugaskan A-chan sebagai pendukung. Hanzo-kun dan aku akan standby di markas, sehingga kamu dan Rin-chan harus tinggal di sini."

"Mengerti."

Miyuki mengangguk patuh, tapi Tatsuya bisa melihat bahwa dia sedikit kecewa. Bidang keahliannya mungkin bukan bertempur tetapi keterampilannya cukup tinggi. Dia mungkin hanya ingin menguji sihir baru tipe penahan yang ditambahkan dalam Rangkaian Aktivasi nya.

Tapi, ketika Tatsuya menanyakan hal itu, ia berteriak "Tidak, bukan itu!" dan diam-diam menambahkan " Onii-sama bodoh ", yang mungkin terdengar seperti kutukan tergantung pada bagaimana orang yang mendengarkannya. Kemudian Tatsuya bertanya-tanya,

"Nakajou-senpai sebagai pendukung?"

Klaim halus yang mengatakan bahwa Azusa mungkin tidak dapat diandalkan untuk pekerjaan itu.

Meskipun hanya sebuah "klaim halus".

"Aku tahu kamu gelisah memikirkan dirinya kalau hanya melihat penampilan luarnya, tapi kamu harus tahu Tatsuya, penampilan bisa menipu."

"Aku mengerti itu, tapi ..."

Tatsuya terutama menunjuk pada sikap pemalu Azusa.

Mayumi mengerti apa yang Tatsuya berusaha untuk katakan dan tertawa.

"Nah, sikap pemalunya mungkin bisa menjadi sedikit buruk kadang-kadang, tapi jangan khawatir, sihir A-chan akan berguna dalam situasi ini."

Dia menyeringai mirip dengan yang dilakukan Mari.

"Kamu tahu pada saat-saat seperti ini ketika kamu mungkin melihat kerumunan banyak orang akan menjadi liar, Sihir Azusa - Azusayumi [4] - benar-benar bisa efektif "..

Sihir modern adalah teknologi di mana sebagian besar sihir dirumuskan dan dibagi. Tentu saja, ada beberapa sihir privat yang tidak dikenal masyarakat, tetapi kebanyakan sihir itu terdaftar dalam database. Sebagian besar sihir hanya dikategorikan berdasarkan "jenis" dan "efek", tetapi beberapa sihir yang memiliki orisinalitas tinggi sering diberi nama spesifik.

"Azusayumi? Aku tidak yakin ada nama sihir yang spesifik resmi seperti itu. Apakah termasuk Sihir Sistematik Eksternal?"

Tatsuya memikirkannya, tapi kemudian menyimpulkan bahwa tidak ada sihir terdaftar yang dikenal dengan nama "Azusayumi". Ia hanya bertanya apakah itu Sihir Sistematik Eksternal karena sihir yang tidak terdaftar biasanya Sihir Sistematik Eksternal.

"... Jangan katakan kamu hafal setiap nama sihir yang spesifik."

Alih-alih menjawab pertanyaannya, Mari mengeluarkan suara kagum.

"... Tatsuya-kun, kamu pasti memiliki suatu koneksi satelit yang selalu menghubungkanmu ke database besar atau sesuatu semacam itu."

Mayumi menjawab sembari melebarkan matanya.

Miyuki hendak meledak dengan tawa, tapi ini bukan pertama kalinya orang-orang bertanya pertanyaan semacam ini, sehingga dia mampu mempertahankan sikap ketenangan yang rendah hati.

Sihir modern didasarkan pada studi tentang kekuatan supranatural. daripada mengkategorikan sihir dengan aspek visualnya, seperti api yang membakar atau angin bertiup, mereka mengkategorikan sihir itu sesuai dengan dampaknya.

"Kecepatan, Berat", "Gerakan, Osilasi", "konversi, menghilang", dan "Menyerap, Penyebaran" dikenal sebagai 4 Sistem / 8 Jenis sihir. Memang, ada beberapa pengecualian untuk kategori ini. Sihir yang bukan merupakan bagian dari 4 Sistem / 8 Jenis sihir ini dipecah menjadi 3 kategori. Salah satunya adalah sihir jenis persepsi yang dikenal sebagai "ESP" (Extra Sensory Perception, bukan Extra Special Power). Lainnya adalah sihir yang tidak bertujuan untuk mengubah fenomena dengan menulis ulang sementara information body yang terkait dengan fenomena, "Eidos", tetapi bertujuan untuk mengontrol Psion itu sendiri, sihir seperti ini dikenal juga sebagai Sihir Non-sistematik.

Sihir spesialisasi Mayumi yaitu Sihir pelepasan partikel adalah tipe Sihir Non-Sistematik. Sihir yang Tatsuya gunakan ketika meng-KO Hattori juga masih termasuk Sihir Non-Sistematik ( daripada disebut Sihir Osilasi ), tapi karena manipulasi Psion secara teknis adalah bagian dari 4 Sistem / 8 Type, perbedaan antara keduanya dianggap sepele.

Dan tipe ketiga bukanlah sesuatu yang memanipulasi benda-benda fisik, tetapi roh spirit. Jenis sihir hanya disebut sebagai Sihir sistematik eksternal karena sihir ini tidak termasuk semua jenis sistem. Beberapa contoh sihir dalam karakter ini termasuk sihir yang memanipulasi makhluk spiritual, membaca pikiran, pemisahan spirit, dan bahkan mengendalikan pikiran.

"Seperti yang mungkin Tatsuya sudah ketahui, 'Azusayumi' milik A-chan adalah Sihir Sistematik Eksternal manipulatif informasi. Dalam area tertentu, dia bisa menempatkan beberapa orang di bawah sebuah sikap atau posisi dan membimbing mereka sesuai yang dia inginkan."

Setelah terkejut beberapa kali, Mayumi akhirnya memberikan jawaban atas apa itu "Azusayumi". “ Sihir Sistematik Eksternal manipulatif informasi “adalah jenis sihir gangguan mental yang tidak hanya mengontrol pikiranmu, tetapi juga perasaanmu.

"Azusayumi bukanlah sesuatu yang merampas atau menguasai kesadaranmu, sehingga tidak membuat lawan benar-benar tak berdaya. Sebaliknya, bukan hanya mempengaruhi individu, hal itu mempengaruhi sekelompok orang. Jadi itu adalah jenis sihir yang sempurna untuk menenangkan kerumunan liar jika ada orang-orang yang bersikap berlebihan."

Setelah mendengar penjelasan tambahan dari Mari, Tatsuya berekspresi serius.

"... Apakah tidak ada pembatasan terkait dengan jenis sihir seperti itu?"

Sihir Sistematik eksternal memiliki banyak efek khusus, jadi ada batasan ketat yang diberlakukan pada sihir seperti itu, lebih daripada tipikal 4 Sistem / 8 Jenis sihir. Di luar itu, pembatasan yang paling keras ada pada Sihir Interferensi Mental. Seperti dijelaskan, jenis sihir ini dapat menjadi alat cuci otak yang menakutkan. Orang-orang dalam keadaan terhipnotis sangat rentan terhadap perintah. Jika jenis keberadaan sihir ini dikenal, pemerintah tirani, teroris, kultus, dan sejenisnya pasti akan melakukan apa saja untuk menempatkan tangan mereka di atasnya. Tapi ketika Tatsuya menunjuk tentang hal itu, Mayumi menjawab "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan" sambil terkekeh.

"Apakah kamu pikir A-chan adalah tipe orang yang akan bekerja sama dengan diktator?"

"Nah, ada kasus di mana dia bisa dipaksa untuk bekerja sama."

"Tidak mungkin. Dia dapat berlinang air mata hanya dengan menemukan sejumlah kecil uang di lantai. Aku tidak bisa membayangkan kalau dia akan bisa berkonsentrasi pada sihir dengan semua rasa bersalah yang akan menghancurkan dia."

Sudah jadi pengetahuan umum bahwa kondisi mental kamu akan mempengaruhi sihirmu. Jika dia adalah orang yang baik hati, maka pemikiran tentang kejahatan mengerikan seperti cuci otak masal bisa membuatnya tidak dapat menggunakan sihir. Nah, cara lain untuk melihat hal itu adalah, jika dia itu lemah-hati, kemudian seseorang bisa hanya membuat dia bergantung pada mereka dan memanipulasinya seperti itu, tetapi tidak ada alasan untuk jalan pikiran seperti itu saat ini. Saat ini, ada masalah yang lebih mendasar.

"Aku yakin bahwa hukum tentang pembatasan Sihir interferensi mental berlaku tidak peduli jenis orang seperti apa Nakajou-senpai itu ..."

Setelah Miyuki menunjukkan hal itu, Mayumi tampaknya kehilangan kata-kata.

"Um ..., jangan khawatir Miyuki-san. Bukan berarti dia bisa menggunakannya di luar sekolah."

Jawaban gelisah yang dia katakan terdengar tidak masuk akal. Dia tidak tampak seperti tipe orang yang menunjukkan kelemahan mereka ketika mereka sedang terpojok, tetapi jika bukan karena bantuan Mari, pasti dia akan menggali dirinya ke dalam lubang yang lebih dalam.

"Mayumi ... kalau kamu bicara seperti itu pasti akan membuat orang salah paham. Nakajou diberikan izin untuk menggunakannya Sihir Sistematik eksternal hanya ketika berada di lingkungan sekolah. Nah, kita menggunakan metode backdoor yang sering digunakan oleh Lembaga Penelitian dengan memberikan alasan untuk pengecualian seperti, ‘pembatasan penggunaan untuk mempermudah penelitian secara ilmiah '."

"Jadi begitu."

"Aku tidak tahu kamu bisa melakukannya seperti itu."

"Ya, kamu bisa ..."

Shiba bersaudara mengangguk karena sudah paham pada penjelasan Mari sementara Mayumi tertawa gugup.


◊ ◊ ◊


Ketika Tatsuya sedang menuju markas Komite Disiplin seusai pelajaran, suara bernada tinggi memanggilnya.

Ketika dia berbalik, seorang gadis kurus dengan rambut dipotong pendek menyambutnya.

"Aku terkejut Erika ... kamu sendirian?"

"Apakah itu sesuatu yang bisa membuatmu terkejut? Aku tidak merasa diriku sudah berjanji dengan orang lain dan pergi dengan mereka."

Sekarang setelah Erika mengatakannya, ada beberapa contoh yang bisa Tatsuya pikirkan.

"Lagi pula Tatsuya-kun, apa yang akan kamu lakukan tentang klub? Mizuki mengatakan ia akan bergabung dengan klub seni. Dia mengundangku untuk bergabung dengannya, tapi aku bukan tipe artistik, jadi aku hanya berjalan di sekitar untuk melihat apakah ada sesuatu yang lebih menyenangkan untuk dilakukan."

"Bukankah Leo juga mengatakan bahwa dia memilih sesuatu?"

"Klub Pecinta Alam, kan? Itu memang benar-benar cocok untuknya."

"Yah ... itu tampaknya cocok bagi dirinya."

"Klub Pecinta Alam di sekolah kita lebih berfokus pada kelangsungan hidup daripada sekedar mendaki. Serius deh, hampir seakan-akan klub itu memang dibuat untuk dirinya."

Caranya yang secara halus mengutuk hal itu hampir membuatnya tampak seperti dia sedang bosan.

"Hei Tatsuya, jika kamu belum bergabung dengan klub, apakah kamu ingin melihat di sekitar denganku?"

Tatsuya tidak bisa terang-terangan menolak karena Erika tampaknya sedang kesepian, tapi jika Tatsuya menunjukkan hal itu padanya maka dia pasti akan marah padanya .

"Sejujurnya, tampaknya Komite Disiplin sudah menggunakanku sesuka mereka. Mungkin aku bisa berjalan-jalan denganmu, tapi aku harus melakukannya sebagai patroli. Jika hal itu tidak apa-apa denganmu maka aku bisa melakukannya."

"Hmmmmm ... ah, baik. Ayo kita bertemu di depan kelas nanti."

Erika tampak berpikir keras sebelum mengangkat bahu seakan-akan dia enggan untuk pergi bersama dengannya, tapi senyum di wajahnya menghilangkan ekspresi gerakan palsunya.


◊ ◊ ◊


"Mengapa kamu di sini?"

Begitulah reuni dimulai.

"Bukankah kamu bertindak agak kasar?"

Tatsuya menghela napas dan mengatakan dengan suara lelah, tapi ini hanya menyebabkan perlawanan lebih.

"Apa!"

Dia tampak seperti dia hendak merangsek ke depan, namun,

"Diam kalian pendatang baru."

Teriakan cepat dari Mari membuat Morisaki Shun berdiri tegak dan menutup mulutnya.

"Ini merupakan pertemuan resmi untuk Anggota Komite Disiplin, Setiap orang di sini adalah anggota dari Komite Disiplin. Setidaknya ingat itu dalam kepalamu sebelum kamu berteriak seperti itu."

"Aku minta maaf!"

Betapa menyedihkan, wajah Morisaki yang menunjukkan ketegangan dan ketakutan. Dia dibawa ke sini hanya dalam dua hari yang lalu oleh Mari. Tidak hanya itu, ia masih merasa panas akibat teguran dari Presiden Dewan Siswa, beban yang berat bagi siswa baru yang serius seperti dia.

"Oh baiklah, silahkan duduk."

Mari berekspresi gugup saat ia memerintahkan siswa kelas satu berdarah panas itu untuk duduk. Dilihat dari sikapnya, dia tidak tampak seperti tipe orang yang akan merasakan kenikmatan ketika menindas orang-orang yang lebih lemah dari dirinya.

Morisaki duduk di kursi menghadap Tatsuya. Itu adalah pengaturan tempat duduk yang tidak diinginkan bagi mereka berdua, tetapi mereka tidak bisa apa-apa karena mereka adalah anggota terbaru. Menjadi bawahan berarti mereka harus duduk di tepi meja, saling melotot.

"Semua orang sudah di sini?"

Setelah 9 orang memasuki ruangan, Mari berdiri.

"Oke, dengarkan. Awal dari minggu gila sudah dimulai lagi. Bagi Komite Disiplin, ini akan menjadi rintangan besar pertama yang harus kita atasi di awal tahun. Tahun lalu, ada orang-orang tertentu di sini yang bergabung dan menyebabkan kegemparan selama periode ini, dan ada orang lain yang mencoba untuk menghentikannya tetapi akhirnya membuat hal itu lebih buruk. Tolong pastikan untuk siap-siap tahun ini,.. Aku tidak mau memberikan teguran kepada siapa pun. Aku ulangi, anggota Komite Disiplin tidak akan menjadi orang-orang yang menyebabkan masalah tahun ini."

Beberapa anggota hanya duduk di sana dan mengangkat bahu. Tatsuya, di sisi lain, tampaknya selalu masuk ke beberapa jenis masalah, sehingga ia berjanji pada dirinya sendiri untuk ekstra hati-hati kali ini.

"Untungnya, kita mampu menemukan pengganti dalam waktu yang tepat untuk menutupi lubang yang ditinggalkan orang-orang yang sudah lulus. Aku akan memperkenalkan mereka. Berdiri."

Meskipun ada tidak ada latihan atau apa pun, keduanya mampu berdiri dengan cepat tanpa kekacauan. Tapi, keduanya memiliki ekspresi wajah yang sama sekali berlawanan.

Morisaki tidak mampu atau bahkan tidak repot-repot untuk menyembunyikan ekspresi wajah gugup, tapi caranya berdiri tegak menunjukkan antusiasmenya, dan secara kontras, Tatsuya hanya berdiri dengan tenang dan terkendali.

"Morisaki Shun dari 1A dan Shiba Tatsuya dari 1E. Keduanya akan berpartisipasi dalam patroli mulai dari sekarang."

Ada bisik-bisik di ruangan itu setelah mendengar nomor kelas Tatsuya itu. Tapi karena itu adalah kantor pusat di mana mereka akan ditegur jika setiap siswa menggunakan kata ofensif, Tatsuya tidak mendengar siapa pun menggunakan kata "Weed".

"Dia akan dipasangkan dengan siapa?"

Sebaliknya, ada beberapa orang yang menanyakan pertanyaan tentang dia. Salah satu orang yang mengangkat tangannya adalah siswa kelas 2 bernama Okada. Dia adalah salah satu orang yang dipilih oleh guru.

"Seperti yang sudah aku jelaskan sebelumnya, selama minggu perekrutan klub, semua orang akan patroli atas kemauan sendiri. Para pendatang baru tidak akan mendapat pengecualian untuk ini."

"Apakah mereka bahkan berguna?"

Secara formal, pertanyaan yang menunjuk baik Tatsuya dan Morisaki, tetapi dengan cara matanya memandang dada kiri Tatsuya menunjukkan bahwa itu ditujukan hanya ke arahnya.

Sesuatu yang sudah dibayangkan Tatsuya, jadi dia hanya membiarkan Mari menangani semuanya. Tapi Mari, di sisi lain, sudah muak melihat wajah Okada.

"Jangan khawatir, mereka akan berguna. Aku pernah melihat keterampilan Shiba dengan mataku sendiri dan Morisaki juga cukup kompeten dengan manipulasi perangkatnya,. Ia hanya bernasib buruk dengan lawannya. Jika kamu masih cemas, mengapa kamu tidak berpasangan dengan Morisaki."

Mari mengeluarkan jawaban yang sembrono seakan dia sudah bosan dengan ini, tapi Okada menyembunyikan seringai-nya dan, kembali dalam ketenangannya, mengeluarkan kata-kata sarkastik "Tidak apa-apa".

"Masih ada yang ingin mengatakan sesuatu ?"

Tatsuya terkejut dengan sikap Mari yang provokatif karena itu membuatnya tampak seperti dia sedang mengajak perkelahian dengan semua orang. Tapi selain Tatsuya dan Morisaki, tidak ada yang terlalu memperhatikan hal itu. Para anggota lain berlaku seperti itu sudah menjadi rutinitas sehari-hari. Tampaknya ada beberapa konflik yang mengakar dalam komite, tetapi pemimpin di sini tampaknya menjadi orang yang mengaduk konflik ini.

"Kita akan menyimpulkan pertemuan ini. Patroli akan dilakukan sesuai dengan rencana. Apakah ada yang keberatan dengan ini?"

Ada beberapa orang yang tampaknya ingin mengatakan sesuatu, tapi mereka bukan orang-orang yang aktif menentang gagasan.

"Oke, baiklah, jalankan. Jangan lupa bawa perekam kalian. Aku akan menjelaskan hal ini pada Shiba dan Morisaki. Yang lain, mobilisasi!"

Semua orang berdiri tegak, menempatkan tumit mereka bersama-sama, dan menggunakan tangan kanan mereka untuk memukul dada kiri mereka. Tatsuya bertanya-tanya apa yang sedang terjadi, tapi ia tahu kemudian bahwa ini adalah sikap hormat tradisional yang Komite Disiplin gunakan. Ada aturan lain seperti mengatakan "Selamat pagi", tidak peduli apa waktu itu, dan semacamnya.

Keenam anggota lainnya mulai meninggalkan ruangan satu demi satu. Koutarou dan Sawaki, yang terakhir meninggalkan tempat, mengatakan "Jangan berusaha terlalu keras" dan "Jika kamu memiliki pertanyaan jangan ragu untuk bertanya kepadaku" ketika mereka meninggalkan tempat (jelas siapa yang bicara dengannya ). Ketika Tatsuya bersikap sopan (setidaknya secara formal) kepada mereka berdua, Morisaki memelototinya dengan kesal. Mari melihat ini dan menahan menghela nafas sambil merasakan sakit kepala akan datang.

"Pertama, aku akan memberikan kalian ini."

Mari memberikan dua sebuah gelang dan perekam video kecil.

"Pasang perekam di saku dada. Ini disesuaikan di mana lensa akan keluar dari saku. Yang harus kalian lakukan adalah menekan tombol perekaman di sebelah kanan."

Ketika mereka menempatkan perekam di saku mereka seperti yang diceritakan, lensa muncul keluar, siap untuk merekam.

"Pastikan untuk membawa perekam bersamamu setiap saat. Ketika kamu melihat seseorang melakukan pelanggaran, pastikan untuk menekan tombol. Kalian tidak perlu khawatir tentang mendapatkan gambar yang bagus karena kesaksian dari Anggota Komite Disiplin dianggap sebagai bukti yang cukup. Pikirkanlah hal ini sebagai langkah pencegahan."

Sambil menunggu mereka berdua untuk membalas, Mari memerintahkan mereka untuk membawa keluar terminal mobile mereka.

"Aku akan mengirimkan frekuensi komunikasi sekarang... pastikan bahwa kalian menerimanya."

Keduanya mengkonfirmasikan penerimaan frekuensi komunikasi.

"Selalu laporkan temuan kalian menggunakan frekuensi ini. Kami juga akan memberikan instruksi melalui frekuensi ini juga. Terakhir, CAD. Anggota Komite Disiplin diijinkan untuk membawa CAD mereka dan kalian tidak perlu menunggu izin dari seseorang untuk menggunakannya. Tapi, jika kita menemukan penggunaan yang tidak sah, kalian akan ditendang keluar dari panitia dan menerima hukuman yang lebih berat daripada siswa normal. Tahun lalu, ada siswa yang diusir karena hal itu, jadi hati-hati."

"Pertanyaan."

"Silakan."

"Bolehkan aku menggunakan CAD yang aku temukan di ruang Komite?"

Pertanyaan Tatsuya membuatnya lengah jadi butuh beberapa saat untuk jawaban yang akan datang.

"... Aku tidak keberatan, tapi kenapa? CAD itu termasuk model yang cukup lama."

Mari pikir, setelah menonton Tatsuya selama pertandingan kemarin dan semacamnya, bahwa ia terampil dengan penanganan dan memelihara CAD. Belum lagi bahwa Azusa antusias berbicara tentang CAD spesifikasi tinggi yang ia gunakan.

Dan sekarang Tatsuya meminta untuk menggunakan model yang lebih tua. Mari tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.

"CAD itu mungkin model lama, tetapi CAD itu adalah barang kelas tinggi terutama digunakan oleh para profesional."

Dia memberi jawaban yang tak terduga dengan senyum pahit.

"... Apakah itu benar?"

"Ya, itu seri memiliki popularitas rendah karena kerumitan untuk mempertahankannya, tetapi meskipun begitu, kamu dapat menyesuaikan sesuai dengan apa yang diinginkan, dan saklar saat menggunakan NCT ini sangat sensitif. Berkat itu, meskipun terbatas, CAD ini memiliki dukungan yang baik dari penggemar. Orang yang membeli ini mungkin adalah penggemar dari seri ini. Masa pakai baterai agak terbatas, tapi sudah overclocked untuk meningkatkan kekuatan pemrosesan. Jika kamu menjualnya, kamu mungkin bisa mendapatkan uang besar dari penggemar seri ini."

"... Dan kami telah memperlakukan barang-barang itu sebagai sampah sepanjang waktu ini. Jadi begitu, sekarang aku tahu mengapa kau begitu serius dengan membersihkan tempat itu."

"Aku yakin jika kamu membawa Nakajou-senpai ke sini maka dia akan menjelaskan tentang seri ini ..."

"Nakajou terlalu takut bahkan untuk melangkahkan kaki di ruangan itu."

"Oh ...begitu."

Keduanya tertawa gugup. Tapi Mari segera menyadari Morisaki terlempar keluar dari pembicaraan.

"* Ehemm * Nah, kalau begitu silahkan kamu gunakan apa yang kamu inginkan. CAD Itu hanya akan mengumpulkan debu jika tetap di ruangan saja."

"Mengerti, kalau begitu, aku akan meminjam dua dari mereka."

"Dua? Kamu benar-benar orang yang menarik."

Tatsuya mengambil dua CAD yang sudah disesuaikan secara diam-diam olehnya untuk dirinya sendiri dan menyelipkannya di antara kedua lengannya. Melihat itu, Mari tersenyum, dan Morisaki memutar bibirnya sinis.


◊ ◊ ◊


"Hei."

Sementara meninggalkan markas, Tatsuya dipanggil oleh Morisaki.

Dia bisa tahu dari suaranya bahwa itu bukan sesuatu yang ramah.

Tatsuya berpikir tentang mengabaikan dia, tapi itu hanya akan membuat hal-hal lebih rumit, sehingga ia dengan enggan berbalik.

"Apa?"

Suara yang menyerang dan jawaban arogan. Tidak mungkin suasana yang ramah akan keluar dari ini.

"Kamu tampaknya pandai membual. Apakah itu bagaimana caranya kamu bisa mendekati presiden dan sisi baik anggota lain '?"

"Apakah kau cemburu?"

"Apaa ..."

Jika kamu akan marah karena keributan kecil seperti ini sebaiknya berhenti membuat komentar sinis, pikir Tatsuya.

Tetapi pada saat yang sama, ia merasa sedikit cemburu atas sikap lugas Morisaki itu.

"... Apa pun itu, kamu benar-benar telah melewati batas sekarang. Tidak mungkin kamu yang siswa jalur 2 dapat menggunakan beberapa CAD sekaligus."

Dengan tidak mengatakan "Weeds", dia mungkin sudah menempatkan kesadarannya dalam peran Anggota Komite Disiplin, pikir Tatsuya dengan sinis. Tapi Morisaki tidak melihat tatapan bosan Tatsuya dan melanjutkan dengan ceramah seakan dia mabuk dengan kata-katanya sendiri.

"Jika kamu memakai CAD di kedua lengan, maka gangguan Psion akan membuat keduanya tidak dapat digunakan. Kau bahkan tidak tahu itu kan? Yang kamu pikirkan hanya supaya terlihat keren. Karena kamu tidak dapat menggunakan mantra yang layak, kukira kamu harus melakukan hal-hal kecil licik untuk mendapatkannya sehingga kamu tidak terlihat bodoh."

"Apakah itu sebuah saran? Kamu tampaknya cukup percaya diri, Morisaki."

"Ha! Aku berbeda dari kalian. Aku hanya lengah hari itu, tapi itu tidak akan terjadi lagi waktu berikutnya. Aku akan menunjukkan perbedaan dalam tingkat kami."

Bagaimana naifnya dia untuk mengasumsikan bahwa akan selalu ada "waktu berikutnya" ...


◊ ◊ ◊


Meskipun ia bertemu dengan Erika, dia tidak di depan kelas ketika Tatsuya datang.

Oh baiklah ...

Tatsuya menghela nafas, kebiasaan yang dia lakukan sejak awal sekolah, dan mengeluarkan LPS di terminal mobile-nya.

Ada titik merah perlahan-lahan bergerak di peta sekolah. Setidaknya dia cukup baik untuk tidak mematikan ponselnya. Tampaknya dia tidak terlalu jauh.

Itu seharusnya hanya tindakan pencegahan meskipun ...

Erika benar-benar mengandalkan dia untuk mencarinya. Dia menyorot lokasi dan mulai berjalan ke arah itu.

Tenda menutupi satu daerah sekolah ke daerah lain, hampir membuat tempat ini terlihat seperti pedagang kaki lima.

"Sepertinya ada sebuah festival terjadi di sini ..."

Erika berkata pada dirinya sendiri. Tapi ketika ia menyadari hal itu, dia mulai menertawakan dirinya sendiri.

Dia punya kebiasaan berbicara sendiri, tapi dari awal tahun ajaran ini, dia menyembunyikan kebiasaan itu.

Tidak biasanya aku sendiri, ya ... Sepertinya kamu tidak benar-benar mengerti diriku dengan baik Tatsuya-kun.

Dia diam-diam berbicara dengan Laki-laki yang ia langgar janjinya.

Selama sekolah menengah, sebenarnya bahkan di sekolah dasar, ia menghabiskan sebagian besar waktunya sendirian. Bukan berarti dia membenci orang atau sesuatu seperti itu. Dia punya sikap yang menyenangkan dan dia bisa dengan mudah bergaul dengan siapa pun. Dia hanya menjadi lalai terhadap hubungan cepat.

Dia hanya tidak bisa dengan siapa pun selama 24 jam penuh sehari. Teman baiknya menyebutnya dingin dan bahwa dia bertindak seperti kucing aneh. Lainnya mengatakan bahwa dia bertindak sombong. Ada banyak anak laki-laki yang ingin memiliki hubungan dengan dia, tapi tidak pernah berlangsung. Dia pergi dengan bebas, tidak terikat oleh janji.

Itu motonya.

... Yah, itu pernah jadi motoku ... tapi belakangan ini aku telah bertindak agak aneh.

Melihat dari sudut pandang orang ke-3 ini, hampir tampak seakan-akan Tatsuya menguntit dia, Erika berpikir untuk dirinya sendiri. Ini adalah pertama kalinya aku berjanji untuk bertemu dan pergi berkeliling dengan seseorang. Hanya seminggu sehingga aku akan bosan dengan hal ini seperti yang biasa kulakukan, tapi pada saat yang sama, aku berpikir bahwa ini mungkin berbeda.

"Erika ~"

10 menit setelah waktu yang dijanjikan. Dari hanya melewati pintu masuk sekolah dalam halaman sekolah, Tatsuya sedang memanggil nama Erika.

Dia menemukanku lebih cepat daripada yang kuharapkan, pikirnya.

"... Maaf."

Dia menunjukkan ekspresi yang menyakitkan di wajahnya sesaat, tapi kemudian ia menundukkan kepalanya.

"... Jadi, kamu akan minta maaf."

Erika tidak mengharapkan ini, jadi dia terheran-heran.

"Aku minta maaf karena 10 menit terlambat untuk waktu pertemuan kita. Tapi, terlambat dan tidak berada di lokasi yang dijanjikan adalah dua hal yang berbeda."

"Ack ... maaf."

Itu adalah ekspresi yang aneh, tapi Erika tak mampu melawan senyum di wajah serius Tatsuya.

"... Katakanlah Tatsuya, apakah orang lain tidak mengatakan kalau kamu memiliki kepribadian yang buruk?"

"Tidak, itu tidak terpikirkan. Tidak seorang pun pernah mengeluh tentang kepribadianku. Tapi mereka sering mengatakan kalau aku adalah orang yang jahat."

"Itu hal yang sama! Tunggu, itu bahkan lebih buruk!"

"Oh, tunggu, itu salah. Bukan orang jahat tapi orang yang kejam."

"Itu bahkan lebih buruk!"

"Aku bahkan disebut setan oleh beberapa orang."

"Ok, sudah, sudah cukup!"

Ketika Erika terengah-engah, Tatsuya mulai bertindak seperti seorang filsuf perenung.

"Kau tampak lelah. Apakah kamu baik-baik saja?"

"... Tatsuya. Orang mengatakan kalau kamu memiliki kepribadian yang buruk, bukan?"

"Yah faktanya itu memang yang mereka lakukan."

"... Jadi kamu hanya akan mengabaikan seluruh percakapan yang baru saja kita lakukan?"

Kepala Erika hanya terkulai dalam kelelahan.


◊ ◊ ◊


Butuh sedikit usaha untuk memulihkan suasana hatinya, tapi Tatsuya mampu melanjutkan patroli sebelum orang di sekitar mereka mulai mengejek mereka.

Tapi 5 menit ke dalamnya, Tatsuya ingin pulang.

Dia telah meremehkan hal ini. Meskipun ia mendengar bahwa hal-hal yang sedikit "gaduh", dia masih berpikir itu akan berada dalam batas-batas perekrutan yang adil oleh Klub SMA yang normal. Namun dalam kenyataannya, itu jauh dari yang dibayangkan.

Hm, aku jadi tahu mengapa mereka membutuhkan orang untuk mengawasi tempat ini, tapi aku tidak berpikir kalau 10 orang akan cukup untuk mengatasinya.

Tenda massa menutupi daerah yang penuh dengan orang. Di sepanjang dinding manusia, Erika ditangkap dan mengeluarkan semacam jeritan. Meskipun dia punya kelincahan yang tinggi, dia masih tidak mampu menerobos melalui kerumunan. Yah, itu tidak terdengar terlalu meyakinkan dari Tatsuya yang memutuskan untuk melihat dari kejauhan.

Bukan berarti Tatsuya memiliki kelincahan lebih, itu hanya karena orang mengincar Erika lebih banyak. Tatsuya memiliki tinggi dan wajah yang rata-rata, dan sekilas dia tampak agak biasa. Selain itu, ia juga Weed sehingga orang tidak memperhatikan dia.

Dalam kasus Erika, dia cantik. Miyuki memiliki jenis kecantikan yang rapuh yang membuat orang ragu menjangkaunya, tapi Erika memiliki jenis keindahan yang meskipun orang tahu bahwa mereka akan terbakar, mereka masih akan mencoba untuk memahami dirinya.

Pada dasarnya, apa yang sedang terjadi disini adalah bahwa permohonan klub dibombardir padanya. Fakta bahwa dia adalah seorang siswa jalur 2 tidak membantu sama sekali (atau seperti yang Erika katakan, itu sia-sia). Mereka mungkin mencoba untuk membuatnya bergabung sebagai sosok maskot, sesuatu yang tidak memerlukan penggunaan sihir. Jadi segala sesuatu di sekelilingnya berubah menjadi kekacauan.

Tatsuya tidak bisa melihat apa yang sedang terjadi melalui celah di antara orang-orang (ia menduga bahwa mereka mungkin, paling buruk, hanya meraih lengannya, berpegangan pada dirinya, atau bahkan meraba-raba dia). Atmosfer cepat berubah pembunuh ketika ini sampai ke titik di mana Tatsuya tidak bisa lagi mengabaikannya.

Tatsuya hanya pergi ke depannya karena dia berasumsi bahwa dia akan mampu melawan dan melewatinya. Seseorang akan membutuhkan banyak pelatihan untuk menahan seseorang seperti Erika. Tatsuya ingat bagaimana dia bisa dengan cepat mengibaskan CAD dari tangan Morisaki, dan langkah itu bukan sesuatu yang bisa diperoleh dalam satu tahun atau lebih. Karena itu, Tatsuya memiliki keyakinan pada kemampuan diri Erika.

Orang-orang yang benar-benar mengelilingi Erika adalah semua kakak kelas perempuan. Sepertinya laki-laki tidak cukup kurang ajar untuk pergi berkeliling menyentuh tubuh seorang gadis. Tatsuya berasumsi bahwa dia akan mampu menerobos melalui para gadis yang hanya satu tahun lebih tua dari dia, tapi tampaknya kejadian itu menempatkan Erika pada posisi yang kurang menguntungkan. Erika ragu-ragu dalam menggunakan kekerasan.

Dan ketika Tatsuya berpikir tentang menyelamatkan dia, hal itu terjadi.

"Hei, tunggu, di mana kamu menyentuhku ? Bee. .. Berhenti ...!"

Ia mulai mendengar teriakan minta tolong dari Erika. Sepertinya waktu bermain-main sudah berakhir.

Tatsuya dengan cepat mengeluarkan CAD di lengan kirinya. Ketika sihir dirumuskan, dia menendang tanah dan membuatnya goyang sedikit. Secara fisik, getaran yang dia buat dari guncangan itu tidak terlihat, tetapi ia menggunakan sihir untuk memanipulasi getaran yang ia buat dan mengarahkannya pada kerumunan.

Getaran itu tidak cukup untuk membuat seseorang tidak sadar. Tatsuya tidak memiliki kekuatan fisik atau kemampuan sihir untuk membuat getaran yang besar. Tapi getaran itu membuat orang kehilangan keseimbangan.

Saat ia menerobos dalam kerumunan, setiap orang yang tersentuh oleh Tatsuya terjatuh. Setelah mendorong sejumlah orang di atas, baik laki-laki dan perempuan, ia mampu untuk sampai ke pusat dan menerobos kakak kelas. Tatsuya kemudian meraih tangan Erika dan berkata "Lari ". Dia menarik tangannya dan berjalan keluar dari kerumunan.

Setelah menyelinap lewat kerumunan seperti seorang penyihir, Tatsuya mampu berjalan ke lokasi terpencil antara gedung-gedung. Setelah melepaskan tangannya dan berbalik, ia akhirnya menyadari kekacauan yang melibatkan diri Erika. Rambutnya kacau, seragam barunya sudah kusut, atasannya juga terbuka, dan dasinya ada di tangannya karena telah jatuh.

Tatsuya, dengan murni secara kebetulan, bisa melihat kulit di bawah seragamnya saat ia panik mencoba untuk memperbaiki dirinya sendiri.

"Jangan lihat!"

Meskipun Tatsuya melihat ke bawah, Erika bisa tahu dari cara kaki Tatsuya yang sedang memutar arahnya. Ketika Erika kembali berteriak kepadanya, wajah Tatsuya sudah berbalik ke arah lain.

"... Apakah kamu melihat?"

Tatsuya dengan mudah bisa membayangkan wajahnya yang memerah.

"..."

Tapi Tatsuya tidak dapat memberinya jawaban.

Dia harus mengatakan bahwa dia tidak melihat. Itu akan menjadi hal yang cerdas untuk dilakukan.

Tapi kulit yang sedikit terbakar matahari, dada putihnya, dan tubuh rampingnya. Bahkan pakaian berwarna beige semuanya terukir dalam ingatannya.

"Apakah kamu lihat ..?!"

Sepertinya dia sudah selesai berpakaian karena ia tidak bisa lagi mendengar gemerisik pakaian. Pada saat yang sama, ia mengerti bahwa ia tidak punya waktu lagi untuk berpikir berdasarkan nada suaranya.

Nah, dalam hal ini aku akan dipukul di wajah, pikirnya. Meskipun itu bukan salahnya, dia setidaknya harus menunjukkan ketulusannya sebagai seorang lelaki.

Dan, setelah sempat melarikan diri dari kenyataan, dia berbalik (sekarang dia memikirkannya, dia tidak sepenuhnya bersalah karena dia yang pada awalnya meninggalkan Erika di kerumunan).

Untungnya dia benar-benar sudah selesai berpakaian. Jika dia belum selesai, maka mungkin akan membuat segalanya lebih buruk.

Tatsuya merasa lega melihat tubuhnya sudah lengkap dengan kancing leher terikat erat . Tapi kemudian Tatsuya berpikir, jika ia tidak mengendurkan dasi leher dan membuka kancing tombol atas, itu tidak akan menjadi sangat buruk.

"Maaf, aku melihat."

Tapi dia tidak berani mengatakan itu. Setelah melihat wajah merah dan garis air mata yang tersisa di matanya, dia tidak bisa mengatakan apa-apa.

Erika menatap Tatsuya dari bawah. Wajahnya mulai menjadi merah lagi dan mengepalkan tinjunya, mungkin dari rasa malu mengingat apa yang baru saja dia derita.

"... Idiot!"

Dia tidak menggunakan tangannya, tapi malah menendang tulang kering kakinya. Tapi kemudian, setelah dia melakukan itu, ia dengan cepat berbalik dan berjalan pergi.

Tatsuya diam-diam mengikutinya.

Tatsuya tidak bisa melihat wajahnya, tapi dia tahu itu penuh dengan air mata.

Dia melatih tulang keringnya sehingga dapat menahan serangan penuh dari pedang kayu.

Sepatu Erika yang fleksibel dan tanpa perlindungan ke jari kaki mungkin merasa jauh lebih sakit daripada dirinya. Tapi, jika ia mencoba untuk tidak mengatakan apa-apa tentang itu, dia mungkin malah akan menyerang lagi.

Yang bisa ia lakukan adalah pura-pura tidak melihat cara berjalannya yang tidak wajar.


◊ ◊ ◊


Meskipun tenda muncul di seluruh sekolah, itu hanya berada di halaman sekolah. Di dalam gedung, ada demonstrasi yang terjadi di dalam berbagai ruangan klub.

Dan juga di sini, di gymnasium.

Keduanya sampai ke gimnasium 2, juga dikenal sebagai "Arena", di mana klub Kendo sedang melakukan pertunjukan.

Omong-omong, pada saat ini Erika sudah lama mendinginkan kepalanya. Dia sudah tahu bahwa dia menyalahkan Tatsuya untuk sesuatu yang dia tidak lakukan. Juga tidak terhindarkan bahwa ia tidak membuat alasan ke padanya. Namun, dia sudah mulai membuka kancing tombol atas dan mengendurkan dasi di lehernya karena "itu semakin panas". Dia tampaknya sudah melupakan apa yang ia lalui tadi.

Keduanya menunduk melihat ke arena dari koridor tempat demonstrasi klub Kendo.

"Oh ... meskipun itu sebuah sekolah sihir, ada sebuah klub Kendo."

Erika acuh tak acuh berkata seperti itu.

"Bukankah sudah umum untuk memiliki klub Kendo di sekolah?"

Tatsuya juga acuh tak acuh menjawab. Tapi kemudian Erika mulai menatap wajahnya.

"... Apakah ada sesuatu yang salah?"

"... Itu tak terduga."

"Apa itu?"

"Aku tidak tahu bahwa ada sesuatu yang Tatsuya-kun tidak tahu. Siapa pun yang memiliki pelatihan seni bela diri sudah tahu tentang hal ini."

Tatsuya mulai khawatir setelah mendengarkan dia.

"Apakah aku terlihat seperti orang yang bertindak karena tahu segalanya?"

"Ah, tidak, bukan itu. Hanya saja kamu memiliki aura bahwa kamu tahu segalanya."

"Aura kamu bilang ... Aku di tahun yang sama sepertimu, ingat? Oh baiklah, mengesampingkan hal itu, mengapa memiliki klub Kendo begitu istimewa?"

"Oh, benar juga, kamu di tahun yang sama sepertiku ... ketika kamu bicara seperti itu, itu agak aneh ... ahhhh, bagaimanapun, Kendo kan? Jika kamu bertujuan untuk menjadi penyihir, Kendo bukanlah sesuatu yang kamu lakukan di tingkat SMA. Apa yang biasanya penyihir gunakan adalah keterampilan pedang sihir didasarkan dari "Kenjutsu" dan bukan "Kendo". Kamu mungkin belajar Kendo hingga sekolah dasar untuk mendapatkan dasar-dasar Kenjutsu, tapi selama sekolah menengah, mereka yang ingin menjadi penyihir sudah beralih ke Kenjutsu sebagai gantinya.

"Apakah itu benar ... Kupikir Kendo dan Kenjutsu adalah hal yang sama."

"Wow, itu benar-benar tak terduga."

Setelah mendengar Tatsuya mengatakan hal itu, dia benar-benar terkejut.

"Meskipun kamu tampak seakan-akan kamu memiliki begitu banyak pengalaman dalam seni bela diri ... ah, aku tahu!"

"Apa?"

Tatsuya terkejut oleh seruan tiba-tiba dari Erika.

Yah, Tatsuya bukan satu-satunya yang terkejut. Tapi Erika hanya mengabaikan semua itu dan hanya terus membuat wajah seperti "aku mengerti " dan "Semuanya masuk akal sekarang".

"Hei Tatsuya, kamu mengasumsikan kalau semua seni bela diri bisa dikombinasikan dengan sihir, kan? Tidak hanya seni bela diri, tetapi melawan roh-roh dan hal-hal seperti itu? Kamu menganggap bahwa sihir digunakan untuk melengkapi tubuh ketika bergerak di sekitar kan?"

"Bukankah sudah jelas? Otot bukanlah satu-satunya hal yang membuat tubuh bergerak."

Dari sudut pandang Tatsuya, apa yang Erika katakan sudah jelas baginya, tapi Erika sepertinya hanya mengangguk seakan dia paham.

"Nah, bagi Tatsuya mungkin ini sudah jelas. Tapi dalam kompetisi yang normal itu tidak terjadi."

"Jadi begitu."

Itu cara berputar untuk menjelaskan hal itu, tapi Tatsuya sekarang sadar betapa akal sehatnya sedikit terlewatkan dari Erika.

"Mengesampingkan hal itu, kenapa kita tidak menyaksikan pertunjukan dengan tenang sekarang?"

Kali ini giliranTatsuya untuk membuat Erika tersadar. Ketika dia mengikuti tatapan halus Tatsuya, dia melihat bahwa semua orang melihat ke arah dirinya. Setelah tertawa gugup, dia menjadi penonton yang tenang.

Latihan yang ditunjukkan oleh atlit reguler tetap menggunakan kekuatan penuh. Tetapi yang menarik perhatian semua orang sesungguhnya adalah kinerja seorang siswa perempuan kelas 2.

Tubuhnya tidak besar atau apapun, tetapi dia memiliki ukuran struktur tubuh yang sama seperti Erika, tapi ia melawan laki-laki yang setara dengan dua kali ukuran tubuhnya.

Bukan hanya kekuatan, tapi ia menggunakan keterampilan anggun untuk menangkis serangan lawannya. Dia tampak seakan dia memiliki beberapa peluang.

Dia memiliki kecantikan tertentu ketika dia bertarung pada babak latihan. Mata semua penonton tertuju pada dirinya.

Tapi ada pengecualian di sini. Tepat setelah ia mengalahkan lawannya dengan teatrikal dan menundukkan kepalanya, Tatsuya mendengar dengusan dari sampingnya.

"Sepertinya kamu tidak menikmatinya."

"Hah? Well, yeah ..."

Erika tidak menyadari bahwa pernyataan itu diarahkan padanya sehingga ada sedikit jeda sebelum menjawab.

"... Ini sangat membosankan menontonnya. Dia berkelahi dengan lawan yang memiliki tingkat keterampilan yang jauh lebih rendah dibanding dirinya, jadi dia mampu memamerkan kemampuan seperti itu. Daripada berkelahi, rasanya lebih seperti akting saja."

"Yah, kamu benar tentang itu, tapi ..."

Wajah Tatsuya itu tersenyum alami.

"Ini adalah pertunjukan untuk mendukung klub mereka , kan? Ada seniman bela diri pro yang selalu melakukan gerakan mencolok untuk menunjukkan pertempuran langsung, tetapi kamu tidak bisa benar-benar menunjukkan pertempuran langsung pada orang normal. Pertempuran langsung dalam seni bela diri pada dasarnya mencoba untuk membunuh satu sama lain."

"... Ternyata kamu begitu berkepala dingin."

"Ini hanya perbedaan pendapat."

Erika melengos dengan wajah kesal.

Tapi ini adalah ekspresi wajah yang dia gunakan ketika dia bertindak seperti dia marah. Dia mungkin lebih marah terhadap orang yang menggunakan seni bela diri sebagai pertunjukan mencolok daripada apa yang seharusnya dan menemukan orang-orang yang tidak jujur.

Bahkan jika Tatsuya menempatkan perasaan itu dengan kata-kata, mungkin akan mengganggu dia lebih jauh.

Dia meragukan kalau Erika akan melompat ke dalam pertarungan, tapi Tatsuya tahu bahwa ia akan melakukan sesuatu yang mirip dengan itu. Ketika Tatsuya hendak mengajak Erika pergi, sesuatu menarik perhatiannya.

Ketika mereka berdua meninggalkan koridor penonton dan hampir keluar dari gedung, ia mulai mendengar keributan. Rasanya terdengar seperti seseorang yang sedang berdebat.

Ketika dia melihat ke sisinya, Erika sedang menatapnya. Matanya penuh dengan rasa ingin tahu.

Yang pertama untuk melesat ke arah keributan itu adalah Erika, sementara ia menarik lengan Tatsuya.

Tatsuya pada dasarnya diseret ke tengah keributan.

Ketika mereka berdua berjalan melewati kerumunan (satu-satunya alasan tidak ada yang benar-benar marah adalah karena Erika tersenyum pada mereka sambil menerobos ), mereka melihat seorang ahli pedang Laki-laki dan ahli pedang perempuan sedang saling berhadapan.

Gadis itu adalah gadis yang sama yang baru saja berpartisipasi dalam pertunjukan latihan (atau yang Erika katakan sebagai akting ). Pelindung dadanya masih terpakai, tapi helmnya terlepas. Dia adalah seorang gadis cantik dengan rambut hitam semi-panjang. Dia tampak sempurna sebagai sebuah iklan untuk merekrut siswa baru dengan penampilan dan keahliannya.

"Tatsuya, kamu suka jenis perempuan seperti itu?"

"Tidak, kamu jauh lebih cantik Erika."

"... Aku tidak akan jatuh cinta hanya dari suara monoton darimu."

Meskipun dia memelototinya, wajahnya sedikit merah.

"Maaf, aku tidak terbiasa dengan hal itu."

"Aahhh ...! Mengapa kamu selalu ..."

Dia mulai menggumamkan sesuatu tapi untungnya, dia berhenti melecehkan Tatsuya, sehingga Tatsuya bisa memusatkan perhatian pada ahli pedang itu.

Ukuran tubuh laki-laki itu hampir sama seperti Tatsuya, tapi ia tampaknya memiliki tubuh yang lentur. Dia memiliki shinai di tangannya tapi tanpa pelindung. Tatsuya ingin meminta orang-orang di sekelilingnya menjelaskan apa yang terjadi, tapi sepertinya itu tidak perlu lagi baginya.

"Klub Kenjutsu dijadwalkan tampil satu jam kemudian, Kirihara! Mengapa kamu tidak bisa menunggu?"

"Wow, bagaimana kamu bisa berkata seperti itu, Mibu? Aku hanya mencoba untuk membantu kalian karena orang-orang lemah di sini tampaknya tidak mungkin mempromosikan klub Kendomu secara efektif."

"Dengan memaksa dia untuk satu babak latihan denganmu!? Aku tidak percaya kamu mengatakan hal seperti itu! Jika Komite Disiplin menemukan bahwa kamu menggunakan kekerasan pada kakak kelas, kamu bukan satu-satunya yang akan berada dalam kesulitan!"

"Kekerasan katamu? Hei, hei Mibu, jangan melebih-lebihkan hal di sini. Aku hanya menggunakan shinai milikku untuk memukul helmnya. Jika orang itu bagian dari klub Kendo, ia tidak seharusnya akan kehilangan kesadaran hanya karena sesuatu seperti ini. Selain itu , dialah yang memulai perkelahian ini."

"Itu karena kamu memprovokasi dia!"

Tidak banyak berarti untuk sengketa ketika senjata mereka menunjuk satu sama lain, pikir Tatsuya, tapi karena itu membuat hal-hal menjadi jelas apa yang sedang terjadi, itu cukup nyaman bagi dia.

"Sepertinya menyenangkan."

Erika bergumam di sebelahnya, Tatsuya tidak yakin apakah ia sedang berbicara pada dirinya sendiri atau tidak. Tapi ia tahu dari nada suaranya bahwa ia sedikit heboh.

"Ini jauh lebih menarik daripada latihan kecil yang baru saja kita lihat."

"Apakah kamu mengenal mereka berdua?"

"Yah, secara pribadi tidak mengenal mereka."

Melihat bagaimana ia menanggapi pertanyaannya, itu tidak tampak seperti dia sedang berbicara dengan dirinya sendiri.

"Aku baru ingat tentang gadis itu. Namanya Mibu Sayaka. Tahun sebelumnya, di Turnamen Kendo Nasional Sekolah Menengah, dia mendapat tempat kedua di kompetisi seluruh negeri. Dia dielu-elukan oleh media sebagai ahli pedang wanita yang cantik."

"... Tapi dia mendapat tempat kedua, kan?"

"Yah ... tampaknya yang menjadi juara adalah ... kamu tahu."

"Jadi begitu."

Itulah media.

"Nama orang itu adalah Kirahara Takeaki. Tahun sebelumnya dia mendapat tempat pertama di Turnamen Kenjutsu Sekolah Menengah wilayah Kanto. Seorang juara sejati."

"Dia tidak berpartisipasi di tingkat Nasional?"

"Turnamen Kenjutsu Nasional hanya dimulai dari tingkat SMA karena jauh lebih sedikit pesaing untuk yang satu itu."

Yah itu benar, Tatsuya mengangguk setuju.

Kenjutsu adalah olahraga yang menggabungkan teknik pedang dengan sihir, sehingga prasyarat dasar untuk melakukan Kenjutsu adalah untuk dapat menggunakan sihir. Meskipun teknologi telah berkembang jauh dalam membantu orang untuk menggunakan sihir, hanya 1 dari 1000 siswa sekolah menengah yang mungkin dapat menggunakannya dalam pengaturan praktek. Bahkan di masa dewasa, hanya 1 dari 10 mampu mempertahankan tingkat sihir itu. Meskipun beberapa dari mereka adalah siswa jalur 2 di sekolah-sekolah, di luar sekolah, mereka pada dasarnya elit.

"Oh, sepertinya itu sudah dimulai."

Tatsuya bisa merasakan suasana yang mencapai titik pelanggaran.

Hanya sebagai langkah pencegahan, dia mengeluarkan ban lengan dan menempelkannya ke lengan kirinya. siswa di sampingnya terkejut, tapi dia memelototinya setelah melihat tidak ada sesuatu di dada kirinya. Tapi perhatian Tatsuya sedang tertuju pada kedua orang itu.

Perempuan pengguna pedang itu ragu-ragu dalam menyerang lawan yang tidak memakai pelindung. Tapi, selama mereka menghadapi pedang mereka satu sama lain dan tidak berniat mundur, tidak ada pilihan selain melawan.

Sepertinya Kirihara akan melakukan langkah pertama.

"Jangan khawatir Mibu, itu hanya demonstrasi untuk klub Kendo. Aku tidak akan menggunakan sihir apapun padamu."

"Apakah kamu pikir kamu bisa mengalahkanku dengan teknik saja? Kamu, Kirihara dari klub Kenjutsu yang sangat bergantung pada sihir, dan aku, dari klub Kendo yang tidak bergantung pada apa-apa selain teknik?"

MKnR v01 18.jpg

"Kau bicara cukup sombong, Mibu. Akan aku tunjukkan. Teknik Kenjutsu digunakan untuk melawan dan melampaui keterbatasan yang bisa dilakukan tubuhmu!"

Itu adalah sinyal dimulainya pertarungan.

Kirihara menerjang ke depan dan mengayunkan shinai ke arah kepalanya.

Suara shinai beradu satu sama lain bergema di ruangan, diikuti jeritan yang datang beberapa detik kemudian. Para penonton tidak tahu apa yang sedang terjadi. Mereka hanya bisa mendengarkan ketika bambu dan bambu beradu satu sama lain, terdengar begitu keras sehingga hampir terdengar seperti logam. Kebanyakan hanya mampu membayangkan pertempuran sengit sedang terjadi.

Tidak termasuk sejumlah kecil orang.

"Mengesankan, siswa Kendo perempuan itu memiliki kemampuan yang cukup tinggi. Jika ini adalah seberapa hebat tempat kedua, maka seberapa kuat sang juara?"

Tatsuya mendesah kekaguman terhadap keterampilan Sayaka.

"Tidak, dia benar-benar berbeda dari ketika aku terakhir kali melihatnya. Aku tidak percaya betapa dia berkembang hanya dalam 2 tahun ..."

Meskipun dia mengeluarkan ekspresi terkejut, Erika menyembunyikan wajahnya saat ia menjilat bibirnya sambil mengeluarkan aura agresif.

Keduanya terkunci sejenak di tempatnya, tetapi mereka dengan cepat mendorong satu sama lain dan melompat kembali untuk membuat ruang antara satu sama lain.

Beberapa mengambil napas sementara yang lain terkesima untuk itu. Reaksi penonton yang terbelah dua.

"Aku ingin tahu siapa yang akan menang ..."

Erika bertanya dengan suara tenang.

"Mibu-senpai sepertinya lebih unggul."

Tatsuya menjawab dengan berbisik.

"Alasannya?"

"Kirihara-senpai menghindari kepala ketika ia menyerang. Langkah pertama yang ia buat adalah gertakan karena ia tahu bahwa Sayaka dengan mudah akan mengambil itu. Selain itu, dia dibatasi oleh tidak boleh menggunakan sihir. Dalam hal teknik saja , Mibu-senpai jauh lebih baik."

"Setuju. Tapi, pertanyaannya adalah, bisakah Kirihara-senpai terus menahan dirinya sampai akhir?"

"Oooooooooooooooo!"

Pertama kali selama pertandingan, Kirihara meraung sambil menerjang maju dan serangan dari kedua lawan saling memukul.

"Apakah imbang?"

"Tidak, tidak."

Shinai Kirihara yang menyerempet lengan kiri Sayaka sementara shinai Sayaka mengenai bahu kanannya.

"Ugh."

Kirihara menggunakan tangan kirinya untuk mendorong shinai Sayaka dan mundur kembali.

"Kirihara kalah karena ia mencoba mengubah tujuannya di tengah serangan."

"Jadi begitu, jadi itu sebabnya ia tampak goyah dalam serangannya. Itu adalah waktu yang sempurna untuk menyerang ... tapi bisa kubayangkan kalau dia tidak bisa mengabaikan perasaannya."

Tatsuya dan orang lain di sekitarnya bukan satu-satunya yang tahu kalau pertandingan sudah usai.

Yang berada di arah depan kerumunan adalah anggota dari klub Kendo dan klub Kenjutsu. Para anggota klub Kendo menghela napas lega sementara anggota klub Kenjutsu merapatkan gigi mereka dalam kemarahan.

"Jika ini adalah sebuah pertarungan nyata, maka ini akan menjadi luka yang mematikan. Serangan yang kamu buat padaku bahkan tidak mencapai tulang saya. Akui saja kekalahanmu."

Sayaka mengeluarkan deklarasi kemenangan dalam pose yang anggun.

Tapi, Kirihara terdistorsi wajahnya saat mendengarkan. Apakah sikap pendekarnya mengakui kekalahannya meskipun apa yang dia rasakan sebaliknya?

"he ... heheheheh."

Dia tiba-tiba mulai tertawa hampa. Apakah dia mengakui kekalahannya? Tapi tampaknya tidak seperti itu.

Tatsuya merasakan bahaya melonjak dalam dirinya. Satu-satunya orang yang merasakan hal ini lebih dari Tatsuya adalah orang yang sedang berdiri di depan Kirihara - Sayaka.

Dia memulihkan sikap kuda-kudanya, mengarahkan senjatanya ke arahnya, dan melihat tajam ke arahnya.

"Sebuah pertarungan nyata, kamu bilang? Jika ini adalah sebuah pertarungan nyata, kamu bahkan tidak akan mampu untuk melukaiku. Mibu, apakah kamu benar-benar ingin melakukan pertarungan sungguhan? Baiklah ... Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang disebut dengan 'pertarungan sungguhan'!"

Ketika Kirihara mengaktifkan CAD nya menggunakan tangan kanannya, jeritan datang dari kerumunan penonton.

Terdengar suara jeritan yang menggema di ruangan, seperti seseorang menggaruk panel kaca. Ada beberapa yang bahkan berlutut dengan wajah pucat.

Kirihara melompat ke depan dan mengayunkan shinai ke bawah.

Dia memiliki kecepatan yang sama, tetapi dia tidak menggunakan kekuatan sebanyak seperti sebelumnya. Bagaimanapun, Sayaka melompat mundur.

Serangan itu tidak sampai menyentuhnya , melainkan nyaris menyerempet dirinya. Tapi pelindung dadanya dipotong terbuka, hanya dengan terserempet oleh shinai.

Sihir yang meningkatkan daya pemotongan adalah sebuah Sihir Osilasi untuk pertempuran jarak dekat, "Sonic Blade".

"Bagaimana Mibu!? Ini yang disebut pertarungan 'nyata'!"

Saat ia hendak membuat ayunan lain kepada Sayaka, Tatsuya melompat ke depannya.

Sebelum ia melompat, Tatsuya mengaktifkan CAD pada kedua lengan (menggunakan Psion sebagai "tangan" untuk menekan switch) dan mentransfer Psionnya ke dalamnya. Dia menggunakan CAD itu untuk menembak keluar jaring-jaring gelombang Psion, sejenis Sihir Non-Sistematik yang Tatsuya gunakan.

Sekarang, ada banyak penonton yang menahan mulut mereka karena gejala yang mirip dengan mabuk tersebar di kerumunan.

Shinai milik Kirihara dan lengan Tatsuya yang berpotongan, tapi tidak ada suara apapun dari Shinai yang memotong daging.

Suara yang keluar adalah suara tubuh yang jatuh ke lantai.

Setelah penonton pulih dari suara dan mabuk, mereka akhirnya mampu melihat apa yang sedang terjadi.

Dan apa yang mereka lihat adalah Kirihara di lantai sementara Tatsuya mengawasi dia di sana, dengan memegang pergelangan tangan kirinya dan menggunakan lututnya untuk menekan bahunya.


◊ ◊ ◊


Dalam gimnasium, alias "Arena", apa bisikan permusuhan yang memecah keheningan.

"Siapa itu?"

"Aku belum pernah melihat dia sebelumnya."

"Apakah dia seorang siswa baru?"

"Lihatlah, dia seorang Weed."

"Apa yang Weed lakukan di sana?"

"Tapi lihat di ban lengannya"

"Tunggu, aku mendengar desas-desus bahwa seseorang dari jalur 2 berhasil masuk ke Komite Disiplin."

"Apa? Serius? Weed di Komite Disiplin?"

Bisik-bisik berasal dari klub Kenjutsu dan menyebar dari sana (dari kedua anak laki-laki dan perempuan). Dalam lingkaran keramaian, setengah menatap Tatsuya dengan permusuhan, sementara yang lain hanya menatap sambil menahan nafas mereka.

Dalam suasana permusuhan, Tatsuya dengan dingin (sementara menahan Kirihara di bawah) mengeluarkan perangkat komunikasi di terminal mobile-nya. Wajah dinginnya tidak tampak seperti menggertak, sepertinya ia terbiasa menjadi orang jahat dalam kebanyakan situasi.

"Ini adalah Tatsuya, saat ini aku berada di gimnasium 2. Aku telah menangkap satu siswa. Ia tampaknya terluka jadi tolong membawa tandu untuk berjaga-jaga."

Dia tidak berbicara dengan suara keras, tapi suaranya bergema melewati kerumunan.

Setelah menyadari apa yang sedang terjadi, anggota dari klub Kenjutsu mengambil langkah maju dan mulai berteriak pada Tatsuya.

"Hei, apa yang kamu lakukan?"

Dia pasti bingung, mengajukan pertanyaan-pertanyaan tak berarti seperti itu. Sebenarnya, mungkin itu bukan pertanyaan tetapi lebih seperti sebuah ancaman.

"Aku menangkap Kirihara-senpai karena penyalahgunaan sihir."

Tatsuya dengan patuh menjawab individu yang berteriak. Yah, secara teknis, matanya masih terfokus pada Kirihara di bawahnya sehingga bahkan jika itu patuh, itu tidak sepenuhnya hormat. Tergantung pada bagaimana kamu melihatnya, sepertinya dia meremehkan lawannya.

Dan itulah bagaimana kakak kelas anggota Kenjutsu melihatnya.

"Hei, kau! Berhenti meremehkan kami, Weed sialan!"

Dia mulai menerjang maju untuk meraih dada Tatsuya.

Tatsuya dengan cepat melepaskan Kirihara dan melangkah mundur. Dia melihat Kirihara sekilas dan melihat bahwa kesadarannya masih kabur setelah jatuh sehingga tampaknya dia tidak akan bisa melarikan diri. Setelah membuat penilaian itu, dia memusatkan perhatiannya pada kakak kelas yang mendekat dari depan.

Anggota Kenjutsu lain menjadi marah dengan sikap Tatsuya yang bertindak dingin seakan lawan-lawannya bukan ancaman sama sekali. Kakak kelas di hadapannya mengertakkan gigi ke titik di mana kamu bisa mendengar suara gertakan.

"Mengapa hanya Kirihara!? Mibu di sana juga bersalah seperti dia! Dialah yang memancing pertarungan!"

Pernyataan itu muncul dari kerumunan. Itu adalah kritik yang ditembak ke arah Tatsuya dan itu juga dibuat untuk mendukung kakak kelas tersebut. Tapi Tatsuya bahkan tidak bergeming dan berkata,

"Seperti yang aku katakan sebelumnya, aku menangkap dia karena penyalahgunaan sihir."

Sekali lagi, dengan suara tenang Tatsuya menjawab dengan patuh.

Kamu seharusnya mengabaikan mereka saja ... pikir Erika, dan pada saat itu, kekhawatiran itu menjadi nyata.

"Berhenti main-main!"

Kakak kelas itu penuh dengan amarah lagi dan menerjang ke arah Tatsuya.

Tatsuya menghindari serangan seperti matador dalam sebuah arena, tapi ini hanya membuat hal-hal semakin buruk.

Sekarang kakak kelas itu melemparkan tinjunya ke arahnya, tapi Tatsuya masih menghindari itu.

Tidak peduli apa yang kakak kelas itu lakukan, dia tidak mampu menyentuh Tatsuya. Bukan hanya karena pertempuran tangan kosong adalah keahlian Tatsuya, tapi kakak kelas ini juga membuat gerakan mentah karena kemarahannya.

Tatsuya mengambil langkah-langkah ringan untuk menghindari pukulan kasar dari lawannya. Ketika Tatsuya berhenti bergerak karena kakak kelas itu berhenti akibat kelelahan, dua anggota dari klub Kenjutsu lainnya menyerang Tatsuya dari belakang.

Ketika Erika hendak berteriak "Di belakangmu!", Tatsuya berputar dan menghindari kedua anggota itu. Dua anggota Kenjutsu bertabrakan satu sama lain dan berguling ke tanah.

Keheningan memenuhi ruangan lagi. Itu benar-benar diam di arena.

Jika ada efek suara pada saat ini, itu akan menjadi suara titik didih yang mencapai puncaknya.

Karena di saat berikutnya, seluruh Kenjutsu klub mulai menyerang Tatsuya.

Jeritan muncul dari kerumunan dan semua orang yang tidak terlibat (termasuk anggota Kendo) mulai melarikan diri untuk menghindari perkelahian.

Sayaka adalah satu-satunya orang dalam kerumunan yang melangkah maju untuk membantu Tatsuya.

"Tunggu, Mibu."

Seorang kakak kelas dari kelas 3 dari klub Kendo yang sama, meraih pergelangan tangannya.

"Ah, Tsukasa-senpai."

Dia menolak untuk sesaat, tetapi ketika ia melihat orang yang meraih pergelangan tangannya, dia membiarkan dia menariknya menjauh dari tempat kejadian. Wajahnya diliputi rasa bersalah karena melarikan diri dari pertarungan, tapi ia tidak bisa melepaskan tangan presiden klub Kendo Pria kelas 3 itu.

Ketika Presiden Klub Pria membawa Sayaka menjauh dari perkelahian itu, Tatsuya berada di tengah-tengah itu, bersiap-siap untuk menghadapi anggota kepala Kenjutsu.

Yah, bukan benar-benar "Menghadapi " seperti menyerang balik, semua yang dia lakukan adalah menghindar dan menangkis serangan "Blooms" yang diarahkan ke dirinya.

Gerakan Tatsuya itu tidak anggun, tapi padat, atau bahkan jika ada kata yang tepat untuk itu. Ini hampir seolah-olah ia bisa tahu urutan kakak kelas yang akan menyerangnya dari segala arah, semua yang dilakukannya hanya gerakan minimal yang penting. Dia tetap tenang selama cobaan dan tidak menunjukkan tanda-tanda terpojok. Ketika mereka bekerja sama untuk memojokkannya, dia hanya melakukan tipuan dan membiarkan mereka saling memukul, ketika mereka datang ke arahnya seperti tembok, ia dengan terampil menyelinap melalui mereka.

Meskipun lebih dari 10 orang menyerangnya sekaligus, mereka bahkan tidak bisa mengganggu pernapasannya, apalagi menghentikannya di tempat.

Para Blooms itu paham dalam kemarahan pada Weed kurang ajar yang tidak menyerang kembali bukan karena dia tidak bisa, tapi karena dia bahkan tidak perlu.

Hal ini menyebabkan seluruh anggota klub Kenjutsu mengaktifkan CAD mereka dalam kemarahan. Tapi ketika mereka menyalakan itu untuk menembakkan sihir terhadap dia, tidak ada yang terjadi.

Setiap kali Tatsuya melihat ke arah mereka, mereka terserang mabuk dan blok Psion mereka dihamburkan menjadi udara tipis.

Para anggota klub Kenjutsu mengutuk karena mereka tidak bisa memahami apa yang sedang terjadi, tapi mereka hanya terus menyerang Tatsuya dengan tinju mereka.

Sementara itu, Sayaka tidak menyadari bahwa Presiden Pria itu sedang mengamati situasi dengan rasa ingin tahu.


Catatan Penulis[edit]

Semuanya, senang bertemu dengan kalian semua. Satou Tsutomu di sini.

Terima kasih banyak sudah membeli buku ini.

"Mahouka Koukou no Rettousei" ini adalah debut novel saya di sebuah situs – posting novel sejak Oktober 2008 yang telah diedit dan direvisi oleh penerbit serialisasi.

Awalnya karya ini seluruhnya ditulis sebagai hobi, kemudian beruntung menerima tawaran untuk dipublikasikan.

Dimulai dari email yang saya terima dari great administrator situs-posting novel.

Email itu dikirim oleh orang-orang dari ASCII Media Works, dan teks yang dikirimkan adalah kata-kata undangan, "Kami ingin membahas persyaratan untuk publikasi."

Sejujurnya, saya meragukan mata saya sendiri.

Hiburan Novel adalah hobi nomor satu saya.

Saya juga suka membaca dan menulis.

Oleh karena itu, sebagai penulis novel hiburan, saya punya keinginan untuk menerbitkan karya saya dalam sebuah buku sejak lama.

Sementara menjadi seorang salaryman yang tidak akan pernah dipromosikan, saya mengirimkan novel ini yang saya tulis di waktu luang saya ke penerbit rookie untuk penghargaan tahunan.

Namun, hal semacam ini dibiarkan justru karena "Mahouka Koukou no Rettousei" secara bebas dipublikasikan di web oleh seorang amatir dan bekerja sesuai evaluasi sendiri.

Berurusan dengan penerbit terkemuka adalah sebuah petualangan bukan?

Aku ingat bagaimana aku berharap bahwa ini adalah masalah orang lain.

Sebenarnya, penghargaan penerbit tersebut di atas yang saya kirimkan itu adalah Dengeki Novel Prize oleh ASCII Media Works, tapi entri kompetisi saya dengan mudah ditolak.

Jika kamu mengizinkan saya untuk membuat alasan, itu karena saya harus menekan jumlah kalimat dalam novel ini menjadi setengah dari aslinya karena peraturan aplikasi.

Saya bahkan merasa, "Bukankah ini tidak masuk akal?"

Tapi saya menerima penolakan pada karya saya.

"Dunia ini tidak semanis itu" adalah salah satu pelajaran yang berguna yang saya pelajari dalam hidup saya sebagai salaryman.

Namun, kejadian yang “ tidak disangka bagus “ juga terjadi dalam kehidupan sekali-sekali.

Setelah obrolan dimulai dengan sambutan biasa dengan orang dari departemen editorial Dengeki Bunko yang saya temui (meskipun mungkin tidak perlu menjaga kerahasiaan namanya, saya akan memanggilnya M-sama sesuai dengan kebiasaan ).

Aku benar-benar terkejut ketika ditanya, "Apakah anda adalah 'XXX'-san yang menulis' XXX ' ?".

Pekerjaan yang saya kirimkan ke Dengeki Novel Prize adalah pekerjaan ini, meskipun mereka berbagi beberapa pengaturan, gaya SF benar-benar berbeda, apalagi nama pena juga ditulis menggunakan notasi kanji dari nama bahasa Inggris-Amerika secara setara fonetik.

Harap diingat bahwa hal itu terjadi dengan pekerjaan saya ditolak, tetapi jika anda membaca karya ini di web dan "Pengaturan ini, saya ingat melihat ini di suatu tempat sebelumnya " tertangkap dalam antena, tampaknya itu alasan saya dipanggil ke sini.

Tampaknya M-sama juga ragu-ragu untuk mengubah konten gratis menjadi layanan berbayar, dia sangat khawatir tentang apa yang pembaca web akan pikirkan itu jika dia dalam posisi mereka.

Saya juga memikirkan hal itu. Namun, karena resesi ekonomi berkepanjangan, penurunan perusahaan, dan pembatasan lembur itu, angin segar meniup profesi salaryman saya, jadi saya pikir "Akan sulit jika saya tidak mencari pekerjaan sampingan ya. Tapi kemudian, saya tidak akan punya waktu lagi untuk menulis sebuah novel."

Itulah yang terjadi, ini adalah hal terbaik yang bisa saya lakukan untuk terus menulis karya ini.

Dunia ini benar-benar tidak semanis itu, tapi kadang-kadang menunggu keberuntungan = kejadian manis.

Dan tentu saja, keberuntungan ini adalah tawaran publikasi dari M-sama.

Dan karena kami menerbitkan sebuah karya yang berasal dari web, publikasi novel ini juga menerima berbagai bantuan dari para administrator dari situs " Let's Become a Novelist ".

Tetapi di atas semua itu, terima kasih kepada semua orang yang telah mendukung pekerjaan ini sejauh ini.

Saya ingin mengambil kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih.

Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Kawahara-sensei yang memberi saya suatu kehormatan besar dengan kata-kata rekomendasi-nya, Ishida-sama yang menambahkan nilai substansial dalam pekerjaan ini dengan ilustrasi nya, Stone-sama yang melakukan desain mekanik, Suenaga-sama yang melakukan koordinasi warna, dan semua staf yang terlibat dalam pembuatan buku ini.

Dan lebih dari segalanya, untuk anda semua yang mengambil novel ini, buku saya ini sangat beruntung karena dapat diterbitkan, saya ingin mengucapkan terima kasih dari lubuk hati saya yang paling dalam.

Ini bukan akhir dari nasib baik saya, jadi saya akan melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan volume selanjutnya dari cerita ini untuk semua orang, Tolong tetap mendukung saya di masa depan.


(Satou Tsutomu)


The Late Great Favourite[edit]

Kawahara Reki


Errr, ketika saya diminta untuk menulis kata-kata rekomendasi untuk novel "Mahouka Koukou no Rettousei" dari editor yang bertanggung jawab atas novel ini, Mr. M, saya langsung menjawab kegirangan "Saya akan melakukannya! Saya akan melakukannya! Saya akan menulis sebanyak dua ribu halaman!" sambil menatapnya dengan pandangan yang agak lancang atau mungkin agak sombong ... Karena sebenarnya wadah untuk komentar rekomendasi yang sepanjang itu tidak mungkin ada, saya dengan rendah hati meminta anda untuk membaca halaman ini sebagai kolom.

Dalam kata pengantar ini, saya takut kalau saya akan tiba-tiba mulai dengan pendapat pribadi saya sendiri. Buku pertama karya saya, Kawahara Reki, diterbitkan pertama kali oleh Dengeki Bunko pada tahun 2009. Pada waktu itu, hampir tidak ada kasus dimana sebuah novel yang hanya diterbitkan di web sebagai pekerjaan amatir akan diterbitkan secara komersial (ditujukan pada orang remaja atau dewasa ). Dalam dua tahun ini, cukup banyak “ Web Adaptasi “ yang diterbitkan oleh semua perusahaan. Saya merasa bahwa keberadaan web novel telah sepenuhnya diakui. Lalu saat ini, ada publikasi yang sudah lama ditunggu-tunggu dari Dengeki Bunko, "Mahouka Koukou no Rettousei" ( dari sekarang saya sebut "Mahouka").

Jika anda adalah pembaca, maka saya pikir anda sudah tahu bahwa "Mahouka" itu serial dalam situs – posting novel “ Let's Become a Novelist “ dari bulan Oktober 2008, dan disimpulkan pada Maret 2011 sebagai sebuah karya yang sangat panjang. Terlebih lagi, novel ini memimpin dalam peringkat popularitas dengan margin yang besar untuk jangka waktu yang panjang dan memperoleh jumlah yang luar biasa yaitu sebanyak 30 juta kali tampilan halaman.

Meskipun saya tidak mungkin memiliki cukup ruang untuk benar-benar menulis tentang pesona "Mahouka" yang telah mengumpulkan begitu banyak dukungan, singkatnya, saya pikir saya bisa mengatakan itu adalah “ online novel yang memiliki deviasi unik “ yang efektif dan baik sekali disajikan .

Misalnya, jika "Mahouka" ditulis sebagai naskah kompetisi untuk penghargaan rookie of the year, bahkan dengan teori sihir secara terus-menerus dibangun dan bermacam-macam karakter yang tampil satu per satu dari awal, itu tidak menghilangkan sebagian besar cerita agar sesuai regulasi. Selain itu, novel online tidak memiliki batasan selain “ Batas Penulis “ tersebut. Jadi memungkinkan bagi penulis untuk menulis sejumlah besar pengaturan, banyaknya karakter, dan perkembangan secara bertahap untuk isi hati seseorang itu.

Tentu saja, itu juga penyimpangan yang besar dari teori bisnis. Hal yang dapat mengkonversi penyimpangan itu menjadi pesona, menurut pendapat pribadi saya, hanya “ banyaknya informasi sebagai bahan untuk menulis novel “, dengan kata lain hanya jumlah teks tertulis. Meskipun sebelumnya saya bilang itu sebagai batasan penulis, saya mengalami kesulitan dengan dua seri yang saya tulis dengan skala yang menjadi lebih besar dan lebih besar. Pokoknya, dengan novel online, apa yang memberi motivasi penulis hanya komentar pembaca (pada tahap awal, atau bahkan tidak ada ...). Ketika kita memiliki gairah sebagai sumber energi untuk menciptakan, dan sungguh-sungguh menghubungkannya ketika menulis sesuatu yang menyimpang dari teori, pasti pekerjaan itu akan memancarkan pesona yang memukau.

"Mahouka" adalah karya langka yang menerobos batas dengan sangat cepat dan naik ke atas. Jumlah total teks yang ditulis, Mr. Satou Tsutomu, yang ditulis dalam dua setengah tahun melampaui laju produksi dibanding penulis profesional. Untuk kalian semua para pembaca yang baru saja memasuki dunia "Mahouka" dari Dengeki Bunko, silakan berharap ke depan semoga karya ini terus memperluas dunianya dari sekarang.

Dan, meskipun sejauh ini saya sayangnya telah menulis dalam bahasa formal, contoh utama dari pesona penyimpangan dalam "Mahouka" adalah, jika anda ingin dicintai oleh Miyuki-san lebih daripada Onii-sama nya, saya percaya bahwa anda harus mendukung posisi Tatsuya-kun sebagai yang terkuat pada awalnya! Bagi Tatsuya-kun yang mendapat ilustrasi yang sangat bagus dari Mr. Ishida Kana dan menjadi lebih baik dan lebih brilian dari sebelumnya, saya pikir Miyuki-san pasti akan menunjukkan kepada kita atau bahkan lebih mengamuk lagi jika itu terjadi dan kelanjutan publikasi tidak akan menyenangkan lagi.

"Mahouka Koukou no Rettousei" tentu saja adalah Karya Favorit Terkini dari dunia novel online.



Referensi[edit]

  1. Chiba: nomor dalam kata Chiba(千葉) adalah Sen(千), yang berarti seribu.
  2. Tahun Ajaran: Tatsuya lebih tua 11 bulan daripada Miyuki. selain dari universitas, semua sekolah publik di jepang menerapkan sistem tahun ajaran yang sama berbasis Trimester dan dimulai dari bulan April dan berakhir pada bulan Maret pada tahun selanjutnya.
  3. Hunk: merupakan bahasa slang yang artinya bisa berupa a sexually appealing man, a person who is sexually attractive or a well-muscled, sexualized man, as in beefcake dalam bahasa inggris. saya tidak menemukan kata yang tepat untuk diterjemahkan ke bahasa indonesia.
  4. Azusayumi adalah semacam Busur keramat yang digunakan pada ritual shinto; daripada disebut Busuru untuk panahan, ini lebih mirip sebuah Busur musikal.


Kembali ke Halaman Utama