Mushoku Tensei (Indonesia):Volume 2 Prolog

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Prolog[edit]

Saat ini aku sedang berlari.


Aku melarikan diri dengan seluruh tenaga yang kumiliki dari cakaran hewan buas itu.


Aku melarikan diri dengan seluruh konsentrasiku, membuat hatiku dipenuhi oleh rasa takut.


Melalui tangga. Menyeberangi halaman. Terkadang menggunakan sihir untuk melompat ke atap. Terkadang jatuh.


"Dimana kamu?!"


Dia berteriak sambil terus mengejarku.


Tak peduli kemanapun aku berlari.


Aku lumayan percaya diri dengan kekuatan fisikku.


Lagipula, aku sudah melakukan jogging sejak umurku masih 2 atau 3 tahun, sambil latihan ilmu pedang.


Tapi sedikit kepercayaan diriku itu kini telah dihancurkan.


Dia, layaknya memandang rendah seluruh usaha yang telah aku lakukan, mengejarku tanpa kehabisan nafas, dengan rambut berwarna merah darah yang melayang-layang di udara.


Dia benar-benar tidak mengerti arti kata “menyerah”. Tidak peduli sejauh apapun aku berlari, di saat aku melambat, akan menjadi saat dimana dia akan memperdekat jarak di antara kami berdua.


"Haaa…… Haaa……"


Aku mulai kehabisan nafas.


Aku tidak bisa terus berlari seperti ini. Aku sudah tidak bisa melarikan diri.


Aku akan sembunyi. Pilihanku hanya itu.


"Gulp……"


Aku bersembunyi di bawah bayangan tangga, mengamati dari area observasi tumbuh-tumbuhan, ketika aku mendengar teriakan hewan buas dari tengah-tengah mansion.


"Aku tidak akan pernah memaafkanmu!"


Teriakan itu membuat kakiku gemetaran.


Aku adalah Rudeus Greyrat. Berumur 7 tahun.


Aku mempunyai rambut berwarna coklat cerah. Aku adalah bishounen yang kuat, dan mantan NEET berusia 34 tahun.


Karena aku tidak menghadiri pemakaman orang tuaku, aku diusir oleh keluarga, dan terbunuh karena ditabrak truk. Tapi karena lelucon takdir yang buruk ini, aku bereinkarnasi menjadi seorang bayi sambil tetap mempertahankan ingatanku.


Aku sudah merenungkan tentang kehidupanku yang dulu, dimana aku hidup sebagai manusia yang menjijikkan, dan dalam 7 tahun ini, aku berusaha keras untuk hidup dengan sungguh-sungguh.


Belajar bicara dan menulis, mempelajari sihir, berlatih ilmu pedang, membangun hubungan baik dengan orang tuaku, dan bahkan bertemu dengan teman masa kecil yang manis bernama Sylphy. Untuk bisa pergi ke sekolah bersama Sylphy, aku telah setuju untuk bekerja, dan mengunjungi kota Roa.


Kalau aku menyelesaikan pekerjaanku, yaitu menjadi guru privat untuk si tuan putri, majikanku akan menanggung biaya sekolahku dan Sylphy --- Situasiku yang sekarang seharusnya berjalan seperti itu.


"Keluarlah, dimanapun kamu berada! Aku akan menghancurkanmu hingga berberkeping-keping!"


Aku mengawasi sekelilingku dari area pengamatan, dan tubuhku gemetar ketakutan ketika mendengar teriakan si hewan buas itu.


Gemetar ketakutan gara-gara jelmaan bentuk dari kekerasan yang berwujud seorang gadis muda.


-- Kenapa situasinya bisa jadi seperti ini?


Aku harus kembali ke 1 jam yang lalu untuk menjelaskannya.