OreShura (Indonesia):Jilid 2 Prolog

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

#0: Tentu saja ini rumahku… dalam huru-hara[edit]

Oreshura v02 004.jpg

Tidak ada yang aneh dengan mempunyai teman masa kecil.

Benar kan? Rata-rata orang akan mempunyai satu atau dua teman dekat di TK atau SD. ‘Karena rumah kami dekat’ atau ‘keluarga kami punya hubungan yang bagus’. Karena alasan polos seperti itu, tidak ada masalah dengan jumlah teman masa kecil.

Tapi kalau kita berbicara tentang ‘teman masa kecil pada umur segini’, situasinya akan sangat berbeda.

Kalau pihak satunya adalah perempuan, masalahnya lebih besar lagi.

Karena masa remaja mengubah cara orang berinteraksi satu sama lain, tidak mungkin mereka bisa mempunyai hubungan yang sama dengan sebelumnya. Mereka akan mengingat ‘diri mereka di masa lalu’ dan merasa malu, dan hal itu kemudian menjadi sebuah benteng yang memisahkan mereka. Pada saat akhirnya bisa melupakan orang itu, melihatnya berjalan di kota berpegangan tangan dengan orang lain – ‘Ah, dia sekarang sudah punya pacar’ – rasanya sangat tidak enak.

Tapi, itu bukan masalah.

Seseorang harus melalui kebahagiaan dan kesedihan hidup untuk menjadi seseorang yang bertanggung jawab.

Untuk menjadi dewasa.

Walau begitu.

Ya, walau begitu-



"Unnnyyyyaaaaaaaaa! Mesum!Ecchi!"


Mendekati masa ulangan umum, awal Juli.

Aku membuka pintu kamar mandi untuk mencuci wajah saat aku disambut dengan teriakan.

Orang yang baru saja berteriak adalah Harusaki Chiwa.

Dia adalah siswi kelas satu SMA, 15 tahun.

Dia adalah teman masa kecilku.

Lalu— Kenapa dia telanjang?!

Ekspresinya juga sama terkejut dan kaku dengan mata terbuka lebar dan rambut basah.

Sosok Chiwa terlihat rapuh, terutama tangan dan kakinya yang ramping. Bokongnya terlihat lembut dan halus, dan kulitnya seperti buah peach yang berkilau. Sayangnya, handuknya menutupi bagian yang penting… tunggu dulu, itu adalah kesialan yang beruntung.

"K-K-K-K-K- kenapa kamu disini?!"

Aku juga mengeluarkan teriakan terkejut yang tidak kalah pelannya dengan teriakannya.

Lagipula, tempat ini kan rumahku.

Tanpa orang tua, aku tinggal disini dengan tante Saeko-san. Har ini Saeko-san tidak akan pulang karena sibuk bekerja, jadi satu-satunya orang yang berada di rumah adalah aku.

Chiwa menunduk, wajahnya memerah.

"Kemarin malam aku ada mengirim sms, iyakan?! Pemanas air di rumahku rusak, jadi aku akan datang dan mandi disini paginya!"

Oreshura v02 009.jpg

"...Huh? Kamu ada?"

'Kalau dipikir-pikir, aku tidak mengecek pesan sama sekali.

Aku benar-benar fokus belajar untuk ulangan, jadi aku lupa sama sekali.

"Hei, kamu mau lihat seberapa lama?! Ei-kun, bodoh, idiot! Mesum!"

"M-maaf!"

Aku berbalik ke kanan dan meninggalkan kamar mandi, dan menutup pintu sambil melihat ke arah sebaliknya.

Lewat pintu, aku mendengar suara tajam Chiwa.

"Walaupun kita teman masa kecil, ada hal yang boleh kamu lihat dan ada yang tidak!"

"Makanya aku minta maaf. Aku tidak tau."

Aku bersandar di pintu dan meminta maaf dengan kikuk.

Terdengar suara kain terdengar dari balik pintu… Chiwa mungkin mulai ganti baju, kan? Aku rasa aku seharusnya mendengar, jadi aku menjauh dari pintu.

"Benar? Kamu benar-benar merasa bersalah?"

"Ya, aku lupa mengecek pesan semalam, jadi ini salahku."

"...Jadi—"

Aku bisa merasakan Chiwa mendekati pintu saat dia berbicara:

"Sebagai permintaan minta maaf, kamu bisa mengabulkan satu permintaan?"

Ini dia.

Permintaan rujukan.

Setelah bertengkar, Chiwa akan mengeluarkan jurus maut ini.

"Apa?"

"Ah, bukan masalah besar..."

Chiwa berkata dengan malu-malu:

"Jalan bersamaku ke sekolah lebih sering?"

“Eh?”, jawabku dengan kepala dimiringkan, bingung.

“Hanya ini?"

'Buat hamburger untuk makan malam!', Aku pikir dia akan membuat permintaan yang ada hubungannya dengan daging.

"...Karena Ei-kun selalu berjalan dengan cepat ke sekolah sendirian."

Chiwa berujar dengan pelan, dan aku tidak tau kenapa dia terdengar sangat murung.

Rumah Chiwa terletak di sebelah. Saat kami masih SD, kami selau pergi ke sekolah bersama pada pagi. Tapi semenjak SMP< Chiwa bergabung dengan klub kendo dan pergi dari rumah pada jam yang berbeda denganku. Jadi lama-kelamaan kami tidak lagi pergi kesekolah bersama..

Karena Chiwa berhenti bermain Kendo di SMA, sekarang kami bisa pergi ke sekolah bersama.

"Tapi, kenapa?"

“K-karena itu wajar kan? Rumah kita bersebelahan dan kita pergi ke sekolah yang sama!"

"Benar juga."

Bukannya aku merasa siswa dan siswi SMA pergi ke sekolah bersama sebagai sesuatu yang wajar.

"B-baiklah, kalau begitu… Ah, kita juga bisa berbicara tentang kegiatan klub sambil berjalan!"

"Kegiatan klub…"

Sejak satu bulan lalu, Chiwa dan aku bergabung dalam klub yang sama.

Panggilannya: 'Masyarakat Untuk Megeluarkan Sisi Kegadisan', atau dikenal juga sebagai 'Jien-Otsu'.

Tujuan klub ini adalah untuk meningkatkan kualitas dari kepribadain diri dan menjadi gadis muda yang ideal- terdengarnya sangat bagus, tapi wajah asliya adalah klub yang ‘mencari cara untuk menjadi terkenal’, klub yang tidak jelas seperti itu.

Aku, sebagai anggota laki-laki satu-satunya, terpaksa mengemban kewajiban untuk mengurusi para gadis ini.

"Aku mengerti."

Aku mendesah.

"Saat keluar dari rumah, aku akan telpon."

"Benar?"

'Benar♪', Aku merasakan Chiwa melompat kecil di balik pintu. Anak perempuan ini selamanya seperti anak kecil.

"Mulai hari ini? Kalau begitu akan langsung ganti baju. Tunggu aku, Ei-kun!"

"Iya, iya."

Saat aku akan pergi dari sana, aku mendengar suara kecil dari Chiwa.


"Aku tidak akan menyerahkanmu pada Natsukawa."


"Eh? Kamu bilang apa, Chiwa?"

"Tidak! Tidak apa -apa!"

'Aku rasa aku mendengar sesuate tentang Natsukawa...

Lupakan saja, aku mungkin salah dengar.'

Karena aku tidak bisa mencuci muka, aku memutuskan untuk menyiapkan sarapan dan berjalan ke ruang keluarga.

Tanpa orang tua dan karena Tante Saeko selalu sibuk dengan pekerjaan, aku mengerjakan semua kegiatan masak, mencuci, bersih-bersih, dan kegiatan rumah tangga lainnya. Hari ini adalah hari untuk sampah yang tidak bisa dibakar, sebentar lagi aku harus mengeluarkan sampah untuk dibuang.

Saat aku memikirkan ini, aku membuka pintu——


"Kya! MesumEcchi!"



Teriakan palsu yang sangat tidak meyakinkan menyapaku.

Orang yang berteriak adalah Natsukawa Masuzu.

Dia adalah siswi kelas 1 SMA, 15 tahun.

Masuzu memiliki rambut silver dan mata biru, karena dia masih keturunan Eropa Utara.

Bajunya terdiri dari celemek putih berenda diatas seragam sekolah seakan berteriak ’Maniak’…Apa yang gadis ini sedang lakukan?

"Apa yang kamu lakukan? Masuzu?"

"Sama seperti kelihatannya, Eita-kun memaksaku menggunakan cosplay yang vulgar ini. Kya— MesumMesum—"

Oreshura v02 015.jpg

"Jangan mengatakan hal mengerikan seperti itu kepada seseorang!"

'Kapan aku pernah meminta seseorang mengenakan pakaian seperti itu?!

Suka celemek diatas seragam saja tidak ![1]Aku tidak semesum itu!

Tidak peduli seberapa sering seseorang melihat seragam, kombinasinya dengan celemek yang rapi membuatnya bersinar dengan cahaya baru! Atau sesuatu yang seperti itu! Panjang dari celemek yang dengan kesalnya hanya menutupi rok seadanya, sehingga memberikan perasaan seakan dia ‘tidak mengenakan apapun’. Atau sesuatu yang seperti itu. Setiap kali kali lipatan celemek bergoyang, au merasa seakan jantungku melompat dari dadaku! Tentu saja aku tidak berpikir sepert itu——!

"Walau begitu, kenapa kamu ada disini?"

"Ara, memangnya aneh kalau seorang gadis berada di rumah pacarnya? "

Ya, gadis tercantik di sekolah. Karakter jeleknya juga nomor satu di sekolah. Natsukawa Masuzu adalah, unexpectedly, ‘pacarku’… yah, walaupun ada alasan dibalik status pacar.

"Mengenakan celemek untuk pacar, dan meminjan dapur untuk membuat sarapan… Bukankah ini adalah contoh sempurna untuk 'Masyarakat Untuk Megeluarkan Sisi Kegadisan'?”

Aku duduk di sofa dan menghela nafas.

"Dengan kata lain, ini kegiatan klub?"

Natsukawa Masuzu adalah pendiri 'Masyarakat Untuk Megeluarkan Sisi Kegadisan'dan bertugas sebagai ketua klub.

Gadis ini adalah akar dan ratu dari segala kejahatan.

"Kemarin kamu sudah menerima pesan kalau aku akan datang pagi ini kan. Kita sudah bertukar alamat e-mail, memangnya kamu tidak baca? "

"Maaf, aku sibuk belajar… lagipula, bagaimana kamu bisa masuk? "

"Tentu saja lewat pintu depan. Aku bahkan berpikir kamu sengaja tidak menguncinya untukku."

"...Ah."

Benar, Chiwa.

Karena dia selalu keluar masuk rumah kami, Chiwa memegang kunci cadangan.

Aku juga memegang kunci rumahnya.

Benar saja, seharusnya kamu mengunci setelah membuka pintu!

"Aku membunyikan bel beberapa kali, tapi sepertinya Eita-kun sedang mandi, jadi kamu tidak dengar? Sepertinya keluargamu juga sedang tidak dirumah… Walau aku merasa ini tidak terlalu sopan, aku masuk sendiri."

"Jadi begitu."

Saat aku sedang memperjelas dan memastikan fakta yang ada, aku menyadari hal penting lain.

Masuzu berkata, "Kamu sedang di kamar mandi, jadi kamu tidak dengar?"

Tapi sebenarnya aku ada di tempat tidur, dan karena aku masih tidur aku tidak sadar…

Yang sedang mandi itu Chiwa.

In a few moments, she’ll walk into the living room while wiping her soaking wet hair with a towel.

D•e•n•g•a•n • w•a•j•a•h•n•y•a • y•a•n•g • m•e•r•o•n•a • k•a•r•e•n•a • b•a•r•u • m•a•n•d•i, • C•h•i•w•a • a•k•a•n • b•e•r•t•e•m•u • M•a•s•u•z•u!

"M-M-M-Masuzu!"

"Ya?"

"Tolong pergi!"

"Eh?"

Alis Masuzu tertekuk.

"Karena aku punya hal penting untuk dilakukan sebelum pergi ke sekolah! Kalau kamu tetap disini, aku akan terlambat!"

"Kalau begitu, sarapan bersama denganku."

"Aku baru saja makan! Tadi pagi aku makan tiga mangkuk besar penuh! Sakin kenyangnya, aku tidak bisa memasukkan sebutir nasi atau serpihan roti lagi di perutku!"

"…jadi begitu."

Bahu Masuzu’s menurun, kecewa.

"Aku sudah menantikan sarapan dengan Eita-kun sejak kemarin malam."

Masuzu terlihat kesepian saat dia bergumam dan wajah sedihnya terus menusuk hatiku.

"Maaf, Masuzu, kamu sampai datang kesini untuk memasak sarapan."

"Aku selalu ingin kamu mencoba kari instan super pedas buatanku yang dipenuhi cinta…"

"I-itu repot kan? Kamu harus merebus air dan memasak nasi."

"Tidak, nasinya juga instan."

"Untukku, kamu harus menekan satu tombol di microwave?!"

Aku bahkan tidak tau apa yang harus kukatakan pada tahap ini.

Masuzu menghela napasnya dengan keras.

"Kalau begitu, tidak ada jalan lain…"

"Ternyata kamu lumayan pengertian, Masuzu."

"Seperti dugaanku, daripada celemek dan seragam, kamu lebih memilih celemek saja [2]"

"Aku rasa kamu tidak mengerti, Masuzu!"

"'Kidou Eita, celemek saja, terobsesi' : retrieved aprox. 83,020 results (0.14 sec.)."

"Ada apa dengan Guugle[3]?! Kmu ingiin membuat pacarmu jadi semesum apa?!"

"Eeh? Ah, tentang itu, eerm..."

Masuzu mengalihkan kepalanya dan terdiam:

"Tidak, aku tidak akan pernah berpikir seperti itu."

"Lalu kenapa kamu terlihat tidak bisa memutuskan?!"

Memangnya apa yang harus kulakukan?

Hari masih pagi, dan aku sudah menembakkan 100 tsukkomi [4] berturut-turut tanpa henti.

Ini tidak baik untuk kesehatanku…

"Kalau begitu, aku pergi."

Masuzu melepas celemeknya, menggelengkan kepalanya dengan pelan.

Rambut silvernya melayang di depan jendela ruang keluarga, mengenai cahaya matahari pagi, membuatku hampir buta.

This girl was so alluringly pretty, seperti peri…

Masuzu melepas pita di seragamnya, dan berkata dengan mata sendu:

"Tau tidak, Eita-kun, aku rasa mengenakkancelemeksaja sedikit keterlaluan."

"Benar kan? Pikiranku juga sama!"

"Aku akan melepaskan rokku, hari ini tolong lepaskan aku dengan ini saja."

"Itu juga tidak boleh!"

"Lihat, Nii-chan, dia akan melepaskanya, melepaskannya[5]!"

"Kamu sudah menentukan pertunjukannya?!"

Tepat saat Masuzu meletakkkan jarinya pada pengait roknya——


"Hei, Ei-kun, pengering rambutnya dimana?"


Suara terdengar dari ruang ganti dan membuatku melompat terkejut. 'Waaaaah!'

Masuzu memiringkan kepalanya dan bertanya:

"Eita-kun, tadi, itu suara siapa?"

"I-I-I-I-Itu bukan apa-apa!"

"Apa keluargamu ada di rumah? Tapi sepertinya aku kenal dengan suaranya."

"Kamu terlalu banyak berpikir! Itu tanteku Saeko-san! Dia pasti baru bangun!"

"Kalau begitu, ini kesempatan yang langka, jadi aku sekalian saja mengenalkan diri."

"Jangan! Jangan melakukan hal yang aneh!"

Aku mengambil pengering rambut yang ada di meja dan berkata:

"Dengar, Masuzu, tidak peduli apa yang terjadi, jangan bergerak! Bahkan kalau pengguna stand[6] baru muncul, jangan bergerak! "

"Aku tidak terlalu mengerti apa yang kamu..."

Sebelum Masuzu bisa menyelesaikan kalimatnya, aku berlari dari ruang keluarga.

Aku mengetuk pintu kamar mandi dan saat dibuka, aku melihat Chiwa yang baru mengenakan baju memperhatikan kaca kamar mandi.

"Ambil pengering rambutnya, Chiwa..."

"Kamu kenapa? Kamu berkeringat."

Ekspresi Chiwa terlihat kaget saat dia mengambil pengering rambut.

"Tidak usah khawatir, hanya pengguna-Stand baru muncul."

"...? Ei-kun aneh."

Chiwa memiringkan kepalanya dan mulai menggunakan pengering rambut.

"Hei, kalau aku mengubah gaya rambut sekali-kali, bagaimana pendapatmu?"

“Memang kenapa?"

"Apa kamu suka ikat satu? Atau kamu lebih memilih rambut bergelombang?"

Apa yang harus kulakukan?

'Sebelum Chiwa sadar, aku harus menemukan cara untuk membuat Masuzu pergi.'

Kalau situasinya terbalik, tidak masalah… tapi aku berjanji untuk pergi ke sekolah bersama Chiwa.

Aku ingin sebisa mungkin mempertahankan janji dengan teman masa kecilku.

"Ada apa dengan ‘terserah’? ... Apa kamu tidak mendengarkan?"

Chiwa cemberut, dan memandangku dengan pandangan menusuk>

"T-t-t- tentu saja! Gaya rambut kan? Ah, tapi aku pikir gaya rambut Chiwa yang sekarang sudah bagus. Sangat cocok denganmu!"

"...Benar?"

"Benar, benar!"

Saat aku mengatakannya, seluruh wajah Chiwa memerah.

Dia diam-diam menepuk punggungku beberapa kali.

"Aku benci kamu! Idiot, idiot♪, Ei-kun, kamu bodoh♪."

"...?"

“Ada apa dengan gadis ini? Apa dia bingung? Punggungku sakit.”

Tepat saat itu...!


"Eita-kun, tombol mana yang harus kupencet untuk memanaskan nasi?"


Reaksiku terhadap suara yang datang dari ruang keluarga: 'AOHHHHHHH[7]!'

"Aneh? Siapa disana?"

Chiwa mematikan pengering rambut dan memiringkan kepalanya, bingung.

"Aah, Saeko-san baru saja pulang."

"Tapi aku rasa suaranya berbeda."

"D-dia bilang dia sedikit tidak enak badan! Demam musim panas yang sangat parah!"

"Dipikir-pikir, aku sudah lama tidak bertemu dengan Saeko-san. Aku akan pergi memberi salam."

"Jangan! Jangan pikirkan hal-hal yang aneh!"

Aku memegang bahu Chiwa, yang sedang membuka pintu untuk menghentikan gerakannya.

"D-Dia merasa capek dari kantor! Aku ingin membiarkannya istirahat dengan tenang, jadi bisa tunggu disini sebentar? Ok? "

'Ok', Chiwa mengangguk setuju. Dia tau Saeko-san sangat sibuk, jadi dia tidak curiga.

"Jadi, aku harus menggunakan pengering rambut pelan-pelan, kan?"

"Tolong! Masa depan manusia tergantung padamu!"

Aku hampir terpeleset tiga kali di koridor, saat aku berjalan kembali ke ruang keluarga.

"Ada apa, Eita-kun? Kamu dipenuhi berkeringat."

Masuzu mengerutkan alisnya saat berdiri di depan microwave.

"Itu hanya, tentang masa depan, kehidupan manusia, ya – hei- "

"Oh, kamu benar-benar menunjukkan telentamu."

Aku mengambil nasi dari tangan Masuzu yang terdiam dan mulai menyalakan microwave.

Saat aku memutar tombolnya, aku mulai berpikir.

Aku tidak bisa membiarkan Masuzu dan Chiwa bertemu, jadi aku harus bisa mengiring Masuzu keluar dari rumah. Tapi Masuzu punya intuisi yang tajam, jadi aku harus sangat berhati-hati.

"Hey, Masuzu, Aku benar-benar minta maad, tapi saat kamu keluar, keluar lewat koridor? Aku akan membawa sepatumu keluar.”

Dari koridor ruang keluarga, dia bisa pergi ke taman. Setelah melalui taman, dia bisa mencapai jalan yang bertolak belakang dengan jalan di pintu masuk utama.

"Oh, apa ada yang salah?"

"Kalau Saeko-san tau aku membawa seorang gadis ke rumah, dia akan khawatir, karena dia sangat konservatif."

Ini, tentu saja, bohong.

Saeko-san bekerja di perusahaan gal-game, dan sering membicarakan topic asmara. Kalau dia tau mengenai ini, dia akan berkata: ‘Selamat, Eita! Ayo makan sekihan [8] malam ini.'

"Aku mengerti. Kalau begitu, aku akan langsung pergi."

Masuzu memerimanya dengan mudah.

Kupikir dia akan menanyaiku, jadi aku merasa sedikit lesu.

"Kenapa kamu keliatan kaget? Aku tidak ingin membawa masalah ke keluargamu. Kalau mereka ada atau tidak ada di rumah, aku tidak akan datang seenaknya lagi."

Ekspresi Masuzu tiba-tiba emnjadi sangat serius.

"Ayah dan ibu Eita-kun?

"Aku belum pernah bilang? Mereka berdua tidak bersamaku lagi. Kalau kita berbicara tentang keluarga, hanya ada tanteku Saeko-san yang bertindak sebagai waliku --- dan Chiwa juga termasuk."

"...begitu."

*ding*, microwavenya berbunyi.

"Keluargamu yang masih ada, kamu harus benar-benar menghargai mereka. "

Aku mngambil sepatu Masuzu dari pintu depan dn membawa mereka ke koridor.

Masuzu mengikat lagi pita yang sebelumnya dia buka, melipat celemek dengan rapid an memasukkannya kedalam tas.

"Kamu tidak makan karenya?"

"Kalau kita terlalu lama, tantemu mungkin turun ke bawah, kan? Aku akan pergi membeli roti atau sesuatu di jalan atau mini market. Biarkan saja untuk tantemu makan."

"...Maaf, Masuzu."

Aku merasa sedikit menyesal.

Kalau dipikir lagi, ini semua terjadi karena aku tidak pernah mengecek pesanku.

"Mungkin kapan-kapan."

"Jangan."

Masuzu menggelengkan kepalanya.

"Kalau kamu bilang begitu, akan lebih baik kalau kamu melakukannya sekarang."

Masuzu mendekatiku dari belakang, memelukku dan dengan lembut bersandar padaku.

Dia terlihat seperti boneka Prancis saat wajahnya mendekati wajahku dan nafasnya yang manis terhembus ke hidungku.

"Cium aku."

"Eh?"

"Aku pernah menciummu sebelumnya kan? Sekarang giliran Eita-kun."

"A-A-A-A-A-A-Ap-apa yang kamu katakana?! Aku tidak bisa melakukan hal seperti itu!"

"Walaupun kita sudah menjadi kekasih?"

Masuzu dengan wajah meronanya, menekankan badannya ke badanku.

Aku bisa merasakan bahwa dibawah pita seragammnya, ada benda lembut yang berubah bentuk. Bahkan walau aku menjauhkan badanku, benda yang tersangkut akan mengikutiku!

Dia melakukannya dengan sengaja!

"Jangan bercanda! Kamu mingkin bilang pacar, tapi aku hanya pacarPalsu!"

"Ya, tepat sekali."

Mata Masuzu yang sembab melihatku dan mengangguk pada saat yang sama.

"Hubungan pasaran kita memang palsu. Sebagai 'anti-asmara', hubungan kita hanya ditujukan untuk menyingkirkan murid yang terus mengejarku——tapi, Eita-kun."

Bibir Masuzu tiba-tiba mendekatiku.

Secara tidak sadar aku menutup mata- tapi bibirnya melewati bibirku dan mendekati telingaku:

"Aku tau orang yang di kamar mandi itu Harusaki-san."

"Apa?!"

"Karena sepatunya ada di pintu depan, jadi aku tau semuanya dari awal ♪."

"[...]"

Aku merasakan tenaga kabur dari tubuhku.

Jadi intinya, semua usahaku sia-sia?

"Ti-tidak, alasan kenapa Chiwa menggunakan kamar mandi di rumah ini berbeda dengan apa yang kamu pikirkan. Dia datang karena pemanas air di rumahnya rusak, begitulah."

"Tolong jangan salah paham."

Masuzu menggangu penjelasanku:

"Bukannya aku tidak merasa cemburu. Tapi- kalau ada rumor Eita-kun dan Harusaki-san terlalu dekat, kontrak kita akan dibatalkan. Itu akan membuatku repot."

"Kamu tidak harus khawatir tentang hal seperti itu!"

Keringat dingin mengalir di wajahku.

"Bukannya aku baru bilang? Chiwa itu seperti keluarga, karena dia teman masa kecilku, aku tidak akan pernah melihatnya sebagai seorang wanita. Dan Chiwa juga merasakan hal yang sama."

"Hooo?"

Mata Masuzu jelas-jelas tidak setuju.

"Kalau Harusaki-san merasa seperti itu, tidak ada masalah."

"...Apa maksudmu?"

"Intinya—"

Masuzu tiba-tiba menjauhkan badannya.

"Catatan 'Chuuni[9]. ' ada ditanganku, jangan lupakan itu."

"Ya, aku tau."

Catatan Chuuni.

Aku menulisnya saat aku masih SMP, dan itu adalah diari yang penuh dengan delusi dan masa laluku yang memalukan.

Karena Masuzu memegang benda ini, aku terpaksa memainkan peran sebagai pacarnya.

"Walaupun kamu ‘anti-asmara’, ada apa dengan pembicaraan tentan gcuman?"

"Ara, kamu mengatakannya terbalik kan?"

Masuzu berkata dengan tegas sambil mengenakan sepatunya di koridor:

"Tepatnya karena aku ‘anti-asmara’, aku bisa berbicara tentang berciuman dengan tenang. Pada dasarnya itu cuma menyentuhkan satu bibir ke bibir lainnnya kan? Hanya orang yang ‘berpikiran asmara’ dan ‘memuja cinta’ yang akan menganggap ciuman sebagai sesuatu yang sangat penting atau memalukan."

"...Benar?"

Kamu benar-benar jago berbicara. Wajahmu tadi merah juga, tau.

"Jadi Eita-kun, kita bertemu lagi di sekolah."

Masuzu membungkuk dengan sopan dan elegan, keluar dari taman belakang dan berjalan pergi.

"Yareyare..."

Aku tiba-tiba merasa sangat lelah.

Aku sadar bahwa hari ini baru dimulai, dan aku sudah ingin kembali tidur.

Lupakan saja. Itu tidak mungkin. Sekarang sudah mendkati akhir semester, dan aku masih belum mengeluarkan samaph yang tidak bisa dibakar.'

"Unya— Ei-kun— Apa aku bisa keluar sekarang?"


Chiwa pasti mulai merasa tidak sabar berada di kamar mandi.

Benar saja...

Beberapa alasan membat kehidupanku sehari-hari menjadi huru-hara.



—Walaupun begitu, bagaimanapun juga, sesuatu dalam hatiku dipenuhi rasa optimis.

‘Huru-hara’ yang sebenarnya belum dimulai.

Chiwa yang seperti adikku.

Masuzu yang merupakan pacar palsu.

Walaupun dimata orang orang di sekolah ini adalah huru hara diantara pacar dan teman masa kecilku- tapi ini bukan benar-benar huru-hara. Mereka berdua adalah tipe yang tidak suka kalah, jadi kelihatannya saja mereka seakan bertarung memperebutkanku. Tapi sebenarnya mereka hanya bertengkar karena mereka suka bertengkar.

Tapi—

Hari itu sehabis sekolah, saat aku membuka loker sepatu saat aku mau pulang, aku melihat ‘benda itu’ yang menghancurkan pemahaman naifku.

Benda itu adalah surat berwarna pink.

Stiker berbentuk hati.

Dan ada sedikit bau parfum——

"S-S-S-Surat cinta?"

Ini pasti bohong.

Teman masa kecil, pacar, jangan bilang ini saatnya untuk ‘pihak ketiga’ muncul?


“Huru-hara – yang sebenarnya akan dimulai?!


Translator notes and references[edit]

  1. Seifuku apron (制服エプロン) Sejenis fetish untuk seragam dengan celemek.
  2. hadaka shitsuji: celemek saja, dalam artian Masuzu tidak mengenakan pakaian lain selain celemek
  3. Parodi dari Google.
  4. tsukkomi = tipe komedi di Jepang yang terdiri dari satu orang yang mengatakan kalimat konyol, dan satu orang ‘straight man’ yang meluruskan/membetulkan perkataan partnernya
  5. Disini Masuzu meniru nada orang yang sedang mempromosikan strip shows.
  6. pengguna stand: referensi ke pengguna kekuatan di JOJO series
  7. Ditulis dalam Bahasa Inggris. Mungkin referensi JoJo, karena teriakan dalam Bahasa Inggris lumayan sering digunakan disana.
  8. Sekihan (赤飯) Nasi merah, biasa dimakan pada perayaan, and sering dijadikan paridi saat karakter ‘menjadi dewasa’.
  9. Chuuni: kependekan "chuunibyou".