Oregairu (Indonesia):Jilid 8 Bab 2

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Sapuan angin berhembus dari arah pintu yang dibiarkan terbuka.

Rambut Hiratsuka-sensei yang panjang dan berkilau berkibar ketika angin menghembus melewatinya. Dia mengganggunya dengan merapikannya begitu saja dan masuk ruangan dengan langkah berisik.

"Aku punya permintaan untuk kalian,tapi..."

Saat ia mengatakannya, dia melihat kami semua dan langsung memiringkan kepalanya kebingungan.

"Apa yang terjadi?"

Kami semua duduk di situ tanpa menjawab pertanyaanya. Yuigahama memalingkan pandangannya dengan canggung, sementara Yukinoshita duduk di sana terdiam dengan mata tertutup.

Gara-gara itu, keheningan aneh mengisi ruangan, membuat Hiratsuka-sensei memiringkan kepalanya lagi. Dia kemudian melihat ke arahku dengan ekspresi kebingungan.

"Tidak,tidak ada apa-apa."

Dengan tatapan langsung seperti itu, bahkan aku tak sanggup untuk mengabaikannya, jadi aku jawab dengan santai.

Aku coba menjawabnya sesingkat yang aku bisa, tapi Hiratsuka-sensei tetap tersenyum pahit. Sepertinya, ia punya gambaran apa yang sedang terjadi.

Tentu, dengan diamnya baik Yukinoshita dan Yuigahama, siapapun akan menduga ada sesuatu yang terjadi.

"Mungkin aku kembali nanti saja?"

"Kami tidak keberatan, lagian juga."

"Lagian juga, tidak akan mengubah apapun" adalah makna tersiratnya. Apakah itu besok atau lusa, kesunyian mengekang ini akan terus berlanjut tanpa henti.

"...Aku mengerti. "

Kelihatannya, dia mengerti maksud di balik perubahan kecil suaraku. Hiratsuka-sensei mengangkat pundaknya dan mendesah kecil.

Dalam rangka menghindari suasana menjadi lebih runyam lagi, Yuigahama mencoba meringankannya dengan mengajukan pertanyaan.

"Sensei, ada yang bisa kami bantu?"

"Oh, iya... Kalian boleh masuk."

Hiratsuka-sensei berbelok ke arah pintu dan memanggil. Dengan suara lembut "permisi", seseorang yang akrab dengan ruangan ini perlahan masuk.

Dia memakai kuncir di depan, diikat menjadi satu oleh jepitan dan keningnya agak imut.

Dia adalah Ketua OSIS, Meguri.

Seseorang yang mengikuti di belakangnya, seorang siswa perempuan yang asing.

"Kami punya permintaan, jadi... "

Meguri memotong kata-katanya yang singkat don beralih ke siswa perempuan di belakangnya.

Dengan sedikit dorongan, gadis itu maju ke depan.

Rambutnya setengah panjang, berwarna kuning muda bergerai pada saat ia mengambil langkah ke depan. Mempunyai warna rambut yang terlihat begitu alami, kulit di jemarinya memantulkan matahari sore, membiaskan seluruh partikel cahaya.

Dengan rambut tipisnya dan mata yang lebar, dia mirip hewan yang imut, memberikan dia kesan manis. Seragamnya kelihatan sedikit dibuka, dan dia sedikit menekan kancing kardigannya yang tidak terlalu datar.

Ketika aku melihatnya dan sedang berpikir siapa sih dia, dia menghadap kami dengan senyum malu-malu.

Pada saat itu, aku merasakan semburan riak detakkan pada jantungku. Jelas, ini bukan cinta pada pandangan pertama. lni bukan apa-apa melainkan alarm peringatan.

414px-YahariLoveCom v8-045.jpg

"Ah, lroha-chan."

Ketika Yuigahama berbicara, orang bernama lroha-chan atau siapa lah dia, menjawab dengan nada rendah hati sambil sedikit menundukkan kepalanya.

"Yui-senpai, haloo~. "

"Yahallo~."

Keduanya membuat gerakkan kecil di depan dadanya.

"Oh, jadi kamu kenalannya lsshiki-san. Mengapa kita tidak lewati dulu salam jumpanya?"

Setelah melihat salam jumpa tadi, Meguri-senpai mengangguk sambil berbicara.

lsshiki lroha.

Aku pernah mendengar sebelumnya.

Aku yakin dia siswa kelas satu yang menjabat sebagai manajer klub sepakbola. Hayama memasukkannya dalam turnamen Judo aneh itu sebelum liburan musim panas. Ngomong-ngomong, apa yang terjadi dengan Miura saat itu...

ltu yang aku pikirkan, tapi ini bukan saatnya menggali masa lalu.

Sepertinya permintaan kali ini berhubungan dengan lsshiki lroha.

Tetapi yang jadi masalah, mengapa Meguri bersama dia?

Sepertinya permintaan kali ini berhubungan dengan lsshiki lroha.

Tetapi yang jadi masalah, mengapa Meguri bersama dia?

"Kalian tahu tentang pemilihan OSIS yang akan datang?"

Jadi, dia bertanya, tapi aku tak punya gambaran apa yang dia maksud. Sepanjang acara sekolah tidak memaksa kami ikut ambil bagian, jelas tidak ada alasan untuk menghabiskan waktu seharian untuk kepanitiaan.

Aku melirik tanpa menggerakkan kepalaku untuk memeriksa reaksi yang lain. Yuigahama dengan tenang menggelengkan kepalanya.

Ya, ini bukan acara yang banyak disenangi. Beda cerita kalau temanmu ada yang mencalonkan diri. Sebetulnya, mungkin lebih banyak orang menjalani karirnya sebagai pelajar tanpa ikut ke dalam OSIS.

Sebagian besar dari siswa biasa, hanya mengenali OSIS sebagai "orang-orang yang mengurus suatu hal tapi aku tidak tahu apa yang mereka kerjakan.". Pemilihan berarti memilih orang-orang untuk menjadi pengurus OSIS dengan tujuan yang sama.

Aku tidak sama dengan mereka, jika itu bukan untuk ikut serta dalam festival sekolah don festival atletik. Aku yakin itu kesalahan Yuigahama sesuai tuduhan.

Tapi, ado satu orang yang tidak salah. Yukinoshita Yukino.

"Ya. Aku yakin itu sudah diumumkan ke semua orang. Aku pikir pencalonan kandidat sudah berjalan juga."

"Kamu benar-benar tahu ya, Yukinoshita. Yap, yap, selain sekretaris yang tidak punya kandidat, semuanya sudah diumumkan."

Meguri-senpai berbicara sambil dengan ceria menepukkan tangannya.

"Kami seharusnya melakukan ini sejak lama, tapi sedikitnya kandidat menyebabkan itu harus ditunda. Dan tanpa pengganti yang cocok, aku tidak dapat mengundurkan diri dengan tenang juga... "

Meguri-senpai mulai menangis dibuat-buat.

"Sekolah kurang lebih mengandalkan Shiromeguri, kalian mengerti. ltu dia, penggantian dirinya seharusnya sudah selesai saat Festival Atletik, tapi..."

"Oh tidak, tidak masalah! Soalnya sekolah yang direkomendasikan sedang ada sela waktu, ujiannya pun tidak terlalu masalah."

Hiratsuka-sensei melihatnya dengan rasa khawatir kepada Meguri yang tersenyum dan melambaikan tangannya. Pikirkan itu, itu sudah jelas sekali, Meguri senpai memang kelas tiga. Beberapa bulan lagi dan dia harus pergi dari sekolah.

Ketika aku melihat ke Meguri-senpai sambil berpikir situasi mulai panas, suasana Meguri akan berkaitan masalah masa lalu, dia kelihatan menyadari bahwa dia belum selesai bicara.

"Oh. Iya, iya, aku harus menjelaskan semuanya, hm? Lagipula, untuk pekerjaan terakhirku menjadi ketua, aku akan bekerja dengan semua pengurus OSIS saat ini dalam komite panitia pemilihan."

Dengan kata lain, di situ tidak ada satu pun dari OSIS saat ini yang bekerja dalam pemilihan, huh...

Ya, aku bisa bayangkan bahwa anggota OSIS sekarang menemukan arti pekerjaan mereka hanya saat Meguri ikut bekerja. Mereka semua terlihat sangat mengaguminya atau mungkin saat mereka selesai bekerja bersama kami selama Festival Sekolah dan Festival Atletik mereka berpikir "Aku sangat lelah dengan Festival Sekolah-!" (tanpa menulisnya di papan tulis) 1 atau hal lain dengan maksud yang sama...

"Dan begitulah, pemilihan dan dekrit untuk melakukannya sudah dikeluarkan, tapi..."

"Dekrit ... "

Yuigahama mengulanginya dengan nada rendah, namun tak seorangpun secara khusus menjelaskan kepada dia. Normalnya, Yukinoshita yang pertama kali menyadarinya, namun dia melamun dengan tangan ditaruh di dagunya.

"Dekrit, khususnya di sekolah kita, adalah jadwal pengumuman pemilihan beserta kandidat yang bekerja sesuai jabatan, Kurang lebih itu lah maksudnya jika kau berpikir begitu."

Hiratsuka-sensei memastikan tidak membiarkannya lepas dan menjawabnya. Yuigahama berterima kasih sambil menertawai hal tersebut.

"Terima kasih banyak. Ahaha... Jadi, itu apa yang dimaksud dengan dekrit atau apalah itu?"

Yuigahama bertanya setelah mengganti topik. Meguri melihat ke arah lsshiki.

"lsshiki adalah kandidat ketua OSIS dalam pemilihan."

Ooh, jadi mencalonkan diri jadi ketua huh... benar-benar kejutan, bisa aku bilang begitu, tapi terus terang, lsshiki lroha kelihatan bukan orang yang tertarik dengan kegiatan ketua OSIS.

Dan lagi, untuk apa kamu mencalonkan diri jadi ketua? ltulah yang aku pikirkan saat aku menatapinya, tapi dia kelihatannya menyadari maksud di balik sorot mataku. lsshiki melihat kearahku. Dia kemudian mengedipkan mata dengan tiba-tiba.

Kelihatannya, ia akhirnya menyadari keberadaanku. Tunggu, tidak, dia melihat ke arahku sebelumnya... Dia mungkin berpikir aku hanya pajangan atau sejensinya. Seperti, pasti ada di dunia ini ruangan yang memiliki suatu benda layaknya simbol bagi sebuah novel.

Akan tetapi, lsshiki melihatku tanpa ada tanda sedikitpun menghina atau jijik. Melainkan, dia menyadari akan suatu hal, membuka mulutnya, dan tersenyum.

"Ah, apa kamu pikir aku tidak cocok dengan tugasnya atau lainnya~?"

"Ah, tidak, tidak sama sekali. Tidak mungkin."

Dengan senyum yang langsung ke arahku. Aku berbicara gagap.

Ya, mereka bilang jangan menilai orang dari penampilannya dan akan bodoh jika berhenti menonton anime hanya karena desain karakternya saja. Aku mengalihkan mataku dari lsshiki untuk membuang anggapanku tentang dia.

Saat aku melakukannya, lsshiki menaruh tanganya di pinggul memiringkan tubuh ke depan dengan marah don muka cemberut kemudian lanjut berbicara.

"ltu karena aku sangat seriii..ng dibilang begitu, jadi aku kurang lebih tahu apa yang mereka katakan~. Seperti, aku kelihatan dungu atau aku kelihatan super bodoh atau semacamnya."

Oh, ya, orang ini berita buruk.

Penampilannya sendiri menunjukan pribadi ceria don dia jelas tipe remaja yang berhubungan dengan gadis-gadis SMA kebawah. Make up tipisnya memancarkan kealamiannya dengan rok sedikit di atas lutut, lengan baju berwarna krem, kardigan longgar, dan tulang selangka yang memikat tersembunyi di balik pita longgar kerah bajunya yang kelihatan seperti celah yang dapat kau intip.

Meski penampilannya lembut, dia tampak akrab juga dengan seniornya Yuigahama; sifat ramah karena sesauatu entah apa.

... Seperti yang aku duga, dia berbahaya.

Tidak hanya dia nyaman menjadi pusat perhatian, dia dengan terang-terangan menunjukan statusnya sebagai "gadis SMA". Diluar, ia punya watak lemah-lembut bersama dengan feminitas rendah hatinya, tapi itu tidak mengambil upaya untuk melihat bahwa itu bukan yang sebenarnya.

Dengan pengalaman masa laluku sebagai sumber kepercayaan diriku, kemungkinan ini terjadi di muka bumi sangatlah tinggi.

Punya maksud yang sama dengan orang-orang yang menyebut mereka penghidup suasana atau menyebut diri mereka mempunyai mulut kotor adalah bajingan yang kurang enak, orang-orang yang maju ke depan dan menunjukkan diri mereka walaupun tidak ada yang meminta, sebagian besar, menunjukan individu yang tidak ahli dalam hal apapun. Orang bodoh yang suka menyatakan dirinya sendiri juga termasuk kategori itu.

Ketika aku dalam masalah itu, orang-orang yang membuat pernyataan misterius bahwa "Aku adalah orang yang selalu memberontak!" adalah idiot yang jatuhnya sejenis. Mereka yang menyatakan dirinya pemberontak berteriak "oooooooooooooooooa tunggu dulu" dalam percakapan dengan senyum setengah. Mereka juga melanjutkannya dengan "dan, dan, dan?" sambil tersenyum bodoh. Tipe-tipe ini benarbenar membuatmu marah. Tingkat kejengkelan dengan candaan seperti ini yang mencoba bergaya dalam perilaku dangkal ini adalah di luar kenormalan. "Mengganggu orang membuatku tertarik." Di sana banyak orang dengan kesalahpahaman seperti itu, tetapi karakter spesial mereka tidak hanya membuat marah orang lain tapi mudah sekali marah.

Apa-apaan dengan penjelasan berlebihan ini?

Yah, pada dasarnya begitu. Ada sedikit kontradiksi dalam kesanku tentang lsshiki lroha entah dimana.

Tetapi, kelihatannya yang lain tidak memiliki pendapat sama denganku tentang lsshiki. Yah, mungkin aku berlebihan.

"... jadi, bolehkah aku bertanya masalahnya apa?"

Yukinoshita bertanya kepada lsshiki yang terdiam. Dia kemudian meluruskan tangannya don menaruhnya di atas meja. Dia mungkin sudah lelah menunggu , jelas dari nadanya yang jengkel.

Saat Meguri menyadari bahwa dia belum ke inti permasalahan, dia segera berbicara.

"lsshiki adalah kandidat untuk Ketua OSIS, tetapi, begini, bagaimana aku mengatakannya... ? Dia ingin menghindari ikut pemilihan."

Karena dia masih larut dalam masalah bagaimana mengatakannya dengan kalimat yang tepat, apa yang dia katakan terdengar ambigu. Dia mencalonkan diri jadi ketua, tapi tidak mau ikut pemilihan. Aku mulai berpikir tentang maksud dibalik kata-kata itu.

"Haa... Pendeknya, kau ingin lolos pemilihan ?"

Jika aku melihat bukti dari raut wajah, ya itulah yang aku simpulkan. Saat aku bertanya. Meguri menganggukkan kepalanya. Di sampingku, sedang mendengarkan ada Yuigahama yang menggelengkan kepalanya penasaran sambil bergumam "hm?".

"Um ... jadi kamu tidak ingin jadi ketua?"

"Ah,ya. ltu benar."

lni mungkin terjadi karena lsshiki adalah kenalannya Yuigahama sehingga dia bisa menjawabnya dengan mudah tanpa tanda malu-malu.

Tetapi jika kamu melihat dari sisi itu, kamu pasti menyadari ini bukanlah hal baik. Bagaiamanpun situasinya, itu bukanlah sikap seseorang yang memilih untuk mencalonkan diri menjadi ketua dalam pemilihan.

"... Jadi mengapa kamu menjadi kandidat?"

Yukinoshita berbicara dengan nada mengkritik kepada lsshiki yang meringis.

"Um, aku semacam tidak mau, lebih kepada aku dipaksa untuk ini dengan kemauan atau sesuatu ... "

Eeeh, memangnya kau artis?

Untuk suatu alasan, lsshiki berbicara malu-malu membuat sikapku menjadi apatis. Tetapi, lsshiki tidak menyadari sedikitpun tatapanku, ya, keberadaanku sebenarnya, dan dengan jarinya ditaruh di pipinya, mengambil posisi berpikir.

"Aku, suka, membantu sangaaaat banyak, kalian tahu? Aku terus mendengar tentang bagaimana aku sangat akrab dengan Hayama-senpai dan kakak kelas lain. Dan seperti, karena aku manajer klub sepak bola, kesan itu seperti tak lepas dariku.

Aku masih belum menemukan apa yang dia maksud, jadi aku sebaik mungkin untuk mendetailkan kata-katanya. Dan ada satu hal yang menggangguku.

"...Kamu diganggu?".

"Aku tak dapat menyebutnya seperti itu, tapi ini seperti ini terlalu di luar atau semacamnya-. Seperti saat teman sekelas berkumpul bersama, mereka terus mencolekku dan membicarakan hal-hal."

lsshiki menepuk dagunya dengan jari telunjuk don menaruhnya sambil berbicara. Ketika dia melanjutkan pembicaraan sendirinya yang kebangetan panjangnya, kepalaku mulai sakit.

Jadi apa sih yang dia ingin sampaikan... ?

"Jadi seperti, aku pikir kali ini maksudnya soma atau sesuatu."

Aku benar-benar mengerti kau. Tidak, aku tidak mengerti.

Aku tidak mengerti, tapi singkatnya: "Seseorang sepertiku yang masuk dalam banyak hal hanya karena terlena oleh teman dan sekarang aku mencalonkan diri untuk jadi presiden!" lni mungkin sama dengan apa yang dia maksud. lni seperti salah satu dari banyak judul panjang yang diberikan untuk sebuah buku ..

Skenario dimasukkan dalam situasi yang keterlaluan karena orang-orang terlena tanpa mau berpikir masalah tindakannya sendiri sering terjadi. Kali ini, kelihatannya kesalahan masa remaja telah membawanya seperti ini.

Tapi bisa aku bilang, dia begitu.

...Dia pasti tipe yang dibenci oleh para gadis.

Bahkkan aku tahu itu. Sepertinya seluruhnya. Dia seperti itu, memang.

Dia salah satu dari perempuan jalang yang mencoba menyembunyikan kebodohannya, kodratnya bodoh. Perempuan jalang yang terlalu nyaman dengan orang-orang. Banyak dari mereka saat SMP dulu. Yap, seseorang yang memimpin para laki-laki sekitaran hidung. Aku berpikir mereka pemain sulap waktu itu.

Bahkan Grander Musashi tidak akan mengejar umpan itu. Sebaliknya, memancing yang dia lakukan membuatmu bertanyatanya jenis memancing apa yang dia gunakan.

Bagaimanapun juga mereka terlena, ini seperti ada perasaan dengki yang besar tercampur.

"Dan lagi, kamu bisa secara acak mencalonkan diri jadi kandidat seperti itu ?"

Ketika Yuigahama mengangkat tangannya dengan sebuah pertanyaan, Hiratsuka-sensei menyilangkan lengannya dan mendesah kecil.

"Ketika kertas kandidat dikumpulkan kembali, orang yang bertugas tidak betul-betul memastikannya ... "

"Err... Jika saja panitia pemilihan kami lebih hati-hati..."

Meguri mengerang dengan rasa bersalah. Panitia pemilihan adalah anggota OSIS yang bertugas mengurus pemilihan. Mutsu, Nagato, dan Kongo tidak sesuai di sini.[1]

Hiratsuka-sensei menepuk pundak Meguri yang kepalanya sedang digantung rasa bersalah.

"Yah, siapapun tidak menyangka bahwa seseorang melakukan hal seperti ini sebagai perbuatan jahil. Akan sedikit kejam untuk menyalahkan panitia pemilihan sekarang, iya kan?"

"Kami bahkan benar-benar memastikan mengecek daftar dukungan juga terlebih dahulu."

Meguri berbicara dengan nada sedih dan dalam perkataannya, kata-kata yang aku tidak pernah dengar untuk dikatakan dan aku minta.

"Daftar dukungan?"

"Uh huh, untuk mencalonkan diri sebagai kandidat, kamu butuh beberapa banyak tanda tangan dukungan dan itu sewajarnya dipenuhi juga."

Huh, jadi pertama, kau butuh tanda tangan dukungan.

Tapi itu cerita yang meyakinkan. Maksudku, jika kau berpikir tentang bagaimana seseorang dengan popularitas nol memutuskan untuk menjadi ketua, pasti ada masalah jika gerombolan orang seperti itu tiba-tiba ikut serta pemilihan. ltu adalah sistem sederhana yang dibuat untuk mengeliminasi kandidat yang lemah.

Berarti untuk yang mengambil lamaran ini, ini adalah ketentuan mutlak. Kau bisa juga menyebutnya bahwa sepanjang ketentuan tersebut terjamin, kau memenuhi syarat untuk mencalonkan diri menjadi kandidat.

Berdasarkan ambisi kacau dari anggota OSIS saat ini, aku membayangkan tidak satupun di antara mereka berpikir orang-orang akan berbuat jahil masalah lamaran kandidat palsu.

Di dunia ini, ado saat di mana orang idiot bertindak di luar imajinasimu jadi itu sedikit menakutkan.

"Tetap, ini agak rumit. Aku percaya kamu butuh lebih dari tiga puluh tanda tangan untuk memenuhi syarat."

Aku bukan satu-satunya yang gemetaran pada pikiran yang dikatakan Yukinoshita. Nadanya juga terlihat sedikit turun.

"Sebanyak itu? Aku kaget mereka mengurusnya sampai sebanyak itu ... "

Yuigahama berbicara dengan setengah kaget dan setengah nada ketakutan.

Tetapi, ini bukan hal yang aneh.

lni hanya berarti bahwa lebih mudah untuk mengumpulkan tanda tangan dengan maksud buruk dibandingkan maksud baik. Jika ini untuk kepentingan membunuh massal lsshiki yang lebih baik darinya, maka itu juga bisa. Hal yang sama semudah meretweet di Twitter, ini mungkin sudah diterapkan untuk menulis nama seseorang di secarik kertas. Pada dasarnya, itu adalah versi jahat kemalasan jika kau melakukannya.

Ketika aku duduk di sana sambil bertanya-tanya mengapa, Hiratsuka-sensei mempunyai ekspresi sedikit kesulitan.

"Tentu, kami mengeceknya lagi bersama para siswa. Apakah ini keberuntungan atau tidak, semua tiga puluh nama itu asli."

"Menulis nama asli mereka di situ, apa mereka idiot atau sejenisnya ...?".

"Mereka sepertinya tidak beripikir ini akan menjadi sesuatu yang penting. Defisiensi dalam imajinasi mereka, aku kira."

Hiratsuka-sensei berbicara dengan senyum pahit.

Yah, betul juga. Sebenarnya, banyak yang seperti itu akhir-akhir ini. Hal seperti mengunggah foto sedang dalam kulkas ketika bekerja paruh waktu atau mentweet foto jahil di toko makanan dan minuman. Ada juga yang mempublikasikan nama asli mereka dan wajahnya di internet, menyombongkan tindak kejahatan mereka sendiri. Bukankah itu hanya membuatmu menjadi orang kriminal yang dicari?

"Um, tidak bisakah kamu tidak mensahkannya? Sesuatu seperti prosedur untuk tidak mensahkan kandidat?"

Ketika Yuigahama berbicara. lsshiki mengambil langkah maju cepat. Dia kemudian mulai berbicara dengan sikap semangat.

"Masalahnya adalah, kau mengerti, wali kelasku sangat mendukung, jadi beliau kelihatan sepenuh hati menyemangatiku untuk masuk don semuanya juga. Ketika aku mengatakan aku tidak ingin masuk, beliau malahan akhirnya mendorongku. Di situ, bahkan tidak satupun di kelas yang mau melakukan pidato kampanye, jadi aku benar-benar tidak tahu~... Maksudku, untuk sebagian besar, ini hanya sekedar guru yang menyemangatiku masuk, itu saja."

Oh, pada dasarnya seperti itu. lni sama contohnya saat bosmu dengan penuh semangat mencoba untuk menjagamu tetap bekerja ketika kau berkata ingin berhenti dari pekerjaan. "Ayo kita lakukan sebaik mungkin! Bersama dan terus!" Mereka meneriakkan ini keras karena mereka tidak punya banyak pekerja di kantor dan mereka tidak ingin kesempatan ini lepas. Jadi mereka mencoba untuk membujukmu dari berhenti dengan jalan suasana paling hangat dan paling indah sebisa mungkin. Dan mulai dari situ, jika kau ragu-ragu untuk beberapa detik, lewat setengah jalan, bosmu secara tidak masuk akal akan mengacaukannya dan berkata kepadamu "ltulah masalah sebenarnya, kau mengerti, jika kau terus menjadi seperti itu, nanti tidak akan ada kesempatan yang kedua kau tahu?" dan mulai mengguruimu.

Pada akhirnya, kau kehilangan kesempatan berhenti dari pekerjaanmu don kamu berakhir tidak mencobanya lagi seperti kau mencoba untuk menghindari tanggung jawab (jaga jarak)...

Di samping lsshiki ada Hiratsuka-sensei yang mengorek pipinya dengan ekspresi kesusahan.

"Aku coba berbicara dengan wali kelas lsshiki, tapi... yah, dia tipe yang tidak mau mendengarkan orang lain."

"Ooh, aku mengerti..."

Aku kurang lebih sudah menduga skenario dan pengakuan perkataanya. Hiratsuka-sensei mempunyai penampilan yang tidak menyenangkan ketika ia menjatuhkan pandangannya ke arah kakinya.

"Rupanya, dia sudah mempersiapkan cerita motivasi untuk mengikuti pemilihan, kau tahu ... Dengan menolong para siswa yang tidak punya rasa percaya diri menjadi ketua OSIS dengandukungan teman sekelasnya dan para guru, itu telah menjadi cerita dari generasi ke generasi..."

Ooh, jadi beliau tipe orang seperti itu... Sepanjang mereka melakukan hal yang benar, beliau yakin tidak ada yang buruk dari orang itu.

"Jadi, dengan masalah seperti itu, dia berbicara kepada Shiromeguri tentang hal itu."

Dengan begitu, hal tersebut menjadi seperti ini : Meguri mendengar cerita langsung dari lsshiki dan tidak dapat bagaimana cara mengatasinya, mereka pergi ke Hiratsukasensei yang kemudian membawanya ke kami.

"Lalu, aku menduga menarik kekandidatanmu maka akan sedikit susah."

Wali kelas lsshiki mungkin tidak sadar hal ini sedikitpun. Tetapi itu bukan satu-satunya masalah. Meguri memainkan kuncirnya dengan gelisah.

"Uh huh ... jadi...sekarang kami hanya bertanya-tanya jika kami dapat mengundurkannya ... "

"Haa..."

Aku mulai berpikir tentang apakah ada alasan untuk ini. Akan tetapi, Yukinoshita menaruh tangannya di dagu dan terlihat dengan sengaja berpikir apa yang dapat ia pikirkan sepenuh hati, dia perlahan mulai berbicara.

"Sehubungan dengan pengunduran kandidat, apakah karena tidak tertulis secara resmi tentang hal itu di peraturan pemilhan?"

Mendengar perkataan itu, Meguri berkedip dengan kaget.

"Yukinoshita, kau benar-benar tahu banyak hal... ltu benar. Disana tidak tertulis tentang hal itu sebelumnya ... "

Aku mengerti. Yah, sudah pasti, orang-orang yang ingin bekerja untuk OSIS adalah, tanpa ragu, orang-orang penuh ambisi. Aku membayangkan mereka bahkan tidak susah-susah berpikir akan pentingnya untuk menulis peraturan tentang bagaimana mengundurkan diri. Tapi tetap, itu Yukipedia untukmu. Segala hal tentang setiap kelaziman.

"Ah, tidak cukupkah mengatakan dia tidak dapat menjadi ketua OSIS karena dia kelas satu ?"

Yuigahama mengangkat tangannya sambil berbicara.

Akan tetapi, Yukinoshita membuat ekspresi cemberut sambil menengokkan kepalanya.

"... ltu tidak akan bisa."

"Eh? Mengapa tidak?"

Yuigahama bertanya dalam kebingungan. Meguri menjawab pertanyaan itu dengan senyum kosong.

"ltu tidak ada satupun di peraturan ... Di situ tidak tertulis sesuatu sehubungan dengan pembatasan siswa kelas dua saja yang menjadi ketua OSIS."

"Pada dasarnya, ketua OSIS ditujukan untuk kelas dua adalah kebiasaan."

Yukinoshita menambahkan, meyakinkan Yuigahama. Dia kemudian menunjukkan ekspresi kesulitan.

ltu sebetulnya peraturan tidak tertulis, tetapi sepanjang itu tidak resmi ditetapkan, maka itu tidak akan bisa dijadikan dalih untuk mengundurkan diri dari kekandidatan.

Jika kita tidak bisa melakukan apapun secara resmi masalah celah di peraturan, maka pilihan yang tersisa adalah bagaimana nantinya pemilihan berjalan.

"Jika dia tidak menginginkannya, maka dia hanya perlu kalah dalam pemilihan. Sebenarnya, itulah satu-satunya jalan."

Tak ayal lagi itu caranya. Tidak masalah seberapapun kau ingin menjadi ketua sepanjang kau tidak mempunyai banyak dukungan untuk memenangkan pemilihan. Jadi cara yang paling efektif adalah kalah dalam pemilihan untuk menghindari menjadi ketua OSIS.

Tetapi, Meguri menundukkan pandangannya.

"Umm ... Sebetulnya, satu-satunya orang yang mencalonkan diri di pemilihan hanya lsshiki jadi. .. "

Yukinoshita melanjutkannya tepat setelah itu.

"Jadi itu berarti pemilihan secara aklamasi."

"Ya, jadi ini sudah sangat diatur sejak awal."

Pemilihan secara aklamasi adalah sistem dimana hanya ado satu kandidat di pencalonan. Tidak seperti sistem normal yang memilih orang di antara beberapa kandidat, sistem ini lebih mudah dengan memilih ya atau tidak di bilik suara berhubungan dengan apakah kau ingin memberikan posisi ketua OSIS kepada kandidat tunggal tersebut.

Dengan sistem ini, orang-orang hanya perlu memilih ya atau tidak. Tentu, ada beberapa orang yang memilih tidak untuk suatu hal karena ini akan menjadi seru tapi mereka minoritas. Sepanjang mayoritas telah memberikan kepercayaannya kepada kandidat, kecuali ada kondisi luar biasa, kurang lebih itu yang menentukan.

Tapi, meskipun begitu

"Yoh, jika hanya kalah, ada cara untuk itu ... "

Sambil mengeluarkan apa yang aku pikirkan, lsshiki tidak menyukai hal itu dan cemberut.

"Seperti, tunggu sebentar, kalah dalam pemilihan aklamasi akan sangaaaat bodoh! Maksudku, pemilihan aklamasi sudah sedari awal memang bodoh ... ltu terlalu memalukan. Tidak akan!"

Ugh, sangat ----. Justru kepribadian itulah yang membuatmu terpaksa masuk dalam situasi ini, kau tahu?

Atau demikian aku berpikir beberapa saat, tapi kenyataannya, lsshiki tidak bersalah dalam hal sewenang-wenang menjadi yang di depan. Kita kesampingkan dulu detail lucu bagaimana dia mengatur agar bisa masuk posisi ini pada awalnya, dipaksa karena peraturan ketua OSIS untuk kalah karena pemilih tidak mempercayainya akan menjadi cerita yang lucu. ltulah mengapa, aku pikir aku mengerti apa yang dia pikirkan. Tidak mungkin kau akan puas dengan sesuatu yang disepakati mayoritas kepadamu.

ltulah mengapa untuk kalah saja bukan hal yang harus dia lakukan.

"Hanya nama kandidat yang akan muncul kan?"

Dalam rangka mengatur kembali pikiranku, aku memastikan pada Meguri beberapa fakta.

"Eh? Ya, itu benar."

"Jadi itu berarti tidak ada orang yang berorasi mengkampanyekan lsshiki."

"Yap, yap."

Mata Meguri bertemu dengan mataku dan dia mengangguk. Tetapi dengan kepalanya begitu merupakan ciri-ciri bertanya ,menandakan bahwa ia belum menyadari apa yang aku maksud.

Tapi itu tidak apa-apa. Semua informasi yang aku butuhkan sudah aku selesaikan.

"Dalam kasus tersebut, ada satu cara tercepat dan termudah."

"Um, apa yang kau maksud?"

Bertanya untuk memastikan, aku memaparkan fakta-fakta satu per satu.

"Terburuknya, jika lsshiki jelas kalah dalam pemilihan aklamasi pun, sepanjang dia tidak masalah dengan prosesnya, maka itu tidak masalah. Pendeknya, jika mereka mengerti alasan dia kalah dalam pemilihan aklamasi itu di luar kehendaknya,maka itu sudah cukup."

"Benarkah kau bisa melakukannya?"

Suasana sunyi berlangsung lama, Yuigahama mengajukan pertanyaan.

Aku menganggukan kepalaku.

"Jika orasi kampanye dijadikan alasan kekalahannya, maka lsshiki tidak akan menjadi pusat perhatian."

Apa yang kita butuh lakukan adalah tinggal --- alasan kekalahannya, mengapa ia ditolak, dan mengapa ia disangkal.

Dengan pemikiran itu, kita tetap punya beberapa pilihan tersisa.

Sebelum aku mulai masuk ke detail rencana, aku memotong perkataanku sebentar.

Aku ingin berpikir dengan suatu tujuan. Aku ingin menarik napas dan mengontrol arus pembicaraan. Tetapi itu bukanlah alasanku berhenti berbicara.

ltu karena aku sadar bahwa ruangan ini tenggelam dalam kesunyian gelisah.

Yuigahama menatapku tetap dengan mata penuh rasa sakit dan menurunkan kepalanya seperti jika dia meminum sesuatu yang sangat pahit. Menyadari perubahan suasana ini, Meguri memutarkan pandangannya antara Yuigahama dan aku dalam kebingungan. lsshiki kelihatan sensitif dengan perubahan suasana dan berdiri di situ dengan perasaan tidak senang.

Dan kemudian, ada sebuah suara dering kecil.

Ketika aku otomatis menengok ke arah suara, Yukinoshita telah menaruh lengannya di atas meja. Kelihatan seperti kancing manset blazernya sudah berdentum mengenai meja ketika ia meluruskan lengannya.

Dalam sunyi mencekam ini, suara itu sangat keras daripada seharusnya.

Lalu, di ruangan yang sunyi, suara dingin Yukinoshita bergema.

"Aku tidak setuju dengan cara sejenis itu."

Dengan nada kasar don kritis, aku menggerakkan alisku dan malah aku menanyainya.

"Alasanmu ?'

"...itu"

Aku tidak bermaksud berbicara memaksa, tapi bagaimanapun juga suaraku mulai tinggi. Yukinoshita memalingkan tatapannya untuk waktu yang cepat. Kedua bulumatanya yang panjang tidak hanya berkedip tapi diam-diam berguncang.

Tapi itu hanya sejenak. Dia dengan cepat kembali menatapku, tapi kali ini aku tidak merasakan kemauan yang kuat di balik matanya.

" ... ltu karena ini tidak terjamin. Dia membuat pemilih tidak mempercayainya secara pasti bukan satu-satunya persoalan. Juga, membuat orasi kampanye yang mengerikan sehingga ia mendapatkan pemilih tidak mempercayainya akan hanya menyusahkan lsshiki. Jika dalam kesempatan itu bahkan pemilih yang tidak mempercayainya adalah mayoritas, apakah kamu pikir mereka tidak mau melaksanakan pemilihan lainnya? Walaupun hal seperti itu di masa lalu belum selesai? Dan juga... dan juga, bagaimana pun juga karena di sana tidak banyak yang tertarik mengikuti OSIS, tidak seorangpun keberatan jika kita hanya perlu mengumumkan hasil tanpa catatan hasil penghitungan suara... Jadi dengan kata lain, jika hanya itu saja, kita bisa melakukannya kapan saja."

Selama aku tertangkap oleh tatapan tajamnya, Yukinoshita berbicara dengan cepat. lni seperti dia ingin mengeluarkan setiap alasan yang bisa ia pikirkan.

Melihat kondisi seperti itu, Hiratsuka-sensei mencelanya dengan nada baik hati.

"Yukinoshita."

" ...ltu kejelekanku. Aku tarik kembali ucapakanku."

Saat Yukinoshita terdesak berbicara, kepalanya. Meguri menurunkan kepalanya. Meguri menggelengkan dengan senyuman

Memang, perkataanya cukup kasar. ltu adalah, maksud niat dari "Jika itu saja, maka panitia dan sekolah bisa mengatasi semuanya setelah itu" itu kasar untuk Meguri yang bekerja sebagai salah satu panitia pemilihan.

Suara pekikkan dari kursi dapat terdengar.

Ketika aku menengokkan kepalaku ke arah datangnya suara, Yuigahama sedang menghadapku. Tapi walaupun kami saling menghadap, mata kami tidak bertemu.

"Hey, tentang orasi itu, siapa yang akan melakukannya ... ? Aku sepertinya tidak menyukainya."

ltu adalah suara lemah dan lembut yang tidak menyenangakn tinggal di telingaku.

"ltu ... Siapapun yang aku anggap tidak masalah."

Meskipun aku berkata seperti itu, itu jelas sekali siapa yang paling cocok untuk pekerjaan ini. ltu sepenuhnya tidak berguna untuk menyatakan siapa orang yang memiliki kemungkinan menyukseskan rencana ini berhasil paling tinggi.

Bersama matahari yang terbenam, bayangan di ruangan mulai membesar ukurannya. Cahaya buatan yang dihasilkan dari lampu kelas perlahan mulai mengisi ruangan.

Yukinoshita, yang sedang menunduk untuk waktu yang lama, tiba-tiba mengangkat wajahnya.

"Shiromeguri. Dalam kasus ini di mono lsshiki mundur dari posisi, dibutuhkan kandidat lain, benar?"

"Ya, itu benar. .. "

Ketika Meguri menjawab, Yukinoshita mendesah kecil dan berbicara.

"Maka, hal yang tersisa adalah mencari kandidat lain dan mendukungnya agar ia bisa memenangkan pemilihan."

"Jika ada seseorang dengan penuh gembira untuk posisi tersebut, lalu mereka seharusnya sudah mempunyai kandidat lainnya. Jelas ada yang salah di situ. Jangan bilang kau hendak berbicara ke orang-orang satu per satu untuk dukungan mereka?"

"Tapi, um, jika kita berbicara masalah seseorang yang mau meminjamkan bantuan, maka ... "

Yuigahama menjawabnya sepenggal saat sedang mencoba berpikir.

" ... Oke. Jadi mari kita cari seseorang bersedia mencalonkan diri untuk posisi ini. Tetapi bisakah ia mengalahkan siswa kelas satu ini? Aku yakin kalian sudah menyadarinya, tapi pemilihan OSIS SMA murni suara popularitas."

Aku memandang sekilas lsshiki.

lni adalah halangan paling tinggi yang harus dilewati. Mengintip dengan cepat ke arah lsshiki dan kau akan melihat dia itu manis. Dalam pembicaraan normal, tidak masalah memanggilnya gadis cantik pun. Dengan suka bermain, riang, lemah-lembut, dan sikap yang cemerlang, Dia cantik dan kelihatannya terkenal di kalangan laki-laki di sekolah.

Dalam pemilihan OSIS SMA, persoalan utama tidak terletak di janji kampanye atau manifesto.

Meskipun mereka berjanji melakukan reformasi sistem sekolah, orang-orang tahu betul bahwa sedikit kemungkinannya hal itu akan terjadi. Hal seperti datang ke sekolah dengan pakaian santai atau melonggarkan regulasi sekolah atau bahkan bebas ke atap adalah hal-hal yang mereka katakan dalam pemilihan, tetapi tidak pernah ada teladan dalam pemilihan ini yang janji kampanyenya benar-benar mengarah ke kebaikan.

ltu berarti judul permainannya adalah salah satu dari berikut: Popularitas kandidat atau Kemampuan kandidat mengurus organisasi agar dipilih masuk OSIS.

Dengan jenis kontes kepopuleran dalam pikirannya, seseorang yang akan maju langsung berpikir akan memenangkan tipe kontes ini dengan mudahnya pastilah Hayama dan Miura. Tetapi, Hayama bagian dari klub sepakbola, ketuanya bahkan, dan Miura sebagai Ketua OSIS tidak cocok dengan penampilannya soma sekali.

ltu berarti kita butuh kelas yang lebih rendah sedikit untuk mencari orang yang sesuai, tapi kemungkinan itu terjadi turun drastis.

Tidak usah disebut, ini tidak semudah meminta ke seseorang dan selesai dengan itu saja.

Masih ada masalah besar lainnya.

"Sebelum hari pemilihan, ada acara seperti pengunduran anggota kabinet, kampanye promosi, don aktivitas pemilihan lainnya. Kau berpikir bisa melakukan semuanya saat itu tiba? Kau harus melakukan itu semua dengan niat menang juga. Jika kau punya hal lain yang realistis dalam pikiranmu, maka itulah arti segalanya. Tetapi melihat kondisi saat ini, sebetulnya aku tidak melihat itu akan mungkin terjadi."

Aku berbicara dengan penuh percaya diri bahwa itu tidak mungkin. Lebih tenang aku mencoba berbicara, semakin dalam suaraku terdengar. Aku tidak mencoba menjadi kritis, tapi suaraku jelas mengatakan sebaliknya.

"Um, Hikigaya?"

Dengan ekspresi terkejut, Meguri memanggilku. Berhenti dan melihat diriku sendiri, aku menyadari aku iri hati.

"..."

Yukinoshita dan Yuighama keduanya terdiam.

Keduanya sudah sepenuhnya sadar apa maksudnya, meskipun baik aku mengatakannya kepada mereka atau tidak. Sedikit berpikir dan sedikit pengetahuan tentang bagaimana sekolah berjalan sudah cukup untuk mengerti apa yang sedang terjadi.

Meski begitu, kami lanjut mendiam karena kami tidak mendapatkan jawaban pasti untuk masalah ini.

Atmosfir canggung menghidupi ruangan.

Di sudut mataku, lsshiki sedang mendesah kelelahan. lsshiki menunjukan dengan jelas sikap tidak senangnya, menandakan dia tidak ingin ada di sini.

Melihat seseorang yang kelelahan membuatmu ikut kelelahan juga. Aku tanpa sadar terkadang mendesah dalam kesunyian ini.

"Bukankah kelihatannya kita akan mendapatkan solusinya dengan cepat di lain waktu."

Hiratsuka-sensei, yang selama ini sedang bersandar pada tembok berbicara dan dengan semangat menjauhkan dirinya dari tembok. Seolah itu sebagai tanda, kami mengubah kaki kami yang tersilang dan melakukan sedikit perenggangan.

Setelah Yukinoshita memperbaiki posisi duduknya, dia memanggil Meguri.

"... Shiromeguri, bisakah kamu datang kembali lain waktu?"

"Eh, ah, oke ... Tentu, tidak masalah."

Meguri yang menanggapi dengan bercampur kebingungan sebelumnya, disadarkan dari belakang oleh Hiratsuka-sensei.

"Oke kalau begitu, mari kita lanjutkan ini lain hari. Shiromeguri, lsshiki. Ayo kita pergi."

Pas saat akan mendorong mereka berdua ke luar ruangan, Yukinoshita memanggil seseorang. Ekspresinya lebih dingin dari biasanya, memberikan kesan semangat kepadamu.

"Hiratsuka-sensei. Kamu punya waktu sebentar?"

"Ah, kalau begitu, kita pergi duluan."

Menyadari apa yang sedang terjadi, Meguri membawa lsshiki keluar ruangan. Setelah melihat mereka pergi, Hiratsuka-sensei berbalik ke arah kami.

"Oke kalau begitu, mari kudengar apa yang ingin kamu katakan."

Setelah mengambil kursi, dia duduk dengan kakinya disilangkan.


× × ×


Tinggal sebentar lagi dan ruangan akan menjadi gelap. Dengan kontras, jendela bermandikan warna merah krimson.

Sepanjang kami mulai mendekati saat matahari berada di titik terjauhnya saat musim dingin, malam akan lebih cepat setapak hari demi hari.

Hiratsuka-sensei terdiam menunggu Yukinoshita berbicara.

Teh di atas meja sudah kehilangan semua kehangatannya dan permen yang tersedia tidak tersentuh.

Jarum jam terus bergerak dan terkadang kau akan mendengar seseorang mendesah kelelahan. Entah berapa lama waktu telah berlalu dan akhirnya Yukinoshita berbicara.

"Ada sesuatu yang baru aku ingat."

"Ah?apa itu?"

Tanpa menjawabku, Yukinoshita menatap Hiratsuka-sensei.

"Apakah sampai saat ini sudah ada pemenang pasti?"

"Pemenang?"

Saat ditanya, Hiratsuka-sensei berkejap. Begitupun Yuigahamadan aku. Kata "pemenang" yang dikatakan tiba-tiba membuat kami memiringkan kepala kebingungan.

Tetapi setelah memikirkannya beberapa saat, membuat aku sadar apa yang dia katakan.

Untuk kami, pemenang dalam kasus ini merujuk kepada pertandingan yang kami telah terlibat beberapa saat tadi.

Satu di antara kami bisa mengatasi seluruh masalah atau dengan kata lain, siapa yang kami anggap paling membantu. Dan pemenangnya punya hak untuk membuat yang kalah menuruti apa yang ia katakan.

ltu hal yang aku sendiri buat saat aku bergabung dengan klub ini.

·um. .. pemenang?."

Yuigahama mengintip kami sambil bertanya. Ngomong-ngomong, kontes ini punya aturan yang baru ditambahkan.

"lni adalah pertandingan siapa yang dapat membantu orang paling baik, dengan kata lain, siapa yang dapat mengatasi masalah orang lain paling banyak. Tidak masalah siapa yang minta bantuan supaya memenuhi keobjektifan. Jika kau menang, orang lain harus melakukan apapun yang kamu inginkan."

Saat aku menjelaskan dengan kalimat yang sederhana, Yuigahama berbicara, setengah terkejut dan setengah bingung.

"Ada yang seperti itu ... "

Kelihatannya Hiratsuka-sensei tidak menjelaskan kepadanya. Yah, aku bisa berpikir mengapa ia tidak melakukannya.

Melihat siapa pelaku yang telah memulai kontes ini, Hiratsuka-sensei gelagapan.

"O-oke... "

Dia menyilangkan lengannya dan mengerang, sedangkan kepalanya digelengkan.

"Aku kagum huh~. Y-yah, kau tahu, kalian semua sudah banyak bekerja soma untuk permintaan ini dan segalanya~. Yap. Semuanya melakukan tugas dengan baik, yap."

"..."

Ekspresi dingin Yukinoshita tidak goyah seraya ia terus menatap kepada Hiratsuka-sensei dalam kesunyian .

"...haa."

Hiratsuka-sensei mendesah kelelahan. Kelihatannya ia mencoba mengganti topik, tapi dia --- dalam tekanan tatapan serius itu. Tapi, itu benar. Akhir-akhir ini, banyak masalah yang datang yang membuat susah menentukan siapa yang menang. Sebagian besar masalah teratasi sebagai klub relawan dan bukan sebagai perorangan.

Meskipun begitu, Yukinoshita tidak mau membiarkan ambiguitas ini terus berlanjut lebih jauh lagi. Ketika Yukinoshita terus dengan intensitasnya, Hiratsuka-sensei menghadapnya.

"Di luar dari tugas pertama, kalian semua sudah melakukan hal dimana aku tidak menyadarinya. Dengan keras aku berbicara, aku enggan memberikanmu keputusan yang tepat sekarang. lni hanya... "

"lni hanya?"

Ketika dia berhenti secara tiba-tiba, Yukinoshita bertanya lebih jauh. Hiratsuka-sensei melihat secara bergilir ke setiap dari kami dan perlahan berbicara.

"Prasangkaku dan keputusan pribadiku. Dua faktor itu yang aku mau katakan. Jadi pokoknya, ini akan menjadi keputusan berdasarkan kalian bertiga masing-masing."

"Aku tidak masalah ... Kalian berdua tidak masalah dengan itu juga, kan?. "

Yukinoshita melihat ke arah kami dengan lirikkan samping. Aku tidak masalah dengan itu. Yuigahama terlihat tidak cukup yakin dengan apa yang sedang terjadi tapi bagaimanapun juga dia mengangguk.

Sudah memastikan jawaban kami, Hiratsuka-sensei mengangguk kembali.

"Jika kita berbicara tentang hasilnya saja, maka Hikigaya selangkah lebih maju. Jika mempertimbangkan proses dan apa yang terjadi setelah itu, maka Yukinoshita ada di depan. Bagaimanapun juga, ada juga hal-hal lain yang tidak akan terjadi tanpa kontribusi Yuigahama, tapi..."

ltu evaluasi yang menakjubkan. Lebih dari yang aku kira.

Jika aku berpikir tentang itu lebih detil, banyak tempat dimana aku terbawah, tapi keputusannya sungguh berdeda dengan apa yang aku kira bakal terjadi.

Saat menggerakkan pandanganku ke arah dua orang lainnya untuk melihat reaksi mereka, Yuigahama hanyut dalam pemikiran mendalam berpikir tentang suatu hal dengan hati-hati.

Di sisi lain, Yukinoshita duduk di sana bersungguh-sungguh dengan mata yang tertutup dan tidak bergerak seinchipun. Dan kemudian dia berbicara dengan emosional, nada monoton.

" ... Jadi, itu berarti hasil pertandingan masih belum ditentukan."

"ltulah yang disampaikan."

Hiratsuka-sensei menjawab kepada Yukinoshita yang terus menerus menekan.

"Jika pertandingan masih berlangsung, maka tidak ada masalah dengan perbedaan pendapat kami kali ini, benar?"

"...um , apa yang kamu maksud?"

Pundak Yuigahama sedikit menciut dalam kegelisahan.

Di jalur yang sama, aku tidak mengerti arti di balik perkataan Yukinoshita don menunggunya melanjutkan pembicaraan. Yukinoshita melihat ke arah Yuigahama bukan ke arahku dan berbicara.

"ltu berarti tidak perlu aku dan dia melakukan hal yang sama."

ltu persis seperti apa yang dikatakan Yukinoshita. Sejak awal, kami tidak diwajibkan bekerja sama. Tidak pernah sekalipun saat kami bekerja sama. Aku pikir itu sama seperti bagaimana kami.

"Yah, itu kedengarannya benar. Benar-benar tidak ada arti sedikitpun untuk memaksakan kami sendiri bekerja sama."

"...ya"

Yukinoshita membalas dengan jawaban singkat. Percakapan telah usai. Hiratsuka-sensei mempertimbangkan perkataan itu untuk beberapa saat, tapi akhirnya mendesah pasrah.

"Kelihatannya aku tidak bisa berbuat apa-apa. Berarti, kalian semua harus melakukannya sesuai keinginan kalian sendiri. Jadi sampai masalah diatasi, bagaimana dengan klub?"

Tepat saat bertanya, Yukinoshita menjawabnya cepat tanpa keraguan layaknya dia sudah tahu apa yang akan dia lakukanmmasalah klub.

"Kamu punya kebebasan untuk datang ke klub jika kamu mau."

" ... Yah, itu keputusan yang tepat."

Hiratsuka-sensei kelihatan meyakinkan. Pada akhirnya, jalan dimana kami berada, tidak akan ada arti sedikitpun untuk kami duduk sunyi di ruangan ini. Jika kami hendak melakukan hal sesuai jalan sendiri, tidak butuh kami berkumpul di ruangan ini. ltulah mengapa aku tidak merasa cemas masalah keputusan ini.

Aku mengambil tasku dan meninggalkan kursi yang selalu,berada di sisi lain ujung meja.

"Aku mau pulang dulu."

"Ah, se-sebentar dulu!"

Yuigahama berdiri dengan suara berisik kursi jatuh. Aku menghentikan Yuigahama yang kelihatannya hendak mengarah kearahku.

" ... Kau harus berpikir tentang apa yang harus kamu lakukan juga. "

"Eh ... "

Yuigahama berdiri di situ terdiam. Mengertikah dia apa yang aku maksud? Maksudku, bagaimanapun juga ada waktu lain seperti ini juga.

Lebih seperti, kita harus berpikir tentang apa yang akan terjadi di masa depan.

Saat ia berdiri di situ, aku membalikkan badan darinya dan mengarah ke pintu.

Di belakangku terdengar desahan yang tertuju kepadaku.

"Kami berdua juga, sebagian besar benci berakting berteman dangkal dengan orang lain ... "

Aku menengokkan kepalaku secara otomatis untuk membalas perkataan Yukinoshita itu.

Dengan tidak ada perkataan yang mungkin bisa menjawab senyum sedih yang kuduga itu, tanpa sedikitpun petunjuk dari kutukanku sendiri, aku dengan sunyi menutup pintu dibelakangku.


× × ×


Aku mengatur kembali berat, merentangkannya di sekitar pundakku dan berjalan turun ke lorong yang kosong. Suara langkah kaki bergema melewati lorong cukup indah.

Melihat kampus sekolah lewat jendela, kau bisa melihat klub olahraga masih beraktivitas.

Nantinya, mereka selesai dengan memulai bersih-bersih bersamaan dengan beberapa pendinginan. Lapangan yang luas mulai berangsur-angsur tenggelam dalam bayangan.

Ketika aku lanjut berjalan di sekitar sedang melihat bayangan itu, langkah kaki emosional bisa terdengar mengejarku dari belakang.

"Hikigaya."

Memanggilku, aku berhenti saat itu. Pemilik suara itu seseorang yang aku kenal. ltulah mengapa aku beridiri di situ tanpa menengokkan kepalaku.

Hiratsuka-sensei mepercepat langkahnya dan berdiri di sampingku.

"Aku kira ini akan tidak berguna untuk bertanya, tapi..."

Dia menyisir rambutnya yang kasar dengan sedikit keluhan. ltulah guru untuk kau ketahui, sungguh dapat ditebak.

Tapi, ini hal yang harus ia tanyakan apapun masalahnya. Kami berdua menuruni tangga.

"Sesuatu terjadi?"

"Tidak ada."

Aku tak yakin sudah berapa kali aku mengatakan sebelumnya.

Jika aku lanjut mengulangi perkataan sama itu lagi dan lagi, aku pikir aku tidak akan merasakan hal itu sedikitpun. Malahan, aku hanya berakhir mempunyai keraguan tentang perkataanku sendiri.

Sepanjang jika Hiratsuka-sensei tahu atau tidak tentang perasaan itu, dia tersenyum pahit.

"Aku mengerti. Yah, tidak apa-apa. Aku pun tidak berpikir kau akan cukup jujur menjawabnya."

Dan dimulai dari situ, dia tidak pernah menanyaiku pertanyaan lain. Hiratsuka-sensei dan aku lanjut menuruni tangga dan mengarah ke lorong dalam kesunyian. Sekitar di samping pojok ada Ruang Guru dan di tepat di depannya ada pintu masuk depan.

Ketika kami mendekati titik di mana kami akan berpisah, sebelum aku bisa mengatakan sesuatu, Hiratsuka-sensei berbicara terlebih dahulu.

"Sebetulnya kamu baik... Banyak orang yang telah kamu selamatkan juga."

"Tidak, itu ... "

Aku pikir itu berbeda. Kebaikan atau menyelamatkan seseorang adalah hal yang tidak berarti untukku. Aku bukan orang yang cocok dengan itu.

Di samping itu, orang-orang dengan mudah tidak hanya menolong seseorang untuk kebaikan itu. Apa yang mereka benar-benar lakukan adalah mencari orang yang berada dibawah mereka dan sedang dalam suasana ingin membantunya. Dengan menelusuri arti di balik tindakan seseorang, mereka melakukannya untuk menenangkan dirinya sendiri.

ltulah mengapa aku sebetulnya tidak melakukan hal apapun.

Aku ingin menyangkal apa yang dia katakan tapi dengan kedipan bahagia, Hiratsuka-sensei menghentikanku.

"lni dari evaluasi sebelumnya."

"...tidakkah kau pikir, terlalu berlebihan ?"

Ketusku menjawab balik, tapi Hiratsuka-sensei membusungkan dadanya dengan bangga.

"Aku mungkin kelihatan seperti ini, tapi aku tipe orang bermain sesuka hati."

"ltukah seharusnya guru bertindak?"

"ltu kebijakan pujian yang aku punyai, kau mengerti."

Dia mengatakannya tanpa tanda rasa malu. Jadi begitu ... Aku tidak ingat dulu dipuji sebanyak itu.

"ltu hal yang sulit dimengerti..."

Aku mengangkat kedua pundakku seraya mengatakan itu dan Hiratsuka-sensei tersenyum.

"Tentu saja, aku pastikan menegur jika dibutuhkan."

Bangunan sekolah yang didesain untuk mencerminkan muatan itu dengan banyak jendela diterangi oleh matahari petang. Di kesunyian lorong terpantul lembut matahari terbenam. Tapi, sinar matahari tidak hangat lagi.

Hiratsuka-sensei berdiri berlawanan di ujung sinar cahaya masuk berada, menutup sinar matahari.

Dia mulai berjalan berlawanan dengan arah pintu masuk depan menuju ruang guru. Saat dia melewatiku, dia dengan santai menepuk pundakku.

"Dengan cara kamu memanggul semua hal, saat kamu bertemu dengan seseorang yang benar-benar ingin kamu selamatkan, kau tidak akan bisa melakukannya sama sekali."

Suara langkah kaki satu-satunya bergema di lorong.

Suara itu berangsur-angsur menjauh dan terus menjauh.


Mundur ke Bab 1 Kembali ke Halaman Utama Lanjut ke bab 3

Catatan Translasi[edit]

<references>

  1. Administrasi pemilihan (ORS) dalam bahasa Jepang diucapkan Senkan (せ ん か ん) yang kebetulan adalah cara yang sama seperti kau mengucapkan kata yang berarti kapal perang dalam bahasa Jepang.