Saenai Heroine no Sodatekata (Indonesia):Jilid 1

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Ilustrasi Novel[edit]


Prolog[edit]

"Latarnya adalah pulau kecil terpencil di selatan kira-kira satu jam perjalanan udara dari Tokyo......"[1]

Ruang kelas sepulang sekolah tampak sepi dan berwarna kemerahan akibat cahaya miring matahari terbenam yang melewati jendela.

"Dan juga, sekolah di pulau itu akan digabungkan dengan sekolah puteri ternama di daratan karena mengalami kemerosotan angka populasi......"[2]

Dari luar jendela terdengar suara teriakan sia-sia dari anggota klub olahraga.

"Karena itulah, rasanya seperti cerita yang dimulai dari sang protagonis memakai pakaian wanita memasuki sekolah itu......"[3]

Di ruangan yang sepertinya terlalu tenang karena sedikit suara yang terdengar itu, suaraku bergema.

"Protagonis seperti itu aslinya seorang putri dari bulan yang datang lewat homestay......"[4]

Semangat, bersamaan dengan perasaan kuat yang kumiliki, tersebar dengan tenang.

"Walau aku lupa mengatakannya, dunia ini adalah dunia di mana "dunia dewa", "dunia iblis" dan "dunia manusia" hidup berdampingan......"

"Eee......"

"Terus, selama teknologinya maju, juga ada 3 maid robot di rumah protagonisnya......"[5]

"Anu......"

"Di tengah itu, protagonisnya memutuskan untuk mengikuti pemilihan osis untuk melindungi kegiatan klubnya sendiri......"[6]

"Sebentar......"

"Ah, selagi seperti itu, semua heroinenya satu demi satu memiliki kehebatan bela diri......"[7]

"Sudah cukup ! Diaaaam ~!!!!"

"Wow, jangan mengeluarkan suara kencang seperti itu. Nanti mengganggu sekitar."

Kata-kata beratku yang tenang supaya gampang dimengerti, terhapus oleh suara kencang dan galak secara tak masuk akal yang tiba-tiba.

"Mulut yang menggembar-gemborkan mimpi yang tidak jelas dengan suara kencang lebih dari 30 menit nonstop mengatakan hal-hal seperti 'gangguan' !?"

"Sudah selama itu kah ?......"

Ketika melihat jam, memang terasa seperti jarum pendeknya bergerak kira-kira 15 derajat dibandingkan beberapa saat yang lalu.

Ah, karena aku manusia yang menangkap gambaran besar dari segalanya, aku tidak tertarik dengan gerakan jarum panjang.

"Pokoknya sudah pulang saja. Rasamya seperti sama sekali tidak ada waktu yang sia-sia lebih daripada ini......"

"Tidak, tunggu sebentar, tenang sedikit. Ceritanya masih......"

"Jika dipikir-pikir, dipanggil sepulang sekolah dengan tiba-tiba tanpa pemberitahuan apa-apa sebelumnya, diperlihatkan proposal yang hanya sampulnya seperti ini, diperdengarkan pidato yang tidak jelas, sampai undangan klub yang tidak mungkin dipahami, benar-benar membuatku marah besar tahu"

"Meski memanggil secara tiba-tiba sepulang sekolah tanpa pemberitahuan apa-apa sebelumnya dan memasang wajah yang seperti tanpa rasa malu itu memiliki keberanian menurutku......"

"Keh......karena kata-kata penyesalan dalam berbagai arti berputar-putar dalam kepalaku, hentikan memberi tsukkomi dengan tenang"

"Jadi ?"

Gadis yang menimbulkan keributan di depan mataku sejak beberapa saat yang lalu sedikit menunduk dan memegangi kepalanya.

Lalu, rambut pirangnya yang dapat dikatakan penampilan luar khasnya tergerai dari bahunya, menimbulkan suara kecil dengan lembut.

Seandainya laki-laki menemuinya pertama kali pastinya saat itu juga akan terpikat oleh rambut pirang itu, yang seperti pekerjaan tangan pada kulit seputih porselen.

Teman sekelasku yang dibesarkan di Jepang, memiliki ayah orang Inggris dan ibu orang Jepang.

Eriri Spencer Sawamura.

"Pokoknya kamu ini ya, kelihatannya sampai sekarang aku masih bisa mengabaikan otaku yang konsumtif, mengajak membuat game meski tanpa keuntungan apa pun, meremehkan masyarakat ?"

Perkataan dan perbuatannya selalu manis seperti nona besar memberinya reputasi gadis cantik dalam sekolah apalagi di kelas, namun jika kedoknya dibuka tertidur karakter sebenarnya seperti keganasan ini, bernafsu besar dan maniak.

"Mengumpulkan orang dengan baik meski aku sendiri tidak bisa melakukan apa-apa, ayo membuat game dan jadi terkenal, kata-kata seperti itu adalah yang dikatakan oleh grup doujin tahu. Bukannya itu yang paling kau benci ?"

"Apa yang kau katakan ?! Gairah yang mendidih ini ada padaku ! Motivasi pun lebih dari biasanya ! Artinya tanpa aku rencana ini tidak mungkin, bahkan menyelesaikan gamenya saja tidak mungkin !"

"Kalau begitu orang lain tidak punya keinginan untuk membuatnya"

"Ah, jangan menghancurkannya secara harfiah ! Padahal proposal yang kuselesaikan semalaman dengan susah payah......"

"Rencana doujin galge (sementara) dan tanggal serta nama ini bagaimana bisa memakan semalaman menulisnya ?"

"Jika aku tidur jam sebelas, tentunya sedikit waktu yang pasti tersisa kan"

"Aku sudah tidak tahu lagi harus mengatakan apa...... Da-dasar kau !"

"A-Ah...... Kejam"

Jagoan klub seni yang sejak saat kelas satu memenangkan pameran.

Pemilik bakat seni luar biasa.

"Sifat sebenarnya" gadis ini yang dipuji-puji seperti itu hanya diketahui sebagian kecil orang termasuk aku di sekolah.

Yah, meski begitu, aku bukan manusia yang bisa dibanjiri perasaan unggul terhadap "wajah lainnya yang ditunjukkan hanya padaku" itu. Gadis ini kejam.

"Orang sepertimu mengajak berdiri di atas panggung utama sekarang terlalu cepat sepuluh tahun"

"Meski sekarang sudah terlambat masih terlalu cepat kah ? Lalu doujin galge itu panggung utama kah ?"

"Kh...... kau cukup beli dan nonton anime bishoujo dan menyebarkannya seperti biasa saja!"

"Ka-kau, jika mengatakan lebih dari itu mau tidak akan kuberi BD terakhir 'Jichikai no Dokudan' ?"[8]

"Terus mengikutinya sampai sebelum terakhir lalu pada akhirnya tiba-tiba melepas tangganya, yang kau katakan itu rendahan !"

"Ti-tidak, yang tadi cuma ancaman khas tidak mengakui kekalahan, aku tidak melakukannya sampai sekarang kan......"

Begitu menyenangi karya itu......

Ngomong-ngomong, 'melepas tangganya' itu ungkapan yang populer ya ?

"Pokoknya berargumentasi setelah ini pun sia-sia. Hal yang kulakukan sendiri pun sudah cukup banyak. Sama sekali tidak ada waktu luang untuk permainan tak berguna dengan amatir."

"Desain karakter main heroinenya saja tidak apa-apa...... terus, sembari masih bisa, hanya sedikit gambar asli sub heroine dan seluruh karakternya lalu...... termasuk latar belakangnya juga secara gratis......"

"Jangan menaikkan isi permintaannya seperti kurva kuadrat ! Mana salinan khusus tamunya !"

"Sepertinya tadi ada deh......?"

Seperti itu, di kelas yang meledak argumen tak dapat didekati dan tak ada hasilnya......

"Mohon tenang kalian berdua"

"kh......"

"Ka-kak Utaha......!"

Entah sejak kapan ada kekeliruan bahwa hanya ada dua orang di kelas ini...... rasanya, suara menenangkan yang sedikit rendah itu membelai telinga kami berdua.

Begitulah, yang kupanggil untuk rencana kali ini tidak hanya Eriri.

Demikian aku memperkirakan munculnya bahaya orang yang mundur dan menambah teman, kemenangan dari belakangku......

"Yah tapi untuk kali ini, sayang sekali aku pun menyetujui pendapat Sawamura"

"Ka-kak Utaha ~"

Tapi, kebalikan dari yang diharapkan, keunggulan sepihak yaitu bantuan yang muncul saat diharapkan, sifat khas orang jepang seperti mendukung orang yang tertindas telah hilang entah di mana......

"Hey, Rinri"

"Tomoya......"

Bagaimanapun juga karena pada akhirnya namaku muncul di sini aku akan memperkenalkan diri.

Tomoya Aki.

Akademi Toyogasaki kelas 2.

Lalu, tambahan profil sejak kemarin, memimpin klub pembuatan doujin galge (nama belum ditetapkan).

"Biarkan aku memeriksa proposalmu secara singkat"

"Aku membiarkan sarkasme semacam itu. Jadi jangan memperbesarnya dengan sengaja"

Kak Utaha dengan sopannya membuka dan meluruskan sampah kertas yang telah digulung Eriri.

Meski ia tahu bahwa sebelum dibuka terlihat hanya judul proposal (sampul) dengan ukuran huruf yang besar dan jumlah karakter yang sangat sedikit dengan sembarangan......

"Kalau mengubah gaya bicara, kurang lebih aku bisa mengerti isi kepalamu dalam 30 menit yang lalu"

"Hebatnya, jujur aku merasa lega !"

"Hee, meski tidak memikirkan apa pun dengan untung-untungan, menurutku juga akan mungkin ~ sudah tidur saja ~ aku dapat memahami pikiranmu kemarin malam sekitar jam sepuluhan dalam futon itu"

"Keras seperti biasanya"

"Aku tidak senang dengan sikap menantang seperti itu"

Aliran pembicaraannya sampai akhir tenang, tapi tanpa memilih kata-kata, caciannya jauh melebihi level yang dapat dimaklumi.

Rambut hitam panjang mengilat, karena ekspresi wajah yang hampir tidak berubah gadis cantik secara objektif menetap pada tubuh itu.

Kakak kelas satu tahun di atasku dan Eriri.

Utaha Kasumigaoka.

"Pertama-tama, jika ada tambahan secara lisan pun rencananya bernilai 0"

"Oou"

"Hanya terlihat seperti campuran macam-macam bagian yang kulihat entah di mana"

"Uggh"

"Mungkin, ini hanya menghubungkan dengan sesuai beberapa karya yang kau mainkan baru-baru ini kan ?"

"Ta-tapi karena menghubungkan berbagai macam genre dengan sesuai kurasa isinya akan jadi avant-garde yang luar biasa......"

"Begitulah, level akhirnya bukannya jadi Yosenabe, tapi jadi Yaminabe"

"Nu, nughh"

"Atau "Menghubungkan berbagai macam genre dengan sesuai" sudah kukatakan jangan bersikap menantang"

Daripada melebihi level luar biasa, dapat kukatakan caciannya ada di level yang dapat dimaklumi.

Beda dengan Eriri yang bernafsu besar, ia menusuk jauh lebih banyak secara rasional (yang terdengar).

"Ta-tapi, rencana ini hanya aku yang......"

"Cerita yang kudengar dari seorang editor...... sambil berkata 'hanya aku yang bisa melakukannya' membawa rencana tanpa pernah terdengar sebelumnya"

"Eh......?"

"Tapi ini benar-benar mirip cerita yang ada...... suatu hari, proposal yang dibawanya mencapai suatu perusahaan game. Menurut pernyataan orangnya sendiri 'Inovasi yang tidak ada sampai sekarang', 'Ini karya yang sangat ditunggu-tunggu pengguna', 'kalau harus kukatakan sendiri, jika bisa menerapkan rencana ini akan memperlebar industri', pokoknya menyebutkan satu-satu pujian dirinya sendiri.

"He, heeeeee"

Gawat, rasanya semuanya sudah kusebut beberapa saat yang lalu.

"Lalu, saat dilihat isinya ada 'teman masa kecil suka ikut campur yang datang membangunkan pagi-pagi', 'gadis atlet berambut pendek yang segar bugar', 'Adik perempuan yang lekat dengan protagonis namun penurut', 'gadis misterius dengan eksistensi spiritual', 'dialog menarik' juga ada, 'Gambaran icha-love setelah pacaran', juga 'Pertolongan ajaib dan perkembangan yang cepat saat bagian akhir'......"

"Aa, cukup, sudah cukup !"

Hebat, hanya dengan penjelasan itu langsung tidak kurang dari 5 judul muncul di pikiranku. Apanya yang inovasi.

"Ya, hal-hal semacam itulah"

30 menitku dihancurkan habis-habisan hanya dalam 30 detik, tap, Kak Utaha meletakkan tangannya di bahuku yang tertunduk lesu.

"Sudah lama ya, kegiatan otaku serius Rinri, bukannya aku tidak merasa sangat tidak mungkin mengatakan ada beberapa keinginan untuk kerjasama"

"Kalau kuhitung dengan tenang, mengatakan tidak ingin kerjasama. Lagipula aku Tomoya"

Sejak kelas satu tidak pernah lepas dari peringkat satu secara paralel, paling jenius di sekolah.

Secara sambil lalu menulis naskah untuk klub drama, pemilik bakat sastra luar biasa.

"Sifat sebenarnya" gadis ini yang dikagumi seperti itu lagi-lagi hanya diketahui sebagian kecil orang termasuk aku di sekolah.

Yah, itu...... tidak, orang ini pun kejam.

"Tunggu......jangan seenaknya memasuki dunia dua orang !"

"Dunia di sekitarmu itu apakah selalu keras padaku seperti ini !?"

Lalu, ketajaman mulut Eriri menusuk lagi bersamaan dengan ayunan ekor pirang dari samping.

"Ah, masih ada ya Sawamura ? Kukira kau sudah lama pulang meninggalkan dia"

"Ap......"

Kemudian, meski tidak tahu naluri macam apa, kak Utaha dengan pintar mengeluarkan pertahanan diri yang berlebihan.

"Kamu ini ya, sebenarnya, bisa juga dikatakan baik hati. Itulah yang tidak kubenci"

"Justru itulah yang kubenci darimu"

"Pada awalnya, siapa ya yang memasuki dunia dua orang sebelumnya"

"Jadi ? Meski aku yang sebelumnya telah menyatakan absensi, siapa orang yang mengikuti begitu saja dan tidak berhenti menyerang ?"

"Ya ampun, jangan lepas kendali Sawamura"

"Hah ? Aku tidak mengerti apa yang kau katakan !"

"Tunggu......jangan seenaknya memasuki dua orang oi"

Meski aku selalu memikirkannya, dua orang ini terlalu dekat.

Tentu saja, dalam suatu pengertian.

"Pokoknya, jadi untuk apa Utaha Kasumigaoka itu ada di sini"

"Pada awalnya karena aku pun siswi di sini, apa tidak aneh juga ada di sini ?"

"Aku tahu itu tapi jangan mengatakannya dengan pengertian seperti itu"

"Kalau begitu berdua saja tidak apa-apa kan ? Apa kau mengkhayal yang aneh-aneh ?"

"Asal kau tahu saja ya, itu karena aku tidak ingin mengikuti perang saraf tidak berguna seperti itu"

"Sangat bersikeras pada kalimat itu jelek loh Sawamura"

"Aku selalu hidup hanya dengan sekuat tenaga !"

"Makanya jangan kemudian menghancurkan pintunya"

"Aku tidak menghancurkannya ! Kan cuma sedikit berteriak !"

"O-oi tunggu ! Tunggu sebentar !"

Teriakan setengah matiku itu dihapus oleh suara kehancuran dan bentakan yang melebihinya.

Mereka, sembari berargumen mengenaiku telah pergi mengabaikanku.

Betapa salah logikanya......

"A-a......haaaaah~"

Aku yang tertinggal mendesah kuat-kuat saat ini juga.

Bagaimanapun juga dengan ini, ambisiku yang berniat memohon contoh percakapan main heroine, sekalian hanya sedikit plot sub heroine, skenario semua karakter, naskah termasuk produksi......dengan gratis runtuh dengan tragis.

Yang tersisa secara fisik yaitu selembar kertas renyuk ukuran A4 terbentang di atas meja dan aku sendiri.

Harapan, semangat juang serta rencana sejam sebelumnya dengan gampangnya dihancurkan, dan secara mental hanya menyisakan keputusasaan, kelesuan dan rencana yang ditolak.

Dipikir bagaimanapun, situasi sejauh ini sudah tidak bisa diungkapkan lagi.

Makanya, sudahlah, menyerah juga tidak apa-apa. Tidak masalah jika memutuskan mundur dengan berani.

Sejak awal rencananya dimulai dari ide sederhana.

Di sana tidak ada hal-hal seperti pertarungan yang menggantungkan kehidupan serta hidup mati manusia.

Makanya, hanya satu kata, mau bagaimana lagi.

Tetapi......

"Pertarunganku, masih baru saja dimulai......"[9]

Manusia, ketika terpojok dalam situasi keputusasaan akan membara.

......walau hanya pengarang S yang memojokkan karakterya dalam situasi keputusasaan dengan moe, itu cerita lain lagi.

Rencana yang bertujuan pada inovasi tenggelam, orang-orang tidak terkumpul, formasi klub dengan tiba-tiba kandas pada batu karang.

Situasi sekarang ini tidak ada unsur barunya di mana pun.

Bisa dikatakan, situasi ini sendiri bukan apa pun di luar cara mudah.

Meski biasa, cerita kebangkitan dari kehancurannya.

Ya, saking biasanya lebih dari lima judul langsung muncul dalam pikiran hanya dengan membaca dengan teliti cerita lama.

Tetapi, lebih dari lima judul itu adalah mahakarya yang sampai sekarang pun isinya masih bisa diingat dengan benar.

Makanya berapa kali diulangi pun, berapa lama menggunakannya pun, hal yang baik tetap saja hal yang baik.

"Baiklah !"

Memusatkan tenaga di tangan, sekali lagi, memperoleh kembali semangat juang sebelum tidur kemarin.

Kemudian aku, memikirkan pertarungan sendirianku dari esok......

"Sayang ya, semuanya tidak mau bekerja sama"

"......ah, ada kamu ya ?"

"Errr, bukannya pada awalnya membuat game untuk membuatku jadi heroinenya ?"

"Maaf, maaf, aku lupa sampai sekarang"

"Um, aku mengerti. Kau benar-benar melupakanku ya Aki"

Ngomong-ngomong maaf, hanya sedikit koreksi.

Pertarungan "kami", masih baru saja dimulai......

"Tidak, tapi Katou, di hadapan mereka, keberadaanmu sama sekali tidak menarik"

"Kan karena auranya berbeda. Keduanya selebritis terkenal dalam sekolah"

"Yah, sepertinya memang begitu"

"Jika diingat keduanya itu sama sekali tidak mendengarkan namaku kan"

"Tidak, yah, sejak awal apa mereka ada sepintas memandangmu ? Jika itu saja......"

"Tapi Aki hebat ya, bisa kenal dengan Sawamura dan kak Kasumigaoka itu. Apalagi bisa sangat dekat"

"............"

Tidak banyak mengatakan keluhan meski sama sekali terlupakan sampai sekarang, dengan obrolan yang sangat normal, membicarakan hal-hal yang biasa.

Secara visual...... yah seperti yang terlihat.

Teman sekelas yang sama sekali tidak meninggalkan kesan sampai sebulan lalu, meski seharusnya telah pergi ke sekolah yang sama setahun lebih.

Megumi Katou.

......Ya, meski kesannya lemah, karena namanya jadi ada kemungkinan, ya.

"Nah, ceritanya juga sudah selesai, ayo segera pulang kah ? Ada tempat yang agak ingin kudatangi"

"......dengan gampangnya ya, Katou"

"Menurutmu itu normal ?"

"Normal itu tidak baik. Kamu kan jadi Main Heroinenya ? di galge"

"Oh ya, di game apa sebaiknya namanya diganti ? Megumi Katou itu sangat biasa"

"Jangan mengakuinya sendiri......"

Ada satu lagi teori yang kuingat agar kisah dapat disebut mahakarya.

Yaitu, karya apapun, bahkan sampai sekarang, supaya dapat mengingat nama dan visual secara langsung, ada heroine yang menarik dan unik.

Dikatakan bahwa 90% sudah sama dengan menang untuk kisah itu, jika karakternya berdiri.

Itu artinya, saat karakter tidak berdiri dengan fatal......

"Tutup ya ? Kuncinya"

"...... Ah"

Tidak, makanya, pertarungannya masih baru saja dimulai !

Begitu aku memutuskannya sekali lagi, aku kembali memusatkan tenaga di tangan.

Tidak terasanya genggaman barusan tidak salah lagi, mungkin cuma perasaanku.

Apapun itu, ini adalah kisah yang menjelaskan hari-hari pertarunganku...... tidak, pertarunganku, Tomoya Aki dan Megumi Katou.

Pertarungan untuk membuat kisah yang menempatkan teman sekelas si teman A ini menjadi main heroine......

"Kay' tunggu......mm~ perasaan seperti ini apa tidak apa-apa ya"

"Napa Katou ?"

"Ah, ini, kelihatannya pintunya sedikit rusak. Kalau tidak diperbaiki"

"......suatu saat kamu pun akan dapat giliran merusaknya. Karakter yang seperti itu akan berdiri"


Flagnya telah hancur tanpa disadari[edit]

"Pagi, paman Yamaguchi"

"Oh, kali ini pengantar koran ya. Tomo bekerja keras ya"

"Soalnya bulan depan BD Boxnya "Goukoku no Goraion"[10] keluar ! Karena nen**roid[11] hanya termasuk pada edisi pertama aku akan mati-matian berusaha !"

"......Seperti biasa mengatakan sesuatu yang dalam dengan segar. Walaupun aku tidak mengerti apa-apa"

"Nah karena aku akan pergi menyebarkannya kali ini, sebagai satu-satunya pemain aku akan bersiap-siap, dah ! "

Sambil bertegur sapa ringan pagi dengan tetangga di lingkungan sekitar, aku langsung menginjak pedal.

Lalu, seperti itu aku belok kiri mengikuti jalan sambil sesaat menambah kecepatan, bidang pandanganku atas-bawah kiri-kanan langsung terbuka saat mendekati turunan tajam.

Nama lain, tanjakan detektif.

Yaitu tanjakan 300 meter pematah hati yang mengundang pulang ke padang pasir dari pergi ke oasis.

Terlebih lagi alasan penamaannya karena di tengah jalan tanjakan ada "Kantor Detektif Sakashita" tertulis pada papan iklan tua yang menarik keingintahuan anak SD.

"Uoooo......"

Saat mendekati jalan masuk turunan, angin kuat dari belakangku semakin mendorongku dan sepedaku.

Sudah lewat pertengahan libur musim semi, mulai esok udara pagi April sudah tidak dingin lagi.

Daun bunga yang melambai-lambai beterbangan dari barisan pohon sakura di sisi jalan semakin menambah rasa hangat.

Didorong angin yang menyenangkan seperti itu dari belakang, mendadak menaikkan kecepatan dalam sekejap menuruni jalan yang jadi sangat miring......

"Ooooo......ooh !"

......hampir saja kulakukan, kali ini dengan seluruh tenaga kedua tanganku menggenggam tuas rem dan dengan cepat mengurangi kecepatan.

"Pejalan kaki oke, mobil oke, kecepatan oke...... semuanya oke !"

Berhenti sebentar, menunjuk dan memanggil satu-satu.

Sekali lagi menuruni sisi jalan dengan perlahan.

Pokoknya sejak sekitar tahun lalu, sepeda ditiup angin kencang seperti lelucon.

Sekarang, balapan mobil seperti zaman berandal, berbelok dengan kecepatan penuh sambil mengalahkan mesin, rasa kecepatan dan gairah seperti itu sudah tidak bisa ditemukan di seluruh kota.

Tapi......

"Karena peraturan adalah peraturan, ya"

Bukannya tidak ada keluhan om-om seperti 'dunia yang jadi tidak nyaman ditinggali'.

Biar aku terbang atau terjatuh pun tenang saja, tapi aku tidak tahu orang yang kebetulan berada di sana bisa tenang atau tidak.

Yah sejauh itu adalah menaiki tangga menuju kedewasaan.

Terlebih lagi, memperlambat laju seperti daun bunga sakura yang melambai ini juga, rasanya adalah cara menikmati musim ini dengan tepat.

"Wooo, melambai-lambai naik turun, hangat......"

Melepaskan kekuatan selain kedua tangan yang menggenggam rem, mendongak ke langit.

Langit yang sudah menunjukkan tanda-tanda musim semi sepenuhnya, pada biru yang cerah putihnya awan yang tipis terombang-ambing, di sana merah mudanya daun bunga tersebar.

Setelah itu, mentari yang sedikit lebih kuat daripada musim dingin, bulan yang mengecil tanpa tenggelam sebelum fajar.

Lalu, lebih besar daripada bulan atau mentari, lebih dekat, lebih cepat memasuki jarak pandang, adalah UFO yang benar-benar bulat.

"......eh ?"

UFO yang benar-benar bulat, memasuki jarak pandang lebih cepat, lebih dekat, lebih besar daripada bulan dan mentari...

"Ja-jangan-jangan! Itu Ufo...o"

Lebih cepat daripada mengeluarkan suara keraguan, UFO itu mendarat di depan mataku, terjatuh dan berguling begitu saja di turunan.

Rasanya akan lebih baik jika durasi penerbangnya sedikit lebih lama.

"Topi kah......"

Benda bergerak yang sudah dikenali itu tidak seperti topi jerami merah, bentuknya topi baret putih.

Begitu, karena UFO tidak menerima kekuatan dan area angin yang cukup jadi tidak terbang sampai jauh.

Tidak, warnanya tidak ada hubungannya.

Walau aku mengatakan itu, cukup tenggelam dalam rasa yang tidak penting......

"A,aaaaa ~ ! Tolong, hey tungguuuuuu"

Tanpa disadari, sampai suara yang nyaring karena angin.

"Ee......h"

Saat itu, tubuhku bereaksi sendiri.

Otot di kedua tangan sampai menonjol menggenggam rem sekuat tenaga, agak berbeda dengan otot kepala yang menoleh ke belakang sekuat tenaga.

Mungkin, itu untuk memastikan dengan mata ini pemilik dari suara kencang itu, yang tiba dari atas tanjakan, dan dengan cantiknya transparan......

"Topiku~~~!!!"

"Ah......"

Berpaling ke atas tanjakan.

Kebingungan sambil berdiri terdiam di sana, kira-kira seumuran denganku, adalah seorang gadis.

Lalu meloncat dengan memesona di mataku, gaun one-piece putih, kaki putih, putih......

Tidak, tapi warna tidak ada hubungannya, mungkin.

Mengulurkan tangan kanan ke topi yang jatuh terguling-guling dengan mahirnya di tanjakan tanpa tanda-tanda berhenti sama sekali, menahan rambut yang melayang di angin dengan tangan kiri, artinya tidak cukup tangan untuk menahan rok.

......Yah, makanya daripada itu, pemilik topi itu ada di sini.

"Sudah hilang kah......ah"

"Ah......"

Lalu ketika ia kembali memandang yang dekat dari topi yang jauh, dengan tak terelakkan, pada garis batas itu matanya bertemu denganku.

Dengan tampang kesusahan yang sama, kali ini ia menatapku dan topi bergantian.

"Tunggu sebentar !"

"Eh......?"

Aku tidak mengerti apa yang diceritakan oleh pandangan gadis itu.

Tapi yah, aliran deras perkembangan saat ini......apa boleh buat selain menaiki ombak besar.

"Wuoooooow !"

Makanya aku dengan sekuat tenaga mengayuh pedal sepeda menuruni tanjakan......

"Oooooooo...yosh"

Kemudian saat dipikir lagi, turun dari sepeda dan dengan sopannya mendirikan standar......

"Sekali lagi woooooooooooo~!"

Berlari turun sekuat tenaga dengan kedua kaki.

Jika seperti ini, kekerenan dan kecepatan pun mau bagaimana lagi akan turun.

Ini, cara mengejar yang sepenuhnya mengikuti peraturan lalu lintas di negeri ini.

Karena berlari cepat sekuat tenaga berbahaya, tapi jika berjalan mungkin tidak akan diperlakukan melanggar aturan.

Hidup pengguna jalan yang lemah!


※ ※ ※
SaeKano v01 c01 01.jpg

Malamnya......

Lewat jam 12,

Di tengah dengungan suara gerakan dua HDD recorder untuk merekam anime seperti biasa, suara ketikan keyboard yang panasnya tidak kalah dengan panas buangan dari mesin itu bergema di seisi ruangan.


Judul:

Belum ditetapkan

Konsep karya:

Pertemuan, perasan, cerita icha-love.

"......'Icha-love' yang terakhir itu merusak keseimbangan kah ?"

Karena aku dipengaruhi pertemuan 'takdir' itu pagi ini.

Karena karakteristik cerita yang tidak kalah dengan kenyataan membuat keinginanku menulis berkobar-kobar.

......Karena panasnya mengalir dari seluruh tubuh, mau tidak mau membuat teks.

"Tidak, deskripsi Icha-love tidak menjual, untuk apa galge"

Pada akhirnya, entah bagaimana aku bisa mengambil topi itu yang jatuh puluhan meter di jalan raya.

Padaku yang berkata 'sudah cukup' sambil menyelanya, gadis yang berlari turun dari sekitar setengah jalan tanjakan berterima kasih dan berkali-kali menundukkan kepalanya.

Sakitnya siku yang tergores meski hanya sedikit membuatku merasa bangga.


Prolog:

Pada suatu hari di musim semi, aku bertemu dengan takdir......

Tanjakan yang panjang di mana cahaya matahari mengalir tenang, angin hangat berlalu, daun bunga sakura beterbangan.

Lalu seorang gadis berdiri diam di puncaknya.

Gadis yang namanya tidak kuketahui, juga belum pernah kutemui.

Firasat yang baru membuat hati berdebar-debar, saat itu......

Saat itu aku jatuh cinta untuk kedua kalinya.

Ya, aku telah jatuh cinta lagi.

Jatuh cinta pada seseorang itu tidak bisa dihentikan.

Walaupun aku yang akan tersakiti. Walaupun aku yang akan menyakitinya.

Walaupun perasaan kedua orang tidak akan terpenuhi......

Demikian adanya pada tahun ajaran baru dimulai dengan firasat akan terjadi sesuatu.

"......Agak terlalu menyakitkan kah ?"

Beberapa saat setelah itu, dua orang berjalan berdampingan hingga sepeda yang berhenti di tengah jalan tanjakan.

Tapi setelah itu, aku menaiki sepeda menuruni jalan, ia terus menaiki tanjakan dan kembali ke tujuan awalnya.

Selama itu, aku hampir tidak berbicara.

Saling memperkenalkan nama sendiri pun tidak, juga membuat janji apa-apa.

"Nah, walaupun agak sakit, sebagai penarik perhatian tidak apa-apa kan. Salah paham juga oke !"

Tapi, oleh sebab itu tidak apa-apa.

Tidak, karena itulah tidak apa-apa.

Bagaimana pun juga, justru karena cerita ini punya karakteristik drama seperti secara kebetulan menghubungkan lagi takdir yang mungkin pernah terputus, jadi bisa bersinar.

Karena itu, seperti murid pindahan yang masuk ke kelasku dari tahun ajaran baru.

Atau seperti karena sesama ayah saling bermusuhan, dipermainkan ombak suka dan benci.

Selain itu, terungkapnya kejutan berupa fakta bahwa sebenarnya mereka kakak adik sama ibu beda ayah menarik mereka ke dalam kesulitan......

Hanya dalam beberapa detik, mengabaikan bahwa icha-love telah beralih ke level yang sama sekali berbeda, yah, hal-hal semacam itu lah.


Daya tarik karya ini:

Tidak rumit, membuat tidak sabaran, sedikit memalukan, menggeliat kesakitan.

Adventure Novel cinta sejati yang menyusun hari-hari masa muda seperti itu.

"Melewati rasa sakit kali ini berbau orang tua ya !"

Meskipun demikian, motivasi sampai seaneh ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Seolah-olah seperti rasa membara yang tertidur sampai sekarang terpancar dalam satu semburan.

Sejak kapan perasaanku menyala-nyala seperti ini ?

Mungkin, ya, sejak aku tergila-gila dengan 'Koisuru Metronome' hingga lupa makan dan tidur......

"Apa pun yang terjadi 'masa muda' itu tidak ada. Karena itu bukan netage"

......baru satu tahun lalu kah ?


Daya tarik karya ini:

Tidak rumit, membuat tidak sabaran, sedikit memalukan, menggeliat kesakitan.

Adventure Novel cinta sejati yang menyusun hari-hari masa muda seperti itu.

n.b. Di sini direncanakan meninjau kembali.


"Hari-hari biasa itu...... memakai hari biasa kan"

Dengan perasaan seperti itu, rencanaku membuat game berlanjut sampai HDD recorder selesai merekam semua siaran di tengah malam.

......koran pagi hari berikutnya jadi terlambat tiga puluh menit diantarkan ke tiap rumah.

Hari pertama memasuki bulan April.

Lalu hari kedua membuat plotnya.


Penokohan:

Heroine A (Nama belum ditetapkan)

Main Heroine. Gadis yang ditemui pada tanjakan di mana sakura beterbangan.


"......jadi akhirnya kucoba menggunakan sebaik mungkin latar sakura sedikit lebih banyak"

Tanpa bosannya aku bergulat dengan proposal, meski sambil membuat heroine ceritanya, hari ini pun aku mengingat pertemuan dengan anak itu di dunia nyata.

Sama dengan plot penokohan yang sedang kutulis sekarang, tentang gadis yang namanya tidak kuketahui, juga belum pernah kutemui.

Aku yang terus tinggal di daerah ini sejak lahir, karena tidak pernah melihatnya sampai sekarang, mungkinkah ia pindah baru-baru ini ? Atau mungkin hanya tanpa sengaja bertemu di jalan, antara keduanya.

Topi baret putih pada gaun one-piece putih.

Kemudian, ekspresinya ketika menahan rambut yang ditiup angin dengan tangannya......

Sebenarnya aku tidak terlalu mengingat wajahnya.

Entah bagaimana karena kebanyakan situasi pertemuan itu terlalu kuat, bahkan sampai wajahnya yang penting nampaknya tidak terlihat dengan jelas.

Meski aku mengingat warna putih......

Tidak, makanya warna tidak ada hubungannya.

Walaupun bukannya warna putih gaun one-piecenya.


Penokohan:

Heroine A (Nama belum ditetapkan)

Main Heroine. Gadis yang ditemui pada tanjakan di mana sakura beterbangan.

Di puncak tanjakan sebatang pohon sakura tua besar satu-satunya berkembang.

Terikat oleh kutukan yang diberikan pohon itu, ia hidup abadi selamanya sebagai jiwa sakura.

Protagonisnya ketika masih kanak-kanak telah bertukar janji dengan gadis itu......

Ketika menjaga janji itu dan keinginan gadis itu terwujud, kutukannya terhapus.

Saat itu, keberadaan gadis itu menghilang dari ingatan semua orang.


"...... cuma perasaanku sajakah seperti Da **po[12] ?"

Dengan perasaan seperti itu, hari ini aku berkali-kali tersesat dalam labirin pikiran, rencananya sama sekali tidak berkembang.

Aku harus mengejar kembali dari esok.

Bulan berganti malam hari kedua.

Sepertinya sebentar lagi waktu suara langkah kaki tahun ajaran baru terdengar.


Garis besar cerita:

Belum ditetapkan


"Gawat, web mana pun material April mop sudah berakhir. Kalau begini mau tidak mau harus mencari betul-betul situs matome dengan teliti"

Hari ini berlanjut sebanyak dua baris.


Tiga April.

"Anime musim semi mulai hari ini ya......pokoknya harus kutonton episode pertama semua judul secara langsung"

Meski aku sudah mengecek tiga karya, yang terakhir membuatku memutuskan untuk mengakhirinya untuk sementara.


Empat April.

"Mulai esok tahun ajaran baru ya...... pada akhirnya, libur musim semi tahun ini pun aku tidak melakukan apa-apa"

Yah, kenyataan memang seperti ini.


※ ※ ※


"Hei Tomoya, apa kau punya 'Kohakuiro concerto'[13] ?"

"'Kohakuiro Concerto'...... apa ?"

Ketika teman sekelasku Yoshihiko Kamisato berbicara denganku, pelajaran sudah selesai, aku hendak membuka loker ketika pulang kira-kira jam setengah empat sore.

"Itu, yang dikatakan karya yang cukup baik di antara galge yang keluar tahun ini, apalagi aslinya eroge, jika kau pasti akan mengeceknya menurutku"

"......seandainya begitu memangnya kenapa ?"

"Pinjam dong. Sudah lama selesai kan ?"

Apalagi alasan yang menghentikanku dari bergegas pulang untuk mencerna anime yang direkam malam tadi itu terlalu kelewatan.

Sepertinya pengetahuan orang ini adalah aku orang yang akan membeli semua galge yang diubah dari eroge terkenal dan bagus, apalagi bertepatan dengan hari penjualannya.

"Tidak tahu. Beli saja sendiri"

"Aku tidak sama dengan Tomoya, tidak punya uang"

Nah makanya meski aku membelinya.

Jam sepuluh pagi pada hari penjualannya.

Dengan berat 1,8 kilogram 9800 Yen sudah termasuk 5 keping soundtrack & koleksi gambar asli edisi terbatas keluaran pertama.

Kebingungan karena hadiah spesial dari toko tersedia di semua toko pada hari itu, kuluncurkan serangan cepat dan memesan pada toko yang kupilih dengan kebingungan.

Kebetulan empat kali aku menangis sebelum menyelesaikannya.

"Begini ya, aku memiliki uang untuk membeli anime atau game itu karena bekerja keras paruh waktu, hentikan cara bicaramu yang sepertinya menyalahartikan tujuan dengan cara"

Bagaimanapun juga, karena ayahku pegawai perusahaan kecil, bahkan dengan kelebihan pinjaman keluarga yang tersisa sampai generasiku, hanyalah keluarga kelas menengah.

Tak bisa dibandingkan dengan protagonis galge yang kedua orangtuanya sedang pergi kerja di luar negeri, dan hanya tinggal sendiri di rumah yang sangat luas, meski begitu tidak memusingkan masalah uang.

"Apa ? Tapi kalau Tomoya akan membelinya menurutku"

"Intinya walaupun aku membelinya, dilarang meminjam. Setidaknya katakan kau akan memainkannya di rumahku"

"Tidak mau, penjelasanmu satu-satu itu berisik"

"Itu adalah hak dari penyedia game dan tempatnya. Betapa bahagianya bicara dengan teman mengenai produk yang sama......"

"Sebelumnya kau memberikan spoiler padaku sebelum aku selesai kan"

"......aku benar-benar minta maaf untuk yang waktu itu. Lupakan itu"

Perkataan Yoshihiko menusuk kemunafikan yang tak kusadari dengan dalam.

Ada orang, orang lain yang kulukai dalam tanpa kusadari.

Spoiler bagi otaku adalah perbuatan paling rendah......bahkan sampai tidak kalah dengan kopian atau barang cacat.

"Daripada itu, mintalah pada orang lain. Aku benar-benar tidak memilikinya"

"Serius ~ Akiba sudah hancur, di internet semuanya sudah melebihi sepuluh ribu, walaupun aku menginginkannya, aku tidak bisa mendapatkannya"

"Makanya selalu pesan, berkali-kali aku mengatakannya kan. Karena jika pesanan tidak terkumpul bahkan di produsen, pesanan barang tidak akan datang dari toko, bahkan berapa banyak pun mengeluh tidak bisa mendapatkannya setelah itu, aku hanya bisa mengatakan kalau itu sesuai dengan apa yang telah kau lakukan"

"Kenapa gaya bicaramu seperti mata-mata produsen itu ?"

Yah, kalau aku mulai mengatakan yang sebenarnya, jika satu hari lebih cepat aku bisa memberikannya.

......jika demikian entah bagaimana penghinaan yang akan kuterima setelah itu aku tidak mengerti.

"Nah, karena alasan itu sudah pulang saja. Sampai besok ya"

"Kau juga pulang kan ? Mau jalan sama-sama sampai stasiun ?"

"A, tidak......hal itu agak..."

"Oh, begitu ya, jadi akhirnya dari sekarang kau akan membantu dengan mengelilingi toko-toko ya ? Kau punya kehebatan dalam mencari barang-barang langka kan ?"

"Ya, serahkan padaku !...... ah"

"OK, sudah ditetapkan. Nah Tomoya pun sebaiknya segera bersiap-siap untuk pulang"

Karena undangan seperti 'tolong tunggu' tanpa sadar aku menerimanya begitu saja......

Jika dipikirkan baik-baik, sekarang harusnya aku menggunakan rencana untuk menjauhkan orang ini dari lokerku kan ?

"He, hey Yoshihiko, sudah kuduga aku"

Walau bagaimana pun, sekarang, dalam lokerku......

"Kenapa berlambat-lambat, sudah tidak ada yang bisa dilakukan lagi kan Tomoya"

"Aaaaa~~~!!"

"Nih tas. Toh kau tidak pulang dengan membawa buku pelajaran juga kan"

"~~~memang~! Nah ayo kita bergegas pulang !"

"......kenapa reaksinya berlebihan seperti itu ?"

"Cepat, cepat !"

Dengan semangat kututup loker yang tidak ada apa-apanya selain tas itu, mendorong kuat punggung Yoshihiko berlari di koridor......lalu ketika kuingat peraturan sekolah aku berjalan.

Dengan perasaan lega karena 'Kohakuiro Concerto' edisi pertama 1,8 kilo yang kusimpan dalam loker pagi ini sama sekali hilang.

"Ah, ngomong-ngomong Yoshihiko"

"Apa ?"

"Hentikan gaya bicara seperti pacar yang tak terpisahkan karena suka ikut campur. Jadi ingin memukulmu"

"Jangan katakan itu setelah aku menendangmu"

Walaupun aku merasa muak tapi mau bagaimana lagi.


Sekolah swasta Toyogasaki.

Tidak ada pemandangan alam, tidak juga setingkat pusat kota.

Tidak terintegrasi dengan SMP, tidak juga tergabung dengan universitas, karena itu tidak berada di kota universitas.

OSIS nya tidak menguasai, anggota komite kedisiplinannya tidak membawa senjata, ketua dewan dan kepala sekolahnya sama sekali tidak berlawanan dalam masalah politik.

Ibukota semacam itu...... terletak dalam kota metropolitan, SMA yang cukup baru yang kurang dari sepuluh tahun sejak pendiriannya.

Di sana, yang tidak terlalu menekankan latar tempat seperti galge atau anime bishoujo adalah bangunan sekolah kami yang biasa.

"Biasanya karena kau selalu mencari hanya yang menjual besar-besaran, jadi tidak bisa"

"Kenapa ? Banyak yang dijual, lalu besar pula diskonnya kan ?"

Nah, sebenarnya sama sekali tidak ada masalah. Bukanlah cerita yang harus kujelaskan dengan susah payah.

"Di toko mana pun selama barang-barangnya melimpah tidak masalah kan. Tapi yang kau cari sekarang adalah barang langka yang pernah menghilang dari pasar kan?"

"Makanya kenapa ?"

"Walaupun judul yang menghasilkan orang yang menderita dalam jumlah besar itu diterima kembali dalam waktu singkat, akan langsung dihabisi. Terutama yang diincar, yang dadakan sepertimu akan membanjiri toko sebesar itu"

"Hanya untuk membeli game di Yodo**shi[14] mendapat perlakuan pembeli dadakan kah......"

Padahal tidak ada yang menyebutkan nama tokonya. Makanya ini pembeli dadakan.

"Targetnya bukan penjual besar-besaran. Makanya toko khusus game terlalu mudah"

"Lalu baiknya bagaimana ?"

"Yang harus dicari, yang dengan jelas membedakan dagangan utamanya, toko yang menjual karena merasa sedang waktunya game"

"Dagangan utama maksudnya ?"

"Seringkali DVD dewasa. Biasanya pada bangunan sempit kira-kira enam lantai yang hampir semuanya barang dewasa, hanya di sudut satu lantai game biasa dengan mulus diletakkan......"

"Aha, La**ta***"[15]

Karena itu nama tokonya dihilangkan......ketika tidak ada gunanya membangkitkan semangat di koridor, dari sisi suara sapaan yang menyegarkan membelai telinga kami dengan menyenangkan.

"Hai para Otaku, Bye-bye"

"Yo, sampai besok"

"Tunggu sebentar, kenapa cara memanggilnya seperti itu !?"

"Ahaha, dadah~"

Terlepas dari panggilan itu yang kudengar dengan tenang , anak perempuan teman sekelas 1 yang normalnya disukai sikap dan suaranya itu, membalas tsukkomi Yoshihiko dengan senyum segar, sepertinya sama sekali tidak ada keinginan untuk berhubungan lebih jauh lagi dan dengan cepat berlalu.

"Ampun, gara-gara dua tahun sekelas dengan Tomoya sampai aku diperlakukan sebagai otaku yang menjijikan"

"Anggaplah bahkan hanya dipanggil saja adalah berkah. Biasanya kita para otaku mau tidak mau menjadi target gangguan dan tak dihiraukan kan ?"

"Cerita zaman kapan......"

"Tujuh tahun lalu"

"Untuk apa menunjuk hal sejelas itu ? Pertama-tama, aku bukan seperti Tomoya otaku dalam yang tidak bisa ditolong dan direhabilitasi ke masyarakat"

"Dalam kah dangkal kah, jika dilihat oleh bukan otaku ya cukup otaku. Terlebih lagi jika dilihat dari otaku dalam, otaku ringan hanya sebagai target cemoohan. Tapi tenang saja Yoshihiko. Karena hanya aku yang tidak akan meninggalkanmu walaupun kau menjalani kehidupan yang membosankan, tidak menguntungkan dan tidak ada hasilnya itu.

"......kenapa ya aku akhirnya menjadi temanmu setelah kau tarik ke jalan ini"

Walaupun tidak tergerak dengan pernyataan persahabatan panas dariku, nampaknya Yoshihiko tidak terlalu puas dan hanya memiringkan kepalanya.

Karena itulah ini dadakan. Eh, tapi dadakan tidak ada hubungannya.


"Biasanya terlalu terlambat kau benar-benar menyukainya. Sekarang pun setelah dua tahun berlalu sejak penjualan eroge aslinya, penjualan dakimakura pada stan comiket selalu ada antrean panjang bahkan dengan kereta pertama tidak dapat membelinya, di atas itu, penerimaan pesanan dengan pos resmi lima menit pun tidak bisa bertahan, betapa hebatnya judul populer kan ?"

"Hey Tomoya, kita kan masih belum cukup umur"

"Tenang saja. Aku sama sekali tidak akan menginjakkan kakiku pada konten dewasa. Tadi semua informasi yang dirilis untuk semua kalangan"

Ya, aku tidak pernah melewati toko yang lantai teratas atau lantai bawahnya ada papan delapan belas tahun ke atas.

Oleh karena itu tentu saja, jangankan 'Kohakuiro Concerto' asli, game yang termasuk jenis eroge pun tidak pernah kumainkan.

"Seperti biasanya sangat bersih di tempat yang tidak ada artinya ya"

"Bukannya tidak ada artinya. Ketika sudah delapan belas tahun nantinya aku akan bersyukur. Hingga waktu itu aku akan menaati aturan dengan tepat dan tidak akan menyusahkan orang demi kebaikan bersama"

"Teman Tomoya adalah temannya sofurin[16]"

"Jangan memanggilku dengan julukan itu, akan kutendang kau"

"Hentikan punggungku, punggungku"

Dengan demikian kami tiba di rak sepatu, ketika memperdalam persahabatan yang sangat tipis, lagi, dari samping kali ini suara panas dengan ributnya menusuk telinga kami.

"Oy~ geng Tomoya pulang sekarang kah ?"

"Ya, terima kasih banyak"

"Jangan membuatku mengulangi lagi yang kukatakan lima menit lalu. Apa-apaan cara menggolongkan itu !"

"Sepertinya kalian selalu senang ya...... dah"

"Kau pun berjuanglah dengan kegiatan klubmu, dah"

Anak laki-laki teman sekelas 2 yang dengan semangatnya mengenakan kaus klub rugbi besar dan sedikit kotor dengan suara beraninya menyingkirkan rentetan tsukkomi kedua yang tak dapat dimengerti artinya yang diluncurkan sekali-sekali oleh Yoshihiko, suara sepatunya bergema sembari meninggalkan kampus.

"Ampun, selain dipanggil sesama otaku, kenapa aku diperlakukan seperti tambahannya Tomoya ?"

"Hal itu tak disangka-sangka seperti yang kau katakan sendiri, karena kau bukan otaku dalam sepertiku"

"Pada dasarnya aku tidak menyetujui membagi tingkatan otaku"

"Tapi kita, hal lainnya seperti nilai dan fisik rata-rata jadi susah menentukan kelebihan dan kekurangannya kan ? Kemudian setelah itu jadi hanya tingkatan otaku dan perbedaan penampilan. Tapi tenang saja Yoshihiko......"

"Oleh karena itu jangan menambahkan kesombongan yang aneh tanpa peduli. Bahkan level muka mirip"

Pernyataan persahabatan panas dariku tadi......kali ini dengan cepat dipotongnya.

"Apalagi edisi konsumen kali ini, diumumkan bukan hanya pengubahan beta tanpa adegan ero. Adik perempuan legendaris yang tidak bisa ditaklukkan pada edisi aslinya hingga hampir menimbulkan kerusuhan naik statusnya menjadi heroine yang sah. Betapa kuat formasinya !......unsur kekalahannya tidak bisa ditemukan"

"Luar biasa gaya bicara seperti flag kekalahan......ngomong-ngomong Tomoya ciri khasnya adik perempuan ya ?"

"Bicara apa kamu, adik perempuan, kakak perempuan, teman masa kecil, kakak kelas, adik kelas, yang bersemangat, yang pendiam, yang misterius, yang kasar, semuanya sama-sama paling hebat"

"Wo, wow......"

"Tapi hanya satu......yang kuputuskan tidak bisa kusukai yaitu heroine yang tidak bisa ditaklukkan. Karena begini, betapapun menyukai orang itu, perasaan itu sama sekali tidak dapat tersampaikan, betapa menyakitkannya cinta kan ?"

"......meski diperdengarkan pidatomu sekarang lebih menyakitkan bagiku"

"Hal itu, akhirnya, saat ini juga......!"

Alasan besarku sangat mencintai galge......terutama judul yang diubah dari eroge, tidak berlebihan jika dikatakan karena ada unsur tambahan ini.

Walau dikatakan berbagai cara serakah untuk membuat pengguna menghabiskan uang berkali-kali, jika dipikirkan dengan akal sehat, tidak ada yang merugi bisa menaklukkan heroine memesona yang tidak bisa ditaklukkan.

Sepertinya ada pengarang asli yang tidak terlibat pengubahan dengan anehnya mengkhawatirkan konsistensi cerita rusak karena ditambahkan skenario yang dipaksakan, aku merasa bersalah......

"Ah, hanya dengan ingat ketika memainkan skenario Rikka-tan aku bisa tersenyum"

"Tapi hanya dengan melihat ekspresi wajahmu itu bisa membuatku berkecil hati"

Ketika kami bersenang-senang dengan argumen galge yang dalam di gerbang sekolah, lagi-lagi......

"Hei ada Aki"

"Makanya sudah cukup kukatakan berhentilah memanggil kami satu set !"

"Eh, anu......"

"Tidak, kali ini sama sekali mengabaikanmu kan ?"

Meski gadis teman sekelas 2 yang memanggilku tanpa tambahan 'dan kawan' atau 'kumpulan' itu agak kebingungan pada kemarahan tanpa alasan Yoshihiko, ia langsung hanya menghadap ke arahku.

"Bu Hasumi mencari Aki. Beliau ingin kau langsung datang ke ruang guru"

Hanya untuk menyampaikan pesan dari wali kelas.

"Mbak Kano ya ? Kenapa ?"

"Beliau ingin kau mengantar bahan pelajaran ke ruang audiovisual. Karena akan digunakan untuk pelajaran esok"

"Lah......kenapa aku ? Padahal bukan petugas kelas ?"

"Itu karena kau sering seenaknya melakukan pertemuan apresiasi anime di sana"

"Aku tidak seenaknya. Aku selalu memperoleh persetujuan dari guru dengan benar"

Ngomong-ngomong, persetujuan penayangan dan pembuatan diambil konfirmasi masing-masing.

"Berkalikalikalikalikalikali mengunjungi ruang guru. Yang di sana pun sudah cukup habis kesabarannya"

"Apanya yang salah dengan membagi kesan karya yang sangat bagus"

Bahkan ada anime atau game yang memberikan kesempatan untuk memikirkan dengan serius kehidupan manusia.

Bagaimana pun juga ada anak hikikomori yang tergerak karena suatu eroge jadi berhenti membolos dan kembali turun ke SMP, sampai ada cerita mengesankan itu. Eh anak SMP jangan main eroge.

"Pokoknya sebaiknya kau membalas kebaikan yang membolehkanmu menggunakan kelas kan ? Merepotkan bukan jika nantinya kau akan dilarang masuk ?"

"To-tolong aku......"

"Aku teman sekelas 1 tidak berbahaya yang tidak ingin mengganggu saat-saat pahit manis antara protagonis galge dan guru heroine"

"......walaupun sudah pasangannya 3D, di akhir dua puluhannya ?"

"Dengan bicara terlalu banyak seperti itu, berdoalah supaya tidak ditambahkan pilihan satu minggu diskors pada dilarang masuk. Dah"

"O, oi, Yoshihiko......"

Entah ke mana rasa persahabatan menyimpang sampai beberapa saat yang lalu, si Yoshihiko dengan cepat meninggalkanku yang menderita dan melangkah keluar gerbang sekolah.

Sesudah itu ketika aku membatu dengan keputusasaan......

"A, anu......"

Kehilangan saat melarikan dirikah, terdiam bersamaku gadis teman sekelas 2.

"Ah, kamu pun sebaiknya pulang saja. Aku tidak meminta pertolonganmu"

"A, baiklah, yah meski diminta pun aku tidak berniat menerimanya"

"Hah, begitu......"

Sedingin itu, sudah kuduga baru setengah bulan jadi teman sekelas.

"Nah, sampai esok"

Yah, sudahlah.

Bu Kanoko Hasumi sang wali kelas bukannya jenis yang sulit ditangani.

Jika sedikit dibulatkan hanya 30, termasuk kategori wanita cantik di antara para guru, tidak marah walaupun diberi panggilan akrab mbak Kano, guru baik yang mengerti pembicaran

Yah, tapi karena akrab itulah alasan aku terus-terusan didesak dengan tugas.

"Ngomong-ngomong Aki"

"Ng~?"

Untuk sekarang, dengan langkah yang tidak ringan ataupun berat aku berbalik menuju gedung sekolah.

Nah munculnya event flag dengan mbak Kano walau dalam berbagai arti levelnya terlalu tinggi, tapi bukannya tidak di luar harapan.

"Sebelumnya, terima kasih ya"

"Hah, untuk apa ?"

Misalnya......seperti ini, karena ketika aku pergi ke ruang guru, di tempat mbak Kano berdiri gadis dengan seragam berbeda.

"Itu loh, saat libur musim semi, kau mengambilkan topiku kan. Baret putih"

"A~ begitu ya...... maaf, aku sama sekali tidak ingat"

Lalu, 'Kau datang tepat waktu Aki. Sebenarnya, anak ini adalah siswi pindahan yang masuk ke kelas kita mulai esok. Karena ibu sedikit sibuk, sekarang tolong kau tunjukkan padanya seisi sekolah ya ?" seperti itu, tiba-tiba padaku yang bingung karena diabaikan, siswi pindahan itu menunjukkan senyumannya dengan menyenangkan.

"Jadi begitu. Sudah sebulan sih. Kalau begitu bye bye"

"Ah, jangan hanya mobil tapi berhati-hatilah pada sepeda juga"

Lalu, ketika masing-masing bertatapan wajah masing-masing......

Di sana ingatan satu bulan lalu bangkit kembali, ekspresi baru gadis itu yang membuka mata lebar-lebar terkejut ......

"Eh Tunggu sebentaaaaaaaaaaaaaaaaar~~~!?"

Lalu kaki yang baru saja berbalik beberapa saat lalu kembali berbalik dan dengan kecepatan penuh kembali ke gerbang sekolah.

"Eh ? Ada apa ?"

Aku berjalan dengan cepat menuju gadis dingin teman sekelas 2 yang sepertinya sudah kehilangan perhatian padaku dan mau pergi.

"Kau, kau......"

"Aku kenapa ?"

"Saat itu, putih......"

"Putih ?"

"gaun one-piece !"

"Ah, ya~...... apa ya ?"

"Apa...... ya ?"

"Masalahnya, aku tidak ingat apa yang kupakai satu bulan sebelumnya, normal"

"Begitu ya~........................ normal, ya"

SaeKano v01 c01 02.jpg

Bab 1:

Suatu hari di musim semi, aku, kembali bertemu dengan takdirku......

Matahari senja bersinar suram, angin yang sedikit dingin berdesir, debu beterbangan di jalan pulang.

Kemudian, di puncak tanjakan itu berdiri diam seseorang......seorang gadis teman sekelas, 2.

Mengetahui namanya, gadis yang ditemui setiap hari baru satu bulan di sini.


"Err...... Megumi Kanou ya ?"

"Yang benar Katou"

Ah, namanya pun masih belum kuketahui.


Walau karakternya kurang menarik, kepribadiannya asli[edit]

"............"

"A-apa ?"

"Er......Katou kan"

"Y, ya"

"Secara normal kau manis"

Kafe di jalan pulang sekolah, matahari terbenam semakin condong ke barat dari beberapa saat lalu.

Di tengah perhatian banyak orang, aku berpura-pura memenuhi pertemuan kembali yang dramatis dengan gadis takdirku...... dengan teman sekelasku Megumi Katou, yang sebenarnya sudah menghabiskan setengah bulan sekelas dengannya, aku menceritakan kata-kata yang cukup membuat ternganga.

"Te-terima kasih. Tapi karena cukup tiba-tiba, rasanya tidak ada perasaannya"

"Ya, menurutku juga begitu. Makanya sekarang lupakan saja"

"Apa boleh menambah pesanan ? Perutku sedikit lapar"

"Ya, mintalah yang kau sukai. Hari ini semuanya aku yang traktir"

"Maaf ya, hmm......"

Aku menghirup kopi sementara memandang ekspresi Katou yang mengalihkan matanya dengan cepat di menu.

Kemudian aku kembali menegaskan kalau kata-kata yang kuungkapkan tadi bukanlah kebohongan.

Pastinya Megumi Katou itu manis.

Parasnya teratur, tinggi badannya tidak tinggi tidak rendah, kulitnya lumayan halus, yang menonjol cukup menonjol, yang berlekuk pun, cukup berlekuk.

"Anu...... apa Ogura Toast ini ?"

"Enak ?"

"Maaf, pesan Rare Cheesecake"

"A, ya"

Akan tetapi, kenapa.

Saat ini, meski tepat di depan wajahnya menyebut 'manis'......yang tergantung situasi mungkin bisa dianggap mengambil sikap penembakan itu, aku sama sekali tidak berdebar-debar......

Apa-apaan ini ?

Ada rasa aman ya Katou ?

Itu pun, rasa aman yang luar biasa menjijikan !

"Tapi agak mengejutkan ya. Daripada yang kupikirkan, Aki lebih riajuu"

"Kenapa begitu ?"

"Soalnya tiba-tiba mengatakan 'Karena ada yang ingin kubicarakan sekarang mau minum teh ?'......"

"Ah ! Itu......"

Setelah mengajaknya, Aku yang menelpon Kano meminta maaf 'maaf hari ini tidak bisa datang !', mungkin dilihat orang lain seperti pacar terburuk yang memberi alasan kebohongan favorit di depan pasangan selingkuh.

"Aku agak salah mengerti. Aki itu, tentunya......"

"Nah, ajakan dariku itu yang pertama dalam hidupku"

Walau kurasa ingin mendengar kata-kata yang berlanjut setelah 'tentunya......' karena kurasa tidak salah lagi akan menyimpang ke arah yang sangat tak menyenangkan, kupotong untuk mencegahnya.

"Sungguh ? Aku yang pertama ?"

"Ya, aku bersumpah pada ketiga dewa, dewa gambar, dewa naskah, dewa insert song"

"Walau aku tidak terlalu mengerti dewa apa itu, tapi untuk yang pertama kali, apa tidak terlalu spontan ?"

"Itu......"

Lah bukannya aku juga seharusnya benar-benar tegang ?

Atau, sebaiknya kurasa saat pertemuan kembali dengan 'gadis di atas tanjakan' itu, pikiranku jadi kosong, jantung berdetak kencang, bagian dalam mulut kering dan tidak bisa bicara langsung ?

Tapi sehabis itu, sementara menjadi akrab, jadi canggung karena berulang kali berpapasan dan berbagai kesalahpahaman, setelah itu selalu cekcok ketika bertemu dan menjadi tak terpisahkan walau tak menyenangkan ?

Lalu akhirnya, memanfaatkan satu kejadian menyelesaikan kesalahpahaman masing-masing, selain itu saling menegaskan perasaan sejak pertama bertemu dan dengan cepat menuju love-love happy ending ?

"Terlepas dari itu maaf ya. Sampai saat ini sama sekali tidak memerhatikanmu"

Tentu saja seharusnya aku tidak melakukan kebodohan untuk mengalirkan plot khayalan itu kan ?

"Yah apa boleh buat ? Tapi sedikit mengejutkan bagiku"

"Ah karena begini...... itu, aku tidak mengenali seragam sekolah dan pakaian bebas, jadi sama sekali berbeda kesannya"

"Begitukah ?"

"Ya, begitu !"

Karena ia yang memakai pakaian bebas sama sekali tidak ada dalam ingatanku, tidak ada kesan yang terkumpul......yang itu sama sekali tidak boleh dikatakan.

Walau kuingat bermacam-macam pakaian putih, tapi betapa kasarnya aku yang tidak mengingat baik wajah atau kata-kata orang yang memakainya.

"Po, pokoknya, kenapa saat itu kau tidak menyebut namamu ? Kita teman sekelas kan ?"

"Eh~ karena dalam kesempatan itu aku sudah mengenalmu, apa tidak aneh jika memperkenalkan diri lagi ?"

"Tidak, tapi bukannya kelas satu kita beda kelas ?"

"Tapi karena aku di kelas E lantainya sama kan ?"

Aku kelas A...... setiap hari pergi ke kelas lewat di depan kelas E.

Gawat, berkali-kali berpapasan itu bukannya levelnya setiap hari ?

"Ngomong-ngomong, bagaimana dengan topi itu ? Syukurlah tidak dilindas mobil ya !"

"Ah, kalau itu sudah kuberikan pada anak keluargaku"

"Heh......"

"Libur musim panas, anak sepupuku datang bermain, karena kelihatannya menyukainya kuhadiahkan saat pulang. Ia sangat senang lo"

"Ah, aaaah, begitu......benar-benar baik ya"

Barang penting event pertemuan yang mendasari plot cerita kita, sekarang sepertinya telah dengan gembiranya berpindah ke tangan orang lain......

Pertanyaan yang mengarah pada keputusasaan untuk menutupi ketidakjujuranku itu dengan baiknya pula menghapus perasaan bersalahku dengan bersih.

Apa-apaan ini ?

Benar-benar merasa aman ya Katou ?

Itu pun, rasa aman yang sangat mengecewakan !

"Yah~ itu, artinya memang ingatan Katou yang baik ya"

Dengan ini dan itu, sementara rasa bersalah dan berdebar-debar sama sekali dihapuskan, dengan cepat sikap ke Katou dipenuhi dengan keakraban.

"Eh begitu kah ?"

"Karena kita ini kan tidak pernah ngobrol sampai di kelas dua"

"Ah, mungkin memang begitu"

"Apalagi aku langsung pulang ke rumah, nilai pun tidak memuaskan, di atas semuanya otaku pula......kau lumayan ingat orang yang tidak menonjol di kelas lain macam itu"

......ngomong-ngomong, walau kedengarannya baik, singkatnya aku jadi terlalu familier atau tidak ada kesadaran sebagai lawan jenis atau kembali ke perlakuan terhadap gadis teman sekelas 2 ?

"Walau aku menerima otaku itu, tapi jika dikatakan tidak menonjol kurasa semua orang akan sepenuh hati menolaknya ?"

"Apanya......"

"Karena ya, bahkan di sekolah kita kau termasuk lima orang terkenal, Aki"

"Geh...... aku semenonjol itu ?"

"Pertemuan penayangan anime saat festival sekolah di kelas satu besar kan. Meski hanya akan diselesaikan sebagai anak bermasalah jika melakukan gerilya, tapi dengan sengaja setiap hari datang ke ruang guru untuk mendapat persetujuan resmi, sampai akhirnya cekcok dengan wakil kepsek, dan kepsek susah-susah melerai......orang itu bukan dari klub olahraga kan?"

"......pertama-tama orang-orang klub olahraga tidak akan berpikir untuk melakukan pertemuan penayangan anime kan"

Hal itu......ceroboh.

Aku semenonjol itu kah ?

"Karena itu, jika dikatakan nama Tomoya Aki, kebanyakan orang akan tertawa atau wajahnya merengut. Kurasa tidak ada orang yang menanyakan siapa ia jika ditanya"

"Be-berapa besar perbandingan antara lawan dan kawannya ?"

"Walau aku tidak terlalu tahu......kira-kira enam banding empat ?"

"Wow...... memang lebih banyak lawan ya"

"Ya apa boleh buat ? jika mengumpulkan perhatian sebanyak itu"

Terpilih jadi otaku elite kah atau orang yang sangat suka perhatian ?

Lawan atau teman, Tomoya Aki yang misterius.[17]

......tapi pertama-tama, yang mana pun rasanya seperti contoh perwakilan orang yang sama-sama dibenci.


'Menonjol pun tidak apa-apa. Karena ada paku yang tahan dipukul'


Tanpa disadari aku menjaga janji sewaktu kecil itu.

Kakek, nampaknya aku selalu menjadi anak kakek daripada yang kuduga.

"Begitu ya......nah, tapi jika terlihat seperti itu kenapa tidak disadari ya"

"Ya, intinya seperti itu yang terjadi"

"Eh, apanya ?"

"Tidak adanya kesadaran itu. Baik Aki ataupun aku"

"Katou juga ?"

"Kalau Aki tidak ada keinginan khusus untuk menonjol, sedangkan aku tidak ada niat untuk tidak menonjol seperti ini"

"Ah......"

Karena hanya memikirkan mengenai diriku sendiri, aku mengabaikan perubahan halus ekspresi gadis di depan mataku.

"Biarpun begitu, Aki tidak mengenalku, dan aku kenal Aki"

Hanya sedikit terlihat sepi, hanya sedikit terlihat sedih, lalu hanya sedikit menyerah masuk ke ekspresi halus itu.

"Menurut teman-temanku, aku ini sepertinya kesannya tipis. Atau dengan segera menghilang......"

"Ah~ mengerti ! Sangat-sangat mengerti !"

"......sangat-sangat ?"

"Mengejutkan ! Katou cukup manis dan orang yang lebih terkenal menurutku !"

"......meski sampai hari ini tidak ingat nama dan wajahku ?"

"Kurasa begitu untuk pertama kalinya hari ini!"

Walau mungkin terlihat dengan sepenuh hati salah bicara dan menyambungnya dengan sepenuh hati, tapi bukanlah kebohongan untuk sementara atau pemanis mulut.

Dilihat secara objektif, anak perempuan yang bernama Megumi Katou di hadapanku memang manis.

Hanya saja, kepribadiannya yang sampai tidak malu bicara denganku yang biasanya jarang ngobrol dengan gadis......

"Sudah, tidak perlu memikirkannya"

"Tidak, justru karena itu"

"Memang, aku ini kurang menarik ya"

"Kurang menarik......?"

Saat Katou mengutarakan kata-kata yang menyiksa diri itu, dalam diriku sesuatu yang panas mencetus dan membakar dadaku.

"Meski aku bukan Aki, nilaiku pun kurang lebih, tidak mengikuti ekskul, juga tidak menjadi petugas kelas"

Hal itu mungkin bentuk rasa janggal, atau kepasrahan, atau kemarahan.

"Teman-teman pun tidak ada, makanya dari sekarang aku tidak punya keberanian untuk membuat lebih banyak lagi"

Kata demi kata yang dipintal Katou tidak bisa menahan perasaanku, sebaliknya dengan cepat menaikkannya......

"Oleh karena itu tidak hanya Aki, tidak bisa diingat semuanya ya mau bagaimana lagi......"

"Tidak !"

"Eh......"

Makanya saat itu, aku menghantamkan tinju ke meja sambil berteriak.

"Katou...... kau bukannya kurang menarik !"

Sebagai tambahan aku berdiri, tinju yang dihantamkan kali ini kuangkat tinggi-tinggi.

Pada perubahanku yang tiba-tiba para pelanggan di sekitar terkejut dan memerhatikan meja ini.

"Kujamin itu ! Oleh karena itu, oleh karena itu Katou......"

"Te, tenang sedikit Aki"

Yang terkejut tidak hanya pelanggan di sekitar, Katou pun tampaknya sama saja.

Tapi, aliran perasaan panasku sudah tidak bisa dihentikan lagi.

"Maaf, aku jadi sedikit heboh"

Namun demikian, karena mau bagaimana lagi, mengangkat tangan sambil berdiri dilanjutkan dengan pidato, aku mengembus nafas panjang dan kembali duduk di sofa dengan perlahan......

"Karena yang terjadi tahun lalu......"

Kemudian kali ini aku dengan tenang memulai bicara.

"Tahun lalu maksudnya saat kelas satu ?"

"Bukan, kelas dua"

"? Huuh"

"Di kelas ada anak yang sangat tidak menarik"

"Siapa ? Apa aku juga kenal anak itu ?"

"Entahlah ? Bahkan gadis-gadis di kelas hampir semuanya cenderung mengucilkannya"

"Eh......begitu ya"

"Rambutnya dikepang, memakai kacamata, ada bintik di wajahnya, rasanya benar-benar pas seperti pola gadis yang tidak menarik"

"Hmmm, ada gadis seperti itu di kelas A ya ?"

"Tidak, kelas III"

"? Y, ya"

"Apalagi karena ia punya kompleks kuat terhadap kepribadian dan wajahnya, selalu terpancar aura negatif dahsyat perasaan 'orang seperti aku'."

"Ah, pastinya dalam satu tahun ada kira-kira satu orang seperti itu mungkin?"

Pada kata-kata yang kuceritakan dengan nada bicara yang tenang, dengan tenang pula Katou mengiyakan sambil mendengarkan baik-baik.

"Tapi......"

"Mmm"

Dari ekspresi itu, terlihat hanya sedikit kebingungan bercampur dengan hanya sangat sedikit minat.

"Betapa moenya......"

"Y, ya ?"

"Kepangan yang diikat kuat, kacamata bingkai hitam yang tidak modis, dan wajah yang selalu menunduk menyembunyikan bintik itu"

"Ya,ya ya ?"

"Sikap yang rasanya supaya menjauhkan orang ! Kekeraskepalaan yang sama sekali tidak melihat wajah orang ketika berbicara !"

"A, Aki......?"

"Anak itu, hanya padaku...... ah ini penting ! Anak itu hanya membuka hatinya padaku, apalagi setelah membuka hatinya hanya aku...... ah yang ini sangat penting ! Hanya melihat ke arahku, hebat sekali kan, bagaimana Katou ? Hey !?"

"E, eeehh......sampai situ apa pun yang kau katakan, itu......"

"Ah......maaf"

Melihat ekspresi Katou yang tanpa disadari telah menjadi hanya kebingungan, aku yang menyadari kembali menarik perhatian pelanggan di sekitar, duduk lagi di sofa.

"Paling tidak, bagiku ia gadis terbaik. Makanya aku tidak mampu melepaskan pandanganku darinya......"

"Kau menyukainya ya, gadis itu"

"Ya, jika perkembangannya terus seperti itu, seharusnya ia jadi istriku......"

"Ke-keputusan yang cepat. Padahal masih anak SMA"

"Itu......setelahnya, terjadi semacam itu"

Tapi, sempat menenangkan diri itu buruk.

Karena cerita kelanjutan setelah kenangan bahagia ini, adalah ingatan yang terlalu pahit bagiku.

"Ah, mungkinkah......itu tidak berhasil ?"

"Masalahnya adalah, setelah jadian......"

Tapi karena telah menceritakan sampai sini, tidak menceritakan semuanya adalah ketidakjujuran pada Katou.

Aku menetapkan hati, menggerakkan dengan paksa mulut yang memberat.

"Gadis yang selalu menyukaiku itu ada. Tetapi, gadis yang kusukai sebagaimana adanya itu tidak"

"Itu......"

"Setelah suatu hari, ia berubah......ia membuka ikatan rambutnya dan membuatnya berombak. Berhenti memakai kacamata dan memakai lensa kontak. Bintik pun, dihapuskan dengan dandanan tipis"

"Ah, ganti gaya"

"Kemudian tiba-tiba menjadi orang populer di kelas. Anak laki-laki di kelas semuanya menyambutnya dan mati-matian menarik perhatiannya......orang-orang yang sampai beberapa hari lalu sama sekali mengabaikannya ?"

"Aku mengerti ! Sebagai pacar kau khawatir kan"

"Nah pada akhirnya, aku mengerti itu cuma karena prasangkanya 'karena jika jadi populer, sebagai pacar aku pun bisa membanggakan diri pada semua orang' saling menegaskan perasaan masing-masing lagi"

"Woow, ketika kukira pembicaraannya sepertinya serius, ternyata cuma membanggakan pacarnya"

"Tidak !"

"Ttoto"

Pada kata-kata dan nada seperti mengejek itu, aku dengan keras menolaknya.

Meski aku berterimakasih dengan kebaikan Katou, sekarang aku tidak bisa menerima kelakar itu.

Karena silang pendapat sebenarnya antara aku dengan gadis itu, justru setelah ini......

"Sejak aku gelisah karena gadis itu terkenal, entah bagaimana aku jadi mengingat rasa janggal yang aneh"

"Makanya apa itu bukannya gelisah ?"

"Awalnya kukira begitu......tapi, rasa janggal itu tidak menghilang juga setelah aku berbaikan dengannya"

"Eh, bagaimana bisa ? Gadis itu kan......"

"Yang kuharapkan bukanlah hal itu"

"Tapi gadis itu salah paham harapan Aki kan ? Seandainya begitu rasanya memang sering terjadi silang pendapat"

"Tidak, apalagi hal yang tidak wajarnya terlalu banyak"

"Tidak wajar maksudnya...... gadis itu berbohong ?"

Jika bohong tidak apa-apa.

Jika dibohongi, meski aku tersakiti, seharusnya rasa janggal akan terhapuskan.

Tetapi......

"Perkembangannya terlalu tiba-tiba"

"Perkembangan ?"

"Sampai jadian benar-benar baik. Perubahan hati gadis itu pun digambarkan dengan jelas menggunakan banyak event, jadi bisa luar biasa berempati"

"Event ? Gambaran ? Empati ?"

"Itu ya, bagian duanya setelah menembak dan diterima jadian, tanggalnya meloncat sekaligus, gambaran psikologisnya dibuang dengan sekuat tenaga, jalan pikirannya dengan cepat berubah persis seperti lampu lalu lintas, tiba-tiba aku jadi tidak bisa mengikutinya"

"......bagian dua ?"

"Biasanya, hanya sedikit berbicara dengan heroine lain 'jika aku jadi seperti gadis itu, mungkin ia tidak akan lari' normalkah monolog seperti itu masuk?"

"............"

"Gah, Aku tidak mengerti ! Aku jadi ingin menghancurkan monitor dengan perkembangan sialan itu. Apa orang itu tidak punya kemampuan untuk menyusun cerita ? Apalagi aku mengerti dengan jelas dari tengah jalan mengerjakan sekedarnya. Entah muak atau tidak punya waktu kah, atau mungkin hanya tidak punya kemampuan aku tidak mengerti, tapi jika dilihat sebagai pengguna tidak peduli. Benar-benar penulis sialan, ma** aja sana[18]

Karena kebenaran, justru karena kenyataan, jadi ada hal yang tidak bisa kumaafkan.

Kebenaran yang ringan lebih penuh dosa daripada dusta yang berat.

"A, anu, Aki......meski kurasa jangan-jangan"

"Apa ?"

"Mungkinkah gadis itu......istri yang dikatakan Aki......gadis anime ?"

"Sama sekali bukan lah"

"Ah, ma-maaf. Khayalanku sedikit mustahil......"

"Bukan anime tapi galge. 'Karamawari Kiss' yang dijual tahun lalu"

"......eh?"

"Ah tapi, kesalahpahaman Katou pun tidak jadi kesalahpahaman lagi dalam beberapa saat, tenang saja. Bagaimana pun juga, dalam galge yang diubah dari eroge keluaran tahun lalu, terlepas dari kualitasnya jumlah penjualannya kira-kira masuk top tiga, karena karya sebelumnya produsen ini sudah dijadikan anime, gadis itu akan jadi 'gadis anime' tinggal masalah waktu......bagaimana ?"

Ekspresi Katou tanpa disadari telah menjadi sangat datar.

"......oleh karena itu jadi kelas dua III ya. Menyesatkan, wajar aku tidak mengenalnya"

"Walau menurutku tidak wajar......itu judul yang secara resmi terjual tiga puluh ribu buah"

"Haa......"

"Capek ?"

"Sedikit"

Meski aku terus-menerus bicara sendirian, entah mengapa Katou kelelahan.

Mungkinkah karena diperdengarkan ceritaku dengan semangat membara itu ?

Katou memang anak yang baik. Walau tidak menonjol.

"Lalu Aki, apa heroine game itu ?"

Oleh karena itu, dari semua kata-kata, terasa duri mulai sedikit mengintip, walau mungkin cuma perasaanku saja.

"Dengan kata lain yang ingin kukatakan adalah...... makanya Katou bukannya kurang menarik"

"Errr, kenapa cerita tadi ada hubungannya dengan itu ?"

Terasa dapat diketahui kejengkelannya dari ekspresinya mungkin hanya perasaanku saja.

"Kurang menarik itu sendiri saja adalah kepribadian yang kuat ! Karakter yang kuat !"

"Eeh"

"Rambut kepang, kacamata, bintik......jika unsur tidak menarik itu dengan tidak menariknya tak terelakkan lagi dikumpulkan dengan cepat, hal itu akan jadi pesona yang menarik orang. Gadis itu jadi yang terbaik bagiku !"

Tapi karena dihalangi oleh skenario ia berada di posisi empat kontes popularitas di homepage.

"Kalau Katou berkata teman-teman 'tidak terlalu banyak', gadis itu tidak punya seorang pun. Karena tidak ada keberanian untuk membuat teman bahkan seorang pun"

Mengeluh di kafe pada teman 'aku tidak punya banyak teman', atau bertekad mengikuti kegiatan ekskul untuk menambah teman, tidak ada satu pun yang bisa dilakukan.

"Katou yang sudah punya teman sejak dulu, sejak awal berada pada posisi yang berbeda"

Terlebih lagi, tidak berbincang dengan siapa pun, tidak terlalu sering ke sekolah, mendapat bullying dengan tidak menariknya dari grup perempuan......ah, dari grup laki-laki menerima gangguan seksual, latar tersebut tidak diadaptasi dan mempertimbangkan dunia sebenarnya tapi.

"Akan kukatakan lagi, Katou...... kau bukannya kurang menarik"

Walau kurang menarik tidak mencolok.

Tidak punya kepribadian juga ciri khas.

Hal itu jika dikatakan dengan singkat......

"Karaktermu telah mati !"

"............"

Sekalian, jika ditambahkan beberapa kata......

"Bukan hanya karakter yang tidak berdiri ! Karakternya pun setengah-setengah !"

"............"

Akhirannya.

"Makanya sama sekali tidak menonjol !"

"............"

Menerima tatapan dan kata-kataku yang dipenuhi perasaan, mulut Katou melongo dan memandangku.

Tatapan itu, bagaimana ya, daripada tadi semakin bertambah kedatarannya, atau terlalu banyak kepribadian yang dihancurkan, tidak ada kesan yang tersisa dari ekspresinya.

"Eeemm, boleh aku bertanya sedikit ?"

"Apa ?"

"Artinya pengantar yang terlalu panjang tadi, bukan untuk membesarkan hatiku ?"

"Membesarkan hati ? Kenapa ?"

"......apalagi melindungiku malahan menolak. Aku lebih rendah daripada karakter game"

"Apa yang kau katakan, jika dikatakan tahun lalu tidak ada yang lebih moe dari gadis itu kan ? Jangankan di kenyataan, bahkan di dua dimensi pun"

"'Apa tidak terbalik susunan 'jangankan' dan 'bahkan' itu ?"

"Eh ? Kenapa ?"

"............"

"......Katou ?"

"............"

Matahari terbenam memasuki kafe bergaya log house.

Sampai semua soft cream pada danish di atas meja telah meleleh, Katou terus diam dan tidak bergerak.


※ ※ ※


"Haaaaa......"

Pulang dari kerja paruh waktu, makan dan mandi, waktu ketika hari segera berganti.

Dengan kuat kurebahkan badan di tempat tidur.

Hari ini benar-benar melelahkan.....

Biar kukatakan demikian, bukannya rasa lelah yang nyaman yang perlahan tapi pasti terasa di tubuh, melainkan kelelahan mental kuat yang terasa berkabut di kepala.


"Itu loh, saat libur musim semi, kau mengambilkan topiku kan. Baret putih"


"Haaaaaah~"

Yang melintasi kepalaku adalah kejadian saat pulang ke rumah.

......pertemuan kembali dengan Megumi Katou, gadis yang seharusnya ditakdirkan jadi main heroine.


'Ah, kalau itu sudah kuberikan pada anak keluargaku'


"Haaaaaaaaaah~~"

Meski seharusnya menemui entah berapa banyak kebetulan semacam itu, jauh dari jatuh cinta, hanya event wajib yang mengejutkan sebagai ganti kurangnya drama.

Takdir yang tepat di prolog cerita, dampak pertemuan, kesan putih, bagi anak perempuan bernama Megumi Katou yang menjawab terlalu natural, bukanlah sesuatu yang spesial.

Jika akrab, memang akrab dan menyenangkan tapi bukannya aku tidak pernah memikirkan kalau flagnya tidak perlu dihancurkan dengan sebegitu sempurnanya.


'Menurut teman-temanku, aku ini sepertinya kesannya tipis'


Saat menutup mata, kuingat berbagai ekspresi gadis bernama Megumi Katou yang kulihat hari ini.

SaeKano v01 c02 01.jpg

......pertama-tama, walau untuk sementara masih kuingat dengan jelas karena masih belum lewat satu bulan, bisakah kubayangkan dengan sama jelasnya kira-kira beberapa hari kemudian~ rasanya begitu.

"Tidak, walau manis ya"

Memang cantik sebagaimana yang kuberitahukan langsung pada orangnya sendiri.

Ini bukanlah pujian atau kata-kata rayuan.

Ekspresinya, walau tidak bisa dikatakan sampai sering berubah-ubah, tapi bukannya kurang, harusnya gadis bernama Megumi Katou telah menunjukkan lumayan bermacam-macam wajah asli.

Meski begitu, kenapa......

'Perasaan itu' sama sekali tidak muncul ?

Jika dikatakan dengan gaya yang sedikit lama 'berdebar' tidak datang ?


'Aku lebih rendah daripada karakter game'


"......hmmm, yaa"

Katou saat itu, sebagaimana yang diharapkan menampilkan ekspresi yang sedikit meninggalkan kesan.

Tapi, bahkan aku pun justru karena itu merasakan yang sama.

Masa gadis yang seharusnya dewi yang ditakdirkan membangunkan keinginan mencipta setelah sekian lama, aslinya karakter yang pendiriannya selemah itu dan tidak punya ciri khas.

Benar-benar, karakter setengah-setengah seperti itu, baru pertama kali......


Penokohan:

Heroine A (Nama belum ditetapkan)
Main Heroine. Gadis yang ditemui pada jalan tanjakan di mana sakura beterbangan.


"Uu~mm......?"

Tanpa membereskan pikiranku, kutarik proposal yang terkunci di laci meja

Lalu dengan segera mataku terhenti pada penokohan main heroine di halaman pertama yang tertulis besar-besaran.

Pada penokohan main heroine dengan Megumi Katounama belum ditetapkan......


Di puncak tanjakan sebatang pohon sakura tua besar satu-satunya berkembang.

Terikat oleh kutukan yang diberikan pohon itu, ia hidup abadi selamanya sebagai jiwa sakura.

Protagonisnya ketika masih kanak-kanak telah bertukar janji dengan gadis itu......

Ketika menjaga janji itu dan keinginan gadis itu terwujud, kutukannya terhapus.

Saat itu, keberadaan gadis itu menghilang dari ingatan semua orang.


"Kutukan...... kah ?"

Mungkinkah, lemahnya kesan Katou adalah kutukan pohon sakura......tidak mungkin.

Sembari merasakan sakitnya kehabisan akal setelah satu bulan melihat deretan huruf itu, kugumpalkan seperti bola dan melemparnya ke tempat sampah.

Tentu saja tidak masuk, sampah kertasnya terselip ke bawah meja.

"Tidak berguna......buang"

Hanya bisa kehabisan akal lagi. Untuk pertama kalinya karakter sesusah ini.

Tidak, bukan maksudnya susah untuk digambarkan.

Atau walau bisa membuat tanpa memikirkan apa pun, benar-benar hanya bisa membuatnya.

Kemudian, sama sekali tidak bisa jadi heroine.

Melepaskan dari wilayah kawan heroine 1 itu hampir mustahil.

Tidak, bahkan kawan heroine 1 rintangannya tinggi. Kira-kira kawan 2.

Ya, sama sekali tidak mungkin.

Rencana ini, tidak bisa dilanjutkan.

Kesulitan sebesar ini, alasan untuk menjatuhkannya......

"......tunggu ?"

Tetapi saat berikutnya, aku meloncat dari tempat tidur dan terjun ke bawah meja.

Terlalu setengah-setengah itu bukannya satu ciri khas ?

Kesulitan yang tak terkira itu, standar titik yang membara kan......?


※ ※ ※


Kemudian pagi keesokan harinya......

"Yo, pagi Katou !"

"Ah, pagi Aki"

"............"

"Apa ?"

"Tidak, sampai sekarang kau tidak berubah~"

Megumi Katou yang ditemui di tengah jalan menuju sekolah dengan normal, dari lubuk hati dengan sangat normal mendekatiku.

"Ini, bukan dengan bermain satu hari jadi terlalu familier seperti ini kan, normal"

"Tidak-tidak, sebaliknya, sebaliknya"

"Sebaliknya ?"

"Kau tidak mengucilkanku atau melototiku"

"Ah, hal yang begitu"

"Bukannya aku yang blak-blakan kemarin mengatakan hal-hal yang sangat-sangat kejam ? Karakternya tidak berdiri lah, setengah-setengah lah......"

"Ya~, sangat tidak sopan kurasa ?"

"......marah ?"

"Kalau itu, bukannya aku tidak marah, alasan mengucilkan pun bukannya tidak ada, tetapi"

"Tapi ?"

"Tapi, hal pertama di pagi hari, jika diajak bicara seperti tidak ada apa-apa dan penuh dengan semangat seperti ini, 'ah yang kemarin bukan masalah besar', begitulah menurutku"

"Katou, kau......"

Betapa santainya......

"Ng ? Mengatakan sesuatu ?"

"Terima kasih telah memaafkanku......"

"Tidak apa-apa. Aku juga berterima kasih atas traktir kemarin"

Kenyataannya, Katou benar-benar orang yang baik.

Tenang, rasional, lembut, akrab, teman yang bisa memberikan rasa damai.

Makanya aku berterima kasih. Walau berterima kasih......aku merasa menyadari masalahnya.

"Setelah ini pun jika melakukan sesuatu ajak aku ya. Bicara dengan Aki tidak membosankan"

Kenapa di sini tidak ada reaksi yang berlebihan.

Tidak adakah rasa tegang antara laki-laki dan perempuan ?

Apa tidak mungkin bagimu untuk marah atau sedih ?

Itu artinya, diskualifikasi sebagai heroine kan......?

"Ah~ mengenai masalah itu tenang saja"

Tidak bisa begitu Katou.

Jika kamu tidak mengambil satu langkah, kamu tidak akan maju ke depan kan ?

"Karena bagaimana pun juga dari sekarang, kamu akan menghabiskan waktu bersamaku setiap sehari sepulang sekolah"

"Penembakan ?"

"Jika menurutmu begitu bagaimana jika lebih gelisah ?"

Ekspresi Katou jadi kurang lebih sama datarnya dengan kemarin.

"Lagi, Katou !"

"Y, ya ?"

Jadinya, aku yang merasakan firasat buruk dengan paksa melanjutkan cerita......

"Aku, akan menjadikanmu seperti main heroine yang membuat jantung berdebar-debar !"

"......"

"......katakan sesuatu dong"

"......boleh mengatakan apa saja ?"

Ketika dengan paksa melanjutkan cerita pun, memang seperti kemarin, kepribadiannya menghilang dari ekspresi dengan cepat.

"P,pokoknya, ini ! Lihatlah ini !"

"Surat cinta ?"

"Makanya, kalau menurutmu begitu, jawablah dengan lebih dramatis dong"

"......proposal ?"

"Kau orang yang melanjutkan cerita tanpa memikirkan jawaban orang ya"

"......apa-apaan ini ?"


Judul:

Belum ditetapkan (Megu-tan no Love Love Summer Vacation ?)

Genre:

Belum ditetapkan (Love Adventure, Love Simulation, Desktop Accessory, dsb)

Konsep Karya:

Menampilkan main heroine karya ini Megumi Katou (alias) sepenuhnya,
hanya satu tujuan terbesarnya yaitu menarik keluar pesonanya secara maksimal.


"Karena itulah proposal. Untuk galge"

"............"

"Biarpun begitu, karena untuk merealisasikannya ke perdagangan tidak ada kenalan atau uang, kurasa doujin"

"............"

"Lalu, paspor untuk membuat karakter Megumi Katou menjadi heroine yang memesona"

"...... karena walau kurasa apa yang dikatakan Aki sangat menyakitkan kepekaanku itu kuno ?"

"Tidak apa-apa, aku pun ada sedikit perasaan kelewatan"

"Sedikit......"

"Ngomong-ngomong, di halaman berikutnya latar yang sedikit lebih mendetail......"


Penokohan:

Megumi Katou (Alias)
Gadis yang ditemui pada jalan tanjakan di mana sakura beterbangan.
Akademi Toyogasaki kelas 2.
Tinggi: Diisi orangnya sendiri
Berat: Diisi orangnya sendiri
Dada: Diisi orangnya sendiri
Pinggang: Diisi orangnya sendiri
Pinggul: Diisi orangnya sendiri
Hobi: Diisi orangnya sendiri
Keahlian khusus: Diisi orangnya sendiri
Antusiasme: Walau sedikit memalukan tapi aku akan berusaha keras. Tolong ya ♪


"......hey"

"......bagaimana ?"

"Berat dan tiga ukuran ini aku menulisnya ? Sendiri ?"

"Yah, memang data mengenai itu aku tidak memilikinya"

"Kau tidak mengatakan pelecehan seksual seperti ini?"

"Bicara apa kau, setelah ini Katou kan menjadi heroine galge ? Bukan waktunya memikirkan informasi pribadi"

"......Walau terlalu banyak untuk disebutkan bermacam-macam bagian yang ingin kubahas, pertama kenapa hanya komentar yang dimasukkan ? Apalagi ada ♪ nya"

"Aku hanya bisa mewakili perasaanmu"

"......Aki, kau yakin hari ini aku memaafkanmu ?"

"Aku benar-benar sangat menyukai anak baik seperti Katou"

"Mungkin aku sedikit salah membaca ketidaktahumaluan Aki"

"Lihat, memang tidak marah dan merasa malu, memang terbaik !"

Biar mengatakan 'apa aku tidak bisa sedikit membiarkanmu ?' pun, sepertinya akan diakhiri sebagai lelucon.

Yah, tapi bagian itu adalah masalahnya.

Saat seperti itu, pasangan yang menimbulkan rasa ingin melindungi, perasaan bersalah, marah besar atau meratap punya pengaruh yang besar sekali......di galge.

"Naa, Katou......oleh karena itu kita tuju bersama kah?"

"Makanya, apa ?"

"Heroine galge"

"............"

"Manis, karakternya berdiri, memesona, ketika memainkan gamenya siapa pun ingin menjadikannya 'istriku', apa kau tidak ingin mencoba jadi heroine paling populer seperti itu ?"

"Maaf, sudah kuduga aku tidak mengerti arti pembicaraanmu"

"Yah, tentunya aku mengerti kau ragu. Aku pun ada saatnya hanya berlari dengan kuat"

"Jika kau mengerti aku ingin kau menggunakan rem tapinya"

"Biarpun begitu, biarpun begitu, aku......"

"A, Aki......?"

"Aku ingin menjadikan Katou heroine. Aku ingin membuat game yang membuat gadis bernama Megumi Katou pemeran utamanya !"

Teriakan yang dipenuhi perasaan panasku, Katou menerimanya dengan pandangan yang tidak hanya sedikit datar.

"......bagaimana ?"

Ngomong-ngomong sekarang masih menuju ke sekolah.

"Kemarin kau bilang kan ? Karakterku tidak berdiri. Setengah-setengah pula"

Tetapi tidak apa-apa. Karena sebentar lagi waktu lonceng pertama berbunyi, tidak seorang pun teman sekelas yang ada di sekitar.

......eh, tidak terlalu tidak apa-apa kan.

"Akan tetapi, kenapa Aki mengkhawatirkanku sepert ini?"

"Itu......"


Terpikat sejak saat pertama bertemu.
Ketika bertemu kembali, langsung mimpiku hancur.
Tetapi, aku tidak bisa menyerah.
Berulang kali pun menutup mata, saat itu......
Bayanganmu yang memakai gaun one-piece putih muncul dalam kelopak mataku.
Kemudian, di depan mataku, kamu yang berseragam menutupinya.
......tersenyum di sampingnya, bayanganmu semakin menumpuk.
Aku sudah tidak bisa membohongi perasaanku lagi.
Walau pun jika aku tidak terbayang di bola matamu.
Karena itu, aku ingin membuktikannya.
Kalau pertemuan kita, di bawah pohon sakura itu adalah hal yang benar,
ditakdirkan untukku dan untukmu.
Kemungkinan bahwa aku bisa menjadi kekasih perempuan yaitu kamu.
Akan datang suatu hari, ketika kau akan melihat aku, sebagai seorang laki-laki.


"Lalu, walau ada monolog protagonisnya di halaman berikutnya, bagaimana perasaan seperti ini ?"

"Aki, kau serius ada keinginan mengajakku ?"

"Ya~, memang laki-laki yang dahulu keluar itu kurang baik, seperti bocah yang suka memonopoli wanita perawan"

"Makanya aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan"

Seperti itulah, perundingan hari ini berakhir dengan kegagalan.

Alasannya karena beberapa detik setelahnya, kami yang mendengar lonceng pertama bergema di kejauhan, dengan cepat menghentikan perundingan dan berlari menuju sekolah dengan pucat.

Yah, biarpun begitu aku tidak merasa pesimis.

Dari awal, aku tidak merasa akan selesai membujuknya dalam dua atau tiga hari.

Setelah ini pun, setiap hari dengan keras kepala berunding, memakan berminggu-minggu, atau berbulan-bulan pun, pastinya aku akan membuat Katou berpaling.

Karena aku tidak akan pernah menyerah, Katou......


※ ※ ※


Lalu, pagi keesokan harinya lagi.

"A, Aki, kemarin aku coba memikirkannya, ya, kalau sepulang sekolah, saat ini aku tidak ada ekskul atau kerja paruh waktu, aku pun tidak ada keinginan belajar dengan sangat giat, aku akan menemanimu"

"Katou, kau......murah pun ada batasnya"


Dengan demikian, berdirilah klub pembuatan galge kami.


Pada mulanya, polanya telah diciptakan dewa (bagian awal)[edit]

"Maaf"

"ts......"

Matahari terbenam yang menyinari ruang kesenian sepulang sekolah, sepenuhnya condong dan mencapai hingga ke koridor.

"Aku sangat gembira dengan perasaan kakak. Sungguh"

"Ah, tidak, emm"

Rambut yang bersinar keemasan menerima cahaya merah itu, yang sebenarnya tidak lebih dari sekedar bawaan dari lahir saja, sekarang terlihat sedikit menampilkan penegasan dirinya yang kuat.

"Hanya saja, sekarang pikiranku penuh dengan pameran kali ini, jadi itu......"

"Be, begitu ya ! Mengincar kemenangan dua tahun berturut-turut ya. Maaf, waktu serius seperti ini aku......"

"Tidak, hal semacam itu...... aku sungguh-sungguh minta maaf"

Alasannya, aku tahu.

Ora......gadis itu, tidak mungkin terpojok oleh sekedar semacam pameran siswa saja.

Baik itu festival budaya, pameran, atau batas akhir dari percetakan, jika tidak puas dengan hasil karyanya, ia punya keberanian untuk melanggar batas waktu yang tersedia dengan tenang.

"Kalau begitu ya, untuk sementara sekarang ditahan dulu !"

"Eh......"

"Ketika pameran selesai, aku ingin kau coba kembali memikirkannya sekali lagi, bagaimana ?"

"............"

"Tidak bisa ya ?"

"............"

"Sa, Sawamura......?"

Kemudian, aku tahu. Di tengah diamnya ia sekarang, kemarahan yang luar biasa perlahan-lahan merembes.


"cih...... ada kau ya ?"

"Ya"

Matahari terbenam yang menyinari ruang kesenian sepulang sekolah, sepenuhnya condong dan telah mencapai hingga ke koridor seperti ini.

Lima menit setelah pada akhirnya, di saat-saat paling terakhir kakak kelas yang berani dan tidak tahu apa-apa diabaikan dengan ganasnya meninggalkan ruang kesenian dengan murung dan bahu tertunduk.

Selama itu, orang ini tanpa menyadari laki-laki senior yang menerima kejutan, dengan tangkasnya merapikan cat seperti tidak ada apa-apa, tergesa-gesa mengunci ruang persiapan, dengan kencang menyelesaikan persiapan pulang, keluar dari ruang kesenian sambil bersenandung.

"Lalu, apa kau melihatnya ?"

"Yah, kebetulan"

"Dari mana ?"

"Sejak sekitar 'Ada yang ingin kubicarakan Sawamura. Pokoknya tidak bisa kalau tidak dikatakan, penting'[19]"

"A~ra, mengintip dan tidak melakukan apa-apa dari awal sampai akhir namun mengatakan itu kebetulan adalah hobi yang sepertinya sangat tidak baik~"

"Bahasa sopan jadi tidak jelas maknanya oi"

Bersamaan dengan penggunaan kata-kata yang aneh itu, kucir rambut emasnya dengan entengnya...... atau dengan halusnya bergoyang.

Bagian yang diikat di sisi, gaya sentrifugalnya mengerikan.

"Lalu, apa yang kau inginkan ? Jika ada urusan harap ringkas. Ah, sayang waktuku habis. Kalau begitu sampai nanti"

"Hanya untuk membahas yang bisa kau katakan dalam 0,5 detik itu sudah lewat 0,5 detik !"

"Aku sudah mendengarkan semua yang ingin kau katakan kemarin. Aku sudah mengatakan semua yang ingin kukatakan kemarin. Di mana tempatnya melanjutkan pembicaraan lebih dari ini ?"

Ya, hari ini adalah masa depan kemarin.......

Pencarian kesalahan dengan ganasnya itu. Esoknya prologpresentasi.

"Nah, dari sana aku mendengarkan pendapat kalian berdua, dan melakukan revisi proposal lagi. Karena itu, untuk meringkas dan menjelaskan poin kali ini......"

"Bukannya sudah kukatakan 'aku sudah mengatakan semua yang ingin kukatakan kemarin' !?"

"Oou......"

Hal yang tidak bisa didekati yaitu ini, kucir rambut pirangnya membawa serta gaya sentrifugal dan datang menyerang dengan bwuss.

Maksudku akhirnya mencapai ke pipiku. Ow geli.

"Pokoknya, ketika kucoba mendengarkan pembicaraan sampah tidak bisa melakukan apa-apa menyebut dirinya sendiri direktur mengumpulkan anggota di internet mulai mengatakan hal-hal yang memanaskan kepala seperti tanpa dibayar, apalagi tidak saja akhirnya hanya bermain-main tanpa membuat apa-apa, ketika sebenarnya tahu aku perempuan terus menerus mengajak, hal seperti itu yang paling kubenci tahu"

"Perkataan panjang yang terlalu kelewat nyata itu hanya bisa kuanggap sebagai cerita pengalaman pribadi kan !?"

Orang ini pun, dahulunya terjadi bermacam-macam hal kah......?

"Dengan alasan itulah aku pulang karena mengingatkan masa lalu yang menjijikan. Pulang, tidur dan melupakan semuanya"

Sudah kuduga memang terjadi......

SaeKano v01 c03 01.jpg

"Kalau begitu, sampai minggu depan"

"Ah, tunggu sebentar"

"Apa, yang kubicarakan sudah......"

"Masalah itu, aku membawanya karena telah menyelesaikannya. Bagaimana untuk perubahan suasana di akhir pekan ?"

"......dadah"

Entah mengerti pada kata-kata terakhirku atau tidak......

Ketika terus menguasai dengan ketat di akhir, sambil terus menjaga postur lurus berjalan di tengah-tengah koridor dan pergi berlalu.

"......dah, ya"

Eriri Spencer Sawamura.

Jagoan klub seni nomor satu di sekolah dengan reputasi putri tiruan, hari ini pun suasana hatinya buruk.


※ ※ ※


"Nah, Jumat akhir pekan yang dipenuhi mimpi dan harapan, bagaimana kalau kita habiskan bersama-sama semuanya ~?"

"Itu bukan alasan karena datang terlambat dari waktu yang sudah ditentukan kan ?"

Ketika aku akhirnya tiba di tempat yang kutunjuk yaitu ruang audiovisual, Katou dengan cepat mengunci pintu itu, dan mau pergi mengembalikan kuncinya ke ruang guru.

"Ya~maaf, maaf, ketika aku meninggalkan kelas, aku dikejar oleh ketua kelas yang keras hati dengan 'Hey tunggu, giliranmu membersihkan kelas ~!'"

"Walaupun demikian, karena aku sudah menguncinya kegiatan perkumpulan hari ini dengan ini berakhir tidak apa-apa kan ?"

"......maaf karena keterlambatanku"

Pada teguran tipikal protagonis galge yang walau sedikit genit dan cenderung cabul tak bisa kubenci, Katou dengan cepat mengabaikannya.

Yah pertama-tama, mungkin interaksinya tidak cocok dengan anti galge heroine yang dengan cepat memutuskan untuk pulang hanya dengan keterlambatan protagonisnya sepuluh menit.

"Ah, tapi, karena dengan susah payah semua anggotanya terkumpul seperti ini, apa kau tidak ingin sedikit membicarakan bagaimana cara melanjutkan setelah ini ?"

"Semua anggota itu kedengarannya sedikit menyesatkan tapi...... ah ya, mau singgah ke kafe yang kita kita datangi sebelumnya bersama ?"

"Ya, baiklah. Jika kafenya sama, jumlah latar belakangnya akan berkurang"

"......walau aku tidak mengerti arti yang kau katakan, nah ayo kita berangkat ?"

"Oh, aku mau ke lokerku sebentar"

"Kalau begitu kita ke kelas dulu"

Ketika Katou meng-OK ajakanku seperti sudah pasti, ia mulai berjalan di koridor dengan langkah yang senang seperti biasanya.

Hanya satu minggu sejak pertemuan, mungkin, jika dilihat dari luar kami sepertinya terlihat menyusun hubungan yang lumayan baik kurasa.

Menjadi sekelas, jadi sering ngobrol, memulai klub bersama, jadi menghabiskan waktu berdua hampir setiap hari......

"Jadi, apa yang kau pikirkan soal cara melanjutkan setelah ini ? Ada gagasan soal anggota lainnya ?"

"......nah, Jumat akhir pekan yang kehabisan segala cara dan mimpi dan harapan yang telah dihancurkan berkeping-keping, bagaimana kalau kita habiskan bersama-sama semuanya ~?"

"Kurasa masih hanya bermain-main dengan satu rencana saja ?"

"Jika memikirkan satu hal yang menunjukkan semua hal, tidak bisa tidak mengatakan satu rencana adalah segala rencana"

"Mengatakan hal-hal yang sepertinya argumentatif, bukannya itu sama sekali tidak nyambung ?"

Kemudian, bersama-sama melewati penderitaan di depan mata......sepertinya tidak.

Walau hampir satu minggu sejak pertemuan, mungkin, jika dilihat dari dalam, kami memperkuat pendirian hanya sebagai teman dengan bagusnya kurasa.

"Yaa, pokoknya, hanya bisa melakukannya dengan keras kepala sedikit lebih lama lagi"

"Eh, masih belum menyerah ? Dengan Sawamura dan kak Kasumigaoka"

"Hmm, dari awal memang tidak kupikirkan menerima OK hanya dalam satu hari"

Presentasi kemarin, dilihat dari sudut pandang sebaik apa pun hasilnya buruk sekali.

Bagaimana pun juga yang ada di sana adalah kesulitan empat kali lipat penolakan, penghinaan, keraguan, dan kasihan.

Tembok tinggi hingga memusingkan, berdiri menghalangi di depan kami berdua.

"Yaah pokoknya, pertama jika tidak memenangkan kedua orang itu tidak ada yang bisa dimulai ~"

"Begitulah Aki"

"Yang mana Katou"

"Untuk memulai, rintangannya sudah terlalu tinggi dari awal"

"Tapi, kalau hanya berdua tidak bisa membuat game"

Tidak, walau ada orang yang membuat doujin game hanya sendirian, hal itu paling tidak orangnya bisa membuat naskah, gambar asli dan skenario, paling banyak dua orang yang tidak bisa membuat naskah, gambar asli dan skenario tidak mungkin memenuhi kondisi itu.

......apa memang sembrono kah rencana ini ?

"Tapi, maka dari itu, kenapa jadi yang dipanggil di awal dua orang itu ?"

"Aneh kah ? Karena kemampuan sebenarnya......"

"Intinya kedua orang itu sama sekali beda bidangnya"

"Bidang ?"

"Sebab Sawamura jagoan klub seni, Kak Kasumigaoka murid teladan nomor satu di sekolah"

"......ah, masalah itu"

Aku mengerti, kalau mengubah sudut pandang apakah gambaran karakter seperti itu tetap bertahan, kedua orang itu......

"Karena itu walau menurutku pastinya pandai menggambar dan bisa menulis karangan, makanya selebritis dalam artian berbeda dengan Aki itu tidak akan ikut serta dalam perkumpulan otaku ini kan ?"

"Yah, memang sih mereka selebritis......"

Entah bagaimana antara aku dan Katou, sepertinya ada perbedaan pengetahuan yang serius terhadap kedua orang itu.

Yah, mungkin tanpa mengetahui "karakter sebenarnya" mereka secara pasti, perasaan seperti itu dibenarkan tanpa perlu pembuktian ?

......benar-benar bermasalah ya mereka.

"Lalu sebelum itu, yang dipanggil pertama hanya para gadis itu......"

"............"

Ketika akhirnya tiba di koridor depan kelas, aku membuka loker secara diam-diam untuk menghalangi pandangan Katou.

"Ternyata Aki begitu ya, er~mm, hey...... Otak Galge ?"

"............"

Kemudian, aku menegaskan bahwa memang barang satu kilo lebih yang diletakkan dalam loker pagi ini telah menghilang sama sekali.

"Atau maksudku, kau terlalu berlebihan dalam memasukkan cita-cita dua dimensi ke kenyataan"

"Hey, Katou"

"Ah, apa aku sedikit berlebihan ? Maa......"

"Esok, bisa tidak datang ke rumahku ?"

"......eh ?"

Aku mengundang Katou ke "kamarkulatar tempat yang sering muncul di scene recollection"


※ ※ ※


Lalu, Sabtu.

"Maaf membuat menunggu ~"

"......you"

Katou, walau terlambat sekitar tiga menit di tempat yang ditentukan, muncul dengan tepat.

"Untung cerah ya ~ hari ini. Aku cemas karena ramalannya sedikit meragukan"

"Begitulah"

Pada undanganku kemarin yang sudah mendadak, mengandung arti yang lumayan mendalam pula, Katou menunjukkan gerakan mempertimbangkan dengan menaruh tangan di pipi hanya dalam beberapa detik.

Tapi, langsung wuss~ dengan ekspresi relaks "Ya, ba~iklah".

Hal ini bagiku......tidak, bukan hanya bagiku keberhasilan yang lumayan besar.

Dalam satu minggu sejak berkenalan, membawa teman perempuan ke rumah bukan perbuatan otaku.

Kalau normal, ini hampir pasti perkembangan di mana flag penting berdiri tapi......

"Hee~ Rumah Aki berada di sekitar sini ya. Aku kadang-kadang melewatinya lo ?"

"Aku tahu"

"Begitu kah ? Ah, kalau diingat, di sini kan tempatnya topiku terbang"

"......haa"

Sekarang menyadarinya.

Walau aku dengan sengaja, menunjuk tempat yang bahkan tidak ada perhentian bus di dekat sini.

"Agak ngantuk ya ? Anime tengah malam ?"

"Begitulah. Lalu setelah itu tanpa tidur mengantar koran. Tapi tidur sedikit setelah pulang"

"Aki itu, benar-benar seorang pekerja keras yang berlawanan dengan penampilannya ya. Walau tujuannya berjuang sedikit berbeda dari orang lain"

"............"

Mengalir ke situ.

Tapi pada sepedaku waktu itu pun banyak koran yang menumpuk.

"Benar-benar kelihatan lelah ya"

"Ya......tiba-tiba, kali ini"

"Tidak apa-apa ? Apa kau mau aku pulang saja hari ini ?"

"Nah, tenang. Daripada itu, pakaian itu"

"Ah, ini ? Aku membelinya satu setel sekaligus minggu lalu. Karena agak mulai hangat, sebentar lagi waktunya ganti baju musiman kan"

"Begitu......"

Kardigan dan celana panjang sesuai dengan warna muda yang hangat.

Pastinya ini pakaian yang seperti musim semi kurasa.

Meski bermain-main denganku, normalnya mengerti gaya itu poinnya tinggi.

Tetapi......

"Tidak cocok kah ?"

"Tidak, cocok kok. Bukannya baik kalau energik ?"

"Terima kasih. Seperti itulah, selain lumayan mudah bergerak, aku juga menyukai ini"

"Benarkah......baguslah"

Benar, gaun one-piece putih itu pakaian musim dingin.

Tidak, aku mengerti bahwa meminta sejauh itu tak masuk akal.

Tapi, atau harus kukatakan, walau hanya sedikit ada kenangan yang redup......

Atau, dalam percakapan singkat ini tiga flag pun tidak dihancurkan......

"Benar-benar tidak apa-apa ?"

"Sudah tidak apa-apa, ayo segera ke rumahku"

"Ya, baik, maaf menggangu ~"

"Masih sepuluh menit berjalan kaki lagi. Awalnya menaiki tanjakan ini"

"Eh~ rumah Aki di atas tanjakan. Mendaki ini susah~"

Benar-benar gadis ini, paling tidak bisa menggelitik hati Otaku !

Aku jadi sedikit percaya diri.

Percaya diri bahwa apa pun yang terjadi hari ini aku sama sekali tidak akan menyerang Katou.


"Nah, walau berantakan, silakan duduk seenaknya"

"Maaf mengganggu lagi~......uwaa, penggambaran sesungguhnya dari kamar otaku ya"

"Ah, aku pun ingin jadi makhluk penggambaran sesungguhnya dari cepat"

"Mengatakan hal-hal semacam itu dengan jelas pun tidak terlalu menjijikan adalah kebaikan Aki ya"

"Yeah, aku pun ingin memperoleh kekuatan untuk membuat dakimakura menjadi nyata dengan semakin mengumpulkan kebaikan"

"......maaf, yang tadi sedikit menjijikan"

Yah, aku sudah mengharapkan sejauh itu......

Megumi Katou, memasuki kamar pun, akhirnya seperti biasa.

Ketika menjadi tegang sambil mengatakan 'Ah, panas ya ~ kamar ini' terpaksa membuka jendela, atau salah duduk di tempat tidur 'Ma, maaf !' dan dengan tergesa-gesa berdiri, atau mencari manga ero atau AV sambil mengatakan 'mana barang berharganya ~?', sama sekali tidak ada tanda-tanda seperti itu.

Eh, yang terakhir bukan.

"Nah, untuk sekarang silakan menghabiskan waktu dengan bermain galge. Tidak apa-apa, karena tidak ada eroge di kamar ini"

"Entah karena untuk sementaranya, entah karena tidak apa-apanya tapi aku merasa lega"

Oleh karena itu aku pun, benar-benar bisa jadi aku saat mengundang teman otaku seperti biasanya.

Jika game satu heroine selesai. Jika anime menonton semua episode satu seri, kondisi untuk pulang ke rumah.

Ya, itu karena datang bermain ke rumahku......


"Hari ini menyenangkan. Lain kali ajak lagi ya"

"Kalau begitu, mari kita pulang"

"Makanya, tidak apa-apa mengumpulkan anggota. Untuk membuat game banyak orang yang diperlukan, yang itu pun aku mengerti"

"Kalau galge PC tidak seperti itu, ada saatnya dengan dua, tiga orang bisa membuat walau perdagangannya kecil"

"Tapi jika berkata orang yang tepat pada posisi yang tepat, hanya memilih dengan kesukaan Aki......"

"Nah kalau kutanya sebaliknya, menurutmu orang seperti apa yang baik ?"

"Seperti, bertubuh besar, walau musim dingin berkeringat, sama sekali tidak melepas bandana, memanggil orang dengan tambahan 'dono' , lalu menambahkan akhiran 'dao' atau 'dyufu' yang tidak terlalu kumengerti......"

"Nah maafkan aku. Maksudku Katou tidak apa-apa dengan orang seperti itu ?"

"Eh~ walau tidak suka tapi mau bagaimana lagi ? Yang kudengar dasar dari industri Aki cs terdiri dari orang-orang seperti itu"

"Kau ini kejam kah baik hati kah aku tidak terlalu mengerti"


"Hari ini benar-benar menyenangkan ~. Harus ajak lagi ya ? Janji ?"

"Kalau begitu, mari kita pulang bersama-sama"

"Tapi, yang paling penting memiliki motivasi atau tidak kan ?"

"Yang penting motivasi dan kemampuan. Lalu yang jika dikatakan yang mana penting yang belakangan. Apa yang bisa dilakukan ketika terkumpul kerumunan orang berantakan"

"Aku juga mengatakan itu"

"Atau harus kukatakan penampilan, kepribadian atau jenis kelamin tidak ada hubungannya. Yang memilih berdasarkan kriteria seperti itu hanya Katou"

"Aku meragukan orang-orang yang memilih tidak berdasarkan kriteria seperti itu berada di atas kriteria seperti itu daripada aku yang memilih berdasarkan kriteria seperti itu"

"Kau ini, benar-benar tidak bereaksi pada kata-kata seperti itu ya"

"Daripada itu, rasanya game ini gambarnya sedikit kuno ya"

"Karena memang kuno. Mahakarya klasik"


"Hari ini melelahkan ya"

"Kalau begitu, pulanglah. Selamat tinggal"

"Tapi ya, kedua orang itu kan amatir mengenai masalah otaku, sepertinya memang tidak mungkin......"

"Sejak kapan kau merasa mereka amatir ?"

"Eh ? Masalah apa ?"

"......stereotip ya Katou ?"

"A, apanya......"

"Kau membuat kesalahan pada pilihan tadi"

"Eh, sejak kapan berganti jadi cerita game ?"

"Hadiah yang kau pilih sebenarnya minus 1 nilai rasa sayangnya"

"Eh~! Kalau anak perempuan, memberikan aksesori tidak salah kan !?"

"Tolong tahan diri dari pernyataan yang merendahkan nilai perempuan dari dirimu"

"Masalahnya heroine gamenya, semacam itu"

"............"

"Aki ?"

"Sekarang, hentikan gamenya sebentar, istirahat dan nasihat time"

"Boleh lah istirahat, kenapa ada nasihat ?"

"Katou, kau tidak mengerti apa itu heroine galge. Walau mereka hanya simbol, mereka bukanlah alat yang mengembalikan jawaban yang pasti sama ketika menekan pilihan. Lumayan hangat dan mengasihi, ia haruslah manusia itu sendiri yang lebih memesona daripada perempuan dalam kenyataan ! Bagaimana bisa kau yang akan jadi heroine galge setelah ini tidak bisa mengerti dasar seperti itu !?"

"......paling tidak lakukan setelah menyediakan teh"


"Nah, kalau seperti ini tidak dingin kan ?"

"Wah, indahnya......white christmas"

"Walau ada keuntungannya Aki tidak takut dengan siapa pun, memang sebaiknya sampai taraf tertentu pasangannya yang memilih kurasa"

"............"

"Bagaimana pun juga tidak ada Sawamura. Kau tahu kan dia orangnya bagaimana ?"

"............"

"Aki ?"

"Ah, maaf, menghadaplah ke layar"

"......ya, jadi"

"Lalu, cerita soal apa ?"

"Sawamura. Eriri Sawamura dari kelas dua G"

"Eriri Spencer Sawamura. Kurang lebih nama keluarga Inggrisnya masih tertinggal"

"Jagoan klub seni kan ? Tahun lalu segera setelah masuk sekolah terpilih di pameran kota, jadi topik pembicaraan dalam sekolah kau tahu ?"

"Dinilai dari kemampuan sebenarnya orang itu, level kota itu tentu saja"

"? Apalagi ada gosip kalau keluarganya orang kaya, atau ayahnya adalah diplomat"

"Ah, walau pun ayahnya benar diplomat yang berasal dari Inggris, mungkin, sama sekali berbeda kesannya dengan yang dibayangkan oleh Katou"

"?? Biarpun begitu tidak sombong dan baik hati pada semua orang, di atas semuanya, karena penampilannya adalah apa yang terlihat, tidak hanya teman sekelas, bahkan sangat terkenal di kalangan kakak kelas, tidak ada habisnya anak baru yang mendengar gosip yang sampai datang ke kelas untuk melihatnya"

"Sebenarnya, itu karena setelah masuk ke SMA cara menyembunyikannya sempurna"

"??? anu Aki ?"

"Nah, Katou"

"Eh, apa ?"

"Game itu yang kau mainkan barusan, ada bermacam-macam heroinenya kan ?"

"Mengapa tiba-tiba ?"

"Sosial, sains, seni, atletik, tidak mengikuti ekskul......kaya variasi"

"Emm, ya, memang ada banyak"

"Di antaranya, ada yang heroine mudah ditaklukkan, dan sebaliknya, heroine yang susah pun ada"

"Betul, menyulitkan sampai menangkap hubungan dengan parameter protagonisnya"

"Tetapi, hanya satu hal yang bisa kukatakan......"

"Eeeh, apa itu ?"

"Yaitu......mengenai yang bisa ditangkap oleh semua orang"

"E, eh ?"

"Teman masa kecil, manajer, lalu bahkan gadis dari klub seni !"

"Memang sih, di sini pun ada yang dari klub seni......"

"Tidak hanya itu saja ! Gadis yang merasa kawan lelakinya tidak menyenangkan juga ! Bahkan gadis yang hanya ditemui di koridor selama tiga tahun juga !"

"Apa tidak kabur yang ingin kau katakan dan yang kau katakan sejauh itu ?"

"Tidak, tenang saja ! Karena yang ingin kukatakan adalah, manusia, asal ada motivasi dan gairah bisa melakukan apa saja !"

"Hal itu, walaupun tidak salah jika di galge, tapi dalam kenyataan tidak berjalan seperti itu"

"Demikianlah, tiga tahunku berakhir sudah"

"Dalam tiga tahun ini, tidak terjadi hal-hal yang baik"

"............"

"............"

"......jangankan kenyataan, dalam game pun tidak berjalan dengan lancar ya"

"Jelas, pilihan kencan musim semi tahun kedua tidak tepat"

"Itu pun rasanya tak enak karena anehnya musimnya sama dengan di kenyataan......"

Sembari mendengar aliran suara laki-laki yang dipenuhi kesedihan dari layar, aku dan Katou tenggelam dalam gema yang mengakhiri pertarungan keras tiga tahun kehidupan SMA.

Ketika kebetulan melihat ke luar, pemandangan yang tercermin di jendela tanpa disadari dipenuhi kegelapan.

Dengan kata lain, artinya menghabiskan waktu hanya berdua saja sekitar 5~6 jam tanpa henti.

"Sudah jam segini kah......kalau begitu aku segera"

"Ah......"

Kata Katou mulai berdiri.

Event penting memanggil gadis ke rumah untuk pertama kalinya dan menghabiskan waktu hanya berdua, untuk protagonis anak SMA otaku perawan berlanjut dengan terlalu bagus.

Berkali-kali terus bersentuhan tangan karena saling bertindihan atau saling berebut game controller, bertukar obrolan panas mengenai metode menaklukkan atau ciri khas heroine, saling berbagi waktu yang sangat berharga.

"Terima kasih untuk hari ini. Sangat menyenangkan daripada yang kukira"

Makanya sudah, hari ini sampai sini cukup......

"Kalau begitu"

"Tunggu"

"Eh ?"

"Bukannya sudah kukatakan kalau tidak akan kubiarkan pulang sebelum selesai satu orang ?"

"Makanya dengan tepat sampai endingnya......"

"Yang tadi bad end. Tidak dihitung"

Tidak, ini salah.

Pada dasarnya, masih belum ada yang dimulai.

"Tapi, sebentar lagi jam tujuh kan ? Di luar gelap sekali"

"Ah, tidak apa-apa. Karena hari ini kedua orang tuaku pulang ke rumah tengah malam"

"Bukannya sama sekali tidak baik-baik saja !?"

Karena, ini hal penting untuk klub kami.

Karena yang dihindari adalah jalan terjal, tidak bisa dilalui.

"Berjanjilah Katou......jangan pulang dulu"

"A,Aki......"

"Kumohon !"

Oleh karena itu, kutatap Katou tanpa bergerak.

Aku menerima itu hal yang tidak masuk akal.

Aku mengerti bahkan itu hal yang mengandung arti terlalu mendalam.

Biarpun begitu, aku......

"Yah sebenarnya, karena aku berkata mungkin akan telat ke rumah hari ini sebentar lagi tidak apa-apa"

"Setuju !?"

Aku lumayan bingung dengan Katou yang tidak terlalu gelisah bertahan di rumah laki-laki hingga saat ini.

Kalau begini, jangankan tidak marah biar memohon dengan tulus untuk membiarkan, menggonggong......


"Kau punya semangat ! Ayo kita menuju Koushien bersama denganku !"

"Karena itu, kembali ke pembicaraan beberapa saat yang lalu"

"Ng ? apa tadi ya?"

Dalam permainan kedua Katou menyerah dengan main heroine dan sepertinya mengubah target ke gadis berambut biru pendek[20].

"Mengenai menaklukkan, bagaimana ?"

"Ah, pertama jika memasuki klub olahraga dan hanya melakukan kegiatan klub akan berdebar-debar sendirinya"

"Bukan yang itu, soal Sawamura"

"......oh !"

Entah bagaimana setelah Katou memberikan topik pembicaraan itu, derajat kesulitan menaklukkannya bukan heroine game yang persis seperti Katou, mungkin seperti heroine sungguhan yang pucat Fuji**** Shi**[21].

"Sebelumnya, kau ditolaknya dengan sepenuh hati, bukannya jadi tidak ingin mendengarkan pembicaraanmu sama sekali lagi ?"

"Mmm, mungkin yang disana berniat seperti itu. Penerimaan ponsel pun ditolak"

"E......"

Apalagi dengan ini ketiga puluh enam kalinya.

"Makanya membuat pergerakan strategis. Setelah itu hanya bisa menunggu"

Bagaimanapun juga meski memutuskan langsung membatalkan tanpa bertahan dengan ketidaknyamanan, ia lumayan tidak mendapat pelajaran.

"Jika ia menyadari tanda itu, pastinya akan datang dari sana......"

"Pergerakan strategis ? Tanda ? Soal apa ?"

"Ah iya...... misalnya jika game yang disarankan pada penggila moe dengan dikatakan 'kecantikan heroinenya moe mampus !" sebenarnya adalah game suram yang 'heroine cantik moenya tewas' marah kan ?"

"Maaf, aku tidak terlalu mengerti arti yang kau katakan"

"Nah......misalnya jika game yang disarankan pada scenariofag dengan dikatakan "karena ini pasti bisa menangis !", sebenarnya adalah game yang penuh dengan bug hingga bergerak normal saja tidak bisa dengan arti beda bisa membuat menangis, gusar kan ?

"Itu, sama sekali tidak mudah dimengerti......"

"Lalu, dari sini masalah pokoknya......sama dengan itu, orang yang membenci horor, jika ditipu dan dipinjami karya horor akan marah kan ?"

"Mengapa masalah pokoknya paling mudah dimengerti"

"Lalu, jika menerima perlakuan seperti itu, kalau tidak mengatakan satu kata pada orang yang meminjamkan tidak akan bisa tenang kan ?"

"Hmmm, tidak ? jika dipinjami dengan gratis kurasa untuk apa marah"

"Tak bisa dimaafkan ! Terutama bagi otaku !"

Terutama, pada penyedia inspirasi cerita contoh di awal, rasanya menghabiskan seluruh tenagaku untuk menghina dengan telepon tiga jam, sungguhan enam jam......

"Err, anu, Aki...... tidak, terlepas dari keseluruhan orang otaku, Sawamura tidak termasuk ka......"

".......kau serius mengatakan itu ?"

"Eh ?"

"Katou, apa kau mengetahui Eriri......Eriri Spencer Sawamura yang sesungguhnya ?"

"Maksudku yang membuatku tertarik sebaliknya, Aki tahu panjang lebar soal Sawamura ya ?"

Pada kobaranku yang berlebihan, tsukkomi Katou membalasnya ~dengan ringan seperti biasa, tapi tidak biasanya ada sisi tajamnya.

"......mengapa kau merasa begitu ?"

"Karena begini, soal nama aslinya, keluarganya, dahulunya......apa aku memikirkannya berlebihan ?"

Yah, tapi mungkin persepsi wanita kecenderungannya sama sekali berbeda.

"Ngomong-ngomong memikirkannya berlebihan, maukah kuajarkan hanya satu lagi ?"

Lalu, aku mendekati arah jendela barat, menunjuk ke depan.

Di sana, dari rumah kami yang sepenuhnya berada di atas tanjakan, semakin melihat ke atas masih ada dataran tinggi.

"Keluarganya orang kaya ~ kau mengatakan itu kan"

"Ya, tapi hanya gosip"

"Itu juga sungguhan. Dari sini terlihat rumah yang sangat besar itu kan ?"

"Ah, rumah besar yang dibangun di dataran tinggi itu ? Kalau itu juga terlihat dari jendela sekolah kita"

"Ya, itu kediaman Sawamura"

"Eh ?"

"Ngomong-ngomong, sama dengan area sekolah kita. Anak di sana dan anak di sini pergi sekolah ke SD shimamura dan SMP shimamura di kaki tanjakan"

"......eh"

"Yah, walau berbeda jika masuk ke sekolah swasta, keluarga Sawamura......atau paman Spencer bukan orang yang memberikan perlakuan istimewa seperti itu"

"Eh ? Eh......"

Oleh karena itu, dahulunya terjadi bermacam-macam hal.

"Kebetulan sekarang, dari dataran tinggi itu sebuah cahaya turun ke arah sini kan ?"

"Ermm......ah, betul. Apa ya, sepeda ?"

"Itu bisa saja......"

Saat ini mungkin, sedang menyembur uap dari kepala.

"A, Aki...... ia berhenti ! Di depan rumah ini !"

"Ah, sepertinya begitu"

Entah betapa tergesa-gesanya, suara nyaring rem bergema di sekitar selama kira-kira 3 detik.

"A, Aki...... ia masuk ! Ke rumah ini !"

"Ah, sepertinya begitu"

Suara pintu yang dibanting sampai membentur dinding, kembali bergema di sekitar.

Apakah ia akan mengembalikan kunci cadangannya dengan tepat ke bawah pot bunga ?

"A, Aki...... ia mendekat dengan cepat ! Ke Kamar ini !"

"Ah, sepertinya begitu"

Dug, dug suara berlari menaiki tangga dengan lompatan dua langkah, sekarang bergema ke seisi rumah.

"A, Aki...... ? Sepertinya ia terjatuh ?"

"betapa konyolnya......"

Tak, gedebuk-gedebuk, suara terpeleset tangga dengan ganasnya, kembali bergema ke seisi rumah.

SaeKano v01 c03 02.jpg

Itu......mungkin sakit.

"A, Aki...... kali ini, ermm~"

"Ah, sepertinya begitu ya...... Katou"

"Eh ?"

"Untuk sementara, bersembunyilah"

Srrk, srkk, kali ini suara selangkah demi selangkah merayap ke atas tangga......

Sepenuhnya, hey, itu, er~mm......


"Anime battle moe apanyaaaaaaaaaaaa~~~!!!"


Lalu, bersamaan dengan teriakan seperti otaku seperti itu, kotak DVD melayang.


Pada mulanya, polanya telah diciptakan dewa (bagian akhir)[edit]

"Anime battle moe apanyaaaaaaaaaaaa~~~!!!"

Bersamaan dengan terdengarnya suara itu, kotak DVD melayang dan berputar dengan kecepatan tinggi di atas kepalaku.

Walau ada pengguna yang dibuat mengikuti anime buruk atau game sampah menghina produk itu dengan ekspresi 'membuatnya frisbee dan memainkannya', hal itu tentu merupakan perbuatan yang jahat.

Orang seperti ini mungkin yang sambil mengatakan 'meski membeli barang baru tapi heroinenya bekas' mencincang media dan mengirimnya ke pembuatnya. Memang menyedihkan.

"To, Tomoya,kau......tahu aku sangat-sangat membenci horor kan !"

"Ng ? kau tidak suka 'Kore wa Zombie desu ka ? Hai, George. A. Romero no meisaku desu' ?"

Ah, begitu ya......zrrt zrrt suara merayap naik tangga barusan rasanya mirip sesuatu ternyata zombieitu.

"Selain itu kenapa jilid empat !? padahal sampai jilid tiga barang asli !"

"Karena kau lengah ?"

Bagaimana pun juga, karena di jilid tiga berakhir di tempat yang sangat bagus, ini adalah kesempatan terbaik.

"Jilid empatnya sama saja sampai opening, pas mulai jilid ini tiba-tiba dipenuhi gambar adegan guro sungguhan ! Apalagi hanya kumpulan adegan menjijikan !"

"Sebaliknya, bahkan label DVDnya kubuat sendiri dengan tepat kan ?"

Sampai tidak mampu membedakanya sama sekali adalah hasil yang memuaskan.

"Lalu, untuk apa ? Apa tujuannya ? Pokoknya aku ingin kau katakan apa yang ingin kau lakukan dengan melakukan kenakalan bodoh, dungu,dan seperti tipuan nakal yang melecehkan, yang kekanak-kanakkan ini !"

"Tenang. Dengan 'Apa tujuannya melakukan kenakalan bodoh seperti ini ?' tadi kurasa sudah cukup"

Sepertinya kelewat heboh dan kebanyakan menyebut satu-satu kata-kata yang bermakna sama.

"Pokoknya kenapa memblok komunikasi ! Akibatnya aku terpaksa datang langsung ! Walau aku tidak ada niat untuk datang ke rumahmu lagi !"

"Karena kau sendiri sebelumnya menolak. Kita sama dalam soal ini"

Apalagi sepertinya walau tidak ada niat untuk datang lagi, secara mengejutkan terbiasa masuk tanpa izin.

Yah, tapi tempat persembunyian kunci sejak waktu kami SD tidak berubah, kalau mengingat itu......

"Ah sudah, karena terlalu marah kepalaku jadi agak sakit......kh"

"Tidak, itu karena muncul bengkak biasa. Mau kuambilkan kotak p3k ?"

"Pada dasarnya cedera ini pun karena kesalahanmu kan ! Kenapa bisa setenang itu !"

"Nah, kau lumayan benar"

Uh~mm, gaya marah yang tidak masuk akal ini......betapa kuat ciri khasnya, terlalu menuruti pola.

Tapi, pola itu pedang bermata dua. Walau tentu bisa mendirikan karakter dengan mudah, memiliki dilema yaitu hanya bisa bosan jika terlalu memakai pola tanpa perubahan.

Orang ini pun biasanya karakter yang lumayan bagus keseimbangannya, tapi dengan marah seperti ini jadi turun ke karakter tak masuk akal kebanyakan......

"Kau mengkritik karakter orang seenaknya dalam pikiranmu lagi kan, dasar otak gila galge !"

"Bisa membacanya seperti orang berkemampuan super itu semakin jadi pola karakter teman masa kecil bukan !"

Lihat, seperti ini.

Ah, ngomong-ngomong karena lebih dari sepuluh tahun tidak dere, aku tidak bisa mengatakan karakter tsunderenya sudah mati.

"He, hey, Aki ?"

"......oh, amankah Katou"

Lalu, bagaimana bisa, sama sekali melupakan Katou dalam beberapa menit ini.

"......siapa ?"

Bersembunyi di belakangku dan menggigil gemetar seperti sangat takut.

......walaupun manis, yah Katou yang datar seperti biasa, bisa dikatakan karakter yang tidak kabur dalam suatu arti.

"Kalau orang lain dengan aliran percakapan sampai tadi akan tertawa. Maksudku, kau lebih dari setahun pergi ke sekolah yang sama"

"Aki dan aku juga pergi ke sekolah yang sama lebih dari setahun kan ?"

"Ah, tsukkomi yang berirama seperti itu rasanya menyenangkan"

Sembari bertukar obrolan yang memang datar dan sebagainya, aku menunjuk gadis yang berada di ujung pandangan Katou.

"Jadi, orang ini adalah tetangga yang terus pergi ke SD SMP SMA yang sama denganku, Eriri Spencer Sawamura"

"Bukan......ini sih bukan Sawamura"

"Lihatlah ke kenyataan ?"

Biarpun begitu, tidak bisa dipercaya itu bisa dimaklumi.

Yang selalu 'kalau rambut pirang ini lho' dan selalu diikat twintails dengan pandainya terlepas, sekarang dengan ganasnya acak-acakan.

Kulit seputih porselen yang didambakan gadis-gadis, di dahinya merah memar besar menyebar.

Bola mata biru bening yang digosipkan laki-laki, sipit seperti setengah warna putih mata ilustrasi karakter SD[22].

Sebagai penutup, mengenai yang dipakainya yaitu baju olahraga hijau dengan lambang sekolah SMP shimamura di dadanya itu......

"Se, sebentar, Tomoya"

Teman masa kecil yang penampilannya sedikit terlalu ketat jika disebut gap moe seperti itu, akhirnya seperti menyadari situasi kamar ini sekarang, atau jumlah orang, atau rasio seks, hanya sedikit mengeluarkan suara dan mulai bertanya.

"......siapa ?"

"Tahun yang sama pada sekolah yang sama, apalagi baru kukenalkan dua hari sebelumnya......"

"Yah, kesanku memang seperti itu ya~ walaupun aku menyadari ketika aku diperlakukan yang sama oleh Aki"

Entah sudah sedikit terbiasa dengan waktuku, di tengah jawaban tipis Katou mengintip sedikit keberanian.

......jika dengan mudah menerima keadaan sekarang yang seperti ini, kurasa akan jadi akhir sebagai main heroine.


"Fuuun......"

"A, anu......?"

"Sebentar, jangan bergerak !"

"Ah, ya"

Eriri berkeliling memutari sekitar Katou yang berdiri tegak.

"He, hey, Aki......"

"Jangan membawa-bawaku"

"Yang membawa-bawaku mengatakan seperti itu !?"

Pertemuan kedua orang yang tak disangka-sangka itu, yang seperti katak yang sangat normal yang kapan pun bisa jadi mentega setelah diawasi harimau emas, walau apa yang kukatakan sedikit tidak kumengerti, terlalu menyenangkan membuatku sama sekali tidak ingin mendekat.

"Perasaanku saja kah ? Aku, seperti ditatap lekat-lekat......apalagi oleh Sawamura itu"

"Jangan cemaskan itu, ia hanya super rabun jauh. Tapi di sekolah memakai lensa kontak"

"Be, benar-benar hanya karena itu ? Kalau hanya itu ini......"

"Ini......apa ?"

"Hyauu"

Yah, walau aku mengatakan jangan cemas sebelumnya, sekarang aku lumayan mengerti perasaan Katou.

Ketika tidak memakai lensa kontak, penglihatan dan pandangan Eriri sangat buruk.

"Huuh, kau apanya Tomoya......"

"Te, teman"

"Mau teman, pacar, teman otaku, atau sex friend juga, aku tidak tertarik"

"Anu, yang terakhir itu tidak sopan...... bahkan bagiku"

"Jangan cemas, karena kepribadian orang ini super buruk. Tapi di sekolah menyamar dengan sempurna"

Justru karena itu, tidak terasa sekecil atom pun rasa utang budi menghadapi Katou yang sengaja membasahi sapu tangannya sendiri untuk mendinginkan dahinya yang membengkak.

Biasanya tersembunyi di balik bulu emas yang berumbai-rumbai, retsleting kostum kucing tidak terlihat......

"Sekarang, jelaskan......tidak mau pun tidak apa-apa"

Setelah menyelesaikan pekerjaan mengelilingi Katou, Eriri akhirnya sedikit tenang, dan mengambil sikap santai seperti tidak ada orang lain di kamar ini selain dirinya sendiri.

.......walau kurasa duduk bersila di kamar laki-laki bukan hal yang baik, untuk sementara yang itu tidak perlu dibahas.

"Intinya, aku dibuat lagi menemani rencana bodoh terkuat yang terpikirkan, yang lahir dari nafsu keegoisan tak memandang sekitar yang menyempitkan pandangan Tomoya, begitu kan"

Meski seharusnya sudah menenangkan diri, tapi kelewat banyak menyebutkan satu-satu kata yang bermakna sama seperti biasa.

"Nah, untunglah kau menerima pesanku hari ini. Kalau kau tidak datang seperti ini, Katou harus menginap malam ini"

"Eh ? Kau ingin membuatku menginap !?"

Baru saat ini Katou menjawab dengan histeris.

Nah jika dipikir dengan tenang, ketika datang bermain untuk pertama kali ke kamar laki-laki yang dikenal baru seminggu, dikatakan 'malam ini jangan pulang', alasan merasa gelisah adalah sesuatu yang normalkah ?

"Katou, benar ? Tidak perlu khawatir. Karena laki-laki ini, biar berdua saja dengan wanita pun pilihannya hanya main game atau maraton anime semalaman"

"Apa yang kau katakan ? Bahkan aku pun saat ini tidak bergadang dengan Ma**o Kart[23] semalaman. Saling membicarakan masalah cinta dengan tepat semalaman"

"Genrenya tidak hanya jadi galge ya"

Kemudian Eriri memberikan pandangan merendahkan ke gambar game yang ditampilkan penuh di layar.

"Apalagi game kuno seperti ini sekarang......"

"Katakan mahakarya klasik. Pokoknya bahkan Eriri juga tergila-gila dengan game ini dulu kan ?"

"Saat SD ya. Apalagi terpaksa menangis karena 'dilarang pulang sebelum selesai satu orang' mu......"

"Yang kau katakan sejak waktu SD sama sekali tidak berubah ya Aki"

"Sia-sia, Mi**rin[24] terlalu baik jadi istriku......"


"Eh, apa ini, cantik sekali......"

"Ketika mencari log masa lalu, aku jadi bisa melihat mundur sekitar beberapa tahun sebelumnya. Perjalanan yang menyenangkan mengikuti perubahannya ke desain yang sekarang"

"Jangan menanam informasi yang tidak perlu. Karena sebagai pelukis, ada saatnya ketika diperlihatkan gambar masa lalu lebih menyakitkan daripada mati"

"Kalau begitu lebih baik jangan ditinggalkan bukan ?"

"Nanti tidak bisa mendapat banyak hit. Kenapa mengatakan hal yang sudah jelas"

"Ya, ya......"

"Sawamura, melukis gambar semoe ini......"

Pandangan Katou jadi terpaku pada halaman yang tertulis 'selamat datang di halaman egoistic-lily !' yang ditampilkan di PCku.

"Atau harus kukatakan benar-benar otaku......"

Pada halaman yang penuh dengan bujukan moe dan menaiki arus anime populer terbaru atau ilustrasi heroine galge laris itu.

"Ingat ya Tomoya......"

"Er, kalau tidak diperlihatkan aslinya sama sekali tidak bisa percaya"

Sebenarnya, setelah muncul di hadapan mata dengan baju olahraga dan rambut berantakan seperti ini pun, Katou masih belum bisa mengerti kebenaran Eriri Spencer Sawamura sebagai wanita otaku.

Jadi aku hanya bisa mengeluarkan langkah drastis untuk membuka mata yang terus-menerus tertutup dengan membuka semua informasi Eriri dan memberikan kejutan budaya seperti ini.


Profil:
HN[25]: Eri Kashiwagi
Nama Grup: egoistic-lily
Jenis kelamin:♀
Tanggal lahir: 25 Juni
Rencana partisipasi event: COMIC☆niche 30 April[26]
A-26 egoistic lily
Rencana buku 'Bicycle H & H' (24 Halaman)


Nama grup 'lily' pada HN Eri, lalu dari ekspresi dongkol Elily......Eriri ketika halaman ini dibuka, sepertinya akhirnya Katou mengerti apa yang ingin kukatakan.

"Ya ampun, ditunjukkan horor yang tak ingin kulihat, terluka di tangga, dan akhirnya HP dibongkar, kau itu benar-benar sampah terrendah[27]"

Sama dengan ekspresinya, Eriri telah sepenuhnya dongkol.

"Jangan marah seperti itu lah. Nih, jilid 4 yang asli, ambil"

"Ini yang harusnya kupinjam sejak awal kan. Aku menderita kerugian total"

"......setelah itu, ini juga ada sesuatu buku sketsa hadiah spesial pembelian seluruh jilidnya"

"Cih......jangan-jangan, itu kartu pos berlangganan yang hanya ada pada edisi terbatas pertama kali jilid satu yang langsung habis, rare item yang menimbulkan penderitaan itu ?"

"Ya, lelang di internet melebihi sepuluh ribu. Apalagi semua terbitan sketsa kasar karakter oleh pemimpin animasinya. Pasti akan berguna saat membuat doujin menurutku......"

"......mengapa mau melepaskan benda berharga seperti itu ?"

"Karena permintaan maaf aku harus menunjukkan ketulusan......sebenarnya aku juga sudah membeli satu set lagi untuk persediaan"

"Seperti biasa melakukan hal yang vulgar......tak perlu kukembalikan ya ?"

"Terserahmu"

"Benar-benar, otaku dari lubuk hati......"

Lalu, dari mentalitas Eriri yang tertarik pada 'hadiah spesial' atau 'edisi terbatas pertama' ini, sepertinya ia mengerti apa yang ingin kukatakan secara tidak langsung.


"Dengan ini kau mengerti Katou ? Betapa pentingnya gadis otaku yang sembari berpura-pura menjadi nona besar di sekolah, di baliknya dengan sepenuh hati berkaitan dengan doujiin dan jadi parasit pada genre populer sembari mencari untung ini bagi pembuatan galge kita !"

"Eh, err, itu......"

"Aku pulang saja. Atau mati"

"Jangan, pastinya jadilah teman kami Eriri ! Dengan keunggulan kemampuan desain itu, selama ada kemahiran bisa langsung mengikuti desain yang baru, Katou yang tidak terlalu banyak keistimewaannya ini pun jadi karakter moe yang luar biasa......"

"Eh, hey, maksudnya ketika membuat model karakter yang tidak memiliki keistimewaan seperti aku, tidak bisa kalau tidak punya level menggambar seperti Sawamura......?"

"Tidak, karena baik light novel atau galge 90% yang terjual ditentukan oleh gambarnya (begitu yang kudengar) !"

"Di mana yang harus kubalas di situ aku tidak mengerti, Aki"

"Bukannya rintangannya rendah dalam mengembangkan karakter original tanpa model ?"

"Tidak, hal itu menyusahkan. Bagaimana pun juga rencananya mustahil tanpa Katou"

"Yah, tapi karena aku tidak punya keinginan apapun boleh lah"

"Tidak, itu pun menyusahkan.Bagaimana pun juga tanpa Eriri rencananya tidak akan terlaksana"

"Kalau begitu betapa rapuhnya rencana itu. Tirulah dari suatu judul yang mengeluarkan lanjutan seperti tidak ada apa-apa walau staf pendirinya semuanya keluar dan hanya tersisa nama merek dan hak"

"Hentikan ! Walau "aku" menghormati merk itu tapi ini dan itu adalah cerita yang berbeda !"

"Kyaaaaa~!?"

"Kh!?"

"Ke, kenapa Katou ?"

Ketika aku dan Eriri menyebarkan bisnis lanjutan fan disk......tidak, bertukar diskusi panas soal cara ideal menaklukan industri, Katou mengeluarkan teriakan histeris.

"Se, sebentar Aki ! Gadis ini, ada yang disensor !?"

"Tte, wah, Katou ! Kau menekan tombol 'Apa kau di atas 18 tahun ?' "

"A~ah......bagaimana bisa kau sampai sejauh itu"

Ketika aku melihat layar sebagaimana yang ditunjuk Katou, gadis heroine yang berpose perubahan moe dengan senyum sampai beberapa saat yang lalu terasa ditembus oleh dua orang yang tak terlihat dari depan dan belakang sambil meneteskan air liur

"A, a, hee...... Sawamura, ini"

"Apa kau tahu tidak menanyakan hal itu secara detail adalah tata krama, Katou ?"

"Yang menggambarnya bukannya sangat melanggar tata krama !?"

"Apa yang kau katakan ? Memang, yang di bawah umur dilarang menelurusi gambar 18 ke atas, tapi tidak ada batasan untuk anak di bawah umur melukis gambar 18 ke atas kan ?"

"Artinya yang sekarang melakukan pelanggaran hukum hanya Katou. Benar-benar, kenapa menekan 'ya' padahal masih di bawah umur"

"Sampai Aki juga !?"

Yah, walau Katou mungkin mendapat kejutan berat, ini satu lagi kebenaran soal grup doujin Eriri Spencer Sawamura atau Eri Kashiwagi.

Genrenya game & anime.

Tipe yang tidak menggali dalam-dalam pada satu genre, menggunakan sebaik mungkin efek genre secara maksimum ketika dengan gesit berganti ke setiap judul populer.

Ilustrasi yang diterbitkan di HPnya pada dasarnya diperbarui setiap hari.

Jumlah hitnya lebih dari puluhan ribu per hari.

Mencari keuntungan dengan mengikuti event hampir tiap bulan.

Sekarang pun di comiket circle wilayah tembok.

Kemudian, dengan terus ditopang oleh tingginya popularitas itu, walau memiliki kemampuan hanya menggambar ilustrasi moe normal pun cukup menjual, tapi tanpa ampun sampai menggambar perkosaan, bisa dikatakan itu sikap yang tidak dapat menerima kompromi.

Tidak, tetapi aku belum melihat buku 18 tahun ke atas orang itu. Belum cukup umur.

"Ta, ta, tapi......mengelola situs 18 tahun ke atas itu......"

"Kalau itu jangan khawatir. Karena papa yang mengelola situsnya"

"Eh......"

"Sekalian, penjual di eventnya juga......"

"Eh, eeeh !?"

"Makanya, sudah kukatakan kan Katou. Beda dengan kesan diplomat yang kau bayangkan"

Tentunya Eriri seperti yang dikatakan orang, tidak salah lagi elite biakan murni.

Tetapi, arah yang diberikan waktu mengembangbiakkannya terlalu melenceng dari pengakuan dunia.

Orang ini, adalah keturunan murni langsung yang dilahirkan dari ayah otaku orang asing dan ibu fujoushi......

Otaku terkuat yang dilengkapi dengan senjata dan perisai, atau mungkin kontradiksi terkuat, yaitu uang dan pengertian orang tua.

"Ah, tapi apa yang dikatakan Katou adalah wajar. Eriri, sudahlah berhenti saja dengan 18 ke atas itu...... atau jika ingin menggambar 18 ke atas, apa tidak bisa setelah lebih dari 18 tahun ?"

"Karena itu lebih menjual"

"Aduh kau ini, makanya doujin itu kan hobi, bukannya soal menjual atau tidak menjual"

"Bicara apa kamu. Bukannya sudah jelas urusan menjual atau tidak menjual ?"

"A......"

"Biar aku memaksakan hobiku pun, pengunjung hanya akan menjauh. Kepopuleran tidak akan lanjut tanpa menyediakan barang yang memenuhi kebutuhan tepat waktu dan membaca mode dengan tepat"

"E, Eriri......"

Saat itu, bagian belakang kepalaku sakit bertubi-tubi.

Pada kata-kata otaku tipe ekploitasi yang berlebihannya Eriri.

Pada keyakinan itu yang terpisah terlalu jauh dengan saat mengejar mimpi bersama-sama, saat anak-anak.

"Lalu, ini yang paling fundamental......kalau tidak menjual, kalau tidak populer, tidak ada artinya membuat doujin atau semacamnya"

"Tidak !"

"Eh ?"

"Kau bukan orang seoptimistis itu ! Harusnya orang yang lebih belum dewasa!"

Oleh karena itu, aku berteriak.

Karena aku jengkel pada Eriri yang berpura-pura jahat hingga menyedihkan......aku telah terpisah dari gadis teman masa kecil yang sedikit maniak yang kuketahui.

"Karena begitu kan ? Apakah orang yang berpikir sesantai itu bisa melanjutkan aktivitas produksi dengan terus terang ? Bisakah kau mengeluarkan buku baru dan mengikuti satu demi satu event jangankan tiap bulan, setiap minggu ?"

"Tomoya......"

Orang ini dulunya tidak seperti ini.

Pada akhirnya menggilai galge yang kupaksa memainkannya, gadis manis yang sampai kukirim cg "selamat telah menyelesaikan semuanya" dengan memory card khusus untuknya sendiri.

"Hanya dengan menginginkan popularitas atau jiwa komersial seperti itu tidak akan bisa lanjut bukan?"

Gadis yang sangat memesona, memamerkan padaku ilustrasi Kata****[28] walau sangat buruk tetapi penuh dengan cinta dan tertawa gembira.

"Tanpa gairah tidak akan bisa melakukannya !"

"Masih berlanjut ya ?"

"Aku sedikit gemetar karena akhirnya mengobrol panas juga !"

"Atau sebaiknya pengarang yang membuka penuh jiwa komersial seperti itu secara konstan muncul di banyak event dan menghasilkan keuntungan dengan mulus ? Suatu circle yang jadi sering bersebelahan itu lumayan......"

"Hentikan hentikan hentikan menghancurkan mimpi otaku tipe konsumsi !"

Dalam sekejap bagian belakang kepalaku membeku.

Tidak ada gunanya. Sudah kuduga tidak ada gunanya. Aku tidak bisa lagi saling mengerti dengan orang ini.

"Tomoya, kau yang setelah ini sendirinya juga akan beralih ke sisi eksploitasi mengatakan hal itu ? Tidak akan tahan kalau sambil membawa mimpi optimistis semacam itu lho ?"

"Tidak, aku bukan komersial tapi kebebasan berekspresi !"

"Nah, apa yang kau katakan ingin memproduksi game anak itu bohong ? Sama sekali tidak masalah dengan karakternya walau tidak diakui dunia, tidak dikenali siapa pun dan tidak menjual ? Pada akhirnya, tidak lebih dari sekedar memuaskan diri sendiri ?"

"Kuh......"

Walau aku sedikit merasa sepertinya argumen bercampur aduk doujin dan komersial, pada dasarnya karena dunia doujin di kenyataan pun campur aduk, aku menggigit bibir tanpa bisa memberikan balasan yang efektif.

Lalu, seorang gadis yang mencemaskan suasana tegang seperti itu......

"Ah, anu, perselisihan kalian berdua......"

"Kau diam saja !"

"Katou, karena sekarang tidak perlu menyela, tolong lanjutkan gamenya dengan patuh, ya ?"

"Errrr, kenapa aku dipanggil ke tempat ini......?"

Walau ada, sekarang adalah penghalang.


"Hey, mana yang ingin dimasuki ?"

"→ Rumah hantu"

"Nah, akhirnya Tomoya, menurutmu anak itu ingin dijadikan heroine seperti apa ?"

"Seperti apa......"

"Virtual idol ? Vocaloid ? Kekasih Nasional[29] ? 3D Cu*to* girl[30] ?"

"Tidak, yang terakhir......"

Ketika menghubungkan USB, rasanya semakin berbahaya.

"Yah, tapi sebenarnya karena aku tidak ada niat untuk ikut serta yang mana saja tidak masalah"

"Tak disangka konkret di arah yang sangat buruk"

"Hm~mm, sudah agak lelah ya"

"Lalu, biarpun akhirnya cukup ditutupi kegelapan tidak apa-apa ?"

"Apa kau tidak punya konsep yang disebut umum dalam karakteristik pengarangmu ?"

"Terima kasih untuk hari ini, ajak lagi ya, kalau begitu, selamat tinggal"

"Yah, tapi menurutku kalau terus bertahan sampai akhir dengan moe, icha-love ecchi pun tidak apa-apa"

"Ah, anu, kalau bisa aku ingin arahnya aku yang belum cukup umur pun bisa membelinya~......"

"......ey ! Katou ! Sudah sampai saat ini kau salah pilih lagi !"

"E~ bukannya kalau sudah membuat berdetak kencang sampai sini yang mana pun tidak apa-apa. Pastinya anak ini akan menyatakan cintanya"

"Kenapa sampai akhir kau tidak berusaha sekuat tenaga ! Apa kau akan mengatakan hal semacam itu dalam kencan sungguhan !?"

"Aku mengerti, nah kalau ku-load dari saat ajakan kencannya tidak apa-apa kan ?"

"Kau tidak mengerti, memang, kau sama sekali tidak mengerti ! Hidup manusia atau game adalah pertarungan satu ronde, menggunakan tombol reset adalah jalan kejahatan, bukannya sudah kukatakan berkali-kali dari beberapa saat yang lalu !"

"Aku salah menilaimu, Katou"

"E ? Sawamura......?"


"Aku telah membuat makan siang. Mau makan bersama ?"

"Eriri itu, sampai sekarang hanya membuat karya yang berasal dari karya populer kan ?"

"Apa maksudmu dengan itu ?"

"Apa kau tidak memikirkan ingin menaikkan pamor dengan karya orisinal segera ?"

"Sebenarnya......"

"Tidak, harusnya kau memikirkannya. Kalau karya orisinalku sukses, pendapatan doujin semakin melonjak, yang mengajari itu tidak lain adalah kau kan ?"

Menurut yang kudengar, pekerjaan di eroge atau galge, pendapatan dengan jumlah pekerjaannya tidak sebanding, kenyataannya, orang yang memperoleh pendapatan dari doujinshi lumayan senang.

Singkatnya, orang-orang yang mendapat pekerjaan game, mau tak mau dengan doujin supaya semakin memperoleh keuntungan......eh, sepertinya ceritanya hanya terbatas pada sebagian pengarang ya ?

"Itu cerita komersial. Doujin, apalagi karya circle dengan level individualnya seperti sampah yang sukses besar itu, jika ada waktu luang untuk menggambar cerita mimpi seperti itu aku bisa menggambar lima buku"

"Tak ingat kah ? Circle lemah yang sama sekali tidak dikenal di dunia doujin menguasai hobinya dan membuat karya yang panjang, hanya dalam beberapa tahun berhasil mencapai penaklukan industri, kejaiban itu"[31]

"Alasan sukses besar itu, ujung-ujungnya karena skenarionya dewa kan ? Ilustrasinya betapapun kuatnya berusaha......ah"

"Oleh karena itu jangan melalaikan poin itu, batu besar"

"Ts......"

"Bagaimana pun juga, menurutmu siapa yang akan mengurusi skenario ? Itu, Kasumi......"

"Aku, walau dari awal tidak tertarik, tapi kalau orang itu datang 100% tidak akan ikut serta"

"......meski dari awal tidak tertarik, kenapa secara khusus menekankan pada 'orang itu' ?"

"Ngomong-ngomong Sawamura, saat pertemuan pertama kali pun, sikapmu sedikit sensitif terhadap kak Kasumigaoka kan ? Mungkinkah sesuatu di masa lalu......"

"Kau main game saja dengan patuh. Ah, kena bom[32] ya ? Apa yang kau lakukan ?"

"Eh ? Ah, benar-benar berbahaya"

"......mengalihkan isu ?"

"Haa, masalah apa ?"

"Aku juga sejak sebelumnya sudah memikirkannya, kau, apa alasannya sebegitu membencinya kak Utaha ? Walau kurasa sesama orang terkenal, ada kesepahaman"

"Kau sendiri, dengan orang itu tahun lalu sangat berbeda sikap kan ? Saat awal masuk sekolah dengan dahsyatnya......"

"Ti, tidak, itu......"

"Ngomong-ngomong Aki juga anehnya seperti canggung dengan kak Kasumigaoka bukan ? Mungkinkah sesuatu di masa lalu......"

"Kau main game saja dengan patuh. Kalau tidak meningkatkan kekuatan fisik sebelum natal buruk akan tahu ?"

"......kalian berdua itu, benar-benar rekan yang sangat mirip ya ?"


"Kau akan masuk tim reguler, aku percaya itu"

"Oleh karena itu, dari sekarang pun, lakukanlah yang terbaik dalam sepakbola"

"............"

"............"

"Ermm, kenapa kalian berdua ?"

"Eh, ah, anu......tidak"

"Ti, tidak......tidak ada apa-apa kan?"

"Na, naah, Eriri, tolong kau pikirkan sekali lagi ya ?"

"Jika berkali-kali mengatakan yang tidak-tidak, kau menyerah saja"

"Aku, sepenuhnya sampai sekarang memberitahu genre 'akan datang setelah ini' kan ?"

"Makanya apa yang kau katakan ?"

"Tidak kah kau merasakan tidak akan mendapat balasan dengan melakukan sedikit balas budi ? Pikirkan berapa banyak anime atau game yang kubeli ada di rumahmu ?"

"Material terbarumu itu terlalu cenderung ke moe dan tidak terlalu membuat kesuksesan besar. Seandainya mencakup genre yang lebih luas, aku bisa lebih menggunakannya"

"Wah, sudah kuduga mengeluarkan sikap dari atas sana"

"Pokoknya aku sibuk karena ada event bulan depan. Maaf......"

"Lalu......seandainya kau suka mohon dampingi aku ke stadion nasional"

"......ks"

"......ks"

"Menangiskah ? Kalian berdua"


"Demikianlah, tiga tahunku berakhir sudah"

"Dari sekarang, aku ingin berjalan bersama dengan Sa**"

"............"

"............"

"............"

"Sudah berakhir, kan......"

"Ah......"

"Wah, di luar sudah terang"


※ ※ ※


Kemudian, pagi berikutnya......

"Ah, selamat pagi Aki......fwaaaaah"

"............"

Katou yang memasuki kelas, pertama memanggilku dengan sangat alami.

Katou yang Sabtu seharian terkurung di kamarku, tampak mengantuk pulang Minggu pagi-pagi, pagi Senin pun sepertinya rasa kantuk itu masih sedikit terbawa.

"aaa......apa ?"

"Walau aku sendiri yang mengatakannya, kau pantang mundur ya"

Karena tidak perlu dikatakan lagi, masih dengan normal berbicara denganku itu hebat.

Tingkat penghormatannya kira-kira sudah mencapai bodhisatwa sekarang. Kalau aku akan mengucilkan diriku.

"Ya, tapi aku menyerah kalau tiba-tiba menginap ~ . Walau aku sekali menghubungi rumah semalam, tetap saja ditanya macam-macam oleh ibu"

"Kalau begitu tentu saja"

Kalau tidak ditanya, aku curiga levelnya putus hubungan orang tua dan anak.

"Nah karena toh mungkin walau kukatakan yang sebenarnya juga tidak akan dipercaya, hanya sedikit kudramatisasikan lo"

"Apa yang kau katakan ?"

"Aku menginap di tempat yang 'ada' Sawamuranya"

"......walau sepertinya permainan kata yang halus, tapi bukanlah kebohongan ya"

Katou dan Eriri, bersama-sama pergi dari rumahku hari Minggu jam tujuh pagi.

Dengan kata lain, artinya selama Katou menginap di kamarku Eriri selalu 'ada'.

"Lalu, aku terkejut ketika kau mengatakan mansion di dataran tinggi itu rumah Sawamura"

"......kau ini, anak yang tidak bisa peduli ya"

Dengan mengatakan fakta yang bukan kebohongan tapi tidak ada hubungannya itu, memberi kesalahpahaman yang hebat pada orang lain, kehebatan permainan kata-katanya luar biasa.

"Biarpun begitu, ujung-ujungnya meski begadang tidak ada kemajuan apa pun ya"

"Jangan mengatakan yang menyiratkan ke setelah klub dibuat ya ?"

"Ahaha, mungkin. Walau dikatakan menginap bersama, toh pada akhirnya hanya bermain saja sambil berkumpul kan ~"

"Langsung setelah kukatakan jangan mengatakannya"

"Ah~ tapi dikatakan secara keseluruhan juga itu sangat menyenangkan"

"Begitu ya, itu paling baik"

"Ketika kencan sedikit demi sedikit aku jadi serius, jadi sungguh-sungguh khawatir hadiah apa yang sebaiknya diberikan......karena itu, akhirnya ketika ditembak aku benar-benar terkesan"

"......syukurlah kalau begitu"

"Kenapa Aki ? Sedikit bertingkah aneh ?"

"Ti, tidak......"

Ya, memang bertingkah aneh.

Karena sejak beberapa saat yang lalu, aku merasa lumayan tegang apakah seseorang akan salah mendengarkan perkataan Katou.

'Menginap' 'Begadang' 'Kencan' 'Hadiah' Sungguh-sungguh' 'Tembak'......

Perkataan yang dipenuhi kata kunci yang dalam keadaan baik sepertinya akan menyebabkan kesalahpahaman tersebar di sekitar dengan volume suara yang lumayan.

Sengajakah ? Benar sengaja kah ? Ingin fakta yang harus diterima kah ?

Kau, tertarik dengaku kah Katou !?

"......tidak ada, keanehan"

"Apanya ?"

Di kelas sebelum belajar, selain kami juga ada murid tidak kurang dari setengah kelas.

Perkataan Katou yang serampangan, seharusnya mencapai tidak kurang dari telinga lima orang jika memberikan perhatian biar sedikit.

Meski begitu......

"Benar-benar, tidak ada apa-apa"

"Makanya, apa ?"

Kuterima bahwa aku dikenali semua orang sebagai otaku, penyuka 2D, sebagai manusia yang paling tidak berhubungan dengan kenyataan di kelas.

Oleh karena itu apakah aku tidak apa-apa ? Tapi biarpun begitu, Katou......

"Sudahlah, kelas segera dimulai kan, kembalilah ke tempat dudukmu"

"Agak aneh ya~......a"

Manis, orang baik yang ramah, terlebih lagi gadis yang cukup modis.

Meski tidak aneh jika masuk dalam peringkat 'betapa baiknya anak ini jika bisa pacaran begitu saja' lumayan teratas, derajat perhatian ini.

Jalan menuju main heroine masih terjal, kah ?

Tapi lihatlah, suatu saat pasti, Katou menjadi main heroine di dunia, tidak, di Jepang, tidak,di industri......atau paling tidak dalam sekolah......

"Me, Megumi, Megumii !"

"Hey kau ini, ada apa sih !"

"Hebat ya, kenapa ?"

Ya, seperti ini......

"Untunglah, akhirnya menemukanmu......Megumi Katou"

"......Sawamura"

"Tte, eh ?"

Tanpa disadari, di sekitar aku dan Katou sudah dikelilingi tidak kurang dari setengah kelas.

Ya, sangat-sangat menarik perhatian.

Akhirnya, semua orang memusatkan pandangannya pada Katou......

"Kemarin, kau telah pulang sebelum aku sempat berterima kasih. Aku kesulitan mencarimu tahu ?......betapa dinginnya aku yang tidak mengetahui kelasmu, mohon maaf"

"Eh ? Eh ?"

Ternyata tidak.

Di depan mata Katou, dengan tepatnya ditata hingga transparan, 'kalau rambut pirang ini lho', twintail yang selalu diikat dengan pandainya.

Terlebih lagi, kulit seputih porselen yang didambakan gadis-gadis. Bola mata biru bening yang digosipkan laki-laki.

Versi biasa selain padaku, tapi bagiku penyamaran sempurna Eriri ada di sana.

"E~ ada apa Megumi ? Kemarin, apa yang terjadi dengan Sawamura ?"

Lalu, pada Katou yang menarik perhatian hanya sebanyak itu, sudah pasti teman sekelas di sekitar datang bertanya dengan sangat tertarik.

"Tidak ada yang terjadi......mengi"

"Meminjamkan sapu tangan !"

"~Ugh!?"

"A, Aki ?"

Si Eriri...... kenapa menginjak kakiku ?

Padahal yang hampir mengatakan hal serampangan itu Katou, aku tidak mengatakan sepatah kata pun, apalagi sama sekali di luar perhatian sekitar.

......oh, karena tidak diperhatikan tidak akan ketahuan selain oleh Katou, alasan itu kah ?

"Aku, karena sedikit tidak hati-hati jadi terluka......kemudian Katou yang kebetulan melintas dengan sengaja berhenti dan memberikan perawatan......"

"He~, terjadi hal seperti itu~, hebat ya Megumi !"

Tunggu sebentar, apanya yang hebat oi kalian semua.

Respons terhadap Eriri terlalu aneh.

Kalau orang dari kelas lain memasuki kelas dengan berani, normalnya akan menemui pandangan yang menunjukkan permusuhan !

Ini sepenuhnya......main heroine kah ?

"Sungguh-sungguh Katou telah melakukan kebaikan padaku......"

"Ah, anu, bengkaknya tidak apa-apa kah ? Suara jatuhnya mengerikan"

"Tanganku terluka oleh duri mawar !"

"~~~gh !?"

"A, Aki ?"

Lalu, tendangan ujung kaki main heroine yang berpura-pura itu mengenai tulang keringku.

Meski lebih dari sepuluh orang di sekitar, kenapa tidak ada yang menyadari kondisi menyedihkanku?

"Aku menemukan mawar yang cantik di taman pada rumah di jalan, tanpa sengaja kusentuh......begitu kan ? Begitu kan Katou ?"

"Eh, ah, er~mm......"

......tidak, aku benar-benar mengerti. Ini adalah trik pesulap.

Mengayunkan rambut pirangnya, menyisir rambut ke atas dengan tangan, dan menyebarkan senyum lebih dari seperlunya......

Seperti itu memusatkan pandangan semuanya pada bagian atas tubuh, menciptakan kondisi memasang gerak kaki sesukanya.

......benar-benar, hanya teknik melindungi kesombongan yang aneh maju dengan sia-sia.

"Aku sangat tertolong, dengan sapu tangan waktu itu. Karena itu, sebagai ucapan terimakasih...... aku ingin kau menerima ini"

"Eh, tidak, itu......"

Yang diserahkan dari Eriri ke tangan Katou adalah pita kotak-kotak.

"Itu kupilih dengan pertimbanganku ketika sedang belanja. Walau barang murahan......"

"Ha, haa......"

Tidak, aku tahu itu.

Itu tentunya, barang bermerk kelas atas dari Inggris langganan keluarga Spencer dari dahulu.

Kejadiannya hanya sekali ketika SD, Eriri merengek pada orang tuanya, sampai aku yang datang bermain sepulang sekolah mendampinginya 'belanja'.

Walau begitu......dari semuanya, tidak ada barang yang kurang dari lima digit di toko itu.

Dikatakan pada paman Spencer 'silakan pilih satu yang mana pun kau suka' jadi panik dan mulai menangis, membangkitkan sejarah kelam dalam pikiranku......

"Nah, Katou, kenapa tidak mengunjungi ruang seni nanti ?"

"Eh, kenapa......"

"Aku ingin mencoba berbicara lebih banyak denganmu......juga ada sedikit rasa ingin memohonmu untuk jadi model ?"

"Mo, model ?"

"Ya, untuk pameran kali ini"

"Uwaah, hebat Megumi !"

"Sungguh, diajak jadi model gambarnya Sawamura itu seperti tidak mungkin !"

"Levelnya bahkan jadi model telanjang pun diperbolehkan !"

"Fufu, tentu saja tidak apa-apa karena memakai pakaian. Jadi, pikirkan ya ?"

Dengan senyum yang sedikit nakal tetapi elegan, Eriri mendekati Katou.

Pada orang-orang di sekitar, mungkin terbayang sinyal seperti jarak hati kedua orang itu mengecil dan menjadi teman.

Tetapi, perbuatan Eriri ini, mungkin......

"Sa, Sawamura, anu, apa-apaan ini......"

"Oleh karena itu Katou, hal yang kemarin......"


'Kalau terbongkar tak akan kuampuni lho ?'

"~~~hi!?"

Desahan ancaman yang redup itu tenggelam oleh suara Katou yang mengambil nafas dan tidak mencapai sekitar.

SaeKano v01 c04 01.jpg

Selain Katou yang dibisiki langsung dan aku yang membaca gerakan bibir Eriri.

"Dadah. Karena kapan pun akan kami sambut......Megumi ?"

Akhirnya, Eriri meninggalkan kelas dengan anggun, meninggalkan senyum misterius juga sedikit nakal.


"............"

"Oy"

"............"

"Katou, Katou ei"

"......Hah !?"

"......tidak apa-apa kah, oy ?"

Ketika Eriri pergi, wali kelas dengan seketika masuk dan homeroom dimulai.

Kemudian setelah itu beberapa menit kemudian, wali kelas pergi, setelah para siswa keluar karena perpindahan kelas pun, Katou yang tercengang duduk di kursi, tidak bisa berdiri.

"A, Aki......apa-apaan itu ?"

"Apa-apaan itu pun tidak ada apa-apa......teman yang membicarakan tentang pesta piama akhir pekan bukan ?"

"Aku tidak memakai piama......Aki juga tidak menyuruhku membawanya"

"Tenanglah, titik permasalahannya bergeser"

Atau ketika kusuruh bawa kau akan bersiap-siap ?

"Tapi, kenapa dengan sengaja ke kelas ?"

"Karena kau terlalu banyak mengetahui sifat sebenarnya. Ia menilai perlunya meletakkanmu di bawah pengawasan, tentunya"

"Err, aku ditangani dalam masa percobaan ?"

"Bukannya penangguhan hukuman ?"

"Meski belum cukup umur !?"

Karena sama-sama terlalu terkejut, boke dan tsukkomi terasa hambar.

Tapi, entah bagaimana hanya artinya yang terhubung.

"Aku, sepertinya tidak mungkin menang dengan Sawamura......"

"Tidak, karena tidak menang dengan karakter yang berdiri seaneh itu pun tidak apa-apa"

Meski dahulunya teman masa kecil yang cengeng dan manis......mengapa jadi begitu.

"Menakutkan......saat itu, benar-benar menakutkan, Aaki"

"Hampir mengompol ?"

"Uh......menanyai gadis seperti itu ?"

"Ah, maaf, aku memang terbawa. Lupakan itu"

"Ya, yah, tentu terasa seperti itu......"

"Sayang sekali, kalau eroge kencing adalah ciri khas yang moe, tapi sebagaimana yang diharapkan di galge mengekspresikannya sebegitu saja dilarang. Tidak bisa digunakan sebagai event......"

"......walau Sawamura lebih itu dari yang kupikirkan, tapi Aki itu seperti yang kupikirkan ?"

Dengan demikian, pemilihan pemimpin animator dengan gembiranya kembali ke titik awal.


Bagaimanapun juga, aku wanita yang menerima ajakan[edit]

Lalu, Sabtu lagi.

Atau Sabtu spesial di ujung April. Disebut juga serbuan hari peringatan golden week.

"Pagi......fwaaaa~"

Katou, masih terlambat datang tiga menit di tempat pertemuan yaitu depan stasiun, tetapi tetap datang, muncul dengan cara tampil yang sedikit tempat untuk dibahas.

"Lumayan ngantuk ya"

"Hanya tidur dua jam~"

"Jangan membanggakan singkatnya waktu tidur, agak menjengkelkan"

Pada ekspresi wajah itu, rasa gembira hingga tidak tertidur karena menikmati hari ini, tidak ada.

"Nah, ayo beli tiket kah ? Sampai sejauh mana ya ?"

"Kota Wago"[33]

"Itu bukannya di perfektur sebelah ? Waah, tiketnya mahal"

"Bukannya sudah kukatakan kemarin kita akan pergi jauh"

"Biarpun begitu, tamasya berdua dan menghabiskan waktu lebih dari sejam di kereta itu, kelihatannya seperti kencan kan"

"Tidak"

"Kau benar"

Lalu, tanpa sesal dan tanpa kepura-puraan apa-pun aku menolaknya.

Apalagi yang di sana pun menyetujuinya tanpa menunjukkan sikap yang peduli sama sekali.

Sungguh, bagaimana ya, dalam suatu arti adalah hubungan pertemanan yang ideal.

Atau mungkin, pasangan yang sudah memasuki titik kebosanan. Meski mulai berpacaran pun belum.

"Nah, karena masih ada waktu sebelum keretanya datang, kita singgah ke toserba yuk"

"Selesaikan juga masalah toilet ya. Karena waktu perjalanannya panjang"

"Padahal itu juga termasuk dalam toserba yang kuungkapkan, itu kasar"

"Kalau menurutmu itu kasar, jangan malah membongkarnya......"

Lalu, aku memandang penampilan dari belakang Katou yang berjalan dengan gaya seperti biasa tanpa gelisah.

Memakai parka abu-abu terang di atas tank top putih, dari kulot yang berjumbai, terlihat betis terbungkus stocking berwarna kulit.

Hari ini pun, pakaian setelan yang beda dari minggu sebelumnya kah?

Benar-benar, orang ini punya pakaian yang bagus ya.

Yah, walau aku mengakui ia memang modis, dalam tipikal 2D karakter yang dengan seringnya mengganti pakaian akan memudar. Apalagi gambar berbeda yang digunakan bertambah.

Oleh karena itu, walau menurutku gadis super serius yang berani datang ke sini dengan seragam dan berkata 'Eh ? Masuk akal bukan jika berjalan jauh walau sedang libur memakai seragam ?" dengan wajah serius nilainya tinggi bagi pengguna, atau pun pengembang, bagaimana kalau begitu ?

......meski tidak harus orang yang game otaku untuk memikirkan hal semacam itu, Katou.


"Hee, sepenuhnya membacanya sampai akhir kah ?"

"Makanya aku ngantuk. Buku yang dipinjamkan Aki, semuanya kelima jilidnya"

"Kau, benar-benar baik berteman denganmu"

"Tapi ya, saking menariknya aku tidak sempat tidur. Terima kasih telah merekomendasikannya"

"Be, begitu ya......!"

Di dalam kereta menuju kota Wago, Katou mengatakan itu dan tersenyum dengan kantuk.

Di tangannya, jilid 1 'Koisuru Metronome' yang kuserahkan kemarin.

Ketika kegiatan klub kemarin, aku menyerahkannya sebagai buku PR selama libur berurutan.

"Walau kurasa light novel sepenuhnya ditujukan untuk anak laki-laki, tapi ini karya yang membuat anak perempuan pun menangis membacanya"

"Begitu kan ! Sudah kuduga akan menangis !"

"Walau galge sebelum ini juga begitu, tapi tidak baik ya untuk berprasangka......yah, tapi kalau sampul depannya sedikit lebih mudah dipegang, akan lebih membantu"

"Ka, Katou, orang sepertimu, sudah kuduga......"

Bagiku yang sampai sekarang ingin orang memahami nilai karya ini, paling tidak membaca sekitar satu jilid, reaksi Katou jauh melebihi perkiraan dan ideal.

"Oleh karena itu maaf, tapi bolehkah aku mengembalikannya di akhir golden week ? Kurasa aku ingin mencoba membacanya dengan lebih perlahan nanti, sekali lagi"

"Tidak apa-apa, tidak apa-apa ! Atau harus kukatakan karena sebenarnya tidak dikembalikan pun tidak apa-apa. Bagaimanapun juga karena yang kuserahkan pada Katou adalah untuk penyebaran, aku masih punya 2 set lagi untuk bacaan dan untuk persediaan"

"Be, begitu ya ? Yah, kalau tidak perlu membelinya lagi, terima kasih telah memberiku ?"

"Tidak, tentu saja beli dong ? Kalau untuk penyebaran berkurang, tentu saja akan menambahnya kan ?"

"Be, begitu......terima kasih"

Kata Katou menampakkan senyum kaku seperti sedikit terkejut.

Entah bagaimana sepertinya aku masih belum mengerti perasaan pengikut ketika penyebarannya berhasil.

"Lalu, bagian mana yang bagus ? Tidak, aku juga ingin mendengar kesanmu termasuk bagian yang buruk juga"

"Ah, ya, errmmm, begitu ya, dari mana menceritakannya ya"

"Cepat ! Pendapat sebenarnya ketika gairah setelah membaca belum mendingin adalah yang paling penting ! Nah ceritakanlah !"

"A, Aki......?"

Jika dibandingkan dengan kebahagiaan ketika teman untuk membicarakan karya yang kusukai bertambah, pengeluaran beberapa ribu yen itu rasanya sedikit......


"tidak ~ dalam sekejap saja kita sudah tiba, kota Wago"

"......itu, mungkin bagi Aki begitu ya"

Katou yang turun dari kereta sambil berkata seperti itu, semakin menunjukkan ekspresi lelah daripada pagi.

Memang kurang tidur membawa hasil buruk kah. Barangkali mungkin merasa mabuk di kereta.

Air mukanya pun sedikit pucat.

"Lalu, walau cerita berubah, aliran dari adegan penembakan di jilid tiga ! Itu Dewa kan !"

"Masih bercerita......maksudku sama sekali tidak berubah ceritanya'

"Tapi kau tidak menyangkanya kan ? Tak terduga anak itu akan mendesak masuk dalam cinta segitiga"

"Aku tidak menyangka......kalau topik ini masih berlanjut selama sejam"

"Tidak, tapi jika berpikir untuk bercerita, bahkan tiga hari tiga malam pun bisa kan ?"

"Sudah kuduga biar menghabiskan seumur hidup pun tidak bisa menjadi otaku seperti Aki"

Ketakutan ini, memang nampaknya sudah lumayan lelah.

"Naikkan semangat tanpa mengatakan hal semacam itu ya ? Pokoknya karena tempat yang kita tuju dari sekarang adalah tempat suci dalam suatu arti !"

Ya, justru karena saat itu lelaki harus memimpin.

Perhatian sehalus itu adalah rahasia riajuu, mungkin.

"Tempat suci......itu, kalau dipikir-pikir"

"Oh, kau menyadarinya ?"

Lalu, pada pemandangan yang dilihat ke atas saat melalui pintu keluar stasiun, Katou sedikit menahan nafas.

Di sana, sebagai orang yang datang untuk pertama kali, harusnya hanyalah tempat yang menggambarkan distrik bisnis di depan stasiun biasa, tanpa kenal apa pun.

Tetapi, sebagai pembaca 'Koisuru Metronome', adalah tempat yang membangkitkan perasaan kuat yang berbeda lagi.

"Di sini......"

Alasannya karena di sana, terbentang pemandangan gambar muka berwarna yang meloncat ke mata pertama ketika membuka jilid satu......

"Bangku di taman depan stasiun ini, tempat adegan ciuman terakhir kan ?"

"Ya, begitulah, susunannya terlihat tepat dari sini"

Kemudian, Katou membandingkan dengan ilustrasi halaman 211 jilid 5 yang kubuka.

"Lalu, toko burger di sana itu, tempat kedua heroinenya pertama kali bertemu di jilid 2 kan ?"

"Walau kurasa tidak akan mengerti itu jika hanya melihat gambarnya......"

"Tentu, tetapi tidak berarti informasi hanya dipendam dalam semua ilustrasi"

"Hal itu......"

"Setelah adegan ini, kedua orang itu melintasi penyeberangan dan langsung tiba di stasiun kan ? Artinya hanya toko ini yang di seberang jalan dari stasiun memenuhi kondisinya !"

"......bagaimana bisa mengecek sampai tempat sedetail itu"

Lalu, Katou bergumam tanpa melihat tulisan pada halaman 148 jilid 2 yang kubuka.

Oi, pastikan dengan tepat lah.

"Lalu, masalah pokoknya dari sini adalah......toko buku itu yang terlihat dari ujung jalan"

"Ah, begitu ya......itu yang di jilid satu ?"

"Ya, toko buku Joubundou di mana protagonis dan main heroine ditakdirkan bertemu......tujuan hari ini adalah ke sana !"

Lalu, aku menunjukkan dua lembar tiket yang terselip di halaman 48 jilid 1 pada Katou.

Karena inilah, ada tujuan nomor satu, pada akhir hari ini......

"Tapi, akhirnya ia berpisah dari gadis itu kan"

"......yeah"

Kejutan perkembangan yaitu protagonis memilih heroine satu lagi yang muncul dari jilid 2 itu, ketika penjualan jilid terakhirnya di internet pun cukup menimbulkan kontroversi......


"Aduh, kalau ada sesi tanda tangan katakanlah dengan tepat dong"

Kata Katou sembari berbaris dalam antrian di event floor lantai 3 toko buku Joubundou, menatap dengan teliti pada tiket bernomor yang diserahkan padaku.

Di sana, ada tanggal hari ini dan tulisan 'peringatan penjualan jilid terakhir Koisuru Metronome sesi tanda tangan dengan Utako Kasumi' dicetak dengan desain yang sederhana yang dibuat dengan baik menghabiskan satu jam dengan word processor.

Memang, pekerjaan toko buku kecil dan menengah yang tidak terbiasa mengadakan event dengan teratur.

"Tidak, karena tidak kukira akan menyukainya hingga seserius itu mungkin akan ditolak......"

"Maksudku, apa logikanya 'oleh karena itu tanpa mengatakan tujuan akan mendampingi' ?"

"Nah, lebih cepat kan daripada orang yang menjelaskannya ?"

"......aku ingin kau lebih memperlakukan gadis 3D dengan penting seperti 2D"

"U, uhm"

Entah bagaimana hanya sedikit merajuk. Meski seharusnya tidak seperti ini.

Kalau seperti ini bagaimana jika bergumam 'Ka, karena kau perlakukanlah semaunya !" dan sebagainya, sambil pipi memerah dan menghadap ke arah lain ?

......tidak, jika posisinya teman masa kecil atau kawan buruk itu jadi flag, kalau teman yang ditemui tidak sampai satu bulan hanya diakui sekedar sub chara.

Yah, tapi Katou......

"Biarpun begitu cukup bagus mengambil tiket bernomornya. Apalagi dua lembar"

"Itu, karena termasuk makan siang dan ongkos kereta untuk dua orang. Lalu tiga jam perjalanan pergi pulang"

"Walau aku pertama kali mengikuti sesi tanda tangan, memang menemui orang yang membuat karya yang kunikmati itu menaikkan semangat ya. Terima kasih"

"Begitulah ~!"

Alangkah orang baik yang lekas mengerti......sungguh, dipenuhi rasa aman yang tidak perlu.

"Jadi, Utako Kasumi ini orang seperti apa ? Apa Aki tahu ?"

"Ah, yaa......sebelumnya pun saat penjualan jilid dua ada sesi tanda tangan di sini"

"Sudah kuduga menurut namanya, seorang wanita ?"

"......yeah. Bagaimana pun juga kau akan segera mengerti"

"Setelah selesai membaca, kucoba mencari 'Utako Kasumi', tetapi yang keluar teratas adalah fansite pribadi, nampaknya orangnya sendiri tidak punya blog atau twitter ya"

"......begitulah"

"Kenapa ? Demam ?"

"Tidak, mm......karena bagaimana pun juga sebentar lagi materialnya akan jadi jelas, sungguh tidak apa-apa"

"? Aki ?"

Padaku yang tiba-tiba pipi memerah sambil bergumam menghadap ke arah lain, Katou mendongak dan menunjukkan wajah yang sepertinya ragu.

Yah, tentunya otaku menjijikan 3D yang tiba-tiba terbangun ke tsundere hanya bisa dikatakan sebagai menjijikan.

"......sebentar lagi akan mulai"

"Ah, benar"

Sementara kami membicarakan hal-hal seperti itu, sepertinya lewat sebelas menit dari waktu mulai yang ditentukan, wanita setengah baya yang nampaknya pramuniaga muncul di lantai itu.

Ketika penjelasan semacam petunjuk yang membosankan sekitar lima menit dari pramuniaga yang nampaknya memang tidak terbiasa mengadakan event itu berakhir, partisi di bagian tengah lantai itu terbuka dan Utako Kasumi masuk bersamaan dengan tepuk tangan.

Kemudian, sosok itu......

"......sama sekali tidak kelihatan ya Aki"

Sepertinya masih belum mencapai Katou yang terhalang dinding otaku menjijikanorang-orang yang sama denganku.

SaeKano v01 c05 01.jpg

"............tidak apa-apa, saat kita memperoleh tanda tangan kita bisa bertemu langsung"

Sementara sosok pengarang itu sudah kelihatan di mataku yang satu kepala melewati Katou, tapi aku tidak mau melaporkan langsung penampilan itu dengan detail.

Ya, supaya Katou benar-benar memastikan langsung dengan matanya sendiri......

Justru itulah, membuatnya tujuan nomor satu hari ini, karena penampilan material terakhir.

Dengan kata lain......


"......Rinri ?"

"E ?"

"Halo, bertemu lagi di tempat ini......lalu, walau aku sudah mengatakannya berkali-kali hentikan nama panggilan itu"

"Kakak......Kasumigaoka......?"


"Bukan, Utako Kasumi...... di sini"

Hal seperti ini......

Ketika giliranku tiba, dunia di antara Katou dan kak Utaha berhenti untuk sekejap.


※ ※ ※


"Nah, sekali lagi, beliau adalah kak Utaha Kasumigaoka dari kelas 3C"

Sejak masuk sekolah, tidak pernah tergelincir dari posisi pertama dan juga dikatakan jenius sejak sekolah Toyogasaki berdiri.

"Lalu, nama penanya adalah Utako Kasumi"

Gadis SMA aktif pengarang light novel populer muda dan sedang naik daun yang membanggakan karya pertamanya 'Koisuru Metronome' yang seluruh 5 jilidnya sekarang jumlah penjualannya melebihi 500 ribu.

"Lalu, ia Megumi Katou dari kelas 2B"

Sebaliknya, tidak ada catatan khusus.

"Nah, dengan ini perkenalan selesai, setelah itu secara terus terang......"

Oleh karena itu, di sini adalah toko hamburger di halaman 148 jilid 2 karyanya.

"............"

"............"

"Wo~i"

Kebetulan, suasana canggung ini kurang lebih sama dengan keadaan di halaman 148 jilid 2.

Bedanya, tidak ada protagonis di adegan itu......sialan, enaknya protagonis.

"Bentar, bentar, Aki......"

Lalu, Katou yang tidak tahan dengan suasana sebelumnya, berbisik di samping bukannya ke depan.

"Nah, makanya tidak ada alasannya berbicara padaku kan"

"Tapi biarpun begitu aneh kan"

"Yah, walau tentu aku pun mengakui adanya keanehan dalam karier orang ini, tapi membicarakannya di depan orangnya sendiri apa tidak kasar"

"Yang aneh itu Aki"

"Makanya, padahal kukatakan tidak boleh membicarakan keanehannya di depan orangnya sendiri~"

Dasar orang yang tidak bisa membaca suasana ! Apa ia tidak merasa aku menyedihkan ?

"Ilustrator populer juga pengarang terkenal......yang di sekitar Aki itu, kenapa hanya ada orang-orang seperti ini ?"

"Tidak, begini ya, karena di situ ada Katou yang tidak punya keistimewaan apa pun bukannya keseimbangannya jadi pas"

"Karena sekarang bagiku tidak apa-apa. Maksudku kau tidak perlu menggunakanku dalam lelucon dengan paksa"

Tidak, tetapi bukan karena terpaksa, memang menyukainya. Kau meremehkan kelemahan karaktermu sendiri Katou. Atau, menaksirnya terlalu tinggi dalam situasi ini ?

"Bukannya sudah kukatakan ayo membuat doujin game dengan menggunakan orang-orang hebat ini ? Dalam artian sebaliknya, mustahil"

Kalau kombinasi nona besar klub seni dan jenius nomor satu di sekolah, tidak cukup pemeran.

Kalau kombinasi ilustrator doujin populer dan pengarang terkenal di bisnis, tidak cukup peranannya.

......bahasa Jepang itu, sulit ya.

"Tapi, aku tidak ada kenalan lain yang sepertinya bisa menulis karangan atau gambar"

"Apa-apaan itu, nampaknya tentara yang hanya bersenjatakan 2 misil nuklir

"Tapi, kalau dengan dua peluru itu bisa membasmi musuh uoooooorgh !?"

"Uwaa ?"

Teriakanku yang seperti dikalahkan jadi sampah terendah, ditimpa oleh suara terkejut Katou yang seperti meratapi rendahnya pendapatan tahunan.

Yah, walau kiasan itu sama sekali tidak ada artinya, yang ingin kukatakan adalah......

"......mau sampai kapan bercumbunya ? Di depan mantanmu"

"Kalau kau menganggapnya bercumbu hentikan perbuatan yang mengundang kesalahpahaman semacam itu ! Lalu, hentikan mengatakan omong kosong sembarangan itu !"

Terkait perbuatan kak Utaha yang menyimpang yaitu menghilangkan kehadiran dan menyelinap ke seberang Katou, dengan kata lain sisi kananku, lalu tiba-tiba mengembuskan nafas ke telinga.

"Maksudku untuk apa sampai datang ke tempat ini Rinri ? Segitu inginnya memamerkan pacarmu yang sekarang ?"

"Makanyaa karena kau kan orang yang lumayan terkenal di kota ini"

"Tidak apa-apa, karena tidak ada yang memedulikannya. Misalnya lihat, trio lelaki di dekat jendela itu, kalau tidak salah mereka orang-orang yang barisan terdepan ketika sesi tanda tangan"

"Bukannya itu memilih sampel yang paling berbahaya ?"

Wah, ditatap lekat-lekat sambil menahan nafas......

"Tapi, kurasa sebagai pengarang yang masuk berita karena terkait masalah laki-laki seperti itu akan menjual, bagaimana menurutmu ?"

"Itu sudah bukan pemenang penghargaan Fantastic lagi, apa kau mengincar penghargaan Naoki[34] ?"

Cercaan bohong jahat yang membuat bahkan aku gemetar...... ini juga suatu ciri khas yang kuat.

Tetapi, orang yang di depan mataku ini, beda dari Eriri, entah terbang ke suatu mana aku tidak tahu, tapi bahkan bahaya pun aku siap.

Yah, tapi dalam situasi ini sebaliknya, ada dilema yaitu jadi tidak bisa mengikuti karakter yang terlalu kuat kejahatannya.

"Meski begitu, ketika mengatakan sebenarnya adalah perawan langsung tidak diperlakukan seperti karakter moe ?"

"Sungguh, karena perawan yang dibuat-buat diserang ? Atau bagaimana cara membuktikannya itu !?"

Lihat, seperti ini.

"Ei, hey, Aki"

"Katou......aku tidak tahu kesan seperti apa yang kau miliki sejauh ini, tapi sekarang, orang jahat yang berada di depan matamu itu tidak lain adalah kak Utaha Kasumigaoka sendiri"

"Eh~ aku tidak memikirkan hal sejahat itu"

"Tapi kau merasa ada gap dengan kesan yang kau punya kan ?"

"I, itu, yaah"

Dengan bukti itu ekspresi Katou menjadi datar.

Keistimewaan orang ini ketika memiliki berbagai tempat untuk di-tsukkomi......dengan kata lain, ketika karakter Megumi Katou berdiri, sangat sedikit waktunya.

......tetapi, biar menjual karakter yang tanpa ekspresi pun, tidak bisa menyaingi kakak kelas bermulut rampus di hadapan mata adalah bagian yang menyakitkan.

"Soalnya kak Kasumigaoka itu adalah orang yang legendaris di antara adik kelas, karena hanya diketahui dari level gosip saja......"

"Ya, ya, hal yang sebenarnya yaitu pendusta yang melakukan kejahatan untuk kesenangan yang mulut dan kepribadiannya adalah bencana besar, sedikit pun tidak akan terpikirkan ya"

"Walau sudah dicaci olehku sepertinya kau masih lapar ya Rinri. Benar-benar, sifat khas masokismu dari dulu tidak berubah ya"

"Lihat, seperti ini !"

Meski biasanya tenang dan pendiam, hal itu hanya karena ngobrol itu membosankan, ketika sesekali membuka mulutnya hanya keluar entah lelucon cabul, pernyataan mengejutkan, atau pernyataan kontroversial.

Sambil menyembunyikan posisinya sebagai pengarang, tetapi kepribadian gelapnya itu ditampilkan apa adanya.

Simbol yang dikagumi di antara adik kelas yang hanya memandang dari jauh, simbol teror di antara guru atau teman sekelas yang hancur berkeping-keping karena berada di dekatnya.

Itu adalah......

"Itu jangan-jangan, mantan pacar Aki ya"

"Jika memercayai kata-kataku barang sedikit, kurasa kau tidak akan menyimpulkannya begitu Katou"


"Lalu, akhirnya kenapa datang ? Susah-susah ke tempat wanita yang telah dibuang dahulu"

"Makanya sudah cukup material mantan pacarnya, hentikan kak"

Meski susah menanganinya di galge karena model heroine yang seperti ada hubungannya dahulu itu akan menghancurkan keseimbangan game di galge orang ini......

"Heh, percobaan baru terhadap rencana galge sebelumnya bukan, bagaimana pun juga"

"Apa ? Harusnya kakak sudah mengerti kan ?"

"Pokoknya, bagian yang keras kepala dan sulit menyerah terhadap apa pun itu adalah kelemahan fatal yang merupakan kekurangan terbesarmu"

"Bukannya aturannya adalah memasukkan antara kekuatan atau kelebihan dari yang satunya ?"

Apalagi, bersamaan dengan mengatakan kalimat itu senyum seperti 'mau bagaimana lagi' luar biasa liciknya.

"Intinya kalau seperti itu masalahnya tidak datang secara sengaja hingga ke tempat ini pun......"

"Karena sebenarnya, setengah bagian dari tujuannya adalah sesi tanda tangan"

"Eh......"

Lalu, segera setelah kutunggu-tunggu kuambil bungkusan kertas kecil dari kantong.

"Kak, selamat telah menyelesaikan Koisuru Metronome......hampir satu setengah tahun, terima kasih atas kerja kerasnya"

"Te......rima kasih"

Pada ucapan selamatku itu, walau kurasa agak kasar tapi kak Utaha sepertinya terkejut, dan menunjukkan sedikit ekspresi malu-malu dengan polos.

Gerakan kecil seperti ini, karena kekasaran yang biasa, terlihat sedikit lebih manis.

Tapi, orang yang teperdaya pada gap sekecil itu berotak galge yang tak tertolong lagi. Seperti aku.

"......lalu, kenapa figure bishoujo model halus ini ?"

"Nah, karena pas menarik dua lembar undian pertama, hadiah C terulang"

"......begitu, terima kasih. Aku akan menghargainya"

"Langsung membuangnya setelah mengatakan itu kenapa ?"

Tapi, saat berikutnya berakhir tanpa membingungkan lebih jauh lagi karena kak Utaha langsung mengeraskan ekspresinya.

"A, anu, Kak Kasumigaoka......bukan"

"......kakak saja tidak apa-apa. Ermm, Katou kan ?"

Lalu, ingin memasuki lanjutan situasi haus darah itu kah, atau tidak terlalu berpikir dalam-dalam......yah, mungkin Katou yang terakhir, mengumpulkan sedikit keberanian dan berbicara pada kak Utaha.

"Selamat atas penjualan jilid terakhirnya. Meski saya mulai membaca dari jilid satu untuk pertama kalinya kemarin, karena menarik langsung membaca semuanya sekalian"

"Terima kasih, atas pujian isinya tipis dan ringan hingga dapat membaca kelimanya dalam satu malam"

"Selain bukan pujian, ia juga tidak mengatakan itu"

"Eh, anu......terima kasih atas tanda tangannya hari ini"

"Ah, eh, eehh......"

"Sebenarnya, karena saya untuk pertama kalinya mendapatkan tanda tangan......jadi akan menjaganya dengan sangat hati-hati ya ?"

"Katou......"

Lalu, tanpa berkecil hati pada sinisme itu, pada Katou yang secara mengejutkan berbicara jujur, rasanya kak Utaha tidak biasanya jadi sedikit terdesak.

Tetapi......

"Maaf, tapi kembalikan buku itu"

"Eh, kenapa seperti itu......"

"Kakak, biar bagaimanapun itu......"

Meski demikian, kata-kata Katou tidak bisa memenangkan hati kak Utaha kah......

"Karena aku akan menulisnya ulang juga. Makanya, kembalikan sebentar, ya ?"

"Eh, menulisnya ulang itu, apanya......?"

"Eh, apa-apaan tanda tangan ini !? Walau tidak bisa dikenali karena hurufnya seperti cacing menggeliat, kalau dilihat baik-baik tertulis 'gatou shouji' kan !"

Kebetulan, kalau bukuku yang ditandatangani dilihat baik-baik tertulis 'buriki'......

"Yah, daripada itu"

"Apanya yang daripada itu ! Kalau dipamerkan kepada teman akan memalukan !"

Memang aku tidak menyadari tidak hanya mulut, tapi gerakan tangannya pun sejahat ini.

"Terima kasih ya. Telah datang ke semacam acara sesi tanda tangan pengarang tidak laku ini"

Lagi-lagi hal yang sama sekali tidak bisa dipercaya itu dengan tidak tahu malunya......

"Tidak begitu. Hari ini pun banyak orang yang datang kan ?"

"Be, begitu ?"

"Ah, ya"

Lalu, kalau aku yang mengerti lelucon mencela diri sendiri akan mengalirkannya dengan sesuai, tetapi Katou yang membalas dengan jujur adalah orang yang lebih murni dan baik daripada yang kuduga.

Yah, tapi kemungkinan sekedar tidak bisa mengikuti lelucon pura-pura kak Utaha itu tidak bisa ditolak.

"Apalagi di internet pun kelihatannya luar biasa heboh"

"Ya, kelihatannya terbagi jadi dua faksi heroine dan saling bertengkar"

Itu, karena cinta segitiga yang kau tulis saat-saat terakhir......

"Tidak, karyanya itu sendiri pun luar biasa dipuji. Saya lumayan sering melihat suara yang terbaik dalam love-comedy baru-baru ini"

"Te, terima kasih"

"O, ou"

Gawat, tiap mendengar pujian menghabisi tanpa membunuh Katou, kotoran hati kak Utaha dan aku makin dipertegas.

"Di atas semuanya, saya menemukan fansite yang luar biasa antusias......mungkin kakak juga pernah melihatnya karena muncul teratas ketika mencari dengan nama pena"

"Fansite......"

"U......"

"Artikel pengatar yang ditulis administrator bernama TAKI di sana pun sudah panas......maksudku terlalu dibanjiri dengan cinta terhadap karya itu"

"Begitu, dibanjiri ya......"

"............"

Kemudian, kak Utaha memandang sekilas ke sini dengan semakin canggung.

"Orang itu terlalu menyinkronkan dengan protagonis, setiap jilidnya berlanjut heroine favoritnya berubah. Seperti tergila-gilanya sampai bisa tertawa kalau dilihat"

"Begitu, bisa ditertawakan ya......fufufu"

"A, aha"

"Walau cuma kebetulan ketemu dengan hal yang bisa memanaskan itu, entah bagaimana jadi sedikit iri ya"

"Begitu, membuat iri ya......fufufu"

"Ahahahaha"

Kemudian, mau bagaimana lagi, terpaksa aku hanya bisa menampilkan senyum kering.

"Seperti itu, membuat pembaca tergila-gila sejauh itu, bukti ada kekuatan di karya ini bukan ?......ah tapi ini pun pendapat si administrator, ahaha"

"Fufu, fufufuu"

"Aha, ahaha, ahahahahaa"

"......seaneh itu kah ? Cerita tadi"

"Tidak, menurutku itu cerita yang sangat bagus lho ? Fufufuu"

"Ti, tidak aneh, tidak aneh......ahahahaha, haa"

Ya, benar-benar cerita yang bagus.

Dibandingkan dengan Katou biasanya, luar biasa dalam dan membara.

Ya, sama sekali seperti pembicaraan otaku. Terlepas dari itu pujian atau tidak.

......hanya saja sayangnya, dasar pemikiran episode adalah itu.

"Tapi sayang sekali kesannya pada jilid terakhir belum dibuat. Aku jadi tertarik dengan bagaimana yang dirasakan sang administrator terhadap adegan terakhir itu......"

"Begitu kan, Rinri"

"Maaf baru-baru ini aku lupa menulisnya...... karena awal minggu pasti akan kubuat"

"............eh?"

Ketidaknyamanan kami, saat itu, telah mencapai klimaks.


"Itu situsnya Aki !?"

"Yeah......"

Administrator TAKI itu Tomoya Aki adalah semacam teka-teki yang sangat sederhana......maksudku hanya notasi romaji. Sadarilah Katou.

Tidak, walau aku mengerti sudah mengatakan yang tidak-tidak, aku juga punya rasa malu.

"Ja, jadi, Kak Kasumigaoka dan Aki itu, benar-benar berpacaran......"

"Tidak, tunggu, kenapa kembali ke situ ?"

"Tapi, Aki itu dengan kata lain fans nomor satunya kak Kasumigaoka bukan ?"

"Kalau fans antusias bisa berpacaran dengan pengarang itu khayalan otaku tau !"

"Tapi, kau tidak merasa kenalan nyata ini kalau ditambah dengan latar cerita akan bertambah kenyataan? Seperti 'Betapa erogenya itu?'"

"Jangan mengobarkan kondisi yang melibatkanmu sendiri kak......"

Maksudku kalau eroge memang khayalan otaku.

Lalu, walau cuma lelucon karena seorang pengarang hentikan kenyataan yang nyata itu.

"Tapi, semakin didengar semakin berasa suasana seperti ada yang terjadi di masa lalu itu imajinasi kah ?"

"Karena hanya sedikit yang terjadi di masa lalu ! Hanya sedikit tergila-gila pada karyanya, sedikit membuat situsnya, pengarangnya satu tahun sedikit di atas pada sekolah yang sama"

"Ah, saat pertama pun tentu kau mengatakan hal yang mirip dengan itu kan. Hanya ujungnya"

"Aku juga tidak memasukkan ujungnya tahu !? Eh bukan, aku tidak mengatakan apa-apa !"

Aku sudah tidak tahu lagi harus ke mana menghadap dan memusatkan diri pada pertahanan.

"Jika jadi keberatan seperti ini, pengecut kau, bocah otaku. Kau juga sebaiknya berhati-hati ya ?"

"Anu, itu jangan-jangan ?"

......daripada itu serangan dari kanan jelas lebih berat.

Aneh, meski kedudukannya seharusnya sama denganku kenapa jadi seperti ini ?

"Ketika membuat cerita cinta, pada akhirnya jadi perlu pengumpulan bermacam-macam material dalam arah itu kan ? Aku pun tidak dalam usia mengumpulkan pengalaman hidup manusia sebanyak itu"

"Ha, Hal-hal semacam itu ?"

"Pada saat seperti itu, ketika bocah yang menyebut dirinya fans yang bergairah muncul di depan mata, membicarakan mengenaiku dengan panas, tanpa disengaja aku akan goyah bukan ?"

"Yang dibicarakan bukan kau, tapi karyamu......"

Karena inilah aku tidak suka 3D......

"Apalagi, ketika dikatakan oleh editor karena pengaruh situs yang dikelola bocah itu, jumlah yang terjual bertambah 30%, tidak semenyesal itu kan ?"

"Si, situs itu punya pengaruh sekuat itu !?"

"Itu perhitungan dan menjijikan"

Perasaan masalah yang akan datang ini paling buruk......

"Dengan perasaan seperti itu, meski aku sepenuhnya OK, si Rinri ini......"

"Karakter yang berada di sini semuanya tidak lebih dari 18 tahun kan !"

Hentikan, sudah hentikan......lebih dari ini sudah.....

Ketika cerita lebih dari ini berlanjut ke arah yang lebih gawat, dihentikan oleh editor.

"Pe,pertama-tama karena perawan atau perjaka[35] tidak bisa menggambarkan cinta itu kabar angin ! Tetapi justru karena pengguna perjaka hanya bisa tertarik pada ledakan khayalan, ideal dan dambaan ke zona kurang pengalamannya perawan perjaka itu perawan tidak tahu ! Karena cuma menganggap serius tawa cemoohan lelaki yang telah berhubungan seksual itu tidak ada gunanya ! Sekalian, karena jika pengarangnya perawan pengguna semakin tenggelam dalam khayalan satu tingkat di atasnya itu paling hebat ! Lalu seandainya dijadikan anime sampai pengisi suara heroinenya juga perawan semakin......!"

"Aki, Aki, pergi ke mana......"

"Sebentar lagi waktu yang pas untuk stop dari editor......"

Lebih dari ini sudah......


"Karena itu, Katou pun berhati-hatilah"

"Eh, apanya......?"

"Walau mungkin sekitar setengah tahun memanjakanmu, ketika tahun depan tiba langsung ke wanita lain......atau maksudku bingung memilih target produksi selanjutnya ? Lelaki ini"

"Maaf, maaf, karena aku akan memperbarui situsnya hentikanlah menyebarkan kabar angin lebih dari ini"

Bahkan meski aku selesai membaca 10 kali sembari mengalirkan satu liter air mata jilid terakhirnya, perlakuan ini......

"Ya, menyukai benda baru, pandai memanas-manasi orang, terlalu akrab, keras kepala, walau dalam suatu arti grup doujin terbaik, itu dengan kata lain sebagai manusia terendah artinya"

"Perlakuan grup doujin biar bagaimana pun itu keterlaluan......"

Tapi pendapat grup doujin terbaik itu sebagai manusia terendah itu aku sama sekali setuju.

"A, anu, kak Kasumigaoka......"

Lalu, Katou yang rasanya kebingungan mendengarkan pembicaraan kami sampai sekarang, pada akhirnya membuka mulutnya juga.

"Itu, terbatas pada Aki kali ini, tidak ada hal seperti itu kan......"

"Ka, Katou......cih"

Terlebih lagi, kapal bantuan yang menuju ke arahku......

"Kenapa kau merasa begitu ? Memang punya dasar yang bisa dipercaya macam 'Aku kan super dicintai ~ kasian kakak yang ditinggalkan (lol)' itu ?"

"Karena aku memohonnya tolong jangan merusaknya dalam berbagai cara......"

"Tidak, pertama-tama, sebenarnya Aki tidak punya rasa tertarik padaku"

"Aku pun mengatakan itu padamu Katou......"

Ketika kurasa sudah mulai mendayung, tidak ada hal seperti itu.

"Kenapa kau merasa begitu ? Apa kau tidak curiga 'Ia selalu berpura-pura dingin padaku, tapi cara menyembunyikan rasa malunya itu kelebihannya ~♪'"

"Eh, begitu ya Aki ?"

"Hentikan menjawab seperti tak disangka-sangka itu dengan polos"

Paling tidak, aku ingin ia memberikan ekspresi 'Ti, tidak, apa-apaan yang kau pikirkan bodoh !', tapi yah Katou......

Aku merasa lega pada jawaban yang seperti biasa, sekalian mengembuskan nafas panjang yang lain.

"Anu, Katou......"

"Ya ?"

Tetapi bagi kak Utaha, "Katou yang biasanya" itu sepertinya sedikit mengejutkan.

"Nah, kenapa kau menemani jalannya yang tak masuk akal ? Apa levelnya memanaskan kepala 'Ayo membuat galge yang menjadikanmu heroine' ?"

"Anu, kak......tidak, sudahlah"

Yah, oleh karena itu bagian tidak terpengaruh satu pun ketajaman mulutnya itu seperti yang diharapkan.

"Mmm, sepertinya lumayan menarik, juga lumayan senggang"

"Kau bersimpati dengan gairah sensor( ) yang diberikannya pada membuat game ?"

"Kenapa di tengah obrolan seperti memaksa tertawa ?"

"Walau bukan karena alasan seperti itu tapi, aku tidak sepesimis kak Kasumigaoka atau Sawamura kali yaa?"

"Rencananya akan berhasil menurutmu ?"

"Ya~a, walau aku tidak terlalu mengerti......tapi kalau kemampuan untuk mengambil tindakannya Aki, barangkali akan jadi sesuatu yang menarik bukan ? rasanya itu"

"Jadi......kau percaya padanya ?"

"Eh, pada Aki ? Kenapa ?"

"Makanya bagian yang penting itu jangan menatap bingung dengan manisnya"

Paling tidak, aku ingin ia memberikan ekspresi "Eh ? I, itu......hal yang bodoh kan !? Tidak bisa dipercaya ! Orang yang mudah terbawa suasana, sudah bodoh mesum pula seperti ini !", yah biar bukan Katou pun tak mungkin kah ?

"Hei Rinri. Gadis ini sepertinya tidak bisa marah ya ? Apakah strategi 'Aku akan menjadikanmu sebagai heroine......karena itu, setelahnya mengerti kan ? Fufufu' ? berguna dalam kondisi seperti ini ?"

"Pertama-tama, karena strategi itu tidak bisa berdiri"

"Begitu ya......makanya diprovokasi seperti ini pun tidak membalas kah ? Padahal seorang teman masa kecil akan ngamuk habis-habisan kan"

"Anu, meski aku bertanya tentang hal yang tidak relevan, teman masa kecil itu......"

"Kalau tidak relevan jangan bertanya !"

Saat itu untuk pertama kalinya aku rasanya mengerti bagaimana perasaan putus asa wasit ketika harus memberikan kartu kuning kepada pemain di kedua tim.


※ ※ ※


"Sudah sepenuhnya gelap ya......"

Lewat jam delapan malam, bulan mengambang di lembah gedung depan stasiun Wago.

Itu seperti malam ketika cinta segitiga di jilid terakhir 'Koisuru Metronome' diselesaikan......

"Hey, Tomoya"

"............"

"......Tomoya ?"

"........................eh, ah, aku !?"

Dengan ini kujelaskan bahwa keterlambatan jawaban tadi karena tenggelam dalam sentimen melihat bulan, bukan karena pertama kalinya hari ini namaku yang sebenarnya dipanggil.

"Benar, kau berniat menjadikan gadis itu heroine ?"

"Hal itu......ya, hmm"

Sama ketika berangkat, selama menunggu Katou yang singgah di toserba, aku dan kak Utaha sekarang ngobrol asyik tentang main heroine yang tidak ada di sini sekarang.

"Karena kau menyukainya ?"

"Eh, a, ah, ya, itu benar"

"......perasaan luar biasa asal saja itu sangat mengobarkan rasa tidak tenang"

"Tidak, tentu awalnya kukira cinta pada pandangan pertama......tapi......"

Ya, oleh karena itu rencana ini lahir tak salah lagi adalah kebenaran.

Hanya saja, dari tengah jalan motivasinya entah bagaimana menghadap ke arah yang aneh.

"Dengan kata lain, hal yang akan kau lakukan yaitu sekedar tindakan kompensasi......dengan menjadikan gadis yang 'mungkin' kusukai, rasa estetisku tidak salah dan tenggelam dalam rasa berpuas diri, begitu ?"

"Gyaagh......"

Sama-sekali tidak ada kata-kata untuk membalas......

"Yah, bagaimana pun juga, kalau seperti ini aku dan Sawamura pun tidak bisa bekerja sama kan"

"Kak Utaha......"

"Sebenarnya ini bukan cerita tentang tidak senang dengan bergantung pada wanita yang sudah lama ditinggalkan saat ini, hanya saja, karena terlalu banyak kelihatan hal yang tidak cukup......"

"Percakapan ini tidak akan muncul kalau setengah bagian awal tadi tidak dikatakan dengan sengaja kah ?"

Padahal tidak ada fakta bahwa aku pernah berpacaran dengannya.

Kalau seperti ini, kak Utaha yang dilengkapi dengan ciri khas terkuat mantan pacar juga sifat jahat jadi satu-satunya pilihan yang mungkin.

"Tapi Katou juga baik sebagai bahan mentah, selama karakternya berdiri entah bagaimana......"

"Bukan dalam arti itu"

"Lalu, bagaimana......?"

"Oh, yang tidak cukup di kalian adalah......"

Saat berikutnya, di telinga kananku, berembus nafas dengan fuuh.


"Maaf membuat menunggu~......eh, kak Kasumigaoka ?"

".......katanya pulang duluan"

"Tidak apa-apa ?"

"Ya, tidak apa-apa"

Sampai ketika pergi, Kak Utaha hanya penuh dengan kejahatan, kebohongan dan lelucon cabul.

Tetapi, benar-benar di saat-saat terakhir, memberikan kesempatan dan nasihat yang tulus.

Konsesi terbesar yaitu, "Hanya sekali lagi, aku ingin mendengar ceritanya".

"Katou......"

"Ng ?"

Makanya, sudah tidak apa-apa.

"Karena ada yang kulakukan"

"Aki ?"

Hal yang dikatakan kak Utaha, meresap dalam daging dan tulangku.

Tetapi, mengenai hal itu tidak ada prospek solusinya sekarang.

Oleh karena itu, aku hanya bisa melakukannya seperti sampai sekarang.

"Makanya kau jangan khawatir. Karena aku akan melanjutkan rencana ini, pasti"

Aku, hanya menyelesaikannya......

"Ah, ya......tapi sebenarnya tidak lanjut pun tidak perlu dipikirkan"

"Kurasa memerhatikan motivasiku biar sedikit pun tidak apa-apa, Katou"


Selanjutnya, setelah itu......

Dalam kereta pulang, selama satu jam aku terus-menerus ditatap tajam oleh kak Utaha yang duduk di bangku di depan.

Karena biar tadi kukatakan seperti itu pun, hanya ada satu kereta tiap 30 menit, jadi naik kereta yang sama mau bagaimana lagi......


Pria 31 Agustus #Kreator yang memiliki kesadaran diri RT[edit]

"Fwaaaah~"

"......ngantuk ya"

Setengah golden week berakhir, Hari ini Selasa, hari kerja singkat yang terjepit di libur berurutan.

Suara parau yang familiar menggangguku yang mendambakan tidur berharga yang terpaksa beraktivitas di tengah waktu istirahat.

"Begitulah, begadang"

"Ya ampun, di tengah liburan kau masih mabuk kerja paruh waktu ? Kali ini judul apa yang dipersembahkan ?"

"Sayangnya bukan kerja paruh waktu"

Ngomong-ngomong persembahan ini, intinya tidak salah lagi adalah keadaan di mana kerja paruh waktu diperlukan karena ada 5 judul anime kali ini yang diputuskan untuk membeli seri BDnya......

"Kalau begitu, pas libur ke mau Akiba kah ? Kalau kau tidak kerja paruh waktu palingan cuma makan anime dan game dari pagi hingga malam kan ?"

Lalu, pada kata-kata yang kelewat tidak dipikirkan itu, aku nyaris langsung marah-marah.

Hari libur, dari pagi aku mengurung diri di kamar, dalam keadaan menyembunyikan semua jam dan ponsel, entah betapa pentingnya waktu yang berlalu ketika cuma memainkan sambil ketawa-ketawa game yang menumpuk dan anime yang direkam, saat-saat yang sangat bahagia......

"Tidak bisa, walau tidak kerja paruh waktu tapi aku sibuk"

Tapi, karena sekarang bukan saatnya menceritakan pokok permasalahan itu aku mengalirkannya.

"Aha, baru-baru ini berpacaran ya, maaf. Mau dijadikan istri ya ?"

"Kenapa mencurigainya sebagai istri bukannya pacar?"

Lalu, selagi aku menatap tajam padanya, kupandang sekilas tempat duduk di ujung koridor.

"Tidak, sebenarnya kalau pacar pun aku sama sekali tidak ada masalah. Kalau ada anak seperti itu, kenalkan ya. Karena kalau Tomoya, kurasa pasangannya entah cosplayer, calon pengisi suara, atau fujoshi ? Panggil juga temannya dan adakan offline gathering ya ?"

"Walau berbagai macam yang ingin kubahas, tapi jika hanya satu yang dikatakan dengan berani itu pesta pergaulan kan"

Biarpun begitu, seperti biasa, tidak ada gosip sedikit pun antara aku dan Katou.

Meski bersama tiap hari termasuk akhir pekan, dua minggu sampai minggu kemarin, seharusnya di sekolah pun berkali-kali disaksikan hanya berdua saja.

Hobiku mungkin tersebar ke seisi sekolah, tapi ini sepertinya sama sekali tidak seperti itu.

Artinya, mungkin orang itu pun, dalam suatu arti, ada sesuatu yang aman.

Atau malah tidak ada sesuatu yang berbahaya......

"Tuh, lonceng pertama, nanti ya Tomoya"

"Ya, sampai nanti"

Ngomong-ngomong teman sekelas yang berbicara tadi adalah Kenji Miyoshi, bukan Yoshihiko sebelum ini.

Di galge pun, kalau tidak menyiapkan gambar yang berdiri satu-satu, teman laki-laki tanpa arti seperti ini akan bertambah dengan mudahnya.


"Latarnya adalah kota kastel di dunia fantasi multidimensi......"

Kelas sepulang sekolah terasa suram dengan rasa tidak enak karena langit ditutupi awan tebal.

"Lalu, heroinenya adalah idol pemula yang debutnya menunggu di depan mata......"

Dari luar jendela, terdengar kerasnya suara tetesan hujan tak berarti yang menghantam lapangan.

"Ngomong-ngomong, protagonisnya kamerawan dan manajer lepas......"

Di ruangan yang penuh dengan kegaduhan bahkan suara kecil pun tak terdengar itu, suaraku sebagian besar tenggelam.

"Ah, kebetulan ketika heroinenya hilang ingatan dan berkeliaran di kota, ditemukan oleh protagonis dan mereka hidup bersama, itulah ceritanya......"

Cara berceritaku yang penuh kesan seadanya, menghilang bersamaan dengan keluarnya dari mulutku.

"Rasanya seperti cerita dimulai dengan suatu hari, lewat perintah dari pimpinan kantor heroine itu dipopulerkan sebagai idol, dengan rasa itu......"

"Hey......"

"Parameter heroinenya vokal, tarian, penampilan, keanggunan, semangat, daya tarik pada lawan jenis, moralitas, bermacam-macam......"

"Anu......"

"Lalu, dengan cara mengembangkan parameternya, pekerjaannya di ending juga berubah bermacam-macam......"

"Sebentar......"

"Sudah jelas ada S-Rank idol, atau jadi putri yang jatuh cinta setelah pertama bertemu sang raja, tapi kalau salah cara melatihnya juga bisa jadi pelacur atau penipu, ah, tentu saja ending menikah dengan protagonisnya......"

"Sudah cukup ! Diaaaaam ~!!!"

"Wow, jangan mengeluarkan suara kencang seperti itu. Akan mengganggu sekitar"

"Pertama-tama karena di luar terlalu ribut suaranya sama sekali tidak terdengar !"

".......yeah, begitulah"

Saat itu, kilat yang cantik dan petir dengan kerasnya bergemuruh di kelas.

Hal itu ketepatan waktunya luar biasa bagus seperti benar-benar menyamakan dengan teriakan kemarahan Eriri......

"Pokoknya sudah pulang saja. Kali ini pun waktu yang sia-sia tanpa cela hingga luar biasa"

"Oleh karena itu tunggu. Bagaimana pun juga rencana yang belum selesai kujelaskan masih menggunung......"

"Kalau dengan tingkatan sekarang sudah lama terjadi longsor"

"Eh~"

Padahal seharusnya setelah ini masih ada rencana tie-up dengan daerah setempat, eksploitasi rare card, gacha, kombinasi sistem premium......bukan, mimpi yang berlanjut.

"Saat kukira akankah jadi sedikit normal dari presentasi sebelumnya......kenapa proposal ini hanya bajakan campur aduk baru dan lama macam-macam game simulasi latihan ?"

"Walau sebelumnya pun hampir semuanya bajakan......tapi genre material aslinya berbeda"

"Sudah tidak jadi penjelasan apa pun, itu cuma pengakuan kejahatan lainnya kan !"

Nah, berapa banyak latar game yang bercampur aduk kali ini?

"Biarpun begitu......kali ini masih sangat cenderung ke sistem"

Kata Kak Utaha tadi yang sepertinya sendirinya pun terkejut.

"Cih......"

Eriri terdiam cemberut tidak jelas sama seperti sebelumnya.

"Tidak, karena katanya kakak memiliki seri baru, aku ingin mengurangi beban skenarionya"

"Yah, tapi isinya yang tidak pantas dibicarakan ini sama sekali tidak ada bedanya dengan yang sebelumnya sih"

"......walau aku memikirkannya, nampaknya perhatian itu tidak perlu"

Akhir pekan sebelumnya, yang memberikan kesempatan sekali lagi padaku dengan pola seperti jatuh hati dengan senyuman baik setelah penghinaan, tidak salah lagi memang orang ini.

"Walau kali sebelumnya terasa seperti ditinggalkan sekitar jam sepuluh malam, kali ini rasanya perjuangan keras sampai jam tujuh pagi. Bagian yang terlalu kacau-balau akibat berpikir dengan otak yang tidak bekerja di tengah malam"

"Eh~"

Tapi hal itu sepertinya untuk memenuhi nafsu S menyiramkan tawa keras padaku yang dibuat merayap di tanah sekali lagi.

"Lalu, bagaimana Rinri ? Tapi kalau kau katakan ini usaha yang berusaha sampai batas kemampuanmu, pencapaian sekuat tenaga yang ampasnya pun tidak keluar lagi, akan kucoba untuk membaca seluruhnya sedikit lebih serius lagi lho ?"

"......karena aku membawanya lagi tolong lihat lanjutannya"

Argumen kuat orang berkemampuan tinggi dengan kepribadian buruk itu, mengapa membuat orang merasa sesengsara ini......

Sambil memikirkan itu, untuk mengalihkanku dari kekecewaan, dengan tangan sendiri kucoba menggumpalkan kertas proposal yang kumal......memang jika dipikir lagi bagian belakang kertasnya dapat digunakan akhirnya kumasukkan dalam tas.

Ah, akibat berhenti di tempat yang aneh aku jadi memperbanyak stress yang tidak perlu !

"Tunggu sebentar, mungkinkah masih berniat untuk membuat kami menemani ?"

Kali ini ditutupi oleh suara yang sepertinya bosan dari arah yang berbeda.

"Justru karena memohon, aku membawa draf final kali ini"

Tapi yah, walau ia pun orang berkemampuan tinggi dengan kepribadian buruk, karena tidak terlalu mempunyai kepintaran yang logis aku merasa tenang dalam arti seperti itu.

Ah, bukan berarti aku mengatakan karena lemot jadi mudah ditangani.

"Ya, kira-kira sekali lagi ayo kita temani ya Sawamura. Bagaimana pun juga setelah libur berurutan berakhir toh kau tidak mengikuti event untuk sementara kan ?"

"Hanya saja aku, tidak suka dipaksa menemani yang tidak berguna semacam ini dan membuang waktu hidup yang berharga"

"Dengan kata lain, kau takut hidupmu dibuat berantakan oleh Rinri ?"

"Aku tidak takut ! Tidak, aku tidak ingin menghabiskan kehidupan busuk sebodoh dan segila ini !"

"Meski bukan aku yang mengejek tapi kenapa mengarahkan serangannya padaku......"

Benar-benar, orang ini karena lemot jadi susah ditangani.

"......benar kali ini yang terakhir ? Tidak ada yang berikutnya ya ?"

"Serahkan padaku. Pernahkah aku berbohong sampai saat ini ?"

"Tak terhitung dengan daftar teratasnya DVD minggu kemarin"

"Menyejajarkan lelucon dan bohong itu kasar, Eririn"

"Jadi begitu, artinya yang sekarang bukan bohong tapi lelucon. Yang mana pun juga memang pantas mati itu aku mengerti"

Hrmm, walau menurutku itu panggilan yang paling manis di antara 17 nama panggilan yang kuberikan sewaktu SD. Paling tidak, lebih daripada Eringi atau Eriringowww.

"Karena itu, kapan batas waktu kesempatan terakhirnya, Rinri ?"

"......aku akan selesai menulisnya selama libur berurutan, akan kubawa saat hari pertama setelah habis libur berurutan"

"Maa, jadi saat itu ya. Kalau sesenggang itu mau bagaimana lagi"

Biarpun begitu, pembuatan batas waktu ini sebenarnya lumayan bermurah hati.

Bagaimana pun juga, masyarakat lagi golden week. Dari sekarang hingga akhir libur berurutan ada satu minggu penuh.

Waktu yang cukup untuk membuat sebuah proposal doujin game, bukan bisnis.

"Kalau begitu, berikutnya pada akhir libur berurutan......"

"Ah, lalu Rinri"

Aku yang mau meninggalkan ruang audiovisual bersama dengan tekad, sekali lagi dihentikan oleh kak Utaha.

"Ada apa ?"

"Hari ini, gadis itu ?"

"......ts"

Ketika ditanya itu, aku sedikit lega, tapi segera kehilangan kata-kata.

"Ah, ngomong-ngomong hari ini tidak ada ya......siapa namanya"

"Bukannya kalian sudah berteman......?"

Lega di sini karena dengan susah payah akhirnya mengakui keberadaannya.

"Yah tentu, aku mengerti kalau Sawamura tidak ingin menerima keberadaan anak itu......"

"Hah ? Aku tidak mengerti maksudnya itu ! Pokoknya aku tidak suka berbicara denganmu karena selalu saja memutuskan seaneh itu !"

"Hei kalian, benar-benar......tidak, ah sudahlah"

Titik temu kedua orang ini harusnya cuma aku......tapi aku pun tidak bisa tidak berhenti berpikir.

"Ah ya, ya, aku ingat, Katou, Megumi Katou~ , apa tidak datang?"

"Katanya libur berurutan ini ia dan keluarganya bepergian......ke Hokkaido"

Karena ceritanya sudah tidak akan berlanjut hanya dengan semua balasan seperti 'Emangnya kamu anak kecil ?' kuputuskan mengabaikan sikap Eriri.

"Eh~ apa ? Sudah putus kah Rinri ?"

"Tidak, sebenarnya bukan i......eh, walau putus, sama sekali tidak jadian"

"Yah, walau Tomoya itu dari depan seperti gampang jatuh cinta, adalah sampah terendah yang gampang sadar ya"

"Tunggu sebentar di mana contoh semacam itu !?"

"Karena setahun lalu, dengan seorang pengarang light novel......"

"Sungguh, kau itu tipe yang lumayan pendendam ya Sawamura"

"Tidak, kakak juga jangan menggodanya seperti......"

Yah, daripada itu......

Hari ini, di tempat ini, tidak ada Zashiki Warashi seperti biasanya.

Esok pun, lusa pun......sampai sebelum akhir batas waktu, sepertinya tidak akan menemuinya lagi.


※ ※ ※


"Eh ? Apa ? Maaf, tidak terlalu kedengaran"

"Kau di Sapporo kah ? Sepertinya lumayan ramai ya"

Lalu Rabu malam.

Akhirnya memasuki bagian kedua libur berurutan golden week dari esok, yaitu bagi kami, hari yang boleh untuk paling meriah di bulan Mei.

"Makanya kataku tidak terlalu kedengaran. Lalu kapan batas waktunya ?"

"Makanya awal minggu depan. Seluruh libur berurutan"

"Eh, itu......"

"Ah, sebenarnya tidak apa-apa, daripada itu nikmati saja"

Lalu, obrolan antara aku yang seperti tidak peduli dengan libur berurutan, dengan Katou yang sudah memasuki libur berurutan, yang agak sedikit tidak pas.

"Yang itu maaf ya, walau waktunya lumayan penting, aku libur dari sekolah"

Suara Katou di gagang telepon yang terselip dalam keramaian lokal, sedikit sulit ditangkap.

Atau, bagiku, rasanya seperti tidak cukup usaha untuk mendengarnya dari dirinya sendiri.

"Itu perjalanan terakhir seluruh keluarga lengkap kan ? Itu lebih penting bagimu"

Dari sehari sebelum kemarin, Katou libur dari sekolah, pergi untuk perjalanan satu minggu ke Hokkaido.

Saudara perempuannya yang menikah musim panas tahun ini mengusulkan, hanya dari uang calon suami saudara perempuannya, hanya keluarga Katou, perjalanan terakhir keluarga.

"Di samping itu, keadaanmu sudah diputuskan sejak tahun lalu kan ?"

"Um, yah, begitulah"

......kisah semengharukan itu, kemarin, aku mendengarnya bukan dari Katou sendiri melainkan teman sekelas.

"Keadaanku kuputuskan sendiri kemarin, walau Katou memedulikannya ya apa boleh buat"

Hanya saja, masing-masing hanya bergerak dengan keadaannya sendiri.

Teman yang hanya dikenal satu bulan sebelumnya, apalagi lumayan punya rasa wajib menemani dengan keegoisan yang tidak masuk akal itu, benar-benar, sama sekali, sedikit pun tidak mungkin ada.

"Errr, benar tidak apa-apa ? Bisa tepat waktu sendirian ?"

"......makanya kenapa mengkhawatirkan hal semacam itu ?"

"Tidak, soalnya, Aki......"

Meski begitu, sampai jijik dengan suaraku sendiri itu menyedihkan.

Sampai membuat Katou mengeluarkan suara khawatir itu, menyedihkan.

"Pertama-tama, biar ada pun tidak ada yang bisa kau lakukan"

"Ahaha, yah, tapi sepertinya memang begitu ya ~"

"............"

Kesunyian dalam sekejap pun, menyedihkan.

Meski aku juga yang mengarahkan Katou jadi terpaksa mengatakan itu.

Tapi, Katou yang menjawab seperti itu, keringanan seperti sampai sekarang itu, agak......

"Aki ?"

"Ng ? Apa ?"

"Mungkinkah......"

"Maksudku segera kuakhiri ya. Karena untuk sementara aku ada batas waktu"

"Ah, ya......tapi ketika kata seperti itu keluar, akhirnya mulai bergerak juga, jadi kepikiran~"

"Tidak, dalam level saat kritis entah dibuat mulai bergerak atau tidak itu tidak ada pilihan lain"

"Ahaha, begitu juga ya......aku percaya, Aki"

Percaya......ya.


'Sebelum ini juga sudah kukatakan Rinri......kau, sebelum memotivasi kami, ada yang dilakukan bukan ?'

'Yang dilakukan, itu......"

'Gadis itu, kalau tidak menjadikan Katou serius tidak ada artinya kan ?'


Tidak boleh membuatnya percaya......bergantung, kalau tidak salah katanya.


'Yang paling tidak cukup di gadis itu, bukan karater, tapi motivasi'

'Yah, itu pasti'

'......tapi tentunya sebagai karakter pun aku mengakui ia sulit'

'Mengakuinya adalah pengesahan dari pengarang'

'Tapi soal itu, bisa diimbangi dengan motivasi sampai taraf tertentu kan ?'

'............'

'Untuk membuat bersinar heroine yang tidak mau bersinar, biar aku jenius pun tidak bisa mengubahnya kan ?'


Tidak adanya rasa keberadaan di dirinya itu, karena tidak ingin menunjukkan keberadaannya.

Ketiadaan motivasi itu, ditutupi dengan kebaikan persahabatannya, yang berlebihan.


'Dengan kata lain, kalau dilibatkan lakukan dengan serius......begitu kan ?'

'Ah, kalau itu......'

'Dahulu, pada suatu event, kalimat itu dikatakan orang yang berlagak menggelikan dengan lumayan bodohnya'

'Eriri......'

'Yah, tapi sejak saat itu ia bersumpah "siapa yang akan mendengarkan permohonanmu ?"'

'Apa-apaan berpura-pura cerita sebaik itu yang sebenarnya cuma pelindung ?'


Karena dengan gampangnya dilibatkan, mau menemani apa pun......

Justru karena jika berusaha walau sedikit untuk menariknya jadi dengan gampangnya berjalan sesuai keinginan, jadi lupa bahwa ia tidak bergerak dengan kemauannya sendiri.


"Yang mengingatkanku, oleh-olehnya butter sandwich tidak apa-apa kan ?"

"Kumohon yang makanan favoritmu 2 kotak. Ah, karena kau yang bayar sekotak saja"

"Ahaha, aku mengerti......ah, tapi tanggal kedaluwarsanya ini satu minggu lagi ? hampir saja ya"

"Sebaiknya beli di bandara pas hari terakhir kan ?"

"Ah~......yah, begitu ya"

Tapi tidak apa-apa......

Pada mulanya aku berniat menyelesaikannya sendiri, aku mengerti kalau tidak ada kemungkinan berhasil selain itu.

Oleh karena itu, sejak saat ini pun, aku harus berusaha.

Karena proyek ini, awalnya dari hasratku saja, karena untuk memenuhi hasratku saja.

"Kalau begitu dah, Katou......"

"A ! Maaf, hanya satu lagi"

"Apa ?"

"Menurut Aki......yang mananya yang bagus padaku ?"

"......hah ?"

Katou yang tidak terlalu memberikan kecukupan diri, dengan pertanyaan yang katanya terakhir, mulai mengatakan hal yang tidak bisa dimengerti lagi.

"Ah, tidak, makanya ? menyenangkan saat melakukan hal semacam ini ~ atau, suka hal semacam ini ~, ah, atau sebaliknya, mana yang buruk ~ itu juga tidak apa"

"......Kau, sebenarnya lagi di rumah sakit saat ini ? Lalu, tepat sebelum menghadapi operasi sulit yang tingkat keberhasilannya 20%?"

Apa-apaan pertanyaan yang seperti tepat sebelum memasuki normal endingnya heroine penyakitan itu.

"Tidak, walau aku pun tidak berbohong sedramatis itu......bagaimana ?"

Yah, tapi, Karena Katou yang biasa itu diperiksa silang seperti ini pun sama sekali tidak bingung, sepertinya tidak ada tujuan yang benar-benar penting.

"Begitu ya......mmm, yang mana pun menyenangkan, lumayan"

Dalam beberapa hari ini, mengobrol di kafe, main game semalaman, bersama-sama melakukan perjalanan jauh, jika dipikir secara normal, berapa banyak sudah melakukan event yang hanya bisa dianggap seperti pasangan yang baru jadian.

Justru itu, hari-hari yang mewujudkan khayalan otaku menjijikan.

Alasan ini tidak menyenangkan......

"Jadi, tidak ada yang tidak memuaskan ?"

"Tapi yah, kalau aku boleh mengatakan hanya sedikit keinginan......"

"Kalau boleh mengatakan ?"

"......lebih menindas sedikit lagi, juga tidak apa-apa"

Meski demikian, hanya sedikit yang kubocorkan.

Hingga bisa mengalirkan maksud sebenarnya dengan mulus, tanpa melebih-lebihkan seperti biasanya.

"Errr, maksudnya itu, kau ingin aku jadi lebih jahat ?"

"Sama sekali tidak. Pokoknya dua orang yang seperti itu sudah cukup"

"Ng~......jadi apanya yang tidak ?"

"Nah Katou, makanya itu intinya......"

"Ah sudahlah, nanti akan kupikirkan sendiri"

"Apanya ?"

"Dah Aki"

"Ah......"

Katou yang diseret-seret sampai sekarang, hanya di akhir dengan tiba-tiba memutus percakapan secara sepihak.

......apa yang dipikirkannya katanya ?


※ ※ ※


Lalu hari berikutnya.

Kamis memasuki paruh kedua libur berurutan.

Hari ketika percobaan kembali kami mulai bergerak dengan serius pada akhirnya.

Judul:
Belum ditetapkan


......meski segera waktunya matahari condong ke barat, file teks yang ditampilkan di notebook yang ada di hadapan mataku, hanya berlanjut dua baris.

Apalagi selama itu, sudah 7 kali aku menjatuhkan diri ke tempat tidur.

Tapi, dengan kemauan kerasku, paling tidak aku tidak menyentuh remote control jahat untuk menyalakan anime atau game.

......yah, sebagai gantinya jadi lebih dari 10 jilid komik selesai kubaca.

Yang kupilih di saat seperti ini, mungkin aku sudah cenderung ke karya yang sampai kuingat kalimatnya dengan sempurna, yang seharusnya sudah lebih dari 10 kali kubaca sampai sekarang......


Judul:
Belum ditetapkan
Konsep karya:
Prolog:
Daya tarik karya ini:
Penokohan :
Heroine A (Nama belum ditetapkan)


Hari menjadi gelap, langsung lima baris berlanjut.

......tidak, aku mengerti. Kalau proposal hanya ada data tidak ada artinya.

Tetapi biar sekarang tergesa-gesa pun, tidak berarti ada ide yang keluar dari dalam kepalaku.

Alasannya jelas. Karena baru saja beberapa saat yang lalu, aku makan malam.

Sekarang karena darah yang seharusnya menuju ke otak semuanya terpusat ke perut, menghasilkan ide adalah tindakan yang sama sekali tidak ada artinya.

"Jadi, hanya 15 menit......"

Karena itu, berikutnya aku akan sedikit tidur sebentar, untuk membantu pencernaan.

Sungguh tidak mungkin mengantuk ketika pikiran mulai bergerak.

15 menit......tidak, tidur kira-kira 30 menit, paling baik untuk menyegarkan pikiran.

Jadi, hanya sebentar saja, selamat tidur.


Hari berikutnya lagi.

Hari kedua percobaan kembali kami, Jumat.

"......heh ?"

Dengan kata lain, perkembangan yang mengejutkan yaitu tanggal yang berubah ketika aku bangun......

Apalagi akibat membiarkan lampu menyala, aku tidak merasa telah tertidur pulas.

Atau, mengapa aku merasa seperti lebih ngantuk dari sebelum tidur......

"Fwaaaah~"

Jadi, aku membuka browser supaya tetap bangun.

Sudah waktunya mengecek pembaruan seperti biasa, juga ada berbagai hal yang ingin kuselidiki.

Yah, bagian yang telah tertidur hingga sekarang, mungkin bisa kudapat kembali dengan bekerja keras mulai kini hingga pagi.


"Wah, jam 4......"

Selama waktu yang lebih itu, mungkin aku sedikit terlalu keluyuran.

Berpindah-pindah dari pembaruan situs pantauan yang ditunggu sebelumnya ke twitter, 2chan, niconico, perjalanan di link yang terkait wikipedia. Tetapi itu tidak sia-sia. Bagaimana pun juga, ada hasilnya menyerap informasi yang sangat bisa dipakai.

Apalagi aku tidak lupa aku berpindah ke uncyclopedia[36] dan menyerap material.

Pada aktivitas produksi, usaha terus-menerus seperti ini perlu.

Walau tidak bertunas sekarang pun, ketika suatu saat memulai rencana berbeda, tentu akan berguna.

......yah, tapi ada perbedaan pendapat ketika terpojok seperti ini apa yang harus dilakukan atau tidak pada yang terkumpul itu.

"Jadi, apa yang akan kulakukan......"

Daripada itu, aku harus memikirkan cara menghabiskan waktu yang setengah-setengah yaitu jam 4 pagi ini.

Sekarang kembali ke proposal pun, langsung fajar menyingsing.

Kemudian hari ini, esok dan lusa pun masih hanya pertengahan dari pertarungan yang panjang.

Menghancurkan ritme kehidupan di sini adalah rencana gila.

"Ah, biar terpaksa pun aku cuma bisa tidur......"

Menjatuhkan diri ke tempat tidur, mematikan lampu dengan baik.

Ya, aku tidak akan lagi melakukan kebodohan seperti saat tidur sebentar setelah makan malam.

Sambil menutup mata, dengan cepat kususun kembali jadwal untuk esok dan seterusnya.

Supaya bangun pada waktu yang sama dengan hari kerja biasanya, esok.

Lalu pagi ini adalah percobaan kembali kemarin. Dari siang digabung dengan rencana hari ini, kembali on schedule sebelum malam.

Ya, masih ada waktu.


"Apa......apaan......"

Kenapa sudah siang ?

Kenapa tidak ada yang menyadarinya......bukan tempatnya memasukkan pertanyaan itu.

Karena sumpah untuk bangun pada waktu yang sama dengan hari kerja tidak tergambar pada jam beker.

Sayangnya, ini memang terjebak dalam lumpur.

"......aku akan menggerakkan badan sedikit"

Menggoyangkan pikiran yang kabur dengan bangun, untuk pertama kalinya dalam 2 hari aku turun ke ruang depan dan memakai sepatu.

Menghirup udara luar, harus membangunkan badan.


"Oh, buku baru"

Saat singgah di toko buku di tengah jogging, di rak datar ada tumpukan komik dan majalah yang dijual akhir April, seperti ada gunung harta di sana.

Tapi, sebenarnya ini bukanlah situasi yang tidak dapat diduga.

Penilaian tenang yaitu mungkin inspirasi akan menyembur jika sesuatu yang dicetak memasuki pandanganku.

Justru karena itu, aku susah-susah berjalan kaki ke kota sebelah, sampai toko buku yang komiknya tidak disegel dan boleh membaca sambil berdiri seperti ini......


Lagi lagi hari berikutnya.

Hari ketiga percobaan kembali kami, Sabtu.

......jumlah hari yang berubah sampai batas waktu, dua hari lagi.

"Uwaaaaaaaaaaaah!?"

Meski rasanya aku hanya menjalani waktu sebanyak membaca novel kira-kira 5 halaman, kejutan tanpa disadari 2 hari telah berlalu itu sesuatu yang tak terlukiskan.

Apalagi terkait yang ditampilkan di layar notebook, hanya 7 baris data menyala terang sama dengan 2 hari yang lalu......

Jadi, dari sekarang juga, aku tidak akan membiarkan lagi bahkan lari dari kenyataan.

Pertama mematikan sumber listrik wireless router LAN, menutup pintu masuk ke pantai internet.

Selanjutnya berturut-turut mematikan sumber listrik HD recorder dan TV, melarang masuk ke jalan gunung virtual.

Selanjutnya lagi menghamburkan paket game dan anime yang menumpuk di atas lantai dan tempat tidur (tapi juga bisa disebut mengembalikan kondisi saat meninggalkan begitu saja berminggu-minggu tanpa membersihkan), menyusun persediaan botol kopi di atas meja, menarik kapal yang mengundang ke negeri mimpi.

Nah, dengan ini tidak ada sisanya.

......biar mencurahkan 2 jam untuk persiapan itu pun, ini adalah langkah yang perlu, jika batas waktunya telah lewat seharusnya akan jadi cerita lucu.

Jadi, dari sini adalah pertandingan terakhir......

"......yoshh!"

Aku, menghirup nafas dalam-dalam hanya sekali, langsung menyelam pada pintu masuk satu-satunya yang tertinggal di kamar ini......dunia produksi.


"Aha, ahaha"

Kemudian, tampilan hari di jam dengan gembiranya jadi Senin......

Entah bagaimana, yang kurasa seperti Minggu berlalu dengan cepat, itu bukanlah imajinasiku.

Dengan kata lain, singkatnya 2 hari penuh...... sekitar 48 jam aku menempel di meja.

"Ahahahahah"

Jumlah hari yang berubah sebelum batas waktu......masih, sekitar 0,3 hari ?

File teks yang terbuka di depan mataku sekarang pun, jauh dari evolusi dramatis dari 7 baris......bahkan tidak melangkah maju ke baris 8 hebatnya umat manusia.

Tidak, satu baris pun tidak maju itu memang ungkapan yang salah.

Pengulangan dari berkali-kali, berkali-kali teksnya bertambah, kemudian dengan segera dihapus.

Jika lokasi produksi dahulu, tidak salah lagi bisa menggunung gumpalan kertas naskah di tempat sampah.

"Sisa, satu malam......"


Sudah kuduga setelah sampai sini, kata-kata yang kuhindari itu mengambang di pikiranku.

'Menyerah', memiliki gaung yang manis seperti candu, kata kerja itu......


Sungguh, bukan waktunya untuk masih kebingungan.

Dari sekarang pun, masih ada kemungkinan tepat waktu.

Kenyataannya, untuk beban kerja satu proposal itu satu malam pun waktu yang cukup mungkin.

Sebelumnya, pernah kutanya ke Kak Utahapengarang terkenal kenalanku.

Soal ide produksi, tidak harus selalu sesuatu yang bisa memakan waktu, tapi sebaliknya, hanya bisa membuat kualitas rendahan justru karena tidak ada waktu.

Di dunia, ada rencana dewa yang dibuat dalam satu malam.

Singkatnya, kekuatan imajinasi manusia tidak ada batas dan titik minimalnya......pada akhirnya, cerita terus terang tentang bisa atau tidak bisa tergantung bakat.

Dengan kata lain, yang coba kuterapkan padaku yang menoleh kebelakang......pada akhirnya kata 'menyerah' yang sama dengan tadi, yang sedikit demi sedikit merembes dalam kepalaku.


Dalam satu minggu ini, aku mengerti dan meresap dalam pikiranku soal aku tidak punya bakat.

Yaitu, tidak adanya bakat kreatif seperti yang ada pada kedua orang itu, juga mengenai bakat untuk mengusahakan yang ada pada kedua orang itu.

Tidak, mungkin tidak hanya pada satu minggu ini.

Sebelum awal tahun ajaran baru, ketika tergila-gila di awal pun, pada akhirnya plotnya tidak jalan.

Ketika menemui kembali Katou, bangkitnya keinginan menulis yang pernah hilang pun, yang jalan adalah karya buruk asal jadi yang sampai dihancurkan Eriri.

SaeKano v01 c06 01.jpg

Apalagi, pemilihan temannya juga, memang seperti kata Katou, formasi pertarungan jauh dari kenyataan.

Teamwork kedua orang yang berkarakter buruk dan kepribadian kuat itu, tidak bisa dibayangkan.

......tapi membayangkan penampilan mereka berdua berteman baik itu semakin mengerikan.

Apalagi, apalagi......di atas semuanya, Katou pun kelihatannya tidak tertarik.

Seperti begitu, satu demi satu, dalam sekejap alasan menjejali kepalaku.

Jika hanya bicara jumlah teks, kira-kira sudah lama melebihi jumlah di proposal.


Tiba di sini, entah bagaimana, aku jadi mengerti......

Seandainya aku seorang diri menyerah, semuanya akan bahagia.

Asalkan aku menyerah......


'Menurut Aki......yang mananya yang bagus padaku ?'

'......hah ?'

'Ah, tidak, makanya ? menyenangkan saat melakukan hal semacam ini ~ atau, suka hal semacam ini ~, ah, sebaliknya, mana yang buruk ~ itu juga tidak apa'


Tapi kutanya yang sebaliknya.

Katou sendiri, tidak merasa senang kah ?

Denganku, membosankan kah......


'Er......Katou kan'

'Y, ya'

'Secara normal kau manis'

'Te-terima kasih. Tapi karena cukup tiba-tiba, rasanya tidak ada perasaannya'

'Ya, menurutku juga begitu. Makanya sekarang lupakan saja'

'Apa boleh menambah pesanan ? Perutku sedikit lapar'

'Ya, mintalah yang kau sukai. Hari ini semuanya aku yang traktir'

'Maaf ya, hmm......'


"......ng ?"

Itu, ingatan beberapa hari yang lalu.

Di kafe langsung setelah memenuhi pertemuan kembali yang tidak dramatis dengan 'gadis di atas tanjakan' itu, percakapan kami yang terlalu punya rasa aman.

Tetapi, ini, mungkinkah......?


'Er......Katou kan'

'Y, ya'

'Secara normal kau manis'

'T......ti, tidak, sebentar......eh, eeh~!?'

'Jangan menjawab dengan wajah tidak suka seperti itu. Karena aku memujimu'

'Ta, tapi ya, normalnya, apa kira-kira kau mengatakan hal semacam itu saat berhadapan tepat dengan anak perempuan yang pertama ditemui ?'

'Ah~, memang hal semacam itu kalau lawan bicaranya perempuan mungkin akan mundur ya ?'

'Daripada mundur, itu......'

'Tidak, aku yang kelihatannya tidak punya kesopanan tidak terlalu mengerti ketika mengatakan hal-hal itu'

'Haah, ya, kelihatannya kau sungguh tidak mengerti, sama sekali'

'Bukan, memang aku yang mengatakannya tapi kau tidak perlu menegaskannya tepat di hadapanku'

'Karena, pada awalnya "wajah tidak suka" itu sama sekali salah paham......'


"Eh ?"

Sedikit, moe ?

Padahal coba memainkan sedikit saja percakapannya ?

Hanya kalimat yang kukatakan sedikit lebih seperti anak laki-laki tak sensitif yang tulus.

Hanya Katou coba membalasnya sedikit lebih lugu......

"'Jangan menjawab dengan wajah tidak suka seperti itu......' errr......apa ini ?"

Oleh karena itu aku, mati-matian mengejar saat berdebar itu tiba.

Di dalam kamar, bergema suara sentuhan tuts yang lama tidak berbunyi.

Layarnya, dipenuhi dengan teks setelah beberapa hari.

Apa-apaan Katou.......

Hanya sedikit diusahakan, kau, jadi moe kan.


'Berjanjilah Katou......jangan pulang dulu'

'A,Aki......'

'Kumohon !'

'Yah sebenarnya, karena aku berkata mungkin akan telat ke rumah hari ini sebentar lagi tidak apa-apa'

'Setuju !?'


Sekali lagi, aku bertanya pada diriku sendiri.

Kenapa aku merasa ingin menjadikan Katou heroine galge......

Merasa coba menjadikannya manis, karakternya berdiri, memesona, siapa pun yang memainkan gamenya ingin menjadikannya 'istriku', heroine paling populer seperti itu.

......itu, karena Katou yang sekarang sayangnya tidak begitu, kan ?

Ketika bertemu dengannya, aku merasa takdir.

Meski begitu, takdir itu tertolak karena ia sendiri.

Oleh karena itu, takdir yang dikhianati, kucoba kembalikan ke semula dalam game......


'Kumohon !'

'......sudah kuduga, tidak bisa'

'Be, begitu ya......maaf, aku tiba-tiba mengatakan yang keterlaluan'

'Tsk, benar-benar keterlaluan, aku tidak percaya bisa mengatakan hal itu tiba-tiba !'

'Ta, tapi aku, benar-benar pada Katou !'

'Karena, aku tidak membawa pakaian dalam ganti !'

'......hah ?'

'Piama, sikat gigi, hair dryer juga......kalau begini esok pagi jadi mengerikan !'

'Eh, apa yang kau katakan ?'

"Bukan soal apa yang kukatakan ! Anak perempuan punya macam-macam yang dipersiapkan !'

'Tapi, jika mengatakan hal itu sampai kapan pun berlalu......'

'Makanya......berikutnya, kapan-kapan ajak ya ?'

'Eh......'

'Karena lain kali aku akan membawanya dengan tepat. Persiapan menginap'

'Ka, Katou ?'

'Oleh karena itu Aki......Tomoya juga, mempersiapkannya dengan tepat'

'Pe, persiapan apa......?'

'Panggil namaku......Megumi, siap-siap ya ?'


Begitu ya......akhirnya aku mengerti sekarang.

Aku, patah hati, dengan Katou.

Dengan ditolaknya kesan yang kubayangkan.

Karakternya tidak berdiri, periang, tidak bermain-main dengan otaku, tetapi toleran......

Diperlihatkan "seorang teman" yang terlalu ideal seperti itu, ditolak cintanya dengan baik hati.


'Yang aneh itu Aki'

'Makanya, padahal kukatakan tidak boleh membicarakan keanehannya di depan orangnya sendiri~'

'Ilustrator populer juga pengarang terkenal......yang di sekitar Aki itu, kenapa hanya ada orang-orang seperti ini ?'

'Tidak, begini ya, karena di situ ada Katou yang tidak punya keistimewaan apa pun bukannya keseimbangannya jadi pas'

'Karena sekarang bagiku tidak apa-apa. Maksudku kau tidak perlu menggunakanku dalam lelucon dengan paksa'

Makanya, di dalam game, aku ingin bertemu dengan Katou yang berbeda.

Hal itu, tindakan kompensasi mewujudkan dalam game mimpi yang tidak terwujud di kenyataan......

Bukannya itu dasar produksi yang sempurna ?


'Yang aneh itu Tomoya'

'Kenapa aku !?'

'Ilustrator populer pada pengarang terkenal......apalagi keduanya gadis yang manis !'

'Tidak, abaikan pekerjaan, manis atau tidak manis sekarang tidak ada hubungannya kan ?'

'Tapi kalau gadis ada hubungannya kan ? Apalagi sampai sekarang kau menyembunyikannya dariku ?'

'Biar aku mengatakan hal semacam itu pun, maksudku aku fans karyanya dan pengarangnya tidak ada hubungannya'

'Selain itu, selain itu, kau juga menyembunyikan kalian berdua ada di sekolah yang sama !'

"Makanya, itu yang merahasiakannya yang di sana......'

'Selain itu, selain itu, selain itu, wajah Tomoya ketika membaca buku ini ! Gembira, senang, kadang menderita, menangis......padahal ketika denganku pun, jarang memberikan wajah seperti itu !'

'Jangan cemburu sampai dengan karyanya lah......'


Begitu ya......

Aku, ingin ngobrol memalukan seperti ini dengan Katou.

Walau obrolan biasa pun menyenangkan seperti ia, tapi, aku ingin lebih, obrolan yang menekan yang tidak seperti ia.

Tidak hanya senang, aku juga ingin merasakan sakit.

Aku ingin jantung lebih berdebar-debar.

Aku juga ingin kecemburuan dan mencemburui.

Sangat moe......


※ ※ ※


"......selesai"

Waktu, jam 7 pagi.

Dari luar jendela matahari bersinar terang, efek suara kicauan pagi pun terdengar.

Bukan, suara burung pipit normal.

Pada Senin akhir libur berurutan yang indah ini, akhirnya itu selesai.

Tidak, daripada disebut selesai derajat penyelesaiannya terlalu rendah, format proposalnya sama sekali tidak teratur.

Bagaimana pun juga, judulnya masih sama 'belum ditetapkan'.

Genrenya pun, setelah selama ini hanya sebaris 'Adventure cinta sejati'.

Penokohannya sebaris 'berdasarkan Megumi Katou kelas 2-B' yang lebih sembarangan dari sebelumnya.

"Jadi juga......ts"

Biarpun begitu, jika dilihat dariku, tidak salah lagi itu sudah 'selesai'.


Dari penjelasan konsep game yang terlalu sederhana berubah seluruhnya, setelah itu teks berbentuk obrolan protagonis dan heroinenya yang terus-menerus berlanjut.

Singgah sepulang sekolah, kegiatan ekskul di kelas sepulang sekolah, main game semalaman, maraton anime, pergi sekolah bersama, kencan liburan, jalan-jalan di depan stasiun, perkelahian di kafe, panggilan jarak jauh dari perjalanan, lalu pertemuan kembali setelah satu minggu dan cerita perjalanan yang terkumpul.

Pertemuan tanpa sengaja, obrolan pertama yang canggung, saat tentram, malam ketika dengan asyiknya bercerita, pagi yang disambut dengan kantuk, 'selamat pagi' yang sedikit kaku daripada sekarang, keterlambatan 3 menit yang sangat dimarahi, tangan terhubung dengan sendirinya, air mata pertama, kesepian yang saling diceritakan, keindahan yang saling diceritakan......

Di kenyataan, event yang tidak satu pun terjadi.

Mungkin saja, hanya dengan sedikit salah menekan tombol eventnya mungkin terjadi.

Jika dilihat dari sekitar, sama sekali membosankan, obrolan yang penuh dengan rasa puas diri.

Tetapi, bagi protagonis dan heroinenya, tidak satu pun yang tanpa makna, pembicaraan yang tak tergantikan.

Yang bisa dikatakan selesai, hanya contoh teks seperti itu.

DIlihat seluruhnya pun, benar-benar bukan proposal game.

Tetapi, ini cukup.

Karena ini game yang ingin kubuat, makanya isinya bisa dikatakan dengan bangga......


"Aku per~gi"

Akhirnya tanpa tidur sedikit pun seperti ini, aku keluar rumah lebih cepat satu jam dari biasanya.

Mengerti jika tidur sebentar saja akan terlelap sampai sore, aku ingin pergi ke sekolah secepat mungkin sekarang di atas semuanya.

Soalnya, karena secepat mungkin, aku ingin memperlihatkan pada kedua orang itu plot yang sudah selesai.

Tidak, hanya sedikit salah.

Sekarang, orang yang ingin kuperlihatkan ini paling awal sebenarnya ada.


Seandainya ia membaca teks yang cuma bisa diidentifikasi sebagai parodi dan seperti berkata 'aku akan menjadikanmu bahan untuk dipikirkan[37]' ini, entah kesan apa yang dirasakannya.

......yah, bagaimana pun juga karena orang itu mungkin aku hanya bisa sedikit mundur.

Lalu, tidak salah lagi akan membalas dengan reaksi tenang berkata macam 'Ini pun tidak ada kan ?'.

Merasa sedikit terlalu rindu setelah satu minggu pada rasa aman dan rasa menghindar itu, aku semakin memberikan tenaga pada kaki yang mengayuh pedal.

Lalu, seperti itu aku belok kiri mengikuti jalan sambil sesaat menambah kecepatan, bidang pandanganku atas-bawah kiri-kanan langsung terbuka saat mendekati turunan tajam.

Dengan kata lain di sana, tanjakan detektif yang biasa......

"Eh......?"

Ketika mulai menuruninya, tanpa sengaja aku mengeraskan suara terkejut.

Bukan karena angin kuat yang tiba-tiba bertiup dari belakangku.

Bukan pula karena bertebarannya daun bunga sakura yang terlalu tak sesuai dengan musim.

Dan tentu saja, bukan pula karena matahari yang terlalu kuning......


Pott, tott......berguling-guling.


"............eh"

Yang lebih besar, lebih dekat dari matahari itu, berhenti di depan mata, putih bulat sempurna, benda bergerak yang telah dikenali.

"Ah, ah~! Berhenti !"

"..................eh"

Lalu dari belakangku, sampai suara kebingungan, yang tidak bisa menaiki angin yang sama sekali tidak bertiup.

"Sudah kuduga, sama sekali tidak bisa dengan cara yang sama ya"

"Ah......"

Yang berhenti tepat di tengah jalan, topi baret putih.

Lalu, yang berdiri diam di atas tanjakan, sang pemiliknya.

"Sudah lama ya. Kita......bertemu lagi. Benar-benar tak disangka. Ya kan ? Ahaha......"

"Ka, Katou......?"

......seperti tiba-tiba, senyumnya yang berseri-seri.

"Eh ? Kau mengenalku dengan baik ya......Tomoya Aki"

Kucoba memanggil namanya, tapi kemudian namaku dipanggilnya......

Tapi, Megumi Katou itu, sama sekali lain dari biasanya.

Senyum itu juga, gaya bicara yang agak memesona juga, isi kata-kata seperti dipenuhi dengan perasaan juga.

Tetapi tidak salah lagi, ia adalah Katou yang kukenal......tidak, gadis saat itu.

Karena, baret putih yang berguling di tanjakan, gaun one-piece putih yang melayang kena angin, kemudian putih......

"Ka, Katou......? Ada apa ini"

Apa-apaan ini......?

Ilusi yang diperlihatkan otakku yang tidak tidur 3 hari kah, atau kenakalan jiwa sakura yang familier ?

"Itu, ini......mengulang kembali takdir"

"Mengulang kembali......?"

Ia yang bergaun one-piece putih, terlihat sedikit ragu-ragu, menyisir rambutnya ke atas.

Tapi, itu lain dari gerakannya yang biasanya.

Tapi, gerakannya luar biasa cocok untuknya yang sekarang.

"Saat itu, meski dengan susah payah bertemu secara dramatis, setelah itu kita jadi tidak dramatis, tambahannya untuk itu ?"

"Tambahan......"

Mengulang kembali, tambahan......mencoba lagi, retry.

Itu, mengingatkanku dengan tujuan seperti yang kudengar entah di mana baru-baru ini.

"Mari kita buat ? Cerita dua orang setelah ini......mari kita buat bersama"

Jangan-jangan, ini......

"Nah, sekali lagi, dari yang beberapa saat lalu ya ?"

Kata Katou di depanku, berkeliling memutar.

Keliman roknya bergoyang dengan lembut, mencuri nafas, hati dan mataku.

"Hee, kau sudah mengenalku......aku gembira, karena kurasa aku sama sekali tidak menonjol"

"Ah, tidak, itu......"

"Aku juga, mengenali dirimu, Tomoya Aki ?"

"Eh......"

"......itu, sudah jelas. Kau lain denganku, orang yang luar biasa terkenal"

"............"

Begitu ya.

Memang, ini......

"Orang yang memanfaatkan keadaan dari kelas 2-B, antusias yang tak tertolong, orang terpopuler di sekolah......"

"......apa-apaan itu, kejam"

"Ahaha, karena bukan aku yang mengatakan itu"

Anak bermasalah, otaku sialan, bahan tertawaan......aku mengerti, ini gaya bicaranya.

Membuang ekspresi terus terang, susunannya menuju ke arah moe.

"Ah, begitu ya......aku harus berterima kasih"

"Tidak apa-apa, itu......"

"Hey, bisa sedikit membungkuk ?"

"Eh ? Seperti ini kah ?"

Oleh karena itu, mengulang kembali.

Permainan peran, untuk pertemuan kembali ideal kami.

"Ng~ sedikit lebih ke bawah. Setinggi pandanganku"

"Be, begini ?"

......ya, ini, sama denganku malam tadi.

"Nah, tutup matamu"

"Na......"

"Cepat !"

"Ya, ya !"

Apalagi, protagonisnya......

"............"

"............"

"............"

"......o, oi, Katou ?"

"Ya ! Sudah boleh buka mata !"

"Makanya ada apa......"

"......pu"

"Pu ?"

"Ti, tidak coco~k !"

"Eh ? Eh ?"

Yang ditunjuk jari Katou......ketika aku menyentuh kepalaku, di sana terasa sensasi bulu kempa.

Ketika kuambil, itu, seharusnya topi beret yang kuangkat dan kukembalikan ke Katou beberapa saat lalu.

"Ahahahahah, maaf, kalau ini aku pun tidak bisa melindunginya"

"Je, jelas saja ! Ini kan barang perempuan !"

"Fufuu, jika dipikir memang begitu ya, fufufufufuu"

"Ka, kauu, terlalu banyak tertawa !"

Mengambil kembali baret yang menutupi kepalaku, masih tertawa sembari kembali memakainya sendiri.

"Maaf maaf, kalau begini, aku harus berterima kasih dalam bentuk lain"

"Tidak, makanya terima kasih itu......"

"Nah, karena aku menerima request katakan apa saja"

"......tte, eeh !?"

"......walau aku tidak bisa menjanjikan melakukan apa saja, aku akan melakukan sebisanya ya ?"

Gerakan seperti kenakalan itu, suara yang lebih jernih dari biasanya, senyum dari lubuk hati juga.

Digabung dengan permintaan yang masih sangat bisa dikhayalkan itu, menembus berbagai bagianku.

"Ti, tidak, tunggu sebentar, semendadak ini......"

"Nah, dalam 5 detik. Kalau lewat batal"

Sepenuhnya, ditangkap langkahnya oleh Katou......heroine.

"4~"

"Tu, tunggu sebentar !"

"Ti~ga"

"Padahal kubilang tunggu !?"

"Du~a"

"Makanya, kesiapan mentalku......"

"Saaaa~~~~~~"

"......a"

Tetapi, protagonis yang terus-terusan pamer sampai kapanpun itu tidak menarik.

"Aaaa~~~~~~~"

"............"

Maksudku, kalau begitu ceritanya tidak berlanjut ke depan.

Oleh karena itu, tentunya, di sini......

"~~~~~~~t ! Ha~, ha~, haaaaah~"

"......tidak apa-apa kah ?"

"!?"

Lihat, pilihan time out, tidak disiapkan.

"Kalau begitu, sekali lagi request tidak apa-apa kan ?"

"......ya, silakan !"

"Nah, Katou......"

Oleh karena itu, aku, pada permintaan yang masih sangat-sangat bisa dikhayalkan itu, menjawab dengan request yang masih sangat-sangat bisa dikhayalkan.

"Jadilah, heroine untuk karyaku"

"Eh......"

Catatan kasar macam 'Model main heroine doujin game yang kubuat' tak perlu dimasukkan.

Seperti biasanya, terlalu bergegas dengan materialnya pun tidak perlu.

Sebatas ini, jika kulepaskan perasaan dan kata-kata menyakitkan aku sedikit melakukannya......

"......begitu, ya, baiklah"

"Katou......"

RuteJalannya terbuka.

"Entah bagaimana, sepertinya itu menyenangkan. Aku jadi geregetan"

"Ah......berjanjilah. Kita akan melakukan hal yang menarik berdua ?"

Tapi, itu hampir sama dengan keputusan seketika waktu itu.

Kemudian, aku mengerti, keputusan kali ini adalah akting.

"Sepertinya akan jadi hari-hari yang menyenangkan setelah ini, Tomoya......boleh memanggil seperti itu kan ?"

Biarpun begitu, kejutan yang diterima dadaku terlalu berbeda dari saat itu.

"Nah, aku juga boleh Megumi ?"

"Itu......tetap Katou saja"

"Kenapa ? Tak bisa dimengerti, padahal kau boleh memanggilku dengan namaku sendiri !"

"Masalahnya......karena Tomoya juga dipanggil anak perempuan dengan nama jadi tidak apa-apa, tetapi anak laki-laki yang memanggilku dengan nama, tidak ada yang lain kan ?"

"Tidak mau, kesetaraan gender. Aku harus memanggilmu Megumi"

"Eh, eeh ~!?"

"Bagaimana pun juga, kalau kau tidak suka kupanggil dengan nama akan kuhentikan. Tapi saat itu, panggil aku Aki"

Padaku yang biasa, membuat jatuh hati.

Lalu padaku hari ini, membuat berdebar-debar.

"......jahatnya, Tomoya"

"Terima kasih atas jawaban yang positif, Megumi"

Saat dengan Katou yang seperti itu, menyenangkan, sampai meledak jantung.

Aku ingin melakukannya, tetapi tidak bisa kami lakukan.

......karena percakapan yang ingin kumunculkan lagi dalam game, ada di sini.

"Kalau begitu, dengan ini kontraknya dimulai ya. Setelah ini pun, semoga sukses ya, Tomoya"

"Nah, bukti kontraknya......"

"Eh ? Eh ?"

Lalu, event yang ingin kumunculkan lagi dalam game pun......

"Megumi......"

Kami yang saling tertawa dengan jarak yang hampir tidak ada, semakin mempersingkat jarak.

Ya, sampai "hampir" jadi tidak ada.

"Eh, bohong, katanya tidak seperti ini......"

"Kata siapa ?"

Biar katanya beda pun, apa boleh buat.

"Ka, karena katanya Aki sama sekali tidak bernafsu pada tiga dimensi......"

Bagaimana pun juga, itu karena aku yang sekarang ditambahkan penokohan yang terpikir saat ini.

"Sebentar, sebentar saja, ujungnya......tidak, satu detik saja"

"Kalau melakukannya satu detik saja akan jadi sempurna kan !?"

Maharaja yang sedikit tidak masuk akal. Anak yang sedikit manja. Lalu, sedikit......mesum.

Sungguh-sungguh tidak mirip denganku......mungkin, tipikal protagonis galge.

"Karena itu, hey, tutuplah matamu"

"Eh, tidak, ueeh ?"

SaeKano v01 c06 02.jpg

Tapi, kalau tidak ada jalan lain ya, sudah tidak ada jalan lain lagi.

Bagaimana pun juga, aku tidak tidur 3 hari.

Karena itu, maksudku. Mohon maaf jika khayalanku jadi sedikit liar......

"Apanya yang hanya sedetik dasar protagonis terendaaaaaaaaaaah~~!!!"

"Ugaaaaaaaaaaaa~~~!!!"

Bersamaan dengan suara itu, kejutan luar biasa di leherku dan terdengar suara nyaring rem di telinga.

Yah, orang yang memutuskan melakukan lariat[38] sepeda sambil mengebut dengan kecepatan penuh di turunan curam ini, hanya tetangga yang telah tinggal di kota ini sejak aku masih anak-anak sama denganku......

"Maafkan aku Katou, aku hanya sedikit menduga kalau orang ini riajuubinatang sungguhan[39] yang tidak pandang bulu seperti ini"

Lalu, orang yang membawa contoh yang menggelisahkan seperti ini dengan kata-kata yang seakan-akan mengerti segalanya, hanya seorang pengarang bermulut rampus yang terus-menerus mencari kosakata atau material baru......

Sembari menerima berbagai serangan seperti itu, pelan-pelan kesadaranku mengabur. Terutama karena rasa kantuk.

Ngomong-ngomong, Megumi yang terlihat di pandanganku tepat sebelum aku jatuh......Katou, seperti menutup matanya dengan penuh ketakutan.

......sungguh, kau teman yang terlalu baik.


Epilog[edit]

"Nah, sapu tangan basah"

"O, thank you"

Taman di tengah jalan tanjakan, dekat dari tempat kejadian KO.

Di sana, aku berbaring di bangku, dirawat oleh Katou.

"Ah, aku beli kopi, mau minum ?"

"Jika ditanya yang mana aku ingin Red Bull"

"Bersabarlah karena kalau ke toserba mau tidak mau menuruni turunan"

Terutama, bukan karena kerusakan akibat lariat, kurang tidur.

"Yoish......mmm, geser dikit Aki"

"Uuh, lututku terpaksa menonjol"

"Sebatas itu tidak apa-apa kan"

Sedikit mendorongku yang tiduran, Katou duduk di sisi sempit itu.

Tidur di pangkuan dengan alasan 'karena sempit' di sini aslinya proses membangun event galge, tapi aku yang sudah kembali waras dan Katou yang berhenti berakting harusnya tidak melakukan itu.

Ya, akting katou sudah berakhir.

Sambil menyisakan banyak kekacauan dan moe padaku.

"Nah, Katou"

"Ng ~ ?"

"Kenapa kau melakukan hal seperti itu ?"

"Yang melakukannya Tomoya......bukan, Aki kan ?"

"Makanya bukan penutup di bagian akhir, tapi cerita proses yang sampai ke sananya !"

......biarpun begitu, Katou yang masih sedikit memperpanjang aktingnya, masih sedikit moe.


"Itu, kalau kupikir, bukan aku ya"

"Kalau itu aku mengerti. Karakter aslinya Katou tidak ada di mana-mana"

"......tidak, agak sulit kalau dikatakan sejelas itu. Karena aku pernah memainkannya"

Dengan aku mengerti dari awal aneh, atau, dengan dasar pemikiran telah menyadari, akting Katou saat itu terbuka sepenuhnya.

Apalagi, dengan menyadarinya, sampai mencoba membuatku ikut-ikutan, akting yang bukan bertujuan untuk menipu.

Ya, presentasi kah, audisi kah, semacam itu......

"Desain karakternya Sawamura......yah, karena memang wajah tidak bisa diubah, hanya bisa memainkan pakaian dan gaya rambut saja"

"One-piece itu......"

"Ya, barang saat itu diambil dari lemari pakaian"

"Katou......"

"Tapi bukan hanya itu kan ? Sawamura dengan pas mendesain kembali dan tepat mencocokkannya dengan selera Aki kan ? Konsepnya 'Lebih mini, lebih berjumbai, lebih mirip 2D lagi !' "

"Eririi......"

Abaikan kepintarannya terhadap otaku itu, ketika melihat setelan Katou sekarang dari sedekat ini, aku tidak bisa tidak terkesan dengan kelihaian desain karakter orang itu.

Panjang rok one-piecenya lebih pendek, hingga kaus kaki putih selutut yang tidak dipakai waktu itu.

Apalagi, jika dilihat baik-baik kaus kaki putih selutut itu ada pola renda di bagian pahanya, dengan aksen pita hitam yang melingkarinya, secara luar biasa memperkuat informasi isi zettai ryouiki[40].

Hebat Eriri Spencer Sawamura......wanita yang dilahirkan untuk mengeksploitasi industri moe.

"Lalu, naskah dan bimbingan aktingnya Kak Kasumigaoka......atau pengarang light novel aktif Utako Kasumi kan ?"

"Yah, begitulah"

Meski aku tahu ia penulis naskah tamu di klub drama, orang itu, sampai bisa menulis yang kelihatannya seperti lakon improvisasi ini.

"Kak Kasumigaoka hebat ya. Membuat banyak pilihan dalam tiap percakapan, membuat skenario yang bercabang-cabang hanya dalam satu hari. Tidak kurang dari 50 halaman"

"Ya......"

Sepatah kata dariku yang menyelesaikan proposal hampir 10 halaman hanya dalam seminggu.

"Apalagi katanya hafalkan semuanya dalam sehari......kalau salah benar-benar marah"

Suatu kali, aku memantau geladi resik klub drama......orang ini, bisa tahan diperlakukan seperti itu ya.

Padahal 3 orang anggota klub drama pun tidak bisa tahan.

"Tapi hari ini, aku mengerti kalau ia lebih hebat dari yang kubayangkan......hampir semua berlanjut ke suatu pilihan yang disiapkannya......errm, kecuali yang terakhir"

"Aku, di atas telapak tangannya kah......"

Entah itu kengeriannya sebagai psikolog, atau pengarang......


"Karena itu, kedua orang itu yang merencanakan kejadian hari ini. Seperti versi trial karya yang akan dibuat setelah ini. Tapi aku tidak terlalu mengerti apa yang dikatakan"

"Ve, versi trial......?"

Dengan kata lain, versi gambar sungguhan kali ini yang diperankan oleh Katounya sendiri seperti '※Gambar masih dalam tahap perkembangan. Spesifikasi dapat berubah tanpa pemberitahuan sebelumnya' kah......

"Katanya asal aki tertangkap, otaku di mana-mana bisa tertangkap"

"Ah, gitu"

Dipercaya sejauh itu untuk pemasaran ya, aku......

"Yah, karena itu. Untung ya Aki, kedua orang itu masuk ke klub"

"Tidak, untung ya, bukan itu......"

"Eh~ Kenapa ? Meski sampai sekarang mati-matian mengundang mereka"

"Karena kau, masih belum membicarakannya kan......apa yang dilakukan heroine Megumi Katou ?"

"Eh ? Aku ?"

"Begitulah......habis pakai sihir macam apa, jangankan kedua orang itu dengan cepat menjadi teman, bahkan tiba-tiba membuat versi trial segala ?"

Aku mengerti Eriri juga Kak Utaha benar-benar sibuk.

Apalagi aku juga mengerti mereka adalah jenis orang yang dijamin menghasilkan uang puluhan, atau ratusan ribu yen jika diterima dalam perdagangan.

Meski begitu, hanya dengan sedikit permohonan Katou Megumi yang karakternya setipis ini, dengan tanpa dibayar......

Tapi tidak, sekarang tebal atau tipisnya karakter tidak ada hubungannya.

"Ng~, walau aku tidak terlalu mengerti, sepertinya kalau memohon dengan sopan dengan cepat akan bekerja sama ?"

Apa dasarnya diskriminasi seksual ?

"Maksudku kau, kapan, di mana, bagaimana cara memohonnya ?"

Perbuatan Katou, jika dikatakan dengan gaya galge adventure misteri lama, jika dipikir bagaimana pun juga alibinya aneh. Tidak, sebenarnya dengan gaya suspense drama masa kini juga tidak apa-apa.

"Kau ke Hokkaido kan ? Sampai kemarin"

"Ah, ya ~ lalu ?"

Lalu perjalanan terakhir semuanya seluruh anggota keluarga lengkap katanya.

Karena itu aku, walau Katou tidak ada pun tidak perlu mengkhawatirkan apa-apa.

"Sebenarnya ya, aku pernah membicarakannya, kira-kira 5 hari yang lalu"

"5 hari lalu, kau, saat itu......eh ?"

Saat itu, pasti saat aku sedang memutuskan berjuang seorang diri.

Dengan kata lain......

"Saat menelepon, sebenarnya aku sudah di Haneda"

"......apa ?"

Jika dipikir, keributan di belakang telepon waktu itu......

Tempat sesibuk itu, tidak ada di Hokkaido ya ?

......tidak, sama saja itu tidak sopan untuk penduduk Hokkaido kah ?

"Saat pulang dari sesi tanda tangan......Aki, nampaknya sudah mencapai batasnya"

"Itu......"

Karena masalah klub kita ditunjukkan oleh Kak Utaha.

"Lalu, kalau begini saja memasuki libur berurutan akan buruk. Apa aku tidak berguna dan tidak bisa membantu"

Permasalahan utamanya, apakah Katou serius atau tidak......

"Terus, walau mau pulang, kemudian Aki nampaknya berkonsentrasi. Nah, serahkan rencananya, dan coba sedikit bergerak secara terpisah"

"Jadi, pada kedua orang itu ?"

"Ya, kucoba memohonnya sekali lagi. Kemudian, pada akhirnya, tiba-tiba jadi dibuat membantu produksi dari sisi ini"

"Begitukah......"

"Yah, tapi selain akting hampir semuanya kerja kasar......ah tapi, sesekali aku memberikan ide, maksudku, aku juga bekerja sama memberikan situasi yang sepertinya disukai Aki kan ? Lihat, one-piece itu, topi, atau atas tanjakan......"

'Yang mananya yang bagus padaku ?' waktu itu, digunakan untuk ini kah ?

Aku, pastinya menyerah pada situasi itu.

Tapi, jika begitu, kapan kedua orang itu......?

"Ah, ya ya, sebenarnya beberapa saat yang lalu, ponselku terus terhubung dengan Sawamura. Makanya percakapan itu, semuanya dapat didengar kedua orang itu......"

"............"

Mungkin, ketika Katou muncul kepada kedua orang itu, kurasa aku sadar masalah yang kami takuti dengan cepat terselesaikan.

"Makanya Sawamura saat itu......hei, Aki ?"

"Eh ?"

"Kenapa terdiam ? Masih ngantuk ?"

"Tidak......"

Oleh karena itu, ingin bekerja sama.

Bukan karena aku yang menunjukkan kesungguhan, tapi karena menerima Katou yang ingin menunjukkan kesungguhan.

Lalu, hasilnya, sesuai dengan konsepku, namun jauh melampaui kualitasku.

......ya, tapi dengan kata lain, tidak ada kesalahan dalam pemilihan personelku.

"Hmm, toh dengan ini akhirnya bisa mulai bergerak ya"

"Tapi baru saja mulai"

"Di atas semuanya, aku masih tidak terlalu mengerti apa yang kulakukan"

"Bagaimana pun juga, hanya diputuskan secara umum ya"

"Bicara soal orang di karakternya juga, pengisi suara kah, model karakter kah......atau mungkin, melakukan motion capture[41] ?"

"Tidak apa-apa, kalau Katou......"

"Motion capture kah ?"

"Biarkan aku ngobrol serius kadang-kadang"

"Biar kau berkata begitu pun, bahkan dijamin oleh orang yang mengejek habis-habisan karakter tipis sampai sekarang pun aku tidak punya rasa percaya diri"

"Tidak, kali ini aku mengerti......aku, pada, pada kau......"

"Eh......"

"Karena aku jatuh hati sepenuhnya pada karaktermu !"

"......hah ?"

"Karena kurasa aku ingin mengumpulkan selengkap-lengkapnya jika ada barang yang mempromosikan karaktermu !"

"............"

"Karena kurasa kalau ada dakimakura karaktermu aku ingin tidur setiap hari memeluknya !"

"......anu, kenapa jadi lari ke barang promosi ?"

"Mmm, karena lebih 3D daripada gambar ?"

"A~, ya~ begitu ya ~"

Oh, setelah sekian lama Katou yang datar.

Ya, setelah sekian lama melihat Katou ini pun lumayan baik. Memang, rasa keseimbangannya luar biasa.


"Nah, karena sudah sedikit terbangun, ayo kita pergi ke sekolah ?"

"Ah, iya, Aki, ini oleh-oleh dari Hokkaido"

Kata Katou yang mengeluarkan dari tasnya kue terkenal Hokkaido, Marusei butter sandwich[42].

Itu pun, persis seperti permintaanku, 2 kotak.

"Sebenarnya, karena aku membelinya Rabu kemarin tanggal kedaluwarsanya hari ini......"

Rabu kemarin, hari keempat perjalanan Katou, hari terakhir yang dipercepat.

Dengan kata lain, tanggal kedaluwarsa yang hampir saja ini salah siapa......

"Sudah kuduga, aku pun tidak bisa makan 2 kotak ini sendirian sampai hari ini berakhir......"

"Be, begitu ya, ma......"

"Makanya Katou, dari sekarang kita bolos sekolah dan makan ini bersama di rumahku. Sambil main game dengan santai"

"Eeeeeh ~ !? Tidak bisa begitu ! Itu makanan kalori tinggi tau !"

"......kekhawatiran terbesarmu menjadi gemuk kah?"

Biarpun begitu, memang biasanya terlalu gampang, orang ini.


※ ※ ※


"............"

"......berkali-kali, berkali-kali pun menyesal kau tidak berbalik ya, Sawamura"

SaeKano v01 epilogue 01.jpg

"Kedua orang itu, akankah hari ini turun ke sekolah dengan tepat ya ?"

"Nah ? Bagaimana pun juga beberapa saat yang lalu pun, skenarionya menyimpang sepenuhnya di tengah-tengah dan meloncat ke dunia dua orang"

"......ts"

"Kalau jadi secemas itu, harusnya tidak usah bekerja sama kan"

"Hah ? Aku tidak memedulikan apa itu......maksudku bukan itu masalahnya, dan pertama-tama itu tidak ada hubungannya"

"Kalau entah bagaimana kepribadianmu harus keras kepala pada pada bagian esensial itu, suatu saat kau mungkin akan menyesalinya lho ?

"Aku sudah menyesalinya......satu klub dengan Utaha Kasumigaoka itu, dari semuanya"

"Yang mengingatkanku, sebelumnya kau menolak pekerjaan ilustrasi karya baruku kan ?"

"Pertama-tama mengapa memberikan pekerjaannya padaku ?"

"Itu karena, mengikuti arus terkini, tapi tidak berpengalaman dalam perdagangan, ilustrator naik daun yang benar-benar kuincar. Watak dan kecocokannya sama sekali tidak kuperhitungkan"

"Ts......hal seperti itu yang paling kubenci meski kau selalu saja mengatakan itu"

"Yah, daripada itu, akan jadi apa ya, klub ini"

"Tanpa mencocokkan jadwal, tujuan dan motivasi seluruh anggota akan berjalan buntu dengan pemilihan suara"

"Pemimpinnya membentuk hubungan bersegi banyak dengan seluruh anggota, akan hancur di tengah jalan dengan pemilihan suara"

"Sudah kukatakan aku tidak ada hubungannya kan ? Aku tidak tertarik dengan otaku tipe konsumsi itu"

"Dia yang berhasil mengubah ke otaku tipe produksi mengagumkan......"

"Pokoknya, kalau bukan lelaki yang pergi sampai di depan daun jendela aku tidak tertarik"

"Tidak hanya otaku sendiri tidak baik kan, sebenarnya dari awal tidak ada kandidat riajuu juga adalah dilema gadis bernama Eriri Sawamura"

"Tolong hentikan tertarik pada karakter orang atau mengikutinya"

"Biar kau katakan itu karena menyenangkan ya mau bagaimana lagi, bagianmu yang seperti itu. Jauh lebih mudah dimengerti daripada Katou dan mudah ditulis"

"Tunggu, jangan menjadikan orang sebagai model !"

"Eh~ tapi aku sudah memakainya sebagai rival heroine dalam karya berikutnya"

"Apalagi untuk peran yang ditolak !? Harusnya kau menggunakan dirimu sendiri sebagai model ! Padahal wanita yang ditolak di kenyataan !"

"Ah, tapi, dalam karyaku aku juga tidak mengerti siapa yang dekat dengan protagonisnya......"

"Sudah jangan bicara lagi......dadah, karena aku akan pergi duluan !"

"Sebentar Sawamura, biarlah di belakang sampai stasiun"

"Tidak mau, nanti kakiku gemuk"


Penutup -Cara mengaburkan jejak yang tidak menarik-[edit]

Semuanya salam kenal, ini Maruto Fumiaki.

Saat ini ada kesempatan, aku memutuskan menulisnya dengan Fantasia Bunko. Terima kasih untuk semua bantuannya dari sekarang.

Lalu, ketika aku sedikit meperkenalkan diri, aku sepenuhnya orang baru dalam industri ini, sampai sekarang, tempat pertarungan utamanya adalah yang diangkat berkali-kali sebagai material dalam karya ini 'saenai heroine no sodatekata' yaitu 'eroge', yaitu game yang ditujukan untuk 18 tahun ke atas.

Nah, hal seperti itu pun ada, saat aku memiliki kesempatan untuk pekerjaan kali ini, aku menerima saran dari pemimpin Fujimi Shobo yang aku bersyukur atas perasaan itu.

"Maruto, karena light novel memiliki target kelompok umur yang berbeda dengan pekerjaanmu sampai sekarang, harap berhati-hati pada bagian itu"

"Ya, tentu saja aku menyadari itu"

"Begitulah, pokoknya, harap pikirkan kalau lapisan utamanya kira-kira setengah dari umur targetmu sampai sekarang"

"Se, sembilan tahun ?"

"Apa kau menulis untuk yang benar-benar 18 tahun sampai sekarang kah ?!"

"Eh ~"

Saat itu, walau untuk pertama kali aku mengerti kalau aku dipanggil dengan alias seperti paman-paman 'penulis di atas 30' di masyarakat, tapi meninggalkan home groundku dengan sengaja seperti ini, karena memutuskan menetapkan hati untuk menantang daerah yang belum dikenal yaitu light novel, aku tidak bisa mundur lagi saat ini.

Karena itu, entah bagaimana seperti menuntut kepekaan yang segar, dan lebih muda dari sebelumnya, aku berniat membuat karya yang lumayan bermaterial Showa atau material 90-an tanpa memberikan bau tua......dan gagal dalam 3 hari. Ah, aku harus memasukkan catatan tambahan soal kebingungan dan 'tidak ada lagi toxxmemo setelah selama ini ya......' dsb pada editor.

Lalu, akhirnya, yang bisa kulakukan, dengan tenang menganalisis hal yang tidak bisa kulakukan, mengambil sikap serius 'tidak dikontrol zaman, siapa saja kapan pun membaca bisa menikmati, sebaiknya mengejar ketertarikan yang umum dengan gigih kan ' dsb dan menyelesaikan karya ini, nah, aku hanya bisa menutup mulut dan tertunduk dengan mata berkaca-kaca jika ditanya di mana bisa dicari cita-cita, sudut pandang, dan kesadaran yang setinggi itu dalam ceritamu ini.

Tidak, memang memainkan tokixxmo sekarang pun masih menarik, serius.


Karena itu, terima kasih.

Misaki Kurehito. Walau aku tidak paham entah asal saja atau keajaiban, tidak terpikir sampai anda ikut datang. Aku benar-benar berterima kasih telah mewarnai karya ini. Berkat anda poin penjualan semuanya diserahkan ke sana, aku bisa berlari bebas pada hobi, keuntungan sesungguhnya, dan pengalaman pahitku sendiri. Akan kuikuti seumur hidup.

Hagiwara sebagai editor. Terima kasih atas berbagai macam pelajaran yang diberikan kali ini. Yang tertulis 'rencana judul yang tidak menarik' di memo ide untuk penamaan kuputuskan mengarahkannya ke karya ini. Akal itu tidak hanya kugunakan sebaik-baiknya pada judul, tetapi penutup ini juga. Akan kuikuti seumur hidup.

Kemudian seluruh pembaca yang telah mengambil buku ini......akan kuikuti seumur hidup.

Pada karya kali ini, jika ada satu saja yang bisa dinikmati, yang tak terlupakan, harap tunggu jilid berikutnya dan selanjutnya. Tidak, walau aku tidak tahu adakah jaminan melanjutkannya.

2012, awal musim panas.


Maruto Fumiaki


  1. Kono Aozora ni Yakusoku o (Giga)
  2. Mashiroiro Symphony (Palette)
  3. Otome wa Boku ni Koishiteru (Caramel Box)
  4. Tsuki wa Higashi ni Hi wa Nishi (August)
  5. To Heart 2 (Leaf), Ilfa, Milfa, Silfa
  6. Koi to Senkyo to Chocolate (Sprite)
  7. Maji de Watashi ni Koi Shinasai!(Minato Soft)
  8. plesetan Seitokai no Ichizon, Jichikai (自治会) juga dapat diartikan sebagai OSIS, Dokudan (独断) memiliki arti yang hampir sama dengan Ichizon
  9. Ending yang sering pada manga yang berakhir di minggu kesepuluh shounen jump
  10. plesetan dari Beast King GoLion ?
  11. Nendoroid
  12. Da Capo (circus), ditulis dengan 'kembali ke awal dalam istilah musik'
  13. mungkin plesetan dari Mashiroiro Symphony ?
  14. Yodobashi
  15. toko Lammtarra di Akihabara
  16. Singkatan コンピュータソフトウェア倫理機構, Computer Software Rinri Kikou (Ethics Organization of Computer Software), badan yang bertugas untuk memberi rating, mengatur dan memeriksa kelayakan software komputer, terutama game dewasa http://www.sofurin.org/
  17. Kamen Rider V3, episode 43, lawan atau teman, riderman yang misterius
  18. Mati aja sana, dari Shineba ii no ni (Kaito) !"
  19. Kalimat yang dikatakannya (tanpa Sawamura) sama dengan yang dikatakan Haruki Kitahara di White Album 2 (Leaf)
  20. Nijino Saki dari Tokimeki Memorial (Konami)
  21. Fujisaki Shiori dari Tokimemo
  22. Super deformed, atau chibi
  23. Mario Kart
  24. Miharin, Tatebayashi Miharu dari Tokimemo
  25. Handle name, atau nick name, nama layar
  26. comic1 http://www.comic1.jp
  27. Himekishi Angelica (Silky's)
  28. Katagiri Ayako dari Tokimemo
  29. NEW LovePlus
  30. 3D Custom Girl
  31. Type-moon
  32. Salah satu fitur Tokimemo, di mana gadis yang diabaikan akan menggosip ke teman-temannya dan menurunkan love meter
  33. Salah satu daerah di Kamiichi, distrik Nakaniikawa, perfektur Toyama
  34. Penghargaan Naoki (Penghargaan Naoki Sanjugo) hampir sama dengan Penghargaan Akutagawa dengan target sastra populer dalam format bebas oleh pengarang baru, muda, atau naik daun. Selengkapnya http://en.wikipedia.org/wiki/Naoki_Prize
  35. Dalam artian belum pernah berhubungan seksual
  36. http://ansaikuropedia.org/wiki/%E3%83%A1%E3%82%A4%E3%83%B3%E3%83%9A%E3%83%BC%E3%82%B8
  37. Terutama dalam konteks sebagai fap material
  38. Suatu gerakan dalam gulat yang mengarahkan tangan ke lawan
  39. Juu-nya ditulis dengan kanji binatang (リア獣) riajuu biasanya ditulis dengan kanji puas/terpenuhi (リア充)
  40. Daerah mutlak(絶対領域) bagian kulit yang terlihat di antara kaus kaki (terutama setinggi lutut) dan rok
  41. Merekam gerakan pemeran manusia dan menggunakannya untuk membuat animasi karakter digital dalam model 2D atau 3D, http://id.wikipedia.org/wiki/Motion_capture
  42. Salah satu oleh-oleh populer dari Hokkaido, diproduksi oleh Rokkatei http://www.rokkatei.co.jp