Saenai Heroine no Sodatekata (Indonesia):Jilid 1 Bab 2

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Walau karakternya kurang menarik, kepribadiannya asli[edit]

"............"

"A-apa ?"

"Er......Katou kan"

"Y, ya"

"Secara normal kau manis"

Kafe di jalan pulang sekolah, matahari terbenam semakin condong ke barat dari beberapa saat lalu.

Di tengah perhatian banyak orang, aku berpura-pura memenuhi pertemuan kembali yang dramatis dengan gadis takdirku...... dengan teman sekelasku Megumi Katou, yang sebenarnya sudah menghabiskan setengah bulan sekelas dengannya, aku menceritakan kata-kata yang cukup membuat ternganga.

"Te-terima kasih. Tapi karena cukup tiba-tiba, rasanya tidak ada perasaannya"

"Ya, menurutku juga begitu. Makanya sekarang lupakan saja"

"Apa boleh menambah pesanan ? Perutku sedikit lapar"

"Ya, mintalah yang kau sukai. Hari ini semuanya aku yang traktir"

"Maaf ya, hmm......"

Aku menghirup kopi sementara memandang ekspresi Katou yang mengalihkan matanya dengan cepat di menu.

Kemudian aku kembali menegaskan kalau kata-kata yang kuungkapkan tadi bukanlah kebohongan.

Pastinya Megumi Katou itu manis.

Parasnya teratur, tinggi badannya tidak tinggi tidak rendah, kulitnya lumayan halus, yang menonjol cukup menonjol, yang berlekuk pun, cukup berlekuk.

"Anu...... apa Ogura Toast ini ?"

"Enak ?"

"Maaf, pesan Rare Cheesecake"

"A, ya"

Akan tetapi, kenapa.

Saat ini, meski tepat di depan wajahnya menyebut 'manis'......yang tergantung situasi mungkin bisa dianggap mengambil sikap penembakan itu, aku sama sekali tidak berdebar-debar......

Apa-apaan ini ?

Ada rasa aman ya Katou ?

Itu pun, rasa aman yang luar biasa menjijikan !

"Tapi agak mengejutkan ya. Daripada yang kupikirkan, Aki lebih riajuu"

"Kenapa begitu ?"

"Soalnya tiba-tiba mengatakan 'Karena ada yang ingin kubicarakan sekarang mau minum teh ?'......"

"Ah ! Itu......"

Setelah mengajaknya, Aku yang menelpon Kano meminta maaf 'maaf hari ini tidak bisa datang !', mungkin dilihat orang lain seperti pacar terburuk yang memberi alasan kebohongan favorit di depan pasangan selingkuh.

"Aku agak salah mengerti. Aki itu, tentunya......"

"Nah, ajakan dariku itu yang pertama dalam hidupku"

Walau kurasa ingin mendengar kata-kata yang berlanjut setelah 'tentunya......' karena kurasa tidak salah lagi akan menyimpang ke arah yang sangat tak menyenangkan, kupotong untuk mencegahnya.

"Sungguh ? Aku yang pertama ?"

"Ya, aku bersumpah pada ketiga dewa, dewa gambar, dewa naskah, dewa insert song"

"Walau aku tidak terlalu mengerti dewa apa itu, tapi untuk yang pertama kali, apa tidak terlalu spontan ?"

"Itu......"

Lah bukannya aku juga seharusnya benar-benar tegang ?

Atau, sebaiknya kurasa saat pertemuan kembali dengan 'gadis di atas tanjakan' itu, pikiranku jadi kosong, jantung berdetak kencang, bagian dalam mulut kering dan tidak bisa bicara langsung ?

Tapi sehabis itu, sementara menjadi akrab, jadi canggung karena berulang kali berpapasan dan berbagai kesalahpahaman, setelah itu selalu cekcok ketika bertemu dan menjadi tak terpisahkan walau tak menyenangkan ?

Lalu akhirnya, memanfaatkan satu kejadian menyelesaikan kesalahpahaman masing-masing, selain itu saling menegaskan perasaan sejak pertama bertemu dan dengan cepat menuju love-love happy ending ?

"Terlepas dari itu maaf ya. Sampai saat ini sama sekali tidak memerhatikanmu"

Tentu saja seharusnya aku tidak melakukan kebodohan untuk mengalirkan plot khayalan itu kan ?

"Yah apa boleh buat ? Tapi sedikit mengejutkan bagiku"

"Ah karena begini...... itu, aku tidak mengenali seragam sekolah dan pakaian bebas, jadi sama sekali berbeda kesannya"

"Begitukah ?"

"Ya, begitu !"

Karena ia yang memakai pakaian bebas sama sekali tidak ada dalam ingatanku, tidak ada kesan yang terkumpul......yang itu sama sekali tidak boleh dikatakan.

Walau kuingat bermacam-macam pakaian putih, tapi betapa kasarnya aku yang tidak mengingat baik wajah atau kata-kata orang yang memakainya.

"Po, pokoknya, kenapa saat itu kau tidak menyebut namamu ? Kita teman sekelas kan ?"

"Eh~ karena dalam kesempatan itu aku sudah mengenalmu, apa tidak aneh jika memperkenalkan diri lagi ?"

"Tidak, tapi bukannya kelas satu kita beda kelas ?"

"Tapi karena aku di kelas E lantainya sama kan ?"

Aku kelas A...... setiap hari pergi ke kelas lewat di depan kelas E.

Gawat, berkali-kali berpapasan itu bukannya levelnya setiap hari ?

"Ngomong-ngomong, bagaimana dengan topi itu ? Syukurlah tidak dilindas mobil ya !"

"Ah, kalau itu sudah kuberikan pada anak keluargaku"

"Heh......"

"Libur musim panas, anak sepupuku datang bermain, karena kelihatannya menyukainya kuhadiahkan saat pulang. Ia sangat senang lo"

"Ah, aaaah, begitu......benar-benar baik ya"

Barang penting event pertemuan yang mendasari plot cerita kita, sekarang sepertinya telah dengan gembiranya berpindah ke tangan orang lain......

Pertanyaan yang mengarah pada keputusasaan untuk menutupi ketidakjujuranku itu dengan baiknya pula menghapus perasaan bersalahku dengan bersih.

Apa-apaan ini ?

Benar-benar merasa aman ya Katou ?

Itu pun, rasa aman yang sangat mengecewakan !

"Yah~ itu, artinya memang ingatan Katou yang baik ya"

Dengan ini dan itu, sementara rasa bersalah dan berdebar-debar sama sekali dihapuskan, dengan cepat sikap ke Katou dipenuhi dengan keakraban.

"Eh begitu kah ?"

"Karena kita ini kan tidak pernah ngobrol sampai di kelas dua"

"Ah, mungkin memang begitu"

"Apalagi aku langsung pulang ke rumah, nilai pun tidak memuaskan, di atas semuanya otaku pula......kau lumayan ingat orang yang tidak menonjol di kelas lain macam itu"

......ngomong-ngomong, walau kedengarannya baik, singkatnya aku jadi terlalu familier atau tidak ada kesadaran sebagai lawan jenis atau kembali ke perlakuan terhadap gadis teman sekelas 2 ?

"Walau aku menerima otaku itu, tapi jika dikatakan tidak menonjol kurasa semua orang akan sepenuh hati menolaknya ?"

"Apanya......"

"Karena ya, bahkan di sekolah kita kau termasuk lima orang terkenal, Aki"

"Geh...... aku semenonjol itu ?"

"Pertemuan penayangan anime saat festival sekolah di kelas satu besar kan. Meski hanya akan diselesaikan sebagai anak bermasalah jika melakukan gerilya, tapi dengan sengaja setiap hari datang ke ruang guru untuk mendapat persetujuan resmi, sampai akhirnya cekcok dengan wakil kepsek, dan kepsek susah-susah melerai......orang itu bukan dari klub olahraga kan?"

"......pertama-tama orang-orang klub olahraga tidak akan berpikir untuk melakukan pertemuan penayangan anime kan"

Hal itu......ceroboh.

Aku semenonjol itu kah ?

"Karena itu, jika dikatakan nama Tomoya Aki, kebanyakan orang akan tertawa atau wajahnya merengut. Kurasa tidak ada orang yang menanyakan siapa ia jika ditanya"

"Be-berapa besar perbandingan antara lawan dan kawannya ?"

"Walau aku tidak terlalu tahu......kira-kira enam banding empat ?"

"Wow...... memang lebih banyak lawan ya"

"Ya apa boleh buat ? jika mengumpulkan perhatian sebanyak itu"

Terpilih jadi otaku elite kah atau orang yang sangat suka perhatian ?

Lawan atau teman, Tomoya Aki yang misterius.[1]

......tapi pertama-tama, yang mana pun rasanya seperti contoh perwakilan orang yang sama-sama dibenci.


'Menonjol pun tidak apa-apa. Karena ada paku yang tahan dipukul'


Tanpa disadari aku menjaga janji sewaktu kecil itu.

Kakek, nampaknya aku selalu menjadi anak kakek daripada yang kuduga.

"Begitu ya......nah, tapi jika terlihat seperti itu kenapa tidak disadari ya"

"Ya, intinya seperti itu yang terjadi"

"Eh, apanya ?"

"Tidak adanya kesadaran itu. Baik Aki ataupun aku"

"Katou juga ?"

"Kalau Aki tidak ada keinginan khusus untuk menonjol, sedangkan aku tidak ada niat untuk tidak menonjol seperti ini"

"Ah......"

Karena hanya memikirkan mengenai diriku sendiri, aku mengabaikan perubahan halus ekspresi gadis di depan mataku.

"Biarpun begitu, Aki tidak mengenalku, dan aku kenal Aki"

Hanya sedikit terlihat sepi, hanya sedikit terlihat sedih, lalu hanya sedikit menyerah masuk ke ekspresi halus itu.

"Menurut teman-temanku, aku ini sepertinya kesannya tipis. Atau dengan segera menghilang......"

"Ah~ mengerti ! Sangat-sangat mengerti !"

"......sangat-sangat ?"

"Mengejutkan ! Katou cukup manis dan orang yang lebih terkenal menurutku !"

"......meski sampai hari ini tidak ingat nama dan wajahku ?"

"Kurasa begitu untuk pertama kalinya hari ini!"

Walau mungkin terlihat dengan sepenuh hati salah bicara dan menyambungnya dengan sepenuh hati, tapi bukanlah kebohongan untuk sementara atau pemanis mulut.

Dilihat secara objektif, anak perempuan yang bernama Megumi Katou di hadapanku memang manis.

Hanya saja, kepribadiannya yang sampai tidak malu bicara denganku yang biasanya jarang ngobrol dengan gadis......

"Sudah, tidak perlu memikirkannya"

"Tidak, justru karena itu"

"Memang, aku ini kurang menarik ya"

"Kurang menarik......?"

Saat Katou mengutarakan kata-kata yang menyiksa diri itu, dalam diriku sesuatu yang panas mencetus dan membakar dadaku.

"Meski aku bukan Aki, nilaiku pun kurang lebih, tidak mengikuti ekskul, juga tidak menjadi petugas kelas"

Hal itu mungkin bentuk rasa janggal, atau kepasrahan, atau kemarahan.

"Teman-teman pun tidak ada, makanya dari sekarang aku tidak punya keberanian untuk membuat lebih banyak lagi"

Kata demi kata yang dipintal Katou tidak bisa menahan perasaanku, sebaliknya dengan cepat menaikkannya......

"Oleh karena itu tidak hanya Aki, tidak bisa diingat semuanya ya mau bagaimana lagi......"

"Tidak !"

"Eh......"

Makanya saat itu, aku menghantamkan tinju ke meja sambil berteriak.

"Katou...... kau bukannya kurang menarik !"

Sebagai tambahan aku berdiri, tinju yang dihantamkan kali ini kuangkat tinggi-tinggi.

Pada perubahanku yang tiba-tiba para pelanggan di sekitar terkejut dan memerhatikan meja ini.

"Kujamin itu ! Oleh karena itu, oleh karena itu Katou......"

"Te, tenang sedikit Aki"

Yang terkejut tidak hanya pelanggan di sekitar, Katou pun tampaknya sama saja.

Tapi, aliran perasaan panasku sudah tidak bisa dihentikan lagi.

"Maaf, aku jadi sedikit heboh"

Namun demikian, karena mau bagaimana lagi, mengangkat tangan sambil berdiri dilanjutkan dengan pidato, aku mengembus nafas panjang dan kembali duduk di sofa dengan perlahan......

"Karena yang terjadi tahun lalu......"

Kemudian kali ini aku dengan tenang memulai bicara.

"Tahun lalu maksudnya saat kelas satu ?"

"Bukan, kelas dua"

"? Huuh"

"Di kelas ada anak yang sangat tidak menarik"

"Siapa ? Apa aku juga kenal anak itu ?"

"Entahlah ? Bahkan gadis-gadis di kelas hampir semuanya cenderung mengucilkannya"

"Eh......begitu ya"

"Rambutnya dikepang, memakai kacamata, ada bintik di wajahnya, rasanya benar-benar pas seperti pola gadis yang tidak menarik"

"Hmmm, ada gadis seperti itu di kelas A ya ?"

"Tidak, kelas III"

"? Y, ya"

"Apalagi karena ia punya kompleks kuat terhadap kepribadian dan wajahnya, selalu terpancar aura negatif dahsyat perasaan 'orang seperti aku'."

"Ah, pastinya dalam satu tahun ada kira-kira satu orang seperti itu mungkin?"

Pada kata-kata yang kuceritakan dengan nada bicara yang tenang, dengan tenang pula Katou mengiyakan sambil mendengarkan baik-baik.

"Tapi......"

"Mmm"

Dari ekspresi itu, terlihat hanya sedikit kebingungan bercampur dengan hanya sangat sedikit minat.

"Betapa moenya......"

"Y, ya ?"

"Kepangan yang diikat kuat, kacamata bingkai hitam yang tidak modis, dan wajah yang selalu menunduk menyembunyikan bintik itu"

"Ya,ya ya ?"

"Sikap yang rasanya supaya menjauhkan orang ! Kekeraskepalaan yang sama sekali tidak melihat wajah orang ketika berbicara !"

"A, Aki......?"

"Anak itu, hanya padaku...... ah ini penting ! Anak itu hanya membuka hatinya padaku, apalagi setelah membuka hatinya hanya aku...... ah yang ini sangat penting ! Hanya melihat ke arahku, hebat sekali kan, bagaimana Katou ? Hey !?"

"E, eeehh......sampai situ apa pun yang kau katakan, itu......"

"Ah......maaf"

Melihat ekspresi Katou yang tanpa disadari telah menjadi hanya kebingungan, aku yang menyadari kembali menarik perhatian pelanggan di sekitar, duduk lagi di sofa.

"Paling tidak, bagiku ia gadis terbaik. Makanya aku tidak mampu melepaskan pandanganku darinya......"

"Kau menyukainya ya, gadis itu"

"Ya, jika perkembangannya terus seperti itu, seharusnya ia jadi istriku......"

"Ke-keputusan yang cepat. Padahal masih anak SMA"

"Itu......setelahnya, terjadi semacam itu"

Tapi, sempat menenangkan diri itu buruk.

Karena cerita kelanjutan setelah kenangan bahagia ini, adalah ingatan yang terlalu pahit bagiku.

"Ah, mungkinkah......itu tidak berhasil ?"

"Masalahnya adalah, setelah jadian......"

Tapi karena telah menceritakan sampai sini, tidak menceritakan semuanya adalah ketidakjujuran pada Katou.

Aku menetapkan hati, menggerakkan dengan paksa mulut yang memberat.

"Gadis yang selalu menyukaiku itu ada. Tetapi, gadis yang kusukai sebagaimana adanya itu tidak"

"Itu......"

"Setelah suatu hari, ia berubah......ia membuka ikatan rambutnya dan membuatnya berombak. Berhenti memakai kacamata dan memakai lensa kontak. Bintik pun, dihapuskan dengan dandanan tipis"

"Ah, ganti gaya"

"Kemudian tiba-tiba menjadi orang populer di kelas. Anak laki-laki di kelas semuanya menyambutnya dan mati-matian menarik perhatiannya......orang-orang yang sampai beberapa hari lalu sama sekali mengabaikannya ?"

"Aku mengerti ! Sebagai pacar kau khawatir kan"

"Nah pada akhirnya, aku mengerti itu cuma karena prasangkanya 'karena jika jadi populer, sebagai pacar aku pun bisa membanggakan diri pada semua orang' saling menegaskan perasaan masing-masing lagi"

"Woow, ketika kukira pembicaraannya sepertinya serius, ternyata cuma membanggakan pacarnya"

"Tidak !"

"Ttoto"

Pada kata-kata dan nada seperti mengejek itu, aku dengan keras menolaknya.

Meski aku berterimakasih dengan kebaikan Katou, sekarang aku tidak bisa menerima kelakar itu.

Karena silang pendapat sebenarnya antara aku dengan gadis itu, justru setelah ini......

"Sejak aku gelisah karena gadis itu terkenal, entah bagaimana aku jadi mengingat rasa janggal yang aneh"

"Makanya apa itu bukannya gelisah ?"

"Awalnya kukira begitu......tapi, rasa janggal itu tidak menghilang juga setelah aku berbaikan dengannya"

"Eh, bagaimana bisa ? Gadis itu kan......"

"Yang kuharapkan bukanlah hal itu"

"Tapi gadis itu salah paham harapan Aki kan ? Seandainya begitu rasanya memang sering terjadi silang pendapat"

"Tidak, apalagi hal yang tidak wajarnya terlalu banyak"

"Tidak wajar maksudnya...... gadis itu berbohong ?"

Jika bohong tidak apa-apa.

Jika dibohongi, meski aku tersakiti, seharusnya rasa janggal akan terhapuskan.

Tetapi......

"Perkembangannya terlalu tiba-tiba"

"Perkembangan ?"

"Sampai jadian benar-benar baik. Perubahan hati gadis itu pun digambarkan dengan jelas menggunakan banyak event, jadi bisa luar biasa berempati"

"Event ? Gambaran ? Empati ?"

"Itu ya, bagian duanya setelah menembak dan diterima jadian, tanggalnya meloncat sekaligus, gambaran psikologisnya dibuang dengan sekuat tenaga, jalan pikirannya dengan cepat berubah persis seperti lampu lalu lintas, tiba-tiba aku jadi tidak bisa mengikutinya"

"......bagian dua ?"

"Biasanya, hanya sedikit berbicara dengan heroine lain 'jika aku jadi seperti gadis itu, mungkin ia tidak akan lari' normalkah monolog seperti itu masuk?"

"............"

"Gah, Aku tidak mengerti ! Aku jadi ingin menghancurkan monitor dengan perkembangan sialan itu. Apa orang itu tidak punya kemampuan untuk menyusun cerita ? Apalagi aku mengerti dengan jelas dari tengah jalan mengerjakan sekedarnya. Entah muak atau tidak punya waktu kah, atau mungkin hanya tidak punya kemampuan aku tidak mengerti, tapi jika dilihat sebagai pengguna tidak peduli. Benar-benar penulis sialan, ma** aja sana[2]

Karena kebenaran, justru karena kenyataan, jadi ada hal yang tidak bisa kumaafkan.

Kebenaran yang ringan lebih penuh dosa daripada dusta yang berat.

"A, anu, Aki......meski kurasa jangan-jangan"

"Apa ?"

"Mungkinkah gadis itu......istri yang dikatakan Aki......gadis anime ?"

"Sama sekali bukan lah"

"Ah, ma-maaf. Khayalanku sedikit mustahil......"

"Bukan anime tapi galge. 'Karamawari Kiss' yang dijual tahun lalu"

"......eh?"

"Ah tapi, kesalahpahaman Katou pun tidak jadi kesalahpahaman lagi dalam beberapa saat, tenang saja. Bagaimana pun juga, dalam galge yang diubah dari eroge keluaran tahun lalu, terlepas dari kualitasnya jumlah penjualannya kira-kira masuk top tiga, karena karya sebelumnya produsen ini sudah dijadikan anime, gadis itu akan jadi 'gadis anime' tinggal masalah waktu......bagaimana ?"

Ekspresi Katou tanpa disadari telah menjadi sangat datar.

"......oleh karena itu jadi kelas dua III ya. Menyesatkan, wajar aku tidak mengenalnya"

"Walau menurutku tidak wajar......itu judul yang secara resmi terjual tiga puluh ribu buah"

"Haa......"

"Capek ?"

"Sedikit"

Meski aku terus-menerus bicara sendirian, entah mengapa Katou kelelahan.

Mungkinkah karena diperdengarkan ceritaku dengan semangat membara itu ?

Katou memang anak yang baik. Walau tidak menonjol.

"Lalu Aki, apa heroine game itu ?"

Oleh karena itu, dari semua kata-kata, terasa duri mulai sedikit mengintip, walau mungkin cuma perasaanku saja.

"Dengan kata lain yang ingin kukatakan adalah...... makanya Katou bukannya kurang menarik"

"Errr, kenapa cerita tadi ada hubungannya dengan itu ?"

Terasa dapat diketahui kejengkelannya dari ekspresinya mungkin hanya perasaanku saja.

"Kurang menarik itu sendiri saja adalah kepribadian yang kuat ! Karakter yang kuat !"

"Eeh"

"Rambut kepang, kacamata, bintik......jika unsur tidak menarik itu dengan tidak menariknya tak terelakkan lagi dikumpulkan dengan cepat, hal itu akan jadi pesona yang menarik orang. Gadis itu jadi yang terbaik bagiku !"

Tapi karena dihalangi oleh skenario ia berada di posisi empat kontes popularitas di homepage.

"Kalau Katou berkata teman-teman 'tidak terlalu banyak', gadis itu tidak punya seorang pun. Karena tidak ada keberanian untuk membuat teman bahkan seorang pun"

Mengeluh di kafe pada teman 'aku tidak punya banyak teman', atau bertekad mengikuti kegiatan ekskul untuk menambah teman, tidak ada satu pun yang bisa dilakukan.

"Katou yang sudah punya teman sejak dulu, sejak awal berada pada posisi yang berbeda"

Terlebih lagi, tidak berbincang dengan siapa pun, tidak terlalu sering ke sekolah, mendapat bullying dengan tidak menariknya dari grup perempuan......ah, dari grup laki-laki menerima gangguan seksual, latar tersebut tidak diadaptasi dan mempertimbangkan dunia sebenarnya tapi.

"Akan kukatakan lagi, Katou...... kau bukannya kurang menarik"

Walau kurang menarik tidak mencolok.

Tidak punya kepribadian juga ciri khas.

Hal itu jika dikatakan dengan singkat......

"Karaktermu telah mati !"

"............"

Sekalian, jika ditambahkan beberapa kata......

"Bukan hanya karakter yang tidak berdiri ! Karakternya pun setengah-setengah !"

"............"

Akhirannya.

"Makanya sama sekali tidak menonjol !"

"............"

Menerima tatapan dan kata-kataku yang dipenuhi perasaan, mulut Katou melongo dan memandangku.

Tatapan itu, bagaimana ya, daripada tadi semakin bertambah kedatarannya, atau terlalu banyak kepribadian yang dihancurkan, tidak ada kesan yang tersisa dari ekspresinya.

"Eeemm, boleh aku bertanya sedikit ?"

"Apa ?"

"Artinya pengantar yang terlalu panjang tadi, bukan untuk membesarkan hatiku ?"

"Membesarkan hati ? Kenapa ?"

"......apalagi melindungiku malahan menolak. Aku lebih rendah daripada karakter game"

"Apa yang kau katakan, jika dikatakan tahun lalu tidak ada yang lebih moe dari gadis itu kan ? Jangankan di kenyataan, bahkan di dua dimensi pun"

"'Apa tidak terbalik susunan 'jangankan' dan 'bahkan' itu ?"

"Eh ? Kenapa ?"

"............"

"......Katou ?"

"............"

Matahari terbenam memasuki kafe bergaya log house.

Sampai semua soft cream pada danish di atas meja telah meleleh, Katou terus diam dan tidak bergerak.


※ ※ ※


"Haaaaa......"

Pulang dari kerja paruh waktu, makan dan mandi, waktu ketika hari segera berganti.

Dengan kuat kurebahkan badan di tempat tidur.

Hari ini benar-benar melelahkan.....

Biar kukatakan demikian, bukannya rasa lelah yang nyaman yang perlahan tapi pasti terasa di tubuh, melainkan kelelahan mental kuat yang terasa berkabut di kepala.


"Itu loh, saat libur musim semi, kau mengambilkan topiku kan. Baret putih"


"Haaaaaah~"

Yang melintasi kepalaku adalah kejadian saat pulang ke rumah.

......pertemuan kembali dengan Megumi Katou, gadis yang seharusnya ditakdirkan jadi main heroine.


'Ah, kalau itu sudah kuberikan pada anak keluargaku'


"Haaaaaaaaaah~~"

Meski seharusnya menemui entah berapa banyak kebetulan semacam itu, jauh dari jatuh cinta, hanya event wajib yang mengejutkan sebagai ganti kurangnya drama.

Takdir yang tepat di prolog cerita, dampak pertemuan, kesan putih, bagi anak perempuan bernama Megumi Katou yang menjawab terlalu natural, bukanlah sesuatu yang spesial.

Jika akrab, memang akrab dan menyenangkan tapi bukannya aku tidak pernah memikirkan kalau flagnya tidak perlu dihancurkan dengan sebegitu sempurnanya.


'Menurut teman-temanku, aku ini sepertinya kesannya tipis'


Saat menutup mata, kuingat berbagai ekspresi gadis bernama Megumi Katou yang kulihat hari ini.

SaeKano v01 c02 01.jpg

......pertama-tama, walau untuk sementara masih kuingat dengan jelas karena masih belum lewat satu bulan, bisakah kubayangkan dengan sama jelasnya kira-kira beberapa hari kemudian~ rasanya begitu.

"Tidak, walau manis ya"

Memang cantik sebagaimana yang kuberitahukan langsung pada orangnya sendiri.

Ini bukanlah pujian atau kata-kata rayuan.

Ekspresinya, walau tidak bisa dikatakan sampai sering berubah-ubah, tapi bukannya kurang, harusnya gadis bernama Megumi Katou telah menunjukkan lumayan bermacam-macam wajah asli.

Meski begitu, kenapa......

'Perasaan itu' sama sekali tidak muncul ?

Jika dikatakan dengan gaya yang sedikit lama 'berdebar' tidak datang ?


'Aku lebih rendah daripada karakter game'


"......hmmm, yaa"

Katou saat itu, sebagaimana yang diharapkan menampilkan ekspresi yang sedikit meninggalkan kesan.

Tapi, bahkan aku pun justru karena itu merasakan yang sama.

Masa gadis yang seharusnya dewi yang ditakdirkan membangunkan keinginan mencipta setelah sekian lama, aslinya karakter yang pendiriannya selemah itu dan tidak punya ciri khas.

Benar-benar, karakter setengah-setengah seperti itu, baru pertama kali......


Penokohan:

Heroine A (Nama belum ditetapkan)
Main Heroine. Gadis yang ditemui pada jalan tanjakan di mana sakura beterbangan.


"Uu~mm......?"

Tanpa membereskan pikiranku, kutarik proposal yang terkunci di laci meja

Lalu dengan segera mataku terhenti pada penokohan main heroine di halaman pertama yang tertulis besar-besaran.

Pada penokohan main heroine dengan Megumi Katounama belum ditetapkan......


Di puncak tanjakan sebatang pohon sakura tua besar satu-satunya berkembang.

Terikat oleh kutukan yang diberikan pohon itu, ia hidup abadi selamanya sebagai jiwa sakura.

Protagonisnya ketika masih kanak-kanak telah bertukar janji dengan gadis itu......

Ketika menjaga janji itu dan keinginan gadis itu terwujud, kutukannya terhapus.

Saat itu, keberadaan gadis itu menghilang dari ingatan semua orang.


"Kutukan...... kah ?"

Mungkinkah, lemahnya kesan Katou adalah kutukan pohon sakura......tidak mungkin.

Sembari merasakan sakitnya kehabisan akal setelah satu bulan melihat deretan huruf itu, kugumpalkan seperti bola dan melemparnya ke tempat sampah.

Tentu saja tidak masuk, sampah kertasnya terselip ke bawah meja.

"Tidak berguna......buang"

Hanya bisa kehabisan akal lagi. Untuk pertama kalinya karakter sesusah ini.

Tidak, bukan maksudnya susah untuk digambarkan.

Atau walau bisa membuat tanpa memikirkan apa pun, benar-benar hanya bisa membuatnya.

Kemudian, sama sekali tidak bisa jadi heroine.

Melepaskan dari wilayah kawan heroine 1 itu hampir mustahil.

Tidak, bahkan kawan heroine 1 rintangannya tinggi. Kira-kira kawan 2.

Ya, sama sekali tidak mungkin.

Rencana ini, tidak bisa dilanjutkan.

Kesulitan sebesar ini, alasan untuk menjatuhkannya......

"......tunggu ?"

Tetapi saat berikutnya, aku meloncat dari tempat tidur dan terjun ke bawah meja.

Terlalu setengah-setengah itu bukannya satu ciri khas ?

Kesulitan yang tak terkira itu, standar titik yang membara kan......?


※ ※ ※


Kemudian pagi keesokan harinya......

"Yo, pagi Katou !"

"Ah, pagi Aki"

"............"

"Apa ?"

"Tidak, sampai sekarang kau tidak berubah~"

Megumi Katou yang ditemui di tengah jalan menuju sekolah dengan normal, dari lubuk hati dengan sangat normal mendekatiku.

"Ini, bukan dengan bermain satu hari jadi terlalu familier seperti ini kan, normal"

"Tidak-tidak, sebaliknya, sebaliknya"

"Sebaliknya ?"

"Kau tidak mengucilkanku atau melototiku"

"Ah, hal yang begitu"

"Bukannya aku yang blak-blakan kemarin mengatakan hal-hal yang sangat-sangat kejam ? Karakternya tidak berdiri lah, setengah-setengah lah......"

"Ya~, sangat tidak sopan kurasa ?"

"......marah ?"

"Kalau itu, bukannya aku tidak marah, alasan mengucilkan pun bukannya tidak ada, tetapi"

"Tapi ?"

"Tapi, hal pertama di pagi hari, jika diajak bicara seperti tidak ada apa-apa dan penuh dengan semangat seperti ini, 'ah yang kemarin bukan masalah besar', begitulah menurutku"

"Katou, kau......"

Betapa santainya......

"Ng ? Mengatakan sesuatu ?"

"Terima kasih telah memaafkanku......"

"Tidak apa-apa. Aku juga berterima kasih atas traktir kemarin"

Kenyataannya, Katou benar-benar orang yang baik.

Tenang, rasional, lembut, akrab, teman yang bisa memberikan rasa damai.

Makanya aku berterima kasih. Walau berterima kasih......aku merasa menyadari masalahnya.

"Setelah ini pun jika melakukan sesuatu ajak aku ya. Bicara dengan Aki tidak membosankan"

Kenapa di sini tidak ada reaksi yang berlebihan.

Tidak adakah rasa tegang antara laki-laki dan perempuan ?

Apa tidak mungkin bagimu untuk marah atau sedih ?

Itu artinya, diskualifikasi sebagai heroine kan......?

"Ah~ mengenai masalah itu tenang saja"

Tidak bisa begitu Katou.

Jika kamu tidak mengambil satu langkah, kamu tidak akan maju ke depan kan ?

"Karena bagaimana pun juga dari sekarang, kamu akan menghabiskan waktu bersamaku setiap sehari sepulang sekolah"

"Penembakan ?"

"Jika menurutmu begitu bagaimana jika lebih gelisah ?"

Ekspresi Katou jadi kurang lebih sama datarnya dengan kemarin.

"Lagi, Katou !"

"Y, ya ?"

Jadinya, aku yang merasakan firasat buruk dengan paksa melanjutkan cerita......

"Aku, akan menjadikanmu seperti main heroine yang membuat jantung berdebar-debar !"

"......"

"......katakan sesuatu dong"

"......boleh mengatakan apa saja ?"

Ketika dengan paksa melanjutkan cerita pun, memang seperti kemarin, kepribadiannya menghilang dari ekspresi dengan cepat.

"P,pokoknya, ini ! Lihatlah ini !"

"Surat cinta ?"

"Makanya, kalau menurutmu begitu, jawablah dengan lebih dramatis dong"

"......proposal ?"

"Kau orang yang melanjutkan cerita tanpa memikirkan jawaban orang ya"

"......apa-apaan ini ?"


Judul:

Belum ditetapkan (Megu-tan no Love Love Summer Vacation ?)

Genre:

Belum ditetapkan (Love Adventure, Love Simulation, Desktop Accessory, dsb)

Konsep Karya:

Menampilkan main heroine karya ini Megumi Katou (alias) sepenuhnya,
hanya satu tujuan terbesarnya yaitu menarik keluar pesonanya secara maksimal.


"Karena itulah proposal. Untuk galge"

"............"

"Biarpun begitu, karena untuk merealisasikannya ke perdagangan tidak ada kenalan atau uang, kurasa doujin"

"............"

"Lalu, paspor untuk membuat karakter Megumi Katou menjadi heroine yang memesona"

"...... karena walau kurasa apa yang dikatakan Aki sangat menyakitkan kepekaanku itu kuno ?"

"Tidak apa-apa, aku pun ada sedikit perasaan kelewatan"

"Sedikit......"

"Ngomong-ngomong, di halaman berikutnya latar yang sedikit lebih mendetail......"


Penokohan:

Megumi Katou (Alias)
Gadis yang ditemui pada jalan tanjakan di mana sakura beterbangan.
Akademi Toyogasaki kelas 2.
Tinggi: Diisi orangnya sendiri
Berat: Diisi orangnya sendiri
Dada: Diisi orangnya sendiri
Pinggang: Diisi orangnya sendiri
Pinggul: Diisi orangnya sendiri
Hobi: Diisi orangnya sendiri
Keahlian khusus: Diisi orangnya sendiri
Antusiasme: Walau sedikit memalukan tapi aku akan berusaha keras. Tolong ya ♪


"......hey"

"......bagaimana ?"

"Berat dan tiga ukuran ini aku menulisnya ? Sendiri ?"

"Yah, memang data mengenai itu aku tidak memilikinya"

"Kau tidak mengatakan pelecehan seksual seperti ini?"

"Bicara apa kau, setelah ini Katou kan menjadi heroine galge ? Bukan waktunya memikirkan informasi pribadi"

"......Walau terlalu banyak untuk disebutkan bermacam-macam bagian yang ingin kubahas, pertama kenapa hanya komentar yang dimasukkan ? Apalagi ada ♪ nya"

"Aku hanya bisa mewakili perasaanmu"

"......Aki, kau yakin hari ini aku memaafkanmu ?"

"Aku benar-benar sangat menyukai anak baik seperti Katou"

"Mungkin aku sedikit salah membaca ketidaktahumaluan Aki"

"Lihat, memang tidak marah dan merasa malu, memang terbaik !"

Biar mengatakan 'apa aku tidak bisa sedikit membiarkanmu ?' pun, sepertinya akan diakhiri sebagai lelucon.

Yah, tapi bagian itu adalah masalahnya.

Saat seperti itu, pasangan yang menimbulkan rasa ingin melindungi, perasaan bersalah, marah besar atau meratap punya pengaruh yang besar sekali......di galge.

"Naa, Katou......oleh karena itu kita tuju bersama kah?"

"Makanya, apa ?"

"Heroine galge"

"............"

"Manis, karakternya berdiri, memesona, ketika memainkan gamenya siapa pun ingin menjadikannya 'istriku', apa kau tidak ingin mencoba jadi heroine paling populer seperti itu ?"

"Maaf, sudah kuduga aku tidak mengerti arti pembicaraanmu"

"Yah, tentunya aku mengerti kau ragu. Aku pun ada saatnya hanya berlari dengan kuat"

"Jika kau mengerti aku ingin kau menggunakan rem tapinya"

"Biarpun begitu, biarpun begitu, aku......"

"A, Aki......?"

"Aku ingin menjadikan Katou heroine. Aku ingin membuat game yang membuat gadis bernama Megumi Katou pemeran utamanya !"

Teriakan yang dipenuhi perasaan panasku, Katou menerimanya dengan pandangan yang tidak hanya sedikit datar.

"......bagaimana ?"

Ngomong-ngomong sekarang masih menuju ke sekolah.

"Kemarin kau bilang kan ? Karakterku tidak berdiri. Setengah-setengah pula"

Tetapi tidak apa-apa. Karena sebentar lagi waktu lonceng pertama berbunyi, tidak seorang pun teman sekelas yang ada di sekitar.

......eh, tidak terlalu tidak apa-apa kan.

"Akan tetapi, kenapa Aki mengkhawatirkanku sepert ini?"

"Itu......"


Terpikat sejak saat pertama bertemu.
Ketika bertemu kembali, langsung mimpiku hancur.
Tetapi, aku tidak bisa menyerah.
Berulang kali pun menutup mata, saat itu......
Bayanganmu yang memakai gaun one-piece putih muncul dalam kelopak mataku.
Kemudian, di depan mataku, kamu yang berseragam menutupinya.
......tersenyum di sampingnya, bayanganmu semakin menumpuk.
Aku sudah tidak bisa membohongi perasaanku lagi.
Walau pun jika aku tidak terbayang di bola matamu.
Karena itu, aku ingin membuktikannya.
Kalau pertemuan kita, di bawah pohon sakura itu adalah hal yang benar,
ditakdirkan untukku dan untukmu.
Kemungkinan bahwa aku bisa menjadi kekasih perempuan yaitu kamu.
Akan datang suatu hari, ketika kau akan melihat aku, sebagai seorang laki-laki.


"Lalu, walau ada monolog protagonisnya di halaman berikutnya, bagaimana perasaan seperti ini ?"

"Aki, kau serius ada keinginan mengajakku ?"

"Ya~, memang laki-laki yang dahulu keluar itu kurang baik, seperti bocah yang suka memonopoli wanita perawan"

"Makanya aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan"

Seperti itulah, perundingan hari ini berakhir dengan kegagalan.

Alasannya karena beberapa detik setelahnya, kami yang mendengar lonceng pertama bergema di kejauhan, dengan cepat menghentikan perundingan dan berlari menuju sekolah dengan pucat.

Yah, biarpun begitu aku tidak merasa pesimis.

Dari awal, aku tidak merasa akan selesai membujuknya dalam dua atau tiga hari.

Setelah ini pun, setiap hari dengan keras kepala berunding, memakan berminggu-minggu, atau berbulan-bulan pun, pastinya aku akan membuat Katou berpaling.

Karena aku tidak akan pernah menyerah, Katou......


※ ※ ※


Lalu, pagi keesokan harinya lagi.

"A, Aki, kemarin aku coba memikirkannya, ya, kalau sepulang sekolah, saat ini aku tidak ada ekskul atau kerja paruh waktu, aku pun tidak ada keinginan belajar dengan sangat giat, aku akan menemanimu"

"Katou, kau......murah pun ada batasnya"


Dengan demikian, berdirilah klub pembuatan galge kami.


Catatan[edit]

  1. Kamen Rider V3, episode 43, lawan atau teman, riderman yang misterius
  2. Mati aja sana, dari Shineba ii no ni (Kaito) !"