Saenai Heroine no Sodatekata (Indonesia):Jilid 3 Bab 3

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Kalau bingung dengan perkembangannya, buat saja protagonisnya payah[edit]

"Selamat siang~ "

"Oh, selamat datang Katou. Yah, duduklah sesukamu"

"Ya, maaf mengganggu~ "

Hari berlalu, akhirnya minggu pertama Agustus.

Jam dua siang ketika kerikan jangkrik, cahaya matahari yang mendesaknya dan udara panas semakin menambah kedahsyatannya.

Pada saat seperti ini, ketika kolam renang, atau laut, di mana ada event riajuu semacam itu pun tidak aneh, yang didatangi Katou adalah, walau ACnya nyala, tapi adalah tempat yang sangat tidak cocok untuk dikunjungi anak perempuan di musim panas.

......bila dikatakan apa adanya, kamarku.

Karena itu, pangkalan kegiatan circle selama liburan musim panas, setelah ini dan itu pada akhirnya diputuskan kediaman Aki yang siap sedia.

"Lama tak jumpa~ , Sawamura"

"Mm......"

Katou yang mengunjungi rumahku untuk yang kedua kalinya, yah walau kali sebelumnya juga seperti itu, dengan sikap yang sepenuhnya relaks yang tidak terasa sikap datang ke rumah laki-laki, dengan akrabnya bertukar sapaan pada tamu terdahulu yang sudah dalam pekerjaannya.

......yah, si Eriritamu terdahulu itu, walau pada dasarnya tidak ada suasana seperti datang ke rumah orang lain, tapi aku sudah tidak ada niat lagi untuk membahasnya sekarang.


Karena itu, Eriri sudah seperti hal yang lumrah dengan style Jerseypakaian rumahnya yang biasanya, menguraikan rambutnya yang tidak terikat, menempati mejaku dan sedang bergulat dengan naskah.

Terhadap itu, Katou one-piece dress (rasanya disebut tunik atau semacamnya ?) berwarna krem agak pendek dan hot pants, lalu topi yang biasanya hari ini diputuskan dengan topi jerami.

Eh, tapi kalau dipikirkan tujuan dan lokasi kali ini jadi terbagi penilaiannya yang mana dari keduanya yang tidak bisa membaca suasana......

Apalagi, anggota yang satu lagi kak Utaha katanya hari ini tidak ikut.

Karena dari awal skenarionya diterima lewat e-mail, juga status kemajuannya sangat baik, diputuskan bahwa hari ini tidak perlu susah-susah semakin menyesaki kamar yang sempit ini.

Hanya saja, satu katanya kak Utaha saat kuhubungi lewat telepon soal itu agak menggangguku.


'Kalau tidak ada yang datang selain Rinri aku akan pergi'


Eh, kalau begitu sebagai kegiatan circle bukannya tidak akan berlanjut kan kak......?


Yah, karena itulah, hari ini kegiatan circle dengan tiga orang.

Isi kegiatan sekitar grafik......dengan bagian akhir dari desain main heroine seperti Katou, keputusan komposisi mengenai key visual game jadi yang utama.

"Waah, Sawamura berjuang ya......lihat dong"

"Ah, Katou, sebaiknya kau jangan melihat......"

Ya, seharusnya demikian jadinya tetapi......

"Kyaaaaaa~h !?"

"Makanya padahal sudah kukatakan......"

Penghentianku sudah telat, Katou yang sudah melihat gambar garis tanpa sensor yang masih belum dihapus, menutup wajahnya dengan jari yang terbuka, dari celah itu menatap light box.

Apalagi, komposisinya anak perempuan berpakaian olahraga yang ditahan di gudang kelas olahraga, disiramkan cairan putih oleh para anak laki-laki tanpa bisa apa-apa.

"Tu, tunggu ! Aku tidak dengar kalau aku harus buka baju !"

"Tenang saja Katou, itu bukan gambar asli game. Naskah natsukomi"

"Ah, begitu ya, untung......lah ?"

Ketika tahu bahwa anak perempuan yang diperkosa itu bukan dirinya (sebagai model), Katou yang kembali sadar dengan cepat, mengatakan sesuatu dan tidak bisa dengan mudah melepaskan matanya dari naskah.

Apalagi, anak perempuan yang digambar Eriri adalah main heroine anime 'Ano Yuki no Prism' yang ditayangkan di televisi periode sebelumnya, Ui Amame.

Sebelumnya, Eriri menggambar doujinshi icha-love Mariko Migiwa sang subheroine, dengan buku baru natsukomi kali ini nampaknya berniat menjual karya yang sedang disenanginya 'Ano Yuki no Prism'......perbedaan cinta antara heroinenya keterlaluan.

"Maaf ya Katou, walau terus kukerjakan sampai pagi, tapi agak terdesak dengan jadwal......sebentar lagi akan selesai"

"Ah, aku bukannya....."

"Tomoya ! Halaman terakhir sudah ditinta, jadi scan !"

"Mengerti ! Setelah bagian yang selesai kuberikan tolong lakukan pengecekan akhir"

"......bagaimana pun juga seperti sudah pasti Aki bekerja sebagai asisten ya"

Kritikan Katou yang sambil lalu, lumayan menusukku di bagian yang orangnya sendiri tidak menyadari jadi cerita sampai di sini......

Yah, memang tidak salah lagi kesulitan ini adalah kesalahanku sebagai perwakilan dari circle.

Walau betapa pun tidak tahu situasi ini hingga baru saja, pada dasarnya aku membujuk Eriri, seperti yang dijanjikan pada awalnya, sebaiknya memprioritaskan kegiatan circle daripada naskah natsukomi.

Tapi sekarang, tidak berarti kalau aku bisa memperlambat pekerjaan natsukomi Eriri.

Tidak hanya demi Eriri, demi circle kami juga......


'Pertarungan setelah sekian lama ya, Tomoya......'

'Pantaskah circlemu yang baru jadi itu memiliki Eri Kashiwagi, ataukah 'rouge en rouge'ku yang tepat untuk membuatnya cemerlang'


Saat itu, apa yang dikatakan Iori tidak terlalu kumengerti.

Tetapi, dengan melihat penempatan circle dari katalog comiket yang kudapat di kemudian hari, dengan cepat hal itu menjadi jelas.


Penempatan 'egoistic lily' yang dipimpin Eri Kashiwagi adalah hari ketiga, aula timur A27b.

Lalu penempatan 'rouge en rouge' yang dipimpin Iori Hashima adalah hari ketiga, aula timur A28ab.

Kebetulan ? bertetangga. Lalu, keduanya juga penempatan di dinding yang berarti diperlakukan sebagai circle populer.

Tetapi bukan berarti itu sejajar.

Di sana, perbedaan yang tak dapat tertutupi antara circle populer dan circle super populer lama-kelamaan akan semakin terlihat.

'rouge en rouge' di aula timur A28 itu berarti, di depan shutter, yang di antara penempatan dinding pun, tidak diberikan kecuali kepada orang yang lebih sedikit lagi. Untuk membeli item circle yang ditempatkan di sini, harus mengantri di pinggiran luar setelah susah-susah keluar dari gedung.

Kenapa begitu ? Karena diprediksikan antrian penjualannya akan jadi luar biasa panjangnya.

......si Iori tahu penempatan ini. Makanya ia berkata pertarungan.

Natsukomi kali ini, dengan tepat di sebelah circle Eriri, menampilkan perbedaan kepopuleran itu dengan jelas, berniat datang menghancurkan hatinya.

"Tomoya, sebaiknya kau hubungi kantor percetakan......"

"Itu akan kulakukan nanti, jadi kau tulis saja penutupnya"

"Hm......maaf ya"

Makanya, terbatas pada kali ini, prioritas pekerjaan natsukomi Eriri tidak bisa diturunkan.

Ini juga, sudah bisa dikatakan bagian dari kegiatan circle kami.

Yah, makanya walau mengenai Eriri itu baik-baik saja tapi......

"Karena itu, maaf Katou. Sampai aku selesai kau menghabiskan waktu dengan main game saja"

Artinya, akan muncul masalah baru yaitu seorang lagi anggota yang terlalu bosan akan keluar.

"Pas aku datang ke sini ujung-ujungnya alirannya jadi ke sini ya. Tapi bukan masalah sih"

Tapi terhadap masalah itu pun, Katou menerimanya dengan tidak tertarik seperti biasanya.

Aku sungguh-sungguh berterima kasih pada bagian itu hingga bisa membuatku mengeluarkan air mata. Seandainya buku yang kubantu sekarang sudah selesai mohon salinannya......tidak, buku 18 + yang ditujukan pada laki-laki.

"Nah, main yang mana ? Memang dengan sambungan yang terakhir kali di sini, karakter I***in[1] yang tersembunyi......"

"Ah, ngomong-ngomong, ada game yang agak ingin kumainkan, boleh kah ?"

"......begitu kah !"

Pada kata-kata positif Katou yang tak terduga di sana, aku mengeluarkan suara seperti S**ke[2] yang tahu makhluk hidup yang ditangkap bisa dimakan.

"Jadi, mau main apa Katou ? Di sini adalah galge paradise. Berbagai heroine dari segala tempat dan waktu menunggu pernyataan perasaanmu dengan tidak sabar !"

"Ah ~ tapi, dengan arah tanpa pembahasan selama permainan ya. Prioritaskan naskahnya Sawamura"

"Begitukah......"

Pada alasan masuk akal katou yang tak terduga di sana, suaraku mengendur seperti ***o Ootsuka[3] yang tahu makhluk hidup yang ditangkap tidak bisa dimakan.

"Kalau begitu, karena sudah susah-susah......ada kah 'Little Love Rhapsody 3' ?"

"Eh......"

"Eh......"

Pada request Katou yang agak mengejutkan, entah bagaimana dua jawaban yang sama muncul bersamaan.

"'LitRhap 3' katamu, Katou......"

"Ya, game yang dikatakan Izumi. Karena anak itu bercerita dengan sangat senangnya seperti Aki, keingintahuanku jadi sedikit muncul"

"Be, begitu kah......"

Aku tercengang, hanya bisa membalas dengan balasan yang sama sekali tidak seperti *nake (CV : Akio Oo*****).

Tidak, request Katou itu sendiri adalah pilihan yang lumayan tepat.

Atau, tidak salah lagi bagi kami sekarang itu adalah game yang paling pas musimnya.

Tapi......

"Ah, anu, sebenarnya, aku masih belum beli '3'"

"Begitukah, pada dasarnya itu bukan galge tapi otome game ya"

"Tapi kalau '1' dan '2' nya aku ada......"

"Ah, jadi '1' juga tidak apa-apa. Tidak, kalau ingin main, sebaiknya dari yang orisinalnya kan ?"

Sekilas, kupandang bukan ke arah Katou, tapi ke arah mejaku.

Di sana, ada sosok pertempuran Eriri yang sudah seperti tidak terjadi apa-apa......bukan, yang sedang berkonsentrasi dengan pekerjaannya terlalu banyak yang dikerjakan......

"Mengerti, gamenya agak kuno jadi sabar ya" Jadi, aku melupakan rasa rendah diri yang sedikit terasa, mulai mencari di rak game.

"Tidak usah memikirkan itu. Soalnya, aku sama sekali tidak mengerti kehebatan game baru"

"......begitu ya"

Ngomong-ngomong, game yang kubuat Katou memainkannya untuk pertama kali, mendekati 20 tahun sejak penjualannya......


※ ※ ※


'Ups......maaf, kau tidak apa-apa ? Apa ada luka ?'

'Aku sama sekali tidak menduga nona yang energik tiba-tiba melompat keluar dari semak-semak......pencarian ilmuku masih belum cukup kah ?'

"Wa, waaah......"

30 menit setelah memulai game.

Pada awalnya, Katou agak bingung memasukan nama atau atributnya, tapi saat melewati tutorial dan hingga memasuki prolog, akhirnya memperoleh kembali persepsi game.

'......terlepas dari itu, maukah anda segera turun ? Dari lututku'

"Hyaa......malu, di sini juga cuma ada dialog yang membuat tidak nyaman"

Tetapi, reaksinya terhadap game saat ini tidak sebagus itu, atau, sampai sekarang pun masih terasa menyeret gaya menarik dirinya saat dikisahkan dengan panas oleh Izumi.

'Begitu kah, jadi namamu MEGUMI ? Ah, mohon bantuannya setelah ini'

......ngomong-ngomong, tiba-tiba play dengan nama asli ya Katou.


"You, MEGUMI ! Hari ini cuacanya baik, mau pergi main ke suatu tempat ?"

"Uwaah, sudah datang, ajakan kencan......"

"Datang katamu......berkencan adalah tujuan dari game ini tahu"

Selepas prolog event harian mulai, waktu berlalu sekitar tiga bulan dalam game.

Sampai sekarang, balasan para heroine......bukan, laki-laki yang hanya bertukar sapaan sedikit demi sedikit berubah.

"Memang begitu sih, tapi bagaimana ya, aku masih belum terbiasa diajak"

"Begitu kah ?"

Meski hampir lewat satu jam bermain, reaksi Katou, tingkat berdebar-debarnya masih belum cukup.

Padahal, di kenyataannya adalah orang yang menerima ajakan minum teh setelah tiga puluh detik bicara untuk pertama kalinya.

"Kalau galge, aku bisa lanjut dengan rasa persahabatan dengan anak perempuan hingga tingkat tertentu, tapi kalau ini bagaimana pun juga ada kesadaran akan lawan jenis"

Dengan kata lain, artinya aku tidak punya kesadaran akan lawan jenis kah ?

Atau mungkin, aku adalah keberadaan yang sepertinya lebih di dalam layar daripada karakter 2D kah......?

"Eh, ngomong-ngomong, bukan saatnya Aki membahas soal game kan ?"

"Ah~, oke oke, aku akan benar-benar menggerakkan tanganku~"

Sambil memandang balasan Katou yang dalam suatu arti baru itu, sampah data naskah yang kuscan ku......

'Kenapa MEGUMI, padahal aku ini sudah datang untuk mengajakmu, kau menolaknya ?......aku menyerah dah'

"Eh Katou ! Kenapa tiba-tiba kau tolak kencannya !? Padahal sudah susah-susah menaikkan tingkat rasa sukanya !"

"Ya ampun, apa yang terkumpul sampai sekarang jadi sia-sia ya. Aku salah menilaimu, Katou"

"Kalian berdua kerjakanlah naskahnya......"


'Fuh......seperti biasanya suka hal yang kekanak-kanakkan ya, MEGUMI'

'Tapi, bagianmu yang seperti itu yang......tidak, bukan apa-apa'

"Kh......"

"Datang kah ? Agak berdetak kah ?"

"......makanya Aki, naskahnya"

"Tidak apa-apa, bagianku tinggal sedikit"

Seperti biasanya, kujawab tanpa mengistirahatkan tanganku yang menggerakkan mouse.

Kenyataannya, bagian yang kurevisi adalah jawaban yang sepertinya selesai satu jam lagi.

Lalu, dari sini klimaksnya permainan Katou.

"Ng~, memang masih agak malu sih, tapi sedikit terbiasa ya ?"

"Kalau terbiasa seperrtinya akan jadi terasa nyaman kan ?"

"............"

"Tapi, tidak sia-sia ini sukses kan. Ada berbagai karakter, dialognya pun sangat banyak sekali, itu pun tiap karakter sama sekali berbeda"

"Memang, bagi game yang diniliai, sama sekali tidak memakai jalan pintas di bagian itu"

"............kh"

"Lalu, akting sang pengisi suara juga mendorong dalam berbagai hal. Bagian yang memalukan jadi lebih malu, tapi kalau sudah tergila-gila bisa berdiri bulu kuduk"

"Baik pemula atau veteran mengerjakannya dengan baik. Apalagi pilihan pemainnya sempurna, sungguh, telitinya orang-orang yang membuat game ini......oy"

"......eh ?"

Saat aku berpaling ke belakang, terpisah sepenuhnya dari meja di sana, wanita berambut pirang dengan jersey yang menatap layar seperti penuh konsentrasi dan mencondongkan badannya......

"Sawamura......"

"Jangan malas, kerjakan naskahmu"

"Aku juga sedikit lagi tahu !


'Cantiknya ya, kembang api itu......'

"............"

"............"

"............"

Lalu, game akhirnya menemui posisi di mana tinggal satu pilihan lagi ending.

Di layar, suara kembang api yang besar, pertunjukan yang berkilau mengalir, di tengah itu, sang protagonis dan kekasihnya bertatapan.

'MEGUMI......dengarkan aku'

'Saat ini, ada hal yang harus kubicarakan denganmu'

"............"

"............"

"............"

Tangan siapa pun sudah tidak bergerak lagi.

Semuanya sedang menyaksikan tiap gerakan kecil laki-laki di dalam layar.

'Seandainya kau menyetujuinya, perlihatkanlah senyumanmu yang luar biasa, seperti biasanya'

'Lalu, seandainya kau tidak menerimanya......katakanlah, aku tidak bisa mendengarnya karena tercampur suara kembang api'

"Ba, ba, bagaimana ini Aki......bagaimana sebaiknya aku menjawabnya ?"

"Jangan tanya aku MEGUMI !"

"So, soalnya, soalnya......ini berat kan ? Ia serius kan ?"

"Galge juga otome game juga pada dasarnya menjanjikan cinta untuk selamanya kan"

"Tapi, kita kan masih anak SMA"

"Jangan tiba-tiba coba kabur kembali ke kenyataan"

Katou yang nampaknya sampai akhir tidak bisa menghilangkan rasa malunya, melemparkan controller, pipinya agak merah.

Sebagai gamer itu paling rendah, tapi susah karena reaksi itu lumayan manis.

"Sa, Sawamura......kalau Sawamura pilih yang mana ? Terima ? Tolak ?"

"Makanya, kataku jangan kabur dengan pilihan orang.....?"

"............"

Di tengah-tengah keributan yang lumayan sia-sia......

Ada satu orang, yang tidak kembali dari tengah layar.

"Sawamura ?"

"Oy......"

"Eh......?"

Sebaliknya, matanya......

"Eh ! Ah, aah~ anu, kembang apinya......ya ! Cahaya kembang apinya menyilaukan !"

Tidak, padahal tidak ada yang membahas soal matamu kenapa.

Apa ia orang yang jatuh ketika kubicarakan itu kah ?

"Pertunjukannya kelewatan game ini ! Mataku jadi agak pedih, levelnya tidak aneh kalau sekarang dilarang menjualnya"

Eh, padahal kurasa lumayan gelap sekarang. Siapa yang akan kejang dengan ini.

"Ngomong-ngomong soal kembang api......hey Katou, bulan depan, mau melihat-lihat kembang api di rumahku ?"

"Eh ? Eh ?"

Itu, untuk Eriri, adalah cara mengalihkan pembicaraan yang terlalu dibuat-buat.

Padahal, kalau biasanya akan seenaknya ngamuk dan mengacaukan pembicaraan, anehnya bersikap sopan, persis seperti menyembunyikan rasa malunya.

"Itu loh, pertunjukan kembang api di daerah kami ! Bertepatan dengan hari terakhir natsukomi kan !"

"Ah~, kalau kau bilang begitu"

Sebenarnya, tidak perlu menyembunyikannya sejauh itu.

Kita yang menangis tergugah oleh game, sampai sekarang saja, sudah tak terhitung lagi......

"Balkon kami adalah tempat spesial pertunjukan kembang api itu. Tiap tahun, kami mengumpulkan para kenalan dan berbincang-bincang dengan semuanya sambil menonton"

"Hee, sepertinya menyenangkan~"

Kenapa reaksinya sebeda ini dari biasanya ?

Bukan, sejauh itu, kenapa mengingat yang sejanggal ini, aku ?

"Ya, sangat menyenangkan lho ? Karena semuanya datang, Katou juga, ya ?"

"Begitu kah ? Karena aku juga tidak ada yang harus dikerjakan malam itu......"

Hal itu, sudah kuduga......

"......tunggu Eriri"

......pas aku lagi mengingat macam-macam, tanpa disadari cerita yang keterlaluan berlanjut.

"Apa Tomoya ? Jangan datang memotong pembicaraan sesama anak perempuan ya"

"Tidak, bukan maksudku begitu......Katou, kau sudah ditipu"

"Eh ? Apanya ?"

"Apalagi jangan mengatakan yang menjelek-jelekkan orang !"

Mungkin Eriri tidak sengaja, tapi justru karena itu artinya jebakan yang mengerikan.

"Nah, kutanya ya Eriri......di rumahmu, siapa yang dipanggil untuk berkumpul itu ?"

"Eh ?"

"Yang kau sebut 'semuanya' beberapa saat lalu itu, siapa ?"

"Itu......kenalan lho. Banyak kan orang-orang yang berhubungan dengan seluruh keluarga ?"

"Hoo, contohnya ?"

"Hmm......keluarganya duta besar Inggris untuk Jepang, wakil menlu......"

"Dengan penuh hormat izinkan aku menolaknya Sawamura !?"

Ya, sudah kuduga......formasinya tidak berubah dari sepuluh tahun yang lalu.


'Dengan ini, cerita MEGUMI berakhir'

'Tetapi, cerita kota fantasi Eldoria ini masih terus berlanjut'

'Kemudian gadis yang baru lagi.....ya, engkau akan membuka pintu ke dunia ini'

"............"

"............"

"............"

Staff roll mengalir di layar, lagu ending mulai mengalun.

Ujung-ujungnya, pilihan Katou di akhir adalah......tidak, hentikan saja cerita yang tidak sopan itu di sini.

"......nah, jadi gamenya sudah selesai"

"Ah, kerjaanku juga sebentar lagi selesai"

"Aku juga"

"Sebelum itu, matahari juga mau segera tenggelam kan ?"

"Begitulah"

"Begitulah"

Seperti yang dikatakan Katou, di luar jendela tanpa disadari matahari senja sudah mulai bersembunyi.

Saat melihat jam, tanpa disadari lewat jam tujuh.

Ya, kalau sekali play lima jam, yah play speed yang lumayan.

"Jadi, apa yang sebaiknya kulakukan ?"

Entah karena Katou langsung tergugah setelah game clear, dengan wajah yang terlihat datar lebih dari biasanya melihatku. Ya, pasti mati-matian menahan rasa tergugahnya.

"Begitulah, untuk sementara, karena akan makan waktu sedikit lagi, kau ingin pergi mandi ?"

"......sudah kuduga asumsinya menginap ?"

"Eh, kau ingin tidur ya Katou ? Menyelesaikannya secepat itu ya"

"Ah~, tidak, bukan begitu artinya......atau sampai Sawamura juga menyadarinya begitu"

Ketika mengembuskan napas yang tidak terlalu dimengerti artinya, dengan lambat Katou membuka tasnya.

"Ngomoong-ngomong, mana orang tuamu hari ini Aki ?"

"Mereka mengambil liburan musim panas sedikit lebih awal dan pergi ke Dubai kira-kira seminggu"

"Wah~ keluarga yang sangat nyaman ya~"

"Benar-benar, karena mereka cuma memikirkan kenyamanan mereka sendiri aku jadi tidak suka"

"Makanya bukan begitu artinya......ah, ya sudahlah. Kalau begitu aku duluan ya"

"Ah, lalu, kupikir aku akan segera memesan makan malam, piza tidak apa-apa ?"

"Kumohon jangan yang daging saja tapi sayurnya lumayan banyak. Ah, anu, Sawamura, aku boleh pakai namamu sebagai alibi lagi kan ?"

Dengan gerakan tanpa perasaan yang aneh, mengeluarkan satu set peralatan mandi dan pakaian ganti dari dalam tas, Katou dengan cepat pergi keluar kamar.

Apa masih tidak puas dengan sesuatu kah ?


※ ※ ※


"............"

"............"


Jam tujuh tiga puluh saat Katou turun ke kamar mandi, langsung hanya jadi suara keyboard dan pena.

Dua orang laki-laki dan perempuan yang tidak mungkin memunculkan event flag khas ayo pergi mengintip, dengan suasana yang agak halus tertinggal di kamar.

"............"

"............"

Kedatangan Eriri ke kamar ini, jam satu tiga puluh siang.

Setelah itu langsung memasuki pekerjaan naskah natsukomi, tanpa jeda Katou datang, sebenarnya hari ini, aku belum ada bicara berdua saja dengan Eriri.

......tidak, sebenarnya, sejak hari upacara penutupan itu, terus belum ada bicara berdua saja.

"......hey"

"Apa ?"

"Tidak......"

"............"

Sedikit maaf dengan Katou, tapi, aku menunggu saat ini ketika aku berdua saja dengan Eriri.

Karena ada hal yang kurasa harus kutanyakan pada Eriri.

Itu pun, ada dua.

"He, hey"

"Makanya, apa ?"

"Anu, makanya, itu......"

"............"

Alasan tidak bisa dengan mudah menyampaikannya seperti ini juga, ada dua.

Pertama, sampai sekarang aku masih bingung dari mana yang mau dibicarakan.

Kemudian, yang satu lagi, karena kurasa ada kemungkinan memilih yang mana pun hubungan kali ini akan hancur tergantung dari jawabannya.

......tidak, hubunganku dengan Eriri, kalau dilihat dari luar, mungkin terlihat aneh dengan bertahan pada benda heart cooling off tidak menghangatkan hati yang tegang sampai sini.

Meski begitu, jika dibandingkan dengan hari itu tujuh tahun lalu, bagiku, kondisi bisa berselisih paham sekarang tidak kurang dari surga.

"Ajakan dari 'rouge en rouge' bagaimana ?"

Tapi, aku yang menunda kesimpulannya sampai kapan pun bukanlah aku.

Oleh karena itu, aku bertekad dan berbicara.

Satu, di antara dua.

"Cerita yang memesona"

"......begitulah"

Eriri menjawab, tanpa melepaskan matanya dari naskah, dengan kata lain tidak melihat ke arahku.

Oleh karena itu, aku tidak bisa membaca ekspresi itu.

"Mungkin, bisa menjual lebih dari dua kali yang sekarang, gosipnya juga diberi asisten, apalagi kalau disukai Akane Kousaka, sudah seperti janji sukses dalam perdagangan"

"Ya......"

Karya Akane Kousaka, tidak hanya manga yang digambarnya sendiri, pola menawarkan karya aslinya ke pengarang lain dan mencetak sukses sudah terlalu banyak untuk disebutkan.

Walau sampai sekarang ada beberapa pengarang yang mengerjakan gambar yang sukses seperti itu, tapi sebenarnya, orang-orang itu semuanya, adalah lulusan dari 'rouge en rouge'.

"Eriri, setelah ini apa yang ingin kau lakukan ?"

"Setelah ini.....maksudnya ?"

"Melanjutkan doujin kah, meluncur ke perdagangan kah, menggambar sesuai dengan kesukaan kah, bekerja kah"

Dengan kata lain, yang terlibat dengan circle itu, tidak hanya debut di perdagangan, adalah juga kesempatan untuk meraih sukses besar di sana, dalam industri sudah jadi pengetahuan umum.

Lalu saat ini, di depan mata Eriri tergantung kesempatan besar yang bisa jadi yang pertama dan terakhir itu.

"Lalu, ketinggian apa yang kau bidik......shutter di comiket kah, menembus total penjualan sepuluh juta kah, menerbitkan semua 300 jilid karya lengkap Eri Kashiwagi kah"

"Saat mengeluarkan yang terakhir, aku belum mati kan itu ?"

Pilihan itu, untuk pelukis yang punya ambisi barang sedikit sebaiknya......

"Kau, seandainya, itu......"

Tekad yang susah-susah kubuat, kembali terhenti di sana.

Soalnya, semakin dipikirkan, pilihan yang paling cocok bagi Eriri hanya satu yang muncul.

Demi mimpiku, saat ini, pasti aku pusing jika Eriri keluar.

Tapi, demi mimpi Eriri......?

"......selesai ~ !"

"......eh ?"

Di sebelahku yang sedang ragu-ragu seperti protagonis payah yang dihina di internet, tiba-tiba, Eriri mengeluarkan suara ceria yang aneh.

"Naskah natsukomi selesai ~ ! Nah, langsung mulai key visual !"

"Eh ? Eh ?"

Saat kulihat ke meja, entah sejak kapan naskah doujin semuanya sudah dibereskan, sebagai gantinya, tulisan latar doujin game sampai ke tempat tidur tersebar dalam jumlah besar.

"Tomoya ! Kopi supaya aku tidak ngantuk......tapi akan kukatakan untuk jaga-jaga, jangan pakai gula ya !"

"E, Eriri......"

Kerjanya secepat kilat hingga balasan macam 'kelewat berantakan dalam sekejap kan !' saja tidak berguna.


※ ※ ※


"Hm~m, komposisi ini juga tidak terlalu kena ya......berikutnya"

"Cepatnya !?"

Saat aku kembali dari membuat kopi di bawah, di sekeliling Eriri sudah tiga lembar berserakan sketsa kasar.

Selama itu, cuma lima menit......waktu yang kalau mengintip ke kamar mandi pasti tidak bisa tercapai kan ?

"Selain itu, memang kalau modelnya tidak ada jadinya agak bervariasi ya"

"Apanya, bukannya sangat stabil ini......"

Saat kucoba mengambil tiga lembar sketsa kasar yang tergulung dan membandingkannya pun, sama sekali tidak ada yang tidak pas.

Wajahnya juga, meski siapa saja, bagaimana pun melihatnya akan mengerti itu karakter yang sama, namun tidak ada satu pun yang memakai ekspresi wajah yang sama, adalah sebuah karya seni yang hebat.

Badannya pun, walau semuanya posenya beda, cara menambah isi pada kerangkanya yang tepat serupa itu, amatir pun mengerti.

Karena itu, yang biasa disebut hankoe[4] pun tidak ada, itu akan jelas kalau melihat doujinshi sampai sejauh ini.

Memang bukan tanpa hasil menggabungkan pengarang doujin populer dan jagoan klub seni.

Itulah, yang 'rouge en rouge' pun pasti mengincarnya......

"Bagaimana bisa dengan kecepatan seperti ini bisa menggambar selengkap ini......"

"Pertama-tama, kulakukan di bagian yang bisa disederhanakan dan mengurangi garisnya"

Saat kuintip dari belakang waktu ia sedang menggambar itu, walau sketsa kasar, tapi persis seperti gambaran garis, hampir selesai menariknya dengan satu garis.

Entah, gambaran macam apa yang ada dalam kepalanya......

"Sungguh, bagaimana kau mempelajari ini"

"Ta~hu, mungkin bakat ?"

"......ya, aku cukup mengerti"

Sebenarnya, hingga mencapai situasi ini, memberikan persembahan berupa waktu dan usaha keras yang lumayan banyak kan.

Tapi, menilai dari kepribadian Eriri, mungkin, seumur hidup pun tidak akan keluar cerita tentang kerja keras itu.

"Tapi, kalau secepat ini, kenapa selalu di ujung tenggatnya ?"

"Yang menyita waktuku itu, kalau dikatakan yang mana adalah ceritanya"

"Ah, jadi begitu ya......"

"Di titik itu, Utaha Kasumigaoka itu monster......skenario sekualitas itu dinaikkan dengan langkah seperti itu. Apalagi, bersamaan dengan light novel"

"Hal seperti itu, sesekali katakanlah pada orangnya......"

"Mati pun aku tidak mau. Tidak, bahkan meninggalkannya dalam wasiat pun tidak"

"Emang hutang ?"

Tapi yah, kalau dilihat dari aku, keduanya monster.

Melakukan pertarungan di saat terakhir, tapi sama sekali tidak menjatuhkan naskahnya.

Sebaliknya, tidak ada menghindar dengan pensil atau sketsa kasar.

Pasti pakai pena dan warnanya pasti diselesaikan.

Cepat, bagus, dan sederhana.

Sungguh, terlepas dari kepribadiannya aku memuji kemampuannya. Untunglah orang ini teman.


......tetapi, justru karena itu jadi ada yang kelihatan.

Yaitu gaya penulisan orang ini, sangat terarah ke 'rouge en rouge'.

Garis yang simpel, cocok dengan pembagian kerja menggambar.

Pengarang yang cepat menggambar dan lambat cerita, asal ada pengarang asli jadi makin kuat.

Mungkinkah, karena si Iori itu melihat karakteristik Eriri itu......

"......Tomoya"

"Ng ?"

Aku di ujung akan menampakkan atribut protagonis payah lagi.

Eriri yang akhirnya selesai menggambar lima lembar sketsa kasar, entah sejak kapan menatapku lekat-lekat.

"Asal kau tahu saja ya, event setelah natsukomi ini, tak satu pun yang kuikuti lho ?"

"Eh, kenapa ?"

Biasanya, bagi Eriri yang terus-terusan tampil di event dengan level tiap bulan, hal itu adalah kemunduran yang tak dapat dibayangkan.

"Soalnya, tahun ini sudah hanya tinggal fuyukomi......itu juga, circle ku kan"

"Ah......"

Tapi, kalau dipikir baik-baik, aku saat ini, bertingkah yang tidak-tidak pada Eriri......

Ya, sangat tidak mungkin beban kerjanya bisa digabung dengan partisipasi event tiap bulan.

"Tentu saja circle itu bukannya 'rouge en rouge', ya ?"

Mata biru Eriri, diangkatnya keatas dengan sedikit menggoda.

Ia menghasutku, 'bisa kau mendampingiku ?', 'bisa kau menanganiku ?'.

Oleh karena itu, aku......

"Ya iyalah......"

"Terlalu percaya diri seperti biasa"

"Tapi tidak sepertimu"

Aku, harus menjawab mata itu.

Pada Eriri yang telah kurampas kebebasannya.

Dengan menyelesaikan game yang terkuat.

"Apalagi, yang mengajaknya Iori sih, tapi maaf saja ya. Itu, kalau Akane Kousaka sendiri yang datang langsung beda urusannya"

"Tunggu, jangan mengatakan hal yang berbahaya seperti itu ! Kalau Iori mendengar yang tadi, orang itu akan serius membawa Akane Kousaka !"

"Ahaha, pastinya, ia cenderung akan melakukan itu kan"

"Haha, hahaha, jahat~, padahal dulu teman sekelas"

"Kau juga, dulu sahabatnya kan~"

Setelah itu, aku tertawa bersama Eriri.

Kami berdua, tertawa terbahak-bahak dengan semangat yang anehnya tinggi.

Terus tertawa sampai Katou kembali, dengan sepenuh hati ia memasang tampang meragukan.

Sejak membentuk circle......

Tidak, setelah tujuh tahun lamanya, bersama-sama, tertawa dari lubuk hati.

Kemudian......


※ ※ ※


"Ya, kulit yang hangat setelah mandi itu terlihat menarik ! Katou, kali ini kau berbaring di tempat tidur ya ?"

"Be, begini......?"

"Ah~ bukan, lebih begini, buka kakimu, dengan ekspresi wajah seperti setelah kejadian !"

"Se, setelah kejadian !? Kalau dibuka lebih dari ini kelihatan tahu"

"Nah, tangan kiri menyembunyikan kelangkang yang terbuka. Ah, tapi, dengan perasaan hampir kelihatan kah, tidak kelihatan kah !"

"Uh, uweeeh ?"

"Ah~, tapi, memang aku ingin sedikit lagi kelihatan secara keseluruhan......hey Katou, sedikit saja~, bisa kau buka atasannya ?"

"I, ini game untuk semua umur kan !?"

"Tidak apa-apa, aku cuma gambar selembar ! Bagus, bagus, dapat suasananya !"

"Terlalu terbawa suasananya kamu !"


Tidak, yah, terlepas dari cerita yang melantur itu......

Pada akhirnya, menginap bersama entah bagaimana berakhir dengan mulus, kami menerobos masuk ke natsukomi.


Tapi, saat itu, aku dan Eriri tidak menyadarinya.

Bukan, saat itu kami terlalu gembira, hingga mengalihkan pandangan kami.

Dari masalah terbesar yang terbentang di antara kami, kemudian, kegelapan terdalam yang telah kami tunda.


Catatan[edit]

  1. Rei Ijuuin Tokimemo
  2. Snake dari Metal Gear
  3. Akio Ootsuka, pengisi suara Snake
  4. Semacam ejekan terhadap gambar yang tidak ada perbedaan gayanya, selain dari gaya rambut dan warna, terutama pada yang disengaja. Seperti stempel (hanko)