Saijaku Muhai no Bahamut (Indonesia):Volume 2 Epilogue

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Epilog - Hasrat Perempuan[edit]

"Nii-san . Cepatlah keluar. ––Nii-san?"

*tok-tok*. Pintu salah satu kamar asrama perempuan dengan pelan diketuk.

Ketika Lux secara perlahan membuka matanya dari bagian ujung rasa kantuknya, perabotan kamar dua orang yang biasa muncul ke dalam pandangan.

Hari ini adalah hari libur.

"Maaf, Airi... Seperti yang dikira hari ini, aku sedikit lelah––"

Ketika Lux dengan tak biasa mencoba menghindar ke dalam selimut sambil mengatakannya,

"––Apa kau tidak peduli meski aku memberitahu semua orang di kelas kalau kau tidur dengan Philphie-san, Nii-san?"

"......!?"

Mendengar suara jahat, Lux dengan segera melompat bangun.

Ketika dia buru-buru membuka pintu kamar, Airi dengan penglihatan serius terlihat.

"Kau tahu... Airi. Itu candaan yang buruk untuk hatiku, jadi bisa kau menghentikannya?"

"Aku serius tahu?"

"…………"

Mengatakannya dengan senyum riang, Lux menjadi terdiam.

"Akhir-akhir ini, kau selalu mengandalkanku, Nii-san. Dan untuk masalah sebelumnya, aku menentangnya, kau tahu? Tapi Nii-san mengatakan akan melakukannya tidak peduli apapun, jadi aku tidak punya pilihan kecuali menerimanya––"

"Ah, aku sebenarnya menyadarinya. Terima kasih, Airi."

Di hari itu, setelah kembali dari penyelidikan reruntuhan.

Lux menebak situasi di mana Krulcifer akan pergi ke duel sendirian, dan meminta Airi sebelumnya agar menghentikannya.

Dengan kata lain, pengaruh tidur dari obat yang Airi buat hanya sedikit.

Meski begitu, Airi juga memikirkan tentang keselamatan Lux, dan ragu-ragu tentang apa yang terjadi sampai akhir.

"Aku selalu khawatir, dan kau tidak memperdulikan perasaanku..."

"Eh?"

Lux bertanya setelah dia mengatakan hal itu dengan suara tertahan, Airi menjawab "Su-Sudahlah!" dengan panik.

"Pertama-tama, apa ini? Memikirkan kau melupakan tentang menanyakanku, bantuan adik perempuanmu untuk memilih pakaian untuk kencan ––"

"Ma-Maaf. Karena ini baru saja berakhir kemarin, dan sekarang hari ini, jadi aku agak lelah... Dan, itu bukan kencan."

"Itu sesuatu yang sama aja, bukan?"

Airi bergumam sedikit tidak senang,

"Jadi, cepat ganti pakaianmu. Tidak ada waktu, ya kan?"

Sembari dia dengan lembut menyentuhnya, dia mengatakannya dan mendesak Lux.

Setelah mengenakan pakaian yang Krulcifer telah bawa untuknya dan Airi merapiannya, Lux meninggalkan asrama perempuan.

Di dekat gerbang sekolah, Krulcifer yang mengenakan gaun biru cerah sedang berdiri.

"Jadi, bisa kita pergi? Aku memanggil kereta kuda untuk hari ini, jadi––"

Seperti yang diduga, terbang dengan Machine Dragon akan jadi tidak sopan dan juga mereka sangat kelelahan, mereka tidak bisa melakukan itu.

"Hei, kalian, tunggu sebentar!"

Ketika mereka akan menaiki kereta kuda sesuai rencana, Lisha muncul di depan gerbang sekolah.

"Hah? Ada apa, Lisha-sama?"

Meski kau pasti biasanya ada di bengkelmu –– Lux nampak kebingungan.

"Aku juga akan ikut dengan kalian. Kalian akan pergi bertemu dengan pelayan Kediaman Einvolk itu, bukan? Kalian tidak membawa Sword Device, jadi kalian perlu seorang pengawal, ya kan?"

Di pinggang Lisha yang mengatakan hal itu, terdapat Sword Device yang menggantung.

"Me-Memang benar begitu, tapi––"

"Ah, kau tahu? Lisha-sama mengatakan kalau dia khawatir dengan hubungan kalian."

Sebelum mereka menyadari, Tillfarr yang datang untuk melihat mereka menyatakan dengan senyum tak bersalah.

"Ka-Kau idiot! Jangan mengatakan hal yang bisa jadi salah paham! Aku hanya––"

Ketika Lisha yang mengatakan itu dengan putus asa mencoba memperjelasnya, Krulcifer tertawa kecil.

"Lalu, aku akan sangat berterima kasih mengajak tawaranmu."

"Y-Ya... Itu benar."

Ketika Lux dengan canggung mengangguk, ketiganya naik ke atas kereta kuda.

Tujuannya adalah wilayah perdagangan kelas atas yang awalnya ditunjuk untuk membuat kesepakatan.

Mungkin karena ini adalah hari libur, jalanan yang terlihat dari kereta kuda sangat nyaman dan ramai.

Seolah menyembuhkan luka dan kelelahan duel kemarin malam, Lux melihat pada pemandangan yang mengalir.

––Malam itu, ketika semuanya mereda.

Putra dari salah satu Empat Bangsawan Besar, Barzeride Kreutzer dinyatakan bersalah dan permasalahannya masih belum diberitahukan pada khalayak.

Sepertinya Barzeride telah menyuruh para bandit menyamar sebagai pasukan pribadi di belakang ayah dan keluarganya serta bekerja di balik bayangan untuk mengijinkan penggalian ilegal di reruntuhan dan menerima pertentangan.

Tidak –– mereka tidak mengetahui apakah itu benar-benar oleh keputusan Barzeride sendiri, namun yang lebih penting, penyelidikan telah berakhir, itu adalah fakta kalau dia akan dijatuhi hukuman berat dan dipenjara.

Lalu, tentang identitas asli Pahlawan Hitam.

Salah seorang, sebagai kejahatan Barzeride, berapa banyakpun kekuatan dari Empat Bangsawan Besar yang dia genggam, dia tidak dapat bebas setidaknya untuk lima tahun.

(Hal itu sendiri bukanlah permasalahan utama, tapi––)

Tidak ada terompet untuk memanggil Abyss yang dimiliki Barzeride.

Tapi, itu adalah fakta yang tak dapat dipungkiri kalau Diabolos telah dengan sengaja terpanggil di depan reruntuhan pada saat itu.

Dengan kata lain, sangat mungkin kalau ada seseorang yang menyarankan tindakan Barzeride dan mengendalikan Abyss di belakang layar.

Ini masih belum diketahui apakah itu adalah kakak Lux dari Kerajaan Lama –– Fugil yang dia kejar.

"Kita sudah sampai."

"Ah..."

Sementara Lux melamun, mereka nampaknya telah tiba di tempat tujuan.

Restoran kelas atas di mana telah dijadwalkan untuk pembicaraan tentang masalah perjanjian.

Sambil mereka turun dari kereta kuda, mereka masuk ke dalam restoran bersama dengan Alterize yang ada di depan toko.

Selagi tempat telah dipesan sebelumnya, hanya ada wanita pemilik (toko) di dalam.

"Selamat datang, Nona, Lux Acadia-sama dan, errr––?"

Alterize yang sedang menyapa, mengalihkan matanya ke samping Lux.

Untuk pelayan wanita dengan karakter jujur, dia mengungkapkan ekspresi gelisah yang tidak biasanya.

"Aku pengawal mereka. Apa ada masalah?"

"Ti-Tidak, permisi..."

"Hmm. Yah, karena aku datang sampai kemari, kalian tidak akan diserang oleh pembunuh. Aku akan menjaga di luar."

Mungkin karena dia menjadi tidak biasa penuh perhatian, Lisha pergi keluar toko.

Sambil dia duduk di atas kursi dan berdeham sedikit, Alterize menyiapkan diri dan membungkukkan kepalanya.

"Masalah kali ini. Adalah tanggung jawabku untuk mencoba memaksakan pernikahan langsung tanpa mengetahui rencana Tuan Kreutzer. Aku juga tidak tahu bagaimana untuk meminta maaf pada Nona dan Lux Acadia-sama. Karena aku akan menerima hukuman berat saat kembali ke Kediaman Einvolk, di tempat ini, saya memohon maaf..."

"…………"

Lux dan Krulcifer yang melihat hal itu ragu untuk sementara.

Meski Lux mendengar dari Krulcifer, dia nampak mempunyai posisi anak yatim yang diasuh dalam Kediaman Einvolk.

Ini mungkin hasil pengabdiannya dengan caranya sendiri dan melaksanakan perintah.

Lux tidak dapat membawa dirinya termasuk menyalahkannya.

"Krulcifer-san..."

Sembari Lux memikirkan begitu dan mengalihkan penglihatannya di sampingnya,

"Bisa kau mengangkat kepalamu? Ini memalukan bagi seseorang menundukkan kepala di dalam toko."

Krulcifer menjawab dengan wajah dingin.

Pada tatapan pertama, terlihat seperti sikap dingin sampai belakangan ini, namun nadanya lembut.

"Untuk masalah kali ini, aku juga salah. Kau juga kesulitan, Alterize. Jadi –– kita sama. Tidak perlu untuk meminta maaf."

Hanya sekejap, kedua gadis itu saling menatap dan ketenangan mulai kembali.

Alterize diadopsi oleh kepala pelayan Kediaman Einvolk dari panti asuhan.

Dan Krulcifer diambil sebagai garis keturunan reruntuhan.

Lux yang melihat ini sebenarnya merasa kalau dua gadis itu dengan keadaan mirip yang berusaha keras untuk pastinya bersama.

Yang terpenting dari hal itu adalah kebahagiaan.

"Kata-kata itu percuma bagiku. Tapi –– misiku juga sudah selesai dengan baik."

Kemudian, Alterize tiba-tiba mengatakan hal seperti itu.

"Eh?"

Lux dan Krulcifer terlihat kebingungan dengan mengangkat suara mereka secara bersamaan.

"...Eh!? Errr––"

Sesaat ketika dia melihat senyum sopan Alterize, Lux kebingungan.

Dibingungkan, dia berbisik dengan suara pelan menuju telinga Krulcifer yang berada di sampingnya.

"...Tunggu, Krulcifer-san. Apa maksudnya ini? Apa kau belum memberitahunya!? Tentang hubungan –– pura-pura kita."

"Aku tidak punya waktu untuk itu. Itulah kenapa aku berniat mengatakannya sekarang, tapi––"

Mungkin karena itu tak disangka, Krulcifer juga agak kebingungan membalas.

"U-Um, Alterize-san... Ak-Aku, um––"

"Serahkan padaku. Mulai dari sekarang, ini pekerjaanku. Aku akan menjelaskan sepenuh hati untuk menyarankan anda dengan segala cara sebagai tunangan untuk tuanku, Kepala Kediaman Einvolk."

"Eeeeeeeeeeeeeh!? Tu-Tunggu, itu––!"

"Yah lalu –– Saya akan pamit dulu. Saya sudah mengatur pembayaran untuk makan malam, jadi kalian, nikmatilah waktu kalian berdua. Setidaknya saya bisa meminta maaf."

Ketika dengan singkat mengatakannya, Alterize dengan tenang meninggalkan tempat duduknya.

"Yah lalu, permisi. Nona––. Saya akan mengunjungi anda suatu hari lagi."

"Kau juga –– jaga diri baik-baik."

Alterize berbalik membungkuk pada senyum lembut Krulcifer.

Sikapnya telah berubah menjadi seseorang yang tenang seperti biasa, namun senyum yang menyembunyikan sesuatu terambang di luar wajahnya.

"––Ah, tunggu! Alterize-sa..."

Ketika Lux dengan tanpa sengaja mencoba mengejarnya, sayangnya itu sudah terlambat.

"Dia pergi. Meski dia kembali ke Ymir, itu akan baik-baik saja jika dia berusaha di sana."

"Itu benar––.... Bukan itu, apa yang harus kita lakukan!? Tentang masalah pertunangan."

Ketika Krulcifer mengatakan hal itu dengan senyum menggoda, wajah Lux menjadi merah.

"To-Tolong jangan menggodaku. Selain itu, permintaannya akan berakhir segera, jadi––"

"Kau benar –– dengan ini, perjanjian denganmu juga akan berakhir untuk saat ini."

Permintaan khusus yang dibuat pada lelucon Kepala Sekolah Relie.

Tepatnya seminggu telah berlalu sejak hari itu, dan permintaan Krulcifer akan berakhir.

Permintaan Krulcifer yang mengatakan "Aku ingin kau menjadi pacarku".

Lux kesusahan dalam berbagai hal sambil Krulcifer adalah pengalaman pertamanya, tapi––

(Apa aku dengan baik menyelesaikannya?)

Sembari permintaannya akan berakhir, Lux merasa sedikit sendirian.

"Aku mungkin bukan orang yang sesuai untuk itu, tapi ini menyenangkan."

Dia mengganti senyum lembut menuju Krulcifer.

Meskipun itu adalah tanpan keraguan perasaan sesungguhnya Lux,

"Itu benar. Tapi maaf –– seperti yang diperkirakan aku benar-benar tidak mencintai laki-laki yang ragu-ragu."

"Eh...?"

"Menjadi "pacar" denganmu selama seminggu, aku sekali lagi menyadarinya."

"Ah, Hahaha..."

Menyatakan wajah yang sedikit pahit, Lux tertawa.

(I-Ini tak disangka menyakitkan untuk mendengar hal itu!)

Dia sebenarnya pacar bohongan, jadi dia mengerti itu akan menjadi seperti ini, tapi––

Krulcifer menarik wajahnya menuju Lux yang menggantungkan kepalanya secara putus asa.

"Tapi, kau sebenarnya adalah orang yang sungguh memaksa. Jadi –– aku sangat menyukai sifat itu."

"Eh...? ––"

Sesaat ketika Lux mengangkat wajahnya pada bisikan Krulcifer, bibirnya terkunci.

Bau minyak wangi yang sangat harum dan terasa nikmat, bibir lembutnya.

"Tung...!?"

Pada ciuman dengan hanya sedikit sentuhan, tubuh Lux mendadak berubah merah.

"Ini adalah sedikit ekspresi terima kasihku untuk menyelesaikan permintaanku. ––Apa itu belum cukup?"

Meski ekspresi dingin seperti biasa, pipi Krulcifer juga menjadi agak memerah.

"Ha-Hal seperti itu––"

"Lalu, lagi––"

Krulcifer sekali lagi mencium Lux yang kebingungan seakan mencium berulang kali.

Ketika dia akhirnya melepaskannya, dia menjulurkan lidahnya dan menjilat bibirnya.

"Pe-Pemilik toko sedang melihat!? Krulcifer-san!?"

"Aku tidak kehilangan apapun, jadi ini tak apa, bukan? Jika Lux-kun benar-benar menerima bertunangan denganku –– aku tak masalah melanjutkan ini."

SaijakuBahamut v2 0018.jpg

Ketika Krulcifer dengan perlahan menggerakkan ujung jarinya pada pipi Lux, yang sungguh kebingungan,

"Hei! Apa yang kalian lakukan!?"

Lisha menerobos ke dalam toko, dan menyela dengan panik.

"Mau bagaimana lagi, huh. Yah lalu, ayo bicarakan tentang pertunangan."

"Eh...? Hei! Jelaskan Lux!? Apa yang dia maksud dengan pertunangan!?"

"Tu-Tunggu sebentar! Ini, um––"

Kehidupan harian yang sibuk kembali ke arah Kota Pertahanan.


Back to Episode 4 Return to Main Page