Saijaku Muhai no Bahamut (Indonesia):Volume 2 Side Story

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Cerita Sampingan - Buku Harian Pengamatan Kakak Airi[edit]

Part 1[edit]

Aku, Airi Acadia, mantan Putri Kerajaan, memiliki sedikit rutinitas sehari-hari.

Menulis buku harian.

Karena tidak ada yang mengetahui kapan kesialan akan menimpa dirinya, dan juga demi satu-satunya saudaraku, aku harus selalu meninggalkan catatan.

Aku duduk di meja kamarku di dalam asrama perempuan di mana semua orang telah tertidur, dan aku secara diam-diam menuliskan beberapa kata di atas kertas.

“Airi sangat teliti seperti biasa.”

Ketika aku menulis buku harian di depan lampu, aku mendengar suara Nokuto dari atas tempat tidur.

“Maaf. Apa kau tidak bisa tidur?”

Aku melihat kembali ke arah sumber suara dan memalingkan wajahku ke arah gadis berambut hitam.

Teman sekelasku, Nokuto Leaflet adalah teman sekamarku yang sempurna yang memberikan kesan “gadis tenang”.

“Tidak. Kau tidak perlu memikirkanku. Tapi, begadang adalah sesuatu yang akan berakibat buruk untuk tubuh.”

“Ya, benar. Hanya sebentar lagi dan aku akan menyelesaikannya.”

Sementara berterima kasih untuk perhatiannya, aku meluruskan punggung dan beralih ke buku harian.

“Ngomong-ngomong, apakah cerita itu benar?”

Aku sedikit khawatir mengenai rumor tersebut yang kudengar dari teman-teman sekelasku pada siang hari.

『—Nampaknya Lux-senpai, satu-satunya laki-laki di akademi sudah memiliki seseorang yang dia sukai.』

Tidak mungkin, jawabanku.

Ketika aku mendatangi Nii-san, yang bodoh dan tidak peka terhadap seorang gadis, itu tidaklah mungkin untuk berpikiran kalau hal itu terjadi.

Nah, cara berpenampilannya, aku juga berpikir kalau dia agak dingin dan lembut, tapi menurutku, dia memiliki banyak sisi yang merepotkan.

Dia adalah orang yang tidak bisa menolak permintaan seorang gadis, dia relatif ceroboh dan mudah tertipu serta ketika serangan datang, dia bertindak sebelum memikirkan konsekuensinya.

Oleh karena itu, penting bagiku untuk terlihat perhatian padanya.

Apa salahnya mengkhawatirkan saudara. Bahkan dengan rumor aneh kalau dia memiliki seseorang yang disukainya di akademi—

...Tidak mungkin, ini tidaklah benar, kan?

Itu adalah Nii-san, memiliki seseorang yang dia sukai...

“—Benar.”

Hal ini juga mungkin bagus untuk mengamati Nii-san selama dua atau tiga hari untuk mengkonfirmasi rumor ini.

Ya, ayo kita lakukan.

Aku harus melatih taktikku sebanyak Nii-san yang ceroboh.

Aku memutuskannya dan melanjutkan menulis catatan di dalam buku harian.

Dengan hati yang sedikit nakal, aku memutuskan untuk menulis judul untuk keesokan hari.

『Buku harian pengamatan Nii-san』

Part 2[edit]

Pagi hari berikutnya. Aku pergi ke ruangan di mana Nii-san berada.

Ini—hanyalah untuk mengamati Nii-san selama berada di akademi, itu bukanlah sesuatu yang patut mendapatkan rasa malu.

Ini adalah tugas yang kupilih sendiri.

Melakukan penyelidikan, menganalisa dan mencatat adalah pekerjaanku, seorang pejabat sipil yang memilih pada diriku sendiri.

“Nii-san. Aku masuk.”

Setelah mengetuk pelan dua kali, aku berkata begitu.

Hal ini untuk memeriksa sikap Nii-san, jadi tidak akan ada artinya jika tidak ada serangan kejutan.

Ketika aku berpura-pura tidak menepati waktu, aku datang bertepatan dengan (melihat) adegan memalukan di sana.

“......!?”

Seorang gadis berpakaian minim yang tidur di bawah tempat tidur dan kedua tangan Nii-san memperpanjang (menyentuh) ke tubuhnya.

Untuk umpamanya, sepertinya Nii-san sedang bersandagurau dengan gadis yang sedang tertidur, dan wajahku tidak bisa menyembunyikan dan terasa panas.

“U-Um—, Airi. Errr, ini...”

Melihat Nii-san yang menjadi tidak karuan, aku langsung duduk.

“Apa kau mencoba untuk membangunkan Philphie-senpai?”

Aku, yang berkesimpulan ha itu, berbicara dengan heran seperti biasanya.

“Ah iya. Itu benar ... Philphe tidak bangun sama sekali—”

“Aku akan membangunkannya, jadi Nii-san, silakan pergi melihat ke luar melalui jendela dan tetaplah diam.”

Mengatakan seperti itu, aku menggoyang-goyangkan dan Philphie-san bangun setengah tertidur.

Melihat lebih dekat, piyamanya berantakan dan payudara telanjangnya berguncang.

Bahkan diriku dengan jenis kelamin yang sama merasa kalau mataku tertarik dengan ukurannya yang luar biasa.

Aku bertanya-tanya kenapa itu begitu besar...

“Fuhaa..., pagi, Airi-chan.”

Sepertinya dia melihatku, Philphie-san menggosok sudut matanya dengan sedikit dan menguap kecil.

Gerakannya yang lambat, bahkan dari sudut pandangku yang lebih muda, itu terlihat sangat indah.

Tidak mungkin—Philphie-san adalah "kekasih" yang dikabarkan itu?

Philphie-san adalah teman masa kecil Nii-san.

Selain itu, dengan peraturan Kepala Sekolah Relie, untuk sementara mereka berbagi kamar seperti ini—

“...Nii-san. Kau tidak melakukan hal-hal yang aneh dengan Phiphie-san, bukan?”

“Ka-Kami tidak melakukan hal-hal yang seperti itu! Untuk saat ini tidak ada ruangan yang kosong, jadi kita tidak memiliki alternatif lain—”

Nii-san, menghindari matanya dari kami, mengatakannya dengan wajah merahnya.

“Ah, Lu-chan, pagi, juga.”

Di sisi lain, Philphie-san juga santai seperti biasa.

Aku merasa lega.

Tidak ada atmosfer sepasang kekasih di antara mereka berdua.

“Baiklah, aku akan mengambil cutiku. Aku mempunyai urusan denganmu, namun sepertinya aku kayak pengganggu di sini.”

Setelah Philphie-san selesai mengganti pakaiannya, aku berkata begitu dan meninggalkan ruangan.

Aku tidak berpikir kalau saat ini keduanya memiliki hubungan di luar teman masa kecil, tetapi mereka adalah laki-laki dan perempuan.

Ya. Mulai sekarang, aku juga harus waspada dengan mereka.

Mengambil kesimpulan (catatan) seperti yang ada di dalam pikiranku, aku menghadiri kelas pada hari itu.


Jadi setelah itu—, di mulai dari istirahat singkat di antara pelajaran sampai sekolah berakhir, "pengamatan"ku terus berlanjut.

Meskipun tanpa ada akhirnya untuk para murid yang memohon pekerjaan paruh waktu untuk Nii-san, dia begitu sibuk jikalau ada beberapa gadis yang bisa menghabiskan waktu berdua dengannya.

Namun, dalam jalannya penyelidikanku, aku menemukan beberapa orang yang membutuhkan perhatian di antara mereka.

Hanggar Drag-Ride yang terletak di lingkungan sekolah.

Aku mengintip ke tempat di mana Nii-san melakukan pekerjaan paruh waktu untuk perawatan Machine Dragon dan mengkonfirmasinya.

Salah satunya adalah Putri Pertama Kerajaan Baru, Lizsharte Atismata.

Dia adalah senior kelas kedua yang mengikat rambut pirangnya ke samping, dan seorang putri dengan bakat yang luar biasa sebagai seorang Drag-Knight serta teknisi.

Dia sangat menyukai Nii-san semenjak insiden tersebut [1] dan dia memandang baik terhadapnya.

Selama tidak adanya senior kelas ketiga, dia mencoba membujuk Nii-san untuk bergabung ke dalam ‘Knight Squadron’, dan juga telah melakukan berbagai tindakan tegas nan mencolok menggunakan kekuatannya sebagai seorang putri.

Meskipun begitu, karena dia sangat tidak memahami pendekatan yang merupakan bagian penting dari cinta, itu semua mungkin benar.

Mencoba menarik perhatian Nii-san, yang dia lakukan hanya sekitar pengembangan Drag-Ride... Aku ingin tahu apa yang ada di dalam benaknya.

Namun, dari apa yang kulihat, dia sangat mencintai Nii-san, jadi aku harus memperhatikannya.

Satu lagi adalah seorang putri dari seorang bangsawan, Krulcifer Einvolk.

Dia adalah orang yang sangat cantik dan terkadang aku terpesona olehnya.

Dia adalah murid dari luar negeri tepatnya dari negara religius Ymir, dan seorang wanita berbakat yang memiliki sikap halus dan kemampuan yang tinggi dalam hal seni sastra dan militer.

Dia juga sering menggoda Nii-san dan dia benar-benar terhisap (digoda) dengan tingkahnya.

Dan untuk beberapa alasan, dia juga tampaknya tertarik pada Nii-san; dan dia datang untuk berbicara padanya setiap kali dia menemukan kesempatan.

Karena dia adalah orang yang pintar, dalam arti, dia mungkin yang paling berbahaya.

Tapi, nampaknya dia tidak memiliki banyak minat pada Nii-san sebagai lawan jenis, dan karena tidak ada cara bagi Nii-san untuk dapat berpacaran dengannya, itu mungkin benar, kukira.

“...Fiuh, jadi kukira itu saja untuk hari ini.”

Aku sudah memastikan semua kandidat yang mungkin menjadi "kekasih" Nii-san.

Itu hanyalah rumor.

Aku menarik napas lega dan kembali ke asrama perempuan.

Namun, ketika aku berbagi meja dengan teman sekamarku untuk makan malam pada hari itu—

“Ah, berbicara mengenai itu, Airi-chan. Kemarin, aku melihat Lux-senpai membeli hadiah.”

“Eeh...!?”

Aku sangat terkejut di mana aku hampir menyemburkan air yang aku minum.

Itu sangat dekat. Kesan putri yang telah kubangun sejauh ini hampir hancur.

“...Bukankah itu sesuatu yang dibeli karena permintaan pekerjaan paruh waktu?”

Nii-san memiliki kewajiban untuk menerima permintaan dari murid di akademi ini.

Tampaknya ada begitu banyak permintaan kalau dia tidak dapat menerima mereka semua sekarang, tapi—

“Tidak ada, tampaknya itu untuk hadiah. Penjaga toko tersebut berasal dari pegawai perusahaanku; katanya begitu.”

“Aku mengerti...”

Nii-san pada dasarnya miskin, sehingga masalahnya adalah bagaimana dia berhasil mendapatkan uang. Meskipun aku memiliki pemikiran tentang orang-orang yang akan meminjamkannya uang—, kemungkinan itu tertuju pada Kepala Sekolah yang merupakan posisi tertinggi sekarang.

Tidak—

“Jadi, apa yang saudaraku beli?”

“Aku mendengar kalau itu adalah parfum mawar. Dan—sepertinya dia akan memberikannya pada Sharis-senpai. Ah, aku iri. Mendapatkan hadiah dari Lux-senpai—”

“Apakah itu benar?”

Aku bertanya dalam hati ketika sedang terkejut.

Melalui hubunganku dengan Nokuto yang merupakan teman dari senpai, aku tahu kalau Sharis-senpai dari kelas tiga sangat menyukai bunga mawar.

Bila digabungkan dengan uang pinjaman, nampaknya ada seorang anak yang sengaja mendengar Nii-san bertanya pada Kepala Sekolah Relie (menurutku) tentang kesukaan Sharis-senpai.

Jadi, apakah Nii-san menyukai Sharis-senpai?

Meskipun dia dari garis keturunan keluarga pasukan dan cenderung lepas kendali dengan mudah, dia adalah orang yang serius serta memiliki rasa keadilan.

Dia adalah orang yang cantik dan dia juga merupakan sosok yang baik.

Dia merupakan kenalan Nii-san karena keributan pertama, dan mereka juga baik dalam "Knight Squadron", tapi—itu tidak mungkin.

Aku menyelesaikan makan malam dengan cepat dan bergegas menuju Sharis-senpai.

Ketika menuju ke lantai pertama dari asrama gadis, dekat pintu masuk, aku melihat Nii-san dan Sharis-senpai.

“Sesuatu yang Tillfarr sukai? Mari kita lihat... Jika aku ingat betul, gadis itu suka mengumpulkan aksesoris.”

“Begitukah? Terima kasih.”

“Aku mengerti, kau tidak bisa dianggap remeh, Lux-kun. Aku sedikit cemburu. Tolong jaga anak buahku.”

Sharis-senpai tertawa dengan ekspresi yang sedikit rumit.

E-Eeeeeeeeh!?

Menahan agar tidak keluar dari mulutku, aku melihat keduanya.

Dia berpura-pura menyukai Sharis-senpai—, bukankah itu Tillfarr-senpai?

Semenjak Tillfarr-senpai menjadi teman sekelas Nii-san, mereka banyak bertegur-sapa.

Dia memiliki karakter yang jujur tidak seperti seorang wanita muda yang mulia dan dia adalah seorang yang bersemangat yang bisa mendekati siapapun.

Meskipun aku berpikir kalau itu tidak aneh bahkan ketika Nii-san datang menemuinya—

Tidak mungkin, apakah dia berharap untuk yang kedua kalinya? ... Itu Nii.san?

Sementara kebingungan, aku berjalan menuju koridor dengan karpet merah secara berjinjit.

Apa yang harus dilakukan. Jika aku tidak cepat memastikan di mana seseorang—

“Ah, Airi, bisakah aku berbicara sebentar?”

“Eh—? Ni-Nii-san?”

Tiba-tiba dipanggil oleh Nii-san dari belakang, aku panik.

“A-Apa yang sebenarnya kau inginkan...?”

Menjadi sedikit bingung, aku berpura-pura menjadi tenang seperti biasanya.

“Um, ini tentang Nokuto, tapi—apakah kamu tahu sesuatu tentang kesukaannya?”

“—Eeeeeh!?”

“Ada apa? Sangat terkejut.”

“Ti-Tidak ... Yang lebih penting, mengapa kau bertanya mengenai hal itu?”

“Ah, err ... Aku hanya ingin bertanya, tidak boleh ya?”

Dalam nada untuk menghindari masalah, Nii-san mengatakan demikian. Hal ini membuatku menjadi lebih dan lebih curiga.

“Baiklah. Tapi apakah itu untuk sekarang? Aku melihat kalau Nii-san sungguh baik dalam menangani seorang gadis, ya.”

“Ja-Jangan menggodaku. Yang lebih penting—”

Tampak malu, Nii-san mendengar tentang pilihan Nokuto dariku.

Setelah Nii-san pergi, aku memastikan kejadian yang terbaru ketika sedang didorong oleh rasa ketidaksabaran.

Dia membeli hadiah untuk Sharis-senpai, dan telah bertanya tentang Tillfarr-senpai dan pilihan Nokuto.

Apakah dia sungguh berniat untuk mengakui (mendekati) ketiga gadis dari Triad?

Hal seperti itu tidaklah mungkin, tapi—

Kemudian hari berikutnya, kecemasanku menjadi nyata, dan Nii-san membeli dua hadiah di Kota Pertahanan.

Firasat buruk menggembung dengan cepat.

『—Itu tampaknya Lux-senpai, satu-satunya laki-laki di akademi sudah memiliki seseorang yang dia suka』

Bahkan jika Nii-san mengakui tiga gadis dan itu menjadi tiga waktu, itu akan buruk; di tempat pertama akan juga menyenangkan jika dia mengaku (memilih) salah satu dari mereka.

Di atas itu, Nii-san bukan milik semua orang, tapi hanya milikku—

“Ah, semuanya. Kamu datang di waktu yang tepat—”

Nii-san, dengan hadiah di tangan, menghadap ke arah Sharis-senpai yang sedang makan siang di halaman akademi.

“Berpikir seperti itu, tentu saja tidak!”

Aku tidak sengaja berteriak dan berhenti di antara mereka.

“A-Airi?! Mengapa kamu di sini—?”

“Ni-Nii-san, juga, tolong hentikan itu! mendekati beberapa gadis adalah prilaku tak bermoral! Di samping itu, mengenai aku juga—huh?”

Kemudian, aku melihat Tillfarr-senpai dan Nokuto yang aku tidak lihat sebelumnya karena mereka tersembunyi di balik pohon.

Sepertinya dia akan memberikan hadiah kepada tiga gadis sekaligus.

“...Apa artinya ini?”

“Errr. Aku hanya ingin mengembalikkan kebaikan hati mereka bertiga ketika mereka menjengukku kemarin.”

Setelah Nii-san menjawab seperti itu, tiga gadis dari Triad tersenyum kecut.

“Ha ha ha ha. Maaf. Sepertinya kekhawatiran adikmu sia-sia.”

“Wow, aku tidak berharap kalau kau akan menganggapnya serius ... seberapa seriuskah kamu, Lux-cchi?”

“Iya. Aku senang untuk perasaanmu, tetapi tolong jangan memaksakan diri.”

Sepertinya tiga gadis menuntut hadiah kembali sebagai sebuah lelucon karena kunjungan ketika Nii-san pingsan karena mengalami kekalahan.

Kemudian, Nii-san menanggapinya dengan serius mengenai hadiah kembali...

“Aku takjub padamu, Nii-san... Ini hal yang biasa.”

“Tidak, aku juga mengerti dengan baik kalau itu adalah sesuatu yang biasa... Tapi, aku berhutang budi kepada mereka bertiga—”

“Jika kau melakukan hal-hal seperti ini, kau akan diminta untuk hadir oleh semua orang di akademi seharian, kau tahu?”

Ketika aku memperingatkannya seperti itu, Sharis-senpai tersenyum kecut.

“Itulah yang adikmu katakan, Lux-kun. Kau terlalu baik. –Tapi, jika kau mengatakan itu untuk hari ini, untuk pertama kalinya dalam beberapa saat aku merasa sangat senang. Terima kasih.”

“Aku juga—terima kasih atas pitanya, Lux-cchi. Kau benar-benar seorang pangeran yang serius.”

“Iya. Jujur saja, aku juga senang. Semenjak barang-barang praktis seperti sapu tangan yang sesuai dengan keinginanku.”

Setelah Tillfarr dan Nokuto berkata sambil tersenyum,

“Namun, setelah memberikan kita tandamata yang baik, itu mengesalkan jika kita tidak memberikan imbalan. Lain kali, kami bertiga akan mengadakan pesta menginap, tetapi—jika kau baik-baik saja dengan itu, mengapa tidak jika kau juga datang?”

“Eeeeeeeh?! Tu-Tunggu, itu akan menjadi buruk—”

“...Nii-san, setelah mengatakan demikian, bisakah kau benar-benar tidak menerima permintaan mereka sekarang?”

Aku dingin membalas Nii-san yang memerah panik.

“Oh, setengah dari itu bukanlah lelucon, tapi—kau tidak boleh membiarkan adikmu terlalu khawatir. Kalau begitu, perhatikan kami lagi di "Knight Squadron", Lux-kun.”

Setelah berpisah dari tiga gadis Triad, aku memberikan beberapa masukan untuk Nii-san.

Itu karena situasinya sangat istimewa, dia harus berhati-hati untuk tidak terjebak dalam rumor yang aneh.

—Demikian, penyelidikanku kali ini ditutup.

Sementara merasa sedikit lega, aku menegaskan kembali kalau Nii-san tidak dapat diandalkan.

Sepertinya pengamatan berkala masih diperlukan.

Oleh karena itu, aku juga harus menulis kesimpulan seperti di dalam buku harian ini.

『Seperti yang diharapkan, Nii-san tidaklah berguna tanpa adanya aku.』


Referensi[edit]

  1. insiden serangan mendadak Abyss yang berada di vol 1
Return to Main Page