Saijaku Muhai no Bahamut (Indonesia):Volume 5 Episode 2

From Baka-Tsuki
Revision as of 10:36, 5 October 2019 by Isko (talk | contribs) (Created page with "==Episode 2 — Malam Sebelum All-Dragon Battle== Pagi harinya, dua hari setelah Yoruka muncul di depan Lux dan menyebabkan kegaduhan. Akhirnya, Lux dan kawan-kawan berangka...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Episode 2 — Malam Sebelum All-Dragon Battle[edit]

Pagi harinya, dua hari setelah Yoruka muncul di depan Lux dan menyebabkan kegaduhan.

Akhirnya, Lux dan kawan-kawan berangkat ke Ibu Kota untuk turnamen internasional—All-Dragon Battle.

Menggunakan kereta kuda, mereka melewati empat pemberhentian selama tiga hari penuh sebelum akhirnya tiba di sana.

Ibu Kota Kerajaan Lordgalia.

Dibangun ulang, setelah Kekaisaran Lama tiada. Namanya serta pemandangan kotanya sangatlah berubah dan sekarang merupakan kota terbesar di Kerajaan Baru.

Kota kastel, metropolis yang berlanjut sampai istana besar terbagi menjadi tujuh bagian, jauh lebih besar dari Cross Field. Populasinya juga tinggi.

Sehingga mungkin untuk kota menjadi swasembada, industri, pertanian, perdagangan—dan markas prajurit, ditata dengan cermat, berbaris dengan keteraturan yang mengagumkan.

Kerajaan Arcadia yang memiliki beberapa ratus tahun sejarah, seluruh teknologi dan asetnya dikumpulkan untuk membangun pengerjaan kota ini, sekarang pun setelah lima tahun semenjak kekaisaran lama menjadi kerajaan baru, masih tersisa sebagai pemandangan.

“Juga, sudah sekian lama terakhir aku ke sini.”

Memasuki penginapan bintang lima yang mereka pesan, gumam Lisha yang duduk di sofa di pintu masuk.

Mungkin karena perjalanan panjang, anggota seleksi lain memasuki kamar mereka untuk beristirahat.

“Selama liburan musim panas, sepertinya ada juga banyak murid yang kembali pulang di Ibu Kota. Kayaknya mereka juga datang mendukung kita di All-Dragon Battle, jika beruntung kalian mungkin bertemu di suatu tempat di kota.”

Kepala sekolah Relie yang keluar dari kamarnya merenggangkan punggungnya sembari mengatakan itu. Mendengar itu, adik Lux yang ada di dekat—Airi menunjukkan ekspresi sukar.

“Daripada itu, aneh kalau pemerintah memperbolehkan kepala sekolah untuk masih memimpin grup ini.”

“...Yah, hampir. Intinya, selain mendapat teguran seumur hidup, aku juga membayar banyak denda. Saat ini, aku tidak dipenjara semata-mata berkat posisi dan uangku sekarang.”

“Itu bukan hal yang bisa dicandakan...”

Setelah Lux menjawab Relie yang menampilkan senyum sukar, suasana canggung mengalir.

Pelatihan di Pulau Ries yang dilaksanakan dua minggu lalu.

Di sana, kepala sekolah Relie yang melakukan penyelidikan Reruntuhan tanpa izin dari pemerintah di Ibu Kota demi menyelamatkan adiknya, Philuffy.

Tampaknya, tanggung jawabnya untuk tindakan tersebut dipertanyakan dan terdapat pergantian panas antara dirinya dan pemerintah.

Tapi, demi menghindari aniaya yang bisa mempengaruhi All-Dragon Battle sebentar lagi, hukumannya saat ini ditunda.

Untuk sementara Relie menghindari penjara dengan hanya sebuah peringatan yang diberikan padanya.

“Karena itu aku mentransfer『benda itu』yang tersembunyi di akademi kemari tapi—, untungnya, aku tidak perlu mengurusnya lebih dari ini.”

“—『Benda itu』?”

Lux bereaksi pada bisikan Relie.

“...Ahaha, bukan apa-apa. Lupakan saja.”

Relie berucap dengan wajah bingung yang diiringi dengan senyum masam kaku.

Kalau dipikir-pikir—Sania yang datang ke akademi sebagai mata-mata dari Heiburg mencari sesuatu di akademi. Dia mendengarnya dari Airi, tapi ini tentang itu?

“......”

Tapi, Airi tidak mengalihkan tatapannya dari buku yang ia buka. Melihat sikapnya yang seperti bukan urusannya, Lux juga tidak meneruskan lebih.

Kemudian, Relie mulai berbicara untuk menekan kecanggungan.

“Yak, kita sampai di Ibu Kota, bagaimana kalau semuanya bersenang-senang di kota ini? Ada juga festival yang akan dimulai segera.”

“Festival untuk perayaan berdirinya Kerajaan Baru, ‘kan?”

Ketika Relie menggumamkan itu, Celis yang keluar dari kamar hotel menyisip perlahan.

“Tampaknya, lima tahun lalu disebut festival kelahiran suci Kekaisaran, tapi saat ini berbagai hal berubah. Tidak hanya namanya—namun juga isi festival.”

Putri bangsawan dari salah satu Empat Bangsawan Besar memang hebat, Celis pintar dalam berbagai subyek.

“Sebenarnya aku juga harus ikut dengan kalian sebagai pemimpin grup ini, tapi aku sedikit lelah. Jadi, kalian yang masih punya energi bisa jalan-jalan sebentar sebelum turnamen.”

Mengatakan itu, Relie mengeluarkan sebuntel uang kertas dari dompetnya dan menaruhnya di tangan Lux.

“Te, terima kasih. —Tunggu, ini terlalu banyak!? Kami tidak perlu sebanyak ini!”

“Ah, iya kah? Yah, kamu bisa mengembalikannya nanti jika ada sisanya.”

Kepala keluarga Aingram yang seorang konglomerat terkemuka di Kerajaan Baru memang hebat.

Selera keuangannya benar-benar berbeda dari Lux yang bekerja sambilan selama lima tahun ini.

(Atau, malah berbahaya kalau kita berjalan sekitar membawa uang sebanyak ini...)

“Omong-omong, ini pertama kali aku datang ke Ibu Kota. Lux-kun, boleh aku memintamu mengantarku keliling kota sebentar?”

Ketika Lux memikirkannya, Krulcifer yang tiba di pintu masuk memintanya.

“Ah, oke. Boleh saja—”

Ketika Lux hendak setuju dengan siap seperti itu.

“Oi! Jangan memutuskan itu sendiri! Aku juga punya rencana meminjam Lux setelah ini!”

Lisha menyela dan percekcokan seperti biasa dimulai.

“Ada juga beberapa yang capek dan tidak merasa ingin keluar, aku membiarkanmu memutuskannya sendiri. Tapi—bakalan menonjol jika kalian bergerak dalam grup, jadi bagilah menjadi grup dengan empat orang per grup, oke?”

Dengan saran Relie, mereka membuat grup menggunakan lotere dan langsung diputuskan.

Salah satu grup adalah Lux, Lisha, Krulcifer dan Airi.

Grup yang lain terdiri dari Celis, Philuffy, Noct dan Sharis.

Tillfur yang biasanya berinisiatip dengan pergi keluar tidak bisa ikut karena kondisinya yang lelah dari perjalanan panjang. Mengatakan「dasar nggak punya hati—!」ia menatap dengan menyesal pada dua anggota Triad lain.

“Kami akan membelikanmu banyak oleh-oleh.”

“Uuu ... jangan lupa, ya?”

Lux menghibur teman sekelas sedihnya sebelum pergi ke kota.

Karena waktu masih siang hari, tampaknya tak akan bermasalah jika mereka tidak pergi terlalu jauh.

“...A, benar, benar. Anggota seleksi dari negara lain juga tiba sih, berjuanglah agar tidak menyebabkan masalah sebelum turnamen.”

Relie menambahkan itu. Lux dan kawan-kawan mengangguk dan keluar penginapan.

“—Lalu, ke mana kita harus pergi dulu? Tempat pertama yang ingin kukunjungi adalah musium Drag-Ride di Ibu Kota.”

“Seperti biasa, kau tidak berubah, emangnya ... kamu nggak punya ketertarikan lain di event langka ini sampai jauh-jauh ke Ibu Kota?”

“Muu ... lalu coba sebutkan apa yang kau ingin lakukan!? Apa yang kau tahu ketika pertama kali di sini!?”

“Apa ya. Pertama ada beberapa penjahit yang terkenal sampai Ibu Kota di dekat sini. Ada banyak toko lain juga, hanya mencarinya juga nggak terlalu sulit. Selain itu, sedikit jauh tapi jika kita pergi ke taman kota, akan ada sungai kecil di sana, terasa bakal menyegarkan di sana. Jika kamu merasa agak lapar, ada juga jalan yang berjejer dengan stan tepat di sana—di distrik seniman terdapat toko-toko yang membuat dan menjual barang seperti aksesoris jam atau kerajinan tangan khusus—”

“Tu, tunggu bentar Krulcifer! Bukankah ini pertama kalimu datang ke Ibu Kota!?”

Lisha berteriak dengan bingung pada gadis yang berbicara terus-menerus tanpa jeda.

“Apa yang tadi kukatakan merupakan bagian umum ketika berkunjung di Ibu Kota. Bagaimana kalau kau sedikit menyelidiki, jadi kau punya pembicaraan dengan bangsawan lain juga?”

“Kuh...!? Itu kau, kau sebenarnya nggak perlu diantar tepat dari awal, ‘kan!? Dasar cewek mesum, itu cuma alasanmu untuk mengajak Lux!”

Lisha secara spontan berteriak ketika ia melihat Krulcifer memberitahunya itu dengan suara dingin.

Ia kurang berhati-hati lebih tahu dari Lux yang semestinya tinggal di Ibu Kota dulu.

“Untuk sekarang, haruskah kita mengandalkan Krulcifer-san?”

Memang benar, bahkan Airi tidak tampak setahu itu tentang Ibu Kota. Mereka pun bersenang-senang di jalan Ibu Kota mengikuti panduan Krulcifer.


◊ ◊ ◊


Beberapa jam kemudian.

Mereka berkeliling ke lebih banyak tempat dari yang mereka duga dan kali ini matahari sudah terbenam.

Lux dan lainnya, empat orang sedang makan malam di restoran besar dekat jalan utama.

Tempat makan yang ada selama bertahun-tahun di Ibu Kota, hidangannya enak tanpa bisa dikeluhkan. Keempatnya mengingat soal hari mereka, tapi—

“Oi oi, ayolah bro. Jangan tidur di tempat ini! Juga kau minum terlalu banyak.”

Ketika mereka mau pergi segera, mereka bisa mendengar suara kesulitan si pemilik dari ujung.

“Tak ada yang ti-dur di sini ... Diamlah dan bawa sake kemari--. Munya...”

Seorang lelaki mengangkat gelas bir kayu sembari berbicara dengan suara yang jelasnya mabuk berat dari sudut pandang siapapun.

Umurnya masih muda. Ia mempunyai ciri berponi pirang yang tegak lurus seolah-olah berjuntai, dan mata senpaku-nya[1].

Ia mengenakan kaos hitam dan celana panjang yang kelihatan tahan lama.

Dengan penampilan biasa itu, hanya sabuk pedang perak di pinggangnya yang menonjol.

Melihat dari tampangnya saja, ia seperti preman, tapi mungkin karena wajah kekanakannya yang polos, ia tidak memberikan kesan seburuk itu.

“Pertama-tama, emangnya kau ada di usia boleh minum alkohol? Kau kelihatan muda.”

“San—tai. Prinsipku adalah『tantangan berani』yah ... menjadi berani tanpa kolot akan membuka jalan baru—uppuh”

“Kau sudah mabuk!? Omong-omong, kau kelihatan seperti pengelana, tapi darimana kau berasal?”

“Bodo’ a—mat, tuangin saja dong. Karena aku gak bisa minum di rumah— ... Hari ini ‘kan festival langka di Ibu Kota—? Jangan pelit lah—”

“Perayaan berdirinya negara masih dua hari lagi. ... Selain itu, kau masih muda tapi apa kau punya uang?”

Ketika ia mengomel dengan wajah sangat memerah, si pemilik mendesah dan bertanya.

Lisha yang di sebelah Lux berbisik dengan jengkel sambil menyaksikan adegan itu dari jauh.

“Tak pikir cuma bangsawan yang datang ke Ibu Kota, tapi ada juga banyak orang kurang ajar.”

“Suaramu terlalu keras, putri.”

Ketika Krulcifer mencaci seperti itu, sebuah insiden terjadi.

“Lihat, seperti ini pun aku punya uang loh~. Aku dapet banyak dari pekerjaanku—”

Si pemuda mengeluarkan dompet dari saku celananya. Ketika ia meletakkannya di atas meja, pria paruh baya yang minum di belakangnya berdiri dan bergerak tiba-tiba.

“——”

Pemabuk secara refleks menghilang dari ekspresi si pemuda dan tangannya mencapai ke gagang pedangnya.

Tapi, ketika pria paruh baya menyentuh dompet, dia merampasnya dalam sekejap dan lenyap keluar restoran.

Setelah ketegangan, keributan kecil memenuhi restoran.

“Aah-ah, kau kena bro. Orang semacam itu tak biasanya ada di Ibu Kota, tapi pencopet biasanya datang kemari di waktu seperti ini dari berbagai tempat.”

Dengan wajah ruwet, pemilik restoran memberitahu pada si pemuda yang dompetnya dicuri.

“......”

Lux yang berpengalaman kerja sambilan di Ibu Kota mengingatnya.

Sebelum dan sesudah perayaan atau turnamen termasuk All-Dragon Battle, populasi Ibu Kota yang sudah banyak di bawah keadaan normal pun akan meningkat pesat.

Bangsawan dan pengelana akan berkumpul untuk menyaksikan event dari berbagai tempat Kerajaan Baru—atau dari negara luar.

Dan, pencopet juga akan berkumpul di Ibu Kota, mengincar untuk dompet mereka.

Tapi, Ibu Kota berbeda dari Cross Field. Walaupun ukurannya luas tapi mengejutkannya ada beberapa tempat persembunyian di sana.

Jalan-jalannya sistematis berkat kearifan dari masa lalu supaya bisa menyudutkan musuh dan menangkap mereka.

“...Aku akan pergi sebentar.”

Lux mendorong kursinya dengan keras dan berdiri.

“Oi tunggu, ke mana kau pergi Lux!? Jangan bilang—”

Ketika Lisha memanggil dengan terkejut, Lux bergegas keluar restoran.

“Aku bisa memprediksi di mana pencopet akan kabur, jadi kalian kembalilah dulu ke penginapan!”

Lux hanya mengucapkan itu kemudian berlari tanpa memberi para gadis waktu untuk menghentikannya.

Mengejar langkah kaki serta hawanya, Lux bergerak dari jalan utama menuju gang belakang rumit.

Ketika dia tiba di ujung gang gelap yang jaraknya jauh dari bar, dia menemukan pemandangan mengejutkan di sana.

“Chih! Ada yang mengejar, tapi—”

Pria tadi yang Lux kira sebagai cuma pencopet memanggil Drag-Ride Wyvern dan mengenakannya.

“-......!”

Karena menggunakan Drag-Ride di Ibu Kota akan menonjol, ini hal yang mengagetkan Lux.

Namun, jika si pencopet bisa kabur sewaktu ke langit, bakal sulit untuk menangkapnya ketika ia menjauh dari Ibu Kota.

“—Muncullah, simbol kekuatan kepala naga bersayap. Patuhi pedangku dan terbang, Wyvern”

Ini pertama kalinya, Lux memanggil Drag-Ride sejak menggunakan Over Limit.

Penggunaan Wyvern-nya juga meningkat dua kali sebagai pemulihan ringan, tapi secara fisik seakan tidak bermasalah sama sekali.

(...Aku bisa melakukan ini!)

Lux memastikan sensasi pemakaian Drag-Ride sembari mengejar si pencopet yang menerbangkan Wyvern.

Si pencopet menahan napasnya sejenak demi mempercepat lebih Drag-Ride-nya.

Lux tidak melewatkan kesempatan itu dan mengangkat Scale Blade-nya, lalu,

“—Oi pangeran, aku duluan ya?”

Sebuah suara dengan nada yang mempunyai logat khas muncul. Bersamaan, Wyvern si pencopet di depannya roboh ke bawah.

“......!?”

Terdapat Drag-Ride asing—Drag-Ride dengan banyak armor seperti sisik yang menempel, mengambil ancang-ancang dengan sebuah pedang yang anehnya melengkung.

(Ini—!)

Pengguna Divine Drag-Ride laki-laki yang jarang ditemukan selain dari Lux sendiri.

Karena kemampuan perempuan dengan Drag-Ride jauh lebih tinggi dari laki-laki, Drag-Knight laki-laki yang bisa dengan mahir menggunakan Divine Drag-Ride yang sulit dikendalikan dan menguras banyak energi sedikit jumlahnya bahkan di seluruh dunia, tapi—orang ini, dalam keadaan mabuk beratnya pun, ia mengendalikan Drag-Ride-nya dengan presisi dan menaklukkan musuhnya dalam sekejap.

“Gu, gahah ... a!”

Si pencopet yang jatuh menggeliat dari dampak dan ia tidak tampak seperti bisa bergerak lagi.

Pemuda pirang yang melihat itu hendak melancarkan serangan tambahan di bawahnya.

“Aku tidak akan membunuhmu karena merepotkan, tapi seenggaknya bakal kuambil kedua tanganmu.”

Pedang besar dengan lekukan aneh akan memotong lengan si pencopet dari siku bagian bawah seperti yang laki-laki itu nyatakan, tapi—

“......!?”

*GIIN!*

Pedangnya membelok diiringi dengan suara logam bernada tinggi.

Scale Blade Lux menepis pedang yang ia ayunkan.

“—Hentikan. Orang ini tidak bisa bergerak lagi. Lebih dari ini percuma.”

Mata pemuda itu melebar untuk sejenak, namun ia segera menatap Lux dengan senyum masam ironis.

“Itu sungguh naif, pangeran. Kalimat itu mustahil berasal dari keluarga selamat Kekaisaran Arcadia yang dipuji sebagai tidak manusiawi.”

Berlawanan pada kata-katanya, ia dengan patuh melepaskan armornya dan menyarungkan kembali Sword Device-nya ke sabuk pedangnya.

Karena si pencopet sudah pingsan, Lux juga melepaskan armornya setelah memastikan sekitarnya dengan hati-hati.

Kemudian, sekali lagi Lux menatap si pemuda yang menghadapnya masih dengan senyum di wajahnya.

“Kau kenal? Tentangku—”

“Kau sedikit terkenal di negara sebelah loh? Orang pemalas sepertiku pun tahu sebanyak itu.”

“......”

Tatapan tajamnya membuat Lux menegangkan ekspresinya juga.

Kekaisaran Arcadia menjangkau tidak hanya di dalam wilayah luasnya, tapi juga ke wilayah perairan dan kepulauan sekitarnya. Di saat itu berbagai pertempuran terjadi secara berulang dengan banyak negara di sekelilingnya.

Masih ada banyak negara luar yang menyimpan dendam terhadap keluarga kerajaan yang merupakan pelaku utama.

Ketika keheningan aneh dan suasana berat mengalir di antara keduanya—

“Oooi! Apa yang kau lakukan, Greifer!”

Suara soprano yang agak tinggi bergema di gang belakang keduanya.

Orang yang tiba adalah laki-laki yang seumuran sama dengan wajah androgini[2].

“Aaaa-aa. Orang menyusahkan datang ... Biar kukenalkan, dia karyawanku serta yang bertugas memberesi pekerjaanku, Coral-sama.”

“Apa yang kau katakan! Berapa kali kubilang jangan mencabut Sword Device-mu di Ibu Kota!?”

Pemuda yang dipanggil Coral berteriak marah pada Greifer sebelum berbalik ke arah Lux.

“Apa kau baik-baik saja Lux!? Kau sedang lemah saat ini, jangan memaksakan diri—”

Lisha dan lainnya berlari sedikit tertinggal, tapi mereka menegang ketika melihat kedua orang menghadap Lux.

“Ada pa ini, anggota seleksi Kerajaan Baru juga datang eh. Hallo.”

“Kalian, siapa...”

Ketika Lisha bertanya dengan suara yang agak tegang, Greifer menunjukkan senyum tajam.

“Bukankah memperkenalkan dirimu dulu adalah hal yang perlu dilakukan? Tapi yak, tentu, aku bukan orang negara ini ... gofuh!”

*Bam*, Greifer tersungkur berkat pukulan kuat dari Coral ke punggungnya.

Seolah untuk menggantikannya, ia yang bernama Coral berdiri di depan Lux dan kawan-kawan.

“Maafkan kelakuan rekanku. Kami adalah anggota seleksi dari Kerajaan Vanheim. Senang bertemu dengan kalian.”

Ia menyapa dengan suara dan sikap sopan. Lux dan kawan-kawan bimbang sejenak.

“Dia ketua kami, Greifer. Namaku Coral. Kami baru tiba beberapa hari lalu tapi—maafkan kami untuk menyebabkan keributan.”

Tampaknya itu berbeda dari Greifer yang punya kepribadian aneh, pemuda ini yang bernama Coral sungguh ramah.

“Dilarang minum alkohol di perjalanan kita, ‘kan, Greifer? Aku akan mendiskusikan masalah ini nanti pada guru. Kayaknya, kali ini nggak akan berakhir dengan hanya latihan sebagai hukumanmu, lebih baik persiapkan dirimu.”

“Uwaa!? Apa yang kau akan lakukan jika kita kalah All-Dragon Battle karena ini!? Oi Coral! Pertimbangkan lagi—”

Coral menutup mulut Greifer yang cerewet dengan tangannya sambil menghadap Lux dan lainnya sekali lagi.

“Maaf merepotkan, tapi bolehkah kalian menangani pencopet yang tidur di sana?”

Lux melangkah ke depan terhadap Coral yang tersenyum canggung dan membalas.

“Ya. Kami akan menyerahkannya pada penjaga. Mungkin begitu akan mengurangi permasalahan.”

“Terima kasih. Baiklah, kami mohon bantuannya.”

“Ah, dompet ... jatuh di sana.”

“Ah, maaf. Tapi, kami menyusahkan semuanya jadi—ini, kuharap kalian bisa makan malam dengan ini.”

Kata Coral, sembari mengeluarkan beberapa helai uang kertas dari dompet Greifer.

“Oi! Jangan memakai uang orang lain seenakmu! Aku nggak mengatakan apapun tentang memberi—”

Coral mengabaikan suara protes dari belakangnya dan menawarkan uang pada Lux dengan senyum, tapi,

“Kami tidak melakukan apapun, jadi ndak usah. Selain itu, hal seperti ini terjadi tiba-tiba, namun jika bisa mohon jangan membenci Kerajaan Baru karena ... itu akan membuatku senang.”

Mata Coral langsung melebar setelah mendengar kata-kata Lux yang dilontarkan dengan senyum masam.

“...Mengejutkan.”

Coral berbisik yang diiringi dengan kekaguman kecil.

“Eh...?”

“Kamu benar-benar berbeda dari keluarga Kekaisaran Lama yang aku dengar.”

Kata Coral, dengan sebuah senyum. Ia lalu mengulurkan tangan kanannya pada Lux dengan tenang.

Untuk sesaat Lux tidak mengerti sikapnya, tapi ketika dia mengerti itu untuk berjabat tangan, Lux membalas. Coral menjabat tangannya balik dengan senyum.

Wajah tampan androgininya mirip seorang gadis. Lux merasa hatinya berdegup sedikit.

“....-!?”

Segera, panas merambat dan membakar otaknya, seolah-olah listrik mengalir di balik matanya.

Kesadarannya memudar, seakan dia tiba-tiba memasuki badai pasir.

“...Apa ada sesuatu?”

“Ah, tidak. Bukan apa-apa—”

Lux langsung melepaskan tangannya dari Coral setelah berbicara padanya, dan rasa sakit mereda.

Lux penasaran apa barusan itu.

“Lalu, mari bertemu lagi di All-Dragon Battle.”

Coral menyudahi percakapan seperti itu dan ia menyeret Greifer dari gang belakang.

Lux akhirnya menghela napas. Ketika itu, Lisha yang menyerahkan pencopet yang pingsan ke penjaga diam-diam tiba di depannya.

“Oi Lux. Kau memegang tangannya sangat lama ... Biar kukatakan ini juga, dia tadi itu laki-laki loh?.”

Kata Lisha padanya dengan tatapan menyernyit yang tampak ragu.

“A, aku tahu. Kalau itu—”

“Ternyata Lux-kun tertarik dengan itu. Tak heran reaksimu lemah terhadap rayuanku.”

“Tung-!? Kerulcifer-san juga, apa yang kau katakan!?”

“Kau panik seperti itu membuatnya lebih mencurigakan. Yah, abaikan gurauan—mereka lawan yang hebat, ‘kan?”

Airi menyimpulkan seperti itu sembari menanyakan Lux.

Lux juga setuju mengenai itu.

“Terutama yang bernama Greifer, kalau nggak salah dia adalah kandidat untuk『Seven Dragon Paladin』dari Kerajaan Vanheim.”

“...Seven Dragon Paladin?”

“Perbincangan itu tiba-tiba diumumkan pas Lux-kun lagi istirahat.”

Ketika Lux bingung mendengar kata-kata asing tersebut, Krulcifer dengan tenang menjelaskannya.

“Diskusi tentang membentuk organisasi di mana setiap negara berkerja sama melawan ancaman Abyss yang meningkat setiap tahun. Tentang Seven Dragon Paladin, mereka adalah Drag-Knight yang masing-masing negara akan memilih satu orang sebagai perwakilan mereka dalam organisasi itu.”

Setelah mendengar detilnya lebih dari Airi, tampaknya, masih ada waktu sampai Seven Dragon Paladin dipilih, tapi sudah ada beberapa negara yang mencantumkan nama kandidat mereka.

“Kepribadian orang itu agak seperti itu tapi, dia kayak menyusahkan ya. ... Selain itu ayo kembali, aku ngantuk.”

“Kau benar.”

Lisha menguap ‘fua’ dengan gerak imut. Lux tersenyum masam dan mengangguk setuju.

Setelah itu mereka langsung kembali ke penginapan tanpa mampir ke mana pun dan berbaring ke tempat tidur.



Di perairan yang agak jauh dari Kerajaan Baru.

Di tempat yang memiliki banyak batu karang yang kapal pemancing pun tak bisa dekati, sebuah bangunan besar tersembunyi di dalam pelingkup kabut.

Di dalam—banyak logam berjejer di ruangan yang luas. Beberapa sosok ada di sana.

Salah satunya, gadis berambut perak yang memakai jubah hitam pekat—Hayes.

Pelayan berambut biru berdiri di sebelahnya, Mishis.

Yang terakhir, pria tinggi dan ramping yang melihat semuanya dari jauh, Fugil.

“Seluruh rencana berjalan dengan lancar, tapi maukah anda memikirkannya kembali, Yang Mulia Hayes?”

“...Apanya?”

Ketika pelayan bernama Mishis memanggilnya, Hayes membalas selagi masih berbaring lesu di meja bundar di tengah.

“Pastinya perlu menyumbangkan darah dan pikiran anda untuk mengendalikan ArtifactTransforming Weapon, tapi memang terlalu ceroboh. Meski menundukkan mereka sepenuhnya, tetapi jika hidup anda—”

“Lalu apa?”

Ketika Hayes membalas dengan tidak puas, Fugil yang berdiri sembari bersandar di dinding sampai sekarang berjalan ke arah meja di tengah.

“Dia hanya khawatir tentang Yang Mulia putri. Di pertarungan sebelumnya, bidak tertangguh kita yang dibutuhkan untuk『Rencana Pembangkitan Ibu Kota Lama』—Yggdrasil, dikalahkan. Tentu saja, jika kita memasukkan seluruh potensial perang kita, akan mungkin ‘tuk mengalahkan mereka juga. Tapi, Yang Mulia akan dipaksa kehilangan banyak waktumu sebagai kompensasi untuk itu.”

“...Oi Fugil. Ketika musuh keluargamu mati dari penyakit, bisa kau menertawakannya dan menjadi puas dengan itu?”

“Sayangnya, aku orang tanpa satupun keluarga.”

Fugil menjawab ramah pertanyaan Hayes yang tercampur dengan iritasi.

Namun, Hayes mengabaikan itu dan menampilkan senyum bengis di bibirnya.

“Sampah sepertimu tidak akan mengerti, tapi jika aku itu mustahil. Apa yang kau sebut balas dendam hanya layak jika kau melakukannya dengan kedua tanganmu sendiri dan bukan orang lain. Menyewa pembunuh bayaran untuk melakukannya? Menunggu kesempatan sampai dia terbunuh oleh seseorang?—Tidak, hal seperti itu tidaklah berguna. Jika aku tidak menyeret mereka di depanku dengan tangan ini dan membunuhnya sendiri, maka percuma saja!”

Mata berwarna asimetris Hayes membelalak dan ia berteriak.

“Itu—”

“Cukup sudah, jangan mengajakku bicara lagi. Ini cerita yang tak mungkin bisa kau mengerti. Bagi penghianat brengsek dan bajingan yang membunuh semua kerabatnya yang tidak mungkin juga disebut sebagai keluarga sedarahmu—”

“......”

Fugil kembali tersenyum tak gentar pada perkataan yang Hayes lontarkan.

“...Paham? Aku tak mau minta bantuanmu dalam pembalasanku. Kau hanya perlu bekerja seperti budak sampai mati demi Kerajaan kita, itu satu-satunya belas kasih yang bisa diberikan padamu yang dari keluarga itu.”

“Sesuai keinginan anda. Pastinya, hamba sekutu kalian semua.”

Hayes membersut melihat Fugil yang merendahkan diri.

Hampir bersamaan, suara logam pintu di belakang secara otomatis terbuka dan seorang gadis masuk.

Gadis dengan telinga yang tampak seperti bulu burung, mengenakan pakaian asing.

“Aktifasi Artifact juga penyetelan Divine Drag-Ride selesai, CreatorTuanku.”

Ia melaporkan langsung di antara ucapan dan suara robot yang tidak mengandung emosi.

“—Bisakah berhasil? Gear Leader El Fajura. Itu termasuk dua orisinil fungsi khusus yang kau miliki.”

“Mungkin dilakukan sesuai rencana.”

Setelah gadis bernama El Fajura mengangguk, bibir Hayes membengkok menjadi senyum dan ia berdiri.

“Begitu, lalu kita bergerak. Demi meraih harapan lama kita dan merebut kembali itu.”

Hayes mengulurkan tangannya ke bola setengah lingkaran kecil di tengah meja bundar.

Segera, bola itu bersinar dengan cahaya tipis. Garis-garis cahaya berputar-putar ke sekitar lantai dan tembok seperti jaring laba-laba yang menyebar dari tengah.

Tepat setelah itu, temboknya sendiri bergoncang kuat dan eksterior mulai bergerak seluruhnya.



Di sisi lain, Ibu Kota malam hari.

Setelah Lux dan kawan-kawan kembali ke hotel bintang lima yang mereka pesan, anggota seleksi kembali bertemu dan Airi dipanggil oleh Relie serta semuanya berkumpul di jalan masuk.

Mungkin karena ia menerima banyak oleh-oleh, atau mungkin karena ia istirahat dengan baik, Tillfur memulihkan semangatnya. Itu hal yang bagus, tapi—

“Langsung saja ya, biar Lux-kun mengumumkan siapa siswi yang bekerja keras selama pelatihan sebelumnya, dan akan menerima hadiah.”

“...Eh!?”

Kalimat permulaan yang Relie ucapkan membuat mulut Lux menganga tanpa menutup.

Sepertinya itu juga mengejutkan bagi siswi lainnya, karena semuanya menegang bersamaan.

“Ah, semuanya gak tertarik, ya? Bukankah kalian berusaha keras selama pelatihan untuk ini?”

“Ti, tidak... itu, benar sih tapi”

Bahkan Tillfur yang biasanya ikut-ikutan dengan mood membalas dengan perasaan agak bingung.

Lux juga benar-benar lupa sampai sekarang, tapi yang pasti ada janji di antara dirinya dan semuanya.

Sebuah kompetisi antar anggota yang menerima bimbingan individu Lux selama pelatihan di Pulau Ries, soal siapa yang mampu menyelesaikan tugas dengan tepat yang diberikan pada mereka.

Tiga nama pertama yang bisa menyelesaikan tugas pertama mereka akan dapat secara khusus membuat permintaan pribadi pada Lux sebagai hadiah, itulah janji (yang Relie putuskan secara sepihak), tapi—

“Sebetulnya, rencanya langsung memutuskannya tepat setelah kita kembali dari pelatihan, tetapi Lux-kun benar-benar lelah. Jadi, bisa kamu mengumumkan hasilnya di sini.”

“Uu......”

Tatapan semua orang tertuju pada Lux mengikuti kata-kata Relie. Lux ragu ‘tuk berbicara.

Dia secara refleks ingin mengatakan “Boleh nanti saja?”, tapi melihat mata para anggota di sekitarnya yang dipenuhi dengan harapan dan kegugupan, tidak kelihatan dia bisa kabur.

Dia menarik napas dalam, lalu mengingat adegan pelatihan—dan aktifitas siswi-siswi setelah mereka kembali ke Cross Field.

“Lalu—eerr, pertama...”

Kemudia dia mengumumkan tiga nama setelah ragu-ragu.



“—Walau begitu, urusan macam apa Lux-chi dipanggil? Apalagi di waktu selarut ini~.”

“Entah. Yah, panggilan dari pemerintah, bukan hal yang aneh sih.”

Di dalam satu kamar di penginapan yang anggotanya menginap, gumaman Tillfur dijawab oleh Sharis.

Tiga anggota Triad duduk bersama di tempat tidur di dalam kamar yang mereka bagi sembari Tillfur yang mengenakan piyama-nya memiringkan kepalanya dengan bingung.

Baru beberapa menit lalu, tepat setelah Lux mengumumkan tiga nama yang menyelesaikan tugas mereka, utusan dari kastel tiba di penginapan yang anggota seleksi pesan.

Lux dan Airi-lah yang dipanggil. Pemerintah punya diskusi penting dengan mereka.

“Namun sayang sekali, ‘kan? Sampai Tillfur juga, meskipun kau berjuang sekeras itu, kau tidak terpilih sebagai salah satunya.”

“Uwaaa... jangan mengatakannya, itu membuatku murung. Saingannya cuma terlalu kuat...”

Ekspresi Tillfur suram dari hiburan Sharis dan ia mendesah.

“Ya. —Tapi, aku melakukan sebisaku, Sharis dan Tillfur juga. Kurasa, tidak perlu bagi kita merasa malu.”

Noct yang membaca buku diam-diam membisikkan itu dengan wajah poker-nya yang tidak berubah.

“Ini sangat menyangkut martabatku sebagai kelas tiga. Soalnya, aku memberi contoh jelek kalau aku kalah pada adik kelasku dalam menyelesaikan tugas. —Aku benar-benar kalah. Tapi lebih dari itu, ternyata Noct pun juga ingin hadiah.”

“Tidak. Aku tidak benar-benar punya permintaan yang ingin kuminta dari Lux-san. Tapi, aku ingin membuktikan usahaku, intinya sayang sekali. Karena pengajaran dan tugas Lux-san akurat.”

“Bodo' amat ah~. Berakhir juga untuk kita—”

Ketika Tillfur bergelinding dengan cemberut, Noct melemparkan tatapan kesal.

“Tidak. —Saat krusial mulai dari besok. All-Dragon Battle di Ibu Kota—bakal bagus jika tak terjadi apa-apa.”

“Benar. Ayo berjuang. Juga, jangan mengeluh pada Lux-kun ya? Soalnya orang yang selalu berusaha paling keras tak lain dari dia sendiri.”

Setelah ketua Sharis menyimpulkan seperti itu, Tillfur dan Noct tidak menambahkan lagi suara keluhan.

“Oh, walaupun sudah selarut ini, kayaknya akan hujan, ‘kan?”

Sharis tiba-tiba bergumam ketika ia menatap keluar lewat jundela.

Di depan tatapannya adalah lampu-lampu penduduk yang tinggal di Ibu Kota yang jumlahnya lebih besar dibandingkan Cross Field.



“Dan, untuk mengawalinya. Menyambut peristiwa genting ini yang tahun kelima semenjak berdirinya Kerajaan Baru, aku... haa, aku lelah.”

Di sisi lain, di dalam ruang pribadi lain di penginapan, Lisha membaca dokumen.

Karena mereka memesan penginapan, mereka bisa memilih untuk berbagi kamar dengan seseorang, namun Lisha ingin menghabiskan waktunya sendiri hanya untuk hari ini.

Catatan besar di tangan Lisha memuat tulisan untuk sambutannya di perayaan berdirinya Kerajaan Baru.

Sampai sekarang Lisha melewatkan pekerjaannya sebagai putri sebanyak mungkin, tapi kali ini ia tidak bisa melakukan itu dan ia enggan menyetujuinya.

“Meski begitu, kenapa tidak Lux memilihku!? Meski setiap hari aku bekerja keras sampai larut malam demi meningkatkan Bahamut-nya... aahhh.”

Ia tidak puas, tidak terpilih di antara tiga nama yang menyelesaikan tugas Lux dan menerima hadiah untuk membuat permintaan, tapi karena Lux sudah menuruti keegoisannya, ia juga memikirkan, apa boleh buat.

‘Fuu’, Lisha mendesah sedikit dan melompat ke tempat tidurnya selagi memakai piyama-nya.

“Menyedihkan melakukan sambutan publik ini. Dari awal, aku tidak memiliki kesadaran seorang putri, apalagi—”

Meski begitu, ia tidak bisa kabur dari masalah dan tanggung jawab di depannya.

“Y, yah tapi ... untuk mengumumkan tentang itu dengan Lux, memang, aku harus melakukan sambutan ini ya.”

Lisha membayangkan soal itu dengan kedua pipi yang agak merona sebelum bergumam sedikit kasar.

Ia sudah menerima izin dari ibu angkatnya Ratu Raffi juga.

Ia dengar, setengah konsul Ibu Kota sedang menentang, namun tampaknya itu entah mengapa diterima.

Jika berjalan sesuai rencana, perayaan berdirinya esok lusa akan menjadi hari yang ia akan secara resmi mengumumkannya.

“—Aku tidak sabar. Dengan ini Lux akan menjadi kesatriaku.”

Ia berbisik seolah untuk menguji bagaimana rasanya dan merenungkan kata-katanya.

Takdir memilukan yang keberadaan Kekaisaran Lama mencuri posisinya sebelumnya kemudian ditempatkan di kursi putri Kerajaan Baru.

Karena kronologi dan didikan tersebut, ia tidak bisa membiasakan diri dengan posisi sebagai putri Kerajaan Baru.

Orang yang menyelamatkannya dari itu tak lain dari『laki-laki』yang ia anggap sebagai musuhnya, pangeran Kekaisaran Lama Lux. Oleh sebab itu sebuah takdir misterius tengah dikerjakan.

“Selain itu, dia juga perhatian padaku di pelatihan sebelumnya. Dia benar-benar baik.”

Bibir Lisha melambat tiba-tiba. Ia berbaring di tempat tidur empuk dan menatap ke langit-langit.

“...Tapi orang itu, dia kelihatan tulus, namun dia sungguh mesum. Sedikit cemas dengannya menjadi satu-satunya kesatriaku.”

Lisha membisikkan hal itu sembari perlahan menutup matanya dan memikirkan tentang Lux.

Jika ia menunjukkan pemahaman dalam bidang itu sebagai seorang『wanita』, Lux pasti akan merasa puas, ‘kan?

“I, itu—. Tubuh Lisha-sama, walaupun kecil, tapi feminim dan benar-benar seksi tapi masih imut, sejujurnya menggairahkanku...”

“...Uwah!? Apa aku idiot!? A, apa sih yang kupikirkan, aahh!”

Setelah Lisha mengingat percakapan dulu, ia menjerit dengan wajah memerah dan kembali tersadar.

“—Kembalilah cepat, Lux.”

Lisha perlahan menaruh tangannya di dadanya sembari berbisik dengan matanya tertutup.



Di kamar lainnya—

Di dalam kamar tersebut yang secara mewah dihiasi khas hotel bintang lima, Krulcifer berganti dengan piyama-nya sembari menyisir rambutnya di depan cermin.

Karena negara asal Krulcifer, Teokrasi Ymir juga ikut andil di All-Dragon Battle, pelayan keluarga Einvolk, Alterize juga akan datang ke penginapan ini. Dia sudah dikabari lewat surat.

Di pelatihan di pulau Ries, ia disuruh oleh Lux dengan melampaui serangan pamungkasnya yang masih kurang.

Keahlian menembak akuratnya yang tinggi menggunakan senapan jarak jauh, dan serangan serta pertahanannya yang menggunakan perlengkapan dan kelincahan Fafnir menghasilkan gaya bertarung yang tidak meninggalkan celah.

Ia cukup kuat dengan hanya itu. Di turnamen Ibu Kota pun, bisa dinyatakan hampir tidak ada orang yang bisa sebanding Krulcifer.

Namun, ia punya titik lemah. Serangannya ringan.

Ia akan cukup unggul jika bisa menyerang Force Core Drag-Ride musuh dengan tembakan akuratnya, tapi di pertarungan asli tidak akan berjalan sebaik itu.

Jika ia menghadapi Drag-Ride yang memiliki palang kuat seperti Azi Dahaka—atau Abyss yang kebal pada kemampuan es muncul, pilihan serangannya akanlah sangat terbatas.

Ia juga mampu menangani senjata seperti pedang kurang lebih, tapi itu tak akan menjadi jurus andalannya.

Setelah mereka kembali ke akademi, ia langsung menunjukkan Lux jawaban pada tugas yang dia berikan. Dengan itu ia secara hebat memenangkan hak untuk membuat permintaan khusus pada Lux.

Jika dilihat dari itu saja, maka sungguh hasil yang bagus, tapi—

“Situasi ini, bukan hal yang bisa kubahagiakan tanpa berhati-hati.”

Ia mendesah sedikit dan berbaring di tempat tidur.

Ia menatap langit-langit yang masih baru tanpa noda satupun sembari mengingat pernyataan Lux.

Dia mengatakan, akan menjadi kesatria pribadi putri Kerajaan Baru, Lizsharte.

“Mungkin, aku melihat ini agak terlalu naif.”

Jika Lux secara resmi ditunjuk sebagai kesatria pribadi Lisha, dia bakal terus diikutsertakan pada keperluan Lisha. Dan tergantung situasi, dia akan tetap menemani Lisha.

Tentu saja, selagi mereka masih calon militer yang tidak dibebankan dengan banyak keperluan, gilirannya tidak akan sebanyak itu.

Tapi, ia tidak bisa menghapus perasaan pihak lain yang mendahuluinya.

“—Apa aku terlalu payah dalam menjaga penampilan ya.”

Krulcifer tersenyum masam sambil bertanya sendiri.

Lux sendiri punya keadaan rumit dan masa lalu yang menghubungkan Kerajaan Baru serta Kekaisaran Lama. Hampir dipastikan dia sendiri punya tujuan yang ingin dicapai.

Seperti Krulcifer yang berharap ‘tuk tahu tentang identitas asli dirinya yang berasal dari Reruntuhan.

Sebab itu ia ingin memperkuat hubungannya dengan Lux dengan menghormati keinginannya yang ingin menjadi kekuatan Kerajaan Baru saat ini, tapi—

“Untuk tidak tahu apa yang ingin kulakukan. Aku juga belum berubah.”

Krulcifer mencemooh dirinya seperti itu dengan senyum dingin sebelum bangun.

Ia satu-satunya manusia yang ditemukan di Reruntuhan.

Ia dipungut dan dibesarkan di dalam keluarga orang lain. Ia adalah orang luar yang diasingkan oleh keluarga itu.

Itulah mengapa ia bekerja keras agar diakui. Setelah usaha itu berakhir sia-sia, ia mencoba hidup tanpa bergantung pada siapapun, namun,

“Mungkin, ini pertama kalinya aku bisa merasa seperti ingin bergantung pada seseorang.”

Ia diam-diam berbisik dan membentangkan peta Ibu Kota di atas mejanya.

Krulcifer yang tekun sudah mengingat sketsa sederhana area di sekitar gang mereka saat ini, tapi ia buru-buru menulis informasi yang lebih mendetail.

Kalau ia bisa menemani Lux dan kawan-kawan tanpa ragu kemarin juga hasil usaha kerasnya yang dengan baik melakukan penyelidikan lebih dulu.

“Aku menantikan perayaan besok lusa.”

Ia berbisik dengan suara yang tak bisa didengar siapapun.

Ia sudah memutuskan isi permintaan khusus yang akan dibuat pada Lux.



Lalu, di kamar lain yang lebih jauh, di mana Philuffy, Celis dan Relie, tiga orang berbagi kamar.

Masih ada kamar kosong di hotel, tapi Celis tidak memilih kamar pribadi dan menetap di kamar yang sama seperti Philuffy dan Relie. Ada beberapa alasan untuk ini.

Pertama adalah ia diminta oleh Relie sendiri menjadi pengawasnya karena dia menimbulkan masalah waktu lalu.

Alasan lain karena Relie khawatir tentang faktor Abyss yang mendiami di tubuh Philuffy.

Soal itu sendiri, tidak ada masalah khusus, tapi sekarang ada masalah yang lebih besar dari itu.

“Ini ... sedikit merepotkan.”

Celis berbisik setelah membuka surat yang diserahkan dari utusan yang tiba baru saja dan memastikan isinya.

Sebuah pesan rahasia yang dikirim oleh salah satu Empat Bangsawan Besar, ayah Celis—Dist Ralgris.

“Ah, tumben untuk orang semacam dirimu khawatir? Kalau mau, konsultasikan saja dengan kami, tapi—?”

Philuffy di tempat tidur sebelah juga mengangguk pada pernyataan Relie.

Tatapan Philuffy yang menengadah dari tubuh berbaringnya di tempat tidur diarahkan pada halaman buku mengenai usaha bisnis.

“Ti, tidak, ini, itu ... hal yang harus kuputuskan sendiri.”

Celis menjawab panik sebelum tatapannya kembali ke surat dari ayahnya di tempat tidurnya.

Isi dari surat membicarakan soal keluaga Ralgris yang ingin mengundang kriminal Lux ke rumah mereka demi melindungi posisinya.

Lebih dari itu, suratnya juga menyuruh Celis memakai hubungannya dengan Lux di Syvalles untuk membuatnya akrab dengan kediaman Ralgris di pertemenuan yang akan mereka datangi, dan bagi Celis sendiri secara proaktif membimbing Lux.

“A, apa maksudnya ini? Memang, untukku membawa Lux ke kediaman Ralgris—, entah mengapa membuat hatiku berdegup sangat cepat.”

Ketika Celis tanpa sadar mengangkat suaranya terhadap penjelasan itu, Relie yang tidur di kamar yang sama menyernyit dan raut wajahnya berubah.

“Ti, tidak... Bukan apa-apa...!”

Celis beralasan dengan berbicara cepat yang canggung sembari berpikir.

(Serius, apa yang Chichi-ue pikirkan sih...)[3]

Ia bicara pada ayahnya tentang Lux menjadi anggota raid unit Akademi, Syvalles, tapi isi surat ini sedikit aneh.

Bagi bangsawan mengundang orang asing ke rumah mereka memiliki arti mendalam.

Terutama jika yang melakukannya merupakan salah satu Empat Bangsawan Besar, untuk Dist yang membawa pada beberapa percakapannya soal diskusi pertunangan atau pernikahan, secara sengaja memberitahunya ‘tuk membawa Lux ke rumah mereka, hal yang tak mungkin di bawah keadaan biasa.

Apa dia mencoba melibatkan Lux dengan semacam masalah besar?

Atau, mungkinkah—

“I, itu hal yang masih tidak bisa kuperbolehkan! Lux masih, belum mengajariku banyak hal tentang laki-laki ... Pa, pastinya dia laki-laki yang paling dekat bagiku tapi, sesuatu seperti, pertunangan, memang masih terlalu—”

*gata-!* Di saat itu Relie berdiri dari kasurnya dengan ekspresi pucat.

“Pembicaraan itu—bisa kau memberitahuku lebih detil, Celis-san?”

“Ti, tidak! Tadi salah paham, tolong lupakan!”

Celis beralasan dengan panik, namun Relie menunjukan senyum cemberut dan mendesah lebih dalam.

“...Begitu ya. Mau betapa lugunya Celis-san dalam hal cinta, tapi aku sudah agak ceroboh. Dan, apa yang kau akan lakukan tentang permintaanmu pada Lux-kun?”

Relie tiba-tiba bertanya seperti itu. Celis menjawab,

“U, untuk sekarang, aku harus mendiskusikan suatu masalah dengan Lux jadi, itu—mungkin untuk memintanya membuat persiapan di hari libur All-Dragon Battle.”

“Begitu—liburan All-Dragon Battle, itu berarti perayaan berdirinya Kerajaan Baru. Di hari itu, kau akan kencan dengan Lux sambil melanjutkan pembicaraan sampai pertunangan. Sungguh rencana yang mengerikan...!”

“Apa yang anda bicarakan kepala sekolah!? Ini bukan seperti—”

Relie yang pemikirannya semakin memanas dari mendengar rencana Celis berjalan ke depan Philuffy yang sudah terlihat mengantuk.

“Phi. Sampai sekarang aku menyiapkan segala hal yang seperti dulu untukmu dan Lux-kun jadi kalian bisa perlahan memperkuat hubungan selagi mengharap Lux-kun melakukan kesalahan, tapi—sekarang kalau begini tidaklah mungkin.”

“Kepala sekolah, barusan, sepertinya aku mendengar kata-kata aneh yang sangat tidak sehat...?”

Celis membalas dengan wajah bingung, namun Reli tidak peduli dan memanggil Philuffy.

“Apa yang harus kau minta pada Lux-kun yang dengan permintaan khusus? Membuat persiapan yang bisa mendekatinya dengan lebih proaktif—”

“Onee-chan. Berisik.”

Relie membatu mendengar kata-kata mendadak yang Philuffy bisikkan dengan ekspresi serius tak berubahnya.

Suara Philuffy tidak tertarik seperti biasa, jadi tidak terdengar seperti ia begitu marah, tapi memang Relie masih terkejut.

“Ma, maaf Phi. Tapi, bukan seperti aku ingin merepotkanmu dan Lux-kun. Malah, aku cuma ingin membantu sedikit, demi masa depan kalian—”

“Aku, sudah memutuskan, permintaanku pada Lu-chan.”

Ekspresi dan suaranya linglung seperti biasa.

Namun, ia menyatakan begitu tanpa ragu. Setelah itu tatapan Philuffy jatuh ke bukunya sekali lagi.

“Phi. Kau sudah dewasa...”

Mungkin merasakan sesuatu dari sikap Philuffy, Relie menatap Philuffy dengan sangat terharu.

“Bagaimana ya, kuharap dibolehkan pindah ke kamar lain besok...”

Celis juga menarik napas dalam setelah menyaksikan adegan itu dengan ekspresi bingung.

“Kencan, apa... Itu, kudengar itu sesuatu yang seorang pria dan wanita akan lakukan sebelum menikah tapi ... Berjalan dengan laki-laki, hanya kami berdua di kota, memang benar, itu akan membuatku gugup.”

Celis memalingkan wajahnya dari Relie dan Philuffy lalu berbisik dengan lembut supaya tidak kedengaran.

Pemuda yang menyelamatkanya dengan melepaskan belenggu yang dosa dan keadilan yang dibebankan padanya.

Karena kesalahpahaman Relie, memikirkan ‘seandainya’ percepatan di dalam pikirannya selaras dengan sendirinya.

(Me, memang benar memikirkan ini tidaklah sehat—tidak diperbolehkan.)

Membayangkan dirinya kencan dengan Lux, Celis menutup bibirnya panik dengan seperainya.


  1. Mata dengan putih terang di antara iris dan kelopak mata bawahnya
  2. https://id.wikipedia.org/wiki/Androgini
  3. Chichi-ue = cara lebih kuno untuk memanggil ayah