Shinigami wo Tabeta Shoujo Indo:Bab 05

From Baka-Tsuki
Revision as of 14:15, 2 October 2019 by Narako (talk | contribs) (→‎Bab 5)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Chapter 5 - Wortel Bentuknya Bagus; Lezat Rasanya[edit]

Markas Pasukan Pembebasan Ibukota Kerajaan, Benteng Salvador


Para pemimpin dari semua perwira yang bertugas tengah mengadakan rapat perang yang bertujuan pada kerja sama yang akan terjadi dalam waktu dekat.


"Sesuai dengan informasi dari mata-mata kita, seperti yang diduga, pasukan utama musuh bergerak ke Dataran Alucia. Tak salah lagi karena informasi dari para pemberontak juga mengindikasikan hal ini."


"Itu sama halnya kau mengatakan, itu adalah suatu serangan frontal. Penyergapan mereka di hutan telah gagal, dan mereka juga harus menyebrangi sungai. Menilai dari kepribadian Jenderal Yalder, seseorang yang meyakini [Kekuatan dalam Jumlah], dia berpikir untuk mendatangi kita dari depan."


Deiner sang Ahli Taktik bergumam tak tertarik sambil menaruh sebuah bidak kuda, mewakili satu unit, diatas peta yang direntangkan pada meja.


"Bagaimana perkembangan konstruksinya?"


"Kami telah melakukan pekerjaan pembangunan disemua perkiraan rute serangan musuh. Kami akan selesai tak lama lagi, begitulah katanya."


"Kita melakukan tipuan-tipuan terhadap mereka, apa yang mungkin mereka pikirkan. Pasukan kita dalam kenyataannya lebih lemah daripada pasukan mereka. Ini akan menjadi umpan yang sesuai untuk mengalahkan pasukan Kerajaan."


"Sekarang tuan Ahli Taktik sudah memperkirakan sampai sejauh ini, sisanya adalah pekerjaan kami para perwira dan anak buah. Aduh lenganku kesemutan!"


Kata komandan senior berusia 50 tahun, Behrouz. Tidak senang dengan memburuknya Kerajaan, dia adalah seorang pria dengan moralitas yang besar yang memimpin anak buahnya untuk bergabung dengan Pasukan Pembebasan. Pertarungan-pertarungan besar sudah biasa bagi dia, dan dia bisa menilai dengan tenang perkembangan dari pertempuran.


"Jadi semuanya sudah selesai."


"Namun, kita tidak bisa membatasi diri kita sendiri untuk melanjutkan sesuai rencana. Kita tidak tau apa yang akan terjadi. Ini adalah medan pertempuran."


Deiner sedikit memperingatkan Altura yang menganggukkan kepalanya dalam kepuasan. Altura secara spontan tersenyum pahit dan menjawab,


"Aku tau. Bahkan keragu-raguan sesaat saja merupakan hal yang tabu. Bagaimanapun juga sudah aku merasakan ad nauseum[1] itu."


"Ketika posisinya menguntungkan untuk maju, penguatan diperlukan. Melihat sejarah sampai sekarang, ada banyak kasus dari orang-orang yang memilki jasa besar yang telah jatuh dan hancur. Demi warga, kita tidak boleh membiarkan kesalahan yang sama terulang lagi."


Para perwira dalam diam menyetujui perkataan itu. Negarawan tak kompeten. Pemerintahan sewenang-wenang yang kasar. Kekacauan keamanan publik yang menyebar luas. Mereka akan membebaskan warga dari semua itu dan sekali lagi mengembalikan Kerajaan pada kemakmurannya yang sebelumnya. Itulah misi Pasukan Pembebasan Ibukota Kerajaan, raison d'etre[2] mereka.


"Kita juga didukung dengan kekuatan penuh dari Kekaisaran. Pada saat Tuan Putri mengambil tahta, kau akan membawa kedamaian abadi pada benua Mundo Novo."


"Kami berterimakasih padamu, Pangeran Alan. Kami terus-menerus menerima paket perawatan, para prajurit relawan, dan kami bahkan dilengkapi dengan baik dengan senjata-senjata sihir. Kami bisa berdiri sampai sejauh ini semuanya berkat kau."


"Kami hanya bekerja sesuai dengan perintah Yang Mulia Kaisar. Dan apa yang menggerakkan hati Yang Mulia adalah kesetiaan kalian pada warga. Itu bukanlah hal yang sepele. Tak satupun orang yang bisa memimpin Pasukan Pembebasan selain kalian."


"......Terimakasih, Pangeran Alan."


Motif Sejati atau Penipuan Publik. Itu sudah jelas yang mana. Adalah hal yang tak mungkin jika pemimpin tertinggi dari Kekaisaran Keyland yang mendukung akan termanipulasi oleh ideal naif dari 'Demi warga'.


Meskipun Kekaisaran telah terpukul oleh pengaruh dari kegagalan panenan, regulasi internal mereka yang hingar-bingar tidaklah berubah. Peningkatan pemberontakan, meningkatnya jumlah bandit, pembengkakan pengeluaran perang–Kekaisaran itu nyaris gagal untuk mempertahankan kendali selangkah sebelum ketidakpuasan meledak dan tak ada lagi yang akan tersisa.


Namun, musuh bebuyutan mereka, pihak Kerajaan semakin kasar. Rajanya yang tidak kompeten tak memiliki kemampuan untuk menekan ketidakpuasan, dan itu akan tepat untuk mengatakan bahwa itu sudah terlambat untuk memperbaiki ketertiban umum yang telah hancur itu. Ditambah lagi sekarang adalah saat-saat pemberontakan dari Pasukan Pembebasan Ibukota Kerajaan.


Ini adalah kesempatan terbaik bagi Kekaisaran untuk meningkatkan pasukan pembebasan, secara agresif mendukungnya, dan mengirimnya untuk menggulingkan Kerajaan.


Mereka mengatur suatu pasukan relawan, merancang penambahan potensi perangnya yang lebih jauh lagi dengan mengirim Pangeran Kedua ke pasukan pembebasan, dan setelah hal ini terwujud, mereka akan memperoleh inisiatif.


Alan, komandan dari Pasukan Pembebasan, tak memiliki suatu pemikiran yang aneh sampai sejauh itu. Dia telah jatuh oleh pesona Altura, dan dia berpikir untuk secara sungguh-sungguh untuk membantu Altura sebagai seorang individual.


Bagaimanapun juga, orang yang akan mewarisi tahta kekaisaran adalah putra tertua, dan dia tak lebih dari seorang cadangan.


"Maaf! Saya datang membawa informasi mendesak!"


Dalam ruangan konferensi strategi, datang seorang prajurit dengan penampilan kebingungan. Satu kelompok dari para jenderal merengut, tetapi mereka telah menyimpulkan dari penampilan prajurit itu bahwa itu adalah berita buruk.


".....Sungguh tidak sopan. Tenang dan laporkan. Kalau seperti ini kau membuang-buang waktu dan stamina."


"B-Baik-! Harap maafkan saya! Barusan, para anggota Korp Intelijen yang dikirim untuk memata-matai Kastil Antigua Branch telah dipulangkan, tetapi—!"


"Kalau aku tidak salah, Voleur harusnya ada disana untuk mengamati pergerakan musuh tadi malam."


"Y-Ya tapi. Menurut prajurit musuh yang sekarang menjadi pembelot, Kolonel Voleur telah tewas."


"……….."


Alan menampilkan ekspresi ragu. Dia tak bisa percaya bahwa prajurit tangguh itu telah terbunuh begitu tiba-tiba. Menilai bahwa itu mungkin suatu kesalahan dari laporan yang salah, dia membuka mulutnya.


"Sungguh tak masuk akal. Ilmu tombak Voleur adalah yang terbaik diseluruh Kekaisaran. Dia tidak akan terbunuh oleh sesuatu seperti seorang prajurit kerajaan. Pergilah untuk mencari kepastian sekali lagi, ada kemungkinan bahwa ini hanyalah lelucon belaka."


"....Ma-Mayat Kolonel telah dibawa kesini. S-Saya telah memastikannya dengan mata saya sendiri. Itu adalah penampilan Kolonel Voleur. Para anggota Korp Intelijen juga menyaksikan seluruh kejadiannya dari awal hingga akhir, jadi tidak salah lagi."


Pada tubuh Voleur terdapat banyak luka. Kepalanya telah terpenggal, dan itu tak bisa diketahui ekspresi macam apa yang dia miliki saat dia menemui ajalnya.


".....Apakah sudah diketahui siapa yang membunuh dia?"


"Tentang itu, para anggota pasukan berada dalam keadaan yang teramat sangat tidak stabil. Mereka hanya berulang kali mengatakan bahwa itu dilakukan oleh seorang Dewa Kematian, dan kami tak bisa membuat mereka mengatakan situasi yang lebih rinci lagi. Dan juga, para pembelot yang kebetulan berada di TKP juga sudah ditanyai. Menurut mereka, yang melakukannya adalah seorang gadis muda membawa sebuah sabit besar—."


"Segera antar aku kesana. Aku akan memastikannya sendiri dengan mata kepalaku sendiri. Oleh seorang Dewa Kematian, gadis kecil memegang sebuah sabit besar? Tak masuk akal. Sama sekali tak bisa dipahami."


"Si-Silahkan, lewat sini. Tubuh Kolonel ada disebelah sini."


Setiap orang dari Kekaisaran yang datang untuk membantu, bahkan Alan, ikut, dipandu oleh prajurit itu. Setelah melihat mereka pergi, Deiner sang Ahli Taktik membuka mulutnya.


"Tuan Putri. Ini adalah medan perang. Ada bahaya kematian mendatangi siapapun dan kapanpun. Teman, kekasih, saudara. Mereka semua bisa saja menjadi mayat secara tiba-tiba. Apa kau punya tekad untuk merasakan kesedihan yang besar ini mulai dari sekarang?"


"—Itu sudah pasti. Diatas mayat dan darah dalam jumlah yang besar aku berdiri. Pada saat yang sama, aku akan meminimalisir jumlah korban. Itu adalah tugasku, sebagai seorang komandan dari Pasukan Pembebasan, dan gelarku sebagai keluarga kerajaan. Aku tidak akan pernah melarikan diri."


Altura menutup matanya dan meletakkan tangannya pada dadanya.


"Kami para staff perwira, jenderal, dan bahkan para prajurit. Kami mengabdikan jiwa dan raga kami untuk mewujudkan impian Tuan Putri."


Deiner dalam diam merendahkan kepalanya, dan para perwira militer mengangkat tangan mereka diatas kepala dan berteriak,


"UNTUK KEMENANGAN DARI PASUKAN PEMBEBASAN"


"UNTUK KEAMANAN PUBLIK DARI WARGA KERAJAAN"


"HIDUP YANG MULIA TUAN PUTRI ALTURA"


—Pasukan Pembebasan Ibukota Kerajaan bergerak menuju Dataran Alucia.


* * * * * *


Pasukan Ketiga bergerak menuju Dataran Alucia.
Sidamo memberi laporan pada Jenderal Yalder


"Menurut informasi dari mata-mata kita, pasukan utama musuh telah berangkat ke Dataran Alucia."


"Aku mengerti. Jadi daripada terkurung dan dihancurkan, mereka memilih untuk dimusnahkan di dataran itu. Mereka telah menghemat upaya kita!"


"Ada laporan bahwa unit mata-mata musuh telah melakukan pekerjaan di dataran itu. Namun, kita tidak memiliki rincian apapun."


"Apakah mereka menggali lubang perangkap?"


"Tidak diketahui, namun, tampaknya mereka telah mengerahkan sejumlah besar orang."


Untuk datang ke Benteng Salvador, seseorang harus melintasi dataran itu, melewati hutan, atau mengambil rute memutar dan menyeberangi Sungai Alucia.


Divisi Jira yang telah dimusnahkan beberapa hari lalu telah meluncurkan serangan kejutan melalui hutan. Jika mereka melakukan hal yang sama, itu mungkin akan membutuhkan beberapa kali dari waktu yang diperlukan jika mereka waspada akan jebakan atau mengambil jalan memutar.


Bagi Pasukan Ketiga yang tak memiliki surplus makanan, itu adalah rute yang tak ingin mereka ambil. Selain itu, bahaya yang sudah diketahui saat menyeberangi sebuah sungai adalah sesuatu yang tak ingin mereka hadapi.


"Tak ada gunanya mengambil jalan memutar. Kami, Divisi Baja berarmor berat, akan menghancurkan segalanya, lihat kami!"


"Tepat, mereka menggunakan tipuan atau jebakan adalah bukti bahwa mereka berada dalam saat-saat yang sulit. Suatu serangan frontal yang sederhana akan menjadi keuntungan kita."


Disarankan, Mayor Jenderal Kyros memimpin kavaleri dan Mayor Jenderal Dhanush memimpin infantri berat. Mereka berdua lahir dari keluarga terkenal dan sudah pasti akan dipromosikan di masa depan. Demi berada di puncak perselisihan faksional, mereka ingin mendapatkan prestasi tak peduli apapun biayanya. Jira, yang merupakan salah satu dari saingan mereka, pergi dan terbunuh karena tindakannya sendiri, dan mereka tertawa dalam hati mereka.


"Umu. Pastinya, kita tidak akan melakukan sampai sejauh mengambil jalan memutar. Lebih tepatnya, jalan memutar seperti menyeberangi sungai sangatlah berbahaya. Seperti dalam seni perang, kita mungkin akan diserang saat lengah."


"Pastinya."


"Aku sudah memutuskan. Tak ada perlunya untuk menyimpang dari jalan kita dan membuang lebih banyak waktu."


".....Ngomong-ngomong, Sidamo. Bagaimana dengan pasukan yang kau susun?"


"Siap pak-, dibawah pengawasan, 3.000 kavaleri ringan telah dikerahkan. Mereka keluar dari hutan itu beberapa hari yang lalu dan ditugas pada suatu serangan pada gudang makanan musuh."


Suatu pasukan terorganisasi terdiri hanya dari 3.000 kavaleri ringan telah mengambil sebuah rute yang terpisah dari pasukan utama dan diberi tugas untuk menyerang gudang makanan. Setelah mengalami kekalahan oleh serangan kejutan, musuh tak akan menduga mereka akan melakukan tindakan yang sama, mereka berencana untuk membodohi musuh.


Disisi lain, jika musuh sudah mengetahui pergerakan mereka, maka mereka bisa membagi pasukan utama musuh. Ini adalah suatu rencana yang tanpa celah.


"Kerja bagus. Bagus jika itu berjalan sesuai rencana, dan meski ketahuan, kita setidaknya bisa membagi pasukan musuh. Tanpa adanya kerugian, sungguh rencana yang luar biasa, Kepala Perwira Sidamo. Kemenangan kita telah dipastikan."


"Aku merasa terhormat menerima pujian semacam itu. Dan juga, prajurit yang telah membunuh Jenderal Voleur dari Kekaisaran juga telah diangkat sebagai Letnan Kedua sesuai dengan rekomendasiku. Dia memiliki pengalaman yang sedikit dalam memimpin, tetapi dia mempunyai kekuatan yang cukup besar. Dia mungkin akan membuktikan seberapa bergunanya dirinya setelah ini pada Mayor Jenderal Yang Terhormat."


Itu belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi peringkat Letnan Kedua telah diberikan pada wakil pemimpin dari pasukan yang lain. Bukan karena kemampuan kepemimpinannya, tetapi karena kekuatan tempurnya, atau demikianlah yang Sidamo perkirakan.


"Hohh. Aku menantikannya. Setelah pertempuran ini, aku akan mempromosikan dia. Namun, bisa terbunuh oleh satu orang prajurit saja, tampaknya orang-orang yang datang sebagai pendukung bukanlah masalah besar. Atau itu karena Kerajaan kita yang sangat luar biasa?"


Yalder mengeluarkan tawa riang. Mengingat kepala Voleur telah membersihkan penghinaan dari kekalahan beberapa hari yang lalu. Berada dalam suasana hati yang bagus setelah menendang-nendang kepala itu sebanyak yang dia mau, dia bahkan sampai pergi mabuk-mabukan.


"Prajurit kerajaan kita jauh lebih unggul. Mereka adalah hasil dari pelatihan rutin dan ketat dan kepemimpinan Mayor Jenderal Yang Terhormat."


"Bagaimanapun juga, pasukan pemberontak hanyalah pasukan yang kacau-balau. Itu gak akan berubah karena mereka hanya mengumpulkan para pencuri. Dan juga, kebanyakan yang datang Kekaisaran untuk mendukung para pemberontak hanyalah para prajurit banci dan para komandan tak berotak. Tak ada jalan menuju kemenangan dalam melawan kita, kerajaan elit terbesar. Terlebih lagi, kami adalah diujung tombaki oleh Mayor Jenderal Yang Terhormat, jenderal pasukan yang paling terkemuka."


"Hahaha-! Kau memberi pujian yang sangat bagus!! Setelah kita berhasil memusnahkan pasukan pemberontak, yang selanjutnya adalah Kekaisaran. Lalu, sekali lagi akan bergabung, dan Kerajaan Yuze kita lantas akan menyatukan benua, kan?!"


"Promosi Mayor Jenderal Yalder Yang Terhormat pada Marsekal (panglima tertinggi) telah dipastikan. Bagaimanapun juga, buktinya adalah bahwa Korp Pasukan Ketiga adalah pasukan paling elit dari Kerajaan."


"Marsekal Sharov sudah cukup umur. Tak seorangpun yang sesuai selain kau untuk menjadi kunci dari Kerajaan setelah ini. Kami bersumpah kesetiaan kami padamu."


Sanjungan Kyros dan Danush.


"Mayor Jenderal Yang Terhormat tak diragukan lagi akan menjadi Pahlawan Kerajaan."


Kata Sidamo, tak ingin kalah. Untuk kebangkitan dari Keluarga Arte yang telah jatuh dan hancur, dia pasti telah mencapai pencapaian tertinggi dari Yalder—pastinya, demi membersihkan penghinaan dari mendiang kakaknya.


Demi hal itu, dia akan membuang harga dirinya dan maju sampai puncak dari posisi sosial ini.


"Aku tak akan melupakan upaya kalian untukku. Mari kita mencapai kejayaan bersama-sama!"


"Siap pak-!"


—Pasukan Kerajaan, Korp Pasukan Ketiga, melanjutkan seperti yang direncanakan untuk maju ke Dataran Alucia.


* * * * * *


Kavaleri yang ditugaskan pada Schera telah keluar dari Hutan Utara dan meluncur kearah gudang makanan milik Pasukan Pembebasan. Mereka berjumlah 3.000 orang.


"Hei, Letnan Kedua Schera. Gimana kalau tidak makan sambil menunggangi kuda?"


Teriak seorang pria muda, berpaling kearah Schera yang menunggangi kuda saling bersebelahan dengan dia.


"Makan setiap kali ada kesempatan. Itulah motoku. Kalau aku laper, aku nggak bisa bertarung secara maksimal. Ini nggak bisa dimaafin, tapi aku nggak bisa ngikutin perintahmu."


"Tidak, itu bukan suatu perintah.... Yah terserahlah. Kekuatanmu yang mengalahkan Voleur, aku punya harapan yang tinggi. Aku menerima rekomendasi dari Kepala Staff Perwira Sidamo secara langsung. Aku ingin kau untuk berusaha sebaik mungkin."


Si perwira yang mengkomando unit kavaleri ragu-ragu, tapi Kepala Staff Perwira telah berbicara pada dia, jadi mungkin tak ada kesalahan.


Kemampuan berkuda milik Schera terpancar sepenuhnya dari tubuhnya, dan dia bukanlah suatu halangan untuk bergerak. Bahkan dibandingkan dengan para anggota unit Kavaleri itu, dia cukup baik. Dia penasaran dimana Schera mendapatkan kemampuan semacam itu, namun dia tidak berani untuk bertanya apapun, karena sebagai seorang komandan, Schera tidak lebih dari seorang bawahan yang luar biasa. Setelah Schera tak lagi berguna, atau terbunuh, dia akan segera lupa tentang Schera.


"Siap pak-!"


Sambil memberi hormat, Schera mengeluarkan wortel miliknya yang dipotong seragam dan mulai mengunyahnya layaknya seekor kelinci. Kuda yang Schera tunggangi terlihat pucat saat sinar matahari dan keringat membuat tubuhnya berkilauan.


Catatan Penerjemah[edit]

  1. sesuatu yang tidak menyenangkan yang berlanjut sampai ke titik memuakkan
  2. Raison d'etre:' istilah bahasa Perancis yang sering digunakan dalam bahasa Inggris, artinya alasan keberadaan
Sebelumnya Halaman Utama Selanjutnya