Shinigami wo Tabeta Shoujo Indo:Bab 07

From Baka-Tsuki
Revision as of 13:38, 6 October 2019 by Narako (talk | contribs) (→‎Bab 7)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Chapter 7 - Apel Merah Tampak Lebih Enak[edit]

Korp Pasukan Ketiga dari Kerajaan tengah dikejar-kejar secara sengit, dan dengan mengawasi Kastil Antigua Branch, mereka terus mundur secara mati-matian. Semua orang menderita luka, perlengkapan mereka penyok, dan mereka sepenuhnya kelelahan. Para prajurit yang terpisah dari pasukan utama dihancurkan, setiap orang membuang pedang mereka dan menyerah.


"Haah-, haah-, sungguh memalukan, kembali seperti ini huh. Kalau aku harus menerima pelecehan semacam itu, aku lebih senang mati dalam pertempuran! Atur ulang formasi pertempuran, dan terima tantangan untuk pertempuran penentuan kedua-!!"


Yalder menggerutu dengan nafas yang acak-acakan dan wajah yang memerah.


Bagi dia yang terus menapaki jalan menuju keberhasilan, dan sebentar lagi berusia 50 tahun, ini adalah pertama kalinya dia merasakan kegagalan.


Sosok dari kedua Mayor Jenderal, Kyros dan Danush, yang memimpin Infantri Baja dan divisi Kavaleri, tak terlihat dimanapun. Pada pertempuran awal di Dataran Alucia, mereka terjebak dalam kebingungan selama ledakan dan tewas dalam pertempuran.


Pasukan Pembebasan memasang Putri Altura sebagai barisan depan untuk bertindak sebagai umpan, dan tidak hanya mereka berhasil memancing Divisi Baja, tetapi juga seluruh pasukan Kerajaan menuju kematian mereka.


Sidamo telah menyadari bahwa itu adalah sebuah perangkap, tetapi dia tak punya cara untuk menghentikan para perwira militer yang antusias. Dan kemudian, ketika mereka sudah cukup dekat yang mana mereka bisa melihat wajah musuh, tanah meledak disertai dengan dentuman detonasi. Seperti suatu reaksi berantai, ledakan itu semakin besar dan menelan para prajurit dari Kerajaan, dan banyak nyawa yang melayang.


Kavaleri dan infantri baja kebanggaan Yalder dihancurkan dengan mudah bahkan tanpa bersilangan pedang dengan musuh. Sambil meneriakkan teriakan-teriakan perang, Pasukan Pembebasan, dalam formasi anak panah, kemudian mulai menyerbu Pasukan Kerajaan yang telah jatuh kedalam kekacauan.


Yalder, sang komandan, berteriak dengan suara yang menggelegar dan berusaha untuk memperbaiki kondisi setiap orang, tetapi pergerakan selanjutnya sepenuhnya menentukan hasil dari pertempuran itu.


Dari sebuah bukit yang sedikit lebih tinggi, banyak bendera Kekaisaran yang dikibarkan, dan genderang perang berbunyi dengan kekuatan yang cukup untuk menerobos langit seolah itu akan meledak. Sepenuhnya tak terduga, Pasukan Kekaisaran masuk dalam perang itu dengan sungguh-sungguh.


Saat unit kavaleri yang mengenakan armor dari Kekaisaran mulai menyerang, semangat bertarung yang tinggal sedikit dari para prajurit Kerajaan meledak. Bagaimanapun juga, pasukan Kerajaan kebanyakan dikumpulkan dari orang biasa. Para prajurit yang akan mengabaikan hidup mereka dan bertarung, mungkin jumlahnya kurang dari 10%. Mereka bukanlah lawan bagi Pasukan Pembebasan yang memiliki moral yang tinggi. Meski jumlah mereka jauh lebih besar, Pasukan Kerajaan memainkan peran yang memalukan karena dikalahkan.


Para prajurit yang memutuskan untuk mendengarkan perintah Yalder tak lagi ada pada saat ini. Kyros dan Dhanush yang terisolasi telah terlahap oleh serangan ganas dari suatu unit elit yang membawa Bendera Singa, dan kepala mereka dipenggal secara tragis.


Mereka mengetahuinya kemudian, tetapi para prajurit dari Kekaisaran yang muncul pada saat itu adalah palsu–Kekaisaran Keyland ikut perang itu tidak secara murni menggunakan prajurit mereka. Orang-orang yang berdiri membawa Bendera Kekaisaran hanyalah warga sipil, dan para kavaleri yang mengenakan armor Kekaisaran adalah para tentara bayaran. Memanfaatkan penduduk adalah suatu taktik murahan, tetapi dalam kondisi kebingungan karena ranjau-ranjau itu, pasukan Kerajaan sepenuhnya tertipu. Ketika orang kehilangan ketenangan mereka, penilaian mereka akan kacau.


"Mayor Jenderal Yang Terhormat. Mari kita mengatur ulang posisi kita di Antigua dan menunggu kesempatan untuk membersihkan penghinaan ini. Jika kita melakukan pertempuran lagi dalam kondisi kita saat ini, hasilnya sudah jelas. Itu memang disesalkan, tetapi kita tak lagi punya kekuatan yang tersisa untuk bertarung."


Pada nasehat Sidamo, Yalder menatap para prajurit disekitar dia.


"Apa, apa, apakah ini adalah Pasukan Ketiga kita yang terhormat? Kita telah jatuh. Kenapa-! Aku tidak mengerti! Sejak awal, aku tak pernah mendengar sesuatu seperti Kekaisaran akan ikut serta dalam perang-! Apa yang mereka lakukan di negaraku-!!?"


"Yang Terhormat, mengenai itu—"


Dua penunggang kuda meluncur untuk memberi laporan berita buruk di telinga sang komandan yang mengepalkan tangannya dalam kemarahan.


"Jenderal Yalder Yang Terhormat-!!"


"Apalagi kali ini!!? Apa negara-negara lain mengambil kesempatan ini untuk membuat aliansi dan bergabung dalam perang!? Dasar bajingan tengik-!"


Yang menguasai bagian utara dari Benua Mundo Novo adalah Kerajaan Yuze. Sedangkan yang memperluas wilayah kekuasan mereka dari barat adalah Kekaisaran Keyland.


Dan juga, yang menyatukan wilayah tenggara adalah Doleback Union. Bagian tenggara benua awalnya dikuasai oleh Kerajaan, tetapi mengambil keuntungan dari kekacauan setelah munculnya para iblis, setiap penguasa feodal mendeklarasikan kemerdekaan. Mereka akan bergabung dalam aliansi dan akan membentuk sebuah negara, itulah rencana mereka. Mereka mempertahankan tanah yang subur dan juga memiliki akses pada lautan, mereka memiliki sumber bijih mentah dalam jumlah yang besar yang tertidur didalam tanah, dan mereka memegang kekuatan ekonomi yang besar. Beberapa tahun belakangan ini, mereka telah memperluas pengaruh mereka dengan cepat, mengarah pada kekayaan dan kekuatan militer yang besar.


Penyebab terbesar atas penurunan Kerajaan adalah hilangnya wilayah yang luas ini. Tentu saja, mereka secara mati-matian berusaha mengambilnya kembali, dan mereka mengirim pasukan ekspedisi berkali-kali ke wilayah itu.


Tetapi, Union itu memberikan dana dan sumber daya mereka pada Kekaisaran dan masuk kedalam suatu aliansi militer. Mereka bekerjasama dan menentang Kerajaan dari dua kubu.


Belum lama ini, pertempuran-pertempuran semakin panjang, dan Union itu yang mana telah menahan serangan-serangan Kerajaan telah menyerah, membayar suatu ganti rugi dengan uang dalam jumlah yang tak sedikit, dan masuk kedalam gencatan senjata. Diantara masing-masing negara, suatu pakta non-agresi yang hanya sebatas nama saja telah ditandatangani.


Ini adalah serangkaian kejadian yang mengarah pada terjadinya Perang Besar Mundo Novo 200 tahun yang lalu.


"Ma-Mayor Jenderal Yang Terhormat, kita memiliki suatu perjanjian Non-agresi dengan Union—"


Pada salah satu penyampaian dari perwira sipil, Yalder berteriak.


"Diam! Mengambil keuntungan dari para pemberontak dan menunjukkan suatu embargo, perjanjian apalagi-!!? Tak salah lagi, mereka menertawakan kemunduran kita-!"


"A-Aku mohon maaf."


"—Pembawa pesan, lanjutkan laporannya!"


Mereka tak bisa mempercayai telinga mereka atas informasi yang disampaikan oleh pembawa pesan pada desakan Sidamo.


"Baik-! Aku telah mengkonfirmasi bendera musuh yang berkibar di Kastil Antigua Branch! Bendera Pasukan Pemberontak telah dikibarkan! Antigua telah jatuh!!"


Selama sesaat, waktu terhenti.


"A-Apa kau bilang-!? Mana mungkin sesuatu sebodoh itu bisa terjadi!! Disana ada 10.000 prajurit!! Itu mustahil bahwa kastil itu akan jatuh semudah itu-!!"


Marah, Yalder meraih kerah dari si pembawa pesan. Sidamo hanya bisa menyembunyikan kegelisahannya pada informasi yang diluar dugaannya.


Pembawa pesan yang lain melanjutkan laporan.


"Menurut para prajurit yang melarikan diri dari kastil, banyak penghianat yang membuka gerbang untuk membuka jalan bagi musuh. Mayor Jenderal Rustam yang bertanggung jawab atas pertahanan telah terbunuh setelah bertarung melawan Pasukan Pemberontak. Antigua telah sepenuhnya jatuh ke tangan musuh!"


Menargetkan kesenjangan setelah pasukan utama musuh mundur dari dataran itu, suatu pasukan unit lain menyerang Antigua. Kastil itu dibuka oleh para penghianat yang telah diberi informasi terlebih dahulu. Pasukan Ketiga secara menyeluruh termakan oleh rencana musuh, dan sebuah basis penting telah dicuri dari mereka.


Kastil Antigua Branch, sebuah titik pertahanan yang vital, mulai dari sekarang tidak hanya akan menjadi milik Pasukan Pembebasan Ibukota Kerajaan, tetapi kemungkinan juga akan menjadi suatu cabang utama bagi unit bala bantuan milik Kekaisaran.


"Oh, oooohhhh-"


"......Mayor Jenderal Yang Terhormat. Kita tak lagi bisa pergi ke Antigua. Sekarang ini, mari kita mundur dari sini ke Belta Timur. Kita memiliki gudang persediaan disana. Jika kita tidak bergegas, tempat itu akan dikuasai oleh Pasukan Pemberontak."


Area Belta berada di Timur Antigua. Penjaga yang ada disana berjumlah sedikit karena pasukan di konsentrasikan pada Antigua. Jika mereka tidak bergegas, mereka juga akan kehilangan area itu yang berada disekitar perbatasan.


".....Tidak. Aku akan merebut kembali Antigua. Aku benar-benar harus merebutnya kembali. Yang Mulia secara langsung telah memerintahkan aku untuk mempertahankannya kan? Selain itu, meskipun Pasukan Ketiga kita telah dikalahkan, bukankah kita masih memiliki 30.000 orang yang masih baik-baik saja? Jika kita melanjutkan agresi kita siang dan malam—"


"Kita tidak bisa melakukannya, Mayor Jenderal Yang Terhormat! Jangan lupa bahwa Pasukan Pemberontak ada dibelakang kita, kita akan terjepit dengan Antigua berada didepan kita! Kita harus segera mengubah rute kita! Kita tidak punya peluang untuk meluncurkan serangan pada Antigua!! Aku mohon padamu, aku mohon padamu, arahkan kami untuk pergi ke timur-"


Kata Sidamo dengan suara parau dan ekspresi tanpa jiwa. Dia dengan kuat mengguncang tubuh Jenderal Yalder. Suatu pengepungan akan sangat konyol. Mereka pasti akan dimusnahkan. Kepala Staff Perwira Sidamo harus menghentikannya bagaimanapun caranya. Meskipun dia mungkin kehilangan kepercayaan Yalder, setidaknya dia harus mengubah pikiran Yalder.


"—Kuh-!"


"Mayor Jenderal Yang Terhormat-!"


".....Aku mengerti. Aku akan menuruti kata-katamu. Pasukan Ketiga akan mengubah haluan dan berangkat untuk mempertahankan Belta. Kita akan mengatur ulang, dan kemudian melakukan pertempuran penentuan lagi. Apakah, apakah ini tidak apa-apa?"


"—Siap pak-, kami mengerti. Haluan kita telah berubah! Bergerak menuju Belta! Semua pasukan, ubah haluan-!!"


—Setelah itu, Pasukan Pembebasan yang keras kepala berhenti mengejar karena suatu alasan. Dengan 30.000 prajurit yang tersisa, Pasukan Ketiga berhasil mundur ke Belta.


Tentu saja, Pasukan Pembebasan mendapatkan kendali penuh atas area disekitar perbatasan, tetapi menganggap bahwa mempertahankan Belta jauh lebih sulit daripada perkiraan mereka, mereka berencana untuk memperkuat pasukan mereka pada merebut Antigua.


Ada satu alasan kenapa Pasukan Pembebasan tak bisa mengejar lebih jauh lagi dan mendapatkan kendali penuh atas Belta: gudang makanan mereka telah dibakar. Tanpa makanan, para prajurit tak bisa bertarung.


Pertempuran itu merupakan kemenangan mereka. Dikatakan, karena situasi yang terduga, itu adalah suatu pukulan besar karena kehilangan 3.000 tentara bayaran. Pasukan Pembebasan juga membutuhkan waktu untuk melakukan persiapan mereka dengan benar.


2.500 unit kavaleri yang diujungtombaki oleh Schera dengan berani melintasi perbatasan pertahanan musuh, Benteng Salvador. Untuk kabur ke area Belta timur, mereka memutuskan untuk menyeberangi Sungai Alucia.


Bagaimana caranya mereka berhasil melewati wilayah yang dikuasai musuh? Alasannya bisa diketahui dengan melihat sosok-sosok dari unit kavaleri itu. Bendera yang dia bawa adalah milik Pasukan Pembebasan Ibukota Kerajaan, dan mereka juga menyamar, mengenakan perlengkapan dari para prajurit Pasukan Pembebasan. Barang-barang ini disimpan di gudang itu.


"A-Aku nggak nyangka akan berjalan semulus ini."


"Mereka adalah pasukan pemberontak, mereka memiliki para pembelot, para prajurit Kekaisaran, dan juga kelompok tentara bayaran yang besar kan? Nggak mungkin mereka bisa mengingat wajah masing-masing orang. Daripada menyelinap secara sembunyi-sembunyi, nggak akan terlalu mencurigakan jika melakukannya secara terbuka."


"Wakil Komandan Schera sangat pemberani. Kami nggak akan pernah bisa menirumu. Aku nggak bisa percaya kau akan setenang itu dalam berdebat dengan prajurit musuh. Aku merasa ngeri saat berpikir tentang ketika kau akan dibunuh."


"Untungnya para komandan musuh ternyata sangatlah bodoh. Yah, bukannya aku nggak bisa memahami perasaan bingung mereka. Gimanapun juga, aku akan merasa jengkel ketika laper."


"Wakil Komandan, jika bersedia, ambillah ini."


Seorang penunggang kuda yang berada disampingnya mengeluarkan sebuah buah hijau dari tas miliknya dan menyerahkannya pada Schera. Buah itu sudah sedikit dimakan serangga, tetapi belum busuk.


"Oh, apa ini?"


"Aku menemukannya di gudang itu. Ini adalah sebuah apel hijau. Ini sangatlah langka diwilayah ini, jadi aku berusaha untuk mengambil beberapa buah. Apel ini sangat lezat ketika matang."


"Timing yang sempurna. Tenggorokan rasanya kering. Makasih. Tapi nggak disangka disana ada apel hijau."


"Pastinya ini langka di Kerajaan. Ketika seseorang berpikir tentang pohon apel, yang terpikirkan selalu apel merah."


"Aku tiba-tiba aja merasa ingin apel merah."


Cairan buah itu merembes dari mulut Schera ketika dia menggigitnya. Si penunggang kuda tampak senang saat dia menatap Schera mengunyah apel itu.


Para anggota kavaleri itu sudah menerima Schera, yang hanya secara sementara mengambil alih komando, sebagai perwira yang lebih tinggi dari mereka. Dalam pertempuran-pertempuran sampai sekarang, mereka merasakan keaslian dari kekuatan dan aksi pemberaninya. "Bukankah dia lebih kuat daripada perwira manapun di Kerajaan?" mereka bahkan memiliki delusi semacam itu ketika mereka melihat komandan perempuan mereka mengayunkan sabit besar miliknya dengan mudah.


Mengikuti yang kuat, maka seseorang bisa bertahan hidup. Para prajurit mengetahui hal itu dengan baik. Bahkan mungkin tak salah menyebut bahwa hati mereka telah dipenuhi dengan kegembiraan dari kejadian yang sebelumnya.


Seorang perwira dengan sangat gembira datang mengejar dari benteng Pasukan Pembebasan, dan ketika Schera mulai menghadapi dia dengan berpura-pura bodoh, semua anggota kelompok yang hadir merasakan rasa ngeri dalam hati mereka. Schera menyerahkan kepala dari mantan Komandan Kavaleri yang tewas dalam pertempuran. Mereka telah membunuh komandan itu, tetapi pasukan yang tersisa telah melarikan diri kedalam hutan, Schera menjelaskan dengan tenang. Perlengkapan para tentara bayaran berbeda dengan perlengkapan milik para prajurit biasa. Sejak awal perlengkapan itu memang lebih compang-camping, sehingga membedakan mereka sangat mudah. Jika mereka mengambil perlengkapan baru dari gudang, dan hal-hal yang layak dipakai dari mayat-mayat, mereka adalah para tentara bayaran sempurna.


Awalnya, perwira musuh menganggap bahwa mereka adalah orang yang mencurigakan, tetapi dipertengahan mendengarkan ceritanya, "Jika Kita tidak bergegas, mereka akan kabur." itulah yang dia katakan secara tidak sabaran dan memimpin pasukannya masuk kedalam hutan.


Ini mungkin sudah jelas, tetapi tak ada apa-apa didepan mereka. Yang ada disekitar mereka adalah Kastil Antigua Branch yang mana sudah jatuh ketangan Pasukan Pembebasan.


"Wakil Komandan Schera. Berita buruk. Prajurit musuh berada disekitar area sungai. Tampaknya kita telah ketahuan."


"Oh. Yah itu memang menjengkelkan."


"Apa yang harus kita lakukan? Dengan jumlah mereka, kita nggak bisa menghadapi mereka."


Kata seorang anggota kelompok, mendekatkan wajahnya dan berbicara pada telinga Schera. Dia memalingkan tatapannya kearah sana, berusaha untuk tidak bertindak mencurigakan, dan suatu pasukan sebesar 100 menuju kearah dia, mungkin untuk memeriksa situasi unit kavaleri itu.


"Nggak ada jalan lain. Mari kira sapa mereka untuk sekarang ini. Kalau aku ngasih sinyal, bunuh mereka. Meski begitu, menghindari konflik sebisa mungkin akan lebih baik. Itu akan merepotkan jika kita menarik perhatian yang gak perlu di tempat semacam ini."


"86!"


Schera dan kelompoknya mengubah arah dan mendekati pleton itu.


Seorang pria dengan bekas luka pada pipinya, yang mana merupakan satu-satunya orang yang menunggangi kuda dan tampaknya dia adalah komandannya, menatap Schera dengan tatapan sengit. Para anggota pleton itu mengarahkan tombak mereka kearah Schera dan kelompoknya dan memasuki posisi tempur.


Mereka waspada, Schera menyadarinya. Atau mungkin, mereka sudah ketahuan. Schera berbicara, mengambil gerakan terlebih dulu.

"Kerja bagus sudah memenuhi tugasmu-! Kami adalah Kavaleri dari Pasukan Pembebasan Ibukota Kerajaan! Kami sedang ditengah perjalanan untuk membersihkan sisa-sisa pasukan Kerajaan yang telah dikalahkan!"


"Aku ingin mendengar nama panjangmu dan afiliasimu-! Ini adalah tugas kami, jadi tolong maafkan kami!"


Dia berbicara dengan suara keras yang tak akan kalah pada suara Schera. Schera merasa bahwa pria itu tak akan mudah untuk dihadapi. Pria itu tampaknya agak berbeda dari para idiot yang dia temui sampai sekarang.


"Pasukan Pembebasan Ibukota Kerajaan, berafiliasi dengan Divisi Pertama, aku Letnan Kedua Schera memimpin Unit Kavaleri Ke-13. Aku akan menanyakan hal yang sama!"


"....Dimengerti. Kamu adalah pengikut Pasukan Pembebasan Ibukota Kerajaan, berafiliasi dengan Divisi Pertama. Aku Letnan Kedua Callus. Aku mengkomando pasukan yang dibentuk secara sementara."


"Dimengerti. Baiklah kalau begitu, kami tengah buru-buru untuk melanjutkan pencarian, boleh kami segera pergi? Kalau dibiarkan seperti ini, musuh akan kabur dengan aman."


"....Meski begitu, aku tidak menerima pesan yang mengatakan bahwa suatu unit kavaleri sedang melakukan pengejaran."


"Mungkin terjadi suatu kesalahan komunikasi. Hal ini sering terjadi di medan perang."


"Sebelumnya, kami bertugas untuk menjaga gudang makanan. Tugas kami sekarang adalah mencari 'Unit Kavaleri' yang menyerang gudang itu. Tampaknya mereka mengintai disekitar area ini."


Callus memegang pegangan pedangnya.


Schera memperhatikan situasinya dengan tenang. Sabit miliknya dibawa dipunggungnya.


"Aku mengerti. Jadi, ada apa? Mungkinkah, kau berpikir bahwa kami adalah Unit Kavaleri itu?"


Kedua sudut mulut Schera naik. Dia bersiap untuk meraih sabit besar miliknya.


".....Aku akan bertanya satu verifikasi lagi. Aku ingin kau menunjukkan kertas identitasmu padaku. Semua perwira dan anak buah Pasukan Pembebasan, bahkan yang baru direkrut sekalipun, sudah diberi kertas identitas itu, harusnya kau hati-hati. Aku ingin kau segera menunjukkan benda itu padaku. —cepat-!"


Ketika Callus memberi sinyal dengan tangannya, semua anggota pleton memasang kuda-kuda dengan tombak mereka dan mengarahkan ujungnya pada para anggota kavaleri.


".....Ah, benda itu. Tunggu sebentar. Aku yakin itu ada didalam tas ini—"


Sambil mengulurkan tangannya pada tas yang diikatkan pada kudanya, dia meraih sabit besar yang ada dipunggungnya dan mengayunkannya pada Callus.


Callus telah waspada dan menghindar dengan jarak setipis kertas.


"Sudah kuduga kalau kalian adalah Unit kavaleri yang membakar tempat itu!! Menyamar sebagai Pasukan Pembebasan kami, sungguh perbuatan yang kotor-!!"

"Intuisimu cukup bagus. Namun, kurasa kau hanyalah orang bodoh. Menganggap bahwa kau bisa menghentikan kami hanya dengan jumlah itu. Apa kau sudah bosan hidup?"


"Diam-! segera turun dari kudamu, buang pedangmu, dan menyerahlah! Bala bantuan akan segera tiba! Kalian sudah seperti seekor tikus yang berada dalam perangkap-!"


"Kami menolak. Gimanapun juga, sebentar lagi kau akan mati."


"—–!!"


Schera sekali lagi menebaskan sabitnya.


Callus menghentikan serangan itu menggunakan pedang panjangnya yang berbentuk seperti bulan sabit, tetapi tekanan dari serangan itu membuat dia tak mampu melakukan serangan balik. Dia tidak sepenuhnya menghancurkan momentumnya, meskipun biasanya, dia bisa menangkis serangan itu.


"Hati-hati. Kalau kau tidak menghindar secara hati-hati, kepala itu akan terpengal dari tubuhmu!!"


"O-Orang ini. Dia kuat-!"


Callus dengan panik mengayunkan pedangnya, tetapi serangannya dengan mudah ditangkis. Dan, serangan Schera cukup kuat hingga membuat kedua tangannya mati rasa. Sedikit demi sedikit, kecepatan pergerakan lengannya dan kekuatannya yang dikerahkan untuk menyerang menurun. Kekuatan fisiknya dan kehendaknya menurun drastis.


Schera tidak mengabaikan hal itu.


"Matilah-!"


"Kuh—–"


Setelah melakukan beberapa gerak tipuan, bilah miliknya yang diangkat mendekati leher Callus, dan sabit itu memotong dari samping.


Setelah sepenuhnya dipermainkan, Callus menerima serangan langsung dan terjatuh dari kudanya.


—Itu adalah kematian seketika.


"Unit Kavaleri, bunuh semuanya!! Jangan biarkan mereka kabur!"


"Ou-!!"


"Bunuh para pemberontak-!!"


Unit kavaleri itu melampaui jumlah mereka. Hanya dalam beberapa menit saja, mereka berhasil membunuh semuanya.


Diatas semua itu, Schera mengambil inisiatif, mengayunkan sabit besar miliknya dan dengan bebas membunuh para pion Pasukan Pembebasan. Ada beberapa korban diantara unit kavaleri. Mereka juga tidak terlihat oleh pasukan bala bantuan yang mendekat.


Kalau mereka mau menyebrang, sekarang lah waktu yang tepat.


"—Baiklah, mulai menyeberangi sungai. Setelah itu, kita akan berlari dengan segala kemampuan kita. Gimana?"


"Siap-! Kami akan menemani Wakil Komandan Schera sampai akhir!"


"Kalau kita sudah kembali, mari kita malam bersama-sama. Aku yang akan mentraktir. Sebagai gantinya, ajari aku lebih banyak tentang makanan lezat."


"Siap-! Serahkan padaku!!"


"Kita sudah ketahuan, jadi nggak ada gunanya untuk berpura-pura. Gimanapun juga ini sudah ternodai dengan darah."


Setelah menyeka keringat dari alisnya, dia menunjuk armor yang berlumuran darah korban mereka.


"Ya. Tak disangka bahwa penyamaran sebagai Pasukan Pembebasan akan bertahan sampai sekarang."


"Akankah kita kembali menjadi para prajurit kerajaan yang bermartabat?"


"Baiklah, angkat bendera Kerajaan! Robek dan buang Bendera Pasukan Pemberontak!! Itu adalah sesuatu yang merusak pemandangan, jadi pastikan untuk menginjak-injaknya!"


"Siap-!"


"—Unit Kavaleri Schera, sekarang dalam perjalanan kembali!"


"Ou!!"


Setelah menyebrangi Sungai Alucia, unit kavaleri Schera diserang beberapa kali. Tampaknya mereka telah ditemukan oleh para mata-mata dari pertempuran yang sebelumnya. Kavaleri yang bertindak sebagai unit utama dari pasukan pengejar telah muncul.


Namun, pasukan itu dikalahkan oleh Schera yang bertindak sebagai barisan depan, dan dia berhasil memenggal kepala dari seorang komandan.


Unit pengejar dari Pasukan Pembebasan yang dikalahkan berjumlah 4.000. 1.000 dari mereka tewas saat bertugas, yang mana merupakan pencapaian militer yang besar, itu adalah hal yang mustahil dicapai bagi suatu unit yang sedang melarikan diri.


Ketika Unit Kavaleri Schera sampai di Kastil Belta, jumlah mereka menurun menjadi 2.000. Namun, wajah dari para prajurit dipenuhi dengan semangat bertarung, dan mereka tidak terlihat seperti mereka hanya sekedar melarikan diri. Itu wajar saja, karena mereka mengenakan armor dari Pasukan Pembebasan, mereka diwaspadai.


Tetapi, karena mereka mengangkat bendera Kerajaan dengan meriah, mereka tidak tampak berada disini untuk menyerang. Ketika mereka berjalan menuju gerbang yang terbuka, mereka disambut sepenuh hati oleh para penjaga. Moral di Kastil Belta yang telah jatuh, dengan cepat berkobar kembali, dan kehendak untuk bertarung kurang lebih berhasil dipulihkan.


Orang yang paling senang atas kembalinya unit kavaleri itu yang mana dikira sudah dimusnahkan kemungkinan adalah Jenderal Yalder. Setelah mendengar berita itu, Yalder mengeluarkan suara aneh, berdiri dari kursinya, dan tubuhnya gemetar dalam kegembiraan. Dia segera menuju ke tempat dimana unit kavaleri itu berada, dan dengan air mata yang mengalir pada wajahnya yang memerah, dia menjabat tangan semua orang yang ada disana.


Yalder memang mudah marah, tetapi sangat emosional, dan hatinya tersentuh oleh sosok Schera muda yang tidak menyerah dan kembali pulang.


Ketika dia memperlakukan Schera sebagai sang pahlawan dari Pasukan Ketiga, dia menolak dengan suara datar, mengatakan bahwa itu adalah sebuah hadiah yang terlalu besar.


—Pasukan Ketiga milik Kerajaan telah mengubah arah ke Kastil Belta dan bekerja untuk mempertahankan wilayah pengaruh mereka disekitar perbatasan.


Mereka berjumlah 40.000 termasuk para penjaga dan kavaleri yang telah kembali.


Jenderal Yalder, merasa bertanggungjawab atas kekalahan mereka, memutuskan untuk melakukan bunuh diri, tetapi dia dicegah oleh para anak buahnya. Dari Ibukota Kerajaan datanglah sebuah surat teguran, mengatakan untuk membersihkan aib mereka lain kali, dan surat itu juga memutuskan bahwa Yalder akan terus memimpin Pasukan Ketiga. Juga ada pertimbangan bahwa meski dia dibebas-tugaskan, tak ada seorangpun yang mampu melanjutkan tugasnya.


Letnan Kedua Schera. Dia telah mengambil alih komando dari perwira atasannya yang gugur dalam pertempuran dan berhasil membakar gudang makanan milik musuh. Ini adalah suatu hambatan yang menghentikan perkembangan Pasukan Pembebasan. Selain itu, dia telah menembus pengepungan musuh dan bertarung dengan gagah berani, membunuh banyak perwira musuh beserta anak buah mereka. Pada akhirnya, dia berhasil membawa 2.000 kavaleri kembali dengan selamat ke Kastil Belta. Ini adalah suatu pencapaian yang tak bisa dipandang sebelah mata. Dengan tindakan yang berjasa ini, dan pembunuhan Voleur yang sebelumnya, dan menambahkan dukungan Jenderal Yalder yang lebih jauh lagi, Schera dipromosikan pada kecepatan yang sangat menakjubkan.


3 bulan setelah dipromosikan menjadi Kapten, dia diberi peringkat yang lebih tinggi lagi yaitu Mayor. Pada saat yang sama, dia secara resmi diberi tugas memimpin unit kavaleri yang komandannya telah gugur dalam pertempuran.


—Suatu promosi untuk menjadi seorang perwira yang mengemban tugas di usia 18 tahun adalah suatu kejadian yang bahkan belum pernah terjadi dalam sejarah Kerajaan.


Schera sendiri berpesta sepuas hatinya, dan dia tampak senang. Satu-satunya hal yang disayangkan adalah bahwa dia tidak bisa menikmati perasaan dari perut yang kenyang karena suatu alasan.

Sebelumnya Halaman Utama Selanjutnya