Silver Cross and Draculea (Indonesia):Jilid03 Bab1

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 1 - Peti Mati dari Dasar Laut[edit]

"...Jadi, kenapa kamu memanggilku secara khusus? Dan dari semua tempat, kenapa disini?"

Kebingungan Hisui itu wajar saja.

Gedung tinggi yang berdiri dihadapannya tidaklah asing bagi orang-orang Tokyo lokal, atau bahkan orang jepang pada umumnya.

Didalamnya terdapat sebuah organisasi yang tak seorangpun akan mau masuk untuk meminum secangkir teh, namun itu sangat diperlukan dalam masyarakat.

Dan tempat ini adalah kantor pusatnya.

Tempat ini sering muncul dalam drama kriminal, berdiri tinggi di jantung wilayah kepolisian — kantor pusat Departemen Kepolisian Metropolitan.

"Bagiku, ini hanyalah tempat kerjaku. Karena kantor pusat Badan Investigasi Supranatural ada disini juga."

Eruru berbicara dengan nada suara seperti pebisnis.

Namun dia telah berganti pada pakaian akhir pekan yang terdiri dari baju dan rok berjumbai.

Tentu, Hisui memakai pakaian santai juga, terdiri dari kemeja longgar dan dasi santai diatas dengan jean dibawah. Dia memilih pilihan pakaian ini dalam mempertimbangkan fakta bahwa dia akan berkencan dengan seorang gadis.

Tentu saja, tak pernah dia menganggap janji hari ini sebuah kencan dengan Eruru — tetapi titik pertemuan semacam ini telah menjatuhkan dia sepenuhnya dengan kejutan.

"Meskipun aku menduganya kemungkinan besar sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaanmu, aku tak pernah berpikir itu adalah tempat ini, dan ngomong-ngomong, kenapa kamu memintaku untuk membawa benda ini?"

Hisui menunjuk pada beban yang dia bawa di punggungnya. Salib setinggi manusia terbalut kain putih.

Orang sering menggunakan "bawalah salibmu" sebagai kiasan tetapi Hisui saat ini membawa salib sebenarnya yang beratnya hampir 30 kilogram.

Ini adalah Tzara Blade yang biasanya tertancap dilantai di ruang bawah tanah rumahnya.

Hisui secara khusus membawa senjata anti-vampir yang besar ini sebagai bagian dari permintaan Eruru sebelumnya.

"Meskipun kamu membantu mengatur mobil untuk aku, yang sangat membantu... Benda ini benar-benar berat. Selain itu, meskipun terbungkus kain, kamu tidak ingin berdekatan, kan? Bagaimana kalau kamu menjaga jarak sedikit lebih jauh dari aku?"

"Tak masalah buatku, tapi kamu akan tersesat, kamu tahu? Tidak apa-apa, jadi ikuti aku."

Meskipun dia takut pada salib, Eruru memimpin jalan tak terpengaruh.

Tak berdaya tentang fakta bahwa salib raksasa itu terlalu mencolok, Hisui tak punya pilihan selain bergegas dan mengikuti dia.

Meskipun berjalan dibawah berat 30kg dari salib ini, Hisui tak bisa membiarkan dirinya untuk menyerahkan untuk dibawa Eruru.

Meskipun dipisahkan oleh kain, saat dia menyentuhnya, pasti dia akan menderita efek yang menyakitkan.

Sebagai seorang setengah vampir — keturunan pasangan manusia dan vampir — dia rentan terhadap semua "kelemahan" vampir, baik itu salib, sinar matahari, bawang putih atau semacamnya.

Terlepas dari semua itu, dia masih meminta Hisui secara khusus untuk membawa Tzara Blade tersebut. Ini menyiratkan bahwa masalahnya pasti cukup serius.

Jalan yang Eruru lewati rupanya disediakan untuk staff dengan lorong terbatas pada sedikit pilihan. Itu mengarah lurus ke bawah tanah dari Departemen Kepolisian Metropolitan.

Ada sangat sedikit orang disekitar dan sekelilingnya telah menjadi remang-remah sebelum Hisui bisa menyadarinya. Pada akhirnya, tak seorangpun bisa dilihat di sekeliling.

Maju terus sepanjang jalan di kedalaman Departemen Kepolisian Metropolitan mengarah siapa yang tau kemana itu, Hisui menanyai Eruru tentang masalah kemarin.

"Kau pasti telah merencanakan prasmanan kue tersebut sebelumnya, kan? Kemungkinan besar untuk menjauhkan Rushella. Jika kau mau aku pergi keluar pada hari libur, kau tak mau gadis itu menghalangi. Ini adalah jebakan yang kau rancang untuk membuat dia terpisah dari aku secara sukarela. Untuk tujuan membuat pelahap dengan gigi manis itu jatuh dalam umpan, prasmanan kue hanya untuk para gadis adalah rencana terbaik."

"...."

"Tetapi membiarkan gadis itu berkeliaran dijalanan sendirian sangat berbahaya juga. Selain itu, memantau dia adalah tugasmu. Itu sebabnya kau mengirim Sudou dan senpai untuk mendampingi dia. Ketika Sudou menerima pesan teks saat itu, kau adalah pengirimnya, kan? Kemungkinan pesannya seperti 'Aku akan memberimu voucer prasmanan nanti, pancing gadis itu untuk pergi juga.' Mengikuti arus, senpai juga diundang, kan?"

"Kau benar-benar lebih cerdas daripada rata-rata. Jadi bagaimana jika itu adalah kebenarannya? Apa kau akan mencela aku karena menjadi seorang wanita yang licik?"

"Tentu saja tidak. Itu adalah keputusan yang bagus. Setelah semua, tak ada yang mendapatkan akhir pendek dari tongkat. Jika ada, paling-paling aku akan kehilangan waktu hari libur yang berharga. Ngomong-ngomong... Memintaku membawa Tzara Blade, dan membutuhkan kita berdua bekerjasama disini, itu pasti bukan masalah sederhana, kan?"

Benar-benar tulus, Hisui tidaklah marah.

Ini terlepas dari fakta bahwa dia pada dasarnya tahu ketika Eruru memintanya keluar.

Itu pasti berhubungan dengan vampir — dan sekarang mereka telah ada di Departemen Kepolisian Metropolis, masalahnya pasti tampak tak biasa.

Eruru sepertinya juga tak punya niat menutup-nutupinya. Terus berjalan didepan, dia menjelaskan dengan sabar tanpa terburu-buru.

"...Beberapa hari yang lalu, lepas pantai dari pelabuhan Seidou, sebuah kapal tenggelam telah dikeruk. Selama survei sumber daya yang sepenuhnya tak berhubungan dengan kita, sesuatu telah ditemukan... Setelah kami menyelidiki, kami menyadari itu adalah situasi yang rumit."

"Apa itu? Suatu kapal tenggelam yang setenar Titanic?"

"Kapal tersebut tak mendekati romantis itu. Kapal ini tenggelam mungkin 10 tahun yang lalu atau lebih. Dan kemungkinan besar itu adalah milik pribadi. Dalam hal kemewahan itu sebanding dengan Titanic tetapi tidak terhitung sebagai kapal penumpang. Juga, kapal ini sepertinya ilegal dan tak terdaftar. Meskipun telah tenggelam begitu lama, untuk masalah ini untuk ditemukan baru-baru ini, sesuatu yang mencurigakan pasti terjadi."

"Aku mengerti. Kurasa tak ada harta didalamnya juga."

"Beberapa kerangka manusia telah ditemukan. Identitas mereka saat ini dalam penyelidikan."

"......"

"Kita sampai."

Eruru berhenti didepan pintu keamanan.

Pintu tersebut tampak seperti terbuat dari logam berat. Itu juga dilengkapi dengan sebuah card reader, verifikasi sidik jari dan langkah-langkah keamanan yang lainnya.

Ketebalannya mungkin cukup menakutkan juga.

Atau mungkin, Hisui hanya menyaksikan puncak gunung es sebagai yang pertama dari banyak lapisan keamanan.

"Dari semua benda yang dikeruk, yang paling penting telah dibawa kesini. Hari ini aku memintamu kesini dalam rangka untuk melakukan pengujian — atau lebih tepatnya, aku mau kau ikut serta dalam operasi membuka segel."

"Membuka segel? ....apa sih yang kalian ambil?"

Eruru membuka pintu tersebut bukannya menjawab.

Didampingi oleh suara aktivasi, pintu tersebut terbuka, bagian kiri dan kanannya bergeser terpisah.

Dihadapan mereka ada pintu yang lain, dipisahkan korodor sepanjang beberapa langkah.

Hisui dan Eruru mengikuti koridor tersebut, melewati beberapa pintu berat sepanjang jalan yang terbuka untuk mereka.

Setelah melewati beberapa lapisan keamanan, mereka akhirnya mencapai ruangan polos yang besar dikelilingi empat dinding.

Di bagian paling ujung dari dinding tersebut terdapat bagian yang terbuat dari kaca, yang tampak terhitung sebagai jendela.

Itu menyerupai ruang operasi dimana dokter medis bisa mengamati. Dibalik kaca tersebut, beberapa sosok mengawasi dari posisi yang tinggi.

Karena begitu banyak lapisan keamaman yang ketat yang dilewati sepanjang jalan kesini, kaca yang disana kemungkinan besar diperkuat untuk menahan dampak.

Namun — kenapa keamanan ketat semacam itu dibutuhkan?

"Aku harap ini bukan untuk memenjarakan penjahat berbahaya... Ayolah, apa sebenarnya itu?"

Seolah-olah menjawab pertanyaan Hisui, lampu diatas kepala menyala, terfokus pada objek yang menduduki pusat ruangan.

"....!!"

Itu adalah sebuah peti mati.

Beberapa lapisan rantai melilit di sekitarnya, memenjarakan apapun itu yang tertidur didalamnya.

Dari celah diantara rantai-rantai itu, orang bisa melihat sekilas peti mati dan melihat bahwa desainnya cukup rumit.

Dengan penampilan ungu tua berkelas tinggi, peti mati tersebut dihiasi dengan ukiran detail.

Seolah-olah menyoroti perawakan pemiliknya, penampilan luarnya sangat penuh hiasan. Ini bukan perkakas pemakaman sederhana tetapi sebuah karya seni berharga.

"Ini....."

Profil yang tertutupi oleh rantai tersebut tampak akrab bagi Hisui.

Mendekatinya, dia memeriksa penampilannya secara rinci.

Entah itu teknik ukiran yang terampil atau kesan keseluruhan yang dipancarkan — semua itu tampak begitu akrab.

Benar-benar sangat akrab,

Pada peti mati tertentu yang dia terbiasa lihat setiap hari.

Peti mati yang Rushella tempatkan dalam kamar tidurnya sendiri.

"Ini dikeruk bersama dengan kapal tersebut."

Mendengar Eruru berbicara, Hisui perlahan-lahan berbalik dan bertanya:

"Apa kita akan membuka ini?"

Eruru mengangguk dalam diam.

Hisui kembali keposisinya yang barusan dan menatap peti mati itu.

Pada hari itu, Rushella bangun dari peti matinya di pegunungan.

Itu adalah awal dari segalanya untuk gadis "Leluhur Sejati" itu.

Lalu apa yang akan muncul dari peti mati didepan matanya disini?

Tak seorangpun tahu jawabannya, tetapi orang bisa membuat tebakan dasar. Hisui erat-erat memegang Tzara Blade yang ada dipunggungnya.

※ ※

"Ya, ini lezat!"

Menikmati kue prasmanan, Rushella sangatlah senang.

Menumpuk piring kuenya, dia menyapu bersih segala sesuatu dengan nafsu makan yang rakus.

Dimulai dari pembukaan perjamuan, dia telah memakan tanpa henti, menyebabkan Mei dan Kirika yang duduk berhadapan kehilangan kata-kata.

"Bagaimana bisa kamu makan begitu banyak.... Aku tak pernah tahu vampir punya gigi manis semacam itu?"

"Mungkin saraf-sarafmu untuk merasakan sepenuhnya rusak? Hati-hari menjadi gemuk.... meskipun aku rasa vampir tak punya kekhawatiran tentang itu."

Mei dan Kirika mengangkat bahu secara jengkel berulang kali.

Jumlah kue di piring mereka relatif normal. Kue-kue itu menakjubkan, tetapi demi menjaga tubuh mereka, mereka tak punya pilihan selain mengendalikan nafsu makan mereka.

"Aku tidak yakin kenapa, tetapi tubuhku rasanya haus akan rasa manis. Tetapi pada akhirnya, tak ada yang lebih manis daripada darah. Aku merasa sedikit haus, akan bagus jika didekat sini ada...."

Rushella menjilat kream didekat mulutnya saat dia bergumam haus.

Pandangan dari seorang vampir seperti ini sudah cukup untuk mengirimkan rasa dingin pada tulang punggung seseorang.

"Hei jangan menunjukan dirimu yang sebenarnya di tempat seperti ini. Jika kamu mau sesuatu untuk diminum, ada jus dan teh sebanyak yang kamu mau."

"Dalam pandanganku, rasa dari darah tidak sangat cocok dengan kue. Atau mungkin indra perasa seorang vampir memang berbeda?"

Kirika jelas-jelas sedang menyindir tetapi Rushella merenungkan komentarnya dengan serius.

"Hmm, itu masuk akal. Darah Hisui lebih lezat ketika menikmati dengan sendirinya. Aku akan minum dengan baik ketika aku kembali!"

Mata Rushella berkilauan saat dia menyatakan.

Justru karena pernyataan ini datang secara tulus dari hati, kemurnian dan kepolosannya, itu bahkan lebih menakutkan bagi yang melihatnya.

Hisui kemungkinan besar sedang merasakan rasa dingin yang tak bisa dijelaskan sekarang ini.

"Aku tak pernah memahami selama ini, kenapa kau begitu terobsesi dengan darah Hi-kun? Meskipun aku mengira dia masih muda dan tampan, yang mana seharusnya memuaskan selera vampir."

"Memang, aku cukup curiga juga. Aku mendengar dari grandma bahwa vampir biasanya lebih suka darah wanita...."

Topik pembicaraan diantara para gadis ini mungkin tampak sedikit terlalu berdarah, tetapi justru karena Hisui tidak ada, ini adalah kesempatan sempurna untuk mengeksplorasi masalah ini.

Tetapi Rushella hanya menghindar pertanyaan itu.

"...Tidak tahu. Apa aku perlu alasan untuk menyukai sesuatu? Itu hanya seperti kue didepan mataku!"

"Kedengarannya seperti diungkapkan secara hati-hati, pengakuan yang mengejutkan?"

"Jadi itu prinsipnya? Dengan cara yang sama bahwa makanan yang dimasak oleh orang yang kau cintai rasanya sangat enak?"

Mei mengangguk setuju dengan sudut pandang yang diajukan oleh Kirika.

"Apa kalian berdua salah paham pada sesuatu...? Selain itu, orang-orang yang memiliki darah yang layak pada perhatianku sangatlah langka. Hanya melalui pandangan, aku bisa mengatakan kira-kira seperti apa rasa darah seseorang. Misalnya, kalian berdua benar-benar gagal untuk membangkitkan ketertarikanku! Hal yang sama berlaku pada laki-laki lain! Tidak ada kesalahan tentang ini!"

Meskipun nada Rushella mendominasi, dia tersipu-sipu.

Untuk menyembunyikan rasa malunya, dia berbalik untuk melahap kue dan mencegah kontak mata.

"Oh yah terserahlah. Tak peduli seberapa banyak kasih sayang yang kamu tunjukan pada Hi-kun, kau selalu menjadi dingin dalam waktu singkat."

"Apa yang kau bicarakan?"

"Senpai, kau seharusnya mengerti. Bagaimanapun juga, salah satu dari mereka adalah seorang vampir sementara yang lainnya adalah manusia, kan? Perbedaan usia yang dihasilkan dari perjalanan waktu akan menjadi lebih dan lebih jelas. Mungkin darah dari pemuda lebih enak dan ketika seseorang tumbuh, daya tarik akan berkurang setengah? Setidaknya untuk darah?"

"Ah, itu masuk akal...."

Kirika mengangguk setuju.

Dengan pasangan manusia, tumbuh tua bersama-sama menjalani kehidupan dan perjalanan waktu adalah pengalaman yang layak untuk dinikmati. Tetapi pasangan manusia dan vampir adalah masalah yang berbeda. Hanya manusia yang akan menua sendiri.

"In-Ini....!"

Sudut pandang sempurna yang dikatakan membuat Rushella kaget.

Meskipun mereka tampak pada umur yang sama saat ini, Hisui akan tampak tua cepat atau lambat.

Rasa darahnya pasti akan berkurang.

Lebih jauh lagi, posisi relatif mereka... bukan, hanya posisi Hisui yang perlahan-lahan berubah.

"P-Pria itu pasti menjadi pelayanku sesegera mungkin! Maka dengan itu....!"

"Aku tak akan membiarkan sesuatu seperti itu terjadi... Itulah yang ingin aku katakan, tetapi sepertinya tidak perlu. Konstitusi Hi-kun membuat itu mustahil."

"Sepertinya begitu. Aku cukup terkejut sebelumnya... Untuk berpikir dia bisa mendapati darahnya terkuras sampai sedemikian rupa tanpa berubah. Metodemu pasti tidak akan berhasil."

Sepenuhnya kebal terhadap berubah menjadi vampir, Anti-Drac.

Meskipun mendapati darahnya dihisap oleh Rushella dalam pandangan penuh dari kedua gadis ini, tubuh Hisui tidak pernah mengalami perubahan apapun.

Fakta dari masalah ini berdiri dengan tegas, lebih baik daripada argumen apapun.

"Hmph... Suatu hari aku pasti akan membuat dia menjadi pelayanku. Adapun untuk sekarang... Yah, memulihkan ingatanku adalah yang lebih penting!"

"Benar. Meskipun aku benci membantumu, itu lebih baik untuk mendapati kau memulihkan ingatanmu segera. Setelah itu terjadi, kau akan secara sukarela meninggalkan Hi-kun."

" ".....?" "

Kirika dan Rushella kebingungan.

"Kau tidak mengerti? Karena setelah kau memulihkan ingatanmu, tentu saja kau akan ingat kaummu... atau tentang keluargamu, lalu kau akan pulang, kan?"

"Ah.... Itu masuk akal. Meskipun itu tak diketahui berapa lama kau telah hidup, mengingat kau adalah seorang vampir undead dengan kemudaan abadi, itu tidak akan aneh untuk memiliki keluarga besar."

Kirika yang pertama memahami, mengangguk setuju.

Memang, vampir yang telah hidup selama beradad-abad kemungkinan besar memiliki keluarga mereka sendiri.

"Jangankan pacar, mungkin kau telah menikah, bahkan punya anak-anak. Pada akhirnya, kau mungkin akan mendapati bahwa kau adalah ibu dari dua anak atau sesuatu seperti itu? Jika itu benar-benar terjadi, Hi-kun tak lagi harus mengurusmu, dan kau akan pulang, kan?"

Mei tersenyum jahat.

Rushella keberatan dengan tersipu malu.

"A-Apa yang kau bicarakan? T-Tentu saja tak ada...kekasih sama sekali! Pertama-tama, tak ada laki-laki lain yang terdaftar dalam mataku...."

"...Mungkin tidak sekarang ini, tetapi siapa yang mengatakan hal itu tidak terjadi beradad-abad yang lalu? Ini bukan seperti aku percaya kau adalah seorang 'Leluhur Sejati', tetapi mengingat awet muda, itu memungkinkah bahwa kau telah mengalami beberapa kisah cinta, kan? Dalam hal ini, pernikahan dan anak sangatlah wajar. Selain itu, tanpa ingatanmu, apa dasarmu kau membantah ini?"

Tak mampu menemukan kata-kata untuk keberatan, Rushella hanya bisa memalingkan kepalanya.

Mengarahkan ketidaksenangannya ketempat lain, dia mengarahkan garpunya untuk menyambar potongan terakhir dari kue coklat Sachertorte dari piring Mei.

"Hei, apa yang kau lakukan!? Aku mau menyimpan kue ini, salah satu yang terbatas dalam kuantitas, untuk terakhir!!"

"Kau berisik, jadi diamlah!!"

Rushella langsung berdiri dan pergi untuk menemukan mangsa baru.

"...Ya ampun, apa dia benar-benar harus menjadi bingung ketika dia tertusuk pada area sensitif? Sungguh 'Leluhur Sejati' yang menyedihkan!!"

"...Memang, daripada penguasa malam... menggambarkan dia sebagai seorang gadis seumuran kita akan lebih sesuai. Tapi kenapa seperti ini....?"

Kirika mulai merenungkan dengan ekspresi bingung.

Dibandingkan dengan Mei, dia tidak menghabiskan banyak waktu bersama dengan Rushella.

Meskipun dia sudah mendengar Hisui menjelaskan fakta dasar seperti dia adalah seorang "Leluhur Sejati" dan "amnesia" — itu masih sulit untuk diterima.

"Kau tampak seperti kau punya banyak untuk dikatakan... Apa ada sesuatu yang salah dengan gadis itu?"

"Apa kau tak mendapati itu mencurigakan? Kepribadiannya, penampilannya, nada suaranya... Tak satupun menyerupai seorang 'Leluhur Sejati' yang telah mangalami kehidupan selama ribuan tahun. Dia pada dasarnya seorang gadis SMA manja yang mengamuk sepanjang waktu."

"Yah, terlepas dari meminum darah, itu memang benar... tapi bukankah itu hanyalah hasil dari kehilangan ingatannya?"

"Terhapusnya ingatan, aku rasa usia mental akan kurang lebih diatur kembali... kurangnya pengalaman hidup akan benar-benar terasa lebih kekanak-kanakan. Tapi meski begitu, kepribadiannya tidak seluruhnya berubah, kan? Ini tidak seperti menghapus data seperti sebuah hasil mesin pada anak murni."

"Apa yang kau katakan masuk akal..."

Ingatan — dengan kata lain, segala sesuatu yang telah dilihat dan didengar melalui kehidupan punya pengaruh besar pada pembentukan kepribadian. Hal ini tak terbantahkan.

Meski demikian, Rushella memang cukup aneh jika mempertimbangkan dari sudut pandang ini.

"Dan berbicara tentang kehilangan ingatan, dia seharusnya tak punya ingatan sebelum bangun dari peti matinya, kan? Tetapi ingatan minimum... atau lebih tepatnya, dia punya pengetahuan esensial untuk tetap hidup. Bukan, berdasarkan pada apa yang aku dengar dari Kujou-kun, dia cukup berpengetahuan tentang vampir. Dalam hal ini, kepribadiannya seharusnya lebih menyerupai dari seorang vampir yang telah hidup berabad-abad, bukan, ribuan tahun... tetapi dalam kenyataannya..."

"Itu benar-benar tidak terasa seperti itu. Kau benar, jika semua ingatannya hilang sepenuhnya, maka bahkan jika tubuhnya telah dewasa, pikirannya akan mundur kembali pada anak-anak... tapi Rushella tidak kekanak-kanakan sampai tingkat itu, namun orang tak bisa merasakan jejak usia dari pengalaman hidup... Apa yang terjadi?"

"Apa dia benar-benar... kehilangan ingatannya?"

Masuk kedalam kontak dengan Rushella sebagai pihak ketiga, dia tampaknya menemukan sesuatu tentang masalahnya.

"Hei hei senpai, apa kau mengatakan bahwa dia berpura-pura? Itu tidak mungkin benar tak peduli bagaimana aku melihatnya. Setidaknya aku tidak berpikir dia akan menipu Hi-kun... Selain itu, apa yang akan dia dapatkan dengan melakukan itu?"

"Tidak, aku tidak mengatakan dia berbohong... lebih tepatnya, aku bertanya-tanya apakah ingatannya memang pernah ada."

"....!?"

"Melihat dia, kau benar-benar tak bisa mengatakan dia adalah seorang 'Leluhur Sejati' yang telah hidup selama ribuan tahun dan memerintah semua vampir dari puncak. Bagaimana aku harus menggambarkan dia? ...mungkin aku tidak mengungkapkan ini dengan sangat jelas, tetapi ambil contoh seorang gadis seumuran kita, tiba-tiba berubah menjadi seorang vampir... perasaan semacam itulah yang aku dapatkan."

"...."

Mei tak bisa menolak hipotesis ini.

Tentu saja, tak ada bukti yang pasti.

Meski demikian, vampir 'Leluhur Sejati' di depan mata mereka saat ini sedang menyusun kue pada piringnya.

Tak memiliki baik itu pengalaman hidup ataupun fragmen dari hilangnya ingatan, dia hanyalah seorang gadis di musim semi masa muda, sebuah senyum mekar diwajahnya dari manisnya yang dia rasakan dalam mulutnya.

Mempertahankan ekspresi seriusnya, Kirika meneguk teh.

Ditengah-tengah uap yang melayang, dia menyimpitkan matanya dan menggunakan tatapan tajam seorang "Penyihir" untuk meneliti Rushella.

"Darimana sebenarnya.... kau berasal?"

※ ※

"—selanjutnya mari kita mulai operasi pepelasan segel."

Eruru mengumumkan dengan serius di ruang bawah tanah dari Departemen Kepolisian Metropolitan.

Menanggapi perintahnya, anggota tim polisi taktis memasang perlengkapan perlindungan, mengambil peralatan mereka dan mengelilingi peti mati.

Karena persyaratan pekerjaan khusus dari Bagian Investigasi Supranatural serta tindakan pencegahan terhadap potensi ancaman yang tersembunyi dalam peti mati tersebut, pelindung leher ditambahkan pada perlengkapan mereka, melindungi leher mereka secara aman. Bagian lain juga dengan hati-hati memperkuat untuk mencegah penetrasi dari taring vampir.

Hanya untuk disisi aman, mereka semua mengantung salip dileher mereka juga.

Orang normal pasti akan tertawa terbahak-bahak jika mereka melihat adegan semacam ini, tetapi semua orang yang hadir sepenuhnya serius dalam ekspresi mereka. Selain itu, Tzara Blade yang dibawa dipunggung Hisui juga bisa dianggap sebuah salib yang mereka bergantung pada psikologi.

Dibawah tatapan Hisui dan Eruru, anggota tim tersebut memulai tugas memotong rantai-rantai itu.

Karena terendam dalam air laut untuk waktu yang lama, rantai tersebut sangat berkarat dan telah kehilangan kekokohannya.

Segera, semua rantai terputus, mengungkapkan penampilan penuh dari peti mati tersebut pada semua orang.

Itu tampak lebih dan lebih mirip.

Paling tidak, Hisui yakin itu berasal dari pengrajin yang sama yang membuat peti mati milik Rushella, atau pembuat yang terkait erat.

"Kalau begitu... bukalah."

Eruru mengeluarkan perintah dengan sungguh-sungguh.

Para anggota tim saling mengangguk satu sama lain dan memegang penutup peti mati tersebut.

Perlahan-lahan, perlahan-lahan — penutup yang telah lama tersegel secara bertahap terbuka.

Gelombang aroma samar tercium.

Peti mati dari dasar laut, isinya akan sepenuhnya terekspose hari ini.

Para anggota tim dengan hati-hati memindahkan penutupnya kesamping — kemudian mundur bersama-sama dan menjaga jarak mereka.

Bukannya secara tiba-tiba terserang oleh rasa takut, mereka mungkin mengikuti perintah ketat yang diberikan Eruru sebelumnya.

Ini adalah untuk menangani apa yang terkandung didalam peti mati tersebut, untuk menjaga korban seminimal mungkin.

Namun—

"Eh....?"

Tak ada apa-apa didalamnya.

Peti mati itu dilapisi dengan bantalan nyaman untuk tempat tidur seorang vampir — tetapi pemiliknya tidak ada.

Benar-benar kosong.

Eruru berdiri tanpa ekspresi ditempat sementara timnya saling menatap kebingungan.

Hanya Hisui yang berjalan ke peti mati tersebut untuk mengkonfirmasi bagian dalamnya.

Tak ada yang mencoba menghentikan dia.

Atau lebih tepatnya, tak perlu menghentikan dia.

Karena tak peduli bagaimana melihatnya, itu kosong.

"....."

Memeriksa bagian dalamnya secara rinci.... Masih tak ada petunjuk yang bisa ditemukan.

Karena banyak air laut yang meresap masuk, ada bau lembab yang berat dan itu cukup basah.

Tetapi terlepas dari tak ada catatan khusus. Tak ada jejak ataupun kepemilikan yang ditinggalkan oleh pemiliknya yang bisa ditemukan.

Menempelkan lehernya untuk menyelidiki lebih dalam, Hisui masih tak menemukan apa-apa.

Kemudian dia mengerti stuktur dan perasaan sentuhan dari peti mati tersebut, Hisui menggulurkan tangannya pada permukaan peti mati.

Tepat saat ujung jarinya hendak membuat kontak dengan tepi peti mati—

—Jangan—

Hisui menarik tangannya terkejut.

Tetapi orang-orang disekeliling hanya bereaksi dengan ekspresi bingung pada tindakannya.

Mereka sepertinya tidak mendengar suara tersebut.

(...Apa aku berhalusinasi?)

Saat gagasan ini melintas dipikirannya, dia tiba-tiba merasakan sebuah rasa dingin yang tajam.

Mungkin kerena terendam dalam air laut untuk waktu yang lama, sekeliling peti mati tersebut relatif lebih lebih dingin.

Barusan ketika dia mendengar apa yang terdengar seperti suara manusia, Hisui merasakan sensasi dingin terbang melintas... tapi hanya itu saja.

Peti mati kosong dihadapannya tak menunjukan tanda-tanda tak biasa.

"...Apa yang terjadi?"

Hisui berbalik dan bertanya. Sebelum Eruru bisa menjawab, orang lain disudut ruangan menanggapi.

"Sungguh benar-benar berlebihan, tidakkah kau katakan, konsultan khusus Kariya?"

"...Siapa?"

Ada beberapa anggota dari polisi dihadapan pandangan Hisui.

Orang yang berbicara adalah seorang wanita mengenakan sebuah setelan dan sepatu kulit yang tampaknya pemimpin mereka.

Dia memiliki sosok yang tinggi dan langsing dengan tangan dan kaki ramping. Dikombinasikan dengan rambut hitam yang pendek, deskripsi "kecantikan cross-dress" tampaknya sesuai untuk dia.

Jika dia tampil dipanggung dengan peran laki-laki, pasti teriakan kegembiraan akan meningkat dari para penonton.

Wajah cantiknya tak menunjukan tanda-tanda kosmetik. Daripada cantik, itu akan lebih tepat untuk mendeskripsikan dia sebagai tampan.

Kira-kira berusia 20 tahun atau lebih — cukup muda untuk seorang polisi, tetapi mengingat dia hadir disini, dia kemungkinan besar bukan anggota polisi biasa.

"Oogami Rangetsu — disini untuk memperkenalkan diri padamu. Tak seperti konsultan khusus yang ada disana, aku seorang polisi resmi dari Badan Investigasi Supranatural."

Seolah-olah memamerkan identitasnya, Rangetsu menunjukkan lencana ID polisi miliknya.

"Uh... Hai... Apa maksudmu barusan ketika kau mengatakan berlebihan?"

"Seperti yang kau lihat disini. Jelas-jelas tidak ada vampir tapi telah mengalokasikan begitu banyak personil dan menyia-nyiakan begitu banyak waktu, benar-benar membuang-buang sumber daya dan fasilitas polisi. Semua usaha ini sia-sia."

Suaranya terdengar serak seperti milik seorang pria muda, sementara kata-katanya benar-benar tanpa ampun.

Nada suaranya entah bagaimana mengingatkan Hisui pada pertemuan pertamanya dengan Eruru.

"Tetapi bagaimana orang bisa tahu tanpa membukanya..."

"Sungguh orang yang bodoh. Sebelum itu dibuka, peti mati itu telah diperiksa dengan berbagai cara seperti sinar-X dan ultrasound. Semua pengujian melaporkan bagian dalamnya kosong... Tapi orang ini dengan keras kepala bersikeras melaksanakan operasi pelepasan segel di fasilitas khusus ini."

"....."

"Aku tidak menyiratkan bahwa itu tidak harus dibuka. Semua orang dalam Badan Investigasi Supranatural akan mengakuinya sebagai milik vampir. Selain itu, sebagai sebuah objek yang diambil dari reruntuhan cekung, penyelidikan jelas dalam perintah. Namun, tak ada vampir didalamnya, kan? Maka itu hanya sebuah barang antik dan penyelidikan harus diserahkan kepada forensik dilantai atas. Apa semua orang yang ada disini setuju?"

Kata-kata Rangetsu ditujukan pada orang-orang yang menonton diatas di sisi lain dari kaca.

Meskipun Hisui tak bisa melihat ekspresi orang-orang yang berada diatas, dia bisa melihat beberapa dari mereka mengangguk setuju.

Kata-kata Rangetsu seperti sebuah pernyataan penutup. Kehilangan minat, sosoknya berbalik dan pergi, menghilang dari balik kaca.

Kemudian tim yang bertugas dalam operasi pelepasan segel mulai bersih-bersih dan meninggalkan tempat dengan sedih.

"Oh sungguh sial untukmu juga, dipanggil kesini secara tegas pada hari libur. Oh yah, karena dia memusnahkan vampir yang dia besarkan secara pribadi, dia tak punya pilihan selain menjadi kolabolator sipil."

Rangetsu mencibir.

Kata-katanya mengejek Eruru tanpa ampun.

Vampir yang dia besar secara pribadi — ini jelas mengacu pada pria yang telah menyembunyikan identitasnya dan bekerja disisi Eruru, menculik Rushella dan akhirnya dimusnahkan oleh Hisui.

Itu memeng benar bahwa dia adalah bawahan yang dia latih. Tetapi setelah Eruru tahu dia adalah seorang vampir, sudah jelas dia tidak akan membiarkannya disampingnya.

"Aku bisa memahami kamu mungkin sedikit bersemangat untuk berusaha menebus kesalahan masa lalumu, tetapi kau harus sedikit lebih banyak memberi perhatian pada orang lain. Jika tidak, kau hanya akan berakhir menyebabkan masalah bagi orang lain—"

"Sebenarnya, bukankah ini ternyata hebat?"

Dihadapkan dengan ceramahnya yang tak berujung, Hisui merentangkan dirinya sendiri dan menganggu.

"Diamlah, anak kecil. Ini adalah sebuah penyelidikan..."

"Kenapa kita tidak bisa senang bahwa segalanya menjadi damai? Tak peduli seberapa banyak pemeriksaan yang kau lakukan, ini dikhawatirkan seorang vampir, dan pada akhirnya peti mati tersebut perlu untuk dibuka secara langsung untuk mengkonfirmasi. Misalkan mahluk didalam peti mati tersebut benar-benar ada, itu seharusnya cukup lemah setelah tenggelam di laut begitu lama, dan memang keamanan ketat semacam itu tidak harus diperlukan... tapi bukankah ini hanya peninjauan? Mungkinkah kau benar-benar menegaskan bahwa hanya kerena kau mengatur keamanan berat dan itu berakhir palsu, mengambil tindakan pencegahan tidak beralasan? Apa gunanya mengkritik setelah fakta? Tindakan pencegahan diambil dalam hal ini. Jika tak ada yang terjadi, itu adalah sebuah akhir bahagia. Bukankah itu cara yang seharusnya?"

Hisui tampak sangat tidak berkesan, matanya penuh ejekan.

Setelah mendengarkan dia, Rangetsu merespon dengan agresif.

"Sepertinya kau telah menjadi anjing milik setengah vampir ini. Apa kau telah terserang oleh 'mata sihir'?"

"Eh? Setengah vampir tak bisa menggunakan 'mata sihir'. Tetapi mereka memiliki penglihatan yang lebih tajam daripada manusia normal."

"Aku sedang menyindir. Apa kecerdasanmu sesedikit itu?"

"Ya ampun, sebenarnya seseorang yang perlu diklarifikasi adalah dia yang menyindir? Sungguh kegagalan total."

Hisui menutup mulutnya dan menekan dorongan untuk tertawa.

Rangetsu mengernyit dan menyimpulkan dengan wajah tak senang.

"...begaimanapun juga, belajarlah dari kesalahanmu. Harap pikirkan dengan hati-hati sebelum kau bertindak, konsultan khusus Kariya. Meskipun berdasarkan pada perkiraanku, para petinggi akan cenderung kurang mendengarkan pendapatmu mulai dari sekarang."

Kemudian dia memimpin bawahannya dan pergi.

Hisui tetap terpaku ditempat, menonton mereka dengan ekspresi bosan.

"...Mari kita pergi. Maaf merepotkan kamu."

Eruru berbicara dan memimpin Hisui kembali ke permukaan tanah.

Sepanjang perjalanan kembali, Hisui dengan hati-hati memilih kata-katanya dan bertanya tentang apa yang baru saja terjadi.

"Mungkinkah... bahwa kau dalam posisi yang agak rumit?"

"Ini selalu seperti ini. Tujuan mendirikan Badan Investigasi Supranatural adalah untuk membuat efektif penggunaan cryptid masal di era modern. Manusia yang berada dibawah komandoku ditugaskan dengan memantau aku disaat yang sama membantu aku. Oh yah, siapa yang bisa menyalahkan mereka karena aku setengah vampir yang mewarisi setengah pendahuluku dari para vampir."

"Jangan mengatakan itu. Jadi siapa itu wanita Oogami?"

"Persis seperti saat dia memperkenalkan dirinya sendiri, seorang anggota resmi dari Badan Investigasi Supranatural. Dengan beberapa bawahan dibawah dia, dia bisa dianggap sebagai pemimpin pasukan. Untuk beberapa alasan, dia selalu berusaha untuk bersaing dengan aku... Tetapi dia cukup handal dalam semua tanggung jawab, terutama menangani para petinggi."

Draculea V03 - BW02.PNG

"Sepertinya kamu penuh sarkasme juga. Oh yah, aku bisa mengerti. Tapi aku mendapat kesan bahwa ketika aku pertama kali bertemu kamu, otoritasmu tampak lebih tinggi daripada Oogami. Mungkinkah... kau didisiplinkan karena insiden tertentu itu?"

"Untuk bawahanku sendiri menjadi seorang vampir, terutama orang yang telah menghisap darah manusia? Itu wajar saja bahwa aku bertanggung jawab sebagai pemimpin. Ngomong-ngomong, tentang insiden Kishida, itu sangat mungkin bahwa para petinggi mengetahui bahwa dia adalah seorang vampir dan secara khusus mengatur dia untuk bekerja dibawahku. Apa mereka dibawah kesan bahwa suadara bisa berdampingan secara harmonis?"

Eruru tertawa dengan sikap meremehkan diri sendiri.

Itu tampak seperti insiden tersebut telah cukup menyakiti dia.

Meskipun menjadi stu-satunya yang menanggung tanggung jawab, tetapi bagi para petinggi untuk secara sengaja menempatkan seorang vampir disampingnya — hal itu tidak aneh jika dia mulai membenci dunia.

"Aku sudah mendengar dari Sudou. Kau menempatkan banyak upaya untuk memungkinkan Rushella dan aku memiliki kehidupan normal. Masalah konstitusiku... kau tidak melaporkannya pada atasanmu, kan?"

"Kenapa kau tiba-tiba berbicara tentang ini? Aku hanya melakukan apa yang termasuk dalam tugasku. Keadaan urusan saat ini adalah bahwa para petinggi mengambil kebijakan kelonggaran terhadap vampir amnesia yang tak membahayakan manusia. Selain itu, satu-satunya korban, kau, tidak benar-benar dianggap sebagai korban..."

"Memang, tetapi aku masih belum menyatakan terimakasihku padamu dengan benar. Terimakasih."

"...."

Berjalan didepannya, Eruru mulai tersipu, tetapi Hisui tidak menyadarinya.

Sebaliknya, dia mengubah topik pada sesuatu yang terjadi beberapa saat yang lalu.

"Ngomong-ngomong, tentang peti mati itu... Kau mungkin sudah tahu sebenarnya tidak ada apa-apa didalamnya, kan? Tetapi kau masih memanggilku kesini hanya untuk berjaga-jaga?"

"Karena aky tak lagi punya bawahan yang bejerka padaku... Kau satu-satunya yang bisa aku gunakan. Juga...."

"Juga?"

Eruru berhenti dipertengahan.

Dia tampaknya cukup ragu.

"...Karena aku ingin mendengar pendapatmu. Aku yakin itu adalah sebuah peti mati milik vampir, tapi terlepas dari itu, aku bertanya-tanya apakah kau akan menemukan sesuatu yang lain..."

"Kenapa kau percaya padaku sebanyak itu? Bukankah ini seharusnya pekerjaanmu?"

Mengatakan itu, Hisui memutar kepalanya untuk menatap wajah Eruru — dengan demikian menyebabkan Eruru memberi sebuah tamparan pada wajahnya tanpa peringatan.

Smack. Suara jelas dari dampaknya menggema di lorong.

"...Kenapa kau memukul aku?"

"Diam. Aku minta maaf karena percaya padamu. Sungguh bodohnya aku."

Tanpa mengatakan apa-apa lagi, dia mempercepat langkahnya dan berjalan lurus.

Hisui tak punya pilihan selain berjalan lebih cepat untuk mengejar dia.

"Itu memang peti mati milik vampir, aku setuju. Tetapi kenapa itu tenggelam ke dasar laut, terbungkus dalam rantai. Itulah yang aku tidak paham. Jika itu untuk menyegel seorang vampir... melilitnya dengan rantai dan melemparkannya ke laut itu masuk akal. Tetapi karena didalamnya kosong, ini...."

"...tepat. Mengenai peti mati dan kapal ternggelam itu, penyelidikan akan berlanjut. Tetapi berdasarkan pada reaksi para petinggi barusan, progresnya akan ditunda. Tetapu yang lebih penting..."

"Kau mencoba untuk mengatakan... itu sangat mirip dengam peti mati milik Rushella, kan? Aku benar-benar tidak bisa menyatakan apa-apa sekarang ini, jadi aku akan menunggu analisa dari pihakmu terlebih dulu."

"Tolong jelaskan pada dia sesegera mungkin. Jika kau menyembunyikan ini dari dia, hal ini mungkin akan menghasilkan lebih banyak masalah. Meski dengan kepandaianmu, kau tampaknya terus membuat kesalahan di area ini."

"Ya ya, aku paham."

Hisui menjawab dengan nada suara bosan ciri khasnya. Saat itu terjadi, mereka telah sampai pada pintu masuk Departeman Kepolisian Metropolis.

Pada saat yang sama. Ponselnya berbunyi.

Mengeluarkannya, Hisui menemukan sebuah pesan teks dari Mei.

...Tidak, menilai dari isinya... Itu tertulis cukup canggung:

Cepat jemput aku!

"...Ada apa? Ini terasa seperti seorang anak SD mengirim pesan pertamanya pada ibunya...."

"Anak SD jaman sekarang bukan hanya tahu bagaimana untuk mengetik dengan benar tetapi juga selalu menggunakan emoticon. Jika ada, itu akan seperti seorang wanita tua yang tak terbiasa dengan perangkat elektronik, mencoba mengirim pesan pada cucunya, mengetik dengan tangan gemetar pada ponsel baru yang dia beli... Analogi semacam ini akan lebih sesuai, kan?"

Eruru membaca pesan tersebut dari sampingnya dan tersenyum.

Bertukar tatapan dengan sebuah senyum, mereka berdua tahu siapa pengirimnya.

Meskipun namanya mengatakan Mei.

Dalam kenyataannya itu adalah seseorang yang lain.

Jelas-jelas itu Rushella.

"...Dia tidak punya ponsel jadi dia meminjam milik Mei. Haruskah aku memberi dia kartu telepon?"

"Aku pikir kau harus memberi telepon umum yang langka, karena aku meramalkan nasib mengerikan dari kehancuran bagi mereka. Ngomong-ngomong, aku tidak tahu apakah ponsel Sudou-san selamat..."

"Bisakah kau menulis biaya pergantian untuk aku?"

"Harap simpan fantasimu dalam mimpimu."

Ditolak mentah-mentah, Hisui dengan tegas memutuskan prioritas utamanya adalah untuk menjemput sang putri pembuat masalah.

"Tzara Blade sangat berat... Aku hampir kehabisan kekuatan."

"Aku akan mengirim sebuah mobil. Kau bisa menggunakannya untuk menjemput dia."

"Terimakasih....."

Saat dia berterimakasih pada Eruru, Hisui merasakan serangan dingin yang tajam.

Kehadiran sedingin es menusuk tulang belakang ini membuat dia mengukuhkan dirinya sendiri.

"Apa yang kau lakukan begitu tiba-tiba?"

"Uh, entah kenapa rasanya sangat dingin... Apa AC dihidupkan terlalu kuat?"

"Ini adalah lingkungan ramah AC, jadi pemanasnya diatur 28 derajat celcius... Sebenarnya, aku merasa sedikit panas."

"Benarkah? Kenapa aku merasa dingin sejak keluar dari bawah tanah?"

"Mungkin kau terkena dinginnya musim panas? Juga, besok adalah minggu jadi kau harus segera pulang dan segera berbaring."

"Apa kau ibuku? Oh yah, terserahlah, mari kita bergegas dan menjemput dia."

Mengatakan itu, Hisui keluar dari gedung tersebut.

Eruru mengikuti dari belakang.

Dua orang berurutan... Atau lebih tepatnya, ada tiga.

Satu tambahan.

Di area lobi yang berisik ini dengan begitu banyak orang keluar masuk, berapa banyak orang sebenarnya yang menyadarinya?

Hisui dan Eruru benar-benar tak menyadarinya, tetapi beberapa orang berteriak ringan dan mundur setelah melihat kearah mereka.

Orang-orang ini berbeda dalam jenis kelamin, usia dan penampilan. Namun, mereka semua berbagi keahlian rahasia tertentu yang tidak mereka banggakan... daripada keahlian, itu mungkin lebih tepat untuk mengatakan kemampuan khusus.

Kerena hanya mereka yang bisa melihat.

Seorang gadis yang mengikuti tidak terlalu jauh dibelakang Hisui, berpakaian seragam sekolah bergaya pelaut, tubuhnya semi transparan.

Hanya orang-orang dengan indera spiritual yang relatif kuat bisa melihat — mahluk yang tidak eksis didunia orang hidup.


Sebelumnya Prolog Kembali Ke Halaman Utama Selanjutnya Bab 2