Silver Cross and Draculea (Indonesia):Jilid03 Prolog

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Prolog[edit]

"Jadi, seperti yang aku sarankan sebelumnya, untuk persiapan liburan musim panas yang akan datang, aku akan memutuskannya pada kegiatan klub sekarang ini. Baiklah, silahkan berikan saran kalian, semuanya!"

Klub tanpa pengakuan resmi dari sekolah — Klub Investigasi Supranatural. Kegiatan klub hari ini dimulai secara resmi dengan pernyataan sang presiden.

Berkumpul di ruang kelas kosong, anggota klub menikmati kegiatan mereka sendiri dengan bebas seperti biasanya.

Contoh 1 — Sudou Mei.

Gadis yang memprioritaskan kecantikan bermain-main dengan rambutnya, mencari pemecahan akhir, dengan santai membaca sebuah majalah fashion.

Contoh 2 — Kariya Eruru.

Mengetik pada komputer notebooknya, postur karakteristiknya benar-benar tetap sama seperti biasanya. Ekspresi yang ada diwajahnya tampak sangat serius hari ini.

Lalu ada juga contoh 3 dan 4 — Kujou Hisui dan anggota klub terbaru.

Tak seperti yang lainnya, mereka berdua bekerja bersama-sama dengan sangat fokus, menjepit lembaran-lembaran cetakan bersama-sama tumpukan demi tumpukan.

"Dengan ini, kita hampir selesai, kan? Senpai."

"Ya. Ini melengkapi bahan-bahan yang dibutuhkan untuk rapat komite kelas besok."

Ngikat bahan-bahan yang dijepit dalam sebuah kemasan, wakil presiden dewan mahasiswa SMA Seidou — Uno Kirika mengangguk puas.

Rapat bulanan reguler untuk semua perwakilan kelas dan perwakilan deputi akan diadakan besok.

Rapat tersebut dipimpin oleh dewan mahasiswa yang juga mempersiapkan bahan informasi.

Hal ini seharusnya menjadi pekerjaan yang dikerjakan oleh para anggota dewan mahasiswa dibawah kepemimpinan presiden dewan mahasiswa di basis operasi mereka — kantor dewan mahasiswa. Namun, belakangan ini pekerjaan tersebut dikerjakan di ruang kelas kosong ini, dengan Hisui sebagai asisten.

"...Hei, apa yang kalian semua lakukan? Terutama kamu, Hisui! Kenapa kamu bekerja untuk penyihir itu!? Ketika saatnya tiba, berhati-hatilah atau kamu akan dikirim untuk memasak semur beracun dengan ular, kadal dalam kuali."

"Apa!? Kamu berbicara tentang jenis pekerjaan lengket itu? Bagaimana mungkin itu masih ada di hari dan zaman ini? Apa aku benar, senpai?"

Hisui mendapati kata-kata Rushella benar-benar menggelikan dan mencari persetujuan dari Kirika. Namun, wakil presiden dewan mahasiswa itu mendesah dalam-dalam tanpa menatap dia kembali.

"Pekerjaan fisik seperti itu agak melelahkan."

"...."

Sepertinya, beberapa hal tak pernah berubah bahkan ketika kemajuan zaman.

Mungkin suatu hari dia bahkan mungkin memindahkan kuali raksasa ke ruang klub untuk mengadakan Black Mass.

"Penyihir"—pewaris ritual yang diwariskan dari zaman kuno.

Penyihir hampir punah dalam masyarakat modern. Namun, salah satu dari beberapa keturunan mereka ada di SMA Seidou ini.

Lebih akuratnya, orang tertentu itu saat ini berada disamping Hisui.

Setelah melewati banyak kesalahpahaman dan kecurigaan, bahkan menjadi musuh dengan kelompok Hisui pada satu titik, Kirika akhirnya menjadi pengunjung tetap pada "ruang kegiatan klub" ini setelah insiden beberapa hari yang lalu. Dan untuk beberapa alasan, dia memutuskan untuk membuat tempat disamping Hisui menjadi kursi permanen miliknya.

"Lihat, kamu mendengarnya! Bagaimanapun juga, legenda mengatakan bahwa penyihir meminjam kekuatan iblis, kan?"

"Tak peduli bagaimana aku melihatnya, senpai benar-benar tidak sesuai dengan deskripsimu. Dan diluar semua orang dalam kelompok ini, senpai adalah yang paling dekat padaku sebagai seorang manusia yang hidup."

"Diam, dia pasti seperti yang aku katakan. Pasti dia lebih cenderung pada iblis!"

"Apa-apaan itu, kamu mengatakan seolah-olah dia adalah semacam penyembah iblis? Menurutmu, apa sebenarnya yang dilakukan penyihir?"

"Yah... Apa yang mereka lakukan huh?"

Rushella tiba-tiba melemparkan pertanyaan tersebut pada Eruru.

Dengan enggan, Eruru mendongak dari layar komputernya dan melemparkan tatapannya menjauh dari itu.

"...Kenapa kamu bertanya padaku?"

"Karena kamu sangat berpengetahuan! Jadi apa hubungan antara penyihir dan iblis? Mereka membuat semacam persembahan, kan!?"

"Biasanya, mereka mempersembahkan baik jiwa dan tubuh mereka... Pada dasarnya sesuatu seperti itu..."

Bagaimanapun juga, karena Kirika ada disini, Eruru berbicara pelan, sedikit khawatir dalam nada.

Tetapi Rushella menolak untuk mundur dan terus mengejar masalahnya.

"Aku paham. Aku bisa mengerti mempersembahkan jiwa, tetapi apa maksudnya mempersembahkan tubuhnya? Aku tidak melihat tubuhnya lumpuh dalam cara apapun, kan?"

"Tidak, bukan itu yang aku maksud, umm..."

"Apa sih, jelaskan padaku dengan benar!"

"I-Itu adalah... Umm... antara pria dan wanita... apa yang dikenal sebagai..."

Wajah Eruru menjadi merah saat dia berbicara. Dia bahkan diam-diam melirik Kirika.

Mendengarkan percakapan tersebut, bahkan Kirika sendiri menjadi malu.

"Tentang apa itu? Apa iblis melakukan sesuatu antara pria dan wanita!?"

"Ini... seperti yang aku bilang, umm... itu hal yang sangat penting, yaitu... keperawanan..."

"Katakan lebih keras!!"

...Rushella mendesak tak sabaran. Pada saat ini, Kirika berdiri, wajahnya merah padam.

"Hentikan, oke! Rumor-rumor itu dimulai oleh gereja-gereja tertentu, kan!? Keperawananku masih utuh sempurna disini, oke!!"

Saat menyadari kekuatan dari kata-katanya setelah dia mengucapkannya, Kirika dengan panik mengamati sekeliling.

Mei mengangguk tanpa henti dengan ketertarikan besar.

Eruru begitu malu hingga pikirannya berarus pendek.

Ketidaktahuan Rushella tetap terpampang pada wajahnya.

Akhirnya... Hisui menatap keluar jendela, berpura-pura tidak mendengar.

Kirika hanya bisa merasa bersyukur atas kelembutan diam dan kehalusan yang diberikan oleh pria muda yang duduk disampingnya. Dengan panik, dia berusaha menghilangkan kesalahpahaman yang disebabkan oleh kata-katanya.

"S-Selain itu, saat ini di dunia ini, mencoba untuk membuat kontak dengan aksistensi spiritual level tinggi seperti 'iblis' hampir mustahil. Kemungkinan paling bagus kamu bertemu entitas supranatural dengan tubuh material, seperti vampir. M-Meskipun aku tak pernah menduga aku akan menemukan mereka di sekolahku..."

Kirika menatap Rushella dan Mei saat dia menjelaskan.

Dia sudah tau rahasia vampir Rushella. Setelah bergabung dengan klub, dia diberitahu bahwa Mei juga mahluk supranatural non-manusia.

Meskipun penampilan Mei yang tak ada bedanya dengan seorang manusia normal, kebenarannya cukup tak bisa dipercaya... Hanya ketika menyaksikan kekuatan brutal supranaturalnya secara kebetulan atau kapanpun dia menampilkan kekuatan tempur yang setara dalam konflik kecil dengan Rushella, Kirika mendapatkan rasa nyata dari eksistensinya sebagai seorang non-manusia.

"Hmph, dalam pandanganku, monster terbesar disini adalah Hisui yang tidak akan pernah berubah menjadi seorang vampir meskipun menerima 'ciuman'ku setiap pagi."

"Seperti yang aku bilang, itu adalah konstitusiku. Aku tak punya niat untuk meninggalkan status manusiaku."

"Setiap pagi huh..."

Suara Kirika membawa nada penuh arti saat dia menatap Hisui.

"...Apa kita punya kesalahpahamanan disini?"

"Tetapi kamu dan dia... dileher... bukankah begitu?"

"Uh.... Yeah, kurasa...."

Sudah jelas, sebuah kesalahpahamanan.

Ngomong-ngomong, setiap kali sesuatu terjadi, Hisui bisa merasakan tatapan Kirika.

Enggan untuk melihat dia bekerja keras pada beban kerja dewan mahasiswa sendirian, Hisui sesekali membantu dia seperti yang dia lakukan dengan mempersiapkan bahan-bahan barusan. Tetapi entah kenapa tanpa sadar, dia menemukan Kirika diam-diam menatapnya sambil memutar-mutar jari-jarinya.

"Hei kalian yang disana, berhenti berbicara tentang hal tak berguna! Cepat berikan kecerdasanmu untuk memecahkan misteri tentang asal-usulku! Dan buat rencana untuk liburan musim panas yang akan datang? Jika tidak, maka setidaknya buat 'travel guide' untuk aku!!"

Meskipun itu jelas-jelas Rushella yang memulai topik pembicaraan tersebut, dia sekarang berusaha memaksa pembicaraan kembali ke alur.

Dua atau tiga hari sebelumnya, dia telah mempelajari tentang eksistensi "liburan musim panas" yang disebutkan oleh guru wali kelas dan mulai bersemangat.

"...Apa yang kamu bicarakan, vampir? Jika kamu mau, jangankan memiliki liburan musim panas sepanjang tahun, kamu bahkan bisa bersembunyi di kegelapan setiap hari. Buat saja rencanamu sendiri, oke? Aku benar-benar sibuk merencanakan 'kenangan seluruh musim panasku' dengan Hi-kun."

"Biar aku katakan terlebih dulu. Aku tak punya niat untuk berpartisipasi."

Hisui menolak pembuat masalah Mei dengan ekspresi tak senang.

Jika Hisui membiarkan dia melakukannya, apalagi 'kenangan dari seluruh musim panas', dia kemungkinan besar akan terbawa kedalam 'rencana keluarga bahagia'.

"Misi klubku adalah untuk bertindak dengan pengabdian yang tulus sebagai tangan kananku, untuk mengungkapkan misteri asal-usulku, dan untuk meningkatkan kualitas dari kehidupanku untuk meminum darah! Apa kalian semua telah melupakan tugasmu!?"

"Seolah-olah ada yang mau melakukan itu. Terutama yang terakhir."

"Dengar dengar, jika kamu mau melakukan sesuatu, lakukan sendiri."

"Aku bukan pengangguran. Aku punya pekerjaan dari dewan mahasiswa."

Hisui, Mei dan Kirika menolak dengan dingin.

Tetap diam, Eruru menampilkan ekspresi bermasalah. Menghentikan tangannya dari mengetik pada keyboard, dia memasuki pemikiran mendalam.

"Sungguh orang tak berguna... Terserahlah, sebagai seorang 'Leluhur Sejati' aku lebih dari mampu menangani sesuatu. Aku benar-benar tak membutuhkan bantuan apapun dari si palsu murahan atau seorang seorang penyihir yang tak menguntungkan."

"Kalau begitu lakukan yang terbaik."

Mei menyatakan sederhana dan mulai mengoperasikan ponselnya, menarik perhatiannya dari pernyataan Rushella.

"Oh, pesan baru."

Dia dengan cepat membaca pesan baru tersebut dan memanjakan dirinya sendiri bermain dengan ponselnya.

Eruru juga melanjutkan pekerjaannya pada komputer dengan semangat baru.

Mereka berdua benar-benar tak tertarik dengan saran Rushella sejak awal.

Tanpa ampun dikesampingkan, Rushella baru saja mau menvlcari dukungan Hisui... Tetapi dia saat ini terlibat percakapan dengan Kirika.

"Oh, jadi dengan kata lain, tuanmu adalah nenekmu, senpai?"

"Ya, grandma mengajari aku segalanya yang aku tahu. Grimoire, alat-alat kecil, berkebun, dia menyampaikan semua pengetahuannya padaku. Dia sangat baik dalam persiapan dan perlengkapan untuk penelitian."

"Berdasarkan dari carimu memanggil dia... Mungkinkah nenekmu adalah orang asing?"

"Dia dari Inggris. Rupanya keluarga penyihir melewati tradisi turun-temurun. Juga, aku sebenarnya percampuran seperempat."

"Ah, terpecahkan. Aku selalu merasa kamu tidak tampak benar-benar orang jepang dengan suasana bermartabatmu."

"...B-Bahkan jika kamu memuji aku, itu tidak seperti kamu akan mendapatkan kesenangan apapun, oke? Aku memanggang kue... apa kamu mau?"

"Ya, silahkan."

"Sini, biar aku tuangkan teh...."

Entah bagaimana mereka berdua berakhir dengan berpesta teh.

Jelas-jelas keduanya juga telah mengesampingkan Rushella sepenuhnya.

"...semuanya, tolong jangan bertindak seperti ini. Yah, itu tidak mudah untuk mengumpulkan setiap orang dalam klub yang sama, jadi kita harus... kita harus sedikit lebih banyak 'berinteraksi' kan?"

Rushella menyarankan dengan sebuah tawa, nada suaranya terdengar seperti dia tengah menyatukan.

Meski demikian, tak ada yang mendukung dia.

Semua anggota mengabaikan dia... atau lebih tepatnya, mereka mendengarkan saran dari dia dan berfokus menikmati waktu mereka di klub.

"....Ini tak bisa diterima, kalian, benar-benar tak bisa diterima!!"

Air mata berkumpul dimatanya, Rushella berteriak marah, dan Hisui tepat disampingnya.

Tetapi dia tidak memberi banyak reaksi, hanya melambaikan tangannya dengan jengkel sebelum melanjutkan percakapannya dengan Kirika.

"Jadi bagaimana kabar nenekmu?"

"Kesehatannya tidak terlalu baik belakangan ini. Dia harus meninggalkan rumah dan memulihkan diri di fasilitas di suatu tempat."

"Aku memgerti... Aku ingin bertemu dengannya dan berbicara dengannya."

"Kamu, bicara padaku terlebih dulu!!"

Rushella akhirnya meledak.

Meledak dalam tangis, dia menarik kemeja Hisui dan berteriak.

Hisui tak punya pilihan selain mendengarkan dia.

"...Jadi kamu menyeretku keluar untuk berbicara, ada apa? Bisakah kamu memberiku sedikit perdamaian...."

"Tapi..."

"Kamu benar-benar seperti seorang siswa SD yang meninggalkan sebuah catatan dan kabur dari rumah, hanya kembali pulang dengan perut lapar sebelum makan malam...."

"Sungguh menyebalkan, diam!"

Rushella mulai memukul dia dengan tinjunya.

Dia sudah jauh lebih kuat daripada Hisui. Sekarang bahwa matahari telah terbenam, kekuatannya bahkan lebih menakutkan.

Melihat Hisui menderita lagi, Eruru berbicara.

"Ngomong-ngomong, seorang kenalan memberiku beberapa voucer gratis ini untuk prasmanan kue di Hotel Seidou. Hal manis bukanlah kesukaanku, jadi jika kamu tertarik, ambil saja."

Disajikan pada tangan mungil Eruru yang terbuka adalah tiga voucer untuk masuk.

Rushella menghentikan kekerasan dan mengalihkan perhatiannya.

"Apa itu? Apa artinya 'beauvais'?"

Draculea V03 - BW01.PNG

"Sederhananya, kamu bisa makan kue sebanyak yang kamu mau. Bukankah prasmanan ini salah satu yang cukup populer baru-baru ini? Makanan di hotel itu tampaknya cukup berkelas tinggi, aku sudah lama ingin pergi sebenarnya."

Mei menjelaskan saat dia mengulurkan tangan dan mengambil sebuah voucer.

"Apa yang kamu pikirkan, senpai? Aku yakin kamu pasti tertarik, bukankah kamu cukup menikmati membuat makanan ringan? Aku tidak mau pergi sendirian."

"Memang benar... Hmm. Beberapa waktu yang lalu, aku mempertimbangkan untuk memeriksanya. Chef kue di hotel itu cukup terkenal."

Kirika tampaknya juga tertarik dan mengambil voucer dari tangan Eruru.

Satu yang tersisa.

"Aku bisa makan kue sebanyak yang aku mau...? Untuk berpikir tempat seperti mimpi semacam itu ada...? Menggunakan sebuah analogi, itu akan seperti Hisui mempersembahkan lehernya padaku secara sukarela, memohon padaku untuk meminum darahnya!"

"Analogi macam apa itu... Ngomong-ngomong, apa kamu akan pergi? Hari berakhirnya disana adalah sabtu, dengan kata lain, besok adalah satu-satunya hari yang tersisa."

Melihat ekspresi menginginkan dari Rushella, Hisui memberi sebuah pengingat bersahabat.

"T-Tapi... apa benar-benar tidak apa-apa bagiku untuk pergi? Bukankah kamu selalu menghentikan aku dari memakan sesuatu yang manis!?"

"Jangan mendeskripsikan aku seperti ibu yang membatasi asupan makanan. Karena itu adalah sebuah prasmanan, tentu saja kamu bisa makan sepenuh hatimu."

"Tetapi hanya ada satu voucer yang tersisa...."

"Oh, aku tidak benar-benar tertarik. Selain itu, manis bukanlah kesukaanku juga. Juga, bukankah ini dibatasi pada para gadis saja? Bahkan jika aku diijinkan, aku akan melewatkan kesempatan semacam ini yang penuh sesak dengan gadis-gadis."

Hisui mengangkat bahu dan meyakinkan kekhawatiran Rushella.

Mendengar dia mengatakan itu, Rushella akhirnya menghentikan air matanya dan tersenyum.

"Sungguh.... Baiklah, aku akan menerimanya. Aku yakin kamu akan cukup kesepian tanpa aku di sampingmu selama akhir pekan. Rawatlah rumah seperti anak baik dan jangan menangis, oke?"

"Apa kamu benar-benar berpikir bahwa kamu ada di posisi untuk mengatakan itu?"

Hisui tidak sepenuhnya lega tetapi karena semangat Rushella telah terangkat, ditambah kedatangan yang langka dari hari sabtu yang benar-benar bebas... Namun, segalanya tidak akan pernah berjalan seperti yang orang harapkan.

Karena sesaat setelahnya pada perjalanan pulang, Hisui menemukan dia telah menerima pesan teks dari Eruru.

Meskipun mata mereka tidak banyak bertemu hari ini, isi dari pesan tersebut membuat jantungnya berdebar.

"Tolong temani aku untuk sementara waktu besok."


Sebelumnya Ilustrasi Kembali Ke Halaman Utama Selanjutnya Bab 1