Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 14 Bab 12

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 12 - Pemimpin Tertinggi Administrator (Bulan ke-5 Kalender Dunia Manusia 380)[edit]

Bagian 1[edit]

Integrity knights. Yang juga dikenal sebagai, integrators.

Memiliki kemampuan ilmu pedang dan sacred art yang sangat hebat sebagai penjaga keteraturan yang tertinggi, mereka adalah prajurit yang mampu mengggunakan «armament full control art» seperti yang mereka inginkan.

Meskipun telah melindungi hukum dan aturan Dunia Manusia, dan demikian juga, peraturan Gereja Axiom, selama tiga ratus tahun lamanya, seluruh jumlah dari kelompok knight itu benar-benar sangat sedikit. Seperti nama dari Eldrie Synthesis Thirty-one, diangkat pada posisi itu hanya sekitar sebulan yang lalu, itu menunjukkan, mereka hanya berjumlah tiga puluh satu secara keseluruhan.

Tetapi, fakta itu hanya berperan untuk menegaskan kekuatan Integrity Knight dan ketakutan yang mereka telah bangkitkan, itu tidak melemahkan mereka sedikitpun. Bahkan dengan jumlah yang sedikit ketika dibandingkan dengan kelompok penyerbu di SAO atau ALO, mereka terus mengalahkan penyusup dari seluruh daerah Dark Territory yang mengelilingi Dunia Manusia.

Aku—Kirito yang pernah sekali dipanggil dengan nama «Beater» atau «Black Swordsman», dan sekarang elite swordsman-in-training yang belajar di Akademi Master Pedang Centoria Utara, berdiri untuk menantang Integrity Knight ini, dengan kekuatan yang sebanding dengan banyak orang, dengan hanya satu pedang panjang di pinggangku dan sahabat terbaikku sebagai partnerku. Pertempuran itu dimulai dari perkembangan yang tidak terduga melibatkan penahanan, pengurungan, dan melarikan diri, dibandingkan dengan memulainya dari diriku sendiri, tapi sekarang aku mengacungkan pedangku pada Gereja Axiom, organisasi yang secara tegas diterima sebagai pengatur, satu-satunya jalan yang tersisa hanyalah terus maju.


«Frost Scale Whip», Eldrie Synthesis Thirty-one.

«Conflagrant Flame Bow», Deusolbert Synthesis Seven.

«Heaven Piercing Sword», Fanatio Synthesis Two, dan anak buahnya, «Four Oscillation Blades».

«Fragrant Olive», Alice Synthesis Thirty.


Mengalahkan Integrity Knight dengan senjata kuat mereka, yang dikenal sebagai sacred instrument, dengan selisih yang tipis, aku hanya memusatkan diriku untuk terus memanjat tangga besar dari Katedral Pusat Gereja Axiom, tapi normalnya, pilihan itu seharusnya akan mustahil dengan kekuatan dari diriku saja.

Pedang hitam yang diukir dari batang «demonic tree», Gigas Cedar, selama satu tahun oleh Sadore, pengrajin dari Centoria Pusat.

Cardinal, penyihir yang memberikanku waktu istirahat dengan tempat beristirahat, makanan, dan juga informasi berguna mengenai dunia ini dan armament full control art agar dapat melawan knight itu.

Dan tentu saja, Eugeo, sahabat terbaikku yang selalu berada di sampingku selama dua tahun ini atau selama itu semenjak kita memulai perjalanan kita dari Desa Rulid—

Aku telah mengajarinya berbagai jenis sword skill untuk skill pedang lurus satu tangan, yang sekarang dikenal sebagai «Ilmu Pedang Aincrad-style», tapi itu tidak seberapa ketika dibandingkan dengan apa yang telah aku terima. Setelah terlempar ke dalam Underworld dari dunia nyata tanpa peringatan, aku hanya bisa berhasil untuk bertahan di dunia alternative ini dimana aku tidak dapat memahami awal ataupun akhir dari apapun yang ada di dunia ini, semuanya berkat bantuan, dorongan, dan petunjuknya.

Aku telah terpisah dari partnerku yang tidak dapat dibandingkan dari lantai kedelapan puluh dari Katedral Pusat. Hanya Integrity Knight Alice dan aku yang terlempar keluar dari menara melalui lubang besar yang terbuka di dinding di tengah pertarungan hebat kita.

Dengan susah payah meyakinkan Alice untuk menyarungkan pedangnya dan menghabiskan malam untuk memanjat dinding luar yang vertical, kita entah bagaimana berhasil kembali menuju menara di lantai kesembilan puluh lima. Memanjat tangga untuk mengejar Eugeo yang seharusnya sampai terlebih dahulu, kita mengejar di belakang orang aneh yang memanggil dirinya Kepala Pemimpin Chudelkin dan mencapai lantai kesembilan puluh sembilan—satu lantai jauhnya dari ruangan pemimpin tertinggi, Administrator.

Di ruangan yang tidak dipenuhi dengan apapun selain dari tangga yang menghubungkan menuju Ruangan Para Tetua dan disk elevator yang terangkat menuju lantai keseratus, aku akhirnya bertemu kembali dengan partnerku.

Tapi dia tidak lagi anak laki-laki yang lahir di daerah perbatasan yang aku kenal selama ini.

Dia adalah Integrity Knight terbaru, ditutupi dengan armor perak kebiruan, Eugeo Synthesis Thirty-two.

Itu adalah nama dari sahabat terbaikku.


Blue Rose Sword yang Eugeo genggam dan pedang hitam yang aku genggam mengeluarkan cahaya hijau muda yang jelas dan terang di ruangan gelap ini.

Lintasan yang benar-benar simetris. Dengan langkah pertama dan tehnik yang sama—itu mungkin adalah hal yang normal karena kita berdua melakukan skill pedang, tipe menyerbu, «Sonic Leap», tapi waku penggunaanya benar-benar sama, waktu ujung pedang itu melewati puncak dari lintasannya, waktu ketika cahaya itu memperlihatkan sinyal bahwa kekuatannya sudah mencapai maksimum, dan waktu ketika pedang perak dan hitam legam itu menyerbu satu sama lain.

Aku bukan tidak berpikir panjang ketika menggunakan skill ini. Metode untuk menghentakkan kaki, gerakan dari tubuhku, dan gerakan dari tanganku yang dipercepat skill pedang sebanyak tiga kali lipat.

Meskipun begitu, «Sonic Leap» Eugeo tidak memiliki jeda di belakangku bahkan sepersepuluh detik. Dengan kata lain, dia telah mempercepat skillnya hingga sampai batasnya. Dan aku belum pernah mengajarinya apapun mengenai tehnik itu sama sekali.

Eugeo pasti secara bersikeras dan terus menerus mengayun pedangnya tanpa kusadari. Ratusan dan ratusan kali, hari demi hari. Sampai dia dapat mendengar «suara» dari pedang kesayangannya.

"......Kenapa?"

Aku memaksakan suara rendah yang dapat kukeluarkan saat menyilangkan pedang dengan usaha yang keras.

"Kenapa kau dapat kalah pada sesuatu seperti «Synthesis Ritual». Bukankah semua latihan pedang...yang kau lakukan semenjak dari Rulid dan hingga sampai di Centoria Pusat hanya untuk mengambil kembali teman masa kecilmu yang berharga, Alice?"

"........."

Menerima hantaman pedangku tanpa mundur bahkan satu langkah ke belakang, Eugeo tetap mengatakan perkataan sebelumnya "Aku tidak memiliki apapun untuk dikatakan padamu", dan tidak berusaha untuk menggerakkan mulutnya yang tertutup. Aku berpikir aku samar-samar melihat, cahaya terang di dalam mata hijaunya pada saat dia mendengar nama Alice, tapi itu juga tertutup oleh kegelapan pekat dalam sekejap. Atau mungkin, itu juga adalah ilusi yang dibawa oleh cahaya hijau terang yang terus dipancarkan dari kedua pedang.

Jika situasi yang seimbang ini, terus berlanjut, pertarungan kecepatan sangat tinggi dalam jarak dekat mungkin akan dimulai pada saat «Sonic Leap» berakhir beberapa detik kemudian. Tidak akan ada waktu lebih jauh untuknya berpikir. Aku harus menaruh semua yang aku miliki untuk berpikir di waktu sedikit yang aku miliki.

Integrity Knight diciptakan dari apa yang dikenal sebagai «Synthesis Ritual», yang secara efektif memanipulasi secara langsung pada jiwa. Untuk lebih lengkapnya, bagian dari ingatan yang terpenting dari target itu akan dikeluarkan dan «piety module», kesetiaan yang palsu, akan ditanamkan sebagai gantinya.

Integrity Knight Eldrie memiliki kondisi pikirannya terganggu pada saat dia mendengar nama ibunya dan piety module yang dimaksudkan hampir terjatuh dari dahinya. Pada dasarnya itu berarti pemimpin tertinggi, Administrator, telah mengambil ingatan mengenai ibunya dan membuatnya menjadi Integrity Knight.

Integrity Knight lainnya seharusnya memiliki ingatan terpenting mereka diambil dengan cara yang sama.

Itu mungkin adalah ingatan dari istrinya di masa lalu untuk Deusolbert. Aku sama sekali tidak memiliki dasar untuk menduga untuk Wakil Komandan Fanatio dan Komandan Integrity Knight Bercouli, tapi aku rasa kesempatan bahwa itu adalah keluarga atau orang yang dicintaiya sangat tinggi.

Jika memang begitu, siapa yang ada di ingatan yang diambil dari Alice...Integrity Knight emas yang melihat pada pertarungan satu lawan satu diantara Eugeo dan diriku?

Kelihatannya kemungkinan besar itu adalah saudara perempuannya yang sebenarnya, Selka, yang seharusnya tinggal di Desa Rulid. Alice menunjukkan reaksi kuat dengan sekejap ketika menyebutkan Selka yang keluar dariku pada saat waktu istirahat kita di teralis yang dibangun pada dinding luar katedral. Air matanya mengalir keluar ketika dia mengetahui saudara perempuannya dan bahkan mendorong ketetapan hatinya untuk melawan Gereja Axiom.

Tetapi, piety module Alice tidak menunjukkan tanda-tanda kegelisahan bahkan ketika dia mendengar nama Selka. Aku masih kekurangan informasi untuk mengetahui apakah itu disebabkan oleh enam tahun menjadi Integrity Knight atau ingatan yang diambil itu bukanlah mengenai Selka.

Bagaimanapun juga, menganggap semua dugaan itu memang benar.

Siapa yang berada di dalam ingatan yang dimiliki pemimpin tertinggi, Administrator, yang diambil dari Eugeo?

Disk elevator lingkaran itu, yang digunakan oleh Kepala Pemimpin Chudelkin untuk melarikan diri ke atas dan dipanggil kembali olehku, tetap tidak bergerak dengan jarak yang pendek dari kita saat kita saling menyilangkan. Lubang itu berada satu meter lurus di atas dari langit-langit. Aku meyakini ruangan pemimpin tertinggi seharusnya berada jauh di dalam sana, tapi aku tidak dapat melalui kegelapan pekat. Bahkan jika Administrator berada di balik lubang itu, aku tidak dapat merasakan keberadaannya.

Tetapi, Eugeo telah melalui «synthesized» oleh pemimpin tertinggi satu jam yang lalu—dengan kata lain, dia memiliki ingatan dari seseorang yang paling berharga telah diambil darinya. Siapa seseorang yang ada di ingatan itu?

Hanya ada satu jawaban yang terlintas di pikiran. Itu tidak mungkin seseorang selain dari gadis yang diambil pergi oleh Integrity Knight Deusolbert dihadapannya, yang jejaknya selalu dia kejar di belakangnya semenjak delapan tahun lalu, Alice Schuberg—yang sekarang dikenal sebagai Alice Synthesis Thirty.

Tapi jika memang begitu, kenapa Knight Eugeo, yang melakukan pertarungan pedang denganku pada saat ini, tidak menunjukkan satu reaksipun bahkan setelah melihat Alice yang hanya sepuluh meter jauhnya?

Eldrie yang piety modulenya hampir terlepas hanya dengan mendengar nama ibunya. Jika ketidakstabilan itu muncul dari pendeknya waktu yang dia habiskan sebagai knight, itu seharusnya tidak akan aneh jika Eugeo, untuk melalui itu hanya satu jam berlalu semenjak waktu itu, memperlihatkan lebih banyak «gejala» yang dimiliki Eldrie, saat melihat pada Alice.

Dan meski begitu, hati Eugeo tetap saja benar-benar tertutup dihadapan mataku. Jika itu bukanlah ingatan mengenai Alice yang diambil, cukup siapa atau apa yang Administrator telah lepaskan dari dirinya—

Cahaya dari skill pedang itu menghilang dari kedua pedang yang saling bersilangan pada saat aku memikirkannya hingga sejauh itu.

Kehilangan dorongan dari bantuan sistem, pedang putih dan hitam itu dengan kuat terdorong kembali dari tekanan.

Baik Eugeo, dengan ekspresi wajahnya masih tetap, dan aku, yang menggeretakkan gigiku dengan kuat, mengangkat tinggi pedang kita sementara percikan api orange masih tertinggal.

"Ooohh!"

"...!"

Teriakan pertarungan kita, baik keras dan pelan, terdengar keluar pada saat kita mengayun pedang kita secara diagonal ke bawah dari sisi kanan dengan gerakan yang benar-benar sama. Saling berhantaman, pedang yang tertangkis itu kemudian ditarik menjadi tebasan horizontal dari sisi kanan. Menggeser jauh pedang itu ketika pedang itu saling berhantaman, aku mengayunnya secara diagonal ke bawah dari kiri. Ini, juga, berakhir dengan perlawanan keras.

Keterkejutan meliputi diriku sekali lagi bahkan saat kita melanjutkan pada perlawanan kedua kita.

Pedang itu berada pada kelas yang sama, tapi pemegang pedang itu tidak berada pada kondisi yang sama. Berbalik dengan pakaian tipis yang aku pakai, bagian atas dan bawah, Sedangkan yang dipakai Eugeo adalah armor tebal. Meskipun terbungkus dengan peralatan yang beratnya beberapa kali lipat dariku, tebasannya bahkan sama sekali tidak melambat sepersepuluh detik. Apakah menjadi Integrity Knight meningkatkan kekuatannya atau itu adalah «penjelmaan» yang sedang berkerja, yang dikatakan oleh Alice tepat sebelum pertarungan?

Aku mengetahui sistem, yang tidak dapat dijelaskan oleh logika di dalam dunia VRMMO yang tidak terhitung jumlahnya yang telah kualami hingga sejauh ini, ada di dunia ini. Kekuatan dari penjelmaan, kekuatan untuk membayangkan, kekuatan yang tidak terlihat itu bahkan dapat menyebabkan fenomena yang melebihi kemampuan dari sacred art berangking tinggi untuk saat ini.

Meskipun bagaimana Eugeo seharusnya memiliki ingatan dan emosinya benar-benar tersegel pada saat menjadi Integrity Knight, kekuatan dari tekadnya menjadi lebih tajam seperti ujung es. Itu sudah jelas hanya dengan bagaimana dia telah menggerakan Blue Rose Sword yang telah aku bawa menuju tangannya sendiri pada saat awal pertarungan ini, dengan apa yang seperti telekinesis[1]—meskipun Alice mengatakan itu sebagai «tangan penjelmaan».

Apa yang masih tersisa di dalam pikiran Eugeo sekarang? Apakah kekuatan dari tekadnya untuk mengambil kembali Alice dari gereja mendorong kekuatan dibaliknya yang menjadi seorang Integrity Knight, tapi sebagai gantinya, apa yang menyebabkan suatu jenis pikiran untuk terlihat sendiri di dalam kehampaan besar yang tertinggal dibaliknya setelah ingatan itu telah diambil?

Aku tidak ingin mempercayai bahwa itu adalah kesetiaan terhadap Gereja Axiom dan pemimpin tertinggi yang secara paksa tertulis di jiwanya, tidak juga aku ingin mempercayai seperti itu. Blue Rose Sword menahan pedang hitamku bahkan tanpa sedikipun bergemetar tidak mungkin dapat ditahan dengan tekad palsu seperti itu.

Di matanya, yang dingin seperti es, masih ada sesuatu yang menyala terang padanya. Aku mempercayai seperti itu.

Dan berbicara mengenai cara untuk membangkitkan itu, maka hanya akan ada satu cara—

"...Eugeo."

Mendorong kembali pedangku dengan semua kekuatan yang dapat aku kumpulkan, aku berbisik.

"Kau mungkin tidak mengingatnya dengan keadaanmu yang sekarang...Tapi kita belum pernah bertarung secara serius sampai saat ini, bukan begitu?"

"......"

Matanya yang sekali lagi bersinar hijau terang terlihat biru tua tanpa ada satupun cahaya yang ada di dalamnya. Memfokuskan secara keras ke dalamnya, aku melanjutkan.

"Aku memikirkan tentang itu setiap, dan berulang kali sementara kita berpetualang menuju Centoria dari Rulid atau bahkan setelah kita memasuki akademi pusat. Jika kita hendak saling menyilangkan pedang untuk pertarungan sebenarnya, siapa yang akan menang? ...Jika berbicara secara jujur, kau akan melewatiku suatu saat nanti, itulah apa yang aku pikirkan."

Eugeo menerima tatapanku secara langsung tanpa berkedip bahkan sekali—tidak, dia tidak mempedulikanku. Di matanya sekarang, aku tidak lebih dari penyusup yang harus dia singkirkan. Dia akan menebasku dengan sekejap dia menyadari celah paling sedikit. Tetapi, aku mempercayai perkataanku akan mencapai hatinya yang tertutup, bahkan jika hanya satu bagian yang berhasil sampai, dan aku meneriakkan perkataan terakhirku.

"...Tapi sekarang bukanlah waktunya. Kau tidak dapat mengalahkanku dengan keadaanmu yang sekarang, setelah melupakan tentangku, tentang Alice, tentang Tizei dan Ronie, dan tentang Cardinal juga. Aku akan membuktikan itu padamu tepat sekarang."

Aku menahan nafasku pada saat aku menyelesaikan perkataanku dan menngumpulkan kekuatanku yang terkumpul dari seluruh tubuhku pada pedangku.

Kerutan samar-samar terlihat di dahi Eugeo saat dia mencoba untuk memukul mundur pedangku.

Aku dengan segera menarik kembali pedangku dengan satu gerakan pada saat itu.

Gyarin! Pedang itu bergeser dan menciptakan cahaya dari percikan api di kegelapan yang suram ini. Aku terdorong ke belakang sementara Eugeo terjatuh ke depan.

Jika aku menahan diriku di tanah, Eugeo akan mendapat serangan setelah sedikit jeda untuk memperbaiki posturnya, aku terjatuh menuju ke tanah, dengan punggung pertama kali menyentuh itu, tanpa melawan gerakan itu. Aku melihat tangan kanan Knight Alice telah terulur menuju pinggang kirinya di ujung penglihatanku. Aku menduga dia pasti telah menilai bahwa aku telah kalah dan bermaksud untuk menarik Fragrant Olive Swordnya, untuk menganggu duel ini.

Tapi keputusan itu kira-kira tiga detik terlalu cepat. Hasil dari itu akan ditentukan oleh hasil dari rencanaku—atau dengan tingkat pengetahuan Eugeo dengan Aincrad style.

Aku denga tajam mengangkat kaki kananku tepat sebelum punggungku menghantam pada tanah. Cahaya yang bersinar terang dari ujung sepatuku dan menyinari wajah Eugeo dari bawah.

"Ooohh!"

Mengeluarkan teriakan pendek, aku menarik tubuhku saat aku berputar. Aincrad-style «Martial Arts», tehnik tendangan putaran belakang, «Gengetsu».

Skill ini dapat diaktifkan bahkan pada saat sementara terjatuh ke belakang telah menyelamatkan hidupku tidak terhitung kejadian di hariku selama di SAO. Meskipun aku belum pernah menggunakannya sama sekali setelah dimasukkan ke dalam Underworld, baik itu pertarungan sebenarnya ataupun latihan, gerakan yang telah tertanam dalam tubuhku. Dan yang paling penting, Eugeo belum pernah melihat skill itu sebelumnya.

Tapi di sisi lain, aku telah mengajarinya «martial arts» meliputi pukulan dan dorongan bahu. Eugeo telah menunjukkan bakatnya pada bagian itu juga, untuk bahkan mampu mencapai serangan ketiga dari skill tingkat tinggi dari «Meteor Break» termasuk tackle dan serangan tebasan, lupakan serangan menusuk sederhana seperti «Senda».

«Gengetsu» mungkin akan dihindari jika dia telah mengetahui tentang tehnik menendang itu melalui pengamatannya sendiri atau jika dia menduga bahwa skill itu mungkin ada. Dan celah yang tertinggal setelah tehnik menendang ini akan sangat besar jika dihindari. Aku tidak dapat menghindari untuk tertebas jika aku meleset.

—Ini tergantung pada, Eugeo!

Berteriak secara sengaja, aku mengayun kaki kananku menuju dahi dari partnerku.

Kedua mata Eugeo masih tetap dipenuhi dengan hawa dingin yang membeku bahkan di situasi ini. Memutar bagian atas tubuhnya dengan ekspresi yang tidak berganti, dia mencoba untuk menghindari tendanganku. Tetapi, dia masih akan terjatuh ke depan dari hantaman kita sebelumnya. Rahang bawahnya yan tidak terlindungi mendekati ujung dari sepatuku, yang terbungkus dengan efek cahaya.

"-...h!"

Teriakan tajam keluar dari mulut Eugeo.

Blue Rose Sword yang digenggam di tangan kanannya bergetar saat itu bergerak menuju ke samping. Tapi tidak ada tebasan yang diharapkan untuk sebanding dengan kecepatan kakiku. Jika aku hanya mengabaikan itu dan fokus pada......

Tidak.

Eugeo sama sekali tidak bertujuan untuk serangan balik. Dia ingin untuk menahan kaki kananku, bukan tubuhku, dengan penahan pedang itu, bukan pedangnya.

Menahan dengan gagang, dengan secara tidak langsung. Tehnik berguna ini yang seharusnya tidak ada di Underworld dimana ilmu pedang menekankan pada keindahan dan keberanian. Bahkan di hariku selama di SAO, hanya seseorang yang terbiasa bertarung dengan manusia yang akan menggunakan tehnik ini.

«Gengetsu» akan mendapati lintasannya teralihkan jika dia menahan tendangan kakiku dari samping.

Jadi, apa yang seharusnya aku lakukan?

"——!"

Menggeretakkan gigiku, aku dengan susah payah mencoba untuk menarik kembali kaki kananku saat itu masih melesat. Tapi skill itu akan meleset jika aku menariknya kembali terlalu jauh dari tempat itu. Memperlambat itu dengan apa yang terasa seperti setengah dari setengah detik, aku membiarkan tangan kanan Eugeo bergerak terlebih dahulu.

——Sekarang!

Gashiin!!

Hantaman keras terdengar keluar.

Dibandingkan dengan target awalnya, yakni tenggorokan Eugeo, «Gengetsu» mengenai bagian dari tangan kanan yang memegang pada pedang itu. Aku tidak dapat mengharapkan membuat banyak luka pada tangannya yang dilengkapi dengan sarung tangan besi yang kuat seperti Integrity Knight lainnya. Tetapi, hantaman itu sudah cukup untuk rencanaku.

Tangan kanan Eugeo terangkat dan Blue Rose Sword di tangannya telah terlempar juga, berputar saat itu terangkat, tertusuk sendiri menuju langit-langit marbel.

Melihat kejadian itu di ujung pandanganku yang cepat, aku mengeratkan genggaman dari pedang hitamku sebagai persiapan untuk menyerang pada saat mendarat dari putaran ke belakang.

Sepatu kananku, dengan jejak dari efek cahaya yang masih tertinggal padanya, menyentuh ke bawah pada lantai. Menekukkan lututku, aku menahan hantaman itu dan menghentakkan kakiku dengan semua yang aku punya, tanpa memperhatikan apapun untuk memperbaiki posturku. Menekankan kaki kiriku dengan semua kekuatan yang aku punya, aku menargetkan pelindung dada Eugeo yang tidak terlindungi, mengeluarkan «Slant», skill pedang satu tebasan yang menebas menuju kanan dari sisi kiri—

"——!?"

Apa yang aku lihat, ketika aku mencoba memperbaiki posturku yang hampir terjatuh ke depan ketika mengaktifkan skill pedang, adalah tangan kiri Eugeo yang terulur menuju aku dan titik cahaya hijau bersinar dari kelima jarinya.

"Burst element."

Pengucapan yang tenang keluar dari mulut Eugeo. Titik dari cahaya itu—lima «aerial elements» meledak secara bersamaan, membawa angin ledakan yang hampir menelanku. Tekanan udara itu tidak menyebabkan luka pada diriku, tapi aku benar-benar kehilangan pijakanku, dan terlempar seperti kain.

"Guohh...!"

Sambil merintih, aku membuka lebar kedua tanganku dan dengan susah payah mencoba memperbaiki posisiku. Menghantamkan kepalaku pada dinding dalam posisi ini mungkin akan mengambil sepuluh dari Lifeku. Entah bagaimana menghentikan tubuhku dari berputar saat aku hendak terlempar oleh badai itu, aku membalikkan kedua kakiku menuju dinding terdekat.

Hantaman keras mengalir dalam diriku pada saat aku mendarat, menusuk melalui bagian atas kepalaku, dan aku menahan rasa kaku di seluruh tubuhku saat aku beberapa saat masih menempel di dinding sebelum terjatuh ke lantai. Saat mengangkat wajahku ke atas, aku melihat Eugeo juga terdorong mendekati dinding di sisi yang berlawanan oleh angin, seperti yang diduga, tapi kelihatannya berat dari armornya yang telah membiarkannya untuk tetap berada di tanah. Dengan tenang berdiri ke atas dari posisi jongkok, wajahnya masih tetap mempertahankan emosi yang tidak ada yang menjengkelkan itu.

Suara pelan mencapaiku dari sisi kanan pada saat berdiri setelahnya.

"...Apakah dia benar-benar Eugeo, partnermu?"

Seseorang yang bertanya adalah Alice yang melihat pada seluruh pertarungan ini di dinding sesuai dengan permintaanku. Aku menatap pada knight perempuan yang terbungkus dengan armor emas untuk beberapa saat, lalu menjawab dengan bisikan juga.

"Apa maksudmu? Bukankah kau adalah seseorang yang mengatakan bahwa dia telah menjalani synthesized?"

"Itu memang benar...Aku tidak dapat menemukan kata-kata yang tepat, tapi..."

Apa yang Alice katakan setelah perkataan yang jarang itu telah membantah dugaanku.

"Orang itu jauh terlalu hebat untuk bertarungan bagi seseorang yang baru saja dibuat, tidak, untuk seseorang yang baru saja diubah menjadi Integrity Knight. Bahkan jika kita mencoba mengkesampingkan «tangan penjelmaan» sebelum pertarungan dan aerial element art yang baru saja dia gunakan, aku sangat sulit mempercayai bahwa dia pemula."

"...Kau tidak hanya mendapatkan kemampuan seperti itu hanya dengan menjadi seorang Integrity Knight?"

Aku hanya ingin mengkonfirmasi, tapi teguran keras dengan segera terdengar dari sampingku seperti yang diduga, dan secara insting membuatku meringkuk meskipun dalam situasi seperti ini.

"Skill dari Integrity Knight itu tidak mudah untuk didapatkan! Kita memahami kunci dari secret moves dan sacred art hanya melalui periode waktu yang panjang dari melatih diri sendiri, lupakan tehnik penjelmaan dan armament full control art!"

"B-Benar....Tapi, lalu, apa yang sebelumnya itu...? Eugeo seharusnya tidak mampu untuk menciptakan lima element dari satu tangan untuk saat ini tapi..."

"Karena itu aku membalikkan pertanyaan ini padamu. Apakah dia benar-benar Eugeo?"

"......"

Aku menutup mulutku dan menatap pada knight dengan armor perak kebiruan yang mulai berjalan dengan santai menuju ke arahku.

Tinggal di lantai keseratus dari Katedral Pusat ini yang hanya lurus satu lantai dari tempat ini, pemimpin tertinggi, Administrator, adalah pengguna sacred art hebat yang sebanding dengan Cardinal, penyihir di Ruangan Perpustakaan Besar. Seseorang yang mampu untuk menggunakan art mengerikan untuk memanipulasi ingatan manusia sepertinya bahkan mungkin mampu mempersiapkan tiruan yang benar-benar sama dengan orang asli dari penampilannya.

Tapi—

"...Dia adalah Eugeo."

Aku berguman dengan suara serak.

Bahkan tanpa ada cahaya yang ada di matanya, bahkan tanpa ada darah yang mengalir melalui pipinya, bahkan tanpa ada senyuman di mulutnya, Integrity Knight itu pasti adalah partnerku dan sahabat terbaikku, Eugeo dari Rulid. Aku telah membuat banyak kesalahan semenjak tiba di dunia ini, tapi aku dapat mengatakan itu dengan sangat yakin.

Aku tidak mengerti bagaimana dia dapat menggunakan tehnik yang bahkan dapat mengejutkan Alice, seseorang yang memiliki rangking tiga dalam hal kemampuan, dengan segera setelah diubah menjadi Integrity Knight. Dan sejak awal, aku bahkan tidak dapat mengetahui kenapa forced synthesis yang seharusnya membutuhkan waktu tiga hari dan tiga malam berakhir kurang dari satu jam.

Tapi tidak peduli bagaimana anehnya situasi ini, aku hanya memiliki satu tugas untuk dilakukan sekarang agar itu dapat terjadi.

Untuk menaruh semua yang ada pada diriku pada pedangku dan menyerang. Semuanya untuk itu.

Mengambil nafas dalam dan menghembuskannya, aku mengeratkan genggaman pada pedang hitamku. Mungkin merasakan semangat bertarungku, tapi Eugeo masih berdiri di bagian tengah aula itu dan dengan tenang mengangkat tangan kanannya. «Tangan penjelmaan» yang tidak terlihat itu menarik pedang panjang yang tertusuk pada langit-langit dan mengembalikannya menuju genggaman dari pemiliknya.

Ya—Blue Rose Sword yang dibanggakan itu tidak akan pernah tunduk pada peniru.

Eugeo memutar sacred tool yang benar-benar sangat berat tanpa kesulitan, dan lalu mengatur menjadi posisi tingkat menengah yang tepat. Pada saat melihat posturnya, yang sama sekali tidak ada celah apapun, Alice berbisik dengan suara pelan.

"Apakah kau akan meladeninnya sebagai lawan?"

"Jangan bersikap seperti idiot."

Setelah penolakan secara langsung, aku menggenggam pedang kesayanganku ke depan juga. Bahkan jika mereka berdua kehilangan ingatan mereka satu sama lain, Eugeo dan Alice adalah teman masa kecil yang dibesarkan di Desa Rulid. Aku tidak mungkin membiarkan mereka berdua bertarung, dan yang lebih penting, menyadarkan Eugeo adalah tugasku.

Meskipun bagaimana dia menjadi sangat marah padaku ketika memanggilnya seorang "idiot" sementara kita bergelantungan di dinding luar katedral, Alice hanya mengambil langkah ke belakang dengan diam untuk sekarang dan melipat tangannya di depan dadanya. Sebagai jawaban pada pertimbangan berani yang diperlihatkan, untuk tidak berbuat apapun bahkan dengan resiko aku akan tertebas, aku berkata.

"...Terima kasih."

Aku mengalihkan pikiranku setelah perkataan dari respon pendek itu.

Melupakan apapun yang tidak dibutuhkan dalam pertarungan ini. Menjadi satu dengan pedang dan menyerbu, mengeluarkan semua kemampuanmu. Kau tidak mungkin dapat mengalahkan Integrity Knight Eugeo dan juga sebaliknya, tidak juga kau dapat mencapai hati dari sahabat terbaikmu di balik armor tebal itu.

Ujung dari pedang hitamku bergetar hingga dapat terdengar. Itu seolah-olah jejak dari petir yang bergemuruh di langit kejauhan pada hari dimana kita memulai perjalanan dua tahun lalu telah melintasi waktu untuk tiba pada saat ini.

—Aku mengandalkanmu, partner.

—Aku akan memastikan untuk memberikanmu nama ketika pertarungan ini berakhir...Jadi pinjamkan aku kekuatanmu.

Memohon kepada pedang kesayanganku yang ada di tangan kananku, aku mengambil nafas dalam lainnya dan berguncang hingga berhenti.

Suara, lingkungan, dan bahkan hawa panas dan hawa dingin menghilang dari kejauhan. Tidak ada yang berada di dunia ini selain dari pedang hitamku dan aku, Blue Rose Sword dan Eugeo. Aku telah merasa takut, dan menunggu saat ini di dalam hatiku semenjak dua tahun sebelumnya.

—Ayo maju, Eugeo!!

Aku dengan keras menghentakkan kakiku ke tanah, berteriak tanpa suara.

Eugeo masih tetap dalam postur tingkat menengah dan menunggu seranganku.

Trik kecil tidak akan bekerja pada Eugeo dengan keadaannya yang sekarang, yang mampu dengan bebas menguasai ilmu pedang Aincrad-style dan sacred art berangking tinggi dengan kehendaknya.

Menyerbu lima belas meter dengan sekejap, aku mengeluarkan tebasan ke bawah dari sisi kanan dengan gerakan dari semua kecepatan dari serbuanku.

Sebaliknya, Eugeo mengeluarkan tebasan ke atas dari sisi kanan dengan kedua tangannya setelah melangkah maju yang hampir membuat retak lantai itu.

Pedang hitam dan perak itu saling berhantaman, memancarkan cahaya yang menyilaukan sebagai gantinya. Menilai bahwa itu tidak akan berubah menjadi pertarungan diantara skill pedang pada jarak ini, aku menggerakan tangan kiriku pada penahannya juga. Menahan diriku pada pedang yang berat pada saat melambat, aku mengambil cara terpendek untuk menarik pedang itu dalam posisi di atas kepala.

Jika spesifikasi pedang dan kemampuan swordsman berada dalam level yang sama, tebasan vertical yang kuat tidak dapat benar-benar ditangkis dengan tebasan horizontal atau diagonal. Dia hanya dapat memilih dari dua pilihan yang ada, untuk menyerang kembali dengan tehnik yang sama, atau melarikan diri dari jangkauan tebasan.

Tetapi, pedang Eugeo telah menyimpang ke kanan dari serangan sebelumnya dan tidak dapat diangkat saat ini. Sebagai tambahan, beban tubuhnya condong menuju ke sisi kanan, jadi dia tidak dapat dengan segera melompat ke belakang. Kali ini. Aku pasti akan—!

Meninggalkan semua keraguan yang dapat menghambat gerakanku, aku mengayunkan pedangku.

Ujung dari pedang hitam itu mengenai bagian atas dari bahu Eugeo, yang dilindungi armor perak kebiruan.

Tidak peduli bagaimana tingginya prioritas yang dimilikinya, armor Integrity Knight sama sekali tidak cukup untuk menahan serangan dari sacred instrument tanpa kerusakan.

Pedang itu tertembus ke dalam armor itu dengan suara metal, yang keras, terayun lurus ke bawah hanya meninggalkan perlawanan yang sesaat. Garis cahaya lurus pada Eugeo, dari bahu kirinya hingga dadanya.

Suara pecahan, seperti gelas yang pecah, bergema dengan segera setelahnya, dan armor tebal itu menjadi pecah.

Bagian metal kecil itu tersebar melalui udara disertai dengan kabut merah tua. Itu tidak dapat dinilai dalam dari ketahanannya, tapi pedangku telah menebas pada tubuh Eugeo pada akhirnya.

Aku merasa seperti aku telah menebas diriku sendiri, di tempat yang sama, dalam sekejap aku menyadari bahwa aku telah melukai sahabatku. Wajahku menjadi miring, menginginkan untuk mengalihkan pandanganku, tapi aku tidak mungkin untuk menahan tanganku di sini. Membalikkan pergelangan tanganku pada saat tebasan vertical itu mencapai lantai, menggunakan energi elastisitas[2] dari seluruh tubuhku untuk melanjutkan dengan tebasan ke atas—

Pedang hitam itu terhempas lurus menuju ke samping dengan suara hantaman.

Eugeo telah menendang jauh pedangku dengan pelindungi kaki kanan, dengan tidak adanya rengutan dari rasa sakit yang berasal dari luka baru di bahu kirinya hingga dadanya.

Menyadari gerakan itu akan menuntun menuju serangan balik, aku dengan susah payah memiringkan tubuhku yang bergetar. Sementara Blue Rose Sword melesat mendekat dari samping.

Aku mempertaruhakan segalanya untuk menghindari tebasan langsung pada leherku, tapi pedang itu masih menebas lurus melalui bahuku kiriku. Merasakan hawa dingin yang kaku dibandingkan denga rasa sakit, menghentakkan kaki kananku ke lantai dengan semua kekuatan yang aku punya dan mennendang Eugeo yang baru saja mengayunkan pedangnya dengan bahu kirinya yang terluka.

Rasa sakit hebat, serta menyakitkan yang sebelumnya tidak terasa menjadi tersentak keluar padaku saat semburan darah segar yang keluar tersebar di udara.

Eugeo berdiri kaku dengan kakinya berada di balik kabut merah tua, menolak untuk terjatuh.

Serangan balik secara langsung akan menjadi mustahil dari postur seperti ini. Aku mengangkat pedang kesayanganku menuju sisi kanan dengan genggaman satu tangan sekali lagi. Cahaya terang dari biru muda menyelimuti pedang hitam itu.

Skill pedang, skill tebasan diagonal, «Slant». Jika ini berhasil mengenai bahu kanannya, Eugeo tidak akan mampu untuk mengayunkan pedangnya, seperti yang dia lakukan hingga sejauh ini, dengan kedua tangannya terluka.

"Ra...aahh!"

Itu terjadi ketika berteriak pada saat mengeluarkan serangan itu.

Sebuah cahaya merah bersinar dari balik Eugeo.

Itu adalah cahaya dari skill pedang. Tapi tidak ada satupun Aincrad style yang dapat menebas sementara bahu kanan dan punggungnya terbuka di hadapanku.

Bahkan dengan kedua mataku terbuka lebar dengan keterkejutan, aku mengaktifkan «Slant», tidak lagi mampu untuk menghentikan pedangku.

Tubuh Eugeo dengan cepat berputar melawan arah jarum jam beberapa saat kemudian. Tebasan horizontal mendekat dari sisi kiri, meninggalkan jejak cahaya merah.

Skill pedang itu...Skill pedang satu tebasan untuk pedang dua tangan, «Back Rush». Tehnik serangan balik untuk berputar ketika musuh menghadap punggungmu.

Tapi aku tidak pernah mengajari Eugeo tehnik seperti itu.

Hantaman berat itu menyikirkan pikiran itu menjauh menjadi bagian. Back Rush Eugeo dan Slantku berhantaman dan pedang kita terlempar ke belakang sekali lagi.

Darah segar dari bahu kiri kita menarik garis putus-putus saat Eugeo dan aku mengayunkan pedang kita lurus ke atas dengan gerakan yang benar-benar sama seolah-olah kita hendak ditarik secara bersamaan.

Cahaya biru tua mengalir melalui kedua pedang tersebut.

Skill satu tebasan vertical dari atas kepala, «Vertical».

Itu dapat dikatakan, bahwa skill itu tidak sepenuhnya vertical. Vertical biasanya akan miring sekitar sepuluh derajat tergantung pada gerakan tangan penggunanya dan seperti itu, lintasan dari kedua pedang yang saling berhadapan akan bersilangan jika itu diaktifkan secara bersamaan, mendorong jauh mereka berdua pada saat berhantaman.

Itu terjadi untuk kali ini juga, tapi hanya setengah dari itu. Pedang hitam dan Blue Rose Sword berhantaman untuk sekitar ketiga kalinya pada akhirnya dan mengeluarkan percikan api yang menyilaukan.

Tetapi, tidak seperti SAO yang dulu, ada beberapa kejadian ketika dorongan kembali itu tidak terjadi ketika skill pedang saling berhantaman di Underworld. Itu kelihatannya disebabkan oleh tekad untuk bertarung dari kita berdua—apa yang dapat dikatakan sebagai kemampuan untuk membayangkan, menjelmakan—menahan kekuatan tolakan itu.

Kedua pedang itu, saling bersilangan seolah-olah hendak saling menelan satu sama lain, mengeluarkan percikan api orange dan sinar cahaya biru. Eugeo dan aku memulai pelawanan ketiga kita, pedang dan tangan kanan kita berderit saat kita mencoba untuk menyelesaikan skill pedang kita masing-masing sementara menatap satu sama lain dari jarak dekat.

Menatap pada mata Eugeo dibalik percikan api yang tersebar itu, aku bertanya melalui mulutku dengan gigiku yang bergemeretak.

"...Apa skill itu sebelumnya memiliki nama?"

Eugeo berguman dengan ekspresi wajahnya yang tenang, seperti permukaan air yang membeku.

"...Baltoh style, «Head Sea»"

Aku tidak dapat dengan segera mengingat dimana aku mendengar style itu, aku mengerutkan dahiku, lalu akhirnya menyadarinya.

Baltoh style. Itu adalah style yang dimiliki oleh elite swordsman-in-training, Gorgolosso Baltoh, yang Eugeo telah layani sebagai valet trainee sampai bulan ketiga dari tahun ini di Akademi Master Pedang Centoria Utara.

Siswa yang lahir sebagai bangsawan kelas atas memandang rendah pada itu karena struktur skill itu kasar tanpa ada perasaan dari bangsawan, seperti Serlut style dari Solterina-senpai yang aku layani, ketika dibandingkan dengan Norkia dan High Norkia styles.

Tapi memikirkan tentang itu, itu hanya dapat berarti itu berguna di pertarungan sebenarnya. Eugeo pasti telah mempelajari skill dasar dari Gorgolosso-senpai selama satu tahun dia melayaninya sebagai valet.

Jika memang seperti itu, maka itu memperlihatkan satu misteri lagi yang mencolok.

"Eugeo...Apa kau mengingat siapa yang mengajarimu skill itu?"

Aku bertanya sekali lagi bahkan sementara mengumpulkan semua kekuatanku untuk menahan pedang.

Jawaban yang diduga datang setelah jeda yang pendek.

"Aku tidak tahu, dan aku tidak mempedulikannya juga."

Meskipun bagaimana dia seharusnya telah mengeluarkan semua kekuatannya juga, baik suara dan ekspresinya tetap dingin dan kosong.

"Aku tidak ingin mengetahui apapun selain dari orang itu. Aku akan menggenggam pedangku untuk orang itu, dan aku hidup hanya untuk menyingkirkan musuh dari orang itu..."

"............"

Seperti yang diduga, itu kelihatannya dia telah melupakan tidak hanya mengenai Alice dan aku, tapi Gorgolosso-senpai juga. Di sisi lain, dia mengingat nama skill itu dan bagaimana menggunakannya.

Jika seseorang yang diubah menjadi Integrity Knight memiliki semua ingatan mereka tereset, mereka akan kehilangan semua skill pedang yang mereka telah latih, bersamaan dengan sacred art yang mereka telah pelajari. Karena itu, pemimpin tertinggi, Administrator, menciptakan metode rumit untuk menangani itu, «Synthesis Ritual».

Untuk menahan aliran dari ingatan target tersebut, dibandingkan dengan menghapus itu semua. Aku masih belum yakin tujuan tertentu dibalik itu, tapi itu dapat dikatakan menyerupai retrograde amnesia[3], yang dapat dikatakan sebagai kehilangan ingatan, di dunia nyata, dimana seseorang itu kehilangan ingatan mengenai dirinya dan orang lain, tapi tetap mempertahankan kemampuan berbicara dan kehidupan sehari-hari.

Apa yang berperan sebagai penghalang yang memotong aliran dari ingatannya akan menjadi piety module yang dimasukkan ke dalam jiwa Eugeo—fluctlightnya. Siapa yang sebelumnya menempati tempat dimana piety module itu berada sekarang? Jika hanya aku mengetahui tentang itu, aku mungkin sebenarnya mungkin memiliki kesempatan untuk membuat mata Eugeo terbuka......

Tidak.

Kata-kata saja pastinya tidak akan cukup untuk untuk menghancurkan sihir Administrator.

Aku telah berbicara dengan banyak orang dengan pertarungan pedang semenjak hari dimana aku terjebak di dalam kastil besi melayang, Aincrad. Asuna, Suguha, Sinon, Absolute Sword. Bahkan setelah datang ke dunia ini, ada Solterina-senpai, Head Elite Swordsman-in-training Uolo, dan knights, Eldrie, Deusolbert, and Fanatio. Dan Alice yang melihat pada pertarungan ini dari belakang.

Pedang di dunia virtual memiliki arti yang lebih banyak dibandingkan dengan hanya objek polygon. Sebagai seseorang yang hidup dengan bertumpu pada pedang, apa yang berada di dalam pedang itu yang dibutuhkan untuk mencapai semangat lawannya. Pedang yang bebas dari kebencian dapat mengirimkan perasaan yang melebihi apa yang kata-kata dapat sampaikan pada saat ini. Aku mempercayai itu.

Cahaya biru muda virtual itu menutupi kedua pedang yang saling bersilangan meredup saat itu mulai menghilang.

Aku telah mengumpulkan semua sampai batas terakhir dari semua kekuatanku yang di sini dan sekarang.

Untuk memproyeksikan semua dari diriku menuju hati dari sahabat baikku.

"Eu...geo———!!"

Aku mengayun pedangku dengan teriakan dengan sekejap skill pedang itu berakhir.

Serangan dengan semua kekuatanku. Menangkis. Tebasan Eugeo. Menahan itu dengan bagian bawah pedang. Kaki kita masih tetap di situ saat kita melanjutkan mengayunkan pedang kita pada jarak terdekat yang paling mungkin. Pertarungan pedang itu menciptakan aliran pertarungan dan percikan api terus menerus, memenuhi sekeliling kita dengan suara dan cahaya.

"O...oooo——!!"

Aku berteriak.

"Se...aaaa——!!"

Sword Art Online Vol 14 - 035.jpg

Eugeo, juga mengeluarkan teriakan untuk pertama kalinya.

Lebih cepat. Bergerak lebih cepat.

Eugeo menemaniku dalam saling bertukar serangan, secara insting tanpa henti, tanpa menggunakan semua style, semua skill, semua taktik, tanpa kehilangan jeda.

Aku dapat merasakan penahan yang tidak terlihat itu menjadi terpisah setiap kali kita saling menyilangkan pedang.

Mulutku membentuk senyuman kasar tanpa kusadari. Ya, Eugeo dan aku pasti telah bertarung, tidak bermain pedang dengan cara yang sembarangan seperti ini, pada waktu dulu. Itu bukanlah pada saat di arena latihan di Akademi Master Pedang. Itu bukanlah pada saat di perjalanan menuju pusat juga. Benar, itu saat di padang rumput dan hutan di dekat Desa Rulid...Dengan pedang kayu buatan sendiri yang terlihat seperti bulu telah menempel pada itu sebagai mainan kita...Dimana kita tanpa pikir panjang menyerang satu sama lain, menyebut itu sebagai latihan pertarungan pedang, seperti yang dilakukan anak kecil...

Apakah Eugeo dan aku telah melakukan hal seperti itu setelah pertemuan pertama kita yang sedikit lebih dari satu tahun yang lalu?

Apakah yang beberapa bagian yang terpisah itu...adalah ingatanku......?

Gakii——inn! Suara metal yang kuat terdengar keluar dan memotong keadaanku yang tidak sadar untuk sesaat.

Betemu dengan sudut yang menakjubkan, pedang hitam dan Blue Rose Sword memperlihatkan kekuatannya satu sama lain dan mereda saat itu saling bersilangan satu sama lain sekali lagi.

"......Eugeo..."

Sebagai respon dari bisikan yang keluar dari mulutku.

Mulut Eigeo menjawab dengan gerakan yang samar-samar.

Aku tidak dapat mendengarkan suaranya, tapi aku mengerti. Integrity Knight dengan mata hijau itu mengatakan namaku.

Kerutan yang jelas telah terukir pada dahi putih, mulusnya. Giginya yang bergemeretak dengan erat dibalik mulutnya yang baru saja terbuka, titik dari cahaya yang samar-samar berkedip di mata yang tenggelam di kegelapan.

Mata itu menangkap pemandangan dari Knight Alice yang berdiri di dinding di belakangku dari balik bahuku.

Mulutnya bergemetar sekali lagi. Mengucapkan nama Alice tanpa suara.

"...Eugeo...Apa kau mengingatnya sekarang, Eugeo!?"

Aku berteriak dengan kebingungan. Pedangku terlepas dengan cepat dan aku telah terdorong ke belakang, dengan posturku hampir terjatuh. Tapi Eugeo masih berdiri dengan pedangnya terangkat di pertengahan daripada mengejarku.

Akhirnya sampai hingga berhenti setelah melarikan diri di dekat Alice, aku mengambil nafas dalam dan memanggil nama sahabat terdekatku dengan suara sekeras yang aku bisa.

"Eugeo—!!"

Knight itu bergetar dengan keterkejutan dan perlahan mengangkat wajahnya yang menunduk ke bawah.

Ekspresi pucat wajahnya tidak berubah, tapi itu sudah pasti memiliki suatu yang dapat dianggap sebagai emosi. Kebingungan, kegelisahan, penyesalan, dan keinginan...membentuk senyuman yang samar-samar, sepertinya sejumlah besar emosi yang dibekukan oleh art yang telah membuat kerangka tebal dari es bergetar bahkan sedikit demi sedikit.

"......Kirito."

Setelah sedikit jeda.

"Alice......"

Pendengaraku tidak mungkin membohongiku untuk kali ini. Suara Eugeo telah memanggil nama kita.

"Eugeo......"

Aku memanggilnya sekali lagi dan warna dari mulutnya yang membentuk senyuman menjadi lebih gelap.

Dia memutar Blue Rose Sword yang digenggam tangan kanannya pada gagang bagian belakang. Merendahkan tangannya, dia menusukkan ujungnya pada lantai marbel. Pedang putih kebiruan yang diselimuti kabut secara samar-samar tertusuk sekitar dua sentimeter ke dalam lantai dengan suara yang jelas.

Menganggap itu sebagai pernyataan untuk mengakhiri pertarungan, aku menurunkan pedang hitamku juga. Mengeluarkan nafas yang tertahan di tenggorokanku, aku mengambil langkah maju dengan kaki kananku.

Tetapi.

Rangkaian kejadian yang tidak terduga terjadi beberapa saat kemudian.

"Kiritoo!"

Alice adalah seseorang yang meneriakkan namaku keluar dari belakang. Aku tidak mengetahui ketika dia berada dalam jarak sedekat ini, tapi dia menyelimuti tangan kirinya di sekitar tubuhku dari belakang dan mengangkat tubuhku dengan tinggi.


"...«Release recollection»."

Pengucapan itu.

Inti sebenarnya dibalik tehnik pertarungan terhebat dari Underworld, «Armament Full Control Art» yang dapat membangkitkan ingatan senjata dan memperlihatkan kekuatan hebatnya—«melepaskan ingatannya».

Blue Rose Sword memancarkan sinar cahaya biru dan putih yang menyilaukan.

Aku tidak dapat menghindar maupun menangkis. Hawa dingin yang membeku itu menyebar dengan pedangnya sebagai pusatnya dengan sekejap menutupi seluruh aula luas itu dengan es. Pintu terbuka yang menuju tangga di ujung lantai itu dan disk elevator yang dapat dinaiki menuju lantai keseratus telah ditutupi dengan es tebal bersamaan dengan Alice dan aku, hingga sampai di dada kita, membuat kita benar-benar tidak dapat bergerak. Jika itu bukan Alice yang mengangkat tubuhku ke atas, kepalaku kelihatannya akan tenggelam di dalam es juga.

Kita telah menemui Komandan Integrity Knight Bercouli Synthesis One yang dibekukan hingga sampai di lehernya hingga seperti ini di pemandian besar lantai kesembilan puluh lima dari katedral.

Aku tidak memandang rendah pada Release Recollection art Eugeo setelah itu membekukan pemandian luas, yang cukup untuk dianggap salah sebagai kolam renang, dipenuhi dengan air panas dengan kecepatan yang bahkan knight terkuat dan tertua tidak dapat melarikan darinya. Tapi tidak ada sama sekali air untuk membekukan lantai kesembilan puluh sembilan. Aku masih dapat mengerti jika ada beberapa cryogenic elements di sekitar tempat ini, tapi cukup dimana semua es ini berasal?

Tidak, itu bukanlah sesuatu yang aku seharusnya merasa terkejut.

Kenapa Eugeo melakukan sesuatu seperti ini? Dia seharusnya mendapatkan kembali ingatannya, jadi kenapa dia harus mengurung Alice dan aku di dalam es?

Menahan hawa dingin yang mengalir melalui seluruh tubuhku, aku dengan susah payah memaksakan suaraku untuk keluar.

"Eugeo...Kenapa...?"

Perlahan mengangkat dirinya ke atas sekitar lima belas meter jauhnya, Eugeo perlahan berbisik dengan senyuman sedih yang terlihat.

"...Maaf, Kirito...Dan Alice. Tolong, jangan mengejarku dari belakang..."

Dan anak laki-laki yang merupakan sahabat terdekatku dan teman masa kecil Alice menarik Blue Rose Sword dari lantai dan berjalan menuju disk elevator di bagian tengah dari aula itu.

Disk marbel itu yang dengan tebal ditutupi oleh es seperti tangga mulai bergerak ke bawah dan ke atas, tapi disk tersebut mulai naik, menyebarkan bagian es saat itu bergerak, setelah knight yang ada di atasnya meratakan dengan ujung pedangnya.

Senyuman yang terbentuk dari mulut Eugeo, kelihatannya mengekspresikan banyak hal, tetap tersisa hingga lubang terbuka di atas langit-langit menelannya.

"......Eu...geo—!!"

Teriakan keputusasaanku tenggelam oleh suara keras saat disk elevator itu telah menjadi satu dengan langit-langit.

Bagian 2[edit]

Remove core protection.

Eugeo mengerti pada saat dia selesai mengatakan pengucapan yang belum pernah dia dengar sebelumnya, yang hanya terdiri dari tiga kata. Dia mengerti bahwa dia telah membuka pintu yang seharusnya dia tidak pernah buka.

Itu adalah satu jam sebelum pertarungan dengan Kirito yang bahkan dia tidak pernah dapat bayangkan.

Saat berada pada pertarungan melawan Komandan Integrity Knight Bercouli, dan kemampuan mengerikannya untuk «menebas masa depan» hingga pertarungan hebat itu berakhir seri dengan mereka berdua membeku oleh Release Recollection art Blue Rose Sword, Eugeo yang tidak sadarkan diri telah dibawa menuju lantai keseratus dari Katedral Pusat oleh orang kecil, yang menakutkan yang menamai dirinya sebagai Kepala Pemimpin Chudelkin.

Lalu, Eugeo bertemu gadis yang memiliki rambut dan perak berwarna perak murni, dan memiliki kecantikan melebihi yang dimiliki oleh manusia—pemimpin tertinggi, Administrator. Gadis yang berbicara dengan Eugeo saat kesadarannya masih samar-samar.

—Kau adalah bunga pot, yang kekurangan air dari cinta seseorang dan semua orang.

—Tapi aku berbeda. Aku akan memberikan cintaku kepadamu dan semuanya untukmu.

—Semua yang dapat kau lakukan, hanyalah mencintaiku juga.

Perkataan gadis itu terikat di dalam pikirannya bersamaan dengan art itu. Terpengaruh oleh itu, Eugeo mengatakan tiga kata sihir itu seperti yang diminta olehnya.

Itu kelihatannya adalah art terlarang untuk membuka segel pintu yang menjaga sesuatu yang benar-benar penting bagi manusia...Ingatan, pikiran, dan jiwa seseorang.

Dengan senyuman lembut, Administrator menatap dan merasakan di sekitar pikiran Eugeo, menusukkan dengan dalam «sesuatu» yang jauh lebih dingin dibandingkan dengan es.

Dan sekali lagi, kesadarannya menghilang.

Eugeo lalu mendapatkan kembali kesadarannya, saat membuka matanya seolah-olah ditarik keluar dari lubang kegelapan oleh teriakan seseorang dari kejauhan.

Di sana ada percikan api dan pedang perak. Dan anak muda dengan rambut hitam melakukan pertarungan hebat dengan dirinya.

Eugeo mengetahui itu dalam sekejap. Dia mengerti bahwa dia, yang terbungkus armor Integrity Knight telah mengacungkan pedangnya pada partner yang dia percayai melebihi dari semua orang dan teman masa kecilnya yang dia sayangi melebihi dari semua orang.

Bahkan meski begitu, duri dingin yang menusuk pada bagian inti dari pikirannya sama sekali tidak menghilang. Duri yang tanpa henti meminta dia untuk menebas musuh di hadapan matanya demi pemimpin tertinggi yang suci dan mengekang pikirannya.

Tidak ingin hal itu terjadi, Eugeo mengaktifkan Release Recollection art Blue Rose Sword dan mengurung dua orang berharga bagi dirinya di dalam es. Itu semua yang dapat dia lakukan untuk membuat pertarungan ini berakhir saat dia berjuang melawan duri itu.

...Aku telah kalah pada rayuan Administrator dan mematahkan apa yang seharusnya tidak pernah untuk dipatahkan.

...Tapi masih ada sesuatu yang masih dapat aku lakukan...Sesuatu yang harus aku lakukan.

"...Maaf, Kirito...Dan Alice."

Setelah memaksakan kata-kata itu untuk keluar, Eugeo melangkah pada disk elevator otomatis itu. Untuk kembali menuju kamar Administrator di lantai keseratus dari katedral ini.

Disk elevator itu datang dengan suara pelan saat cahaya bulan yang terlihat dari jendela besar menyinari pada armor dan pedang di tangan kanan Eugeo, menyebarkan kilauan samar-samar dari cahaya putih.

Itu kira-kira sekitar jam dua, setelah tengah malam, di hari kedua puluh lima di bulan kelima.

Hanya sampai tiga hari yang lalu, dia seharusnya sudah tertidur di tempat tidur yang ada di asrama elite swordsman-in-training pada waktu yang seperti sekarang. Dia akan tertidur dengan pulas akibat dari belajar di kelas dan latihan setiap hari, mustahil untuk terbangun sampai untuk bangun di tempat tidur berbunyi.

Memikirkan tentang itu, dia berada di ruangan disiplin akademi di malam kedua puluh dua, dan penjara bawah tanah gereja di malam kedua puluh tiga, yang sangat sulit untuk tidur malam yang pulas. Meskipun bagaimana dia seharusnya telah mencapai batasnya dengan perasaan lelah yang terkumpul dari pertarungan berturut-turut setelah melarikan diri dari penjara di pagi kedua puluh empat, dan bagaimana hanya pikiran itu yang membebani tubuhnya, duri es yang masih tersisa di pikirannya bergetar saat itu menjauhkan kesadarannya sebanyak dia kelihatannya akan memeluk itu.

Persembahkan semua dari dirimu kepada pemimpin tertinggi yang suci. Bertarung untuk melindungi Gereja Axiom.

Perintah yang diucapkan duri itu—kelihatannya sama seperti kristal prisma ungu yang tertahan di dahi Eldrie—yang bergetar dengan sangat keras seperti cambuk besi dan sangat manis seperti madu terbaik. Itu mungkin akan mustahil mendapatkan jati dirinya setelah merasakan setetes dari madu itu sekali lagi.

Satu-satunya alasan kenapa dia masih tetap menjadi dirinya yang sekarang pasti berkat dari dibangunkan oleh teriakan keras dari Kirito dan pertarungan pedang dimana dia bertarung dengan semua kekuatannya.

Dan dia dapat kembali menuju ruangan ini tanpa menderita sejumlah luka parah berkat bagaimana Alice telah menonton pertarungan mereka tanpa menganggu.

Ilmu pedang Integrity Knight Alice dan armament full control artnya yang dapat mengubah sacred instrumentnya, Fragrant Olive Sword, menjadi badai bunga emas masih memiliki kekuatan tersembunyi yang cukup menahan Eugeo dalam kondisinya yang sekarang. Jika Alice menarik pedangnya dan bertarung bersama dengan Kirito, Eugeo mungkin akan tertebas hingga mati tanpa diberikan waktu untuk mendapatkan kembali jati dirinya.

Dia benar-benar tidak mengerti alasan sebenarnya kenapa Alice, meskipun seorang knight, telah memutuskan untuk melawan Gereja Axiom. Perkataan meyakinkan Kirito mungkin telah sukses seperti yang dia bayangkan sementara dia memanjat tangga katedral, atau bahkan mungkin sesuatu yang jauh lebih hebat telah terjadi.

Mata kanan Alice dibalut oleh perban yang kelihatannya dibuat dari potongan kain dari pakaian Kirito. Hal yang sama dengan apa yang telah terjadi pada Eugeo ketika dia mengacungkan pedangnya pada Humbert Zizek di Akademi Master Pedang telah terjadi. Mata kanannya pasti telah menderita saat menahan beban oleh kejahatan serius dari melawan gereja. Seseorang yang memberikan Alice, yang kelihatannya benar-benar seperti orang asing ketika dia menahan mereka di akademi dan berhadapan dengan mereka lagi di lantai kedelapan puluh «Cloudtop Garden», suatu tekad bukanlah Eugeo, tapi Kirito...

—Tapi aku tidak memiliki hak untuk berbicara tentang itu sekarang.

—Setelah semua, aku telah kehilangan diriku karena perkataan manis Administrator dan membuka paksa pintu menuju pikiranku. Itu adalah perbuatan pengkhianatan terhadap Kirito dan Alice. Itu adalah perbuatan pengkhianatan terhadap Tieze, Ronie, Frenica, Gorgolosso-senpai, Solterina-senpai, pengurus asrama Azurika-sensei, pengrajin Sadore-san, semua orang dari peternakan Wolde, Selka, Garitta-san, dan Kepala Desa Gasupht dari Rulid, dan bahkan penyihir kecil dari Ruangan Perpustakaan Besar, Cardinal, juga.

Dengan erat mengenggam gagang pedang di tangan kanannya, Eugeo menahan hawa dingin yang menusuk saat itu perlahan-lahan menjadi semakin kuat.

Seharusnya tidak ada banyak waktu yang tersisa bagi dirinya untuk benar-benar tetap sadar. Dia harus menebus kejahatannya sebelum dia menghilang.

Maka tidak ada cara yang lain lagi.

Mengangkat wajahnya, Eugeo perlahan melihat keadaan sekitarnya.

Mungkin lantai kesembilan puluh sembilan dan keseratus memiliki bagian tengahnya yang berbeda, tapi disk elevator yang Eugeo naiki melambatkan gerakannya di bagian selatan dari ujung lantai ini. Bintang memenuhi seluruh bagian langit yang terlihat melalui kaca jendela yang mengelilingi lantai ini. Pilar yang berbaris dilengkapi dengan, dekorasi pedang besar yang berkilauan saat cahaya dari bulan dan bintang menyinari pada itu semua.

Dan—

Eugeo menggerakkan pandangannya ke atas seolah-olah seseorang memanggilnya.

Cerita bergambar dari dewi telah terlukis pada langit-langit putih bersih yang berada di sepuluh mel sama seperti sebelumnya. Kristal kecil menghiasi bagian dewi, naga besar, dan manusia, tanpa celah saat itu memancarkan cahaya.

...Apa yang memanggilku adalah cahaya itu...?

Itu adalah ketika Eugeo memfokuskan pandangannya pada salah satu kristal.

Suara yang sebenarnya datang dari arah yang berbeda untuk kali ini. Dia dengan cepat membalikkan wajahnya menuju ke depan.

Tempat tidur berbentuk lingkaran, kelihatannya memiliki diameter lebih dari sepuluh mel, telah berada di tengah ruangan luas itu. Di dalamnya tidak dapat terlihat melalui tirai yang tergantung secara keseluruhan di sekelilingnya. Tapi dia dapat mendengar suara samar-samar melalui kain putih bersih, yang tipis. Gema manisnya kelihatan seperti lagu atau bisikan.

Itu adalah suara pemimpin tertinggi, Administrator.

Kelihatannya dia sedang mengucapkan art, tapi iturasanya art tersebut tidak mengandung berbagai kata dari art penyerangan. Jika itu salah satu yang dibutuhkan untuk suatu jenis upacara yang direncanakan, maka itu akan menjadi kesempatan bagus.

Menyarungkan Blue Rose Sword pada sarungnya, Eugeo meletakkannya ke tanah, lalu melepaskan armor perak yang rusak pada saat pertarungan dengan Kirito. Pada saat melepaskan sarung tangan besi, armor badan, dan mantel, dia kembali dengan penampilan memakai baju dan celana sebelumnya dan perlahan menyentuh dadanya, memastikan keberadaannya.

Dia mengambil langkah menuju tirai, dan lalu langkah lainnya.

Bayangan kecil dengan terhuyung-huyung keluar dari tempat tidur dengan langkah tidak seimbang. Didampingi oleh suara tawa yang tidak menyenangkan.

"Hohi, hohihi...Aku berpikir bahwa kau telah melakukan pekerjaan yang bagus, bertarung selama lima atau sepuluh menit, tapi untuk memikirkan bahwa kau kembali dengan hidup-hidup. Sepertinya aku memiliki pemenang di tanganku di tempat ini."

Nafas Eugeo berhenti pada saat dia melihat orang yang dimana sinar bulan menyinari padanya. Dia berusaha menahan kembali ekspresinya dari kekakuan.

Pakaian yang tidak pantas, dengan warna merah tua di sisi kanannya dan biru tua di sisi kirinya. Dengan bagian tengah dadanya yang menyembul seperti balon, yang berbentuk aneh seperti gumpalan aneh yang menyatu.

Mata sangat tipis seperti benang dan mulut yang ditarik hingga membentuk senyuman lebar pada wajah bulat, pucat, dan kosongnya. Kepala botaknya sama sekali tidak ada topi emas itu, tetapi tidak ada kesalahan dengan penampilan aneh itu.

Kepala Pemimpin, Chudelkin. Orang yang muncul pada saat pertarungan diantara Eugeo dan Komandan Integrity Knight hendak berakhir, seseorang yang mengubah Komandan Integrity Knight menjadi bongkahan batu dengan art «Deep Freeze» dan kelihatannya membawa Eugeo ke atas menuju lantai keseratus yang ada di sini setelah dia kehilangan kesadaran.

Meskipun penampilannya pendek dan menggelikan, dia kelihatannya adalah pengguna art yang memiliki kekuatan terkuat kedua hanya setelah pemimpin tertinggi diantara semua penghuni Gereja Axiom, seseorang yang memimpin penelitian dengan sangat kejam. Mengetahui tentang ingatannya kembali, bahkan jika itu hanya untuk sebentar, kelihatannya akan mendorongnya untuk dengan sekejap menggunakan art pengubah menjadi batu yang mengerikan. Dia hanya dapat berjuang melewati ini tanpa menarik kecurigaan jika dia ingin memenuhi tugas terakhirnya.

Chudelkin memberikan armor yang Eugeo telah lepaskan, yang terbaris di lantai, sebuah tatapan sebelum mengangkat kedua alisnya secara berlebihan yang hanya terdiri dari beberapa helai.

"Oh sungguuuh, kau sudah membuat sejumlah kerusakan pada armor yang diberikan Pemimpin Suci padamuuu. Kau...tidak hanya berlari kembali ke sini setelah dikalahkan hingga telak oleh pengkhianat itu, bukan begitu, nomor tiga puluh duaa?"

Pemimpin Suci kelihatannya menunjuk pada Administrator, dan pengkhianat itu akan menjadi Kirito dan Alice, sementara nomor tiga puluh dua akan menjadi «nomor» Eugeo sebagai Integrity Knight. Apapun yang dia katakan di situasi ini hanya akan menjadi menambah kecurigaannya, tapi dia tidak memiliki pilihan lain selain menjawab ketika ditanyakan.

Menguatkan tekadnya, Eugeo membuka mulutnya, memberikan semua yang dia punya untuk menjaga ekspresinya untuk tidak berubah.

"Aku sudah mengurung dua pengkhianat itu di dalam es, Kepala Pemimpin, yang terhormat."

Sebagai balasannya, seluruh wajah dari Chudelkin terangkat dengan senyuman sementara pupil kecil di dalam mata sipitnya memancarkan cahaya dingin dengan sama sekali tidak ada aura kegembiraan.

"Oh, benarkah. Mengurung mereka di dalam es...? Itu semua sangat baik, tapi kau sudah menghabisi mereka, bukan, nomor tiga puluh dua?"

"......"

Dia berusaha keras untuk mendapat jawaban yang tepat di dalam keheningan yang sekejap ini.

Tentu saja, dia masih belum selesai menghabisi Kirito dan Alice. Armament full control art Blue Rose Sword adalah sesuatu yang diciptakan dengan tujuan menyegel gerakan musuh tanpa melukainya. Bahkan ketika tersegel di dalam es tebal, Life mereka akan sulit untuk menurun selama mereka menahan kepala mereka keluar.

Akankah lebih baik untuk menjawab dengan tegas, dibandingkan dengan mengungkapkan kebenaran? Tapi kebohongan itu akan dengan segera ketahuan jika dia pergi untuk mengecek lantai di bawah. Jika Kirito di sini, dia pasti akan menjawab secara tepat tanpa persiapan dengan intuisi murni dan keberaniannya.

—Aku selalu bersembunyi di belakang Kirito. Bergantung pada partnerku pada saat menghadapi masalah, meninggalkan pilihan penting pada orang lain.

—Tapi aku hanya dapat berpikir dan memutuskan untuk diriku sendiri sekarang. Itu tidak seperti Kirito berhasil menyelesaikan semua masalah itu dengan intuisinya saja. Dia hanya melebihiku hingga sejauh ini setelah berpikir sangat keras untuk mencapai jawaban yang benar.

—Berpikir. Seperti bagaimana dia melakukannya.

Bahkan melupakan perasaan dingin yang masih menusuk pikirannya untuk beberapa saat. Eugeo berpikir. Dan mulutnya terbuka dan menjawab dengan volume suara paling rendah yang dapat dia kumpulkan.

"Tidak, aku masih belum menghabisi mereka, Kepala Pemimpin. Aku sudah diperintahkan untuk menangkap mereka berdasarkan perintah pemimpin tertinggi yang suci."

Dia benar-benar tidak tahu jika dia sebenarnya mendapat perintah seperti itu dari Administrator.

Tetapi, sejauh yang dia dapat ingat kembali secara samar-samar, Kepala Pemimpin sama sekali tidak ada ketika dia terbangun di ruangan ini. Jika dia tidak ada ketika Eugeo diubah menjadi Integrity Knight, Chudelkin seharusnya tidak mampu untuk menduga isi dari perintah itu, tidak perlu dibilang bagaimana dia tidak mungkin dapat membalikkan perkataan pemimpin tertinggi.

Tentu saja, itu semua akan berakhir jika orang itu sendiri, yang ada di tempat tidur sekitar sepuluh mel jauhnya, mendengar percakapan ini. Tetapi, gadis itu kelihatannya mengucapkan suatu jenis art dibalik lapisan tirai yang kelihatannya dapat dianggap sebagai bisikan yang pelan.

Masih menahan kekhawatiran di dalam dirinya dari menunjukkan itu di wajahnya, dia menunggu jawaban Chudelkin dan—

Mulut besar dari orang kecil yang memakai pakaian badut menjadi sangat berubah saat itu mengeluarkan suara yang terdengar seperti kemarahan.

"Tidak bagus, itu tidak bagus, nomor tiga puluh dua."

Jari telunjuk dari tangan kanannya melesat di hadapan wajah Eugeo—

"Pastikan bahwa kau memnaggilku Kepala Pemimpin, yang terhormat, ketika kau memanggilku. Yang terhormat, kau dengar? Tebak siapa yang akan menjadi kuda mainan sebagai hukuman jika berikutnya melupakan menambah kata yang terhormat? Aku akan berada di punggungmu dengan kau ada di bawah, melakukan yee-haw, yee-haw, hohihihii."

Tawa keras keluar dari dirinya sebelum dia dengan cepat menekan kedua tangannya pada mulutnya dan melihat ke arah tempat tidur itu. Setelah mengkonfirmasi art pemimpin tertinggi masih berlanjut tanpa jeda, dia menepuk dadanya dengan gerakan yang berlebihan dan menyeringai sekali lagi.

"...Sekarang aku harus pergi untuk melaksanakan perintahku sendiri dari Pemimpin Suci. Aku harus membuat deep freeze pada semua knight buruk yang menentang gereja sekarang juga, saat keputusan hebat dari Pemimpin suci akan turun. Oh, dan kau cukup menunggu perintah selanjutnya di sini, nomor tiga puluh dua. Aku tidak dapat menghibur diriku sendiri secara sepenuhnya dengan beban yang membebaniku, kau tahuu, ho, hohoho."

Menahan perasaan marah yang memenuhi dari dalam hatinya, Eugeo mengangguk.

Chudelkin bergerak menuju disk elevator yang berada di sisi selatan dengan gaya berjalan yang tidak stabil. Dia pasti berencana untuk mempermalukan Kirito dan Alice sebelum mengubah mereka menjadi batu seperti apa yang dia telah lakukan pada Komandan Integrity Knight Bercouli.

Tetapi, itu tidak perlu untuk mengkhawatirkan mereka berdua—mungkin. Setelah semua, «penjara es» yang diciptakan oleh Blue Rose Sword benar-benar tidak berguna dihadapan armament full control art Knight Alice.

Eugeo telah mengurung semua bagian tubuh Alice di dalam es di lantai kedelapan puluh, «Cloudtop Garden». Tetapi, Fragrant Olive Sword yang dia genggam terpisah menjadi pisau kecil yang tidak terhitung jumlahnya dan menyebar, dengan segera memotong melalui es itu.

Mereka mungkin sudah melarikan diri dari es untuk sekarang, bahkan jika mereka belum melakukannya, Alice pasti tidak memiliki belas kasihan untuk menggunakan kekuatan pedangnya sebagai respon dari kedatangan Chudelkin.

Chudelkin melompat menuju disk elevator, menghembuskan nafas keras dengan tawa yang aneh, dan menuju ke bawah. Eugeo menunggu dengan menahan nafasnya dan disk elevator kosong itu dengan segera kembali, menjadi satu dengan lantai seperti sebelumnya. Kepala Pemimpin itu pasti membuat disk itu ke atas dengan rencana menghibur dirinya sendiri di ruangan tertutup itu. Itu mencegah dia menggunakan cara untuk memastikan situasi di lantai kesembilan puluh sembilan.

—Tidak apa-apa. Mereka berdua tidak akan dapat dihabisi oleh Kepala Pemimpin.

Menahan kegelisahannya dengan nafas dalam, Eugeo mengembalikan pandangannya menuju bagian tengah ruangan itu.

—Aku memiliki tugasku sendiri untuk dikerjakan.

Dia mengumpulkan semangatnya, mengambil kembali pedangnya, dan mulai berjalan ke depan. Dia mendekati tempat tidur itu, tiga mel, dua mel, lalu itu terjadi.

Pengucapan art yang berlanjut tanpa henti hingga sejauh ini berhenti dan menghilang seolah-olah itu telah terhisap ke tempat lain. Instingnya menghentikan langkahnya dan Eugeo berpikir.

Apakah art itu sudah selesai atau dia menghentikan itu pada saat menyadari mendekatnya Eugeo? Sejak awal, apa jenis dari art yang diucapkan pemimpin tertinggi?

Dia dengan cepat memeriksa pada keadaan sekitar, tapi ruangan itu tetap seperti biasanya. Kelihatannya memiliki lebar lebih dari empat puluh mel secara keseluruhan, ruangan itu memiliki ukuran yang jauh lebih besar daripada lantai kesembilan puluh sembilan, tapi peralatannya hanya terbatas pada tempat tidur besar, karpet yang terbentang pada lantai, dan sepuluh pilar berbentuk aneh dibelakang pedang besar yang menahan kaca jendela di sekelilingnya. Pilar emas itu hanya berkilauan dengan tenang saat itu terkena cahaya bulan, dengan tidak ada tanda suatu benda lain yang membuat kemunculannya.

Mengabaikan penyelidikannya, Eugeo berbalik kembali menuju tempat tidur. Pusat dari pikirannya bergetar dengan tajam dalam sekejap.

Rasa sakit yang dingin sedikit demi sedikit menjadi lebih kuat. Seharusnya tidak ada banyak waktu yang tersisa baginya untuk menahan kesadarannya sendiri. Dia harus melakukan apa yang harus dia lakukan sebelum dia menjadi Integrity Knight baik secara tubuh dan jiwa.

Tempat tidur itu sudah berada di dalam jangkauan tangannya setelah beberapa langkah maju dan dia perlahan meletakkan gagang Blue Rose Sword di tangan kanannya setelah sedikit keraguan. Kekhawatiran dan keputusasaannya menjadi lebih berat pada saat pedang kesayangannya terlepas dari tangannya, tapi dia tidak dapat membiarkan Administrator menahan sedikit ketidakpercayaan padanya.

Setelah mengangkat dirinya dan mengambil nafas dalam lainnya, dia memanggilnya dengan sebuah doa agar suaranya tidak bergetar.

"...Pemimpin tertinggi yang suci."

Sebuah keheningan selama beberapa detik, yang terasa seperti beberapa kali dari itu, berlalu dan suara itu menjawab.

"...Selamat datang, Eugeo. Kelihatannya kau telah mengurus tugas itu, bukan begitu."

"...Ya."

Dia menjawab dengan suara yang tidak ada berubah. Berakting sama sekali bukan keahliannya, tapi dia sudah tinggal di Desa Rulid selama bertahun-tahun sementara menahan emosinya. Dia hanya kembali menuju pada saat itu. Pada dirinya dari waktu yang lalu, sebelum dia bertemu dengan anak muda berambut hitam yang misterius itu.

"Anak baik. Kau pantas mendapatkan hadiah, Eugeo. Datanglah mendekat menuju tempat tidur."

Permintaan, manis dengan kelembutan, datang dari balik tirai itu.

Menyentuh dadanya sekali lagi dengan tangan kirinya, dia perlahan menarik lapisan diantara tirai yang mengelilingi tempat tidur itu. Dia tidak dapat melihat lebih jauh dibalik itu, karena tertutupi kegelapan ungu, tapi aroma pakaian, yang dikenalnya melayang seolah-olah itu menariknya mendekat.

Dia perlahan memanjat pada seprai halus dari sutra putih, lalu merangkak ke depan, sedikit demi sedikit. Itu seharusnya hanya lima mel sampai bagian tengah tempat tidur itu, bahkan jika itu memiliki ukuran besar, tapi dia tidak dapat melihat apapun tidak peduli bagaimana banyaknya dia menggerakkan anggota geraknya, tidak juga ujung jarinya bersentuhan dengan sesuatu.

Tetapi, dia akan menyadari kesadarannya jika dia menjadi gugup dan memperbesar volume suaranya di sini. Memfokuskan seluruhnya pada tekstur dari seprai itu, dia melanjutkan merangkak.

Tiba-tiba—

Cahaya putih segera muncul tanpa suara dari suatu tempat yang sedikit di atas.

Cahaya putih murni yang tidak berasal dari lilin maupun lampu. Itu adalah element cahaya yang diciptakan oleh art meskipun dia sangat sulit menangkap pengucapannya. Melayang dengan pelan, titik cahaya yang menjauh tidak lebih dari sedikit bagian dari kegelapan yang muram.

Mendapati pandangannya menurun, Eugeo menemukan senyuman dari «orang itu» dua mel jauhnya dan membuka lebar matanya dengan sekejap. Menghapus ekspresinya kemudian, dia memperlihatkan tundukan dengan kedua tangannya masih di bawah.

Gadis yang mengenakan kain ungu yang tipis dengan rambut perak, panjangnya yang terurai di atas itu. Seseorang yang memerintah Dunia Manusia, seseorang yang memiliki kecantikan yang melebih manusia dengan mata, seperti cermin yang buram, mata yang menolak seseorang untuk memasuki hatinya.

Pemimpin tertinggi, Administrator.

Secara tidak rapi duduk di atas seprai itu, gadis itu berbisik sementara matanya menatap pada Eugeo, memancarkan cahaya perak dari element cahaya.

"Sekarang, datanglah mendekat Eugeo. Aku akan memberikanmu apa yang kau cari seperti yang kita janjikan. Sebuah «cinta» yang khusus untukmu dan semuanya untukmu.

"......Ya."

Merespon dengan suara yang sangat pelan, Eugeo perlahan merangkak menuju gadis itu dengan tubuhnya masih tertunduk ke bawah.

Dia akan menyerang gadis itu pada saat berada satu mel, mencegah mulutnya dari mengucapkan art dengan tangan kirinya dan menarik keluar «itu» dari dadanya untuk menusuknya dengan tangan kanannya. Semuanya akan berakhir kurang dari dua detik, tapi itu bahkan kelihatanya sangat jauh ketika melawan Administrator.

Rasa sakit, yang jauh lebih tajam, mengalir dari dahi menuju inti dari pikirannya pada saat dia menegaskan pelawanannya terhadap pemimpin tertinggi sekali lagi. Tetapi, dia tidak dapat menunjukkan kekhawatirannya pada itu. Melepaskan kekuatan dari seluruh tubuhnya sebanyak yang dia bisa, dia perlahan, perlahan mendekat—

"...Tapi sebelum itu..."

Administrator berbisik secara tiba-tiba dengan Eugeo hanya sepuluh cen jauhnya, membuat dia dengan cepat berhenti.

"...Tolong biarkan aku mendapat pandangan bagus dari wajahmu sekali lagi, Eugeo."

Apakah dia merasakan niat jahatnya? Tapi jika dia memang dapat merasakannya, tidak ada gunanya menusuknya sekarang. Dia hanya dapat mengikuti perkataannya untuk sekarang.

Eugeo perlahan mengangkat tubuhnya dengan ekspreisnya masih kaku dan melihat ke arah wajah gadis itu.

Dia berpikir untuk setidaknya tidak membiarkan pandangannya bertemu, tapi kedua mata indah itu memiliki daya tarik yang tidak dapat ditahan menarik Eugeo. Mata itu tidak mengkhianati apa yang berada di balik itu, tapi mengintip secara dalam pada semua orang yang melihat itu, mata itu berkilauan dengan indah di bawah cahaya sacred art.

Gadis itu menggerakkan mulut kecilnya beberapa detik kemudian yang terasa seperti selamanya.

"...Aku sudah memasukkan module pada celah dari ingatanmu yang sebelumnya ada di sana karena itu adalah tempat terbaik, tapi aku rasa tempat itu sama sekali bukanlah ide yang bagus..."

Eugeo tidak dapat dengan segera mengerti arti sebenarnya dibalik perkataannya, yang sebagian ditujukan pada dirinya.

Sebelumnya ada di sana—dengan kata lain, itu berarti Eugeo memiliki bagian ingatan yang menghilang sebelum dia dibawa menuju ruangan ini? Tetapi, Eugeo benar-benar tidak menyadari satupun kekosongan seperti itu di masa lalunya. Dia mungkin secara tepat tidak menyadarinya sendiri bahwa itu adalah «celah di ingatannya», tapi penyihir, Cardinal, sudah mengatakan hal ini.

Bagian dari ingatan seseorang yang paling berharga harus dilepaskan agar dapat menanamkan piety module. Itu biasanya akan berhubungan dengan ingatan dari orang yang paling disayangi dari orang itu.

Mengingat kembali kejadian singkat di Ruangan Perpustakaan Besar yang tersembunyi yang kelihatannya seperti bertahun-tahun, Eugeo berguman di dalam hatinya.


......Seseorang yang paling aku sayangi. Alice Schuberg, diambil pergi oleh Integrity Knight dihadapan mataku pada hari di waktu delapan tahun lalu. Aku tidak pernah melupakan Alice bahkan satu kalipun. Aku dapat mengingat rambut pirangnya yang terurai di bawah sinar matahari, mata biru mudanya, yang jauh lebih biru dibandingkan dengan langit di puncak musim panas, dan senyuman indahnya hanya dengan menutup mataku.

......Dan meskipun ini berbeda dengan cinta, aku memiliki partner yang sama pentingnya dengan Alice sekarang. Anak laki-laki misterius yang aku temui di hutan selatan Rulid dua tahun, dua bulan lalu. «Anak hilang Vector» dengan rambut hitam dan mata hitam seperti seseorang dari timur. Sahabat terbaikku, Kirito, yang menarikku keluar dari desa dan memanduku menuju Katedral Pusat. Aku masih dapat dengan jelas membayangkan senyuman jahilnya.

.....Alice dan Kirito. Aku mungkin tidak akan pernah mampu melihat senyuman mereka lagi. Tapi bahkan jika aku kehilangan hidupku di sini, aku tidak akan pernah melupakan mereka berdua sampai saat terakhirku.

......Aku ingin kembali menuju Desa Rulid dengan mereka setelah Alice mendapatkan kembali ingatannya...Tapi aku tidak memiliki hak untuk mengharapkan itu. Aku, yang sudah menyerahkan diriku pada rayuan Administrator dan mengarahkan pedangku pada mereka berdua, yang jauh lebih penting dibanding dengan siapapun.


Saat pikiran itu terlintas sekali lagi, mata Eugeo menjadi sedikit bergetar. Dia tidak tahu bagaimana Administrator mengartikan ekspresi itu, tapi dia kemudian sedikit memiringkan kepalanya dan berbicara.

"Jadi itu sedikit tidak stabil setelah semua. Aku rasa tidak ada yang dapat dilakukan dengan itu. Aku akan melakukan synthesize padamu sekali lagi. Kau akan mendapat hadiahmu setelah itu, Eugeo."

Dan dia mengulurkan tangan kanannya secara sembarangan.

Itu mungkin adalah kesempatan yang bagus untuk melakukannya, tapi dalam sekejap ujung jari rampingnya menunjuk pada dahinya, fenomena yang tidak terduga menyerang Eugeo. Seluruh tubuhnya menjad kaku bahkan mulutnya menjadi lumpuh, lupakan anggota geraknya.

Dan pada saat berikutnya—

Sensasi aneh mengalir melalui kepalanya, dari dahi menuju bagian belakang kepalanya.

Sumber dari hawa dingin yang menusuk itu, adalah duri es yang ditanam di dalam kepalanya, ditarik keluar secara perlahan namun dengan kuat. Rasa sakitnya menghilang, tapi pandangannya menjadi berwarna putih setiap kali duri itu digerakkan, membuat pandangannya menjadi tidak jelas.

Ranting hijau bergemerisik oleh hembusan angin. Sinar matahari yang tidak menyilaukan bersinar melalui pohon.

Berlari sepanjang jalan di bawah sinar matahari itu dengan senyuman di wajahnya.

Rambut pirang yang berkilauan oleh cahaya di jarak pendek dari kejauhan.

Dan rambut hitam pekat yang melompat dengan penuh semangat di sampingnya.

Eugeo kecil berlari saat dia mengalihkan pandangannya menuju samping kanan. Tapi senyuman teman masa kecilnya yang lain tersembunyi di dalam cahaya putih—

Sebuah guncangan kuat, yang diucapkan menarik Eugeo kembali menuju tempat tidur yang gelap itu.

Benda aneh terangkat dari dahi Eugeo saat tubuh kakunya menjadi sangat bungkuk ke belakang. Prisma segitiga transparan yang bersinar ungu.

Integrity Knight Eldrie, juga, bersikap aneh saat prisma segitiga yang sama keluar dari dahinya dalam sekejap dia mendengar nama ibunya di pertarungan di taman mawar. Tetapi, prisma dari dahi Eugeo kelihatannya jauh lebih besar, terukir dengan pola yang juah lebih rumit, dan memancarkan cahaya yang jauh lebih kuat.

Diserang oleh perasaan terkejut dibalik bagaimana benda asing yang besar seperti itu dapat ditanamkan di dalam kepalanya dan rasa takut terhadap sacred arts Administrator mampu melakukan perbuatan seperti itu, Eugeo hanya dapat melihat dengan diam.

"Ya...Kau hanya perlu untuk tetap diam seperti itu..."

Gadis berambut perak itu perlahan berbisik dan mengulurkan tangannya menjauh, perlahan menarik keluar prisma segitiga ungu dari kepala Eugeo. Pikirannya menjadi putih dalam sekejap benda asing itu keluar dan Eugeo terjatuh pada tempat tidur saat kekuatannya meninggalkan tubuhnya juga.

Pemimpin tertinggi dengan penuh kasih sayang memberikan prisma segitiga, yang dipegang oleh jari dari kedua tangannya, dia menatapnya saat dia berbicara.

"Module ini adalah jenis yang baru saja selesai ditingkatkan dari sebelumnya. Aku tidak hanya memasukkan kesetiaan terhadap gereja dan aku, tapi sirkuitnya untuk memperkuat imajinasimu juga. Kau akan dengan segera mampu menggunakan kekuatan penjelmaan pada saat kau selesai menjalani synthesized dengan ini, bahkan tanpa latihan yang tidak efektif itu. Ini masih terbatas dengan tehnik dasar untuk sekarang, tapi..."

Eugeo tidak dapat mengerti lebih dari setengah dari perkataan Administrator.

Tetapi, ada satu hal yang sudah jelas. Prisma segitiga itu, «piety module», telah mengambil alih pikiran Eugeo, mengubahnya menjadi Integrity Knight, dan membuatnya mengarahkan pedangnya pada Kirito dan Alice. Tentu saja, dia adalah seseorang yang memilih jalan itu, tapi dia sekarang dapat melakukan tugas terakhirnya tanpa gangguan dari kesetiaan palsu dengan module itu dilepaskan. Sekarang dia memikirkan tentang itu, rasa sakit yang ada di inti pikirannya dan sangat dingin seperti es telah menghilang.

Tetapi. Rasa kaku menyebar di seluruh tubuhnya, yang menyerangnya dalam sekejap ketika Administrator mengarahkan jarinya padanya, tidak menunjukkan tanda-tanda menghilang bahkan dengan module itu sudah dilepaskan. Dia masih tidak mampu menggerakkan tubuhnya seperti yang dia inginkan.

Jika aku dapat menggerakkan tangan kananku. Aku dapat menggenggam itu dari dadaku dan menusukkan itu pada Administrator, jika aku dapat melakukan itu—

Saat Eugeo berusaha mengumpulkan seluruh kekuatannya, melihat ke bawah dengan punggungnya membungkuk, tangan putih itu terulur padanya sekali lagi.

Dia menatap dengan pandangan ke atas dan pemimpin tertinggi, dengan tangan kirinya memegang module, datang mendekat hingga lutut mereka hampir bersentuhan. Gadis itu menarik kepalanya menujunya dengan senyuman lembut dan Eugeo menunduk ke depan, tidak mampu untuk melawan bahkan dengan kekuatan yang sedikit.

Setelah membaringkan kepala Eugeo, yang menghadap ke samping pada kedua kakinya yang ditekuk, Administrator membelai di dekat ujung rambutnya dengan jarinya saat dia berbisik.

"Biarkan aku melihat sekali lagi ingatanmu. Aku pasti akan menanamkan ini di tempat paling berharga dari yang kau miliki. Kepalamu tidak akan terasa sakit setelah itu. Dan itu bukan hanya akhirnya...Kau akan selamanya terbebas dari kesedihan dan penderitaan yang tidak diperlukan itu, bersamaan dengan rasa lapar dan hausmu juga."

Jari ramping, pucatnya meninggalkan dahinya dan perlahan turun dengan lembut pada mulutnya. Rasa kaku menghilang dari mulutnya saja. Jarinya meninggalkan mulutnya dan gadis itu menunjukkan senyuman indah saat dia memerintah.

"Sekarang, ucapkanlah art yang aku ajarkan padamu sebelumnya."

"........."

Mulut Eugeo sedikit bergetar saat itu, dan itu saja, yang mendapatkan kemampuan untuk bergerak.

Kabut di ingatannya tidak hanya termasuk dengan pertarungan pedang dengan Kirito sebagai Integrity Knight tapi kejadian langsung sebelum itu juga, tapi tiga kata yang dia ucapkan saja terlihat sangat jelas di ingatannya.

Remove core protection.

Dia bahkan tidak dapat untuk mulai membayangkan apa arti dari Pengucapan Suci itu, tapi dia sudah yakin satu hal setidaknya. Kalimat pendek itu akan membuka secara paksa apa yang disimpan di dalam hati manusia, pintu yang diberikan pada semua orang saat mereka lahir.

Itulah alasan kenapa Administrator dapat dengan bebas melihat pada ingatan Eugeo dan memasukkan piety module pada celah yang sudah ada sebelumnya. Tetapi, perkataan Administrator, «synthesizing» masih tidak stabil, jadi dia bermaksud mengulangi itu.

Eugeo dapat mempertahankan kesadarannya pada saat sekarang, tidak peduli resikonya, jadi pintu menuju hatinya pasti sudah tertutup lagi. Dia tidak tahu apakah itu tertutup dengan sendirinya saat waktu telah berlalu, atau Administrator telah menutup itu untuk suatu alasan. Tetapi, Administrator membutuhkan Eugeo untuk mengucapkan tiga kata itu sekali lagi agar dapat mengulangi synthesizing.

Jika dia mengucapkan itu, tubuh dan hati Eugeo, juga, kelihatannya akan kembali sebagai Integrity Knight untuk saat ini, menolak permintaan terakhirnya untuk mengambil ingatan Alice.

Tetapi, jika dia tidak melakukannya, Administrator akan menyadari ketidakpatuhan Eugeo.

Pada saat ini. Saat ini dengan pemimpin tertinggi memperlihatkan kulit mulus, tidak berdayanya mungkin adalah kesempatan terakhir dan terbesarnya. Dia entah bagaimana harus menggerakkan tangan kanannya dan menusuk benda itu padanya.

Pemimpin tertinggi telah melumpuhkan Eugeo hanya dengan menunjuk ke arahnya dengan tangan kanannya. Itu tidak semuanya. Dia juga tidak mendengar suaranya mengucapkan art ketika element cahaya melayang di atas tempat tidur itu telah diciptakan.

Eugeo telah melihat pemandangan dari kekuatan tidak terlihat yang sama tanpa mengucapkan satu katapun beberapa saat lalu, meskipun itu tipe yang berbeda. Komandan Integrity Knight Bercouli Synthesis One yang bertarung denganya di lantai bawah. Dari sudut pandang Eugeo, pahlawan dari masa lalu, pendiri dari Desa Rulid dan leluhurnya dari jauh di masa lalu, telah menarik pedang yang ditinggalkan di kejauhan menuju dirinya hanya dengan mengulurkan tangannya.

Itu tidak semuanya. Sekarang dia memikirkan kembali tentang itu, penyihir dari Ruangan Perpustakaan Besar, Cardinal, telah menutup jalan masuk, membawa keluar meja, dan menyelesaikan perbuatan lainnya hanya dengan satu ayunan tongkatnya, bukan? Master seperti mereka pasti mampu memperlihatkan kekuatan yang setara dengan menciptakan sacred art hanya dengan membayangkannya di pikiran mereka.

Tentu saja, untuk Eugeo yang masih mempelajari sacred art di akademi hanya sampai beberapa hari yang lalu, dia bahkan tidak dapat sebanding dengan murid sister yang melayani Gereja Axiom sebagai pengguna art, lupakan Administrator dan Cardinal.

Dia harus melewati secara paksa rasa lumpuh yang mengikat tubuhnya dengan kekuatan dari pikirannya.

Kirito pernah sekali mengatakan ini. Apa yang benar-benar penting di dunia ini adalah menaruh sesuatu pada pedangmu. Itu hanya dapat diartikan bagaimana kekuatan dapat lahir dari pikiran seseorang dapat tersimpan di dalam pedang, memperkuat serangannya.

Jika pikiran dapat memperkuat pedang seseorang, itu dapat berlaku pada sacred art...Tidak, untuk setiap perbuatan manusia juga.

——Bergerak.

Membuka mulutnya dan perlahan menarik nafas, Eugeo berharap.

——Bergerak, aku mohon, tangan kananku.

——Aku telah berbuat banyak kesalahan hingga sejauh ini dalam hidupku. Aku tidak dapat menolong Alice ketika dia diambil pergi oleh Integrity Knight, aku tidak pergi dan menolongnya bertahun-tahun setelah itu, dan aku kehilangan tujuan dari jalanku setelah aku akhirnya sampai pada tujuan akhir dari perjalananku, aku harus menebus kelemahanku.

"......Mm..."

Suara serak, yang pelan keluar dari mulut Eugeo.

"...Ber...Ge..."

Senyuman Administrator menghilang saat dia melihat lurus dari atas. Kedua mata peraknya menyipit saat itu memikirkan tujuan Eugeo. Tidak ada jalan untuk kembali. Kekuatan yang terkumpul dari semua pikirannya difokuskan pada tangan kanannya.

Tetapi, rasa lumpuh itu menolak untuk pergi. Tidak terhitung jarum yang tidak terlihat menusuk di semua tempat pada jari dan telapak tangannya seolah-olah mencegah dia dari bergerak lebih jauh. Tangan kanannya dapat hancur untuk semua yang dia pedulikan jika itu hanya dapat begerak untuk saat ini. Itu akan baik-baik saja bahkan jika dia tidak akan pernah dapat mengayun pedangnya lagi. Jadi, untuk satu kali saja—

"...Ber, ge, rak..."

Itu adalah ketika dia meneriakkan kata-kata tersebut dengan suara yang serak.

Cahaya yang samar-samar menyelimuti tangan kanan Eugeo, yang tergeletak di seprai. Cahaya hangat, yang lembut mampu menghilangkan semua rasa sakit dan penderitaan. Itu hanya membutuhkan waktu sekejap untuk jarum es yang menusuk pada tulang dan daging untuk mencair.

"...Kau...?"

Administrator berguman dan menarik kembali tubuhnya.

Tetapi, tangan kanan Eugeo sudah terbebas dari kelumpuhannya pada saat itu dan memasukkannya ke dalam bajunya, mengeluarkan sesuatu yang tergantung rantai tipis.

Pisau kecil yang bersinar dengan warna gelap dari tembaga.

Memegang gagang secara tidak langsung, itu terayun pada kulit putih bersih Administrator yang terlihat dari garis leher yang jauh hingga ke dadanya dari pakaian tipisnya.

Itu tidak dapat meleset. Mata pisau itu hanya memiliki panjang lima cen dari pisaunya, tapi targetnya yang sebenarnya di dalam jangkauan tangannya tidak mungkin dapat diluar jangkauannya.

Tetapi, pada saat sebelum ujung pisau yang seperti jarum itu benar-benar menusuk pada tubuh Administrator, fenomena yang melebihi imajinasi paling hebatnya terjadi.

Gagaan!! Hantaman yang menyerupai petir terdengar dan lingkaran simetri terbentuk oleh lapisan dari cahaya ungu yang muncul dengan pisau itu ada di bagian tengahnya.

"Gu...uhh!!"

Kekuatan sangat kuat memukul mundur Eugeo saat dia menggeretakkan giginya dan menjadi tegang dengan semua tekadnya.

Pisau yang dia genggam di tangan kanannya adalah satu dari satu pasang yang diberikan kepada mereka oleh penyihir, Cardinal, dengan satu pasang itu dipercayakan pada mereka. Meskipun pisau itu sendiri hampir tidak memiliki kemampuan menyerang, Cardinal dapat mengirimkan sacred artnya dari ruangan perpustakaan yang terisolasi itu pada seseorang yang tertusuk oleh itu.

Pisau Eugeo digunakan untuk membuat Integrity Knight Alice tertidur.

Dan pisau Kirito yang diberikan padanya digunakan untuk mengalahkan pemimpin tertinggi, Administrator. Tetapi, dia berakhir menggunakan pisaunya pada Wakil Komandan Integrity Knight Fanatio Synthesis Two untuk menyelamatkan hidupnya setelah pertarungan mereka di lantai kelima puluh katedral.

Suara Cardinal, yang disampaikan melalui ruangan itu, mengatakan ini pada saat itu. [Kemungkinan Administrator masih dalam kondisi tidak bangun sangatlah tinggi untuk saat ini. Jika kalian mencapai lantai tertinggi sebelum perempuan itu terbangun, kau dapat mengurus dia tanpa menggunakan pisau itu.] dia mengatakan itu.

Tetapi, mereka sudah terlambat. Dengan dia sekarang terbangun, tidak ada cara lain untuk mengalahkan pemimpin tertinggi yang memiliki kekuatan sebanding dengan Cardinal selain dari pisau yang digenggam Eugeo.

Dia akan mengambil kembali ingatan Alice dan kembali ke Desa Rulid dengannya. Itu hanyalah permintaan Eugeo untuk waktu yang sangat lama. Tetapi, dia merasa bahwa dia tidak lagi memiliki hak untuk memegang harapan itu setelah dia telah diperdaya oleh perkataan pemimpin tertinggi, memakai armor Integrity Knight, dan mengarahkan pedangnya pada Kirito—dan Alice, juga—bahkan jika itu hanya untuk beberapa saat.

Itu berarti untuk menebus kesalahannya maka hanya ada satu cara yang ada.

Itu akan berarti mengabaikan dirinya—untuk mengorbankan dirinya sendiri untuk kebaikan yang lebih besar, dibandinkan dengan keinginan pribadinya, semuanya untuk itu.

Pada umur muda sekitar sebelas tahun, Alice telah diambil pergi dari kampung halamannya dan dilatih sebagai knight dengan ingatannya tersegel.

Meskipun catatan mereka sama sekali tidak bernoda, Tizei dan Ronie dipermalukan melalui hak istimewa yang diberikan kepada bangsawan.

Dia akan mengeluarkan sisa dari kekuatannya untuk menghancurkan sistem politik yang kacau ini. Bahkan jika itu membutuhkan kematiannya di sini untuk mengalahkan pemimpin tertinggi, hari-hari yang dia habiskan selama perjalanan menuju Katedral Pusat dari pusat dan belajar di akademi sama sekali tidak sia-sia.

Sword Art Online Vol 14 - 067.jpg

Pisau itu yang diayun ke bawah dengan tekad seperti itu, tapi masih dihalangi oleh lapisan ungu itu dan gagal mencapai kulit Administrator. Sementara itu, pemimpin tertinggi, juga, kelihatannya gagal memprediksi perbuatan Eugeo dan menggerakkan bagian atas tubuhnya saat nafas tajamnya keluar darinya.

Cahaya kemarahan yang terlihat berada di dalam kedua mata peraknya, yang terbuka lebar.

"U...o-ooh!"

Ujung, yang seperti jarum tajam itu hanya satu milice dari pelindung cahaya yang kuat—ketika itu terjadi.

Tidak terhitung huruf suci yang membuat pelindung itu memancarkan cahaya putih murni saat itu meledak, mendorong Eugeo dan pemimpin tertinggi menjauh.

"...!!"

Bahkan sementara dia dengan cepat melayang di udara, dan terlempar keluar dari tempat tidur, seolah-olah dihantam oleh tangan raksasa, Eugeo masih sukses melakukan dua tugas.

Dia baru saja mendapatkan kembali genggaman dari rantai dengan pisau itu setelah terlepas dari tangan kanannya dan menggengam sarung pedang Blue Rose Sword, yang tergeletak tepat di sampingnya setelah punggungnya menabrak lantai, dengan tangan kirinya.

Memeluk pedang berat, kesayangannya yang tidak memiliki efek mengurangi kecepatannya dan dia berguling di sepanjang lantai, dan menjadi berhenti hanya setelah menghantam punggungnya pada jendela besar di kejauhan.

"Guhh......"

Sebuah rintihan pendek keluar dari Eugeo bahkan saat dia dengan susah payah mengangkat wajahnya dan menatap pada bagian tengah ruangan itu.

Pakaian tipis yang tergantung dari langit-langit yang tinggi semuanya telah tertiup hingga terbuka, memperlihatkan tempat tidur lingkaran itu. Dibalik itu tertdapat sosok manusia, yang diam dan tinggi. Meskipun terlempar oleh ledakan pelindung seperti Eugeo, rambut panjangnya hanya terurai dengan lembut, dengan tidak ada tanda luka padanya. Cahaya dari prisma segitiga yang dikeluarkan dari Eugeo terlihat di tangan kirinya.

Kain ungu yang tipis itu kelihatannya telah gagal untuk menahan ledakan dan hancur saat itu menjadi robek, tapi Administrator mengangkat tangan kanannya dan memperbaiki rambut perak panjangnya yang berantakan seolah-olah dia mengetahui bahwa tidak ada gunanya memperhatikan tubuhnya yang benar-benar tidak berpakaian.

Dia perlahan duduk beberapa saat kemudian, seolah-olah kursi yang tidak terlihat itu ada di udara, dan menyilangkan kakinya. Dia dengan tenang bergerak melalui udara dalam posisi itu, berhenti kira-kira sepuluh mel jauhnya dari Eugeo, yang merangkak dengan tangan dan lutut di ujung selatan dari ruangan luas itu.

Pemimpin tertinggi meletakkan jari tangan kanannya pada dagunya di atas kursinya yang tidak terlihat saat dia menatap secara keras pada Eugeo. Dia masih tidak mampu untuk bergerak maupun berbicara dan pada akhirnya, gadis bermata perak itu menunjukkan senyuman singkat dan berbicara.

"Aku awalnya berpikir darimana kau menyimpan peralatan seperti itu... Tapi itu hanya taktik dari anak perempuan yang ada di ruangan perpustakaan, bukan? Untuk berpikir bahwa dia akan menyembunyikannya dari pandangaku, jadi dia memikirkan satu atau lebih dalam waktu singkat sementara dia diluar pandangaku."

Dia mengeluarkan tawa pelan, yang tidak dapat ditahan.

"Tapi sungguh disayangkan. Aku tidak hanya terus tertidur di sepanjang waktu juga. Anak perempuan itu membuat kesalahan ketika dia berpikir untuk membuat mainan besi itu. Tidak ada benda metal yang dapat melukai kulitku sekarang, tanpa pengecualian. Baik itu pedang kasar dari ogres, atau pin penanda dari toko menjahit."

"Apa......"

Masih terbaring di lantai, Eugeo dengan lemah berguman.

Dia tidak dapat terluka dengan senjata metal.

Jika itu terbukti benar, bukankah itu berarti serangan dari semua jenis senjata, termasuk dengan pisau dari Cardinal, menjadi tidak berdaya? Lapisan ungu yang mencegah ujung pisau itu kelihatannya adalah art pertahanan, tapi Eugeo sama sekali tidak memiliki pemikiran sedikitpun dari jenis sacred art yang dapat membatalkan itu dan dia meragukan bahwa dia bahkan memiliki kemampuan untuk itu.

Administrator dengan lembut berbisik pada Eugeo yang tidak mampu melakukan apapun selain dari bersusah payah menggenggam senjata pendek yang cukup untuk disembunyikan di tangan kanannya dan melihat ke arah gadis yang tidak berpakaian yang sementara duduk di tengah udara.

"Sungguh anak yang menyedihkan."

"........."

"Dan bahkan aku sudah berjanji padamu. Jika kau memberikan semua dari dirimu kepadaku, aku akan memberikan cinta sebanyak itu sebagai balasannya. Cinta yang abadi, kesetiaan yang abadi yang kau cari untuk waktu yang lama akan menjadi milikmu hanya untuk waktu sedikit lagi."

".........Cinta yang abadi..."

Eugeo tanpa sadar mengulangi kata itu setelahnya dengan suara serak.

"Kesetiaan......yang abadi......"

Pemimpin tertinggi mengangguk, bermain dengan piety module yang baru saja dia keluarkan dari dahi Eugeo dengan tangan kirinya.

"Ya, Eugeo. Percayakan semua dari dirimu padaku dan rasa haus yang menyiksamu akan dengan segera menghilang. Kau akan terbebas dari perasaan tanpa belas kasihan dari kegelisahan dan ketakutan....Ini adalah kesempatan terakhir, Eugeo. Hancurkan senjata di tangan kananmu dengan pedang di tangan kirimu. Aku akan mengampunimu dari dosa dengan cinta yang tidak terbatas."

"........."

Terbaring dengan lemah, Eugeo menatap pada Blue Rose Sword yang digenggam tangan kirinya dan pisau tembaga kemerahan yang digenggam tangan kanannya.

"Cinta untuk menguasai dan dikuasai...—kau adalah seseorang yang menyedihkan di sini, hanya mampu untuk berbicara dengan cara seperti itu."

"........."

Mulut Administrator kemudian tertutup.

Dengan satu ayunan dari tangan kanan rampingnya, sacred art yang berangking sangat tinggi akan dijatuhkan dan dengan sekejap menghapus Lifenya. Eugeo melanjutkan perkatannya, meskipun, menyadari fakta itu.

"...Aku yakin kau juga sama. Kau kelaparan untuk cinta dan mencari itu...Tapi tidak ada seorangpun yang memberikan sedikitpun padamu."

Dia berguman di dalam hatinya saat dia berbicara.

—Aku mungkin adalah anak yang tidak dicintai bahkan oleh orang tuanya.

—Tapi meskipun begitu, aku pasti mencintai banyak orang.

Kakek Garitta-san, generasi penebang pohon yang sebelumnya. Sister Azariya dari gereja. Murid sister Selka.

Kakekku yang sudah menceritakan banyak dongeng lama. Saudara perempuanku, Sulinea-san, yang terbiasa menjagaku ketika aku masih anak-anak.

Banou-san dan Toriza-san dari peternakan Wolde. Telin and Telulu, anak kembar mereka.

Gorgolosso-senpai yang melatihku. Azurika-sensei dari asrama.

Tizie yang memperlihatkan senyumannya sebagai valetku, meskipun singkat tetapi tetap ada. Ronie yang selalu menjaga partnerku.

Dan Kirito.

Alice.

"Kau salah, orang yang menyedihkan."

Eugeo menatap pada mata Administrator, memancarkan cahaya misterius dari kemarahan, dan mengatakan setiap kata saat dia berbicara.

"Cinta bukanlah untuk menguasai. Itu tidak dicari untuk sesuatu sebagai balasannya, itu bukan sesuatu kau dapatkan dari pertukaran. Itu adalah sesuatu yang diberikan secara bebas, seperti menyiram bunga...Itu pasti adalah bagaimana cinta itu sebenarnya."

Senyuman samar-samar terlihat pada wajah Administrator sekali lagi ketika dia mendengar kata itu.

Tetapi, itu sama sekali tidak ada perasaan manis dari waktu sebelumnya.

"......Sungguh menyedihkan. Untuk memikirkan tawaranku untuk mengampuni anak laki-laki ini, pendosa hebat yang memberontak terhadap Gereja Axiom, dan menyelamatkan jiwanya berakhir dengan perkataan seperti dikatakan terhadapku."

Eugeo melihat ke atas, nafasnya terambil, saat gadis berambut perak yang melayang di tengah udara berubah dari «manusia» menjadi «dewi» dalam sekejap.

Tidak ada yang berubah dari luar. Tetapi, keberadaan mengintimidasi yang tidak terduga itu—apa yang terasa seperti suci, jika dapat dikatakan—membungkus kulit, pucat, yang hampir transparan. Penjelmaan dari kekuatan yang sangat kuat terlihat seolah-olah dia dapat menghancurkan swordsman paling ahli atau pengguna art menjadi berkeping-keping dengan satu ayunan dari jarinya.

"Eugeo...Apakah kau mungkin berpikir...Bahwa aku sebenarnya membutuhkanmu? Bahwa aku akan menjadi ragu untuk mengambil hidupmu karena aku berkeinginan mengubahmu menjadi knight...Atau sesuatu seperti itu?"

Senyuman lembut gadis itu memperlihatkan emosi yang tidak ada sama sekali. Dia tidak dapat melakukan apapun selain dari tetap diam, menggenggam erat pisau di tangan kanannya dan menahan perasaan mengintimidasi yang menekannya ke bawah.

"Ufufu...Aku tidak lagi membutuhkan anak buruk seperti dirimu. Aku akan menghisap Lifemu, dan mungkin memberikanmu kehormatan dengan mengubah mayatmu menjadi permata kecil, untuk ditaruh di dalam kotak. Aku dapat memperoleh sedikit emosi kapapun aku melihat itu, bahkan setelah mengatur ingatanku untuk hari ini."

Administrator berbicara, perkataannya tercampur dengan tawa, dan perlahan memperbaiki posisi kakinya sementara duduk di kursi yang tidak terlihat.

Itu bukanlah ancaman kosong. Pemimpin tertinggi mungkin dapat membuat perkataannya menjadi perbuatan tanpa keraguan jika dia menginginkanya.

Dia tidak dapat melarikan diri sekarang dan di samping itu, dia sudah kehilangan semua dan setiap kesempatan untuk melarikan diri. Itu sudah terlalu terlambat jika dia mencoba untuk bergerak ke disk elevator menuju lantai bawah. Bahkan jika dia memecahkan kaca jendela di belakangnya entah bagaimana, semua yang terbantang di balik kaca adalah langit kosong setinggi ratusan mel yang terbentang dari tanah.

Di samping itu, Eugeo sudah memilih nasibnya sendiri pada saat dia menggunakan armament full control art Blue Rose Sword pada Kirito dan Alice di lantai kesembilan puluh sembilan. Dia akan menusuk pemimpin tertinggi dengan pisau Cardinal bahkan dengan mengorbankan hidupnya.

Pemimpin tertinggi dilindungi oleh pelindung yang mencegah semua senjata metal. Tetapi, Eugeo merasa bahwa pelindung itu tidak sempurna seperti yang dia katakan. Pelindung itu kelihatannya akan menghancurkan dirinya sendiri ketika dia secara sembarangan mencoba untuk memaksakan pisau itu sebelumnya. Dia meragukan bahwa itu adalah akhir dari art itu, tapi memperlihatkan kemungkinan bahwa pisau itu dapat mencapainya dengan segera setelah ledakan itu.

"Oh...Apa kau sudah cukup melakukannya?"

"Melihat ke arah Eugeo yang merangkak dengan empat anggota geraknya, Administrator berbisik."

"Sungguh anak laki-laki yang sopan, bersedia untuk memanjakanku sekali lagi di saat terakhirmu....Aku ingin tahu, akankah membunuhmu dan mengubahmu menjadi permata akan menjadi pilihan buruk juga? Ini mungkin membutuhkan waktu beberapa saat, tapi itu mungkin lebih baik untuk melakukan synthesize secara paksa padamu seperti anak itu...?"

Meskipun berada di situasi berbahaya, bagian dari perkataan pemimpin tertinggi masih tertangkap di pendengaran Eugeo dan dia tanpa sadar mengulangi perkataan itu.

"...Anak itu...?"

Gadis berambut perak tersenyum pada perkataan itu dan mengangguk. "Benar. Seseorang yang kau sangat sayangi, Thirty-chan. Anak itu membenci mengucapkan art itu juga, jadi aku membuat sistem tetua otomatis menghabiskan beberapa hari untuk menghancurkan pelindung dengan paksa. Aku tidak melihatnya karena aku tertidur, tapi itu pasti benar-benar menyakitkan....Bagaimana dengan itu? Bagaimana dengan merasakannya untuk dirimu...?"

"......

"Thirty"

"......Alice..."

Eugeo memanggil nama itu dengan cara yang sulit untuk dilihat.

Seperti biasa, dia tidak dapat mengerti lebih dari setengah perkataan dari mulut pemimpin tertinggi. Tapi, dia mengerti ini dengan jelas.

Alice muda terikat dengan rantai dan diambil pergi menuju Katedral Pusat delapan tahun lalu telah menjalani perlakuan kejam dalam proses menjadi Integrity Knight. Dia secara keras menolak mengucapkan kalimat «remove core protection», kalimat yang Eugeo ketika dia menyerah pada rayuan Administrator, dan mendapati hatinya terbuka paksa sebagai hasilnya. Rasa sakit dari luka yang Eugeo terima melalui pertarungan hingga sejauh ini pasti jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan penderitaan yang dia telah lalui.

Dia benar-benar tidak dapat pergi dari tempat ini.

Dia tidak dapat memaafkan dirinya jika dia terjatuh bahkan sebelum mendaratkan satu hantaman pada Administrator sebagai balasannya.

"........."

Dengan kuat menggeretakkan giginya, Eugeo mengangkat dirinya dengan tangannya bergetar dan goyah saat dia berdiri.

Menatap kembali pada pemimpin tertinggi, yang menunjukkan perasaan senang lebih sedikit dibandingkan dengan sebelumnya, dia melilitkan rantai pisau di pergelangan tangan kanannya dan menggenggam gagang Blue Rose Sword dengan tangan itu. Memastikan tekstur dari sarung pedang putih yang kelihatannya menempel padanya, dia menarik itu keluar dengan satu gerakan dan melempar sarung pedangnya ke lantai.

Pedang itu memancarkan cahaya perak kebiruan dari cahaya bulan yang bersinar dari jendela di belakang.

Gadis itu duduk di tengah udara sepuluh mel jauhnya menyipitkan matanya seolah-olah mewaspadai cahaya itu dan berbicara dengan suara lebih dingin dibandingkan dengan sebelumnya.

"Aku mengerti, jadi itu adalah jawabanmu, anak muda. Baiklah...Aku akan mengampunimu beberapa belas kasihan dan membunuhmu tanpa penderitaan lebih jauh."

Mengangkat tangan kanannya, dia menunjuk tidak lebih dari jari telunjuknya pada Eugeo.

Pemimpin tertinggi kelihatannya tidak membutuhkan kata-kata dalam penggunaan sacred art. Tetapi, itu seharusnya masih membutuhkan dua syarat untuk diselesaikan sebelum dia dapat melakukan sacred art penyerangan apapun.

Itu akan berarti penciptaan element dan prosesnya. Baik itu thermal, cryogenic, atau suatu element lainnya, bahkan seorang master akan membutuhkan dua detik untuk menciptakan dan membentuknya.

Karena itu, Eugeo mempersiapkan posisi dengan pedang kesayangannya di bahu kanannya pada saat pemimpin tertinggi mulai menggerakkan tangannya.

Pedang Blue Rose Sword diselimuti cahaya kuning kehijauan.

Titik cahaya biru muda diciptakan di ujung jari Administrator.

"O...ohh!"

Itu adalah pedang terakhirnya. Skill pedang terakhirnya.

Eugeo menghentakkan kaki ke tanah, benar-benar menyadari hal itu.

Tehnik menyerbu Aincrad-style, «Sonic Leap».

Suara Kirito terdengar kembali di dalam telinganya.

—Dengar, Eugeo, skill pedang menggerakan tubuh kita untuk kita. Tapi kita tidak dapat membiarkan itu menggerakkan tubuh kita seperti yang diinginkan.

—Kau harus menjadi satu dengan skill pedang dan mempercepat itu dengan bagaimana kaki dan tanganmu bergerak. Pedangmu akan mencapai musuh lebih cepat dibandingkan dengan angin jika kau melakukannya.

Berapa banyak dia sudah berlatih? Berapa banyak dia sudah gagal dan terjatuh dengan wajah terlebih dahulu di kumpulan semak.

Dan berapa banyak dia telah mendengar suara Kirito yang tertawa dengan bahagia—?

Pedang Eugeo memancarkan cahaya hijau muda saat itu menyerbu ke udara, bahkan melewati suara dari angin yang tertebas.

Senyuman menghilang dari mulut Administrator dan dia mengulurkan tangan kanannya.

Cryogenic elements, pada saat hendak ditembakkan seperti jarum es, hancur berantakan pada saat bersentuhan dengan Blue Rose Sword. Dan dengan segera setelahnya, skill pedang dengan semua kekuatan Eugeo dibaliknya menghantam tangan Administrator—tidak, lapisan ungu yang membentang lima cen dari tangannya.

Hantaman dan suara yang jauh lebih besar dibandingkan dengan sebelumnya menyerang Eugeo.

Pelindung ungu, yang mampu menahan semua senjata metal, menahan Sonic Leap dipercepat, juga, tapi riak menyebar keluar dari beberapa lapisan tipis dari huruf susi yang kecil saat itu bergetar dengan keras.

Pelindung itu seharusnya meledak seperti beberapa menit yang lalu jika dia melanjutkan mendorong itu dengan semua kekuatannya. Dia akan menahan tekanan itu entah bagaimana dan menusuk pisau yang tergantung dari pergelangan tangan kanannya pada Administrator untuk kali ini. Dia sama sekali tidak peduli bahkan jika tubuhnya hancur berantakan selama itu sukses.

"H...Han...curlah!"

Eugeo berteriak saat dia menarih lebih banyak kekuatan yang dia dapat kumpulkan pada Blue Rose Sword yang masih memiliki cahayanya dari skill pedang.

".........!"

Pemimpin tertinggi masih tetap diam, tapi mulutnya tidak menunjukkan tanda kegembiraan. Cahaya kemarahan bersinar di dalam mata sipitnya saat dia dengan muram menekuk lima jari dari tangan kanannya yang terulur.

Dia pasti tidak akan menyerang dengan tangan kirinya karena itu memegang piety module. Alasan kenapa dia memegang itu meskipun dia mengatakan bahwa dia akan membunuh Eugeo pasti entah itu karena dia masih berkeinginan mengubahnya menjadi knight atau karena dia memiliki suatu metode lain dalam menggunakannya.

Tetapi, tidak ada gunanya memikirkan tentang itu. Dia harus mensukeskan serangan terakhir ini—bahkan jika itu mengambil semua tenaga dan kekuatannya yang tersisa untuk melakukan itu—tidak ada lagi yang lebih penting.

"U...ooooohh——!!"

Itu adalah ketika Eugeo dengan kuat meneriakkan teriakan terakhirnya dari dalam hatinya.

Fenomena yang tidak terduga terjadi dihadapan matanya sekali lagi.

Blue Rose Sword perlahan mulai masuk ke dalam pelindung ungu itu.

Pelindung itu masih belum menghilang. Meskipun begitu, ujung dari pedang kesayangannya benar-benar menebas pada kumpulan huruf suci yang seharusnya menahan semua metal, sedikit demi sedikit—tidak, itu berhasil masuk hingga menembusnya.

Ini bukanlah ilusi. Pemimpin tertinggi membuka lebar matanya berperan sebagai bukti.

Keadaan yang hebat itu tiba-tiba menjadi lebih cepat.

Setelah menahan pedang Eugeo di tengah udara, Administrator dengan kuat melompat ke belakang tanpa peringatan.

Pelindung itu dengan cepat menjadi mundur juga dan kehilangan tumpuannya, Blue Rose Sword terayun lurus ke bawah dengan suara tajam saat pedang itu menebas melalui udara. Beberapa mel karpet tebal itu tertebas dalam garis lurus pada saat pedang itu menyentuh ke bawah.

Dia mengerti bahwa sesuatu telah terjadi. Semua yang dia tahu dengan pasti adalah dia akan terluka dari art penyerangan pemimpin tertinggi jika dia masi tetap diam. Kakinya terasa sangat berat, mungkin disebabkan oleh semua kekuatannya telah dikeluarkan sebelumnya, tapi Eugeo dengan segera menghentakkan kakinya ke tanah untuk melanjutkan dengan sebuah serangan.

Tetapi, musuhnya terbukti lebih cepat untuk saat ini. Pemimpin tertinggi menciptakan element lagi bahkan sementara melarikan diri dan menembakkannya pada Eugeo. Titik cahaya hijau sudah berada tepat dihadapan matanya pada saat dia memasuki posisi untuk mengaktifkan skill pedang.

Eugeo secara insting mengganti posisinya dan melindungi dirinya dengan Blue Rose Sword. Aerial element meledak dengan cahaya hijau dengan segera setelahnya dan angin yang sangat kuat yang diciptakan mendorong Eugeo menuju dinding selatan sekali lagi.

Kelihatannya sangat beruntung bahwa pemimpin tertinggi mengabaikan proses dari pengubahan bentuk element. Jika dia menggunakan itu sebagai pisau angin dan sebagainya, daripada melepaskannya sebagai elemet murni, itu bahkan mungkin memotong satu atau dua anggota geraknya.

Tetapi, dia tidak dapat dikatakan sepenuhnya beruntung juga. Sebagai ganti dari kaca jendela datar seperti sebelumnya, punggungnya menghantam pada pilar besar yang menghubungkan dua jendela tersebut untuk kali ini.

Dekorasi pedang besar yang terpasang pada pilar dan tubuh Eugeo mengahntam pada itu sebelum berguling di lantai. Jika pedang imitasi itu memiliki bagian pedang, dibandingkan dengan sisinya, mengarah padanya, dia mungkin menderita beberapa luka bahkan jika itu hanyalah hiasan. Karena itu, dia sebenarnya juga dapat dikatakan beruntung dalam hal itu, tapi dia tidak berada dalam kondisi untuk langsung berdiri dengan rasa sakit berbahaya yang menolaknya untuk bernafas.

—Aku harus bergerak. Sacred art sebenarnya akan datang padaku di saat berikutnya.

Berbicara pada dirinya sendiri, Eugeo berusaha mencoba untuk mengangkat bagian atas tubuhnya.

Pemimpin tertinggi kelihatannya melarikan diri hingga melewati tempat tidur dan dia tidak dapat melihat selain dari kilauan rambut perak di dalam kegelapan pekat. Bahkan Sonic Leap tidak akan mencapai jarak itu—tapi normalnya, itu sama sekali tidak sulit untuk sacred art. Merangkak dengan keempat anggota geraknya seperti dia sekarang dipastikan akan membuatnya mati.

"U...ghh..."

Dia merintih saat dia berhasil untuk menahan lutut kanannya entah bagaimana. Tetapi, dia masih tidak memiliki kekuatan untuk menggerakkan kaki itu. Itu melawan perintahnya, tidak melakukan apapun selain bergemetar tidak peduli bagaimana kerasnya dia mencoba untuk berdiri.

—Masih belum. Ini masih belum berakhir. Jika aku menyerah sekarang, untuk apa aku kembali menuju ruangan ini?

—Tidak. Hanya untuk apa aku hidup sampai saat ini?

"Gu...o-ohh..."

Eugeo menyandarkan punggungnya pada pedang emas imitasi itu saat dia entah bagaimana menarik tubuhnya ke atas, menahan dirinya dengan Blue Rose Sword. Itu kelihatannya dia tidak hanya menderita memar tapi juga luka gores dari hantaman itu dan darahnya menetes tanpa henti ke lantai.

Itu pasti membutuhkan lebih dari lima detik untuknya agar dapat berdiri dari kejatuhannya, tapi pemimpin tertinggi masih belum melanjutkan dengan suatu serangan untuk satu atau dua alasan lainnya. Masih melayang di kegelapan dua puluh mel jauhnya, dia masih tetap diam.

Pada akhirnya, bisikan pelan terlintas di ruangan, bisikan yang hanya terdengar di ruangan yang dipenuhi dengan keheningan mutlaknya.

"......Pedang itu...hmm, jadi seperti itu..."

Masih kebingungan pada arti dari perkataannya, Eugeo menatap pada tangan kanannya.

Blue Rose Sword tertusuk ke dalam lantai. Pisau tembaga kemerahan bergelantungan dari pergelangan tangannya. "Pedang" yang mana yang dikatakan Administrator?

Instuisinya berbisik padanya bahwa itu adalah hal yang sangat penting, tapi sebelum dia sampai pada jawabannya—

Keheningan yang memenuhi lantai tertinggi dari Katedral Pusat telah dihancurkan oleh teriakan aneh yang tidak berasal dari Eugeo maupun Administrator.

"Eek, eek eeeeeeeekkk!!"

Dia melihat ke arah asal suara itu dan melihat lingkaran di lantai yang tenggelam hingga empat atau lima mel. Itu adalah disk elevator yang menghubungkan dengan lantai di bawah. Suara, yang keras, terdengar sekali lagi dari celah hitam yang dikelilingi oleh karpet.

"T-Tol-Toloooong akuuuu, Pemimpin Suciii, pemimpin tertinggiiiiii!!"

Teriakan yang menusuk telinga yang hanya dapat dimiliki oleh Kepala Pemimpin Chudelkin yang turun menuju lantai kesembilan puluh sembilan beberapa saat sebelumnya.

Pada saat mendengar teriakannya, yang diselingi dengan jeritan, Administrator melangkah ke depan dari bayangan itu tanpa suara, mendarat pada bagian ujung tempat tidur, dan berguman pada dirinya.

"...Bagaimana dia berubah menjadi lebih kekanak-kanakan setelah bertahun-tahun berlalu? Aku rasa ini adalah waktunya melakukan reset."

Eugeo perlahan melarikan diri menuju sisi barat dari ruangan ini, yang berjarak sangat sedikit dari disk elevator, meskipun memandang dengan hati-hati pada pemimpin tertinggi yang menggelengkan kepalanya dengan perlahan.

Disk itu turun, tapi bergerak sangat cepat. Itu seharusnya membutuhkan sepuluh detik sebelum itu mencapai lantai bawah dan membawa Chudelkin kembali sekali lagi.

—Atau seperti itu yang dia pikirkan, tapi dua tangan pucat menggenggam pada bagian ujung dari lubang itu pada saat celah diantara lantai dan disk itu menjadi lebih dari dua puluh cen.

"Hoooooohh!!"

Suara aneh bergema untuk ketiga kalinya, diikuti dengan kepala lingkaran yang terlihat dari celah itu. Dengan kepala botaknya berwarna merah terang, bahkan tanpa satu helai rambut, Kepala Pemimpin memaksakan tubuhnya melewati itu dan terjatuh ke lantai dengan suara keras.

Pakaiannya kelihatanya sama sekali tidak ada perbedaan dari apa yang dia telah pakai ketika dia pergi ke bawah setelah dia menyombongkan kekuasaannya pada Eugeo sebelumnya. Tetapi, pakaian badut merah dan biru yang membengkak seperti lingkaran telah sobek dan berkerut di berbagai tempat.

Dengan tatapan pada Chudelkin yang tergeletak di lantai dalam posisi duduk, bernafas berat dengan tawa unik itu.

"...Cara berpakaian apa itu?"

Administrator berbicara, dengan suara dingin.

Di sisi lain, Eugeo juga merasa suatu jenis keterkejutan. Badan dan anggota gerak dari Kepala Pemimpin yang terlihat dari pakaian badut yang sudah robek sangatlah kurus seperti batang yang layu. Dengan kepalanya menyembul lingkaran meskipun begitu, dia terlihat seperti gambar manusia dari gambaran anak-anak.

Jadi apa sebenarnya yang ada dengan pakaian badutnya yang mengembang sangat besar ketika dia pertama kali melihatnya di pemandian besar? Sementara Eugeo terdiam pada pertanyaan itu, Chudelkin mengangkat dirinya bahka tanpa menyadari Eugeo yang hanya berdiri beberapa mel jauhnya, berdiri dengan tegak, dan memulai pembelaannya.

"A-Aku harus meminta maaf untuk kesusahan yang aku lakukan dengan memperlihatkan kepribadian tidak pantasku dalam kondisi yang tidak layak dihadapan keberadaanmu, Pemimpin Suci, pemimpin tertinggi, tapi ini hanya karena akibat yang tidak beruntung dari pertarungan hebat yang aku lalui dalam upaya untuk mengalahkan pengkhianat dan melindungi Gereja Axiom yang terhormat."

Chudelkin melanjutkan dan sebelum berhenti pada titik itu dan matanya terbuka lebar, dari matanya berbentuk bulan sabit menjadi berbentuk bulan purnama, mungkin dikarenakan menyadari penampilan pemimpin tertinggi yang telanjang bulat. Kedua tangannya bergerak menuju wajahnya setelahnya dan seluruh kepala lingkarannya menjadi merah saat dia berteriak dengan kuat.

"Hauu!! Ohooouu!! Pelayan rendahmu sama sekali tidak pantas untuk melihat keberadaanmu, Pemimpin Suci, aku harus menghancurkan mataku dan mengubah diriku menjadi batuuuuuu!!"

Bahkan sementara berbicara dan terus berbicara tentang bagaimana buruknya keberadaan dia, celah diantara jarinya melebar saat kedua kedua matanya dibalik itu bersinar dengan kuat. Kelihatannya bahkan pemimpin tertinggi mengetahui bahwa itu perlu untuk merespon reaksi Chudelkin saat dia menutupi dadanya dengan tangan kirinya. Suaranya, yang terbawa udara dingin, keluar menuju badut itu.

"Katakan urusanmu sekarang, atau aku benar-benar akan mengubahmu menjadi batu."

"Hooohh!! Hoaaa...aa...a-aahh..."

Selama proses membalikkan tubuh panjang dan langsingnya sementara mengeluarkan suara aneh itu, Chudelkin masih membeku pada saat mendengar perkataan pemimpin tertinggi. Kepalanya, yang memerah, berubah dengan cepat menjadi pucat.

Berbalik ke belakang tanpa peringatan, Kepala Pemimpin melompat seperti katak menuju lubang di lantai yang baru saja dia masuki. Disk elevator yang masih ada di lantai kesembilan puluh sembilan dan masih belum kembali.

"K-Kita harus menyegel lubang ini sekarang jugaaa! Mereka berdua, monster itu sudaaah-!!"

"...Bukankah kau seharusnya sudah menyingkirkan pemberontak itu?"

Administrator bertanya dan guncangan mengalir dari punggung Chudelkin.

"P-Pe-Pe-Pelayan rendahmu telah mengalami pertarungan hebat yang terhormat dan berani, hingga menghasilkan penampilan ini, tapi saat pengkhianat itu terlalu terbiasa dengan cara pengecut, penuh tipuan dan licik..."

Eugeo mendengar pada teriakan keras Kepala Pemimpin dan membiarkan setengah dari kesadarannya untuk berpikir.

«Pengkhianat» yang dimaksudkan Chudelkin, tentu saja, Kirito dan Alice yang Eugeo telah kurung di dalam es di lantai kesembilan puluh sembilan. Meskipun Kepala Pemimpin adalah orang kedua yang terbaik sebagai pengguna sacred art di gereja dan gerakan mereka dibatasi oleh es, dia meragukan bahwa mereka bahkan memiliki kesempatan untuk kalah dan seperti yang diduga, Chudelkin harus melarikan diri setelah menerima serangan balasan yang hebat.

Tetapi—pada dasarnya itu akan berarti.

Eugeo tanpa sadar mengambil satu atau dua langkah menjauh dari lubang menuju disk elevator.

Mungkin karena mendengar suara dari gemerisik pakaiannya, Chudelkin berganti dari berbicara alasan yang tidak ada berhentinya menjadi menatap ke arahnya.

Mata sipit, lemasnya terbuka lebar sekali lagi. Menunjukkan jari dari tangan kirinya pada Eugeo, Kepala Pemimpin mengucapkan teriakan berkuasa seolah-olah dia telah melupakan tentang penampilan memalukannya sendiri.

"Hoaaa! K-Kau, nomor tiga puluh duaa! Untuk apa kau terus berdiri di tempat ini! U-U-Untuk berpikir bahwa kau menarik pedangmu di «ruangan suci» dihadapan Pemimpin Suci, bagaimana mungkin kau melakukannya, bagaimana mungkin kau melakukannya! Berlutut, dengan tangan dan lututmu, sekaaaaraaaaaaaaang!"

"........."

Tapi perkataan Chudelkin sangat sulit memasuki pikiran Eugeo lebih jauh lagi.

Dengan kedua telinganya menangkap getaran pelan yang datang dari lantai bawah. Suara disk elevator tebal terdengar saat itu naik dengan kekuatan dari sacred art.

Bahkan Kepala Pemimpin, yang sepenuhnya fokus pada menghujaninya dengan omelan, segera menyadari suara itu dan dengan rapat menutup mulutnya.

Berbalik ke belakang, dia bergerak merangkak dan dengan tenang mengintip pada luban di lantai. "Hoaaaa——!!"

Dengan teriakan paling kerasnya, dia melihat ke arah Eugeo sekali lagi.

"S-S-Sekarang, nomor tiga puluh dua! Apa yang kau tunggu, cepatlah dan pergilah ke bawaaaah! Ini semua adalah kesalahanmu sejak awal, untuk tidak memberikan kekalahan yang benar pada mereka, ini sama sekali bukan salahku, Pemimpin Suci, tolong, aku mohon kau mengerti fakta itu dan..."

Ucapan Chudelkin, yang cepat dan keras keluar saat kaki kanannya bergerak maju dalam upaya kembali menuju tempat tidur sementara merangkak—

Tapi tidak sebelum sebuah tangan terulur dari lubang lantai itu dan dengan kuat menggenggamnya.

"Hohiiieeee——!!"

Berteriak dengan matanya yang terbuka lebar, Chudelkin mengayunkan kaki kanannya. Sepatu badut dengan ujungnya yang terlepas dan sosok kecilnya terjatuh di tempat jauh dengan kecepatan yang tersisa. Dengan segera berdiri dengan kakinya, Kepala Pemimpin berlari menuju tempat tidur, berbalik menuju seprai yang tergeletak, dan menyelinap menuju kegelapan diantara kami dan tempat tidur.

Pemimpin tertinggi yang berdiri di sisi lain dari tempat tidur dengan tenang melihat ke arah lubang di lantai dengan senyuman indah sebagai gantinya, mungkin karena kehilangan perhatiannya pada kebodohan Kepala Pemimpin. Eugeo merasa bahwa dia harus dengan segera menebasnya jika dia menunjukkan maksud apapun untuk menyerang, tapi untuk sekarang, dia kelihatannya menyambut pengunjung baru itu tanpa kata-kata.

Pada saat mengkonfirmasi itu, Eugeo mengembalikan pandangannya pada disk elevator.

Tangan yang menggenggam sepatu Chudelkin masih tetap terulur ke atas. Lengan baju hitamnya merosot, memperlihatkan tangan dengan otot yang kurus tetapi sangat kuat.

Sudah berapa banyak tangan itu menarik Eugeo?

Tidak, tangan itu selalu menariknya sepanjang perjalanan hingga hari ini, sampai saat ini. Bahkan lebih dari waktu yang sekarang, setelah Eugeo keluar dari jalannya dan menghunuskan pedang pada seseorang yang memiliki tangan itu.

Disk elevator itu terus naik menuju lantai ini.

Apa yang terlihat kemudian adalah rambut hitam legam yang masih berantakan dari pertarungan. Mengikuti itu adalah dua mata, yang lebih hitam dibandingkan dengan langit malam yang terlihat dibalik jendela dan memancarkan cahaya yang lebih kuat dari bintang itu. Dan terakhir, mulut yang membentuk senyuman tanpa ketakutan.

"......Kirito..."

Suara Eugeo bergetar saat dia mengatakan nama sahabatnya. Itu seharusnya tidak cukup keras untuk didengar dari jarak melebihi sepuluh mel jauhnya, tapi seolah-olah itu adalah hal yang normal, sahabat terbaiknya masih menggerakkan pandangannya pada Eugeo, yang ada di samping dinding, yang mengangguk dengan senyuman lama, yang masih sama.

Itu adalah senyuman hangat, kuat, dan benar-benar sama seperti ketika mereka bertemu pertama kali. Disk elevator itu membuat suara lambat, dan berat saat itu berhenti dengan segera setelahnya.

—Kirito...Kau...

Sebuah emosi bergetar dari dalam hatinya, seseorang yang dia tidak pernah panggil semenjak itu.

Tetapi, rasa sakit itu benar-benar tidak nyaman. Setidaknya, rasa sakit itu jauh lebih lembut, menyedihkan, dan berharga ketika dibandingkan rasa sakit yang dia rasakan di kepalanya ketika piety module masih ada di dalamnya.

Dengan pandangannya masih tertuju pada Eugeo yang masih tetap berdiri, anak muda berpakaian hitam, yang merupakan partner dan gurunya dalam ilmu pedang, memperlihatkan senyuman sombong dan berbicara.

"Hei, Eugeo."

"......Dan aku sudah memberitahumu untuk tidak datang, juga."

Dia entah bagaimana berhasil menjawab dengan kata-kata itu dan partnernya melompat sepatu Chudelkin, yang masih ada di tangan kanannya, ke tempat jauh dengan senyuman yang lebih terlihat.

"Apakah aku pernah mendengar perintahmu seperti anak baik?"

"......Itu benar. Kau selalu......selalu melakukannya dengan......"

Sisa dari kata-katanya telah menghilang.

Dia ingin untuk menebus dosanya yang mengarahkan pedangnya pada sahabatnya dengan hidupnya. Dia sudah bersiap untuk menusuk harapan terakhir, pisau Cardinal, pada Administrator bahkan jika itu berakhir dengan tubuhnya hancur. Tapi dia berakhir bertemu kembali dengan Kirito sebelum dia menyelesaikan misinya pada akhirnya.

Tidak, itu salah. Kirito sampai di sini dengan keinginannya sendiri.

Dia telah menghancurkan full control art Eugeo, memukul mundur Kepala Pemimpin Chudelkin, dan datang menuju lantai keseratus sementara Eugeo masih hidup.

—Itu benar, aku masih hidup. Dan pisau itu masih tergantung di tangan kananku. Jadi ini waktunya untuk bertarung. Itu semua yang aku butuhkan untuk dilakukan sekarang.

Eugeo menggerakkan pandangannya dari partnernya dan melihat ke arah bagian tengah ruangan itu.

Pemimpin tertinggi, Administrator, menunjukkan senyuman lebar, yang misterius saat dia masih berdiri dengan tenang dibalik tempat tidur yang besar. Dua mata beningnya menyembunyikan emosi di dalam dengan sempurna seperti biasa, cahaya bulan putih kebiruan bercahaya di dalamnya. Semua yang dia dapat katakan adalah tipuan itu mengubah pikirannya sementara dia melihat ke bawah pada pengunjung baru itu.

Dia harus memberitahukan Kirito sebelum pertarungan berlanjut. Bahwa kulit pemimpin tertinggi dilindungi oleh pelindung yang menahan semua senjata metal—dan pelindung tersebut tidak terlihat bisa dihancurkan.

Dengan pandangannya pada pemimpin tertinggi, Eugeo perlahan mulai bergerak menuju partnernya.

Dan tiba-tiba.

Dia mendengar suara metal, yang ringan dari sebelah sana. Dia mengalihkan pandangannya menuju ke kanan.

Seseorang yang lain berjalan keluar dari kegelapan hitam yang berasal dari pilar di belakang, di sisi kanan Kirito.

Rambut pirang dan armor emas yang menutupi itu memancarkan cahaya indah saat menerima cahaya bulan putih kebiruan. Fragrant Olive Sword, sacred instrument yang memiliki penahan seperti bunga, berada di pinggang kirinya. Rok putihnya berkibar dengan lembut.

Dia adalah Integrity Knight Alice Synthesis Thirty.

Mata Eugeo melihat Alice, yang sudah bekerja sama dengan Kirito di lantai kesembilan puluh sembilan. Tetapi, rasa sakit di dadanya bahkan jauh lebih kuat pada saat melihat mereka berdiri berdampingan. Kakinya menginginkan untuk berada di samping Kirito berhenti atas keputusannya sendiri.

Knight Alice pertama melihat ke arah pemimpin tertinggi, kemudian pada Eugeo.

Perban hitam yang masih menutupi di sekitar bagian kanan dari wajahnya. Dia seharusnya mampu untuk menyembuhkan itu dalam sekejap, sebagai Integrity Knight dengan kemampuan yang sebanding dengan pengguna sacred art berangking tinggi, tapi dia membiarkan itu, mungkin untuk terbiasa dengan rasa sakit.

Eugeo menatap pada mata kiri Alice, yang berwarna biru muda dan dipebuhi dengan berbagai emosi. Mata yang dengan kuat memancarkan pikiran dalamnya sebagai manusia, tidak seperti mata yang dipenuhi ketidakpedulian yang dingin ketika mereka bertemu di taman di lantai kedelapan puluh.

Bagaimanapun dia masih belum mendapatkan ingatannya sebagai Alice Schuberg, kepribadian dari Knight Alice benar-benar berubah dalam waktu yang sangat singkat. Dan seseorang yang membawa perubahan itu tanpa kesalahan adalah knight berambut hitam yang berdiri di sampingnya. Perkataan Kirito telah mencapai hati membeku dari Knight Alice yang terlihat seperti tidak akan mencair.

Jika—

Jika dia mengembalikan «bagian ingatan» yang dikatakan Cardinal, yang disimpan di suatu tempat di ruangan ini oleh pemimpin tertinggi, pada pikiran Alice.

Knight Alice dalam sekejap akan kembali menjadi Alice Schuberg, teman masa kecil Eugeo.

Di saat yang sama, kepribadian Alice sebagai knight, kepribadian yang kelihatannya berbicara dengan Kirito, menyarungkan pedangnya, menahan rasa sakit dari kehilangan mata kanannya, dan dengan tegas memutuskan untuk bertarung melawan Gereja Axiom dengannya, mungkin akan menghilang.

Itu adalah harapan terbesar Eugeo dan alasan dia melanjutkan pertarungan. Tapi bagaimana Alice akan bereaksi pada fakta itu? Dan apakah Kirito...benar-benar berharap kehancuran Knight Alice meskipun menyelamatkan Wakil Komandan Integrity Knight Fanatio bahkan setelah bertarung hingga sampai mempertaruhkan hidup dengannya...?

Mengambil nafas dalam dan mengeluarkannya, Eugeo memaksakan pikiran itu untuk kembali.

Dia harus fokus pada pertarungan terakhir ini sekarang. Dia memiliki kesempatan untuk mempertimbangkan berbagai masalah karena Administrator sudah melihat pada situasi ini dengan tenang, tapi itu sama sekali tidak aneh jika serangannya akan berlanjut setiap waktu.

Mengalihkan pandangannya dari Alice, menatap pada ruangan itu sekali lagi dan melanjutkan bergerak. Melangkah ke tempat dimana cahaya bulan bersinar dari jendela di belakang, dia dengan hati-hati melangkah menuju ke samping dan akhirnya sampai di samping Kirito.

Kirito berbisik pada Eugeo, yang menahan bebannya pada Blue Rose Sword yang tertarik setelah menusukkan itu pada lantai sekali lagi.

"Kau terluka. Itu bukan...berasal dariku, bukan?"

"........."

Sebagai respon dari perkataan yang dikatakan partnernya—yang dengan rela membawa pertarungan di lantai bawah berakhir, mulut Eugeo tanpa sadar mengendur saat dia menjawab.

"Pedangmu tidak mengenaiku bahkan satu kali. Aku hanya sedikit terkena hantaman pada punggungku di pilar itu."

"Maka kau seharusnya menunggu kami untuk sampai di sini."

"...Hei, Kirito, aku adalah seseorang yang menghentikan kalian berdua, kau tahu?"

"Seolah-olah kami cukup lemah untuk dapat dihentikan hanya dengan itu."

Bisikan pertengkaran mereka berlanjut dan dia merasa seolah-olah mereka telah kembali pada bagaimana mereka biasanya sebelum mereka terpisah di lantai kedelapan puluh...Ketika mereka masih tinggal bersama di asrama Akademi Master Pedang, rasa sakit yang ada di hatinya sedikit berkurang.

Tetapi, tidak ada jalan untuk mengembalikan apa yang sudah terjadi. Dosa dari kehilangan dirinya pada rayuan pemimpin tertinggi dan mengarahkan pedang pada sahabat terbaiknya yang tidak akan cukup untuk menghilang hanya dengan kata-kata saja.

Eugeo menutup mulutnya dan menggenggam dengan erat gagang pedang kesayangannya.

Kirito, juga, menatap lebih jauh pada ruangan luas itu untuk sesaat dengan tenang, lalu berguman dengan suara tegang.

"Jadi itu...Pemimpin tertinggi, Administrator, huh."

Seseorang yang menjawab adalah knight yang berdiri di sisi lain Kirito, Alice.

"Ya...Dia benar-benar sama seperti dia sebelumnya, saat enam tahun lalu..."

Mungkin mendengar percakapan mereka berdua, pemimpin tertinggi akhirnya memecahkan keheningan yang panjang.

"Oh, oh...Ini pasti pertama kalinya aku memiliki pengunjung sebanyak ini di ruangan ini. Ya ampun, Chudelkin, bukankah kau adalah seseorang yang mengatakan akan menangani Alice-chan dan anak laki-laki irregular itu?"

Seprai yang tergantung di samping tempat tidur itu terdorong keluar dari dalam, dan memperlihatkan kepala lingkaran dan tidak lebih dari itu. Menghadap ke arah yang salah, Kepala Pemimpin Chudelkin menggaruk dahinya dan berteriak dengan keras.

"Hoh, hohiii!! Pelayan rendahmu telah mengalami pertarungan hebat yang terhormat dan berani dan..."

"Aku sudah mendengar itu sebelumnya."

"Hoaaaa! I-Itu sama sekali bukan salahkuuuuu! Itu karena nomor tiga puluh dua bersikap lunak dan menutupi bahkan kurang dari setengah pada pengkhianat itu di dalam es, karena itu...Di samping itu, nomor tiga puluh, knight mencolok, yang tidak tahu aturan bahkan mencoba dan menggunakan art Release Recollection padaku! Tentu saja, aku sangat yakin tidak ada seorangpun yang bahkan dapat menghindari tanpa satu luka dari tehnik rahasia gadis itu yang berkilauan, hohihihii!"

"...Orang itu satu-satunya orang yang aku pasti akan..."

Alice berguman dengan suara dingin yang dipenuhi dengan haus darah. Benar-benar tidak memperhatikan terhadap itu, Chudelkin berputar dan melihat ke arah Administrator, yang berdiri di atas tempat tidur, saat suara kerasnya terus terdengar.

"Bahkan sejak awal, nomor satu dan nomor dua sudah dikalahkan! Kebodohan mereka pasti sudah menular pada nomor tiga puluh juga, ya, aku sangat yakin itu!"

"Hmm...Tetaplah diam untuk sekarang."

Chudelkin menutup mulutnya dalam sekejap saat Administrator mengatakan itu dan hanya bersujud di lantai. Tapi kelihatannya kedua matanya terbuka lebar, melihat pemandangan dari pemimpin tertinggi yang telanjang bulat tanpa ada rasa malu.

Meskipun dia mengatakan bahwa dia sama sekali tidak tertarik perbuatan Kepala Pemimpin, Administrator menatap pada Alice dengan mata peraknya dan sedikit memiringkan kepalanya.

"Ini sudah waktunya melakukan reset pada Bercouli dan Fanatio, tapi...Alice-chan, aku belum menggunakanmu bahkan lebih dari enam tahun, bukan? Aku tidak melihat tanda-tanda kesalahan dalam sirkuit pemikiranmu juga...Aku ingin tahu, apakah ini pengaruh dari anak laki-laki irregular itu, setelah semua? Sungguh sangat menarik."

Eugeo hampir tidak mengerti satupun perkataan yang diucapkan pemimpin tertinggi. Tetapi, nada yang digunakan gadis berambut perak itu menyebabkan hawa dingin mengalir di dalam dirinya—seolah-olah berbicara kepada domba yang dijinakkan, atau bahkan sebuah peralatan.

"Hei, Alice-chan. Kau memiliki sesuatu yang kau ingin untuk beritahu padaku, bukan? Aku tidak akan marah, jadi teruskan, beritahu aku."

Administrator perlahan mengambil langkah ke depan dari atas tempat tidur dengan senyuman samar-samar.

Seolah-olah didorong oleh dinding yang tidak terlihat, Alice mengambi langkah ke belakang.

Eugeo menatap padanya dan melihat ekspresi wajah knight di sampingnya menjadi lebih pucat dibandingkan dengan cahaya bulan putih kebiruan saat aliran darahnya menjadi lambat, mulutnya dengan lemah menutup secara bersamaan. Tetapi, kaki Alice tidak bergerak ke belakang dan dia kelihatannya melepaskan sarung tangan emasnya, tanpa disadari, dengan jari dari tangan kirinya perlahan menyentuh pada perban di mata kanannya. Seolah-olah sarung tangan besi yang dipakainya kembali memberinya kekuatan, kakinya yang mundur melangkah ke depan sekali lagi.

Clang.

Langkah kakinya terdengar sangat keras seolah-olah karpet tebal itu tidak pernah ada. Sebagai ganti dari berlutut, knight emas itu membusungkan dadanya dengan bangga kepada pemimpinnya dan suara dinginnya bergema.

"Pemimpin tertinggi yang suci. Hari ini adalah hari dari akhir bangsawan Integrity Knight Order. Kita telah dikalahkan oleh pedang yang hanya digenggam oleh dua pemberontak yang berdiri di sampingku....Bersamaan dengan obsesi yang tidak berdasar dan kebohongan yang kau bangun bersama dengan menara ini!"


Catatan Penerjemah[edit]