Editing
Sword Art Online Bahasa Indonesia:Jilid 14 Bab 13
(section)
Jump to navigation
Jump to search
Warning:
You are not logged in. Your IP address will be publicly visible if you make any edits. If you
log in
or
create an account
, your edits will be attributed to your username, along with other benefits.
Anti-spam check. Do
not
fill this in!
===Bagian 5=== Eugeo...Sebenarnya apa yang ada di pikiranmu? Aku mengalihkan pandanganku dengan pemikiran itu. Anak muda berambut kuning muda itu, sahabat terbaikku, Eugeo yang merupaka swordsman dengan Aincrad-style, pandangannya bertemu dengan pandangaku untuk sesaat dan mengangguk dengan senyuman. Dia dengan segera mengembalikan pandangannya menuju Cardinal dan mengatakan perkataan itu. "Cardinal-san. Dengan kekuatanmu yang tersisa, tolong ubah dirikuâtubuh dari dirikuâmenjadi pedang. Sama seperti boneka itu." Mungkin perkataan itu menarik kesadarannya kembaliâ Mata Cardinal, yang hampir kehilangan semua cahayanya, terbuka dengan lemah. [Eugeo...Kau...] "Jika kita melarikan diri dari tempat ini sekarang...Administrator akan mengubah setengah manusia di dunia ini menjadi monster yang mengerikan. Kita sudah pasti tidak dapat membiarkan itu. Harapan terakhir yang kita miliki untuk mencegah tragedi itu seharusnya berada di dalam art ini..." Memperlihatkan senyuman jelas seolah-olah dia mengerti segalanya, Eugeo menutupi tangan kiri dengan kedua katanya dan mengucapkan kata dengan bisikan. ''"System call. âŠRemove core protection."'' Aku tidak pernah mendengar art seperti itu. Kelopak mata Eugeo perlahan tertutup setelah dia mengucapkan perkataan itu. Pola rumit yang menyerupai rangkaian listrik tergambar pada dahi halusnya dalam garis cahaya ungu. Itu tersebar dari pipinya menuju lehernya saat aku melihat pada itu, lalu mencapai bahu, tangan, dan ujung jarinya. Sirkuit yang bersinar itu bahkan merambat pada tangan kiri kecil Cardinal, yang digenggam oleh kedua tangan Eugeo, dan berkilauan pada bagian ujungnya saat itu mencapai bagian itu seperti yang telah diperkirakan. ''Remove core protection.'' Menilai dari arti dari kalimat itu, Eugeo pasti telah memberikan Cardinal kewenangan untuk memodifikasi tanpa batasan pada fluct lightnya sendiri. Aku tidak mengerti kenapa dia mengetahui art seperti itu, tapi setidaknya, tiga kata itu dipenuhi dengan tekad dan ketetapan hati Eugeo tang kuat. Penyihir yang menerima perintah seperti itu diambang kematiannya membuka baik mata kirinya yang tidak terluka dan mata kanannya yang terbakar saat mulutnya bergetar. Pikirannya yang bergetar terlihat dengan sendirinya melalui kulit kita yang bersentuhan. [Apa kau yakin...Eugeo? Tidak ada jaminan...bahwa kau dapat kembali...menjadi bagaimana kau yang seharusnya.] Dengan permukaan sirkuit cahaya pada dahi dan pipinya, Eugeo mengangguk secara dalam dengan kedua matanya masih tertutup. "Itu tidak apa-apa. Ini adalah tugasku...Alasan kenapa aku berada di sini sekarang. Itu benar, ada satu hal yang harus aku katakan untuk pertama kali. Cardinal-san...dan kalian berdua juga, Kirito, Alice. Senjata metal tidak akan mencapai pemimpin tertinggi. Karena itu aku tidak dapat menusuknya dengan pisau yang kau berikan padaku." "......!" Alice dan aku menarik nafas tajam pada bisikan Eugeo. Tapi Cardinal hanya mengedipkan matanya dan mengangguk tanpa menunjukkan keterkejutan apapunâatau mungkin dia bahkan tidak memiliki energi untuk melakukan itu. Dengan sedikit gelengan kepalanya, Eugeo melanjutkan perkataannya. "Baiklah kalau begitu...Tolonglah. Sebelum Administrator menyadarinya." "......Tidak, hentikan itu, Eugeo!" Aku menggerakkan mulutku yang kering dan memaksakan keluar perkataan itu. "Maksudku, jika kau tidak dapat kembali menjadi normal...dirimu...mimpimu......" Jika kita berhasil memenangkan pertarungan ini dan Eugeo tidak dapat kembali menjadi bentuk manusianya. Keinginannya yang dia tahan selama delapan tahun...Harapannya untuk mengambil kembali Alice dan kembali menuju Desa Rulid dengannya akan berakhir tidak terpenuhi. Hanya ada dua orang yang mampu menggunakan sacred art berangking sangat tinggi yang mampu mengubah daging dan darah manusia menjadi senjata. Administrator dan Cardinal. Salah satu merupakan musuh terbesar dan orang lainnya mulai menghilang. Dengan kata lain, bahkan jika kita dapat membalikkan keadaan berbahaya ini, maka mungkin tidak ada pengguna art yang mampu mengubahnya kembali menjadi manusia. Diselimuti cahaya ungu, Eugeo mengalihkan pandangannya menuju langit-langit sebelum memperlihatkanku anggukan kuat saat aku mencoba melanjutkan berbicara. "Tidak apa-apa, Kirito. Aku harus melakukan ini." ".........!" Aku tidak memiliki kata-kata untuk membantah tekad kuat dari sahabat terbaikku. Sesungguhnya, apa yang dapat aku katakan? Sebagai seseorang yang berguncang hingga ke dalamnya, tidak mampu untuk mengayun pedang maupun melangkah ke depan, hanya setelah satu kekalahan. Aku memperlihatkan ekspresi memohon pada Alice yang ada di sampingku. Kesedihan dan menghargai memenuhi mata biru knight itu secara seimbang. Alice merendahkan kepalanya dengan dalam di waktu berikutnya. Menuju kriminal yang dia serang dengan emosi yang tidak terlihat di auditorium besar di akademi dua hari lalu. Cardinal sedikit mengangguk dengan kelopak matanya masih terbuka di dalam pelukanku, darah mengalir dari mulutku saat aku perlahan menggigit itu. [Baiklah, Eugeo. Aku akan memberikan hidupku untuk art terakhirku...Pada tekad kuatmu.] Suaranya mendapatkan kembali kekuatannya untuk sesaat, seperti lilin yang hampir padam, dan bergema di bagian inti dari kepalaku. Cahaya ungu menempati mata coklatnya yang terbuka. Sirkuit cahaya yang menghubungkan Eugeo dan Cardinal melalui tangan mereka bersinar dengan terang. Cahaya yang merambat pada tubuh Eugeo dalam sekejap dan keluar pada saat mencapai pola yang ada di dahinya, membentuk pilar cahaya yang terbentang ke atas menuju langit-langit. "Apa...?!" Suara itu dimiliki oleh Administrator yang kelihatannya telah meyakini kemenangannya di sisi lain. Penguasa itu berteriak dengan kuat setelah merasakan kemenangannya yang dengan segera menghilang dari wajahnya dan mata peraknya bersinar dengan kemarahan. "Apa yang kau pikir akan lakukan, setelah melarikan diri dari kematian?!!" Rapier di tangan kanannya mengarah pada Eugeo dan aku, dan sebagai tambahan, Cardinal. Percikan api putih murni menyelimuti di sekitar pedangnya. "Aku tidak akan membiarkanmu!" Integrity Knight Alice berteriak sebagai balasannya. Jyaa, bilah pedang dari Fragrant Olive Sword yang seharusnya telah mencapai batasnya dalam hal Life tersebar dengan suara keras dan berputar melalui udara seperti rantai emas. Suara yang menusuk telinga terdengar di waktu yang sama, melepaskan tembakan petir raksasa. Ujung dari rantai itu bersentuhan dengan petir berwarna putih murni. Aliran energi yang dialirkan melalui rantai itu dalam sekejap, mendekati Alice. Tapi pada saat itu, rantai emas itu telah terbentang dengan sendirinya ke arah belakang dan menusuk ujung kecil di lantai itu. Tidak mampu untuk terlepas dari kawat yang terpasang di tanah, semua energi yang sangat besar mengalir menuju struktur menara dan menghilang, menyebabkan suara ledakan dan asap putih. Alice mengarahkan jari telunjuk tangan kirinya pada Administrator dan menyatakan. "Petir tidak akan bekerja pada diriku!!" "Sungguh tidak sopan... Bagi seorang boneka knight!!" Mengatakan itu keluar saat mulutnya membengkok, penguasa itu memperlihatkan senyuman berbahaya sekali lagi sebelum mengangkat rapier putih peraknya dengan sangat tinggi. "Lalu...Bagaimana dengan ini!?" Bobobohh!! Udara bergetar dan tidak terhitung titik cahaya merah terlihat di sekitar pedang itu. Itu sudah jelas berjumlah lebih dari tiga puluh. Jika seandainya itu semua adalah thermal elements, maka jumlahnya akan dengan mudah melebihi batas manusia yang mengontrol dua puluh element. Fakta bahwa full control art Fragrant Olive Sword lemah terhadap serangan api yang tidak dapat dipahami telah dibuktikan dari pertarungan sebelumnya melawan Chudelkin. Tapi knight emas itu tidak menunjukkan tanda-tanda mundur ke belakang dan bahkan mengambil langkah kuat ke depan dengan kaki kanannya, sebuah suara terdengar keluar dari tumit sepatunya. Seolah-olah mengerti tekad dari masternya, pedang kecil yang membentuk rantai itu, juga, tersebar dengan suara metal yang terdengar jelas, menyusun dengan sendirinya menjadi pola jaringan. Cahaya ungu yang menyelimuti Eugeo bahkan tanpa henti bersinar lebih kuat sementara mereka berdua saling berhadapan. Tubuh Eugeo kemudian terhuyung saat itu kehilangan kekuatannya tanpa peringatan. Tapi daripada terjatuh, hal yang sebaliknya terjadi dengan dia perlahan melayang di udara. Pakaian itu menghilang dari tubuh Eugeo seolah-olah itu telah menguap sementara dia melayang secara horizontal dengan kelopak matanya tertutup. Partikel cahaya yang terangkat dari dahinya telah mencapai langit-langit. Dengan itu, kristal yang terpasang pada miniatur yang tergambarâsebuah kristal yang ditanam pada mata burung kecil yang melayang melalui langit jaman duluâbersinar dengan terang seolah-olah itu telah dipanggil dan membalas dengan baik. Kristal yang berjumlah tiga puluh, bagian ingatan yang diambil dari Integrity Knight, terpasang di kanopi seharusnya semuanya telah diaktifkan sebagai «pemilik» dari sword golem. Meskipun begitu, kristal di burung biru yang tertinggal di kanopi saat cahaya yang bergetar, turun melalui partikel cahaya itu. Itu mungkin, tidak, tanpa kesalahan adalah bagian ingatan Knight Alice. Aku telah menduga bahwa ingatan yang diambil dari Alice melalui Synthesis Ritual mungkin berhubungan dengan saudara perempuannya, Selka, tapi jika itu memang benar, Selka seharusnya telah diculik dari Gereja Rulid dan diubah menjadi pedang di ruangan ini sebelum dua tahun lalu. Jika itu bukanlah Selka...Cukup siapa yang ada di ingatan yang tersimpan di kristal itu? Tanpa memberikanku jawaban apapun pada keraguan yang teraduk di dalam diriku, kristal yang berbentuk prisma segi enam, dengan dua bagian tajam, perlahan turun lebih dekat. Blue Rose Sword yang tergeletak di lantai terangkat juga dan berputar sebelum berhenti dengan ujungnya mengarah pada jantung Eugeo. Tubuh berotot Eugeo, pedang bersinar Blue Rose Sword, dan kristal prisma transparan itu bersatu. Di saat yang bersamaan, Administrator mengayunkan ke bawah rapiernya dengan teriakan dari sisi lain. "Terbakarlah, kalian semua!" Tiga puluh thermal elements yang melayang di sekitar rapier itu bergabung dan menembakkan bola api yang sangat besar. "Aku bilang...Aku tidak akan membiarkanmu!" Pedang berbentuk salib kecil yang sejajar di udara dengan segera terkumpul bersama dan membentuk perisai raksasa. Menyandarkan dirinya pada perisai itu, knight itu menghentakkan kakinya ke tanah, dan menusuk pada bola api yang sangat besar. Sebuah hantaman. Keheningan sejenak. Ledakan yang mengikuti itu menggetarkan seluruh ruangan yang terisolasi. Hawa panas yang meluap dan cahaya yang memenuhi ruangan luas itu bersamaan dengan gelombang kejut, dengan sebagian karpet yang terbentang di sepanjang lantai terbakar hingga menghilang. Bahkan sosok raksasa dari sword golem itu telah menghentikan gerakannya dari jarak yang jauh bergetar dengan kuat sementara Administrator yang jauh dibelakang melindungi wajahnya dengan tangan kirinya. Tapi aku hanya mendapat nafasku telah terambil oleh hawa panas, berkat perlindungan yang diberikan perisai Alice. Baik Cardinal, yang aku tahan di tanganku, dan Eugeo yang melayang kelihatannya tidak terpengaruh ledakan itu. Pusaran api yang menghilang dari aula itu dalam sekejap seperti itu semua hanyalah kebohonganâ Alice terjatuh dari pusat ledakan itu dengan suara keras. Beberapa saat kemudian, Fragrant Olive Sword, kembali pada bentuk aslinya, berdiri dengan tegak di samping masternya seolah-olah itu kehilangan kekuatannya. Asap yang terangkat dari berbagai tempat yang terbakar di seragam biru dan putih Alice Bahkan terdapat lukan bakar dari anggota tubuhnya juga, membuat itu menjadi bukti bahwa Lifenya berkuarang sangat banyak. Kelihatannya knight itu telah kehilangan kesadarannya saat dia tetap terbaring, detik berharga yang dia dapatkan sama sekali tidak sia-sia, tetapi, art terakhir Cardinal hanya tinggal beberapa saat penyelesaiannya. Terbungkus oleh partikel cahaya ungu tubuh Eugeo kehilangan kepadatannya dan dengan tenang berubah menjadi transparan. Blue Rose Sword di bagian tengah dadanya membuat hal yang sama saat itu bersatu dengannya seolah-olah tertarik ke arahnya. Tubuh Eugeo terpisah menjadi pita cahaya yang tidak terhitung jumlahnya di atas saat aku tanpa sadar menyipitkan matanya. Itu terkumpul sekali lagi saat saat itu berputar di sekitarnya dan tercampur. Apa yang melayang di sana bukan lagi tubuh manusia. Pedang yang sangat besar dengan bilah pedang yang benar-benar putih sementara terlihat biru dan penahan silang. Panjang dari pedang itu sangatlah panjang dan lebar seperti tubuh Eugeo. Garis indah dari bentuk itu terbentang dari dasar dan berkumpul menuju ujung tajamnya. Kristal prisma yang melayang mendekat menuju lekuk lubang kecil yang ada di tengah dan bersatu dengan itu setelah suara pelan terdengar. Tangan kiri Cardinal kehilangan kekuatannya dan terjatuh ke lantai. Mulut penyihir itu sedikit bergetar dan kalimat terakhirnya mengalir keluar seperti angin sepoi-sepoi. ''[Release... recollection.]'' Kiiiin!! Prisma segi enam dengan dua bagian ujung yang tajamâbagian ingatan Aliceâbersinar terang dengan suara bergema yang berbeda. Pedang Eugeo, juga, bersuara dengan merdu seolah-olah meresponnya sementara melayang lebih tinggi. Pedang besar berwarna putih murni sekarang beroperasi secara bebas dengan logika yang benar-benar sama seperti sword golem. Atau dengan kata lain, melalui pedang yang ditempa dari daging manusia, bagian ingatan sebagai pemiliknya, dan perasaan yang menggabungkannyaâkekuatan cinta. Tapi sword golem memiliki sesuatu yang tidak dimiliki Pedang Eugeo. Prisma segitiga ungu yang dimasukkan Administrator pada hati golem itu. Piety module. Itu tepatnya adalah apa yang membungkus kekuatan cinta yang menggerakkan golem itu, mendorong untuk membantai. "Sialan kau, Lyceris...untuk membuatku tidak dapat ikut campur di jalanku...!!" Memalingkan wajahnya dengan apa yang terlihat seperti kebencian pada cahaya yang dipancarkan pedang besar itu, Administrator berteriak. "Kau mungkin mencoba meniru artku...Tapi satu pedang tipis itu tidak akan pernah memiliki harapan untuk bertahan melawam senjata penghancurku! Aku akan mematahkan itu dalam satu serangan!!" Administrator memerintah dengan ayunan tangan kirinya dan mata sword golem yang tetap diam hingga sejauh ini bersinar putih kebiruan sekali lagi. Giiin, sosok raksasa itu dengan kuat memulai gerakannya dengan suara logam yang menusuk telinga. Pedang Eugeo memutar bilah pedangnya secara horizontal tanpa ada satupun suara dan mengarahkan ujungnya pada raksasa dengan tinggi lima mel. Pedang putihnya menguatkan cahayanya bahkan lebih jauh sementara partikel cahaya tersebar dengan berputar di sekitar itu. Dengan segera setelahnya, pedang besar yang terbang dengan suara yang membawa pikiran pada suara lonceng. Cahaya putih murninya menarik garis panjang di udara seperti komet. [...Sungguh indah...] Cardinal mengeluarkan pemikiran samar-samar dari dalam pelukanku. [Cinta...Manusia. Dan cahaya, dari tekad, merekal...Sungguh...Indah...] "Ya...Memang benar." Air mata mengalir dari mataku sekali lagi saat aku mengatakan jawabanku. [Kirito...Aku meninggalkan, sisanya padamu...Lindungilah...Dunia ini dan...Peduduknya... kumohon...] Menggerakkan wajahnya dengan kekuatannya yang tersisa, Cardinal menatap padaku dengan mata yang jelas dan memperlihatkan senyuman lembut. Pada saat mengkonfirmasi persetujuanku tanpa kata-kata, penyihir terhebat di dunia, gadis ini perlahan menutup matanya dan mengeluarkan nafas pelanâdan tidak akan bernafas lagi. Sedikit beban yang ditahan kedua tanganku perlahan terasa menghilang sementara menahan tangisanku. Di pandanganku, yang dipenuhi dengan warna, pedang besar putih murni yang telah mewarisi tekad Cardinal mengepakkan sayapnya saat itu melayang lurus. Menahan serangannya, monster raksasa itu membentangkan kedua tangan pedang besarnya dan pedang kecil yang berperan sebagai tiang rusuk yang lebar. Aura kegelapan menyelimuti pedang yang tidak terhitung jumlahnya yang bersinar saat itu berubah menjadi taring mengerikan. Hanya berdasarkan nilai dari prioritasnya, pedang besar yang hanya terbentuk dari tubuh Eugeo dan Blue Rose Sword tidak mungkin sebanding dengan golem yang diubah dari tiga ratus manusia. Dan meskipun begitu, Pedang Eugeo bahkan bergerak lebih cepat, menyerbu menuju kumpulan pedang yang sudah menunggu. Itu mengarah pada bagian tengah dari badan golem ituâbahkan dibalik tulang rusuk yang terbentuk dari tiga pedang di bagian tengahnya. Cahaya ungu mengalir keluar dari celah diantara pedang itu. Piety module. Pedang emas dan putih murni saling berhantaman beberapa saat kemudian. Cahaya putih dan hitam terhubung, berputar, dan meluap. Sejumlah besar suara metal, yang menyerupai teriakan hewan, dilepaskan saat pedang yang membentuk tangan dan tulang rusuk golem itu saling bersilangan dalam sekejap. Tapi tepat sebelum itu. Pedang putih itu menusuk dengan dalam melalui celah yang terbuka di tulang rusuk itu. Suara pecah yang pelan tidak lepas dari pendengaranku. Cahaya ungu yang tersebar dari tulang punggungnya tersebar menjadi pecahan yang tidak terhitung jumlahnya. Sebuah cahaya terang menyelimuti tiga puluh pedang besar yang tergabung oleh kegelapan pekat hingga sejauh ini, tersebar dari dimana pedang putih besar itu tertusuk. Sepertinya cinta diantara Eugeo dan Alice benar-benar menghilangkan kesedihan karena terpisah oleh orang yang disayanginya. Giiii! Suara kematian yang bergema diubah menjadi nada musik yang berirama indah dalam sekejap, terdengar sangat indah saat itu tersebar. Beberapa saat kemudian. Semua pedang yang membentuk persenjataan penghancur yang mendorong kita hingga diambang kematian terpisah dan terlempar ke segala arah. Pedang itu, berputar saat itu terbang dengan tinggi, menarik tiga puluh garis seperti parabola dan secara bersamaan menusuk pada lingkaran luar dari aula itu dengan suara suara keras. Bagian ujung besar yang tertusuk tepat di belakangku juga, seperti tanda untuk kuburan. Tidak ada kesalahan bahwa itu adalah kaki kiri golem yang menebas badanku, tapi aura kegelapan yang mengelilingi itu telah menghilang dan sekarang itu tidak lebih dari metal yang dingin. Kristal yang berada di kanopi yang menggerakkan golem itu, juga, memiliki cahaya yang tidak teratur berkedip menjadi redup dan pada akhirnya menjadi berhenti. Tidak ada yang mengerti apa yang terjadi pada kesadaran «mereka», tapi setidaknya, full control art Administrator yang menggunakannya sebagai sumber energi telah hancur dan pemanggilan kedua kelihatannya tidak mungkin. Pedang besar putih yang memisahkan sword golem itu dengan satu serangan masih tergeletak secara horizontal di udara, menyebarkan partikel cahaya yang menyilaukan. Bagian ingatan Alice berkilauan pada bagian tengah pedangnya. Pengetahuan dari apa yang tersimpan di dalamnya terlintas pada diriku seperti pencerahan secara tiba-tiba. Integrity Knight berjumlah tiga puluh satu. Pedang dari sword golem itu berjumlah tiga puluh. Bagian ingatan seseorang yang tidak digunakan dimiliki oleh Alice, itu telah dibuktikan dengan bagaimana itu bergabung dengan Pedang Eugeo. Lalu kenapa Administrator tidak menciptakan pedang yang untuk berpasangan dengan ingatan Alice? Ingatan Alice...Cinta yang tersegel di dalamnya pasti terlalu besar. Alice muda mencintai Eugeo, Selka, orang tuanya, setiap semua orang yang tinggal di desa, Desa Rulid itu sendiri, bersamaan dengan waktu yang dia habiskan dengan seseorang yang dia cintai dan waktu yang akan datang. Bahkan pemimpin tertinggi tidak dapat mengubah ruang dan waktu. Karena itu, Administrator tidak dapat menciptakan pedang yang terhubung dengan Alice. Dan itu akan menjadi alasan yang sebenarnya kenapa pedang yang diciptakan oleh Alice dan Eugeo bersinar dengan indah. "Aah...Itu memang sangat indah." Aku memeluk mayat Cardinal dengan erat dan berbisik pada jiwa gadis itu yang telah memulai perjalanan jauh melebihi baik Underworld dan dunia nyata. Tidak ada suara untuk menanggapinya, tapi aku merasa cahaya samar-samar menyelimuti sosok kecil di kedua tanganku. Cahaya murni yang berjenis sama saat cahaya mengaggumkan dilepaskan oleh pedang putih yang dipenuhi dengan cahaya itu. Itu adalah bukti tidak terbantahkan bahwa Cardinal, atau gadis bernama Lyceris, adalah manusia dengan emosi yang sebenarnya dan cinta, dibandingkan dengan suatu program seperti apa yang telah membuat dia menjadi dirinya sendiri dari waktu ke waktu. Sedikit kehangatan yang ditemani dengan cahaya, menembus pada tubuhku yang menggigil sementara keberadaan mayatnya perlahan menghilang. Meredup hingga menjadi transparan, itu perlahan tersebar dan menghilang sebagai cahaya putih murni. Menyinari semua bagian dari ruangan yang terisolasi itu, gelombang cahaya yang kelihatannya untuk menyucikanâ Telah terpotong oleh suara pelan yang kelihatannya bersikeras untuk melawan mereka sampai akhir. "Sungguh perjuangan membosankan dan sia-sia diambang kematian, pendek. Apa kau benar-benar perlu untuk menodai ingatan sangat mengembirakan seperti ini?" Administrator memperlihatkan senyuman dingin, sombong bahkan dengan kartu trufnya telah dihancurkan. "âTapi baiklah, aku rasa menghancurkan satu prototype adalah batas untuk kalian. Aku menciptakan ratusan atau ribuan seperti itu dari waktu sekarang, setelah semua." Ujung jari dari tangan kirinya yang menggenggam pada rapier perak murni saat dia menyombongkan diri, terlihat benar-benar mekanis seolah-olah benar-benar tidak memiliki semua emosi meskipun bagaimana dia seharusnya adalah salinan dari Cardinal. Seperti gas beracun, gelombang hitam pekat perlahan menyelimuti di sekitar tubuhnya, yang berkulit putih murni yang kelihatannya bersinar dan rambut peraknya yang berkilauan. Hawa dingin yang dinamakan rasa takut mengangkat kepalanya dari bagian bawah tubuhnya sekali lagi. Aku dengan erat menggenggam tanganku, yang sekarang kosong, secaara bersamaan tanpa berpikir. Sword golem yang aku pikir tidak terkalahkan telah hancur, namun bayarannya sangatlah mahal. Kita telah kehilangan salah satu dan satu-satunya penyihir di dunia ini dengan kemampuan yang sebanding dengan kekuatan luar biasa Administrator. Berbalik denganku, yang hanya melihat ke atas pada pemimpin tertinggi, bahkan tidak mampu mengeluarkan perkataan apapunâ Masih melayang, Pedang Eugeo mengeluarkan suara jelas dan mengarahkan ujungnya yang lurus pada musuh terburuk dan terakhirnya. "Oh, ya ampun." Menyipitkan mata transparannya, Administrator berguman. "Masih ada yang lain lagi, anak muda? Merasa berani sekarang setelah menghancurkan bonekaku dengan menusuk melalui celah itu?" Aku tidak tahu apakah perkataan itu akan mencapai Eugeo yang sekarang saat dia diubah menjadi pedang besar. Tapi pedang putih itu tidak bergetar sedikitpun, mempertahankan ujung tajamnya menuju pemimpin tertinggi. Sinar yang mengelilingi pedangnya semakin kuat sekali lagi sementara bergetar, kiin, kiin, yang nadanya semakin tinggi juga. "...Hentikan, Eugeo." Aku memaksakan keluar suara serak sementara mengulurkan tangan kiriku menuju pedang yang bersinar itu. "Jangan...Jangan bergerak seorang diri." Memaksakan perbuatanku dengan gangguan yang sangat besar, aku menyeret lututku pada lantai yang terbakar dengan kaki yang sama sekali tidak ada kekuatan. Salah satu partikel cahaya yang tersebar dari pedang itu bersentuhan dengan jariku yang berusaha terulur ke depan, terpental, dan menghilang. Beberapa saat kemudian. Sayap cahaya terbentang keluar sekali lagi dari gagang pedang besar itu. Mengepakkan sayap kuat itu, pedang besar putih itu menyerbu secara lurus menuju Administrator. Senyuman kejam terlihat dari mulut abu-abu mutiara penguasa itu. Rapier seperti cermin itu terayun ke bawah dengan suara keras dan membalas dengan memancarkan petir, yang sama atau lebih kuat dari petir yang membakar Cardinal hingga mati. Ujung pedang itu menyentuh serangan petir itu. Gelombang kejut yang melebihi dari ketika sword golem itu hancur terhempas keluar, menghantam seluruh tubuhku saat aku berlutut di kejauhan. Aku membuka mataku selebar yang aku bisa saat aku bahkan menarik tubuhku dan melihat saat serangan petir Administrator tersebar menjadi garis tipis yang tidak terhitung jumlahnya. Vaaaaa!! Percikan api yang tersebar ke segala arah dengan suara keras yang disebabkan ledakan kecil di dalam ruang tersebut. Pedang itu melesat meskipun retak melalui aliran deras energi secara langsung. Pecahan kecil terkelupas dari permukaan pedang putihnya, tersebar satu demi satu. Dan setiap dari itu seharusnya merupakan bagian dari tubuh Eugeo, Lifenya. "Eugeo!!" Angin yang kuat menghapus teriakanku. "Anak muda...!!" Senyuman menghilang dari mulut Administrator. Pada sumber dari serangan terakhir pertir itu, pedang putih besar itu mendaratkan hantaman, tebasan akurat, pada rapier dengan ujung seperti jarum. Gema yang dihasilkan itu menggetarkan ruangan yang terisolasi itu dengan frekuensi yang sangat tinggi. Rapier perak, sebuah sumber energi yang mendukung kekuatan suci Administrator, dan gabungan dari tubuh Eugeo dan Blue Rose Sword, melanjutkan perjuangannya untuk beberapa saat. Kelihatannya terjadi penahan yang mutlak, tapi semua kulitku memberitahuku firasat dari kehancuran akan segera terjadi. Fenomena yang pada akhirnya terjadi kelihatannya terjadi untuk selama-lamanya, seperti dalam gerakan lambat. Rapier Administrator hancur menjadi pecahan kecil yang tidak terhitung jumlahnya. Pedang besar putih itu patah menjadi dua bagian saat itu memancarkan partikel cahaya. Setengah bagian, pedang itu, berputar saat itu terlempar dan menebas tangan kanan Administrator dari bagian atas bahunya tanpa suara. Suara dan getaran dengan segera mengejar pada pemandangan yang terlihat di mataku. Sejumlah besar dari kekuatannya mengalir keluar dari rapiernya yang hancur menyebabkan ledakan, besar berwarna yang menyelimuti seluruh aula itu. "Eugeoââââ!!" Teriakanku sekali lagi tertutupi oleh suara keras dari elektromanetik yang sangat besar. Gelombang kejut yang tersebar menghantam ke arahku dan menerbangkanku menuju jendela selatan. Menahan gelombang kejut di balik pedang yang tertusuk di lantai, bagian dari sword golem sampai beberapa menit yang lalu, Aku berjalan terhuyung-huyung dan melihatâ Pada Administrator yang berdiri dengan kedua kakinya sendiri, menekan pada luka di bahu kanan dengan tangan kirinya. Dan dua bagian besar yang rusak tergeletak di kakinya. Cahaya putih, samar-samar masih berada pada Pedang Eugeo yang rusak. Tapi detakannya, sama seperti detakan jantung, saat cahaya menghilang menjadi ketiadaan, sementara aku menatap dengan kebingungan. Pedang putih yang kehilangan zat penyusunnya sebagai pedang dan perlahan mulai kembali menjadi bentuk manusia. Bagian dari bagian tengah pedangnya menuju bagian tajam itu menjadi bagian bawah dari tubuh itu. Dan bagian atas yang termasuk penahan silang itu menjadi bagian atas tubuhnya. Eugeo telah menutup kelopak matanya sementara tangan kanannya, berada di atas dadanya, menggenggam kristal prisma. Itu terjadi pada saat itu, ketika rambut kuningnnya dan kulit putihnya mendapatkan kembali sifat manusiannya. Darah yang berjumlah mengerikan menyembur keluar dari dua bagian tubuhnya yang terpotong, dengan segera membasahi telapak kaki Administrator. "Ah......ah......" Suara serak yang dipaksa keluar dari tenggorokanku kelihatannya berasal dari kejauhan. Dunia telah kehilangan hampir semua warna, aroma dan suara, juga, telah mengalir ke bawah hingga hampir sepenuhnya tertahan. Darah merah yang meluas itu saja terlihat sangat terang pada bagian tengah dari dunia membeku ini. Sesuatu berkilauan melesat menuju ke samping Eugeo saat dia terbaring di tengah genangan darah. Itu tertusuk pada genangan darah, menciptakan riak pelan dengan sebuah ketukan, itu adalah pedang tipis panjang yang berwarna putih kebiruanâBlue Rose Sword. Pedang tersebut kelihatannya tidak rusak, atau seperti itu yang kupikirkan untuk sesaat sebelum setengah bagian bawah itu pedang itu secara tiba-tiba menjadi retak pada kristal es itu dengan suara hancur yang pelan. Kehilangan penahannya, setengah bagian atas dari pedang itu perlahan menjadi miring dan terjatuh pada wajah Eugeo. Darah yang bercipratan mengenai pipi Eugeo dan mengalir ke bawah. Aku mengambil dua, tiga langkah goyah ke depan sebelum lututku terjatuh ke lantai. Tanganku memeluk di sekitar tubuhku seolah-olah memegang pada apa yang tersisa dari kehangatan Cardinal sementara mata kosongku tetap terbuka. Tetapi, kehangatan samar-samar itu tidak dapat mengisi kehancuran yang tersebar di dalam diriku. Semuanya terasa kosong, kesadaranku, dagingku, bahkan jiwaku. Biarkan itu berakhir di sini. Pikiran itu terlintas dari dalam ketiadaan seperti gelembung dan meletus. Kita, tidak, aku telah kehilangan semua cara yang dapat aku bayangkan. Satu-satunya alasan kenapa aku berada di sini sekarang adalah untuk melepaskan jiwa Eugeo menuju dunia nyata, bukan? Meskipun begitu, aku sebenarnya dilindungi oleh pengorbanan Eugeo dan sekarang bergemetar seperti ini, tidak berdaya. Aku, yang hanya akan logged out menuju sisi lain bahkan jika aku kehilangan Lifeku di sini. âSekarang aku hanya perlu untuk menghilang secara perlahan dari dunia ini, hanya perlu menghilang. âAku tidak ingin melihat lebih lama lagi. Aku tidak ingin mendengar lebih lama lagi. Aku hanya mengingkan kematian yang cepat pada diriku. Tetapi. Underworld, juga, adalah kenyataan itu sendiri dan penguasanya tidak akan berhenti saat mencapai layar Bad End<ref name="Bad End">Akhir yang buruk dari suatu game, biasanya jika suatu karakter mati atau tidak memenuhi syarat tertentu</ref>. Tanda-tanda emosi yang terlihat pada wajah cantik, putih, Administrator dan sekarang menjadi tidak memiliki ekspresi sebelum menghilang dengan segera. Suara indahnya mengalir keluar dari mulutnya menggetarkan keheningan di aula. "Ini pasti pertama kalinya aku menderita luka hingga tingkatan ini semenjak pertarunganku melawan Lyceris dua ratus tahun lalu." Perkataan itu kelihatannya termasuk dengan tanda-tanda pujian. "Pedang yang diubah dari tubuh Eugeo...Itu tidak mungkin dapat sebanding dengan ''«Silvery Eternity»'' dalam hal ''prioritas'', tapi sungguh kejadian yang benar-benar tidak terduga. Juga, itu merupakan ''kesalahanku'' untuk menganggap pedang itu berasal dari metal." Tetesan darah yang menetes dari luka di bahu kanannya, satu demi satu, menimbulkan riak di permukaan air merah pada kakinya. Administrator menangkap tetesan itu dengan telapak tangan kirinya, mengubah darah tersebut menjadi luminous elements yang tidak terhitung jumlahnya, dan menyentuh lukanya. Bekas tebasan itu tertutup dalam sekejap, ditutupi dengan kulit halus. "Sekarang..." Selesai dengan penyembuhan lukanya, penguasa itu mengedipkan kelopak matanya dan mengarahkan mata transparannya ke arahku. "Sedikit mengejutkan bahwa kau menjadi satu-satunya orang yang tersisa, anak laki-laki dari sisi lain. Aku sedikit penasaran kenapa kau datang ke sini tanpa ada kemampuan supervisor...Tapi aku bosan dan mengantuk sekarang. Aku akan meninggalkan pertanyaan itu untuk «orang itu» melalui terminal untuk saat nanti, mari kita akhiri pertarungan ini dengan darah dan teriakanmu, anak muda." Administrator menutup mulutnya dan mulai berjalan dengan elegan, benar-benar tidak menunjukkan tanda-tanda dipengaruhi oleh luka berat dari kehilangan tangannya. Melangkah pada tubuh Eugeo yang terpisah, dia meninggalkan jejak kaki dari darah segar pada lantai marbel sementara mendekati diriku. Gadis itu mengulurkan tangan kirinya lurus ke sampingnya saat dia berjalan. Sesuatu yang putih bergerak menujunya dari belakangnya. Itu adalah tangan kanan rampingnyaâbagian dari dirinya yang tertebas oleh Pedang Eugeo. Aku berpikir dia akan menyambungkan tangan tersebut pada bahunya, tapi Administrator mengangkat tangannya sendiri dihadapan wajahnya dari pergelangan tangannya dan perlahan menghembuskan nafas pada tangan tersebut. Cahaya ungu dengan segera mengambil tangan itu dan susunannya berubah pada saat suara metal itu terdengar. Apa yang terlihat adalah pedang perak panjang dengan desain sederhana, namun dengan bilah pedang dan gagang yang indah. Itu tidak dipoles seperti permukaan cermin yang sempurna seperti rapier yang telah hancur, tapi seperti yang diharapakan dari sesuatu yang terbuat dari tangan yang dimiliki oleh manusia yang memiliki prioritas terbesar di dunia, kekuatan yang tersembunyi di dalamnya kelihatannya cukup untuk memotong leherku dengan satu serangan. Kematian mendekat dengan langkah kaki yang samar-samar. Aku menunggu dengan berlutut. Kecantikannya yang mempesona bahkan dengan kehilangan sebuah tangan, Administrator bergerak tepat dihadapan mataku hanya dalam waktu beberapa detik dan melihat ke arahku. Tatapanku yang terangkat berhadapan dengan cahaya berwarna dari mata transparannya. Dengan kedua mata yang diselimuti warna yang samar-samar, dengan senang, gadis itu berbisik. "Selamat tinggal, anak muda. Mari kita bertemu lagi di sisi lain suatu hari nanti." Pedang panjang itu terangkat, bersinar saat itu memantulkan cahaya bulan. Pedang itu menarik garis biru di udara dengan ujung tajam seperti pisau saat itu mendekat menuju leherku. Dalam sekejap. Sesosok manusia memaksakan dirinya untuk berdiri di pandanganku. Rambut panjang terurai di udara. Knight perempuan itu yang ditutupi dengan banyak luka membentangkan tangannya secara luas, tercegang, aku menatap pada punggungnya. Ini bukan. Pertama kalinya aku melihat hal ini. Berapa banyak. Aku. Harusââ ââmengulangi kesalahan ini?!! Pikiran itu terlintas seperti sinar cahaya dan waktu menghentikan semua gerakan untuk sesaat. Tidak terhitung kejadian yang terjadi terbaris di dunia hitam putih yang telah kehilangan semua suara dan warna. Sebuah tangan kecil perlahan menyentuh tangan kananku, yang bergelantung dengan tidak berdaya. Telapak tangan yang hangat mencairkan ketakutan dan kesedihan dingin yang sedikit memenuhi seluruh tubuhku. Bayangan kekalahan tidak segera menghilang. Tapi itu baik-baik saja untuk mengakui kelemahanmu, pemiliki tangan itu membisikkan itu padaku. âKau tidak perlu menang di setiap waktu yang ada. Bahkan jika kau terjatuh, bahkan jika kalah, itu sama sekali bukan masalah selama di dalam hatimu, tekadmu akan selalu hidup pada orang lain. âSemua dari hal yang telah dihabiskan dalam waktu sedikit bersamamu seharusnya meyakini hal itu, anak muda. Normalnya, hal yang sama juga berlaku padaku. âKarena itu, kau, juga, masih dapat berdiri. âJika kau ingin untuk melindungi semua orang yang kau sayangi. Aku menyadari kehangatan lembut dari dalam tubuhku, atau mungkin kesadaranku, telah memperluas sirkuit cahaya dari fluctlightku yang membeku. Dari dalam bagian tengah dadaku, melewati bahu kananku, melalui tanganku, diakhiri dengan ujung jariku. Hawa panas menyelimuti lima digit angka yang kaku itu. Bergerak lebih cepat dibandingkan dengan sebelumnya, tangan kananku dengan erat menggenggam gagang pedang hitamku yang tergeletak tepat di sampingku. Dan waktu bergerak sekali lagi. Pedang Administrator turun, menargetkan bahu kiri Knight Alice saat dia berdiri dan membuka lebar tangannya dengan lebar dalam usaha untuk melindungiku. Itu benar-benar terjadi saat ujung pedang tajam menebas pada lengan seragam knight yang terbakar hingga sampai di kulit pucatnya. Ujung dari pedangku, diayun keras secara diagonal ke atas sementara aku berdiri dengan kakiku, dengan segera menahan pedang perak itu, mengeluarkan percikan api yang sangat terang. Hantaman itu membuat Administrator menjauhkan dirinya dari Alice dan diriku, mendorong kita ke belakang. Menahan Alice dengan tangan kiriku saat dia terjatuh ke depan, aku terlempar ke belakang menuju jendela sekali lagi dan menguatkan kakiku untuk mencegah menabrak pada kaca jendela. Menyandarkan kepalanya pada bahu kananku, Alice sedikit menggerakkan kepalanya ke kiri dan melihatku dengan mata birunya. "Cukup lihat dirimu..." Tersenyum dengan pipinya yang masih kasar dengan luka bakar setelah menahan serangan api Administrator, knight Alice berguman dengan suara serak. "Jadi kau dapat bergerak...bukan." "...Yeah." Aku mengumpulkan secara bersamaan dari apa yang dapat dianggap sebuah senyuman sebagai balasannya. "Serahkan ini padaku." "Aku hanya...akan melakukan itu." Pada saat menyelesaikan perkataan singkatnya, Alice kehilangan kesadarannya sekali lagi saat kakinya berlutut. Merendahkan knight itu pada lantai saat aku menahan tangan kirinya, aku menyandarkan punggungnya pada kaca jendela dan mengambil nafas dalam sementara aku berdiri. âSerahkan apa yang tersisa pada diriku dan beristirahatlah, aku mohon. Hidup ini yang telah dipercayakan Charlotte, Cardinal, dan Eugeo padaku...Aku akan menghubungkannya pada kalian. Bahkan jika Alice saja yang tersisa, aku harus mengeluarkannya dari ruangan terisolasi ini dengan semua cara yang dibutuhkan. Untuk itu, aku harus bertarung melawan Administrator dan membuat pertarungan ini berakhir seri jika aku tidak dapat menang. Bahkan jika semua anggota tubuhku tertebas, bahkan jika jantungku tertusuk, bahkan jika leherku terpenggal. Menguatkan tekadku, aku mengalihkan pandanganku ke atas dan menatap ke atas menuju musuhku. Semua senyuman itu telah menghilang dari Administrator dan dia melihat ke arah pedang yang dia genggam di tangan kirinya. Mungkin hantaman dari sebelumnya telah melukai bagian tangannya yang terlihat halus hingga terdapat goresan berwarna merah. "...Bahkan aku tidak dapat menahan kejengkelanku untuk waktu yang lama." Nafasnya berhembus keluar dengan dingin. Mata transparannya mengarah padaku yang membeku seolah-olah lapisan es telah turun pada mereka. "Ada apa dengan kalian semua? Kenapa kau berjuang sangat keras melawan hal yang sia-sia? Hasil dari pertarungan ini sudah jelas dari awal. Apa artinya dari proses dari menentukan akhirnya?" "Proses itu adalah apa yang benar-benar berarti. Apakah mati dalam keadaan menyerah atau mati dengan pedang berada di tanganku. Itulah mengapa kita... hidup sebagai manusia." Sementara menjawab itu, aku menutup kelopak mataku dan memanggil kembali bayangan kuat dari siapa aku sebenarnya. Bayangaku «Black Swordsman Kirito» yang aku selalu tetap simpan untuk waktu yang sangat lama. Diriku yang lain yang tidak akan pernah kalahâseseorang seperti kutukan yang tidak akan pernah meninggalkanku dimanapun aku berada saat aku hampir kalah, atau seperti itu yang aku takutkan dari dalam hatiku. Tapi aku tidak dapat lagi terikat oleh kecemasan dan gangguan apapun. Rambut panjang yang terurai di mataku ketika kau membuka mataku. Setelah menyisirnya dengan tangan kiriku, ditutupi dengan sarung tangan tidak berjari, dan membentangkan keluar jubah kulit hitam panjangku, aku mempersiapkan diriku dengan tangan panjang di tangan kananku. Berdiri pada jarak yang cukup dekat, Administrator sedikit mengerutkan dahinya sebelum memperlihatkan senyuman kejam yang mendekati dari apa yang dia perlihatkan ketika dia mengambil hidup Cardinal. "Penampilan hitam legam itu... hampir sama seperti Darkness Knight dari Dark Territory. ...Baiklah. Jika kau ingin untuk menderita sampai saat terakhir, Aku akan memberikanmu nasib yang benar-benar, benar-benar mengerikan. Suatu nasib yang akan membuatmu memohon dengan sungguh-sungguh untuk mengakhiri hidupmu." "Itu tidak cukup...Aku tidak dapat menebus kebodohanku hanya dengan ini." Dengan pinggangku direndahkan setelah perkataan itu, aku melihat pada pedang panjang perak yang digenggam di tangan kiri pemimpin tertinggi. Administrator telah memperlihatkan kekuatan sacred art penghancurnya tidak terhitung jumlahnya, namun sekarang rapier perak murninya, yang kelihatannya bernama ''«Silvery Eternity»'', yang berperan sebagai sumber dari kekuatannya telah hancur, dia kelihatannya tidak mampu menembakkan art berprioritas tinggi secara beruntun. Karena itu dia mengubah tangannya sendiri menjadi pedang baru. Aku sudah siap untuk pertarungan pedang, tapi aku tidak memiliki informasi sama sekali kemampuan lawanku. Dia menggunakan style seperti knight, sepenuhnya berfokus pada satu tebasan kuat, tapi pertarunganku dengan Knight Alice di lantai kedelapan puluh dari katedral sudah jelas menunjukkan bahwa itu sama sekali dapat diremehkan. Nilai dari prioritas senjataku mungkin jauh lebih buruk, hanya ada sedikit Life yang tersisa di pedang hitam yang akan habis setelah menggunakan beberapa skill tebasan beruntun. Aku tidak memiliki pilihan lain selain dari berada dalam jangkauannya dan membuat kemenangan dengan skill tebasan beruntun yang seharusnya dia tidak ketahui. Menguatkan tekadku, aku merendahkan pusat dari gravitasiku lebih jauh untuk persiapan menyerbu. Kaki kanan dan kiri diletakkan pada lantai di depan dan belakang secara berurutan. Lawanku, Administrator, berdiri dengan tenang saat dia mengangkat pedang di tangan kirinya dengan sangat tinggi menuju ke belakang. Seperti yang diduga, itu adalah posisi dari High Norkia style, style tradisional. Kecepatan dan beban absurd dibalik serangan itu mungkin akan membunuhku dalam satu tebasan dan mustahil untuk menahannya. Aku harus menghindarinya entah bagaimana dan menyelinap lebih dekat. "............" Aku mengambil nafas dalam dan mengumpulkan kekuatan di perutku. Pada saat pedang Administrator membuat sedikit gerakan, aku menghentakkan kakiku ke lantai dengan semua yang aku punya dan bergerak. Pedang panjang musuhku diwarnai dengan cahaya biru. Menyadari bahwa dia melepaskan gerakan secret move, tidak, skill pedang yakni «Vertical», aku melangkah dengan kaki kiriku dan mengganti serbuanku menuju ke kanan. Saat Vertical merupakan satu tebasan vertikal, itu akan sulit untuk mengejar musuh yang melarikan diri di luar jangkauannya. Menarik garis biru, pedang panjang perak itu menyerbu dengan kecepatan mengerikan. Dengan tubuhku yang terbuka menuju sisi kiri dan aku berusaha mencoba untuk melewati ujung pedang itu. Serangan lurus merobek bagian kerah dari jubah panjangku saat berkibar dengan kuat. âHindari itu! Kali ini, aku melangkah secara keras di lantai dengan kaki kananku dan memulihkan arah dari serbuanku sementara mengangkat pedang di tangan kananku. Tapi. Cahaya pada pedang Administrator tidak menghilang. "......!?" Aku tersentak karena keterkejutan saat pedang yang hampir seluruhnya terayun ke bawah hingga ke kakiku melambung kembali ke atas dengan kecepatan yang menghiraukan inersia<ref name="inersia">http://id.wikipedia.org/wiki/Inersia</ref>. Tidak ada waktu untuk menghindar. Menarik pedangku yang telah aku angkat, aku entah bagaimana berhasil memotong jalur tebasan itu. Gaiiiin! Suara metal yang sangat keras dikeluarkan dengan percikan api yang sangat besar. Meskipun pertahananku berhasil entah bagaimana, aku harus melompat ke belakang untuk mencegah posisiku goyah dan terjatuh ke bawah pada tekanan yang cukup berat untuk membuat tulang di tangan kananku retak. Menghindari tebasan ke atas dari musuhku, dengan sebuah langkah, aku dengan segera melakukan serangan balikâ Tapi kemampuan Administrator dengan pedang telah melebihi prediksiku sekali lagi. Pedang itu kembali ke atas kepala setelah menarik gatis berbentuk V dan terdengar suara keras sekali lagi saat itu terayun ke bawah. Dengan keseimbanganku bergeser ke depan, aku tidak dapat dengan segera menghindari serangan ketiga dan itu membuat tebasan dangkal pada bagian kiri dari dadaku. Itu hanya goresan, tapi apa yang mengalir di dalam tubuhku adalah ketakutan dan ketakutan dibandingkan dengan rasa sakit. Jika skill pedang yang dilakukan Administrator adalah skill pedang yang aku ketahui. Pedang itu akan menebas pada diriku jika aku mencoba menghindar atau menahan dengan setengah hati di saat ini. "O...oohh!!" Membuang ketakutanku dengan sebuah teriakan, aku mengaktifkan skill pedang dari posisi yang sedikit tidak masuk akal. Skill pedang satu tebasan, «Slant». Dugaanku akhirnya tepat sasaran untuk kali ini dan pedang Administrator kembali menuju di atas kepala dengan sangat cepat hingga kelihatannya seperti berteleportasi sebelum melepas serangan keempat dengan semua kekuatannya. Aku menahan pedang perak putih yang mendekat lurus dari atas dengan pedang hitamku. Efek ledakan cahaya yang unik ketika skill pedang itu saling berhantaman satu sama lain tercipta dan menyala baik pada wajah pemimpin tertinggi maupun wajahku. Serangan keempat dari skill pedang empat tebasan itu tidak dapat sepenuhnya ditahan dengan skill pedang satu tebasan dasar secara normal. Namun sangat beruntung bagaimana Administrator sekarang tidak memiliki tangan kanannya. Posisi itu mengganggu keseimbangannya dan menyebabkan tebasannya bergeser diagonal ke bawah, menuju sisi kiri. Gyariin! Kedua pedang itu terpisah dengan suara metal dan aku melompat ke belakang, secara keras, di waktu yang sekarang, meninggalkan jangkauannya. Warna merah secara samar-samar mengotori jariku setelah menyentuh luka di dadaku dengan tangan kiriku. Itu tidak perlu untuk menyembuhkan luka pada tingkat seperti ini dengan art, tapi daripada darah segar, itu adalah benang kotor dari jubah kulit dengan nilai prioritas yang jauh lebih tinggi dari kelihatannyaâmeskipun itu berdasarkan dari bayangankuâitu membuatku merinding. Aku tidak dapat berbicara, berbalik dengan diriku, Administrator dengan santai meluruskan tubuhnya sementara dia mengatakan. "â''Skill pedang'' satu tangan, empat tebasan, ''«Vertical Square»''...bukan?" Terdapat sedikit jeda sebelum suara yang mencapai telingaku berubah menjadi perkataan yang berarti. Nama skill pedang itu seperti yang aku telah duga. Tapiâ ''Skill pedang.'' Apakah Administrator baru saja mengatakan itu? Memang benar, Underworld memiliki kelompok skill pedang yang sama dengan dunia lama dari SAO. Tapi mereka menyebutnya «secret moves» dan menganggap kekuatan yang tersimpan di pedang itu sebagai latihan yang panjang daripada system assist. Tidak perlu dibilang bagaimana secret moves yang digunakan di Dunia Manusia hanyalah sebatas skill satu tebasan seperti «Lightning Flash Slash», «Whirl Current», dan «Heavenly Mountain Rending Wave». Itu adalah alasan kenapa aku dapat memenangkan banyak pertandingan, latihan dan pertarungan sebenarnya, dengan «Skill tebasan beruntun Aincrad-style» dan aku berpikir bahwa itu akan menjadi satu-satunya kesempatan untuk memenangkan pertarungan terakhir ini juga. Tapi jika Administrator dapat menggunakan skill pedang, dan skill hebat yang sampai empat tebasan sebagai tambahannya, keuntungan itu tidak akan ada lagi. Sosok Eugeo, terbaring karena luka parah, terlihat di pandanganku yang perlahan sedang melarikan diri sementara kebingungan dan kegelisahan menyerangku. Darah masih mengalir dari dimana dia tertebas. Cukup berapa menit yang tersisa sampai Lifenya habis? Aku berpikir saat kegelisahan terpikir olehku lebih jauh. Eugeo mendapati ingatannya beberapa saat tersegel dan bertarung melawanku sebagai Integrity Knight. Itu berarti ingatannya telah diperiksa melalui Synthesis Ritual. Itu berarti ada kemungkinan bahwa pemimpin tertinggi telah mempelajari nama dan gerakan untuk Vertical Square dari ingatan Eugeo. Jika tebakan ini terbukti akurat, Administrator seharusnya hanya mampu menggunakan tidak lebih dari skill menengah pedang satu tangan. Setelah semua, aku tidak pernah menunjukkan partnerku satupun skill kelas atas. Karena itu, aku memiliki kesempatan untuk menang jika aku melakukan skill dengan tebasan lebih dari empat kali. Skill pedang terbaik dari pedang satu tangan seharusnya memiliki tebasan lebih dari sepuluh tebasan. Ini bukan lagi waktunya untuk menahan diri. Administrator mengeluarkan tawa kecil saat dia melihat ke arahku yang dengan cepat memisahkan kakiku dan memperkuat genggaman pada pedang hitamku. "Oh...Matamu masih dapat tetap telihat sangat menentang? Baiklah, hiburlah aku lebih lama lagi, anak muda." Meskipun sebagian besar dari Lifenya seharusnya telah menghilang bersamaan dengan tangannya, pemimpin tertinggi masih dapat mengatakan itu dengan ketenangan yang sangat hebat. Aku tidak mengatakan apapun sebagai balasannya, mengambil nafas dalam dan menahannya. Aku dengan jelas mengingat kembali dengan bayangan skill pedang yang terukir baik pada tubuhku dan ingatanku. Penampilan yang memperlihatkan efek cahaya putih kebiruan sudah mulai menutupi pedang di tangan kananku. Pedangku menarik garis melengkung saat aku mengayun dari sisi kanan menuju lurus di atas kepalaâ "âHaahh!!" Aku mengeluarkan teriakan keras yang tajam sementara mengaktifkan skill pedang yang paling hebat untuk pedang satu tangan, «Nova Ascension». Dibantu oleh kekuatan yang tidak terlihat, tubuhky menyerbu di udara dengan kecepatan yang sangat cepat. Tebasan pertama adalah tebasan cepat mengarah ke bawah yang hampir melampaui semua skill pedang lainnya dalam kecepatan. Tidak ada skill pedang yang melebihi kecepatan ini untuk pedang lurus satu tangan. Tebasan itu hanya setengah detik sebelum itu akan menebas pada bahu kiri Administrator. Sensasiku menjadi lebih cepat dan di waktu itu, dimana semuanya terlihat sangat berat seperti jelly yang terendamâ Pedang panjang perak mengarahkan ujungnya lurus ke araku. Lintasan pedang perak itu menarik cahaya berbentuk salib. Dokakakakakaa!! Enam tusukan menyerbu dengan kecepatan mengerikan secara vertical untuk pertama kali, lalu secara horizontal menuju tubuhku. "Gah..." Darah segara mengalir dari mulutku. Skill sepuluh tebasanku, terganggu pada tebasan awalnya, dihentikan dengan cahaya biru dinginnya tersebar dengan sia-sia. Aku bahkan tidak dapat mengatakan apa yang terpikir di dalam pikiranku, lupakan membuat dugaan dari penyebabnya. Dipenuhi oleh rasa sakit dan ketakutan, aku menatap pada pedang Administrator, yang ditarik dari perutku, saat aku terhuyung ke belakang. Enam tebasan beruntun yang sepenuhnya terdiri dari tusukan. Tidak ada skill pedang seperti itu yang berada pada kategori skill pedang satu tangan. Darah segar menyembur keluar secara bebas dari luka kecil yang berlubang pada bahu, dada, tenggorokan, dan perutku. Aku terlempar ke belakang, kekuatan meninggalkan kakiku, dan dengan segera menusukkan pedang pada lantai saat aku berjuang agar tidak terjatuh. Setelah menjaga jarak seolah-olah ingin menhindari semburan darah itu, Administrator menyembunyikan mulutnya dengan pedangnya yang kelihatannya menjadi lebih sempit dibandingkan dengan sebelumnya. "Ufufufu...Sungguh menyedihkan, anak muda." Dengan ujung bagian atas dari mulutnya sedikit terlihat dibalik ujung tajam, penguasa cantik itu menyatakan dengan sinis. "Skill enam tusukan, rapier, ''«Crucifixion»''." ââTidak mungkin. Aku belum mempernah memperlihatkan skill itu pada Eugeo. Bahkan sejak awal, aku tidak dapat menggunakan skill itu. Aku hanya melihat skill ini dari waktu ke waktu, di waktu dulu, di Aincrad. Dunia ini kelihatan bergerak. Tidak, aku adalah seseorang yang bergerak. Aku dengan panik mencari jawaban untuk perkembangan tidak terduga yang menusuk pada diriku. âApakah dia melihat pada ingatanku? âDia mengambil skill itu dari fluct lightku...? Bahkan meskipun begitu, dapatkah pemimpin tertinggi secara sempurna melakukan skill yang pernah aku lihat tapi telah terlupakan...? "Tidak mungkin..." Sebuah perkataan keluar dari mulutku, perkataan yang sangat serak hingga aku sangat sulit untuk mempercayai bahwa itu adalah suaraku sendiri. "Mustahil...Ini mustahil..." Gigiku yang tertutup menggeretak. Mungkin menunggu meredam kemarahan yang tidak dapat dijelaskan dan ketakutan yang menolak untuk meninggalkan punggungku, aku secara keras menarik pedangku dari lantai, berdiri kuat dengan kakiku yang tidak stabil pada lantai, dan tidak berusaha untuk menyembunyikan posisiku. Tangan kiri tertarik keluar dan tangan kanan tertarik ke dalam. Posisi untuk skill pedang satu tebasan yang dapat membunuh secara pasti yang mengalahkan Chudelkin, Vorpal Strike. Jarak diantara kita kira-kira lima meter. Itu benar-benar lebih dari cukup. "U...aaaah!!" Aku meneriakkan kata-kata keluar dari dalam perutku, secara paksa mengeluarkan kekuatan imajinasiku yang sedikit. Pedang yang ditaruh di atas bahuku bersinar terang dengan warna merah tua. Apakah itu warna darahâatau keinginan membunuh yang terlihat? Administrator, meresponâ Memisahkan kakinya ke depan dan belakang dan merendahkan pinggangnya seperti diriku, sebelum mengarahkan rapier di tangan kirinya menuju sisi kanan dari pinggangnya dalam gerakan lembut dan berhenti sampai di situ. Membuktikan pemikiranku selama beberapa detik yang lalu bukanlah halusinasi, pedang yang berubah menjadi rapier tipis mengganti bentuknya sekali lagi. Sebuah pedang, lebih tebal dengan lebarnya yang bertambah, memiliki lengkungan indah. Pedang melengkung sempit, berujung tajam. Itu hampir terlihat seperti. Tidak, ini bukan lagi waktunya untuk berpikir. Kemarahan ini adalah semua yang aku butuhkan. "ââUoaaahh!!" Pedangku menusuk ke depan dengan teriakan kerasku. "ââShii!!" Teriakan yang berasal dari mulut Administrator juga, terdengar tenang namun sangat tajam. Pedang yang berada di pinggang kanannya bersinar perak dengan menyilaukan. Dengan lebih cepat menarik keluar, lintasan melengkung yang jauh lebih indah dibandingkan dengan Vorpal Strike milikku di saat menyerbunya. Cahaya yang digabungkan dengan gerakan menarik dengan serangan tebasan yang sama menebas pada dadaku. Hantamannya sedikit melemparkanku beberapa saat setelahnya seperti pukulan dari raksasa. Beberapa banyak Lifeku yang tersisa tersebar di udara sebagai cairan merah sementara aku terlempar ke atas. Perkataan yang datang dari Administrator dengan tangan kirinya terayun secara samar-samar mencapai telingaku. "Skill satu tebasan, katana, «Absolute Void»." Skill pedang yang melebihi pemahamanku. Terserang oleh apa yang seperti kehancuran dunia di sekitar diriku, yang jauh lebih kuat dibandingkan dengan ketakutan biasa, aku terjatuh ke lantai. Suara pelan bergema saat darah segar tersebar di sekitar diriku. Tapi darahku tidak mengalir dari diriku. Aku telah terjatuh pada genangan darah mengerikan yang luas dari yang mengalir keluar dari tubuh Eugeo yang terpotong. Aku sepenuhnya membeku, hanya mataku yang dapat bergerak. Aku secara sungguh-sungguh mengarahkan itu pada Eugeo...Bagian atas dari tubuhnya yang pada saat itu juga terbaring di sampingku. Partneku selama dua tahun perjalan ini memiliki wajah pucat yang mengarah pada diriku dengan kelopak matanya tertutup. Darahnya masih mengalir, secara perlahan, dari luka tebasannya dan aku tidak dapat mengatakan apakah Lifenya sudah habis, atau jika itu masih ada sedikit yang tersisa, tapi aku meragukan kesadarannya akan kembali lagi. Hanya ada satu hal yang aku yakini. Aku telah menyia-nyiakan hidupku yang telah dia selamatkan. Aku tidak dapat menang melawan Administrator. Pertarungan dengan sacred arts akan berakhir dengan kesimpulan yang dapat diduga, dan pemimpin tertinggi bahkan melebihku dalam pertarungan diantara pedang. Aku tidak lagi memiliki cara untuk mengetahui bagaimana sebenarnya dia telah mempelajari berbagai skill pedang. Setidaknya, itu sudah pasti tidak berasal dari ingatan Eugeo maupun ingatanku. Skill pedang sama sekali tidak dimasukkan dalam paket rencana umum, «The Seed», yang digunakan sebagai pembangunan Underworld. ALfheim Online, yang diwarisi server SAO lama, adalah satu-satunya game yang terinstal dengan skill pedang. Tapi petugas dari Rath yang membangun Underworld seharusnya tidak dapat mengambil sistem skill pedang dari server ALO, lupakan Administrator sendiri. Itu sama sekali tidak berarti memikirkan itu tanpa melakukan sesuatu lebih jauh. Bahkan jika aku mengetahui kebenarannya, fakta bahwa aku tidak memiliki apapun yang tersisa sudah ditetapkan saat ini. Pengabdian Charlotte, tekad Eugeo, ketetapan hati Alice...Dan keinginan Cardinal, aku telahâ "âSungguh ekspresi yang indah." Suara yang mengelus leherku seperti pedang es dingin saat aku terbaring di lantai. Telapak kaki Administrator melangkah di sepanjang lantai marbel saat aku merasakan keberadaannya secara anggun mendekat. "Apakah ini berkat memperlihatkan emosi yang berbeda dengan manusia dari sisi lain, setelah semua, aku ingin tahu? Aku harap aku dapat menyimpan ekspresi sedih dari dirimu sebagai hiasan untuk selama-lamanya." Suara merdu yang sementara menahan tawa. "Meskipun begitu, aku selalu berpikir pertarungan pedang sebagai sesuatu yang menyusahkan dan tidak lebih dari itu, tapi ini memiliki daya tarik tersendiri dalam melakukannya. Itu merupakan perasaan indah untuk merasakan penderitaan musuhmu secara langsung. Aku sangat sulit menemukan kesempatan ini, anak muda, jadi dapatkan kau bertahan sedikit lebih lama? Biarkan aku menikmati menebas anggota tubuhmu hingga saat terakhirmu." "...Lakukan seperti yang kau inginkan." Aku menjawab dengan suara yang tidak dapat didengar. "Lukai aku sebanyak yang kau inginkan, lalu bunuhlah aku..." Aku seharusnya menderita sepuluh kali lebih banyak dari apa yang Eugeo dan Cardinal alami sebelum aku menghilang dari dunia ini, setidaknya. Dengan kekuatanku untuk berbicara menghilang, kekuatan di tangan kananku, berada pada gagang pedangku, juga, menghilangâ Pada saat itu. Seseorang berbisik di telingaku. "Ini tidak...Seperti dirimu. Untuk...Menyerah." Secara terputus-putus, dan diambang menghilang. Namun cukup jelas untuk mengetahui pemilik suara itu tanpa keraguan. Aku tidak dapat memikirkan apapun saat pandanganku bergerak sekali lagi. Mata hijau yang kukenal yang hampir menarik keluar air mata dari diriku melihat ke arahku dari balik kelopak mata yang baru saja terbuka. "Eu...geo." Berbalik ke arahku saat aku memanggil namanya dengan suara serak, partnerku memperlihatkan senyuman tipis. Aku dipaksa untuk tidak dapat bergerak dari rasa sakit dan ketakutan setelah serangan sword golem itu menebas pada perutku. Tapi luka ini tidak dapat dibandingkan dengan luka yang Eugeo derita. Tulangnya, organ dalamnya sepenuhnya benar-benar telah tertebas di dalamnya. Rasa sakit itu seharusnya bahkan lebih dari cukup untuk menghancurkan fluct lightnyaâ "Kirito." Eugeo berbicara sekali lagi dengan suara yang entah bagaimana terdengar aneh. "Di waktu lalu, aku...tidak melakukan apapun ketika...Meskipun bagaimana kau...masih muda...Kau dengan berani, berdiri dihadapan, Integrity Knight..." "...Eugeo..." Aku dengan segera mengerti bahwa dia menunjuk pada ingatannya saat Alice diambil pergi dari Rulid delapan tahun lalu. Tapi aku tidak berada di sana. Aku ingin tahu jika dia telah menggabungkan itu dengan kejadian lainnya untuk saat ini, tapi cahaya terang yang berada di mata hijaunya menyakinkanku, tanpa ada sedikitpun keraguan, bahwa dia memberitahuku kebenarannya. "...Jadi...Ini adalah giliranku...Untuk mendorongmu ke depan. Sekarang, Kirito...Kau masih dapat, berdiri kembali. Tidak peduli, berapa banyak yang dibutuhkan untuk itu, kau masih...masih dapat berdiri kembali..." Tangan kanan Eugeo bergetar. Aku melihat melalui air mataku yang mengalir saat jari itu mengambil sesuatu yang metal, bersinar perak kebiruan, dari genangan darahâGagang Blue Rose Sword. Menggenggam pedang kesayangannya yang hampir kehilangan setengah dari bilah pedang di dalam darah yang mengalir dari dalam dirinya, Eugeo menutup matanya. Secara tiba-tiba, cahaya hangat berwarna merah menyelimuti kita. Genangan merah itu bergetar dengan cahaya yang berada di bawah kita. "Apa yang...!?" Administrator meneriakkan perkataannya dengan suara yang dipenuhi dengan kemarahan. Tapi penguasa mutlak itu melindungi wajahnya dengan tangan kirinya, seolah-olah ketakutan dengan cahaya merah itu, dan melangkah ke belakang. Kilauan dari genangan darah itu semakin kuat tanpa ada batasnya dan akhirnya, berubah menjadi titik cahaya yang tidak terhitung jumlahnya saat itu melayang menjadi satu. Setelah melayang di udara untuk sesaat, titik cahaya itu berputar saat turun sekali lagi, menarik Blue Rose Sword yang digenggam Eugeo. Bilah pedang baru muncul dari posisi terpotongnya. Perubahan. Nafasku menjadi berhenti saat keajaiban, yang seharusnya hanya mampu dilakukan oleh dua supervisor di dunia ini, terjadi dihadapan mataku. Emosi yang sangat kuat mengalir keluar dari dalam hatiku dan menetes keluar sebagai air mata yang baru. Pada saat mendapatkan kembali panjang aslinya dalam sekejap. Blue Rose Sword yang memiliki mawar yang terukir secara detail, sesuai dengan namanya, berubah menjadi warna merah. Bilahnya, gagangnya semua menjadi berwarna merah terang. Eugeo memberikan pedang yang indah, pedang yang seharusnya dinamakan kembali sebagai «Red Rose Sword», padaku dengan tangannya yang bergemetar. Meskipun bilah pedang itu patah sampai beberapa saat yang lalu, tangan kiriku bergerak dan menggenggam gagang pedang itu bersamaan dengan tangan Eugeo seolah-olah ditarik oleh tangannya. Dengan segera, energi mengalir ke dalam, bagian terdalam dari tubuhku. Ini sama sekali bukan art. Ini sudah pasti kekuatan yang tercipta dari tekad Eugeo. Kekuatan, penjelmaan, diciptakan hanya dari pikirannya saja. Aku secara jelas merasakan getaran dari jiwa kita, melewati dunia ini dari fluct light Eugeo menuju diriku. Kekuatan menghilang dari tangan Eugeo dan tangan itu terjatuh, dengan lemah, pada saat memberikan pedang tersebut padaku. Perkataan singkat datang dari mulutnya yang memperlihatkan senyuman lainnya, tidak, itu berasal dari kesadarannya menuju diriku. [Sekarang, berdirilah, Kirito. Sahabat...Terbaikku...Pahlawanku......] Rasa sakit dari luka tusukan pada seluruh tubuhku menghilang. Kehampahan dingin di dalam hatiku mencair oleh hawa panas yang membakar. Aku menatap dengan kuat pada wajah Eugeo, kelopak matanya tertutup lagi, dan berbisik. "Yeah... Aku akan berdiri. Aku akan berdiri tidak peduli berapa banyak yang dibutuhkan untuk itu, demi dirimu." Menahan kedua tanganku yang tidak merasakan apapun sampai beberapa detik yang lalu, aku menusukkan pedang hitam dan merah yang digenggam tanganku menuju lantai dan berdiri saat aku menggeretakkan gigiku. Tubuhku yang hampir tidak memperhatikan perintahku. Kaki bergemetar dalam sentakan kecil dan tanganku yang terbebani seperti besi. Tapi meski begitu, aku melangkah dengan terhuyung-huyung ke depan, dua langkah. Administrator perlahan mengarahkan wajahnya yang terpaling ke arah kita, api putih dari kemarahannya terlihat di matanhya saat itu terfokus pada diriku. "ââKenapa." Suara yang keluar itu sangat dalam, terdistorsi, dengan suara metal. "Kenapa kau melawan nasibmu dengan sangat menyedihkan?" "...Hanya ada satu alasan..." Aku menjawab dengan suara serak, yang dalam. "Melawanmu adalah satu-satunya alasan kenapa aku berada di sini." Kaki ini bahkan berjalan lebih jauh, bergerak secara sungguh-sungguh bahkan saat hampir terjatuh dari waktu ke waktu. Dua pedang yang aku genggam di kedua tanganku benar-benar terasa sangat berat. Tapi itu karena kehadiran nyatanya yang memberikanku kekuatan, menggerakkan kedua kakiku ke depan. Aku telah memasuki pertarungan dengan dua pedang di tanganku dan hidupku dalam keadaan terancam seperti tidak terhitung banyak di waktu dulu, waktu dulu sekali, di dunia yang berbeda. Ini adalah...Bentuk Kirito yang sebenarnya «Dual Blades». Pada saat mengingat fenomena menulis kembali dengan imajinasiku sekali lagi, jubah kulit panjangku memperbaiki robekan yang berada di berbagai tempat dalam sekejap. Meskipun luka yang aku derita masih tetap tersisa. Tidak ada gunanya untuk memikirkan dengan bagaimana banyak Lifeku yang tersisa. Aku masih dapat bertarung selama aku mampu menggerakkan tanganku dan mengayunkan pedangku. [[Image: Sword Art Online Vol 14 - 282.jpg|thumb]] Dengan ekspresi yang dipenuhi dengan kemarahan yang mengarah padaku, Administrator mengambil langkah pelan ke belakang. Mungkin menyadari bagaimana dia telah mundur beberapa detik kemudian, wajah cantik, pucatnya memperlihatkan ekspresi kemarahan seperti dewi yang marah. "...Tidak dapat dimaafkan." Mulutnya bergemetar dibalik api transparan yang terbentuk dari perkataan yang diucapkan tanpa menggerakkan mulutnya. "Ini adalah duniaku. Aku tidak mungkin dapat memaafkan tindakan seperti itu dari penyusup yang tidak diundang. Berlututlah. Serahkan kepalamu. âBersumpahlah bahwa kau akan setia!!" Teriakan pemimpin tertinggi terdengar di udara dan aura kegelapan biru kehitaman terangkat dari kakinya, berputar di sekitarnya berulang kali. Setelah kembali dalam posisi dari skill pedang satu tangan untuk katana, pedang itu mengarah lurus menuju ke arahku sementara kegelapan menyelimuti di sekitarnya. "...Tidak." Menghentikan kaki kananku sebelum memasuki jangkauan dari skill pedangnya, aku mengatakan perkataan terakhirku. "Kau hanya mengambilnya. Seseorang yang tidak mencintai dunia ini...Dan penduduk yang hidup di dalamnya sama sekali tidak memiliki hak menjadi penguasanya!!" Aku mengambil posisi pada saat aku mengakhiri perkataanku. Red Rose Sword di tangan kiriku berada di depan, pedang hitam di tangan kanannku di belakang. Menarik kembali kaki kananku. Merendahkan pinggangku. Administrator, juga, perlahan mengayunkan pedang perak di tangan kirinya dan mengangkatnya secara tinggi. Perkataan dari mulut mutiara abu-abunya berulang tanpa henti membawa perasaan mengintimidasi yang tidak terukur. "Cinta adalah dominasi. Aku mencintai semuanya. Aku mendominasi semuanyaaaaa!!" Pedang perak itu bertambah panjang saat memancarkan kegelapan pekat. Cahaya merah terang tercampur dengan aura kegelapan dari pedang itu yang bertambah panjang dalam sekejap hingga ukuran pedang dua tangan. Pedang besar itu dengan segera terasa seperti gelombang yang bergetar. Secret move High Norkia style, «Heavenly Mountain Rending Wave»âjuga dikenal sebagai skill pedang dua tangan, satu tebasan, «Avalanche». Aku dengan kuat menahannya, dengan dua pedangku yang disilangkan, simbol dari bangsawan di Underworld dan skill yang selalu menyiksa Eugeo dan aku hingga seperti ini. Skill pertahanan senjata, dua pedang, «Cross Block». "Ooohh!" Aku mengumpulkan semua kekuatanku dengan teriakan dan menangkis pedang musuhku. Keterkejutan yang samar-samar mengalir melalui mata pemimpin tertinggi. "Sungguh tidak sopan!" Teriakan pemimpin tertinggi ketika melompat ke belakang dengan jauh saat dia mengangkat pedang perak panjangnya, yang sekarang kembali menjadi bentuk aslinya yakni pedang satu tangan, dengan tinggi dari bahu kirinya. Aku, juga, menarik pedang hitam di tangana kanannku yang berada di belakang dalam posisi yang berlawanan. Gema sama yang menyerupai mesin pembakaran di bagian luar kendaraan tercipta dari kedua pedang itu, bergema dengan keras secara bersamaan. Pedang hitam dan perak itu mengeluarkan cahaya merah. Administrator dan aku menghentakkan kaki kita ke lantai secara bersamaan dan melepaskan skill pedang yang benar-benar samaâVorpal Strike. Membentuk bayangan cermin secara sempurna untuk satu sama lain, kedua pedang itu ditarik hingga batasnya seperti busur dan efek cahayanya tercipta setelah beberapa saat kemudian menyerbu, menusuk ke depan. Setiap pedang itu bergerak dalam garis yang sama dan ujungnya sedikit menggores satu sama lain saat saling melewati. Hantaman keras menebas tangan kananku dari bagian bawah bahuku. Tapi pedangku, juga, menebas tangan kiri Administrator dari dasarnya. Kedua tangan yang masih memegang pedang itu berputar secara tinggi di udara saat itu menarik sinar cahaya merah tua. "Kau sialaaaaaaaan!!" Setelah kehilangan kedua tangannya, mata Administrator menyala dengan warna api yang terang. Rambut perak panjangnya menjadi lurus pada bagian ujungnya seolah-olah hidup dan membentuk duri bergerak yang tidak terhitung jumlahnya. Bagian ujung yang mengarah padaku yang tidak terhitung jumlahnya menjadi tajam seperti jarum saat itu menyerbu untuk menusuk pada diriku. "Masih beluuuuuuum!!" Red Rose Sword yang aku genggam di tangan kiriku memancarkan cahaya merah yang baru bersamaan dengan teriakanku. Tebasan kedua dari Vorpal Strike dengan dua pedang, yang mustahil di Aincrad, menembus kumpulan rambut perak yang menyerbu itu. Dan tertusuk ke dalam bagian tengah dari dada Administrator. [[Image: Sword Art Online Vol 14 - 286.jpg|thumb]] Perasaan kaku yang absurd dan ketahanan yang nyata terselimuti secara dalam melalui telapak tanganku. Sensasi yang sangat jelas, hingga menghilangkan rasa sakit di pikiranku dari ketika rapier menusk pada diriku, dari waktu ketika ditebas dari katana, dan dari ketika tangan kananku terpotong oleh pedang lurus itu. Aku sepenuhnya menyadari ujung pedangku merobek pada kulit halus Administrator, menghancurkan tulang dadanya, dan, menghancurkan jantung yang ada di dalamnyaâmengambil hidup manusia, dengan kata lain. Sebuah perbuatan yang aku selalu takuti di dalam hatiku semenjak aku menyadari manusia di dunia ini memiliki fluct light yang sebenarnya. Rasa takut itu tidak menghilang bahkan ketika aku melepaskan skill pedang pada Kepala Pemimpin Chudelkin. Tapi tidak ada satupun keraguan pada satu serangan ini. Bimbang di tempat ini sudah pasti tidak dapat dimaafkan kepada masa depan yang dipercayakan Cardinal kepada kami. Dan hal yang sama mungkin juga berlaku pada penguasa sombong, Administrator. Pemikiran seperti itu terlintas di dalam pikiranku dalam sekejab. Red Rose Sword, menusuk pada bagian tengah dada pemimpin tertinggi, mengeluarkan cahaya menyilaukan yang dengan mudah melebihi efek cahaya dari skill pedang. Pedang yang diperbaiki dari sumber energi dari darah Eugeo bersinar terang, seperti bagian dari bintangâ Beberapa saat kemudian, semua sumber energi itu tersebar, itu dapat dikatakan, sebuah ledakan besar telah terjadi. Kedua mata Administrator terbuka hingga sampai batasnya dan teriakan pelan keluar dari mulutnya. Garis cahaya tipis yang dikeluarkan dari tubuh telanjang yang paling indah di seluruh dunia, tersebar keluar dalam pola lingkaran. Dan sebuah ledakan energi murni menelan itu semua saat itu menjadi membesar. Terlempar ke belakang seperti kapas yang ditarik, aku menghantam pada kaca jendela di selatan. Aku merasa darah menyembur keluar dari luka di bahu kananku pada saat aku terjatuh dan menghantam menuju lantai. Itu bahkan kelihatannya terasa aneh bahwa aku masih memiliki darah sebanyak ini setelah semua tebasan itu. Aku ingin tahu jika Lifeku akhirnya mencapai nol untuk saat ini, tapi tugasku masih belum berakhir. Aku harus hidup sedikit lebih lama lagi. Sebuah tatapan pada pedang di tangan kiriku menunjukkan bahwa pedang itu panjangnya telah kembali menjadi setengah dan mawar yang terukir, juga, berubah kembali menjadi biru. Perlahan menaruh pedang itu di lantai. Aku menggenggam bahu kananku dengan semua jariku. Anehnya, cahaya putih mengalir dari telapak tanganku bahkan tanpa mengucapkan art apapun dan dengan hangat merembes menuju lukaku. Aku melepaskan tanganku pada saat aku merasa aliran darahku berhenti. Aku seharusnya tidak menggunakan sumber energi tempat terlalu banyak yang seharusnya hampir habis. Menahan tangan kiriku, dimana cahaya menghilang dari itu, ke lantai, aku mengangkat diriku. Dan mengeluarkan nafas dalam. Dibalik titik cahaya, sisa-sisa dari ledakan, perlahan melayang di udaraâ Gadis berambut perak yang seharusnya telah meledak tanpa ada sisa berdiri dengan kedua kakinya yang tidak seimbang. Dia sangat sulit untuk dapat dianggap sebagai manusia untuk saat ini. Kedua tangannya tertebas, lubang besar terbuka dari bagian tengah dadanya, dan retakan seperti keramik yang hampir pecah, tersebar di seluruh tubuhnya. Apa yang mengalir keluar dari luka yang tidak terhitung jumlahnya bukanlah darah. Apa yang menyerupai percikan api perak dan ungu berdesir saat itu menyembur keluar secara keras dan tersebar melalui udara. Pada saat melihat kejadian ini, aku tidak dapat melakukan apapun selain berpikir bahwa Administrator, juga, tidak memiliki tubuh dari daging dan darah seperti seseorang yang diubah menjadi pedang. Rambut panjang yang pernah sekali seperti platina cair kehilangan cahaya juga dan terurai ke bawah secara berantakan. Mulutnya bergerak di balik kegelapan dan rintihan yang keluar mencapai telingaku. "...Untuk berpikir...Bahwa akan ada, dua pedang... yang bukan, metal...Fufu, fu..." Bahu penguasa itu terguncang dengan kuat seperti boneka rusak saat dia mengeluarkan tawa singkat meskipun dalam keadaan seperti itu. "Tidak terduga...Sungguh, hasil, yang tidak terduga..." Aku tidak dapat melakukan apapun selain membayangkan mimpi buruk dimana Administrator menyembuhkan lukanya dalam sekejap dan mengeluarkan nafas tipis yang tersangkut di tenggorokanku. Dengan satu kakinya yang hancur, penguasa itu perlahan membalikkan tubuhnya yang hampir hancur. Percikan api keluar dari berbagai lukanya sementara dia mulai mengambil langkah secara kaku seperrti mainan yang baterainya hampir habis. Tujuannya ada di sisi utara dari aula itu. Tidak ada satupun benda berada di sana, tapi pasti ada sesuatu. Aku harus menghabisinya sebelum dia mencapai tempat itu. Aku mengangkat kakiku setelah usaha keras dan menatap pada sosoknya, yang kelihatannya sudah lebih jauh dari sebelumnya, dari belakang. Aku segera mengejarnya, menarik kakiku dengan cara yang bahkan jauh lebih kaku dibandingan dengan pemimpin tertinggi. Administrator yang sudah sekitar dua puluh meter di depan kelihatannya menuju tempat tertentu. Tapi gadis itu yang seharusnya tidak memiliki cara apapun untuk melarikan diri dari ruangan terisolasi yang kekurangan sumber energi tempat. Setelah semua, Cardinal telah mengatakan bahwa itu bukanlah tugas yang mudah untuk menghubungkannya kembali bahkan dalam waktu beberapa menit dan Administrator tidak membantah itu. Benar-benar tidak ada apapun dimana pemimpin tertinggi berhenti selama beberapa detik kemudian. Tapi setelah membalikkan tubuhnya yang ditutupi dengan luka, gadis itu melihatku yang mengejar di belakang dan mengeluarkan tawa yang dalam. "Fu, fu...Dengan hal, yang sudah terjadi, aku tidak...memiliki pilihan lain. Itu akan, sedikit lebih cepat, dari yang aku rencakan...Tapi aku rasa aku harus membuat, satu langkah lebih cepat." "Ap...Apa yang..." -kau katakan, itu terjadi sebelum aku dapat bertanya. Administrator mengangkat kaki kanannya yang ditutupi dengan retakan dan melangkah dengan suara keras. Pola lingkaran misterius dari sisa karpet yang terbakar di bawah kakinya. Pola yang benar-benar sama dengan pola yang digunakan disk elevator di belakangku, namun entah bagaimana terlihat berbeda. Dari lingkaran dengan diameter lima puluh sentimeter muncul cahaya unguâwarna yang kukenal dari sistem dunia ini secara umum. Itu tertarik keluar dari dalam lingkaran yang bersinar dengan getaran pelan. Pilar marbel putih. Di atas itu terdapat satu notebook komputer. "Apa......" Kakiku tersandung dari keterkejutan yang luar biasa dan aku terjatuh yang dimulai dari kakiku. Itu tidak benar-benar seperti notebook PC di dunia nyata. Pembungkusnya berwarna transparan, hampir sama seperti kristal, dan hal yang sama berlaku pada layar ungu terangnya. Layarnya yang sangat besar menyerupai system console di dunia virtual yang pernah aku lihat sekali saat berada di Aincrad. Dengan kata lain, itu adalah benda itu. «Alat komunikasi menuju dunia luar» yang telah aku cari selama dua tahun. Didorong oleh keinginan yang dapat dikatakan sangat sakit, aku meletakkan tangan kiriku di lantai dan merangkak ke depan. Tapi gerakanku benar-benar sangat lambat dan tempat dimana Administrator berdiri kelihatannya sangat jauh. Dengan kehilangan kedua tangannya, penguasa itu telah menggerakan rambutnya yang terangkat ke atas seperti mahluk hidup dan dengan cepat mengetik pada keyboard dengan ujungnya. Window kecil terbuka dengan layar hologram dan suatu jenis indikator yang memulai hitung mundur. Pilar cahaya ungu dengan segera terlihat di kaki Administratorâ Tubuhnya yang terluka terangkat ke atas dengan tenang. Di tempat itu, gadis itu akhirnya mengangkat wajahnya dan menatap lurus ke arahku. Ekspresinya yang meningkatkan kecantikannya bahkan dalam kondisi tragis. Retakan besar tercipta di sisi kirinya dan kegelapat pekat memenuhi dimana mata itu seharusnya berada. Mulutnya yang berkilauan abu-abu mutiara, juga, yang sekarang seperti kertas, tapi senyumannya yang terlihat membawa hawa dingin yang sangat dingin seperti biasanya. Mata kanannya yang tidak terluka dengan cepat menyipit dan Administrator mengeluarkan tawa singkat sekali lagi. "Fu, fu...Selamat tinggal, anak muda. Mari...Kita bertemu lagi. Kali ini, di duniamu." Aku akhirnya menyadari tujuan Administrator pada saat mendengar perkataan itu. Gadis itu mencoba melarikan diri menuju dunia nyata. Dia berencana untuk menyelinap keluar dari Underworld ini dengan batasan yang ditentukan Life dan menjaga fluct lightnya. Seperti apa yang hendak aku lakukan pada Eugeo dan Alice. "Tu...Tunggu!!" Aku berteriak saat aku merangkak dengan susah payah. Jika aku adalah dia, aku akan menghancurkan terminal itu di saat pelarianku. Seluruh harapanku akan hancur jika itu terjadi. Seluruh tubuh Administrator perlahan namun pasti terangkat menuju tangga cahaya itu. Senyuman lebar di mulutnya mengatakan salam perpisahan tanpa suara. Sela-mat- tingg- al... Itu tepat sebelum dia menyelesaikan membentuk huruf terakhirnya. Sebuah teriakan terdengar keluar dari seseorang yang telah merangkak dari dasar console itu dengan tanpa Administrator maupun aku menyadarinya. "Pemimpin suci......Bawalah aku, bersamamu, jugaaaaaaaa......" Kepala Pemimpin Chudelkin. Badut, yang tubuhnya seharusnya telah tertusuk oleh skill pedangku dan dilempar oleh Administrator, memperlihatkan ekspresi aneh pada wajah lingkaran tidak berwarnanya dan mengulurkan kedua tangannya menuju langit, jarinya menekuk seperti cakar. Sosok kecilnya memancarkan api yang membakar. Apakah ini adalah art atau mungkin ini adalah kekuatan dari penjelmaanâ? Setelah mengubah dirinya sendiri menjadi badut yang terbakar, Chudelkin terbang dalam bentuk spiral. Bahkan Administrator yang tidak terpengaruh saat wajahnya juga, memperlihatkan keterkejutan dan apa yang kelihatan seperti ketakutan. Bahkan saat pemimpin tertinggi mencoba mencapai gerbang koridor cahaya, kedua kakinya tertangkap oleh kedua tangan Chudelkin yang terbakar. Menggeliat untuk waktu yang lama, tubuh badut itu terus merangkak menuju tubuh telanjang Administrator secara melingkar dan mengelilingi di sekitar tubuhnya seperti ular. Api merah yang terbakar membungkus mereka berdua. Rambut Administrator terbakar dari ujungnya seolah-olah itu meleleh. Mulutnya melengkung dan mengeluarkan teriakan yang hampir sama seperti jeritan. "Lepaskan...! Lepaskan aku, kau orang kasar!!" Tapi senyuman sangat bahagia terlihat pada wajah lingkaran Chudelkin seolah-olah perkataan masternya terdengar seperti pernyataan cinta. "Aaaah...Pada akhirnya...Pada akhirnya, kita dapat menjadi satu, Pemimpin Suci..." Kedua lengan pendeknya memeluk tubuh Administrator dengan erat. Retakan pada kulit gadis itu menjadi merah terang dan serpihan kecil terlepas satu demi satu. "Terhadap badut jelek...Seperti dirimu...Aku...!" Perkataan itu hampir diteriakkan keluar. Percikan api perak menyembur dari tubuh Administrator yang terhubung dengan api Chudelkin dan menyinari aula itu dengan cahaya yang menyilaukan. Tubuh Chudelkin kehilangan bentuknya sebelum aku mengetahui itu dan menjadi kumpulan api. Ekspresi bahagianya yang tersisa pada initinya dan mengeluarkan kata-kata terakhirnya. "Aah...Pemimpin Suci......Administrator...sa...ma..." Dan tubuh Administrator, juga, mulai meledak dan terbakar dari bagian ujungnya. Rasa takut dan kemarahan menghilang dari wajah penguasa itu, terbungkus di dalam api, saat mata perak itu melihat ke atas langit. Pemimpin tertinggi mendapatkan kembali kecantikan indahnya sekarang meskipun benar-benar hancur. "......Dunia......Untuk diriku......Aku......" Aku tidak dapat menangkap apapun lebih dari itu. Api yang membakar itu dengan cepat menghilang. Itu melepaskan cahaya perak. Dibandingkan dengan ledakan, kelihatannya lebih seperti semuanya berkurang menjadi cahaya, memenuhi ruangan itu. Tidak ada suara gemuruh ataupun getaran, sebuah pemikiran hanya tersebar keluar, bahkan melewati dinding dari ruangan yang terisolasi ini, jiwa yang telah hidup untuk waktu yang lama di Underworld telah menghilang. Kilauan cahaya perak dengan tenang terus ada untuk beberapa waktu, seperti seolah-olah dunia itu mungkin tidak akan pernah menjadi sama lagi. Tapi pada akhirnya, itu mulai menghilang dan warna kembali terlihat di pandanganku. Aku mengedipkan kedua mataku, air mata mengalir dari mataku mungkin disebabkan kilauan dari cahaya itu sementara berusaha mengarahkan itu menuju pusat ledakan. Bahkan tidak ada satupun jejak dari gadis dan badut yang baru saja ada sejauh yang dapat aku lihat. Pilar cahaya itu menghilang juga, hanya meninggalkan pilar marbel dan virtual console kristal menonjol keluar dari lantai. Aku mengerti, baik secara rasional maupun insting, bahwa pemimpin tertinggi, Administrator, atau gadis bernama Quinella benar-benar telah dilenyapkan pada akhirnya. Lifenya berubah menjadi nol dan light cube yang menyimpan fluct lightnya telah tereset. Mungkin hal yang sama terjadi saat light cubenya kelihatannya terbaris di samping, light cube Cardinal. "......Ini sudah berakhir...Bukan......?" Aku berguman tanpa berpikir dengan lututku masih berada di lantai. "......Apakah itu sudah cukup...Cardinal...?" Tidak ada jawaban. Tapi aku merasa angin sepoi-sepoi dari ingatanku berhembus pada pipiku. Angin sepoi-sepoi yang diselimuti dengan aroma ketika tubuh kita saling berpelukan di bagian dasar Ruangan Perpustakaan Besar, aroma Cardinalâbersama buku tua, lilin, dan makanan manis. Aku mengusap air mataku dengan tangan kiriku. Menyadari di saat sekarang bahwa lengan bajuku kembali menjadi pakaian hitam dari jubah kulit panjang, aku berbalik dan merangkak menuju Eugeo yang terbaring di dekat bagian tengah ruangan ini. Darah masih terus menetes dari tubuh partnerku yang tertebas secara kejam, dengan jeda panjang di antara. Bahkan tidak ada waktu satu menit sampai Lifenya habis. Setelah mencapai Eugeo setelah gerakan panikku, aku pertama membawa bagian bawahnya yang tergeletak di tempat yang jauh dan secara sempurna menggabungkan itu tepat dimana itu terpotong untuk menghentikan pendarahannya. Dan mengulurkan tangan kiriku pada luka itu, aku membayangkan gambaran cahaya penyembuh. Cahaya putih yang diciptakan di bawah telapak tanganku sangat samar-samar hingga titik dimana itu tidak dapat dilihat kecuali seseorang menyipitkan matanya. Tapi meski begitu, aku dengan sungguh-sungguh mendorong cahaya itu dan mencoba menutup luka itu. Tapiâ Cairan merah, Life Eugeo, terus mengalir dari bagian yang terpotong dan tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti. Tingkat prioritas dari art penyembuh itu benar-benar tidak cukup untuk tingkat luka seperti ini. Pikiranku mengerti tentang itu, namun tanganku bergerak tanpa henti dan aku berteriak. "Berhenti...Berhenti! Kenapa!!" Imajinasi menentukan semua yang ada di Underworld. Keajaiban apapun dapat diciptakan jika seseorang mengharapkan itu secara keras. Bukankah itu bagaimana itu seharusnya? Aku mengeluarkan semua jiwaku untuk berdoa, memohon, dan berharap. Tapi darah Eugeo masih menetes, setiap tetes demi tetes. Menulis kembali berdasarkan imajinasi hanya terbatas pada posisi objek dan penampilan luar, itu tidak dapat mengganti status angka seperti tingkat prioritas dan daya tahanâ Logika itu yang terlintas di bagian ujung kesadaranku, tapi aku menolak untuk mengakui hal itu. "Eugeo...Kembalilah padaku! Eugeo!!" Aku berteriak sekali lagi, lalu menahan pergelangan tangan kiriku dengan mulutku untuk persiapan menggigit pada itu. Aku mengetahui bahwa itu tidak mungkin akan cukup, tapi meski begitu, aku harus memberikan semua sumber energi yang dapat aku ciptakan sekarang. Bahkan jika itu berakhir dengan Life kita berdua berubah menjadi nol. Itu tepat ketika aku membenamkan gigiku pada bibirku untuk merobeknya keluar dengan dagingku.. Bisikan yang hampir tidak dapat didengar memanggil namaku. "......Kirito." Wajahku tersentak. Eugeo sedikit membuka kelopak matanya dan tersenyum. Wajahnya berwarna putih kebiruan, bahkan jauh lebih berwarna dibandingkan dengan cahaya bulan, warna benar-benar tidak ada pada mulutnya. Itu adalah bukti Lifenya masih menurun, tanpa perubahan. Tapi mata hijaunya masih sama seperti ketika kita pertama kali bertemu, menatapku sementara itu dipenuhi dengan cahaya lembut. "Eugeo...!" Aku berteriak dengan serak. "Tunggulah, aku akan menyembuhkanku sekarang! Aku tidak akan membiarkanmu mati...Aku pasti tidak akan membiarkanmu mati!" Aku mencoba menggigit pada pergelangan tangan kiriku sekali lagi. Tapi beberapa saat lebih cepat. Sebuah tangan kanan, dingin seperti es namun hangat seperti bermandikan sinar matahari, menutupi pergelangan tangan kiriku dan perlahan menahan itu. "Eu..." Aku melihat Eugeo menahan diriku sementara tersenyum padaku. Password<ref name="Password"> Perkataan rahasia</ref> yang saling bertukar diantara kita tidak terhitung jumlahnya di waktu dulu di akademi keluar dari mulut itu. "''Stay cool''...Kirito." "......!" Nafas dalam tertarik menuju dadaku yang bergetar. Aku mengajari Eugeo kata itu sebagai kata yang digunakan sebagai perpisahan. Tapi aku tidak mengajarinya agar mendengar itu dalam keadaan seperti ini...Di tempat seperti ini. Aku sangat yakin tentang itu. Bisikan Eugeo masuk ke telingaku sekali lagi sementara aku menggelengkan kepalaku tanpa henti. "Ini...Tidak apa-apa. Ini...tidak apa-apa, Kirito." "Apa yang kau katakan! Tentu saja ini sama sekali tidak baik!!" Senyuma Eugeo entah bagaimana senyumannya yang tersisa kelihatannya terpenuhi bahkan setelah mendengar teriakanku yang kira-kira seperti jeritan. "...Aku...Telah menyelesaikan, apa yang aku harus selesaikan...Di sini dimana...jalan kita, terpisah..." "Tidak itu tidak akan terpisah! Aku tidak akan menerima sesuatu seperti takdir!! Tidak mungkin aku akan menerima hal seperti itu!!" Seolah-olah menegurku yang membantah secara keras seperti anak kecil, dengan tangisan tercampur diantara perkataanku, Eugeo perlahan menggelengkan kepalanya. Bahkan gerakan kecil itu pasti mengambil usaha yang sangat besar, tapi partnerku tidak menunjukkan tanda-tanda meringis dan melanjutkan berbicara. "...Jika aku tidak, berakhir seperti ini...Kau dan aku, kelihatannya akan harus, bertarung... demi Alice, dalam jalan kita masing-masing. Aku...hendak mengembalikan ingatan Alice...Dan kau, untuk melindungi, jiwa Integrity Knight Alice..." Nafasku tertahan dalam sekejap. Itu adalah masa depan yang persis dengan yang aku takutkan jauh di dalam hatiku namun aku memlih untuk terus mengalihkan kesadaranku terhadap itu. Setelah semua pertarungan itu berakhir, akankah aku benar-benar dapat setuju dengan perbuatan mengembalikan «bagian ingatan» Alice Schuberg pada fluct light Knight Aliceâterdapat suatu keraguan. Aku tidak memiliki jawaban untuk itu, bahkan sampai sekarang. Aku mendorong keraguanku pada Eugeo dengan air mataku. "Lalu...Kita akan bertarung!! Kita akan menyembuhkan semua lukamu dan lalu bertarung!! Kau sudah lebih kuat dari diriku!! Jadi, bertarunglah denganku...Demi Alicemu...!" Tapi senyuman Eugeo yang jelas tetap tersisa. "Pedangku...sudah...rusak. Di samping itu...Kelemahanku...Telah membuat pemimpin tertinggi mendominasi hatiku...Dan mengarahkan pedangku pada dirimu, Kirito. Aku harus...menebus dosa...dari diriku..." "Itu bukanlah dosa! Kau tidak membuat dosa apapun!!" Menggenggam tangan kanan Eugeo sebagai balasannya dengan tangan kiriku, aku memaksakan keluar suara tangisanku. "Kau selalu bertarung dengan sangat hebat! Jika kau tidak berada di sini, kita tidak akan mengalahkan Chudelkin, atau sword golem, atau Administrator! Jadi, tolonglah, kau tidak perlu untuk menyalahkan dirimu sendiri lebih lama lagi, Eugeo!!" "......Benar-benar sekarang...Itu akan...sangat bagus......" Air mata besar terlihat dari mata Eugeo setelah perkataannya dan perlahan mengalir dengan tenang. "...Kirito. Aku selalu...iri terhadap dirimu. Kau lebih kuat dari semua orang...Dicintai oleh semua orang...Aku berpikir...Bahkan Alice akan...Itu memnbuatku takut...Tapi...Aku mengerti sekarang. Cinta...Bukanlah sesuatu yang dicari...Itu adalah sesuatu yang diberikan. Alice...mengajariku...hal itu..." Eugeo memotong kata-katanya dan mengangkat tangan kirinya. Telapak tangannya, sakit dan kelelahan dari pertarungan hebat, menggenggam kristal kecil. Prisma segi enam yang mengarahkan kedua ujungnya. Bagian ingatan Alice. Prisma transparan berkedip secara samar-samar saat itu bersentuhan dengan tangan kiriku. Cahaya putih itu menyelimuti dunia ini. Itu semua menghilang, baik itu lantai keras atau rasa sakit dari tangan kananku yang terpotong. Aliran lembut membawa jiwaku menuju suatu tempat yang jauh. Bahkan kesedihan dalam yang mengisi di dalam hatiku perlahan mencair di dalam cahaya hangat itu. Dan laluâ Pemandangan hijau yang terang terlintas di pandanganku, bergerak tinggi dari atas. Sinar matahari bersinar melewati pohon itu. Seolah-olah memuji cahaya matahari musim yang akhirnya berada di tempat ini, pohon kecil mencapai itu dengan semua bentuk kecilnya, bergemerisik oleh angin sepoi-sepoi. Burung kecil yang tidak diketahui terbang dari batang hitam, mengkilap menuju batang lainnya saat itu saling mengejar satu sama lain. "Ayolah, buat tangan itu bergerak, Kirito." Tiba-tiba namaku dipanggil, aku mengarahkan pandanganku kembali dari atas pohon. Gadis berambut pirang yang duduk di sampingku yang rambutnya berkilauan dengan indah di bawah sinar matahari yang bersinar melalui pohon. Setelah berkedip beberapa kali, aku mengangkat bahuku dan menjawab. "Bukankah kau sendiri sedang melihat keluarga kelinci lembut dengan mulutmu yang terbuka dengan lebar, Alice?" "Mulutku tidak terbuka dengan lebar!" Memalingkan wajahny dengan humph, gadis yang memakai pakaian dan pinafore biru dan putihâAlice Schubergâmengangkat apa yang berada di tangannya sebelum memegang itu di bawah sinar matahari. Sebuah sarung kulit yang dijahit secara hati-hati untuk pedang kecil. Permukaannya berkilauan setelah dipoles dengan kain dan minyak, dan itu memiliki gambar naga yang terjahit dengan benang putih murni. Naga yang entah mengapa kelihatan bersahabat itu hanya memiliki setengah ekornya yang terpotong, dengan jarum benang yang tergantung dari ujungnya. "Lihat, aku akan selesai dalam waktu beberapa saat lagi. Bagaimana denganmu?" Aku merendahkan pandanganku menuju pangkuanku seperti yang diperintahkan. Di tanganku terdapat pedang pendek yang diukir dari batang kayu oak platinum, jenis kayu terkuat kedua dapat ditemukan pada kayu jenis ini. Dengan metode memproses itu berasal dari kakek Garitta yang mengetahui hutan secara baik, aku telah membuat kayu ini, yang kuat seperti baja, sebuah bentuk mulai terlihat setelah menghabiskan dua bulan untuk membuatnya. Bilah pedangnya sudah selesai dan aku hanya membutuhkan sedikit waktu untuk memperindah gagangnya. "Aku lebih cepat darimu. Ini semua yang tersisa." Alice berbicara dengan senyuman cerah setelah mendengar jawabanku. "Maka teruskanlah lebih lama lagi dan segera selesaikan itu." "Baiklah." Setelah melihat ke atas melalui batang pohon sekali lagi menujukkan bawha Solus sudah melewati bagian tengah dari langit itu. Kita telah bekerja semenjak pagi hari di tempat rahasia ini, jadi aku rasa itu benar-benar lebih baik untuk segera kembali menuju desa. "Hei...Kita harus segera kembali dengan segera. Dia akan menyadarinya." Aku mengatakan seperti itu sementara menggelengkan kepalaku dan Alice merengutkan mulutnya seperti anak kecil. "Kita masih aman. Cukup sedikit lagi... Cukup sedikit lagi, oke?" "Kurasa tidak ada yang dapat diharapakan dari itu. Cukup sedikit lagi, kau mengerti?" Kita saling bertukar anggukan dan memfokuskan diri kita pada pekerjaan kita masing-masing untuk beberapa menit. "Aku selesai!" "Sudah selesai!" Kedua suara kita yang dikatakan secara bersamaan disertai dengan suara gemerisik dari langkah kaki yang berasal dari belakang. Aku mengayun itu sementara menyembunyikan apa yang ada di tanganku ke belakang punggungku secara panik. Berdiri di sana dengan ekspresi kosong adalah anak laki-laki dengan rambut kuning yang terlihat lembut dengan potongan keriting pendekâEugeo. Mata hijau Eugeo yang terang berkedip dan dia berbicara dengan suara yang dipenuhi dengan kecurigaan. "Aku berpikir dimana kalian berdua berada semenjak pagi ini, tapi kalian berdua berada di tempat seperti ini, huh. Cukup apa yang kalian berdua lakukan?" Alice dan aku menunduk, kepala kita merendah, saat kita saling bertukar pandangan. "Kucing yang keluar dari tasnya bukan?" "Karena itu aku memberitahumu seperti itu. Sekarang ini semua menjadi berantakan, huh." Alice mengambil pedang kayu yang baru saja selesai dari tanganku dan dengan cepat memasukkan ke dalam sarung pedang kulit dengan tangannya yang tersembunyi di belakang. Dan dengan lompatan menuju Eugeo, dia berteriak dengan senyuman yang sangat cerah seperti sinar matahari. "Seharusnya masih ada tiga hari lagi...Tapi Eugeo, selamat ulang tahun!!" Mata besar Eugeo berubah menjadi terbuka lebar pada saat melihat pedang kecil dari kayu oak platinum yang tersimpan di sarung dengan jahitan naga putih yang secara cepat diberikan padanya. "Eh...ini, untukku...? Sesuatu yang sangat hebat...?" Dengan bagian yang bagus diambil oleh Alice, aku menjelaskan dengan senyum masam. "Eugeo, kau mengatakan bahwa kau merusak pedang kayu yang diberikan ayahmu padamu, bukan? Jadi...Baiklah, ini mungkin akan kalah dengan pedang asli seperti kakak laki-lakimu, tapi ini jauh lebih baik dari semua pedang kayu yang dijual di toko!" Pada saat menerima pedang kayu dengan tangan gemetarnya, yang terulur, Eugeo membungkuk ke depan seolah-olah terkejut dengan bebannya dan kemudian, memperlihatkan senyuman lebar yang tidak kalah dari Alice. "Kau benar...Ini bahkan jauh lebih berat daripada pedang kakak laki-lakiku! Wow...Aku... Aku akan menyimpan ini. Terima kasih, kalian berdua, aku sangat senang...Ini adalah pertama kalinya hadiah ulang tahun membuatku sangat senang..." "H... hei, jangan menangis!" Aku berteriak dengan gugup, melihat sesuatu yang kecil bersinar pada ujung mata Eugeo. Aku tidak menangis, Eugeo mengusap wajahku dan melihat lurus ke arahku. Dan tersenyum sekali lagi. Senyuman itu tiba-tiba berubah menjadi cahaya yang berwarna. Secara tiba-tiba, rasa sakit menyesakkan bagian dadaku. Perasaan nostalgia yang kuat dan kehilangan melebihi apa yang dapat aku hadapi. Air matakau menetes tanpa henti dan mengalir di pipiku. Alice dan Eugeo yang berdiri di sampingku, juga, menangis dengan senyuman mereka masih adaâ Kita berbicara, secara bersamaan. "Kita...Kita bertiga pasti akan hidup melalui waktu yang sama." "Kita mungkin akan berpisah di sini...Tapi meski begitu, ingatan itu akan terus ada selamanya." "Itu akan...ada selamanya di dalam dirimu. Jadi, lihatlahâ" Dan pemandangan yang diselimuti sinar matahari yang bersinar melalui pohon itu menghilang dan aku sekali lagi di bawa kembali menuju lantai tertinggi dari Katedral Pusat. "Jadi, lihatlahâJangan menangis, Kirito." Kekuatan meninggalkan tangan Eugeo setelah bisikannya, tangan kanannya terjatuh ke lantai dan tangan kirinya, berada di dada. Prisma yang berada di dalam telapak tangannya juga berhenti berkedip juga. Pemandangan yang aku kenang kembali melalui kejadian di pikiranku adalah tanpa kesalahan merupakan kejadian dari ingatanku. Aku tidak dapat mengingat lebih dari satu kejadian itu, tapi meski begitu fakta bahwa Alice, Eugeo, dan aku hidup dari waktu muda bersama-sama dan juga sahabat terbaik, terhubung dengan ikatan yang tidak tergoyahkan, memenuhi tubuhku dengan kehangatan dan mengurangi rasa sakitku meskipun hanya sedikit. "Yeah...Ingatan itu semuanya berada di sini." Aku menekan jari dari tangan kiriku pada dadaku dan berbisik dengan tangisan. "Itu akan terus ada di sini selamanya." "Itu benar...Jadi, Kita adalah, sahabat terbaik, selamanya. Dimana kau berada...Kirito, dimana kau pergi..." Cahaya di matanya menghilang saat itu bergerak dan Eugeo memanggil namaku dengan senyuman masih terlihat di wajahnya. Aku mencondongkan diriku ke depan dan memeluk kepala Eugeo dengan tangan kiriku. Air mataku yang mengalir menetes pada Eugeo, satu demi satu. "Aku ada di sini, berada di sini." "Yeah..." Menatap di suatu tempat yang jauh, Eugeo memperlihatkan senyuman bahagia. "Aku melihatmu...Bersinar sangat terang, di kegelapan ini...Sama seperti bintang...Bintang di langit malam...Seperti yang aku lihat setiap malam, seorang diri...Di bawah Gigas Cedar...Bersinar sama seperti...Pedangmu......Kirito......" Perlahan kehilangan cahayanya, suara Eugeo perlahan menggetarkan jiwaku. "Seperti itu...Kirito, pedang hitammu......«Night Sky Sword»......Akan menjadi nama yang bagus. Bagaiamana menurutmu......?" "Yeah...Terdengar bagus. Terima kasih, Eugeo." Aku memeluk sahabatku dengan erat saat dia perlahan menjadi lebih ringan. Kata-kata terakhirnya berdesir melalui pikiran kita yang terhubung seperti air yang terjatuh pada permukaan air. "Selimutilah......Dunia kecil ini......dengan lembut...seperti......langit malam......" Air mata yang terang terlihat di kelopak matanya menghilang sebagai titik cahaya. Dengan sedikit beratnya tersandar di tanganku, kelopak mata Eugeo perlahan tertutup.
Summary:
Please note that all contributions to Baka-Tsuki are considered to be released under the TLG Translation Common Agreement v.0.4.1 (see
Baka-Tsuki:Copyrights
for details). If you do not want your writing to be edited mercilessly and redistributed at will, then do not submit it here.
You are also promising us that you wrote this yourself, or copied it from a public domain or similar free resource.
Do not submit copyrighted work without permission!
To protect the wiki against automated edit spam, please solve the following captcha:
Cancel
Editing help
(opens in new window)
Navigation menu
Personal tools
English
Not logged in
Talk
Contributions
Create account
Log in
Namespaces
Page
Discussion
English
Views
Read
Edit
View history
More
Search
Navigation
Charter of Guidance
Project Presentation
Recent Changes
Categories
Quick Links
About Baka-Tsuki
Getting Started
Rules & Guidelines
IRC: #Baka-Tsuki
Discord server
Annex
MAIN PROJECTS
Alternative Languages
Teaser Projects
Web Novel Projects
Audio Novel Project
Network
Forum
Facebook
Twitter
IRC: #Baka-Tsuki
Discord
Youtube
Completed Series
Baka to test to shoukanjuu
Chrome Shelled Regios
Clash of Hexennacht
Cube Ă Cursed Ă Curious
Fate/Zero
Hello, Hello and Hello
Hikaru ga Chikyuu ni Itakoro......
Kamisama no Memochou
Kamisu Reina Series
Leviathan of the Covenant
Magika no Kenshi to Basileus
Masou Gakuen HxH
Maou na Ore to Fushihime no Yubiwa
Owari no Chronicle
Seirei Tsukai no Blade Dance
Silver Cross and Draculea
A Simple Survey
Ultimate Antihero
The Zashiki Warashi of Intellectual Village
One-shots
Amaryllis in the Ice Country
(The) Circumstances Leading to Waltraute's Marriage
Gekkou
Iris on Rainy Days
Mimizuku to Yoru no Ou
Tabi ni Deyou, Horobiyuku Sekai no Hate Made
Tada, Sore Dake de Yokattan Desu
The World God Only Knows
Tosho Meikyuu
Up-to-Date (Within 1 Volume)
Heavy Object
Hyouka
I'm a High School Boy and a Bestselling Light Novel author, strangled by my female classmate who is my junior and a voice actress
The Unexplored Summon://Blood-Sign
Toaru Majutsu no Index: Genesis Testament
Regularly Updated
City Series
Kyoukai Senjou no Horizon
Visual Novels
Anniversary no Kuni no Alice
Fate/Stay Night
Tomoyo After
White Album 2
Original Light Novels
Ancient Magic Arc
Dantega
Daybreak on Hyperion
The Longing Of Shiina Ryo
Mother of Learning
The Devil's Spice
Tools
What links here
Related changes
Special pages
Page information