Tate no Yuusha Jilid 4 LN Bab 3 (Indonesia)

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 3 - Tyrant Dragon Rex[edit]

"Oh... Oh..."


Seekor dinosaurus besar muncul di langit. Aku nggak menyebutnya seekor naga secara sengaja karena monster itu tampak sama persis seperti seekor dinosaurus.


Lebih spesifiknya, itu tampak seperti seekor Tyrannosaurus Rex yang lebih besar, tapi lebih menakutkan dan mengerikan.


Itu nggak seperti seekor monster biasa yang ada di hutan. Itu adalah seekor dinosaurus. Retakan muncul di langit diatas kami, dan binatang buas besar itu turun menimpa kediaman.


"Ha, ha, ha! Puja Dewa!"


Kediaman itu runtuh karena bobot dinosaurus itu. Lalu, dengan kegilaan masih dimatanya, si bangsawan langsung terinjak oleh kaki binatang buas yang melangkah maju.


Dia betul-betul gila sampai akhir. Dan dia melakukan hal gila sampai akhir. Gimana caranya kami mengalahkan seekor monster sebesar itu?


"Kita akan kabur bersama! Filo, kau mengerti?!"


"Ya!"


Filo berlari ke pintu masuk taman, dan menjemput Nice Guy dan Keel sebelum melarikan diri.


Raphtalia, Melty, dan aku berlari secara serempak. Kami menuju ke pintu keluar.


Tate No Yuusha Vol 4 (6).jpg


"GYAOOOOOOOOO!"


Dinosaurus itu meraung dan mulai menghancurkan apa yang tersisa dari kediaman itu.


"Aku datang ke sebuah dunia baru dan harus menghadapi DINOSAURUS?!"


Kupikir nggak ada monster seperti itu disini.


Tapi kalau dipikir-pikir lagi, ada naga disini. Jadi kurasa dinosaurus nggak akan aneh lagi.


Gimanapun juga, naga dan dinosaurus berada dalam kategori yang sangat mirip.


"Kenapa dia memanggil sesuatu seperti itu cuma untuk membunuh Naofumi?!"


"Si bodoh itu. Dia sama sekali nggak memikirkan semua ini."


Apa dia mau melihat seluruh kota miliknya dihancurkan cuma untuk membunuh satu orang saja?


Jadi dia lebih memilih melihat aku mati daripada menyelamatkan dirinya sendiri? Apa baut di otaknya udah copot? Seberapa besar dia membenciku?


"Cepat! Kalau kau nggak bergegas, dia akan menyusul kita!"


Raphtalia benar.


"Filo."


"Apa?"


"Bisakah kau membuat dirimu cukup besar agar kami semua bisa menunggangimu?"


"Naofumi! Jangan meminta hal yang mustahil!"


"Nggak juga. Kurasa Filo bisa melakukannya."


"Benarkah? Bisakah kamu melakukannya, Filo?"


"Ya... Filo mungkin bisa melakukannya."


Filo, dengan Nice Guy dan Keel di punggungnya, berlari kearah kami.


"Um... Aku gak bisa... Aku gak bisa lebih besar dari ini."


"Sialan!"


Kurasa aku sudah menduganya.


"Gimana kalau kau lebih besar?"


"Entahlah."


Bukankah Filo masih tumbuh?


"Lihat, itu nggak mustahil?"


"Apa menurutmu dia bisa?"


"GYAOOOOOOO!"


Melty berbalik untuk melihat monster itu lalu menatapku lagi. Dia mengangguk.


Kudengar bahwa para dinosaurus suka target yang bergerak... Kami lari, tapi itu cuma menarik perhatiannya. Sekarang dinosaurus itu mengejar kami.


Kami nggak punya waktu untuk duduk dan mengobrol. Kami hendak menjadi makanan dinosaurus.


Dengan monster sebesar itu mengejar kami, itu terasa seperti kami sedang dilanda gempa bumi. Tanahnya berguncang akibat langkah kaki dinosaurus itu.


Aku mulai paham kenapa orang-orang selalu jatuh dalam film saat adegan dikejar-kejar seperti ini.


Cukup sulit untuk berlari. Aku merasa seperti aku kehilangan pijakanku. Dan kalau kami jatuh, maka tamatlah sudah.


Puing-puing dari kediaman yang hancur berhamburan di jalan, yang mana memperlambat gerakan si dinosaurus. Tapi setelah kami melewati puing-puing itu. Filo satu-satunya yang punya kesempatan untuk mengalahkan kecepatan mahluk itu.


"Apa yang harus kita lakukan? Bertarung?"


"Disini? Ditengah kota? Pikirkan tentang kerusakan yang akan kita sebabkan!"


"Itu benar, tapi...."


Sangat diragukan kami bisa menang. Tapi aku juga tau kalau kami nggak punya peluang kabur.


"Baiklah kalau begitu, kita lari, dan pancing monster itu mengejar kita. Setelah kita sampai di suatu tempat dimana kita bisa bertarung tanpa membahayakan orang lain, kita akan bertarung."


Kami meninggalkan area kediaman dan sampai dijalanan yang dipenuhi dengan pejalan kaki yang panik.


Aku bisa membayangkan berita utama sekarang: "Iblis Perisai menghancurkan kota, menyebabkan kekacauan."


Sialan! Ini adalah bukti! Aku harus memastikan bahwa Ren dan Itsuki gak ada di sekitar sini.


Dinosaurus itu mengendus-endus untuk mencari dimana mangsanya menghilang. Ini terasa janggal. Disana, aku melihat tanda dari namanya: Tyrant Dragon Rex. Sesuatu di dada dinosaurus itu mulai bersinar. Disaat yang sama, perut Filo juga bersinar.


"Um... Filo?"


"Apa?"


"Dinosaurus itu menatap kita, dan kurasa itu ada hubungannya dengan perutku yang bersinar."


"Hmm... Yah, kau tau? Tokek besar itu ingin memakan aku!"


"Baiklah, Filo, kau larilah! Pancing monster itu keluar kota!"


"Apa? Naofumi? Apa kau akan meninggalkan Filo?"


"Tidak. Aku ingin dia memancing monster itu ke suatu tempat yang jauh dari warga lalu kembali!"


"Tapi monster itu mengejar Filo, jadi kurasa monster itu gak akan begitu saja melepaskan dia!"


"....Kau benar."


Kurasa Filo cukup cepat untuk melakukannya, tapi aku nggak boleh menggunakan dia sebagai umpan.


"Gak mau! Aku mau bersamamu, Master!"


"Tuan Naofumi, kamu gak boleh menyuruh dia kayak gitu."


"Aku tau, tapi..."


"Pasti sangat sulit menjadi Pahlawan Perisai."


Si Nice Guy bergumam seolah nggak ada apa-apa.


"Tetap saja, monster itu mengejar Filo. Kita harus memancing dia keluar kota, lalu melawan dan mengalahkannya."


Kalau kami bertarung di tengah kota, kerusakannya akan sangat besar.


Pintu keluar terdekat... sebenarnya nggak terlalu jauh. Dan Fiko bisa melompati dinding.


"Baiklah, jadi kami akan memancing monster itu keluar kota untuk mengamankan warga sipil. Apa yang akan kau lakukan? Kita mungkin harus berpencar."


Aku menanyai Nice Guy dan Melty.


Keel masih pinsan, jadi nggak perlu menanyai apa yang dia inginkan. Kurasa kami gak bisa membawa dia bersama kami juga.


"Aku akan lari bersama anak ini... tapi pertama-tama aku ingin membantu evakuasi kota."


"Bisakah kau melakukan itu?"


"Para demi-human dari kotaku ada disini, jadi kutasa kami bisa melakukannya bersama-sama."


Nice Guy turun dari Filo.


Aku merasa seperti kami meninggalkanmu disini. Kuharap kami nggak begitu."


"Tidak, tidak begitu. Semua ini terjadi karena aku melibatkanmu, Pahlawan Perisai. Jangan khawatir soal itu."


"Baiklah kalau begitu. Melty, apa yang akan kau lakukan?"


"Sudah jelas aku akan ikut bersamamu."


Saat di rumahnya Nice Guy, dia berpikir bahwa dia bisa kembali ke ayahnya dan meluruskan semuanya, tapi setelah nyawanya terancam bahaya oleh bangsawan gila itu, masuk akal bagi dia untuk tetap bersama kami. Mempercayakan dirinya sendiri pada seorang bangsawan yang gak punya wewenang hanya akan menempatkan dia dalam bahaya yang lebih besar daripada bersama kami. Jadi nggak ada yang berubah.


"Sepertinya sudah ditetapkan."


"Ugh..."


Keel mengerang, dan matanya terbuka. Mungkin dia masih belum sepenuhnya sadar. Matanya nampak sulit fokus.


Dia mengulurkan tangannya pada Raphtalia.


"Keel. Sesuatu yang sangat mengerikan sedang terjadi. Tapi kami akan mengurusnya—jadi kau harus tetap hidup."


"Raphtalia... Tidak... Jangan pergi..."


"Keel, semuanya akan baik-baik saja. Aku harus melakukan apa yang aku bisa. Aku akan mendapatkan kembali bendera kita, Keel. Tunggulah aku!"


Dia melepas gelang yang aku buat untuk dia dan memasangnya di tangan Keel.


"Ayo pergi, Tuan Naofumi. Kita harus menyelesaikan ini sebelum orang lain terluka."


"Ya... Tapi apa kamu yakin kamu mau memberikan gelang itu pada dia?"


"Seharusnya aku menanyaimu terlebih dulu. Aku minta maaf."


"Nggak perlu. Itu milikmu. Lakukan apapun yang kamu mau."


Raphtalia pasti bermaksud menandakan bahwa dia membuat janji pada Keel. Jika begitu, aku nggak akan ikut campur dan merusaknya.


"Keel! Selamat tinggal!"


"Tapi... tapi, Raphtalia!"


"GYAOOOOOOOOOOO!"


Raungan Tyrant Dragon Rex begitu kuat hingga membuat kepalaku berdengung.


"Ayo pergi!"


"Oke!"


"Roger!"


Kami segera mengerjakan tugas kami.


Seolah untuk memecah keheningan, dinosaurus itu berlari kearah kami.


Aku nggak bisa melihat kemana perginya si Nice Guy.


Kami naik ke punggung Filo dan mulai berlari. Kami meluncur dikota dan melompati dinding untuk melarikan diri.


"GYAOOOOO!"


Si Tyrant Dragon Rex tepat dibelakang kami. Dia mengejar sambil menjebol dinding kota.


Kami lari melintasi padang rumput yang bermandikan sinar rembulan. Kota di belakang kami mengepulkan asap.


Ini bukanlah salahku. Aku nggak mau disalahkan atas ini.


"Hal bagusnya adalah dia terus mengejar Filo."


"Ya."


"Naofumi! Kalau kita nggak bergegas, dia akan menyusul kita!"


"Aku tau! Filo, nggak bisakah kau lebih cepat lagi!"


Kami harus menjauh sejauh mungkin dari kota.


Bahkan jika kami bertarung untuk mengalahkan dia, kalau dia lari ke kota lain maka korbannya akan semakin buruk.


Jadi kami lari, dinosaurus itu mengikuti kami.


"Apa kita sudah cukup jauh?"


Kotanya terlihat jauh sekarang. Apa jarak segini sudah cukup?


"Lebih baik kita segera mulai bertarung. Apa kalian sudah siap?"


"Ya. Aku siap."


"Kalau aku terus bersama kalian rasanya hidupku nggak akan lama!"


"Filo, apa kau siap?"


"Ya! Aku akan berjuang!"


"Sekarang."


Saat aku berteriak, Filo berhenti berlari dan berputar untuk menghadap monster itu.


Tyrant Dragon Rex terus mengejar kami, mengguncang tanah dengan masing-masing langkahnya.


Uap nafas berwarna putih mengepul dari mulutnya, dan giginya meneteskan air liur.


Kalau dia menggigitku, mustahil aku bisa selamat.


...Bukannya aku akan membiarkan hal itu terjadi sih. Kami turun dari punggung Filo dan bersiap bertarung.


"GYAOOOOOOOO!"


Monster itu nggak melambat sama sekali. Dia terus berlari kearah kami sambil merendahkan kepalanya untuk menyerang.


"Jangan harap aku akan diam saja! Air Strike Shield!"


Tyrant Dragon Rex berlari kearahku lalu perisai terwujud di depannya.


Sesuatu tentang ini mengingatkan aku pada cara kami melawan Dragon Zombie. Kami melakukannya sendir saat itu—jadi harusnya kali ini akan baik-baik saja juga... kan?


Dengan bunyi retakan yang menggema, monster itu menggigit Air Strike Shield milikku. Perisai itu hancur dan jatuh.... Tapi dengan melakukan itu, monster itu membuka celah bagi kami untuk menyerang.


"Hiya!"


Filo menyerbu.


Dia melakukan tendangan yang kuat pada rahang dinosaurus itu.


Tapi dia memakai cakar besi sekarang, jadi serangannya lebih kuat daripada saat kami melawan Dragon Zombie.


Tetap saja, tendangan itu kelihatan gak berpengaruh pada dinosaurus itu gak seperti saat melawan Dragon Zombie. Dinosaurus itu nggak kelihatan ragu-ragu.


"Ugh! Keras banget!"


"Jangan lengah!"


Saat Filo melawan Dragon Zombie, dia lengah sesaat, dan naga itu menelan dia. Beruntungnya naga itu gak punya gigi, dan organnya sudah membusuk. Kalau itu terulang lagi, apa yang akan terjadi kali ini?


"Ya!"


Setelah menendang rahang monster itu, dia segera melompat mundur, menjaga jarak sebelum menyerbu ke depan dalam sekejap dan menendang perut monster itu.


Dia bertindak seperti seorang petarung handal sekarang.


"Zweite Aqua Slash!"


Melty menembakkan sihir pada Tyrant Dragon Rex.


Itu adalah pedang air yang tajam.


"Rasakan ini!"


Raphtalia ikut serta, dan dia menusukkan pedang sihirnya pada monster itu.


Semua serangan mereka menghasilkan suara yang bertautan yang memuaskan, tapi monster itu sangat besar.... Nggak satupun dari mereka yang bisa menjatuhkan monster itu.


"Master! Pijakan!"


"Dimengerti! Air Strike Shield! Second Shield!"


Dia perisai sihir yang berbeda muncul di depan si dinosaurus.


Air Strike Shield milikky akan bertahan selama 15 detik. Sejujurnya itu tidaklah lama. Tapi Filo sangat cepat...


"Hiya! Hoo! Hop!"


Dia melompat dari perisai ke perisai, menghantamkan tendangan kuat disetiap lompatan.


"GYAOOOOOOOOOO!"


Akhirnya goyah, Tyrant Dragon Rex mengeluarkan lolongan marah dan mulai memukul-mukulkan kepala dan ekornya dengan ganas. Filo melompat menjauh sebelum serangan monster itu berhasil mengenai dia.


Raphtalia yang berada dalam bahaya.


Aku berlari ke depan dan memblokir ekor yang diayunkan sebelum menghantam Raphtalia.


"Ugh...."


"Tuan Naofumi!"


Berat sekali. Aku busa menahannya sekarang, tapi kalau ekornya saja sekuat ini, maka aku gak mungkin selamat kalau sampai tergigit rahangnya.


Ini buruk.


Monster itu sangat besar tapi cukup lambat hingga kami bisa bertahan. Tetap saja, nggak satupun serangan kami yang cukup kuat untuk menjatuhkan dinosaurus itu.


Filo mendaratkan tendangan telak, tapi kalau dia nggak cukup kuat untuk menjatuhkan dinosaurus itu, maka Raphtalia juga nggak akan bisa melakukannya.


Sihir Melty juga nggak betul-betul kuat. Dia mengeluarkan sihir untuk membantu Filo, tapi sihirnya nggak cukup kuat untuk menghasilkan banyak damage.


Kalau ini adalah sebuah game, ini akan jadi semacam pertarungan dimana kau hanya perlu bertahan sampai waktu yang ditentukan habis... sayangnya ini bukanlah sebuah game.


Kalau kami mengetahui kelemahannya, dinosaurus itu akan lari. Tentu, itu akan bagus untuk kami, namun kami harus mengkhawatirkan kemana dia lari. Gak diragukan lagi dia pasti lari ke sebuah kota yang penuh dengan orang.


Selain itu—aku menyadari ini saat aku memblokir kibasan ekornya—monster itu memiliki kekuatan serangan yang sangat besar. Aku mungkin satu-satunya orang yang memiliki tingkat pertahanan yang cukup tinggi untuk selamat dari serangannya.


Aku mungkin harus mengandalkan Shield of Rage. Perisai itu cukup kuat untuk memblokir serangan monster itu, ditambah punya serangan balik.


Shield of Rage adalah perisai terkuat yang kumiliki, tapi itu sangat berbahaya.


Perisai itu terbentuk dari kebencian yang kumiliki terhadap dunia ini. Pertama kali aku menggunakannya adalah dalam pertempuran melawan Dragon Zombie setelah naga itu memakan Filo.


Saat aku menggunakannya, amarah menguasai tubuhku, dan aku menjadi ganas. Karena itulah, aku secara gak sengaja mengutuk Raphtalia yang berusaha menolongku.


Itu adalah perisai yang memberiku banyak kekuatan namun meminta sesuatu sebagai bayaran. Itu bukanlah sesuatu yang bisa kugunakan seenaknya.


Tapi memang betul juga bahwa ada saat-saat dimana kalau aku nggak menggunakannya, kami bisa saja mati.


"Nggak apa-apa."


"Kalau begitu aku maju."


"Hati-hati!"


"Baik!"


Raphtalia mengacungkan pedangnya dan berlari kearah Tyrant Dragon Rex.


Tapi serangannya nggak kelihatan sangat efektif.


Filo bertarung dengan baik, tapi dia nggak bisa terus seperti itu untuk waktu yang lama. Gimanapun juga staminanya ada batasnya.


Aku gak tau berapa banyak stamina yang dimiliki Tyrant Dragon Rex, tapi sudah pasti bisa diasumsikan staminanya lebih banyak daripada stamina kami.


Kalau kami terus bertarung seperti ini, ini gak akan berakhir mulus.


Tapi apa kami punya pilihan lain?


Setelah aku mendapatkan Dragon Zombie Core, Shield of Rage semakin kuat. Karena itulah dan karena Filo juga memakan Dragon Zombie Core, setiap kali aku menggunakan Shield of Rage, Filo jadi liar.


Apa resiko ini sepadan?


"Naofumi!"


"Apa?"


Melty berteriak padaku dari barisan belakang.


Apa dia bisa melihat sesuatu dari titik pandangnya di belakang?


"Sesuatu yang aneh sedang terjadi!"


"Huh?"


Aku melihat sekeliling untuk mencari apa yang dia bicarakan.


Dari kejauhan aku mendengar semacam teriakan binatang.


Apa itu?


Area itu mulai dipenuhi dengan cahaya-cahaya kecil yang melayang, seperti kunang-kunang.


"Huh?"


Filo menggunakan sayapnya untuk memegang kepalanya, seperti dia sedang berkonsentrasi.


"Apa itu?"


"Aku bisa mendengar seseorang berbicara. Mereka bilang kalau mereka akan segera tiba disini, jadi kita harus menunggu."


"Siapa yang bilang begitu?"


"Aku gak tau!"


Apa yang terjadi? Kami sedang ditengah-tengah pertarungan disini!


Tyrant Dragon Rex tampak juga merasakan bahwa sesuatu sedang terjadi. Dinosaurus itu mengangkat kepalanya dan melihat sekeliling.


"Naofumi."


"Apa?"


"Ada semacam medan kekuatan."


"Medan kekuatan?"


"Ya. Apa kau nggak bisa melihatnya? Itu seperti kabut di atas kita."


Aku mencoba melihat ke kejauhan, tapi awannya tebal, dan aku nggak bisa melihat sangat jauh.


"Sepertinya itu sebuah medan kekuatan yang sangat kuat."


"Apa itu?"


"Aku pernah mendengar tentang sebuah hutan misterius. Ada legenda tentang itu. Aku mendengar bahwa senjata-senjata tua dari para Pahlawan jaman dahulu tertidur disana, dan itu dilindungi oleh suatu medan kekuatan untuk menjuahkan orang-orang."


"Kedengarannya seperti kau tau semua tentang itu."


"Bunda menyukai legenda, dan beliau mengajakku untuk melihat hutan misterius itu. Medan kekuatan tampak sama persis dengan ini."


Apa maksudnya itu? Apa itu artinya bahwa kami nggak akan bisa kabur meskipun kami mencobanya?


"Saat kau mencoba melewatinya, medan kekuatan itu membawamu kembali dimana kau memulai. Kurasa seseorang telah memberi suatu medan kekuatan pada kita."


Seseorang menjebak kami? Itu sama sekali gak kedengaran bagus.


Aku membayangkan bahwa Lonte atau Sampah telah menyewa seorang pembunuh untuk melakukan ini pada kami. Aku membayangkan mereka bersantai-santai dan memperhatikan kami untuk memastikan kami tewas di tangan Tyrant Dragon Rex.


Yang mana itu artinya: gak ada jalan keluar.


Aku melihat sekeliling. Rerumputan dan pepohonan dipenuhi dengan cahaya-cahaya aneh.


Apa-apaan yang sedang terjadi?


Tiba-tiba kawanan Filolial dalam jumlah yang banyak muncul dan berlari kearah kami.


Seluruh bidang pandang dipenuhi para Filolial. Ini berubah menjadi pengalaman yang membawa trauma.


"Wow... para Filolial!"


Mata Melty berkilauan. Dia kelihatan sangat gembira.


Kenapa dia sampe segitunya menyukai para Filolial?! Terserahlah—ini bukan saatnya untuk menyenangkan hobinya.


"GYAOOOOOOOOO!"


Dinosaurus itu meraung marah pada perkembangan bayi ini. Lalu dia merendahkan kepalanya untuk menyerang.


Sialan... Kamu gak punya pilihan.


Aku bersiap mengganti perisaiku menjadi Shield of Rage.


"Jangan."


Tanganku yang ada perisainya tersentak ke belakang, menerima rasa sakit yang tajam.


Aku menunduk dan melihat bahwa perisai itu bersinar.


Aku masih bisa mengubah perisai kalau aku mau.


Aku mencobanya lagi, untuk beralih ke Shield of Rage.


Tapi....


—Karena adanya gangguan, kau tidak bisa mengganti senjata


Sebuah ikon muncul di bidang pandangku, dan aku nggak lagi bisa mengubah perisai.


Juga ada sebuah jam kecil menampilkan sisa waktu sebelum aku bisa melakukan pergantian. Aku mungkin bisa mengubah perisai lagi saat perhitungan waktunya habis.


"Siapa itu?!"


Sebuah suara yang gak pernah kudengar sebelumnya telah menyela dan mencegahku mengubah perisai.


Kenapa juga mereka menghentikan aku? Apa yang mereka mau?


"Kau akan baik-baik saja. Tunggu saja. Kau tidak perlu menggunakan kekuatan itu."


"Sialan...."


"Hiya!"


Filo meluncur dan mendaratkan tendangan kuat pada rahang dinosaurus sebelum mendatar dengan cekatan di rumput dan meluncur lagi, mengambil aku dan Raphtalia, dan membawa kami kembali ke tempat Melty.


"Apa yang terjadi?"


"Mereka bilang suruh mundur."


Aku gak mendengar itu. Atau apa yang dia maksudkan adalah suara aneh itu?


Kami sepenuhnya dikepung oleh para Filolial. Jumlahnya terlalu banyak untuk di hitung.


Mata mereka menyala dalam kegelapan. Jumlah mereka nggak bisa dipercaya.


Apa yang terjadi?


Satu-satunya pemikiranku adalah bahwa mereka sepertinya mencoba menjebak monster itu. Mungkinkah mereka membentuk kawanan besar untuk memburu monster raksasa?


Atau mungkin mereka mencoba mengajak Filo bergabung pada kelompok mereka?


Kawanan Filolial itu berpencar mengepung dinosaurus itu m itu seperti Laut Merah yang terbelah.


"Gah!"


Salah satu Filolial keluar dari kelompok itu dan mulai berjalan kearah kami.


Filolial itu tampak mirip Filo saat dia dalam wujud Filolial "normal", tapi yang ini berwarna biru terang.


Tingginya sekitar 2 meter, dan tampak sangat mirip dengan seekor burung unta besar.


Tapi Filolial itu tampak... lebih lembut daripada para Filolial lain. Seolah bulu-bulunya lebih halus. Filolial itu juga memiliki sehelai bulu yang berdiri secara vertikal dari ujung kepalanya.


Kebanyakan Filolial berwarna merah muda, tapi yang ini berwarna biru terang. Memang masih ada bagian yang berwarna putih, tapi kebanyakan berwarna biru.


Filolial itu menarik sebuah kereta yang megah, dan sebuah batu permata ada di bagian tengahnya. Permata itu mengingatkan aku pada permata yang pernah kulihat sebelumnya.... tapi aku nggak bisa mengingat dimana aku melihatnya.


Aku menatap perisaiku. Lalu aku sadar... Bentuknya sama persis dengan permata yang ada di tengah perisaiku.


"Hei! Itu adalah Filolial yang sebelumnya!"


"Kau tau Filolial itu?"


"Ya. Aku bertemu dia sebelum aku bertemu kalian."


"Benarkah?"


Dia memiliki perasaan wewenang tentang dia. Dia jelas-jelas merupakan pemimpin dari kawanan itu.


Dan dia nggak kelihatan memiliki kecerdasan yang rendah seperti seekor Filolial pada umumnya.


Si Tyrant Dragon Rex nampaknya menyadari hal ini juga. Monster itu nampak waspada.


Dinosaurus itu nampak siap menyerang kapan saja, tapi menahan diri untuk melihat apa yang akan dilakukan Filolial biru itu.


"Wow! Kereta yang keren banget! Aku iri...."


Mata Filo berkilauan saat dia menatap kereta itu.


Aku gak suka itu. Hal terakhir yang kuinginkan adalah untuk parade keliling seperti uang baru. Selain itu, aku bisa membayangkan apa yang akan dikatakan masyarakat kalau mereka melihatku di kereta macam itu.


"Gah!"


Filolial biru itu melempaskan tali kekangnya sendiri dan melangkah maju. Filolial lain mengikuti di belakang dia dan memindahkan keretanya.


"Apa yang terjadi?"


"Gweeeeeeeeeeeh!"


Filolial biru itu mengeluarkan teriakan panjang. Semua daun di pepohonan dan rerumputan mulai bersinar hijau terang, dan angin kencang berhembus.


Apa yang terjadi?


Filolial biru itu mulai bersinar. Dia membesar menjadi siluet hitam besar.


Dia besar...


Siluet itu besar dan menggembung. Dia berubah wujud, tapi dia bisa tumbuh jauh lebih besar daripada yang Filo bisa.


Saat dia pertama kali mendekati kami, tingginya sekitar 2 meter, tapi sekarang dia tumbuh setidaknya 6 meter.


Dia terus tumbuh sampai berukuran sama besar dengan Tyrant Dragon Rex. Lalu berhenti tumbuh.


"Wow! Dia besar sekali!"


Melty gak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Dia bergumam sendiri seperti anak kecil yang terkagum.


Dibandingkan dengan para Filolial merah muda dan putih dibawahnya, Filolial Queen ini berwarna biru terang.


Perbedaan besarnya adalah bulu vertikal yang berdiri di kepalanya.


"Maaf sudah membuatmu menunggu, Pahlawan Perisai. Dan kau juga, gadis kecil yang menyukai para Filolial."


Filolial Queen itu menyapa kami lalu mengarahkan tatapan pada Tyrant Dragon Rex. Suaranya terdengar sangat mirip dengan suara Filo tapi agak dalam.


"Dia bicara!"


"Filo juga bicara."


"Aku tau itu!"


"Woooooow! Dia begitu besar!"


"Uh.... Uh....."


Aku berdiri diam tenganga, saat Filolial Queen raksasa itu melangkah kearah Tyrant Dragon Rex.


Tate No Yuusha Vol 4 (7).jpg


"Sepertinya Dragon King Fragment telah membuatmu sedikit menggembung. Kurasa Dragon King Fragment tidak cocok denganmu. Itu sebabnya kau begitu besar. Kau mungkin besar, tapi kau gak jauh beda dengan monster pada umumnya."


Filolial Queen raksasa itu berbicara pada si dinosaurus.


"Kalau kau berikan pecahan itu padaku sekarang, aku akan membiarkanmu hidup. Serahkan dan pergilah."


Si Tyrant Dragon Rex merendahkan kepalanya dan meraung sebagai balasannya.


Berupaya untuk menyerang si Filolial Queen menggunakan rahangnya, dia berlari ke depan.


"Apa boleh buat kalau begitu...."


Filolial Queen raksasa itu mengangkat kakinya dan menendang si dinosaurus.


Tapi dia tampaknya menahan diri, karena dia nggak mengerahkan banyak kekuatan pada tendangan itu.


Meski demikian, saat tendangan itu kena, si Tyrant Dragon Rex terlempar seperti bola.


Si Tyrant Dragon Rex menghantam tanah dan kemudian berdiri sambil gemetaran.


Lalu si dinosaurus segera berbalik dan berupaya mengayunkan ekornya yang kuat pada si Filolial.


"Lemah."


Filolial itu mengangkat satu sayapnya untuk menangkis ekor itu dengan mudag. Si Tyrant Dragon Rex meraung marah, menunjukkan giginya dan menyerbu kearah Filolial Queen.


"Hiya!"


Si Filolial Queen mundur dan menendang rahang dinosaurus itu kuat-kuat.


Terlempar sambil berputar kebelakang seperti boneka yang rusak, si dinosaurus menghantam tanah.


Dalam sekejap, Filolial itu berada disampingnya, menendang badannya. Si dinosaurus terlempar ke udara.


Dinosaurus itu masih di udara!


"Hiya! Hiya! Hiya!"


Tanpa menyentuh tanah, Filolial itu melakukan serangkaian tendangan yang membuat mereka tetap berada di udara. Dia sangat cepat.


Apa-apaan itu?! Aku menganggap diriku sendiri sebagai seorang gamer berpengalaman, tapi aku nggak pernah melihat kombo yang seperti itu.


Itu seperti sebuah game fighting. Itu seperti sebuah kombo udara. Sebuah perhitungan yang mengindikasikan jumlah serangan yang berhasil muncul didepan mataku. Diakhir serangan terbaca 35 HIT!


Perbedaan kekuatannya sangat jelas—luar biasa.


Dengan serangan terakhir, dinosaurus itu terlempar ke bawah. Kombonya selesai. Dinosaurus itu berdiri dengan kaki gemetaran.


Segera setelahnya, sebuah segel magis muncul di udara.


"Apa dia akan mengeluarkan sihir?"


Si Filolial Queen bersiap.


Lalu dinosaurus itu membungkuk ke depan. Kupikir dia akan mengeluarkan sebuah sihir, tapi malah membuka mulutnya—dan kobaran api besar keluar dari mulutnya.


Whoa. Aku bisa merasakan panas di kulitku.


Kalau aku kena serangan semacam itu, kurasa bahkan Shield of Rage nggak akan bisa menahannya.


Tyrant Dragon Rex berlari kearah si Filolial dan menyemburkan api. Nggak peduli seberapa besarnya dia, kalau api itu mengenai dia, dia akan terpanggang hidup-hidup.


"Cuma segitu?"


Filolial itu mengangkat sayapnya, atau kupikir dia melakukannya, dan menghentikan api itu tanpa berkedip.


Apa-apaan ini? Apa ini semacam pertarungan monster? Kami berdiri di medan pertarungan dan menonton, namun nggak berkontribusi apapun.


"Kita akhiri saja ini."


Si Filolial mengangkat kedua sayapnya dan menyilangkannya didepannya.


Aku pernah melihat sesuatu seperti itu sebelumnya.


Saat aku memikirkan hal itu, Filolial Queen raksasa itu terlihat buram sebelum muncul dibelakang si dinosaurus.


Yup, itu adalah kartu as Filo, sebuah sihir serangan bernama Haikuikku.


"GYAAAAAAAAAAAAAAAA!"


Cakarnya merobek si dinosaurus lagi dan lagi sampai akhirnya si dinosaurus jatuh berkeping-keping dan tewas.


Sebelumnya Halaman Utama Selanjutnya