Ero Manga Sensei (Bahasa Indonesia):Jilid 1 Bab 1

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Ero Manga Sensei (Indonesia): Jilid 1 Bab 1 (10%)

Menilik kembali saat adik perempuanku pulang ke rumah.

Saat itu bulan Maret. Cuacanya bagus dan hangat. Namun, pada hari itu bersalju.

Dia bersembunyi di belakang punggung Ibuku, kepalanya menunduk dan diam-diam melirikku.

Mulai hari ini, dia adalah adik perempuanmu.

Aku menerima permintaan Ibuku, aku tersenyum dan mengatakan ‘Tentu’

Ibu mendorongnya maju kedepan. Dengan agak malu dia maju beberapa langkah, menunduk, dan berbisik.

“Senang bertemu denganmu, Onii-san”

Setelah itu, aku jarang bertemu dengannya.


Bab 1

Ero Manga Sensei v01 009.jpg

Suatu hari di bulan April, aku sedang membuat makan malam di dapur. Tiba-tiba terdengar *Bang*! Plafon rumah tergoyang sedikit.

“Tunggu sebentar”

*Bang bang bang bang*

“Iya iya! Ini sudah siap kok!”

Aku memegang panci panas dengan satu tangan, dan satunya memecah telur lalu kumasukkan ke atas panci.

*Zzzzzhhtttttt* Aku mengambil telur lain dan mendesah,

--- Sungguh merepotkan.

Untuk mengerti apa yang terjadi di sini, kalian harus tahu tentang kami.

Namaku Izumi Masamune. Lima belas tahun. Kelas satu SMA.

Adik perempuanku bernama Izumi Sagiri. Dua belas tahun.

Saat ini, entah kenapa, aku hidup hanya berdua dengan adik perempuanku.

Dia merupakan satu-satunya keluarga yang aku miliki sekarang. Dia jarang meninggalkan kamarnya --- dalam kata lain, hikikomori [1]. Tentu saja dia pun tidak pergi ke sekolah.

Bukan hanya itu, bahkan dia tidak membukakan pintu untukku – kakaknya sendiri, sebagai orang tua yang menjaganya.

Aku pikir hikikomori sudah tidak ada lagi.

Dia orang yang sangat suka kebersihan, tapi jika aku tidak pergi keluar rumah, mungkin dia tidak akan mandi.

Percakapanku dengan adikku hanyalah kejadian itu – suara berisik dari atas plafon.

Yap, benar-benar merepotkan.

Meskipun demikian, aku juga punya permasalahan sendiri. Tapi, sejujurnya mungkin hal itulah yang membuatku bermasalah.

“Bagus, sudah selesai”

Telur goreng dobel di kedua sisi dengan tomat dan daun selada – sepiring salad. Bumbu penyedap yang aku gunakan hanyalah sedikit garam karena aku tidak yakin dengan cita rasa adikku.

“Makan malam seperti biasa”

Setelah satu tahun, aku selalu membuat makanan ini. Aku meletakkan semuanya di atas piring dan kubawa menuju kamar adikku. Melewati lantai pertama yang kosong, lalu menaiki tangga.

Tiap langkah, lantai yang kuinjak mencicit. Ini merupakan bel makan malam untuk adik perempuanku.

Hidup hanya berdua, rumah ini terlalu besar untuk dua orang.

Di pintu kamar adik perempuanku – si hikikomori – ada cap tulisan dengan bentuk menyerupai hati bertuliskan “Sagiri”.

Dengan lembut aku mengetuk pintu.

“Sagiri, ini makan malamnya.”

Aku menunggu.

Satu menit yang sunyi ~ lalu aku menaruh piring di depan pintu.

“Makanannya kutaruh di sini, selamat makan.”

Sudah tak terhitung ketika aku menggaruk pelipisku dan mendesah. Lalu aku mengambil selembar kertas dan bolpoin dan mulai menulis.

Aku menulis pesan di kertas dan kutaruh di samping piring – hari ini juga begitu, aku melakukan hal tersebut untuk berkomunikasi dengan adik perempuanku.

--- Keluarlah, aku ingin melihatmu.

Itulah satu-satunya keinginanku.

Satu tahun yang lalu, aku bertengkar. Tentu saja itu hanya perumpamaan.Tapi, jika kalian bertanya terhadap apa aku bertengkar, yah...

Terhadap adik perempuanku yang menolak untuk keluar dari kamarnya. Terhadap pengasuh kami yang baru saja datang. Saat masih murid SMA – seperti itulah pertengkarannya.

Kami bukanlah kakak adik yang terjalin oleh hubunga darah. Kami hanya anak yang mengikuti orang tua kami saat mereka menikah lagi. Lalu mereka meninggalkan kami untuk berbulan madu.

Tidak peduli bagaimana aku melihatnya, mereka bertingkah seperti pasangan siswa SMA yang sedang dimabuk cinta. Bagian selanjutnya aku agak lupa, jadi kita lewati saja. Singkatnya, saat ini, kami kakak beradik yang hanya tinggal disini.

Setelah itu... adik perempuanku satu-satunya bersembunyi di dalam kamarnya... dan tidak pernah mencoba berkomunikasi dengan orang lain lagi.

“Apa yang kau lakukan?”

Aku berbisik, tidak yakin apakah aku bertanya pada diriku sendiri atau pada adik perempuanku. Mungkin dua-duanya.

Seusai makan malam, aku kembali ke kamarku di lantai pertama dan duduk di depan meja.

“Hmm, saatnya bekerja.”

Aku memulai membuka laptop berukuran B5. [2]

Sekarang aku bekerja sebagai novelis profesional. Bahasa gaulnya, kalian bisa memanggilku penulis light novel. Sewaktu tahun pertamaku di SMP, aku mendapatkan hadiah di perlombaan menulis light novel. Sejak saat itu, selama tiga tahun, aku bekerja dan pergi ke sekolah di waktu yang sama.

Hal itu termasuk jarang bagi penulis yang masih duduk di bangku SMP, jadi tidak orang yang lebih muda dariku di bidang ini.

Karena aku mendapatkan hadiah dari usaha pertamaku, ada banyak permasalahan dan penderitaan yang dialami penulis lain yang tidak aku mengerti. Saat itu, aku berpikir ‘Aku orang genius’ dan agak sedikit sombong. Meski begitu, kepercayaandiriku yang dusta segera hancur.

Sekarang, yang hanya aku pikirkan adalah ‘Hanya keberuntunganku’.

Bolpoinku bernama Izumu Masamune. Seperti nama asliku.

Aku merahasiakannya dari keluargaku dan teman kerja yang membantuku. Demikian pula dengan teman sekelasku, bahkan mereka tidak tahu ada seorang pengarang di SMA sepertiku.


---Hingga...

“Apa yang akan terjadi jika aku terekspos?”

Aku bergumam dengan rasa risau.

Ini karena kemarin, untuk pertama kalinya aku mengikuti ambil bagian suatu event. Event autograf [3] pertama setelah tiga tahun aku berdebut.

Aku akan merasa sangat malu jika teman sekelasku mengetahuinya, jadi aku selalu menolak event seperti itu. Tapi, kemarin merupakan kasus yang istimewa.

Bulan kemarin, aku menulis novel tentang pertarungan dengan kekuatan spesial. Setelah itu, akhirnya aku menetapkannya sebagai waktu bagi ‘Izumi Masamune’ untuk muncul di hadapan publik.

Itulah sebabnya, kemarin, aku pergi ke sebuah tempat di Ikebukuro, Sunshine.

Disana menyenangkan.

Meski awalnya aku takut akan pengagumku, segera aku menyesuaikan diri. Bagaimanapun juga, hal ini merupakan kesempatan jarang untuk melihat bagaimana karyaku diterima oleh masyarakat.

Menyenangkan! Aku sangat bahagia! Benar-benar bahagia! Aku sangat menyukai karakter ini – seperti itu.

Bisa mendengar langsung penggemarku begitu memberikanku dorongan percaya diri dan keberanian yang sangat besar. Itu seperti seluruh jendela baru terbuka di depan mataku. Aku sangat bersukur kepada editorku yang berkata padaku untuk melakukan ini.

Sejauh ini, semuanya berlangsung baik-baik saja.

Tapi tetap saja, setelah acara autograf selesai, aku memerhatikan satu hal.

Setelah penggemar Izumi Masamune bertemu dengannya, niscaya mereka akan membicarakannya di internet.

Meski ini hanyalah event penanda tanganan dan dilarang mengambil gambar, fakta aku masih murid SMA akan terbongkar sewaktu aku bicara dengan mereka. Karena nama bolpoinku juga sama dengan nama asliku, ada resiko kalau ada seseorang menemukan kalau aku Izumi Masamune, seorang murid SMA.

Gawat. Benar-benar gawat.

Jika seseorang di sekolah memanggilku ‘Izumi-sensei’ atau lainnya, mungkin aku akan mati dengan keadaan malu.

Itulah sebabnya ----

Aku tidak mencoba mencari namaku sendiri di internet.

“...Ha...fiuh... tenang.....”

Aku mengelap keringat di keningku.

Aku mengingatnya sewaktu debut pertamaku, aku pernah membuat kesalahan sekali. Setelah itu, benar-benar trauma yang buruk sehingga aku berjanji tidak akan pernah mencari nama bolpoinku atau novelku.

Dulu, jiwa psikologisku terserang sangat hebat, bahkan sampai sekarang, aku masih bermasalah ketika memikirkannya. Jadi aku sangat terkesan oleh pengarang itu yang bisa dengan santai membaca semua ulasan tentang karya-karya mereka.

Berganti topik yang lain. Dibawah pengetahuan yang tangguh tentang betapa berbahayanya tindakanku, kemarin aku mulai mencari-cari tentang event autograf.

“Hm...”

Lalu aku browsing <ada plihan kata selain browsing?> berbagai macam blog dan membaca komentar mereka.

“Tadi menyenangkan bisa berbicara dengan Izumi-sensei”

--- Tidak tidak, justru bisa melihat pembacaku mempunyai waktu yang baik, akulah yang merasa senang. Hm, disini bilang “Izumi-sensei sangat muda, ya, seperti yang ledenda bilang”

--- Hm? Legenda apa?


---- Fiuh... Semuanya berjalan baik...untuk sekarang.

Aku menepuk perlahan dadaku dan mulai membaca tentang kesan dari event ini.

Sejauh ini, tidak ada yang terlihat tidak normal...

Hanya saja, saat aku memikirkannya, ada sesuatu yang menangkap penglihatanku.

“Ugh.”

“Tanda tangan Izumi-sensei sangat sulit dibaca.”

“Ughhhhhhhhh”

Aku menjerit.

“Ahhh... ahhh....”

“Tulisan tangan Sensei juga sangat jelek~~”

“Wow...”

“Betul, benar-benar jelek.”

“Sangat jelek.”

“Dimana sih dia mendapatkan pelajaran sekolah dasar?”

“Ughhhhhhhhhhhhh.”

Ada batasnya tentang berapa banyak kata-kata pedas yang kalian berikan padaku. Ini merupakan hal paling buruk yang pernah aku lihat.

*Tap tap tap*

“Blog sialan! Bukannya aku memilih tanda tangan itu! Dari awal aku memang tidak pernah berlatih tanda tangan! Bagaimana aku bisa tahu apa yang harus aku lakukan ketika kalian tiba-tiba menyodorkan selembar kertas padaku yang berisi restumu? Aku penulis, bukan artis, bodoh!”

Aku mengetik dengan marah menggunakan keyboardku.

Lalu---

--- *Bang*

Adik perempuanku menghentak-hentak atap, memberikan tanda protes “Berisik!”

Kamarnya tepat di atas kamarku.

"....Yaa... yaa... yaaa..."

Aku memandang plafon dan menggigit bibirku.

Itu dia! Itulah sebabnya aku benci internet! Aku benar-benar ingin menangis!

Seandainya itu komentar tanpa nama, mereka harus tahu apa yang boleh dan yang

tidak boleh dikatakan.

Ingat baik-baik.

*Tap*

Tetesan air mataku berlahan jatuh di atas laptop.


Sekarang pukul 7 malam. Bermaksud membeli buku untuk mengubah suasana

hatiku, aku pergi ke toko buku Takasago. Toko buku merupakan toko yang berusaha

sendiri. Mempunyai dua lantai. Meski tidak terlalu besar, namun mempunyai jumlah

light novel yang cukup dan suasana yang nyaman.

"Benar-benar... berlebihan. Hal ini normal di internet,"

Yang mengatakan kalimat itu sambil tersenyum sinis adalah pelayan toko buku ini,

Takasago Tomoe. Perempuan berambut hitam panjang dengan penampilan khusus

dan dia juga feminim.

Menggunakan celemek, dialah teman sekelasku dan satu dari beberapa individu

yang tahu kebenaran tentang Izumi Masamune.

Tiga tahun yang lalu, sewaktu aku membuat debutku, aku tertangkap basah oleh

ayahnya karena tingkah lakuku yang mencurigakan. (Sebenarnya aku hanya melihat-

lihat jika ada orang datang dan membeli bukuku). Itu merupakan ingatanku yang

paling memalukan.

Setelah itu, aku menjadi temannya.

Saat ini, sedang waktunya istirahat. Kami ngobrol di dalam ruangan pegawai.

"Benarkah? Itu normal? Kalau begitu..."

"Yap. Penulis. Artis. Sutradara anime. Semuanya juga sama mengertinya. Yah, pikirkan

saja sebagai pajak nama baik, namun jangan terlalu dipikirkan."

"A..aku tidak seterkenal itu."

"...masa sih?"

Aku pikir kau agak terlalu optimis.

Sayangnya, itulah kebenarannya.

Karena kecepatan menulisku sangat cepat, nama baikku hampir tidak berubah sejak

debutku. Setelah cerita ketiga dari Izumi Masamune keluar, aku menjadi penulis

yang terkenal. Setidaknya, aku tidak pernah mengakhiri cerita di tengah jalan, jadi

aku menganggap diriku loyal dalam karyaku.

Karena kesuksesan yang tak terduga dari buku-bukuku, novel 'Si Serigala Perak'

menjadi yang pertama dicetak.

"Jangan dipikirkan terlalu berat. Komentar kecil tidak akan berimbas pada apapun."

"Bagaimanapun juga, perkataanmu terdengar lebih buruk dari mereka."

"Ahaha. Hei..."

Tomoe mengeluarkan smartphone-nya [4], mengeklik sesuatu lalu berkata:

"Aku baru saja melihat-lihat. Ini, bukankah itu blognya ilustratormu?"

"!"

Kedua mataku terbelalak.

"Benarkah? Itu nyata?"

"Yap."

"Perlihatkan padaku."

Ini, ini bolpoin bernama, 'kan?

Tomoe memperlihatkanku nama blog itu.

'Blog Eromanga.' Hanya mendengar dari namanya, kalian mungkin berpikir blog ini

bertujuan untuk memperkenalkan komik mesum atau apa.

Ilustrator Aktif. Nama bolpoin datang dari sebuah pulau. Tidak ada hubungannya dengan ero manga.

".... Ini nyata...."

Eromanga ini merupakan ilustratorku saat ini. Dia bekerja denganku sejak debutku,

jadi aku sangat bersyukur. Setelah tiga tahun bersama, aku merasa 'kami ini tim yang

baik', namun---

"Wow wow wow! Sedang apa dia?

Orang yang mencelaku adalah dia!

"Masa-san, apau kau pernah bertemu Eromanga-sensei?"

"Tidak! Kami hanya saling kontak lewat editor kami!"

Faktanya, bahkan aku tidak tahu orang ini pria atau wanita. Yah, karena dia selalu

menampilkan ilustrasi yang moe, kemungkinan dia seorang pria.

Seorang ilustrator yang diangkat oleh editor, jadi normalnya kami tidak langsung

saling berhubungan. Bahkan setelah tiga tahun, bertatap wajah saja tidak pernah.

"Emm... apa itu artinya dia membencimu?"

"Hei! Maksudmu ilustratorku sendiri membenciku?"

"Bukankah itu memang benar? Aku merasa dia sangat marah padamu."

"Masa....?"

Tapi kenapa? Apa aku melakukan sesuatu yang menyinggung perasaannya?

Ketika kami baru bekerja bersama, aku pernah mengomel 'Apa-apaan dengan nama

bolpoin mesum itu'. Apa dia mendengarnya? Tunggu tunggu... dengan nama seperti

'Eromanga', siapa saja akan membuat hubungan itu.

"Jika dia membenciku, aku harus meminta maaf... tapi bagaimana melakukannya,

ya..."

"Jangan tanya aku, aku pun tidak tahu.", sambil mengangkat bahunya.

"Tapi tetap saja, menurutku itu hal aneh kalau setelah tiga tahun bekerja bersama,

kalian berdua benar-benar tidak tahu sama lain. Bukankah editormu mengatakan

sesuatu?"

"Yah, bahkan di antara jajaran editor, tidak ada yang pernah bertemu Eromanga-

sensei. Dia melakukan pekerjaannya via internet. Kontrak yang mengikat merupakan

permintaannya untuk merahasiakan identitasnya."

"Wah, gaya yang aneh."

Tomoe blak-blakan mengungkapkan pendapatnya. Aku mengerti dengannya. Aku

juga mempunyai situasi tersendiri, jadi mungkin ilustratorku juga demikian.

"Apa kau pernah mencoba mencarinya Eromanga di internet?"

"Sudah. Tapi hasilnya menuju ke situs Eromanga."

Itu hal normal.

"Kalau dipikir-pikir lagi. Bagaimana tentang menambahkan nama bolpoinmu, atau

judul novelmu pada kotak pencarian?"

"Apa menurutmu aku ini orang yang akan mencari nama dan novelnya sendiri?"

"...~ Ah, benar juga. Kau seperti orang yang berpegang teguh pada suatu prinsip."

"Tepat. Jadi, aku sangat bahagia jika kau dapat mencarikannta untukku."

"Ya ya~."

Tomoe mulai membuka smartphone-nya lagi.

"Kau bilang sudah mencari, tapi sebenarnya baru aku yang mengakses blog ini.

Terlepas dari ilustrasi, disini ada hal-hal lain."

"Seperti apa?"

"Seperti.... kebanyakan video yang di unggah, sih."

"Unggahan video? Tapi bukankah dia ilustrator?"

Video apaan sih yang dia unggah?

"Contohnya, streaming video secara langsung... seperti itu...?" "Emm ~ Aku tidak mengerti."

"Ah, lihat Masa-san, ini berita terbaru. Hari ini Eromanga-sensei akan menayangkan

tayangan langsung lagi. Kau ingin menontonnya?

Demikianlah di 'Tokobuku Takasago', aku telah membeli beberapa light novel

terbaru. Salah satu peraturanku adalah jangan pernah membeli buku lewat internet,

jadi aku mencari tempat lain untuk mencari buku. Itu sangat tidak nyaman.


Aku membuka jendela rumahku, peuh dengan kegembiraan.

"Aku pulang~."

Tidak ada respon seperti biasa. Tapi, sama sekali aku tidak keberatan. Aku berteriak

di tangga.

"Sagiri ~ jika sudah selesai makan, pastikan piringnya diluar kamar.

Lalu aku kembali ke kamarku dan menyalakan laptopku.

"Video streaming secara langsung.... ini dia!"

Setelah bincang-bincang dengan Tomoe, ledakan keanehan kepada 'Eromanga-

sensei' muncul di pikiranku. Meski sudah tiga tahun yang lalu, aku terlalu cepat

menyerah tentang dia, tapi...

Seperti apa dia? Seperti apa suaranya? Apa yang dia sukai?

Apa yang dia pikirkan tentang novelku?

Aku menggerakkan mouse dan melihat-lihat blog tersebut.

Sepertinya blog ini sudah lama dibuat, disitu juga tertulis demikian. Selain dari

komentarnya tentang tanda tanganku, terdapat banyak hal di blog itu yang

membuatku marah.

"...Kuh"

Aku menjeda karena video sudah mulai.

Saat baru saja mulai....

Awalnya, di layar hanya ada warna hitam.

--- Dalam kata lain, Eromanga-sensei akan segera muncul.

Tapi, berlawanan dari dugaanku, layar malah menampakkan pemberitahuan

berwarna merah muda bertuliskan "Pembicaraan dengan semua orang ketika

menggambar ilustrasi'.

[Stand by] [Waiting] [5] Lalu

layar bergerak dari kanan ke kiri.

"Akan dimulai... Kira-kira dia seperti apa, ya?"

Tatapanku tertuju pada layar. Lalu ada suara kecil terdengar saat melewati pemindah

suara.

"Halo! Selamat malam, semuanya. Hari ini aku akan menggambar sambil

berbincang-bincang dengan kalian. Salam kenal."

[Aku menyukaimu Ero-sensei!]

[Aku menyukaimu Ero-sensei!]

[Salam kenal Ero-sensei.]

[Aku menyukaimu Ero-sensei!]

"Aku, aku tidak tahu ada sesuatu seperti itu."

[Ini lagi.]

[Ada apa dengan nama bolpoinmu, sensei?]

[Kau memilih nama itu karena kau ingin menggambar ilustrasi ero, 'kan?]

"Sudah kukatakan bukan seperti itu! Kalian selalu memanggilku Ero-sensei ini Ero-

sensei itu!"

[Benar benar]

[Aku mengandalkanmu, tunjukkan pada kami ilustrasi ero-mu, sensei!]

Sepertinya -- inilah cara dia menyapa penggemarnya.

Hmhm... secara langsung berkomunikasi dengan para penggemarnya.... Aku iri

Aku membayangkan diriku melakukan hal tersebut -- tetap saja, direkam saat aku

menulis novel... Aku bertaruh pasti akan sangat membosankan.

"Akan kukatan dulu, hari ini tidak ada ilustrasi ero."

Layar berubah menjadi lautan ilustrasi. Lalu bolpoin digital muncul.

Meskipun begitu, tidak orang yang melihat Eromanga-sensei.

"Hari ini, aku ingin memperlihatkan pada kalian ilustrasi ini - Dari karya milik Izumi

Masamune yang berjudul 'Reinkarnasi Si Serigala Perak', salah satu heroine utama,

[6] Akaiusagi-chan! [7] Dia adalah tokoh favoritku. Meski di jilid ke-

tiga, Izumi-sensei tidak menghidupka dia lagi."

Ah, maaf.

Aku mengatakan maaf di dalam kepalaku. Jadi Eromanga-sensei menyukai tokoh

perempuan ini. Aku ingat kalau ilustrasi untuk tokoh ini membutuh waktu yang

lama.

Apa mungkn dia marah karena alasan tersebut?

"Izumi-sensei memang berlebihan. Perempuan imut seperti ini, namun Izumi-

sensei malah membunuhnya. Padahal tokoh ini seperti anakku!"

Saat marah-marah kepadaku, bolpoin digital terus bergerak.

Tidak, tunggu! Sebentar! Apa boleh buat! Ini novel tentang pertarungan!

Seharusnya kesebalanmu kau lemparkan ke Kinshishi [8] yang telah membunuhnya. (Raja terakhir di jilid 3)

"?"

Eromanga-sensei mulai mewarnai Akaiusagi sambil menyenandungkan sebuah lagu.

... Hm ~ jadi begitu ilustrasi dibuat.

Benar-benar tidak seperti yang aku bayangkan.

Kursor terus bergerak. Seandainya kalian melihat layar, kalian tidak akan mampu

mengikutinya. Bukan hanya itu, kadang kala bolpoin digital dan mouse bergerak

pada saat yang sama. Keahlian seperti sihir yang hebat.

Sebenarnya, tidak peduli apapun pekerjaan itu, selama bisa berada di tingkat

profesional, orang yang menemukannya dengan mudah akan dapat menikmatinya.

Setelah beberap saat, topik berubah menjadi 'Event Penanda Tanganan oleh Izumi

Masamune'.

"Oh iya, berdasarkan rumor tentang acara perayaan 'Serigala Perak', saya minta maaf,

saya tidak bisa ikut. Karena aku tidak mengizinkan identitasku tersingkap. Jadi tolong

biarkan Izumi-sensei mengatahuinya."

[Ada apa? Apa kau lolicon?] [9]

[Apa legendanya benar? Izumi sensei benar-benar siswi cantik sekolah dasar?]

"Diam. Aku juga tidak pernah melihat langsung Izumi-sensei, jadi aku tidak tahu!"

Orang yang mengataka kalau dia lolicon hanya tersenyum sinis. Mungkin seseorang

akan merasa rumit jika ini memang benar, tapi aku terharu. Hal ini merupakan

sesuatu yang benar-benar hebat.

Biarpun begitu, orang yang mengatakan kalau aku siswi SD yang cantik... mungkin

hanya mencoba menggodaku.

Namaku jelas-jelas nama laku-laku... bagaimana bisa mereka berkesimpulang

begitu?

"Tapi tetap saja, aku mendengar kalau tanda tangan Izumi-sensei juga sangat jelek."

[Yap, sangat sangat jelek.]

[Seperti gambar yang jelek.]

Kalian diam saja! Seadainya itu benar, kalian tidak punya mengatakannya!

Sialan! Jika aku bertemu dengannya, niscaya aku akan memberikannya pelajaran!

"Jadi, sudah selesai~?"

[Kerja bagus Ero~]

[Wooaaahhhh.]

[Terima kasih atas kerja keras.]

[Hari juga sangat menyenangkan]

[Imutnya.]

Banyak komentar yang muncul. Ya, itu benar-benar ilustrasi yang bagus.

[Kali ini, bolehkah aku menyimpannya sebagai wallpaper, sensei?]

"Tentu ~ silakan~ Terima kasih telah menonton~"

Ilustrasi telah selesai, tapi video streaming masing berjalan. Mungkin saatnya

ngobrolnya.

"Fiuh ~ Setelah berbicara banyak, aku sangat lelah."

Eromanga-sensei mengeluarkan nafas.

"Tiap kali aku siaran video langsung, ilustrasi selalu bagus."

[Ilustrasi Kinshishi juga bagus.]

[Semunya oke, kok.]

[Bagaimana dengan beberapa tokoh anime sekarang?]

"Hei tunggu, kalian terlalu banyak permintaan! Sebentar!"

Sunyi, lalu layar komputer yang tadinya penampilang terhenti. Selanjutnya ada

seseorang menggunakan topeng tokoh anime dan headphone muncul.

[Wow wow]

[Nice][10]

---Hmm, jadi dia mengalihkan kamera. Yang berarti itu adalah Eromanga-sensei.

Tidak seperti siaran televisi pada normalnya, apapun yang dia tentukan pada kita

adalah acak, tapi bukan hal yang buruk, sih.

Dia menggunakan topeng tokoh anime, dengan mantel besar dan topi - aku tidak

bisa memastikan seperti apa dia sekarang. Tapi meskipun ruangan gelap dengan

gambar yang buram, bisa aku anggap kalau dia lebih pendek dari yang aku duga.

[Eromanga-sensei mengambil majalah anime dan membalik ke halaman ranking

tokoh terkenal. Tentu saja tidak ada tokoh dari ceritaku.

"Ambillah satu gambar disini. Ah, jika memungkinkah, pilihlah seseorang yang aku

suka. Aku sarankah seperti itu."

Lalu muncul berbagai permintaan di layar. Eromanga-sensei dengan senang ngobrol

dengan semua orang -- tapi aku tidak ikut bergabung.

"..........."

Karena sekarang bukan waktu yang tepat.

"..........."

Percapakan menggembirkan ini sama sekali tidak masuk ke telingaku. Aku diam, dan

hanya fokus pada video yang buram ini.

"................. Apa?"

Aku memandang jauh di belakang punggung sensei, di kamar - aku bergumam.

Disana -- tergeletak makan malam yang aku baru buat untuk adik peremupanku.

"Haaaa!?"

Satu menit menit berikutnya, aku tersadar dan jujur saja menggelengkan kepalaku.

Video streaming masih berjalan. Di layar laptopku ada seseorang dengan mantel

besar dan ruangan buram. Orang-orang masih ngobrol.

Tapi jika aku perhatikan dengan seksama, aku melihat telur dobel di kedua sisi, salad

dengan tomat dan daun selada yang familiar, bahkan piring yang sama dengan piring

dapur keluargaku.

"Apa yang sebenarnya terjadi?"

Aku bergumam lagi. Kepalaku terasa agak lebih jelas dari sebelumnya, tapi aku

masih tidak bisa mengerti.

"Kebetulan semata...?"

Tidak mungkin. Hanya ada satu kebenaran mengenai itu, tapi aku masih sulit

memercayainya.

"......Mungkinkah..... video ini..... berasal..... dari rumahku?"

Aku menengok plafon dan berbisik.

Tidak mungkin. Tidak mungkin. Tidak mungkin. Tapi...'

Bahkan aku takut akan pikiran ini.

Eromanga-sensei menggunakan pengubah suara, mengenakan mantel besar dan

sebuah topeng. Berarti, itu tidak ada yang aneh jika dia berubah menjadi

perempuan.

..... Aku tidak bisa membuang teori ini.

Mungkinkah --- Sagiri - orang yang tidak pernah keluar dari kamarnya, orang yang

tidak pernah berkomunikasi dengan orang lai - adalah orang sama dengan orang

yang dengan gembira berbicara dengan penggemarnya, ilustrator novelku?

"......Mungkinkah? Bagaimana bisa?"

Terus terang, aku pusing. Tapi pada saat yang sama, sebuah ide muncul di pikiranku.

-- Ini kebetulan.

Tepat.

Jika 'Eromanga-sensei' = 'Adik perempuanku, maka 'Sagiri'.....

Saat ini, di layar laptopu mungkin adik perempuanku, yang menolak keluar dari

kamarnya, iya kan?



Catatan Penerjemah

  1. Hikikomori (ひきこもり atau 引き籠もり merupakan sebutan yang berasal dari Jepang untuk seseorang yang menarik diri dari masyarakat dan dunia nyata. Bisa dideskripsikan sebagai seorang penyendiri.
  2. Ukuran kertas. | Cek disini
  3. Bisa diartikan penanda tanganan kontrak.
  4. Handphone dengan berbagai fitur canggih layaknya komputer atau laptop
  5. Stand by = bersedia; Waiting= menunggu.
  6. Heroine merupakan tokoh perempuan di sebuah Anime, Manga, ataupun Light novel.
  7. Akaiusagi jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti Kelinci Merah.
  8. Kinshishi berarti Singa Emas
  9. ?
  10. Bagus
Mundur ke Ilustrasi Novel Kembali ke Halaman Utama Lanjut ke Bab 2