Ero Manga Sensei (Bahasa Indonesia):Jilid 1 Bab 2

From Baka-Tsuki
Revision as of 05:58, 10 September 2014 by Heru Uchiha (talk | contribs)
Jump to navigation Jump to search

Bab 2

Ero Manga Sensei v01 089.jpg

Beberapa hari sudah berlalu sejak aku memasuki kamar adikku.

Setelah kami berdua menyadari 'identitas asli' kami masing - masing, aku pikir akan ada yang berubah, tapi gak terjadi apa pun. Sekali lagi, kami kembali ke gaya kehidupan kami yang biasanya.

Sagiri tidak kelur dari kamarnya, sedangkan aku pergi ke sekolah dan mengurus pekerjaan rumah seperti biasa.

Walaupun kita hidup bersama, itu tak membuat kita jadi keluarga.

"Kamu benar. Aku tahu itu tanpa kamu billang juga"

Tapi tetap, aku telah memutuskan untuk menjadi keluarganya, menjadi kakaknya. Aku tidak akan merasa galau hanya karna itu.

saat itu juga-

*Bang bang bang bang!*

Suara pengingat waktu makan datang dari atap.

"Baik baik baik baik! Aku datang"

Seperti biasa, aku membawakan sarapan ke kamar adikku.


"Ugh...um.."

Aku merentangkan punggungku dan merilekskan tubuhku. Hari ini sabtu, aku tak harus ke sekolah.

Biasanya, aku akan bekerja tanpa henti dari jum'at sampai minggu malam. jadi selama sabtu pagi itu aku masih termotivasi. Karna aku tak perlu sekolah, aku sebaiknya melakukan sesuatu yang lebih berarti-- semua penulis paruh waktu akan berpikir begitu juga,kan?

"Mandi dulu ah sebelum pergi belanja"

Jika aku ada dirumah, Sagiri akan terganggu.

Tepat ketika aku memikirkan itu-

*ding dong* Bell pintu berbunyi.

"Sagiri~ pergi buka pintu~"

aku berteriak ke arah kamar adikku. tentu saja balasannya adalah...

*Bang*

Sepert itu...

"Kamu gak perlu semarah itu tahu"

Di situasi barusan... mimpiku adalah segera setelah aku bilang begitu padanya, Sagiri akan bilang "masuk~♪" dan membukakan pintu buat Tamu… Sepertinya aku masih memiliki jalan panjang yang harus di tempuh.

*Bang bang bang bang*!

"Masuk~♪"

Kebenaran yang menyedihkannya adalah aku yang membuka pintu.

Tapi aneh, siapa yang mau repot - repot mencet bell?

"Ada orang di rumah~? ada orang di rumah ~ ?"

Saat aku di teras aku mendengar suara energik milik seorang gadis. ku tarik pegangannya dan membuka pintu.

"Siapa itu ~ Wow!"

Sekejap aku tercengan. Karena di hadapanku adalah seorang gadis cantik.

Seragam putih dan biru. Rambut coklat panjang yang memantulkan cahaya matahari.

Tapi, apa yang memberiku kesan paling mendalam adalah senyumnya yang tak terlupakan. Dia begit penuh dengan kehidupan yang hanya dengan melihatnya orang - orang akan meras menggebu-gebu.

jika ia adalah karakter game, tanpa diragukan lagi kalau dia bakalan memiliki atribut suci. Aku hampir bisa melihat aura positive muncul dari dirinya

"…………….."

Tanpa mengatakan sepatah kata puun, Aku menatap balik ke laintai dua.

...sangat berbeda dengan adikku.

Itulah yang ku pikir.

Meskipun adikku sangat manis, dengan kulitnya yang putih, tubuh mungilnya, dadanya yang tak berkembang, suaranya yang lemah dan kadang senyumnya yang melahap jiwa...

Dia itu, tanpa diragukan lagi atribut kegelapan.

Meskipun dia punya sisi imutnya juga, tapi...

Ketika aku hanyut dalam pikiranku, aku langsung sadar kalau masih ada gadis di hadapanku.

"Ah, ah maaf. permisi- um, siapa kamu?"

Kenapa gadis secantik ini datang ke rumahku?

Dia menunjukan ekspresi 'pertanyaan bagus', lalu memperkenalkan dirinya:

"Namaku Ijunno Megumi, aku teman sekelasnya Izumi!"

"Teman sekelasnya... Sagiri?"

"Itu benar!"

Dia teman kelasnya sagiri? Dia kelihatan cukup dewasa! Aku tak pernah berpikir kalau dia itu anak SD. Dia terlihat sekitar umur yang sama denganku!

"Maaf, apa Onii-san kakanya Sagiri?"

"Ah,ya"

"Tapi bukan saudara kandungkan?"

"....kamu bisa menyebutnya begitu."

Gadis ini... kamu gak seharusnya mengatakannya secara langsung kayak gitu.

"Dari apa yang aku dengar, kalian tinggal bersama, ya kan?"

"Kami punya wali, kami gak tinggal sendirian"

Aku memberinya setengah kebenaran... karna wali kami gak pernah pulang, sebenarnya kami tinggal sendirian sekarang ini... tapi itu bukanlah sesuatu yang orang luar harus tahu. Itu hanya akan memperumit masalah.

Megumi ber" Um~" sekali. Aku tak tahu apa yang ada di pikirannya.

Dari apa yang ia katakan sejauh ini, aku merasa kalau dia datang kesini cuma buat ngumpulin informasi di rumahku.

Hari ini hari libur, tapi dia mengenakan seragam. Apa dia datang karna sesuatu yang berhubungan ama sekolah?

"Tentang itu... Jinno-san, benar?"

"Panggil aku Megumi, semua orang di sekolah memanggilku begitu."

Bukan hanya aku itu bukan temanmu. Aku bahkan gak sekelas sama kamu. Apa kamu gak malu?

...tapi aku gak bisa menegurnya seperti itu, jadi ku bilang:

"Okay, Megumi-san... benar?"

"Gak gak! itu gak bener!"

"nggak?"

Aku tidak pernah berpikir aku akan di tolak.

"Aku ingin lebih dekat sama Onii-san. Kalau gak bisa manggil Megumi-chan, bagaimana kalau Megumi aja?"

Megumi menunjukan ekspresi 'please' dan membungkuk kepadaku.

"Mengerti, Megumi"

"Good!"

What a brilliant smile.

Dia begitu manis dan aku berani bertaruh kalau dia bisa dengan mudah menggaet hati pria.

"jadi, kenapa kamu ada disini? apa ada sesuatu untuk Sagiri?"

".........."

Ketika aku menanyakan itu, Megumi membuat ekspresi yang tidak senang.

"Apa!? Aneh banget~ dia gak mungkin tertariknya sama laki-laki kan?"

Tiba-tiba dia mengatakan sesuatu yang gak bisa di percaya.

"Onii~san, apa mungkin kamu maho?"

"Nggaklah! Bagaimana bisa kamu menyimpulkan begitu?"

"Tapi~ aku sudah mencoba banyak senyum kepadamu, tapi kamu gak terpengaruh sedikit pun."

Gadis...gadis ini.. di luar dia terlihat kayak malaikat. tapi dalamnya kayak iblis.

Jadi ni bocah pura-pura bertingkah seperti itu huh? cukup seram. Dia baru aja lulus SD kan?

"Aku setuju kalau kamu itu manis. Tapi gak di tingkat yang bisa menyebabkan cinta pada pandangan pertama."

"Mwu~"

Megumi menggembungkan pipinya.

Bodoh. Untukku- yang mencuci pakaian dalam adikk, yang lebih manis darimu, gak ada orang yang bisa memyebabkanku langsung jatuh cinta padanya buru-buru.

Megumi bilang:

"Karna kamu bilang kamu gak punya reaksi terhadap keluargamu, apa itu artinya 'otong' mu [1]. gak guna, Onii-san?"

"Yeah yeah itu benar------tunggu,Apa!??"

Hening.

Apa? apa yang barusan ku dengar gadis ini katakan?

"Kamu...kamu... kamu cuma baru lulus SD kan?"

"Kalau iya kenapa?"

"Kamu seumuran sama Sagiri kan?"

"Kalau iya kenapa?"

"Barusan, apa kamu bilang 'otong'?"

Apa yang sudah kukatakan! Jika barusan itu aku salah dengar, habislah kehidupan sosialku! Berita akan melaporkan ini:

[Berita Tragis]: Penulis Light Novel, Izumi Masamune-Sensei tertangkap sedang di lecehkan oleh gadis cantik berusia dua belas tahun.

Seperti itu. Tapi...tapi...

"Ya? apa ada yang aneh dengan itu? Aku sangat menyukai 'si otong'!"

"Sangat ?"

"Ya. Semu gadis seusiaku sangat menyukai 'si otong'"

Tidak mungkion! ini, ini, ini tidak mungkin! Gadis seusiamu ? maksudmu kelas 6 SD? Gadis-gadis hari ini sekacau itu?

"Tidak...tidak...itu gak mungkin...itu gak mungkin.."

Akan jadi apa masa depan Jepang!? Saat aku masih anak SD, aku tidak tahu apapun tentang hal seperti itu... apa itu cuma aku? Apa sebenarnya gadis-gadis yang terlihat suci itu... Wah wah ahhhhhhhhhhhhhhh!!!!

"Ehe~ gak perlu begitu terkejut. Aku bertaruh kalau adiknya Onii-san juga menyukai 'si otong'."

"Itu bener-bener mustahil!"

Aku ingin membunuhmu Megumi! Kita baru bertemu, tapi kamu sudah memberiku pikiran yang aneh-aneh.

Sial ! Apa yang terjadi padanya? kesan baikku terhadapnya telah dihancurkan cuma dalam beberapa menit!

Tiba-tiba megumi berbalike arahku yang sedan bermasalah dan bilang:

"Itu lelucon."

"..........."

"Itu cuma bercanda. sungguh, Onii-san, kamu berpikir berlebihan."

Megumi tertawa riang.

Apa? jadi itu cuma lelucon? Anak-anak SD masih bisa diselamatkan? Meskipun aku punya banyak pertanyaan, aku tak punya kekuatan untuk menyuarakannya.

"Okay, kembali ke topik utama."

"....terserah kamu bilang apa."

Bahuku terurai dan lalu megumi mengatakan:

"Aku ketua kelasnya Izumi-chan."

"Ha?"

Ketua kelas? Gadis ini? Gadis kotor yang bikin leluco jelek dengan anggota lawan jenis ini adalah Ketua kelas?

"Ah, kamu gak percaya ya kan~ Tapi aku memceritakan yang sebenarnya~"

Bahkan meskipun benar, aku bertaruh kalau semunya memilihmu karna mereka cuma ingin menyelesaikan masalah, bukan karna mereka setuju kalau kamu kandidat yang palin cocok.

Ketua kelas megumi batuk dua kali dan bilang:

"Aku ingin membawa megumi kembali ke sekolah."

Dia akhirnya mengatakan alasannya yang sebenarnya.


"Maaf mengganggu~"

"Silahkan duduk"

"Baik~"

Aku membawa Megumi ke ruang tamu. Aku gak mau membawa gadis tak tahu malu kayak gini ke rumah, tapi setelah mendengar alasannya, aku tak bisa begitu saja menyuruhnya pulang.

Lalu aku pergi. menuju dapur.

Karna aku... ibuku suka sekali memasak, jadi dapur kami dilengkapi perlengkapan dengan baik. Setiap kali aku melihat peralatan yang tak pernah ku pakai, aku diam-diam selalu minta ma'af kepadanya.

Mengambil jus buah secara acak, aku kembali ke ruang tamu dan melihat Megumi sudah duduk di sofa dan melihat ke sekeliling. Menyadariku, dia mengatakan 'Ah, terima kasih'

"Sedang liat apa kamu?"

"Aku sedang melihat kalendermu yang super manis."

"Ah, itu huh?"

Disana terdapat kalender dari pekerjaanku. Itu adalah barang langka yang ku beli. Sekarang itu menunjukan bulan April, dengan cover volume pertama dari 'The Silver Wolf Reincarnation'.

"Aku cuma suka saja kalender semacam itu."

Aku menjawab megumi tanpa niat memberitahunya kalau aku penulisnya.

"Ha~ Bukan cuma Izumi-chan yang menyukai itu, tapi Onii-san juga? Apa onii-san tipe orang yang suka di rumah?"

"Kamu bisa bilang begitu."

Ya, aku gak mungkin membantahnya. Selain itu, itu adalah satu dari illustrasinya Sagiri yang cukup ku suka. Tapi aku tak suka fakta bahwa mungkin Megumi tak menyukainya. Dia itu tipe orang yang blak-blakan, artinya kata berikutnya yang keluar darinya pasti "Menjijikan" atau semacamnya.

Aku mencoba sebisaku untuk mempertahankan wajah poker sambil menyiapkan mentalku. Namun...

"Gak buruk"

Kata Megumi.

"Sebenarnya, aku juga sama~ Aku suka baca banyak mang saat masih kecil."

"Hah, mengejutkan sekali, apa yang kamu baca emang?"

"Aku paling suka 'One Piece'! "

"...aku mengerti."

Ha~ One Piece huh! Manga yang luar biasa! aku juga menyukainya!

Ini adalah kesempatan bagus untukku memiliki percakapan santai dengan gadis ini. Mungkin aku bisa mencobanya.

Tetap saja, aku tahu kalau manga minggun itu bagus, tapi apa itu cukup buat bilang kalau dia itu seorang penggemar? aku cuma bisa memikirkan seperti itu.

"Hey, tentang Izumi-chan."

Megumi memulai pokok permasalahannya.

Tapi, Aku menaruh jus buahnya, mengatakan padanya 'tungg' dan berjalan menuju 'pintu yang tak pernah terbuka'. Melewati tangga, Aku berdiri di depan itu.

…Meskipun aku tak punya harapan, tapi mungkin ada satu diantara sejuta peluang…

Aku tidak mau menyerah pada peluang itu, jadi ku panggil:

"Sagiri ~ ada teman sekelasmu ~"

Satu detik. dua detik. Tiga detik.

  • Bang bang*

"…Sepertinya dia marah."

Seperti itu lagi ternyata …mau bagaimana lagi…

Aku berbalik dari 'pintu yang tak pernah terbuka' dan dengan letihnya kembali ke ruang tamu. Dan lalu ---

Beep beep beep beep beep beep beep beep beep beep beep beep!!! Hp di sakuku berbunyi. Nomor yang tidak di ketahui muncul di layar. Aku mengambilnya dan menaruhnya di telingaku.

"Hello. ini Masamune. Sipa anda ---"

[ini aku.]

"Sagiri!"

Aku berteriak. Meskipun suaranyab kecil, ini adalah suara milik adikku, tanpa diragukan lagi.

[Ya.]

"Tentu saja!.. Katakan, Kenapa kamu menelponku ketika kamu didalam?"

Apa artinya ini? Dia bahkan punya HPS? Apa dia membelinya secara online atau sejenisnya?

Anyway, nomer HP milik adikku – DAPAT!

[Ini adalah satu-satunya cara agar aku bisa berkomunikasi denganmu tanpa membuka pintuT.]

"Tak apa, tapi aku tak menyangka kamu punya nomerku."

[…Bukankah lebih baik begitu?] Aku merasa sedikit penasaran, tapi aku merasa kalau aku tidak akan mendapatkan jawabannya meskipun aku memaksabu.

[Tentang itu…Onii-san, apa situasinya?]

"situasi --- ah, Ketua kelasmu sedang duduk di ruang tamu."

[Kenapa, kenapa kamu membiarkan orang itu masuk !!!!! O..Onii-san, apa kamu ingin membunuhku?]

"Wow wow !"

Tiba-tiba suaranya jadi lebih keras! Seperti dia sedang menggunakan microphone!

"Apa yang kamu katakan? Aku cuma berpikir kalau mungkin orang itu bisa membawamu keluar dari kamar."

[Aku tidak mau keluar! Aku tidak akan pernah tidak akan pernah tidak akan pernah keluar! Tidak akan!! Usir dia!!]

"Ack…."

Well, Aku sudah tahu bahwa membawa sagiri keluar adalah tugas yang sangat sulit. Namun, dibenci oleh adikku adalah benar-benar batasku.

Karena itu, ini adalah kesempatan bagus. Aku tidak akan membuatnya jadi sia-sia.

"Gak baik mengusir orang begitu saja…Bagaimana kalau kamu keluar sebentar dan mendengarkannya?"

[Itu gak ada gunanya.]

"Coba dan dengarkan saja dulu – pake HP juga gak apa, apa kamu ingin ngobrol dengannya---"

[Tidak!]

Jawaban yang amat cepat.

"Aku mengerti. Bye."

[Tunggu…tunggu…]

"ya?"

[…………Ketua kelas itu…apa seorang gadis?]

"Ah benar, Seorang gadis manis malahan."

Meskipun dia punya pikiran kotor.

[……………….]

"…Sagiri?"

[….Aku tidak mau berbicara dengannya. tapi….]

"Tapi?"

Hening sesaat. Tapi aku dengan sabar menunggu.

[Jangan di tutup. Bawa saja ini denganmu…jangan biarkan dia menemukannya.]

"…Itu artinya..."

  • Crank….* Jawabannya adalah suara kecil yang muncul dari 'pintu yang tak pernah terbuka'. Dari celah, sesuatu keluar kepadaku.

Aku mengambilnya dan berkata:

"…Kamu ingin aku untuk membawa ini?"

[….Ya.]

Sagiri baru saja melemparkan kepadaku sepasang Earbud nirkabel [2].

Ketika aku kembali keruang tamu, Megumi dengan damainya duduk disofa, sebagian besar pahanya terlihat.

"Maaf membuatmu menunggu."

Aku berjalan menuju Megumi. HPku kutaruh di sakuku, satu earbud di telingaku. Dengan begini, Aku bisa mendengar suara luar dan Sagiri sedangkan Megumi tidak bisa mendengar suara Sagiri.

"Oh astaga, Onii-san, dimana Izumi-chan? Apa kamu tak menemukannya?"

Aku menggelengkan kepalaku.

"Apa mungkin dia tidak ada dirumah?"

"Sebenarnya tidak. Sebaliknya, dia tidak mungkin selain dirumah."

"Cara bicara yang aneh."

Because she was 'at home' so much to the point that it's unimaginable.

"Let's leave that aside for now. If she's home why didn't she come here?"

"Because she refused to leave her room."

"……….."

Maybe I was too straightforward, Megumi was shocked.

I told her bluntly:

"What do you think? Incurable right?"

"Please don't tell me that's that case."

Megumi tapped the tea cup and lectured me.

"Mwu ~~ I never thought that she not only wouldn't come to school, but that she doesn't even leave her room….To think her hikikomori's status was that bad…."

Megumi hugged her head and unexpectedly said that. But she quickly continued:

"By the way, Onii-san, do you think it's okay?"

"Of course not. She has refused to come out since a year ago. I have already tried many solutions…but none of them work."

"In other words, our goal is the same."

"Well…you can say so."

It wasn't exactly the same, but I'm too lazy to explain to her. The truth is, I only hoped that Sagiri would come out of her room.

"Then, Onii-san, we are allies now, right?"

Megumi's hand clenched into a fist, she told me that.

"Allies huh…?"

I felt no motivation.

…Because this girl looked quite useless to me.

"Alright, don't sit there. Come here and sit next to me."

Megumi tapped the seat next to her.

I hesitated slightly, due to the fact that I planned to sit in front of her.

"Hurry hurry. Don't hesitate! Hurry!"

"…You sound like this is your home."

In the end, I sat down next to Megumi like she said.

"Ehehehe ~~ Next to ~ Onii-san ♪"

What an annoying girl. My favorable points toward you had dropped again.

[….Say, Onii-san.. this girl…is so annoying..]

Sagiri sounded troubled.

Catatan Penerjemah dan Referensi

  1. Kalian tahu maksudnyakan? :v
  2. Headset yang sangat kecil yang dipake di telinga



Mundur ke Bab1 Kembali ke Halaman Utama Maju ke Bab 3