Oregairu (Indonesia):Jilid 5 Bab 1

From Baka-Tsuki
Revision as of 04:10, 28 February 2017 by Irant Silvstar (talk | contribs)
Jump to navigation Jump to search

Bab 1 : Tiba-tiba, kedamaian di rumah Hikigaya dihancurkan

Aku mengetik keyboard laptopku sambil berbaring di atas lantai.

Aku sudah hampir menyelesaikan keseluruhan proyek penelitian itu. Sekarang tinggal masalah membuatnya bisa dipresentasikan dan selesai sudah.

Meski aku berkata begitu, proyek penelitian ini bukan milikku. Tugas sekolahku hanya PR matematika yang segera kusingkirkan dengan menyalin jawaban. Bukan masalah besar, aku sudah menetapkan untuk mengincar universitas sastra swasta, jadi matematika tidak dibutuhkan. Proyek penelitian ini bukan milikku tapi milik Komachi, adik perempuanku.

Dan mengenai orang yang bersangkutan, dia sedang berbaring di sebelahku—beristirahat dari kecapekan belajarnya—dan sedang mengangkat tinggi-tinggi kucing kami tercinta Kamakura sambil meremas kakinya.

Si brengsek ini…bagaimana bisa dia melakukan ini sementara seseorang di sebelahnya sedang bekerja keras untuk tugasnya saat ini…? Jangan membuatku meremas kakimu![1]

Yah, aku memang ingin dia berkonsentrasi pada ujiannya, jadi aku setidaknya harus memberikan pelayanan sebanyak ini. Meluasnya gagasan bahwa tidak ada artinya kecuali kamu melakukan sesuatu itu sendiri adalah cukup benar, tapi akal sehat tidak menjadi masalah bagi adik perempuanku. Moralitas dan logika itu cuma hal yang sepele, arti dari ‘adik perempuan’ adalah kombinasi arti dari kata ‘perempuan’ dan ‘akhir’.

Dengan kata lain, awal dan masa depan dari para perempuan adalah adik perempuan dan kelak, akhir dari semua perempuan. Alpha dan Omega seperti kata mereka[2].

Dari awal sampai akhir. Bisa saja itu disebut sebagai wujud akhir dari evolusi semua perempuan. Berdiri di puncak dari semua perempuan berarti berdiri di atas semua umat manusia; tidak mungkin aku bisa melawan musuh seperti itu. Maka dari itu, kami menetapkan Teori Adik Perempuan Terhebat.

Maka, aku akhirnya mengerjakan setengah proyek penelitian Komachi… “Maka” apa? Ya, lalu bagaimana kalau begini? Belajar bagaimana memanfaatkan orang dan mengembangkan hubungan pribadi yang akan datang membantumu juga merupakan bentuk pembelajaran.

Selagi pemikiran itu melayang-layang di dalam kepalaku, aku terus mengetik keyboard-nya dan laporan bodoh, tapi bagus itu sudah selesai.

—Sekarang selanjutnya, aku hanya perlu menambahkan nama “Hikigaya Komachi” di laporan itu.

Dan yang terakhir, “TOMBOL ENTER, BAM!”[3] dan menyimpan dokumennya. Aku mendorong laptopnya ke arah Komachi.

“Ini, sudah selesai. Pastikan untuk memeriksanya.”

“Mmmm.” Komachi berguling di atas lantai ke sisiku.

Komachi melihat ke arah layar, menganggukan kepalanya, dan kemudian berhenti.

“…Onii-chan.” Komachi perlahan membuka mulutnya. Suaranya kali ini adalah yang terdalam yang pernah kudengar. Itu sangat dalam, senyumannya juga menakutkan, “Apa-apaan ini?“

“E-em… Aku pikir aku sebaiknya menulis sesuatu yang sangat mirip-Komachi, jadi…” jawabku dengan panik ketika dia bertanya padaku.

Bahu Komachi bergetar setelah mendengar jawabanku. “Mirip-Komachi… O-Onii-chan, seperti itukah kamu memandangku selama ini…? Aku sangat kaget! Kaget sekali!”

Dia memegangi kepalanya dengan tangannya dan berguling-guling di atas lantai sambil mengerang. Aku tetap disana melihat dia untuk sejenak karena betapa manisnya dia sampai dia melompat berdiri dan mengacungkan jarinya padaku. “Bagaimana bisa ini mirip aku? Maksudku, dua kalimat terakhir itu mirip kamu sekali, onii-chan!”

Oh oke, aku rasa itu ternyata tidak bagus…Tidak, sebenarnya, bahkan kupikir aku memaksakannya. Tunggu, jadi bagian sebelumnya itu lumayan mirip-Komachi, huh? Itu lebih mengejutkan bagiku.

“Baiklah, baiklah. Aku akan memperbaikinya. Aku cuma perlu memperbaikinya, kan? Oke, oke. Ini bahkan bukan tanggung jawabku, tapi aku akan diam dan memperbaikinya saja.”

“Hentikan! Jangan kamu berani bersikap seperti bawahan perusahaan yang kusam denganku!” Komachi berkacak pinggang dengan marah, tapi kemudian menghela nafas dengan pasrah. Dia mengerang seakan sedang merenungkan situasi ini. “… Baiklah, ini memang tugasku, jadi aku akan menyelesaikan sisanya. Terima kasih untuk semuanya sampai sejauh ini.”

Ketika dia menunjukkan kepadaku betapa mengagumkan dia, bahkan aku jadi merasa ingin menyelesaikan laporan itu dengan benar. Ini mungkin tidak sesuai dengan karakterku, tapi mungkin aku seharusnya mengerjakannya dengan serius dari awal segera setelah aku menerima tugas tersebut tidak peduli betapa malas rasanya.

“Yah… kamu tahu. Rasanya agak menjengkelkan di bagian terakhir, jadi itu terjadi begitu saja… Maaf, aku akan membantumu sebisa mungkin.”

Mata Komachi bersinar tepat saat aku mengatakan itu. Dia terlihat seperti “yamapikaryaa”[4]. Kata itu artinya kucing Iriomote di sekitar sini. Yamapikaryaa!

“Aku tahu kamu pasti akan bilang begitu, onii-chan!. Itulah kenapa aku sayang kamu, onii-chan!”

“Ya, ya, Aku sayang, sayang, sayang, aku juga sayang kamu."

Dia menyebarkan poin Komachi biasanya lagi dan walau agak mengganggu, aku menghadapinya dengan acuh tak acuh. Lagipula, aku sudah mengerjakan hampir semua penelitiannya sampai sejauh ini, jadi setidaknya aku yang menyelesaikannya sendiri.

Selagi aku mengetik penjelasan-penjelasannya satu demi satu, kucing kami menyeret dirinya dan dengan lesu duduk di depan layar.

Kenapa juga kucing suka menempatkan dirinya di depan TV dan duduk di atas koran…?

“Komachi.”

“Siap.” Komachi salam hormat dan melancarkan strateginya untuk memindahkan Kamakura.

Ketika dia mengangkatnya, Kamakura menggeliatkan kaki-kakinya dan mencoba untuk melepaskan dirinya. Sama seperti ada beberapa orang yang berambut lembut, bulu kucing juga sama lembut dan halusnya.

Komachi dengan cepat meruntuhkan pertahanannya dengan menggelitik lehernya dan segera setelahnya, dia mulai menggosoknya. Komachi menggosoknya mulai dari kepala sampai ke ekornya sambil bersenandung gembira.

“Fufufu. Kamu kucing kecil yang nakal jika kamu berpikir bisa menghalangi kami ☆.”

“Dia sebenarnya sudah tua kalau kita berbicara tentang umurnya.”

Berapa umur Kamakura lagi? Dia sekitar 4 atau 5 tahun ketika dia tiba di rumah kami. Kalau kita hitung umurnya dalam tahun manusia, maka dia kira-kira seumuran Hiratsuka-sensei. Aku ingin mengenalkan kucing kami padanya.

Aku menyerahkan materi proyek penelitian itu pada Komachi dan akhirnya aku bisa mulai mengurus urusanku sendiri.

Jam sudah hampir menunjukkan pukul 11. Aku perlu bersiap-siap untuk menghadiri kelas musim panasku di siang hari.

Ketika aku berganti ke baju yang layak, interkom berbunyi.

Apakah itu pengiriman ulang yang aku minta dari Amazon? Tak kusangka kalian akan mengincar masa ketika aku tidak ada di rumah, apa kalian itu ninja atau semacamnya?

Ketika aku membuka pintu depan sambil meremas cap stempelku, terlihat seseorang yang tak kuduga di sana.

“Y-Yahallo.”

Dengan gaya rambut bakso yang dicat cokelat cerah, mengenakan pakaian khas-musim panas, dan memegang sebuah tas jinjing dengan kedua tangannya, Yuigahama Yui sedang berdiri terdiam sambil bersikap waswas pada sekelilingnya.

“Y-Ya…”

Pemandangan yang tak terduga ini membuatku membeku di tempat. Kami berdua tetap diam seakan-akan saling merasa satu sama lain, mencoba untuk mencari tahu apa yang sebaiknya kami lakukan.

Berbicara mengenai orang yang pernah sampai ke depan pintu kami sampai hari ini, orang yang bisa kuingat hanyalah si kurir jasa pengiriman kilat dan nyonya tua di sebelah rumah yang memberikan surat edaran pada kami, jadi aku merasa sulit untuk menerima fakta bahwa seseorang dari sekolahku telah berhasil sampai pada kediaman pribadiku. Analogi yang tepat adalah seperti mendapati rusa gazelle di sebuah akuarium. Kamu hanya bisa melihat rusa gazelle di padang savana, kebun binatang atau di dunia Ultimate Muscle [5].

Aku meremas pintu yang terbuka, mempertahankan sikap kalemku, dan berkata, “Ada perlu apa?”

Seharusnya ini yang kedua kalinya Yuigahama mengunjungi rumahku. Kali pertama itu ketika dia datang untuk menyampaikan rasa terima kasihnya setelah kecelakaan mobil saat itu. Namun, aku tidak bertemu dengannya secara langsung saat itu.

“E-Em… apa Komachi-chan ada di rumah?”

Dia mungkin membuat janji dengan Komachi.

“Komachiii, temanmu dataaaaaang,” Aku memanggil Komachi seperti seorang ibu dan dia datang ke pintu masuk. Sebelum aku menyadarinya, dia sudah berganti pakaian. Bukankah kamu cuma memakai sepotong kaos saja tadi?

“Hei Yui-san, selamat datang. Ayo masuk, ayo masuk, jangan sungkan-sungkan.”

“Oke, terima kasih. Ma-maaf mengganggu…” kata Yuigahama, tapi seakan merasa ragu untuk masuk ke dalam rumah kami, dia menarik nafas kecil. Dia kemudian melangkah melewati pintu masuk seakan dia sudah mempersiapkan dirinya. Tapi, rumah kami itu bukan sebuah dungeon besar atau semacamnya.

Setelah memasuki rumah kami, Yuigahama melihat-lihat dengan penasaran. Ayolah, kamu benar-benar tidak perlu menyentuh beruang kayu itu.

Rumah orang lain bukan hanya misterius, tapi juga sebuah zona luar. Aku yakin ada semacam kejutan budaya ketika kamu memasuki sebuah lingkup budaya yang berbeda. Yuigahama melihat-lihat pada hal-hal yang paling biasa seperti tangga, jendela dan dinding. Setip kalinya, dia akan menyeru "ooh" atau "woooow" yang agak membuatku jengkel…

Bahkan setelah kami sampai ke ruang tamu di lantai dua, Yuigahama masih merasa gelisah selagi matanya berputar kesana-kemari, tapi matanya berhenti setelah melihat rak buku. Dia menyusuri jarinya pada rak tersebut dan dengan ngeri membuka mulutnya, “Whoa, banyak sekali bukunya.”

“Baik ayahku dan onii-chan suka buku, jadi bukunya akan terus semakin bertambah.” Komachi menjawab dari meja dapur.

Aku tidak merasa bukunya ada sebanyak itu, tapi dia juga tidak terlihat seperti tipe yang akan membaca…

Jarang sekali orang lain berkunjung ke rumah kami.

Kami adalah sebuah keluarga modern yang umum, kedua orang tua kami bekerja dan tidak begitu sering bersosialisasi dengan tetangga kami. Pada saat kami bertemu mereka, kami paling cuma akan saling menyapa dan yang saling kami ketahui soal satu sama lain cuma nama kami.

Berkat itu, aku tidak tahu bagaimana menerima tamu kami. Tidak banyak yang bisa kulakukan jika aku disebut orang bodoh yang tidak beradab. Aku mungkin hanya akan menebar abu di atas papan nama saat ayahku dimakamkan[6]. Oh wow, aku merasa seperti seorang tokoh terkenal. Cuma suatu pemikiran tak berarti, tapi orang yang bisa dengan bangga berseru, “Hei, tapi Edison saja tidak begitu pandai belajar!” itu bukan hanya tidak pandai belajar tapi juga tidak pandai melakukan apapun. Semakin banyak yang kamu ketahui.

“Mm…”

Aku menarik kursi dan menyarankan, “Silahkan duduk dulu?” pada Yuigahama sambil mengerang.

Itu jadinya aneh karena aku tidak terbiasa dengan ramah tamah semacam ini. Aku seperti anak super kampungan yang menawarkan sebuah payung pada seorang gadis kota di tengah hujan. Malah, aku mungkin hanya akan berkata tanpa berpikir panjang setelahnya, “Haha! Rumahmu itu rumah hantu”![7]

“Te-Terima kasih.”

Ketika Yuigahama duduk tanpa bersuara, Komachi datang dari dapur dan meletakkan segelas cangkir ke atas meja. Es di dalam teh jelai itu saling bertubrukan.

“Jadi, untuk apa kamu kemari?” tanyaku tanpa mengetahui alasan sebenarnya atas kunjungannya.

Kemudian, Yuigahama dengan hati-hati menunjukkan tas jinjing yang dia pegang pada pangkuannya.

“Em, aku meminta bantuan Komachi-chan untuk Sabure…” kata Yuigahama, dan membuka tasnya.

Saat tasnya terbuka, sebuah makhluk yang sangat janggal, hina, dan berambut melompat keluar dan merangkak ke arahku. Makhluk itu memiliki bulu cokelat cerah dengan mata bulat yang manis, kaki pendek dan sebuah ekor yang mengibas dan mengepak. Jika zaman tidak berganti, maka makhluk ini akan menjadi makhluk termulia dari semua makhluk, dia adalah seekor anjing.

Anjingnya Yuigahama, Sabure, langsung menuju ke arahku. Kamu pikir aku itu apa, Friskies MonPetit[8]? Dia tidak berhenti sama sekali, berlari dengan sekuat tenaganya.

SABURE menggunakan TACKLE! Itu super efektif! Hachiman tidak sadarkan diri![9]

Sabure menabrakku dengan tenaga yang berlebihan, menjilatiku sebanyak yang dia bisa sambil berseru “Hachiman, jilat, jilat!” dan aku melepaskannya dariku. Aku mengangkatnya dan aku bisa melihat ekornya mengibas naik dan turun.

“Ada apa dengan anjing ini…? Huh? Bukankah bulunya lebih pendek dari sebelumnya?”

Dibandingkan dua bulan lalu, panjang bulunya terlihat lebih pendek. Apakah dia menggunakan Beast Spear terakhir kali atau sesuatu?

“Ahh benar, Sabure mempunyai mantel panjang, jadi kami memberikan potongan musim panas.”

“Oh ho…”

Maksudku, tidak masalah apapun itu, apakah Jungkir balik, Pukulan atas, atau Tendangan berputar.

"Jadi, kenapa kamu bawa makhluk ini kesini?"

Aku melepaskan Sabure dari genggamanku, tapi dia terus menerus mengelilingi kakiku dan tidak terlihat akan meninggalkanku segera. Dia sangat keras hati sehingga aku tidak yakin apa yang dilakukan selain guk, guk, guk.

Aku membuat pandangan protes ke Yuigahama memintanya melakukan sesuatu dan Yuigahama segera memanggilnya, “Sabure, kemarilah.”

Segera setelah dia mencapainya, Yuigahama mengambilnya dan dia dengan lembut menepuknya, dia melanjutkan, “Keluargaku akan pergi cukup lama setelah ini.”

Perjalanan keluarga, huh…? Kata-kata ini terasa sangat nostalgia.

Aku piker ini bukanlah topic yang sering kamu bicarakan saat kamu menjadi anak SMA, tapi sekali lagi, aku tidak punya orang untuk diajak bicara tentang ini.

“Keluargamu terlihat sangat dekat. Tidak seperti keluargaku---“

“Itu karena onii-chan memutuskan untuk tetap dirumah kan?” kata Komachi, menjawab dengan cepat.

Yuigahama berbisik dengan heran, “Itulah Hikki untukmu…”

Terlihat seakan dia menunjukkan respek kepadaku. Oh key, mungkin kamu punya mata yang bagus untuk menilai orang? Seperti itulah yang aku pikirkan, tapi ini berubah menjadi dia memandangi seseorang yang sangat kasihan.

“… Bukan itu. Itu karena aku berkata aku tidak akan pergi saat aku SMP. Setelah itu, aku berhenti pergi bersama dengan mereka, itu saja.”

Aku bukan tepat berada di usia memberontak, tapi memalukan dan aneh untuk pergi dengan keluargaku. Karena itu aku menolak pergi bersama, tapi ayahku yang brengsek benar-benar gembira tentang itu.
Baiklah, siapa peduli tentang ayahku. Perjalanan Yuigahama adalah focus utama saat ini.

“Jadi bagaimana tentang perjalanmu ini?”

“Ah yah, jadi selama kami pergi, kami berharap menitipkan Sabure disini untuk sementara waktu atau semacamnya.”

Yuigahama melihatke arahku bertanya, “Apakah oke?”

Meskipun aku adalah orang Jepang yang bisa mengatakan “TIDAK” terhadap semua permintaan, melihat Komachi tersenyum sangat lebar sambil menggosok Sabure membuat sulit untuk menolak permintaannya.

Tetapi aku tidak bisa begitu saja mengatakan di depannya “Oke, oke.” Sekali dia sudah diberikan jawaban, maka tidak mungkin aku bisa memberikan jawaban lain.

“…Kenapa repot-repot meninggalkan dia di tempat kami sementara kita sangat jauh?”

Karena ini Yuigahama, aku yakin dia punya banyak teman dekat untuk dimintai tolong dan akhir-akhir ini banyak dibicarakan tentang hotel hewan peliharaan sudah bertambah baik.

“Masalahnya adalah, Yumiko dan Hina tidak pernah punya peliharaan sebelumnya. Pertama, aku coba minta Yukinon, tapi dia bilang aka nada banyak urusan di rumahnya, jadi…” Yuigahama menggumam ragu-ragu dengan pandangan gelisah.

Baiklah Yukinoshota tidak terlalu baik berurusan dengan anjing, jadi aku yakin dia akan menolah bagaimaapun juga meskipun dia tidak di rumah… Ah, tidak, yang mengejutkan dia akan bilang, “Serahkan padaku” dan menerima, hanya untuk mencoba memberi makan perlahan-lahan pada Sabure. Selagi aku membayangkan scenario yang menyenangkan ini, Komachi yang memperhatikan keheningan Yuigahama bertanya lebih lanjut, “Apakah ada yang terjadi dengan Yukino-san?”

Ketika ditanya, Yuigahama tergagap. Dia menoleh ke arahku dengan pandangan tidak yakin. “Benar… Hikki, apakah kamu berhubungan dengan Yukinon?”

“Tidak, aku bahkan tidak punya nomernya.”

Aku tidak punya merpati pengantar pesan dan kecuali aku mencoba memasukkan surat dalam kaleng dan membiarkan laut mengantar kepadanya, maka aku tidak punya cara untuk menghubunginya. Aku bertanya pada Komachi dengan pandangan “Bagaimana denganmu?” dan dia menggelengkan kepala.

“Seperti, aku sudah mengiriminya banyak pesan dan menelepon berkali-kali.”

“Jadi apa masalahnya?”

“Setiap kali aku meneleponnya, mesin penjawab yang menerima dan kemudian dia akan mengirimiku pesan selanjutnya. Juga membutuhkan waktu yang lama untuk dia membalas pesanku… dan sepertinya pesannya terlihat tidak bersemangat atau lesu dibandingkan biasanya…Setiap kali aku mencoba mengajaknya keluar, karena beberapa alasan, dia selalu sibuk…”

“Haha…”

Dia jelas sekali menghindarimu. Maksudku, itulah yang dilakukan semua perempuan di SMP ketika aku mengirimi mereka pesan, begitulah yang ingin aku katakan, tapi tidak jadi.

Lagipula, Yuigahama tidak akan gagal menyadari bahwa ada seseorang yang ingin mendorong dia jauh-jauh. Sebagai ahli dalam membaca mood dan menyesuaikan diri, tidak mungkin dia bisa melewatkan ini sebagai langkah awal.

“Aku bertanya-tanya apakah terjadi sesuatu padanya…”Yuigahama tertawa lemah.

“Jangan biarkan itu mengganggumu. Mungkin dia benar-benar punya banyak hal untuk diurus di rumah. Saat sekolah dimulai lagi, semua akan kembali normal.”

Seakan tidak seperti karakterku, aku memberikannya keberanian. Ini adalah keahlianku untuk mengatakan sesuatu tanpa dasar seperti ini. Jadi frase “penuh kebohongan” yang mencakup 800 kebohongan, aku ingin membuatnya menggambarkan 80.000 kebohongan.

Tapi ini tidak sepenuhnya bohong. Benar bahwa dia mempunyai banyak urusan di rumah.

--- Ini adalah awal Agustus, lebih dari dua minggu lalu.
Saat itu kami berpisah setelah kemah

Sejak itu, Yukinoshita dibawa pulang ke rumah oleh kakak perempuannya, Haruno-san, kami tidak pernah bertemu lagi. Tapi mobil yang dikendarai oleh sopir mereka yang dinaikki oleh kakaknya Yukinoshita membuat serangkaian ingatan lalu melintas di kepalaku.

Sekitar setahun lalu, Yuigahama dan aku terlibat dalam sebuah kecelakaan mobil. Yang menyebabkan kejadian itu adalah sebuah mobil yang dikendarai sopr. Aku tidak yakin apakah mobil pada kecelakaan itu adalah sama dengan hari itu. Hanya ingatan samar-samar menghubungkan dua hal ini.

Tidak ada bukti sama sekali. Testimoni, deklarasi, keputusan, tidak ada sama sekali.

Selama ini berlanjut, suasana suram, hanya waktu terus berjalan.

Bahkan setelah doronganku yang meragukan, Yuigahama masih terlihat khawatir, “Menurutmu begitu?”

“Tidak, aku tidak tahu”

“Apa-apaan? Itu tidak jelas sama sekali” Yuigahama membuat senyuman yang mengherankan.

Tapi sungguh aku tidak tahu apa-apa.

Aku tidak kenal Yukinoshita Yukino.

Tentu saja, aku tahu dia di permukaan, aku tahu namanya, wajahnya, betapa bagus peringkatnya, bagaimana dia tidak dekat dengan orang, bagaimana dia suka kucing dan Pan-san, bagaimana dia punya mulut yang tajam, dan bagaimana cerobohnya dia kadang-kadang. Tapi hanya itu yang aku tahu.

Mengetahui sebanyak itu tidak berarti mengenal seseorang. Dengan cara yang sama orang lain tidak memahamiku. Aku juga tidak memahami mereka. Itu adalah sesuatu yang tidak bisa aku lupakan.

Tepatnya apa yang dibutuhkan agar kamu bisa mengatakan bahwa kamu “mengenali” seseorang?

Ketika aku ada di ambang jatuh ke dalam labirin pikiranku, sebuah keributan kecil terdengar.

Setelah melihat, ada sebuah suara geraman rendah kemudian. Kelihatannya Sabure dan Kamakura terlibat perkelahian intimidasi, kegugupan di sekitar Komachi.

Kamakura mendirikan penghalang menyuruh Sabure jangan mendekat, tapi dia menerobosnya dengan serangan gemas dan mengejarnya. Komachi melihat mereka dengan gembira tanpa menhentikan mereka.

Apakah ini akan berlanjut untuk sementara? Aku membuat pandangan terganggu dan Yuigahaman berkata dengan nada meminta maaf, “A-ahha, maaf. Kami mempertimbangkan tentang hotel peliharaan juga, tapi mereka sangat padat selama musim ini,” “Dan inilah sekarang, onii-chan”

Komachi menepuk dadanya dengan “ta-dah!” dan dengan bangga tertawa. Kenapa kamu terlihat bisa diandalkan? Apakah kamu semacam kapten kapal?

Hmm, baiklah, karena dia banyak mengirim pesan ke Yuigahama, aku membayangkan saran ini muncul.

“Maksudku jika kita tidak melakukannya, tidak akan ada kesempatan di musim panas. Ini kesempatanmu!” Komachi dengan pelan berbisik. Aku punya perasaan matanya berbinar dengan silau☆, tapi aku lebih termakan dengan penggunaaan frase favorit Zaimokuza, “Chance.” Aku penasaran apakah pengaruhku telah menyebar lebih jauh? Aku harap itu tidak menjadi terkenal… Aku akan menjadi korban sepenuhnya.

“… Baiklah, jika Komachi oke dengan ini, maka aku juga tidak masalah.”

Ini adalah adik perempuanku yang cerdas yang sedang kita bicarakan. Dia mungkin sudah membuat kesepakatan dengan ibu. Dan sekali dia menguasai ibu, satu0satunya yang tersisa adalah ayahku yang kekanak-kanakan.

Di rumah Hikigaya, anak laki-laki tertua tidak punya hak dalam membuat keputusan. Hierarki terdiri dari ibu, diikuti oleh Komachi, ayah, dan terakhir aku. Oh Posisi tertinggi ditempati oleh kucing, oke? Merekan hanya melihat manusia sebagai pelayan.

“Bagaimanapun, kami dengan senang hati menjaganya, tapi apa yang harus kami lakukan dengan makanannya? Pita Woof? Frontline? Jangan bilang kamu mau Pedigree untuknya? Kami tidak cukup kaya untuk itu, kamu tahu kan.”

“Bagaimana bisa kamu tahu begitu banyak…? Tunggu dulu, Frontline adalah untuk membasmi kutu! Sekarang aku mulai khawatir…” Yuigahama gemetar dengan ekspresi gelisah.

Komachi tersenyum untuk membuat dia lega dari kekhawatiran. “Jangan khawatir, kami terbiasa memelihara anjing dulu sekali.”

“Benarkah?”

“Benar sekali.” kataku. Itu adalah cerita sangat lama. Ingatanku agak tercampur, tapi kemudian. Aku punya perasaan orang tuaku atau Komachi menjaganya hampir sepanjang waktu.

Yuigahaman kemudian tersenyum hangat. “Oh, itu agak mengejutkan.”

“Kakakku menyukai kucing maupun anjung. Hanya manusia yang dia benci…”

Apakah aku detektif dunia bawah yang pertama atau semacamnya…?

Tapi baiklah, Komachi tidak sepenuhnya salah. Itu benar bahwa aku tidak membenci anjing atau kucing. Jika ada jenis yang benar-benar aku suka.

Hanya kucing yang aku suka.

Saudara-saudara, aku suka kucing. Saudara-saudara, Aku cinta kucing. Aku suka kucing Amerika berambut pendek. Aku suka kucing tortoiseshell. Aku suka kucing Sphinx. Aku suka kucing ragdoll. Aku suka kucing keriting Amerika. Aku suka kucing Scottish Fold. Aku suka kucing Persia. Aku suka kucing Singapura. Aku suka kucing Russian Blue.

Gang belakang, tempat tidur kucing, menara kucing, di atas kulkas, di bawah tempat tidur, di rel beranda, dalam kotak kardus, dalam tas kertas, di punggung orang, dan di atas futon.

Aku cinta kucung dimanapun tempatnya.

…Sebenarnya, si brengsek yang menyiksa kucing tidak bisa aku maafkan. Aku ingin orang-orang yang tidak menghargai hidup matisaja. Aku benar-benar benci orang yang tidak menghargai kehidupan!

Selagi aku memainkan dengan kuat pidato di dalam hati. Yuigahaman memunjukkan senyum lega. “Aku rasa aku tidak perlu khawator kalau begitu. Sabure terlihat menempel pada Hikki juga.”

“Jangan berharap banyak. Aku adalah tipe orang yang lebih cocok untuk dijaga daripada menjaga. Kamu bahkan bisa menyebutku pro dalan hal dimanfaatkan.”

Aku sudah dibesarkan selama 17 tahun ini, jadi hidup dengan cara lain adalah diluar pertanyaan. Karena kepribadianku diperkuat oleh cetakan masa remajaku, tidak ada cara untuk memperbaikinya sekarang.

Ketika aku menjawab, sementara mencolek Sabure yang berbaring di sebelahku dengan perutnya terbuka, Komachi menggesernya. “Bagaimanapun, serahkan Sabure-chan padaku! Aku akan dengan cepat membuat dia menjadi tidak bisa pergi tanpaku!” Komachi sedang meluap dengan motivasi untuk mencurinya.

“Oh aku tidak yakin akan suka itu, tapi…Oke, tolong jaga dia untukku.” Yuigahama punya pandangan tidak enak, tapi dia membungkukkan kepala. Dia kemudian melihat ke jam tangannya yang menghadap ke dalam untuk melihat waktu.

“Ah, aku harus pergi. Keluargaku menungguku.”

“Baiklah, baiklah, Aku akan mengantarmu.”

Aku melihat mereka berdua pergi dariku dan turun tangga dengan mataku sambil menggeledah tas jinjing yang dipercayakan Yuigahaman padaku. Di dalam tas, ada makanan anjing dan perangkat kebutuhan lain yang dibutuhkan untuk merawat Sabure. Ngomong-ngomong, makanan anjingnya adalah Science Diet. Anjing ini hidup lebih sehat daripada aku…

Dan untuk Sabure, anjing itu sedang bertanya-tanya, dia sedang mengendus ruangan sambil berkeliaran. Ahh, mungkin dia bereaksi pada bau kucing disini?

Dan untuk Kamakura, sejak kapan dia pergi? Dia berdiam di atas kulkas dan melihat Sabure dan aku dengan mata mengantuk. Sepertinya bukan dia membenci Sabure atau tidak tertarik padanya. Karena dia tidak tahu bagaimana berinteraksi dengannya, dia berakting capek dan menjauh.

Dalam pandangannya seakan dia mundur selangkah. Aku ingat sesuatu.

Ini karena ulang tahun Yuigahama yang masih gambling di ingatanku.
Perhentian sejenak saat cuaca cerah di musim hujan. Seorang gadis tersenyum sendiri, sinar merah berkilau dari matahari terbenam menyinarinya dari belakang.

Saat itu, dia tanpa ragu membuat garis.
Sebuah garis yang menandakan dia berbeda dengan kami berdua, sang korban.

Tepatnya apa garis batas itu?

Sekarang aku akhirnya mulai mengerti apa itu.

Mundur ke Prolog Kembali ke Halaman Utama Lanjut ke Bab 2

Catatan Translasi

<references>

  1. Parodi lirik lagu single Seikima-II “House of Wax”
  2. Kalimat dalam New Testament.
  3. TOMBOL ENTER, BAM! – Parodi salah satu kalimat dari manga Jigoku Misawa.
  4. Yamapikaryaa – Sepatah kata dalam dialek lokal bahasa Yaeyama yang bisa berarti "sesuatu yang bersinar di atas gunung".
  5. Referensi Kinnikuman(Ultimate Muscle) 2, mengacu pada Gazelleman
  6. Nobunaga Oda yang melakukan itu.
  7. Referensi Tonari no Totoro.
  8. Makanan kucing
  9. Pokemon.