Oregairu (Indonesia):Jilid 5 Bab 1

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 1 : Tiba-tiba, kedamaian di rumah Hikigaya dihancurkan[edit]

Aku mengetik keyboard laptopku sambil berbaring di atas lantai.

Aku sudah hampir menyelesaikan keseluruhan proyek penelitian itu. Sekarang tinggal masalah membuatnya bisa dipresentasikan dan selesai sudah.

Meski aku berkata begitu, proyek penelitian ini bukan milikku. Tugas sekolahku hanya PR matematika yang segera kusingkirkan dengan menyalin jawaban. Bukan masalah besar, aku sudah menetapkan untuk mengincar universitas sastra swasta, jadi matematika tidak dibutuhkan. Proyek penelitian ini bukan milikku tapi milik Komachi, adik perempuanku.

Dan mengenai orang yang bersangkutan, dia sedang berbaring di sebelahku—beristirahat dari kecapekan belajarnya—dan sedang mengangkat tinggi-tinggi kucing kami tercinta Kamakura sambil meremas kakinya.

Si brengsek ini…bagaimana bisa dia melakukan ini sementara seseorang di sebelahnya sedang bekerja keras untuk tugasnya saat ini…? Jangan membuatku meremas kakimu![1]

Yah, aku memang ingin dia berkonsentrasi pada ujiannya, jadi aku setidaknya harus memberikan pelayanan sebanyak ini. Meluasnya gagasan bahwa tidak ada artinya kecuali kamu melakukan sesuatu itu sendiri adalah cukup benar, tapi akal sehat tidak menjadi masalah bagi adik perempuanku. Moralitas dan logika itu cuma hal yang sepele, arti dari ‘adik perempuan’ adalah kombinasi arti dari kata ‘perempuan’ dan ‘akhir’.

Dengan kata lain, awal dan masa depan dari para perempuan adalah adik perempuan dan kelak, akhir dari semua perempuan. Alpha dan Omega seperti kata mereka[2].

Dari awal sampai akhir. Bisa saja itu disebut sebagai wujud akhir dari evolusi semua perempuan. Berdiri di puncak dari semua perempuan berarti berdiri di atas semua umat manusia; tidak mungkin aku bisa melawan musuh seperti itu. Maka dari itu, kami menetapkan Teori Adik Perempuan Terhebat.

Maka, aku akhirnya mengerjakan setengah proyek penelitian Komachi… “Maka” apa? Ya, lalu bagaimana kalau begini? Belajar bagaimana memanfaatkan orang dan mengembangkan hubungan pribadi yang akan datang membantumu juga merupakan bentuk pembelajaran.

Selagi pemikiran itu melayang-layang di dalam kepalaku, aku terus mengetik keyboard-nya dan laporan bodoh, tapi bagus itu sudah selesai.

—Sekarang selanjutnya, aku hanya perlu menambahkan nama “Hikigaya Komachi” di laporan itu.

Dan yang terakhir, “TOMBOL ENTER, BAM!”[3] dan menyimpan dokumennya. Aku mendorong laptopnya ke arah Komachi.

“Ini, sudah selesai. Pastikan untuk memeriksanya.”

“Mmmm.” Komachi berguling di atas lantai ke sisiku.

Komachi melihat ke arah layar, menganggukan kepalanya, dan kemudian berhenti.

“…Onii-chan.” Komachi perlahan membuka mulutnya. Suaranya kali ini adalah yang terdalam yang pernah kudengar. Itu sangat dalam, senyumannya juga menakutkan, “Apa-apaan ini?“

“E-em… Aku pikir aku sebaiknya menulis sesuatu yang sangat mirip-Komachi, jadi…” jawabku dengan panik ketika dia bertanya padaku.

Bahu Komachi bergetar setelah mendengar jawabanku. “Mirip-Komachi… O-Onii-chan, seperti itukah kamu memandangku selama ini…? Aku sangat kaget! Kaget sekali!”

Dia memegangi kepalanya dengan tangannya dan berguling-guling di atas lantai sambil mengerang. Aku tetap disana melihat dia untuk sejenak karena betapa manisnya dia sampai dia melompat berdiri dan mengacungkan jarinya padaku. “Bagaimana bisa ini mirip aku? Maksudku, dua kalimat terakhir itu mirip kamu sekali, onii-chan!”

Oh oke, aku rasa itu ternyata tidak bagus…Tidak, sebenarnya, bahkan kupikir aku memaksakannya. Tunggu, jadi bagian sebelumnya itu lumayan mirip-Komachi, huh? Itu lebih mengejutkan bagiku.

“Baiklah, baiklah. Aku akan memperbaikinya. Aku cuma perlu memperbaikinya, kan? Oke, oke. Ini bahkan bukan tanggung jawabku, tapi aku akan diam dan memperbaikinya saja.”

“Hentikan! Jangan kamu berani bersikap seperti bawahan perusahaan yang kusam denganku!” Komachi berkacak pinggang dengan marah, tapi kemudian menghela nafas dengan pasrah. Dia mengerang seakan sedang merenungkan situasi ini. “… Baiklah, ini memang tugasku, jadi aku akan menyelesaikan sisanya. Terima kasih untuk semuanya sampai sejauh ini.”

Ketika dia menunjukkan kepadaku betapa mengagumkan dia, bahkan aku jadi merasa ingin menyelesaikan laporan itu dengan benar. Ini mungkin tidak sesuai dengan karakterku, tapi mungkin aku seharusnya mengerjakannya dengan serius dari awal segera setelah aku menerima tugas tersebut tidak peduli betapa malas rasanya.

“Yah… kamu tahu. Rasanya agak menjengkelkan di bagian terakhir, jadi itu terjadi begitu saja… Maaf, aku akan membantumu sebisa mungkin.”

Mata Komachi bersinar tepat saat aku mengatakan itu. Dia terlihat seperti “yamapikaryaa”[4]. Kata itu artinya kucing Iriomote di sekitar sini. Yamapikaryaa!

“Aku tahu kamu pasti akan bilang begitu, onii-chan!. Itulah kenapa aku sayang kamu, onii-chan!”

“Ya, ya, Aku sayang, sayang, sayang, aku juga sayang kamu."

Dia menyebarkan poin Komachi biasanya lagi dan walau agak mengganggu, aku menghadapinya dengan acuh tak acuh. Lagipula, aku sudah mengerjakan hampir semua penelitiannya sampai sejauh ini, jadi setidaknya aku yang menyelesaikannya sendiri.

Selagi aku mengetik penjelasan-penjelasannya satu demi satu, kucing kami menyeret dirinya dan dengan lesu duduk di depan layar.

Kenapa juga kucing suka menempatkan dirinya di depan TV dan duduk di atas koran…?

“Komachi.”

“Siap.” Komachi salam hormat dan melancarkan strateginya untuk memindahkan Kamakura.

Ketika dia mengangkatnya, Kamakura menggeliatkan kaki-kakinya dan mencoba untuk melepaskan dirinya. Sama seperti ada beberapa orang yang berambut lembut, bulu kucing juga sama lembut dan halusnya.

Komachi dengan cepat meruntuhkan pertahanannya dengan menggelitik lehernya dan segera setelahnya, dia mulai menggosoknya. Komachi menggosoknya mulai dari kepala sampai ke ekornya sambil bersenandung gembira.

“Fufufu. Kamu kucing kecil yang nakal jika kamu berpikir bisa menghalangi kami ☆.”

“Dia sebenarnya sudah tua kalau kita berbicara tentang umurnya.”

Berapa umur Kamakura lagi? Dia sekitar 4 atau 5 tahun ketika dia tiba di rumah kami. Kalau kita hitung umurnya dalam tahun manusia, maka dia kira-kira seumuran Hiratsuka-sensei. Aku ingin mengenalkan kucing kami padanya.

Aku menyerahkan materi proyek penelitian itu pada Komachi dan akhirnya aku bisa mulai mengurus urusanku sendiri.

Jam sudah hampir menunjukkan pukul 11. Aku perlu bersiap-siap untuk menghadiri kelas musim panasku di siang hari.

Ketika aku berganti ke baju yang layak, interkom berbunyi.

Apakah itu pengiriman ulang yang aku minta dari Amazon? Tak kusangka kalian akan mengincar masa ketika aku tidak ada di rumah, apa kalian itu ninja atau semacamnya?

Ketika aku membuka pintu depan sambil meremas cap stempelku, terlihat seseorang yang tak kuduga di sana.

“Y-Yahallo.”

Dengan gaya rambut bakso yang dicat cokelat cerah, mengenakan pakaian khas-musim panas, dan memegang sebuah tas jinjing dengan kedua tangannya, Yuigahama Yui sedang berdiri terdiam sambil bersikap waswas pada sekelilingnya.

“Y-Ya…”

Pemandangan yang tak terduga ini membuatku membeku di tempat. Kami berdua tetap diam seakan-akan saling merasa satu sama lain, mencoba untuk mencari tahu apa yang sebaiknya kami lakukan.

Berbicara mengenai orang yang pernah sampai ke depan pintu kami sampai hari ini, orang yang bisa kuingat hanyalah si kurir jasa pengiriman kilat dan nyonya tua di sebelah rumah yang memberikan surat edaran pada kami, jadi aku merasa sulit untuk menerima fakta bahwa seseorang dari sekolahku telah berhasil sampai pada kediaman pribadiku. Analogi yang tepat adalah seperti mendapati rusa gazelle di sebuah akuarium. Kamu hanya bisa melihat rusa gazelle di padang savana, kebun binatang atau di dunia Ultimate Muscle [5].

Aku meremas pintu yang terbuka, mempertahankan sikap kalemku, dan berkata, “Ada perlu apa?”

Seharusnya ini yang kedua kalinya Yuigahama mengunjungi rumahku. Kali pertama itu ketika dia datang untuk menyampaikan rasa terima kasihnya setelah kecelakaan mobil saat itu. Namun, aku tidak bertemu dengannya secara langsung saat itu.

“E-Em… apa Komachi-chan ada di rumah?”

Dia mungkin membuat janji dengan Komachi.

“Komachiii, temanmu dataaaaaang,” Aku memanggil Komachi seperti seorang ibu dan dia datang ke pintu masuk. Sebelum aku menyadarinya, dia sudah berganti pakaian. Bukankah kamu cuma memakai sepotong kaos saja tadi?

“Hei Yui-san, selamat datang. Ayo masuk, ayo masuk, jangan sungkan-sungkan.”

“Oke, terima kasih. Ma-maaf mengganggu…” kata Yuigahama, tapi seakan merasa ragu untuk masuk ke dalam rumah kami, dia menarik nafas kecil. Dia kemudian melangkah melewati pintu masuk seakan dia sudah mempersiapkan dirinya. Tapi, rumah kami itu bukan sebuah dungeon besar atau semacamnya.

Setelah memasuki rumah kami, Yuigahama melihat-lihat dengan penasaran. Ayolah, kamu benar-benar tidak perlu menyentuh beruang kayu itu.

Rumah orang lain bukan hanya misterius, tapi juga sebuah zona luar. Aku yakin ada semacam kejutan budaya ketika kamu memasuki sebuah lingkup budaya yang berbeda. Yuigahama melihat-lihat pada hal-hal yang paling biasa seperti tangga, jendela dan dinding. Setip kalinya, dia akan menyeru "ooh" atau "woooow" yang agak membuatku jengkel…

Bahkan setelah kami sampai ke ruang tamu di lantai dua, Yuigahama masih merasa gelisah selagi matanya berputar kesana-kemari, tapi matanya berhenti setelah melihat rak buku. Dia menyusuri jarinya pada rak tersebut dan dengan ngeri membuka mulutnya, “Whoa, banyak sekali bukunya.”

“Baik ayahku dan onii-chan suka buku, jadi bukunya akan terus semakin bertambah.” Komachi menjawab dari meja dapur.

Aku tidak merasa bukunya ada sebanyak itu, tapi dia juga tidak terlihat seperti tipe yang akan membaca…

Jarang sekali orang lain berkunjung ke rumah kami.

Kami adalah sebuah keluarga modern yang umum, kedua orang tua kami bekerja dan tidak begitu sering bersosialisasi dengan tetangga kami. Pada saat kami bertemu mereka, kami paling cuma akan saling menyapa dan yang saling kami ketahui soal satu sama lain cuma nama kami.

Berkat itu, aku tidak tahu bagaimana menerima tamu kami. Tidak banyak yang bisa kulakukan jika aku disebut orang bodoh yang tidak beradab. Aku mungkin hanya akan menebar abu di atas papan nama saat ayahku dimakamkan[6]. Oh wow, aku merasa seperti seorang tokoh terkenal. Cuma suatu pemikiran tak berarti, tapi orang yang bisa dengan bangga berseru, “Hei, tapi Edison saja tidak begitu pandai belajar!” itu bukan hanya tidak pandai belajar tapi juga tidak pandai melakukan apapun. Semakin banyak yang kamu ketahui.

“Mm…”

Aku menarik kursi dan menyarankan, “Silahkan duduk dulu?” pada Yuigahama sambil mengerang.

Itu jadinya aneh karena aku tidak terbiasa dengan ramah tamah semacam ini. Aku seperti anak super kampungan yang menawarkan sebuah payung pada seorang gadis kota di tengah hujan. Malah, aku mungkin hanya akan berkata tanpa berpikir panjang setelahnya, “Haha! Rumahmu itu rumah hantu”![7]

“Te-Terima kasih.”

Ketika Yuigahama duduk tanpa bersuara, Komachi datang dari dapur dan meletakkan segelas cangkir ke atas meja. Es di dalam teh jelai itu saling bertubrukan.

“Jadi, untuk apa kamu kemari?” tanyaku tanpa mengetahui alasan sebenarnya atas kunjungannya.

Kemudian, Yuigahama dengan hati-hati menunjukkan tas jinjing yang dia pegang pada pangkuannya.

“Em, aku meminta bantuan Komachi-chan untuk Sabure…” kata Yuigahama, dan membuka tasnya.

Saat tasnya terbuka, sebuah makhluk yang sangat janggal, hina, dan berambut melompat keluar dan merangkak ke arahku. Makhluk itu memiliki bulu cokelat cerah dengan mata bulat yang manis, kaki pendek dan sebuah ekor yang mengibas dan mengepak. Jika zaman tidak berganti, maka makhluk ini akan menjadi makhluk termulia dari semua makhluk, dia adalah seekor anjing.

Anjingnya Yuigahama, Sabure, langsung menuju ke arahku. Kamu pikir aku itu apa, Friskies MonPetit[8]? Dia tidak berhenti sama sekali, berlari dengan sekuat tenaganya.

SABURE menggunakan TACKLE! Itu super efektif! Hachiman tidak sadarkan diri![9]

Sabure menabrakku dengan tenaga yang berlebihan, menjilatiku sebanyak yang dia bisa sambil berseru “Hachiman, jilat, jilat!” dan aku melepaskannya dariku. Aku mengangkatnya dan aku bisa melihat ekornya mengibas naik dan turun.

“Ada apa dengan anjing ini…? Huh? Bukankah bulunya lebih pendek dari sebelumnya?”

Dibanding dua bulan yang lalu, panjang bulunya terlihat jauh lebih pendek. Apa dia memakai Beast Spear[10] saat itu atau semacamnya?

“Ahh, iya. Bulu Sabure panjang, jadi kami mencukurnya pada musim panas.”

“Oh ho…”

Maksudku, aku tidak masalah apapun itu, mau Salto kek, Pukulan ke atas kek, atau Tendangan berputar kek.[11]

"Jadi, kenapa kamu bawa makhluk ini kesini?"

Aku melepaskan Sabure dari genggamanku, tapi dia terus mengelilingi kakiku dan kelihatannya tidak akan segera meninggalkanku. Dia begitu keras kepala sampai aku tidak yakin apa yang mesti kulakukan dan cuma diguk, guk, guk.

Aku membuat tatapan protes pada Yuigahama memintanya melakukan sesuatu untuk itu dan Yuigahama memanggilnya, “Sabure, kemarilah.”

Segera setelah dia mendekatinya, Yuigahama mengangkatnya dan sambil membelainya dengan lembut, dia meneruskan, “Keluargaku akan pergi liburan setelah ini.”

Liburan keluarga, huh…? Entah kenapa kata-kata itu membuatku merasa bernostalgia.

Aku rasa ini bukanlah topik yang sering sekali kamu bicarakan setelah kamu menjadi anak SMA, tapi dipikir lagi, aku memang tidak ada teman untuk diajak bicara soal itu.

“Keluargamu terlihat sangat dekat. Tidak seperti keluargaku---“

“Itu karena onii-chan memutuskan untuk tetap di rumah saja, kan?” kata Komachi, menjawab dengan segera.

Yuigahama bergugam dengan takjub, “Memanglah Hikki…”

Itu nyaris seakan dia sedang menunjukkan rasa hormatnya padaku. Oh hei, apa mungkin kamu punya mata yang jeli untuk menilai orang? Atau begitulah yang kupikirkan, tapi ternyata dia cuma melihat seseorang yang menyedihkan.

“… Bukan begitu. Itu karena aku bilang aku tidak mau ikut ketika aku masih SMP. Setelah itu, aku cuma tidak pergi bersama mereka lagi, itu saja.”

Aku sebenarnya bukan pada usia memberontakku, tapi anehnya itu terasa malu untuk liburan bersama keluargaku. Jadi itulah alasannya aku menolak ajakan untuk pergi bersama, tapi ayah brengsekku jadi senang sekali karenanya.

Baiklah, siapa yang peduli tentang ayahku. Liburan Yuigahama adalah topik utamanya saat ini.

“Jadi apa maksudnya soal liburanmu?”

“Ah ya, jadi selama kami pergi liburan, kami berharap untuk bisa menitipkan Sabure disini untuk sementara waktu atau semacamnya.”

Yuigahama melihat ke arahku dan bertanya, “Boleh tidak?”

Meskipun aku adalah orang Jepang yang bisa mengatakan “TIDAK” pada sebagian besar permintaan, melihat Komachi tersenyum lebar saat dia menggosok-gosok Sabure membuatku sulit untuk menolak permintaannya.

Tetapi aku tidak bisa langsung mengatakan “Oke, oke.” begitu saja. Kalau dia sudah mendapatkan jawaban itu, tidak mungkin aku bisa memberinya jawaban lain lagi.

YahariLoveCom v5-023.jpg

“…Kenapa repot-repot meninggalkan dia di tempat kami sementara rumah kita sangat jauh?”

Karena ini Yuigahama, aku yakin dia punya banyak teman dekat untuk dimintai tolong dan akhir-akhir ini banyak dibicarakan bahwa hotel hewan peliharaan sudah semakin baik.

“Masalahnya, Yumiko dan Hina tidak pernah punya peliharaan sebelumnya. Awalnya, aku coba minta Yukinon, tapi dia bilang ada banyak urusan di rumahnya, jadi…” Yuigahama bergugam segan dengan wajah gelisah.

Yah, Yukinoshota tidak begitu pandai menangani anjing, jadi aku yakin dia juga akan menolaknya meskipun dia tidak ada di rumahnya… Ah, bukan, mengejutkan, dia mungkin akan berkata, “Serahkan saja padaku” dan menerimanya, hanya untuk mencoba memberi Sabure makan dengan takut. Selagi aku membayangkan skenario yang menyenangkan ini, Komachi yang memperhatikan keheningan Yuigahama bertanya lebih lanjut, “Apa ada sesuatu yang terjadi dengan Yukino-san?”

Ketika ditanya, Yuigahama tergagap. Dia kemudian menoleh ke arahku dengan pandangan tidak yakin. “Be-benar… Hikki, apa kamu masih berhubungan dengan Yukinon?”

“Tidak, aku bahkan tidak punya nomernya.”

Aku tidak punya merpati pengantar pesan dan kecuali aku mencoba memasukkan surat ke dalam botol dan membiarkan laut mengantarkannya pada dia, maka aku tidak punya cara untuk menghubunginya. Aku bertanya pada Komachi dengan tatapan “Bagaimana denganmu?” dan dia menggelengkan kepalanya.

“Jadi, aku sudah mengiriminya banyak pesan dan meneleponnya berkali-kali.”

“Jadi apa masalahnya?”

“Setiap kali aku meneleponnya, mesin penjawab yang akan menerimanya dan nanti dia akan mengirim pesan padaku. Juga lama sekali dia baru membalas pesanku… Dan sepertinya, pesannya terlihat jauh kurang bersemangat atau lebih lesu dibanding biasanya… Setiap kali aku mencoba untuk mengajaknya keluar, enntah kenapa, dia selalu sibuk…”

“Haha…”

Jelas sekali dia sedang menghindarimu. Maksudku, itulah yang dilakukan semua gadis waktu SMP ketika aku mengirimkan pesan pada mereka, atau begitulah yang ingin aku katakan, tapi aku menahan diriku.

Lagipula, Yuigahama tidak akan gagal menyadari bahwa seseorang sedang mencoba untuk mendorongnya jauh-jauh. Sebagai seorang ahli dalam membaca suasana dan menyesuaikan diri padanya, tidak mungkin dia tidak bisa melihat langkah paling mendasar ini.

“Aku heran apa aku melakukan suatu kesalahan padanya…”Yuigahama tertawa lemah.

“Tidak usah terlalu dipikirkan. Mungkin dia memang ada banyak yang harus diurusnya di rumahnya. Saat sekolah dimulai lagi, semua akan kembali normal.”

Walau tidak sesuai dengan karakterku, aku menyemangatinya. Adalah keahlianku untuk mengatakan hal-hal tak berdasar seperti ini. Jadi untuk pepatah “penuh kebohongan” yang mencakup 800 kebohongan, aku ingin membuatnya mewakili 80.000 kebohongan saja. [12]

Tapi itu tentu bukan sepenuhnya bohong. Memang benar dia ada banyak urusan di rumahnya.

—Saat di awal Agustus, lebih dari dua minggu lalu.

Saat itu ketika kami berpisah setelah berkemah.

Semenjak Yukinoshita dibawa pulang oleh kakaknya, Haruno-san, kami tidak pernah bertemu lagi.

Tapi mobil yang dikendarai supir mereka yang dinaiki oleh kakak-beradik Yukinoshita memicu serangkaian ingatan masa lalu di dalam kepalaku.

Sekitar setahun lalu, Yuigahama dan aku terlibat dalam sebuah kecelakaan. Yang menyebabkan kejadian itu adalah sebuah mobil yang dikendarai-supir. Aku tidak yakin apa mobil pada kecelakaan itu sama dengan mobil pada hari beberapa minggu yang lalu itu. Hanya ingatan samar-samar yang menghubungkan keduanya.

Tidak ada satupun bukti untuk itu. Kesaksian, pernyataan, putusan, tidak ada sama sekali.

Di dalam suasana muram yang terus berlanjut itu, hanya waktu yang terus berjalan.

Bahkan setelah diberi semangat yang kusangsikan, Yuigahama masih terlihat khawatir, “Me-menurutmu begitu?”

“Tidak, aku tidak tahu”

“Apa-apaan? Asal sekali.” Yuigahama membuat senyum tercengang.

Tapi aku memang tidak tahu apa-apa.

Aku tidak mengenal Yukinoshita Yukino.

Tentu saja, aku mengenal dia dari luarnya, aku tahu namanya, wajahnya, betapa bagus nilainya, bahwa dia tidak dekat dengan orang, bahwa dia suka kucing dan Pan-san, bahwa dia punya mulut yang tajam, dan bahwa dia kadang-kadang bisa agak ceroboh.

Tapi hanya itu yang aku tahu.

Mengetahui sebanyak itu bukan berarti mengenal seseorang. Sama seperti orang tidak memahamiku, aku juga tidak memahami mereka. Itu adalah sesuatu yang tidak boleh kulupakan.

Sebenarnya apa yang kamu perlukan agar kamu bisa menyatakan kamu "mengenal" seseorang?

Ketika aku nyaris jatuh ke dalam labirin pikiranku, suatu suara gongongan kecil yang ribut dapat kudengar.

Setelah kulihat, ada suatu suara geraman pelan setelahnya. Kelihatannya Sabure dan Kamakura sedang terlibat dalam pertarungan saling mengintimidasi, berlari-lari di sekitar Komachi.

Kamakura mendirikan penghalang untuk menyuruh Sabure agar jangan mendekat, tapi dia menerobosnya dengan serangan gemas dan mengejarnya. Komachi melihat mereka dengan gembira tanpa menghentikan pertarungan mereka.

Apa ini akan terus berlanjut untuk beberapa lama? Aku memasang wajah jengkel dan Yuigahama berkata dengan nada bersalah, “A-Ahaha, ma-maaf. Kami juga mempertimbangkan hotel peliharaan, tapi tempat itu sangat padat selama musim ini,”

“Dan datanglah kita untuk membantunya, onii-chan”

Komachi menepuk dadanya sambil berseru “ta-dah!” dan tertawa dengan bangga. Kenapa kamu terlihat begitu handal? Apa kamu itu semacam kapten kapal?

Hmm, yah, karena dia sering mengirim pesan pada Yuigahama, aku rasa saran ini kemudian muncul.

“Maksudku kalau kita tidak melakukannya, tidak akan ada peluang lain di musim panas ini. Itu peluangmu!” gugam Komachi dengan pelan.

Aku mendapat firasat matanya berbinar dengan kilatan cahaya ☆, tapi aku lebih terfokus dengan penggunaaan kata favorit Zaimokuza, “Peluang.” Aku penasaran apa pengaruhnya sudah semakin menyebar luas? Aku benar-benar berharap itu tidak akan terkenal… Aku benar-benar akan menjadi korban.

“…Yah, kalau Komachi tidak ada masalah untuk itu, aku juga tidak masalah.”

Itu adik kecil cerdasku yang sedang kita bicarakan di sini. Dia mungkin sudah membuat kesepakatan dengan ibu kami. Dan setelah dia menaklukkan ibu kami, yang tersisa hanyalah ayah kami yang mencintai-putrinya.

Di dalam keluarga Hikigaya, putra sulung tidak punya hak dalam membuat keputusan. Hierarkinya terdiri dari ibu, diikuti oleh Komachi, ayah, dan akhirnya, aku. Oh, posisi tertinggi diduduki oleh kucing, oke? Mereka hanya memandang manusia sebagai pelayannya.

“Jadi, kami tidak masalah menjaganya, tapi apa yang sebaiknya kami beri untuk makanannya? Pita Woof? Frontline? Jangan bilang kamu mau Pedigree untuknya? Kami tidak cukup kaya untuk itu, kamu tahu.”

“Kenapa kamu bisa tahu sebanyak itu…? Tunggu dulu, Frontline itu untuk membasmi kutu! Sekarang aku mulai khawatir…” Yuigahama bergetar dengan ekspresi gelisah.

Komachi tersenyum untuk menghilangkan kekhawatirannya. “Tak usah kuatir, kami dulu pernah memelihara anjing.”

“Sungguh?”

“Kurang lebih.” kataku. Walau, cerita itu sudah cukup lama. Ingatanku sedikit kabur, tapi dipikir lagi, aku mendapat firasat dia lebih banyak diurus oleh orangtua kami atau Komachi.

Yuigahama kemudian tersenyum hangat. “Oh, itu agak mengejutkan.”

“Abangku suka kucing dan anjing. Cuma manusia yang dibencinya…”

Apa aku itu detektif dunia bawah tanah yang pertama[13] atau semacamnya…?

Tapi yah, Komachi tidak sepenuhnya salah. Itu benar bahwa aku tidak membenci anjing atau kucing. Sebenarnya, hanya beberapa jenis yang kusukai.

Cuma aku lebih menyukai kucing.

Saudara-saudara, aku suka kucing. Saudara-saudara, Aku cinta kucing. Aku suka kucing American shorthair Aku suka kucing tortoiseshell. Aku suka kucing Sphinx. Aku suka kucing ragdoll. Aku suka kucing American curl. Aku suka kucing Scottish Fold. Aku suka kucing Persia. Aku suka kucing Singapura. Aku suka kucing Russian Blue.

Gang belakang, tempat tidur kucing, menara kucing, di atas kulkas, di bawah tempat tidur, di pagar beranda, dalam kotak kardus, dalam tas kertas, di punggung orang, dan di atas futon.

Aku cinta semua kucing yang berada dimana-mana.

…Sebenarnya, yang tidak bisa kumaafkan itu para bajingan yang menyiksa kucing. Aku ingin orang-orang yang tidak menghargai kehidupan itu mati saja. Aku benci sekali orang yang tidak menghargai kehidupan!

Selagi aku memutar pidato berapi-api itu di dalam hatiku, Yuigahama menampilkan senyuman lega. “Kalau begitu kurasa aku tidak perlu khawatir. Sabure juga kelihatannya melekat pada Hikki.”

“Jangan berharap banyak. Aku itu tipe orang yang lebih cocok untuk dijaga daripada menjaga. Kamu bahkan bisa menyebutku pro untuk dirawat.”

Aku sudah dibesarkan selama 17 tahun ini, jadi hidup dengan cara lain itu mustahil. Karena kepribadianku dibentuk dengan cetakan masa remajaku, tidak mungkin aku bisa memperbaikinya sekarang.

Ketika aku menjawab sambil mencolek Sabure yang berbaring di sampingku dengan perutnya terbuka, Komachi mengangkatnya. “Tidak masalah, serahkan saja Sabure-chan padaku! Aku akan segera membuatnya sampai dia tidak bisa pergi tanpaku!”

Komachi sedang meluap dengan motivasi untuk mencurinya.

“Oh, aku tidak yakin aku suka itu, tapi… Oke, kalau begitu tolong jaga dia untukku.” Yuigahama memasang tampang risih, tapi dia membungkukkan kepalanya. Dia kemudian melihat ke arah jam tangannya yang menghadap ke dalam untuk melihat waktunya.

“Ah, aku harus pergi. Keluargaku sudah menungguku.”

“Baik, baik, Aku akan mengantarmu pergi.”

Aku melihat mereka berdua berjalan melewatiku dan menuruni tangga hanya dengan mataku sambil menggeledah tas jinjing yang dipercayakan Yuigahama padaku. Di dalam tas, ada makanan anjing dan perangkat kebutuhan lain yang dibutuhkan untuk merawat Sabure. Omong-Omong, makanan anjingnya adalah Science Diet. Anjing ini hidup lebih sehat dariku…

Kalau soal Sabure, anjing tersebut, dia sedang mengendus-endus ruangan itu selagi dia berkeliaran. Ahh, mungkin dia bereaksi pada bau kucing di sini?

Kalau soal Kamakura, sejak kapan dia pergi? Dia tergeletak di atas kulkas dan melihat ke bawah pada Sabure dan aku dengan mata mengantuk.

Sepertinya dia tidak membenci Sabure atau tidak tertarik dengannya. Karena dia tidak tahu bagaimana berinteraksi dengannya, dia bertingkah lelah dan menjauh.

Dalam pandangannya yang seakan dia sedang mundur selangkah, aku teringat sesuatu.

Karena saat itu adalah ulang tahun Yuigahama sehingga ingatan itu masih jelas dalam pikiranku.

Jeda sejenak dengan cuaca cerah pada musim penghujan. Seorang gadis tersenyum kesepian, sinar matahari terbenam merah menyala itu menyinarinya dari belakang.

Saat itu, tidak diragukan lagi dia menarik sebuah garis.

Sebuah garis yang menandakan bahwa dia berbeda dari kami berdua, sang korban.

Tepatnya apa garis pembatas itu?

Sekarang aku akhirnya mulai mengerti apa garis tersebut.

Mundur ke Prolog Kembali ke Halaman Utama Lanjut ke Bab 2

Catatan Translasi[edit]

<references>

  1. Parodi lirik lagu single Seikima-II “House of Wax”
  2. Kalimat dalam New Testament.
  3. TOMBOL ENTER, BAM! – Parodi salah satu kalimat dari manga Jigoku Misawa.
  4. Yamapikaryaa – Sepatah kata dalam dialek lokal bahasa Yaeyama yang bisa berarti "sesuatu yang bersinar di atas gunung".
  5. Referensi Kinnikuman(Ultimate Muscle) 2, mengacu pada Gazelleman
  6. Nobunaga Oda yang melakukan itu.
  7. Referensi Tonari no Totoro.
  8. Makanan kucing
  9. Pokemon.
  10. The Beast Spear – Ushio to Tora, rambutnya memanjang ketika dia memakainya.
  11. Referensi Street Fighter, Sommersault, Uppercut, Spinning Piledriver.
  12. Hachiman "八幡" terdengar mirip dengan "八万" yang artinya 80.000.
  13. Referensi Yu-Yu-Yu Hakusho.