Konjiki no Master(Indo):Arc 3 Chapter 146

From Baka-Tsuki
Revision as of 04:20, 1 August 2018 by Musuyaba (talk | contribs) (Chapter 146)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
Jump to navigation Jump to search

Chapter 146: Mantan Maou, Avoros

Setelah mendengar kalimat dari Teckil, Taishi dan Chika membeku.

“Eh… Oi, Taishi. Bukannya Maou seharusnya seorang gadis, benar?” (Chika)

“Ah-Aah…. Itulah yang kudengar dari raja….” (Taishi)

Mengetahui mereka berdua kebingungan, Teckil menunjukkan senyum masam.

“Ah, sepertinya aku salah bicara. Dia memang Maou, tetapi sebelumnya. Dengan kata lain, dia adalah mantan Maou.” (Teckil)

“Ma-mantan Maou?” (Taishi)

Taishi membuka mata lebar dan menatap bocah itu. Bocah itu malah tersenyum seakan jika itu menyenangkan.

“Waktu itu, ketika ‘itu’ muncul di depan mataku … itu juga perbuatanmu, benar-su?” (Teckil)

“Ahahaha, apa kau tidak merindukannya? Tetapi, itu sudah dewasa, dan kau membunuhnya sekali. Padahal, di masa lalu ‘itu’ hanya berurusan denganmu dengan satu tangan.” (Avoros)

“Terima kasih untukmu, sekarang aku adalah Cruel-su.” (Teckil)

“Itu berarti, waktu sudah banyak berlalu.” (Avoros)

“….. Tinggalkan masalah itu, faktanya saat ini kau masih hidup, itu berarti kematianmu adalah kebohongan-su?” (Teckil)

“Yah, itu benar.” (Avoros)

“Bagaimana kau melakukannya-su? Waktu itu, Aquinas telah mengonfirmasikan kematianmu-su?” (Teckil)

Aquinas adalah orang yang memegang gelar [Strongest Evila]. Itu masih menjadi misteri. Mengapa Aquinas tidak menyadari jika Avoros berhasil memalsukan kematiannya.

“Yeah, matanya benar-benar masalah yang besar. Itulah mengapa, seperti yang kau bilang, aku masih hidup, tetapi akan lebih baik jika aku mengatakan jika ‘Aku hidup kembali’.” (Avoros)

“Hidup kembali…….. ?” (Teckil)

“Nah, agar lebih tepat, saat ini aku masih incomplete (Belum lengkap).”

“Belum lengkap…..?” (Teckil)

“Lebih dari itu adalah rahasia. Ya, untuk saat ini.” (Avoros)

Dia mengatakan dengan membawa telunjuknya di dekat bibirnya dan menutup salah satu mata.

“…….. Apa tujuanmu-su? (Teckil)

“Nh~? Aku mengatakan saat ini bahwa aku belum lengkap. Jadi mungkin….. menjadi lengkap.” (Avoros)

“………….?” (Teckil)

“Wajahmu menjelaskan kau sama sekali tak paham maksudku. Nah, itu adalah hal yang sudah kuduga. Jika demikian, bagaimana denganmu membiarkan pahlawan itu berada di sana, jelaskan apa yang terjadi di dunia saat ini.” (Avoros)

Sementara sebuah “Eh?” lolos dari bibir Teckil, kemudian Teckil menatap ke arah Taishi.

“Eh ….. aku?” (Taishi)

“Ya, benar kau. Kalian menyerang [Demon City : Xaos], kan?” (Avoros)

Teckil cukup terkejut mendengar kalimat itu, dan mengerti alasan Iraora memberikan mereka izin untuk melewati jembatan itu.

Kemudian dia menemukan satu kebenaran tentang Kiria saat ini, dan alasan mengapa dia yang bekerja sebagai pengumpul informasi adalah yang pertama ditangkap.

“……… Kita ….. berperang-su?” (Teckil)

“Whoa~, seperti yang kau kukatakan Teckil. Saat ini, kita dalam peperangan. Omong- omong [Humas] dan [Gabranth] sekarang beraliansi.” (Avoros)

“AAAPA!?” (Teckil)

Apa yang bisa dianggap hal yang tidak diinginkan benar-benar terjadi. Sebelum konferensi, dia memberi tahu Kiria tentang tindakan aneh kedua ras tersebut, tapi mengingat Kiria sekarang, maka informasi itu tidak disampaikan pada Eveam.

Dia ingat 1 hal, Kiria mengatakan Eveam dan [Demon City] aman. Paling tidak, itu yang dimaksud dengan belum diserang.

Tapi kenyataan jika perang sedang berlangsung, berarti situasi saat ini begitu mengerikan. Bagaimanapun, dua ras berada dalam aliansi dan berusaha menghancurkan [Evila].

Bocah itu melihat Teckil, menggertakkan gigi, dan bicara.

“Aku baru mengatakan bahwa kejadian tak terduga telah terjadi. Itu salah satu salahmu juga.” (Avoros)

Tubuh Teckil menegang. Itu memang benar, fakta bahwa dia menyampaikan informasi kepada Yudom adalah kekeliruan.

“Nah, apapun yang terjadi dalam konferensi itu, tidak akan menghalangi rencana tersebut. Meskipun begitu, kenyataannya sepertinya aku meremehkan kekuatanmu. Sebuah borgol, ini tidak hanya membatasi pergerakanmu, tetapi akan menyegel kekuatan magismu.” (Avoros)

Saat Teckil dibawa ke sini, pasti bocah ini telah mengambil pena favoritnya dan memakaikan borgol untuk membatasi pergerakannya. Pasti bocah itu juga berpikir, jika ia mengambil pena favorit Teckil, maka ia tak akan bisa menggunakan sihir.

Hal itu karena Teckil selalu menggunakan pena ketika menggunakan sihir. Sehingga saat ia berada dalam kondisi yang genting, dia mungkin dapat menggunakan kartu truf ini , tetapi sekarang, semuanya terungkap dan dia diborgol dengan borgol penyegel sihir.

“Dengan ini, kau tak bisa melakukan apapun. Karena itulah aku memanggilmu ke sini, dan sudah cukup, sekarang kita membicarakan apa yang akan terjadi mulai sekarang.” (Avoros)

Ketiganya menatap bocah itu.

“Sebenarnya, dua pahlawan lainnya seharusnya juga di sini, tetapi sepertinya ada hal yang tak terduga lainnya muncul. Dari informasi yang kudapat, keduanya bersama Eveam.” (Avoros)

Saat itu, kejutan melanda punggung Taishi dan Chika. Mereka tetap tak bisa tenang mengetahui Shinobu dan Shuri telah ditangkap pemimpin musuh.

Inner TL : Emangnya kalian berdua ini gak ditangkap, GB*LK!

“Ka-katakan!!” (Chika)

“Nh?” (Avoros)

“Katakan, katakan secara rinci!” (Chika)

Chika seolah-olah telah kehilangan kendali saat meminta jawaban dari pertanyaannya.

“I-Itu tak berguna Chika!” (Taishi)

Taishi mencoba menghentikannya, tapi pria dengan luka X itu sudah ada di hadapan Chika.

“Ahh……!” (Taishi)

Taishi terkejut dengan kecepatan yang dilakukan ketika menuju Chika.

“Wanita, kau maju lebih dari ini dan akan kupotong salah satu kakimu.” (Pria Luka X)

Sebuah bloodlust mencoba menusuk Chika, seolah-olah itu adalah pisau tajam.

 “Chika!” (Taishi)

Taishi bergegas menuju Chika, yang terkena bloodlust dan berlutut.

“Ahahah, jangan terlalu menakuti mereka. (Avoros)

Orang dengan luka X itu menundukkan kepalanya kepada bocah itu.

“Ah, ya, ya. Kau tidak perlu khawatir dengan 2 pahlawan yang lain. Eveam terlalu lembut sebagai Maou, dan kupikir dia tak akan membunuh mereka. Nah, kemungkinan terberat mereka mungkin ada di dalam kurungan saat ini.” (Avoros)

Tapi Taishi dan Chika tidak mungkin percaya kata-katanya. Karena mereka tidak diberi tahu apa-apa tentang Eveam, keduanya pasti mengira teman mereka mungkin telah dibunuh oleh mereka.

Taishi menenangkan tubuh Chika yang gemetar.

“Ta-Taishi …..” (Chika)

“…. Mari kita percayai bahwa Shinobu dan Shiuri masih hidup.” (Taishi)

Mereka tidak percaya pada kata-kata bocah itu, tetapi mereka harus percaya jika Shinobu dan Shiuri masih hidup. Walaupun ingin menangis, Chika mengangguk pada kalimat Taishi.

“Sekarang semua tenang?” (Avoros)

Bocah itu melanjutkan ceritanya sebelumnya.

“Akan kukatakan, aku akan mulai berbicara. Apa kalian paham maksudnya? Itu artinya kalian tak punya hak untuk menolak.” (Avoros)

Keringat dingin mulai terasa mengalir dari ketiga orang itu.

“Pertama, akan kukatan alasan memulai perang ini.” (Avoros)

Ketiganya tanpa sadar menelan ludah setelah mendengar kata-kata bocah itu.

“Perang ini, akan menceritakan kebenaran, aku tak terlalu ambil pusing dengan hasilnya.” (Avoros)

“….. Apa maksudmu-su?” (Teckil)

“Hanya fakta bahwa perang telah dimulai, hanya itulah yang kubutuhkan.” (Avoros)

"......?" (Teckil)

"Fufufu ......." (Avoros)

Bocah itu berdiri dari kursinya dan perlahan menuruni tangga.

“Sesuatu yang disebut ‘Orang’ adalah sesuatu yang menarik. Alih-alih emosi yang positif, emosi yang negatif jauh lebih mudah mengalir. Bahkan dengan satu kesempatan.” (Avoros)

“…. Apa yang kau katakan?” (Teckil)

Avoros berhenti berjalan saat sampai di tengah tangga.

“Perasaan negatif lebih kuat dari perasaan lainnya. Selain itu, mudah mewarnai sesuatu yang baik dengan itu.” (Avoros)

Tidak mengerti apa yang bocah itu katakan, Teckil mengerutkan kening.

"Fufufu, sepertinya aku terlalu banyak bicara. Bagaimanapun, setelah perang dimulai, perasaan negatif akan terus meningkat dalam hati setiap orang. Tujuanku adalah untuk memperkuat perasaan itu. Dan itulah awalnya ...... Ufufufu "(Avoros)

“….. Tak berubah sama sekali, wajahmu itu-su.” (Teckil)

“Begitukah?” (Avoros)

“Tidak berubah …. Pandangan mata yang melihat orang sebagai bidak catur, sama sekali tidak berubah seperti saat kau menjadi Maou.” (Teckil)

“Ufufufu, apa kau ingin mengatakan sesuatu? Seperti, ‘Karena aku memiliki pandangan mata ini, aku dihapuskan?’” (Avoros)

“………” (Teckil)

“Ufufufu, seperti yang kukatakan sebelumnya. Aku tidak dihapus. Aku membiarkan kalian menghapusku. Itulah tujuanku.” (Avoros)

“……..” (Teckil)

“Baiklah, kuberi tahu apa peran kalian berdua di sini.” (Avoros)

Bocah itu menghadap Taishi dan Chika.

“Ah, kalau dipikir-pikir lagi, aku belum memperkenalkan diri, bukan?” (Avoros)

Dari sudut pandang orang-orang yang belum pernah mendengar cerita itu sebelumnya, senyum bocah itu sepertinya berasal dari anak yang baik, tetapi Taishi dan Chika hanya merasakan bulu kuduk mereka menggigil.

“Baiklah, seperti Teckil-kun katakan, aku adalah mantan Maou. Dengan kata lain, aku adalah saudara dari Maou yang sekarang, yaitu Eveam….” (Avoros)

“Kau adalah saudaranya!” atau begitulah ekspresi yang diungkapkan Taishi untuk membalasnya.

“Akan lebih baik jika kalian mengingatnya. Mulai hari ini, inilah nama tuanmu.” (Avoros)

Bocah itu menyeringai dan berbicara lagi.

“Namaku Avoros. Avoros.Gran.Early.Evening.”

-----------

TL Note : Maaf atas kata-kata kasarnya, emosi saya. Maksud Ticke, agar dipikir sihirnya hanya bisa diaktifkan melalui penanya saja, tetapi nyatanya tidak. Dan bisa jadi kartu truf kalau tidak ada pena.

Gak jelas bloodlust itu macam apa, kalau dari artinya sih “Haus Darah”, setidaknya pasti ada beberapa orang yang berpikir itu bloodlust fork. Jadi, tunggu aja manganya.

 <<Sebelumnya | Daftar Isi | Selanjutnya>>