Baka to Tesuto to Syokanju:Volume1 Soal Kelima

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Fifth Question[edit]

Dalam kalimat berikut, isi ( ) dengan jawaban yang benar.

Cahaya adalah gelombang dan ( ).


Jawaban Himeji Mizuki:

[partikel]

Komentar Guru:

Jawaban bagus.


Jawaban Tsuchiya Kouta:

[objek yang akan menolak semua benda yang mendekatinya.]

Komentar Guru:

Jawabanmu selalu mengejutkanku!


BTS vol 01 101.jpg

Jawaban Yoshi Akihisa:

[Senjata pahlawan]

Komentar Guru:

Saya juga senang main game.



"Ketua Kelas CD Hiraga Genji Gugur di Medan Perang!"

"Oooo---"

Suara ini yang menggemuruh di sekolah merupakan teriakan kemenangan Kelas F dan tangisan kekalahan Kelas D.

"Luar biasa! Aku tidak percaya kita menang melawan Kelas D!"

"Sekarang kita bisa mengucapkan selamat tinggal pada tatami dan meja kecil!"

"Ah, sekarang barang-barang rusak tersebut menjadi milik Kelas D!"

"Hidup Sakamoto Yuuji!"

"Aku cinta Himeji!"

Orang-orang memuji Ketua Kelas Yuuji dari segala penjuru.

Aku melihat ke arah Yuuji berdirim dikelilingi siswa Kelas F dan kelas D, yang telah kalah.

"Ah, itu sih bukan apa-apa! Kalau kalian memujiku begini, apa yang harus kukatakan?"

Yuuji menggaruk pipi dan memutar pandangannya. Mengejutkan, ternyata dia pemalu.

"Sakamoto! Aku ingin menjabat tanganmu!"

"Aku juga!"

Semua orang memperlakukannya sebagai pahlawan. Jika dilihat dari situasi ini, kau bisa memahami betapa tidak sukanya kami terhadap Kelas F. Tatami di sana sudah rusak, jadi wajar bagi kami untuk membnci ruangan kelas tersebut.

OK, aku harus membaur dalam kerumunan dan mencari kesempatan untuk mendekati Yuuji.

"Yuuji!"

"Oh, bukankah itu Akihisa?"

Yuuji menolehkan kepalanya.

Aku melangkah mendekatinya dan senyum menghiasi wajahku.

"Aku ingin menjabat tangan Yuuji juga!"

Dan kujulurkan tanganku.

"Oooo!"

(suara remuk)

"Yuuji...... Aku hanya ingin menjabat tanganmu, kenapa kau menggenggam tanganku seperti ini?"

"Diam... sudah tentu aku harus menahan tanganmu seperti ini... Hmph!"

"Wa!"

Tanganku sepertinya dibalikkan ke arah yang salah.

Aku tidak bsia menahan rasa sakitnya, jadi aku menjerit seperti babi yang tertusuk dan secara tidak sengaja menjatuhkan pisau di tangan lainnya.

"......"

"Yuuji, selamat memenangkan perang bersama yang lainnya."

"......"

"Aku tidak pernah tahu melaksanakan pekerjaan dengan teman sekelas bisa memberimu perasaan yang memuaskang. Aku tersentuh bahkan sendi pergelangan tanganku terasa sakit!"

"Apa yang kau rencakanan barusan?"

"Aku hanya ingin menggunakan tangan ini, yang bisa hancur kapan saja, untuk menjabat tanganmu dan berbagi keceriaan kemenangan!"

"Oi, seseorang ambilkan palu!"

"W... tunggu! Aku minta maaf!"

"Hmph."

Dia melepaskanku akhirnya. Itu pengalaman yang sangat menyakitkan!

Kalau dipikir-pikir, apa yang akan dia lakukan dengan palu?

"*membual*"

Kelihatannya Yuuji mengucapkan sesuatu, apa yang dia katakan?

"paku..."

Aku tidak akan melawannya lagi.

"Aku tidak pernah membayangkan Himeji sebenarnya anggota Kelas F... sulit dipercaya."

Suara seseorang dari belakangku.

Aku menoleh ke balakang dan melihat Hiraga, yang sudah sulit berjalan dan pelan-pelan datang ke kami.

"Ah, aku... minta maaf atas kejadian sekarang."

Himeji juga lari ke kami dari arah berlawanan.

"Tidak, kau tidak harus meminta maaf. Ini hanya hasil yang kami dapat dari tidak melawan Kelas F secara serius."

Dunia kompetisi memang keras. Mereka kalah karena dicurangi, tapi Himeji tidak perlu meminta maaf.

"Aku akan menyerahkan ruangan Kelas D sesuai aturan. Hanya saja, sekarang sudah agak larut, bagaimana kalau kita lakukan besok?"

Menyedihkan sekali bagi komandan yang kalah di medan perang! Dalam tiga bulan ke depan, mereka tidak bisa melakukan Perang Tes Monster Panggilan, jadi dia harus menerima amarah dan dendam dari teman sekelasnya dalam ruangan payah itu. Ketua kelas akan menjadi pahlawan jika menang dan pecundah kalau kalah.

"Tentu saja tidak ada yang salah kalau kita lakukan besok. Ya? Yuuji?"

Melihat keadaan sekarang, aku tidak kuasa meminta Kelas D untuk menyerahkan ruangannya sekarang, jadi aku berpaling dan meminta pendapat Yuuji.

"Tidak, itu sama sekali tidak perlu."

Aku tidak bisa percaya jawaban yang keluar dari mulut Yuuji.

"Hah? Kenapa?"

"Karena aku tidak berencana mendapatkan ruangan Kelas D."

Yuuji bilang pada kami seolah dia telah mengatkannya dari awal, padahal sampai sekarang aku belum tahu rencananya.

"Yuuji, ada apa? Bukankah kita sudah mengorbankan tenaga untuk mendapatkan fasilitas normal ini, kan?"

"Bukannya kau melupakan sesuatu? Target kita ruangan Kelas A!"

Mengalahkan Kelas A, adalah target aku dan Yuuji.

"Kalau memang begitu, kenapa kita tidak melawan Kelas A dari awal? Bukankah ini sangat aneh?"

Kalau memang pada akhirnya kita akan melawan mereka, kenapa tidak lakukan dari awal, daripada menghabiskan waktu dan tenaga seperti ini.

"Sadari batas kemampuanmu! Inilah kenapa kau selalu disebut 'Abang Dungu' oleh anak SMP sekitar sini."

"Apa? Berhenti mengatakan sesuatu yang hanya setengah benar!"

"Ah, maaf. Seharusnya kubilang hanya anak SD yang memanggilmu seperti itu, kan?"

"...... bukan itu masalahnya."

"Apa...... Kau sungguh punya nama panggilan seperti itu?"

J-jangan melihat ke arahku! Berhenti melihatku dengan ekspresi itu di wajahmu!

"Lagian, aku tidak berniat mengambil fasilitas ruangan Kelas D."

"Ini adalah hasil terbaik bagi kami... tapi apa kau yakin?"

"Tentu saja, dengan satu syarat."

Itu benar. Kalau kita melepaskan mereka begitu saja, pertarungan tidak ada gunanya.

"Mari kita dengarkan dulu!"

"Jangan khawatir, bukan sesuatu yang spesial. Kalau aku memberimu sinyal, aku ingin kau merusakkan benda itu di balik kaca. Itu saja."

Jari Yuuji menunjuk mesin AC bagian luar di balik kaca.

Tapi, mesin itu bukan peralatan Kelas D. Fasilitas Kelas D cuma peralatan normal yang bisa kau temukan di sekolah miskin sekalipun, yang tidak termasuk AC. Mesinnya ada di situ karena tidak cukup di ruangan kelas pemiliknya, jadi mereka menaruhnya di luar Kelas D.

"Mesin AC bagian luar milik Kelas B?"

"Tentu saja, merusakkannya akan berakibat kau dimarahi guru, tapi tawaranku seharusnya masih kedengaran baik bagimu, kan?"

Kalau mereka "tidak sengaja" merusakkannya, paling parah mereka akan diberi surat peringatan. Tapi, jika mereka bisa melakukannya demi tetap memiliki ruangan Kelas D selama tiga bulan ke depan, tidak ada penawaran yang lebih baik dari ini.

"Kedengarannya bagus bagi kami. Tapi kenapa kau mau kami melakukan ini?"

Pertanyaan Hiraga kedengaran sangat beralasan. Kalau tujuan kami adalah Kelas A, kenapa kami melakukan hal yang tidak ada hubungannya seperti merusakkan peralatan Kelas B dan mentarget mereka?

"Itu ada hubungannya dengan taktik kita melawan Kelas B."

"Benarkah? Kalau begitu dengan senang kuterima tawaranmu itu."

"Aku akan berbicara denganmu lagi lusa, pada waktu yang sama. Kau bisa kembali sekarang."

"OK, terima kasih. Semoga kau bisa mengalahkan Kelas A seperti rencanamu."

"Haha, berhenti mengatakan hal yang kau maksud. Sebenarnya kau percaya kami akan kalah, kan?"

"Itu benar. Kelas F tidak akan pernah mengalahkan Kelas A. Itu cuma mimpi dan harapan belaka."

Ketua Kelas D mengangkat tangannya dan pergi.

"Semuanya! Terima kasih atas kerja keras hari ini! Besok, kita akan memulihkan nilai yang sudah kita gunakan, jadinya semuanya pulang dan istirahat! Itu saja untuk sekarang!

Setelah Yuuji mengeluarkan komando, semuanya berbicara satu sama lain dan berjalan kembali ke kelas untuk mengepak barang lalu pulang.

"Yuuji, apa kita pulang juga?"

"Ya!"

Perasaan menang sangat hebat, tapi kalau boleh kukatakan, sebenarnya aku sangat lelah. Besok, kami akan melanjutkan peperanganya, jadi aku sebaiknya langsung pulang dan istirahat!


Previous Page Soal Keempat Back to Halaman Utama Next Page Soal Keenam