Difference between revisions of "Boku Wa Tomodachi Ga Sukunai:Jilid1 Masa Lalu"

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
(→‎MASA LALU: proofread~)
Line 3: Line 3:
 
Sudah lama sejak terakhir kali aku berenang, jadi aku tidak bisa melepaskan kelelahan setelah aku pergi berenang dengan Sena.
 
Sudah lama sejak terakhir kali aku berenang, jadi aku tidak bisa melepaskan kelelahan setelah aku pergi berenang dengan Sena.
   
Apa karena kurang olahraga ... sejak aku dipindahkan, tampaknya aku tidak pernah melakukan banyak PE Kelas (karena tidak ada yang akan mengoper bola kepada aku selama pelajaran sepak bola).
+
Apa karena kurang olahraga ... sejak aku dipindahkan, tampaknya aku tidak pernah melakukan banyak olahraga di Kelas Penjaskes (karena tidak ada yang akan mengoper bola padaku selama pelajaran sepak bola).
   
Hari berikutnya adalah hari Senin, dan aku merasa seperti tidur sepanjang hari, tetapi jika aku tertidur di kelas, aku akan diperlakukan sebagai anak nakal lagi, jadi saya terus menjaga diri terjaga dan mendengarkan pelajaran.
+
Hari berikutnya adalah hari Senin, dan rasanya aku ingin tidur sepanjang hari, tetapi jika aku tertidur di kelas, aku akan diperlakukan sebagai anak nakal lagi, jadi aku terus berusaha terjaga dan mendengarkan pelajaran.
   
 
Tapi kelihatannya para guru tampak takut padaku selama beberapa kali mata kami bertemu ...
 
Tapi kelihatannya para guru tampak takut padaku selama beberapa kali mata kami bertemu ...
   
Toh, aku berhasil bertahan sampai akhir pelajaran. Aku datang ke clubroom, duduk di sofa, dan rasa mengantuk yang kuat menekanku.
+
Toh, aku berhasil bertahan sampai akhir pelajaran. Aku datang ke ruang klub, duduk di sofa, dan rasa mengantuk yang kuat menekanku.
   
Mungkin karena aku sedang tidur di sebuah tempat yang tidak digunakan untuk itu aku tidak benar-benar tertidur, tetapi bermimpi.
+
Mungkin karena aku sedang tidur di tempat yang tidak biasanya, aku tidak benar-benar tertidur, tetapi bermimpi.
   
Mungkin itu karena perkelahian kemarin di kolam renang—bahwa aku bermimpi sesuatu yang sudah lama.
+
Mungkin karena perkelahian kemarin di kolam renang—aku jadi bermimpi sesuatu yang sudah lama.
   
   
Line 33: Line 33:
 
Sore itu, aku dikerjain di taman sebelah sekolah SD tempat aku belajar.
 
Sore itu, aku dikerjain di taman sebelah sekolah SD tempat aku belajar.
   
5 murid yang tahunnya sama dengan aku mengelilingi aku, memukul aku dan juga melempar batu ke aku. Laki-laki SD itu sangat langsung dengan perlawanan mereka, tanpa berpikir panjang dan tanpa kasihan sama sekali. Mereka melakukan ini hanya untuk menyenangkan dan menikmati perlawanan ini, dan aku dihajar oleh mereka.
+
5 murid yang seangkatan denganku mengelilingi aku, memukulku dan juga melempariku dengan batu. Laki-laki SD itu sangat langsung dengan perlawanan mereka, tanpa berpikir panjang dan tanpa kasihan sama sekali. Mereka melakukan ini hanya untuk menyenangkan dan menikmati perlawanan ini, dan aku dihajar oleh mereka.
   
 
Pada mulanya, aku mencoba sekuatku untuk melawan mereka balik.
 
Pada mulanya, aku mencoba sekuatku untuk melawan mereka balik.
   
Murid yang umurnya sama tidak banyak perbedaan di kekuatan. Sebab itu, jika mereka semua setara di kekuatan, selain lebih banyak orang akan menang. Dia situasi 1v5 ini, aku tidak akan mungkin menang dan mendapat pukulan dari mereka.
+
Murid yang umurnya sama tidak punya banyak perbedaan dalam hal kekuatan. Sebab itu, jika kekuatan kami semua setara, pihak yang punya lebih banyak orang lah yang akan menang. Di situasi 1 lawan 5 ini, aku tidak akan mungkin menang, dan akhirnya aku dihajar habis oleh mereka.
   
Aku sudah agak dipencilkan dari murid-murid di kelasku karena rambur pirangku dan mata yang terlihat ganas. Suatu hari, seorang guru yang tidak tahu bahwa aku punya darah campuran, berkata 'mencat rambutmu pada umur segini, apakah kau ini anak nakal,' dan yang memicu semuanya.
+
Aku sudah agak dikucilkan dari murid-murid di kelasku karena rambut pirangku dan mata yang terlihat ganas. Suatu hari, seorang guru yang tidak tahu bahwa aku punya darah campuran, berkata 'mencat rambutmu pada umur segini, apakah kau ini anak nakal,' dan itulah yang memicu semuanya.
   
Anak nakal itu tidak baik. Mereka bisa mengganggu orang yang buruk ke konten hati mereka.
+
Anak nakal itu jahat. Orang-orang boleh mengganggu orang yang jahat sesuka hati mereka.
   
Anak-anak yang logikanya berasal dari alas an anak-anak itu sendiri tidak merasa terserang hati nurani sama sekali. Mereka menyebut kamen rider atau pejuang anime yang bergerak
+
Anak-anak yang memperoleh logika ini dari pikiran mereka yang kenakak-kanakan tidak merasa terserang hati nurani sama sekali. Mereka meneriakkan nama jurus-jurus kamen rider atau pejuang anime sambil memukuli aku tanpa kasihan.
memukuli aku tanpa kasihan.
 
   
Aku ingin bermain mati untuk mencegah mereka dari mengganggu aku. Namun kepercayaan keras kepalaku yang tidak ingin kalah dari mereka membuat aku membelalak membalas mereka dan berdiri, tidak peduli berapa kali aku dipukuli.
+
Aku ingin berpura-pura mati untuk mencegah mereka menggangguku. Namun aku yang keras kepala dengan keyakinan kalau aku tidak ingin kalah dari mereka membuat aku membelalak balik pada mereka dan berdiri, tidak peduli berapa kali aku dipukuli.
   
Saya mungkin akan mati jika ini berlanjut—aku melihat mereka di TV berita di mana orang 'tidak bisa diganggu dan bunuh diri', 'massa intimidasi menyebabkan siswa untuk meninggal', dan hal seperti itu. Sebagai seorang anak, aku berpikir serius tentang kematian.
+
Aku mungkin akan mati jika ini berlanjut—aku melihat berita di TV di mana orang 'tidak tahan diganggu dan memilih bunuh diri', 'bullying besar-besaran menyebabkan siswa meninggal', dan hal seperti itu. Sebagai anak kecil, aku benar-benar berpikir kalau akan mati.
   
Tapi saat ini, seorang laki-laki dengan tiba-tiba menerobos.
+
Tapi saat itu juga, seorang laki-laki tiba-tiba menerobos.
   
Anak kecil yang menggangu aku memarahi dia, beritahu dia untuk tidak menggangu.
+
Anak kecil yang sedang mengganguku memarahi dia, memberitahunya untuk tidak menggangu.
   
Tapi laki-laki itu berdiri tepat didepan mereka dan menteriaki mereka,
+
Tapi laki-laki itu berdiri tepat didepan mereka dan meneriaki mereka,
   
 
“Jangan ganggu yang lemah!”
 
“Jangan ganggu yang lemah!”
   
Anak kecil itu sudah dimabukkan dalam dunia fantasi mereka menjadi utusan keadilan, dan kalimat itu pada dasarnya membasahi roh mereka. Hingga, 5 anak yang memberikan kekerasan padaku memperlakukan laki-laki itu sebagai ‘musuh’.
+
Anak-anak kecil itu sudah dimabukkan dalam fantasi kalau mereka adalah utusan keadilan, dan kalimat itu pada dasarnya merusak fantasi mereka. Sehingga, 5 anak yang melakukan tindak kekerasan padaku memperlakukan laki-laki itu sebagai ‘musuh’.
   
Mereka bergegas ke arahnya, dan seketika kepalan tangan mereka hendak memukul laki-laki itu—
+
Mereka bergegas ke arahnya, dan tepat saat kepalan tangan mereka hendak memukul laki-laki itu—
   
 
Aku memukul anak itu di wajah dengan semua kekuatanku.
 
Aku memukul anak itu di wajah dengan semua kekuatanku.
Line 70: Line 69:
 
"Ap, apa yang kau lakukan!? Aku sedang membantumu... "
 
"Ap, apa yang kau lakukan!? Aku sedang membantumu... "
   
Dengan mata berkaca-kaca, aku memelototi anak yang melangkah untuk membantuku, dan berteriak,
+
Dengan mata berkaca-kaca, aku memelototi anak yang datang untuk membantuku, dan berteriak,
   
 
"AKU, AKU TIDAK 'LEMAH!'!"
 
"AKU, AKU TIDAK 'LEMAH!'!"
   
Bagiku, dibandingkan dengan kekerasan mereka lakukan kepadaku, kata-kata biasa anak itu adalah serangan yang paling menyakiti aku.
+
Bagiku, dibandingkan dengan kekerasan yang mereka lakukan kepadaku, kata-kata biasa anak itu adalah serangan yang paling menyakiti aku.
   
Laki-laki itu dengan tiba-tiba tertegun dan kemudian tertawa dengan kasar,
+
Laki-laki itu tiba-tiba tertegun dan kemudian tertawa dengan kasar,
   
 
“Ahaha! Sangat bagus! Dasar kau!”
 
“Ahaha! Sangat bagus! Dasar kau!”
Line 90: Line 89:
 
“JA, JANGAN TINGGALKAN KAMI!”
 
“JA, JANGAN TINGGALKAN KAMI!”
   
Salah satu anak-anak itu yang sudah sembuh dengan tiba-tiba lari kearah kami.
+
Salah satu dari anak-anak itu yang sudah pulih dengan tiba-tiba lari kearah kami.
   
 
“”JANGAN GANGGU KAMI!””
 
“”JANGAN GANGGU KAMI!””
   
Laki-laki itu dan aku seperti ilmu kimia sempurna yang bereaksi dan menendang dia. Pengganggu itu menangis saat dia jatuh.
+
Laki-laki itu dan aku bereaksi bersamaan dan menendang dia. Pengganggu A itu menangis saat dia jatuh.
   
 
Anak-anak lain menjerit saat mereka buru-buru kearah kami.
 
Anak-anak lain menjerit saat mereka buru-buru kearah kami.
   
Kami berdua menghentikan petandingan kami dan mulai berkelahi melawan mereka 5.
+
Kami berdua menghentikan perkelahian kami dan mulai berkelahi melawan 5 anak itu.
   
2 vs 5. Pihakku masih merasa cukup diasingkan.
+
2 lawan 5. Pihakku masih merasa cukup diasingkan.
   
Namun, kenyataannya laki-laki itu berkelahi disamping aku menyebabkan tenagaku naik secara luar biasa.
+
Namun, kenyataan bahwa laki-laki itu berkelahi berdampingan denganku menyebabkan tenagaku naik secara luar biasa.
   
Untuk beberapa alasan, meskipun aku berjuang untuk berdiri, kelelahanku dan adonan tubuhku terasa sangat ringan.
+
Untuk beberapa alasan, meskipun aku berjuang untuk berdiri, tubuhku yang kelelahan dan babak belur terasa sangat ringan.
   
Dan sewaktu pertandingan ini selesai, kita menang.
+
Dan sewaktu pertandingan ini selesai, kami menang.
   
 
Para pengganggu itu menangis saat mereka lari.
 
Para pengganggu itu menangis saat mereka lari.
   
Tapi kepadaku, aku tidak peduli apa yang terjadi pada mereka.
+
Tapi bagiku, aku tidak peduli apa yang terjadi pada mereka.
   
Laki-laki itu terlihat merasa hal yang sama juga.
+
Laki-laki itu terlihat merasakan hal yang sama juga.
   
Setelah mereka 5 lari, mereka mulai berkelahi lagi.
+
Setelah mereka berlima lari, kami mulai berkelahi lagi.
   
  +
Dan perkelahian ini berakhir tanpa apa pemenang.
Dan penyelesaian pertandingan ini menjadi macet.
 
   
Kami kelelahan saat itu kami terkapar di atas tanah.
+
Kami kelelahan dan terkapar di atas tanah.
   
Kami ditutupi kotoran, goresan dan memar. Kami kelihatan sungguh menyedihkan.
+
Badan kami dipenuhi tanah, goresan dan memar. Kami kelihatan sungguh menyedihkan.
   
 
Walaupun tubuhku kesakitan, untuk beberapa alasan, aku tersenyum pada laki-laki itu.
 
Walaupun tubuhku kesakitan, untuk beberapa alasan, aku tersenyum pada laki-laki itu.
Line 126: Line 125:
 
“Kau cukup kuat.”
 
“Kau cukup kuat.”
   
Wajah laki-laki yang sembrono itu memberikan senyuman tak berdosa saat dia katakan padaku, “Kau tak buruk juga.”
+
Wajah laki-laki yang sembrono itu memberikan senyuman tak berdosa saat dia berkata padaku, “Kau tak buruk juga.”
   
Kami sungguh melakukan sesuatu yang hanya terjadi pada manga shounen berdarah panas. Sejak hari itu, kami akan bertemu satu sama lain di taman dan bermain bersama.
+
Kami sungguh melakukan sesuatu yang hanya akan terjadi pada manga shounen yang penuh dengan emosi itu. Sejak hari itu, kami selalu bertemu satu sama lain di taman dan bermain bersama.
   
Saat kami belajar di berbeda sekolah dasar waktu itu, kami hanya bisa bertemu setelah sekolah. Namun untukku, anak itu tak dapat dibantah menjadi sekutu dekat aku di dunia ini.
+
Karena kami belajar di sekolah dasar yang berbeda waktu itu, kami hanya bisa bertemu setelah sekolah. Namun untukku, tak dapat dibantah kalau anak itu orang yang paling dekat denganku di dunia ini.
   
Aku tidak tahu kapan itu yang dia katakan padaku,
+
Aku tidak tahu kapan dia mengatakan ini padaku,
   
"Taka, ibuku menyebutkan bahwa tidak masalah bahkan jika kau tidak bisa mendapatkan 100 teman setelah kau dipromosikan ke tahun depan, tetapi kau harus menemukan sahabat sejati yang dapat menghargai perasaan 100 orang. Setelah kau mendapatkan teman sejati yang dapat kau lihat lebih penting dari pada orang lain, masa depan kau akan cerah ketika kau punya teman."
+
"Taka, ibuku menyebutkan bahwa tidak masalah bahkan jika kau tidak bisa mendapatkan 100 teman ketika kau naik kelas tahun depan, tetapi kau harus menemukan sahabat sejati yang dapat kamu hargai seperti halnya kalau kamu punya 100 orang teman. Setelah kau mendapatkan teman sejati yang dapat kau lihat lebih penting dari pada orang lain, masa depanmu akan cerah ketika kau punya teman seperti itu."
   
Memiliki sahabat sejati yang aku dapat hargai dengan perasaan 100 orang dibandingkan dengan memiliki 100 teman ... itulah lebih besar, aku rasa.
+
Memiliki sahabat sejati yang dapat kuhargai seperti halnya punya 100 orang teman dibandingkan dengan memiliki 100 teman ... itu kata-kata yang hebat, aku rasa.
   
Jadi aku berkata, "Lalu, aku akan menggunakan perasaan seratus orang untuk harta OO. Bahkan jika ada 100 orang ... tidak, tidak peduli jutaan atau triliunan atau orang, bahkan jika seluruh dunia memandang aku sebagai musuh, aku akan tetap menjadi temanmu."
+
Jadi aku berkata, "Kalau begitu, OO<ref>Namanya disensor karena di bagian ini Kodaka masih belum mengingatnya.</ref> akan jadi temanku yang sama berharganya dengan 100 orang teman. Bahkan jika ada 100 orang ... tidak, tidak peduli ada jutaan atau triliunan orang, bahkan jika seluruh dunia memandangmu sebagai musuh, aku akan tetap menjadi temanmu."
   
 
Saat aku katakan itu, dia mulai malu.
 
Saat aku katakan itu, dia mulai malu.
Line 144: Line 143:
 
“Ja, jangan katakan hal memalukan seperti itu!”
 
“Ja, jangan katakan hal memalukan seperti itu!”
   
“Ap, apa? Bukankah kau duluan katakan itu?”
+
“Ap, apa? Bukankah kau duluan yang mengatakan itu?”
   
Aku merasa malu tentang itu juga dimana wajahku menjadi memerah.
+
Aku juga merasa malu mengatakannya dan wajahku menjadi memerah.
   
 
Dan kemudian, kami mulai tertawa.
 
Dan kemudian, kami mulai tertawa.
Line 166: Line 165:
 
Saat aku membuka mata, aku melihat sengatan sinar matahari terbenam masuk lewat jendela.
 
Saat aku membuka mata, aku melihat sengatan sinar matahari terbenam masuk lewat jendela.
   
Yozora sedang duduk di seberang sofa, membaca novel ringan dengan kelihatan yang tak bahagia seperti biasanya.
+
Yozora sedang duduk di seberang sofa, membaca novel ringan dengan wajah yang terlihat tak bahagia seperti biasanya.
   
Tidak ada orang lain di clubroom selain Yozora dan aku.
+
Tidak ada orang lain di ruang klub selain Yozora dan aku.
   
''Tidak masalah bahkan jika kau tidak bisa mendapatkan 100 teman setelah kau dipromosikan ke tahun depan, tetapi kau harus menemukan sahabat sejati yang dapat menghargai perasaan 100 orang… benarkah begitu?''
+
''Tidak masalah bahkan jika kau tidak bisa mendapatkan 100 teman ketika kau naik kelas tahun depan, tetapi kau harus menemukan seorang sahabat sejati yang dapat kamu hargai seperti halnya kalau kamu punya 100 orang teman… benarkah begitu?''
   
Pikiranku masih kabur semua, dan aku tanpa sadar bergumam apa yang temanku katakan dalam mimpi.
+
Pikiranku masih kabur, dan aku tanpa sadar menggumamkan apa yang temanku katakan dalam mimpi.
   
 
Pada saat itu—
 
Pada saat itu—
   
Pak! Buku Yozora yang dipegang tiba-tiba jatuh dari tangannya.
+
Pak! Buku yang Yozora pegang tiba-tiba jatuh dari tangannya.
   
 
“Ko, Kodoka, jadi kau ingat…”
 
“Ko, Kodoka, jadi kau ingat…”
   
Yozora menatap aku dengan tatapan terkejut, dan suaranya gemetar tampak bergumam sesuatu.
+
Yozora menatap aku dengan tatapan terkejut, dan suaranya gemetar tampak menggumamkan sesuatu.
   
Ini pertama kalinya aku pernah melihat Yozora begitu gelisah sejak hari ketika aku pertama kali berbicara dengannya, hari ketika aku menyaksikan dia berbicara dengan teman udaranya.
+
Ini pertama kalinya aku pernah melihat Yozora begitu gelisah sejak hari dimana aku pertama kali berbicara dengannya, hari ketika aku menyaksikan dia berbicara dengan teman udaranya.
   
 
“…Ada apa?”
 
“…Ada apa?”
   
Saya terkejut dan bertanya, dan Yozora dengan panik mengambil buku yang jatuh ke lantai.
+
Aku terkejut dan bertanya, dan Yozora dengan panik mengambil buku yang jatuh ke lantai.
   
 
"Tidak, tidak ada ... Saya terkejut kau tiba-tiba berbicara."
 
"Tidak, tidak ada ... Saya terkejut kau tiba-tiba berbicara."
Line 192: Line 191:
 
Yozora tergagap dan selesai sebelum membenamkan dirinya ke dalam dunia buku.
 
Yozora tergagap dan selesai sebelum membenamkan dirinya ke dalam dunia buku.
   
Untuk beberapa alasan, saya temukan wajahnya benar-benar merah. Alasannya tidak mungkin hanya karena cahaya matahari terbenam, bukan? "
+
Untuk beberapa alasan, aku melihat wajahnya benar-benar merah. Alasannya tidak mungkin hanya karena cahaya matahari terbenam, bukan? "
   
 
"Maaf mengejutkanmu... Dimana Sena dan Yukimura?"
 
"Maaf mengejutkanmu... Dimana Sena dan Yukimura?"
Line 202: Line 201:
 
“Muu...”
 
“Muu...”
   
Aku lihat pada jam, dan menemukan sudah lewat jam 6.
+
Aku melihat jam, dan ternyata sudah lewat jam 6.
   
 
Sepertinya aku tertidur cukup lama.
 
Sepertinya aku tertidur cukup lama.
Line 212: Line 211:
 
Aku mengambil tasku dan berdiri, dan rasanya leherku sedikit sakit.
 
Aku mengambil tasku dan berdiri, dan rasanya leherku sedikit sakit.
   
Berjalan keluar dari clubroom, aku jelas mengingat mimpku yang harus.
+
Berjalan keluar dari ruang klub, aku mengingat mimpiku barusan dengan jelas.
   
 
Sahabat aku yang terpisah dari 10 tahun yang lalu ...
 
Sahabat aku yang terpisah dari 10 tahun yang lalu ...
Line 220: Line 219:
 
Apakah dia masih tinggal dijalan ini?
 
Apakah dia masih tinggal dijalan ini?
   
Bagaimana dia kelihatan sekarang?
+
Bagaimana rupanya sekarang?
   
 
Siapa namanya?
 
Siapa namanya?
   
Dia memanggil aku 'Taka' sebagai nama panggilan, dan aku sepertinya terus menelepon dia dengan julukannya, bukan nama sebenarnya
+
Dia memanggil aku 'Taka' sebagai nama panggilan, dan aku sepertinya terus memanggilnya dia dengan julukannya, bukan nama sebenarnya
   
-- ''Lalu, aku akan menggunakan perasaan seratus orang untuk harta OO. Bahkan jika ada 100 orang ... tidak, tidak peduli jutaan atau triliunan atau orang, bahkan jika seluruh dunia memandang aku sebagai musuh, aku akan tetap menjadi temanmu.''
+
-- ''Kalau begitu, OO akan jadi temanku yang sama berharganya dengan 100 orang teman. Bahkan jika ada 100 orang ... tidak, tidak peduli ada jutaan atau triliunan orang, bahkan jika seluruh dunia memandangmu sebagai musuh, aku akan tetap menjadi temanmu''
   
  +
-- ''Kalau begitu, OO akan jadi temanku yang sama berharganya dengan 100 orang teman.''
-- ''Lalu, aku akan menggunakan perasaan seratus orang untuk harta OO.
 
  +
Bagaimana aku panggil dia dulu?''
 
  +
Bagaimana aku memanggil dia dulu?
   
 
“…Ah, lupa.”
 
“…Ah, lupa.”
   
Itu waktu yang lama.
+
Toh itu sudah lama sekali.
   
 
Dia pasti tidak akan ingat apa yang terjadi 10 tahun yang lalu, kan?
 
Dia pasti tidak akan ingat apa yang terjadi 10 tahun yang lalu, kan?
   
Aku yang dulu tidak akan pernah percaya bahwa saya akan berpikir tentang dia sekarang.
+
Aku yang dulu tidak akan pernah percaya bahwa aku akan berpikir tentang dia sekarang.
   
Tidak peduli kenangan yang penting atau perpisahan yang sedih, akan ada waktu ketika segala sesuatu berubah. Apakah aku benar-benar mendapatkan seorang teman yang akan menghargai aku selama sisa hidupku?
+
Tidak peduli apakah itu kenangan yang penting atau perpisahan yang sedih, akan ada waktu ketika segala sesuatu berubah. Bisakah aku mendapatkan seorang teman yang benar-benar akan bisa kuhargai aku seumur hidupku?
   
 
Sebuah semburat kesepian melanda aku. Aku berjalan keluar dari gereja dan pulang.
 
Sebuah semburat kesepian melanda aku. Aku berjalan keluar dari gereja dan pulang.
Line 246: Line 246:
   
   
  +
  +
===Referensi===
  +
  +
<references />
   
 
<noinclude>
 
<noinclude>

Revision as of 08:47, 25 July 2012

MASA LALU

Sudah lama sejak terakhir kali aku berenang, jadi aku tidak bisa melepaskan kelelahan setelah aku pergi berenang dengan Sena.

Apa karena kurang olahraga ... sejak aku dipindahkan, tampaknya aku tidak pernah melakukan banyak olahraga di Kelas Penjaskes (karena tidak ada yang akan mengoper bola padaku selama pelajaran sepak bola).

Hari berikutnya adalah hari Senin, dan rasanya aku ingin tidur sepanjang hari, tetapi jika aku tertidur di kelas, aku akan diperlakukan sebagai anak nakal lagi, jadi aku terus berusaha terjaga dan mendengarkan pelajaran.

Tapi kelihatannya para guru tampak takut padaku selama beberapa kali mata kami bertemu ...

Toh, aku berhasil bertahan sampai akhir pelajaran. Aku datang ke ruang klub, duduk di sofa, dan rasa mengantuk yang kuat menekanku.

Mungkin karena aku sedang tidur di tempat yang tidak biasanya, aku tidak benar-benar tertidur, tetapi bermimpi.

Mungkin karena perkelahian kemarin di kolam renang—aku jadi bermimpi sesuatu yang sudah lama.





Mungkin ini karena kesan pertama yang buruk atau karena aku dipaksa tetap pindah-pindah sekolah; walaupun ada beberapa orang yang aku bisa ajak makan dan bersenang-senang, ini bukan berarti aku mendapat teman baik yang aku sungguh percayai.

Bagaimana pun juga, aku mendapat seorang teman yang aku pikir bisa dibilang teman baik.

Sekarang, aku tidak bisa mengingat bagaimana rupa anak itu, atau pun namanya, tapi aku ingat kalau itu sekitar 10 tahun yang lalu ketika aku bertemu dia pertama kali—sewaktu aku masih tinggal disini.

Sore itu, aku dikerjain di taman sebelah sekolah SD tempat aku belajar.

5 murid yang seangkatan denganku mengelilingi aku, memukulku dan juga melempariku dengan batu. Laki-laki SD itu sangat langsung dengan perlawanan mereka, tanpa berpikir panjang dan tanpa kasihan sama sekali. Mereka melakukan ini hanya untuk menyenangkan dan menikmati perlawanan ini, dan aku dihajar oleh mereka.

Pada mulanya, aku mencoba sekuatku untuk melawan mereka balik.

Murid yang umurnya sama tidak punya banyak perbedaan dalam hal kekuatan. Sebab itu, jika kekuatan kami semua setara, pihak yang punya lebih banyak orang lah yang akan menang. Di situasi 1 lawan 5 ini, aku tidak akan mungkin menang, dan akhirnya aku dihajar habis oleh mereka.

Aku sudah agak dikucilkan dari murid-murid di kelasku karena rambut pirangku dan mata yang terlihat ganas. Suatu hari, seorang guru yang tidak tahu bahwa aku punya darah campuran, berkata 'mencat rambutmu pada umur segini, apakah kau ini anak nakal,' dan itulah yang memicu semuanya.

Anak nakal itu jahat. Orang-orang boleh mengganggu orang yang jahat sesuka hati mereka.

Anak-anak yang memperoleh logika ini dari pikiran mereka yang kenakak-kanakan tidak merasa terserang hati nurani sama sekali. Mereka meneriakkan nama jurus-jurus kamen rider atau pejuang anime sambil memukuli aku tanpa kasihan.

Aku ingin berpura-pura mati untuk mencegah mereka menggangguku. Namun aku yang keras kepala dengan keyakinan kalau aku tidak ingin kalah dari mereka membuat aku membelalak balik pada mereka dan berdiri, tidak peduli berapa kali aku dipukuli.

Aku mungkin akan mati jika ini berlanjut—aku melihat berita di TV di mana orang 'tidak tahan diganggu dan memilih bunuh diri', 'bullying besar-besaran menyebabkan siswa meninggal', dan hal seperti itu. Sebagai anak kecil, aku benar-benar berpikir kalau akan mati.

Tapi saat itu juga, seorang laki-laki tiba-tiba menerobos.

Anak kecil yang sedang mengganguku memarahi dia, memberitahunya untuk tidak menggangu.

Tapi laki-laki itu berdiri tepat didepan mereka dan meneriaki mereka,

“Jangan ganggu yang lemah!”

Anak-anak kecil itu sudah dimabukkan dalam fantasi kalau mereka adalah utusan keadilan, dan kalimat itu pada dasarnya merusak fantasi mereka. Sehingga, 5 anak yang melakukan tindak kekerasan padaku memperlakukan laki-laki itu sebagai ‘musuh’.

Mereka bergegas ke arahnya, dan tepat saat kepalan tangan mereka hendak memukul laki-laki itu—

Aku memukul anak itu di wajah dengan semua kekuatanku.

“!”

Karena tindakan tak terdugaku, anak laki-laki dan 5 anak-anak lain tampak tertegun.

"Ap, apa yang kau lakukan!? Aku sedang membantumu... "

Dengan mata berkaca-kaca, aku memelototi anak yang datang untuk membantuku, dan berteriak,

"AKU, AKU TIDAK 'LEMAH!'!"

Bagiku, dibandingkan dengan kekerasan yang mereka lakukan kepadaku, kata-kata biasa anak itu adalah serangan yang paling menyakiti aku.

Laki-laki itu tiba-tiba tertegun dan kemudian tertawa dengan kasar,

“Ahaha! Sangat bagus! Dasar kau!”

Saat dia berteriak, dia memukul aku di wajah tanpa kasihan.

Pukulan para penggangu itu tidak ada bandingannya dengan dia. Pukulan itu keras, dan sangat sakit.

Aku balas, dan laki-laki itu terus memukulku.

Laki-laki itu dan aku meninggalkan para pengganggu saat kami mulai berkelahi.

“JA, JANGAN TINGGALKAN KAMI!”

Salah satu dari anak-anak itu yang sudah pulih dengan tiba-tiba lari kearah kami.

“”JANGAN GANGGU KAMI!””

Laki-laki itu dan aku bereaksi bersamaan dan menendang dia. Pengganggu A itu menangis saat dia jatuh.

Anak-anak lain menjerit saat mereka buru-buru kearah kami.

Kami berdua menghentikan perkelahian kami dan mulai berkelahi melawan 5 anak itu.

2 lawan 5. Pihakku masih merasa cukup diasingkan.

Namun, kenyataan bahwa laki-laki itu berkelahi berdampingan denganku menyebabkan tenagaku naik secara luar biasa.

Untuk beberapa alasan, meskipun aku berjuang untuk berdiri, tubuhku yang kelelahan dan babak belur terasa sangat ringan.

Dan sewaktu pertandingan ini selesai, kami menang.

Para pengganggu itu menangis saat mereka lari.

Tapi bagiku, aku tidak peduli apa yang terjadi pada mereka.

Laki-laki itu terlihat merasakan hal yang sama juga.

Setelah mereka berlima lari, kami mulai berkelahi lagi.

Dan perkelahian ini berakhir tanpa apa pemenang.

Kami kelelahan dan terkapar di atas tanah.

Badan kami dipenuhi tanah, goresan dan memar. Kami kelihatan sungguh menyedihkan.

Walaupun tubuhku kesakitan, untuk beberapa alasan, aku tersenyum pada laki-laki itu.

“Kau cukup kuat.”

Wajah laki-laki yang sembrono itu memberikan senyuman tak berdosa saat dia berkata padaku, “Kau tak buruk juga.”

Kami sungguh melakukan sesuatu yang hanya akan terjadi pada manga shounen yang penuh dengan emosi itu. Sejak hari itu, kami selalu bertemu satu sama lain di taman dan bermain bersama.

Karena kami belajar di sekolah dasar yang berbeda waktu itu, kami hanya bisa bertemu setelah sekolah. Namun untukku, tak dapat dibantah kalau anak itu orang yang paling dekat denganku di dunia ini.

Aku tidak tahu kapan dia mengatakan ini padaku,

"Taka, ibuku menyebutkan bahwa tidak masalah bahkan jika kau tidak bisa mendapatkan 100 teman ketika kau naik kelas tahun depan, tetapi kau harus menemukan sahabat sejati yang dapat kamu hargai seperti halnya kalau kamu punya 100 orang teman. Setelah kau mendapatkan teman sejati yang dapat kau lihat lebih penting dari pada orang lain, masa depanmu akan cerah ketika kau punya teman seperti itu."

Memiliki sahabat sejati yang dapat kuhargai seperti halnya punya 100 orang teman dibandingkan dengan memiliki 100 teman ... itu kata-kata yang hebat, aku rasa.

Jadi aku berkata, "Kalau begitu, OO[1] akan jadi temanku yang sama berharganya dengan 100 orang teman. Bahkan jika ada 100 orang ... tidak, tidak peduli ada jutaan atau triliunan orang, bahkan jika seluruh dunia memandangmu sebagai musuh, aku akan tetap menjadi temanmu."

Saat aku katakan itu, dia mulai malu.

“Ja, jangan katakan hal memalukan seperti itu!”

“Ap, apa? Bukankah kau duluan yang mengatakan itu?”

Aku juga merasa malu mengatakannya dan wajahku menjadi memerah.

Dan kemudian, kami mulai tertawa.

Kami pastinya teman sejati.

Itulah apa yang aku pikirkan…





Saat aku membuka mata, aku melihat sengatan sinar matahari terbenam masuk lewat jendela.

Yozora sedang duduk di seberang sofa, membaca novel ringan dengan wajah yang terlihat tak bahagia seperti biasanya.

Tidak ada orang lain di ruang klub selain Yozora dan aku.

Tidak masalah bahkan jika kau tidak bisa mendapatkan 100 teman ketika kau naik kelas tahun depan, tetapi kau harus menemukan seorang sahabat sejati yang dapat kamu hargai seperti halnya kalau kamu punya 100 orang teman… benarkah begitu?

Pikiranku masih kabur, dan aku tanpa sadar menggumamkan apa yang temanku katakan dalam mimpi.

Pada saat itu—

Pak! Buku yang Yozora pegang tiba-tiba jatuh dari tangannya.

“Ko, Kodoka, jadi kau ingat…”

Yozora menatap aku dengan tatapan terkejut, dan suaranya gemetar tampak menggumamkan sesuatu.

Ini pertama kalinya aku pernah melihat Yozora begitu gelisah sejak hari dimana aku pertama kali berbicara dengannya, hari ketika aku menyaksikan dia berbicara dengan teman udaranya.

“…Ada apa?”

Aku terkejut dan bertanya, dan Yozora dengan panik mengambil buku yang jatuh ke lantai.

"Tidak, tidak ada ... Saya terkejut kau tiba-tiba berbicara."

Yozora tergagap dan selesai sebelum membenamkan dirinya ke dalam dunia buku.

Untuk beberapa alasan, aku melihat wajahnya benar-benar merah. Alasannya tidak mungkin hanya karena cahaya matahari terbenam, bukan? "

"Maaf mengejutkanmu... Dimana Sena dan Yukimura?"

"Mereka sudah kembali. Tiada yang khusus dilakukan hari ini. "

Yozora menjawab dengan sebuah ekpresi tidak senang.

“Muu...”

Aku melihat jam, dan ternyata sudah lewat jam 6.

Sepertinya aku tertidur cukup lama.

“Aku balik juga.”

“Oh.”

Aku mengambil tasku dan berdiri, dan rasanya leherku sedikit sakit.

Berjalan keluar dari ruang klub, aku mengingat mimpiku barusan dengan jelas.

Sahabat aku yang terpisah dari 10 tahun yang lalu ...

Apa yang dia lakukan sekarang?

Apakah dia masih tinggal dijalan ini?

Bagaimana rupanya sekarang?

Siapa namanya?

Dia memanggil aku 'Taka' sebagai nama panggilan, dan aku sepertinya terus memanggilnya dia dengan julukannya, bukan nama sebenarnya

-- Kalau begitu, OO akan jadi temanku yang sama berharganya dengan 100 orang teman. Bahkan jika ada 100 orang ... tidak, tidak peduli ada jutaan atau triliunan orang, bahkan jika seluruh dunia memandangmu sebagai musuh, aku akan tetap menjadi temanmu

-- Kalau begitu, OO akan jadi temanku yang sama berharganya dengan 100 orang teman.

Bagaimana aku memanggil dia dulu?

“…Ah, lupa.”

Toh itu sudah lama sekali.

Dia pasti tidak akan ingat apa yang terjadi 10 tahun yang lalu, kan?

Aku yang dulu tidak akan pernah percaya bahwa aku akan berpikir tentang dia sekarang.

Tidak peduli apakah itu kenangan yang penting atau perpisahan yang sedih, akan ada waktu ketika segala sesuatu berubah. Bisakah aku mendapatkan seorang teman yang benar-benar akan bisa kuhargai aku seumur hidupku?

Sebuah semburat kesepian melanda aku. Aku berjalan keluar dari gereja dan pulang.



Referensi

  1. Namanya disensor karena di bagian ini Kodaka masih belum mengingatnya.


Mundur ke Kolam Renang Kembali ke Halaman Utama Selanjutnya ke Kata Penutup