Dragon Egg Indo:Bab 165

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 165 - Kisah Seorang Pria Pemberani 8 (Cerita Sampingan)[edit]

Ah, sungguh, ini semakin tak masuk akal.


Sungguh tak masuk akal. Meskipun sejak awal tak ada kemungkinan aku akan kalah, aku tak menyangka semuanya akan jadi seperti ini.


Setelah mendecak lidahku, aku menunjuk kearah Adofu.


“[Grovel]”


Disertai kata itu, aku menurunkan jariku ke arah tanah. Longswordnya terlepas dari tangan Adofu. Pedang itu kehilangan momentumnya dan jatuh ke tanah.


“Guhwaa!?”


Aku menyarungkan pedangku dan mengangkatnya.


"Haa, sungguh membosankan."


Itu adalah sebuah segel yang dipasang oleh priest pada tahanan. Jika kau menambahkan sihir dan memberi perintah, maka itu memungkinkan untuk mengendalikan mereka sampai batas tertentu. Ini merupakan sebuah jaminan, karena aku berperan mengawasi dia untuk memastikan dia tidak melarikan diri selama pembebasan sementara ini.


Nampaknya segel itu gak selalu bekerja bergantung apakah mereka mendengarnya atau isi dari perintahnya, tapi cukup mudah menggunakannya kalau hanya untuk menghentikan pergerakan selama beberapa saat.


Akan tetapi, aku tidak menduga akan mengandalkan ini, karena aku akan membunuhmu setelah menunjukkan ketidakmampuanmu. Ini membuatku sangat terkejut.


"Pe-Pengecut.... Bangsat...." kata Adofu sambil menatapku.


Apa dia tolol atau dungu, kesalahpahamannya sampai sejauh mana?


"Tidak, meski serangan seperti itu mengenaiku, tak akan ada bedanya, tapi karena otakmu yang dangkal menganggap itu akan berhasil, aku akan menunjukkan seberapa bodohnya dirimu. Kau tidak pantas menerima gelar ksatria."


Meski serangan Adofu yang barusan berhasil, damagenya bisa dipulihkan dengan [High Rest]. Adofu juga tidak dalam kondisi ingin kabur, meskipun dia bisa kabur, aku bisa menggunakan sihir untuk menangani semuanya.


Akan tetapi, meski dengan [High Rest] masih ada peluang bekas lukanya tetap ada jika damagenya sangat banyak. Bagaimana bisa aku membiarkan ada bekas luka diwajahku yang indah ini? Terlebih lagi disebabkan oleh Adofu? Mana mungkin akan kubiarkan.


Tak ada peluang menang untuk Adofu melawanku dengan menggunakan cara licik semacam itu. Aku bahkan sampai membatasi diriku sendiri demi pertarungan yang lebih baik, tetapi aku tidak akan bertindak sejauh melakukan serangan bodoh seperti itu. Berani-beraninya dia tak menyadari hal ini dan menggunakan cara kasar semacam itu terhadapku.


"Nah sekarang, selamat tinggal, hidupmu berakhir disini."


Aku menginjak pundak Adofu dan menghunus pedang terkutuk milikku. Aku menikamkan bilah merah menakutkan dari pedang itu pada punggung Adofu.


“Ahhaaaa!”


Itu bukanlah titik vital, tapi tetap saja itu akan sakit.


Pedang terkutuk, {furigana|blood sucking princess|putri penghisap darah}.


Itu adalah sebuah pedang yang dibuat untuk perang dan penyiksaan, yang mana dikatakan dibuat oleh mantan bawahan raja iblis. sebuah pedang yang menimbulkan kutukan dan menghisap daya hidup lawannya dan mengembalikannya pada pemiliknya. Seraya perlahan-lahan membunuh lawan dengan kutukan dan racun yang kuat.


Aku bertanya-tanya apakah meninggalkan Adofu disini gak masalah? Tak ada perlunya bagiku untuk bertindak lebih jauh lagi. Setelah dia menderita, dia akan mati.


"Baiklah kalau begitu, Adofu si tahanan yang melarikan diri."


Aku mengangkat kakiku dari pundak Adofu dan memukul ringan punggungnya.


Adofu berteriak sambil mengerikan, saat aku meludah pada wajahnya.


Oh tidak, aku merasa agak jengkel.


Kupikir aku bisa menjernihkan pikiran dari Adofu, tapi perasaanku jadi aneh. Apa ini yang mereka sebut mual, atau mules? ....Yah, ada bagusnya juga. Perasaan jengkel ini mungkin harus kulampiaskan pada Calamity Plague Dragon itu.


Naga itu bisa menggerakkan tubuhnya, tapi nampaknya belum bisa bergerak dengan dengan baik. Itu tak menyenangkan bahwa naga itu sudah bisa bergerak, tapi dia memang seekor naga yang kuat. Jika lumpuhnya masih ada, maka naga itu tak akan bisa bergerak jauh.


Dan juga Peach Ball Rabbit itu... apa dia kabur? Yah, tentu saja dia akan kabur. Meski aku mencoba melacaknya, disekitar sini terdapat sangat banyak monster, terutama jika kelinci itu masuk kedalam tanah. Lagipula aku tak benar-benar harus mencarinya, karena serangan kejutan dari kelinci itu mudah untuk ditangani.


Dan juga ada budak wanita di dekat air. Hal aneh dikatakan oleh dia pada Adofu beberapa saat lalu, dan hubungannya dengan Calamity Plague Dragon sepertinya dekat. Jika demikian, maka ada sesuatu yang harus dilakukan.


Setelah menatap Calamity Plague Dragon, aku berjalan kearah budak wanita itu.


".....T-Tidaaaaak!"


Budak wanita itu berteriak dengan suara yang bergetar saat aku mendekat.


Mendengar suara wanita itu, Calamity Plague Dragon meraung. Itu adalah ruangan haus darah. Bingo, sepertinya trik ini berhasil. Kau terprovokasi sampai-sampai kau berusaha bergerak meski masih terkena paralis? Aku bisa tau kemampuan penuhnya karena aku bisa melihat statusnya. Sepertinya naga ini tak cukup bijak.


Oh, budak wanita itu memiliki karakteristik telinga kucing, seorang Felis Huma?


Setelah melihat statusnya, aku mengetahui namanya adalah Nina Nifa. Dia memiliki kemampuan untuk bertarung, setidaknya mampu memburu monster peringkat E.


Pedagang budak itu tentunya menjual Felis Huma. Jadi apa dia selamat dari serangan kelabang pasir? Dilaporkan bahwa Calamity Plague Dragon mengejar kelabang pasir itu.


Aku yakin pedagang budak itu gak akan menduga bahwa naga itu mencoba menolong para manusia. Calamity Plague Dragon ini memiliki sifat yang cukup baik.


Aku menyadari bahwa aku secara naluriah menjilat bibirku.


Oops, itu buruk. Aku harus memperbaiki kebiasaan ini terutama saat aku didepan umum.


Akan tetapi.... Dilihat dari dekat, budak ini punya wajah yang cukup menarik. Tapi mungkin karena dia bersama naga itu selama beberapa waktu, ada status abnormal [terkutuk], yang mana membuat wajahnya pucat. Akan tetapi hal itu tak menghilangkan kecantikan alaminya.


Mata besar dan pupil yang mirip kucing, bibir kecil yang menyebabkan keinginan untuk melindungi, dan bentuk hidung ideal yang menarik empasis tapi tak berlebihan. Dia cantik dan benar-benar tak wajar menjadikannya seorang budak serta memasukkannya kedalam kereta besar. Si penjual biasanya tak repot-repot membawa budak melintasi gurun. Jadi apa wanita hewan ini untuk tujuan negosiasi untuk menurunkan tarif? Atau sudah dijanjikan pada seorang eksekutif gereja?


Penemuan yang tak terduga.


Wanita ini adalah sebuah bunga. Membunuhnya begitu saja akan disayangkan.


Aku harus memikirkan sesuatu yang lain sambil menyiksa Calamity Plague Dragon itu, mungkin tak buruk untuk dijual. Sekarang itu memiliki nilai yang cukup besar. Akan tetapi keterlibatanku bisa dilacak dengan mudah mengingat posisiku meski aku menyuruh seseorang. Pastinya itu akan sampai ditelinga penjual budak itu dan meski aku bisa membungkam mulutnya, aku gajy yakin apakah aku bisa mencegah rumor yang beredar.


Akan tetapi, meski dengan situasi seperti itu, sangatlah disayangkan untuk membunuhnya. Jika aku mengalahkan naga itu dan menolong budak itu, maka itu bisa di anggap sebagai keuntungan buatku. Jika aku menyatakan diriku sendiri sebanyak pria pemberani, sang pahlawan, aku bisa menangani priest yang menjengkelkan itu. Terutama jika aku mengurus Adofu untuk mereka maka aku bisa mendapatkan hadiah ini.


Aku berencana meninggalkan Haranae dalam waktu dekat ini dan itu telah terlalu buruk berkelana dengan orang lain. Itu layak membawa dia. Seorang wanita cantik yang bisa digunakan untuk negosiasi dengan bangsawan. Aku bisa saja meminjamkan dia semalam dan jika mereka ngotot, aku bisa menjual dia kapanpun. diantara orang kaya, ada banyak yang punya selera hobi yang aneh, jadi itu sepadan. Jika aku tak menjualnya, aku bisa saja membunuhnya dan membuangnya.


"Nah sekarang, maukah kau tenang? Aku datang untuk menolongmu. sekarang, maukah kau menyebutkan namamu?"


Aku memcerahkan nada suaraku dan mengulurkan tangan sambil tersenyum.


Aku sudah tau namanya, tapi jika aku menanyakan sebuah pertanyaan sederhana maka kewaspadaan mereka mereda. Itu bisa menjadi sebuah peluang untuk membaca niat pihak lain.


Jika maj melihat kondisiku yang sebelumnya, kau tak akan mengangka aku adalah manusia.


Tapi itu bukanlah masalah untuk saat ini.


Bagaimanapun juga, dia adalah seorang wanita yang menemani seekor Calamity Plague Dragon.


Meski tak ada yang lain yang diandalkan, mustahil dia memiliki syarat yang normal. orang ini nampaknya bersedia melakukan apapun demi bertahan hidup. Mungkin itulah alasan kenapa semua budak yang lain yang ditinggalkan sebagai umpan tewas semua sedangkan dia merupakan satu-satunya yang selamat.


Dia mungkin mengambil celah dalam kesempatan yang paling bisa diandalkan. Sebenarnya, jika wanita ini ingin hidup, maka tak ada pilihan lain selain mencoba mendekati aku. Tak peduli seberapa tak nyamamnya yang dia rasakan.


“Ni…..”


Wanita itu berkata dengan suara bergetar.


Lalu terdengar seperti dia menelan ludahnya saat dia mencengkeram pahanya untuk menekan gemetarnya.


"Ni? Ni apa?"


Aku bertanya dengan lembut.


Lalu mata wanita itu terbuka lebar.


“Hinyaa!”


Meskipun dia berlutut di tanah menderita barusan, dia menghentak tanah dan dengan cepat mendekat padaku.


Aku tidak tau apa yang terjadi. Namun aku paham setelah kuku wanita itu menggores pipiku.


Ah, wanita ini, menyerang wajahku dengan cakarnya.


“fu, fufu….fu….”


Aku tak menyangka sikap lembutku akan dibalas dengan cakar. Aku menyentuh lukanya dengan jariku.


"Dilukai dengan cakar dari manusia hewan kotor, tidak, itu adalah penampilan keberanian yang hebat, ya.... Sungguh. Itu benar."


Rencana berubah. Bunuh saja dia.


Ini lebih mudah, dengan begitu aku tak perlu memikirkan sisanya, itu akan sangat menenangkan.


“Nya…..ahh!”


Setelah aku memukul rahangnya, dia sempoyongan dan aku mencekik lehernya dan mengangkatnya.


“Guuruooooooo!”


Lalu naga itu meraung.


Saat aku melihatnya, dia menatap langit sambil meraung. Apakah ini tanda dia telah lepas dari paralis?


Aku melepaskan leher wanita itu.


Dia terkapar ditempat.


Nampaknya dia sudah sangat lemah karena kutukan. Dia tetap akan mati mesti bukan aku yang membunuhnya.


Tapi segera setelah lolos dari paralis, Calamity Plague Dragon mengeluarkan serangan kejutan. Apa itu [Kamaitachi]?


Bukankah itu sangat bodoh karena memberitahuku dengan berdiri dan meraung? Yah, lagipula serangan seperti itu tak akan mempan.


Mungkin karena aku mencekik leher wanita itu, dia secara sengaja meraung agar aku melepaskan wanita itu.


“…..fu, fufufu”


Aku tak bisa menahan tawa.


Calamity Plague Dragon ini, aku mungkin bisa bermain-main. Ini menarik, naga yang menarik.


Sangat disayangkan aku harus membunuhmu disini.


Aku menyukainya. Aku akan memfokuskan perhatianku padamu sekarang karena aku sudah mengurus Adofu. Mari siapkan tempat kematian yang lebih cocok untuk seekor Calamity Plague Dragon yang menyukai manusia.


Sebelumnya Halaman Utama Selanjutnya