Konjiki no Master(Indo):Arc 1 Chapter 27

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 27: Sepotong Perjalanan Mereka[edit]

Kelompok Hiiro menetapkan [Beast Capital Pasion] sebagai tujuan mereka dan memulai perjalanan mereka. Satu hal lagi, mereka sekarang tidak berjalan kaki.

"Tidak kusangka ada kendaraan yang sesuai di dunia ini."

Kelompok Hiiro duduk di atas kendaraan tersebut yang merupakan... seekor binatang. Binatang itu memiliki penampilan seperti burung unta, tetapi beberapa kali lebih besar, dan memiliki kursi kecil yang diikatkan ke punggungnya.

"Terima kasih! Aku benar-benar berhutang budi pada Max sekarang.”

Ketika mereka siap meninggalkan [Doggam], Max mendatangi mereka dengan membawa burung itu. Rupanya, burung ini adalah hal penting yang digunakan untuk melintasi medan yang luas dan terjal di Beast Continent.

Hewan itu disebut Raidpic, dan burung itu adalah binatang buas yang bisa berlari dengan dikendarai pemiliknya yang ada di punggungnya. 

Raidpic milik Arnold memiliki dua kursi, dan Muir duduk di belakangnya.

“Dengan kecepatan yang seperti ini, tentunya kita dapat tiba di tempat tujuan kami beberapa kali lebih cepat, bukan?” 

“Ya! Tapi tetap saja membutuhkan waktu untuk membiasakan diri."

Seperti yang dikatakan Muir, di dunia tanpa adanya suspensi, kursi itu begitu menyakitkan pada bagian tubuh tertentu ketika burung itu berlari.

"Benar, benar. Aku pikir pantatku akan terbelah dua! Benar, kan, Muir?" 

"J-jangan bawa-bawa aku! "

Ya, pantatnya memang sakit, tetapi Arnold harus belajar pengucapan yang halus. Omong-omong, Hiiro tak memiliki masalah seperti itu.

Hal ini karena dia telah menulis karakter [Soft] di kursinya, memberinya tekstur yang mirip dengan sofa. Tentu saja, dia tak bisa mengatakan fakta itu kepada yang lain dan memilih untuk memonopoli untuk dirinya sendiri. Jika ia mengatakannya Arnold akan marah.

Pada saat itu, Raidpic mulai melambat. Ketika kelompok itu mulai bertanya-tanya, mereka mengetahui bahwa mereka telah dikelilingi oleh beberapa monster berbentuk katak.

"Bagus! Akhirnya aku bisa bertarung!"

Arnold tampaknya siap melompat dari kursinya. Namun, Hiiro merasa bahwa jika ia turun, mengalahkan para monster itu, dan kembali lagi akan menyebalkan, jadi dia mulai berkonsentrasi sihir di jarinya.

Bang!

"A-apa itu tadi!?"

Penyebab keterkejutan Arnold adalah ledakan tiba-tiba ada di depan burungnya. Tidak seorang pun di kelompok itu yang bisa menggunakan sihir api, dan dia tidak bisa merasakan ada orang lain di sekitar mereka.

Tetapi jelas bahwa itu sihir sungguhan.

"Ayo pergi."

Hiiro adalah satu-satunya yang tetap tenang.

"Kamu melakukan sesuatu, bukan?" 

"Siapa yang tahu?"

Meskipun Arnold yakin Hiiro telah melakukan sesuatu, Hiiro tetap mengabaikannya. Meskipun Raidpic-nya ikut terkejut, tapi mengetahui bahwa musuh di sekitarnya telah pergi, dan ia kembali bergerak dengan hati-hat.

‘Ya, [Word Magic] bukanlah sihir yang sia-sia.’

Karakter yang ia gunakan barusan adalah [Burst], dan efeknya sama seperti yang terdengar. Daya tembaknya cukup jauh, dan satu tembakan saja sudah cukup untuk mengalahkan beberapa monster. Tetapi karena karakter itu juga menghasilkan sebuah cekungan, hal yang terbaik adalah menggunakannya dari jauh.

.

(Credit Musuyaba from Baka-tsuki (talk))

.

Memegang buku yang dia pinjam dari Max walaupun sekarang telah diberikan ke Hiiro. Hiiro membacanya sambil menikmati perjalanannya. Sebaliknya, Arnold merasa kesal sambil menatapnya.

"... Hei, Muir?" 

"Apa?" 

"Orang itu... Tentang kursi yang ia gunakan..." 

"Y-ya?" 

"Bukankah itu terlihat agak lembut?" 

"Be-benarkah?"

Arnold bangkit dan mengetuk bagian bawah kursi Hiiro untuk memastikan kekerasannya. Namun, kursi Hiiro sepertinya merapat karena berat badannya. Begitu pula sandaran belakangnya.

‘Ini aneh ... Naluriku mengatakan ada yang berbeda. Apakah ini hanya perasaan ganjal yang kudapat dari imajinasiku?…’

Itu sama sekali bukan imajinasinya, tetapi hingga akhir, Arnold duduk kembali tanpa menyimpulkan apa pun.

.

.

Hari sudah hampir berakhir, dan kelompok itu sudah mendirikan tenda. Meskipun ia sudah terbiasa dengan hal itu, pemuda yang hidup di era modern tidak terlalu menikmati berkemah di luar ruangan.

Dia sering melihat binatang dan serangga yang tidak dikenal, dan dia khawatir apakah mereka membawa penyakit atau tidak.

Tetapi bahkan jika dia terinfeksi, dia bisa saja mengatasinya dengan [Word Magic], jadi itu bukan masalah penting.

‘Tapi perasaan lengket yang kurasakan di sekujur tubuh tidak bisa ditahan.’

Ketika dia memikirkan itu, dia menulis sebuah karakter di tubuhnya. Karater itu adalah [Bersih], dan berkat hal itu, kotoran dan keringat yang menempel di tubuhnya menghilang.

‘Ya, meskipun aku selalu menggunakannya, rasanya cukup menyegarkan.’

Perasaan yang kau rasakan saat tubuhmu dibersihkan dengan sihir bagaikan dirimu sedang berendang.

"Oi, apa yang sedang kau lakukan?"

Dia sepertinya ketahuan dengan orang yang merepotkan.

"Tidak ada apa-apa." 

“Kau bohong! Aku melihatnya! Kau menggunakan sihir aneh itu dan kemudian dirimu menjadi segar kembali! Katakan, Hiiro!”

Hiiro menghela nafas dengan ekspresi yang merepotkan.

"Juga, jangan meremehkan hidung para beastman! Bau keringat padamu telah menghilang! Apa artinya ini?"

Arnold menunjukan jari telunjuknya ke wajah Hiiro, jadi Hiiro meraihnya.

Dan memutarkan nya…

“OUCHHH! Apa yang kau lakukan!? Apa kau iblis!?” 

“Jangan arahkan jarimu padaku, iblis mesum.” 

“Aku mendapat nama panggilan baru, sungguh luar biasa. Berhentilah membuatku terlihat konyol, Hiiro!"

Dia mulai menghentak-hentakkan kakinya di lantai. Sementara dia melakukan hal itu, Muir datang.

“Aku juga sedikit penasaran. Apa yang kamu lakukan, HIiro-san?"

Hiiro mengetahui dirinya sedang ditatap oleh dua buah mata yang polos. Meski begitu, dia mendapat firasat jika mereka sedang menyembunyikan sesuatu. 

"... Kau benar-benar orang yang menyusahkan."

Hiiro menghela nafas dalam-dalam dan menatap Muir seolah-olah dia sudah menyerah.

"Kemarilah sebentar." 

"Eh?" 

"Jangan khawatir, datanglah ke sini." 

"O-oke."

Muir memutuskan untuk mengikuti kata-kata Hiiro dan berjalan mendekatinya. Lalu Hiiro memegang tangannya.

"AAH! Jangan sekali-kali menyentuh tangannya! Karena tangannya begitu lembut dan imut? Ayah yang satu ini tak akan memaafkanmu!" 

"Diam, Criminal Wannabe (Calon penjahat)." 

"Gu... "

Ketika Arnold menatap adegan itu, dia memperhatikan bahwa tubuh Muir mulai bersinar lembut. Dan kemudian, seperti halnya Hiiro, aroma tubuh Muir telah menghilang.

"Ini entah bagaimana terasa menyegarkan~!”

Wajah Muir sedikit memerah, dan dia terlihat kebingungan. Hiiro telah memberikan karakter [Clean] sama halnya dengan yang ia lakukan.

"O-oi, Muir?"

Arnold berteriak, sedikit khawatir tentangnya.

“Menakjubkan! Paman, sihir Hiiro membuatku merasa segar!" 

"Eh? Benarkah? Jika begitu, jadi seperti yang aku duga, kau menggunakan sihir untuk membersihkan diri. Nah, tolong lakukan padaku juga." 

"Tak akan." 

"Kenapa!?" 

"Karena si Chibi adalah perempuan, jadi wajarlah." 

“Ja-jadi wajarah?"

Perkataan singkat Hiiro membuat Muir kaget.

“Ossan sudah terlalu bau. Mencoba membersihkannya sekarang itu sedikit..." 

"Jangan menatapku dengan mata kasihan! Dan bauku tak seburuk itu!”

Arnold terus-menerus berteriak, dan Hiiro sudah kebal akan hal itu. Dia telah mempersiapkan hal ini, jadi dia melepaskan karakter [Tidur] yang dia tulis beberapa saat yang lalu padanya, dan Arnold tiba-tiba jatuh ke tanah.

"Eh? U-um apa yang kamu lakukan?" 

"Aku menidurkannya. Dia keras kepala. Kau juga harus segera tidur." 

"Ba-baik."

Sambil mengasihani Arnold dalam benaknya, Muir dengan cepat tertidur dengan merasakan rasa nyaman dari sihir Hiiro.

Hiiro memastikan Muir telah tertidur, dan dia keluar meninggalkan perkemahan sendirian. Tapi, dia tidak meninggalkan terlalu jauh.

‘Nah, aku kira aku harus menguji sihir itu lagi hari ini. Ah benar, aku belum menguji [Parallel Writing] atau efek sinergis itu.’

Dia memusatkan sihirnya ke ujung jarinya. Pada bersamaan, dia melihat cahaya tampak dari agak kejauhan.

"Apa itu?"

Dia memutuskan untuk memeriksanya. Dia menyadari dirinya sekarang di atas bukit dan di sekelilingnya ada banyak cahaya kecil yang bagaikan sedang menari pada penglihatannya.

‘Kunang-kunang? Tidak, mereka terlalu besar untuk itu.’

Dia memusatkan fokus matanya dan mencoba untuk melihat lebih jelas cahaya itu. Ada sosok-sosok kecil di dalam mereka.

‘Oi, mungkinkah itu… Tidak mungkin…’

Mereka berbentuk seperti Manusia, tetapi dua sayap tumbuh dari punggung mereka. Mereka mengeluarkan jejak cahaya samar saat mereka terbang bebas di langit.

"... Bangsa [Pheom]?"

<< Sebelumnya | List Chapter | Selanjutnya >>