Konjiki no Master(Indo):Arc 3 Chapter 149

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 149 – Peran Berakhir?

 

Hiiro kembali ke kastil yang terletak di [Demon Capital : Xaos] , saat dia dapat kembali, kalimat yang datang untuknya adalah…

“Kau sungguh luar biasa, Hiiro!” (Eveam)

Itu adalah kata-kata dari Eveam yang bercampur dengan kekaguman.

Tak perlu dikatakan lagi, kawan-kawan Hiiro dan para anggota Cruel juga ada di sana. Dan, ada sebuah bola kristal besar di dekat Eveam.

Bola kristal di samping Eveam adalah sejenis alat iblis yang disebut “All-Seeing Crystal”, sebuah benda yang dapat melihat pemandangan yang jauh di luar mata mereka. Eveam menggunakan ini untuk melihat aktivitas Hiiro.

Namun, tindakannya benar-benar di luar harapan mereka, orang-orang yang tidak tahu bagaimana Hiiro menyelesaikannya menjadi tercengang.

“U-Untuk berpikir kalau kau membutuhkan kurang dari satu jam untuk menyelesaikannya....” (Marione)

Bahkan pipi Marione menegang.

“Aku benar-benar terkejut.” (Ornoth)

“Ya, untuk kemampuan Hiiro sebesar ini, mungkin aku harus bilang, gerakannya sama sekali tidak kalah dari Barid dari Three Warriors, terlebih lagi, dia benar-benar mempermainkannya.” (Aquinas)

Aquinas membalas kata-kata Ornoth sembari mengeluarkan kekaguman terhadap Hiiro. Meskipun Aquinas juga menyaksikan pertarungannya dengan Crouch yang juga merupakan salah satu dari Three Warriors, dia tampaknya lebih terkejut saat Hiiro berhasil kembali setelah bertarung dengan Barid yang merupakan pemimpin dari Three Warriors.

“Ufufu, Hiiro~ kun sangat~ luar~ biasa~” (Shublarz)

Shublarz mengekspresikan senyum yang mengoda ketika dia menatap Hiiro,

“Hei kau, jangan terlalu dekat dengan Hiiro.” (Liliyn)

Untuk beberapa alasan, Liliyn terlihat kesal saat dia mengucapkan kata-kata itu yang bercampur amarah.

“Ara~, aku ingin tahu kenapa~?” (Shublarz)

Ketika dia membalikkan tubuhnya ke arah Liliyn, dadanya bergoyang. Setelah melihat itu, sebuah pembuluh darah muncul di dahi Liliyn.

“Hei! Ada apa dengan tubuh X- itu! Hal-hal seperti itu harus dihukum seperti ini!” (Liliyn)

*mugyu!

“Ah~!” (Shublarz)

Suara mendesah bergema di seluruh ruang tahta. Penyebabnya adalah karena Liliyn tiba-tiba saja mencengkeram dada Shublarz dengan kedua tangannya. Selain itu, dia dengan marah meremasnya sekeras mungkin.

“H-Hei Liliyn-chan, apa yang coba kau lakukan~?!” (Shublarz)

“Kau sangat bodoh karena menghadapiku dengan tubuhmu itu!” (Liliyn)

“Ah, mou, tolong hentikan. Seperti yang kau lihat, aku cukup sensitif~” (Shublarz)

“Diam! Gumpalan lemak ini harus dihukum dengan cara ini!” (Liliyn)

“AH~ MOU~!” (Shublarz)

Sepasang gunung kembar Shublarz sedang dibentuk menjadi berbagai bentuk di tangan Liliyn. Munculnya orang-orang seperti itu yang perlu diawasi (kebanyakan di dada), dan ada seseorang yang menjadi bersemangat ketika hidungnya mulai membengkak karena darah.

“Muhooo~! Ini adegan yang sangat bagus! Adegan dimana seorang gadis kecil dengan bergairah meremas payudara yang menyulut gairahku! Nofofofofofo!” (Silva)

Seperti yang kita tahu orang itu adalah si butler Hentai.

“Apa kau baru saja bilang Gadis Kecil?” (Liliyn)

Muncul banyak pembuluh darah di dahi Liliyn.

“Nofofo! Ini bagus! Ini sangat bagus ojousamaaaa-!  Hidup Oppai-!” (Silva)

“Bajingan kau, apa yang kau bicarakan barusaannnn!” (Liliyn)

Liliyn bergegas ke Silva dan dalam sekejap memberinya tendangan tumit ke wajahnya.

“Buhiin—!” (Silva)

Kepala si hentai itu tenggelam ke lantai.

“Heeeeeee! Silva-samaaaaaa!” (Shamoe)

Shamoe yang kebingungan pergi untuk melihat kondisi Silva di tanah tetapi dia tidak bisa berkata-kata ketika Silva mengangkat ibu jarinya seperti dia tidak menyesalinya.

“Siapa yang kau sebut Gadis Kecilmu dasar Hentai Butler! Shamoe, biarkan si bodoh itu sendirian!" (Liliyn)

“Y-y-y-y-y-y-y-y-y-ya-!” (Shamoe)

Hiiro yang melihat ke tiga orang itu dengan mata setengah tertarik, “Seperti biasa, orang-orang ini sangat berisik”, dia mengangkat bahunya sembari berkata begitu.

“Apakah Silva-dono sangat menyukai dada?” (Nikki)

Nikki yang penasaran memiringkan lehernya.

“Sepertinya begitu? Karena ojii-chan berbicara oppai oppai sepanjang waktu ~mon!” (Mikazuki)

Ketika Mikazuki mengucapkan kata-kata itu, setiap wanita lajang di dekatnya buru-buru menjauh dari Silva. Bahkan Nikki bersembunyi di balik Hiiro karena ketakutan.

“Aku rasa kau keliru Mikazuki-dono!” (Silva)

Seorang wanita mengeluarkan suara “Hiii-!” karena Silva yang mendadak bangkit.

Silva terlihat tidak keberatan dengan sikap dari para wanita saat dia menggenggam tinjunya.

“Menurutku, payudara itu indah! Tapi, pesona wanita tidak hanya dilihat pada hal itu!” (Silva)

“Heh~, jadi ada lagi?” (Mikazuki)

Mikazuki dengan polosnya bertanya padanya, melihat itu, Silva mengangkat ujung mulutnya dan mengangguk secara halus.

“Pantatnya juga!” (Silva)

“Pan.. tat?” (Mikazuki)

"Iya! Pantat yang luar biasa…. meskipun yang ketat bisa membuatku bergemetar, tapi yang besar juga punya kelebihannya sendiri.....” (Silva)

Orang-orang di sekitar merasa bersimpati pada sosok yang tangannya berada pada dagunya dan menutup matanya hilang dalam khayalan. Tentu saja, ada orang-orang yang tidak ingin dia pergi terlalu jauh dalam delusinya.

“Bajingan kau! Tidurlah untuk selamanyaaaaaa!” (Liliyn)

“Bamyuda!?” (Silva)

Wajahnya terpukul dengan tinju yang cukup kuat, dan kali ini seluruh tubuhnya tenggelam ke dinding.

“... Apakah orang-orang ini selalu punya suasana semacam ini?” (Eveam)

Pipi Eveam tampak menegang ketika dia bertanya pada Hiiro.

“Ya, ini suasana biasa bagi mereka.” (Hiiro)

Hiiro yang tidak menghiraukan mereka kembali ke bentuk manusianya dengan menggunakan kata 『Origin』|『元』

Dia kembali ke bentuk semula karena Hiiro sudah dikenal di kastil sebagai seorang manusia.

“....N-Ngomong-ngomong.” (Eveam)

“Nn?” (Hiiro)

Wajah Eveam menunduk ketika dia menggoyangkan tubuhnya dengan gelisah. Ketika dia menatapnya, dia mengerutkan alisnya ke sosok itu.

“Apa... Hiiro juga... suka pa-pa, pa-pa-pa-pa.” (Eveam)

“Apa yang coba kau katakan?” (Hiiro)

Wajahnya tiba-tiba merona merah, karena Hiiro meragukan perilaku wanita yang susah untuk dipahami itu.

“Ja-Ja-Jadi…pa-payudara… itu besar… dan menarik?” (Eveam)

“..... Ha?” (Hiiro)

‘Jika ia mengatakan itu hingga membuatnya merona, dia seharusnya tak menanyakannya jika dia tak bisa mengatakannya dengan jelas,’ pikir Hiiro sembari membuka mulutnya.

“Apa aku tertarik dengan payudara? Terus terang, aku tidak tertarik. Bagiku buku lebih menarik daripada payudara.” (Hiiro)

“B... begitukah... jadi Hiiro orang semacam itu...” (Eveam)

Dapat dilihat kalau wanita di dekatnya menjatuhkan bahunya sambil mendesah, Hiiro yakin dia tidak mengatakan sesuatu yang salah sehingga dia hanya mengangkat bahunya.

“Pokoknya, cepat selesaikan perang ini. Aku ingin sesegera mungkin memasuki perpustakaan.” (Hiiro)

“Ah, ka-kau benar. Karena jembatan sudah hancur, mengirim bala bantuan dari sisi musuh akan sulit. Dalam kasus ini, pasukan mereka yang berada di [Evila], kita bisa menawan mereka jika kita secara bertahap mengepung mereka.” (Eveam)

“Jadi, cepatlah lakukan. Ketika kau menghabiskan waktu terlalu banyak, pihak lain mungkin akan menangani masalah ini. Kebingungan mereka saat ini akan menjadi kesempatan terbaikmu untuk mengambil langkah awal.” (Hiiro)

“Aku mengerti. Aquinas, Marione." (Eveam)

Ketika Eveam memanggil kedua orang itu, mereka berdua berlutut pada saat yang sama dan membungkuk.

“Kalian berdua akan mengurus musuh yang tersisa di wilayah kita.” (Eveam)

““Ha-!”” (Aquinas & Marione)

“Ornoth, Shublarz.” (Eveam)

Kedua orang itu juga membungkuk.

“Kalian berdua persiapkan pasukan dan menghadang di jembatan. Kita akan mengambil keputusan segera dengan memanfaatkan kesempatan ini.” (Eveam)

““Ha-!”” (Ornoth & Shublarz)

Keempat orang itu pergi sekaligus untuk menyelesaikan tugas mereka.

“Aku ingin mengucapkan terima kasih kepadamu, Hiiro. Aku akan menghadapi musuh di sekitar sini dengan Aquinas. Kau bisa beristirahat di kamarmu.” (Eveam)

“... Apa kau yakin?” (Hiiro)

“Ya, kau cukup membantuku. Malahan, kau sangat membantuku. Sekarang kau bisa mempercayakan sisanya kepada kami.” (Eveam)

Sepertinya, dengan ini perannya telah berakhir. Selain itu, mengingat situasi, dan mengevaluasi rasio kekuatan yang tersisa dan kekuatan [Evila],  jelas [Evila] memiliki keuntungan yang besar.

Adapun di pihak musuh, kekuatan perang utama mereka telah menurun, semenjak semua kekuatan perang dipusatkan di sini. Bahkan jika sekutu mereka memiliki kelebihan dalam jumlah, mereka sangat berbeda dalam hal kualitas.

Selain itu, efek dari pemutusan jembatan cukup besar, karena mereka sudah tak dapat mengirimkan bala bantuan mereka.

Mereka akan segera terpojok, dan pihak [Evila] akan segera memenangkan perang ini begitu mereka mampu menyudutkan para musuh.

Bahkan bagi Hiiro, dia berpikir bahwa hal ini akan berakhir hanya dalam beberapa hari, dan dia memutuskan untuk beristirahat seperti yang disarankan Eveam dan pergi ke kamarnya.

<<Sebelumnya | Daftar Isi | Selanjutnya>>