Mahouka Koukou no Rettousei (Indonesia):Volume 3 Chapter 3

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Chapter 3[edit]

Salah satu keuntungan memiliki beberapa kelas di sekolah adalah dapat memupuk pembangunan hubungan interpersonal.

Kedekatan regional dan hubungan darah, keduanya adalah dorongan yang kuat untuk mengembangkan ikatan kekerabatan dan, terlepas dari apakah mereka adalah organisasi resmi atau tidak resmi, berfungsi untuk membedakan dan mengkategorikan kelompok dalam kelompok.

Salah satu contoh praktis dari sentimen ini ......

"Pagi, Shiba. Aku sudah mendengar tentang hal itu, semoga lancar."

"Pagi, Shiba-kun, kerja bagus."

"Selamat pagi, Shiba-kun, aku akan mendukungmu."

"Hei, berjuanglah, Shiba."

...... Dan, bahkan siswa yang biasanya tidak begitu dekat dengannya secara sukarela mendatanginya memberi salam dan kata-kata dukungan.

Segera setelah Tatsuya masuk kelas pada hari Senin, ia menerima serangkaian dukungan dari teman-teman sekelasnya.

Alasan mengapa mereka melakukan ini cukup alami: Tatsuya terpilih sebagai salah satu wakil untuk Kompetisi Sembilan Sekolah.

"Selentingan hal ini cukup aktif."

"Yep. Ini baru saja diputuskan minggu lalu dan bahkan belum ada pengumuman resmi."

"Ya, jadi dari mana mereka mendapatkan berita itu?"

Leo, Mizuki, dan Erika tampaknya tidak berpura-pura dengan ketidaktahuan mereka, sehingga mereka mungkin bukan biang keladinya.

Namun, hal itu juga bukan karena berita langsung secara resmi.

Pada saat itu, hanya kakak kelas yang menghadiri pertemuan tersebut, sehingga mereka mungkin mendengar berita itu dari ketua klub mereka.

"Omong-omong, mereka tidak membuat pengumuman hari ini?"

Erika memiringkan kepalanya dan bertanya, di mana Tatsuya mengangguk secara serius.

Termasuk tim teknisi, daftar nama resmi untuk Kompetisi Sembilan Sekolah diselesaikan Jumat lalu.

Jadwal sebenarnya untuk pemilihan daftar peserta seharusnya diselesaikan dua minggu lalu, jadi mereka jelas beberapa langkah di belakang.

Kebenaran kalau kontestan sudah diputuskan mungkin telah menjadi sebuah keuntungan yang tersamar, karena semua CAD yang digunakan pada kompetisi dan seragam yang biasanya memakan waktu yang cukup lama untuk dipersiapkan ternyata sudah tersedia. Satu-satunya hambatan adalah karena calon teknisi belum diselesaikan, semua pekerjaan penyetelan dan pengujian itu masih belum dilakukan.

Miyuki sendiri juga adalah seorang kontestan, tetapi karena aliran yang konstan dalam pekerjaan persiapannya, dia sepenuhnya sibuk. Baginya, Tatsuya bersedia mengorbankan apa saja, tapi masih tidak bisa menghilangkan kekhawatiran bahwa Tatsuya akan dibebankan berbagai pekerjaan.

"Saya pikir periode ke-5 akan diubah menjadi rapat pertemuan, 'kan?"

Mizuki mengatakan hal ini saat menatap layar terminal di meja mereka yang terdapat daftar jadwal kelas hari ini.

Semua tingkat berbagi jadwal yang sama dengan tiga periode di pagi hari dan dua di sore hari.

Meski begitu, selain laboratorium, keterampilan teknis, dan kelas pendidikan jasmani, kelas standar (kelas yang ditetapkan sebagai tujuan perkembangan) maju sesuai dengan kecepatan belajar siswa sendiri. Sekolah modern memperbolehkan untuk pendidikan pribadi yang akan ditampilkan pada layar terminal di kelas dan tidak ketat dalam membatasi awal dan akhir pembelajaran.

Di sekolah modern, semakin tinggi tingkat kelas, semakin kurang penekanan yang ditempatkan pada penentuan waktu kelas dan waktu istirahat. Fakta bahwa sekolah mengubah seluruh dari 5 periode kelas menjadi rapat pertemuan untuk secara formal mengirimkan perwakilan adalah tanda yang jelas dari seberapa tinggi kompetisi itu bernilai bagi sekolah.

"Tatsuya-kun juga akan tampil di panggung selama upacara, benar?"

"Hm, ya ......"

Tatsuya tergagap memberi jawaban untuk pertanyaan Mizuki karena ini justru titik pertentangan yang melanda dirinya.

"Dan Tatsuya adalah satu-satunya siswa kelas satu, 'kan?"

Sama seperti yang Leo katakan, satu-satunya siswa kelas satu yang diterima dalam tim teknisi adalah Tatsuya.

Pengalaman dalam penyetelan CAD benar-benar diperlukan, jadi umumnya kakak kelas yang seharusnya menjadi orang-orang yang dipilih untuk tim teknisi, kecuali jika keterampilan Tatsuya itu yang sangat berbeda dari mereka.

Tentu saja, ketika mempertimbangkan kalau ia adalah seorang perintis ahli dalam pengembangan perangkat lunak CAD, ia pasti akan jauh di atas kualifikasi untuk bekerja sebagai seorang teknisi dalam kompetisi SMA.

Tapi, terlepas dari apakah mereka berada di tahun yang sama dengannya atau yang lebih tinggi, tidak ada yang menyadari detail ini.

Hanya adiknya Miyuki yang tahu.

"Murid jalur 1 itu merasa sangat dirugikan."

Murid Jalur 1 masih kesal dengan hasil final dan seleksi ini hanya akan seperti membuang lebih banyak minyak ke dalam api. Ini tampak jelas sekali bahkan tanpa Erika mengatakannya.

"Tapi semua kontestan itu murid jalur 1 ......"

Itu adalah perspektif Tatsuya.

Karena semua kontestan untuk Divisi Pendatang baru adalah murid jalur 1 dan Tatsuya adalah hanya anggota tambahan, tak seorang pun di luar akan berkomentar mengenai hal ini.

-Tapi bagi orang-orang tersebut, hal ini tidak cukup untuk menghibur murid jalur 1 yang lain yang bertujuan untuk menjadi magic artificers.

Tatsuya jarang sekali berada dalam posisi yang membangkitkan kecemburuan.

Ia juga tidak memiliki kemampuan untuk iri terhadap orang lain.

Pengalaman hidupnya tidak cukup baginya untuk mengamati semua rincian itu.

"Tidak ada yang bisa mereka lakukan tentang hal itu. Kecemburuan saja bukan alasan yang cukup baik."

Jadi ketika dia mendengar komentar menusuk dari Mizuki, Tatsuya tidak mampu merumuskan jawaban balasan.

"Tenang saja, kali ini tidak ada orang yang akan melempar batu atau sihir padamu."

Pada metode Erika yang terlalu ekstrim dalam menenangkannya, Tatsuya hanya bisa tersenyum kecut.


◊ ◊ ◊


Setelah periode 4, Tatsuya melapor tepat waktu ke belakang panggung, di mana ia diserahkan jaket tipis dari Miyuki, yang tiba di hadapannya.

"Ini?"

Dengan semua maksud dan tujuan, ini adalah jaket normal, tapi Tatsuya masih ingin memastikan hal itu.

"Ini adalah seragam untuk tim teknisi. Harap memakainya pada saat upacara di tempat sebagai pengganti dari seragam yang sebenarnya."

Orang yang menjawab adalah Mayumi.

-Dengan jawaban yang diharapkan.

Mayumi sendiri mengenakan jaket sport bergaya barat.

Itu mungkin seragam untuk kontestan.

Miyuki, yang masih mengenakan seragam sekolahnya, mengeluarkan senyum penuh harap saat dia mengulurkan jaket kepada Tatsuya dengan kedua tangannya.

Secara singkat, dorongan nakal melintas di pikirannya, tapi Tatsuya tahu kalau perlawanannya akan sia-sia.

Tatsuya kemudian terang-terangan melepas jaket seragam sekolahnya dan menggantungnya di gantungan baju yang dipersiapkan terlebih dahulu.

Selanjutnya, ia sedikit menekuk lutut dan membiarkan Miyuki untuk membantunya memakai jaket.

Berdiri di belakangnya, Miyuki menarik jaket melewati bahu kakaknya sebelum kembali ke depan dan menyesuaikan kerah dan lengan. Setelah itu, dia mengambil langkah mundur untuk melirik tubuh kakaknya dan mengeluarkan sebuah senyum yang lebar dan puas.

Tatsuya sangat menyadari mengapa adiknya dalam suasana hati yang fantastis.

Kebahagiaannya itu kemungkinan disebabkan oleh lambang sekolah yang dibordir di atas dada kiri jaket.

Lambang itu berbentuk bunga dengan delapan kelopak.

Seragam Miyuki memiliki lambang yang sama di atas lokasi yang sama.

Lambang SMA Satu.

Dan bukan sebagai pengganti, tapi simbol dari murid jalur 1.

"Onii-sama, ini cocok sekali denganmu ......"

Seragam kompetisi intramural yang sebagian besar sama dengan yang normal, cukup wajar, karena itu hanya dimaksudkan untuk mengidentifikasi asal sekolah dari kontestan.

Namun, di mata Miyuki, penampilan Tatsuya itu akhirnya dikembalikan ke keadaan yang sah.

Tatsuya sebenarnya tidak peduli tapi justru karena ia tidak peduli sampai ia sendiri tidak ingin merusak mood. Masih ada waktu sampai dimulainya upacara, sehingga Tatsuya menunggu di sekitar dengan memakai seragam untuk tim teknisi.

Miyuki benar-benar terpesona oleh sosok gagah Tatsuya dengan seragamnya. Ia tetap berdiri di sana tanpa melelahkan di seragamnya. Tatsuya menatap sekelilingnya namun gagal melirik jaket olahraga barat Miyuki. Dengan kelebihan jumlah waktu yang tersisa pun, Tatsuya masih merasa kalau ia harus bersiap-siap segera mungkin.

"Bukankah kamu perlu berganti seragam?"

"Aku berperan sebagai asisten seremonial."

Mendengar pertanyaan Tatsuya, Miyuki tersentak dari ekspresinya yang terpesona kemudian membalas dengan senyum yang biasa di wajahnya.

Dengan kata lain, ini adalah satu-satunya waktu di mana Miyuki tidak termasuk dalam peserta yang berdiri dan berperan sebagai asisten seremonial bukan sebagai perwakilan sekolah yang diberangkatkan ...... Setidaknya begitulah Tatsuya menafsirkan kata-kata Miyuki.

"Jadi begitu, itu tanggung jawab yang cukup berat."

"Tolong jangan mengingatkanku ......."

Tidak mungkin dia akan kesulitan pada suatu tugas kecil seperti itu, tapi Miyuki sengaja memakai nada lemah dan tatapan yang gugup, mendorong Tatsuya untuk tersenyum lembut dan meletakkan tangan di atas kepala adiknya.

-Para penonton di sekitarnya mengarahkan tatapan dingin terhadap mereka berdua.


◊ ◊ ◊


Anggota tim bertanggung jawab untuk mengatur acara yang disebut upacara pengiriman agar dapat dimulai tepat waktu, dan semuanya berjalan sesuai rencana.

Meskipun Tatsuya berdiri di atas panggung, tidak akan ada batu atau sihir yang meluncur kepadanya - itu sudah pasti.

Namun, baginya, ini adalah lokasi yang sangat asing.

Para peserta dan teknisi berkumpul menjadi dua baris. Di antara tim teknisi, hanya Tatsuya yang adik kelas. Semua yang lain adalah kakak kelas, yang secara alami memberikan perasaan kalau ia adalah orang aneh yang muncul.

Berkat kinerja Tatsuya selama pertemuan seleksi, ia terhindar dari tatapan bermusuhan atau menghina langsung di atas panggung.

Dapat dikatakan, itu bukan seperti tatapan yang ramah. Evaluasi yang baik tidak sama dengan kesan baik.

Terlepas dari bagaimana mereka melihatnya, penerimaannya ke tim itu adalah pengangkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan perlakuan khusus.

Untuk melengkapi semua ini, Tatsuya baru saja mengenakan jaket dengan lambang yang diidamkan bunga berkelopak delapan dibordir di atasnya.

Tentunya seseorang harus mempertimbangkan serangan ini, yang pasti menyebabkan reaksi lebih lanjut bahwa ia bisa melakukan apa-apa. Di bawah sorotan cahaya lampu, Tatsuya dengan tenang memikirkan hal ini seolah-olah ia bukan pelaku utama.

Selama waktu ini, mereka memperkenalkan masing-masing kontestan sesuai gilirannya di atas panggung.

Mayumi adalah pemimpin acara.

Setelah dipanggil, setiap peserta akan menerima medali khusus yang terdapat kristal ID yang diperlukan untuk memasuki arena kompetisi.

Untuk meningkatkan presentasi, Miyuki bertanggung jawab untuk menyajikan medali untuk masing-masing individu.

Kontestan sendiri berjumlah 40 orang (tidak termasuk Miyuki dan Mayumi ada 38), jadi ini adalah proses yang sangat memakan waktu, tapi mungkin karena dia dibesarkan dengan baik, Miyuki mempertahankan senyum manis di sepanjang acara saat dia dengan lancar menyematkan medali ke masing-masing individu.

Dalam kedekatan yang cukup ekstrim mereka bisa merasakan nafasnya, tidak ada siswa laki-laki yang kebal terhadap senyum Miyuki saat mereka berusaha keras untuk menahan wajah mereka yang memerah dan ekspresi gemetar.

Jika itu terjadi, adegan ini tidak akan diragukan lagi akan membangkitkan kemarahan seluruh siswi perempuan, tapi bahkan siswi yang menerima medali telah menyerah dengan wajah memerah atau tatapan gugup, sehingga tak seorang pun di bangku penonton (terutama kakak kelas) menjadi kesal dan malah tersenyum setuju.

Medali itu tidak hanya disampaikan kepada peserta, tetapi untuk tim tambahan juga.

Setelah tim penasehat taktis diperkenalkan, itu akhirnya giliran tim dukungan teknis.

"Entah kenapa aku merasa sedikit gugup."

Orang di sampingnya tiba-tiba berbicara kepadanya, menyebabkan Tatsuya untuk sedikit menggerakkan kepalanya.

Siswa di sebelahnya juga menggerakkan kepalanya sedikit, menangkap tatapan Tatsuya secara langsung.

Tingkat pandangan Tatsuya adalah sedikit lebih tinggi.

Saat Tatsuya mencoba mengingatnya, dia adalah siswa kelas dua bernama Isori Kei. Tentu saja, dia adalah siswa jalur 1 (dan lagipula Tatsuya adalah satu-satunya siswa jalur 2).

"Ya."

Dia adalah salah satu dari siswa yang sangat sedikit secara terbuka ramah terhadap Tatsuya.

Pemuda tampan ini memiliki temperamen yang lembut dan, ditambah dengan tubuh yang ramping, jika dia menukar celana dengan gaun, akan sangat sesuai dengan deskripsi "siswi perempuan yang tinggi". Namun, dia juga menempati tempat pertama dalam Teori Sihir untuk kelas dua serta salah satu penyihir terkemuka dengan keterampilan teknisnya.

Selagi Tatsuya kembali memeriksa "kecantikannya" dari jarak dekat, ia mendapat kesan yang berbeda bahwa tidak boleh menilai buku dari sampulnya.

Mereka masih di atas panggung, sehingga percakapan berakhir di sana.

Namun, bahkan untuk individu lambat seperti Tatsuya, untuk dapat menemukan secercah sinar keramahan di lautan keruh negatif sudah cukup untuk mengurangi emosi suram yang mengalir dalam hatinya.

Karena ia merasa depresinya lebih ringan, ia memiliki kelebihan energi untuk mensurvei penonton.

Karena tidak ada tempat duduk yang ditentukan pada bangku penonton, murid-murid secara alami dibagi menjadi dua, dengan murid jalur 1 di depan dan murid jalur 2 di bagian belakang.

Selain itu, ada beberapa orang luar yang berhasil menyusup di bagian depan.

Mereka mungkin mendeteksi tatapan Tatsuya itu.

Erika dengan semangat melambai kepadanya dari tempat duduknya di baris ketiga dari depan, yang bisa dikatakan cukup dekat untuk disebut barisan depan tempat duduk.

Tatsuya benar-benar terkejut dengan hal ini.

Mencoba melihat lebih dekat, Mizuki duduk di samping Erika, dengan Leo di sisi lain dan Mikihiko menempati sisi lain Leo. Bahkan wajah-wajah di belakang mereka semua kelihatan cukup akrab.

Dalam sorotan mata yang menentang tampak diarahkan kepada mereka oleh murid jalur 1 di sekitar mereka, tahun pertama Kelas E menyerbu ke tempat duduk di barisan depan dan mengklaim bagian untuk diri mereka sendiri.

Selagi Tatsuya tertarik pada tindakan mereka yang berani, Miyuki tiba di depannya dengan keranjang kecil di hadapannya.

Dari 40 kontestan, 4 penasihat taktis, 8 teknisi dan tanpa menghitung pemimpin upacara dan asisten, ada total 50 orang di atas panggung. Empat puluh sembilan dari mereka telah menerima medali mereka.

Terakhir, akhirnya itu giliran orang ke-50 itu.

Dengan kata lain, giliran Tatsuya naik berikutnya.

Mayumi dengan keras memanggil namanya.

Apakah Tatsuya terlalu banyak memikirkan hal itu, atau apakah Mayumi memang menempatkan penekanan ekstra pada namanya?

Tatsuya melangkah maju mendengar pengumuman itu.

Miyuki mengungkapkan senyum yang brilian, dan bisa membuat orang meleleh - cukup untuk menyebabkan Tatsuya khawatir akan status mental adiknya - dan berdiri di hadapan Tatsuya.

Miyuki memasang medali pada jaket Tatsuya itu.

Pada saat yang sama, tepuk tangan bergemuruh pecah.

Tidak ada kebutuhan untuk konfirmasi visual apapun.

Itu adalah Erika dan Leo yang memimpin sisa teman-teman sekelasnya untuk bertepuk tangan.

Untuk Mayumi dan Miyuki, yang bertanggung jawab untuk mengarahkan upacara, ini merupakan keributan yang tidak direncanakan.

Namun, ketika murid jalur 1 mencoba untuk mendiamkan tepuk tangan mereka ......

Mayumi dan Miyuki mengambil inisiatif untuk memulai bertepuk tangan dari sayap panggung.

MKnR v03 17.jpg

Setelah memperkenalkan wakil terakhir, seluruh penonton mulai bertepuk tangan.

Ini sangat bertepatan dengan tepuk tangan untuk seluruh tim, yang tersebar di seluruh auditorium.


◊ ◊ ◊


Setelah upacara yang meriah itu selesai, seluruh kampus benar-benar difokuskan pada persiapan untuk Kompetisi Sembilan Sekolah.

Dengan kontes di mana mereka yang akan berpartisipasi sedang ditentukan, Miyuki menghabiskan waktu setiap hari berlatih dengan Shizuku dan Honoka sampai detik terakhir sebelum kampus ditutup.

Tatsuya diperlukan untuk melakukan penyetelan CAD pada saat yang sama selagi membantu Miyuki dengan tugas-tugasnya, jadi ia juga sibuk sampai penghujung hari.

Baik Erika dan Leo yang berafiliasi dengan klub atletik, sehingga mereka juga dijadwalkan untuk membantu menangani segudang tugas-tugas yang perlu dilakukan.

Mizuki adalah satu-satunya di klub sastra, sehingga minggu ini dia biasa menunggu sendirian sampai yang lainnya selesai.

Upacara pekan lalu yang meriah memenuhi dirinya dengan kecemasan.

Meskipun tidak ada tempat duduk yang ditentukan, masih butuh banyak keberanian untuk mengabaikan aturan yang tak tertulis.

Tidak mungkin ia bisa melakukan itu sendiri, meskipun situasi itu lebih seperti jika Erika tidak ada di sana, tidak ada teman sekelas mereka yang akan ikut mengambil risiko itu.

Mizuki mengakui kepribadiannya yang introvert dan meringkuk sendiri, jadi dia dua kali lipat terkesan dan iri pada temannya.

(Tapi kenapa Erika berjuang begitu keras seperti itu ......?)

Mizuki secara paksa diseret oleh Erika untuk ikut berpartisipasi.

Tentu saja, dia ingin mendukung Tatsuya juga, tetapi merenungkan situasi, dia akan lebih dari puas dengan bertepuk tangan dari belakang.

Erika itu cenderung ke arah perilaku sembrono, sehingga motif tersembunyinya juga mungkin untuk mengejek murid jalur 1.

Pada saat yang sama, Erika adalah individu spontan yang biasanya tidak memikirkan sesuatu terlalu lama.

Di mata Mizuki, dia adalah eorang yang suka langsung bertindak, tetapi juga tidak jarang adalah sumber dari setiap urusan yang merepotkan. Ini bisa dengan mudah dijelaskan jika hanya melibatkan sahabatnya seperti Mizuki, tetapi untuk cukup mampu melibatkan semua teman sekelas mereka, hal ini tampaknya tidak sesuai dengan status praktis dalam pikirannya.

(Jadi Erika benar-benar seperti itu terhadap Tatsuya ...... Benarkah ......?)

Dari sudut pandang Mizuki, laki-laki yang paling cocok dengan Erika adalah Leo.

Erika juga memiliki cerita masa lalu yang menarik dengan Mikihiko, yang mengambil tempat ketiga di bagian Teoritis dalam ujian mereka.

Tapi Mizuki merasa kalau Erika memegang sesuatu yang istimewa untuk Tatsuya yang beratnya jauh berbeda dari yang lain.

Untuk beberapa alasan, Mizuki menolak untuk menyatakan perasaan yang Erika miliki dengan definisi khusus dalam benaknya.

Ia tiba di pintu masuk sekolah kurang dari 5 menit yang lalu.

Waktu yang terlalu pendek baginya untuk mengklaim bahwa ia lelah menunggu.

Namun, ada waktu lebih dari cukup untuk menyentak pikirannya.

Tanpa kesadaran dalam upayanya, bermacam-macam hal mengalir melalui pikiran Mizuki.

Situasi ini akan sangat cocok dengan kriteria terganggu.

Maka, dengan rasanya tidak fokus terhadap satu titik, ia membentangkan indranya keluar dan mendeteksi panjang gelombang yang asing.

Mizuki merenungkannya tepat satu detik.

Lalu ia membulatkan tekad untuk melepas kacamatanya.

Seketika, gelombang pasang warna bergegas mengalir masuk.

Pandangannya dipenuhi dengan lampu warna-warni dari berbagai nuansa.

Mizuki sementara merasa sakit berkelanjutan di matanya disebabkan oleh rangsangan berlebih.

Baginya, tindakan melepas kacamatanya seperti berjalan dari kegelapan menuju sinar radiasi matahari.

Hal-hal yang biasanya tidak mau ia lihat tiba-tiba menjadi terlihat.

Data Surplus memberinya perasaan tak terkendali ketika saraf mata dan otaknya dipenuhi dengan mengolah semua informasi ini.

Jika ini terjadi pada rata-rata orang, mereka mungkin sudah tidak sadarkan diri dengan banjir informasi ini, tapi baginya, ini adalah "dunia lain" yang telah berada di sisinya sejak lahir.

Bahkan orang yang tiba-tiba terekspos di depan sinar matahari yang kuat dengan cepat beradaptasi setelah periode waktu yang singkat.

Bagi orang dengan pupil gelap cocok untuk cahaya yang kuat, kali ini akan lebih pendek.

Yang harus Mizuki lakukan adalah berkedip dua atau tiga kali dan matanya disesuaikan untuk dapat melihat cahaya psion beberapa lusin kali lebih kuat dari apa yang bisa dipandang rata-rata penyihir sama halnya dengan cahaya pushion yang bahkan tidak bisa diidentifikasi oleh rata-rata penyihir.

Mizuki dengan hati-hati melepas kacamatanya ke dalam tas, kemudian mengarahkan pandangannya terhadap getaran aneh dari sebelumnya.

Ia dengan cepat menemukan frekuensi yang memungkinkannya untuk menembus lensa cahaya anti-spirit.

Sinyal pushion yang memiliki suatu keraguan tapi irama biasa seperti bernapas.

Sekarang, sumber cahaya dapat dengan mudah pun dilihat.

Mizuki maju menuju Gedung Keahlian Teknis di mana getaran itu berasal seakan tertarik untuk itu.

Semakin dekat ia sampai ke Gedung Keterampilan Teknis, semakin ia merasakan udara dingin merembes di lingkungan sekitarnya.

Ini adalah pertengahan musim panas, dan meski matahari yang terbenam terhalang sebagian oleh perbukitan tetangga dan memotong cakrawala yang sama sekali tidak "melengkung", suhu masih lebih dari cukup tinggi untuk berkeringat.

Ini adalah sebuah ilusi.

"Sesuatu" yang berpura-pura menjadi udara dingin, terselip dalam lipatan udara musim panas yang hangat.

Ini "sesuatu" yang tampaknya untuk meminta Mizuki berputar kembali.

Seperti mengancamnya untuk berhenti berjalan ke depan.

Namun, kakinya tidak berniat untuk berhenti.

Logika menuntut bahwa ia harus kembali, tapi Mizuki adalah anggota masyarakat Sihir dan ditakdirkan untuk berjalan berdampingan dengan Sihir, jadi naluri Mizuki menginstruksikannya untuk menggunakan sepasang "matanya" untuk memastikan apa itu.

Ada sangat sedikit orang di Gedung Keterampilan Teknis, sehingga tidak ada suara gesekan atau tertawa keras.

Lampu yang terletak di langit-langit mempertahankan tingkat kecerahan yang membuat nyaman untuk membaca surat kecil.

Sama seperti biasa.

Tidak, ini adalah sebuah sekolah untuk instruksi sihir dan ini adalah Gedung Keterampilan Teknis yang sering dikunjungi oleh banyak orang.

Jika insiden terjadi, itu tidak mungkin tidak diketahui oleh instruktur dan kakak kelas.

Dibandingkan dengan SMA biasa, SMA Sihir tidak memiliki tempat untuk cerita hantu atau legenda.

Karena tidak ada alarm yang berbunyi, itu berarti kalau situasi yang tidak biasa yang Mizuki deteksi adalah produk dari Sihir.

Jika tidak - manifestasi spiritual sejati yang tidak bisa dideteksi oleh sihir modern.

Perasaan tidak menyenangkan melilit hatinya dan menyebabkan ia kembali gemetar, tapi Mizuki mendesak maju seakan digiring atau diseret tanpa kendali.

Selagi Mizuki dituntun ke lantai atas, ia melihat bau yang samar, bau yang menyenangkan bertahan di udara.

Ia pernah merasakan wewangian ini selama kelas sihir pengobatan.

Wangi itu adalah kombinasi dari banyak kayu kemenyan yang menghasilkan efek sedatif.

Ia mengikuti perasaan itu menuju laboratorium pengobatan.

Cahaya pushion yang tidak teratur itu tampaknya disebabkan oleh percobaan sihir dari seorang siswa.

Setelah memastikan bahwa ini bukan manifestasi spiritual sejati, Mizuki menghela napas lega.

Dan, rasa keingintahuan yang bersembunyi di balik dinding kegelisahan itu mengintip keluar dari kepalanya.

Salah satu pelajaran mendasar pertama yang diajarkan di kelas Keahlian Teknis Sihir adalah kalau seseorang tidak boleh mengganggu saat percobaan sihir orang lain tanpa izin. Tamu tak diundang akan mengakibatkan risiko tak diduga yang memicu area sihir dan bahkan dapat menyebabkan sihir secara spontan meledak di luar kendali. Sekolah telah berulang kali mengingatkan mereka kalau hal ini sangat berbahaya dan bodoh bagi penyihir yang masih tahap pelatihan seperti murid baru seperti mereka - untuk mengganggu percobaan sihir tanpa pemberitahuan.

Namun, Mizuki saat itu benar-benar lupa akan peringatan itu.

Rasa kehati-hatian Mizuki yang tidak tepat mendorongnya untuk diam-diam menyelinap dan mendorong sebuah celah kecil di pintu.

Mizuki dengan cermat menghindari untuk membuat kebisingan dan mengintip ke dalam interior ruangan dari celah.

Dalam waktu singkat -

Mizuki nyaris tidak bisa menahan teriakan dari perasaan ngeri.

Tidak, bukan perasaan ngeri , itu hanya teriakan karena kaget.

Di dalam laboratorium pengobatan, ada banyak bulatan cahaya biru, langit biru, dan biru tua menari di udara.

Setiap bulatan memiliki "kekuatan" independen dan "kesadaran".

Mizuki tahu melalui "konfirmasi visual" kalau segala sesuatu dalam tatanan alam memiliki perbedaan kekuatan yang tidak bergeser menuju arah tertentu yang berbeda, tetapi mempertahankan aliran konstan secara terus-menerus. Mizuki cukup akrab dengan adegan "kekuatan"-berdasarkan fenomena alam yang berkumpul sebagai bulatan yang mengambang. Dalam "matanya", rincian segudang dunia mirip dengan aliran pushion yang dirilis dalam kesadaran manusia.

Namun, ini adalah pertama kalinya Mizuki merasa bahwa ‘sesuatu‘ yang berkumpul dan mengambang itu memiliki "kesadaran".

(Spirits .....?)

Apakah ini yang mereka sebut spirits - pikirnya.

Mizuki sangat terkesan dengan hal ini, cukup untuk melupakan semua pikiran lain.

Dan orang yang memanggil spirits itu-

"Yoshida-kun ......?"

Benar-benar melupakan sikap hati-hati apapun, Mizuki bergumam pelan.

Ini adalah tindakan yang sepenuhnya sadar dilakukan.

Meski begitu, orang yang namanya disebut itu tidak bergeming.

Terutama karena dia terletak di lokasi pribadi di mana tidak seorang pun akan lewat dan bahwasanya seseorang menyaksikan rahasia "sihirnya".

"Siapa di sana!"

Sebuah pemeriksaan yang refleks.

Kata-katanya dicampur dengan kemarahan karena dipergoki orang lain, menyebabkan "kesadaran" dalam "bulatan" untuk bereaksi.

"Ah!"

Ketika bulatan menyerbu ke depan, Mizuki berteriak dan menutup matanya.

Bersamaan dengan itu, sebuah "hembusan kuat" mendekat dari sisinya, memaksanya untuk merunduk.

Tapi ini adalah aliran psions yang tidak akan mengganggu rambut atau gemerisik gaunnya.

Hembusan itu menyapu bulatan yang berkerumun dan melindungi Mizuki, tapi ia tidak mungkin tahu dengan mata tertutup.

Gemetar dalam keraguan, Mizuki perlahan membuka matanya dan menemukan Tatapan Mikihiko yang penuh kebencian memelototi Tatsuya, yang dengan tenang menerima tatapan ini tanpa ekspresi.

"...... Mikihiko, tenang, aku tidak ingin berkelahi denganmu di sini."

Pada kemunculan Tatsuya yang tiba-tiba itu, Mizuki hanya bisa menatap dengan mata lebar dari posisi berlututnya. Di belakangnya, Tatsuya mengangkat kedua tangannya.

Ini adalah isyarat universal bagi penyihir dan orang biasa, suatu tanda kalau orang tersebut tidak ingin melawan.

Mikihiko mengungkapkan ekspresi yang benar-benar terkejut dan sikap permusuhannya lenyap pada saat yang sama, seolah-olah itu tidak pernah muncul sejak awal.

Kemudian dengan cepat menghilangkan suasana tegang. Mizuki akhirnya melepaskan postur kakunya dan bangkit dengan Mikihiko yang merasa bersalah di hadapannya.

"...... Tatsuya, aku minta maaf, aku tidak bermaksud melakukan itu."

Mikihiko tampak seperti anak hilang tanpa rumah.

Tiba-tiba, Mizuki merasakan dorongan untuk "menghiburnya", tapi cemas karena ia tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat.

Untungnya, mereka berhasil menghindari saat-saat yang canggung dalam keheningan.

"Aku tidak keberatan, jadi tenangkan pikiranmu. Pada akhirnya, itu adalah kesalahan Mizuki karena mengganggu konsentrasi ‘ caster ‘ selama fase merapal Sihir."

"Eh? Aku?"

Mizuki buru-buru berbalik hanya untuk melihat Tatsuya dengan seringai nakalnya dan segera menyadari kalau dia tidak benar-benar menyalahkannya.

"Tidak, itu bukan salahnya."

Namun, Mikihiko tidak melihatnya seperti itu.

Ketika dia menolak komentar Tatsuya, dia berbicara dengan cara yang cukup cepat.

Ini mungkin karena komentar Tatsuya memukul tepat di akar masalah, menyebabkan dia panik sedikit.

"Itu hanya karena ketidakmampuanku sendiri kalau aku akan menjadi panik hanya karena namaku dipanggil...... aku juga minta maaf karena aku lupa sesuatu yang sangat penting. Terima kasih, Tatsuya. Terima kasih kepadamu, aku tidak sengaja menyakiti Shibata-san."

"Dia akan baik-baik saja meski aku tidak melakukan apa-apa. Tadi itu, itu spirit magic 'kan?"

Mikihiko mengangguk mendengar pertanyaan Tatsuya, tapi ragu-ragu karena beberapa alasan.

"Berdasarkan spirit dalam agama Buddha dari langit dan bumi, keluarga kami menyebutnya 'Divine Earth Magic."

Meski begitu, Mikihiko terjebak dalam kata-katanya, mungkin karena ini adalah titik yang tidak dapat dinegosiasikan bagi para penyihir.

Spirit Magic adalah jenis sihir kuno yang menggunakan informations bodies independen yang biasa disebut "spirits" untuk berinteraksi dengan information bodies lain. Pelajaran sihir sering merujuk sihir ini sebagai "Spirit Magic", tetapi juga memperpendek Spirit menjadi SB (Spiritual Being), tetapi pengguna umumnya merujuk kepada mereka sebagai "spirits ".

"Aku tidak memiliki kemampuan untuk membedakan spirits, tapi aku tahu kalau kamu orang yang mengendalikan ritual. Selain itu, Mizuki justru berhasil melewati penghalang penangkal, sehingga akan cukup sulit baginya untuk tidak mengejutkan kamu."

"Bagaimana kamu tahu tentang penghalang itu ...... Oh, begitu, Tatsuya juga belajar sihir kuno, sehingga kamu juga akan tahu apakah ritual itu efektif atau tidak ...... Sepertinya kamu benar-benar ke....... Tidak .., kamu telah melampaui batas-batas pengetahuanku."

"Kamu dapat melanjutkan dan berkata 'keterlaluan'."

Tatsuya berbicara dengan cara yang menggoda, pada Mikihiko yang menjawab dengan senyum kecut – ketegangan di mulutnya menjadi santai.

"Bagaimanapun ...... Tidak peduli betapa kamu tidak ingin orang lain melihatmu, Kupikir bahwa memasang penghalang dalam laboratorium sekolah juga memenuhi syarat sebagai tindakan yang keterlaluan."

"Benar."

Gabungan tawa mereka sepenuhnya menghapus suasana tegang sebelumnya.

"Baru saja, kamu menggunakan Sihir pemanggil “natural spirits“? Ini adalah pertama kalinya aku melihatnya."

"...... Menyembunyikan apapun pada saat ini akan sia-sia. Tatsuya benar, aku menggunakan spirit air untuk berlatih sihir pemanggilan."

Mikihiko mengumpulkan kayu dupa yang terbakar dari kompor meja dan menjawab Tatsuya.

Di sampingnya, Mizuki menggunakan kain pembersih untuk menghapus abu yang menempel di meja.

Tentu saja, Mikihiko ingin menolak sikapnya ini dengan sopan, tapi ketekunan Mizuki terbukti sangat keras kepala tentang hal ini.

"Spirit Air ...... Sayangnya, aku hanya tahu kalau itu adalah kumpulan pushions ...... Mizuki, apa yang kamu lihat?"

"Eh? Ah, aku juga, satu-satunya hal yang aku lihat adalah bulatan berwarna biru."

Mendengar pertanyaan Tatsuya, Mizuki tersenyum samar dan melipat tangan dengan sikap bergelombang di hadapannya.

Karena Mizuki masih memegang kain pembersih basah di tangannya saat ia melakukan ini, sebagian kecil dari air keruh memercik ke wajah Mikihiko, tapi dia sepenuhnya tidak menyadari karena pertanyaan itu benar-benar membuatnya lengah.

Sedangkan Mikihiko sendiri ...... dia juga tampaknya tidak menyadari.

Matanya terbuka lebar ketika ekspresi wajahnya tegang.

"Berwarna ......? Kamu bisa melihat perbedaan warna ......?"

"Itu, eh ...... Ya."

Mizuki tidak mengerti mengapa Mikihiko mengenakan (dari perspektif Mizuki) ekspresi ketakutan, jadi dia menjawab kembali dengan suara gemetar.

"Misalnya ...... biru, biru langit, atau biru gelap ...... Ah!"

Mizuki tidak berani untuk melihat Mikihiko di mata, jadi ia tidak menatap langsung padanya saat ia menjawab. Namun, ia menjerit kecil saat menyadari tetesan kecil air di wajah Mikihiko itu.

"Mm-maaf! Itu ...... Oh, benar, saputangan, saputangan."

Mizuki bergegas untuk mengambil saputangan dari tas sekolah untuk menyeka wajah Mikihiko itu.

Namun, Mikihiko dengan kasar meraih tangannya.

Dan menarik Mizuki yang ketakutan tepat di depannya.

Mikihiko menangkap Mizuki yang kelihangan keseimbangan dan menatap matanya dari dekat seperti ia akan menciumnya.

"Eh ...... ini ......"

Mizuki sangat bingung dan panik selagi ia kebingungan, tetapi Mikihiko tampaknya tidak menyadari hal itu.

Mikihiko hanya terus menatap tanpa mengedipkan kelopak mata, sementara Mizuki yang panik tidak berani berbalik.

Tanpa peringatan apapun, mereka berdua hanya terus menatap satu sama lain.

"...... Jika ini adalah adegan konsensual maka aku harus minta undur diri, tetapi bagaimanapun itu mungkin jadi sedikit masalah."

"Wah!"

"Ah!"

Keduanya membeku seakan mereka sudah lupa bagaimana bernapas, tapi, kemungkinan pulih setelah mendengar suara Tatsuya yang ‘ tidak beracun ’ itu, dengan cepat melompat terpisah.

"...... Aku minta maaf."

"Tolong ...... Tolong jangan katakan seperti itu ...... akulah yang seharusnya minta maaf."

Kata-kata mereka seperti teka-teki.

Itu cukup jelas mengapa Mikihiko meminta maaf - itu pelecehan seksual yang hampir melewati batas, dan dia seharusnya tidak mengeluh walaupun mendapat tamparan di wajah - tapi mengapa Mizuki juga meminta maaf?

Kemungkinan besar karena panik. Tatsuya juga merasa kalau atmosfer di sana menyuruh dia untuk segera pergi.

"...... Miyuki, Erika dan Leo sudah di tempat pertemuan, jadi jika kalian merasa masih ingin tinggal, kami bisa pulang lebih dulu."

"Eh? Ah, Tatsuya-kun, jadi itulah alasanmu datang mencariku...... Tunggu, ah!"

Mizuki tampaknya membutuhkan lebih dari setengah detik untuk memproses apa yang Tatsuya katakan kepadanya (lebih seperti Mizuki memang mengambil setengah detik untuk melakukan hal ini dari sudut pandangnya), menjerit kaget, kemudian terjerumus kembali ke dalam keheningan. Tidak, Mizuki mungkin memiliki sesuatu yang ingin ia katakan, tapi mulutnya membeku tidak mampu mengucapkan kata-kata. Itu mungkin karena kesulitannya telah menyebabkan penyumbatan di area pidato di otaknya.

Bagaimanapun, hal ini hanya akan menjadi halangan sementara – itu yang Tatsuya pikir ketika dia menempatkan ini di sisi lain pemikirannya - sayangnya, ekspresinya jauh dari "wajah poker" biasanya - ketika dia mengarahkan pandangannya ke arah Mikihiko.

"Jadi, Mikihiko, tentang apa ini semua?"

Tatsuya mulai membedah aksi mencengangkan Mikihiko dengan minat yang besar.

"Maaf, aku hanya begitu terkejut ......"

Mikihiko menghela nafas kecil lega pada perubahan topik dan dengan cepat mengambil kesempatan ini untuk menanggapi pertanyaan Tatsuya itu.

"Tunggu, tidak perlu meminta maaf padaku. Mengapa kamu begitu terkejut?"

"Yah ......"

Mendengar kata-kata Tatsuya itu, Mikihiko sekali lagi membungkuk ke arah Mizuki.

"Aku sangat menyesal. Itu karena aku tidak pernah berpikir seseorang bisa memberitahu perbedaan warna antar spirits ...... Terpikir bahwa kamu mungkin memiliki mata kristal, aku tidak bisa duduk diam dan kehilangan kendali diri ...... Aku tahu ini hanya terdengar seperti alasan, tapi aku pasti tidak merencanakan apa pun yang jahat terhadapmu. Aku benar-benar hanya ingin memastikan itu."

Permintaan maaf yang sungguh-sungguh dari Mikihiko akhirnya mencapai efek yang diinginkan, Perasaan letih Mizuki kembali normal.

Sama seperti katanya, ini hanya alasan.

Ini sepenuhnya karena Mikihiko dan rasa ingin tahunya yang tidak terkendali dan tidak ada hubungannya dengan Mizuki.

Meskipun demikian, pada penjelasan Mikihiko yang putus asa, Mizuki menjawab dengan tatapan hangat dan lembut, menandakan kalau ia sudah memaafkannya.

"Yoshida-kun, tidak apa-apa, aku hanya terkejut, itu saja."

Setelah mengatakan ini, Mizuki mengungkapkan senyum manis dan santai dan cepat-cepat menambahkan, "Tapi itu akan sangat memalukan, jadi jangan lakukan itu lagi."

Wajahnya benar-benar memerah, Mikihiko mengangguk penuh semangat.

Itu tampaknya percobaan pelecehan seksual sebelumnya telah mencapai kesimpulan yang damai dan sindiran Tatsuya tidak pernah terjadi, tapi Tatsuya tidak ingin memikirkan hal itu terlalu banyak.

"Omong-omong, Mikihiko, mengapa kamu terkejut?"

Melihat mereka berdua kembali normal, Tatsuya kembali pada pertanyaan sebelumnya.

"Berdasarkan apa yang kamu katakan, apakah kemampuan untuk mengidentifikasi warna dari spirit sangat langka?"

Tatsuya memiliki kemampuan untuk menguraikan dan mengetahui psion information bodies, tetapi tidak melihat information body sebagai gambar selama analisis, sehingga dia tidak menyadari apakah identifikasi warna itu spesial atau tidak. Tidak, kemampuan untuk mengidentifikasi pushion information bodies pasti jarang, tetapi Tatsuya tidak bisa memahami mengapa "Identifikasi warna" punya arti spesial.

Mendengar pertanyaan Tatsuya itu, Mizuki juga melihat Mikihiko dengan tatapan yang sama di matanya. Ia mungkin memiliki pertanyaan yang sama juga.

"Juga, apa yang kamu maksud dengan mata kristal? Jika boleh, bisakah kamu menjelaskan itu kepada kami?"

Mata Mizuki jelas menunjukkan kalau ia ingin tahu juga.

"...... Ya, bukannya informasi itu adalah suatu rahasia."

Penundaan singkat Mikihiko sebelum menjawab dengan jelas mengisyaratkan bahwa apa yang akan dia katakan adalah sesuatu yang tidak begitu sederhana. Tatsuya mendeteksi kalau Mikihiko sesekali menunjukkan penyimpangan tidak bertanggung jawab ...... yang berbatasan dengan impulse yang akan menghancurkan diri sendiri.

"Spirits memiliki warna, dan kita sebagai ‘ Summoning Magician ‘ mengandalkan warna-warna ini untuk mengidentifikasi berbagai jenis spirit."

Dapat dikatakan, Mikihiko tampak sangat tulus saat dia mulai menjelaskan nuansa pemanggilan dan tidak melepaskan perasaan yang tidak bertanggung jawab.

"Meski begitu, tidak berarti kami benar-benar bisa melihat warna spirit."

Mizuki menjadi bingung.

Tatsuya juga tidak mengikuti, tapi dia tidak segera bertanya dan hanya menggunakan matanya sebagai sinyal pada Mikihiko untuk melanjutkan.

"Pada kenyataannya, spirit tidak memiliki aturan warna sama sekali. Warna-warna yang penyihir lihat berubah tergantung pada sistem atau cara apa yang mereka miliki. Pakai caraku sebagai contoh: spirit air berwarna biru. Tapi di Eropa, dengan cara lokal mengklaim bahwa spirit-spirit air berwarna ungu. Di daratan utama, pendapat dominan adalah kalau warnanya adalah warna biru gelap yang hampir hitam. Ini bukan karena getaran spirit berbeda berdasarkan lokasi dan sihir. Itu karena penyihir menggunakan berbagai metode identifikasi, dan itulah mengapa mereka 'melihat' warna yang berbeda."

"...... Dengan kata lain, mereka tidak diidentifikasi oleh penglihatan, tetapi melalui pengenalan sihir terhadap getaran?"

"Benar. Demi untuk lebih mengidentifikasi spirit, kita menggunakan warna untuk mengkategorikan osilasi. Kamu bisa mengatakan kalau kami telah sedikit menghiasi spirit. Jadi, kami memiliki metode masing-masing untuk mengidentifikasi warna spirit. Dalam caraku, spirit air berwarna biru, spirit api berwarna merah, spirit tanah berwarna kuning, dan spirit angin berwarna hijau. Tidak ada perbedaan dalam gelap atau kecerahan. Kami semua menerapkan warna yang sama dalam pikiran kami, jadi tidak ada perbedaan dalam warna. Jadi semua spirit air secara ketat berwarna biru. Menurut identifikasi sistem, tidak mungkin untuk melihat warna biru langit atau biru gelap dalam warna spirit air."

"...... Tapi Mizuki melihatnya."

"Mizuki mungkin merasakan perbedaan dalam warna karena kekuatan dan sifat spirit air dan 'benar-benar' melihat warna spirit. Caraku mengacu pada jenis-jenis mata sebagai 'mata kristal'. Istilah ini mungkin digunakan oleh cara lain dalam situasi yang berbeda, tetapi untuk cara kami, hal itu mengacu pada mata yang bisa melihat 'Dewa'. Rumor mengatakan kalau mereka yang bisa melihat warna dari spirit-spirit juga dapat melihat di mana spirit meloncat maju dan berkumpul, serta 'spirit suci' dari tatanan alam dan kunci untuk mengakses sistem tersebut. Bagi kami, orang-orang dengan mata kristal adalah ‘Miko’ yang dapat terhubung ke sistem spirit suci."

"Dengan kata lain, Mizuki adalah persis seperti orang yang kalian cari?"

"Ya ...... Tapi tidak perlu khawatir. Saat ini, aku tidak punya kekuatan untuk melawan 'Dewa'. Jika itu aku dari setahun yang lalu, aku mungkin telah arogan mengklaim dirinya untuk diriku sendiri, saat ini aku tidak memiliki baik keinginan atau keberanian untuk mencoba. Bisa dikatakan, aku juga tidak akan mengungkapkan kepada penyihir lain kalau dia adalah individu penting untuk sihir suci. Meskipun itu kakakku sendiri, aku tidak pernah tahan hanya melihat orang lain naik sampai ke tingkat sihir Dewa Bumi. Aku tidak akan memberitahu siapa pun tentang mata kristal Shibata-san."

Tatapan Mikihiko pantang menyerah.

Noda kegilaan menari tepat di bawah permukaan.

Tatsuya membacanya sebagai metamorfosis dari sifat posesif aslinya.

Ini bukan "mengklaim untuk dirinya sendiri", tapi "penolakan untuk memungkinkan orang lain untuk melakukannya juga".

Mikihiko menatap Mizuki dengan mata seperti itu.

"...... Itu benar, aku juga akan menjaga rahasia ini."

Hanya didasarkan pada kenyataan kalau "tidak berharap teman mereka akan dimanfaatkan", Tatsuya dan Mikihiko bisa setuju.

Jadi dia mengisyaratkan persetujuannya dengan menganggukkan kepalanya.

Tanda kepada Mikihiko.

Dan untuk Mizuki juga.

Mizuki memakai ekspresi keheranan pada gerak Tatsuya dan dengan cepat menanggapi dengan senyum menenangkan tanpa memahami alasan di balik itu.


Balik ke Chapter 2 Kembali ke Halaman Utama Lanjut ke Chapter 4