OreShura (Indonesia):Jilid 2 Bagian 1

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

#1:Surat Cinta Teman Masa Kecil? Sebuah Huru-hara.[edit]

Oreshura v02 033.jpg

Jam sebelas malam, setelah selesai belajar untuk ulangan umum—

Sekali lagi, aku membuka surat yang kuterima sepulang sekolah.


—Aku selama ini, selalu menyukaimu.

—Aku ingin bersatu kembali seperti yang kita lakukan dulu sekali.


"Ah..."

Aku membacanya berulang-ulang, hanya untuk menghela napas.

Tidak ada nama.

Dan karena suratnya diketik dengan computer, aku tidak bisa mengecek tulisan tangannya..

Penulisnya bahkan tidak menyebutkan apa yang ingin dia lalukan dengan jelas.

Ini sejenis jebakan dan aku harus mengabaikannya – Walau begitu, kalau aku berpikir dengan logika, kurasa akan lebih baik ditulis seperti ini. Kalau mereka ingin melihat wajahku yang memerah karena menerima surat cinta palsu, mereka pasti akan menulis 'Aku ciiiiinta Kido-kun! Aku selalu memperhatikanmuuu!'. Sesuatu dengan kalimat seperti itu, dengan efek yang sudah disebutkan sebelumnya.

' Ayo bersatu kembali seperti yang kita lakukan dulu sekali.'

Perasaan serius yang tersirat dalam surat ini membuatku merasa khawatir.

‘Keseriusan’ yang memancar dari surat ini, rasanya tidak mungkin menanggapi ini sebagai sebuah kejailan.

"Lagipula, kenapa akuuuuu?!"

Aku menerima surat cinta, itu aneh! Ini pastii sebuah kesalahan.

Ngomong-ngomong, ada alasan kenapa aku benci dengan ‘cinta’.

Alasannya adalah kedua orang tuaku.

Saat aku masih kecil, mereka sering mengatakan hal seperti ‘Walaupun orang tua kami menentang dengan keras, Papa benar-benar ingin menikahi Mama!’ atau ‘Selama aku punya Papa dan Ei-kun di sampingku, Mama tidak perlu hal lain!’. Tapi saat aku masuk SMP, hal yang terulang setiap hari adalah melihat mereka berdua bertengkar, bertengkar dan bertengkar, sampai pada akhirnya mereka setuju bahwa hubungan mereka sebagai pasangan sudah hilang menguap.Kalau saja tanteku Saeko-san tidak menggambilku, aku tidak aku apa yang akan terjadi padaku sekarang.

Karena itu, Aku menjadi ‘anti-asmara'.

'Komedi romantic adalah yang terbaik!’, ‘Cinta itu segalanya!’, aku dengan tegas menolak sistem seperti itu. Dengan kata lain aku sama dengan Natsukawa Masuzu. Bersama dengan seseorang yang mempunyai cara berpikir yang sama, bahwa aku dipilih olehnya untuk menjadi ‘pacar’ adalah sesuatu yang alami. Palsu.

Tapi, mengenai fakta bahwa aku ‘anti-asmara’, hanya Masuzu yang berbagi ideal yang sama mengetahuinya.

Bukannya aku berjalan kemana-mana dan berteriak hal seperti: 'Aku anti-cinta! Aku menolak romansa komedi!'

Surat yang baru saja kuterima, melakukan hal seperti itu tidak akan membuatnya menghilang.

"Uuuun..."

Sebenarnya siapa yang menulis ini?



Besoknya saat jam makan siang:

"Hei, Kaoru, aku ingin menanyakan sesuatu."

"Ada apa? Kenapa formal sekali?"

Teman dekatku, Asoi Kaoru, memiringkan kepalanya dengan bingung.

Selama tidak ada kegiatan jien-otsu, aku akan makan siang denga Kaoru di ruang kelas. Setelah selalu dipermainkan Masuzu dan Chiwa, aku baru tau betapa ‘tenangnya’ waktu seperti ini.

Aku rasa tidak ada yang bisa mengalahkan pertemanan diantara lelaki, dan Kaoru adalah lelaki yang baik.

"Menurutmu apa arti 'Aku ingin bersatu kembali seperti yang kita lakukan dulu sekali'?"

"Itu apa?"

Setelah merobek potongan kecil dari roti mentega dan memasukkkannya dalam mulut, Kaoru tersenyum masam. Caranya makam membuatnya seperti seorang gadis, tapi cara makan itu sangat cocok dengannya. Kulitnya putih dan dia terlihat cantik. Kalau kamu mengatakan dia adalah seorang gadis, tujuh dari sepuluh orang akan percaya.

"Tidak. Saat aku sedang latihan untuk ulangan bahasa inggris, salah satu soalnya diterjemahkan seperti ini. Menurutmu apa artinya?"

Karena aku tidak bisa bilang itu surat cinta, aku menggunakan hal seperti ini untuk menutupinya.

Setelah menghirup seteguk susu dengan sedotannya, dia berkata:

"Secara umum, biasanya digunakan teman lama atau mantan pacar yang ingin memperbaiki hubungan."

"Mhm."

Aku juga punya kesimpulan yang sama.

Tapi aku tidak punya ‘mantan pacar’. Mengingat pengalamanku selama 15 tahun, bagaimana mungkin aku punya hubungan seperti itu? Tipe riajuu [1]apa aku kalau aku punya pengalaman seperti itu? Aku harus mengganti dua kanji dinamaku dengan kata 'popular'[2] kalau aku pernah mengalaminya.

"Lalu ada Chihuahua-chan."

"Ah? Chiwa?"

"Seorang ‘teman masa kecil’'. Dari sudut pandang Eita, bukannya orang yang paling ingin menyatukan diri seperti masa lalu adalah Chihuahua-chan?"

Aku yan sedang mengangkat salmon bakar dari bentoku, secara tidak sadar berhenti menggerakkan sumpitku.

"T-Tapi, Chiwa dan aku masih baik-baik saja. ‘Bersatu kembali seperti yang kita lakukan dulu sekali' rasanya aneh kan?”

"Cara berpikir seperti itu, mungkin hanya dimiliki Eita?"

Mata Kaoru tiba biba berubah menjadi seperti anak kecil yang jail.

"Dari sudut pandang Chihuahua-chan, dia mungkin ingin menjadi dekat dengan Eita, paling tidak aku merasa seperti itu."

"Walaupun kamu bilang begitu, kami masih cukup dekat untuk makan malam bersama!"

"Tapi——"

Kaoru terdiam sesaat.

"Eita yang ‘sekarang’ punya pacar. Dan pacar itu adalah Natsukawa-san."

"[...]"

"Dari sudut pandang Chihuahua-chan, tidak mungkin hubungan kalian masih sama dengan sebelumnya kan?"

Aku tidak pernah memikirkan itu.

Kalau kupikir sekarang, akhir-akhir ini Chiwa dengan tekun membaca majalah fashion remaja seperti 'Pachi Lemon', yang halamannya dipenuhi slogan seperti 'Musim Panas ☆ Popuimut ☆ Menggunakan Surat Cinta Untuk Mendapat Pacar♪'dari awal sampai akhir.

Karena Chiwa gampang dipengaruhi, ada kemungkinan dia terpengaruh majalah yang dibacanya, bertindak tanpa memikirkan tindakannya.”

Kemarin pagi, dia muncul dengan kalimat yang datang entah dari mana itu:


'Mulai sekarang, kenapa kita tidak pergi ke sekolah bersama?'


Salah.

“Salahsalahsalah.'

T-T-Tunggu.

Kenapa Chiwa mau melakukan hal seperti itu?

Chiwa t-t-tidak punya a-a-alasan untuk melakukan hal seperti itu.

"Ada apa Eita? Kamu berkeringat."

Aku tidak punya waktu untuk menjawab pertanyaan Kaoru, karena aku baru memasukkan telur goring kedalam mulutku.

Aku hanya tidak mengerti.

Tentang telur yang kumakan, aku sengaja memasukkan banyak gula, jadi seharusnya terasa manis, tapi sekarang rasanya seperti pasir; hambar.

—Aku harus memastikannya!

“Menggunakan asumsi untuk membuat keputusan adalah hal yang berbahaya, dan aku jelas bukan tokoh utama komedi romantis. Malu kalau aku memakan umpan pancingannya. Aku harus bertanya kepada Chiwa sebelum memutuskan dia mengirim surat cinta itu atau tidak. '

“Tapi setelah memastikan——

"Apa yang harus kulakukaaaannnnn?!"

"Wah— Eita, jangan, telur gorengmu beterbangan!"

“Intinya!

Intinya: Aku mau memastikannya!



"Hei, Chiwa, cuaca hari ini sangat bagus, hahaha.."

"Hari ini mendung."

—Aku langsung melakukan kesalahan!

Setelah sekolah, aku pergi ke ruang klub jien-otsu.

Untungnya, hanya ada aku dan Chiwa. Sepertinya Masuzu sedang sibuk dan akan datang terlambat. Jadi sebelum dia datang, aku tidak pnya pilihan selain bertindak sekarang!

"M-masa? Kurasa penilaianku dan orang lain tidk sama. Menurutku, kalau langit 80% mendung, masih terhitung cerah."

"Mhm—"

Chiwa bergumam dengan tidak semangat dan menggigit roti karinya. Dia terus memusatkan pandangannya pada roti isi selada dan bacon yang satunya. Akhir-akhir ini, di makan banyak sehabis sekolah. Aku pernah bilang: ‘jangan makan dua-duanya’, tapi dia menjawab: ‘kalau ada roti isi selada, daging babi dan kari, aku baru bisa makan satu saja.’ Seperti yang diharapkan dari seseorang yang berpikir dengan perutnya. Kalau dibiarkan sendiri, mungkin dia akan membuat revolusi di bidang roti.

"Ei-kun, kenapa kamu tiba tiba tidak tenang?"

"Eng-enggak! Kenapa aku harus…?"

Aku mengangkat buku referensiku dan menutupi wajahku dari garis pandangannya.

"Dan Natsukawa? Kenapa dia tidak disini? Apa dia meninggal?”

"Dia bilang dia ada urusan dan akan telat 20 menitan."

"...Jadi, untuk sementara, hanya ada kita berdua."

Percakapannya berhenti disana.

Aku mengintip Chiwa dari buku referensiku dan melihatnya menunddukkan kepalanya dengan malu. Setengah roti karinya masih belum dimakan; wajahnya sangat merah.

“Ada apa...?

Ada apa dengan postur itu?“

Walau aku ingin secepatnya menghadapi Chiwa dan memastikan hal itu, aku tidak bisa memikirkan cara yang normal untuk menanyakannya.

Apa yang akan aku lakukan setelah aku memastikannya?

Kalau Chiwa menjawab ‘Ya, aku yang menulisnya’, lalu, apa yang harus kulakukan?

Apa kita akan ‘memulai kembali’ dan ‘ menyatukan diri kita seperti dulu’?

Ini artinya, Chiwa dan aku——

Saat aku masih ragu dan berpikir dalam labirin ini, Chiwa mengambil gerakan pertama.

*hustlehustle* Dia menarik kursi lipatnya kesamping kursiku.

"Ehehe...♪"

Apa dia punya rencana? Chiwa menekan bahunya dengan bahuku.

"A-A-A-A-Ap-Apa yang kamu lakukan??!"

"Ah, Ei-kun, aku ingin latihan sedikit."

"L-L-Latihan?"

Rambut Chiwa tertiup angin dan tercium seperti susu hangat, membuat suaraku melembut.

Aku selalu merasa harum ini membuatku mengingat masa lalu.

"Benar, latihan. Sebelum aku menjadi popular, ini adalah latihan ketika aku mendapat pacar..!"

Chiwa menyandarkan kepalanya di bahuku.

Menggerakkan kepalanya ke depan dan kebelakang.

Dia terlihat seperti anak anjing, dengan wajahnya bahuku.

"K-K-Kamu jangan salah sangka! Ini hanya ‘kegiatan klub’!"

"M-M-Mengerti – Ini untuk klub, hanya untuk klub!"

Pada awalnya Chiwa sedikit malu, tapi lama kelamaan dia mulai menggosokkan epalanya lebih dekat dan cepat, sampai suaranya akhirnya keluar dengan kata *kun* dengan nyamannya. Dia benar-benar seperti anak anjing.

"Ei-kun, apa kamu ingat?"

"A-Apa?"

"Dulu, aku sering tertidur seperti ini."

"Be-benarkah?"

"Papa dan mama selalu pulang malam, jadi Ei-kun akan menemaniku dan bermain di taman sampai gelap. Lalu kita akan tertidur di kursi taman seperti ini, sampai seseorang datang menjemput kita, ingat?"

"...Aku ingat."

Harum Chiwa.

Tidak mungkin aku bisa melupakannya.

"Benar?"

Chiwa memasang senyum kecil.

"Jadi bukan cuma aku yang ingat, baguslah."

Chiwa bergumam kepada dirinya, dan mulai menggesekkan kepalanya di bahuku lagi.

Pada setiap gerakan rambut harumnya menyentuh pipiku.

Uh.

Chihuahua benar-benar nyaman..

—Tunggu, bukannya ini!

Ini adalah kesempatan bagus!

Setelah banyak masalah, kita sedang berbicara tentang masa lalu kan? Ini waktu yang tepat untuk bertanya! ‘apa-kamu-yang-menulis-surat-itu?’ Hanya enam kata. Aku akan menghitung samapi tiga dan dengan tegas menanyakannya!

Ok, ayo!

3.

2.

1.


"A-Apa khamu ang menulis swurat itu?"


Wuuaaaaahhhhhh! Kenapa aku mengatakannya dalam dialek Nagoyaaaaaaa !

"Ada apa, Ei-kun? Kamu barusan bilang apa?"

"T-T-Tidak! Tidak ada apa-apa! Bukan apa-apa!"

"Rasanya aku mendengar ‘swurat’, maksudnya surat?"

"Bu-bukan! Apa yang kamu bicarakan? Itu permainan swurat! Aku sedang membicarakan tentang musical! Musical yang dibuat dari bahasa isyarat itu sangat langka [3], jadi aku sangat menantikannya!"

Tepat saat aku merasa alasan ini akan meledak, tepat saat itu——


"Knock-knock! Apa ada o~~rang♪?"


Dengan suara ini, sebuah tangan menekan wajah Chiwa dengan kasar ke meja.

"Mukyu!"

Tangan ini dengan seksama dan detail menggunakan roti kare yang setengah dimakan sebagai alas dibawah. Karena itu, wajah Chiwa teraksa berubah menjadi roti kari favoritnya.

Hanya ada satu orang di dunia yang bisa mengalahkan Chiwa dengan teknik yang seindah itu.

"Maaf membuatmu menunggu Eita-kun♪! Pacarmu yang imut sudah kembali!"

Natsukawa Masuzu-san.

Dia kembali lebih awal dari yang kuperkirakan …

"H-Hi! Apa urusanmu sudah selesai?"

"Ya, aku hanya pergi ke ruang karyawan untuk mengambil beberapa hal."

Lalu Masuzu melihat sekitarnya.

"Dan Harusaki-san? Kenapa dia tidak disini? Apa dia meninggal?"

"Dia dibawah tanganmu—!"

Chiwa meledak dan berdiri, wajahnya dlapisi dengan kari.

"Aku minta maaf, aku tidak sadar kamu disana, yang kulihat hanya kucing pencuri, atau mungkin lebih tepatnya 'Chihuahua pencuri'."

"Siapa yang kamu panggil pencuri?!"

"Mengambil kesempatan saat pacarnya tidak ada dan berdekatan dengan Eita-kun, kamu membawa konsep ‘teman sepermainan’ turun ke level nasional, Harusaki-san."

Aku tidak tau kapan Chiwa menjadi perwakilan teman masa kecil tingkat jepang.

"B-B-Bukan, ini kegiatan klub! Kami berlatih untuk saat aku mendapatkan pacar!"

"Kamu seratus tahun terlalu cepat.”

Masuzu tepat sasaran.

“Aku pernah bilang sebelumnya kan? Kalau kamu ingin menjadi popular, kamu harus selesai membaca ini.”

Masuzu menaikkan kotak kardus di kakinya ke meja dan dengan senang membuka kotak itu.

Ada logo perusahaan pengiriman di kotak kardus.

Yang dia tarik keluar dari kotak itu——

"JoJo?"

Itu adalah apa yang Masuzu anggap sebagai kitab suci manga shounen: Cetakan pertama dari 'JoJo’s Bizarre Adventures'. Sudah ada lebih dari 70 buku yang diterbitkan, tapi yang berada dalam kotak sepertinya hanya 12 buku pertama.

"Ini adalah materi referensi 'Masyarakat Untuk Megeluarkan Sisi Kegadisan' yang aku beli dari uangku sendiri. Ini adalah koleksi manga untuk Harusaki-san baca, jadi dia bisa belajar bagaimana menjadi orang yang mempeson sepertiku."

Saat Chiwa menghapus kari dari wajahnya dengan tisu, dia berkata:

"Kalau 'JoJo', bukannya aku sudah membacanya saat aku bermain gitar di panggung?! "

"Kamu hanya membaca bagian ke empat kan? Itu tidak bisa diterima. Kamu harus membacanya dari bagian pertama. Berdasarkan penelitian NASA, telah terbukti kalau 86% orang yang memiliki pacar telah membaca JoJo dari buku pertama ke buku terakhir."

NASA benar-benar hebat—

Kupikir mereka hanya meluncurkan roket.

Seperti sedang menyerahkan harta karun, Masuzu mulai menjajarkan Jojo di rak buku besi.

"Kamu membeli ini untuk kegiatan klub? Bukannya kamu bisa bawa dari rumah saja?”

"Enggak! Jojo kepunyaanku hanya untukku, sama seperti semua orang hanya bisa mempunyai satu stand, satu orang hanya boleh punya satu set jojo [4]."

Dan, seperti biasa, dia bisa lanjut dan lanjut dengan topik JOJOJOJO.

“Seberapa suka dia dengan JoJo? Walau aku juga suka dengan series Jojo, tapi aku jals kalah menghadapi kefanatikannya.'

Setelah menjajarkan seluruh 12 jilid, Masuzu menghela nafas saat memandang bagian kosong di lemari buku:

"Uang jajanku sudah habis, tapi kalau kita menerima uang klub, kita bisa membeli seluruh set. [5]."

"Yah, tidak ada yang bisa kita lakukan tentang itu."

'Masyarakat Untuk Megeluarkan Sisi Kegadisan' hanya memiliki tiga anggota, karena itu hanya dianggap sebagai perkumpulan siswa dengan minat yang sama, tanpa lima orang anggota mereka tidak akan dianggap sebagai klub resmi dan karena mereka bukan ‘klub resmi’, tidak bisa menerima bantuan dari sekolah. Bahwa sekarang mereka sudah mempunyai ruang klub adalah sebuah pengecualian yang jarang terjadi.

“Aneh, tapi...

"Masuzu,bukannya seharusnya kamu seorang nona dari keluarga kaya? "

"Maksudmu apa?"

Kejengkelan Masuzu terlihat jelas.

"Tidak. Dulu, di kelas tersebar rumor kalau kamu adalah ‘nona besar’ atau ‘dia tidak hidup di dunia yang sama dengan kita’, jadi kupikir kamu pasti punya banya uang jajan. "

"Aju juga pernah dengar rumor itu—"

Chiwa menggangkat tangannya.

Masuzu mengalihkan pandangannya.

"Uun— Jadi ada rumor sepeti itu mengenaiku?"

"Tidak sesuai dengan fakta?"

"Ya, ‘kurang lebih’'."

Masih menghindari kontak mata dengan kami, Masuzu dengan dingin berkata:

"Katakan saja kalau uang jajanku tidak sebanyak itu."

"Begitu."

Masuk akal juga, karena rumor tidak bisa dipercaya kebenarannya.

Masuzu selalu terlihat berkelas dan juga kembali dari luar negeri, jadi orang lain membuat stereotype kalau dia adalah gadis kaya dar keluarga kelas atas, sebagai kesan pertama.

"Jadi kamu bilang, karena sekolah tidak mengakui kita sebagai klub resmi, kita akan kesulitan membeli seluruh set Jojo?"

Saat aku menyinggung Jojo kembali, Masuzu menjadi cerah karena gembira.

"Selama kita memiliki 5 anggota, aku dengar sekolah akan mengakui kita sebagai klub resmi."

"Jadi kita perlu dua orang lagi?"

Lupakan. Itu tidak mungkin terjadi.

Aku tidak bisa membayangkan ada orang, selain Chiwa, yang akan tertarik dengan klub seperti ini dan bergabung.

"Ngomong-ngomong soal itu, aku dimarahi anggota ketertiban sekolah akhir-akhir ini."

Chiwa memakan roti karenya sambil berbicara.

"Dia bilang kalau membawa gitar ke sekolah itu melanggar aturan sekolah! Aku diberi hukuman di ruang kedisiplinan, walau sudah jeals aku tidak membawa gitar! Hanya tasnya"

"Ah, benar-benar tidak beruntung."

Aku berkata sambil mengangguk, tapi dalam hati aku memuji anggota kedisiplinan sekolah dalam hati. Saat itu, aku sedang memikirkan apa yang harus kulakukan kalau Chiwa terus berjalan dengan kotak gitar (kosong).

"Aku jufa dimarahi sebelumnya. Contohnya: ‘Jangan lakukan aktifitas klub yang mengganggu kedisiplinan sekolah’. Atau :’Hasilkan sesuatu dari kegitan bklub’. Intinya, sepertinya klu kita sedang diawasi"

Masuzu menaikkan bahunya.

Komite kedisiplinan sekolah kami dikenal karena kekuatan dan pengaruh kuatnya dalam ‘kepemerintahan murid.’ Mereka mengemukakan opini mereka tentang masalah yang harus dibenahi sebelum masalah muncul. Melawan semangat dan aktivitas mereka, bahkan anggota OSIS harus menyerah.

Kalau mereka serius, klub seperti kami bisa dengan mudah dibubarkan.

Bahkan Maduzu hanya akan bisa mengaku kalah dengan diam.

"Jadi, topik diskusi hari ini adalah——"

Masuzu berdiri, dan menulis beberapa huruf besar di papan tulis:


'SINGKIRKAN KOMITE KEDISIPLINAN!'


Aku memberontak pada kata pengantarnya.

Seperti yang diduga, dia bukan seseorang yang akan meyerah tanpa bertarung.

"Itu tidak mungkin!"

Aku berdiri dan dengan cepat menghapus tulisan di papan tulis.

Masuzu memesang ekspresi pahit dan pipinya mengembang.

"Kenapa? Bagaimana kamu bisa tau tanpa mencoba?"

"Tidak mungkin ya tidak mungkin! Bagaimana mungkin kita bisa elawan komite kediiplinan? Bukannya kamu sudah tau hasilnya nanti akan seperti apa!?"

"Lalu apa yang harus kita lakukan? Jangan bilang kamu hanya akn duduk diam dan menunggu kematian saat mereka membubarkan klub kita?"

"Kalau begitu, tambah jumlah anggota yang kita punya dan lihat situasi?"

Usul Chiwa dar samping.

"Bukannya meningkatkan jumlah anggota hasil terbaik? Kalau kita mendapat 2 anggota lagi, kita bisa menjadi klub resmi, dan menerima uang untuk kegiatan klub. Sekali dayung, 2 -3 pulau terlampaui."

"Ide yang sangat bagus Harusaki-san!"

Masuzu memuji Chiwa, yang merupakan kejadian langka.

"Ternyata di dalam kepalamu ‘ada’ sesuatu! Aku tidak akan percaya sebelumnya!"

Dan tepat saat aku pikir itu adalah sebuah pujian, Masuzu langsung mengubahnya menjadi hinaan. Wanita ini benar-benar punya bakat untuk mengangkat seseorang ke langit, lalu menghepaskan mereka ke bumi.

"Fuu— Apa yang kamu pikir ada di kepalaku?"

"seorang pilot."

"Hee, jadi selama ini aku digerakkan——?"

Nadi biru bermunculan di dahi Chiwa, seakan sang pilot menekan sebuah tombol.Struktur mekanik Chihuahua benar-benar menakjubkan.

"Keseluruhan, aku pikir ini ide yang bagus dan dengan itu Eita si pengecut juga tidak keberatan"

"Tentu."

Aku rasa kalau mereka mau, mereka bisa melakukan apa pun yang mereka mau. Dengan semester hampir berakhir dan pada periode ini dimana hidup naik dan turun, mendapat anggota baru itu hampir mustahil; dan mengenai kata pengecut, aku berpura pura aku tidak mendengarnya.

"Jadi apa rencana kita? Kegiatan pemasaran?"

"Apa aku harus bertanya pada teman sekelasku yang di klub-pulang-rumah?"

"Tidak, tidak bisa seperti itu."

Masuzu menggelengkan kepalanya.

"Klub ini tidak punya tempat untuk orang berpikiran lemah seperti itu. Seperti, ‘Tidak peduli apa harganya, biarkan aku bergabung’ atau ‘kalau kamu tidak membiarkanku bergabung, aku akan melaksanakan seppuku! ', kecuali mereka berani berkata seperti ini kita tidak bisa memanggil diri sendiri sebagai gadis muda yang luar biasa."

"[...]"

Sejak dulu sekali, aku rasa gambaran gadis ini mengenai ‘gadis muda ideal’ benar-benar menyimpang dari norma yang ada.

"Pendeknya: Selama kita bisa menunjukkan pesona kita di sekolah untuk menarik orang, tidak aka nada masalah."

"Jadi tepatnya apa yang akan kita lakukan?"

"Lagu tema."

Aku dan Chiwa langsung berucap, “Ah?”

"Kita akan menciptakan lagu tema mengenai 'Masyarakat Untuk Megeluarkan Sisi Kegadisan'."

Masuzu memandang kami berdua yang masih terkejut dan mengedipkan mata:

"Kekuatan dari lagu tidak bisa disepelekan. Lagu bisa mengakhiri perang, menyebabkan musuh untuk berhenti dan memulai hidup baru, mengalahkan boss terakhir- Mereka bisa melampaui batas bahasa dan Negara, bahkan melewati suku dan meningkatkan tenaga. Itulah lagu."

"Aku bisa mengerti sebanyak itu."

"Ditambah lagi, lagu ini juga sebuah ‘ simbol’. Selain lagu kebangsaan, lagu sekolah, lagu klub dan meliputi lagu anime dan opera tv, setelah seseorang mendengar sebuah lagu, mereka akan berpikir ‘rasanya aku pernah mendengar lagu ini’, dan wajah mereka akan berubah saat isi dari lagu itu terdengar."

Seperti biasa, pidato yang menggugah tapi tidak berguna.

Tapi selama itu bekerja, aku tidak akan berkomentar.

"Punya lagu tema itu sangat bagus,tapi apa kamu bisa membuatnya?"

"Aku? Seakan aku bisa melakukan sesuatu seperti itu."

'Apa yang babi ini mimpikan', adalah pesan yang bisa kubaca dari mata Masuzu saat dia memandangku. Pola ini lagi?

"Harusaki-san, apa kamu punya pengalaman membuat lagu?”

"Kenapa aku punya?"

"Lalu, Eita-kun."

"Tidak mungkin."

Masuzu mengeluarkan suara 'Puu' dan bahunya menurun.

"Kalian benar-benar tidak berguna."

"Kamu tidak punya kualifikasi untuk mengatakan hal itu pada orang lain!"

"Tapi aku punya kualifikasi sebagai arsitek dari 'shelf of the mind[6]'"

"Jangan membuat kualifikasi nasional yang aneh."

"Kalau begitu kita akan menarik anggota baru yang bisa menulis lagu!"

"Tapi kita ingin membuat lagu tema supaya kita bisa menarik anggota barruuuuu!"

Komposisi lagu itu akhirnya ditunda dan kami mencoa membuat liriknya lebih dulu.

Karena liriknya ditujukan untuk merebut hati serang gadis, aku tidak bertanggung jawab untuk apapun. Dengan ulangan umum sebagai prioritasku, tujuanku adalah untuk mencapai Universitas Farmasi Nasional dengan rekomendasi sekolah. Dengan ambisi seperti itu, aku tidak bisa membiarkan nilai tesku menurun.

"Lagipula, apa kalian berduda pernah menulis puisi?"

"Ah, aku lumayan suka menulis puisi?"

"Sebagai gadis, aku pernah menulis satu dua puisi."

"Eh...?"

Biarlah Masuzu, tapi bahkan Chiwa bisa menulis puisi. Jujur, itu sangat mengagetkan.

Kalau dipikir,aku selalu merasa surat cinta yang kudapat sangat berpuisi.



Sepulang dari kegiatan klub——

Aku pulang lebih cepat dari mereka berdua dan sampai di loker sepatu. Yang menantiku disana adalah amplop surat pink yang familiar.

Aku memastikan bayangan orang disekitarku dan membuka amplop dengan tangan bergetar.


—Ah, tolong sadari ‘perasaanku yang sebenarnya’ dengan cepat.

—Tidak peduli era, bahkan saat sungai mengalir, hanya hubungan antara kita yang tidak akan pernah terguncang.


Kupikir kali ini, pesona puisinya lebi terasa dari surat sebelumnya.

Tapi karena Chiwa masih di ruang klub, apa ini berarti orang yang menaruh surat ini adalah orang lain?

Tidak, tidak harus seperti itu.

Sejak pagi ini, aku tidak pernah mengecek loker sepatuku, jadi ada banyak kesempatan untuk menyelipkan surat.

Bagaimanapun juga, surat ini sama dengan surat sebelumnya. Tidak ada detail yang jelas.

Apa yang harus kuharapkan?


Translator notes and references[edit]

  1. Riajuu: istilah yang digunakan otakuu untuk menyebut orang normal dengan kehidupan normal.
  2. "季堂 鋭太" adalah cara biasa dalam penulisan, disini contoh yang digunakan adalah "モテ堂 モテ太".
  3. Eita berkata "Te ga myushical" dari tegamy, kata te yang dia gunakan berarti tangan(手).
  4. Sejenis kekuatan yang memperbolehkan penggunanya ‘ menciptakan’ roh ‘yang berdiri dibelakangmu’, satu orang hanya mempunyai satu dan stand tidak bisa mengganti pemilik.
  5. Pada Volume 13 Jojo bagian ketiga dimuli, yang merupakan bagian paling popular dari seri Jojo. Masuzu disini merasa kecewa karena tidak bisa membeli bagian yang paling dia suka.
  6. Shelf of the mind (心の棚) sebuah buku.
Back to #0 Return to Halaman Utama Forward to #2