Saijaku Muhai no Bahamut (Indonesia):Volume 3 Episode 2

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Episode 2 — Kehidupan Sekolah dan Spekulasinya[edit]

"Fuaah......"

Selagi Lux menguap di halaman akademi, gadis-gadis dari kedua sisinya tanpa sengaja tertawa.

Mereka sedang istirahat makan siang dengan hanya bertiga sekarang.

Menempatkan piringan yang diisi dengan beberapa makanan di pangkuannya, Lux duduk di dekat batu pinggiran jalan yang mirip setengah lingkaran.

Lux duduk tepat di tengah gadis-gadis itu.

"Hei hei, ini masih terlalu awal untuk tidur, Lux. Apa kamu lelah?"

"Ya-Yah, sedikit......"

Sambil Lux dengan canggung menjawab, gadis itu yang duduk di sebelah kanan menarik wajahnya lebih dekat.

Gadis dengan bola mata yang sangat merah dan rambut pirang yang menawan serta kuncir di sebelah sebagai cirinya ── dia adalah putri Kerajaan Baru, Lizsharte.

Dia adalah seseorang yang mendaftarkannya masuk ke akademi, Lux benar-benar percaya dengannya saat ini; dia adalah putri yang dapat dipercaya.

Mereka sudah berhubungan akrab, tetapi mengenai masalah permintaan kemarin, ia masih belum memberitahukannya.

Semenjak dia berpenampilan ala perempuan, Lux ingin menyembunyikan selamanya di antara dia dan gadis-gadis Triad.

"Jangan terlalu memaksakan diri. Kamu, um......, memiliki banyak hal yang harus dilakukan denganku mulai sekarang. Dan akhir-akhir ini, waktu kita bisa bersama akhirnya bertambah......"

Dengan ekspresi sedikit tergesa-gesa, Lisha bergumam.

Sampai baru-baru ini mungkin karena fakta kalau dia mendahulukan permintaan khusus, ia nampak membuatnya merasa sendirian untuk sementara.

"Ah, aku baik-baik saja Lisha-sama. Aku baik-baik saja jadi──"

Lisha merupakan orang yang aneh, agaknya ia harus mengatakan kalau dia sangat mirip anak yang tak bersalah, tapi memikirkan kalau bagian di mana dia secara jujur membalas padanya adalah sangat manis.

Selain itu, karena dia tidak begitu hebat memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang putri, dia masih berkerja keras setiap hari sebagai teknisi Drag-Ride dan seorang Drag-Knight.

Lux tidak merasa enggan untuk bekerja sama dengan gadis itu yang menghargai kehormatannya.

"Kamu tidak perlu memaksakan diri."

Sambil dia memikirkannya, dia tiba-tiba mendengar suara seperti itu.

"Ada banyak hal yang aku, juga, benar-benar ingin lakukan seperti biasa──, mau bagaimana lagi jika kamu lelah. Apakah aku harus mengurangi waktu kita dengan belajar hari ini?"

"Eh...... Errr, aku masih belum paham semua pelajaran di kelas, mohon bantuannya hari ini juga. Krulcifer-san"

Sementara gadis yang duduk di sebelah kiri melemparkan tatapan yang nampak sendirian, ia buru-buru menganggukkan kepalanya.

Gadis itu dengan kulit putih yang mengingatkan pada salju murni, rambut biru panjang dan memiliki kecantikan misterius seperti peri.

Seorang putri bangsawan dari Utara, Krulcifer Einfolk adalah gadis yang hubungannya dengan Lux tiba-tiba meningkat pesat belakangan ini.

Kira-kira sepuluh hari lalu, sebagai bagian kejadian, permintaan yang dibuat oleh Krulcifer agar ia bermain <Peran Cinta>, dan bertarung demi dirinya untuk membatalkan pernikahan yang tak diinginkannya.

Awalnya, pada waktu ketika masalah itu berakhir, hubungan kekasih sementara itu harusnya juga berakhir, tapi──

"Atau, kamu ingin istirahat dari belajar sekali sebentar dan kencan di suatu tempat dengan kita berdua."

Krulcifer dengan lembut membawa mulutnya mendekat ke telinganya dan berbicara seolah menggelitiknya.

Bau harum melintas dari rambut panjang yang menggelitik hidung Lux.

"Ti, Tidak──. Untuk sementara, aku masih sedikit......"

Sesaat tulang belakangnya menggigil dengan rasa ngeri, wajah Lux menjadi merah.

Sejak masalah itu, sikap Krulcifer kearah Lux sedikit berubah.

SaijakuBahamut v3 041.jpg

Singkatnya, cara dia sering menggodanya tidak berubah, tapi akhir-akhir ini tingkat menggodanya mulai melampaui "sekedar teman".

"Begitu ya? Sayang sekali. Lalu lain kali, aku akan mengundangmu lagi."

Selama waktu ketika Krulcifer mengajari Lux, dia akan dengan lembut memegang tangan Lux, bagi Lux yang tidak pernah kencan dengan gadis secara sesungguhnya, ini benar-benar buruk untuk hatinya.

Ketika Lux dalam hati memikirkannya selagi hatinya berdegup dengan liar──,

"Hei......! Apa yang kalian berdua bicarakan diam-diam?!"

Setelah Lisha melihat hal itu, mengerang dengan perasaan tidak senang, dia memecahkan es dengan sedikit suara tidak sabar.

"Lebih penting, kita harus memikirkan tentang pembalasan mengenai wanita itu──"

"Wanita itu......?"

"Aku membicarakan tentang gadis dari salah satu Empat Bangsawan Besar. Murid kelas tiga Celestia, pemimpin "Knight Squadron" kita akhirnya datang kembali tadi malam."

"Ah......"

Dengan kata-kata Lisha, Lux mengingat kebenaran itu.

Seperti yang diduga, dia tidak bisa membicarakan tentang persoalan di mana ia bertemu dengannya dalam keadaan berpakaian perempuan.

"Itu benar. Kita pastinya harus mendiskusikannya."

Tiba-tiba menunjukkan wajah berpikir, Krulcifer juga setuju.

"Pas pagi hari, aku mendengar berbagai cerita, tapi──, sepertinya itu berlangsung beberapa hari, percobaan pengusiran Lux dari akademi telah dibentuk antara murid kelas tiga."

"Eh......!?"

Lux dan Lisha tanpa sengaja bereaksi pada informasi itu yang mereka dengar untuk pertama kali.

"Ini kebenarannya. Yang menegaskan, hanya satu orang, siswi kelas tiga yang dipanggil Saniya telah meyakinkan teman sekelas lainnya."

"............"

Mendengar cerita itu, Lux tidak dapat mengatakan apapun.

Meski dia memikirkan kalau ia benar-benar terbiasa dengan itu sekarang, Lux adalah "laki-laki" yang awalnya tidak harus berada di akademi gadis-gadis; jadi ini mungkin tak bisa dihindari kalau kejadian seperti itu terjadi.

Ideologi Kerajaan Lama yang memaksakan budaya kuat androcracy.

Terutama, kesan buruk terhadap bangsawan laki-laki tidak bisa dengan mudah dihilangkan.

Sampai sekarang, dengan dukungan murid kelas satu dan dua, kelas tiga yang tidak kenal Lux sebanyak itu juga nampak telah melihat-lihat situasi; tapi gadis yang dipanggil Saniya terlihat sekali lagi mencoba mengusir Lux.

"Yah, tenang saja, aku bersumpah pada nama putri Kerajaan Baru kalau aku pastinya tidak akan membiarkan mereka menghapus keberadaanmu di akademi."

Ketika Lux menunjukkan wajah cemas, Lisha mengatakannya dan menggembungkan dadanya dengan bangga untuk tubuh berukuran kecilnya.

"Te-Terima kasih."

Melihat sosoknya, Lux menghirup napas lega.

Sebetulnya, Lux semakin benar-benar lengket pada akademi ini.

Teman-teman dari generasi yang sama dan rekan yang dapat dipercaya dengan hak yang Lux tidak pernah miliki.

(Meski aku tidak pernah memikirkan tentang hal seperti itu ketika aku berkelana kesekitar karena pekerjaan sampingan selama lima tahun......)

Sembari Lux memikirkan hal seperti itu──,

"............"

  • tik tik*. Tiba-tiba, punggungnya dengan pelan diketuk oleh jari dan ia berbalik kebelakang.

"A-Ada apa......? Phi-chan."

Gadis yang memiliki aura yang agak sulit dipahami dengan rambut merah muda cerinya dan dada yang besar.

Setelah Philphie, yang juga teman masa kecil Lux, menatap padanya dengan mata linglung untuk sementara, dia secara lepas dan lembut menempatkan dahinya pada Lux.

"Tung......!? Philphie!?"

Lux bingung karena wajah cantik gadis itu muncul di depan matanya.

"......!?"

Sementara Lisha dan Krulcifer di sampingnya membatu sambil mereka juga terkejut, Philphie perlahan menjauhkan wajahnya.

"Ini Phi-chan, kan?"

Philphie bergumam dengan agak cemberut.

"A-Apa itu sesuatu yang harus kamu pastikan sekarang!? Le-Lebih penting, kenapa kamu──"

"Lu-chan, ayo tidur lebih awal hari ini."

"Errr......?"

Dengan nada biasanya yang melakukan hal-hal secara sendirian, Philphie mengatakan itu.

Meskipun masalah berjaga tadi malam tidak boleh diketahui oleh siapapun kecuali gadis-gadis Triad, nampak seperti Philphie menyadari kalau Lux lelah akhir-akhir ini.

Tindakannya menempatkan dahinya padanya adalah untuk memastikan apakah dia demam atau tidak.

"Tidak, tapi aku masih baik-baik saja, jadi──"

Ketika Lux mencoba berlagak kuat seperti biasanya,

"Ini tidak baik jika kamu tidak tidur lebih awal."

Philphie menegaskan sehingga dia menarik wajahnya lebih dekat.

"Um......"

"Jika kamu tidak mendengar apa yang aku katakan, kita akan tidur di tempat tidur yang sama."

"Tung......!?"

Dengan penglihatan serius linglungnya, Philphie menggumamkan hal seperti itu.

Pada pernyataannya, mata Lisha dan Krulcifer berubah.

"He-Hei, Lux. Apa maksudnya itu? Ti-Tidur bersama──!?"

"Ngomong-ngomong, tidak ada teman sekamar di kamarnya. Lux-kun, jangan katakan──"

"Ka-Kalian salah! U-Um ── Phil...... Phi-chan, um, pasti mengatakannya dengan mengigau──!"

Selagi dengan putus asa menjelaskan dirinya, Lux mengutuk kecerobohannya sendiri.

Philphie yang tenang dan pendiam, pada saat yang sama dia tak diperkirakan keras kepala.

"A-Aku mengerti, Phi-chan! Maaf, ini salahku! Aku akan tidur dengan baik hari ini! Aku tidak akan memaksakan diri!"

"Ya, tentu."

"Haa, haa", Lux bernapas secara berat.

Ia benar-benar terkejut setiap kali pada kata-kata gadis linglung normal teman masa kecilnya ini.

Tapi, ini pastinya perhatian Philphie.

Gadis ini tahu dengan baik sejak kecil kalau Lux sering memaksakan diri.

(Apa aku membuatnya khawatir sampai sekarang?)

"Ga-Gadis linglung ini tak diperkirakan musuh yang hebat......"

"Ya, aku juga meremehkannya, tapi kayaknya dia benar-benar kuat, aku harus berhati-hati juga."

"Tu-Tunggu kalian berdua, apa yang kalian katakan!?"

Lux bereaksi dengan buru-buru pada Lisha dan Krulcifer yang saling berbisik.

Di dalam gemerisik yang tenteram, waktu makan siang pun berlalu.



Dan, sepulang sekolah ketika dia menyelesaikan seluruh kelasnya,

"Fiuh...... Dengan ini, pekerjaan hari ini berakhir."

Seperti biasa, Lux menyelesaikan permintaan yang diberikan oleh akademi dan murid-murid kemudian istirahat makan malam di kantin akademi.

Begitu disuruh oleh Philphie, dia merasakan tidur lelap belakangan ini; jadi ia mengatur pekerjaan sampingan yang dia lakukan sampai sepuluh, dan dicukupkan dibanding biasanya.

Tapi kemungkinan lainnya, Lux merasakan sesuatu aneh yang tidak dia lakukan sampai kemarin.

(──Ini bukan imajinasiku, ya......)

Dia sedang diawasi.

Tatapan dari siswi kelas satu dan dua serta instruktur tidak berubah.

Tapi, warna peringatan yang sedikit tercampur dalam tatapan itu berubah dengan murid-murid kelas tiga.

Meski tidak sampai disebut permusuhan, seperti yang diperkirakan pengaruh kembalinya Celis mungkin menyebar di antara murid-murid kelas tiga.

Sementara memikirkan tentang hal itu, Lux diam-diam pergi menuju tempat tertentu untuk saat ini.

"............"

Bengkel Drag-Ride yang berlokasi di lingkungan sekolah.

Dia mengetuk pada pintu belakang dari tembok yang dibangun, dan setelah mengatakan "maaf untuk membuatmu menunggu", dia dengan tenang membuka pintu.

"Oke, tak apa. Masuklah,"

Selagi dia masuk dengan diminta oleh Lisha yang muncul, beberapa gadis sudah berkumpul di sana di sekitar meja yang tertata di tempat itu dari meja kerja besar biasanya.

"......Tunggu, banyak orang yang datang!? Bahkan Airi──"

Selain itu Lisha yang adalah ketua bengkel, Krulcifer dan Philphie, ketiga gadis Triad dan adiknya, Airi sudah di dalam bengkel juga.

"Apa maksudmu dengan aku? Aku khawatir karena Nii-san sangat tidak dapat dipercaya."

Sedang dilihat dengan mata sedikit heran dan penuh omelan, Lux kebingungan.

Dalam akademi, Airi bercita-cita menjadi pejabat dan melakukan pekerjaan penguraian dukumen kuno reruntuhan.

Baru-baru ini, dia nampak bekerja menguraikan dokumen yang belakangan dibawa kembali dari penyelidikan reruntuhan sebelumnya; dan sebagian karena dia sibuk dengan itu, mereka tidak bertemu satu sama lain selama beberapa hari.

"Jika kamu mengatakan itu, aku akan memberitahu hal itu pada semuanya, kamu tahu?"

Mungkin karena dia tidak menyukai reaksi Lux, Airi tiba-tiba mengatakan itu.

"Ha-Hal itu, jangan......!"

"Ya, aku tahu tentang hal itu. Aku juga ingin melihatnya. Nii-san......"

"Tunggu, hentikan!? Tolong, apapun jangan itu──!"

"Lain kali, bicarakan dengan baik padaku juga, ya? Nii-san."

Sambil dia mengangguk pada Airi yang berbisik dengan sedikit senyum jahat, adiknya akhirnya memaafkannya.

"Lalu, aku akan memaafkanmu."

Melihat pada Lux yang mencoba untuk menghentikan kata-kata Airi dengan panik, Lisha dan teman-temannya, yang tidak tahu apapun, menimbulkan teka-teki.

"E-Entah bagaimana itu menggangguku, tapi...... Yah, tinggalkan saja untuk nanti. Lebih penting, ini masalahnya segera terjadi. Apa ini tak masalah?"

Pada arahan Lisha, semua orang yang hadir mengangguk.

"Pertama, ini pembicaraan yang kita dengar hari ini dari anggota "Knight Squadron", tapi──"

Jadi, dia membicarakan tentang informasi yang dia kumpulkan tentang Celis kali ini satu demi satu.

Murid kelas tiga tahu tentang Lux hampir hanya dari kata orang-orang, tapi mungkin karena bujukan adik kelas, mereka tidak punya banyak perlawanan tehadap hak masuk Lux sendiri.

Tapi, jika pembenci laki-laki, Celis mencoba mengusir Lux, sebagian besar kelas tiga yang tetap diam akan berakhir mendukungnya.

"Dengan kata lain, ini terserah padanya, murid kelas tiga, akan bergerak. Yang berarti kalau semuanya akan percaya pada apa yang Celis pikirkan dari Lux."

Sharis, satu-satunya murid di tempat ini di tahun yang sama seperti Celis, meringkas seperti itu.

"Ya. Kemudian, akankah kita, yang mengenal Lux dengan baik, pertama mencoba untuk meyakinkan Celis-senpai?"

"Tidak. Aku pikir kita harus menghentikannya."

Krulcifer dengan tenang menggelengkan kepalanya pada usulan Noct.

"Sampai sekarang, dia selalu membawa akademi ini bersama dengan pendirian yang kuat. Setidaknya, jika dia bisa merasakan keteguhan dengan ajakan kita, hal tersebut tidak akan berubah menjadi situasi seperti ini sejak awal."

"Pertama, meski kita, yang mendukung Lux-cchi, mengatakannya, tidak akan ada kekuatan bujukan , eh~"

"Hmm......" Lisha, seseorang yang langsung bertanggung jawab dengan hak masuk Lux, mengeluh pada desahan Tillfarr.

Pada akhirnya, akan berubah seperti itu.

Sembari mengganti topik pembicaraan apakah mereka harus menyetujui atau tidak satu-satunya yang dipanggil Lux, tapi keberadaan yang disebut "laki-laki" atau mereka harus membiarkan seluruh murid memutuskannya, tidak ada keraguan kalau mereka dalam keadaan merugi.

"............"

Mungkin karena dia memikirkan rencana cadangan, ketika semuanya tetap tenang,

"──Lalu, tidak ada yang bisa dilakukan daripada membiarkan Nii-san sendiri yang berusaha, ya."

"Eh......?"

Dengan perkataan yang tiba-tiba terucap oleh Airi, Lux memiringkan kepalanya kesamping.

"Aku mengerti, begitu ya."

Selagi Lux dengan linglungnya, Sharis juga mengangguk dengan tangannya yang terlipat.

"Sederhananya, ini berarti kalau akan baik-baik saja selama Celis menganggapmu sebagai pengecualian. Tidak peduli berapa banyak seseorang membawa keadilan, manusia adalah makhluk yang bergerak dengan perasaannya sampai akhir. Jika kamu membuat Celis sendiri menyukaimu, masalah akan terselesaikan. ──Dengan mengatakan itu, apa kita akan mencoba menentang kali ini dengan cara itu?"

"Ti-Tidak, bukannya itu agak mustahil──"

Lux tidak cukup akrab dengan gadis untuk memikirkan cara menarik perhatian gadis pembenci laki-laki.

"Metode untuk membuatnya suka padanya, ya...... Ayo lihat, apa kita akan coba memasangkan bagian Drag-Ride yang kita gali dari reruntuhan baru-baru ini──"

"Bisakah kamu hentikan ide gilamu itu......? Ada beberapa gadis lain yang akan senang dengan itu."

Pada kata-kata Lisha, Krulcifer menjelaskan dengan semacam jawaban bersamaan wajah yang heran.

"Ugh......!? Te-Terus, apa saranmu?"

Di tempat di mana perdebatan kecil dimulai, Krulcifer berbalik pada Lux.

"Untuk itu, pertama ini penting bagi Lux memamerkan senjata-nya, aku kira. Bagaimana dengan itu? Kamu memiliki pengalaman pekerjaan sampingan, yang terlihat seperti akan membuat gadis senang, bukan?"

"Err──"

Dia mempertimbangkan selama beberapa detik, tapi sayangnya tidak ada apapun yang muncul kepikirannya.

Selama kehidupan pekerjaan sampingan lima tahunnya, pelanggannya bermacam-macam; sejak awal dia tidak memiliki ingatan berurusan dengan pekerjaan jangka panjang sampai tingkat kalau dia mengalami menyelidiki sesuatu.

Ketika dia mulai mencatat seluruh pekerjaan yang dia lakukan di kertas untuk saat ini,

"Hmm, bagaimana dengan perhiasan buatan tangan? Demi menunjukkan ketulusannya dengan hadiah? Lux-cchi, untuk percobaan sebelum pertunjukkan utama, aku tidak peduli kamu membuat satu untukku juga, ya?!"

"Tidak. Tolong, tahan dirimu, Tillfarr. Aku menilai kalau ini selalu kamu yang ingin hadiah dari Lux-san."

Dalam perbandingan dengan Tillfarr dalam semangat tinggi, Noct, seseorang yang kelasnya setingkat di bawah, dengan tenang menjawab.

"Hmm. Kita bisa selalu menempatkannya dalam bahaya dan menyelamatkannya. Bahkan aku, yang merupakan rekan murid kelas tiga Celis, tidak tahu dengan baik apa yang dia tidak sukai dari laki-laki, tapi──. Oke, setelah mencampurkan alkohol dalam jus dan menyuruhnya minum, aku akan dengan baik merawat target yang mabuk. Sementara memberikannya kebaikan seperti ini, aku mungkin berakhir mencapai tujuan seperti itu──"

"Um, rencana di mana kita semua akan diusir agak......"

Sambil Lux menghentikan usulan Sharis sementara berkeringat,

"Ya. Awalnya, meminta banyak ide dengan maksud seperti itu pada Lux nampak menjadi keputusan yang sedikit berat."

"Y-Yah, itu benar; tapi itu menyakitkan, jadi tolong jangan terus mengatakannya!"

Meskipun setuju dengan Noct, Lux mendapati hatinya dengan mudah terlepas.

"Betul. Bahkan ketika aku membuat permintaan menjadi pacar Lux, dia merasa benar-benar gelisah setiap kali. Aku sulit memikirkan kalau dia dapat menaklukkan Celis-san yang lebih tua."

"Bisakah kamu hentikan pembicaraan ini!?"

Sedang diberitahu hal itu oleh Krulcifer, Lux berakhir menjadi sangat kecewa.

"Aku minta maaf. Ini sedikit begitu menyenangkan menggodamu."

"............"

Dengan senyum dingin biasanya, gadis itu mengalihkan tatapannya pada Lux.

Kecuali kenyataan kalau dia adalah murid pertukaran dari luar negeri, memikirkan tentang Krulcifer, yang menjalani misi dan rahasia khusus, dan merasa kesepian, itu kecenderungan yang bagus, tapi──.

(Karena dia adalah orang yang nampak seperti bangsawan lebih dari keragu-raguanku, akulah satu-satunya pihak yang digoda......)

Ketika Lux membuat wajah rumit,

"Apa kamu tidak punya usulan? Philphie-san."

Sambil Airi teringat tiba-tiba, dia membawa persoalan pada Philphie yang memakan roti.

"Hmm......"

Philphie memiringkan kepalanya ke samping selama beberapa detik, dan lalu membalasnya dengan,

"Bukannya tak masalah jika Lux bertingkah seperti biasanya?"

Karena dia memberikan jawaban biasa, semuanya jatuh dalam keheningan.

"Apa gadis linglung ini mendengar pembicaraan kita? Dengar ya, kalau begini Lux akan diusir dari akademi──"

"Aku pikir kakakku tidak akan membiarkan hal seperti itu terjadi. Jadi, aku pikir jika ada suatu masalah, kita hanya harus memberitahukannya kalau kita tidak ingin Lu-chan meninggalkan akademi."

Dengan ekspresi linglung, Philphie dengan biasa bergumam.

Untuk balasannya, semuanya mempertimbangkan untuk sebentar,

"──Dia benar. Itu mungkin cara terbaik untuk saat ini."

Airi mengangguk duluan.

"Ini kenyataan kalau ada orang yang menyebarkan rumor buruk di antara murid kelas tiga, tapi ini hanya orang yang dipanggil Saniya dan ini bukan benar-benar seperti masalah terjadi. Jika kita bertindak padanya dan memulai keributan, hal itu mungkin menjadi perlawanan yang kuat."

"Dengan kata lain, ini penting untuk mempersatukan dinding murid kelas satu dan dua yang sudah menerima Lux-kun, ya."


Ketika Krulcifer menjawab begitu dan membicarakan tentang menyelesaikan langkah pertama,

*tok-tok*, suara pintu bengkel sedang diketuk.

"......Ada apa? Aku sibuk sekarang."

"Aku minta maaf. Apa Lux-kun di sini?"

Ketika Lisha, yang adalah ketua bengkel, dan menjawab dibalik pintu, suara gadis yang merupakan seorang murid kembali.

"He-Hei, pemimpin asrama sepertinya memanggil Lux-san, tapi──"

"Dia sekarang sedang menjalankan pesanan untukku. Aku akan memberitahunya ketika pekerjaan berakhir. Beritahu pemimpin asrama kalau dia beruntung, Lux mungkin pergi lebih dulu."

"Aku mengerti. Lalu permisi, aku akan pergi."

"............"

Ketika seluruh orang merendahkan suara mereka dengan wajah meragukan, langkah kaki gadis itu menghilang.

"Aku ingin tahu jika ini reaksi yang gelisah. Meski kebenaran kalau Lux di sana diketahui, "pihak penentang" tidak akan bisa melakukan apapun tentang itu──"

Lisha menggumamkannya, tapi dia tidak benar-benar yakin.

"Tapi pastinya──, ini berbahaya untuk bergerak secara sembunyi-sembunyi terus. Ini sudah terlambat hari ini, jadi apakah kita akan menyudahinya untuk sekarang?"

Ketika Airi mengakhirinya, semua orang mengangguk dan memutuskan untuk melakukan itu.

"Lalu, aku yang pergi pertama. Aku sepertinya dipanggil oleh pemimpin asrama. Dan jadi ── Aku berterima kasih pada semuanya untuk berkumpul malam ini untukku."

Memberikan rasa terima kasihnya di akhir dengan senyum, Lux meninggalkan bengkel sementara mengawasi sekitarnya.

"............"

Beberapa menit setelah Lux meninggalkan bengkel.

Keheningan memenuhi ruangan untuk sekejap, tapi Lisha yang duduk di belakang bergumam belum lama.

"U-Um...... Aku akan mengatakannya sekarang. Tapi, Lux akan menerima kebaikan dari Celestia, secara pribadi aku tidak ingin melakukannya, tapi──"

Melihat pada gadis yang wajahnya merah yang entah bagaimana jengkel,

"Y-Ya, memang. Ini akan bagus dan semua laki-laki yang dia benci dihilangkan, tapi ── juga tidak ada jaminan kalau keduanya tidak akan menjadi serius. Jika itu terjadi ── aku akan bermasalah."

Krulcifer juga sedikit memerah dan mengatakan hal itu.

"Haa, gadis-gadis yang merepotkan."

Airi, yang melihat pada kedua gadis itu, bernapas dengan desahan kecil; dan tiga serangkai Triad menunjukkan senyum senang yang langsung mengikutinya.

"Aku mengerti: dengan kata lain, alasan kenapa kau mengatakan "kamu tidak bisa menaklukan Celis" pada Lux-kun karena kamu tidak menginginkannya seperti itu, ya. Kau juga memiliki sisi imut juga, ya, Krulcifer."

Dengan Sharis, yang berseringai lebar, Krulcifer jatuh terdiam.

"Kemudian, karena laki-laki itu pergi, apa kita akan mencoba sesekali berbicara seperti itu? Ini nampak sangat menyenangkan sepertinya."

Melihat Tillfar, yang membungkukkan dirinya kedepan, Airi dengan pelan menepuk tangannya.

"Ayo sudahi hari ini. Semuanya, tolong jangan membawa kakakku seperti alat mainan."

Bersamaan dengan suara agak takjub, masa pertemuan gadis-gadis itu berakhir.



"Masih, aku ingin tahu apa urusan mendesak itu."

Lux, yang keluar dari bengkel, memegang tas yang dikemasi perlengkapan untuk pakaian perempuan tersebut dan pergi ke ruang pemimpin asrama di asrama perempuan.

Ia awalnya ingin kembali ke Kepala Sekolah Relie, tapi rencananya berubah.

Ketika Lux melintasi korodor panjang sementara memikirkan tentang hal itu,

"A-Aku minta maaf. Bisakah aku meminta waktumu sebentar!?"

Seorang gadis yang mengikat rambut panjangnya dalam tiga kelabang memanggil Lux dengan keadaan bingung.

Semenjak warna dasinya adalah biru, nampaknya seperti dia adalah murid kelas tiga; tapi Lux tidak kenal dengan wajahnya.

Dia mungkin orang wilayah selatan karena kulit coklat yang jarang merupakan keanehan.

"Ah, ya. Errr── apa itu?"

"Ada orang di ruangan ini yang tidak bisa bergerak. Dia terlalu banyak menggunakan Drag-Ride-nya dan terlihat berakhir menyakiti otot-ototnya. Sampai aku memanggil doktor untuk perawatan medis, bisakah kamu menjaganya?"

"Eh......? A-Aku tak masalah, tapi"

"Lalu, kumohon! Kesini──"

Gadis berambut kelabang itu menarik tangan Lux dan menuntunnya ke kamar di lantai ketiga.

"Di sini. Dia tidak nampak baik-baik saja, jadi tolong pijatlah sedikit tubuhnya."

"Ah, ya. Aku mengerti. ──Tunggu, memijat!?"

Tidak peduli bagaimana mendesaknya, tidak akan jadi benar-benar masalah untuknya, seorang laki-laki, harus melakukannya?

Lux memikirkan hal itu dan akan menolaknya dengan langsung, tapi

"Tolong. Aku sudah memberitahunya tentang itu."

Selagi gadis berambut kelabang hanya mengatakan itu, dia segera meninggalkan tempat itu.

(A-Apa tak masalah untukku melakukan hal seperti itu? Tapi, aku bertanggung jawab untuk menerima permintaan......)

Setelah ragu-ragu sedikit, Lux menguatkan dirinya dan membuka pintu.

Tidak seperti berbagi ruangan untuk menerima murid-murid, nampak menjadi sedikit kecil, ruangan pribadi. Mungkin karena lampunya tidak menyala, wajah gadis itu terbaring kebawah di atas tempat tidur yang tidak bisa dilihat.

"Um......, permisi."

Sementara aku memanggilnya dan memasuki ruangan, suara gadis itu kembali.

"Masuklah. Kamu benar-benar terlambat."

"Um...... apa itu tak masalah kalau aku menggosokmu?"

"Ya. Aku dengar kalau dengan melakukan itu, seseorang bisa menghilangkan kelelahan mereka."

Meskipun suaranya agak terburu-buru, Lux kebingungan sambil dia merasa seperti ini bukan suara kesakitan[1].

"La-Lalu, permisi......"

Untuk catatan, Lux memiliki pengalaman pekerjaan sampingan di kamar mandi umum besar. Tentu saja, hanya ada laki-laki, tapi dia memijat untuk pengunjung.

(Tapi, aku hampir tidak pernah melakukan pekerjaan seperti perawatan medis──)

Sementara Lux gugup seperti bagaimana dia menghadapi itu,

"Apa ada sesuatu? Jika bisa, aku mau kamu melakukannya sebelum tubuhku kedinginan."

"A-Aku mengerti. Lalu, beritahu aku jika ini sakit."

Sambil Lux menjelaskan, dia gemetar mengulurkan tangannya.

Ketika jarinya bergerak secara perlahan pada punggungnya,

"Uwah......!?"

Dia tanpa sengaja meningkatkan suaranya.

Ini suram dan seseorang tidak dapat melihat dengan baik, tapi setengah bagian atas tubuh gadis itu telanjang.

Dada putih melimpah dari bagian atas tubuh gadis itu dengan lembut terpapar dan bisa dilihat seperti ukuran megah yang tercermin dalam jendela di depan matanya.

Pada sentuhan kuat sempurnanya, kulit kuat seolah melekat padanya, dan sentuhan dari kekuatan, kulit kuat, hati Lux mulai berdegup secara berat.

"......? Ada apa?"

"Ti-Tidak!? Bukan apa-apa──!?"

Meski suaranya tersumbat, Lux sekali lagi melepaskan jarinya dengan perlahan pada kulit gadis itu.

(......!? Melihat lebih dekat, bukan hanya punggungnya, tapi juga pantatnya, ini──)

Ketika melihat dengan seksama, dia hanya mengenakan sepotong kain tipis pada pinggang yang diletakkan dengan rapi.

Melalui sepotong kain itu, pantat besar berbentuk menonjol gadis itu, dan garis daging tubuh yang sempurna juga terlihat lurus dengan jelas; kepala Lux dengan langsung mendidih.

"Apa aku harus menyalakan lampu? Saniya memberitahuku kalau aku bisa bersantai ketika ini gelap, jadi lebih baik untuk dimatiin."

"Ti-Tidak, ini tak apa! Um, aku akan melanjutkan, jadi──"

Sementara mengeringkan tenggorokannya dengan gelisah, Lux memijat punggungnya dengan panik.

Sentuhan itu benar-benar berbeda dari ketika dia memijat laki-laki dari toko perlengkapan selama pekerjaan sampingan sebelumnya.

Wajah Lux dengan spontan menjadi panas pada bau harum yang melonjak dan sentuhan hawa-napsu.

Meski begitu, selagi jari-jarinya mengingat pekerjaan dari sebelumnya, dia entah bagaimana melakukannya dengan baik, tapi──

"Ini telah lama semenjak aku terakhir mandi di asrama perempuan, jadi aku tanpa sengaja mengambil waktu lama dan bersantai."

Sambil dia puas dengan cara Lux menggunakan jarinya, gadis itu bergumam dalam nada tenang dengan sedikit suasana senang.

"Tapi, akademi dengan hanya para gadis tanpa laki-laki adalah bagus seperti yang diperkirakan. Di ibu kota, aku serius setiap hari."

SaijakuBahamut v3 000C - 000D.jpg

"Eh......?"

Dengan kata-kata tersebut, Lux menyadari.

(Kembali dari ibu kota? Tunggu, ja-jangan katakan orang ini──!?)

Ketika Lux terlempar dalam desakan yang lebih kuat,

"Celis-san? Apa kamu di sana? Saniya-san mencarimu, tapi──"

Kata-kata itu terdengar bersamaan dengan ketukan kecil.

Ini suara yang berbeda dari gadis berambut kelabang sebelumnya.

(I-Ini buruk......!)

Jantung Lux akan berhenti.

Situasi saat ini pastinya bukan tujuan Celis. Tidak mungkin kalau Celis, yang membenci laki-laki, akan dengan sengaja meminta Lux, seorang laki-laki, untuk memijat tepat setelah mandi.

(Ke-Kenapa situasi seperti itu terjadi!? Tidak, pertama, gadis itu yang memanggilku di sini kalau ada seseorang yang tubuhnya sakit──!)

『Nampak kalau sejak beberapa hari, percobaan untuk mengusir Lux-kun dari akademi terjadi di antara murid kelas tiga.』

『Sebetulnya, hanya satu orang, siswi kelas tiga yang dipanggil Saniya nampak menggerakkan teman sekelas lainnya.』

Suara Krulcifer bergema dalam pikiran Lux.

Dan Lux tidak tahu siapa Saniya ini.

(Tidak mungkin ── apakah gadis itu!?)

Aku telah dikelabuhi ketika Lux menyadarinya, ini sudah terlambat.

Jika pintu terbuka di sini, Lux akan dituduh untuk serangan seksual pada Celis dan dikeluarkan dari akademi.

Tanpa sejumlah perlawanan dari pihak Lux mungkin bisa mencegah ledakan.

"Baiklah. Aku akan segera kembali, jadi bisakah kamu menunggu sebentar?"

"Aku akan menunggu di sini lalu."

Ketika Celis dengan sopan mengatakan hal itu, pada saat yang sama dia perlahan mengangkat tubuh bagian atasnya.

Putih, punggung menawan gadis itu muncul di depan matanya, Lux tanpa sengaja mengalihkan matanya.

"Aku akan menyalakan lampu. Aku memberikan rasa terima kasihku untuk kepedulianmu. Tapi, aku harus segera mengganti bajuku, jadi──"

Ketika Celis akan mengulurkan tangannya pada lampu ruangan,

"To......Tolong, tunggu sebentar!"

"Apa ada masalah?"

"E-Errr...... um, A-Aku harus menutup korden! Karena kamu akan dilihat dari luar! Dan juga akhir-akhir ini, terdapat orang mencurigakan──"

"............"

Itu adalah kata-kata Lux dengan maksud untuk mengulur waktu tapi,

(I-Ini buruk. Aku mungkin akan diketahui......!?)

"Terima kasih. Aku sedikit ceroboh. Sepertinya aku perlu bantuan."

Gadis itu bergumam dengan senyum sedikit masam.

(A-Aku selamat...... Tapi, apa yang aku harus lakukan dari sini?)

Dia tidak bisa melakukan sesuatu yang keterlaluan seperti melompat dari jendela ketiga.

Meski dia harus kabur dari ruangan itu, gadis itu menunggu untuk Celis yang berdiri tepat di sana di koridor.

Sambil gelisah Lux menutup korden, Celis berdiri dari tempat tidur dan pakaian yang dikenakan pada tubuhnya secara perlahan jatuh.

Lux tanpa sadar mengalihkan tatapannya pada kulit telanjang putihnya yang terlihat dalam kegelapan.

"......!? Se-Senpai!? Apa yang kamu──"

"Aku memikirkan tentang memakai pakaian dalamku setidaknya."

(Ta-Tapi, mengganti bajumu tanpa menyembunyikan dirimu...... meski kamu memikirkan kalau aku perempuan──. Ah......!)

Pada saat itu, suatu ide melintasi pikiran Lux.

Lux buru-buru mengulurkan tangannya di tasnya di atas lantai dan membukanya.

"Lalu, aku akan menyalakan lampu."

Dengan langsung setelah Celis mengatakan itu dan menyalakan lampu serta memakai pakaian dalamnya──,

"............"

"Ah, u-um──, selamat malam."

Celis membuka matanya lebar dengan bingung, menatap pada Lux yang berpenampilan perempuan.

Gadis yang mengenakan blus dan rok seragam serta memakai rambut palsu yang mencapai pinggangnya.

Ini merupakan tindakan darurat untuk menggunakan perlengkapan ala perempuan, kebetulan dia berada pada jalannya untuk kembali, tapi──.

"Kamu──"

Ketika Celis bergumam dengan kebingungan, tubuh Lux tiba-tiba membatu.

(Se-Seperti yang aku pikirkan, ini mungkin ceroboh. Tidak mungkin aku akan mengelabuhinya dengan ini──)

"Luno. Jadi, ini kamu. Aku senang bisa bertemu denganmu."

"......Eh?"

Ketika Lux memiringkan kepalanya dalam bingung pada kata-kata yang tak diperkirakan, Celis dengan lembut memegang tangannya.

"Apa lukamu sudah sembuh? Aku minta maaf untuk memintamu melakukan pekerjaan seperti itu tanpa tahu."

Sambil Celis benar-benar memikirkan Lux menjadi gadis dari kemarin, dia mengatakan begitu dengan suara yang dipenuhi perasaan yang dalam.

(I-Ini bagus kalau dia tidak menyadarinya, tapi aku memiliki semacam perasaan campuran tentang itu...... tunggu, lebih penting!)

"Se-Senpai! Bajumu! Kamu masih belum mengenakan bajumu!"

Lux, yang menyadarinya, dengan tergesa-gesa mundur.

Ketika melihatnya, Celis masih dalam pakaian dalam berwarna biru terang.

"Jangan khawatir. Lebih penting, bertemu kamu lebih......"

"U-Um! Kamu akan kedinginan! Jadi, Celis-senpai harus──!"

"Aku mengerti. Lalu, bisa kamu memberikanku sedikit waktu?"

Sembari Lux beseru dengan putus asa, Celis mengulurkan tangannya pada seragamnya di samping.

Tentu saja, Lux mengalihkan wajahnya untuk menghindari menontonnya berganti, tapi meski begitu hatinya berdegup dengan cepat.

Sikap menyendiri Celis yang digabungkan dengan kecantikan yang bisa diluskiskan sebagai tiada banding, dengan hanya berada di ruangan yang sama sepertinya, membuat perasaannya dipuji-puji.

Ini mungkin status sebagai putri Bangsawan yang dia emban.

"Errr, tapi...... Aku ── bukan itu, A-Aku tidak pernah berpikir kalau aku murid seberuntung itu untuk menjadi teman Celis-senpai. Dan sebelumnya, seseorang lain terlihat memanggilmu juga, jadi......"[2]

Sebenarnya, dia ingin Celis untuk meninggalkannya sebagai tanpa permasalahan, jadi ketika Lux mencoba memastikannya seperti itu──,

"Ini bukan seperti aku menyukai orang yang berkelamin sama."

Celis yang selesai mengganti bajunya dan mendekat lagi mengatakan sesuatu yang tak terduga.

"Tidak. tentu saja ini bukan seperti aku tidak menyukai mereka, tapi...... um, aku akan mengatakan kalau aku tidak melihat mereka sebagai target cinta romansa. Ini hanya 'seperti' dalam arti menjadi teman dekat dengan mereka. Tapi ── untuk beberapa alasan, aku disalah artikan oleh murid-murid di sekitar."

"............"

Dia tidak tahu alasan kenapa Celis tiba-tiba mengatakan hal seperti itu, tapi dia merasa seperti entah bagaimana mengerti kenapa murid di sekelilingnya akan memikirkan begitu.

Kecantikan layaknya peri dan gadis kuat dengan seluruh kehormatan.

Jika gadis seperti itu mengijinkan laki-laki mendekat, gadis-gadis yang mengakuinya, akan lebih meningkat pesat.

"Tapi, ini aneh. Ketika aku melihatmu, untuk suatu alasan um, aku tertarik denganmu. Aku minta maaf untuk mengatakan sesuatu yang aneh begitu tiba-tiba, tapi──"

"Ti-Tidak, aku sangat senang kalau kamu mengatakan itu untukku, tapi──"

Ini setengah perasaan sebenarnya.

Bisa menarik perhatian bangsawan, gadis cantik seperti Celis, tidak mungkin kalau Lux akan merasa tersakiti tentang itu.

Meski, mungkin normal karena dia adalah laki-laki.

"Senpai. Masih belum? Ini terlambat."

Lagi dengan suara ketukan, suara gadis yang sebelumnya terdengar.

"............"

Setelah Celis menatap pada wajah Lux untuk sementara,

"Kata-katamu tadi, apa kamu sungguh-sungguh?"

"Eh, ah, ya......"

"Lalu, mulai tiga hari dari sekarang, um, apa kamu akan kencan denganku?"

"Eh......!? Tapi, itu──"

"Ka-Kamu tidak ingin ya!?"

Sembari ekspresi Celis terlihat sedih seperti Lux tidak pernah lihat sejauh ini, Lux kebingungan.

"Ti-Tidak! Ini tak masalah! Aku akan pergi."

"Terima kasih, Luno."

(A-Aku mengatakannya......! Dengan tak sengaja......)

"Lalu......, ayo lihat. Pukul 9 pagi, setelah sarapan, tolong tunggu aku di kantin."

"A-Aku mengerti."

"Lalu, sampai jumpa lagi."

Setelah hanya mengatakan itu, Celis dengan malas meninggalkan ruangan.

Sambil langkah kaki kedua gadis itu menjauh, Lux kembali mematikan lampu dan tetap menjaga penyamaran sampai waktunya.

Ketika dia mendesah berat karena lega untuk saat ini,

"Aku belum pernah melihat wajahmu."

"......!?"

Dipanggil dari belakang, Lux tanpa sadar menahan napasnya.

Ketika dia berbalik, gadis berambut hitam kelabang dan berkulit coklat, yang membujuk Lux sebelumnya berada di sana.

"Ka-Kamu──!?"

"......Ah? Apa kamu mengenalku? Aku pikir kalau ini adalah kali pertama kita bertemu."

"Kuh......!?"

Di sini sekali lagi, Lux mengerti situasinya.

Gadis itu yang menyangkal situasi saat ini yang ada seorang laki-laki di akademi dan menghasut Celis untuk mengusir Lux.

Murid kelas tiga yang dipanggil Saniya membujuk Lux untuk masuk kedalam jebakan.

Demi membuat situasi di mana Lux menyerang Celis dan langsung menyebarkan keributan, dia(Saniya) mungkin datang kemari untuk bagaimana hal tersebut terjadi.

(Ini buruk...... Tidak seperti Celis-senpai, orang ini mencurigaiku.)

"Yah, terserah. Lebih penting, apa kamu kebetulan melihat murid laki-laki di ruangan ini? Kamu akan tahu setidaknya itu, benar? Kamu berada di sana tadi."

Dia berdiri di depan Lux dan menanyakan dengan ekspresi ragu-ragu.

Dia tidak bisa melarikan diri.

Saniya dengan tenang menatap, tapi keraguan dan permusuhan tajam terpancar dari tubuh rampingnya.

(Ini buruk, kalau begini......!)

Ketika Lux kebingungan──,

"Hei, boleh aku mengganggu?"

Dari belakang Saniya yang berdiri di depan Lux, suara bermatabat terdengar.

Muncul sambil berjalan dengan lambat adalah Krulcifer.

"Aku minta maaf untuk mengganggu pembicaraan kalian, tapi aku sedang ada perlu dengan gadis itu. Apa kamu bisa menyerahkannya padaku?"

Dengan tenang, pergerakan yang belum terganggu, Krulcifer berdiri di sebelah Lux yang berpakaian ala perempuan

Senyum tanpa tergesa-gesa mengambang pada wajahnya.

"Untukmu, yang putri Bangsawan, itu benar-benar tidak sopan, kamu tahu? Apa kau bisa menunggu sampai aku menyelesaikan urusanku dengan──"

Saniya secara agresif melawan balik tanpa mundur. Tapi,

"Kepala Sekolah memberitahuku kalau dia ingin aku membawanya segera mungkin, tapi──. Apa kamu masih butuh alasan?"

"............"

Meski Lux memikirkan kalau permintaan untuk kehadirannya oleh kepala sekolah adalah bohong, tidak mungkin menegaskannya dalam situasi ini.

Mungkin dia memikirkan kalau menghambat atau meragukan akan tidak wajar, Saniya dengan berat mendesah kecil.

"Aku mengerti. Lalu, permisi."

Dan kemudian, dia kembali ke belakang Lux dan Krulcifer lalu dengan cepat menghilang menuju koridor.

Setelah mengawasi Saniya yang meninggalkan sampai kehadirannya benar-benar menghilang,

"Lalu, apakah kita akan pergi?"

Krulcifer diam-diam menarik tangan Lux dan mulai berjalan seolah tak ada apapun yang terjadi.

"............"

Mereka berdua meninggalkan asrama dengan tenang seperti itu, dan pergi menaiki anak tangga dari bangunan sekolah, lalu pintu yang akan sudah ditutup.

Lux, yang memastikan bahwa tidak ada siapapun di sekitar mereka, kemudian bertanya.

"Errr, Krulcifer-san. Um, terima kasih."

Sambil ia berterima kasih pada temannya yang menyelamatkannya dari keadaan sulit,

"Seperti biasa, kamu terlalu baik. Setelah aku mendengar suara yang memanggilmu di bengkel, aku menemukan sedikit kecurigaan."

"............"

"Kebetulan, aku ingin mengonfirmasinya dengan pemimpin asrama, tapi dia memberitahuku kalau dia tidak ingat memanggilmu."

Sedang diberitahu dengan tenang, Lux berada pada kehilangan kata-kata.

Mengingat-ngingat sekarang, penampilan gadis itu, yang meminta untuknya tanpa menunjukkan dirinya, pastinya aneh.

Seseorang yang mengetahui kalau Lux ikut dalam pertemuan di bengkel harusnya hanya gadis-gadis yang hadir di sana.

Kemungkinan kalau Saniya diam-diam menguntit Lux.

Lux pastinya ceroboh.

"Tapi......, aku kaget kalau kamu tahu ini aku. Meski aku berpakaian seperti ini──"

Karena dia tidak memberitahu Krulcifer tentang pakaian ala perempuannya untuk berjaga beberapa hari lalu, dia tidak harus tahu kalau Lux mau melakukan hal itu.

Ketika Lux menanyakan sambil dia memikirkan begitu,

"Tidak mungkin kalau aku akan salah mengira Lux berhargaku dengan orang lain, bukan?"

Dia mengatakan dengan senyum dingin biasanya.

"Errr, apa yang kamu──"

"Apa kamu tidak bisa tidak menanyakan tentang itu? Bahkan aku menjadi malu sedikit......"

Ketika wajah Lux menjadi merah karena ia mengerti apa yang dia maksud, Krulcifer juga memerah sementara berpura-pura tenang.

Setelah mereka tiba di ruang kepala sekolah, mereka menjelaskan keadaannya pada Relie yang masih bekerja dan dia berjanji untuk membuat alasan untuk Lux.

Dan setelah berganti kembali dengan seragam laki-lakinya, Lux mengembalikan seragam perempuan itu dan lalu berpisah dari Krulcifer di sana.

"──"

Dia kembali ke kamar yang dia bagi dengan Philphie dan akhirnya mengela napas berat kelegaan.

Kalau begini, ini berbahaya.

Siswi kelas tiga Saniya mencoba mengusir Lux dengan permusuhan yang belum pernah ia lihat sampai sekarang.

Karena gadis-gadis di sekitarnya sampai saat ini menerimanya dengan baik, dia telah melupakannya; tapi melonggarkan perhatiannya untuk sementara adalah berbahaya.

"Tapi......, apa yang gadis itu lakukan──?"

Gadis yang menganggap bangsawan "laki-laki" sebagai musuh karena sistem androcracy yang Kerajaan Lama telah tanam sebelumnya.

Atau seorang gadis yang sejak awal tidak menyukai Lux yang memasuki sekolah putri kalangan atas di mana tidak ada laki-laki.

Dia bisa mengerti alasan semudah itu.

Tapi, dia merasakan keinginan yang lebih kuat dari gadis itu yang dipanggil Saniya.

"Muniah......, Lu, chan"

Lampu kamar untuk dua orang itu menyala, tapi Philphie nampak tidur duluan di tempat tidurnya.

"Selamat malam, Philphie."

Ketika dia memanggil padanya dengan senyum lembut, Lux kembali mematikan lampu dan pergi tidur juga.

Setidaknya, Pertandingan Penyelisihan Sekolah akan dimulai segera.

Dan, kebangkitan Ragnarok, yang merupakan krisis Kerajaan Baru datang, dan mulai mendekati setiap hari.

(Aku juga harus memberitahu Celis-senpai tentang itu──)

Sementara memikirkan hal tersebut, malam tenang pun berlangsung.



Malam itu di mana bulan dibungkus dengan awan-awan kecil.

Satu bayangan merentang dalam penjara istana kerajaan yang jauh dari Kota Pertahanan.

Pemilik bayangan adalah sesosok orang seperti boneka yang mengenakan jubah hitam pekat dan memakai tudung yang menutupi matanya.

Langkah kakinya bergema di atas koridor berbatu yang diterangi oleh obor dan dia tetap berjalan pada kecepatan biasa.

Penjara ibu kota terbagi dalam tiga tingkat, yaitu mempertemukan sejenisnya (?)[3] dan berat kejahatan, serta mengurus para kriminal.

Bayangan itu dengan mudah mencapai sempurna, tingkat yang lebih dalam di antara mereka.

"──Selamat malam, kawanku, Apa kamu baik-baik saja?"

Sosok berjubah itu, yang berhenti di depan kurungan itu, berbicara pada laki-laki yang berada di dalam dengan suara tenang.

"......!? Kau──!"

Sesaat berikutnya, laki-laki berambut pirang ── Balzeride, yang membaca buku di dalam penjara, menyadari dan mengangkat kepalanya.

Meski dia adalah kriminal yang ikut bersekongkol dengan berbagai perjanjian rahasia, mungkin berhubungan pada posisinya dari ahli waris salah satu Empat Bangsawan Besar, dia mengenakan baju bagus untuk tawanan.

Mungkin karena penampilannya benar-benar tak diperkirakan, setelah mengenal identitas sosok berjubah itu ── ia adalah "Pedagang Gelap" dengan seseorang yang membuat perjanjian dengannya sebelumnya, dia tidak bisa mengucapkan kata-kata selanjutnya.

"Jadi? Apa kamu kehilangan kata-kata? Itu bagus tahu. Sepertinya berharga menantang bahaya dan datang kesini untuk bertemu denganmu."

Sosok jubah tersebut, matanya masih bersembunyi dalam bayangan suram, mengutarakan suara yang sangat gembira.

Sikapnya benar-benar berbeda dari ketika mereka membuat perjanjian sebelumnya.

Memiliki jejak tak berdosa seperti anak tak bersalah, tapi Balzeride menangkap dengan kegelisahan yang aneh.

"A-Apa kau datang untuk menyelamatkanku? Maaf."

Ketika dia menanyakan begitu seperti untuk merasakan sisi lainnya, bibir sosok berjubah itu menikung dengan bentuk sabit.

"Tidak perlu untuk meminta maaf, "Pemegang Julukan Kerajaan". Aku menilai tinggi bakat yang kamu miliki. Itulah salah satu alasan kenapa aku datang di sini seperti ini."

"Be-Begitukah......"

Balzeride menghela napas kelegaan pada balasan sosok berjubah itu.

Jika "Pedagang Gelap" ini masih menilai tinggi padanya seperti ini, lalu pembicaraan akan mudah.

"Seperti yang diperkirakan dari kawanku, hebat sekali."

Balzeride, yang mengatakan dengan senyum tenang, berdiri.

"Betul, aku masih punya hak tersisa. Ada juga tempat perlindungan di wilayahku. Setelah itu, aku ingin kau memberikanku bawahan dan Drag-Ride baru. Jika aku keluar dari sini, semuanya akan baik-baik saja. Ini tak masalah jika kita hanya meninggalkan kejahatan mengenai masalah ini pada pasukan kerajaan. Aku akan berbicara pada pemimpin bahwa Kediaman Kreutzer telah menang, dan ketika kita memilih kriminal pengganti──"

Balzeride berbicara seolah menekan untuk sebuah jawaban.

Dia mempertimbangkan ini pada kesempatan emas dan mulai meyakinkan sosok berjubah itu,

"Gohah......!? Gu-Guaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah!?"

Darah segar tiba-tiba menyebar di depan mata Balzeride.

Tonjolan seperti tanduk merah gelap menembus dari dalam dadanya dan bertambah besar.

Sosok berjubah itu menginjak-nginjak kepala Balzeride, yang meningkatkan jeritan dan berguling di atas lantai, dengan sepatu yang dia masukkan di antara jeruji besi.

"Hei, hei, tenanglah, ya? Ini malam sekarang, kamu akan menyebabkan masalah pada penjaga, tahu?"

Sosok berjubah itu meletakkan jari tengahnya pada bibirnya dan mengatakan dengan suara kejam.

Dia menghina pada "Pemegang Julukan Kerajaan" bukan dengan terkejut atau takut pada ekspresinya di mana matanya tertutup, tapi lebih seperti senyum yang bisa disebut tenang.

"A-Apa yang kau lakukan!? Ka-Kau brengsek! Guh, Gaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah......!"

Sementara membelalakkan matanya dengan lebar dan membelitkan tubuhnya dengan rasa sakit, dia melanjutkan menangis.

Tanduk merah gelap, yang keluar dari dada Balzeride melonjak dalam jumlah dan ketebalan yang amat banyak, menghancurkan beberapa batangan sel (penjara) dan menyebar seolah memakan dari dalam.

Setiap waktu yang mengikis kedepan, pembuluh darah dan kulitnya meledak, dan di dalam penjara diwarnai dengan merah.

"Bukankah kamu mendengar apa yang aku katakan? Orang yang sangat menjengkelkan, geez. ──Aku mengatakan sebelumnya, kan? Kalau aku menilai bakatmu benar-benar tinggi."

"Gahah! Guaaaaaah! Ugaaaaaaaaaaaaaaaaaaah!"

Balzeride, yang menggeliat sambil dia memuntahkan darah, sosok berjubah itu mengangkat bahunya sementara mengatakan "ya ampun".

Dan kemudian, dia dengan lebar membuka matanya yang tertutup bersama tudungnya dan secara keras tertawa seperti iblis.

"Kamu jenius yang membuatku marah! Dengan baik hati aku datang kesini; benar-benar, kamu sungguh jenius. Ah geez, kamu sampah. Sampah. Kotoran. Mati. Matilah sekarang. Mati setelah dipenuhi dengan penderitaan. Mati sementara dimakan dari dalam. Jadilah seperti mayat dengan belatung yang merayap sementara tetap hidup."

Sosok berjubah itu melanjutkan mengomelinya dengan suara suram, tapi dengan penglihatan bahagia.

Tapi mungkin dia tidak lega dengan hanya itu, ketika dia menginjakkan kaki di dalam penjara, dia melangkah di atas dadanya, yang akan remuk, dengan tumit sepatunya.

"Dengar! <Aži Dahāka> adalah Divine Drag-ride juga, Tapi meski begitu, itu memiliki batas energi. Jika kamu menyalin beberapa Divine Raiment lain dan menggunakan mereka pada saat yang sama, kekuatan dan akurasinya akan dengan normal berkurang. Aku memberitahumu itu, bukan? Jika kamu tidak sombong ── ah geez; apa lagi, ini telah dengan sempurna hancur pada tingkat seperti itu, jadi bahkan memperbaikinya sudah mustahil."

"............"

Di bawah sosok jubah itu, yang masih mengungkapkan kemarahan, Balzeride sudah mati.

Tapi, tidak mempedulikan tentang hal seperti itu sama sekali, sosok berjubah tersebut berdansa seperti anak-anak yang bermain di kubangan air.

"Ah, geez. Tunjukkan sedikit kekuatan. Jadi, bahkan dosis terakhir tidak berguna? Yah, mengenai umur laki-laki ini, kemungkinan kecocokannya seperti menjadi nol dari awal. ──Sampai jumpa, tuan muda bangsawan tak berguna."

Ketika sosok berjubah itu meludah dan kembali di atas bedebahnya, dia mencabut tanduk dari saku dadanya dan menaruh di bibirnya.

"......Nah, Lalu. Tanpa penundaan, ayo pergi untuk membalas dendam untuk orang menyedihkan ini yang mati."

Senyum jahat tak bersalah dan tak mendasar tumpah dari bawah tudungnya.

Setelah jangka waktu sebentar, hiruk pikuk berat bergema.



──Hari berikutnya, selama waktu makan siang.

Sementara makan siang dengan temannya di halaman, Lux memikirkan tentang Celis.

Meski keberadan Lux di akademi disebut kedalam pertanyaan lagi, masalah tidak harus terjadi sampai Pertandingan Penyelisihan Sekolah berakhir.

Namun, keberadaan kebangkitan Ragnarok masih mengancam Kerajaan Baru, masalah yang memerlukan tindakan berhati-hati.

Keputusan memberikan Celis kepemimpinan sebagai komandan penaklukan masih dibicarakan.

Dia mendengar dari Lisha kalau karena Celis mengalahkan para instruktor, yang adalah lelaki, selama latihan di ibu kota, atau karena berbagai kelompok yang merenggut kekuatan politik selama situasi ini, terdapat perdebatan mengenai pemilihan anggota personal.

(Jika Celis-senpai pergi, aku harus menemaninya juga......)

Lux mengalahkan Barzeride, yang adalah kandidat pertama menjadi komandan pasukan penaklukan, dan membuatnya kehilangan pendiriannya.

Tentu saja, ada perjanjian yang memaksanya untuk melakukan itu, jadi dia tidak memiliki penyesalan pada batas itu; tetapi ia masih ingin untuk bertanggung jawab.

"Aku tahu kalau kamu memikirkan tentang hal yang menyusahkan lagi."

"Ah......, errr"

Pada gumaman Krulcifer yang memakan makanannya, duduk di sebelah kiri, Lux dengan segera tiba-tiba tersadar.

Nampak seperti dia kehilangan dirinya sementara merenung.

"Lu-chan. Kamu harus habiskan makan siangmu."

Philphie, yang duduk di sebelah kanannya hari ini, dengan lembut menyerahkan sandwich padanya dengan raut wajah linglung biasanya.

"Eh!? Phi-chan!?"

"Kamu harus dengan baik makan."

Dia mengulangi perkataan yang sama seperti untuk menekannya.

"Ma-Maaf. Tapi, um, aku telah membawa makananku sendiri, jadi──"

Lux menolaknya seperti itu dengan buru-buru, Philphie menatap pada wajah Lux tanpa menarik kembali sandwich yang dia ulurkan.

"Kamu harus makan."

"............"

Tidak bisa menentang mata polos gadis itu, Lux disuapi sandwich dari tangan Philphie.

Karena Philphie benar-benar keras kepala pada waktu seperti itu, dia tahu perlawanan tersebut adalah sia-sia.

Lalu, Philphie mengurangi ekspresi dan mengungkapkan senyum sedikit.

"Apa itu enak?"

"Ah, y-ya......"

Sebetulnya, dia sangat malu kalau dia tidak tahu bagaimana untuk merasakannya.

"Leganya."

Ketika Philphie bergumam dengan suara kelegaan, jeritan kecil seperti "Kyaaah" meningkat oleh siswi kelas satu dan dua di halaman yang sama yang terlihat di kejauhan.

"Seperti yang aku pikirkan, teman masa kecil berbeda, ya."

"Aku kira kalau Krulcifer-san selangkah di depan, tapi sepertinya kita masih belum tahu."

Suara penasaran para penonton bisa didengar.

"Tidak, ini bukan apa yang kalian pikirkan──!"

Ketika Lux, dengan wajah memerah, akan menyangkalnya dengan suara seperti itu,

"Dia benar-benar saingan yang kuat. Tapi, aku tidak akan kalah."

Krulcifer tergerak sementara tertawa kecil.

"Tunggu, jangan mengatakan hal yang aneh juga, Krulcifer-san!?"

Menyaksikan Lux yang kebingungan, gadis-gadis dengan senang tertawa.

Ketenangan dan kedamaian sehari-hari yang terlihat, Lux mendadak menyadari bahwa sesuatu menghilang.

"Ng-Ngomong-ngomong, Lisha-sama ── dia mengatakan kalau dia punya urusan kecil, tapi dia terlambat."

Setelah waktu menjadi "pacar" Krulcifer berakhir, Lisha juga akrab dengan mereka hampir setiap hari; tapi hanya untuk makan siang hari ini, dia mengatakan "aku memiliki urusan genting, jadi aku akan kesana nanti".

Dia adalah putri Kerajaan Baru, anggota "Knight Squadron" dan juga melakukan penelitian pada Drag-Ride, jadi dia pastinya orang yang benar-benar sibuk, tapi──

"Lux-cchi! Jadi, kamu di sini!?"

Selagi Lux memikirkan hal itu, salah satu dari Triad, Tillfarr dengan tergesa-gesa menghampirinya.

Ketika dia menengadahkan wajahnya di depannya sambil menghela napas,

"Masalah besar! Celis-senpai akan berbicara dengan Kepala Sekolah untuk mengeluarkanmu, dan Lisha-sama akan menghentikannya──"

"......!?"

Lux berdiri pada kata-kata Tillfarr yang sangat kebingungan.

"Kalian berdua, tetaplah di sini!"

Meninggalkan kata-kata itu, Lux dengan buru-buru berlari ke bangunan dari halaman sekolah.



Lantai ketiga bangunan sekolah, koridor di depan ruang kepala sekolah sudah penuh sesak dengan sejumlah besar murid dari berbagai kelas.

"Maaf, permisi biarkan aku lewat!"

Menerobos jalannya melalui kerumunan itu, Lux tiba di kantor kepala sekolah.

*Bang*! Ketika dia membuka pintu, pemandangan itu melintas kedalam matanya.

"Itulah kenapa aku mengatakan kalau tidak ada masalah menerima Lux! Ini awalnya adalah saranku, tapi kepala sekolah menerimanya juga dan Lux juga melakukan pendaftaran resmi. Tidak mungkin kalau dia bisa DO sekarang!?"

"Itu adalah hak izin yang diputuskan secara egois ketika kami, murid kelas tiga tidak ada. Selain itu, dalam kondisi hak masuk sebenarnya, ini tertulis hanya gadis-gadis dengan umur yang sesuai bisa mendaftar. Jika kami mengijinkan kehadirannya di akademi, pastinya mempengaruhi setiap arti keberadaan akademi."

Kedua gadis menghadap satu sama lain di depan tempat duduk kepala sekolah di mana Kepala Sekolah Relie duduk.

Di satu sisi, putri Kerajaan Baru Lisha.

Dan satunya, Celestia.

Keduanya memiliki perselisihan yang kuat, tapi ketika mereka melihat sosok Lux, yang memasuki ruangan, mereka tiba-tiba menghentikan kata-kata mereka.

"Lu-Lux!? Kenapa kamu di sini──!?"

Tidak memikirkan keterkejutan Lisha, Lux mendekati pintu dan mulai berjalan dengan perlahan.

Dan ketika dia maju sampai ketengah ruangan kepala sekolah, wajah Celis berbalik kearah Lux.

"Apakah kamu mantan Pangeran Kerajaan Lama, Lux Arcadia?"

Setelah jeda singkat, dia menanyakan dengan penglihatan menghargai.

Perasaan mati lemas bisa dirasakan dengan kehadirannya dan suara yang tertelan orang lain.

(Jadi ini sikapnya kearah "laki-laki"), huh......

Dia mendengar kabar tentang menjadi pembenci laki-laki, tetapi melampui tekanan yang memaksakan tubuh Lux hanya dengan menghadapinya seperti ini.

"Kau bukanlah seseorang yang harusnya berada di sini sejak awal. Apa kamu mengerti itu?"

"............"

Lux bisa membantah sekali melawan suara tenangnya.

"Aku mendengar ceritanya tentang keadaan terakhir."

Di depan Lisha yang menyisipkan, Celis melanjutkan pembicaraan.

"Aku berterima kasih kalau kamu menyelamatkan akademi dari bahaya beberapa kali selama ketidakhadiranku. Tapi, ini bukan alasan yang benar untukmu mendaftar di sini. Akademi ini adalah untuk nona bangsawan."

"Tapi, itu──"

Ketika Lisha meningkatkan suaranya, Celis menahan punggungnya dengan sebuah tatapan.

"Jika kita bisa mengakui dan menerimanya di sini sebagai pengecualian, kita harusnya mau mengakui pengecualian lain. Membicarakan tentang akademi yang bukan sekolah perempuan harusnya sudah musnah tujuh tahun setelah akademi berdiri."

"Kuh......!"

Ketika Lisha merintih, Celis mendesah berat.

Kemudian, Kepala sekolah juga menggaruk kepalanya seperti dia bermasalah.

"Aku pikir kalau tidak ada siapapun yang ingat pembicaraaan seperti itu...... Seperti yang diduga, kamu benar-benar hebat. Apa yang Celis-san katakan pastinya masuk akal, tapi bisakah kamu memaafkannya hanya kali ini?"

"Baru saja kapan hari, laki-laki misterius menerobos lingkungan sekolah. Seseorang di sana bukan penyebabnya, tapi hal itu akan jadi bermasalah untuk murid-murid akademi ini jika mereka tak peduli terhadap laki-laki."

"............"

Pantang mundur menentang Kepala Sekolah, pembicaraan nampak menjadi sejajar.

Mempertahankan untuk hak masuk Lux mengikis dengan cepat.

Kekuatan keluarga Kerajaan Baru tidak bergantung pada jumlah kekuatan yang besar, bangsawan-bangsawan, yang merupakan pemasukan akademi, akan mengikuti dengan Kediaman Ralgris yang memiliki pengaruh lebih dari keluarga kerajaan.

Jika itu terjadi──

"............"

Pengusiran atau kehadiran. Sambil berdiri di sudut, Lux berpikir.

Meski dia akan ditelan oleh aura mengerikan Celis, ia menetapkan hatinya sambil menarik napas dalam.

(Tenanglah...... tidak peduli apa yang aku katakan di sini, hanya akan terdengar seperti penyesalan, Kalau begitu──)

Memikirkan hal itu, Lux memutuskan.

"Celestia-senpai. Aku punya permintaan padamu."

Pada kata-kata Lux yang tiba-tiba, semuanya yang hadir di ruangan menahan napas mereka.

Setelah memelankan suaranya sehingga tidak bisa didengar dari sisi luar pintu, Lux mengatakan.

"Tentang persoalan penaklukan Ragnarok yang Barzeride Kreutzer ingin ambil ahli. Apa kamu akan memimpin pasukan untuk itu?"

"......!?"

Pada kata-kata tersebut, ketegangan meledak di dalam ruang kepala sekolah.

Keberadaan Ragnarok, yang berada di pantai laut Republik Heiburg, pastinya masalah rahasia yang diketahui hanya untuk sejumlah orang terbatas.

Setelah lengsernya Balzeride, nama Celis sudah melonjak sebagai kandidat komandan penaklukan berikutnya, inilah fakta yang Celis biasanya ketahui, tapi

"......Aku tidak akan menanyakan kenapa kamu tahu tentang masalah itu."

Setelah sedikit mengumpulkan napas, Celis dengan biasa membalas sementara mempertemukan tatapannya pada Lux.

"Tapi, ini persoalan yang tidak ada hubungannya denganmu. Oleh karena itu, tidak perlu khawatir tentang hal itu."

Perkataannya terus menyangkalnya.

Tetapi, Lux tidak mampu untuk menariknya kembali.

"Sebagian Drag-Knight Pasukan Kerajaan Baru adalah laki-laki untuk saat ini, tapi apa kamu mau bekerja sama dengan mereka?"

"Lux Arcadia. Apa kamu mencoba mengelak dari permasalahan? Jika begitu, aku akan menilai kalau tidak ada ruang untuk diskusi."

"Jawabanku akan diputuskan tergantung pada kalian. Jadi──"

"............"

Setelah Celis mengeluarkan desahan kecil, dia memandang rendah Lux, yang tingginya sedikit lebih pendek darinya, dan menjawab.

"Aku akan menerima permintaan penaklukan tersebut, tapi aku tidak bermaksud untuk meminjam kekuatan Drag-Knight laki-laki. Aku bertujuan untuk merelakan nyawaku demi itu. Apa kamu puas sekarang?"

"────"

Dalam artian, itu adalah kata-kata yang diduga.

Terkuat di akademi ── tidak, dia adalah gadis yang mengemban takhta yang kemungkinan terkuat di Kerajaan Baru. Kemampuan sepenuhnya dan kata-kata yang muncul dari kepercayaan dirinya.

Namun,

"Lalu, aku tidak bisa meninggalkan akademi ini."

"......Apa maksudmu?"

Melihat pada Lux, yang dengan jelas menunjukkan akan penolakan, Celis menanyakan dengan wajah meragukan.

"Karena aku akan bergabung dengan regu penaklukanmu sebagai anggota Knight Squadron. Nona Ralgris."

"......!?"

Celis, yang dengan sempurna "dipuji sebagai Empat Bangsawan Besar" sejauh ini, menunjukkan kegelisahan untuk pertama kali.

"Aku juga pastinya mendengar tentang kemampuanmu. Tapi──, Ragnarok adalah musuh yang berat. Aku tidak bisa membiarkanmu bertarung sendiri tanpa berkerja sama dengan Drag-Knight lain. Jika aku seorang anggota "Knight Squadron", yang dapat menjalankan misi dengan pasukan sementara menjadi murid, lalu aku bisa bekerja sama denganmu."

"......Lu-Lux. Itu──"

Lisha akan mengatakan sesuatu yang tidak disengaja, tapi dia menahan lidahnya di tengah.

Dia mungkin menebak kalau Lux mempunyai sebuah ide.

Sambil Lux berterima kasih menerima perhatiannya, ia menetapkan hatinya.

"Aku mendengar kalau kemampuanmu sama untuk anggota "Knight Squadron". Tapi, aku tidak bermaksud mengakuimu──"

Celis mengatakan dengan suara sedikit tajam.

Ketika Lux, tak terganggu dan akan melanjutkan berbicara,

"Tunggu, bisakah kalian berdua tenang?"

Relie menengahi sebagai pelerai sembari dia menyatakan senyum masam.

"Ini sudah waktunya untuk akhir istirahat makan siang, ya? Meski kalian saling menyangkal pendapat seperti ini, kalian tidak akan mencapai kesepakatan, benar?"

Mengatakannya dengan nada tenang, Relie berdiri dari tempat duduknya.

Dan ketika dia membuka pintu ruang kepala sekolah, sejumlah besar murid-murid, yang berkumpul di depannya, yang penuh sesak sambil mereka terjatuh sementara berteriak seperti "kyaah!?"

"Singkatnya, permintaan Celis adalah "pengeluaran Lux", dan Lux-kun menolak ini. Dan permintaan Lux-kun adalah kalau "Celis-san menerima kerja-sama Lux-kun dalam penaklukan Abyss", dan Celis-san menolak ini juga. Jadi sebuah situasi di mana kalian berdua tidak bisa menerima tuntutan lainnya, benar?"

Relie dengan kencang meningkatkan suaranya sehingga untuk memberitahu murid-murid yang berkumpul.

"Jadi, kalian gadis-gadis, yang mendengar pembicaraan sekarang, yang mana tuntutan yang kalian dukung?"

Ketika Relie menanyakannya, sebagian besar murid mulai berbisik.

"Errr ── Seperti yang diperkirakan, aku di pihak Lux-kun, aku kira? Dia masih belum menyelesaikan dengan baik permintaanku, dan jika dia dikeluarkan, aku akan bermasalah; sehingga Celis-senpai adalah untuk menaklukan Abyss kuat, cara paling aman untuk melakukannya dengan lebih bijak......"

"Yah, aku tidak memikirkan kalau dia benar-benar laki-laki yang buruk, tapi mungkin pastinya masih masalah kalau ada laki-laki dalam akademi ini. Jika Celis-san mengatakan begitu, lalu......"

"Tunggu! Apa yang coba kamu katakan[4]. Setidaknya, Senpai harus memutuskan setelah datang untuk mengenalnya dengan baik──"

Murid kelas satu dan dua yang mendukung Lux, dan murid kelas tiga yang mendukung Celis.

Dari perdebatan siswi-siswi yang bisa didengar, kesan seperti itu dengan cepat terpancar.

"Ya, ya. Semuanya, tenanglah."

Sambil dia menepuk kedua tangannya, Relie mengendalikan tempat yang menjadi ribut.

Dan kemudian, dia berbalik sekali lagi kearah Lux dan Celis.

"Pada akhirnya, nampaknya murid-murid akan jadi lima puluh banding lima puluh. Bukankah akan sulit untuk menyelesaikan pembicaraan ini dengan langsung?"

"Aku mengerti...... Aku sedikit demi sedikit mengerti maksudmu. Kepala Sekolah."

Ketika Lisha terkejut dalam kekagumam, Relie mengangguk dengan senyum.

"Kalian benar. Karena ini kesempatan yang langka, kenapa tidak menyelesaikannya dengan kemampuan kalian?"

"Eh......?"

"Apa maksudmu dengan itu?"

Sembari Lux dan Celis menanyakan hampir pada saat yang sama,

"Pertandingan Penyelisihan Sekolah yang akan dimulai dalam tiga hari ── kalian akan menyelesaikan perselisihan ini tergantung pada hasilnya. Bagaimana dengan itu?"

"......!?"

Pada saran Relie, seluruh murid yang hadir tercengang.

Turnamen Internasional untuk memperoleh hak menyelidiki rereuntuhan.

Dia mengusulkan untuk menyelesaikan persoalan Lux dan Celis secara bersama dengan Pertandingan Penyelisihan Sekolah untuk memutuskan perwakilannya.

"Kita akan mengumpulkan pendapat murid-murid setelah itu. Kita akan membagi kekuatan dalam dua grup mengenai apakah mereka mendukung Lux-kun atau Celis-san dan murid-murid lain yang berpartisipasi juga."

"Tu-Tunggu, itu──!?"

"Kepala Sekolah. Apa yang kamu──"

Lux dan Celis buru-buru menghentikannya, tapi ini sudah terlambat.

"Ini buruk! Kita harus dengan segera mendapatkan orang-orang kuat──"

"Apa kita bisa menang melawan kelas tiga......? Tapi, jika kita memiliki kelas satu dan dua, kita pastinya entah bagaimana dengan perbedaan dalam jumlah......"

Reaksi yang Relie sebabkan menjadi gelombang yang besar dan menyebar pada para murid di bangunan sekolah.

Ini merupakan kejadian di mana tidak dapat lagi dihentikan.

"Tak masalah bukan? Tidak hanya kemampuan masing-masing orang lain, tapi juga bisa atau tidaknya mereka mendapat sejumlah besar orang yang terkuat dari pendukung ── di atas menguji kualitas mereka, hal itu akan selesai."

Lisha yang tiba-tiba berdiri di depan Celis yang tercengang.

"Aku pastinya bertaruh pada Lux, tapi bagaimana kau merasakan tentang ini? Nona Celestia Ralgris."

Sambil dia mengalihkan mata merahnya dan memprovokasinya, Celis ragu-ragu sedikit,

"──Baiklah."

Dia perlahan menutup matanya dan berkonsentrasi.

"Walaupun ini sesuatu yang tak dapat dihindari, aku harus bertanggung jawab untuk kejadian yang berlangsung selama ketidakhadiranku. Meski ini bukan tujuan awalku, aku pikir akan menerima tantangan...... Tapi"

Celis bergumam dengan nada serius biasanya, tapi hawa kehadirannya tiba-tiba berubah.

Dari suasana sebagai senior yang tenang pada seseorang dari seorang penguasa yang menyisihkan dirinya,

"Jika kalian serius berpikir dapat menang melawanku, lalu itu adalah perhitungan yang salah."

"......!?"

Lux dan Lisha tanpa sengaja menyernyit pada senyumnya yang dipenuhi dengan perasaan kuat yang tajam.

Ketika Celis berbalik dan akan meninggalkan ruang kepala sekolah,

"Tapi──, bukannya Celis memiliki sesuatu yang mau diutarakan tentang Lux-kun?"

"Eh......? Apa maksudmu dengan──!?"

"Itu──"

Pada perkataan yang digumamkan oleh Kepala Sekolah, kakinya dengan bingung berbalik kesekitar.

Di sini lain, ketika Lux dengan refleks menghampiri Kepala Sekolah, kedua kaki mereka terjerat satu sama lain.

"Uwah!"

Mereka tersungkur di atas karpet merah yang mewah.

"Owww...... ──tunggu, hah?"

Di saat mereka jatuh bersamaan, Lux melihat pada langit-langit, dengan postur sementara dia dijepit kebawah oleh Celis.

Terdapat bau harum, yang dengan lembut mengalir, dan wajah Celis berada di dekatnya, serta pecahan kenyamanan juga melekat di dada Lux.

"U-Um......!?"

SaijakuBahamut v3 093.jpg

Sembari Lux kebingungan,

"............"

Celis, yang wajahnya menjadi merah, terpaku sambil dia memandang pada wajah Lux.

"He-Hei kalian berdua, apa yang kalian lakukan!?"

Lux tiba-tiba tersadar pada suara Lisha.

"Permisi...... Tapi, kamu mirip seperti dia."

Setelah beberapa detik. Celis, yang pipinya diwarnai sedikit merah, berdiri dan akan menyentuh pada Lux, namun tidak jadi.

Dan ketika dia membisikkan sesuatu dengan suara rendah, Celis pergi.

"......Fiuh"

Di dalam ruangan kepala sekolah di mana sejumlah besar murid sudah pergi, Lux menghela napas berat.

"Untuk saat ini, kita dapat sedikit menundanya."

Lisha bergumam dan melihat pada Lux.

"Geez, untuk berpikir kalau kamu akan datang kesini; aku ingin tahu apa yang akan terjadi. Kamu, adalah seseorang yang bersangkutan, tidak harus bertindak terburu-buru."

"Aku minta maaf. Tapi, aku pikir kalau aku harus berbicara sendiri kali ini."

Belum lama ini, dia hanya melihat dirinya sebagai kriminal.

Dia memikirkan bahwa jika ia hanya menangani permintaan dari penduduk, yang tidak tahu apapun, dan menuruti harapan gadis-gadis akademi ini, dia akan menebus untuk kesalahannya.

Itulah kenapa, bergantung pada hasrat gadis-gadis tersebut, dia akan menerima semuanya tidak peduli apa yang terjadi.

Tapi, ini berbeda sekarang.

"Aku juga ingin bertarung di sini bersama dengan Lisha-sama dan semuanya."

Ini karena dia memikirkan kalau ini adalah cara yang pengecut untuk hanya mempercayakan takdirnya pada tangan para gadis tanpa membicarakan harapan yang terpendam di dalamnya.

"Lux......"

Mungkin karena dia menebak maksudnya, Lisha tersenyum dan memegang tangannya.

"Baiklah. Jika ini kita, kita akan menang. Um ──kamu juga memiliki banyak musuh; um, yang penting, kamu masih punya aku di sini!"

Ketika Lux menggapai tangannya, Lisha tersenyum sambil dia memerah dengan agak malu.

"Kalian ini, bagus kalau bisa akrab dengan baik, tapi ini akan segera waktunya untuk kelas berikutnya, tahu?"

Segera setelah Relie menggumamkan hal itu, keduanya dengan cepat berlari menuju ruang kelas.



Pembicaraan Pertandingan Penyelisihan Sekolah, sementara mempertaruhkan kehadiran Lux di akademi, menyebar dengan sekejap dan menjadi pembincangan panas di dalam akademi sepulang sekolah.

Bahkan dengan kegemparan seperti itu, Lux masih menjalankan permintaan dari akademi dan para murid; dia menyelesaikan semuanya sampai penghujung hari dan pergi menuju kamar Airi.

Ketika dia mengunjungi kamar adiknya yang terbagi dengan Noct dari Triad, hanya Airi dengan seragam menunggu untuk Lux di depan meja kecil.

"Selamat malam, Nii-san."

Ini menakutkan kalau dia mengatakannya dengan nada tenang.

"U-Um, apa kamu marah? Airi......?"

"Aku tidak marah. Ya, Nii-san pastinya melakukannya hingga membuatku marah, sampai aku marah di sini, satu-satunya yang akan membuatmu lebih dan semakin senang."

Dia marah.

Meski dia menampakkan sebuah senyum, aura hitam kelam muncul dari sekujur tubuhnya.

"Ma-Maaf. Mengenai kejadian ini, berbagai hal terjadi──"

Ini buruk! Lux, yang tahu dari pengalamannya, meminta maaf di tempat.

"Ini bukan masalah. Kamu cuma harus kalah dan dikeluarkan dari akademi ini. Lebih dari mengabaikan perasaanku dan melakukan hal-hal berbahaya, yang pendapatnya jauh lebih aman."

Airi berguman sambil cemberut.

SaijakuBahamut v3 097.jpg

Tidak peduli apa yang Airi katakan, adiknya, yang adalah satu-satunya saudaranya, mungkin perhatian tentang kakaknya.

Oleh sebab itu, dia marah pada kenyataan kalau Lux melompat kedalam persoalan pada persetujuannya sendiri.

"Tidak ada waktu untuk mendiskusikannya tentang itu denganmu kali ini. Aku benar-benar minta maaf! U-Um, pasti, aku akan berunding denganmu lain kali, jadi......"

Ketika Lux secara putus asa meminta maaf seperti itu,

"......Kamu tidak adil, Nii-san."

Airi bergumam dengan ekspresi bermasalah.

"Eh......?"

"Mengetahui kalau aku pada akhirnya tidak punya pilihan tapi memaafkanmu, kamu bertindak sendirian; kamu selalu...... Haa, Geez"

"Errr, Airi──"

Ketika Lux menanyakan sambil dia tidak bisa mengerti dengan baik sejak Airi berbicara dengan suara pelan,

"Bu-Bukan apa-apa!"

Sementara sedikit memerah, Airi dengan tergesa-gesa mengatakan.

"Ya-Yah, pastikan, berhati-hati memikirkannya setelah itu......, alasan kenapa aku memanggilmu kali ini adalah untuk masalah berbeda."

Airi memulainya dan membersihkan ternggorokannya dengan batuk.

Dengan balasan, Lux juga menarik napas dalam dan meluruskan dirinya.

Noct, yang harusnya jadi teman sekamarnya, tidak ada di jam malam selarut ini yang berarti dia mungkin meninggalkan kamarnya.

Itu menunjukkan bagaimana penting pembicaraan mereka terjadi.

"Ini cerita yang aku dengar dengan rahasia sepenuhnya dari Kepala Sekolah. Barzeride Kreutzer, yang dipenjara di ibu kota...... dibunuh beberapa hari lalu."

"......!?"

Lux menahan napasnya pada kebenaran yang dia dengar.

"Juga, Velvet, yang dikurung sebagai komandan pasukan pemberontak, juga terbunuh. Keduanya diserang oleh Abyss."

Abyss, yang awalnya muncul di sekitar reruntuhan dan menyerang seluruh makhluk di dekatnya, jarang memasuki Ibu Kota.

Banyak markas pertahanan yang berada di sekitar jalan menuju ibu kota, dan bahkan jenis Abyssal yang bergerak dari jauh secara diam-diam tidak pernah sampai.

Jadi, Lux merasakan sesuatu yang tidak wajar.

"Abyss sendiri, yang muncul di dalam penjara, telah dengan mudah dikalahkan, tapi untuk beberapa alasan sesuatu tidak terasa benar. Mereka memberikan kesaksian keterlibatan mereka dengan orang yang disebut "Pedagang Gelap" yang belakangan ini bergerak secara diam-diam di banyak negara dan nampak kalau orang ini sedang di tengah penyelidikan lebih dalam."

"............"

"Dan meski ini sesuatu yang berbeda, anggota pemerintahan Republik Heiburg nampak menekan terhadap ekspansi militer lebih lanjut dalam beberapa tahun terakhir. Ada juga kabar kalau mereka memperoleh kerja sama dari dua negara sekutu dan membuat unit sewaan yang berbeda dari pasukan. Selanjutnya ada kemungkinan Pedagang Gelap dalam pertanyaan menyebarkan kekuatan Militer seperti Drag-Ride──"

"Mungkinkah itu......"

Pedagang Gelap yang menjual senjata seperti Drag-Ride dan tanduk di berbagai negara dan diam-diam menjelajahi dunia.

Seperti sekarang, tujuannya masih belum diketahui, tapi dia adalah orang yang dianggap sebagai berbahaya di berbagai negara.

"Kita akan mengejarnya. Itu mungkin "dia"."

"......!?"

Fugil Arcadia.

Kakak Lux dan bekerja sama dalam kudeta lima tahun lalu.

Dan laki-laki yang menghianatinya di akhir dan menghancurkan seluruh Kerajaan Lama.

Memburu jejak kakinya yang menghilang, Lux telah mencarinya di negara sampai sekarang, tapi──

"Ini tidak pasti kalau Pedagang Gelap adalah dia, tapi kamu harus melihatnya sendiri. Apakah kamu akan tinggal di akademi dan bertarung, atau meninggalkan sementara akademi dan mengejarnya──"

"......Ya, aku mengerti. Aku akan memikirkannya."

Lux perlahan mengangguk pada pertanyaan Airi.

"Yah lalu, selamat malam. Airi."

"Selamat malam, Nii-san."

Ketika dia mengatakan begitu dan meninggalkan kamar Airi, Lux menyusuri koridor asrama dan menatap pada bulan di luar jendela.

Airi bertujuan memperlihatkan pilihannya yang mungkin karena dia perhatian tentang Lux.

Jika Fugil adalah identitas sebenarnya Pedagang Gelap, dengan tinggal di akademi, Lux dan keberadaan Bahamut akan diketahui dan di sana ada kemungkinan kalau akademi akan menjadi target.

(Tapi, aku tidak bisa membiarkan Celis-senpai pergi sendiri ke penyelidikan Ragnarok.)

Ada alasan mengapa Republik Heiburg mendesak permintaan penyelidikan Ragnarok di waktu seperti ini.

Dengan menentukan waktu penaklukan yang disusun hanya sebelum Turnamen Internasional dan melemahkan Drag-Knight Kerajaan Baru Atismata, setiap nampak kalau mereka mencoba memperoleh kemenangan terus-menerus dan memonopoli hak penyelidikan reruntuhan.

Selain itu, jika Celis dikalahkan oleh Ragnarok, juga akan membiarkan pasukan pemberontak memasuki negara sebagai kesempatan menyerang.

Kerajaan Baru berada dalam perserikatan dengan Ymir, tapi murid pertukaran, Krulcifer, dan Putri Kerajaan Baru, Lisha, tidak akan bisa bergabung dalam misi berbahaya seperti itu.

Jika ada seseorang yang bisa ambil bagian di dalam situasi saat ini, itu hanyalah Lux.

(Tapi, aku yang gagal sebelumnya, apa memiliki kualifikasi seperti itu? Tidak......)

Lux menggelengkan kepalanya sedikit dan menghentikan keragu-raguan.

Kualifikasi bukanlah sesuatu yang diberikan, tapi didapatkan.

Sementara memikirkan hal tersebut, Lux memutuskan kembali ke kamarnya dan tidur untuk semalam.



"............"

Pada saat yang sama, Celis menghabiskan malam di mana dia tidak bisa tidur di kamarnya.

Teman sekamarnya Sharis mengatakan kalau dia akan berjaga hari ini juga sebagai satuan siap siaga, jadi dia agak menyesal tidak mengikutinya, sambil dia tidak bisa tidur.

Demi untuk menenangkan perasaannya, dia membaca buku yang dia ambil bersamanya menuju Ibu Kota.

Buku itu, yang mengumpulkan kemampuan berpedang, matrial art dan kemampuan Drag-Ride, sesuatu yang dikumpulkan dan membuatnya kedalam satu buku melewati kutipan dari apa yang Celis sendiri pelajari dan ajarkan.

"Lux Arcadia. Lebih daripada Kaisar Arcadia, dia benar-benar terlihat sepertimu......"

Sementara mengingat sosok dari halaman yang terbuka dengan matanya, Celis dengan lembut bergumam dan menggerakkan jarinya pada kertas halaman itu.

"Ini sayang sekali. Untuk memikirkan kalau seseorang yang datang ke akademi ini, dari semua orang adalah ── dia...... Tapi"

Setelah dia tiba-tiba menunjukkan ekspresi sedih, Celis menutup buku dan mengangkat wajahnya.

"Ini satu-satunya hal yang bisa aku lakukan. Demi melindungi dia dan juga murid-murid akademi ini, aku tidak bisa memikirkan cara lain. Aku tidak salah kali ini, kan? Wade-sensei?"

Gumaman itu, yang menampung keputusan yang tenang, bergema dalam pikirannya.


Referensi[edit]

  1. alasan kenapa dia nampak kebingungan karena Lux diberitahu kalau dia tidak terlihat baik dan bahwa ototnya sakit.
  2. dia pertama menggunakan boku (aku) yang hanya digunakan oleh laki-laki sebelum mengganti sebagai watashi (aku) yang digunakan dengan kedua jenis kelamin
  3. saya pikir ini jenis untuk tingkat kriminal yang sama
  4. menyerahkan pendapat pada orang lain (pasrah, terserah).
Balik ke Episode 1 Kembali ke Halaman Utama Lanjut ke Episode 3