Saijaku Muhai no Bahamut (Indonesia):Volume 3 Episode 3

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Episode 3 — Pertandingan Penyelisihan Sekolah[edit]

"Baiklah, lima hari ke depan, Pertandingan Penyelisihan Sekolah akan dimulai!"

Di awal pagi sebelum sekolah.

Setelah menyapa murid-murid di ruang kelas seperti biasa, Pelatih Raigree langsung mengumumkan pertandingan yang akan datang.

"Murid-murid yang berpartisipasi, harap lihat di papan pengumuman lapangan latihan dan mengingat jadwal pertandingan mereka. Jika kalian tidak bisa ikut dalam pertandingan tepat waktu, maka akan dianggap gagal. Dalam hal seperti kondisi fisik terluka atau tidak enak badan harus melapor terlebih dahulu. Lalu akan kami pertimbangkan."

Awalnya, ini pertandingan untuk memutuskan perwakilan Turnamen Sedunia, yang adalah latihan tanding dengan negara lain untuk memperoleh hal menyelidiki reruntuhan.

Tapi saat ini, juga sebuah pertaruhan keberadaan Lux di akademi dan mendapatkan hak bergabungnya Celis untuk Penaklukan Ragnarok.

Akibatnya murid-murid yang mendukung baik Lux atau Celis akan dipertimbangkan, yang hasilnya menjadi perang antara murid kelas satu dan dua melawan kelas tiga dan ruang kelas tertutupi dalam semangat aneh.

"Peraturan untuk pertandingan penyelisihan adalah seperti yang saya jelaskan sebelumnya. Dan kali ini, oleh saran Kepala Sekolah, yang berubah menjadi format pertandingan yang lebih spesial."

Pelatih Raigree melirik pada Lux.

Mereka mungkin sulit memutuskan untuk format pertandingan kali ini.

Dan, penjelasan panjang pun dimulai.

Singkatnya, aturan yang dibatasi saat ini akan mengikuti.

Mereka yang akan memenangkan kompetisi antara Celis dan pihak pendukungnya, murid kelas tiga dan Lux bersama pendukungnya juga, murid kelas satu dan dua; serta pihak dengan kekalahan paling banyak harus menerima tuntutan pihak yang menang.

Selanjutnya, pertandingan akan terbagi ke dalam dua grup: kompetisi murid biasa dan kompetisi "Knight Squadron".

Karena kemampuan murid-murid di antara "Knight Squadron" biasanya tinggi, mereka akan bertanding melawan sesama "Knight Squadron".

Pertandingan "Knight Squadron" dan kemudian pertandingan murid biasa.

Yang artinya mereka bisa mempercayakan dua tuntutan baik Lux dan Celis pada hasil dari dua grup.

"Tuntutan dan pemintaan Lux Arcadia adalah "masuk di akademi ini" juga "ikut andil pada misi penaklukan Abyss". Sedangkan tuntutan Celestia adalah "Pengeluaran Lux" dan "menolak partisipasinya"."

Jadi, mereka membutuhkan jumlah kemenangan anggota "Knight Squadron" dan murid-murid biasa yang mendukung mereka harus mengungguli jumlah kemenangan pendukung lawan.

Salah satu pertandingan melawan Lux dan pendukungnya di "Knight Squadron", dan salah satu pertandingan melawan pendukungnya di antara murid-murid biasa.

Kecuali, dia menang setidaknya dalam salah satu grup, Lux pastinya akan dikeluarkan dari akademi.

"Baiklah itu saja. Lalu semuanya, semangat ya."

Ketika Pelatih Raigree pergi, gemerisik gadis-gadis tiba-tiba menyebar dalam ruang kelas.

"Uwah. Benar 'kan, pertandingan benar-benar akan dimulai! Bagaimana ini?"

"Bisa gak kita melawan murid kelas tiga? Memenangkan jumlah sepertinya menjadi tingkat perbedaan dalam nilai dan kemampuan, tapi—"

"Lux-san, kau tidak boleh kalah."

Suara itu muncul dengan bersamaan.

"Errr, maaf. Aku jadi melibatkan semuanya—"

Sambil Lux dengan langsung mengatakannya,

"Eeih, berisik! Kalian!"

Menyasikkan teman sekelasnya yang cerewet, Lisha berdiri dan berteriak dengan suara gemuruh.

"Tidak perlu minta maaf, Lux. Juga, jika kau tidak melawan, mungkin kau akan dikeluarkan."

Dan, selagi menyampaikan pada semua orang di kelas, dia meningkatkan suaranya.

"Hanya satu hal yang bisa dilakukan! Tidak perlu bingung; berikan segenap kekuatan kita! Aku sudah menyiapkan rencana."

"......Eh?"

Semua teman sekelasnya, termasuk Lux, nampak bingung.

"Aku begadang semalaman untuk menyetel semua Drag-Ride kelas ini. Tenaga semua Machine Dragon kalian mestinya ditingkatkan lebih dari sebelumnya. Dengan ini, kita setidaknya dapat melawan murid kelas tiga sekalipun."

"A-Apa itu benar? Lisha-sama!?"

"Iya. Aku mungkin terlihat seperti ini, tapi aku melakukannya setelah mendapat ijin dari teknisi Machine Dragon lain dan Kepala Sekolah. Pemeriksaan setelah penyesuaian juga sudah. Gunakanlah dengan bangga."

"Makasih banyak! Putri memang hebat!"

"Dengan ini, kita bisa melihat harapan tinggi!"

Dengan kata-kata Lisha, teman kelas perempuannya menaikkan teriakan senang.

Lebih tinggi tenaga Drag-Ride, lebih besar kekuatan mesin akan bertambah; tapi di saat yang sama, intensitas pemakaian akan meningkat.

Jadi, peningkatan tenaga adalah pedang bermata dua, tapi dia mungkin menilai itu adalah sebuah spekulasi yang dibutuhkan untuk mengalahkan lawan, kemampuan mereka lebih unggul, dalam pertandingan penyelisihan ini, yang membawa banyak pertandingan jangka pendek.

Tentu saja ada juga batas dalam penyesuaian untuk menambah tenaga, tetapi ada sesuatu lain daripada itu yang mengganggu Lux.

"Um, Lisha-sama?"

Sesaat tidak percaya dengan hal tersebut, Lux segera bertanya.

"Ja-Jangan lihat wajahku terus. Ini agak memalukan sih......"

Lalu, Lisha dengan cepat mengalihkan wajah yang agak merahnya dari Lux.

Lebih dekat, bayangan sedikit tersisa di bawah kedua matanya.

"Um......, sebenarnya, aku ingin menyetel semua Machine Dragon murid kelas dua, tapi, aku tidak tepat waktu. Aku hanya bisa menyetel untuk kelas kita......"

Lisha mengatakan, dengan sedikit sedih.

Tapi, Lux mengerti kalau menyetel 20 Drag-Ride dalam waktu singkat ini adalah beban kerja yang luar biasa.

"Terima kasih, Lisha-sama."

Ketika Lux mengungkapkan perasaannya, Lisha sedikit menggelengkan kepalanya.

"Ta-Tak usah sampai berterima kasih padaku. Sejak awal, akulah yang membuatmu memasuki akademi ini — Aku mungkin seperti ini, tapi aku putri Kerajaan Baru. Aku harus mengambil inisiatif dan membantu semuanya."

"............"

Lisha pernah membenci tentang diperlakukan sebagai putri Kerajaan Baru setelah apa yang terjadi padanya di masa lalu, tapi mengenai pertandingan penyelisihan kali ini, dia menunjukkan kewajibannya sebagai orang yang berdiri di atas orang lain dan memberi kekuatan pada semuanya.

Kenyataannya kalau dia melakukan sampai begitu demi dirinya sendiri adalah sangat berani dan bisa dipercaya.

"—Tidak, meski begitu, aku sangat senang."

"Ah...... Ya-Yah"

Ketika Lux memegang tangan Lisha dengan kedua tangannya, wajah Lisha sedikit memerah dan dia membungkukkan kepalanya.

"Lisha-sama! Itu curang tahu!"

"Tunggu, pertandingan penyelisihan sekolah masih belum dimulai!?"

Seketika teman sekelas, yang melihat itu, mencemooh beberapa kali.

"—Kau benar-benar baik."

Krulcifer juga bergumam begitu dengan senyum.

"......Permisi. Maaf mengganggumu saat sibuk, tapi bisa aku bicara sebentar?"

Pada saat itu, suara terdengar dan seorang gadis memasuki ruang kelas.

Dia adalah murid kelas tiga dan salah satu dari Triad, Sharis.

"Errr......?"

Sambil semua teman kelas terkejut pada pengunjung yang tak diduga,

"Ah! Penghianat! Sharis, kenapa kau tidak bergabung ke pihak Lux-cchi?!"

Tillfarr, juga dari Triad, menyalak padanya sambil cemberut.

Meski tahun sekolahnya berbeda, jika dia mau, mereka bisa mengganti pihak untuk mendukung; tapi Lux dengar dari Tillfarr dan Noct kalau Sharis memutuskan mendukung Celis.

"Kita sudah membicarakan tentang masalah itu, bukan? Aku juga benar-benar ingin mendukungnya, tapi ada beberapa hal yang dipertimbangkan tahu? Selain itu, aku juga bisa datang untuk memberitahu informasi pihakku pada kalian. Yah, hanya kali ini, aku diminta oleh Celis untuk menyampaikan pesan padamu, tapi—"

"......!?"

Dengan perkataan Sharis, seluruh anggota kelas menahan napas mereka.

"Sepertinya dia akan ikut dalam latihan tanding dua lawan dua dari hari pertama, yang berarti hari ini. Pasangan Celis adalah anggota "Knight Squadron" yang sama, Saniya Lemiste."

「────」“”

Cara dia dengan jelas meminta Sharis menyampaikan pesan ini bisa saja ditafsirkan sebagai pernyataan perang.

"Ini kesempatan bisa atau tidaknya kalian akan menghadapinya, tapi kalian harus membentuk pasangan dengan anggota murid kelas satu atau dua dalam "Knight Squadron". Jadi, aku kira tidak ada pilihan lain. Lalu."

Selagi dia menyelesaikan pesannya, Sharis meninggalkan ruang kelas.

Tidak akan ada banyak pertandingan antara anggota-anggota dari "Knight Squadron" mereka yang sedikit.

Saniya mungkin menggunakan Machine Dragon tipe umum <Wyvern>, tapi memikirkan kalau Celis adalah pengguna Divine Drag-Ride, mereka yang dapat membentuk pasangan dengan Lux pastinya terbatas.

Sambil Lux gelisah pada siapa yang ia harus pilih sebagai pasangan,

"Tentu saja, kau akan memilihku, benar? Lux."

Lisha yang pertama maju di depan Lux dan menjulurkan dada besarnya untuk tinggi badan yang kecil.

"......Aku tidak bisa menyetujui itu."

Tapi, penolakan mentah dari Krulcifer, yang duduk menjauh sendiri.

"<Tiamat>-mu pastinya hebat, tapi akan sulit untuk penggunaan jangka panjang. Dengan Celis-senpai, yang memiliki daya tahan besar, titik lemahmu akan diincar."

"Muh......!"

Lisha menaikkan alis matanya pada tunjukan Krulcifer.

"Untukmu pun, membetulkan <Fafnir>, yang mengalami kerusakan dalam pertarungan sebelumnya, belum selesai, 'kan!? Apa kau mengatakan bisa melepaskan kemampuan sepenuhnya dengan kondisi itu─?"

"Tingkat kerusakannya tidak separah itu. Selain itu, demi bertahan melawan serangan Celis-senpai, tanpa Divine Raiment─"

"U-Um...... kalian berdua, tenanglah sedikit─"

Ketika Lux akan melerai di antara dua gadis yang saling berserak,

"Baiklah. Aku saja yang ikut."

Suara lembut dan kecil menengahi jalannya lewat celah.

Gadis pendiam, yang dengan polos menyaksikan jalannya kejadian sambil duduk di sebelah Lux tadi, perlahan berdiri dan menyatakan seperti itu.

"Eh......? Tunggu, Phi-chan!?"

"Ya. Aku akan bertarung bersama Lu-chan, ya?"

Dia terus menerus menggerakkan mata besarnya ke arah Lux dan memintanya dengan penglihatan serius.

Meski Philphie mengatakannya dengan suara patuh dan menyetujui, ini sikap yang tak bisa ditolak.

"I-Itu, um─"

Pastinya, dia adalah pengguna Divine Drag-Ride <Typhon> dan juga anggota "Knight Squadron".

Selain itu, Lux juga melihat kemampuannya dalam insiden sebelumnya.

Dia menjadi aset yang cukup untuk menghadapi pasangan Celis, tapi

"Hei, gadis polos! Jangan memutuskan sendiri. Kita membicarakannya di sini, lihat─"

"Itu benar. Kita tidak bermaksud menyerahkan dengan mudah peran itu. Yah, aku gak peduli sih meninggalkan keputusan pada Lux-kun, tapi bagaimana tentang itu?"

Sambil Lisha dan Krulcifer keberatan, Lux kesusahan.

(A-Apa yang aku lakukan!? Sejujurnya, aku tidak merasa bisa memilih salah satu di antara mereka......!)

"Ya, Ya~a! Kalian bertiga, tenanglah sebentar~"

Ketika mendekati jalan buntu, Tillfarr masuk secara paksa.

Sembari mereka penasaran sejak kapan dia menyiapkannya, tiga potong kertas kecil digenggam di tangan yang dia serahkan.

"Seperti yang kalian tahu, aku sering membuat lotre. Dengan ini kalian bertiga akan mempunyai kesempatan yang adil, bukan?"

"Te-Terima kasih......"

Sambil ia terkesan pada ketrampilan gadis itu, Tillfarr mengungkapkan senyum nakal dan berbisik.

"Hmm. Tidak, tidak, tidak perlu, sebagai bayaran untuk ini ─ tidak perlu sesuatu yang mahal, oke? Pangeran."

"......O-Oke."

(Ke-Ketika aku pikir dia datang membantu, aku benar-benar ditipu!?)

Sepertinya, aku ditakdirkan untuk diperebutkan oleh para perempuan, Lux dalam hati bersedih.

"Kuh......!?"

"......Terpaksa deh."

Lisha dan Krulcifer dengan bergantian meningkatkan suara putus asa.

Philphie yang menarik sepotong kertas dengan tanda merah.

"Lu-chan. Kita bersama."

Meski ini suara polos biasanya, dia nampak agak senang.

"Ah, y-ya......"

"Baiklah. Kita tidak akan kalah."

"Y-Ya udah...... aku serahkan pertandingan dengan Celis padamu."

Lisha memberitahunya dan kemudian mulai memberi pengarahan singkat untuk pertandingan dengan Krulcifer.

Nampaknya itu menyisakan dua gadis yang memutuskan bergabung untuk pertandingan pasangan.

Pasangan harus diputuskan dan disepakati lebih dahulu, tapi susunan pasangan lawan tidak akan diketahui sampai sebelum pertandingan.

Turnamen bersistem lolos; yang artinya ketika anggota pihak Lux atau Celis kalah dalam pertandingan, termasuk "Knight Squadron", mereka tidak bisa berpartisipasi dalam pertandingan berikutnya.

Karena ada kemungkinan kalau anggota "Knight Squadron" lain akan melawan pasangan Celis, akan lebih baik tidak membubarkan kelompok mereka.

Dengan perkiraan satu jam nanti, mereka menjadikan kertas sebagai usulan pasangan mereka.

Pemberitahuan lawan hari ini dipasang di luar ruang tunggu.

Lawan Lisha dan Krulcifer adalah Celis dan Saniya.

Pasangan Celis, Saniya tidak memiliki Divine Drag-Ride.

Sehingga, menilai hanya dari kemampuan mesin, pihak Lux memiliki keuntungan; tapi ekspresi sekeliling teman-teman sekelas dilingkupi dengan ketegangan.

Cerita menarik Celis yang bersaing dalam sejumlah pertandingan besar di Turnamen Sedunia dan Pertandingan Penyelisihan Sekolah, mengemban catatan tak pernah kalah.

Dengan membuat musuh "terkuat", yang sampai baru saja adalah seorang sekutu, seseorang bisa melihat kalau mereka menyembunyikan rasa takut.

"—Sayang sekali kalau kita tidak bisa membentuk pasangan dengannya, tapi bagus jika kita akan melawannya pertama."

"Ya, kau benar."

Tetapi, keduanya, tahu siapa lawan mereka , tersenyum tanpa menunjukkan tanda keraguan.

"Jika kita mengalahkan Celis di sini, akan sebagus memenangkan kontes ini[1]. Dengan begitu, akan mudah dan tinggal menunggu hasilnya, Lux."

Lisha dengan bangga menempelkan dadanya pada Lux.

Di sisi lain, Krulcifer memberikan senyum dingin biasa dengan tenang.

"Nah, kami pergi."

"Um, kalian — hati-hatilah."

Sambil Lux mengatakan dengan wajah serius, Krulcifer berbalik dengan tertawa diam-diam dan pergi menuju lapangan latihan.

"............"

Sembari Lux melihat dari belakang dua gadis yang pergi itu,

"Sudah kuduga kau selalu populer, Nii-san."

"Uwah......!?"

Lux terkejut pada suara mendadak yang terdengar.

Sebelum ia sadar, Airi dan teman dekatnya Noct dari Triad berada di sebelahnya.

"Itu cara yang mengerikan untuk menyapa adikmu yang datang melihatmu. Kakak yang mengerikan."

Walau Airi tersenyum, matanya malah sebaliknya.

"I-Itu tidak benar. Aku hanya sedikit terkejut—"

"Ya. Aku juga sependapat dengan Lux-san. Airi"

Ketika Lux dengan cepat menjelaskan, Noct mengikuti.

"......Apa, benar begitu?"

Sambil Lux merasa lega ketika Airi akan percaya,

"Ya. Mudahnya, aku pikir dia cuma terpesona oleh Lisha-sama dan Krulcifer-san. Mereka berdua cantik dan saat ini sedang mengenakan dress gear, jadi kadar ekspose kulit mereka juga—"

"Tunggu, aku kira kau datang membantuku!?"

Karena dia memiliki karakter yang relatif tenang, Lux ceroboh; tapi gadis ini yang dipanggil Noct juga benar-benar orang dengan mulut yang tidak sopan.

"Haa. Yah, Nii-san sudah dewasa, jadi aku tidak peduli, tapi kau harus berhenti melihat pada teman sekelasku dengan mata aneh, ya?"

"......Tidak, um, aku gak paham—"

"Lu-chan. Mau dimulai nih."

Ketika ia memikirkan akan menyangkalnya lagi, ia didesak seperti itu dengan Philphie di belakangnya.

"Ayo. Aku harus mengumpulkan data Celis-senpai sebanyak mungkin, jadi aku pikir menjelaskannya padamu dan datang."

"Ah, ya. Makasih, Airi."

Lux dengan canggung tertawa dan kemudian mereka berempat pergi menuju bangku penonton lapangan latihan.

Ketika Lux tiba, kerumunan dengan sejumlah murid dan petugas akademi, lalu hampir di waktu yang sama, Lisha dan Krulcifer masuk.



"Baiklah, Pertandingan Penyelisihan Sekolah pasangan kedua Grup A vs. pasangan pertama Grup B. Kedua belah pihak, silahkan cabut pedang dan perlengkapan Drag-Ride kalian!"

Pada suara Pelatih Raigree, yang bertindak sebagai wasit, keempat gadis tersebut menghunuskan Sword Device mereka dengan bersamaan.

Dan ketika masing-masing grup menekan tombol, mereka menggumamkan perapalan.

"—Datanglah, Naga bersayap yang melambangkan kekuatan. Patuhi pedangku dan terbang, <Wyvern>!"

Pertama, Saniya yang memanggil Machine Dragon umumnya, <Wyvern>.

Machine Dragon biru yang muncul dalam partikel cahaya dengan langsung membentang luas sampai tak terkira dan berubah menjadi armor yang menutupi tubuh Saniya.

"Aku tidak bagus pada pertarungan, tapi aku akan dengan serius cuma untuk hari ini."

Menyiapkan pedang berukuran sedang, Saniya berbicara.

Pada pernyataan perang gadis itu, yang merupakan murid kelas tiga "Knight Squadron", penonton duduk dengan agak ribut.

"......Fufu"

Di sisi lain, Lisha tertawa padanya dan dengan keras menyokong Sword Device-nya.

"—Bangkitlah, Luluhur Pendiri. Raja Dewa Naga yang adalah pasukannya sendiri. <Tiamat>!"

"—Reinkarnasi. Naga Raksasa yang membatasi dengan harta duniawi. Jadilah nilai harapan di seluruh dunia, <Fafnir>!"

Sesaat dua gadis itu mengungkapkan perapalan mereka, ruang di sekelilingnya terkunci dalam cahaya.

Naga merah dan naga perak, yang memancarkan kilauan menawan, dengan sekejap terpanggil di belakang dua gadis itu.

"Connect On!"

Segera setelah itu, selagi terbuka dari dalam dan memecah menjadi banyak bagian, tiap bagian terpasang dengan kecepatan tinggi.

Panggung dengan hebat menggempar pada intensitas yang meluap dari dua Divine Drag-Ride tipe terbang.

"Aku tidak sampai menduga kalau mereka akan bertarung dengan Machine Dragon umum, tapi...... sepertinya mereka berdua serius."

"Selain itu, berapa banyak Drag-Knight yang ada di dunia, yang bisa bertarung melawan Divine Drag-Ride di saat yang sama? Seperti ini, bahkan Celis-san tidak akan—"

Mungkin karena mereka yang terbawa oleh penampilan berwibawanya, murid perempuan kelas tiga secara bergantian menyuarakan kegelisahan mereka.

Tapi, Celestia sendiri, yang menghadapi mereka, tidak menunjukkan emosi atau tanta-tanda terintimidasi, dan menyiapkan Sword Device-nya.

"Keturunan, Naga Bangsawan yang mewarisi darah supremasi. Badai gemuruh petir dan membuat tarian surgawi, <Lindwurn>"

Sword Device tipe rapier.

Apa yang muncul di belakang pedangnya adalah naga raksasa dengan sayap lebar serta runcing dan berbentuk tajam dan terlingkupi dalam emas gemerlapan.

"Connect On—"

Di saat yang sama dengan suaranya, armor, yang langsung menutupi tubuh Celis, dilengkapi sayap seperti halo di belakangnya dan diberikan dengan kesucian layaknya malaikat.

"——"

Murid-murid penonton mengarahkan mata mereka pada kecantikan dan tak mendasar itu dengan kuat yang tanpa sengaja lupa untuk mendukung.

Di tangan kanannya, dia punya tombak yang lebih besar dan Meriam dengan bentuk aneh terhubung pada bahu kirinya.

"Lihatlah dengan seksama, Nii-san. <Lindwurm> milik gadis yang disebut terkuat akademi dan taktiknya—"

"Ya. Akupun, yang anggota 'Knight Squadron', tidak pernah melihat pertarungan dengan ketua Celis. Karena dengan langsung berakhir ketika dia membuat pergerakan."

Airi dan Noct bergumam dengan suara yang dibubuhi dengan tegangan.

Pada saat yang sama sambil Lux mengangguk, suara Pelatih Raigree bergema dalam stadion.

"Latihan Tanding, dimulai!"

Dengan sinyal itu, empat mesin di atas stadion terbang sekaligus.

Kedua pihak mungkin merencanakan strategi mereka sebelumnya, sambil mereka bergerak tanpa keraguan.

Ketika Lisha mengayunkan Sword Device miliknya, empat <Legion> tiba-tiba meningkatkan geraman, melukiskan empat macam tikungan dan menukik ke arah Celis.

Senjata lempar berbentuk panah besar untuk serangan jarak jauh, yang merupakan senjata khusus <Tiamat>.

Peluru-peluru ditembak pada Celis, pergerakannya mendadak berubah.

"............!?"

Lintasan seperti panahnya, yang terarah menuju Celis, tiba-tiba naik di depannya yang menabrak <Lindwurm>.

Dan orang, yang berada di atas adalah—

"......Tujuan mereka bukan Celis-neesama! Tapi aku!?"

Ketika Saniya menyadari perhatian Lisha, dia meningkatkan tenaga pelindungnya dan menyiapkan pedangnya, Lisha tertawa.

"Sayangnya, itu juga salah."

*pashin*! Di waktu tersebut, cahaya putih kebiruan tipis menembus atmosfir dalam garis lurus.

Ini tembakan senjata khusus <Fafnir>—<Freezing Canon>.

Sniper berbentuk senapan, tetapi memiliki kemampuan untuk membekukan targetnya.

Di depan mata Celis tanpa waktu mengelak, gelombang beku menolak, dan daun bunga seperti kristal berserakan di langit.

"Celis-neesama!?"

Keahlian menembak berkecepatan tinggi yang mengambil keuntungan ketika bidang penglihatan Celis tertutup oleh empat <Legion>.

Untuk serangan koordinasi, yang memainkan dalam sekejap, Saniya berteriak.

—Tapi,

"Penilaianmu benar-benar bagus."

"......!?"

Suara jauh Celis terdengar dari sisi lain es yang membeku di tengah udara.

Emosi dan tegangan kecil menjalari wajah Lisha dan Krulcifer.

Apa yang terbekukan adalah pedang berukuran sedang yang Celis miliki.

Dia mengorbankan satu senjata di tangan dan menggunakannya sebagai perisai.

"Cih......!"

Lisha sekali lagi mengayunkan Sword Device, dan mulai mengejar dengan <Legion>, yang digunakan sebagai umpan.

Tapi, semua potongan pedang dengan mudah dipukul mundur oleh tombak besar dan mereka jatuh sembari Lisha kehilangan kendari mereka.

"Kau menjadi kuat. Kau mungkin punya kesempatan menang."

Celis mengatakan dengan suara tenang, dan dipenuhi dengan perasaan yang meluap.

"Jika saja lawanmu bukan aku"

SaijakuBahamut v3 000E - 000F.jpg

Dengan langsung setelahnya, membumbung tinggi ke arah kecepatan ledakan. Ketika mendekat dengan seketika di depan mata Lisha yang mengenakan <Tiamat>, Celis melepaskan dorongan dengan tombak yang dicengkram di tangan kanannya dari jarak miring.

"Kuah......!"

*bashii*......!

Sesaat berikutnya. Petir menderu, dan kilat terpancar dari serangan ujung tombak.

"Uaah......!?"

Menerima serangan ujung tombak dan kilat dari ujung perisai serta armornya, Lisha terlempar ke belakang.

Krulcifer dengan segera menyiapkan <Freezing Canon> yang diarahkan pada Celis, tapi serangan baliknya tercegah oleh tembakan Breath Gun yang Saniya miliki.

"Jadi, mari sudahi pemanasan saat ini. Boleh 'kan? Kalian berdua."

Bersama dengan senyum intimidasi Celis, <Linwurm> terbungkus dengan cahaya.



"Itu—!"

Ketika Lux merasakan keanehan yang terjadi pada <Tiamat>, Airi, yang ada di sebelahnya, mengangguk.

"Ya, tombak besar itu adalah senjata khusus <Linwurm>. Sayap naga yang alaminya adalah kilat dan bintang— ini disebut <Lightning Lance>. Karena serangan kilat mempengaruhi Mithril Dite, ketika mengenai, pengguna juga menerima kerusakan melalui armor, dan bagian-bagian senjatanya, yang menerima serangan, juga akan melihat pergerakan mereka tumpul selama puluhan detik."

Sebagai petugas pemerintah, Airi, yang mencatat berbagai informasi di akademi, dengan sepenuhnya menjelaskan.

Kemampuan untuk mengalirkan serangan kilat di saat bersamaan dengan daya tolak kuat dan menyegel fungsi Drag-Ride.

Walaupun itu sendiri cukup berbahaya, petir itu yang menyambar dekat langit adalah—

"Ya. Tapi, bukan hanya itu. Ini juga mungkin melepaskan serangan kilat dari ujung tombak. Tentu saja, jika kau terkena, fungsi Drag-Ride juga akan berkurang selama beberapa detik."

Noct menambahkan sebelum Lux bertanya.

"Serangannya, yang membawa gelombang kejut, disebut "Raisen[2]". Jika itu digunakan, meskipun kau, Nii-san, mustahil untuk tetap bertahan melawannya. Pergerakan Machine Dragon sendiri akan terkunci."

"............"

Mustahil tetap menerima serangan Celis dengan berhasil.

Sebagai balasan, ia hanya bisa menghindarinya, tapi akan sulit sekali menghindari seluruh serangan trampil dan halus Celis.

Meski ia terus-menerus terbang, pasangan lain yang memiliki Divine Drag-Ride tipe terbang. Semulanya, ada perbedaan besar dalam pergerakan ketika dibandingkan dengan <Wyvern> Lux.

Celis menjadi musuh yang jauh lebih sulit dari yang ia bayangkan.

Selagi Lux menyaksikan pertandingan dan mulai memikirkan tindakan balasan, Tatapan Celis tiba-tiba bergerak dan bertemu dengan Lux di bangku penonton.

Hanya untuk sekejap. Tapi, Lux mengerti perhatian Celis, yang melakukan hal seperti itu di tengah pertandingan.

"—Lihatlah, Nii-san. Inilah ketika dia bertarung dengan serius."

*vun*

Segera setelah pemberitahuan Airi, <Lindwurm>, yang berkeliaran di udara, menyala dengan terang dan mengeluarkan cahaya bola raksasa.



"Astaga...... Aku ingin menyelesaikannya sebelum menjadi seperti ini, tapi—"

Melihat pada bidang cahaya — cahaya yang memenuhi seluruh lapangan latihan dengan Celis sebagai pusatnya, Lisha menggerutu.

Dia nampak sedikit berlebihan dengan Divine Raiment <Lindwurm> yang diaktifkan.

"Masih terlalu awal untuk bersedih. Kau pun ingin menunjukkan sisi kerenmu, benar?"

Lisha menunjukkan senyum tak gentar pada Krulcifer yang berjalan di sebelahnya.

"Yah, aku tahu, <Tiamat>! Perlihatkan wujud aslimu!"

Di saat yang sama dia menaikkan Sword Device dan berteriak, cahaya bersinar di sekitarnya.

Segera setelah itu, partikel cahaya berkumpul sekali lagi dan senjata baru muncul.

Senjata khusus, <Seven Heads>.

Laras senapan besar, yang merupakan kiasan dari dewi yang berubah menjadi naga berkepala tujuh, terhubung pada lengan dan bahu kanan <Tiamat>.

"Sekarang, aku akan menyambutmu! Terkuat akademi!"

Dia melancarkan sejumlah 16 <Legion>, yang juga melengkung terus dengan senjata khususnya.

Seluruhnya dengan serempak menukik dan menuju Celis di udara.

Tapi di saat itu, Celis mengungkapkan senyum dingin — dan bergumam.

"Bisakah kau benar-benar menyambutku?"

Sesaat kemudian, terlingkupi dalam tujuh lingkaran cahaya, sosok Celis menghilang.

Lalu, dia muncul di sebelah Lisha yang menggunakan Sword Device-nya.

"......!"

Lisha menahan napasnya sambil menyerang tombaknya, yang dipenuhi kilat, dan menembak <Tiamat>.

Tubuh Lisha dengan refleks mengeras pada serangan yang tak bisa dihindari,

*pashi*!

Bunyi senapan terdengar dan cahaya dingin terhempas menembus langit.

Sebuah tandingan untuk menghalangi serangan lebih lanjut pada Lisha dan membidik celah Celis, tapi Celis menghentikan serangannya dan berbalik, kemudian berakselerasi dan menghindar.

Reaksinya cepat. Seolah dia tahu posisi sniper dari awal, dia terbang ke arah <Fafnir> dan dengan cepat memperpendek jarak mereka.

Sesaat Krulcifer terlewati, Celis sudah melakukan gerakan menikamnya.

"......!?"

Sambil Celis secara berulang dihadang oleh <Auto Shield> <Fafnir>, yang kerahkan dengan balasan pada serangan Raisen, <Auto Shield> secepatnya ambruk ke dalam dan Raisen merobohkan <Freezing Canon> dari lengan <Fafnir>; dan sebagai balasan, Krulcifer mengulangi sekaligus.

"—Sialan. Kau mengarahkan padaku sejak awal, ya?"

"Sedikit lambat menyadari. Untuk orang sepeka dirimu."

Memperlebar jarak antara mereka, Krulcifer tersenyum dengan gugup sembari menyiapkan pedang Drag-Ride-nya.



"Dia menghilang bersama dengan Machine Dragon!? Apa artinya itu—?"

Ketika Lux bergumam di bangku penonton, Airi dengan tenang mengangkat wajahnya.

"Itu Divine Raiment <Lindwurm> — <Divine Gate>. Memperbolehkan pengguna untuk teleport dengan segera dalam jarak cahaya tersebut."

"Tidak mungkin—"

Lux berada pada kehilangan kata-kata.

Dengan ukuran mata Lux, bidang cahaya <Linwurm> yang terbentang sekitar radius 50 Mel.

Jika dia bisa dengan bebas teleport dalam jarak luas yang mencakup lapangan latihan, lalu—

"Ya. Inilah alasan mengapa dia dielu-elukan sebagai terkuat. Dia dapat menguasai orang lain dalam pertarungan teknik dan skill; kesempatan menang melawannya, yang bisa teleport seperti itu, benar-benar sederhana."

Berbalik melirik ke arah Lux, Noct menambahkan.

Lux dengan langsung mengerti apa yang dia maksud.

Jika memaksakan pada logika luar biasa, pertarungan ditentukan dengan jarak orangnya.

Bertarung sementara menjaga jarak untuk secara efektif menghindari dan menyediakan cukup ruang serangan balik akan jadi situasi pertarungan yang bagus.

Tapi, Divine Raiment itu—

"Meski kau terpisah darinya, dia bisa mendekatkan jarak dalam sekejap. Meski kau menghampiri dan menyudutkannya, dia bisa langsung di belakangmu. Selain itu, dia waspada terhadap serangan dan Divine Raiment Krulcifer, yang mengambil posisi di mana Lisha-sama bertindak sebagai barisan depan. Tapi dengan formasi mereka yang hancur, kemampuan Krulcifer untuk membaca masa depan tidak bisa menyelamatkannya dari serangan gencar bertubi-tubi."

"............"

Pada gumaman Airi, Lux memahami sekali lagi.

Meski Krulcifer menggunakan penuh Divine Raiment <Wise Blood> <Fafnir> yang dia kendalikan, tidak akan ada artinya dia menyerang balik jika belakangnya terkena dengan mudah.

Krulcifer dan Lisha hanya bisa melarikan diri; tidak ada ruang untuk serangan balik.

Mereka tidak punya lagi kesempatan menang.



Pertandingan berkecepatan tinggi di mana empat mesin menari terhampar di lapangan latihan.

Lisha dengan penuh mengaktifkan <Legion>, menggunakan kesemuanya untuk menyudutkan Celis, tapi kali ini Celis tidak menggunakan <Divine Gate>.

"Aku dengar kalau laki-laki itu menangkis semua seranganmu."

Dia sangat trampil menggunakan senjata khususnya, tombak besar yang dibubuhi dengan kilat — <Lightning Lance>, dan menolak serangan <Legion> dari segala arah satu demi satu.

Tidak seperti Lux, yang mengatasinya menggunakan berbagai senjata dan tipuan, dia menangkis semua serangan seperti badai dengan 16 <Legion> hanya dengan satu tombak.

Meski begitu, serangan Lisha masih berlanjut, tapi sambil mereka kehilangan sedikit keseimbangannya tiap waktu mereka ditolak oleh tombak Celis, semua <Legion> terjun ke lapangan latihan sesaat lalu.

"Seranganmu kuat, tapi itu rapuh ketika melawanku."

Pada kata-kata Celis, Lisha tanpa takut tertawa sementara bernapas dengan berat.

"......Begitu, kau sungguh menyakiti kebanggaanku, Nona Terkuat. Berapa banyak orang di dunia ini yang kau pikir bisa menerima apa yang kau lakukan?"

Krulcifer, sambil bertempur di langit dengan <Wyvern> Saniya, mencari celah pada Celis.

Namun, Saniya merelakan dirinya untuk mendukung Celis sambil tetap menyibukkan Krulcifer.

Saniya, yang bertarung menggunakan Machine Dragon umum <Wyvern>, bertarung untuk memisahkan Krulcifer dari Lisha.

Sehingga, dia dengan trampil menangani dua breath gun-nya, menjaga serangan dan pertahanan di tengah jarak dan bergerak-gerak dengan ide hebat tanpa bahkan menggunakan gerakan menang. Dia hanya menyerang untuk mengganggu dengan pergerakan Krulcifer.

Di sisi lain, stamina Lisha sudah akan mencapai batas.

"Lalu, dengan ini—......!?"

Sesaat ketika dia menyiapkan <Seven Heads>, Celis bergerak.

Dengan pergerakan minim, dia melempar tiga pisau pada <Tiamat>. Hampir di waktu yang sama, tujuh lingkaran membungkus <Lindwurm> dan menghilang tanpa jejak.

"Tidak mungkin ini—!?"

"Ini berakhir. Scarlet War Princess."

Seketika Lisha mengaktifkan pelindungnya untuk bertahan melawan pisau, Celis melancarkan serangan dari bagian belakang Lisha dan meremukkan perlengkapan tenaga gerak <Tiamat>.

"Guh......!? Jadi, ini—!"

"Ya. Serangan rahasia oleh Celis-neesama sendiri. Teknik yang kami sebut "Heavy Strike"."

Pada gumaman Lisha, yang armornya remuk, Saniya mengungkapkan senyum.

Serangan bersamaan dari berbagai arah akan secepatnya melampaui lawan.

Dengan <Divine Gate> <Lindwurm>, dia bisa melepaskannya dengan waktu yang tepat.

Murid penonton yang meningkatkan sorakan pada gerakan spesial hanya mungkin melewati konsentrasi dan teknik, yang Celis miliki, dan kemampuan Divine Raiment.

"—Ini kekalahanmu."

Dengan terus terang mengatakan hal itu, Celis membalik punggungnya pada Lisha.

Karena perlengkapan tenaga gerak sayap belakang dihancurkan, dia tidak punya lagi pilihan lain dari jatuh.

Paling parahnya, dia menunjukkan kewaspadaan pada Krulcifer sambil dia tidak bisa untuk menyerangnya sampai mendarat, tapi—

"Di mana kau mau pergi? Lawanmu masih di sini, Terkuat."

"......!?"

Pada saat itu, Lisha memegang erat-erat <Lindwurm> Celis dari belakang dan menahannya.

Sword Device <Tiamat> tergenggam di tangannya.

"Atas nama sang dewa, <Sprayshot>"

—Doon!

Bersama dengan cahaya menyilaukan Divine Raiment, <Lindwurm> roboh bersama dengan <Tiamat> yang memegang erat-eratnya.

Terhantam menuju tanah pada kecepatan tinggi, meluapi debu awan yang melingkupi dua gadis itu.

"......Pengendali Gravitasi — jadi dengan mengendalikan gravitasimu sendiri, kau bisa tetap di udara, ya."

Celis mengatakan sambil memberi kesan sedikit emosi pada dampak jatuh.

Dengan Divine Raiment <Tiamat>, <Sprayshot>, dia tetap di udara dengan menghilangkan beratnya pertama, dan sesaat dia memegang erat <Lindwurm>, dia mengganti muatan gravitasi kuat dan berhasil mendapatkannya untuk pertama kali.

Selain itu untuk berat dua Divine Drag-Ride mereka sendiri, gravitasi beberapa kali lipat yang lebih besar terpakai, dan terbenamnya kaki dua mesin itu.

"Jika aku tidak salah, harusnya ada pembatasan dalam menyalurkan dengan <Divine Gate>, benar? Ukuranmu sendiri ketika dalam <Lindwurm> adalah batasnya. Jika begitu, dengan memakai gravitasi pada kita bersama sementara memegangmu seperti ini—"

Meski dia normalnya memakai muatan gravitasi dengan <Sprayshot>, lawannya bisa kabur dengan Divine Raiment-nya.

Jadi, sambil dia menunggu untuk kesempatan memegang ini sampai saat terakhir, Lisha dengan baik mendapatkannya.

"Krulcifer! Ke sini!"

Pada saat yang sama sambil Lisha berteriak, tidak, sudah sebelum itu, Krulcifer bergerak.

Setelah menghempaskan Saniya, yang bertarung pada jarak jauh, <Fafnir> mendekati <Lindwurm> di kecepatan tinggi seperti peluru.

Menjadi kilat cahaya, menyobek langit biru, dan mengacungkan pedang berukuran sedang.

Seketika kilatan <Fafnir>, yang mendekati kecepatan penuh, akan menyerang Celis,

*Bashii*!

Dengan suara gemuruh yang memekakkan telinga, <Tiamat> dan <Lindwurm> tertutup dengan cahaya.

"UAAH......!?"

"—!?"

Lisha berteriak, dan Krulcifer dibutakan dengan cahaya kuat untuk sekejap.

Dengan segera setelahnya, suara gadis penyendiri itu bergema.

"<Starlight Zero>"

Sebelum siapapun tahu, Celis keluar dari pembatasan Lisha dan berbicara setelah teleport ke sisi lain lapangan latihan.

Setelah itu, laras senapan, yang terhubung pada bahunya, diaktifkan sambil meningkatkan geraman dan menembak peluru cahaya berbentuk bola.

"......!?"

Lisha dan Krulcifer secara bersamaan menahan napas mereka sambil mengedipkan mata pada cahaya peluru itu.

Kecepatan yang mengerlipkan peluru cahaya kuning bukan berarti cepat.

Tapi setelah baru beberapa detik, sambil peluru cahaya mencapai tengah lapangan latihan, kemudian berkelip di sana dan meledak.

BOOM!

Kilatan seperti membakar retina dan letusan pada titik tidak bisa bernapas dengan baik di dalam lapangan latihan dan murid-murid di bangku penonton menaikkan jeritan.

Sekitar 80% daerah lapangan latihan dipenuhi dengan cahaya dan api ledakan.

<Starlight Zero> adalah senjata khusus lain yang <Lindwurm> miliki.

Sebuah area luas senjata pembasmi yang teramat kuat yang menembak peluru cahaya yang disebut "Star" yang memadatkan kumpulan energi sampai batasnya dan meledak beberapa detik kemudian yang menutup ruang 300 Mel dalam radius.

Celis dengan sempurna menghitung pengeboman dan sambil menyesuaikan sehingga kerusakan tidak mengenai penonton yang duduk.

"Tumben Celis-neesama sampai serius—"

Selagi dia menerima perintah menyingkir dari Celis sebelum pengeboman, Saniya keluar dari jarak serangan sebelumnya.

Meski begitu, ekspresinya menunjukkan keterkejutan sambil dia melemparkan tatapan menuju lapangan latihan di bawah.

Sebagai akibat pengaruh hebat dan api menghilang serta asap menjauh—

"......Sepertinya aku entah bagaimana tepat waktu."

"Krulcifer!?"

<Fafnir> Krulcifer berdiri di depan <Tiamat> Lisha demi melindunginya dari ledakan.

Lisha, yang terkejut pada kenyataan itu, tanpa sengaja menaikkan suaranya.

"Aku mendengar rumornya, tapi ini benar-benar kekuatan yang dahsyat...... Sayang sekali, tapi aku sudah berada pada batas."

*pashiin*! Cahaya tumpah, jaringan <Fafnir> meredup.

Kemudian, disusul jaringan <Tiamat> Lisha juga, dan armor kedua gadis itu terlepas.

Karena bertahan melawan <Starlight Zero>, mereka menanamkan seluruh energi ke dalam pelindung dan persenjataan; mereka kehabisan energi.

"Berhubung mereka tidak bisa melanjutkan pertandingan, saya menyatakan kemenangan pasangan kelas tiga Celestia/Saniya."

Sesaat itu, Raigree dengan langsung mengumumkan hasilnya dan bunyi lonceng mengakhiri latihan tanding.

Segeranya, sorak sorai hebat mengalir menuju lapangan latihan.

"Pertahanan otomatis <Fafnir> pun, <Auto Shield>, telah terhempas. Seperti yang diduga, dia tidak meremehkan—"

"A-Aku tidak bermaksud begitu!? Kenapa kau menyelamatkanku—?"

"Kau bertarung sampai batasmu. Meski Celis-senpai menghitung kekuatan, ada kesempatan, meski kecil, jika kau mungkin terluka."

Dengan raut wajah jujur, Krulcifer memberitahu Lisha.

Dan lalu, dia menyeka rambut panjang, cantik dan tersenyum dengan lega.

"Sebetulnya, aku terkejut. Aku percaya kalau kemampuanmu untuk berpikir sulit dibanding pada seorang putri, tapi kau melampaui harapanku dan menyudutkan Celis-senpai itu. Di waktu yang sama aku terkesan, aku tidak ingin kau terluka di sini."

"Se-Sesuatu seperti itu bukan apa-apa...... aku sudah memikirkan sebelumnya tentang strategi yang tersisa di udara bersama cahaya gravitasiku sendiri dengan <Sprayshot>, jadi—"

Mengatakan hal itu, Krulcifer mengalihkan tatapannya ke arah Lux di bangku penonton.

"Kalau kau dengan serius ingin membuatnya tetap di akademi ini. Pada titik itu, aku bisa setuju denganmu—"

Sambil dia membisikkannya, Lisha perlahan memerah dan membungkukkan kepalanya dengan malu.

"A...... apaan sih?! Aku cuma melakukannya demi diriku sendiri, tahu—!"

"Ya, aku tahu. Jika mungkin, ayo damai mulai sekarang[3]. Tentu saja, aku bermaksud menang di akhir."

Dengan hanya sedikit ekspresi senang, Krulcifer mengulurkan tangan pada Lisha yang duduk di atas tanah.

Celis mengawasi pemandangan itu dari tempat yang agak jauh.

"............"



"Keduanya dikalahkan, ya. Mereka......"

Airi, yang berkomentar di sebelah Lux, mengatakan itu dengan desahan kecil.

"Ya. Tapi, aku pikir kalau mereka menaruh pertarungan bagus dan adil. Mereka melakukan sebanyak ini melawan Celis-senpai itu—"

Noct mengangguk dengan setuju, tapi dengan langsung setelahnya, dia menanyakan sebuah pertanyaan.

"Namun, apa yang terjadi di serangan dan pertahanan terakhir? Sesaat ketika Krulcifer menebas pada Celis-senpai, aku tidak melihat apapun seperti area menjadi menyilaukan, tapi......"

"Dia menyerang dirinya sendiri...... adalah apa yang aku pikir."

"Eh?"

Airi dan Noct kebingungan pada suara kecil yang terdengar di sebelah Lux.

Ini karena Philphie, yang menonton pertandingan dengan polos sejauh ini, dengan tiba-tiba bergumam.

"—Seperti yang aku kira, begitu, ya."

Bahkan Lux, yang melihat pada lapangan latihan dengan ekspresi serius, hanya bisa mengangguk.

"A-Apa maksudmu, mereka? Di waktu itu, apa yang terjadi—"

Airi menanyakan keduanya dengan ekspresi bingung,

"Pada saat itu, Celis-senpai menyerang dirinya sendiri dengan <Lightning Lance>. Dan mungkin dengan gelombang kejut bertenaga tinggi yang mendekati maksimum itu...... Lalu, menimbulkan kerusakan pada Lisha-sama dan <Tiamat> yang memegangnya erat-erat dan dia membebaskan pembatas."

"Tidak mungkin—"

Noct yang biasanya tenang pun memperlihatkan ekspresi terkejut.

Mungkin hampir tidak ada orang di bangku penonton ini yang menyadari serangan dan pertahanan cepat itu.

Celis, yang menerima serangan tak terduga dengan dipegang dari belakang, tembakan Raisen tanpa peduli merusaki dirinya, melepaskan pembatas Lisha dan teleport dengan <Divine Gate>. Selanjutnya, dia menembak senjata khusus lain, <Starlight Zero, dan menentukan pertandingan.

Terlebih, di waktu itu, dia juga menggunakan kilat dengan Raisen, yang menyerang dirinya sendiri, untuk membutakan Krulcifer.

Lux dengar kalau Divine Raiment meninjau masa depan <Fafnir>, <Wise Blood>, menyadari melewati pandangan Krulcifer, yang adalah penggunanya. Jadi, mungkin tidak berlaku dengan melepaskan jarak penglihatan mereka sendiri.

Tapi, apa yang Lux temukan menakuti di atas semua penilaian dan kemampuan untuk melakukan hal itu.

"Itu mengingatkanku...... aku dengar rumornya. Dia nampak memiliki penempatan tinggi dalam pedang dan sebagai Drag-Knight, tapi di antara mereka, dia mempunyai bakat yang unik."

Airi mengatakan sambil mengingat sementara melihat pada lapangan latihan.

"Mengingat taktik yang menutup segala jenis situasi dan dengan cepat melakukan tindakan balasan terbaik — di antara petugas militer Ibu Kota, yang bisa melakukan ini seperti disebut 'Siasat di atas Buku'."

"Siasat, di atas Buku......"

Kemampuan sesaat dalam berpikir yang mengijinkannya untuk menunjukkan reaksi menakutkan selama hanya beberapa detik tersebut dan membalikkan keadaan bahayanya.

Ini bukan hanya kemampuan mengendalikan Machine Dragon-nya dan kemampuan tinggi <Lindwurm>.

(Itulah gadis terkuat akademi, ya......)

Lux sekali lagi merasakan kemampuan tak beralasnya.

"............"

Philphie dengan lembut mencolek bahu Lux dari dekat.

"Lu-chan. Ayo menyambangi mereka."

"......Ah, ya. Kau benar."

Untuk saat ini, dia khawatir tentang kondisi Lisha dan Krulcifer.

Lux berdiri dan meninggalkan bangku penonton dengan Philphie dan teman-temannya.



Selama beberapa hari lalu, beberapa ruang istirahat sementara telah disiapkan untuk merawat yang terluka di Pertandingan Penyelisihan Sekolah.

Sambil Lux pergi ke kantor medis dengan langkah cepat setelah terpisah dari Philphie dan Noct, yang punya pertandingan individu setelahnya dan Airi yang harus bekerja—

"Ah......!?"

"............"

Celis baru saja berjalan sendiri dari arah berlawanan dari koridor yang menghadap halaman bangunan.

Dia berjalan dengan langkah tegap yang tak bisa dipikirkan kalau mereka adalah orang yang tadi menyelesaikan pertandingan sengit. Dia mengalihkan sedikit tatapan bingung pada lux.

"Ini agak tidak disangka."

Meletakkan tangan pada dada besarnya, Celis bergumam seolah berbicara sendiri.

"Gadis-gadis itu, yang membelamu, nampak bertarung demi dirimu dari perasaan sesungguhnya mereka."

Celis mungkin merasakan awal kehendak dan ketetapan hati Lisha dan Krulcifer melalui pertandingan sebelumnya.

Kehadiran pemimpin penyendirinya melonggar hanya dengan sedikit.

Tapi di waktu berikutnya, gelombang kuat permusuhan menyapu Lux dan membuat tulang belakangnya menggigil.

"Tapi, kehendakku tidak bisa digoyahkan. Kau masih orang yang tak diperlukan di akademi ini. Aku akan membuktikannya di pertandingan berikutnya denganmu."

"............"

Jadi, inilah seorang kelahiran bangsawan.

Jadi, inikah kekuatan Kediaman Ralgris, salah satu Empat Bangsawan Besar.

Sosok gadis yang melanjutkan segala macam latihan sejak dia kecil demi bertarung dan berdiri di atas orang lain.

(Itu benar. Memang, ketetapan gadis ini berbeda......)

Dia, yang sejak kecil bertarung sementara meninggalkan cara lain hidup.

Bagi Lux, yang tidak bisa mengemban kewajibannya sebagai Pangeran sebelumnya, Celis juga lawan yang sulit, tapi,

"Kau orang yang sangat kuat."

Sehingga tidak kalah pada kehendak tak gentarnya, Lux lanjut menerangkan.

"Tapi — kali ini, aku pastinya tidak akan kalah juga."

Seperti ketika dia memutuskan untuk menghancurkan Kerajaan Lama sebelumnya, Lux sekali lagi memutuskan.

Ia akan menanggung masa depan Kerajaan Baru dan menjadi kekuatan mereka.

Dan Lux akan menyelesaikannya di akademi ini di mana ia lebih dekat dari manapun.

"............"

Bertemu tatapan terus terangnya, Celis menahan napas untuk sementara.

Tapi, dia dengan langsung mengembalikan sikap penyendirinya dan menjauh sambil melewatinya.

"......Duh"

Aku mengatakannya.

Demi mengejar pedagang gelap — keberadaan yang muncul pada Fugil yang bergerak secara diam-diam di berbagai tempat, ada juga pilihan meninggalkan akademi dan merahasiakan sosoknya.

Tapi,

"Aku tahu ini tidak penting, tapi"

Ia ingin membantu gadis-gadis akademi sementara masih di akademi.

Lux menarik napas dalam-dalam dan mulai berjalan.

Kemudian, ia bertemu seorang dokter wanita, yang baru keluar dari pintu kantor medis.

"Ara, apa yang kamu lakukan di sini? Mungkinkah kau juga datang untuk mengunjungi gadis-gadis yang terluka sebelumnya? Kalau begitu aku akan melihat situasi ke ruang lain."

"Ah, ya. U-Um — apa mereka baik-baik saja?"

Lux bertanya dengan sedikit tegang.

Lalu, sambil dokter itu mengungkapkan senyum miring,

"Kamu adalah teman mereka jika aku ingat betul. Mereka akan bermasalah jika kau melihat dalam keadaan saat ini, jadi lebih baik jangan masuk dulu, ya?"

"Eh......!? Tidak mungkin mereka—"

Setelah berakhirnya latihan tanding dengan Celis, harusnya tidak ada luka luar yang menyolok, tapi mereka mungkin terluka parah?

Lux, yang dirambati oleh perasaan gelisah, dengan tergesa-gesa menuju kantor medis dan menaruh tangannya pada kenop pintu.

"Lisha-sama! Krulcifer-san!"

*bang*! Sambil ia dengan kuat membuka pintu, pemandangan tak diperkirakan menyebar di sana.

Pembalut luka berada di tangan dan kaki mereka yang duduk di atas tempat tidur.

Tapi, ini tidak nampak begitu sakit, hanya sekitar satu atau dua bagian.

Namun, hal lain dari itu adalah menakjubkan.

Kemungkinan karena mereka akan mengganti dress-gear mereka, yang sudah pas dengan tubuh mereka dan membuatnya tegak lurus, setelah perawatan, mereka sedang dalam keadaan di mana lagi melepas pakaian.

Seragam dan pakaian dalam untuk baju ganti berhamburan di atas tempat tidur di mana kedua gadis itu duduk.

Gadis-gadis itu, yang melihat sosok Lux, memerah dan dengan segera menutup tubuh mereka.

"—!?"

Kepala Lux langsung segar dengan pemandangan keduanya, yang dikenal sebagai kecantikan menonjol di akademi.

Lux dengan refleks mengalihkan matanya, tapi mungkin itu adalah naluriah menyedihkan seorang laki-laki, setelah rehat beberapa detik,

"Ma-Maaf!?"

Ia memberitahu mereka begitu dan dengan keras menutup pintu.

Haa, Haa......, selagi ia mengusap keringat dari dahinya, dokter wanita tadi tersenyum dengan miring sambil melihatnya.

"Padahal aku mengatakan jangan masuk karena sedang ganti."

"Ya, katakan daritadi kenapa!?"

Lux berteriak dengan segenap tenaganya yang wajahnya masih memerah dan menunggu untuk sementara pada Lisha dan Krulcifer di kantor medis untuk memanggilnya.

SaijakuBahamut v3 000G - 000H.jpg



"Aku benar-benar minta maaf......"

Beberapa menit kemudian, ketika mereka selesai berganti dan debaran jantung Lux sedikit tenang, Lux, yang masuk ke kantor medis, tiba-tiba membungkukkan kepalanya.

"............"

Sebaliknya, setelah Lisha sedikit berdeham,

"......Apa itu benar? Kalau kau sengaja melakukannya!? Apa yang kau pikirkan, mesum!"

Sambil kedua pipinya merah dengan malu, dia mengomel sembari bingung.

"Lux-kun. Kayaknya kau tidak mendengarkan peringatanku sebelumnya. Aku memberitahumu berhati-hati sejak kau cuma satu-satunya laki-laki di akademi ini, ya?"

Di sampingnya, Krulcifer juga menegurnya dengan wajah dingin, tapi wajahnya juga sedikit merah.

"Aku tidak tahu......"

Ketika Lux bergumam selagi membungkukkan kepalanya dengan sangat kecewa,

"Ya-Yah — aku akan memikirkannya baik-baik nanti, ba-bagaimana?"

"Eh? Ba-Bagaimana apa?"

"A-Apa, kau tanya? Um, bukannya jelas!? Tentang sebelumnya......"

Sambil dengan begitu malu mengalihkan penglihatan ke sudut lantai, Lisha menanyakan.

Pada reaksinya itu, Lux memikirkan sementara gemetar.

(Te-Tentang sebelumnya, artinya itu, ya? Tapi, aku mungkin tidak bisa memuji seorang gadis, jadi......)

Ini sudah buruk memberitahunya apa yang ia pelajari dari pengelola bar di mana Lux pernah berkerja sebagai pekerja sampingan.

Ia hanya bisa memutuskan dengan kata-katanya sendiri.

(......Baiklah, aku siap!)

"U-Um— tubuh Lisha-sama feminim meski kecil; sangat sexy dan imut dan terus terang, aku terangsang......"

"......!? Uh, aw......"

Wajah Lisha, yang mendengar kata-katanya, menjadi merah sampai pipinya.

(Tunggu, tidak bagus!? Apa yang aku pikirkan!? Rambutmu cantik...... atau seperti, ada banyak pilihan lain seperti itu, 'kan!?)

Lux memikirkan kalau ini karena bar di mana ia melakukan pekerjaan sampingan dulu, tapi Lux sendiri tak pandai dalam memuji.

"A-Aku tidak bermaksud begitu, aku membicarakan tentang pertarungan sebelumnya—"

"............"

(Dan juga, aku salah......!)

Ia membuat kesalahpahaman besar dan berakhir berkata tanpa memikirkan sesuatu yang memalukan.

Dan jadi, ia pikir kalau Lisha pastinya akan marah tapi,

"Co-Cowok yang tak berguna kau itu...... Mesum......"

(Tunggu, hah......?)

Keprihatinan Lisha menggerak-gerakan tangannya secara gelisah sambil bermasalah dengan ekspresi yang entah terburu-buru dan mengalihkan matanya dari Lux.

Meski dia nampak malu, dia tidak seperti membencinya.

(......Apa itu, aku ingin tahu?)

Ketika Lux penasaran tentang hal itu, Krulcifer berbicara.

"Lux-kun, aku akan menanyakanmu dengan jujur juga, tapi — tubuh macam apa yang kau sukai?"

"......Tunggu, apa yang kau katakan tiba-tiba!? Krulcifer-san!?"

Ketika Lux bingung sambil ditanyakan pertanyaan yang benar-benar tak terduga,

"Hanya sebagai pernyataan. Aku memikirkan menggunakan apa yang kau pikirkan ketika melihaku sekarang, sebagai referensi untuk masa depan."

"E-Errr— Um, sangat cantik. Kulit putihmu, paha atau pantatmu. Membuat hatiku berdenyut sedikit......"

"......Aku mengerti. Yang berarti aku bisa menganggap itu setelah melihatku, Lux-kun, kau dikendalikan oleh naluri jantan, benar?"

"............"

"Dengan kata lain, Lux-kun selalu menyimpan penampilanku dengan delusi cabul seperti apa yang kau lihat tadi, ya 'kan?"

"Tidak,tunggu sebentar!? Ini bukan seperti aku...... se-selalu melihat pada Krulcifer dengan mata seperti itu!?"

"Itu berarti kalau kau terkadang melihat padaku dengan mata begitu, ya. Aku sedikit lega."

Krulcifer mengatakan dengan ekspresi dingin biasanya yang mencampurkan senyum nakal.

Wajahnya menunjukkan kesenangan yang penampilan dewasa tidak biasanya tunjukkan.

"I-Itu— tunggu, kenapa kau membuatku mengatakan hal aneh daritadi!?"

"Ara, ini wajar membuatmu merasa sangat malu, bukan? Kau juga membuat kami merasa malu, jadi pantasnya digoda adalah cara bertanggung jawab."

"............"

Mengatakan begitu, Lux tidak bisa membantah.

Tapi yang sebaliknya, ia dimaafkan dengan hanya itu. Mengetahui itu berarti, Lux dalam hati berterima kasih.

"Ya-Yah, biarkan saja itu dulu, um— aku minta maaf tentang pertandingan sebelumnya."

Sambil mereka berbicara santai, Lisha mengatakan dengan suara kecil sembari menundukkan kepalanya.

"Aku mungkin kayak begini, tapi aku menantangnya dengan kemauan untuk menang, tapi...... Yah begitulah, orang sepertiku hanya— Ah......"

Ketika dia menunjukkan sedikit ekspresi tenang, Lux dengan refleks menarik tangan kecilnya.

"Itu tidak benar. Lisha-sama, kau sangat keren tadi."

Lux mengatakannya dengan senyum yang dipenuhi akan kepedulian.

Seorang gadis, yang bimbang tentang keberadaannya sendiri terlepas dari memikul status putri Kerajaan Baru.

Lux menyampaikan perasaan jujurnya pada Lisha, yang bertarung sementara putus asa dari kualifikasinya sebagai putri.

"......Be-Benarkah?"

"Ya, kau hebat. Orang-orang akan berpikir 'itulah putri Kerajaan Baru— ah'."

Sambil ia mulai mengatakannya, Lux tanpa perhatian menutup mulutnya.

Ini karena ia pikir kalau Lisha mungkin menahan rintangan untuk disebut putri.

Tapi—

"Ti-Tidak, ini bukan hal buruk untuk dikenal sebagai putri denganmu dan semuanya di akademi. Um, aku juga senang tentang itu, tapi jika kau bisa menepuk kepalaku sebentar—"

Dia bergumam dengan suara pelan dan menengadah pada Lux. Tapi,

"Ya. Juga, Krulcifer-san juga, terima kasih telah berjuang dan menunjukkanku cara bertarung Celis-senpai."

"Hei, giliranku selesai!?"

Mungkin karena dia berbicara dengan suara kecil yang tidak dapat ia dengar, Lux sudah mengutarakan terima kasih pada Krulcifer.

"Aku tidak dalam kondisi sempurna, jadi aku hanya bisa melakukan itu. Segitu saja demi terhubung pada pertarunganmu, itu. Tapi — dia benar-benar lawan yang sulit."

"Muuh......"

Meskipun Lisha terlihat agak tidak senang, dia menarik dirinya dan berdeham.

"Itu benar, kita harus menang dulu atau tidak akan berguna, Lux! Kita akan pergi ke bengkel dari sini!"

"......Eh?"

Melihat Lisha, yang berdiri dari tempat tidur dan dengan semangat mengangkat dadanya, Lux menerima dengan rasa gelisah.

"Ah, tapi. Tentang benda itu yang kau ubah sebelumnya, kau harus berhenti—"

Lisha mengubah <Wyvern., yang Lux miliki armor dan tenaga yang disesuaikan untuk spesialis pertahanan karena beberapa keadaan untuk spesialis serangan.

Sebab ia tidak bisa menggunakan secara umum <Bahamut> di Pertandingan Penyelisihan kali ini, Lux hanya bisa bertarung dengan <Wyvern> yang terlampau lemah dalam kemampuan.

Tapi, tidak peduli berapa kali dia menyetel <Wyvern>, dia tidak memikirkan itu hanya Machine Dragon tipe umum biasa yang akan efektif melawan Celis.

Meski begitu, Lisha menyatakan penuh kepercayaan.

"Jangan khawatir. Jika perkiraanku benar, seluruh kelas tiga itu pastinya akan terkesan besok! Krulcifer, kau ikut juga! Pasangan dalam pertarungan juga penting."

Dengan serampangan disuruh oleh Lisha yang semangat, Lux dan rekannya pergi menuju bengkel Drag-Ride.

Lalu selagi mereka mengemban "pembalasan" selama sekitar beberapa jam, hari pertama Pertandingan Penyelisihan Sekolah pun berakhir.



Di dalam kegelapan kelam — di atas jalan tak berpenghuni blok pertama di Cross Feed, empat laki-laki dan perempuan berkumpul.

Seorang gadis dengan rambut panjang yang menyebar dengan kuat, bersama kilatan tajam.

Satunya pemuda dengan rambut coklat kemerahan yang mengepal seperti ayam jantan.

Satunya lagi adalah bayangan hitam kecil yang tidak diketahui apakah pria atau wanita dan mengenakan topeng bulat dengan tulisan pada wajahnya.

Dan, sosok berjubah hitam berdiri di atas gundukan reruntuhan, dengan sinar bulan di punggungnya.

"—Jadi, apa kalian berhasil menemukan rampasan itu? Aku harap kalian tidak begitu mengecewakanku."

Sambil melihat ke bawah dengan senyum yang melekat di wajahnya, sosok berjubah berbicara.

Sebaliknya tiga orang yang ditempatkan seperti bawahan; pertama gadis berambut panjang mengangkat wajahnya.

Kepada suara riang dan tak bersalah, gadis itu menjawab dengan suara yang sedikit menegang.

"Maaf, tapi tidak— kami hanya menunjukkan tempat yang mana mungkin. Memang, tidak ada celah di akademi ini."

"............"

Sosok berjubah masih diam bersama senyumnya.

Itu yang paling mengerikan bagi tiga orang yang menunggu di bawah.

Sang Pedagang Gelap berdarah.

Itulah nama lain sosok berjubah yang sekarang berdiri di depan mereka.

Pedagang senjata, yang mengembara dari berbagai negera, bergerak diam-diam dan menjajakan bermacam persenjataan dan informasi tujuh tahun lalu.

Pasangan-pasangan bisnisnya tidak tetap, dan sokongkolan serta hubungannya tidak diketahui.

Sebuah keberadaan yang seluruhnya tertutup dalam misteri, tapi ada satu hal yang pasti.

Setelah terlibat dengan orang ini, pertumpahan darah pastinya akan terjadi.

Sehingga ketiga orang tersebut, dan juga anggota pemerintahan negara-negara mereka yang termasuk, ketakutan dengan Pedagang Gelap, yang meminta kerja samanya.

"—Tapi, jika aku diberikan sedikit waktu lebih, aku pasti akan menemukannya."

Gadis berambut panjang yang dengan takut meminta.

Tapi, sosok jubah itu tertawa sambil bahunya bergoncang.

"Sayang sekali, aku juga sibuk, loh? Aku tidak bisa menunggu lagi dari ini. Selain itu, aku berhutang pada Pangeran di sana. Itulah kenapa aku sudah bergerak. Aku lelah dengan permainan picik ini. Aku akan langsung menghancurkan akademi itu dan lalu perlahan meleburkannya nanti."

"Kemudian——"

Pada perkataannya, si lelaki berambut merah berbicara.

"Yea, kita akhirnya akan menggerakkan itu. Ini giliranmu, anjing Heiburg."

Sosok berjubah menaikkan ujung mulutnya.

Senyum bagaikan bulan sabit mengapung di belakangnya yang berdiri di balik kegelapan.


Referensi[edit]

  1. kontes antara pihak Lux dan Celis. Dia bermaksud jika mereka mengalahkan Celis, murid lain tidak akan sebanding dengan mereka setelah itu.
  2. Raisen (らいせん)
  3. damai tentang Lux
Balik ke Episode 2 Kembali ke Halaman Utama Lanjut ke Episode 4