Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid3 Bab3

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 3: Ulang Tahun Claire[edit]

Bagian 1[edit]

Kemudian, Kamito pergi untuk menjalani pelajaran tambahan.

Sejak Est, tidak suka duduk dan mendengarkan ceramah, ia memilih bermain di luar bersama Claire.

Ketika ia membuka pintu kelas, Terlihat Figure tidak asing di dalam, ia mengenalinya dari kerumunan murid dalam kelas.

Rambut Biru dengan kuncir kuda....tidak di ragukan lagi, pimpinan pasukan Sylphid, Ellis.

"Ia juga ikut pelajaran tambahan?"

Cukup mengejutkan, untuk gadis seperti Ellis yang selalu terlihat serius, gagal dalam pelajaran.

Kamito mencoba menghampirinya dari belakang.

Masih terasa mengganjal, ia ingin menjelaskan insiden pagi tadi.

Ellis membuka buku tebal yang di tulis dengan bahasa Roh dan membacanya pelan-pelan.

Terlihat begitu fokus dalam belajarnya sampai ia tidak menyadari Kamito mendekat.

"Apa mungkin ia mencoba menghapal tiap kata demi kata yang ada di dalam buku?"

Kamito berfikir tidak mungkin, Tapi Ellis sendiri terlihat memang sedang mencoba menghapalnya.

"..Oh, begitu, ia orang yang mudah serius tapi payah dalam belajar"

Dilihat ia adalah tipe yang Tergesa-gesa, Tipe seperti ini bisa berkembang selama ia tidak membuat kesalahan dalam prosesnya, tapi beberapa waktu ke waktu juga akan mengalami Hambatan.


"Yo, Ellis"

"Hyan!"

Di saat Kamito memanggil, terjadi Kilatan cahaya.

Ellis berbalik sembari mengayunkan pedangnya Vertical kebawah.

"...."

berhasil di hindari pedang nyangkut di meja.

Ada jarak setipis kertas saat Kamito menghindarinya.

"A-apa...kau coba membunuhku?"

"K-Kazehaya Kamito, jangan tiba tiba berdiri di belakang ku"

Sudah Hampir terbunuh, di marahi pula.

"jeritanmu imut sekali kapten"

"mau kujadikan ayam cincang"

Ellis memandang dengan mengancam.

"Maaf mengejutkan mu Ellis, dan..apa kau juga mengikuti pelajaran tambahan?

"Yeah, itu benar, aku gagal dalam subjek dasar"

"Berat sekali untuk kita berdua, tapi sejak kita satu kelas, mari saling membantu"

"Jangan samakan aku dengan mu, aku sibuk mengurus pasukan"

Kamito hanya membuat senyuman pahit melihat Ellis marah dan duduk di sampingnya.

Ellis tidak mengenakan Pelindung dada saat ini.

Tapi melihatnya mengenakan seragam biasa seperti ini terlihat menyegarkan.

ia selalu menunjukan Ekpressi gagah. Tapi sekarang, terlihat menawan.

...dadanya Ellis besar juga

Kamito adalah remaja dalam masa puber, tidak bisa di salahkan jika matanya melayang kesana.

jika sebesar itu, bukannya sempit kalau menggunakan pelindung dada?

Ketika ia berfikir seperti itu-

"Err...Kazehaya Kamito"

Ellis tiba tiba berdeham.

"uh?"

"tentang pagi ini, aku minta maaf"

"Eh?"

"Aku sudah dengar situasinya dari Claire, sepertinya hanya sebuah salah paham. Aku minta maaf...maukah kau memaafkan ku?"

Ellis menundukan kepalanya kebawah.

"Ah, tidak perlu di pikirkan, sebenarnya malah, bagaimana aku mengatakannya, jika Ellis tidak datang saat itu keadaan bisa menjadi lebih kacau lagi"

Kamito membuat senyuman sembari melambaikan tangannya, Ellis mengeluarkan nafas lega.

"Mereka sedang membuat cokelat untuk <<Festival Suci Valentia>>kan?"

"ya, sepertinya, Ellis apakah kau juga membuatnya?"

"A-aku"

Wajah Ellis menjadi merah.

"Aku tidak punya ketertarikan dengan hal semacam itu"

Ia menjadi marah.

"Ambil bagian di acara yang tidak jelas seperti itu, sama saja mengabaikan tugas sebagai pelajar"

Ellis terbatuk dan membenarkan pandangannya kearah buku text.

Untuk menenangkan wajahnya yang panas, ia mulai bergumam membaca lagi.

Tidak tahan hanya melihat, Kamito memberikan saran padanya.

"dari pada dibaca semua, bukannya lebih baik jika di baca bagian yang penting saja?"

"T-tapi aku tidak akan bisa belajar dengan tepat"

"Lebih tidak tepat jika hanya menghafal isi buku tanpa mengerti maknanya, lihat"

"Whuaa,a-a-apa yang kau lakukan!"

"Pertama keluarkan catatan mu, biar ku beri tahu bagian yang akan di pelajari"

"K-kau menyentuh dada ku.....err......"

"Apa?"

Ellis mengatakan sesuatu tapi tidak begitu terdengar.

Kamito semakin mendekatkan wajahnya dan muka Ellis semakin memerah.

Tidak sadar, Kamito hanya terus memberi tanda bagian yang akan di pelajari.

"Yang ini, ini, dan yang ini"

"B-begitu......Cara mengajar mu bagus"

"Yang benar?"

Memang jika di bandingkan dengan cara mengajar Claire, ini lebih baik. Claire selalu menjelaskan isi buku sebelum mulai mengajarkannya, tapi jujur saja, Kamito tidak mengerti apa yang di katakan.

Tipe seperti Claire cuma pinter buat diri sendiri.

"Jika ada waktu, bisa kau ajari aku lagi, cara mengajar mu mudah di mengerti"

"Ahh, tidak masalah"

Kamito membalasnya dengan senyuman ramah berjanji, kembali ke belajar, ia memusatkan perhatiannya ke depan.

Berdiri di podium adalah Freya yang akan mengajar.

Jika mereka telat sedetik saja memutar pandangan kedepan, batangan kapur akan datang berterbangan.



Bagian 2[edit]

Pelajaran di mulai.

Ellis seperti biasa dengan serius mendengarkan perkataan.

"Dengan kata lain, tergantung situasi , terjadi beberapa kasus Roh terkontrak yang Lenyap seluruhnya, dan tentu saja tidak akan ada mereka yang cukup bodoh untuk mencoba <<Kutukan Senjata Tersegel>>"

Apa yang guru Freya katakan adalah tentang alat pembobol Segel Roh <<Kutukan Senjata Tersegel>>

Bisa di katakan seseorang bisa melakukan Kontrak dengan roh melalui cara buatan.

Masih digunakan saat perang rambal, tapi sekarang sudah dilarang karena melanggar perjanjian antar negara. Walaupun bukan rahasia umum lagi beberapa negara masih melakukan penelitian lebih lanjut.

Di <<Sekolah Instruktur>> pun, aku juga melakukan penelitian <<Kutukan Senjata Tersegel>>

<<Sekolah Instruktur>> untuk Yatim Piatu, Jio Inzagi yang mereka lawan tempo hari juga berasal dari tempat yang sama.

Di dalam tubuhnya tersegel 72 roh.

Di samping menyegel Roh, <<Kutukan Senjata Tersegel>> juga memberikan Effect tambahan seperti menarik paksa kekuatan Roh dan penambahan Element baru. Terdengar sepertinya sangat praktis, tapi sampai di larang karena menyalahi perjanjian antar negara juga ada sebabnya.

Beberapa dari seluruh orang yang di pasangkan <<Kutukan Senjata Tersegel>>, menerima efek samping yang fatal.

"saat perang Rambal, banyak Kontraktor roh yang di pasangkan <<Kutukan Senjata Tersegel>>, Kalian Tahu apa Efek samping yang di akibatkan?- Ellis coba jawab"

"Okay, kekuatan Mereka sebagai kontraktor roh menjadi lepas kendali"

Ellis berdiri dari tempatnya dan menjawab dengan jelas.

"itu benar, jumlah mereka yang tidak cocok dengan <<Kutukan Senjata Tersegel>> tidak lebih dari 10%. Akan tetapi penelitian sampai sekarang masih di lanjutkan untuk mereka yang menginginkan kekuatan instan"

Guru Freya berkata dengan keras sembari mengayunkan tongkat.

Tiba tiba Kamito yang merasa ada yang Ganjil dari sikap gurunya berbisik pelan kepada Ellis.

"Topik <<Kutukan senjata Tersegel>> ini terlalu di bicarakan panjang lebar, seingatku ini bukan bagian dari Kurikulum"

"...ya, faktanya ada pemberitahuan untuk Pasukan Sylphid pagi ini"

Ellis sedikit mengagguk.

"beberapa hari ini terjadi penjualan <<Kutukan Senjata Tersegel>> menjelang tarian pedang di kota akademi, barusan tadi mungkin bagian dari pemberitahuan"

Tentu saja, Penjualan Kutukan Senjata Tersegel di larang di kerajaan Ordenshia.

Para Gadis di akademi ini juga mengerti tentang resiko yang di hadapi.

Meskipun begitu, beberapa di antara mereka masih ada yang ingin meraih kekuatan dengan mudah.

Terutama mereka dengan team yang Rankingnya kurang memuaskan sebelum Tarian Pedang, tidak akan aneh jika banyak dari mereka yang masih menggunakannya meskipun sadar resikonya.

Pemasangan <<Kutukan Senjata Tersegel>> memakan banyak biaya, tapi semua perempuan yang masuk ke akademi ini adalah gadis bangsawan dengan yang punya modal.

Bukannya hanya di anggap Illegal oleh berbagai organisasi, Resikonya jauh lebih rendah dari pada penangkapan roh untuk di jual di pasar gelap.

"Bukti sebuah hati menjadi lemah adalah tergoda untuk memiliki <<Kutukan Senjata Tersegel>>, akan tetapi yang jahat tetaplah mereka yang mendistribusikan, sebagai penjaga keamanan aku tidak akan pernah memaafkan mereka karena mengacaukan ketertiban akademi"

Kelemahan hati yang menginginkan kekuatan, Kamito tidak bisa menyalahkan.

Siapapun juga tidak akan menolak dengan godaan itu.

Begitu pula dengan Claire.

Menderita dengan kelemahan dirinya, ia menerima Roh Sinting pemberian Restia.

Menginginkan kekuatan tidak peduli apapun bayarannya, itu sesuatu yang Kamito mengerti sebagai seseorang yang pernah meraih Gelar terkuat.

Bisa melakukan kontak dengan Roh walaupun dirinya adalah pria. Bahkan ketika ia berfikir mengutuk kekuatan tersebut, orang itu juga sama, ia yang dirinya pernah di sebut sebagai raja setan paling kejam dalam sejarah.

-Akan tetapi, aku bisa membayangkannya

Kamito memalingkan mata untuk melihat lengan kirinya.

Jika ia tidak bisa memaksanyaRestiaherdengan kekuatannya yang sekarang.

Ada kemungkinan Kamito juga akan mencoba kekuatan terlarang.

"Berapa orang yang pasukan Sylphid amankan?"

"err,tentu saja untuk menguak organisasi ilegal seperti ini di butuhkan waktu, tapi sejak insiden serangan kemarin, kami jadi kekurangan orang"

"begitu..."

Ini adalah tentang insiden penyerangan oleh Jio Inzagi, pencurian Roh Militer yang di segel di perpustakaan akademi.

Lima orang dari pasukan Sylhid terluka saat itu, di tambah lagi Rakka dan Reishia yang juga teman satu teamnya Ellis terluka saat tugas di kota Tambang.

Jadi total jumlah orang yang masih bisa aktif, hanya sekitar 20.

Yang mana artinya, organisasi mereka tidak akan bisa berfungsi maksimal.

"Kedua teman mu, mereka baik-baik saja?"

"Mereka sudah pulih, paling tidak mereka bisa menggerakan anggota badan,Mereka belum pulih sepenuhnya untuk bisa kembali ke akademi. Jika tidak datang saat itu, mereka benar benar tidak akan bisa kembali ke akademi......sekali lagi aku berterima kasih kepadamu"

"Kami kebetulan ada di sana karena Tugas, lagi pula wajar jika melindungi teman satu akademi, jadi Ellis itu bukan sesuatu yang kau harus merasa berhutang karenanya, kami juga menerima penghargaan terima kasih atas surat rekomendasi dari mu"

Kamito refleks menjadi tegang dalam membuat senyuman.

"Itu sesuatu yang pantas di terima team scarlet, yang aku coba katakan di sini err, itu aku ingin menunjukan rasa terima kasih kepada mu secara pribadi lebih tepat di katakan, aku ingin melakukannya"

"uh?"

Ellis bergumam saat mengatakannya, tidak biasa ia seperti itu.

"Maaf, bisa katakan lebih keras?"

"....M-maksud ku"

Ellis mendekatkan badannya.

Aroma sabun yang tadi ia gunakan mandi bisa tercium, Kamito secara spontan kepanikan.

"Err, kau punya rencana selesai pelajaran tambahan?"

"Rencana?, ahh ya kita akan merayakan pesta kemenangan dengan Claire dan yang lainnya.. Ellis, kau mau ikut?"

"....."

Ketika Kamito menjawab, Ellis menempatkan dagu di tangan seperti ia sedikit cemberut.

"Tidak, aku menolak, sepertinya aku tidak di sukai Claire Rouge"

Ellis dengan tenang menggelengkan kepala.

"Jadi, kau bebas sore ini?"

"Asalkan tidak larut malam"

Kamito memeringkan kepalanya.

"Akan tetapi kenapa?"

"uh, ah.....aku cuma mau minta bantuan dalam belajar"

"Belajar?"

"b-benar, bukannya kau berjanji mau mengajari ku"

Wajah Ellis merah padam.

"yah, memang...tapi ini terlalu tiba-tiba"

"....kau mau mengajari ku atau tidak!"

"A-aku mengerti...kita lihat, jam 5 di depan auditorium"

"aku mengerti, aku sendiri juga banyak yang harus di persiapkan"

"Persiapan?"

"Bukan apa-apa...liat aja nanti"

Setelah mengatakannya sebelah pihak, Ellis membenamkan wajahnya di buku teks.

.......apa-apaan sih?



Bagian 3[edit]

Setelah pelajaran tambahan berakhir berpisah dengan Ellis, Kamito segera lari ke gerbang utama akademi.

"Kau terlambat Kamito"

*Pishi!* *Pishi!* claire membuat suara lecutan dengan cambuk...ia terlihat sangat marah.

"Astaga, membuat wanita menunggu adalah hal yang terburuk"

"Jika aku yang menjadi ratu, aku sudah penggal kau"

Rinslet dan Fianna juga terlihat marah.

"Maaf..."

"Kamito, aku mau segera makan parfait"

Est, dengan ekspressi tak terpatri memandang wajah Kamito.

"Yeah, aku selalu bergantung kepada Est setiap waktu, jadi hari ini silahkan minta apa saja"

"Aku bahagia sekali Kamito"

Setelah itu, Est langsung merangkul Erat tangannya Kamito.

"Wh-"

Claire dan yang lainnya, mereka bertiga menjadi kaku seperti membeku.

"hn, ada apa?"

Mereka bertiga terus melihat kesal Kamito, selagi merenguh "Gununu...".

"fufufu, semuanya, sebelah masih kosong"

Carol menaruh tangannya di mulut dengan senyuman lembut.

"ti-tidak seperti itu" "gandengan tangan dan semacamnya..." "A-aku bukan anak kecil"

tiga Ojou-sama merasa malu dan berbalik.

"Ah begitu, karena tidak ada yang mau, buat saya saja"

Carol merangkul sebelah tangan Kamito.

Ah begitu, karena tidak ada yang mau, buat saya saja

"...."

"ini sedikit memalukan....Hmm ada apa semuanya?"

"Bukan apa-apa, dasar idiot"

Claire berjalan lebih dulu.

"Pria yang memainkan perasaan wanita lebih baik mati"

"Haa, Kamito-kun, kau memang raja setan malam hari.."

Rinslet dan Fianna juga berjalan lebih dulu.

"...Kenapa sih?"

Dengan kedua lengan yang meggandeng dua orang gadis, Est dan Carol Kamito menggelengkan kepalanya.



Bagian 4[edit]

Jika Akademi Areshia adalah sebuah Kastil, maka kota Akademi adalah Kota dalam kastil. Bagian terluar dari linkaran di kelilingi Hutan Roh dan padang rumput, kotanya di bagi menjadi 5 area sesuai dengan 5 raja Roh Elemental.

Bagian akademi yang sering jadi tempat berkumpul semua pelajar untuk bersantai setelah menjalani Ulangan adalah Zona <<Air>>, menyamai Ibukota kerajaan dalam hal ketersediaan seperti toko permata, pemandian Umum, restauran.

Di lain pihak Zona <<Air>> yang Kamito datangi sekarang adalah tempat untuk rakyat biasa tinggal.

Hampir semua jalan di pasang banner bersulam dan Bingkai kayu yang berfungsi sebagai mediator Penyembahan Roh. Ini semua unutuk persiapan <<Festifal Suci Valentia>>.

"sibuk sekali, berbeda dengan festival di ibukota kerajaan, Austere"

Fianna menyampaikan pikirannya.

"Itu karena Festival Suci valentia adalah festival yang di adakan oleh rakyat. Nuansanya sedikit berbeda dari kalian wanita suci yang hidupnya di dedikasikan untuk Roh"

"sepertinya, sekarang sudah dekat dengan pembukaan Tarian Pedang"

Melihat Hiruk Pikuk kehidupan kota Kamito bergumam.

".....Ah, mungkin saja"

Claire juga bergumam di sebelahnya.

Tidak sepenuhnya acara ini di dedikasikan untuk Tarian Pedang.

Lagi pula festival besar dimana berkumpulnya semua bangsawan dari berbagai kerajaan. Partisipan yang di undang sebagai sponsor akan di kumpulkan di ruang besar untuk mengikuti pesta dansa di sertai hiasan ledakan kembang api saat malam.

Dari pada dikatakan ritual, lebih tepatnya pesta pora meriah yang berlangsung selama beberapa hari.

3 tahun lalu, Kamito yang masih mengenakan pakaian wanita, di undang ke pesta malah di lamar oleh banyak bangsawan, mengingat hal tersebut masih membuatnya berdebar-debar.

"kamito, apa kau pernah melihat Tarian Pedang?"

Kamito menggelengkan kepalanya melihat Rinslet.

"Fufu, tidak mungkin Kamito pernah melihatnya"

Sebagai satu-satunya yang tahu identitas Ren Ashbell, Fianna cekikikan.

"O-oi Fianna"

Kamito sedikit mengencangkan suaranya.

"Hn?"

Claire sepertinya tidak curiga ketika melihat kebelakang.

Claire berdiri di pinggir jalan tak bergerak melihat kaca toko.

Sepertinya itu toko yang menjual pernak pernik.

"...ada apa claire?"

"B-bukan apa-apa"

Sedikit terlonjak ketika Kamito menghampirinya.

"?"

Merasa curiga Kamito juga mengintip kedalam Toko.

Sebuah kalung dengan gantungan berbentuk kucing.

....wajar, dia perempuan

Melihat kembali Claire sekarang wajahnya merah padam, terlihat cukup imut.

"kau mau ini?"

"Ku-kubilang bukan apa-apa, aku tidak tertarik dengan hal beginian"

"Begitu, kupikir cocok untukmu"

"...d-dasar idiot, ayo pergi,aku sudah lapar"

Claire jadi semerah lobster dan berjalan serampangan.

"...tidak jujur seperti biasa"

Kamito hanya bisa mendesah kecewa.

"Festival Suci valentia ini bersamaan dengan ulang tahunnya"

"Eh?"

Rinslet yang entah dari mana sudah berada di belakang Kamito.

"besok ulang tahunnya?"

"yup, walaupun dia tidak mau mengakuinya"

...ah, begitu

kamito melihat claire di depan yang masih berjalan cepat.

Empat tahun lalu di karenakan Ratu pembawa bencana - Rubia Elstein, melawan raja Elemental api.

Akibatnya bangsawan Elstein di hilangkan status kebangsawanannya.

Sejak kejadian itu, hidup claire berubah sepenuhnya.

Tidak seperti dulu bisa seenaknya berharap mendapatkan hadiah di ulang tahunnya.

"..."

Kamito kembali mengalihkan pandangannya ke dalam toko.

Kalung berbentuk kucing dengan mata semerah Ruby.

sepertinya sangat mahal.

"Rinslet terima kasih karena telah memberi tahu ku tentang hal ini, kau orang yang baik"

"A-apa yang kau katakan, aku tidak mengerti"

Wajah Rinslet menjadi merah, berusaha membuang wajah.

...20 koin emang, apa yang harus ku lakukan?"



Bagian 5[edit]

Makan malam di tempat yang bernama Japanese Bluefish Pavilion yang di sarankan oleh carol, sangat bergaya dengan hiasan bata merah.

Mereka duduk di bagian dalam meja untuk 6 orang.

Untuk menu, terdapat Soup Ayam, atau daging panggang dengan berbagai macam rempah rempah, atau roti dengan kacang sangrai di beri toping madu dan Pia ikan air tawar. Semua hidangan yang ada di menu menarik perhatian semuanya.

Akan tetapi Kamito merasa tidak nyaman dengan tatapan si pelayan.

Semua pengunjung berbisik sembari melihatnya.

"Hey, jika tidak salah itu adalah Kontraktor pria yang di bicarakan" "maksud mu yang mengalahkan roh militer yang mengamuk itu?" "Membuat 5 gadis menunggu jawaban dasar brengsek" "bahkan sampai gadis kecil juga..." "Hewan cabul, bukan lebih tepatnya raja cabul" "Si raja cabul"

...raja cabul, Kamito berharap mereka berhenti dengan julukan baru.

"restoran kelas menengah tidak buruk juga"

"pertama kalinya aku ketempat seperti ini, apa ada etika makan yang harus di ikuti?"

Rinslet dan Fianna melihat sekeliling bagian dalam restoran.

Sementara Claire dan Est hanya melihat bagian menu hidangan Penutup.

"Aku bingung, tart Pear eropa juga terlihat lezat, atau Mousse Persik"

"kamito, boleh aku pesan semuanya?"

"Tidak, tidak mungkin, uangnya tidak cukup"

"Kamito berjanji, aku bisa pesan apapun yang ku suka hari ini"

"Gu..."

"Kau janji"

est terus memandang Kamito dengan pupil mata kosong dan ekpresinya yang tak pernah berubah memberi tekanan berat.

Merasa tidak tahan Kamito menganggukan kepala dengan terpaksa.

"...baiklah, aku berjanji"

"...Bahagianya aku, melakukan Kontrak dengan Kamito"

est dengan erat memeluk lengan Kamito.

"Haha, Est itu berlebihan"

kamito kembali membuat senyuman pahit

"..."

Ketika di pandangi Claire dan yang lain.

Setelah Kamito memesan semua pesanannya, hidangan segera di sajikan. Semuanya di bariskan dengan rapi di atas meja, 3 Ojou-sama yang punya selera berkelas juga terlhiat puas.

"Claire, jangan sembarangan menaruh jamur di atas piring ku"

"Apa, padahal aku berbaik hati mau memberikannya"

"Kamu cuma tidak doyan jamur, aku tahu persis sekarang apa yang kamu sukai dan tidak kau sukai"

wajah claire menjadi merah.

"Kamito, ini ikan untuk mu"

"Kamito-kun ini juga kuberikan kerang"

"..Kalian semua"

Mendapati semua bahan makanan di lempar ke piringnya pasta Kamito berubah menjadi sesuatu yang asing.

Waktunya hidangan penutup setelah makan. terdapat parfait berbagai rasa, tart yang di hias dengan buah baru di petik, Sponge cake yang lembut, Mousse yang di hiasi dengan saos asam manis. semuanya di bariskan di atas meja bagai permata.

"imut sekali" "indahnya..." "..m-mana yang harus ku makan duluan ya?"

"Melihat semua hidangan penutup di bariskan mereka semua terlihat bahagia.

Bahkan untuk seorang Ojou-sama terlihat bahagia di hadapan hidangan penutup.

"kalian suka makanan seperti ini?"

"Ketika perempuan memakan sesuatu yang manis, perut mereka terhubung dengan Astral Zero"

Claire mengatakan sesuatu yang Kamito tidak mengerti.

"Fianna, aku minta satu suapan cake"

"Tukeran dengan satu suapan pudding"

"ini claire, ku berikan kau pear"

"Eh?, kau serius Rinslet"

"yeah aku tidak doyan pear, sebagai gantinya kau jadi budak ku"

"..um, pilihan berat"

"Jangan sembarangan melakukan perdagangan manusia,..eh sebentar, aku seharga buah Pear?"

"Claire, itu buah cherry ku"

"Carol, lihat ini tart eropa kesukaan mu"

"Ah, sebagai tanda terima kasih saya kembalikan buah Pear nona"

"Eh, Rinslet kau-"

"Eh C-carrol, apa yag kau katakan sih!"

Rinslet menjitak carol.

sama saja....

Di sampingnya, menggumamkan sesuatu

Kamito merasa, Claire sedikit berubah.

berbeda dari pertama kali ia bertemu dengannya, impressi yang di dapat jauh lebih menyebalkan, seperti kucing liar yang tidak membiarkan siapapun di dekatnya.

....perasaan seperti teman dan sobat perjuangan mulai tumbuh dalam dirinya.

"..Kamito apa yang kamu lihat"

"hn? itu ada cream di pipi mu"

"id-diot, bilang dari tadi"

"terima kasih telah menunggu. ini hidangan penutup paling terkenal di toko, parfait jumbo"

"eh?"

Bersamaan dengan suara ceria.

Pelayan dengan penampilannya yang menawan dan rambutnya yang bergelombang.

jika dilihat seksama, ia memiliki telinga runcing.

...Ras Elfim

Sejenis manusia yang kabarnya telah menyebrangi hutan Astral Zero dari jaman Mystic.

Sekarang mereka yang memiliki darah Murni Elfim tidak ada lagi, tapi trait fisiknya yang berupa telinga lancip masih menjadi daya tarik. Mereka sering terlihat bekerja di daerah perkotaan, adanya juga pelajar yang berasal dari Ras Elfim di akademi, tapi mereka yang bekerja sebagai pelayan jarang.

yang di bawanya sekarang adalah Prafait raksasa.

Jika di taruh tengah meja makan mengambil seluruh tempat.

"...eh, siapa yang pesan ini?"

"bukan aku"

Claire menggelengkan kepala begitu pula Fianna dan yang lainnya.

"..."

Cuma satu perempuan yang tidak menggelengkan kepala.

"..Est?"

"kamito berjanji aku boleh pesan apa saja"

"Err, ya memang"

"kau berjanji"

Di pandangi lagi oleh kedua matanya.

"Apa yang harus kita lakukan"

"Tidak ada pilihan kecuali kita semua bekerja sama untuk menghabiskannya"

"...mau bagaimana lagi"

Kamito mendesah.

"..Hn?"

ia melihat siluet gadis yang ia kenal di luar jendela.

ia memiliki rambut biru Pony-tail dan mengenakan penlindung dada.

Ia adalah ellis.

"Ada apa kamito?"

"barusan aku melihat Ellis di sana, apa ia sedang bertugas?"

"Ellis, hmm..."

Claire melihat Kamito sepertinya tidak senang.

"...Kepikiran sekali dengan Eliis"

"Hm, apa maksud mu..Mogu mogu"

Tiba tiba satu sendok penuh parfait di masukan kedalam mulut Kamito.

"Dengar, Kamito, dari awal Ellis adalah team lawan"

Mogu mumuumuu"

"dan kau adalah budak Roh ku"

Memasukan sendoknya semakin di paksakan.

sungguh tidak beralasan..



Bagian 6[edit]

...gadis yang terlihat menarik

gadis tinggi cantik, baru saja dari dapur dan ia menjulurkan lidahnya untuk menjilat bibirnya yang basah.

dialah yang membawa Parfait kamito tadi si pelayan dari ras Elfim.

di dapur dia mengitip dari lubang kecil,

seperti sedang mengevaluasi sesuatu dan kemudian mendesah.

kurasa cukup sampai di sini, meskipun mereka adalah buruan ku

Resiko pertukaannya teralu besar.

mereka yang telah mendapatkannya, akan kehilangan kepercayaan diri dan semakin terobsesi layaknya sebuah tugas.

...walaupun yang berambut merah punya sedikit harapan

Vivian Melosa penjual PembunuhPerserikatan Mayat, khusus menangani <<Kutukan Senjata Tersegel>>.

ia pernah belajar di akademi kerajaan untuk mereka yang melakukan penelitian tentang <<Kutukan senjata tersegel>>, akan tetapi dengan alasan <<Kutukan Senjata tergel>> di larang setelah perang Ranbal akademinya pun di tutup, setelah itu ia bergerak dari satu organisasi ke organisasi lain hanya untuk melakukan penelitian terhadap <<Kutukan Senjata Tersegel>>.

Akademi yang di penuhi dengan para putri bangsawan adalah tempat yang sesuai.

Sejauh ini ia berhasil menyusup ke dalam Akademi dan memasangkannya pada mereka yang menginginkan kekuatan.

...walapun hanya satu yang berhasil

menyibakan rambut hijau bergelombang dia tertawa.

"baiklah, aku akan bersabar untuk Kitten-chan kesayangan ku"

Mundur ke Bab 2 Kembali ke Halaman Utama Lanjut ke Bab 4