Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid13 Bab 8

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Bab 8 - Ratu Bunga Es[edit]

Bagian 1[edit]

"...Kazehaya, Kami, to... Kenapa kau ada disini?"

Terpegang ditangan Kamito, Luminaris terengah-engah sambil berbicara.

"Kukembalikan padamu. Apa yang ksatria Kerajaan Suci lakukan di Laurenfrost?"

"...itu... adalah—"

Luminaris menggigit keras bibirnya. Kamito mengangkat bahu dan menurunkan dia.

"Yah terserahlah. Aku akan bertanya tentang tujuanmu nanti. Mari kita temukan cara mengurus monster itu terlebih dahulu."

Kamito menatap «Zirnitra» yang perlahan membaur dengan «Forest of Ice Blossoms».

Mungkin karena menyerap divine power dari rooh-roh di hutan, tubuh raksasa yang terbuat dari es terkutuk tersebut memancarkan cahaya aneh pada kegelapan malam.

"—jadi, ada apa dengan monster itu?"

"Jika kau bertanya padaku, siapa yang harus aku tanyai? Roh-roh sama sekali tidak bermutasi seperti itu—"

Setelah menerapkan sihir «Penyembuhan» pada dirinya sendiri, Luminaris menekan erangan dan berdiri.

"Jangan paksakan dirimu. Kau sudah dipenuhi luka."

"Diam. Jangan meremehkan seorang ksatria dari Kerajaan Suci."

Luminaris menjawab tajam lalu menggenggam «Murgleis» dengan benar lagi.

Melihat itu, Kamito mengangkat bahu.

"Aku masih memiliki banyak untuk dikatakan padamu. Seperti segala hal yang kau lakukan pada temanku, tapi oh yah, mari kesampingkan itu untuk sekarang. Bagaimana kalau kita bersatu sekarang?"

"...apa yang kau rencanakan?"

Mata biru Luminaris menunjukan kewaspadaan saat menatap Kamito.

"Aku hanya ingin bantuan. Itu akan sulit jika aku menangani monster itu seorang diri. Juga, aku tahu kemampuanmu dengan baik, benar-benar sempurna dalam hal pertempuran."

"Berhenti bertindak akrab, elementalist laki-laki."

"Tapi kita sangat akrab. Setidknya kita telah bersilangan pedang yang sebenarnya sebelumnya—"

"Apa yang kau bicarakan?"

Ditengah kalimat, Kamito menyadari dia salah bicara dan buru-buru menghentikan dirinya sendiri.

(...Kalau dipikir-pikir, gadis ini tidak tau identitas sejatiku.)

"Aku tidak ingat bertarung denganmu sebelumnya. Selama babak final, satu-satunya aku terlibat dalam pertempuran adalah dengan pengguna roh kucing neraka."

Kecurigaan dalam matanya, menatap Kamito, menjadi lebih dalam dan lbih dalam.

"Y-Yah, mari kita lupakan tentang hal-hal sepele untuk sekarang. Menilai situasinya, ini bukanlah waktunya untuk argumen lisan—"

Tubuh raksasa Zirnitra menggeliat dan memancarkan cahaya kuat.

"...cih!"

Secara bersamaan, mereka berdua melompat terpisah.

Seketika, pedang es tak terhitung jumlahnya keluar dari tanah, merobek kegelapan.

Mereka berdua menghindarinya, tapi—

"...! Alda!"

Luminaris berteriak. Serbuan aliran pedang es di tanah akan menyerang bawahannya yang terjebak didalam es terkutuk.

Pedang Luminaris membuat sedikit suara, aliran api suci menutupi pedang-pedang es, menguapkan mereka.

Tapi pedang-pedang es tersebut berlimpah dalam jumlah. Cukup sedikit dari mereka yang menghindari penghancuran.

"Tidak bagus—!"

"Absolute Blade Arts - Bentuk Ketiga, Shadowmoon Waltz!"

Seketika dengan sebuah ledakan tendangan terhadap tanah, Kamito melakukan teknik anti-pasukan dari Absolute Blade Arts.

Memotong kegelapan, tarian hebat pedang putih menghancurkan pedang-pedang es sepenuhnya.

"...Apa!?"

Luminaris menjadi terdiam.

Dia juga bereaksi pada es tersebut, tapi dia sudah pasti tidak sanggup melakukan gerakan yang sama semacam itu.

(...Pergerakan barusan itu, apa itu?)

Setelah menyaksikan skill pedang Kamito untuk yang pertama kalinya pada orang ini, Luminaris mendapati dirinya kehilangan kata-kata.

Ini adalah skill pedang luar biasa setara dengan Ren Ashbell, sang «Penari Pedang Terkuat» tiga tahun yang lalu.

...Dia dipaksa untuk mengakui sebuah perbedaan luar biasa dalam kekuatan.

Menebas semua pedang es dalam sekejap mata, Kamito menusukan «Demon Slayer» ke tanah dan berbalik untuk menghadap Luminaris.

"Kau juga memiliki alasan kenapa kau tidak bisa mundur dari sini, kan?"

Dia mengangkat bahu dan melihat gadis-gadis dari «Sacred Spirit Knight», terpenjara dalam es terkutuk.

"Dalam masalah itu, sekarang saatnya bagimu untuk membuang kebanggaan ksatria atau apapun itu yang disebut anjing."

"Tapi..."

Luminaris menggigit keras bibirnya dan menatap Kamito.

Lalu—

"...sekali saja."

"Hmm?"

"—sekali saja, aku akan bersekutu denganmu!"

"Yah, itu cukup bagus."

Kamito mengangguk dan menuangkan divine power pada «Demon Slayer».

"Ikuti aku, Luminaris. Ayo kita urus hal itu sekali jalan dengan kecepatan regenerasinya yang luar biasa."

"Hmph, ketika aku mengatakan aku bersekutu denganmu, aku tidak pernah mengijinkanmu untuk memerintah aku—Kazehaya Kamito!"

Mereka berdua menendang tanah disaat yang sama.

"—kita lakukan, Est!" "O «Murgleis», berikan perlindungan suci pada ksatriamu!"

Kedua pedang suci mengoyak kegelapan.

Zirnitra meraung, menembakkan pedang es terkutuk dari tanah dalam sebuah pola radial.

"Gerakan itu tidak akan bekerja!"

Kamito menendang tanah untuk mempercepat dan langsung menyalip Luminaris untuk bertindak sebagai barisan depan.

"Absolute Blade Arts - Bentuk Ketiga, Shadowmoon Waltz!"

Tiga tebasan dengan kecepatan dewa, menebas pedang-pedang es dan menghempaskan mereka. Menggunakan momentum itu, Kamito bergegas ke dalam badai salju yang menderu untuk terlibat pertempuran jarak dekat dengan tubuh «Zirnitra» yang membengkak.

"O pedang suci yang melenyapkan kejahatan, engkau akan mengubah musuh menjadi abu—!"

Berteriak, Luminaris bergegas melaju kedepan dan menusukkan pedangnya pada massa es.

Dengan suara hancur, sebuah lubang terbuka pada es itu.

Namun segera, es baru naik untuk menutupi lokasi tertusuk itu.

"Sialan—"

"Serangan biasa tidak berguna, koordinasi waktumu dengan aku!"

"...seperti yang aku katakan, berhenti memerintah aku!"

Pilar es tak terhitung jumlahnya tumbuh di seluruh tubuh «Zirnitra», lalu ditembakkan keluar.

Dihadapkan dengan tembakan penekan dari segala arah yang ditembakkan pada jarak dekat, itu sepenuhnya mustahil untuk menghindar.

(...Baiklah, aku hanya harus membalas mata untuk mata!)

Kamito nik dengan tegas. Dikontrak pada Est, Kamito memiliki «Perlindungan Baja» yang meningkatkan daya tahan tubuh. Hal ini memungkinkan dia beberapa kelonggaran untuk melakukan serangan mengorbankan diri.

"Absolute Blade Arts - Bentuk Pertama, Purple Lightning!"

Pilar-pilar es tajam ditembakkan pada Kamito.

Darah terciprat dari seluruh tubuhnya, tapi Kamito terus maju, tidak terpengaruh.

Menghantam es dengan serangan pedang berkecepatan dewa, dia memukul tubuh monster itu untuk menghasilkan retakan seperti jaringan sarang laba-laba.

"Belum selesai—"

Mempertahankan postur mendorong, Kamito meresapi «Demon Slayer» dengan sejumlah besar divine power untuk menyebabkan sebuah ledakan. Mengira dia menghancurkan bagian dalam dari tubuh tersebut secara langsung daripada menggunakan serangan menebas, dia akan mampu memperlambat kecepatan regenerasinya. Namun—

'—tidak bagus, Kamito!'

(...Eh?)

Dia mendengar suara Est di pikirannya. Tiba-tiba, dia diserang oleh perasaan tak berdaya pada anggota badannya.

Es dimana pedang tersebut ditikamkan tiba-tiba memancarkan cahaya kuat.

(...Itu menyerap divine powerku!?)

'...Kami... to...'

Kamito langsung berusaha menarik pedang tersebut, tapi—

"...!"

Es terkutuk telah membekukan bilah pedang suci, mencoba menariknya masuk.

'—Kamito, tolong menjauhlah dari aku!'

"Seperti seseorang akan melakukan itu!"

Menggunakan kemauan saja untuk menekan rasa kelelahan, Kamito berteriak keras.

(...Restia, pinjamkan aku kekuatan yang kamu tinggalkan!)

Segel kegelapan yang tertanda di tangan kanan Kamito memencarkan cahaya tak menyenangkan.

Pedang perak-putih dengan cahaya menyilaukan secara bertahap mengambil lapisan kegelapan.

"Maju dan tembuslah, petir penghakiman memusnahkan semua iblis—«Vorpal Blast»!"

«Pedang Iblis»—Terminus Est Zwei.

Dijiwai dengan kekuatan kegelapan, pedang suci tersebut melepaskan petir hitam legam.

Es terkutuk yang menjerat tangsung menguap. Kamito mengambil kesempatan ini untuk menarik pedang dan menjauhkan dirinya sekaligus.

Tepat pada saat ini...

Pada bagian bawah perut dari massa raksasa es sihir ini, kepala «Naga Es» takterhitung jumlahnya keluar.

Ini adalah sisa-sisa dari naga es yang diserap oleh «Zirnitra».

(...Tidak mungkin!?)

Naga-naga es melebarkan rahang mereka bersama-sama dan mengeluarkan nafas badai salju dalam jumlah yang mencengangkan.

Kamito buru-buru menyiapkan «Pedang Iblis» untuk digunakan sebagai perisai, namun mendapati divine powernya terhisap barusan, dia tidak mampu mengeluarkan kekuatan yang cukup untuk mencairkan badai salju tersebut.

Tepat sebelum dia terserang oleh badai salju dan membeku sepenuhnya—

"—O perlindungan «Perisai Suci»!"

Luminaris melantunkan sihir perlindungan untuk menetralisir badai salju.

"...maaf, terimakasih untuk menyelamatkan aku."

Kamito jatuh pada lututnya, terengah-engah.

Terkoyak oleh pedang es, seragamnya secara perlahan terwarnai warna darah.

"Sepertinya serangan senjata jarak dekat tidak berguna."

Luminaris mengerang.

"Tapi kita tidak memiliki kekuatan api yang cukup untuk membakar menggunakan serangan jarak jauh—"

Tepat, tanpa kekuatan luar biasa untuk menhancurkan itu sekali jalan, Zirnitra kemungkinan akan menerima regenerasi tak terbatas setelah bergabung dengan «Forest of Ice Blossoms».

Tapi mereka tidak memiliki serangan yang mampu memusnahkan massa dari sesuatu yang begitu besar—

(...Jika «Leavateinn» Rubia bisa digunakan disini, itu akan menjadi sepotong kue.)

'—Kamito, tolong dengarkan aku.'

"...Est?"

Mendengar dia, Kamito mengarahkan tatapannya pada «Pedang Iblis» di tangannya.

'Inti untuk memeprtahankan roh senjata itu pasti ada disauatu tempat.'

"...inti?"

'Ya, monster ini menyerap divine power tanpa akhir dari sekelilingnya. Hal semacam itu akan dengan cepat runtuh dengan sendirinya. Tapi itu bisa tetap terwujud selama ini karena—'

"...aku mengerti. Dengan kata lain, ada inti disuatu tempat yang cukup untuk menopangnya?"

Mendengar Kamito bergumam, Luminaris berreaksi.

"—inti huh? Aku mengerti sekarang. Aku memiliki suatu ide."

"...suatu ide, benarkah?"

"Ya. Seorang princess maiden manusia di pemukiman Elfim. Aku secara pribadi melihat gadis itu bergabung dengan «Zirnitra». Kemungkinan besar, gadis itu adalah—"

"Seorang princess maiden manusia..."

Kamito terkejut.

...Memang, gadis Elfim telah menyebutkan itu juga.

Sesuatu tentang «Queen of Ice Blossoms» bergabung dengan «Zirnitra».

Pada saat itu, dia telah ragu-ragu tentang gagasan dari seorang manusia bergabung dengan sebuah roh—

"Selama inti tersebut ditargetkan, ada cara untuk menghentikan monster itu huh—"

Kamito menatap ke arah monster itu, gelisah dalam kegelapan.

Zu... Zuzuzu... Zuzuzu...!

Jejak kerusakan yang ditimbulkan oleh Kamito dan Luminaris telah mulai di regenerasi. Dengan kepala-kepala naga es tumbuh di seluruh tubuh, tubuh besar tersebut saat ini masih melahap tanah secara perlahan-lahan. Peda tingkat ini, itu akan menelan seluruh hutan, berubah menjadi sebuah monster yang bahkan sebuah tentara tidak akan mampu untuk menghentikan.

"...mau coba berjudi?"

Menyiapkan «Pedang Iblis» yang memancarkan racun kegelapan, Kamito berkata:

"Luminaris, ketika aku memberi sinyal, lepaskan gerakan terkuatmu sebanyak yang kamu bisa."

"Seperti yang aku bilang, berhenti memerintah aku—"

"—aku mohon padamu. Kemungkinan besar, gerakan ini hanya bisa digunakan sekali."

"..."

Dihadapkan dengan suara serius Kamito, Luminaris merasa terdiam.

"...dimengerti. Kau akan memutuskan waktunya."

"Ya, serahkan padaku—"

Memegang «Pedang Iblis», Kamito bergegas ke arah badai salju yang menderu.

"Ohhhhhhhhhhhhhh!"

Menendang tanah dengan keras, dia seketika mendekat, Lalu—

"Absolute Blade Arts - Bentuk Pertama, Purple Lightning!"

Menyerang dengan kecepatan dewa meninggalkan sebuah retakan besar pada es.

"—Luminaris, lakukan!"

"Ya—"

Menjawab teriakan Kamito, Luminaris mengangkat tinggi-tinggi pedang suci.

"Penjaga kuno dari Kerajaan Suci—engkau «Murgleis», pedang suci yang membela negara!"

Api suci bergelombang meledakkan badai salju dan menusuk retakan yang dibuat oleh Kamito.

Melampaui kecepatan regenerasi es terkutuk, api suci membara menderu didalam tubuh «Zirnitra».

(...Tidak buruk sama sekali!)

Sementara secara mental menewarkan pujian pada dia, Kamito menyerang kedalam api suci yang menderu tanpa keraguan sama sekali.

—ini adalah pertaruhan. Misalkan prediksinya salah, Kamito kemungkinan akan terbakar menjadi abu. Namun—

(Elemental waffe Luminaris adalah atribut suci yang murni. Dalam hal ini—)

Itu akan sama seperti sihir penyembuhan. Mewarisi kekuatan «Elemental Lord Kegelapan», tubuh «Raja Iblis»nya akan menolaknya.

"Ohhhhhhhhhhhhhh!"

Menutupi «Pedang Iblis» hitam legam dengan petir kegelapan, Kamito menyerbu kedalam api.

Dia bisa merasakan panas luar biasa pada kulitnya.

—namun, api suci tersebut tidak menyentuh Kamito.

Menyapu api didepannya—dia melihatnya, tepat disana.

(... Itu dia!)

Dinding akhir dari es yang bahkan api suci yang menderu tidak bisa menjangkau.

Didalam dinding es adalah inti penopang «Zirnitra».

Meraung, Kamito menendang tanah untuk mempercepat lebih lanjut.

Lalu—

Dia melepas gerakan akhir dari Absolute Blade Arts.

"Absolute Blade Arts - Bentuk Penghancur, Bursting Blossom Spiral Blade Dance - Delapan Belas Serangan Beruntun • Lightning Flare!"

Menebas secara bebas kiri dan kanan dengan petir dimana-mana, dia langsung menghantam dinding es yang berdiri dijalannya.

Dua belas, tiga belas, empat belas— dengan setiap tebasan, lapisan dinding es terkikis, menghancurkan itu.

Bahkan waktu untuk regenerasi tidak diberikan. Dihadapan tebasan beruntun dengan kecepatan dewa adalah—

(...Itu!?)

Kamito melihat sosok terpenjara dengan aman didalam dinding es terkutuk.

Dia melihat sososk dari seorang gadis manusia, berpakaian princess maiden.

(...Mungkinkah itu Queen of Ice Blossoms!?)

Setelah melihat penampilan gadis itu lebih dekat, Kamito hanya bisa gemetar ketakutan.

Dia telah melihat wajah gadis itu sebelumnya.

Ya, itu adalah apa yang Rinslet tunjukan padanya di «Kuil Elemental Air», didalam sebuah kristal roh.

(...Judia Laurenfrost!?)

—tepat pada saat itu...

Gadis didalam es terkutuk perlahan membuka matanya.

Dia membuka mata emeraldnya yang identik dengan mata Rinslet.

Za, zazaza, za—zazazaza, za, zaza, za—

Bibirnya yang menawan gemetar sedikit—

(...!)

Disaat berikutnya, tubuh Kamito dilalap es hitam terkutuk.

Bagian 2[edit]

"...Kenapa ini terjadi!? Lalu bergabung dengan «Zirnitra» adalah—"

Setelah mendengar pengakuan Iseria, wajah Rinslet langsung pucat.

Apa yang terjadi pada hari penting itu, empat tahun yang lalu.

Kenyataan kejam mengejutkan dia secara mendalam.

"Tidak mungkin, saya tidak bisa percaya itu... Iseria-sama... Tolong katakan pada saya bahwa itu tidak benar...!"

'...Maaf, Rinslet. Semuanya karena dosaku dimasa lalu.'

"Iseria-sama..."

Duduk di punngung Fenrir, Rinslet sepenuhnya kehilangan total.

(...Kenapa? ...kenapa bukan aku tapi dia...)

Fenrir melompati pepohonan tumbang dan mendarat di sebidang tanah tandus yang dilanda badai salju.

—tepat pada saat ini, masih dalam keadaan linglung, Rinslet melebarkan matanya.

"—Kamito-san!?"

Dia melihat Kamito menyerang kedalam retakan tertusuk pada Zirnitra.

Retakan tersebut dengan cepat beregenerasi, bermaksud memenjarakan Kamito didalam.

(...Sekarang bukan saatnya untuk terkejut!)

Misalkan apa yang terletak didalam adalah benar-benar eksistensi yang Iseria sebutkan—

"—Fenrir, cepat!"

Menerima perintah Rinslet, Fenrir mengambil lompatan besar.

Sambil meraung untuk menghempaskan badai salju, dia melompat pada retakan yang bertahap menutup tersebut.

Didalam retakan ada kobaran api yang ganas.

Melihat itu, Rinslet langsung melantunkan sihir roh sambil menunggangi Fenrir.

"O raja yang berkuasa atas musim dingin, aku memohon kepadamu untuk memberikan kepadaku perlindunganmu—«Field of Cold»!"

Pada saat terakhir, sebuah perisai udara dingin dikerahkan di sekeliling Fenrir melindungi dia.

Awalnya, ini bukan api yang dapat ditahan menggunakan sihir roh tapi untungnya, mereka telah kehilangan setengah kekuatannya didalam tubuh Zirnitra.

"—Kamito-san, dimana kamu!?"

Es terkutuk berdiri tegak didepan dia, memblokir jalan. Sebagai tanggapan—

"O es purbakala, hancurkan musuhku—«Icicle Spear»!"

Rinslet memanggil sebuah tombak es raksasa dari udara, menghancurkan hambatan sekali pukul.

Didalam dinding es yang hancur—

"—Kamito-san!"

Dia bisa melihat sosok Kamito terjebak didalam es hitam terkutuk.

"...Guh, Rins... let...?"

Tubuh atasnya sudah tertutupi dengan es terkutuk, Kamito menggerakkan bibirnya sedikit.

Rinslet langsung melompat dari punggung Fenrir dan bergegas kesampingnya.

"...Kamito-san, aku akan menyelamatkan kamu sekarang!"

"...Rins... let... tidak... cepat, larilah..."

Suara Kamito terdengar seperti dia kehabisan nafas, tapi Rinslet hanya menggeleng sebagai tanggapan:

"Aku seorang bangsawan dari House of Laurenfrost yang terhormat. Aku tidak akan pernah meninggalkan orang lain!"

Rinslet mundur selangkah dan melantunkan sihir roh.

"O es purbakala, hancurkan musuhku—«Icicle Spear»!"

Tombak es dipanggil dari udara menusuk es hitam terkutuk yang mengurung Kamito.

Didalam ruangan sihir tersegel dalam es, suara renya bisa terdengar.

—tapi begitu saja.

Bahkan tidak stu retakanpun muncul pada es terkutuk yang menutupi Kamito.

"...kenapa ini terjadi!?"

'Es terkutuk menyerap divine power Kazehaya Kamiito. Sihir roh tingkat ini tidak mampu untuk menghasilkan kerusakan pada itu—'

Suara Iseria bergema didalam pikirannya.

"Kenapa ini terjadi..."

Es hitam terkutuk bahkan menyerap sihir Rinslet juga, melaju bahkan lebih cepat.

"...Guh, ah, ahhhhh...!"

Tercekik oleh es terkutuk yang mengencang di tenggorokannya, Kamito membuat suara kesakitan.

"Kamito-san... Kamito-san...!"

Rinslet secara reflek memeluk dia, memelukkan lengannya pada lehernya.

Ini adalah cara untuk melindungi kepala Kamito dari menyebarnya es terkutuk.

Tapu tindakan seperti ini terbukti tidak membuahkan hasil juga.

Es terkutuk tanpa ampun membekukan lengannya secara bertahap.

"...Guh, Rins... let... cepat... pergilah..."

"...Tidak... Tidak... mau!"

Rinslet terus menggeleng seperti seorang anak kecil yang membuat ulah.

Membuang keanggunannya yang biasanya, dia berteriak dengan wajah menangis:

"K-Karena jika kamu pergi, Claire akan patah hati!"

"...!"

"Juga Kapten, Yang Mulia Imperial Princess, Nona Roh Pedang... Serta a-aku..."

Rinslet menatap wajah Kamito sambil memeluk kepalanya dengan kedua tangan.

Mereka cukup dekat untuk merasakan nafas satu sama lain. Waktunya agak tidak tepat, pipi mereka menjadi merah.

"Rinslet..."

"...Itulah kenapa... Aku tidak akan... pernah menyerah!"

Mendengar kata-kata Rinslet—

"...Ahhh... Benar, ah...!"

Meskipun kesadarannya kabur, Kamito masih mengangguk.

(...P-Pasti ada suatu solusi...)

Dia merasakan rasa dingin intens di seluruh tubuhnya. Menyebar ke kakinya, es terkutuk menyerap divine power.

"...Guh... Ah..."

Kelopak mata Kamito perlahan menutupi matanya.

"—Kamito-san!"

Rinslet berteriak keras tapi Kamito tidak bangun.

...Dia sepertinya telah kehilangan kesadarannya sepenuhnya.

(...Ooh, menghancurkan es terkutuk ini adalah satu-satunya jalan!)

Rinslet menghaluskan divine power, mempersiapkan untuk melepas sihir roh lagi.

—pada saat ini, sesuatu bersinar didalam es terkutuk yang secara perlahan memenjarakan mereka berdua.

(...Nona Roh Pedang?)

Apa yang bersinar adalah pedang suci di tangan Kamito.

Memang, bahkan dengan seluruh tubuhnya di tutupi es terkutuk, Kamito masih tidak melepaskan «Demon Slayer» tersebut. Bahkan dengan divine powernya yang terkuras, dalam kondisi tak sadarkan diri, dia masih memepertahankan bentuk elemental waffenya tanpa menghilangkan itu.

Itu adalah kehendak Kamito, menolak sampai akhir.

Dia tahu. Bahwa «Demon Slayer» ini adalah satu-satunya harapannya untuk menghancurkan es terkutuk—

(...Selama dia memiliki cukup divine power, dia bisa membiarkan Nona Roh Pedang untuk mengeluarkan kekuatannya!)

Dan satu-satunya metode adalah—

Membuat keputusan, Rinslet mengangguk.

"Kamito-san... Aku, cinta kamu, Kamito-san—"

Dia menyentuh pipi Kamito dengan kedua tangan.

Lalu—

"B-Bahkan sebagai seorang bangsawan, aku telah mengakui perasaanku. Sebelum aku mendengar jawabanmu, aku tidak akan mengijinkan kamu untuk mati...!"

Dia mencium Kamito yang tak sadarkan diri.

Dengan setiap nafas, dia mengirim divine power yang dihaluskan kedalam tubuh Kamito.

Tenggorokan Kamito bergerak sebagai hasil, meski faktanya bahwa dia seharusnya telah kehilangan kesadaran.

"...Guh... Ah, ku..."

"Aku memberimu semua divine powerku, Kamito-san—"

Memeluk leher Kamito dengan erat, Rinslet mencium bahkan lebih dalam.

Cahaya «Demon Slayer» menguat, pedang suci tersebut, bersinar dengan kilau perak-putih, muncul.

"...O-Ohhhhhhhhhhhhh!"

Tepat saat teriakan perkasa Kamito bergema didalam tubuh «Zirnitra», disaat itu juga...

Penjara es terkutuk yang mengunci mereka hancur.

Bagian 3[edit]

Sisa-sisa es terkutuk tersebar seperti bintang-bintang berkilau.

Dipusatnya adalah Kamito berdiri diasana, memegang Rinslet di tangannya.

"...Kamito... -san...!"

Vivir Rinslet, secantik kuntum bunga, terbuka sedikit.

Kamito menempatkan dia pada punggung Fenrir yang menunggu di samping.

"—terimakasih, Rinslet."

Rinslet telah kehabisan kekuatannya. Kamito dengan lembut menempatkan tangannya di kepalanya.

Saat ini, divine power besar mengalir dalam aliran deras didalam tubuh Kamito.

Ini adalah divine power yang Rinslet telah menggunakan semua kekuatannya untuk mengirim pada dia. Cahaya dari «Demon Slayer» di tangannya menerangi setiap sudut dan celah didalan tubuh «Zirnitra».

Cahaya tersebut menerangi sosok di bagian terdalam dari es terkutuk dimana kegelapan bersemayam.

Sang «Queen of Ice Blossom»—Judia Laurenfrost.

Za, zazaza, za, zazazazazazaza, zazaza, zaza—

Bibirnya terus membuat suara aneh, menciptakan es terkutuk di sekeliling Kamito.

Tapi itu tak berguna. Selama «Demon Slayer» di tangan Kamito masih memiliki divine power, es terkutuk tidak akan mampu mendekati dia.

"Judia..."

Dengan ekspresi kesakitan, Rinslet menatap adiknya didalam es terkutuk.

Tapi tatapan kosong Judia tidak mencerminkan sosoknya.

"...apa yang terjadi? Ada apa dengan dia—"

Sambil menatap gadis didalam es terkutuk, Kamito bertanya pada Rinslet dibelakangnya.

Rinslet menggigit bibirnya dan ragu-ragu sejenak sebelum...

"—seperti korosi dari «Elemental Lord», «Kegelapan Dunia Lain» yang bertanggung jawab."

Akhirnya, dia menjelaskan dengan ekspresi menderita.

"...«Kegelapan Dunia Lain» ada dalam tubuhnya?"

"Ya. Iseria-sama memberitahuku—kebenaran dari hari itu."

Rinslet mengangguk dan merendahkan tatapannya sedikit, dia mulai menceritakan.

—empat tahun yang lalu, di hari «Festivel Elemental Air».

Terkorosi oleh «Kegelapan Dunia Lain», «Elemental Lor Air» berada di ambang lepas kendali. Jika kerusakan berlanjut lebih jauh lagi pada tingkat yang sama, itu mudah dibanyangkan bahwa dia pada akhirnya akan berakhir pada jalan yang sama dengan «Elemental Lord Api» yang telah menghancurkan kota Dylus.

Tapi kondisi sesungguhnya sebenarnya lebih parah daripada kondisi «Elemntal Lord Api» saat itu.

«Kegelapan Dunia Lain» merusak «Elemental Lord Air» bukan hanya nerniat untuk menyerang «Astral Zero» tapi juga «Alam Manusia» yang seharusnya terisolasi pada tingkat material.

"...membuat kontak dengan kegelapan itu kebetulan adalah Judia."

Melihat gadis dalan es terkutuk itu, Rinslet menggigit bibirnya.

"Kalau saja aku yang melakukan ritual pada hari itu seperti biasanya—"

Merasa bahwa princess maiden di alam manusia bermaksud untuk menghubungi «Elemental Lord Air», «Kegelapan Dunia Lain» tersebut menyebabkan bagian dari kegelapan menyelinap kedalam tubuhnya melalui ritual.

Judia adalah seorang princess maiden luar biasa. Ini mungkin salah satu faktor penyebab tragedi tersebut. Terjangkit kegilaan dari «Kegelapan Dunia Lain», dia bermaksud memanggil tubuh utama dari kegelapan ke alam manusia—

"...aku mengerti."

Mendengarkan sampai poin ini, Kamito tiba-tiba berreaksi.

"Untuk menghentikan itu, Iseria—"

"...ya."

Rinslet mengangguk dan melanjutkan.

"Pada hari itu, «Elemental Lord Air» pada sisa-sisa terakhir dari kewarasan. Untuk mencegah hasil terburuk, dia menyegel dia—Judia—didalam es terkutuk, bersama dengan «Kegelapan Dunia Lain»."

—itu adalah ingatan kebenaran yang Iseria temukan dari dalam «Elemental Lord Air».

"Tapi itu telah bangkit sekali lagi—"

Kemungkinan besar ketika Kamito dan timnya membebaskan elemantal lord di «Astral Zero», «Kegelapan Dunia Lain» telah diaktifkan.

Kegelapan yang tersegel di es terkutuk berresonansi dan memuluhkan kekuatannya.

Kemudian menghancurkan es terkutuk, kegelapan tersebut mengendalikan Judia dan mulai bergerak sendiri.

Pertama itu menggunakan kendali pikiran pada Elfim yang menghuni hutan dan memulai persiapan menghidupkan kembali roh yang kuat, «Zirnitra». Kemudian bergabung dengan perwujudan yang kuat, itu berniat untuk memanggil tubuh sejati dari kegelapan ke alam manusia untuk menggantikan dirinya sendiri.

"...apa ada cara menyelamatkan dia?"

Melihat pada Judia yang masih membuat suara, Kamito bertanya.

Rinslet menyiapkan busur elemantal waffenya dan berdiri disamping Kamito.

"—pasti mungkin. Dengan asumsi itu adalah kamu, Kamito-san, orang yang membebaskan «Elemental Lord Api»."

Kamito diam-diam mengangguk dan menyiapkan «Demon Slayer».

Mengkonsentrasikan divine power yang bergelora pada satu titik, dia menuangkannya pada pedang.

"Taris es pembeku, maju dan tembuslah -- «Freezing Arrow»!"

Rinslet menggunakan divine power terakhirnya untuk menembakkab tembakan terakhir.

Cemas untuk menyelamatkan adiknya, panah yang dia tembakan dengan konsentrasi penuh menembus dinding es terkutuk, menciptakan sebuah retakan kecil.

Kamito membuat dorongam dengan ujung pedang pada retakan tersebut—

"—kembalilah, kakakmu menunggu."

Bersinar perak-putih, pedang suci tersebut menembus dada «Queen of Ice Blossom».



Back to Bab 7 Return to Halaman Utama Forward to Epilog