Seirei Tsukai no Blade Dance:Jilid19 Bab 11

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search
The printable version is no longer supported and may have rendering errors. Please update your browser bookmarks and please use the default browser print function instead.

Chapter 11 - Terminus Est

Bagian 1

Sihir penghancur berarea luas tingkat tinggi dari elemen kegelapan.


Sihir petir hitam legam yang dilepaskan oleh Raja Iblis terus menghancurkan bangunan di kota.


Tanahnya tersambar dan menghasilkan retakan yang tak terhitung jumlahnya.


"....Sialan.... Apa kau baik-baik saja, Claire!?"


"Y-Ya.... Kenapa segila ini....?"


Kamito dan Claire merayap keluar dari puing reruntuhan.


Kalau bukan karena Vorpal Sword yang mana elemen kegelapannya bisa bertindak sebagai sebuah penangkal petir untuk menyerap petir sihir tersebut, mereka berdua kemungkinan telah terpanggang hingga menjadi abu dalam sekejap.


Meskipun Hell Blast juga merupakan tipe sihir roh yang digunakan oleh Restia–


Kekuatan yang ditampilkan disini jauh melampaui apa yang bisa digunakan roh peringkat tinggi.


"....Sesuai dengan namanya sebagai elementalis terkuat dalam sejarah, sang Raja Iblis yang sebenarnya."


Bergumam, Kamito menyeka darah segar dari sudut bibirnya. Jumlah divine powernya sangat besar.


"Gimana caranya kita menghadapi monster itu....?"


"Serang saja sampai titik darah penghabisan. Musuh tampak sedang bersemangat."


Kamito menuangkan divine power pada kedua pedangnya dan berdiri.


(....Est sudah selesai menganalisanya. Setidaknya, gak akan ada lagi penetralan.)


Kali ini sang Raja Iblis mengulurkan kedua tangannya. Topeng tengkorak itu memancarkan cahaya menakutkan.


".....!"


Buru-buru, Kamito dan Claire melompat ke samping.


"Tidur... abadi–Cocytus."


Udara membeku bisa terdengar.


Dikelilingi oleh kabut putih, segala sesuatu membeku dalam radius tertentu yang berpusat pada Raja Iblis–


Dari tanah, tangan es yang tak terhitung jumlahnya meraih Kamito dan Claire.


"Bakarlah sampai tak ada yang tersisa, O kobaran api–Fireball!"


Dengan suara ledakan, Claire merapal sihir roh api, menghancurkan es yang ada.


Namun, es yang terus muncul menutupi api tersebut, mendekat pada mereka seperti sebuah gelombang raksasa.


"Absolute Blade Arts, Bentuk Ketiga—Shadowmoon Waltz, Double Moon Turn!"


Dengan teriakan kuat, Kamito melepaskan divine power sekaligus.


Terjadi tebasan pedang berwarna hitam dan putih yang tak terhitung jumlahnya.


Meninggalkan jejak pedang satu persatu, Kamito menyerang layaknya pusaran angin.


Dihadapkan dengan tangan es yang menyerang dari segala arah, dia menghancurkan tangan-tangan itu dengan setiap gerakannya.


Menginjak sebuah bongkahan es besar yang jatuh di tanah, dia melompat ke udara dan–


"Absolute Blade Dance, Bentuk Kedua, My Style—Double-Hit Comet!"


Sebuah gerakan pedang ganda dari Absolute Blade Arts, dimodifikasi dari Comet, dilepaskan pada Raja Iblis.


BOOOOOOOM!


Dampak dari komet tersebut mengguncang udara.


Bersama dengan kain hitam itu, tubuh Raja Iblis terbelah menjadi dua. Sebuah retakan besar muncul di tanah.


"......!"


Kamito nggak merasa serangan itu kena sasaran.


Dia segera melompat ke samping. Disaat yang sama, sebuah pedang hitam melintas, tepat diatas kepalanya.


(....Sihir roh bayangan, huh?)


Sihir itu merupakan spesialisasi Nona Freya.


Raja Iblis mengangkat tangan kurusnya yang berwarna hitam.


Cincin emas dijarinya segera bersinar biru.


(....Cincin itu!?)


"–Kamito, hati-hati. Dia mau memanggil roh!"


Restia memberi peringatan.


Cincin itu adalah Ring of Solomon.


Sebuah artefak legendaris yang mampu mengendalikan 72 roh kelas archdemon.


(Sihir roh barusan cuma salam sapaan saja, huh?)


Suara mengerikan terdengar dari balik topeng Raja Iblis.


"Dari bawah tanah, datanglah.... Bawahanku–Midgardsormr."


Rumble rumble rumble rumble rumble...!


"A-Apa yang terjadi!?"


Disertai gempa bumi yang dahsyat, tanah di Ragna Ys terbelah.


Muncul dari retakan tanah yang hancur dan membeku–


Seekor ular raksasa bersisik seperti baja. Dibandingkan dengan roh militer Kerajaan Suci, Kerykeion, yang juga seekor ular, yang ini beberapa kali lebih besar.


"Roh naga tanah Midgardsormr. Itu adalah prototipe untuk roh militer kelas strategi Jormangand yang tertidur didalam kota pertambahan Gado, kau tau–"


"....Apa kau bilang!?"


Roh naga tanah raksasa itu membuka rahangnya dan menghancurkan bangunan-bangunan di jalan.


"....Bahkan roh terkontrak Raja Iblis bisa diwujudkan?"


"Ya, apa yang dipanggil malaikat itu adalah kekuatan penuh dari Raja Iblis–" jawab Est.


"Kamito, aku punya cara untuk menangani roh ini!" teriak Claire.


Kamito memperhatikan dengan cermat dan melihat bahwa Flametongue menjerat tanduk Midgardsormr.


"Jangan memaksakan diri, Claire!"


"Jangan kuatir, fokus saja pada Raja Iblis, kyaahhhhhh!"


Ular raksasa itu mengamuk, menyebabkan tubuh mungil Claire terhempas berputar-putar.


Tubuh besarnya yang meronta menyapu dataran Ragna Ys.


(....Pada tingkat ini, seluruh tanah akan tercungkil!)


Kamito melompat ke samping, menghindari serangan dari ekornya.


Dia menyerbu punggung naga tanah itu, menuangkan semua divine power miliknya pada pedang di kedua tangannya.


Matanya mulai terasa sakit lagi.


Dia ingat peringatan Rubia, tapi–


"Absolute Blade Arts, Bentuk Penghancur—Bursting Blossom Spiral Blade Dance, 18 Serangan Beruntun!"


Melepaskan sejumlah tebasan secara beruntun, dia menghancurkan sisik baja Midgardsormr.


"Belum berakhir, Kamito–!"


Restia berteriak.


Midgardsormr mengangkat kepalanya dan membuka rahangnya.


(....! Gak bisa dipercaya dia masih bisa bergerak setelah menerima teknik Absolute Blade Arts untuk menangani roh kelas archdemon!)


Kamito menghentak tanah dan melompat, menghindari serangan, lalu menikamkan pedang iblis berwarna hitam itu pada bola mata monster itu.


"O kegelapan, tembuslah–Vorpal Blast!"


Sihir petir kegelapan dipancarkan dari bilah pedang iblis menghancurkan Midgardsormr.


Namun...


"Dari ujung langit, tanggapi panggilanku... Minion–Fafnir."


Cincin Raja Iblis bersinar dan memanggil seekor roh.


Itu adalah seekor roh naga bersayap hitam.


Cakar naga itu menyerang dari atas. Kamito memblokir serangan itu dengan Demon Slayer.


Serangan yang berat itu nyaris membuat bahunya keseleo–


"Absolute Blade Arts, Bentuk Ketujuh–Biting Dragon, Serangan Ganda!"


Dengan serangan dari pedangnya, Kamito memenggal roh naga itu.


"Huff, huff, huff....!"


Dia terengah-engah dan menekan mata kirinya yang sakit dengan tangannya.


(Kalau dia terus memanggil roh kelas-archdemon....)


"Dari gerbang dimensi, tanggapi panggilanku.... Minion–Ymir."


".....!"


"–Flame Chain!"


Claire mengayunkan Flametongue.


Berselimut kobaran api, cambuk panjang itu mengekang tangan kanan Raja Iblis.


Seketika, tangan kanan Raja Iblis terbakar dan berubah menjadi abu.


"Kamito, lakukan sekarang!"


Disertai oleh teriakan Claire–


Kamito menyerbu, melakukan tebasan ganas.


Namun–


Serangan itu dengan mudah ditangkis.


Sebuah pedang iblis berwarna hitam legam muncul di tangan Raja Iblis dan memblokir serangan tersebut.


"Apa!?"


Kamito tak bisa berkata apa-apa.


Pedang iblis yang dipegang Raja Iblis itu hampir seperti–


"....Aku paham. Memang, itu adalah roh terkuat yang digunakan oleh Raja Iblis."


Dengan suaranya yang berisikan kemarahan, Kamito berbicara.


Merasakan rasa sakit di mata kirinya, Kamito menggenggam erat Vorpal Sword.


"Tapi, itu adalah pedangku, Raja Iblis Solomon!"


Kamito melangkah maju dan menebas.


Pedang iblis kegelapan itu berbenturan ganas dengan Vorpal Sword.


Ohhhhhhhhhhhhhhhh!


Raja Iblis meraung.


Itu adalah raungan kegembiraan karena bertemu lawan yang tangguh.

Bagian 2

"Tembuslah, taring es pembeku–Freezing Arrow!"


Peluru es sihir ditembakkan oleh Rinslet menembus tiga anjing secara bersamaan.


Namun, anjing api yang diciptakan oleh api pedang Ragnarok segera bangkit dan mempersempit kepungan.


"....! Kenapa jumlah mereka nggak berkurang!?"


Rinslet berteriak cemas.


"Api milik Elemental Lord Api merupakan api yang menyala abadi." kata Reicha.


"Itu terlalu gak masuk akal!"


Berdiri didepan untuk melindungi para Ratu, Rinslet menatap sekelilingnya.


Para anjing api bermunculan satu demi satu dari bayangan bangunan yang runtuh.


Bahkan bagi Fenrir, berlari dengan kecepatan penuh sambil membawa empat orang bukanlah hal yang mudah.


Rinslet berpikir para anjing itu akan segera menyusul mereka.


....Tetap saja, meski dia bertahan sekuat yang dia bisa, pada akhirnya situasinya akan memburuk.


Dia gak bisa mengharapkan para Ratu membantu pertempuran di depan. Gimanapun juga, mereka merupakan para princess maiden yang dididik untuk melayani para Elemental Lord.


(...Jalan buntu, nampaknya.)


Rinslet menuangkan divine power pada tangannya, menarik busurnya.


(Setidaknya, aku harus membuka jalan agar Reicha-sama dan yang lainnya bisa kabur–)


Para anjing api menerkam kearah mereka bersamaan.


lalu....


Badai yang ganas bertiup, mengubah para anjing itu menjadi patung–


"....! A-Apa yang terjadi!?"


Tetap dengan busurnya yang ditarik, Rinslet langsung tak bisa berkata apa-apa.

Bagian 3

"–Aku akan membuatmu mengingat namaku, Volcanicus!"


Dengan persenjataan roh militer miliknya–Kagutsuchi–dipegang dengan kuda-kuda pertengahan, Rubia menghentak tanah.


Segel persenjataan terkutuk yang ada disekujur tubuhnya memancarkan percikan api ganas. sosoknya segera menghilang.


"....Apa!?"


Mata ungu Millennia Sanctus terbelalak terkejut.


Meninggalkan bunyi dari sepatunya yang menghentak tanah jauh dibelakang–


Rubia seketika menutup jarak dan melakukan tebasan dengan kecepatan kilat.


Diimbuhi dengan api, ujung pedang itu melintas di tenggorokan Millennia, meninggalkan pembakaran samar pada jubah putihnya.


"–tsk!"


Millennia menghindar kebelakang, berubah menjadi partikel cahaya dan lenyap, melakukan lompatan ke belakang.


Namun, Rubia sudah memperkirakan gerakan itu.


Dia dengan paksa memutar tangannya yang memegang pedang dan menyerang.


Clang!


Dengan suara gesekan logam yang memekakan telinga, percikan api berhamburan.


Bilah Kagutsuchi memotong tubuh Ragnarok.


"Apa-apaan gerakanmu itu....!?"


"Jangan meremehkan aku, kardinal. Meskipun kekuatan ini pinjaman, ketahuilah bahwa aku gak begitu saja memakai nama Ren Ashbell, Penari Pedang Terkuat."


Berkata begitu, Rubia menyerang dengan kecepatan yang lebih tinggi.


Tebasan membara menyebar di udara.


Yang ada di tubuhnya adalah segel persenjataan terkutuk untuk penguatan fisik.


Namun, Rubia Elstein adalah seorang princess maiden yang terkenal sebagai Ratu terhebat dalam sejarah. Saat divine power miliknya yang sangat besar sepenuhnya diubah menjadi kemampuan fisik, pergerakannya sama seperti seorang master pendekar pedang.


Menggunakan kekuatan dari roh militer, dia mengungguli Millennia yang memegang Ragnarok.


Meskipun api Ragnarok mengancam akan melahap Rubia, dia dengan lincah menghindarinya.


"Ilmu pedang Rubia-sama sangat mengagumkan–!"


Ellis cuma bisa berseru.


"Ya, tapi kalau dia terus menggunakan segel persenjataan terkutuk seperti itu–"


Meski begitu, Fianna bergumam kuatir.


Meskipun tarian pedang Rubia sangat agresif–


Pada tingkat ini, meski bagi Rubia, tubuhnya mungkin akan tumbang karena bebannya tak lama lagi.


Tentu saja, dia juga memahami hal ini.


Dia pasti sudah berencana sejak awal untuk menyelesaikan pertarungan ini secepat mungkin.


Mungkin, bahkan mau menghabisi musuh dalam beberapa detik pertama–


Kagutsuchi milik Rubia menebas pundak Millennia.


Namun, itu tidaklah fatal. Seorang roh pedang dengan atribut baja memiliki resistensi terhadap api dan tebasan.


Sementara itu, api Ragnarok bisa mengubah musuh menjadi abu cuma dengan kikisan kecil dari pedangnya terhadap kulit.


"Fufu, skakmat, Ratu Bencana!"


Millennia Sanctus menyeringai dan mengayunkan Ragnarok.


Kobaran api ganas disemburkan, berubah menjadi seekor naga api raksasa yang menerkam kearah Rubia.


"–Hah!"


Dengan teriakan kuat, Rubia mengayunkan Kagutsuchi.


Api biru muncul dari bilahnya, seketika membekukan naga api itu menjadi es.


"Mustahil, bagaimana bisa api terkuat di Astral Zero berakhir seperti ini, oleh api dari seorang manusia biasa!?"


"Kau tidak tau?"


Melihat Mellennia jengkel, Rubia berkata dingin.


"Apa!?"


"Tak seperti api dari Astral Zero, api Elstein tak terikat oleh hukum alam. Sifat sejatinya mirip dengan Kegelapan Dunia Lain yang kau miliki. Oleh karena itu–"


Memegang Kagutsuchi yang terdapat api biru pada bilahnya, Rubia mendekat, selangkah demi selangkah–


"Api terkuat pun bisa dibekukan!"


Melepaskan kekuatan dari segel persenjataan terkutuk, Rubia menyerbu.


"....! Lalu bagaimana dengan ini?"


Rumble rumble rumble rumble—!


Millennia mengangkat Ragnarok keatas kepalanya.


Sebuah pusaran api merah muncul dari pedang itu, menjulang tinggi ke langit.


Ini adalah kobaran api yang sangat panas, cukup untuk membakar langit.


Lalu–


"Hari penghakiman, memberi keselamatan pada orang bodoh dan menghukum orang suci–Calamity Disaster!"


Dihasilkan dari pusaran api tersebut, bola api yang tak terhitung jumlahnya berjatuhan dari langit!


"Ahaha, jadilah abu karena api yang menghancurkan kampung halamanmu!"


"Rubia-sama!" Teriak Fianna.


Namun, Rubia tetap berada ditempatnya berdiri tanpa bergerak.


Memegang Kagutsuchi yang terselimuti api biru, dia menatap Ragnarok.


"–Apa kau melihat tarian pedangku, Elemental Lord Api!?"


Seluruh tubuhnya dikelilingi api biru absolute zero.


Segera setelah menyentuh api biru itu, hujan apinya langsung lenyap.


"Apa kau lupa api dari Ratu yang pernah melayanimu!?"


Segel roh api yang ada ditangan kanannya bersinar merah.


Lalu, seolah menanggapi suaranya–


"....Ap...a...?"


Pilar api yang menjulang ke langit mulai berguncang keras.


"....! Mungkinkah Ragnarok lepas kendali?"


Fianna bergumam terkejut.


"....! Apa yang kau lakukan, Ratu Bencana!?"


"Aku sudah memperingatkanmu. Kau gak layak mengendalikan api itu–"


Api dari Ragnarok di tangan Millennia mulai mengamuk.


"Sialan kau, tenang, tenaaaaaaaaaaang!"


Teriakan Millennia terdengar dari dalam api itu.


kobaran api itu langsung membakar Millennia Sanctus.


Kobaran api itu melahap sekeliling, meluas tanpa henti.


"Rubia-sama, cepat lari!"


Ellis berteriak, bergegas mendekat.


Namun, Rubia menggeleng pelan seraya menatap api itu.


"–Sekarang aku akan membebaskanmu, Volcanicus!"


Dengan tubuhnya dikelilingi api biru absolute zero, Rubia masuk kedalam kobaran api merah itu.

Bagian 4

"Absolute Blade Arts, Bentuk Keenam—Crushing Fang!"


Berhadapan dengan Raja Iblis Solomon yang memegang sebuah pedang iblis kegelapan–


Kamito dengan ganas mengeluarkan sebuah Absolute Blade Art yang terspesialisasi untuk menghancurkan senjata.


Namun, serangan itu gagal.


Dengan suara metalik yang keras, percikan api berhamburan dari bilah pedang iblis kegelapan yang saling bersilangan.


(–Beraninya kau menggunakan itu didepanku!?)


Menatap penuh amarah pada mata yang bersinar merah dibalik topeng itu, Kamito berteriak dalam hatinya.


(....Maaf, kau betul-betul sudah membuatku marah dengan ini, Raja Iblis Solomon!)


Sang Raja Iblis telah memanggil Vorpal Sword lain.


Saat dia melihatnya, Kamito merasa darahnya mendidih.


Sungguh perasaan yang kekanak-kanakan, ingin memonopoli. Secara sadar, dia cuma bisa tersenyum masam.


Namun, meskipun tau kalau dia terlalu emosional, Kamito masih gak bisa menghentikan desakan ini.


Mungkin divine power kegelapan juga ikut serta dalam menyebabkan emosinya menjadi bergejolak–


"Ohhhhhhhhhh!"


Dengan teriakan yang keras, Kamito mengayunkan kedua pedangnya.


Dengan kilatan cahaya, dia menyerang pedang iblis kegelapan.


Mata kirinya terus terasa sakit.


Segel roh Ren Ashdoll terwujud pada retinanya.


"–Kamito, aku yakin kau menyadarinya, kan?"


Suara tenang Restia memperingatkan dia.


(Ya–)


Dia menjawab dalam hati.


Segera setelah dia kehabisan divine power, Kamito akan dilahap oleh kekuatan Elemental Lord Kegelapan.


Menggunakan Absolute Blade Arts, yang sangat menguras divine power, merupakan bunuh diri mengingat situasinya–


Tapi musuh adalah Raja Iblis legendaris. Elementalis terkuat dalam sejarah.


Sewajarnya, ini bukanlah lawan yang bisa dia kalahkan dengan kondisi tertahan.


(Jika demikian, aku harus menyelesaikannya dengan cepat!)


Kamito menyerbu, menembus jangkauan serangan musuh.


Karena Raja Iblis Solomon merupakan seorang elementalis terkuat sekaligus seorang prajurit yang mengagumkan. Tetapi dalam hal ilmu pedang murni, dia masih dibawah Kamito yang telah menguasai Absolute Blade Arts.


Menggunakan divine power tak terbatas untuk menggunakan sihir roh yang kuat dan untuk memanggil para roh.


Ini merupakan sumber kekuatan Raja Iblis.


Kamito gak yakin bisa menang kalau dia membiarkan Raja Iblis melancarkan serangan semacam itu satu per satu, tapi–


(Itu sebabnya aku gak boleh membiarkan dia begitu saja!)


Dua pedang yang diayunkan memancarkan cahaya menyilaukan.


"Absolute Blade Arts, Bentuk Pengantar—Bursting Cherry Blossom Flurry!"


Ini merupakan Absolute Blade Art anti-personil khusus untuk pedang ganda.


Tangan Kamito berubah menjadi fatamorgana, melakukan tusukan beruntun layaknya kelopak yang berguguran.


Akan tetapi–


"....Apa!?"


Absolute Blade Art dengan kecepatan dewa tersebut gagal mencapai jantung Raja Iblis. Semua serangan itu ditangkis oleh jubah hitam itu.


Bersinar dengan kilauan kegelapan, jubah itu berubah wujud seperti sebuah bayangan.


(...! Oh betul juga, jubah hitam ini–)


Garb of the Lord.


Dia pernah menerimanya dari roh Iris, sebuah artefak legendaris yang memungkinkan pemakainya bisa mengubah divine power menjadi kemampuan defensif.


Meskipun saat Kamito memakainya, jubah itu malah menganggu aliran divine power–


Tapi saat ini, didukung oleh divine power milik Raja Iblis Solomon yang sangat besar, jubah itu menunjukkan kemampuan aslinya.


Memanfaatkan celah yang terbuka sesaat tepat setelah Kamito mengeluarkan Absolute Blade Arts....


Raja Iblis tertawa mengejek dari belakang topengnya.


Pedang iblis kegelapan diayunkan secara horizontal disertai petir.


Meskipun Kamito bergegas menggunakan Demon Slayer untuk memblokir, petir kegelapan itu masih menusuk tangan kanannya.


"....!?"


Dia nyaris tak mampu memegang pedangnya.


Berkat resistensi sihir milik Est yang kuat, tangannya lolos dari nasib terkarbonisasi.


Namun, bahkan jeda sesaat dalam serangan bisa sangat fatal dalam pertempuran.


Rune bersinar muncul pada pangkal lengan kirinya yang dilukai oleh Claire.


Dalam sekejap, tangan kirinya pulih beserta Ring of Solomon.


(....! Otorisas malaikat itu!?)


Bisa dikatakan, Kamito sudah mempertimbangkan kemungkinan dia akan menggunakan itu.


Raja Iblis mengarahkan tangan kanannya kearah Kamito, yang tak mampu melanjutkan serangannya.


"Menarilah, api merah pembawa kehancuran–Hell Blaze!"


Raja Iblis merapal sihir api terkuat.


Menerima serangan ini di jarak dekat akan mengubah seseorang menjadi abu.


"—Scarlet!"


Kamito mendengar Claire berteriak.


Disaat yang sama, kucing neraka yang berselimut api mengangkat cakar tajam dan menerkam Raja Iblis.


Raja Iblis dengan mudah menghempaskan Scarlet dengan satu tangan–


Sambil melepaskan sihir roh api dengan tangan yang satunya.


Sebagai tanggapan, Kamito–


"Absolute Blade Arts, Bentuk Pertama—Purple Lightning!"


Dengan hentakan yang kuat pada tanah, dia melesat lurus kearah dada Raja Iblis.


Berkat celah singkat yang diciptakan oleh Scarlet, aktivasi sihir roh itu sedikit tertunda.


Dengan kecepatan dewa, Absolute Blade Art itu berhasil kena sesaat sebelum sihir milik Raja Iblis diaktifkan.


Ini merupakan sebuah pertaruhan berbahaya yang diambil oleh Kamito.


Kalau penilaiannya salah, Kamito lah yang akan berubah menjadi abu.


Seperti petir, serangannya menembus Garb of the Lord.


Dengan Vorpal Sword masih menancap, Kamito melepaskan divine powernya.


"—Vorpal Blast, Vorpal Blast, Vorpal Blast!"


Dia tanpa ampun meledakkan tiga serangan beruntun dengan elemen kegelapan.


Setiap serangan sihir menyebabkan tubuh Raja Iblis mengejang-ngejang.


Seperti memohon, Kamito melepaskan sihir petir kegelapan yang keempat kalinya.


Mata kirinya panas seolah terbakar. Pandangannya hampir sepenuhnya menjadi merah.


"Kamito, ini buruk... Pada tingkat ini, bahkan aku gak bisa menekan kekuatan kegelapan lebih lama lagi....!"


(.....Aku tau, tapi–!)


Dia harus mengalahkan monster ini disini.


Vorpal Blast kelima dilepaskan.


Tapi Raja Iblis Solomon tetap aktif.


Dengan jantungnya masih tertikam, dia meraih leher Kamito dengan tangannya yang kurus.


"...! Cough... Gah...!"


Lalu–


Sebagai balasan, dia menikamkan pedang iblis kegelapan miliknya pada perut Kamito.


"Guh... Ah... Ahhh, ahhhhhhhh!"


Lalu Kamito dilemparkan ke tanah.


"...Guh, ooh... Ooooh...!"


Darah merah menetes ke puing-puing.


Memegang pedang iblis kegelapan yang telah meminum darah ini, Raja Iblis Solomon mulai berjalan maju.


(....! Sialan.... dasar monster....!)


Kamito mengutuk dalam benaknya dan tersenyum masam.


Itu merupakan ejekan diri.


–Diarahkan pada dirinya sendiri, yang telah menjadi seperti monster.


Thump, jantungnya berdegub.


Racun hitam keluar. Lubang diperutnya yang dihasilkan oleh pedang iblis itu segera disembuhkan.


Dia gak lagi bisa mendengar suara dari kedua roh terkontraknya.


Hanya tawa pelan dari dia yang menggema dipikirannya.


(A...ku–)


Kesadarannya perlahan menjadi gelap.


Dia–


Perlahan berdiri.


Raja Iblis Solomon berhenti.


Gak jelas apakah emosi dari rasa takut masih ada dalam dirinya, tapi sepertinya dia secara naluri merasakan bahaya.


Divine power kegelapan yang sangat besar memenuhi tubuhnya.


Dengan setiap langkah, tanahnya hancur. Kabut hitam dihasilkan.


Oh, ohhhhhhhhhhhhhhhh...!


Raja Iblis meraung dan mengayunkan pedang iblis kegelapan miliknya.


"......."


Namun petir hitam legam yang memancar dari bilah pedang iblisnya menghancurkan tangannya dengan mudah.


Sudah sewajarnya. Bagaimanapun juga, Kamito saat ini identik dengan kegelapan itu sendiri–


Bisa dikatakan, serangan sihir dari elemen lain akan berakhir sama seperti itu.


Seolah waktu telah membeku.


Langkah demi langkah, dia mendekati Raja Iblis.


Raja Iblis Solomon mengaktifkan cincinnya, berniat memanggil roh.


Begitu lamban. Pergerakan itu sangat lamban.


Tidak, cuma di mata Kamito semua itu tampak selamban ini.


Dia mengangkat Demon Slayer–


Whooosh–Jantung Raja Iblis ditikam.


Begitulah.


Cuma begitu saja, dan tubuh Raja Iblis berubah menjadi rune bercahaya lalu lenyap.


Dengan itu, dia berdiri disana.

Bagian 5

Ditengah kobaran api, dia melihat pecahan ingatan yang telah hilang.


Sudah berapa lama berlalu saat gadis kecil itu tiba di kuil untuk yang pertama kalinya untuk menghadap–?


Didepan dia, yang kewarasannya terkikis oleh Kegelapan Dunia Lain, hampir kalah pada kebencian dan kehancuran–


Gadis itu datang sebagai Ratu.


"–Mulai hari ini, saya akan melayani anda."


Begitu gugup hingga dia gemetaran, princess maiden itu berlutut didepan altar, memperkenalkan dirinya dengan nama Rubia.


Wajah gadis itu lebih cantik daripada princess maiden manapun yang sudah dia temui.


....Namun hanya begitu saja.


Sebagai Ratu, dia akan melayani selama beberapa tahun lalu pergi.


Gadis itu sama saja dengan para princess maiden lainnya.


–Itulah yang dia pikirkan saat itu.


"H-Hari ini, saya telah mempelajari sebuah tarian baru untuk dipersembahkan pada anda, Elemental Lord!"


"Saya melihat bunga-bunga indah bermekaran di taman Divine Ritual Institute dan memetiknya untuk saya bawa kemari."


"Saya menulis sebuah cerita untuk anda, Elemental Lord. Berkenankah anda mendengarkannya?"


"Saya menerima surat dari adik saya, Elemental Lord. Bolehkah saya membacanya?"


Mungkin karena masih muda dan naif, dia sama sekali tidak takut.


Tak seperti ratu-ratu yang sebelumnya, gadis itu tidak hanya berfokus menyenangkan dia.


Sikap gadis itu membuat dia merasa bingung, gelisah dan sedikit tertarik.


–Ada apa dengan manusia ini?


–Kenapa dia tidak takut pada para Elemental Lord yang dipuja?


Suatu hari, gadis itu datang ke kuil dan berkata.


"U-Uh, hari ini saya ingin bertanya pada anda, Elemental Lord."


–Diijinkan.


Dia menjawab dengan kalem.


Pertisi dari para Ratu kebanyakan mengenai meminta kemakmuran pada alam manusia.


Dia pikir permintaan gadis itu pasti tidak jauh dari hal itu.


Namun–


"–Uh, Elemental Lord, umm..."


–Apa itu? Cepatlah. Kesabaranku ada batasnya.


Kobaran api yang menakutkan muncul dari altar.


"S-saya minta maaf! U-Umm, saya ingin kita menjadi teman!"


Itulah yang dikatakan gadis itu.


Jika para tetua Divine Ritual Institute mendengar ini, mereka mungkin akan pingsan ditempat.


–Apa?


Suara marahnya menggema di seluruh kuil.


Gadis itu ketakutan, bahunya gemetaran.


Meski begitu, dia menatap dengan penuh ketabahan.


"S-Saya sangat kesepian sejak saya berpisah dengan adik saya. Belakang ini, sangat berat bagi saya untuk menjumpai junior saya di Divine Ritual Institute seperti Fianna dan Reicha, dan–"


Gadis itu menjelaskan dengan canggung.


Tentu saja amarah sang elemental lord tidak mereda.


–Seorang princess maiden manusia biasa berani menyebut dirinya temanku, itu merupakan penghinaan terhadap Elemental lord!


"Uwah, m-mohon maafkan saya!"


Saat dia melampiaskan api kemarahannya di altar, gadis itu berlari dengan panik.


....Mungkin gadis itu dimarahi habis-habisan oleh para tetua Divine Ritual Institute setelah itu.


Gadis itu gak pernah membahas topik seperti itu lagi.


Ini adalah ingatan terakhirnya sebagai seorang Elemental Lord yang masih waras.


Sebuah api kecil menyala didalam kegelapan.

Bagian 6

Didalam kobaran api penyucian, Rubia memegang pedang Elemental Lord Api.


Menggunakan Absolute Zero, dia menekan api terkuat dari Astral Zero yang mengamuk.


Api pembeku memancar dari seluruh tubuhnya.


Jika mereka terganggu meski sesaat saja, tubuh fisiknya akan musnah dalam sekejap mata.


"–Ingatlah, Elemental Lord Volcanicus!"


Sambil berteriak, Rubia memeluk bilah Ragnarok pada dadanya.


"Ingatlah nama Rubiaa Elstein, Ratu yang melayanimu!"


Lalu, segel roh yang ada ditangan kanannya memancarkan cahaya menyilaukan didalam kobaran api itu.


Bilah Ragnarok bersinar seolah beresonansi, lalu berubah menjadi partikel cahaya dan lenyap.


Kobaran api penyucian itu–


Seketika lenyap tanpa jejak.


"....Ugh....!"


Rubia tumbang ditempat seperti sebuah boneka yang talinya putus.


"Rubia-sama!"


Fianna dan Ellis bergegas mendekati dia.


Lalu, api menyala diatas kepala Rubia.


Api itu, yang muncul secara tiba-tiba, berkedip-kedip dan perlahan membentuk wujud manusia.


Mendarat perlahan diatas puing-puing–


Seorang cewek cantik bertanduk melengkung, berambut merah dan bermata seperti rubi.


Sang Elemental Lord Volcanicus.


Dengan matanya yang seperti rubi, dia menatap Rubia yang tengah berlutut.


"....Ru...bia?"


Dia bergumam linglung.


"....."


Dengan kepala tertunduk, Rubia tidak menanggapi.


Seolah suara cewek itu gak terdengar oleh dia.


"....Aku mengingatmu."


Dengan jari yang gemetaran, Volcanicus menyentuh bahu Rubia.


"Kau adalah...."


Tubuh Rubia seketika terguncang.


Terkejut, Volcanicus bergegas mencoba menahan dia.


Rona wajah dengan cepat menghilang dari wajah Rubia.


"R-Rubia! Siapapun, siapapun segera gunakan sihir penyembuhan–"


STnBD V19 BW08.jpg


"Elemental Lord, ijinkan kami–"


Fianna dan Ellis menjawab sambil bergegas mendekat.


Disaat yang bersamaan....


Langit bersinar diatas ibukota suci di kejauhan.

Bagian 7

Setelah menghancurkan Raja Iblis Solomon, Kamito dikelilingi oleh kabut kegelapan yang sangat pekat.


Itu tampak seperti kabut itu akan memindahkan Kamito ke suatu tempat yang gak diketahui–


"–Kamito!"


Sambil berteriak, Claire berlari mendekat.


(....! Aku harus menyelamatkan dia!)


Est dan Restia mungkin sudah dikuasai oleh kekuatan kegelapan itu.


Saat ini, hanya Claire lah satu-satunya orang yang bisa menyelamatkan Kamito.


Jika dia menggunakan metode yang diajarkan oleh kakaknya, dia mungkin masih sempat–


Tepat saat dia melangkah ke puing-puing, hampir sampai ke samping Kamito....


Langit di kejauhan memancarkan cahaya menyilaukan.


(....Apa!?)


Dia punya firasat buruk soal apa yang datang. Berdasakan nalurinya sebagai seorang princess maiden, dia bisa memahami sampai sejauh ini.


"....! Kamito!"


Claire melompat tanpa ragu-ragu.


Dia masuk kedalam kabut hitam yang mengelilingi Kamito.


"...Guh, ah, ughhh...!"


Dalam sekejap, Claire merasakan rasa sakit yang parah seolah sedang terbakar.


Tenggelam didalam divine power kegelapan, kulitnya tersiksa tanpa ampun.


Bagi seorang princess maiden dengan divine power murni, ini merupakan rasa sakit yang tak tertahankan.


"....! Sialan... kembalikan Kamito....!"


Meski begitu, Claire masih gak melepaskan tangan Kamito.


Pria ini sudah menyelamatkan dia berkali-kali.


Dia selalu ada untukku, tanpa pengecualian.


"Kali ini, aku yang akan menyelamatkan Kamito–"


Cahaya besar yang dihasilkan di langit diatas ibukota suci dilepaskan.


"Kamito!"


BOOOOOOOOOOM!


Dengan gempa bumi disertai suara yang menakutkan, Tanah Ragna Ys terbelah.


"A-Apa, kyaaahhhhhhhhhh!"


Memeluk erat tubuh Kamito yang dilahap oleh divine power kegelapan....


Mereka berdua jatuh ke hutan Astral Zero yang luas.

Bagian 8

Tanah Ragna Ys yang hancur berubah menjadi pecahan-pecahan batu raksasa, menghantam hutan luas yang ada dibawahnya.


Kota yang dibuat oleh manusia untuk turnamen Blade Dance disapu bersih tanpa sisa oleh serangan itu.


"–Hmm, mengesankan seperti biasanya, Est."


Di langit diatas ibukota suci Alexandria.


Dibawah gerbang yang berputar-putar diudara, Sacred Maiden Areishia berseru takjub.


Deru angin meniup rambut pirangnya yang indah.


Perlahan, dia mengembalikan pedang suci ditangannya, Terminust Est, ke sarungnya.


Roh senjata terkuat yang telah memusnahkan banyak roh.


"–Setelah seribu tahun, kau akhirnya kembali ke sisiku."


Memberi ciuman ringan pada gagang pedang suci itu, Sacred Maiden menengadah menatap gerbang Dunia Lain yang berputar-putar.


Tak lama lagi, jalan menuju surga akan terbuka sepenuhnya.


–Saat itu, eksistensi yang dijaga oleh para malaikat akan tergapai.


"Ya, sebentar lagi, dunia yang kita dambakan akan terwujud–"


Menatap pedang suci ditangannya, Sacred Maiden Areishia tersenyum.


Sebelumnya Halaman Utama Selanjutnya