The Zashiki Warashi of Intellectual Village:Volume1 Bab 2

From Baka-Tsuki
Jump to navigation Jump to search

Mengenai Uchimaku Hayabusa[edit]

Bagian 1[edit]

Aku akan langsung terangan-terangan.

Aku tidak terlalu menyukai pedesaan. Maka dari itu, aku memulai hidup sendirian dikota saat masuk SMA. Dan ini berperan banyak mengapa aku bergabung dengan Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo. Aku berada di tingkat paling bawah, posisi buntu. Aku sampai menggunakan nama lama cabang keluargaku untuk mengubah registrasi keluarga walaupun belum menikah agar dapat keluar dari Desa Intelektual. Aku tidak peduli seburuk apapun itu untuk kesehatanmu, aku hanya ingin hidup di kota dan mati di kota.

Masalahnya adalah...aku benci Youkai.

Aku tidak tahu bagaimana keadaan saat jaman Edo, tapi Youkai tidak muncul di kota yang beraspal dan berbeton. Satu-satunya pengecualian adalah dikota yang mementingkan lingkungan alamnya seperti di Nara atau Kyoto. Itulah mengapa aku selalu berada di Tokyo.

Tetapi, hal yang menggelikan adalah, Tokyo juga punya area pedesaannya juga.

Dan ketika insiden yang menyebalkan ini terjadi, aku harus pergi kesana.

"...Jadi ini korban ketiga."

Pulau Zashou adalah pulau yang cukup dekat dengan Pulau Ogasawara tetapi cukup jauh untuk dimasukkan ke Situs Warisan Dunia. Dan itulah kenapa banyak sekali bisnis yang menginginkan untuk memakai sumber daya yang berlebihan untuk keperluan bisnis menghasilkan salah satu Desa Intelektual keunggulan negara walaupun pulaunya termasuk kedalam area Tokyo.

Jika dilihat sekilas, biru laut terlihat seperti yang ada di film dokumenter. Tetapi jika dilihat lebih dekat, itu seperti pelampung yang mengambang dalam jarak waktu yang tetap. Mereka menggunakan sinar matahari dan pelampung untuk menghasilkan tenaga yang cukup untuk terus-menerus memonitor aliran arus dan banyaknya oksigen dan plakton di air laut.

Kelihatannya, nelayan jaman sekarang dengan mudahnya menggerakan jarinya ke komputer tablet tahan air dan tahan karat saat mereka memancing.

Aku berdiri di dermaga penangkapan ikan yang (dibuat terlihat) sudah tua. Di dermaga yang terbuat dari beton itu, terdapat tong besi yang bahkan tidak akan cukup jika kamu melingkarkan tanganmu kesitu.

Dari luar, tong tersebut basah. Jadi sepertinya tong ini telah mengapung di laut.

Petugas polisi berseragam biru laut yang basah memberiku laporan yang membingungkan. Petugas ini sepertinya membantu para nelayan mengangkat tong itu dari laut.

"Kami mencoba menangani ini dari awal, tetapi ini adalah korban ketiga. Kalau boleh jujur, ini melebihi dari apa yang bisa kami lakukan. Aku tahu ini mengganggu, tapi kami harus menyerahkan tugas ini ke departemen anda."

"Jangan khawatir. Ini kan pekerjaanku. Tapi...ini memang mayat yang tidak mengenakkan."

"Memang ada mayat yang mengenakkan?"

"Ya, tidak. Tapi ini melebihi batas mengenakkan. Dia tidak hanya dibunuh. Mereka tidak berhenti disini. Mereka memberikan pikiran lain. Ini menyiratkan bahwa si ketakutan korban melebihi kematian yang biasa dan memberikan ketakutan yang sama bagi yang melihatnya. "

Kurasa aku harus berterimakasih kepada mereka karena sudah membantu menutupi jasadnya dengan terpal biru, aku berpikiran seperti itu saat melihat ke dalam tong.

Didalamnya ada seorang laki-laki, tak bernyawa.

Sepertinya dia sudah mati dua atau tiga hari sebelumnya. Karena mengambang di laut, tidak ada belatung atau lalat yang mengerubunginya. Jadi ini masih dalam kondisi yang lebih baik daripada mayat biasa dalam waktu yang sama.

Dia tidak terlihat seperti penduduk Tokyo.

Ketebalan dari lehernya lebih tebal dari normal dan dia mempunyai ekspresi yang agresif. Dan juga, aku dapat melihat sekilas ada tato dari balik kerah di bajunya. Tato kebarat-baratan memang sedam musim, tapi ini lebih "terasa".

Tangan dan kaki pria ini telah dipotong dan darah memenuhi didalam tong.

"Dua orang yang lain kondisinya sama seperti ini." Kata petugas berseragam. "Lengannya dengan paksa dipotong dengan pisau tumpul seperti golok. Lalu, ada kawat yang diikatkan didekat bagian yang diamputasi, sepertinya mencegah agar kehilangan banyak darah."

"Jadi penyebab kematiannya adalah...?"

"Anda harus meminta keterangan lebih lanjut dari bagian medis. Tetapi sepertinya bukan karena kehilangan darah. Lebih seperti kerusakan organ dalam karena dehidrasi. ...Dengan kata lain, dia mati karena kelaparan."

Cih.

Ini sama persis dengan metode yang digunakan mafia bajak laut di dekat Okinawa. Seingatku "pengasingan" [1] adalah istilah yang digunakan. Korban dipotong tangan dan kakinya, dimasukkan kedalam tong, kemudian dibiarkan mengambang dilautan. Korban yang malang akan terbalik kemudian tenggelam di lautan atau mengering terkena sinar matahari. Rumor mengatakan, bahwa ada nasib ketiga yaitu dipatuk oleh burung camar, tetapi itu tetap saja tidak akan menyelamatkanmu.

"Menyebalkan."

"Ya aku tahu."

Aku tidak yakin apakah ini benar-benar tugas dari Departemen 1. Jika mafia iku terlibat disini, harusnya yang menangani ini adalah organisasi anti kriminal seperti PSIA. Kau tidak pernah mendengar orang mendapatkan promosi jabatan hanya karena masuk kedalam perang. Jadi sepertinya aku masuk kedalam situasi yang berbahaya lagi.

"Hanya untuk memastikan, dia orang Jepang, kan? Dan bukan orang asing yang terlibat urusan dengan bajak laut."

"Dia sepertinya orang jepang. Kebangsaannya mungkin susah jika dilihat dari wajahnya, tetapi implan di giginya sepertinya dilakukan dengan gaya Jepang. Bagaimanapun cepatnya arus air, dia akan menjadi mumi jika mengambang dari lautan lepas."

"Dia sepertinya mempunyai tato, mungkin organisasi kriminal besar ikut terlibat."

"Itu sepertinya diberikan sebelum atau sesudah dia mati."

"Benar. Tapi tato itu adalah salah satu tipe luka, mungkin tim medis bisa memeriksanya."

Mungkin aku terdengar dingin dan tak bersahabat, tetapi mau apa lagi, ini sudah jadi tugasku. Jujur, aku tidak tertarik pada mayatnya sendiri. Jika ada pembunuhan, tentu saja aku ingin menangkap kriminal, tetapi itu demi keluarga korban dan mencegah kejahatan selanjutnya. Dengan kata lain, aku bekerja demi manusia yang masih hidup.

Itu memang kataku...

Ini sepertinya punya kemungkinan terjadi kasus dimasa depan, jadi aku punya sedikit motivasi. Sedikit.

"Sekarang..."

Ada satu lagi masalah yang harus kuselesaikan.

Aku mengalihkan perhatianku dari tong yang menjijikan itu ke dermaga.

"Hey, mystery freak."

"Apa?" jawab seorang gadis kecil.

Tetapi, suaranya terdengar dari arah yang tidak akan kamu perkirakan. Suaranya terdengar seperti dari orang yang memakai pakaian renang dan berbaring kursi pantai yang terletak di dermaga.

Oh, dan itu bukanlah kiasan.

Siswi SMP dengan dada rata benar-benar berjemur dengan pakaian renang jenis two-piece.

"Apa yang kamu lakukan disini?"

"Jahat sekali. Aku ada disini duluan sebelum kamu, detektif. Aku hanya mencoba membuat pengalaman musim panas terbaikku."

"Bukan itu yang aku maksudkan!! Lihat garis pembatas ini!? Kamu ada didalamnya!! Kamu seharusnya keluar dari sini!!"

"Sudah biarkan saja hal itu dan biarkan dirimu terpesona kemolekan tubuhku."

"Jangan menggeliat-geliat seperti ular yang berganti kulitnya dan pergi dari sini. Hus. Hus."

Aku membawa kursi pantai bersama dengan gadis kecil bernama Enbi, keluar dari garis batas polisi.

Kenapa seseorang tidak ada yang menyuruhnya keluar dari sini?

Zashiki v01 109.jpg

"Oh, itu karena kehadiranku yang berani."

"Kamu mungkin punya aura Dojosin, tetapi kamu hanyalah anak SMP. Tidak lebih dari anak SMP."

Tidak sepertiku, dia sangat tertarik dengan mayat. Kecuali jika ada pembunuhan, dia tidak akan tertarik pada orang lain. Dia tidak punya kebijaksanaan begitu saja, tapi ini memberikan banyak keuntungan, jadi kupikir masyarakat benar-benar seimbang.

Dan sepertinya dia membenci polisi dengan tingkat yang lebih tinggi yang selalu fokus pada wilayah mereka sendiri-sendiri.

Setelah menaruh kursi pantai ketempat lain, aku bergegas kembali ke tempat kejadian perkara. Tetapi jari Enbi mencengkeram kerah kemejaku.

Kemudian dia berbisik ditelingaku.

"...Kau tidak benar-benar berpikir ini pekerjaan mafia, kan?"

"Apa?"

"Jika kau sudah selesai disini, aku akan memberitahumu."

Cara dia melakukan semua ini benar-benar tidak masuk akal.

Mystery freak itu mengambil kertas memo dari kulit yang di kaitkan di bagian bawah pakaian renangnya. Bukan, itu sebenarnya smartphone dengan penutup yang terlihat seperti kertas memo dari kulit. Sambil berbaring di kursi pantai, dia menggerakan jarinya ke layar tablet. Dia sepertinya sudah kehilangan perhatian kepadaku.

Dia sangat senang berjemur didekat mayat pembunuhan yang mengerikan. Anak SMP ini mempunyai kontrol dari pembicaraan dengan Polisi Departemen 1. Untuk suatu alasan, dia dapat menghancurkan batas antara sesuatu yang berjalan bormal seperti tadi. Pasti ada sesuatu yang terjadi dengan pikirannya, aku agak cemburu dengan bagaimana dia melakukannya. Tetapi tetap saja aku tidak mau berjalan dijalan yang sama dengannya.

Aku memang punya pekerjaan yang bisa dibilang buntu, tapi aku punya sesuatu yang membuatku tidak bisa meninggalkannya.

Aku tidak punya keberanian untuk berhenti, lalu membuka warung ramen atau yang lainnya.

Tentu saja kurangnya keberanian mengakibatkanku ada dikebuntuan ini.

Aku memasuki kembali tempat kejadian perkara dan polisi berseragam bertanya padaku.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?"

"Pertanyaan bagus."

Jika korban dibunuh dan dimasukkan kedalam tong di pulau, kita hanya tinggal menyelidiki seluruh pulau. Sayangnya, dia terbawa arus kesini.

Ini bukanlah kejahatan dimana petugas forensik dapat memeriksa sidik jari dan rambut.

Jika korban berasal dari luar pulau, mencari sampai dibalik batupun tidak akan ketemu.

Tentu saja, seluruh pulau akan diperiksa, tetapi tidak menjamin akan ditemukannya sesuatu. Sesuatu yang harus dilakukan tetapi tidak bisa menghasilkan apapun pasti akan menghilangkan motivasi.

Peristiwa ini sudah diserahkan ke markas besar penyelidikan sejak kasus ini menjadi pembunuhan bersambung, tetapi detektif seperti aku, tim forensik, dan lainnya yang berjumlah sekitar 20an orang. Ini karena kita tidak yakin akan menemukan sesuatu di pulau ini, pulau disebelah juga harus di selidiki, catatan dari perahu yang lewat harus di cek, dan perusahaan yang berhubungan dengan Desa Intelektual yang dikenal dengan nama Pulau Zashou juga harus di selidiki. Karena tidak diketahui dimana kejadian kriminal ini dilakukan, maka area yang harus di selidiki harus disebar. Dan ini mengurangi jumlah personil yang bekerja disetiap tempat.

"Untuk sementara, kita harus mengikuti standar operasional. Panggil penduduk yang pertama menemukan dan membantumu mengambilnya dari dalam air kesini agar bisa kutanyai."

"Saya bisa melakukan itu. Anda adalah detektif Departemen 1 dari pulau utama, jadi, tidakkah ada...kau tahu...sesuatu yang keren yang bisa anda lakukan?"

Polisi berseragam itu membuat gerakan saat mengucapkan kata "keren", tapi aku tidak yakin apa maksudnya. Dia ternyata adalah orang yang absurd. Mungkin saja dia salah mengartikan rasa hormat ke orang di posisi sepertiku karena terlalu banyak menonton drama polisi. Kenyataanya, jika Departemen 1 melakukan sesuatu yang "keren" seperti di drama, dia hanya akan berakhir ditembak oleh orang yang akan dia tangkap. Kekuatan dari polisi adalah kekuatan organisasi. Bergerak sesuai kehendakmu sendiri hanya seperti tidak mengindahkan kekuatan organisasi, jadi itu pasti berbahaya.

Jika kamu ingin melakukan sesuatu seperti itu, kamu sebaiknya menyuruh mystery freak itu.

Atau mungkin kakak perempuan Enbi.

Untuk sekarang ini, ada sesuatu yang harus kulakukan sebagai detektif Departemen 1.

"Aku pikir aku akan mencari penginapan untuk kita."

"Hah?"

"Aku harus memastikan kita dapat tempat bermalam. Kita ini rombongan, jadi pasti akan susah."

Bagian 2[edit]

Ketua departemen meneriakiku saat kubilang biaya menginapnya seharga 50.000 yen per malam. Ketika aku beralasan bahwa harganya cukup rasional untuk sekelas Desa Intelektual dan bertanya apakah akan memberikan kesan baik jika Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo tidur dijalanan, dia memberi persetujuan walaupun kelihatannya sangat marah. Sepertinya tidak akan mudah untuk pemimpin atau ofisial untuk menghalangi.

Dan pasti yang lainnya akan senang atas keberhasilan negosiasiku ini.

Harga dari uang pajak akan menjadi tidak jelas tergantung dari siapa yang memakainya.

Lalu...

"Apa yang kamu lakukan disini mystery freak?"

"Sudah kukatakan sebelumnya, aku ingin membuat musim panasku berharga. Aku sampai disini duluan sebelum kamu. Dan juga penginapan ini adalah satu-satunya di pulau ini."

Cih.

Polisi kesusahan memreservasi seluruh penginapan. Aku memutuskan menggunakan suara pelan saat membicarakan kasus ini dengan pekerja yang lain.

Untuk sekarang, aku berusaha mencari sesuatu untuk di kompain.

"Ngomong-ngomong, apa-apaan dengan pipa bergaya pria Inggris itu? Kau punya nyali dihadapan polisi, anak kecil."

"Bukan. Bukan. Ini hanya mint, detektif. Sedikit deduksi harusnya kamu bisa tahu akan hal ini. Orang-orang dari Desa Intelektual menggunakan produk yang ramah lingkungan dan sehat, mereka pasti akan mengeroyok lalu memukuliku jika benar-benar merokok dan membuang abunya sembarangan."

Sambil berkata seperti itu, Enbi memasukan pipanya ke wadah yang panjang, lalu mengaitkan ke pojok dari bagian bawah pakaian renangnya. Pakaian renang berjenis two-piece nya tidak punya kantong, jadi dia mengaitkan benda-benda seperti smartphone yang seperti kertas memo dari kulit dan wadah pipanya di bagian bawah pakaian renangnya. (Dia tidak membawa dompet jadi dia sepertinya memakai uang elektronik saat bertransaksi.)

Tetapi jika semuanya bergantung disitu, bukankah akan membuat pakaian renangnya melorot?

"Aku sudah mempersiapkan agar kejadian seperti itu tidak terjadi. ...Tetapi jika kamu ingin, aku bisa kok membuat seolah-olah itu kecelakaan."

"Mh!? Uhuk uhuk!!"

Apakah dia baru saja membaca pikiranku!?

"Wanita memberikan usaha yang keras untuk penampilan mereka daripada kelihatannya. Haruskah aku memberitahumu susahnya setiap hari harus memperlihatkan kesan 'gadis yang mempesona'? Aku selalu mengkalkulasi setiap jengkal penampilan tubuhku."

Aku tidak suka arah dari pembicaraan ini.

Untuk berusaha mengalihkan pembicaraan, aku mencoba fokus ke barang bawaan Enbi.

"...Apakah ada situasi yang mengharuskanmu menggunakan kaca pembesar?"

"Ini hanya soal mood. Sesuatu seperti kaleng kosong akan terlihat seperti granat saat di medan perang. Mungkin ini tidak berguna, tapi bisa digunakan agar pikiranmu menjadi jelas. Tentu saja jika mereka membuat mikroskop elektron menjadi mudah dibawa, banyak kasus akan mudah dipecahkan."

"Kukira kamu akan mengeluhkan alat sains yang digunakan untuk penyelidikan karena kamu mystery freak."

"Aku hanya berpikir itu akan memudahkan penyelesaian kasus. Jika mudah dipecahkan, itu akan lebih bagus. Kita tidak punya keharusan mengikuti kemauan para kriminal terus-terusan." Enbi kemudian mengubah nada suaranya seperti ingin mengajakku pergi jalan. "Terserah deh. Aku punya sesuatu yang ingin kubahas denganmu, mau ikut?"

"Aku sedang bertugas."

"Kamu membiarkan tugas bertanya kepada polisi lokal dan hanya menunggu hasil. Lalu, ini adalah korban ketiga, jadi kecepatan hasil tidak terlalu penting."

Jangan merasa kamu tahu apa yang kamu katakan itu.

Walaupun kamu benar.

Diluar sana, pembunuh yang telah membunuh beberapa orang dengan cara yang kejam masih berkeliaran. Itu berarti kami harus bekerja keras menghentikan pembunuhan yang selanjutnya. Tetapi, setiap mayat baru adalah mainan baru untuk Enbi, jadi dia sangat senang sekali.

Aku meninggalkan penginapan bersama Enbi dan memasuki rumpun bambu yang tidak terlalu luas. Saat aku berjalan melalui daerah yang bergelombang seperti bukit, anak SMP disebelahku mengambil smartphone dengan penutup memonya.

"Kamu selalu meminta bantuanku kan, detektif manis. Sekarang, apa pertanyaanmu untuk hari ini?"

"Maaf, tetapi itu tidak untuk kali ini."

Tidak seperti detektif gadungan dari misteri novel, aku tidak merengek-rengek meminta bantuannya karena tidak tahu jawaban.

Di dunia ini ada masalah yang tidak boleh kamu pecahkan walau kamu tahu jawabannya.

"Dan sepertinya penyelidikan tidak akan menemui jalan buntu hanya karena masalah diplomasi. Jadi aku tidak butuh bantuanmu yang terlihat seperti 'penyelidikan polisi terhambat karena tekanan internasional tetapi seorang sipil berhasil menyelesaikan kejahatan dengan usahanya sendiri'."

"Walaupun ini adalah situasi yang rumit karena ada seseorang yang melakukan kejahatan dengan berpura-pura dilakukan oleh mafia bajak laut?"

"...Berpura-pura?"

"Lagi pula tidak ada alasan melakukan ini semua." Enbi melambaikan telunjuknya. "Apa kesamaan dari semua korban? Kamu tidak akan cukup menemukan dengan melihat korban ketiga, tapi akan menemukannya di dua yang lain."

"Laki-laki dewasa. Bertubuh sehat. Orang Jepang. Dari pulau utama dan tidak punya koneksi ke pulau ini atau pulau lainnya. Tangan dan kaki mereka dipotong sebelum dimasukan ke tong dan dihanyutkan ke laut."

"Dan satu lagi." Potong mystery freak. Dia mengoperasikan smartphonenya dan memperlihatkan data dari penyelidikan. "Korban mempunyai beras dari produk ternama yang dimasukkan kedalam kantong plastik."

"...Pemburu tanaman."

"Setandan anggur dari Desa Intelektual saja berharga 30.000 yen, tidak akan mengherankan jika orang menyusup ke desa dan mencuri produk ternama."

"Jadi para korban adalah pemburu tanaman yang menjual kepada mafia, tetapi negosiasi gagal dan mereka dibunuh?"

"Um, halo? Bukankah para mafia itu akan mengambil beras itu sebelum dihanyutkan ke lautan? Jika mereka punya waktu menutupi luka dengan kawat, mereka pasti punya waktu untuk menggeledah barang bawaannya," kata Enbi. "Lagi pula orang Okinawa tidak punya alasan menginginkan beras dari produk ini."

"Kenapa tidak? Ini adalah produk dari Desa Intelektual."

"Beras dari pulau utama hanya cocok dengan masakan dari pulau utama. Bahan lokal akan terasa enak dengan masakan lokal juga. Pengunjung tetap mereka adalah orang Cina, tetapi masakan Taiwan sudah tidak booming lagi, jadi kupikir itu bukanlah sesuatu yang bisa dibandingkan nyawamu. Dan banyak orang yang mengirimkan lewat udara agar menghindari menggunakan bahan pengawet."

"Apa kamu berkata bahwa kita bisa membuang kemungkinan adanya mafia itu hanya karena alasan itu?"

"Aku tidak bisa menyuruh polisi semauku, jadi silahkan membuang-buang waktu dan tenaga mencari tentang itu jika kamu ingin."

Sialan, aku membencinya.

"...Jika kita membuang mafia, apakah ada kemungkinan lain?"

"Aku tidak yakin, tapi aku punya satu perkiraan."

"?"

"Tempat ini, Pulau Zashou. Sekarang apakah industri utamanya? Yak, Uchimaku-kun?"

"Olahan dari mutiara dan tiram. Sangat menyedihkan mengetahui yang diolah lebih berharga daripada yang alami."

"Secara teknik, istilahnya adalah marikultur. Daripada melakukan ditempat yang terisolasi, meninggalkan ikan-ikan yang telah menetas dilautan. Sistem tingkat tinggi yang pintar digunakan untuk ini. Daripada membiarkan ikan tumbuh lalu mengambil mereka setelah mereka dewasa, anakan ikan yang sangat banyak digunakan untuk mengganggu bagian bawah dari rantai makanan. Dengan begitu, hanya ikan yang paling langka dan mahal yang dapat bertahan hidup. Banyaknya ikan yang ada disana dapat dipredikisi dengan program." Enbi mengoperasikan smartphonenya sambil berbicara, jadi dia sepertinya membacanya. "Marikultur adalah industri utama mereka dan didaratan ditumbuhi tanaman seperti mangga dan buah naga. Mereka menggunakan global warming sebagai keuntungan dan memusnahkan buah-buahan tropis."

"Lalu, bagaimana bisa ini masuk ke perkiraanmu?"

"Yah," Enbo berkata sambil menyeringai. "Dimana tepatnya pemburu tanaman itu mencuri beras produk ternama yang mereka punya?"

Bagian 3[edit]

Saat perjalanan kembali dari jalan-jalan di rumpun bambu, kami bertemu dengan fenomena aneh.

"Gh!?"

Aku tiba-tiba merasakan sesuatu yang berat di punggungku.

Beratnya terasa seperti 3 atau 4 batu.

Saat aku mengerang karena beban yang ada di punggungku, dua lengan tiba-tiba membelit leherku dari belakang. Tangannya terasa basah dan lembab.

Tidaaakk!!

Waktu untuk Youkai yang terkenal dari Desa Intelektual sudah dimulai!!

"Apa ini? Konaki Jiji!? Dia terasa dingin!"

"Hmm, dari kelihatannya, sepertinya dia adalah Nure Onna."

"Nama mesum macam apa itu untuk sebuah Youkai!?"[2]

"Eh? Dia adalah tipe Youkai yang menyeret laki-laki yang disukainya ke dasar sungai. Dia bukanlah tipe yang suka bermain-main. Jadi dia mungkin akan menghisap darahmu."

"Gyaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhh!?"

Itu kedengarannya sangat berbahaya! Jadi aku berada ditengah bahaya akan dibunuh oleh Youkai sekarang?

Bahaya datang dari tempat yang tidak terduga.

Itulah mengapa aku membenci area pedesaan!!

"Karena dia ada dibelakangmu, mungkin kamu tidak tahu, tetapi..."

"A-apa?"

"Dia terlihat seperti CEWEK sekitar 20-an. CEWEK loh. Itu adalah penampilan cantik yang langka untuk Nure Onna. Detektif, kamu mungkin akan menjadi Youkai freak kalau jika kamu berhasil berpikiran kamu beruntung dalam situasi ini karena dia bukanlah ular besar dengab kepala manusia!"

"Aku tidak ingin menjadi seperti itu...! Karena banyak hal seperti ini saat aku tumbuhlah aku pergi ke ke kota!!"

Dia belum berkata apa-apa.

Aku lebih memilih menghindari berurusan dengan Zashiki Warashi yang kukenal, tetapi kesunyian total ini menakutkan banget!!

"Intinya, kamu hanya perlu menghindari sungai dan berlari melewati daratan dengan kemampuanmu sendiri, kan?"

"Jadi aku harus menghabiskan seluruh energiku dan tidak mendapatkan apa-apa? Apa salahku sampai ada kejadian seperti ini!?"

"...Bukankah itu dasar dari job desc polisi?"

Aku tahu aku tidak akan sanggup kembali ke penginapan dengan benda ini dibelakangku.

Aku pasti akan jatuh ditengah jalan. Lalu pasti akan diseret kedalam sungai.

Apakah ada sesuatu yang bisa aku lakukan?

Dengan pikiran itu, aku mengambil ponselku. Satu keunggulan dari Desa Intelektual adalah jaringan komunikasi sangat luas walaupun sangat terpencil.

"Halo? Bisakah kamu membawa mobil kesini?"

"Curang!! Harusnya kamu menggunakan kemampuanmu sendiri!!"

Bagian 4[edit]

Saat mobil sampai ke rumpun bambu, Nure Onna tiba-tiba meninggalkan punggungku dan pergi. Kelihatannya, dia adalah tipe yang dengan cepat mundur ketika berhadapan dengan pertarungan yang tidak bisa ia hadapi. Sebagai petugas polisi, wanita muda dengan pakaian menerawang yang basah (dan jika dilihat lebih jelas, pakaiannya terlihat transparan di beberapa bagian) terhuyung-huyung berjalan ke rumpun bambu bukanlah sesuatu yang tidak bisa diabaikan, tapi dia bukanlah manusia. Dia adalah Youkai yang berbahaya. Daripada menjaganya, aku harus menjauhinya. Kalau tidak, nyawaku akan dalam bahaya. Seseorang dengan pekerjaan detektif yang buntu sepertiku mempunyai peran yang sangat kecil. Seseorang sepertiku akan hidup dengan tenang di alam baka jika mencoba berperan seperti protagonis, jadi aku harus hati-hati.

Penyelidikan kami tidak menghasilkan apa-apa hari ini.

Kami bekerja sampai matahari terbenam dan kembali ke penginapan setelah selesai.

Walaupun kami penyidik dari Departmen 1 dari Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo, kami tidak bisa memecahkan kasus dalam 60 menit seperti di drama polisi. Karena dikhawatirkan akan ada lagi korban yang muncul, kami harus bergerak cepat, tetapi polisi sangat kesusahan.

"Anginnya benar-benar kencang," kata Wajima-san, penyidik forensik yang datang ke Pulau Zashou bersama kami.

Kami berkumpul di ruang resepsi untuk makan malam, tetapi Wajima-san pasti hampir tidak melakukan sesuatu dibandingkan detektif sepertiku. Lagipula, tidak ada yang bisa dia lakukan tanpa kejadian kriminal atau barang bukti.

"Mereka bilang ada badai topan yang akan datang. Itu yang mereka katakan sebelumnya. Kita benar karena pergi dengan helikopter selagi bisa."

"Ugh, benarkah?"

Kecepatan maksimal dari angin di zona badai adalah 30m/s. Kelihatannya, Pulau Zashou ada dijalurnya, jadi tidak akan ada kapal, helikopter, atau pesawat yang tersedia di area ini.

"Lagipula kita tidak dapat meninggalkan pulau dalam 2 minggu. Jadi kupikir badai topannya akan hilang dalam kurun waktu itu."

"Tetap saja itu memberikan perasaan tak enak mengetahui semua alat transportasi tidak bisa digunakan semua."

"Apakah kamu sedang melihat drama 2 jam yang menegangkan itu?"

"Aku lebih khawatir dengan makanan dan peralatan yang lain yang kubutuhkan."

Aku menghela napas.

Desa Intelektual sangat terpelihara, jadi tidak akan ada masalah dengan pipa air atau listrik.

"Jika terjadi seperti itu, kita mungkin akan berharap pada Jizo Berpayung."

"Itu bukan cerita Youkai. Dan sepertinya Youkai disini hanya Nure Onna."

"Aku suka nama Youkai itu. Dan menurut nelayan lokal, Funa Yuurei terkadang muncul."

"Hehh. Memang cocok dengan Desa Intelektual yang fokus dengan perikanan."

"Aku tumbuh di kota, jadi persoalan Youkai ini masih terasa awam bagiku."

"Aku cemburu."

Aku meninggalkan kampung halamanku karena ingin hidup di tempat seperti itu, tapi sepertinya itu tidak berhasil. Setelah berbicara sebentar sambil memakan nasi, kami berganti pembicaraan ke pekerjaan kami yang tidak cocok dengan makanan ini.

Contohnya...

"Ini hanya prakiraan, tapi ini mungkin bukan pembunuhan berserial."

"Kamu juga, Wajima-san?"

"Tiga tubuh dibuang ke dalam tong, tetapi dalam waktu yang berbeda. Tetapi, bukan berarti mereka dihanyutkan dalam urutan itu. Dan karena mereka masih hidup saat itu, kita tidak bisa memperkirakan kematiannya."

"Jadi kamu bilang mereka dihanyutkan bersama-sama dari sebuah kapal atau pulau lain dan berakhir dengan urutan ini?"

"Banyak kejadian berbeda yang bertabrakan disini. Tapi ini menimbulkan pertanyaan lain."

"Ya, apakah hanya tiga orang itu yang dihanyutkan?"

"Mungkin saja lebih. Belum terdengar kabar jika terdampar di pulau lain, mungkin saja mereka terbalik dan tenggelam di laut. Mungkin saja masih mengambang diluar sana. Sudah kukatakan, kejadiannya sangat kompleks."

"Dan sepertinya mereka adalah pemburu tanaman."

"Ya. Mereka bertiga mempunyai beras dengan merek terkenal."

"Tapi..." aku mulai berbicara, tetapi seorang wanita berlari didalam penginapan dan mendekat.

Dia menawari kami sake, tetapi aku menolak dan meminta tambah semangkok nasi lagi.

"Apa kalian memakai beras spesial disini?"

"Tidak, kami menggunakan beras dari Akita. Mereka bilang, produk lokal yang terbaik, tetapi lingkungan tropis disini tidak cocok dengan beras Jepang."

"Terima kasih," aku berterima kasih sambil mengambil mangkok kemudian wanita itu berjalan ke grup yang lain. Kemudian aku berbicara dengan Wajima-san dengan suara pelan. "Itulah yang kamu dengar. Korban membawa beras ternama ini, tapi darimana mereka membawanya dan kemana mereka akan membawanya?"

"Mereka tidak membuat beras itu di pulau ini, jadi tidak mungkin dicuri dari sini. Jadi itu dibawa dari luar kemudian dibudidayakan disini?"

"Tapi dia bilang lingkungan disini tidak cocok untuk beras Jepang. Kecuali, mereka akan membuat beras dengan merk mereka sendiri. Bagaimanapun hebatnya biji yang mereka punya, jika tidak bisa dibudidayakan ya sama saja."

"Jadi sepertinya mereka tidak mengambil atau membawa kesini. Itu berarti..."

"Ya..."

Bagian 5[edit]

Setelah makan, aku meninggalkan ruang resepsi dan memasuki ruanganku. Kemudian, aku menghubungi kepala dari Departemen 1. Dia pasti sudah menerima informasi dari pimpinan atau manajer jika aku tidak munghubunginya, tetapi dia sepertinya menyukai menerima informasi langsung dari orang yang ada di tempat kejadian. Kami bertukar informasi, tapi sepertinya tidak ada kemungkinan kami menyelesaikan kasus ini dalam beberapa hari.

Tidak ada sesuatu yang mencurigakan yang terjadi di pulau lain atau di kapal-kapal.

Masih belum pasti darimana tong-tong tersebut datang.

Setelah menghubungi kepala cabang, aku menelepon keponakanku, Shinobu. Pastinya tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Aku hanya ingin menanyakan tentang badai topan. Walaupun ini hanya satu dari beberapa jenis badai, tapi badai ini menerjang pulau ini. Mereka mungkin telah diberitahu tentang berita badai disana.

"Uhuk, uhuk.... Paman? Apa ada sesuatu yang terjadi?"

Ada sesuatu yang aneh dengan suara keponakanku. Ini pasti bukan karena sinyal yang jelek.

"Apakah kamu masuk angin?"

"Y-ya, Yuki Onna yang baru saja kutemui agak cemburuan, jadi...tunggu, tidak!! Aku tidak masalah, jadi kamu tidak perlu repot-repot membuat bantal es!! Tidak, tunggu...idiot!! Bukan berarti kamu harus masuk kedalam futonku untuk menghangatkanku!!"

Aku mendengar suara orang meronta dari ujung telepon.

"Sepertinya Youkai masih menyukaimu seperti biasa."

"Apakah mereka masih tidak menyukaimu, paman?"

"Aku tidak tahan dengan Youkai. Hukum tidak berlaku pada mereka. Ketika mereka melakukan tindak kejahatan lewat Paket, kamu hanya bisa menangkap manusia dibelakangnya saja. Tidak ada hukum untuk menghukum Youkai. Walaupun manusia mati, mereka akan diperlakukan seperti orang meninggal karena tertimpa batu. Tidak ada penyelidikan atau apapun. Tidak ada yang lebih buruk bagi orang yang bekerja demi orang yang masih hidup daripada orang mati. Jika kamu melihat dari sudut yang legal..."

"Um, paman. Zashiki Warashi di sebelahku menyeringai dan berkata dia dulu menghindarimu karena matamu yang jelalatan ketika melihat bagian belakang lehernya saat kamu remaja."

"Wahh!! Wahh!!"

Indoor Youkai sialan!! Dia mengada-ada lagi!! Inilah mengapa aku benci kampung halamanku!!

"Kedengarannya kamu masuk angin parah, tapi jika itu berita terbesarmu, berarti tidak ada lagi yang telalu jelek. Aku pikr, badai topan tidak akan menghancurkan atap rumah atau yang lainnya."

"Ini bukan Tiga Babi Kecil, jadi jangan khawatir. Semua yang ada di Desa Intelektual memang terlihat tua dan rusak, tetapi itu semua buatan. Lagipula rumah ini kudengar sangat kuat selama bertahun-tahun. Pasti sangat kuat sampai tahan beratus tahun. Bangunan apartement yang sudah dibeton pasti dapat bertahan lebih lama lagi."

"Benar juga, yah cuma itu yang ingin kutanyakan."

Rumah Jepang kuno sangat kuat karena atap dan temboknya dibuat untuk mudah diperbaiki. Semua atapnya dapat diperbaiki kembali dalam sehari. Dengan tambahan beton, kamu hanya perlu membiarkannya memburuk.

"Kamu juga hati-hati, paman. Kudengar kamu tidak perlu berhadapan dengan Youkai jika meninggalkan area pedesaan, tapi Youkai bukanlah hal yang paling berbahaya di dunia ini."

"Ya, dan aku berhadapan dengan itu sekarang. Tapi ini masih termasuk pekerjaan. Kelihatannya berhadapan dengan Yure Onna atau Funa Yuurei lebih menyenangkan."

"Oh, Youkai yang bisa menenggelamkan kapal? Aku selalu tinggal didaratan, jadi aku tidak terlalu familier dengan Youkai itu. Apa dia dapat menenggelamkan seluruh kapal tanker?"

"Cara berpikir yang biasa tidak berlaku bagi mereka. Jika mereka dapat menenggelamkan kapal, mereka dapat menenggelamkan kapal apa saja. Entah itu kapal pesiar yang mewah atau kapal pembawa armada pesawat terbang. Aku yakin kamu lebih paham bagaimana Youkai mengubah sesuatu menjadi tidak normal daripada aku. Tolong salamkan pada ayahmu ya."

Dengan itu, pembicaraan kami selesai.

Manusia memang paling menakutkan.

Aku tahu sekali apa yang keponakanku, Shinobu katakan.

Pertanyaannya adalah, dimana manusia yang menakutkan ini berada?

Bagian 6[edit]

Aku terbangun di hari kedua karena suara derasnya hujan yang menengenai jendela. Cuacanya sangat buruk, mungkin bisa sampai menerbangkan mobil kecil.

Sejujurnya aku ingin berdiam diri di penginapan saja untuk keamananku sendiri, tapi aku adalah petugas polisi dan anggota masyarakat. Aku tidak bisa begitu saja libur hanya karena cuaca.

Aku ada di pekerjaan yang buntu!

Aku ingin diangkat menjadi inspektur atau yang lain agar bisa menyerahkan pekerjaan yang tidak kuinginkan ke orang lain.

Tetapi, aku merasa kesal karena aku tahu inspektur adalah batasku walaupun caranya mungkin berhasil.

"...Aku seharusnya melakukan ini saja kemarin."

Keluhanku tidak membantu.

Di hari pertamaku di pulau ini, aku tidak melakukan apa-apa kecuali mempersiapkan persiapan untuk penyelidikan. Hari ini, aku mulai mengecek seluruh pulau dan mengumpulkan informasi yang kubutuhkan dari penduduk sekitar.

Cuacanya sangat jelek sampai sampai membawa payung tidak akan membantu, jadi aku meminjam jas hujan dari seseorang yang berkerja di penginapan dan pergi. Tetapi, jas hujannya terasa panas dan berbulu. Ini mungkin akan menghindari dari hujan, tapi tak akan bisa menghindari keringatku. Aku yakin kemejaku sudah basah.

Detektif lain sepertinya mengarah ke desa dan menanyai orang-orang disana, tapi aku memutuskan berjalan melalui batas pulau karena ada sesuatu yang membuatku penasaran.

Pulau Zashou adalah pulau yang kecil. Gunung kecil setinggi 200 meter ada di tenggara dan dataran landai terbentang ke barat daya. Desanya ada di bagian barat daya.

Tanaman alami yang utama di daerah ini adalah bambu. Ini menimbulkan kesan kontras dengan buah naga, mangga, dan tanaman budidaya yang lain. Kalau boleh jujur, ini terlihat mengerikan. Sesuatu disini dapat dikatakan "tumbuhan hijau" tapi tidak bisa dikatakan "alami". Kepentingan manusia telah menodai pemandangan yang alami. Pulau ini mungkin dulu punya "alam" yang unik, tapi telah hilang karena stereotipe tentang "pulau tropis".

"Hai. Apa yang kamu lakukan disitu detektif? Mencuri buah?"

"Apa yang kamu lakukan disini mystery freak?"

Dan mengapa kamu memakai pakaian renang ditenga-tengah badai seperti ini?

"Aku tidak ingin mendengarnya dari orang yang mengenakan jas hujan di cuaca tropis yang lembab. Apakah itu semacam diet?"

Dia membaca pikiranku lagi!?

"Angin ini dapat mengahancurkan payung dalam 5 detik dan aku tidak mau memakai jas hujan. Bukankah memakai pakaian renang lebih efisien? Dan ini cocok dengan lingkungannya."

Seperti biasa, dia membawa smartphone, kaca pembesar dan yang lain di bagian bawah pakaian renangnya.

...Apakah dia sudah yakin smartphone-nya baik-baik saja di hujan seperti ini?

"Jadi mengapa kamu berjalan di jalan gunung ini dengan memakai pakaian renang?"

"Karena kamu tidak langsung menanyai para warga, pasti alasannya sama sepertimu."

"Akan buang-buang waktu jika hanya berdiri disini. Bicaranya sambil jalan saja."

"Ide bagus."

Kami berjalan melewati tanaman yang ditutupi jaring-jaring agar tidak terkena angin.

"Sudahkah kamu melihat-lihat pulau ini?" Dia bertanya.

"Belum."

"Ada gua diatas gunung. Aku belum mengecek kedalamnya sih."

"Keputusan bijak."

Seseorang dari kota mungkin akan membayangkan memasuki gua yang dilewatinya, tapi orang yang berasal dari pedesaan tidak akan pernah melakukan itu. Disana mungkin terdapat serangga seperti kaki seribu atau laba-laba, dan selalu ada resiko gua itu akan rubuh, sedikit oksigen, atau gas vulkanik. Gua kapur yang terpelihara untuk turis mungkin pengecualian, tapi memasuki lubang kecil yang kamu temukan sama berbahayanya dengan masuk pipa pembuangan dan berakhir ke saluran pembuangan.

"Satu-satunya fasilitas penginapan disini adalah penginapan yang kita gunakan. Di desa hanya ada toko permen biasa, tukang potong rambut, dan beberapa bar. Tidak ada tempat lain lagi untuk menghabiskan uangmu."

"Kedengarannya seperti Desa Intelektual pada umumnya. Mereka sengaja agar terlihat kurang populasi. Pasti akan bagus untuk syuting film nostalgia."

"Tapi lihat."

Enbi kemudian merunduk dan mengambil sesuatu yang terkubur setengahnya di lumpur.

Itu adalah bungkus rokok yang kosong.

"Maka ini menjadi tidak masuk akal."

"Hanya itu saja tidak cukup untuk mengambil kesimpulan, tapi kurasa tidak ada salahnya kita selidiki."

Aku menghela napas dan melihat ke sekelilingku.

Sepertinya aku harus berjalan-jalan ditengah badai untuk menguatkan teori pribadiku.

Bagian 7[edit]

Saat hari sudah siang, akhirnya aku bisa beristirahat dari penyelidikanku.

Wajima-san dari tim forensik senang karena akhirnya bisa melakukan sesuatu, tetapi bukan berarti aku tidak punya pekerjaan lagi setelah menyuruhnya. Sekarang aku punya informasi yang aku butuhkan, aku tidak punya pilihan lain kecuali menggunakannya.

Sekarang waktunya menanyai orang-orang.

Berkeliling ke setiap rumah warga dalam hujan yang deras sangat tidak menyenangkan, tapi inilah pekerjaanku. Tidak akan bisa menyenangkan seperti bermain game.

Aku akan bertanya pada beberapa orang tentang pertanyaan yang sama, tapi kupikir akan lebih baik jika langsung menuju ke orang yang paling penting.

Aku pastinya akan berusaha agar hal ini tidak terjadi, tapi biasanya orang terakhir yang ditanyai pasti sudah mempersiapkan jawaban. Akan lebih baik jika langsung menuju orang yang paling mencurigakan.

"Ketua dari koperasi nelayan pastilah yang paling mencurigakan. Apalagi di tempat dengan barang dengan kualitas tinggi seperti Desa Intelektual."

Dan akhirnya aku pergi ke rumah dari ketua koperasi nelayan.

Namanya adalah Kurokawa Kai.

Desa Intelektual dijual dengan gaya "seperti jaman dulu", tetapi rumah para nelayan di desa ini cukup persis. Rumahnya punya dinding kayu dan atap genting. Terlepas dari apa yang keponakanku katakan, ini mengingatkanku pada rumah dalam cerita Tiga Babi Kecil.

Tapi pengaruh dari Desa Intelektual masih bisa terlihat dari panel surya di atap. Ekologi menjadi mode akhir-akhir ini, tapi meledaknya mode itu mengakibatkan kenaikan harga yang tidak di inginkan dari alat semikonduktor, jadi sepertinya kamu tidak akan terlihat senang seperti di iklan.

Aku ingin menyelesaikan ini di luar saja, tapi badai ini menderu-deru disekitarku. Aku terpaksa masuk ke pintu depan atas undangan Kurokawa-san.

"Oh ayolah. Jika aku punya sesuatu seperti itu, aku pasti akan tinggal di rumah yang lebih baik."

Dia terlihat seperti pria yang menyenangkan yang memasuki masa tua-nya.

Dia terlihat agak bungkuk, tetapi dia punya aura yang membuatku berpikir dia bisa mengangkat beban yang membuat detektif sepertiku hingga kesakitan terlihat mudah. Kasarnya, dia terlihat punya tinju yang menyakitkan.

Aku bertanya seputar apa yang mereka lakukan ketika tong-tong itu ditemukan dan apa yang mereka lakukan sampai polisi diberitahu. Saat dia menyadari aku hanya memberikan pertanyaan standar di mulai santai, aku kemudian langsung bertanya kepokok permasalahan.

"Kurokawa-san, kudengar industri primer disini adalah olahan dari mutiara dan tiram."

"Ya, itu disebut marikultur. Ada batasan kualitas yang tidak bisa kami lewati jika menyangkut sumber daya alami. Jika kamu ingin kualitas lebih dari itu, akan lebih cepat diganggu oleh orang-orang. Tentu saja, lingkungan alam yang baik diperlukan sebagai titik awal."

"Tetapi bukan hanya itu, kan?" Aku bertanya. "Kalian hanya sedikit diluar dari batas Pulau Ogasawara. Tetapi, apa yang hidup di area ini tidak jauh berbeda dengan yang ada disana. Dengan kata lain, spesies yang dilindungi oleh Situs Warisan Dunia yang sering menjadi target pemburu dapat diambil dengan bebas disini. ...Apakah lebih populer bagi orang-orang untuk menjadikannya peliharaan langka daripada untuk makanan?"

Pulau Zashou mendapatkan investasi dari banyak perusahaan yang berencana menggunakan sumber daya alam yang setingkat dengan Situs Warisan Dunia. Tetapi, kebanyakan hanya menggunakan kedok penyelidikan tentang kehidupan laut dan berdasarkan peraturan tangkap dan lepaskan. Jika orang lain selain pribumi ingin menangkap ikan disitu, mereka hanya bisa di tempat yang telah di persiapkan dengan peraturan yang sangat ketat. Mereka tidak bisa langsung memenuhi kapal mereka dengan ikan sesuka mereka.

"Detektif, apakah itu yang ingin anda diskusikan dengan saya disini? Jika iya, kau hanya membuang-buang waktumu. Jikalau itu memang benar terjadi, pasti mereka adalah kelompok pemburu pengecut. Itu bukanlah bisnis yang dilakukan oleh koperasi nelayan."

Walupun kata-katanya keluar dengan halus, tetapi lebih kesannya menakutkan.

Seseorang yang tiba-tiba dicurigai oleh polisi biasanya lebih gelisah.

"Walaupun begitu, pulau ini awalnya adalah titik sentral untuk orang-orang dengan reputasi buruk."

"Dan apakah itu ada hubungannya dengan kami?"

"Ada. Tong-tong yang berisikan mayat itu hanyut sampai kesini. Dan setiap mayat mempunyai beras dengan merek terkenal."

"Pulau Zashou tidak memproduksi beras."

"Benar. Beras itu tidak datang dari sini dan akan diberikan ketempat yang lain. Dan juga, tempat ini tidak cocok untuk membudidayakannya, jadi tidak mungkin dibeli tempat ini."

"Lalu, apa yang ingin anda katakan?"

"Tempat ini adalah titik estafet."

Tanpa basa-basi, aku melanjutkan perkataanku walaupun aku tahu orang di depanku ini mendapatkan tekanan. Sangatlah penting untuk menyelesaikan ilusi ini yang sudah kulihat seluruhnya.

"Titik estafet antara titik A dan titik B. Dan beras dengan merek terkenal bukan satu-satunya yang lewat kesini. Ini pasti produk yang akan berbahaya jika langsung dikirim. Kemungkinan besar, organisasi kriminal besar ikut terlibat. Kemudian ada masalah pada distribusi, kemudian seseorang harus 'dihukum'. Kupikir itulah yang sedang terjadi disini."

"Jika itu benar, bukankah seharusnya kalian memfokuskan pada tempat diluar pulau ini?"

"Ini tergantung siapa yang terkena 'hukuman' itu."

Mungkin aku tidak seharusnya bilang "kemungkinan besar".

Itu mungkin bisa membuat lubang di ilusi yang sudah kulihat ini.

"Jika mereka menargetkan orang lain dan tong itu terhanyut sampai pulau ini, mungkin itu masalah lain. Tapi jika tong-tong itu adalah peringatan bagi orang-orang di pulau ini, saya sulit mengatakan bahwa kalian tidak terlibat tentang semua ini."

"Kupikir saya tahu darimana anda berasal. Pasti ini akan jadi film yang hebat."

"Memasukan orang yang masih hidup kedalam tong dan membiarkannya hanyut ke laut tentu saja terlihat seperti sebuah pesan, begitu pula beras dengan merek ternama itu. Petunjuk seperti itu dapat diketahui dengan pengecekan tubuh yang biasa, jadi kupikir orang yang sampai memotong lengan dan menghentikan pendarahan sampai tidak menyadarinya. Biji-biji itu kemungkinan ditinggalkan agar seseorang dapat melihatnya."

"Dan sekarang anda salah." Kata Kurokawa-san dengan halus.

Dia sepertinya tipe orang yang mengatakan sesuatu yang tajam di setiap pertemuan untuk melayani perusahaannya walaupun sampai dibenci koleganya.

"Anda telah melihat kapal-kapal yang mencurigakan berlayar disekitar perairan dekat pulau ini, tapi tidak ada satupun yang masuk ke pulau ini. Yang pasti, tidak ada dari mereka yang berhubungan dengan kami."

"Apakah anda dapat membuktikannya?"

"Kalian tidak dapat membuktikannya jika mereka kesini, kan?"

"Bagaimana jika saya bisa membuktikannya?" Saat aku berkata dengan kehalusan yang sama seperti Kurokawa-san, aku melihat pipinya agak sedikit kaku. "Ada banyak bungkus rokok yang berserakan diseluruh pulau. Dan juga saya menemukan kaleng chuhai dan botol brandy. Dan itu semua bukan merek buatan dari pulau ini. Dan jangan berkata itu semua terhanyut ke pulau ini. Aku menemukan banyak di tengah-tengah pulau."

"Sungguh lucu... Itukah bukti-buktimu? Detektif, tentu saja anda mengetahui bagaimana Desa Intelektual bekerja." Setelah beberapa saat, Kurokawa-san kembali ke posturnya yang lama. "Pemandangan disini dibuat seperti tidak terurus dengan sengaja agar atmosfirnya terasa. Semua kebutuhan sehari-hari, dibeli dengan telepon atau belanja online. Desa ini dipenuhi banyak barang-barang dari luar pulau. Itu saja tidak akan cukup untuk tuduhan palsu."

"Apakah anda yakin menginginkan itu sebagai penjelasan anda?"

"Apa?"

"Saya akan berikan waktu untuk anda agar menyiapkan argumen balasan jika memang anda meminta, jadi saya bertanya apakah itu adalah jawaban anda."

Aku hanya tidak ingin terlibat dengan argumen intelektual yang menyebalkan, jadi aku akan cepat-cepat melakukan penyelesaian terakhir.

"Kurokawa-san. Produk yang diproduksi secara masal punya perbedaan yang tidak kentara antara produk yang sama tergantung dari pabrik dan waktu dimana mereka diproduksi. Pengoleksi stempel akan sangat kegirangan karena perbedaan konsentrasi tinta. Dengan melihat itu saja, bisa dipastikan benda itu dibeli secara online atau tidak."

"..."

"Dan juga, ada catatan jika anda membeli secara online. Semua mempunyai riwayat pembelian. Dan itu tidak tercatat di komputer personal anda, tetapi tersimpan di bagian server perusahaan. Walaupun itu produk dengan merek yang sama yang dibeli orang di pulau ini, kami dapat melihat apakah itu sama dengan yang kalian beli. Dan kami hanya perlu memulai mengeceknya. Jadi akan saya tanya sekali lagi: apakah itu jawaban terakhir anda?"

Di tempat dimana banyak orang asing datang mengunjungi setiap hari, itu hanyalah rencana yang tidak dapat diharapkan. Tetapi, tidak banyak data yang ada di pulau terpencil dimana sedikit sekali orang yang keluar dan masuk. Dan jangan remehkan kekuatan polisi sebagai sebuah organisasi. Mengecek riwayat pembelian dari semua orang di pulau ini selama setahun terakhir dapat diselesaikan dalam beberapa hari.

Ini adalah alasan lain mengapa aku membenci Desa Intelektual.

Semua berbicara tentang menjadi "pintar" atau apapun itu, tetapi kamu tidak akan pernah tahu informasi apa yang telah dicuri dibelakang layar.

"Detektif, jika anda menyelidiki tentang itu, anda harus melihat kemungkinan tidak bersalah kami dari sudut yang berbeda. Jadi biar saya bertanya kepada anda: apakah ini jawaban terakhir anda? Jika ini semua adalah tuduhan palsu, aku mungkin saja akan membuat kegemparan tentang tuduhan palsu kalian kepada kami."

"Benar, aku tidak punya bukti nyata. Tapi saya punya kecurigaan tersendiri."

Kamu mungkin ingin mengancamku, tapi itu tak akan mungkin terjadi, Kurokawa-san.

Sayang sekali bagimu, aku berasal dari Desa Intelektual juga. Aku tahu bagaimana cara kerja disini lebih orang-orang di kota.

"Yang lebih penting lagi, kalian berfokus pada lingkungan dan kualitas dari produk kalian melebihi apapun. Kalian tidak akan membuang rokok sembarangan, iya kan? Dan sebetulnya tidak akan masalah jika itu berdampak pada tanaman kalian. Lagipula, merek dari Desa Intelektual diunggulkan karena atmosfir yang tertata."

Kurokawa-san terlihat tidak dapat menyanggahnya.

Tapi itu bisa dipastikan. Jika mereka mengatakan mereka tidak peduli pada polusi, hal itu akan mempengaruhi pemasukan mereka.

"Kurokawa-san, tugas saya tidak lebih dari mengungkap kebenaran dari pembunuhan. Saya tidak peduli dengan yang mati. Keinginan saya hanyalah ingin membantu keluarga yang ditinggalkan dan mencegah kasus yang lain akan terjadi."

Aku kemudian menambah tekanan agar dia membuat kesalahan.

"Dan jika saya menggali sampai ke urusan yang lebih besar, saya akan menggalinya sampai dasar. Saya adalah profesional. Saya mungkin akan menggali sesuatu yang menjijikan, tetapi saya sudah siap."

Aku merasakan keberanianku mulai muncul.

Kurokawa-san akhirnya menghela napas.

"Yah, saya tahu saya tidak berhak untuk menghentikan anda." Katanya. "Ngomong-ngomong, apa kalian punya rencana untuk segera pergi?"

"Anda seharusnya jangan mengancam anggota dari kesatuan yang menjaga ketentraman publik. Walaupun bukan itu maksud dari anda, kami masih bisa melakukan sesuatu jika kami merasa seperti itu."

"Ya ampun. Kami tidaklah sebodoh itu. Saya hanya berkata seperti itu walaupun beresiko. Saya hanya merasa tidak perlu ikut terlibat jika tidak dibutuhkan." Kurokawa-san terdengar seperti orang yang mendongengkan untuk anak kecil daripada mengancam seseorang. "Detektif, sepertinya anda agak salah paham. Kami tidak punya masalah dengan orang luar. Jika kami punya masalah, kami tidak akan membangun penginapan di pulau ini. Lagipula, Desa Intelektual dirancang agar dapat berfungsi sepenuhnya tanpa bantuan dari luar."

Orang luar.

Apakah maksudnya adalah aku? Atau maksudnya adalah organisasi kriminal besar?

Cara dia merubah cara bicaranya seperti mengisyaratkan agar aku berhati-hati dengan jawabanku.

"...Terserah apa maksudnya, tapi kami tidak bisa meninggalkan pulau ini sampai badai topannya lewat, kan?"

"Kurasa tidak."

Tiba-tiba saja, setelah mengatakan itu, ekspresi Kurokawa-san berubah.

Ekspresinya seperti balon yang meletus.

Dan bukan rasa benci, rasa muak, ataupun rasa ingin bermusuhan.

Ekspresinya benar-benar penuh dengan penyesalan.

"Kurasa, akhirnya jadi seperti itu," Katanya.

"?"

Aku kemudian bertanya pertanyaan yang sama kepada orang-orang yang berpengaruh di pulau ini dan orang yang punya hubungan dengan orang-orang tadi.

Mereka bereaksi sama seperti yang lainnya.

Aku tidak tahu apa yang tersembunyi di Pulau Zashou, tapi hari untukku menemukannya kian dekat.

Dan jika aku mengetahui bagaimana sistem itu bekerja, aku pasti tahu kemana arah pembunuhan ini.

Secara blak-blakan, aku merasa sudah menang.

Aku sudah menemukan rute untuk masalah ini dan kupikir semua sudah dalam genggamanku.

Aku terlalu naif.

Aku masih belum mengerti betul apa sebenarnya Desa Intelektual itu.

Bagian 8[edit]

Makan malam sudah siap dan badai masih belum reda.

Mungkin saja badai ini bertahan seharian penuh.

Dan kemudian masalahpun muncul.

"...Tidak bisa terhubung."

Aku sudah mencoba menghubungi keponakanku, Shinobu, tetapi ponselku tidak mendapat sinyal yang cukup.

Apakah ini karena badai?

Kolega-kolega ku berkumpul di ruang resepsi, tapi aku berkeliling mencari tempat dengan sinyal yang bagus.

"Apa yang kamu lakukan, detektif?"

"Diamlah, mystery freak. Aku tidak bisa mendapatkan sinyal untuk ponselku."

"Oh, kamu juga? Provider apa yang kamu gunakan?"

"JBP. Jadi punyamu bermasalah juga?"

Mystery freak menggunakan smartphone buatan luar negeri bemerek Grape Phone, tetapi sepertinya dia tidak mendapatkan sinyal juga.

Sepertinya masalahnya terdapat pada cuaca daripada provider. Kami mencoba agak lebih lama, tapi tetap tidak berhasil.

Enbi menarik bajuku dan berkata. "Ini waktu yang bagus. Ayo kita ngobrol."

"Aku ingin makan. Tunggu, dimana kita?"

"Koridor di lantai satu. Kamu tersesat karena kamu berjalan-jalan sambil menatap layar ponselmu terus."

"Oh, sejauh ini?"

Aku tidak ingat menuruni tangga...

Saat aku menatap ke langit-langit dengan pikiran seperti itu, aku mendengar suara senapan ditembakan tepat di atasku.

Aku tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

Dan situasi terus berjalan sebelum aku mengerti apa yang sedang terjadi.

Tembakan terus terjadi. Sepuluh tembakan... Dua puluh tembakan... Dan terus menerus. Sampai-sampai telingaku terbiasa dengan suara ledakan yang keras. Aku mendengar suara langkah kaki dan teriakan bercampur jadi satu, tapi suara tembakan mengalahkan semua itu. Terlalu banyak sampai aku tidak tahu berapa banyak tembakan yang dilepas atau darimana saja tembakan itu berasal.

"Ini buruk..." kata Enbi si mystery freak sambil menarik bajuku. "Sudah dimulai!! Mereka yang tidak ingin polisi menyelidiki ini semua sudah mulai bergerak!!"

"...Maksudmu para polisi telah ditembaki oleh para kriminal? Tapi ini Jepang."

"Pastinya kamu sudah mendengar tidak ada yang terkejut jika ada suara tembakan di area pedesaan seperti Desa Intelektual."

"Tapi ini tidak seperti menyingkirkan seseorang pengelana sendirian yang berjalan-jalan disini! Kami polisi! Jika benar, ini pasti akan membunuh 20 orang polisi sekaligus!! Sesuatu seperti itu akan membuat polisi anti huru-hara bahkan JDSF akan turun tangan. Tidak akan ada orang yang sebodoh itu...!!"

Aku berhenti karena aku melihat sesuatu yang aneh.

Noda muncul di langit-langit. Itu bukan karena kebocoran. Nodanya lebih gelap dan berwarna merah.

Aku tidak tahu material apa yang digunakan untuk membangun penginapan ini.

Tapi berapa banyak cairan yang ada disana sampai bisa menghasilkan noda di langit-langit bawahnya?

Sesuatu telah terjadi.

Teman-teman sesama detektifku dan Wajima-san dari tim forensik terlibat semua itu.

"Hei, disini masih ada!!" Seseorang berteriak.

Jantungku hampir copot.

Kami tidak punya waktu untuk mengecek dan melihat siapa yang berteriak.

Enbi si mystery freak dan aku memecahkan kaca dan melompat keluar.

Kami melompat kedalam kegelapan malam badai.

Kami akhirnya melihat wajah sebenarnya dari Desa Intelektual yang bernama Pulau Zashou.

Bagian 9[edit]

Pulau yang besar ini terasa sempit.

Kami tentu saja tidak dapat pergi ke desa. Perkebunan mungkin saja terlihat alami, tetapi mereka sebenarnya dilindungi dengan kamera dan sensor. Gunung mungkin saja punya gua, tetapi sepertinya hal itu dapat membahayakan kami dan jatuh ke perangkap alam.

Akhirnya, proses eliminasi meninggalkan kami dengan pilihan pergi ke rumpun bambu yang tumbuh secara alami dan tidak punya nilai komersial.

Sejujurnya, tempat itu tidaklah aman sama sekali. Kami hanya mengulur waktu. Jika mereka mencari keseluruh pulau, mereka akan menemukan kami dan aku bisa merasakan suhu tubuhku akan menghilang jika terlalu lama berada di hujan deras ini.

Mystery freak melihat kearah smartphone-nya kemudian berdecak. Sinyal-nya pasti masih belum ada. Aku tidak yakin ini semua hanya kebetulan.

"Detektif, kamu bawa pistol?"

"Aku tidak punya rencana untuk meninggalkan pulau, jadi ya. Walaupun hanya 5 peluru saja. Jika mereka berkerumun dengan senapan, tamatlah kita."

"Dan mungkin mereka sudah mengambil pistol dari polisi yang mereka serang."

Dia tidak berkata "bunuh", tapi itu mungkin hanya karena tidak enak kepadaku. Tetapi, aku tidak melakukan ini untuk para kolegaku. Aku pun tidak yakin mereka masih hidup.

Mungkin itu terdengar dingin, tetapi aku punya pertanyaan yang lebih mendesak.

"Mengapa mereka sampai melakukan tindakan yang nekat? Membunuh 20 orang polisi pada dasarnya mempercepat akhir dari hidup mereka."

"Tidak perlu."

"?"

"Di rumpun bambu ini kamu bertemu dengan Nure Onna, kan?"

"Memang kenapa?"

"Ada pembicaraan tentang Funa Yuurei di dermaga. Apa kau tahu hubungan antara keduanya?"

"...Tidak ada. Yang satu Youkai laut. Yang satu lagi Youkai sungai."

Mystery freak langsung melakukan facepalm saat mendengar jawaban cepatku.

"Funa Yuurei adalah youkai menakutkan yang dapat menenggelamkan kapal jika suatu proses tidak dijalankan. Nure Onna adalah youkai yang menyeret orang kedalam sungai jika sudah mencapai suatu kondisi tertentu."

"Jadi kamu bilang mereka berdua mematikan?"

"Mereka adalah Youkai yang bisa membuat orang menghilang."

Aku baru sadar saat dia bicara itu.

Jangan-jangan...

"Aku menyelidiki di sekitar Pulau Zashou dengan kecurigaan bahwa organisasi kriminal besar terlibat. Dengan kata lain, aku berasumsi ini adalah tempat percobaan untuk pemasangan Paket."

"Dan apakah Nure Onna dan Funa Yuurei digunakan untuk itu?"

"Tidak. Kemungkinan hanya Funa Yuurei yang digunakan. Mungkin mereka gagal dengan Nure Onna dan beralih ke Funa Yuurei atau mungkin versi Funa Yuurei berhasil dan mencoba variasi lain. Aku tidak tahu."

"Bagaimana kamu bisa yakin?"

"Hanya dengan melihat nama 'Pulau Zashou'[3]. Daerah ini dulunya punya banyak peristiwa kapal yang karam. Pada suatu saat, beberapa tambahan ditambahkan dalam cerita. Rumor tersebar jika kecelakaan kapal tersebut adalah palsu agar memalsukan kematian seseorang dan membiarkan mereka memulai hidup baru."

"Jadi begitu," aku mengerang.

Biasanya, butuh bertahun-tahun sebelum orang hilang dinyatakan mati. Tetapi, kapal yang karam adalah pengecualian. Seseorang yang hilang karena kecelakaan laut akan dinyatakan mati hanya dalam beberapa bulan.

Hal itu sangat menguntungkan bagi orang-orang yang ingin "mati" secepatnya karena hutang atau hal lain.

"Jadi, Pulau Zashou melakukan bisnis sampingan yaitu memalsukan dokumen untuk menghapus segala identitas orang yang kehidupannya sudah hancur dan tak tertolong lagi?"

Jika benar, pasti ada kemungkinan organisasi kriminal besar ikut terlibat, tapi...

"...Hal ini lebih dari itu."

"Apa?"

"Aku meremehkan Desa Intelektual ini. Itu bukanlah identitas sebenarnya Pulau Zashou. Aku hanya percaya setengahnya, tapi penyerangan ini membuktikannya. Paket mereka lebih simpel."

Lalu apa?

Dapatkah lebih buruk dari ini?

Saat aku berpikiran seperti itu, Enbi si mystery freak melanjutkan.

"Paket yang digunakan di Pulau Zashou sepertinya yang digunakan untuk menghilangkan orang."

Aku mengerti apa maksudnya.

Bulu kudukku berdiri, tetapi Enbi terus melanjutkan pembicaraan untuk memastikan.

"Tidak peduli apakah orang tersebut dibuang kelaut atau ditinggalkan di gunung. Paket mereka sangat sederhana yaitu agar orang tersebut tidak pernah ditemukan."

Hal itu pasti membuat organisasi kriminal besar akan menyukainya jika mereka mendapatkannya.

Itu adalah konsep standar di film atau di drama, tapi petugas polisi sepertiku tidak punya pikiran apa-apa untuk kemungkinan itu. Tetapi jika ada suatu pulau dimana mayat dapat dikubur atau ditenggelamkan dan tidak pernah ditemukan lagi, pastilah sangatlah berharga bagi beberapa jenis orang.

"Jadi orang-orang di pulau benar-benar punya hubungan dengan organisasi kriminal besar!?"

"Mungkin lebih tepat dikatakan mereka dulu punya hubungan."

"Kenapa dulu?"

"Apa buktinya mereka masih berhubungan?" Mystery freak melihat wajahku ditengah-tengah hujan deras. "Aku sudah melihat ada tanda-tanda dari organisasi kriminal besar, tapi aku belum menemukan organisasi apa itu. Kamu juga sama kan, detektif?"

"N-ngg, ya..."

"Aku punya suatu pemikiran. Bagaimana jika organisasi kriminal besar disingkirkan dengan cara yang sama seperti 20 kolegamu?"

"Itu tidak mungkin..." Aku mengerang.

Aku tidak bisa mempercayainya.

Jangkauannya terlalu besar.

Kami dari kepolisian tidak akan membiarkan tindakan kriminal apapun, jadi mengapa kami tidak menghancurkan organisasi itu saja? Alasannya sangat sederhana. Organisasi kriminal besar itu terlalu besar untuk kami tangani.

Jika kami menghancurkan satu bagian, maka mereka akan mengganti bagian tersebut, dan mereka akan membalas dendam untuk bagian yang dihancurkan.

Jika dilihat sekilas, mereka terlihat seperti gerombolan pembuat onar, tapi kenyataannya mereka sangat disiplin dalam pekerjaan yang mereka lakukan.

Bahkan mungkin Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo akan dihancurkan jika benar-benar ingin menantang mereka. Sangatlah tidak mungkin penduduk amatir mampu melawan kekejaman profesional seperti itu.

"Apa kau tahu berapa banyak orang didalam suatu organisasi kriminal besar?" Aku bertanya.

"Grup independen mungkin punya beberapa ratus orang. Seluruh organisasi mungkin saja sepuluh ribuan. Kita tidak tahu grup apa yang dilawan para penduduk ini."

"Tapi itu tetap saja setidaknya seratus orang. Grup yang bisa mengalahkan penduduk di pulau ini hanya dengan jumlah saja!"

"Hanya jika mereka datang langsung bersamaan. Bagaimana jika, hanya sebuah kapal dengan selusin personil dan kemudian dibunuh? Kemudian grup pertama tidak kembali, kemudian grup kedua dengan selusin orang datang...dan kemudian terus berulang-ulang. Itu merubah semuanya, kan?"

Aku tidak bisa percaya apa yang barusan mystery freak katakan.

"Organisasi kriminal besar tidak akan tahu mengapa grup pertama tidak pernah kembali dari pulau ini. Itulah kekuatan dari Paket ini. Mereka mungkin hanya melihat ini sebagai personil yang hilang, kemudian menyuruh seseorang untuk menggantinya. Tidak akan susah untuk menghancurkan orang yang bahkan tidak punya rasa curiga." Gadis itu berbicara sambil memeluk tubuhnya dengan tangan agar menghangatkan diri dari dinginnya air hujan. "Inti dari insiden ini bukanlah organisasi kriminal besar, tetapi Pulau Zashou itu sendiri."

"Tetapi dalam tahap apa? Mereka membunuh orang, menangkap ikan-ikan tropis, dan menjadi titik estafet untuk pemburu tanaman dengan beras merk terkenalnya. Mereka hanya akan mendapat hasilnya jika organisasi kriminal besar terlibat, bukan? Pulau Zashou tidak akan bisa melakukan bisnis dengan tenaga mereka sendiri."

"Itulah mengapa tadinya aku fokus menyelidiki organisasi kriminal besar dan memperlonggar penjagaanku tentang penduduk Pulau Zashou. Tetapi aku pikir kamu salah tentang ini, detektif. Tipe kejahatan yang dengan jelas mencari keuntungan seperti itu dimulai setelah datangnya organisasi kriminal besar ke Pulau Zashou ini. Tetapi, Pulau Zashou jauh lebih buruk dari itu sebelumnya."

"?"

"Jika Pulau Zashou memang mempunyai Paket yang bisa menghilangkan segala jejak pembunuhan, mereka tidak akan punya alasan untuk menunggu sampai sekarang." Kata mystery freak dengan pelan. Sangat sulit mendengarnya ditengah derasnya hujan, tetapi itulah yang membuat semakin menakutkan. "Mereka akan langsung melakukannya ketika polisi datang ke pulau ini. Tidak ada yang bisa menghentikan mereka ketika menunggu sambil membawa senapan. Dan sekarang, mereka menunggu hari ini. Mereka tidak datang untuk membungkam kalian karena ketakutan oleh penyelidikan yang kalian lakukan. Aku pikir ada penyebab lain yang memulai penghancuran para polisi itu."

"Penyebab lain?"

"Sesuatu di masyarakat kecil seperti Pulau Zashou ini yang menyamai hukum adat. Mungkin tradisi yang sudah ada dan turun temurun sebelum hukum modern dibuat."

...

Apa?

Sesuatu menggangguku setelah apa yang dikatakan mystery freak. Rasanya seperti melewati petunjuk yang dapat menutup lubang di alasannya.

Tapi dimana?

Dimana?

"...Oh iya, Kurokawa." Aku menyadarinya.

"Pemimpin mereka?"

"Setelah aku berhenti dirumahnya dan menanyainya beberapa pertanyaan, dia bertanya apa aku berencana untuk pergi. Ketika kubilang tidak, dia bergumam sesuatu seperti 'Kurasa, akhirnya jadi seperti itu'. Apakah kamu pikir itu adalah penyebabnya?"

"Dia ingin kamu untuk pergi?"

"Apakah kamu pikir ada pesan tersiratnya?"

"Tidak. Kupikir kita bisa mengartikannya seperti itu. Dia hanya berkata mungkin semua tidak akan menjadi seperti ini jika kalian pergi. Tetapi ini kembali membuatku berpikir mereka bisa saja membunuh semua orang setelah keluar dari kapal. Mungkin ada sesuatu tentang berada di pulau selama beberapa waktu."

"Apa maksudmu? Kita masih tidak tahu hubungannya dengan insiden ini, tapi aku tidak yakin jika mereka ingin kita melihat-lihat lebih lama lagi."

Bahkan kebanyakan orang yang tidak bersalah pun akan terlihat tidak nyaman jika membukakan pintu dan melihat lencana polisi. Tidak ada seorangpun yang ingin terlibat masalah. Itu adalah reaksi yang normal.

"Benarkah?" Mystery freak sepertinya mempunyai pikiran lain. "Aku tidak membicarakan tentang pembunuhan yang baru-baru ini. Aku berbicara tentang sejarah Pulau Zashou yang sudah sampai beratus-ratus tahun."

"?"

"Populasinya sedikit. Sumber dayanya sedikit. Seperti dunia kecil yang terpotong dari arus waktu. ...Jika orang-orang di Pulau Zashou tidak menyukai tertinggal oleh yang lain, apa yang akan mereka lakukan?"

"Yah, mereka bisa saja memasukan kebudayaan yang lebih maju, jadi..."

...Huh?

Apakah aku baru saja mengatakan hal penting tanpa menyadarinya?

"Tepat. Untuk mempercepat arus kebudayaan di Pulau Zashou, akan lebih cepat mengundang orang-orang dari luar. Sama seperti bagaimana pistol dikenalkan di Tanegashima. ...Dan ingat nama pulau ini? Sepertinya benar sekali jika mereka mendapatkan tamu yang tidak beruntung selama bertahun-tahun."

"Jadi penduduk di pulau ini melihat kita sebagai target yang membawa barang yang mereka inginkan?"

"Organisasi kriminal besarpun mungkin juga sama." Tambah mystery freak.

Tapi...

"Dugaan itu mungkin saja jika kita berasumsi jika Pulau Zashou ingin lebih moderen daripada menjaga agar arus waktunya tidak berubah terlalu cepat. Hal ini tidak akan bekerja jika mereka menginginkan kehidupan yang tidak terburu-buru yang terpotong dari arus waktu."

"Itu tidak akan terjadi."

"Bagaimana kamu bisa yakin?"

"Desa Intelektual yang seperti itu tidak akan membiarkan sesuatu masuk dari luar."

...Jadi begitu.

Kalau dipikir-pikir, Kurokawa bilang mereka tidak akan membuat penginapan jika membenci orang luar.

"Pulau Zashou akan memberikan keramahtamahan kepada orang luar untuk mendapatkan teknologi dan informasi dari mereka, tetapi itu semua pasti menimbulkan suatu masalah. Sama seperti pistol yang menghancurkan jaman pedang, beberapa teknologi baru akan menghancurkan tatanan di pulau ini. Mereka butuh pencegahan untuk itu."

"Dan itulah mengapa Kurokawa menginginkan kita pergi..."

"Mungkin saja hal ini tidak berbahaya pada awalnya. Mereka hanya membiarkan orang-orang tinggal untuk sementara dan tidak memperbolehkan berpartisipasi di pemerintahan mereka. Selama orang luar itu pergi, tatanan di pulau ini dapat dipelihara. Tetapi jika seseorang bersikeras untuk tidak pergi dan mencoba mengambil alih kekuasaan di pulau ini..."

"Mereka akan nekat hingga membunuh mereka agar dapat dipulangkan."

Mengganggu tatanan dari Pulau Zashou.

Menetap terlalu lama dan memiliki kekuatan yang dapat menghancurkan rantai komando yang ada di pulau ini.

Aku menggertakan gigiku karena aku bisa memikirkan banyak hal yang bisa tepat dengan semua ini.

Itu semua masuk akal.

Bukan hanya untuk polisi, bahkan organisasi kriminal besarpun juga.

Jika orang-orang di Pulau Zashou bergerak dengan alasan itu, mereka akan melihat dua organisasi itu sebagai target yang harus dipaksa pergi.

"Jadi, bukankah ini semua hampir sama seperti Rokubu Goroshi...?"

Tetapi jika kami akan bertindak dengan teori ini, ada satu hal yang mengganjal pikiranku.

"Bagaimana dengan tong-tong itu?" Tanyaku. "Jika orang-orang di Pulau Zashou menggunakan Paket yang bisa menyebabkan insiden dan mayatnya menghilang, apakah mereka benar-benar akan repot-repot mengurusnya?"

"Ketika petugas polisi lokal bilang padamu jika kasusnya tidak bisa ditangani setelah kemunculan tong ketiga, dia sepertinya berbohong. Dia sepertinya salah satu dari pembunuh-pembunuh yang ada di pulau ini."

Cara dia mengatakan kalimat terakhir dengan santai membuatku agak pusing.

Tapi hal ini bertambah parah.

"Tong-tong itu mungkin saja sinyal SOS dari para anggota organisasi kriminal besar yang telah diserang."

"Maksudmu mereka melakukan itu sendiri?"

"Mungkin saja ini berhubungan langsung dengan kelemahan dari Paket atau mungkin saja skalanya terlalu besar sehingga tidak bisa ditutupi dengan Paket."

Saat ini, jika aku bilang akan pergi dari pulau ini tidak akan menghentikan orang-orang dari Pulau Zashou untuk membunuhku.

Aku sudah mengaktifkan "penyebab" yang mystery freak katakan.

Orang-orang di Pulau Zashou sudah membunuh ratusan orang, jadi 20 anggota polisi bukanlah apa-apa bagi mereka. Faktanya, mereka tidak akan merasa bersalah karena menembaki orang-orang dengan senapan. Mungkin bagi mereka perasaan membunuh sama saja seperti perasaan waktu memberikan futon bagi orang-orang yang bermalam.

Mereka tidak akan berhenti.

Jika kita tidak melakukan apa-apa, kami akan terdesak.

"Tetapi insiden ini akhirnya muncul ke permukaan dan kita datang kesini." Kataku. "Artinya Paket Funa Yuurei belum sempurna. Masih terdapat celah."

"Benar. Tapi ada kemungkinan kamu bukanlah anggota polisi pertama yang datang ke Pulau Zashou."

Mungkin saja para polisi melakukan hal yang sama seperti organisasi kriminal besar. Sekelompok polisi datang ke pulau ini beberapa kali kemudian dibunuh dan kejadian itu terus berulang-ulang. Aku harus mencaritahu secepatnya apa yang terjadi di pos polisi disekeliling pulau.

Beberapa bayangan mengerikan terlintas dipikiranku, tapi lari dari kenyataan tidak akan menyelesaikan masalah.

"Jika mereka tidak mendengar apa-apa dari kamu dalam tiga hari, mereka akan mengirim helikopter."

"Tetapi selama Paket Funa Yuurei masih aktif, kamu hanya akan terlihat 'menghilang' dan orang luar tidak akan punya alasan untuk ketakutan. Jika mereka benar-benar datang kesini, mereka akan ditembaki saat tidak siaga."

"Berarti kita harus melakukan sesuatu terhadap Paket itu."

Sekarang aku menghadapi masalah yang lebih besar.

Sialan.

Petugas polisi sangat bergantung pada kekuatan organisasi, jadi kamu tidak akan bisa mengharapkan seseorang bertindak seperti seorang protagonis.

Tetapi, aku adalah orang yang bekerja demi orang yang masih hidup dan tidak untuk yang mati. Walaupun setiap penduduk di Desa Intelektual yang dikenal dengan nama Pulau Zashou terbukti bersalah, aku masih tahu seseorang yang bisa kuselamatkan.

Enbi si mystery freak.

Dia adalah bocah mengerikan yang bisa mencegah pengetahuan umum bekerja padanya, tetapi dia tetap saja adalah penduduk biasa dan dia harus kulindungi.

Dan untuk melakukannya, aku harus melakukan yang sama sekali bukan sepertiku.

"Jika Paket Funa Yuurei sudah sempurna, kita tidak akan ada kemungkinan untuk menang. Tetapi jika kita bisa melakukan sesuatu terhadap Paket ini, mungkin saja kita bisa mendapatkan bantuan dari luar dan selamat dari ini semua."

Bagian 10[edit]

Puluhan cahaya menari-nari, menghancurkan kegelapan selagi kami berjalan.

Tentu saja bukan kami yang memegang senter. Tetapi para penduduk yang membawanya. Mystery freak dan aku menunggu sampai mereka semua pergi.

Rumpun bambu yang saling bergesekan diatas kami agak menakutkan.

Kegelapan seakan-akan menekan jantungku.

Bajuku basah sampai kedalam, dan rasanya ketika pakaian basah terkena kulit membuat semua ini sangat tidak nyaman.

Mereka sepertinya belum menemukan kami, tetapi cahaya-cahaya itu sudah cukup mengintimidasi. Jika kami masuk sedikit saja kedalam cahaya itu, kami akan mati. Kenyataan itu membatasi kemampuan fisik kami sebagai manusia.

Meskipun begitu, Enbi menarik bajuku dan berbisik.

"Ayo lari."

"Kita tidak bisa, mereka akan menemukan kita."

"Mereka tidak akan melihat pergerakan kita dalam kegelapan ini dan suara badai akan mengalahkan suara gesekan di semak-semak. ...Jika kita berakhir di sinar itu, matilah kita. Tetapi setidaknya kita harus bergerak."

Yang kami butuhkan bukan jarak antara kami dan pengejar-pengejar itu.

Selama cahaya-cahaya itu tidak mengenai kami, kami akan selamat walaupun saling membelakangi dengan pengejar itu. Itulah keamanan yang kami butuhkan. Rumpun bambu tumbuh dilereng gunung, tetapi ditanah juga ada bukitnya. Kami bersembunyi dibelakang gundukan tanah.

Aku tidak peduli bagaimana, tapi aku butuh waktu untuk berpikir.

Pulau ini kira-kira sepanjang 10 kilometer dan ada sekitar...400 sampai 500 penduduk. Aku tidak tahu berapa banyak yang mencari kami, tapi jika mereka mencari secara menyeluruh, mereka akan menemukan kami.

Kami harus punya rencana sebelum itu terjadi.

Kami membutuhkan metode untuk keluar dari Pulau Zashou.

"Untungnya, ini bukan Hawaii atau Guam. Jika kita bisa meminjam perahu memancing...yah, mungkin kita tidak bisa mencapai pulau utama, tetapi kita bisa pergi ke pulau yang lebih besar yang punya bandara."

"Walaupun kita dalam Paket Funa Yuurei? Bagiku, sama saja seperti menerjang ke markas musuh."

"Funa Yuurei, hm?"

Keahlianku adalah kejahatan dimana orang membunuh orang. Sejujurnya, aku tidak tahu tentang mereka yang tidak terikat dengan hukum apapun. Keponakanku Shinobu mungkin lebih tahu tentang Youkai daripada aku.

Yang kutahu dengan pengetahuanku yamg seadanya ini adalah...

"Mereka adalah Youkai yang menenggelamkan kapal, kan? Nelayan akan naik ke kapal lalu pergi ke laut. Kemudian...tunggu, bagaimana cara mereka muncul?"

"Hal itu masih belum jelas. Teori standarnya adalah beberapa tangan muncul di permukaan laut, tetapi ada beberapa tulisan yang menjelaskan 'darimana' mereka berasal."

"Kedengarannya mereka bisa menargetkanmu di laut manapun."

Youkai, apalagi yang mematikan, punya kecenderungan sangat hebat.

"Jadi apa yang membuat mereka membunuhmu? Jika tidak salah, kamu memberi gayung kemudian mereka akan menenggelamkan kapal."

"Kamu meloncati tahapannya. Gayungnya berfungsi sebagai jimat pelindung. Kamu akan dibunuh karena Funa Yuurei datang ke kapalmu, jadi kamu memberikan mereka gayung itu untuk menghindarinya."

"Lalu mereka akan menenggelamkan kapal jika tidak berbuat apa-apa?"

"Cara membunuhnya tidak pasti. Karena dalam cerita muncul banyak tangan di permukaan laut, bisa saja mereka menggulingkan kapal."

Cahaya terang lewat diatas kepala kami.

Aku sangat gugup sampai-sampai dadaku terasa sakit, tetapi kami masih berada didalam bayang-bayang gundukan tanah.

"Jadi Funa Yuurei adalah Youkai mematikan yang membunuh orang tanpa menanyainya terlebih dahulu? Dan jika kamu memberinya 'jimat pelindung' maka bisa dihindari, tetapi akan membunuhmu jika caranya salah?"

"Cara yang benar yaitu memberi mereka gayung tanpa dasar." kata Enbi "Tidaklah mungkin mengalahkan ataupun menghalangi Youkai yang mematikan dengan cara biasa. Yang bisa kamu lakukan adalah memastikan proses membunuh mereka tidak akan berhasil supaya terhindar dari bahaya."

Tetapi ada sesuatu yang menurutku aneh.

Paket yang dibuat Pulau Zashou adalah untuk membuat mayat yang menyusahkan agar hilang seluruhnya.

Ya, seluruhnya.

"Membuang mayat ke laut tidak menghilangkan bukti kejahatan. Walaupun tubuhnya tidak ditemukan, itu tetap saja dihitung pembunuhan. Jika semua yang dibutuhkan untuk membuktikan pembunuhan sudah terkumpul, keputusan bisa dibuat."

Contohnya, noda darah bisa ditemukan.

Atau tong besi ditemukan dengan bukti mayat manusia yang terbakar didalamnya.

Sekecil apapun buktinya sudah cukup, jadi Funa Yuurei belum bisa disebut Paket.

Lagipula...

"Jika kita ditembaki dengan senapan disini, paling tidak, darah dan potongan kulit akan tercecer kemana-mana. Tidak mungkin mereka bisa membersihkan itu semua. Aku belum melihat bagaimana metode ini membuat korbannya 'menghilang'."

"Kita tidak sedang berhadapan dengan Youkai dari jaman Edo." Mystery freak mendesah. "Jika Funa Yuurei digunakan sebagai kejahatan moderen didalam Paket. Aku pikir mereka bukan lagi sesuatu yang menenggelamkan kapal dengan gayung. Simbolnya akan dirubah menjadi suatu kondisi yang sesuai dengan orang-orang dari Pulau Zashou."

"Kalau dipikir lagi, Shinobu keponakanku berkata dia bertemu dengan Yuki Onna yang kondisinya telah disatukan dengan persetujuan penggunaan fasilitas."

"Kakakku pasti lebih mengerti ini semua daripada aku."

"...Bisa dibilang dia itu adalah Youkai itu sendiri."

Jangan membawa-bawa wanita yang bahkan PSIA saja terlalu ketakutan untuk mengawasinya. Berpikir tentang kekuatan yang tidak kamu punyai adalah tanda kamu berhenti untuk mencari solusi yang tepat.

"Jadi susunan modern dari Funa Yuurei ini melibatkan para penduduk gila itu dengan senapan."

Sembari berkata seperti itu, aku mengambil pistolku.

Pistol ini hanyalah model yang diberikan kepada polisi. Hanya digunakan untuk peringatan bukan untuk menyakiti bahkan membunuh. Lubangnya dapat berisi 6 peluru, tapi aku hanya punya 5.

Walaupun begitu, ini hanyalah senjata terakhir yang tersedia.

Entah akan kutembakan atau tidak, tetapi menggenggamnya menghilangkan rasa gugupku apalagi berada di pekerjaan yang buntu ini.

"...Bagaimanapun juga, kita tidak bisa pergi tanpa mencuri kapal memancing mereka."

"Dermaga pemancingan adalah markas besar untuk orang-orang dari Pulau Zashou, kan? Dan juga..."

"Kau ingin tahu apakah aman jika pergi dengan kapal ditengah badai seperti ini, kan? Sejujurnya, aku tidak yakin. Tapi mungkin masih lebih baik daripada menetap di pulau yang gila ini."

Tiba-tiba aku berhenti bicara.

Ini karena ada rasa lembek yang ada dibawah kakiku. Dan juga, aku mencium bau tidak enak, bau yang agak berbeda dari besi dan membuat perih hidungku.

Aku bersikeras tidak ingin melihat kebawah.

Aku merasa aku salah memahami sesuatu.

Ini perasaan yang sama ketika melihat makanan kamu makan dan sudah dipuji enak.

"Ap-..."

Mystery freak ingin mengatakan sesuatu, tetapi berhenti.

Dia tertelan.

Itulah yang kurasakan. Enbi hanya beberapa langkah dariku dan tertelan oleh sesuatu. Dan dalam beberapa detik, hal yang sama akan terjadi padaku. Yang satu sudah tertelan dan yang satunya hampir tertelan. Itulah perbedaan kami.

Dan kemudian aku melihat kebawah.

Aku akhirnya tahu apa yang aku injak.

Aku akhirnya menemukan mereka.

Para mayat.

Dan bukan hanya satu mayat.

Mayat-mayat manusia ini sudah mengurai, tidak berwarna, dan sudah kehilangan bentuk asli tubuhnya.

Mereka semua bercampur sampai tidak tahu lagi berapa banyak mayat yang ada disitu.

Zashiki v01 165.jpg

Aku tidak peduli pada situasi yang sekarang dan berteriak sekencang-kencangnya. Aku mencoba menyingkirkan substansi yang lengket dan seperti lumpur itu dari kakiku, tapi kemudian aku sadar itu percuma. Aku tidak punya lagi tempat untuk berpijak. Aku merasa seperti menginjak kardus basah dan menarikku kedalamnya.

Aku dikelilingi oleh mayat-mayat.

Aku tidak percaya tidak melihatnya sampai saat ini.

Atau mungkin mereka dibuat tidak terlihat.

Mungkin kami dapat melihatnya karena kami yang akan dibunuh.

"Funa Yuurei dikatakan menenggelamkan kapal dan membunuh semua diatasnya, tetapi itu juga masih belum jelas kebenarannya," kata mystery freak dengan wajah pucat. "Mungkin lebih akurat, orang-orang 'menghilang' saat 'diatas kapal'. Karena mereka tidak ditemukan lagi, mereka disangka mati atau tenggelam."

Mereka tidak menyembunyikan mayat-mayat itu.

Mereka membuatnya tidak terlihat.

Diatas pulau.

Diatas Pulau Zashou.

Tidak.

Jika yang dikatakan mystery freak benar, maka...

"Tempat ini adalah...kapal?"

Aku tercengang, tetapi dengan cepat aku menggerakan bibirku. Aku tahu aku tidak bisa berhenti berpikir, tapi aku merasakan pikiranku menghilang dari kepalaku.

"Apa mereka membuat Pulau Zashou ini menjadi sebuah kapal Funa Yuurei!?"

Youkai yang membuat seseorang menghilang dari kapal.

Jika Pulau Zashou disamakan menjadi kapal, mereka bisa dengan mudah membuat pembunuhan di atas pulau menjadi hilang.

Ya.

Itu dia.

"Funa Yuurei adalah kumpulan dari tangan-tangan dalam jumlah besar. Itulah sebenarnya apa yang mengejar kita! Dan Funa Yuurei membunuh dengan gayung. Mereka tidak melakukannya dengan tangan kosong. Karena mereka menggunakan senjata yang dibuat oleh manusia..."

"Tidak bagus... Senapan mereka!!"

Beberapa simbol tidak mengenakkan bergabung menjadi satu.

Cahaya dari senter datang kearah kami.

Suara langkah kaki terdengar jelas walaupun didalam guyuran hujan yang deras.

Aku ingin lari, tapi kakiku menolak untuk bergerak.

Kami terkepung.

Ini seperti dikepung oleh tangan yang jumlahnya tak terhingga ditengah lautan kelam dengan kapal memancing yang kecil.

Selama kita masih berada diatas "kapal" yang bernama Pulau Zashou, kita tidak bisa lari dari orang-orang yang disamakan seperti Funa Yuurei itu.

Aku dengan cepat mengoperasikan pistolku.

Hanya inilah yang bisa kulakukan.

Beberapa saat kemudian, suara dari senapan yang ditembakkan pun terdengar.

Bagian 11 (Orang ke-3)[edit]

Suara tembakan ditemani oleh rekoil di bahu.

Ketika tembakan dari senapan mengenai paha detektif, dia terjatuh ketanah yang basah seakan-akan kakinya disapu dari bawah. Laki-laki itu mengerang saat terjatuh diatas tumpukan mayat yang sudah menjadi hijau dan abu-abu.

Kurokawa, pimpinan dari koperasi nelayan dan yang memimpin penduduk dari Desa Intelektual di Pulau Zashou, tidak mengenal ampun. Dia melihat detektif itu menggunakan pistolnya, jadi dia dengan cepat menarik pelatuknya. Dia mencoba menembak sebisanya daripada mengincar tempat yang vital.

Hal itu membuat detektif itu melakukan yang ia inginkan. Dia menjatuhkan pistolnya. Selosong pelurunya hanya untuk menembak burung, jadi tidak akan menghancurkan kakinya dalam jarak sedekat itu.

15 orang berkumpul di rumpun bambu dengan Kurokawa berada ditengah.

"Hubungi kelompok Tasaki dan Inoue. Kita tidak perlu menyebar lebih jauh."

Dengan instruksi dari Kurokawa, dua laki-laki yang lebih muda berbicara di radio masing-masing.

Kurokawa dan lainnya sudah memutus sambungan telepon dan lainnya.

Kurokawa mendengar suara hembusan napas.

Dan itu datang dari detektif yang sudah tertembak.

Gadis disebelahnya tidak terluka, tetapi sepertinya dia sangat shock ketika melihat detektif itu tertembak. Lagipula, jika dia menyerang, dia akan ditahan menggunakan senapan.

Satu dari dua laki-laki muda yang berbicara dengan rekannya sesama penduduk di pulau dengan radio bertanya pada Kurokawa.

"Apa yang akan kita lakukan sekarang?"

"Untuk amannya, pastikan tidak ada yang tersisa. Walaupun ada, aku tidak yakin mereka bisa meninggalkan pulau. Tetap saja, kita butuh kepastian berapa orang yang harus kita minta pergi." Kurokawa melihat sekitar. "Kita hanya butuh satu orang untuk bertanya tentang situasinya. Kita butuh informasi yang mendetail, dan yang satu ini sepertinya terlalu lemah. Kita akan kembali hanya dengan yang kita perlukan saja."

Siapa yang akan selamat?

Siapa yang akan ditembaki dengan puluhan peluru ketika dikelilingi mayat yang sudah membusuk.

Siapa yang akan dibawa ke tempat aneh dan tubuhnya dihancurkan saat masih sadar hanya untuk memuaskan para penduduk dengan jawabannya?

"..."

Ketika masih terjatuh ditanah, detektif itu menggerakan tangan kanannya.

Kurokawa menarik pelatuknya tanpa pikir panjang.

Pelurunya mengenai bagian antara pergelangan tangan dan sikut detektif itu. Darah memercik ke udara.

"Gyaaaaaahhhh!! Gyaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhh!!"

Walaupun dia berteriak dan kesakitan, si detektif tetap merangkak melalui daging yang membusuk menuju pistolnya. Kurokawa mengerutkan dahi. Biasanya, orang akan mengangkat tangannya dan menyerah. Walaupun kematian mendekat, manusia akan menyerah jika diberi sakit yang nyata.

Ada sesuatu lagi disitu.

Pergerakan laki-laki itu sangat lambat. Dengan kakinya tertembak, dia tidak akan bisa lari dari laras senapan. Kurokawa dapat membidiknya di kepala atau dada.

Tangan detektif itu mencapai pistol.

Tetapi, Kurokawa sudah membidik dengan senapannya, jadi dia pasti lebih cepat dibandingkan detektif yang merangkak di tanah dan baru saja mendapatkan pistolnya.

Kurokawa dapat membunuhnya.

Saat dia menggerakan jari ke pelatuknya, sesuatu yang aneh terjadi.

Detektif itu tidak menembakkan pistolnya. Dia dengan lemahnya hanya melemparkan besi itu.

Disaat yang sama, Kurokawa tanpa bicara apa-apa menembakkan senapannya.

Dengan suara yang keras, tembakan itu mengenai muka si detektif.

"...Apa-apaan itu tadi." Gumam Kurokawa saat melihat detektif yang berguling terkena ledakan dan akhirnya berhenti bergerak.

Dia sepertinya ingin melakukan sesuatu, tetapi akhirnya gagal.

Yang pasti, si detektif sudah mati.

Saat Kurokawa akan menyuruh anak buahnya membawa gadis itu pergi bersama mereka, dia menyadari sesuatu.

Ada sesuatu yang ganjil.

Ada sesuatu yang aneh.

Ada sesuatu yang hilang.

Dia melihat kearah gadis kecil yang ia pegang tangannya itu.

Akhirnya dia tahu apa yang aneh.

"Kenapa kamu tidak berteriak?" dia bertanya. "Kamu sangat shock ketika si detektif itu ditembak kakinya. Dia sudah tertembak di wajahnya. Itu mengakhiri ini semua. Jadi mengapa kamu lebih tenang sekarang!?"

Gadis itu tidak shock sekali sampai hilang ekspresi wajahnya.

Gadis itu melihat Kurokawa dengan ekspresi sangat tenang.

Hal itu sangat menakutkan sampai-sampai Kurokawa merasa tidak tenang.

Akhirnya bibir pucat gadis itu mulai terbuka untuk berbicara.

"Karena dia tepat pada waktunya."

Kurokawa tidak dapat bertanya apa maksud gadis itu.

Detektif yang seharusnya sudah tertembak mati oleh Kurokawa berdiri diatas mayat-mayat yang membusuk.

Untuk sesaat, emosi Kurokawa dikalahkan oleh kekosongan. Pikirannya tidak bisa mengikuti apa yang terjadi. Tidak mungkin seorang pria yang wajahnya sudah dihancurkan berdiri lagi. Dan sekarang, wajahnya tidak terluka sedikitpun. Hal ini bukan sesimpel tembakannya tidak tepat sasaran. Kurokawa jelas-jelas melihat tembakannya mengenai wajah detektif itu. Dan sekarang...

"...Tadi itu hampir saja." Detektif itu meludah sambil menyeringai melihat kotoran menjijikan yang mengenai jas-nya. "Ternyata tidak cukup hanya dengan lepas dari tanganku. Jika aku tidak melakukannya dengan kemauanku sendiri, hal itu tidak akan mendapatkan efek yang diinginkan."

"A-Apa...? Apa yang kamu bicarakan!?"

"Aku berbicara tentang Funa Yuurei," Jawab si detektif.

Tetapi, Kurokawa tidak benar-benar mencari jawaban. Senyum tenang di wajah si detektif sangatlah menakutkan, dan Kurokawa menarik pelatuk senapannya sekali lagi.

Sesuatu yang ganjil terjadi lagi.

Senjatanya masih punya peluru, tapi tidak ada yang terjadi ketika dia menarik pelatuknya.

"Pulau Zashou disamakan seperti kapal, penduduk pulau ini Funa Yuurei, dan senapan kalian adalah gayungnya, kan? Dengan persiapan seperti itu, tidak mungkin mengalahkan kalian dengan cara yang biasa. Lagipula, kalian sudah menghancurkan organisasi kriminal besar dan sekelompok polisi."

"Tembak, tembak!! Apa yang kalian lakukan!? Jangan biarkan dia bicara!!"

Kurokawa berteriak pada anak buahnya, tapi dia tidak mendapat jawaban. Kurokawa tahu apa sebabnya. Sepertinya, hal yang sama terjadi pada senapan mereka.

Senapan itu tidak akan bisa ditembakkan.

Perubahan yang simpel tetapi sangat efektif.

"Tetapi ada jalan keluar." Si detektif melanjutkan bicaranya selagi Kurokawa berteriak-teriak seakan-akan membuat detektif itu berhenti berbicara dan semua yang terjadi ini juga berhenti. "Menurut cerita, kamu akan diselamatkan jika memberikan gayung tanpa dasar kepada Funa Yuurei. Di Pulau Zashou, senapan menggantikan gayung, kan? Kalau begitu, kamu bisa melakukan ini untuk menggantikan tempat jimat pelindung!!"

Si detektif mengambil peluru kuningan untuk pistol dari saku jasnya.

Dia punya 5 peluru di tangannya.

Kurokawa mungkin tidak tahu, tapi itu semua adalah peluru yang tersisa dari pistolnya.

"Pistol tanpa peluru. Gayung yang tidak bisa digunakan. Memberikan itu kepada Funa Yuurei akan menyelamatkan semua yang ada diatas kapal!!"

Itulah mengapa senapan-senapan itu tidak berfungsi.

Kurokawa membuang "gayung"-nya.

Dia tidak peduli jika tidak bisa menggunakan senjata apapun. Seperti ingin menyelesaikan masalah dengan cara primitif, dia mencoba menerjang detektif yang sudah tertembak dua kali itu.

Tapi dia tidak bisa.

Kurokawa terhalang setengah jalan dari detektif seakan-akan ada tembok tembus pandang yang menghalangi. Dia jatuh di tumpukan mayat yang membusuk.

"Kamu tidak akan bisa melakukannya," kata si gadis. "Mungkin bisa saja jika kamu menenggelamkan kapalnya dari awal. Tetapi kami sudah memberikanmu 'gayung tanpa dasar'. Sekarang kami sudah memberikan 'jimat pelindung' dengan cara yang benar, maka yang naik diatas perahu ini akan selamat. Jadi kami tidak akan bisa dibunuh walaupun kalian mencoba melakukan sesuatu yang buruk terhadap kami. ...Sekali kami memberikan 'gayung tanpa dasar', Funa Yuurei akan lupa jika mereka punya kekuatan untuk menenggelamkan kapal dengan tangan kosong."

Perjudian yang detektif dan gadis itu lakukan adalah apakah mereka bisa memberikan pistol itu ke Kurokawa atau yang lainnya.

Dan mereka berhasil.

Sekarang, Funa Yuurei menjadi penghalang bagi para penduduk.

Walaupun mengetahui itu, para penduduk tidak dapat menyingkirkan Paket itu.

Youkai bukanlah alat.

Membuat Paket tidak lebih dari dengan sengaja mengaktifkan efek dari Youkai untuk sebuah tujuan akhir. Funa Yuurei tidak tunduk kepada para penduduk.

Para penduduk mempersiapkan Funa Yuurei agar bisa mereka manfaatkan, tetapi detektif dan gadis itu sudah merubahnya.

Hal itu seperti pihak yang diatas angin dalam permainan catur dikalahkan dalam satu kali giliran. Tetapi kamu tidak bisa membalikkan papan permainannya karena marah.

Saat bersandar di pundak si gadis, detektif itu berbisik pada gadis itu.

"...Bagaimana kalau kita pergi dari sini?"

"Kedengarannya bagus juga."

"Aku hanya punya beberapa borgol dan aku tidak tahu dimana mencari tali atau yang bisa mengikat mereka semua. Tapi jika kami kembali nanti, kami akan mempersiapkan surat perintah dan tindakan pencegahan untuk Paket ini. Mungkin pasukan anti huru-hara juga. Kita harus mengambil salah satu kapal memancing mereka, tetapi itu lebih baik daripada tinggal dipulau yang dipenuhi mayat ini."

Mereka tidak bisa dihentikan.

Mereka tidak bisa dihentikan.

Mereka tidak bisa dihentikan.

Sekali perintah, Kurokawa bisa menggerakkan 400 sampai 500 orang untuk mengenghentikan musuh, tetapi dia tidak bisa menghentikan dua orang ini.

Dan...

Jika dua orang itu meninggalkan pulau, semua kejelekkan akan terlihat dan hanya kehancuran yang menanti mereka.

Padahal, dari awal rencana mereka adalah "membuat mereka pergi".

Bagian 12 (Orang ke-3)[edit]

Dan sekarang para orang luar itu telah pergi.

Kurokawa dan lainnya masih di pulau untuk melakukan sesuatu. Mereka tidak bisa membiarkan mereka ditangkap. Tidak ada yang bisa menyelamatkan mereka jika hal itu terjadi. Setelah membunuh banyak orang dan mayatnya tersebar diseluruh pulau, tidak mungkin mereka selamat dari penghakiman. Hukuman mati akan menanti mereka.

Mereka hanya mempunyai beberapa pilihan untuk melindungi diri mereka sendiri.

Orang-orang dalam jumlah yang banyak akan datang ke Pulau Zashou.

Tatanan di pulau ini akan hancur sampai ke tahap yang tidak bisa dibayangkan. Semua akan dihancurkan. Mereka bisa memprediksi itu semua. Ombak yang sangat besar akan menghancurkan masyarakat di Pulau Zashou ini tanpa menghancurkan desanya.

Kalau begitu, Kurokawa dan lainnya tidak punya pilihan lain selain "membuat mereka semua pergi".

Kali ini, mereka akan menggunakan yang bisa mereka gunakan.

"Pa-Paketnya! Kita harus memasang lagi Paketnya!! Kita harus membuatnya lebih kuat!!" Kurokawa meneriakkan instruksi kepada para penduduk. "Entah itu organisasi kriminal besar atau polisi, mereka harus datang ke pulau ini untuk menyerang kita. Kalau begitu, kita akan menyingkirkan mereka begitu menginjakkan kaki ke pulau ini. Tidak peduli kita harus membunuh ratusan atau bahkan ribuan!! Kita akan menghancurkan siapapun yang menghalangi jalan kita!! Hanya itulah cara Pulau Zashou untuk tetap bertahan!!"

Kebanyakan barang sehari-hari yang ada di Desa Intelektual dipesan lewat telepon atau internet, jadi pulau utama bisa memberikan tekanan eksternal kepada Pulau Zashou jika ingin menghancurkannya. Tetapi, Kurokawa dan lainnya hanya fokus ke ancaman yang datang lebih awal dan pikiran itu tidak terlintas dalam benak mereka.

Dan ada sesuatu lagi yang tidak terlintas di pikiran mereka.

Namanya adalah, kemungkinan adanya sesuatu yang lebih mengerikan yang menunggu mereka sebelum "ancaman yang datang lebih awal" itu datang.

"Hai," terdengar suara seorang wanita.

Detail dari penampilannya sangat tidak jelas. Kurokawa tidak bisa melihat dengan jelas bentuk wajahnya.

Hal ini karena dia terlalu dekat dengan Kurokawa. Dia hanya bisa mengetahui bahwa dia wanita karena jaraknya sangat dekat bahkan hidung mereka hampir bersentuhan.

Kurokawa bahkan tidak bisa membayangkan cara wanita itu untuk bisa sedekat ini dengannya.

Hal selanjutnya yang ia sadari adalah tidak ada suara apapun.

Penduduk yang lainnya berlarian kesana kemari membuat keributan. Kurokawa sudah menginstrusikan tentang bagaimana memasang kembali Paket Funa Yuurei. Semuanya sudah menghilang. Yang tersisa hanyalah tanda bahaya yang berdengung ditelinganya.

Jika dia menggerakan sedikit saja kepalanya kesamping, dia akan mengetahui apa yang terjadi.

Tetapi dia tidak bisa.

Dia tidak mencobanya.

Dia tidak punya pikiran kejadian menakutkan apa yang akan terjadi jika dia mengalihkan perhatiannya dari wanita itu. Jadinya, Kurokawa tidak dapat menggerakkan bola matanya apalagi kepalanya. Dia serasa terkena sleep paralysis.

"Mungkin aku agak keterlaluan disini. Yah, jika insiden ini dapat ditangani dengan hukum, mungkin hukumannya akan cukup. Tetapi kalian lebih jauh dari itu, jadi hukumannya harus melebihi hukum yang berlaku."

"A-apa...?" Kurokawa merasakan tenggorokannya menjadi kering. "Ka-kamu bukan dari polisi... Apakah kamu berasal dari organisasi krimi-...?"

"Jangan samakan aku dengan mereka."

Suaranya tidak terlalu keras atau terlalu tinggi. Kata-katanya sangat lemah lembut dan lancar. Tetapi, ada sesuatu di suara wanita itu yang membuat Kurokawa terdiam.

"Sejujurnya, tidaklah penting siapa aku. Tapi jika kamu ingin menyianyiakan waktu bertanyamu yang berharga dengan hal itu, akan kujawab."

Wanita itu mengangkat jari telunjuknya.

"Petunjuk 1: Aku adalah seseorang yang tidak ingin jumlah kalian bertambah, tapi aku tidak menentang kekuatan Youkai."

Dia mengangkat jari tengahnya.

"Petunjuk 2: Ada beberapa Youkai yang bila kamu melihatnya, kamu akan langsung mati."

Dia mengangkat jari manisnya.

"Petunjuk 3: Apakah kamu pernah mendengar tentang Hyakki Yakou?"




Seminggu kemudian, badai topan berhenti menerjang Pulau Zashou. Anggota dari Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo datang ke pulau bersama pasukan anti huru-hara. Mereka menemukan banyak sekali mayat tetapi tidak menemukan satupun pelaku.

Mereka bisa saja berasumsi jika pelaku-pelaku tersebut lari, tapi perahu-perahunya masih tertambat di dermaga.

Dan...

Ada yang penyelidik tidak ketahui dari banyaknya mayat yang bisa menghabiskan waktu bulanan untuk mengidentifikasi semuanya.

Ya.

Ada kemungkinan mayat dari para penduduk bercampur dengan mayat-mayat lain yang sudah membusuk.

Catatan[edit]

  1. Walaupun istilah yang sering digunakan adalah pengasingan, kadang juga disebut "hukuman mengambang"
  2. Nure Onna berarti "wanita yang basah"
  3. Zashou mengarah pada kapal yang kandas.
Kembali ke Bab 1 Halaman Utama Halaman Utama Teruskan ke Bab 3